Anda di halaman 1dari 7

SAFINAH

10-4-2020

 BILA TIDAK ADA AIR BUAT SHOLAT GUNAKAN YANG LAIN BUAT TAYAMUM.
 TAYAMUM HANYA SEKALI DIGUNAKAN TIDAK BISA DIPERTAHANKAN SEPERTI
WUDHU AIR

A. WAJIB TAYAMUM
 TIDAK ADA AIR
 SAKIT
 AIR DIBUTUHKAN UNTUK MINUM MESKIPUN BISA DIPAKAI UNTUK WUDHU
 ANJING GALAK
 BABI LIAR

1. TIDAK ADA AIR


Air tidak ada dimana mana
2. SAKIT :
a. KALAU KENA AIR MENGAKIBATKAN TAMBAH PARAH SAKIT, TAPI DIA SADAR
WAKTU SHOLAT
b. ADA LUKA DI ANGGOTA BADAN
c. SAKIT YANG MEMADOROTKAN
3. AIR DIBUTUHKAN UNTUK MINUM MESKIPUN BISA DIPAKAI UNTUK WUDHU.
KECUALI BILA ADA AIR WUDHU TAPI ORANG TSB HAUS YANG TIDAK BOLEH
DIKASIH OLEH KITA ADALAH. MAHLUK YANG TIDAK DIMULYAKAN OLEH
SARA/AGAMA:
a. ORANG TINGGAL SHOLAT
b. JINAH MUHSON
 Baligh
 Akal sehat
 Merdeka
 Pernah menikah syah dan berhubungan suami istri
 MURTAD Keluar dari islam
 Jenis murtad/riddah
 Murtad niat
 Murtad ucapan
 Murtad Tindakan
 Murtad keraguan terhadap islam
c. KAFIR MUSUH
 Jenis kufur
 Kufur bodo (tidak mau belajar)/Kufur ingkar/jahli
adalah kekafiran orang yang tidak mengenal Allah dan tidak mengakui-Nya
sama sekali.
 kufur juhudi
Kufur juhud adalah kekafiran orang yang mengenal Allah dengan batinnya, tetapi
tidak mau mengikrarkaZn melalui lisannya. Mereka yang masuk dalam kategori
kufur ini adalah Iblis dan sebagian Yahudi Madinah yang mengenal kerasulan
Nabi Muhammad lalu mengingkarinya seperti keterangan Surat Al-Baqarah ayat
89.
 Kufur hukmi : niat dan uapan dan Tindakan yang menyebabkan kufur
pekerjaan yang menyebabkan kufur, pekerjaan kafir, perbuatan syirik dan sihir
 Kufur inkar/nifak
mengikrarkan Islam secara lisan, tetapi batinnya tidak mengakuinya. Mereka
yang masuk dalam kategori kufur ini adalah sebagian Yahudi Madinah seperti
keterangan Al-Baqarah ayat 8 dan seterusnya.
 Kufur inad
adalah kekafiran orang yang mengenal Allah dengan batinnya, mengakui-Nya
secara lisan, tetapi enggan memeluk agama-Nya. Mereka yang masuk dalam
kategori kufur ini adalah salah satunya adalah Abu Thalib. Abu Thalib pernah
mengatakan, “Aku tahu bahwa agama (yang disampaikan) Muhammad adalah
sebaik-baik agama manusia. Kalau tidak ada hinaan dan menghindari cacian, kau
akan mendapatiku toleran jelas dengan itu.”

Sumber: https://islam.nu.or.id/post/read/117230/empat-jenis-kufur-atau-kafir-
dalam-ahlussunnah-wal-jamaah
Sumber: https://islam.nu.or.id/post/read/117230/empat-jenis-kufur-atau-kafir-
dalam-ahlussunnah-wal-jamaah
Sumber: https://islam.nu.or.id/post/read/117230/empat-jenis-kufur-atau-kafir-
dalam-ahlussunnah-wal-jamaah
4. ANJING GALAK
Jenis anjing
 Anjing galak  sunat dibunuh
 Anjing berburu, jaga rumah  tidak boleh dibunuh
 Anjing pasar  tidak boleh dibunuh ada juga berpendapat boleh dibunuh
 Anjing galak ada manfaatnya  sunah dibunuh
5. BABI LIAR
hewan yang jorok dan haram dimakan dan sunah dibunuh

Boleh tayamum
 Jika tidak mendapati air atau ada air namun tidak cukup untuk bersuci (wudhu atau
mandi
 Jika ada luka atau sakit dan khawatir bila menggunakan air.
 Cuaca yang amat dingin dan menurut sangkaan kuat amat bahaya jika tetap
menggunakan air. Namun dengan syarat, air tersebut tidak mampu dipanaskan walau
dengan membayar atau ia tidak mampu masuk ke dalam kamar mandi.
 Jika air begitu dekat namun tidak bisa menggunakannya karena khawatir padacelakanya
diri, hilangnya harta atau kehormatan.
 Jika air terbatas dan dibutuhkan untuk minum atau kebutuhan mendesak lainnya.
 Jika mampu menggunakan air untuk wudhu atau mandi, akan tetapi khawatir jika
digunakan malah keluar dari waktunya. Ketika itu bertayamum, kemudian shalat dan
shalatnya tidak perlu diulangi.

Bro and sis, klik link lengkapnya yah di sini:


https://remajaislam.com/204-6-sebab-dibolehkan-tayamum.html

B. JENIS BINATANG YANG BOLEH DIBUNUH


1. BINATANG YANG SUNAT DIBUNUH.
a. BURUNG GAGAK  PADA JANGAN NABI SULAIMAN DISURUH RONDA MALAM
TIDAK MENURUT MALAHAN MAKAN BANGKAI
b. BURUNG ALAP – ALAP
c. KALANJENGKING  ADA BISANYA
d. TIKUS  MENGIGITI KAPAL NABI NUH ALAIHI SALAM SAMPAI PUTUS DAN
MENYEBABKAN KEBAKARAN RUMAH NABI NUH KARENA MEMBAWA LAMPU
MINYAK TANAH
e. ANJING GILA
f. LABA – LABA  ADA BISANYA
g. SRIGALA
h. SINGA
i. MANUK GAGAK
j. KUTU, NYAMUK, TUMILA
k. SEMUT, MEMBUNUHNYA JANGAN DI BAKAR
l. CICAK  IKUT NIUP API NABI IBRAHIM SAAT DIBAKAR SEHINGGA LEBIH
BESAR APINYA
 1X PUKUL LANGSUNG MATI : 100 KEBAIKAN
 2X PUKUL LANGSUNG MATI : 70 KEBAIKAN
 3X PUKUL LANGSUNG MATI : 40 KEBAIKAN

2. BINATANG YANG HARAM DIBUNUH.


a. LEBAH  MENGHASIKAN MADU
b. KAPINIS (BURUNG GEREJA)  BURUNG SURGA
c. KATAK DARAT
d. BURUNG KELADI
e. KELELAWAR

3. BINATANG YANG MUDOROT TAPI ADA MANFAATNYA


a. ELANG  BISA DILATIH
b. BURUNG SAKOR

12 – 4 – 2020
Doa tayamum : Nawaitu tayamuma listibahati sholati fardo lilahitaal
Safinah - bag 17: Syarat Tayammum

