Anda di halaman 1dari 28

PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF

TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS TIDUR LANSIA


DI DESA MARGA MULYA KECAMATAN SUNGAI
LOBAN KABUPATEN TANAH BUMBU TAHUN 2021

ISNASAROH
NIM.1114170600

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DARUL AZHAR
BATULICIN
TAHUN 2021
LATAR BELAKANG

PROSES MENUA MERUPAKAN PROSES BERKURANGNYA DAYA TAHAN TUBUH


DALAM MENGHADAPI RANGSANGAN DARI DALAM MAUPUN LUAR TUBUH.
PADA MASA INI, SEDIKIT DEMI SEDIKIT SESEORANG AKAN MENGALAMI
KEMUNDURAN FISIOLOGIS, PSIKOLOGIS, DAN SOSIAL, DIMANA PERUBAHAN
INI AKAN BERPENGARUH TERHADAP SELURUH ASPEK KEHIDUPAN
TERMASUK PADA ASPEK KESEHATAN (MAYLASARI, 2019)
SALAH SATU MASALAH YANG SERING MUNCUL PADA LANSIA ADALAH
GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN TIDUR. LANSIA LEBIH SERING
MENGALAMI GANGGUAN TIDUR DIKARENAKAN SEMAKIN TAMBAH UMUR
SESEORANG MAKA AKAN MENGALAMI PENURUNAN FUNGSI ORGAN YANG
BERPENGARUH PADA KONDISI MENTAL DAN PSIKOSOSIAL, SEPERTI KURANG
PERCAYA DIRI, CEMAS, STRESS DAN DEPRESI (KESWARA ET AL., 2020).
KEKURANGAN TIDUR MENYEBABKAN RASA NGANTUK PADA SIANG HARI,
MENGALAMI GANGGUAN MEMORI, DEPRESI, GANGGUAN KOGNITIF, STRES,
SERING TERJATUH HINGGA PENURUNAN KUALITAS HIDUP, LANSIA YANG
MEMILIKI KUALITAS TIDUR YANG BAIK APABILA TIDUR MALAM
TERPENUHI YAITU 6 JAM, WAKTU YANG DIPERLUKAN UNTUK TERTIDUR
TIDAK LEBIH DARI 30 MENIT, FREKUENSI TERBANGUN PADA MALAM HARI
TIDAK LEBIH DARI 2 KALI DAN DAPAT DIUKUR DARI SETIAP PERSEPSI
INDIVIDU SAAT BANGUN TIDUR (MUHITH ET AL., 2020).
WHO MELAPORKAN BAHWA MASALAH TIDUR SEKITAR 69,4%
BERPENGALAMAN GANGGUAN TIDUR DI MALAM HARI, 48,9% KESULITAN
UNTUK TERTIDUR, DAN 22,3% BANGUN TIDUR TERLALU DINI DAN 11,4%
MEMEMPUNYAI KETIGA MASALAH TERSEBUT. ANGKA KEJADIAN
GANGGUAN TIDUR LANSIA CUKUP TINGGI, BERDASARKAN DATA
DITEMUKAN BAHWA DI INDONESIA PADA USIA 65 TAHUN TERDAPAT 50%
LANSIA MENGALAMI GANGGUAN TIDUR, HAL YANG SAMA JUGA
DITEMUKAN 22 % USIA KELOMPOK 75 TAHUN, SELAIN ITU TERDAPAT 30 %
KELOMPOK USIA 70 TAHUN YANG BANYAK BANGUN DI MALAM HARI
(APRIYENI & PATRICIA, 2020
Studi pendahuluan yang dilakukan di desa Marga Mulya di dapatkan hasil
wawancara yang dilakukan sebanyak 5 (100%) lansia, 2 (40%) lansia mengatakn
sulit untuk memulai tidur terutama pada malam hari, tidak dapat tertidur selama 30
menit sejak berbaring, merasa badannya lemas dan pusing pada pagi harinya tidur
kurang dari 5 jam sering terbangun di malam hari, 2 (40%) lansia mengatakan pada
saat malam hari dan siang hari sulit untuk memulai tidur dan pada saat beraktivitas
badannya terasa seperti melayang-layang dan tidak seimbang seperti ingin jatuh, 1
(20%) lansia mengatakan tidak bisa tidur baik siang maupun malam, lansia tersebut
mengatakan pada saat malam hari ketika sudah pergi ke tempat tidur akan tertidur
hanya sekitar 1-2 jam kemudian setelah itu terbangun, tidak bisa tertidur lagi
Latar Belakang

• Dari Latar Belakang Diatas Dapat Dirumuskan Masalah Yaitu “ Apakah Ada
Pengaruh Terapi Relaksasi Otot Progresif Terhadap Peningkatan Kualitas
Tidur Lansia Usia 45-59 Tahun Di Desa Marga Mulya Kecamatan Sungai
Loban Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2020?”
TUJUAN TUJUAN KHUSUS
TUJUAN PENELTIAN
UMUM
Mengetahui pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap peningkatan kualitas
tidur lansia usia 45-59 tahun di Desa Marga Mulya Kecamatan Sungai Loban
Kabupaten Tanah Bumbu tahun 2021.

1. Mengidentifikasi kualitas tidur lansia usia 45-59 tahun sebelum dilakukan terapi relaksasi otot
progresif di Desa Marga Mulya Kecamatan Sungai Loban Kabupaten Tanah Bumbu tahun 2021
2. Mengidentifikasi kualitas tidur lansia usia 45-59 tahun sesudah dilakukan terapi relaksasi otot
progresif di Desa Marga Mulya Kecamatan Sungai Loban Kabupaten Tanah Bumbu tahun 2021
3. Menganalisis kualitas tidur sebelum dan sesudah diberikan terapi relaksasi otot progresif pada hari
ke-1, sampai hari ke-7 pada lansia di Desa Marga Mulya Kecamatan Sungai Loban Kabupaten
Tanah Bumbu Tahun 2021
4. Menganalisis pengaruh relaksasi otot progresif terhadap peningkatan kualitas tidur lansia usia 45-
59 tahun di Desa Marga Mulya Kecamatan Sungai Loban Kabupaten Tanah Bumbu tahun 2021
TINJAUAN
PUSTAKA

KONSEP KONSEP
LANSIA TIDUR

KONSEP
RELAKSASI OTOT
PROGRESIF
KERANGKA TEORI
KERANGKA KONSEP
Hipotesis penelitian

H0: Tidak ada pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap


peningkatan kualitas tidur lansia usia 45-59 tahun di Desa Marga
Mulya Kecamatan Sungai Loban Kabupaten Tanah Bumbu tahun
2020
H1: Ada pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap
peningkatan kualitas tidur lansia usia 45-59 tahun di Desa Marga
Mulya Kecamatan Sungai Loban Kabupaten Tanah Bumbu tahun
2020
METODOLOGI
PENELITIAN

WAKTU PENELITIAN Desain penelitian


Tempat penelitian
pengajuan judul pada tanggal Quasi Eksperimental
14 september 2020 sampai Desa Marga Mulya
Kecamatan Sungai Loban dengan rancangan yang
selesai melakukan penelitian digunakan adalah
Kabupaten Tanah Bumbu
pada 27 April 2021 rancangan Without
Control Time Series
Design
Sampel: 10 responden
berdasarkan kriterian Variabel penelitian
inklusi dan eksklusi 1. Variabel independen( bebas) terapi relaksasi otot
progresif
2. Variabel dependen (terikat) kualitas tidur lansia
Sampling: nonprpobability
sampling dengan purposive
sampling

KRITERIA INKLUSI KRITERIA EKSLUSI


a. Lansia yang mengalami gangguan tidur a. Lansia yang mengonsumsi obat tidur
b. Lansia yang berusia 45-59 tahun b. Lansia yang tidak mengikuti penelitian mulai awal
c. Lansia yang berkomunikasi dengan baik sampai akhir
d. Lansia yang kooperatif
e. Bersedia menjadi respoden
f. Lansia yang tidak mengalami stroke
DEFINISI OPERASIONAL
No Variabel Definisi Operasional Parameter Skala Alat Uukur Hasil ukur

1 Terapi relaksasi otot Melakukan relaksasi otot 1. Fase persiapan SOP (Standar Operasional 1=sebelum diberikan terapi
progresif (variabel 2. Fase kerja Nominal Prosedur) relakasi otot progresif
independen) progresif dengan cara 3. Fase terminasi 2=setelah diberikan terapi
menegangkan otot selama 10 relaksasi otot progresif
detik kemudian merilekskannya
selama 10 detik, dilakukan
dengan waktu 15 menit selama 7
hari 0 = kualitas tidur
sangat baik
Menggunakan 1-7 = kualitas tidur
Kualias tidur Kondisi tidur yang dialami Interval
2. Mengukur 7 komponen
penilaian, yakni: Kuesioner PSQI baik
(variabel oleh seseorang menghasilkan 4. Kualitas tidur subjektif (Pittsburgh Sleep 8-14 = kualitas tidur
kesegaran dan kebugaran (subjective sleep quality) Quality Index) buruk
dependen) saat bangun tidur 5. latensi tidur (sleep 15-21 = kualitas tidur
latency)
6. Durasi tidur (sleep
sangat buruk
duration)
7. Lama tidur efektif di
ranjang (habitual sleep
efficiency)
8. Ganggguan tidur (sleep
disturbance
9. Ganggunaan obat tidur
(sleep medication
10. Gangguan konsentrasi di
waktu siang (daytime
dysfunction).
TEKNIK ANALISA DATA

ANALISA UNIVARIAT ANALISA BIVARIAT

Menurut (Notoadmodjo, 2010) analisa univariat Menurut (Dharma, 2011) analisa bivariat
adalah untuk menjelaskan dan mendeskripsikan dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
karakteristik setiap variabel hasil pengolahan data antara variabel independen (bebas) dan variabel
dalam bentuk presentase dan di interpretasikan dependen (terikat). Pada penelitian ini melakukan 8
dengan menggunakan kriteria kuantitatif sebagai kali pengukuran selama 8 hari, pada hasil uji
berikut: normalitas didapatkan hasil pengukuran hari ke-1
sampai hari ke-5 memiliki nilai p value (>0,05) yang
100% = Seluruhnya
artinya data berdistribusi normal sehingga
76-99% = Hampir seluruhnya menggunakan uji parametrik uji paired T Test
51-75% = Sebagian besar
kemudian hasil pengukuran hari ke-6 sampai hari ke-8
memiliki nilai p value sig. (<0,05) yang artinya data
50% = Setengahnya tidak berdistribusi normal sehingga menggunakan uji
26-49% = Hampir setengahnya non parametrik uji wilcoxon.

1-25% = Sebagian kecil


0% = Tidak satupun
ANALISA MULTIVARIAT
Uji multivariat digunakan untuk menganalisis dua variabel atau
lebih. Analisis multivariat yang digunakan yaitu Uji Anova Repeat
Measure untuk menguji perbedaan hasil pengukuran atau nilai
beberapa pengukuran (repeat measure. Hasil pengukuran yang
dilakukan memenuhi syarat yaitu data bersifat homogen dengan
nilai based on mean 0,079 yang artinya bersifat homogen sehingga
dapat menggunakan uji parametrik Uji Anova Repeated Measure.
HASIL PENELITIAN
Kualitas tidur lansia sebelum dan
setelah diberikan terapi relaksasi otot
progresif

Berdasarkan tabel 5.3 diatas


diketahui bahwa sesudah
diberikan terapi relaksasi otot
progresif terhadap peningkatan
kualitas tidur lansia pada postest
ke-1-5 hampir seluruhnya (90%)
lansia masih mengalami kualitas
tidur buruk dan sebagian kecil
(10%) mengalami kualitas tidur
sangat buruk, pada postest hari
ke- 6 dan hari ke- 7 seluruhnya
(100%) responden memiliki
kualitas tidur yang baik.
Analisis sebelum dan sesudah diberikan terapi relaksasi otot progresif
terhadap kualitas tidur lansia pada hari ke 1

