Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Saat ini penyakit infeksi menjadi masalah serius, di tunjang dengan semakin
meluasnya resistensi mikroba terhadap obat antibiotika. Sehingga di perlukan
penggalian sumber obat anti mikroba lain dari bahan alam. Tanaman atau
tumbuhan diketahui pontesial untuk di kembangkan lebih lanjut pada penyaki
penyakit infeksi, Hanya saja masi banyak yang belum di buktikan aktivitasnya
secara ilmiah.
Pengujian aktivitas antimikroba dapat dilakukan secara :
1. Metode divusi dengan silinder pipui, difusi dengan mangkuk pipih, dan
difusi dengan, kertas saring atau kriby-Bauer
2. Metode dilusi ( pengenceran )
3. Metode KLT-Bioautografi dengan metode bioautografi langsung,
bioautografi kotak dan bioautografi oencelupan.

Dalam beberapa tahun ini, kebanyakan bakteri Gram positifdan Gram


negatif telah menjadi lebih resisten terhadap antibiotikayang kerap kali digunakan
di klinik. Beberapa isolat bakteri yangresisten tersebut mengakibatkan kegagalan
terapi dalam prosesklinik. Karena itu, diperlukan adanya penelitian lebih lanjut
untukmendapatkan bahan alternatif yang mampu mengatasi infeksi
yangdisebabkan oleh bakteri yang resisten terhadap antibiotika.

Saat ini penyakit infeksi masih menjadi masalah serius,ditunjang dengan


semakin meluasnya resistensi mikroba terhadapaobat antibiotic. Sehingga
diperlukan penggalian sumber obatantimkroba lain dari bahan alam. Tanaman
atau tumbuhandiketahui potensial untuk dikembangkan lebih lanjut pada
penyakit-penyakit infeksi, hanya saja masih banyak yang bekum
dibuktikanaktivitasnya secara alamiah.

Antimikroba (AM) adalah obat pembasmi mikroba, khususnya mikroba


yang merugikan manusia, terbatas pada jasad renik yang tidak termasuk kelompok
parasit. Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungi
yang dapat menghambat atau dapat membasmi mikroba jenis lain.

1.2. Tujuan Percobaan

1. Mengetahui uji aktvitas antimikroba dari bahan alam dengan beberapa cara
pengujian
2. Mengetahui skrining antimikroba dari bahanalam
3. Mengetahu uji kadar hambat minimum (KHM) dan kadar bunuh
maksimum (KBM) dari bahan alam
4. Mengetahui metode pengguaan KlT dan difusi agar
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Dasar Teori

Sejak ribuan tahun yang lalu, obat dan pengobatan tradisional sudah ada di
Indonesia jauh sebelum pelayanan kesehatan formal dengan obat-obatan modern
dikenal masyarakat. Pengobatan tradisional dengan memanfaatkan tumbuhan
berkhasiat obat merupakan pengobatan yang dimanfaatkan diakui masyarakat
dunia, yang menandai kesadaran untuk kembali ke alam (Rahman, 2018).

Dalam beberapa tahun ini, kebanyakan bakteri Gram positif dan Gram
negatif telah menjadi lebih resisten terhadap antibiotika yang kerap kali digunakan
di klinik. Beberapa isolat bakteri yang resisten tersebut mengakibatkan kegagalan
terapi dalam proses klinik. Karena itu, diperlukan adanya penelitian lebih lanjut
untuk mendapatkan bahan alternatif yang mampu mengatasi infeksi yang
disebabkan oleh bakteri yang resisten terhadap antibiotika (Rahman, 2018).

Saat ini penyakit infeksi masih menjadi masalah serius, ditunjang dengan
semakin meluasnya resistensi mikroba terhadapa obat antibiotic. Sehingga
diperlukan penggalian sumber obat antimkroba lain dari bahan alam. Tanaman
atau tumbuhan diketahui potensial untuk dikembangkan lebih lanjut pada
penyakit-penyakit infeksi, hanya saja masih banyak yang bekum dibuktikan
aktivitasnya secara alamiah (Anonim, 2019).

