Anda di halaman 1dari 2

RESUME PENDIDIKAN KHUSUS

Anak berkebutuhan khusus merupakan istilah terbaru yang digunakan, dan merupakan
terjemahan dari child with special needs yang telah digunakan secara luas di dunia internasional,
ada beberapa istilah lain yang pernah digunakan diantaranya anak cacat, anak tuna, anak
berkelainan, anak menyimpang, dan anak luar biasa, ada satu istilah yang berkembang secara
luas telah digunakan yaitu difabel, sebenarnya merupakan kependekan dari diference ability.
Sejalan dengan perkembangan pengakuan terhadap hak azasi manusia termasuk anak-anak ini,
maka digunakanlah istilah anak berkebutuhan khusus. Penggunaan istilah anak berkebutuhan
khusus membawa konsekuensi cara pandang yang berbeda dengan istilah anak luar biasa yang
pernah dipergunakan dan mungkin masih digunakan. Jika pada istilah luar biasa lebih menitik
beratkan pada kondisi (fisik, mental, emosi-sosial) anak, maka pada berkebutuhan khusus lebih
pada kebutuhan anak untuk mencapai prestasi sesuai dengan potensinya.

Anak-anak berkebutuhan khusus, adalah anak-anak yang memiliki keunikan tersendiri


dalam jenis dan karakteristiknya, yang membedakan mereka dari anak-anak normal pada
umumnya. Keadaan inilah yang menuntut pemahaman terhadap hakikat anak berkebutuhan
khusus. Keragaman anak berkebutuhan khusus terkadang menyulitkan guru dalam upaya
menemu kenali jenis dan pemberian layanan pendidikan yang sesuai. Namun apabila guru telah
memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai hakikat anak berkebutuhan khusus, maka
mereka akan dapat memenuhi kebutuhan anak yang sesuai.

Pada buku “The Complete IEP guide” dibahas mengenai dasar-dasar pendidikan khusus
dimana dalam undang-undang di Indonesia telah dipaparkan mengenai pentingnya pendidikan
khusus. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Guru
pendidikan khusus adalah tenaga pendidik yang memenuhi kualifikasi akademik, kompetensi
dan sertifikasi pendidik bagi peserta didik yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental,
intelektual, sosial atau potensi kecerdasan dan bakat istimewa pada satuan pendidikan khusus,
satuan pendidikan umum atau satuan pendidikan kejuruan (Permendiknas No.32 Tahun 2008).
Cinamon dkk. (2002) dalam Indriyani (2009) menyatakan bahwa guru akan berusaha mengatasi
permasalahan dengan baik, masalah keluarga maupun masalah pekerjaan sehingga menimbulkan
konflik pekerjaan-keluarga yang akan mengarah pada timbulnya stres kerja.

IEP adalah pondasi dari pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus. IEP memberikan
gambaran tentang pelayanan dan program yang akan diterima anak serta tujuan pembelajaran
yang akan dicapai. IEP merupakan bentuk kerjasama tim. Tim dapat terdiri dari orangtua, guru,
guru pendamping, terapis, dokter, dan psikolog. IEP digunakan saat anak memiliki atau
mengalami kondisi tertentu. Kondisi tersebut mencakup seperti memiliki kecerdasan yang sangat
superior, memiliki bakat tertentu, tinggal berpindah-pindah kota, memiliki gangguan fisik (tuna
netra, tuna wicara, tuna grahita, tuna daksa, dll), memiliki gangguan inteligensi (borderline
intellectual atau intellectual deficiency), memiliki gangguan konsentrasi, memiliki gangguan
sensori, dll. IEP sebaiknya disusun oleh beberapa orang. Hal itu ditujukan agar penyusunan IEP
objektif dan memiliki criteria evaluasi yang jelas. Dalam team IEP sebaiknya minimal terdiri dari
orangtua, guru, dan psikolog perkembangan.

Pendidikan inklusi ini bukan hanya untuk anak-anak yang membutuhkan layanan khusus
atau anak-anak cacat, tetapi untuk semua anak di semua jenjang pendidikan. Dalam pendidikan
inklusi anak-anak berkebutuhan khusus diintegrasikan ke sekolahsekolah umum dengan
menggunakan seluruh fasilitas yang ada serta dukungan lingkungan sekolah seoptimal mungkin.
Siswa memiliki kemampuan yang heterogen ketika berada di sekolah inklusi, karena para
siswanya disamping anak-anak normal juga terdapat anak-anak berkelainan yang memiliki
beragam kelainan atau penyimpangan, baik fisik, intelektual, sosial, emosional, dan atau sensoris
neurologis. Karena adanya kondisi kelas yang begitu beragam, maka seorang guru dalam kelas
inklusi ini selain mempunyai tanggung jawab untuk menyampaikan materi pelajaran, mereka
juga membantu para siswa agar tidak tergantung dengan orang lain dan lebih mengandalkan
kemampuan yang mereka miliki. Proses pendidikan inklusi bagi mereka membawa satu tujuan
utama, yaitu membawa anak jauh lebih dapat mandiri meski murid berkebutuhan khusus
mungkin memerlukan bantuan dan bimbingan selagi masih mempelajari keterampilan tujuan
belajar itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai