ISNASAROH
NIM.1114170600
• Dari Latar Belakang Diatas Dapat Dirumuskan Masalah Yaitu “ Apakah Ada
Pengaruh Terapi Relaksasi Otot Progresif Terhadap Peningkatan Kualitas
Tidur Lansia Usia 45-59 Tahun Di Desa Marga Mulya Kecamatan Sungai
Loban Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2020?”
TUJUAN TUJUAN KHUSUS
TUJUAN PENELTIAN
UMUM
Mengetahui pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap peningkatan kualitas
tidur lansia usia 45-59 tahun di Desa Marga Mulya Kecamatan Sungai Loban
Kabupaten Tanah Bumbu tahun 2021.
1. Mengidentifikasi kualitas tidur lansia usia 45-59 tahun sebelum dilakukan terapi relaksasi otot
progresif di Desa Marga Mulya Kecamatan Sungai Loban Kabupaten Tanah Bumbu tahun 2021
2. Mengidentifikasi kualitas tidur lansia usia 45-59 tahun sesudah dilakukan terapi relaksasi otot
progresif di Desa Marga Mulya Kecamatan Sungai Loban Kabupaten Tanah Bumbu tahun 2021
3. Menganalisis kualitas tidur sebelum dan sesudah diberikan terapi relaksasi otot progresif pada hari
ke-1, sampai hari ke-7 pada lansia di Desa Marga Mulya Kecamatan Sungai Loban Kabupaten
Tanah Bumbu Tahun 2021
4. Menganalisis pengaruh relaksasi otot progresif terhadap peningkatan kualitas tidur lansia usia 45-
59 tahun di Desa Marga Mulya Kecamatan Sungai Loban Kabupaten Tanah Bumbu tahun 2021
TINJAUAN
PUSTAKA
KONSEP KONSEP
LANSIA TIDUR
KONSEP
RELAKSASI OTOT
PROGRESIF
KERANGKA TEORI
KERANGKA KONSEP
Hipotesis penelitian
1 Terapi relaksasi otot Melakukan relaksasi otot 1. Fase persiapan SOP (Standar Operasional 1=sebelum diberikan terapi
progresif (variabel 2. Fase kerja Nominal Prosedur) relakasi otot progresif
independen) progresif dengan cara 3. Fase terminasi 2=setelah diberikan terapi
menegangkan otot selama 10 relaksasi otot progresif
detik kemudian merilekskannya
selama 10 detik, dilakukan
dengan waktu 15 menit selama 7
hari 0 = kualitas tidur
sangat baik
Menggunakan 1-7 = kualitas tidur
Kualias tidur Kondisi tidur yang dialami Interval
2. Mengukur 7 komponen
penilaian, yakni: Kuesioner PSQI baik
(variabel oleh seseorang menghasilkan 4. Kualitas tidur subjektif (Pittsburgh Sleep 8-14 = kualitas tidur
kesegaran dan kebugaran (subjective sleep quality) Quality Index) buruk
dependen) saat bangun tidur 5. latensi tidur (sleep 15-21 = kualitas tidur
latency)
6. Durasi tidur (sleep
sangat buruk
duration)
7. Lama tidur efektif di
ranjang (habitual sleep
efficiency)
8. Ganggguan tidur (sleep
disturbance
9. Ganggunaan obat tidur
(sleep medication
10. Gangguan konsentrasi di
waktu siang (daytime
dysfunction).
TEKNIK ANALISA DATA
Menurut (Notoadmodjo, 2010) analisa univariat Menurut (Dharma, 2011) analisa bivariat
adalah untuk menjelaskan dan mendeskripsikan dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
karakteristik setiap variabel hasil pengolahan data antara variabel independen (bebas) dan variabel
dalam bentuk presentase dan di interpretasikan dependen (terikat). Pada penelitian ini melakukan 8
dengan menggunakan kriteria kuantitatif sebagai kali pengukuran selama 8 hari, pada hasil uji
berikut: normalitas didapatkan hasil pengukuran hari ke-1
sampai hari ke-5 memiliki nilai p value (>0,05) yang
100% = Seluruhnya
artinya data berdistribusi normal sehingga
76-99% = Hampir seluruhnya menggunakan uji parametrik uji paired T Test
51-75% = Sebagian besar
kemudian hasil pengukuran hari ke-6 sampai hari ke-8
memiliki nilai p value sig. (<0,05) yang artinya data
50% = Setengahnya tidak berdistribusi normal sehingga menggunakan uji
26-49% = Hampir setengahnya non parametrik uji wilcoxon.
Berdasarkan tabel 5.4 diatas dengan menggunakan uji parametrik paired T-test
bermakna tidak ada penaruh terapi relaksasi progresif terhadap kualitas tidur lansia.
Analisis sebelum dan sesudah diberikan terapi relaksasi otot progresif terhadap kualitas tidur lansia
pada hari ke 2
Berdasarkan tabel 5.6 diatas dari hasil uji paired t-test didapatkan nilai p-
value= 0,000 yang artinya H0 ditolak dan H1 diterima, yang bermakna
terdapat pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap peningkatan
kualitas tidur lansia.
Analisis sebelum dan sesudah diberikan terapi relaksasi otot progresif
terhadap kualitas tidur lansia pada hari ke 4
Analisis penurunan nilai rata-rata pengukuran pretest dan postest peningkatan kualitas
tidur lansia dengan terapi relaksasi otot progresif
Berdasarkan tabel 5.3.1 tabel diaatas dengan uji Anova Repeated Measure
didapatkan p- value=0,000 (<0,05) yang artinya H0 ditolak dan H1
diterima, pada postest yang berarti ada peningkatan kualitas tidur antara
pretest, postest 1, postest 2, postest 3, postest 4, postest 5, postest 6 dan
postest 7.
KESIMPULAN