10-4-2020
BILA TIDAK ADA AIR BUAT SHOLAT GUNAKAN YANG LAIN BUAT TAYAMUM.
TAYAMUM HANYA SEKALI DIGUNAKAN TIDAK BISA DIPERTAHANKAN SEPERTI
WUDHU AIR
A. WAJIB TAYAMUM
TIDAK ADA AIR
SAKIT
AIR DIBUTUHKAN UNTUK MINUM MESKIPUN BISA DIPAKAI UNTUK WUDHU
ANJING GALAK
BABI LIAR
Sumber: https://islam.nu.or.id/post/read/117230/empat-jenis-kufur-atau-kafir-
dalam-ahlussunnah-wal-jamaah
Sumber: https://islam.nu.or.id/post/read/117230/empat-jenis-kufur-atau-kafir-
dalam-ahlussunnah-wal-jamaah
Sumber: https://islam.nu.or.id/post/read/117230/empat-jenis-kufur-atau-kafir-
dalam-ahlussunnah-wal-jamaah
4. ANJING GALAK
Jenis anjing
Anjing galak sunat dibunuh
Anjing berburu, jaga rumah tidak boleh dibunuh
Anjing pasar tidak boleh dibunuh ada juga berpendapat boleh dibunuh
Anjing galak ada manfaatnya sunah dibunuh
5. BABI LIAR
hewan yang jorok dan haram dimakan dan sunah dibunuh
Boleh tayamum
Jika tidak mendapati air atau ada air namun tidak cukup untuk bersuci (wudhu atau
mandi
Jika ada luka atau sakit dan khawatir bila menggunakan air.
Cuaca yang amat dingin dan menurut sangkaan kuat amat bahaya jika tetap
menggunakan air. Namun dengan syarat, air tersebut tidak mampu dipanaskan walau
dengan membayar atau ia tidak mampu masuk ke dalam kamar mandi.
Jika air begitu dekat namun tidak bisa menggunakannya karena khawatir padacelakanya
diri, hilangnya harta atau kehormatan.
Jika air terbatas dan dibutuhkan untuk minum atau kebutuhan mendesak lainnya.
Jika mampu menggunakan air untuk wudhu atau mandi, akan tetapi khawatir jika
digunakan malah keluar dari waktunya. Ketika itu bertayamum, kemudian shalat dan
shalatnya tidak perlu diulangi.
12 – 4 – 2020
Doa tayamum : Nawaitu tayamuma listibahati sholati fardo lilahitaal
Safinah - bag 17: Syarat Tayammum
(ص َدهُ َو )فَصْ ٌل ِ ق َو نَحْ ُوهُ َو َأ ْن يَ ْق َ ِب َو َأ ْن يَ ُكوْ نَ التُّ َرابُ طَا ِهرًا َو َأ ْن اَل يَ ُكوْ نَ ُم ْستَ ْع َماًل َو َأ ْن اَل يُخَال
ٌ طهُ َدقِ ْي ٍ َأ ْن يَ ُكوْ نَ بِتُ َرا:ٌُشرُوْ طُ التَّيَ ُّم ِم َعش ََرة
ٍ ْت َو َأ ْن يَتَيَ َّم َم لِ ُك ِّل فَر
ض ِ ضرْ بَتَي ِْن َو َأ ْن ي ُِز ْي َل النَّ َجا َسةَ َأ َّواًل َو َأ ْن يَجْ تَ ِه َد فِي ْالقِ ْبلَ ِة قَ ْبلَهُ َو َأ ْن يَ ُكوْ نَ التَّيَ ُّم ُم بَ ْع َد ُد ُخوْ ِل ْال َو ْق
َ ِيَ ْم َس َح َوجْ هَهُ َو يَ َد ْي ِه ب.
Syarat-syarat tayammum ada 10, yaitu:
1. Hendaknya bertayammum dengan debu.
2. debunya suci.
3. bukan musta’mal/(sudah dipakai)
4. Hendaknya tidak mencampur debu dengan tepung atau yang lainnya.
5. Hendaknya menyengaja menggunakan debu.
6. Mengusap wajah dan kedua tangan dengan dua kali pukulan.
7. Hendaknya menghilangkan najis terlebih dahulu.
8. Hendaknya berusaha mencari arah kiblat sebelum bertayammum.
9. Hendaknya tayaammum dilakukan setelah masuk waktu.
10. Hendaknya bertayammum untuk setiap shalat fardhu.
Permasalahan
Jika debu bercampur dengan air musta'mal (air yang telah digunakan untuk membasuh basuhan
wajib seperti membasuh muka pertama kali ketika wudhu) kemudian kering, maka debu tersebut
tetap bisa digunakan untuk bertayammum.
Adapun ketika debu berterbangan terbawa angin, kemudian telapak tangan dihadangkan
ke debu tersebut dan digunakan untuk mengusap muka, kemudian melakukan kedua
kalinya dan digunakan untuk mengusap kedua tangan, maka sah tayammumnya. Karena
ada kesengajaan untuk memindah debu dari udara ke tangan dan dilakukan dengan dua
kali.
o Nawaitu istibahati fardi sholati lillahi taala (mau sholat)
o Nawaitu istibahati fardi thowafi lillahi taala (mau tawaf)
o Nawaitu istibahati fardi sholati ala hadal mayiti lillahi taala (mau sholat mayit)
o Nawaitu istibahati mashil mushafi lillahi taala (mau baca kuran)
o Nawaitu istibahati sadjdatitillwah lillahi taala (mau sujud sajdah)
Orang yang bertayammum disyaratkan untuk mengjilangkan najis yang menempel di badannya
terlebih dahulu. Meskipun najis tersebut bukan berada di anggota tayammum. Najis yang wajib
dihilangkan adalah najis yang tidak dimaafkan oleh syariat. Adapun najis yang dimaafkan maka
tidak wajib untuk dihilangkan. Najis-najis yang dimaafkan dan yang tidak dimaafkan akan
dibahas dalam BAB Najis.
Hal ini berbeda dengan wudhu (dalam wudhu tidak disyaratkan menghilangkan najis terlebih
dahulu) karena wudhu bertujuan mengangkat hadast. Dan hadast bisa terangkat atau hilang
meskipun tanpa menghilangkan najis. Sedang dalam tayammum wajib menghilangkan najis
terlebih dahulu karena tayammum bertujuan supaya diperbolehkan mengerjakan shalat bukan
untuk mengangkat hadast. Sedang syarat shalat diantaranya adalah bersih dari najis. Sehingga
supaya diperbolehkan untuk tayammum maka disyaratkan untuk menghilangkan najis terlebih
dahulu, supaya diperbolehkan mengerjakan shalat.
Jika bertayammum tanpa menghilangkan najis terlebih dahulu, padahal mampu untuk
menghilangkannya, maka tayammumnya tidak sah. Tetapi ketika tidak bisa menghilangkan najis
terlebih dahulu (seperti tidak ada air untuk menghilangkan najis), maka tayammum yang
dilakukan sah dan wajib mengqodho’ shalatnya.
Ketika hendak bertayammum, maka disyaratkan untuk berusaha mencari arah kiblat terlebih
dahulu. Tetapi jika telah mengetahui arah kiblat sebelumnya, seperti bertayammum di sebelah
masjid, maka tidak perlu untuk mencari arah kiblat lagi.
Namun sebagian ulama, seperti Imam Romli dan Assyarqowi berkata, tidak disyaratkan untuk
mencari kiblat sebelum tayammum. Sehingga sah tayammum meski sebelum mencari arah kiblat.
Masuknya waktu shalat berbeda-beda pada setiap shalat yang akan dikerjakan. Perinciannya
adalah sebagai berikut.
a. Ketika ingin mengerjakan shalat fardhu, maka tayammum harus dikerjakan setelah masuk waktu
fardhu.
b. Ketika ingin mengerjakan shalat jenazah, maka tayammum harus dilakukan setelah mayit
dimandikan.
c. Ketika ingin mengerjakan shalat sunnah yang memiliki waktu, maka tayammum harus dilakukan
setelah masuk waktunya. Seperti ketika ingin melaksanakan shalat dhuha, maka harus
bertayammum setelah masuk waktu shalat dhuha.
d. Ketika ingin mengerjakan shalat sunnah yang disunnahkan karena sebab tertentu, maka
tayammum harus dilakukan ketika telah tiba waktu diperbolehkan mengerjakan shalat tersebut.
Seperti ketika hendak mengerjakan shalat tahiyatul masji, maka tayammum harus dikerjakan
setelah masuk masjid.
e. Ketika ingin mengerjakan shalat sunnah mutlak, maka bertayammum kapan saja selain di waktu
dilarang mengerjakan shalat-shalat tersebut, seperti setelah shalat ashar.
Adapun fardhu kifayah, seperti shalat jenazah, dan sunnah, maka diperbolehkan mengumpulkan
ibadah tersebut meski hanya dengan satu tayammum saja. Sehingga setelah mengerjakan shalat
fardhu, misalnya, maka boleh mengerjakan shalat sunnah yang lainnya tanpa perlu bertayammum
lagi. Begitu juga ketika ingin mengerjakan shalat sunnah, maka hanya diperlukan tayammum satu
kali saja dan mengerjakan shalat sunnah sebanyak mungkin.
Batal wudu
1. Tidur,
2. Ada yang keluar depan dan belakang
3. Kena kulit
4. Memegang alat kelamin
Batal tayamum
1. Yang mebatalkan wudu,
2. Murtad tayamum wenang sholat
3. Membayangkan ada air wajib untuk membuktikan
4. Buang angin
5. Ada air setelah tayamum
15. Bahwa tidak cacat (walaupun) satu huruf dari semua huruf takbir.
16. Dilambatkan takbir makmum daripada takbir imam