Anda di halaman 1dari 3

1 Tuna Ganda

Tunaganda-netra atau MDVI (multiple disabilities and a visual impairment) merupakan salah satu bentuk
kombinasi dari tunaganda yang mengkombinasikan tunanetra dengan ketunaan yang lain. Namun
dikarenakan terbatasnya literatur yang spesifik mengenai tunaganda-netra, penelitian ini menggunakan
literatur dari tunaganda dan tunanetra. Diharapkan kedua literatur tersebut dapat menggambarkan hal-
hal mengenai tunaganda-netra. Anak tunaganda diperkirakan memiliki presentase kurang dari 1 %. dari
populasi anak berkebutuhan khusus, Gambaran prevelensi anak tunaganda sebanyak 0,05 % dari
populasi. Di indonesia sendiri, menurut data yang diperoleh dari Direktorat Pendidikan Luar Biasa
(2005/2006), jumlah anak tunaganda adalah 450 orang (Hasanah and Retnowati, 2019).

Definisi tunaganda dan majemuk adalah anak yang menyandang kombinasi atau gabungan dari dua atau
lebih kelainan atau ketunaan dalam segi fisik, mental, emosi dan sosial, sehingga memerlukan pelayanan
pendidikan, psikologik, medik, sosial, vokasional melebihi pelayanan yang sudah tersedia bagi anak
berkelainan tunggal, agar masih dapat mengembangkan kemampuannya seoptimal mungkin untuk
berpartisipasi dalam masyarakat. Pada umumnya anak-anak tunaganda dikategorikan sebagai
penyandang ketunaan yang berat The Individuals with Nisabilities Education (IDEA) menyebutkan bahwa
apabila mengalami kombinasi dari dua atau lebih ketunaan dengan taraf sedang dapat menjadikan
seseorang sebagai penyandang ketunaan yang berat (Adawiyah et al., 2015).

Heward dan Orlansky menyebutkan pula bahwa anakanak tunaganda dan ketunaan yang berat
merupakan anakanak yang mempunyai masalah-masalah jasmani, mental, atau emosional yang sangat
berat, atau kombinasi dari beberapa masalah tersebut, memerlukan pelayanan pendidikan, sosial,
psikologis, dan medik yang melebihi pelayanan program luar biasa reguler, agar potensi mereka dapat
berkembang secara maksimal sehingga berguna di masyarakat dan dapat memenuhi kebutuhannya
sendiri. Lebih jauh dikatakan pula bahwa anak-amak tunaganda jika dibandingkan dengan anak anak
berkebutuhan khusus yang menyandang ketunaan bersifat tunggal memiliki kelainan yang lebih
kompleks dalam hal fisik, dalam kemampuan bersosialisasinya, dan juga dalam hal mental ataupun
intelektualnya. Dari definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa anak tunaganda adalah anak yang
menyandang kombinasi atau gabungan dari dua atau lebih kelainan atau ketunaan dalam segi fisik,
mental, emosi dan sosial sehingga mengalami masalah-masalah jasmani, mental, atau emosional yang
sangat berat. Oleh karena itu membutuhkan pelayanan pendidikan, psikologik, medik, sosial, vokasional
melebihi pelayanan yang sudah tersedia bagi anak berkelainan tunggal agar dapat memenuhi
kebutuhannya sendiri, mengembangkan kemampuannya seoptimal mungkin untuk dapat berpartisipasi
dan berguna dalam masyarakat (Aiyuda, 2017).

Kombinasi ketunaan yang termasuk dalam tunaganda adalah tunanetratunarungu, tunanetra-tunadaksa,


tunanetratunagrahita mampu didik, tunarungutunadaksa, tunadaksatunagrahita, dan masih banyak lagi.
Terlepas dari kombinasi tersebut, mereka memiliki karakteristik yang sama, yaitu kesulitan
berkomunikasi, terhambat dalam aktivitas fisik dasar, keterampilan generalisasi yang minim, dan
membutuhkan dukungan dalam menjalankan aktivitas kehidupan utama (Nurismawan et al, 2022).