(‫ص َدهُ َو )فَصْ ٌل‬ ِ ‫ق َو نَحْ ُوهُ َو َأ ْن يَ ْق‬ َ ِ‫ب َو َأ ْن يَ ُكوْ نَ التُّ َرابُ طَا ِهرًا َو َأ ْن اَل يَ ُكوْ نَ ُم ْستَ ْع َماًل َو َأ ْن اَل يُخَال‬
ٌ ‫طهُ َدقِ ْي‬ ٍ ‫ َأ ْن يَ ُكوْ نَ بِتُ َرا‬:ٌ‫ُشرُوْ طُ التَّيَ ُّم ِم َعش ََرة‬
ٍ ْ‫ت َو َأ ْن يَتَيَ َّم َم لِ ُك ِّل فَر‬
‫ض‬ ِ ‫ضرْ بَتَي ِْن َو َأ ْن ي ُِز ْي َل النَّ َجا َسةَ َأ َّواًل َو َأ ْن يَجْ تَ ِه َد فِي ْالقِ ْبلَ ِة قَ ْبلَهُ َو َأ ْن يَ ُكوْ نَ التَّيَ ُّم ُم بَ ْع َد ُد ُخوْ ِل ْال َو ْق‬
َ ِ‫يَ ْم َس َح َوجْ هَهُ َو يَ َد ْي ِه ب‬.
Syarat-syarat tayammum ada 10, yaitu:
1.      Hendaknya bertayammum dengan debu.
2.      debunya suci.
3.      bukan musta’mal/(sudah dipakai)
4.      Hendaknya tidak mencampur debu dengan tepung atau yang lainnya.
5.      Hendaknya menyengaja menggunakan debu.
6.      Mengusap wajah dan kedua tangan dengan dua kali pukulan.
7.      Hendaknya menghilangkan najis terlebih dahulu.
8.      Hendaknya berusaha mencari arah kiblat sebelum bertayammum.
9.      Hendaknya tayaammum dilakukan setelah masuk waktu.
10.  Hendaknya bertayammum untuk setiap shalat fardhu.

Nawaitu tayamuma listibahati sholati fardo lilahitaal


Adapun syarat-syarat sah tayammum ada 10, yaitu:
1. Hendaknya bertayammum dengan debu.
Tayammum hanya sah dengan debu. Jika bukan dengan debu maka tidak sah tayammumnya,
seperti bertayammum dengan pasir.
2. Hendaknya debunya adalah suci
Debu yang digunakan untuk bertayammum adalah debu yang suci. Sehingga tidak sah debu yang
najis (seperti debu yang terbuat dari kotoran hewan) atau debu yang mutanajjis (seperti debu yang
tercampur dengan sesuatu yang najis).
3. Hendaknya debunya tidak musta'mal
Debu yang digunakan untuk bertayammum bukan debu yang musta'mal. Debu musta'mal tetap
dihukumi debu yang suci tetapi tidak bisa digunakan untuk bertayammum.

Debu musta'mal terbagi menjadi 2, yaitu:


a. Debu musta'mal dalam mengangkat hadast, yaitu debu yang menempel pada anggota
tayammum dan yang berjatuhan darinya.
b. Debu musta'mal dalam menghilangkan najis, yaitu debu yang digunakan untuk
mengsucikan najis mugholadhoh pada basuhan terakhir (ke-7). Adapun debu yang
digunakan untuk mensucikan najis mugholadhoh tetapi bukan untuk basuhan yang
terakhir maka debu tersebut adalah najis. Jika debu yang digunakan adalah debu-debu
tersebut maka tayammum tidak sah.
4. Hendaknya debu tidak bercampur dengan tepung atau semisalnya
Debu yang digunakan untuk bertayammum adalah debu yang murni. Tidak sah menggunakan
debu yang bercampur dengan benda lain seperti tepung, semen dll

Permasalahan
Jika debu bercampur dengan air musta'mal (air yang telah digunakan untuk membasuh basuhan
wajib seperti membasuh muka pertama kali ketika wudhu) kemudian kering, maka debu tersebut
tetap bisa digunakan untuk bertayammum.

5.      Hendaknya menyengaja pada debu



wajib untuk memindah debu dari tempatnya secara sengaja ke wajah dan tangan, baik
yang memindah debu adalah dirinya sendii, orang lain, anak kecil maupun orang kafir
tetapi harus dengan ijin dari orang yang bertayammum.
Jika debu berterbangan sehingga menempel pada muka dan tangannya, kemudian diusap-usapkan
dengan niat untuk bertayammum, maka tayammum tidak sah. Hal ini dikarenakan tidak adanya
kesengajaan dalam memindah debu ke anggota tayammum.

