Anda di halaman 1dari 2

Keutamaan Luar Biasa Shohibul Qur'an

 11 Mei, 2009
 Kategori: Amalan
 Dilihat: 4

Alhamdulillah wa shalaatu wa salaamu ala Rosulillah wa ala alihi wa shohbihi ajmain.


Berikut adalah beberapa keutamaan bagi orang yang mengkaji,
memahami, merenungkan dan menghafalkan Al Quran. [1] Mendapat
Syafaat di Hari Kiamat Dari Abu Umamah Al Bahiliy, (beliau berkata),
“Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
َ‫ا ْق َر ُءوا ْالقُرْ آنَ فَإِنَّهُ يَأْتِى يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة َشفِيعًا ألَصْ َحابِ ِه ا ْق َر ُءوا ال َّز ْه َرا َو ْي ِن ْالبَقَ َرةَ َوسُو َرةَ آ ِل ِع ْم َران‬
َّ ‫ص َو‬
‫اف‬ َ ‫َان أَوْ َكأَنَّهُ َما فِرْ قَا ِن ِم ْن طَي ٍْر‬ ِ َ‫فَإِنَّهُ َما تَأْتِي‬
ِ ‫ان يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة َكأَنَّهُ َما َغ َما َمتَا ِن أَوْ َكأَنَّهُ َما َغيَايَت‬
ُ‫“ تُ َحاجَّا ِن ع َْن أَصْ َحابِ ِه َما ا ْق َر ُءوا سُو َرةَ ْالبَقَ َر ِة فَإ ِ َّن أَ ْخ َذهَا بَ َر َكةٌ َوتَرْ َكهَا َح ْس َرةٌ َوالَ تَ ْست َِطي ُعهَا ْالبَطَلَة‬Bacalah Al Qur’an
karena Al Qur’an akan datang pada hari kiamat nanti sebagai syafi’ (pemberi syafa’at) bagi
yang membacanya. Bacalah Az Zahrowain (dua surat cahaya) yaitu surat Al Baqarah dan
Ali Imran karena keduanya datang pada hari kiamat nanti seperti dua awan atau seperti dua
cahaya sinar matahari atau seperti dua ekor burung yang membentangkan sayapnya
(bersambung satu dengan yang lainnya), keduanya akan menjadi pembela bagi yang rajin
membaca dua surat tersebut. Bacalah pula surat Al Baqarah. Mengambil surat tersebut adalah
suatu keberkahan dan meninggalkannya akan mendapat penyesalan. Para tukang sihir tidak
mungkin menghafalnya.” (HR. Muslim no. 1910. Lihat penjelasan hadits ini secara lengkap
di At Taisir bi Syarhi Al Jami’ Ash Shogir, Al Munawi, 1/388, Asy Syamilah)
[2] Permisalan Orang yang Membaca Al Quran dan Mengamalkannya Dari Abu Musa
Al Asy’ariy, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
‫ َو ْال ُم ْؤ ِمنُ الَّ ِذى الَ يَ ْق َرأُ ْالقُرْ آنَ َويَ ْع َم ُل بِ ِه َكالتَّ ْم َر ِة‬، ٌ‫ طَ ْع ُمهَا طَيِّبٌ َو ِري ُحهَا طَيِّب‬، ‫ْال ُم ْؤ ِمنُ الَّ ِذى يَ ْق َرأُ ْالقُرْ آنَ َويَ ْع َم ُل بِ ِه َكاألُ ْت ُر َّج ِة‬
َ‫ق الَّ ِذى ال‬ ِ ِ‫ َو َمثَ ُل ْال ُمنَاف‬، ‫ ِري ُحهَا طَيِّبٌ َوطَ ْع ُمهَا ُم ٌّر‬، ‫ق الَّ ِذى يَ ْق َرأُ ْالقُرْ آنَ َكال َّر ْي َحانَ ِة‬ ِ ِ‫ َو َمثَ ُل ْال ُمنَاف‬، ‫يح لَهَا‬ َ ‫ طَ ْع ُمهَا طَيِّبٌ َوالَ ِر‬،
ٌ َ َ َ َ ْ ْ ُ ْ ُ ْ
ٌّ‫ َو ِري ُحهَا ُمر‬- ‫ أوْ َخبِيث‬- ‫ ط ْع ُمهَا ُم ٌّر‬، ‫“ يَق َرأ القرْ آنَ َكال َحنظل ِة‬Permisalan orang yang membaca Al Qur’an
dan mengamalkannya adalah bagaikan buah utrujah, rasa dan baunya enak. Orang mukmin
yang tidak membaca Al Qur’an dan mengamalkannya adalah bagaikan buah kurma, rasanya
enak namun tidak beraroma. Orang munafik yang membaca Al Qur’an adalah bagaikan
royhanah, baunya menyenangkan namun rasanya pahit. Dan orang munafik yang tidak
membaca Al Qur’an bagaikan hanzholah, rasa dan baunya pahit dan tidak enak.” (HR.
Bukhari no. 5059)
[3] Keutamaan Memiliki Hafalan Al Qur’an Dari Abdullah bin ‘Amr, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ْ
‫آخ ِر آيَ ٍة تَ ْق َر ُؤهَا‬ ِ ‫ك ِع ْن َد‬ ِ ‫ب ْالقُرْ آ ِن ا ْق َرأ َوارْ ت‬
َ َ‫َق َو َرتِّلْ َك َما ُك ْنتَ تُ َرتِّ ُل فِى ال ُّد ْنيَا فَإ ِ َّن َم ْن ِزل‬ ِ ‫صا ِح‬ َ ِ‫“ يُقَا ُل ل‬Dikatakan kepada
orang yang membaca (menghafalkan) Al Qur’an nanti : ‘Bacalah dan naiklah serta tartillah