2. Karakteristik Anak Hambatan Majemuk


Ciri-ciri anak-anak hambatan majemuk dibagi menjadi 2, yaitu ciri-ciri secara umum dan khusus.

1. Ciri-ciri secara umum

a. Kurang komunikasi atau sama sekali tidak dapat berkomunikasi, Hampir semua anak yang tergolong
anak hambatan majemuk memiliki kemampuan yang sangat terbatas dalam mengekspresikan atau
mengerti orang lain. Banyak diantara mereka yang tidak dapat bicara atau apabila ada komunikasi
mereka tidak dapat memberikan respon. Ini menyebabkan pelayanan pendidikan atau interaksi sosial
menjadi sulit sekali. Anak-anak semacam ini tidak dapat melakukan tugas walaupun tugas yang paling
sederhana sekalipun.

b. Perkembangan motorik dan fisiknya terlambat, Sebagian besar anak-anak hambatan majemuk
mempunyai keterbatasan dalam mobilitas fisik. Banyak yang tidak dapat berjalan, bahkan untuk duduk
dengan sendiri. Mereka berpenampilan lamban dalam meraih benda-benda atau dalam
mempertahankan kepalanya agar tetap tegak dan seringkali mereka hanya berbaring di atas tempat
tidur.

c. Seringkali menunjukkan perilaku yang aneh dan tidak bertujuan, misalnya menggosok-gosokkan
jarinya ke wajah, melukai diri (misalnya membenturkan kepala, mencabuti rambut dan sebagainya) dan
karena seringnya, kejadian ini sangat mengganggu pengajaran atau interaksi sosialnya.

d. Kurang dalam keterampilan menolong diri sendiri, Sering kali mereka tidak mampu mengurus
kebutuhan dasar mereka sendiri seperti makan, berpakaian, mengontrol dalam hal buang air kecil, dan
kebersihan diri sendiri. Ini memerlukan latihan-latihan khusus dalam mempelajari
keterampilanketerampilan dasar ini.

e. Jarang berperilaku dan berinteraksi yang sifatnya konstruktif, Secara umum, anak-anak yang sehat
dan anak-anak yang tergolong cacat senang akan bermain dengan anak-anak yang lain, berinteraksi
dengan orang dewasa, dan ada usaha mencari informasi mengenai dunia sekitarnya. Namun demikian,
anakanak yang tergolong anak hambatan majemuk tampaknya sangat jauh dari dunia kenyataan dan
tidak memperlihatkan emosi-emosi manusia yang normal. Sangat sukar untuk menimbulkan perhatian
pada anak-anak yang tergolong anak hambatan majemuk atau untuk menimbulkan respon-respon yang
dapat diobservasi (Heward & Orlansky, 1988,p:372).

f. Kecenderungan lupa akan keterampilan yang sudah dikuasai

g. Memiliki masalah dalam menggeneralisasikan keterampilan dari suatu situasi ke situasi lainnya.

2. Ciri-ciri secara khusus

a. Memiliki ketunaan lebih dari satu jenis. Misal :hambatan penglihatan dan hambatan intelektual,
hambatan penglihatan dan hambatan intelektual, hambatan penglihatan dan hambatan pendengaran-
wicara, hambatan penglihatan dan tunadaksa dan hambatan intelektual, dan lain-lain.
b. Ketidakmampuan anak akan semakin parah atau semakin banyak bila tidak cepat mendapatkan
bantuan. Hal ini disebabkan kegandaannya yang tidak cepat mendapatkan bantuan.

c. Sulit untuk mengadakan evaluasi karena keragaman kegandaannya.

d. Membutuhkan instruksi atau pemberitahuan yang sangat terperinci.

e. Tidak menyamaratakan pendidikan anak hambatan majemuk yang satu dengan yang lain walau
mempunyai kegandaan yang Sama.

f. Di balik keterbatasan-keterbatasan di atas, sebenarnya anakanak anak hambatan majemuk juga


mempunyai ciri-ciri positif yang cukup banyak, seperti kondisi yang ramah dan hangat, keras hati,
ketetapan hati, rasa humor, dan suka bergaul. Banyak guru yang memperoleh kepuasan dalam
memberikan pelayanan kepada anak-anak.

Anda mungkin juga menyukai