6.      Hendaknya mengusap wajah dan kedua tangan dengan dua pukulan.


 Pukulan yang dimaksud adalah pukulan dalam mengambil debu. Maka disyaratkan
dengan dua kali pukulan atau tepukan ke debu. Sehingga tidak sah jika hanya dengan satu
tepukan saja, seperti menempelkan kain ke debu satu kali kemudian sebagian kain
digunakan untuk mengusap wajah dan sebagian lain digunakan untuk mengusap tangan.

 Adapun ketika debu berterbangan terbawa angin, kemudian telapak tangan dihadangkan
ke debu tersebut dan digunakan untuk mengusap muka, kemudian melakukan kedua
kalinya dan digunakan untuk mengusap kedua tangan, maka sah tayammumnya. Karena
ada kesengajaan untuk memindah debu dari udara ke tangan dan dilakukan dengan dua
kali.
o Nawaitu istibahati fardi sholati lillahi taala (mau sholat)
o Nawaitu istibahati fardi thowafi lillahi taala (mau tawaf)
o Nawaitu istibahati fardi sholati ala hadal mayiti lillahi taala (mau sholat mayit)
o Nawaitu istibahati mashil mushafi lillahi taala (mau baca kuran)
o Nawaitu istibahati sadjdatitillwah lillahi taala (mau sujud sajdah)

 Dibaca saat mengusap muka

7.      Hendaknya menghilangkan najis terlebih dahulu

Orang yang bertayammum disyaratkan untuk mengjilangkan najis yang menempel di badannya
terlebih dahulu. Meskipun najis tersebut bukan berada di anggota tayammum. Najis yang wajib
dihilangkan adalah najis yang tidak dimaafkan oleh syariat. Adapun najis yang dimaafkan maka
tidak wajib untuk dihilangkan. Najis-najis yang dimaafkan dan yang tidak dimaafkan akan
dibahas dalam BAB Najis.

Hal ini berbeda dengan wudhu (dalam wudhu tidak disyaratkan menghilangkan najis terlebih
dahulu) karena wudhu bertujuan mengangkat hadast. Dan hadast bisa terangkat atau hilang
meskipun tanpa menghilangkan najis. Sedang dalam tayammum wajib menghilangkan najis
terlebih dahulu karena tayammum bertujuan supaya diperbolehkan mengerjakan shalat bukan
untuk mengangkat hadast. Sedang syarat shalat diantaranya adalah bersih dari najis. Sehingga
supaya diperbolehkan untuk tayammum maka disyaratkan untuk menghilangkan najis terlebih
dahulu, supaya diperbolehkan mengerjakan shalat.

Jika bertayammum tanpa menghilangkan najis terlebih dahulu, padahal mampu untuk
menghilangkannya, maka tayammumnya tidak sah. Tetapi ketika tidak bisa menghilangkan najis
terlebih dahulu (seperti tidak ada air untuk menghilangkan najis), maka tayammum yang
dilakukan sah dan wajib mengqodho’ shalatnya.

8.      Hendaknya berusaha mencari arah kiblat sebelum tayammum

Ketika hendak bertayammum, maka disyaratkan untuk berusaha mencari arah kiblat terlebih
dahulu. Tetapi jika telah mengetahui arah kiblat sebelumnya, seperti bertayammum di sebelah
masjid, maka tidak perlu untuk mencari arah kiblat lagi.
Namun sebagian ulama, seperti Imam Romli dan Assyarqowi berkata, tidak disyaratkan untuk
mencari kiblat sebelum tayammum. Sehingga sah tayammum meski sebelum mencari arah kiblat.

9.      Hendaknya tayammum dilakukan setelah masuknya waktu shalat


Tayammum yang dilakukan harus benar-benar yakin setelah masuk waktu shalat yang ingin
dikerjakan. Karena tayammum adalah thaharah yang darurat.