sebagaimana engkau di dunia mentartilnya. Karena kedudukanmu adalah pada akhir ayat
yang engkau baca (hafal).” (HR. Abu Daud no. 1464 dan Tirmidzi no. 2914. Syaikh Al
Albani dalam As Silsilah Ash Shohihah no. 2240 mengatakan bahwa hadits ini shohih)
Yang dimaksudkan dengan ‘membaca’ dalam hadits ini adalah menghafalkan Al Qur’an.
Perhatikanlah perkataan Syaikh Al Albani berikut dalam As Silsilah Ash Shohihah no. 2440.
“Ketahuilah bahwa yang dimaksudkan dengan shohibul qur’an (orang yang membaca Al
Qur’an) di sini adalah orang yang menghafalkannya dari hati sanubari. Sebagaimana hal ini
ditafsirkan berdasarkan sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam yang lain, ‘Suatu kaum
akan dipimpin oleh orang yang paling menghafal Kitabullah (Al Qur’an).’ Kedudukan
yang bertingkat-tingkat di surga nanti tergantung dari banyaknya hafalan seseorang di dunia
dan bukan tergantung pada banyak bacaannya saat ini, sebagaimana hal ini banyak
disalahpahami banyak orang. Inilah keutamaan yang nampak bagi seorang yang
menghafalkan Al Qur’an, namun dengan syarat hal ini dilakukan untuk mengharap wajah
Allah semata dan bukan untuk mengharapkan dunia, dirham dan dinar. Ingatlah, Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, ‫“ أَ ْكثَ َر ُمنَافِقِي أُ َّمتِي قُرَّا ُؤهَا‬Kebanyakan orang
munafik di tengah-tengah umatku adalah qurro’uha (yang menghafalkan Al Qur’an dengan
niat yang jelek).” (HR. Ahmad, sanadnya hasan sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Syu’aib
Al Arnauth).” [Makna qurro’uha di sini adalah salah satu makna yang disebutkan oleh Al
Manawi dalam Faidhul Qodir Syarh Al Jami’ Ash Shogir, 2/102 (Maktabah Syamilah)]
[4] Keutamaan Mengulangi Hafalan Al Quran Dari Abdullah bin ‘Umar, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫ت‬ْ َ‫طلَقَهَا َذهَب‬ ْ َ‫ب ْالقُرْ آ ِن َك َمثَ ِل ا ِإلبِ ِل ْال ُم َعقَّلَ ِة إِ ْن عَاهَ َد َعلَ ْيهَا أَ ْم َس َكهَا َوإِ ْن أ‬ َ ‫“ إِنَّ َما َمثَ ُل‬Sesungguhnya orang yang
ِ ‫صا ِح‬
menghafalkan Al Qur’an adalah bagaikan unta yang diikat. Jika diikat, unta itu tidak akan
lari. Dan apabila dibiarkan tanpa diikat, maka dia akan pergi.” (HR. Bukhari no. 5031 dan
Muslim no. 789).
Dalam riwayat Muslim yang lain terdapat tambahan,
ِ َ‫آن فَقَ َرأَهُ بِاللَّ ْي ِل َوالنَّه‬
ُ‫ار َذ َك َرهُ َوإِ َذا لَ ْم يَقُ ْم بِ ِه ن َِسيَه‬ ِ ْ‫صا ِحبُ ْالقُر‬ َ ‫” َوإِ َذا قَا َم‬Apabila orang yang menghafal Al
Qur’an membacanya di waktu malam dan siang hari, dia akan mengingatnya. Namun jika dia
tidak melakukan demikian, maka dia akan lupa.” (HR. Muslim no. 789)
Al Faqih Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin memiliki kebiasaan menghafal Al
Qur’an di pagi hari sehingga bisa menguatkan hafalannya. Beliau rahimahullah mengatakan,
“Cara yang paling bagus untuk menghafalkan Al Qur’an -menurutku- adalah jika seseorang
pada suatu hari menghafalkan beberapa ayat maka hendaklah dia mengulanginya pada
keesokan paginya. Ini lebih akan banyak menolongnya untuk menguasai apa yang telah dia
hafalkan di hari sebelumnya. Ini juga adalah kebiasaan yang biasa saya lakukan dan
menghasilkan hafalan yang bagus.” (Kitabul ‘Ilmi, hal. 105, Darul Itqon Al Iskandariyah)
Semoga kita termasuk orang yang mendapatkan syafaat melalui amalan Al Quran.
Alhamdulillahilladzi bi nimatihi tatimmush sholihaat. Wa shallallahu ala nabiyyina
Muhammad wa ala alihi wa shohbihi wa sallam. *** Mediu-Jogja, 20 Jumadl Ula 1430 H Al
Faqir Ilallah: Muhammad Abduh Tuasikal

Anda mungkin juga menyukai