Dalam beberapa tahun ini, kebanyakan bakteri Gram positif dan Gram
negatif telah menjadi lebih resisten terhadap antibiotika yang kerap kali digunakan
di klinik. Salah satu bakteri Gram negatif yang resisten terhadap antibiotik adalah
salmonela thyp, yang menyebabkan demam tefoid dan infeksi saluran cerna
lainya.( rahman 2018 )

Di Indonesia, penderita demam tifoid cukup banyak, diperkirakan sebesar


800/100.000 penduduk per tahun. Dengan ditemukannya bakteri
Salmonella typhi yang resisten terhadap antibiotik, menyebabkan penyakit
demam tifoid menjadi lebih sulit disembuhkan dan pada gilirannya biaya
pengobatannya jauh lebih mahal (Rahman, 2005).

Pada saat ini banyak penyakit pada hewan yang disebabkan oleh infeksi
bakteri.Penyakit yang disebabkan oleh bakteri, biasanya diobati dengan
pemberian antibiotika, tetapi perlu diketahui bahwa penggunaan antibiotika yang
berlebihan dan pemberian antibiotika dalam jangka waktu yang lama dapat
menyebabkan terjadinya resistensi pada bakteri (Puspitasari, 2012).

Bahaya dari resistensi bakteri dan biaya pengobatan yang cukup tinggi,
meningkatkan kesadaran para pemilik hewan terutama peternak untuk mencari
alternatif pengganti antibiotika dengan menggunakan obat tradisional yang berasal
dari tanaman sebagai obat alternatif terhadap infeksi bakteri MRSA (Pusptitasari
2020)

Bakteri patogen masih sering menjadi masalah dalam dunia kesehatan


karena menyebabkan banyak penyakit. Untuk mengatasi berbagai penyakit yang
diakibatkan bakteri patogen biasanya digunakan bahan kimia yang dapat
membunuh bakteri. Bahan kimia kadang-kadang dapat menimbulkan efek
samping dan menyebabkan bakteri resisten terhadap bahan antibakteri tertentu.
Terbatasnya bahan antibakteri yang sudah diketahui juga masih menjadi masalah
dalam dunia kesehatan saat ini (Pastra, 2012).

Senyawa yang bersifat antibiotik tentu bersifat antibakteri, tetapi jika


spons diekstrak untuk dijadikan bahan antibakteri secara besar-besaran
bertentangan dengan kepentingan konservasi. Biota-biota laut terutama spons
hidupnya bersimbiosis dengan beraneka ragam jenis bakteri (Pastra, 2012)

Bakteri yang bersimbiosis dengan organisme kemungkinan besar banyak


melakukan interaksi biokimia dengan organisme inangnya. Interaksi biokimia
tersebut memungkinkan bakteri yang bersimbiosis menghasilkan zat bioaktif yang
sama dengan inangnya. Sehingga beberapa jenis bakteri yang bersimbiosis dengan
spons diperkirakan dapat menghasilkan senyawasenyawa bioaktif yang dapat
digunakan sebagai bahan anti bakteri (pastra 2019)
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2018.Penuntun Analisis Mikrobiologi Farmasi. Makassar :Fakultas


Farmasi Universitas Muslim Indonesia.

Ditjen POM.2018.Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Depkes RI.

Garitty, G,M., Bell, J, A., and Lilbum, T,G. 2004.Taxonomic Outline


of The Prokaryotes Bergey’s Sistematic Bacteriologi . 2th Edition.
Springer New York Berlin Hendelberg: United States of America.

Rahman, Aulia. 2019.Uji Potensi Antimikroba Ekstrak Bunga Turi Merah


(Sesbania grandiflora (L.) Pers) Terhadap salmonella typhi Secara In
Vitro Universitas Brawijaya, Malang

Anda mungkin juga menyukai