Masuknya waktu shalat berbeda-beda pada setiap shalat yang akan dikerjakan. Perinciannya
adalah sebagai berikut. 
a. Ketika ingin mengerjakan shalat fardhu, maka tayammum harus dikerjakan setelah masuk waktu
fardhu. 
b. Ketika ingin mengerjakan shalat jenazah, maka tayammum harus dilakukan setelah mayit
dimandikan.
c. Ketika ingin mengerjakan shalat sunnah yang memiliki waktu, maka tayammum harus dilakukan
setelah masuk waktunya. Seperti ketika ingin melaksanakan shalat dhuha, maka harus
bertayammum setelah masuk waktu shalat dhuha. 
d. Ketika ingin mengerjakan shalat sunnah yang disunnahkan karena sebab tertentu, maka
tayammum harus dilakukan ketika telah tiba waktu diperbolehkan mengerjakan shalat tersebut.
Seperti ketika hendak mengerjakan shalat tahiyatul masji, maka tayammum harus dikerjakan
setelah masuk masjid. 
e. Ketika ingin mengerjakan shalat sunnah mutlak, maka bertayammum kapan saja selain di waktu
dilarang mengerjakan shalat-shalat tersebut, seperti setelah shalat ashar.

10.  Hendaknya bertayammum untuk setiap fardhu


Seorang yang bertayammum untuk mengerjakan sesuatu yang fardhu, shalat ataupaun bukan
shalat (seperti thawaf wajib), maka harus bertayammum setiap kali hendak melaksanakan ibadah
fardhu tersebut. Fardhu yang dimaksud adalah fardhu ain. Baik fardhu tersebut karena sudah
menjadi kewajibannya (seperti shalat fardhu) atau karena dinadzari.
Sehingga tidak dibolehkan menggabungkan dua ibadah fardhu dengan satu tayammum saja.
Tetapi satu tayammum uantuk satu fardhu.

Adapun fardhu kifayah, seperti shalat jenazah, dan sunnah, maka diperbolehkan mengumpulkan
ibadah tersebut meski hanya dengan satu tayammum saja. Sehingga setelah mengerjakan shalat
fardhu, misalnya, maka boleh mengerjakan shalat sunnah yang lainnya tanpa perlu bertayammum
lagi. Begitu juga ketika ingin mengerjakan shalat sunnah, maka hanya diperlukan tayammum satu
kali saja dan mengerjakan shalat sunnah sebanyak mungkin.

Batal wudu
1. Tidur,
2. Ada yang keluar depan dan belakang
3. Kena kulit
4. Memegang alat kelamin

Batal tayamum
1. Yang mebatalkan wudu,
2. Murtad  tayamum wenang sholat
3. Membayangkan ada air  wajib untuk membuktikan
4. Buang angin
5. Ada air setelah tayamum

Syarat-syarat takbiratul ihram itu ada enam belas:


1. Dilakukan dengan keadaan berdiri pada shalat fardhu.
2. Bahwa dengan menggunakan bahasa Arab.
3. Bahwa dengan ucapan “Allah” dan dengan ucapan “Akbar”.
4. Tertib diantara dua ucapan.
5. Bahwa tidak di panjangkan Hamzah pada ucapan “Allah”.
6. Tidak panjang bunyi bacaan huruf Ba pada ucapan “Akbar”.
7. Bahwa tidak di tasydid kan bunyi bacaan huruf Ba.
8. Bahwa tidak di lebihkan bunyi huruf Waw yang sukun diantara dua kata takbir.
9. Bahwa tidak dilebihkan bunyi huruf Waw yang berbaris diantara dua kata takbir.
10. Bahwa tidak dilebihkan bunyi huruf Waw sebelum ucapan “Allah”.
11. Bahwa tidak boleh waqaf (berhenti) diantara dua kata takbir baik waqaf yang lama
maupun waqaf yang sebentar.
12. Bahwa diperdengarkan pada dirinya seluruh huruf takbir.
13. Masuk waktu pada shalat yang berwaktu.
14. Melakukan takbir dengan keadaan menghadap ke arah kiblat.
REPORT THIS AD

15. Bahwa tidak cacat (walaupun) satu huruf dari semua huruf takbir.
16. Dilambatkan takbir makmum daripada takbir imam

Anda mungkin juga menyukai