Berdasarkan tabel 5.4 diatas dengan menggunakan uji parametrik paired T-test

didapatkan nilai P-Value=0,345 yang artinya H0 diterima dan H1 ditolak, sehingga

bermakna tidak ada penaruh terapi relaksasi progresif terhadap kualitas tidur lansia.
Analisis sebelum dan sesudah diberikan terapi relaksasi otot progresif terhadap kualitas tidur lansia
pada hari ke 2

Berdasarkan tabel 5.5 diatas dengan menggunakan uji paired t-test


didapatkan nilai P-Value 0,000 yang artinya H0 ditolak dan H1 diterima,
yang bermakna terdapat pengaruh terapi relaksasi otot progresif
terhadap peningkatan kualitas tidur lansia.
Analisis sebelum dan sesudah diberikan terapi relaksasi otot progresif terhadap
kualitas tidur lansia pada hari ke 3

Berdasarkan tabel 5.6 diatas dari hasil uji paired t-test didapatkan nilai p-
value= 0,000 yang artinya H0 ditolak dan H1 diterima, yang bermakna
terdapat pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap peningkatan
kualitas tidur lansia.
Analisis sebelum dan sesudah diberikan terapi relaksasi otot progresif
terhadap kualitas tidur lansia pada hari ke 4

Berdasarkan tabel 5.7 diatas dari hasil uji paired t-test


didapatkan hasil nilai p-value= 0,000 yang artinya H0 ditolak H1
diterima, yang bermakna terdapat pengaruh terapi relaksasi otot
progresif terhadap peningkatan kualitas tidur lansia.
Analisis sebelum dan sesudah diberikan terapi relaksasi otot progresif terhadap
kualitas tidur lansia pada hari ke 5

Berdasarkan tabel 5.8 diatas dari hasil uji wilcoxon didapatkan


hasil p-value= 0,005 yang artinya H0 ditolak dan H1 diterima, yang
bermakna terdapat pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap
peningkatan kualitas tidur lansia.
Analisis sebelum dan sesudah diberikan terapi relaksasi otot progresif terhadap
kualitas tidur lansia pada hari ke 6

Berdasarkan tabel 5.9 diatas didapatkan hasil p-value=0,005 yang


artinya H0 ditolak dan H1 diterima, yang bermakna terdapat
pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap peningkatan
kualitas tidur lansia
Analisis sebelum dan sesudah diberikan terapi relaksasi otot progresif terhadap
kualitas tidur lansia pada hari ke 7

Berdasarkan tabel 5.11 diatas dari hasil uji wilcoxon


didapatkan nilai p-value=0,005 yang artinya H0 ditolak
dan H1 diterima, yang bermakna terdapat pengaruh
terapi relaksasi otot progresif terhadap peningkatan
kualitas tidur lansia.
Analisa Multivariat

Analisis penurunan nilai rata-rata pengukuran pretest dan postest peningkatan kualitas
tidur lansia dengan terapi relaksasi otot progresif
 

Berdasarkan tabel 5.3.1 tabel diaatas dengan uji Anova Repeated Measure
didapatkan p- value=0,000 (<0,05) yang artinya H0 ditolak dan H1
diterima, pada postest yang berarti ada peningkatan kualitas tidur antara
pretest, postest 1, postest 2, postest 3, postest 4, postest 5, postest 6 dan
postest 7.
KESIMPULAN

1. Sebelum diberikan terapi relaksasi otot progresif kualitas tidur lansia


pada pretest hampir seluruhnya 9 (90%) lansia mengalami kuallitas
tidur buruk dan 1 (10%) mengalami kualitas tidur sangat buruk
2. Tidak ada pengaruh sebelum dan sesudah diberikan terapi relaksasi otot
progresif pada hasil postest ke 1.
3. Tidak ada penagruh terapi relaksasi otto progresif terhadap peningkatan
kualiatas tidur lansia pada hari ke-1 dan ada pernagaruh terapi relaksasi
otot progresif terhadap peningkatan kualiatas tidur lansia pada hari ke 2
sampai ke 7.
4. Terdapat pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap peningkatan
kualitas tidur lansia di desa marga mulya kecamatan sungai loban tahun
2021.
DOKUMENTASI
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai