Disusun oleh :
NIM : 82021040074
2021 / 2022
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DIAGNOSA
FEBRIS
A. DEFINISI
Febris (demam) adalah kenaikan suhu tubuh di atas variasi sirkadian yang
normalsebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak dalam
hipotalamusanterior. Suhu tubuh normal dapat dipertahankan, ada perubahan suhu
lingkungan,karena adanya kemampuan pada pusat termoregulasi untuk mengatur
keseimbanganantara panas yang diproduksi oleh jaringan, khususnya oleh otot dan
hati, dengan panasyang hilang. Dalam keadaan febris, keseimbangan tersebut
bergeser hingga terjadipeningkatan suhu dalam tubuh. Definisi demam (febris) adalah
suhu rectal yang lebih dari 380C (100,4 0F). suhunormal dapat berfluktuasi sepanjang
hari, berkisar antara 36,1 0C-380C (970F-100,4oF).umumnya suhu tubuh pada anak-
anak lebih tinggi, emudian menurun hingga padaatingkat dewasa pada usia 13-14
tahun pada anak perempuan, dan 17-18 tahun padaanak laki-laki. Febris adalah
peningkatan abnormal suhu badan rectal minimal 380C. demammerpakan tanda
adanya masalah yang menjadi penyebab, buakan suatu penyakit dantidak terjadi
dengan sendirinya.
B. ETIOLOGI
pusat regulasisuhu sentral (misalnya : perdarahan otak, koma). Pada dasarnya untuk
mencapai ketepatan diagnosis penyebab demam antara lain: ketelitian pengambilan
riwayatpenyakit pasien, pelaksanaan pemeriksaan fisik, observasi perjalanan penyakit,
danevaluasi pemeriksaan laboratorium, serta penunjang lain secara tepat dan holistic.
Beberapa hal khusus perlu dipeehatikan pada demam adalah cara timbul demam,lama
demam, tinggi demam serta keluhan dan gejala lain yang menyertai demam.(aplikasi
nanda)Febris umumnya terjadi akibat adanya gangguan pada hipotalamus,
atausebaliknya dapat disebabkan oleh setiap gangguan berikut:-Penyebab umum febris
pada bayi antara lain infeksi saluran pernapasan atas danbawah, faringitis, otitis media,
dan infeksi virus umum dan enteric. Reaksi vaksinasi danpakaian yang terlalu tebal juga
seringmenjadipenyebab demam pada bayi.-Penyebab febris yang lebih serius antara
lain infeksi saluran kemih, pneumonia,bakteremia, meningitis, osteomielitis, atritis
septic, kanker, gangguan imunologik,keracunan atau overdosis obat, dan dehidrasi.
(Muscari, 2011)
C. PATOFISIOLOGI
Demam terjadi sebagai respon tubuh terhadap peningkatan set point, tetapi
adapeningkatan suhu tubuh karena pembentukan panas berlebihan tetapi tidak
disertaipeningkatansetpoint. Demam adalah sebagai mekanisme pertahanan tubuh
(respon imun) anakterhadap infeksi atau zatasing yang masuk ke dalam tubuhnya. Bila
ada infeksi atau zatasing masuk ke tubuh akan merangsang sistem pertahanan tubuh
dengan dilepaskannyapirogen.Pirogen adalah zat penyebab demam, ada yang berasal
dari dalam tubuh(pirogen endogen) dan luar tubuh (pirogen eksogen) yang bisa berasal
dari infeksi olehmikroorganisme atau merupakan reaksi imunologik terhadap benda
asing (noninfeksi).
D. MANIFESTASI KLINIS
1. Kulit kemerahan
2. Hangat pada sentuhan
3. Peningkatan frekuensi pernafasan
4. Menggigil
5. Dehidrasi
6. Kehilangan nafsu makan
Mempengaruhi Demam
hipotalamus anterior
Anoreksia hipertermi
kelemahan
/muntah
Intolernsi aktivitas
Intake makanan
berkurang
Infeksi
Pengeluar
Infeksi Masuk tenggorokan
an cairan
bakteri saluran mukosa Nutrisi kurang
virus nafas berlebih Nyeri akut dari kebutuhan
Huda Nurarif, Amin & Kusuma, Hardhi. 2013
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tujuan yang hendak dicapai adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan, deficit
volume cairan dapat diatasi. Kriteria hasil yang diharapkan adalah mempertahankan
cairan dan elektrolit dalam tubuh. Intervensinya yaitu kaji masukan dan haluan cairan,
kaji tanda – tanda vital pasien, ajarkan pasien pentingnya mempertahankan masukan
yang adekuat ( sedikitnya 2000 ml / hari, kecuali terdapat kontra indikasi penyakit
jantung, ginjal ), kaji tanda dan gejala dini defeisit volume cairan ( mukosa bibir kering,
penurunan berat badan ), timbang berat badan setiap hari. Diagnosa ketiga yang akan
muncul yaitu resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dengan penurunan
keinginan untuk makan ( anoreksi ) . Tujuannya yaitu kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Kriteria hasil yang diharapkan yaitu berat badan normal, nafsu makan ada /
bertamabah. Intervesi yang akan dialakukan yaitu timbang berat badan pasien tiab hari.
Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat beri diet lunak, ajarkan pasien untuk makan
sedikit taoi sering, pertahankan kebersihan mulut dengan baik, sajikan makan dalam
bentuk yang menarik.
Diagnosa keempat yang akan muncul yaitu gangguan intoleransi aktivitas ditandai
dengan ketidsk mampuan untuk mempertahankan rutinitas sehari – hari, meningkatnya
keluhan fisik Tujuan setelah diakukan tindakan keperawatan diharapkan gangguan
intoleransi aktivitas dapat diatasi. Kriteria hasil yang diharapkan yaitu klien dapat
meningkatkan toleransi terhadap aktivitas sehari. Intervensi yang akan dilakukan : ukur
tanda – tanda vital sebelum dan sesudah aktivitas, tingkatkan aktivitas perawatan diri
klien dari perawatan didri persial sampai lengkap sesuai dengan indikasi, ajarkan
pasien teknik penghetan energi, rencanakan periode istirahat sesuai jadwal harian
klien, identivikasi dan dorong kemajuan klien.
Diagnosa keperawatan kelima yaitu kurang pengetahuan ditandai dengan
mengungkapkan kurang penegetahuan atau keterampilan atau permintaan informasi
(Carpenito, 2011 ) Tujuannya yaitu Penegetahuan keluarga tentang demam bertambah.
Kriteria hasil yang diharapakn yaitu keluarga menyatakan kepahamannya tentang
perawatan demam di rumah. Intervensinya yaitu kaji penyuluhan atau pendidikan
kesehatan tentang perawatan anak demam dirumah. Beri evaluasi tentang pendidikan
kesehatan yang diberikan oleh perawat, beri reword kepada orang tua atas
keberhasilan menjawab yang di ajukan oleh perawat
F. PENGKAJIAN A,B,C,DAN D
1. Airway : Paten
Jejas : ya tidak
CRT : detik
warna kulit : normal pucat
Diaphoresis : ya tidak
4. Disability
Tingkat kesadaran :
Eksposure
A. Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
a) Identitas klien
Meliputi : nama, tempat/ tanggal lahir, umur, jenis kelamin, nama orang tua,
perkerjaan orang tua, alamat, suku, bangsa, agama.
Keluhan utama Klien yang biasanya menderita febris mengeluh suhu tubuh panas >
37,5 °C, berkeringat, mual/muntah.
Pada umumnya didapatkan peningktan suhu tubuh diatas 37,5 °C, gejala febris
yang biasanya yang kan timbul menggigil, mual/muntah, berkeringat, nafsu makan
berkurang, gelisah, nyeri otot dan sendi.
Penyakit yang pernah di derita oleh keluarga baik itu penyakit keturunan ataupun
penyakit menular, ataupun penyakit yang sama
- Genogram
- Riwayat kehamilan dan kelahira Meliputi : prenatal, natal, postnatal, serta data
pemebrian imunisasi pada anak.
- Riwayat social
Biasa klien dengan febris mengalami nafsu makan, dan susuh untuk makan sehingga
kekurang asupan nutrisi.
- Pola tidur
Biasa klien dengan febris mengalami susah untuk tidur karena klien merasa gelisah dan
berkeringat. Mandi
- Eliminasi
Eliminasi klien febris biasanya susah untuk buang air besar dan juga bias
mengakibatkan terjadi konsitensi bab menjadi cair.
- Pemeriksaan fisik
Kesadaran, Biasanya kesadran klien dengan febris 15 – 13, berat badan serta tinggi
badan
Biasa klien dengan febris suhunya > 37,5 °C, nadi > 80 x i
- Head to toe
Kepala dan leher Bentuk, kebersihan, ada bekas trauma atau tidak Kulit, rambut, kuku
gangguan / kelainan MataUmumnya mulai terlihat cekung atau tidak. Telingga, hidung,
tenggorokan dan mulut Bentuk, kebersihan, fungsi indranya adanya gangguan atau
tidak, biasanya pada klien dengan febris mukosa bibir klien akan kering dan pucat.
Thorak dan abdomen Biasa pernafasan cepat dan dalam, abdomen biasanya nyeri dan
ada peningkatan bising usus bising usus normal pada bayi 3 – 5 x i.
- Sistem kardiovaskuler Pada kasus ini biasanya denyut pada nadinya meningkat
Sistem musculoskeletal Terjadi gangguan apa tidak.
- Sistem pernafasan Pada kasus ini tidak terdapat nafas yang tertinggal /
gerakan nafas dan biasanya kesadarannya gelisah, apatis atau koma
- Pemeriksaan tingkat perkembangan
- Kemandirian dan bergaul : Aktivitas sosial klien
Motorik halus Gerakan yang menggunakan otot halus atau sebagian anggota tubuh
tertentu, yang dipengaruhioleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya :
memindahkan benda dari tangn satu ke yang lain, mencoret – coret, menggunting
Motorik kasar Gerakan tubuh yang menggunakan otot – otot besar atau sebagian besar
atau seluruh anggota tubuh yang di pengaruhi oleh kematangan fisik anak contohnya
kemampuan duduk, menendang, berlari, naik turun tangga ( Lerner & Hultsch. 1983)
B. DIAGNOSA
4. Intoleransi aktivitas
RENCANA KEPERAWATAN
Tujuan :
Intervensi
Memonitor ttv
Selimuti pasien
Tujuan :
Mampu mengenali nyeri : skala nyari intensitas nyeri , frekuensi nyari, tanda nyeri
Nic:
Tentukan lokasi karateristik kualitas dan derajat nyeri sebelum pemberian analgetik.
Intervensi:
R: Gejala yang menyertai akumulasi toksin endogen yang dapat mengubah atau
menurunkan pemasukan dan memerlukan intervensi
R: Menurunkan ketidaknyamanan stomatitis oral dan rasa tak disukai dalam mulut yang
dapat mempengaruhi masukan makanan
Intoleransi aktivitas
Intervensi:
Huda Nurarif, Amin & Kusuma, Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & Nanda-NIC NOC. Jakarta: MediAction
Johnson, M., et all. 2011. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New Jersey:
Upper Saddle River
Julia Klaartje Kadang, SpA (2013). Metode Tepat Mengatasi Demam. www. Google. Com
diakses tanggal 12 Januari 2015.
Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition. New
Jersey: Upper Saddle River
Nanda. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA : Definisi dan Klasifikasi. Jakarta :
Prima Medika.
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima
Medika
(15)
Sinarty hartanto. (2003). Anak Demam Perlu Kompres. www. Pediatrik. Com/knal.php. diakses
tanggal 12 Januari 2015.