Anda di halaman 1dari 3

A.

Pengertian Tunagrahita
Menurut Amerrican Association on Mental Retardation (AAMR), tunagrahitamerujuk
pada keterbatasan fungsi intelektual umum dan keterbatasan padaketerampilan.
Keterampilan adaptif mencakup area komunikasi, merawat diri, homeliving,
keterampilan sosial, bermasyarakat, mengontrol diri, functional academics,waktu
luang, dan kerja. Tunagrahita merupakan suatu kondisi dimana anakmengalami
hambatan pada perkembangan mental, tingkat intelejensi, bahasa,sosial, dan motorik.
Tunagrahita adalah keterbatasan pada fungsi intelektual dankemampuan adaptasi.
Keterbatasan kemampuan adaptasi meliputi komunikasi,keterampilan sosial,
akademik, kesehatan, keamanan, dan merawat diri (Schwart,2004). Tunagrahita
merupakan suatu keadaan dimana tingkat intelejensinya dibawahrata-rata dan
tunagrahita bukanlah suatu penyakit (Agung, 2008).

Berdasarkan beberapa konsep diatas dapat disimpulkan bahwa tunagrahita
adalah suatu kondisi dimana anak mengalami keterbatsan pada kemampuan
intelejensi dan kemampuan adaptasi seperti komunikasi, bersosialisasi, menjaga
kesehatan, keamanan diri, dan kemampuan merawat diri.

B. Karakteristik Tunagrahita
1) Karakteristik Tunagrahita Ringan
Meskipun tidak dapat menyamai anak normal yang seusia dengannya, mereka masih
dapat membaca, menulis, dan berhitung sederhana. Kecerdasannya berkembang
dengan kecepatan antara setengah dan tiga perempat kecepatan anak normal dan
berhenti pada usia muda. Mereka dapat bergaul dan mempelajari pekerjaan yang
hanya memerlukan semi skilled. Pada usia dewasa kecerdasannya mencapai tingkat
usia normal 9 dan 12 tahun.
2) Karakteristik Tunagrahita Sedang
Anak tunagrahita sedang hampir tidak bisa mempelajari pelajaran-pelajaran
akademik. Namun mereka masih memiliki potensi untuk mengurus diri sendiri dan
dilatih untuk mengerjakan sesuatu secara rutin, dapat dilatih berkawan, mengikuti
kegiatan dan menghargai hak milik orang lain. Sampai batas tertentu mereka selalu
membutuhkan pengawasan, pemeliharaan dan bantuan orang lain. Setelah dewasa
kecerdasan mereka tidak lebih dari anak normal usia 6 tahun.
3) Karakteristik Tunagrahita Berat dan Sangat Berat
Anak tunagrahita berat dan sangat berat sepanjang hidupnya akan selalu tergantung
pada pertolongan dan bantuan orang lain. Mereka tidak dapat memlihara diri sendiri
dan tidak dapat membedakan mana bahaya dan mana bukan bahaya. Mereka juga
tidak dapat bicara, kalaupun bicara hanya mampu mengucapkan kata-kata atau tanda
sederhana saja. Kecerdasannya walaupun mencapai usia dewasa berkisar seperti anak
normal usia paling tinggi 4 tahun.
Menurut Mumpuniarti (2007) adapun karakteristik pada aspek-aspek individu anak
tunagrahita sebagai berikut :
1.Karakteristik fisik, pada tingkat hambatan mental sedang lebihmenampakkann
kecacatannya. Penampakan fisik jelas terlihat karena padatingkat ini banyak dijumpai
tipe down syndrome dan bram damage. Koordinasi motorik lemah sekali dari
penampilannya menampakkan sekalisebagai anak terbelakang.

2.Karakteristik psikis, pada umur dewasa anak tunagrahita baru mencapai kecerdasan
setaraf anak normal usia 7 tahun atau 8 tahun. Anak Nampak hampir tidak
mempunyai insiatif, sering melamun, atau sebaliknya hiperaktif.

3.Karakteristik sosial, banyak diantara anak tunagrahita sedang yang sikap sosialnya
kurang baik, rasa etisnya kurang dan nampak tidak mempunyai rasa terima kasih, rasa
belas kasihan dan rasa keadilan.

C. Ciri-ciri tunagrahita
Anak terlambat bicara, duduk, merangkak atau berguling.
Sulit mengingat
Lambat menguasai kemampuan dasar, seperti makan sendiri, berpakaian atau
pun buang air di toilet
Gangguan perilaku, seperti sering marah-marah tidak terkendali.
Tidak dapat menghubungkan antara tindakan dengan konsekuensi dari
tindakan tersebut.
Sulit berpikir logis maupun memecahkan persoalan ringan.

D. Kebutuhan Pelayanan pada Anak Penyandang Tunagrahita
1.Layanan Orientasi
Layanan yang memungkinan peserta didik tunagarahita adalah mengenal tempatdan
benda yang dijumpainya dan membiasakan agar anak tersebut tidak lupa.Tujuan
layanan orientasi adalah agar peserta didik dapat beradaptasi danmenyesuaikan diri
dengan lingkungan baru secara tepat dan memadai, yang berfungsi untuk pencegahan
dan pemahaman.

2.Layanan Informasi
Layanan yang memungkinan Anak tunagrahita agar mendapatkan pendidikan
danlayanan info seputar mengasah kemampuan bagi mereka. Tujuan
layananinformasi adalah membantu peserta didik agar dapat mengambil keputusan
secaratepat tentang sesuatu, dalam bidang pribadi, sosial, belajar maupun karier
berdasarkan informasi yang diperolehnya yang memadai. Layanan informasi
berfungsi untuk pencegahan dan pemahaman.
3.Layanan Konten
Mengeksploitasi kemampuan kreatifitas anak tunagrahita agar mereka
dapatmengerjakan pekerjaan yang dipegangnya dengan baik.

4.Layanan Penempatan dan Penyaluran


Layanan yang memungkinan peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran
di dalam kelas, untuk pengembangan potensi yang ada pada anak.Layanan
Penempatan dan Penyaluran berfungsi untuk pengembangan.

5.Layanan Konseling Perorangan


Layanan yang memungkinan peserta didik mendapatkan layanan langsung tatapmuka
(secara perorangan) untuk mengentaskan permasalahan yang dihadapinyadan
perkembangan dirinya. Tujuan layanan konseling perorangan adalah agar peserta
didik dapat mengentaskan masalah yang dihadapinya. Layanan KonselingPerorangan
berfungsi untuk pengentasan dan advokasi.

6.Layanan Bimbingan Kelompok


Layanan yang memungkinan sejumlah peserta didik secara bersama-sama
melaluidinamika kelompok memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan
(topik)tertentu untuk menunjang pemahaman dan pengembangan kemampuan
sosial,serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui
dinamikakelompok, dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh bahan
danmembahas pokok bahasan (topik) tertentu untuk menunjang pemahaman dan
pengembangan kemampuan sosial, serta untuk pengambilan keputusan atautindakan
tertentu melalui dinamika kelompok. Layanan Bimbingan Kelompok berfungsi untuk
pemahaman dan Pengembangan.

7.Layanan Konseling Kelompok


Layanan yang memungkinan peserta didik (masing-masing anggota
kelompok)memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan
permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok, dengan tujuan agar peserta didik
dapatmemperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan
pribadi melalui dinamika kelompok. Layanan Konseling Kelompok berfungsiuntuk
pengentasan dan advokasi.

Anda mungkin juga menyukai