Anda di halaman 1dari 31

PAPER

Rhabdomyosarcoma

Oleh:
Rakha Muhamad Buchori
20360153

Pembimbing:
dr. Yusril Lesman, Sp.B

KEPANITERAAN KLINIS ILMU BEDAH


RSU HAJI MEDAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
TAHUN 2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
..................................................................................................................................................
i

BAB I PENDAHULUAN
...............................................................................................................................................................................
1
1.1. Latar Belakang
.........................................................................................................................................................
1
1.2. Tujuan
.........................................................................................................................................................
2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


..............................................................................................................................................................
3
2.1. Klasifikasi
3
2.2. Gambaran klinis dan radiologi
4
2.3. Makroskopis
4
2.4. Tipe histologi
5
2.4.1. Embryonal rhabdomyosarcoma
........................................................................................................................................
5
2.4.2. Alveolar rhabdomyosarcoma
........................................................................................................................................
12
2.4.3. Pleomorphic rhabdomyosarcoma
........................................................................................................................................
17
2.4.4. Spindle cell/sclerosing rhabdomyosarcoma
........................................................................................................................................
20

BAB III KESIMPULAN


..............................................................................................................................................................
24

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rhabdomyosarcoma (RMS) merupakan sarkoma yang menunjukkan

differensiasi otot skeletal, tanpa dijumpainya pola differensiasi lain yang prominen

(mixed sarcoma).1,2 Tumor ganas otot skeletal ini merupakan soft tissue sarcoma
1-5
yang paling sering dijumpai pada anak-anak dan remaja namun jarang dijumpai

pada dewasa.5 Insidennya pada anak-anak dijumpai pada puncak usia 5-15 tahun,

dengan usia median sekitar 10 tahun. Pada dewasa, tumor ini hanya terjadi sekitar

10% dari seluruh kasus RMS. Predileksi tumor ini paling sering dijumpai pada

kepala dan leher, saluran urogenital, ekstremitas, dan batang tubuh. 2 Selain itu,

tumor ini juga dapat muncul pada soft tissue lain.3 Beberapa kasus tumor ini

dihubungkan dengan kelainan herediter seperti Li-Fraumeni syndrome dan

neurofibromatosis tipe I. Kasus-kasus kongenital hanya dijumpai pada sekitar 2%

pasien.2

Dalam literatur, pada kasus-kasus high grade sarcoma dapat dijumpai

rhabdo-differentiation (mixed sarcoma).5 Oleh karena itu penting untuk

membedakan antara mixed sarcoma dengan RMS murni. Menurut WHO (World

Health Organization) tahun 2002, RMS murni ini terdiri dari tiga tipe utama, yaitu

embryonal RMS, alveolar RMS, dan pleomorphic RMS.1-7


2

1.2 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih dalam

mengenai keilmuan di bidang ilmu bedah terutama mengenai penyakit

Rhabdomyosarcoma guna meningkatkan pengetahuan agar dapat mengenali penyakit

ini dalam praktek kedokteran sehari-hari.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi

Tumor otot skeletal terbagi dalam tumor jinak dan tumor ganas. Tumor jinak

disebut dengan rhabdomyoma, sedangkan tumor ganas disebut sebagai

rhabdomyosarcoma. Sejak tahun 2013, klasifikasi WHO untuk tumor otot skeletal

ini telah diperbaharui. Rhabdomyoma terdiri tiga tipe, yaitu: tipe adult, fetal, dan

genital; sedangkan rhabdomyosarcoma terdiri dari empat tipe utama, yaitu

embryonal RMS, alveolar RMS, pleomorphic RMS, dan spindle cell/sclerosing

RMS. Embryonal RMS terdiri lagi dalam varian botryoid dan anaplastic;

sedangkan alveolar RMS terdiri dari varian solid dan anaplastic.8

SKELETAL MUSCLE TUMOURS

Benign
Rhabdomyoma 8900/0
Adult type 8904/0
Fetal type 8903/0
Genital type 8905/0

Malignant
Embryonal rhabdomyosarcoma
(including botryoid, anaplastic) 8910/3
Alveolar rhabdomyosarcoma
(including solid, anaplastic) 8920/3
Pleomorphic rhabdomyosarcoma 8901/3
Spindle cell/sclerosing rhabdomyosarcoma 8912/3

Gambar 2.1. Klasifikasi WHO tahun 2013 untuk skeletal muscle tumor.8
4

2.2 Gambaran Klinis dan Radiologi

Secara klinis, RMS tumbuh sebagai massa yang tidak nyeri atau

dijumpainya kehilangan fungsi dari sisi yang terlibat. Perluasan massa tumor

dapat dideteksi melalui pemeriksaan radiologi, seperti CT-scan dan MRI.2,4

Gambar 2.2 Gambaran radiologi rhabdomyosarcoma. A. Massa tumor pada orbita; B.


Massa tumor pada plantar pedis sinistra.9,10
2.3 Makroskopis

Makroskopis dari tumor ini bervariasi. Sebagian menunjukkan massa yang

berlobus-lobus dan tidak berbatas tegas dengan konsistensi lunak atau padat;

sebagian lain tampak berbatas tegas, namun sesungguhnya sangat infiltratif apabila

dilihat secara seksama, dan pada pemotongan permukaan tumor berwarna abu

kecoklatan. Fokus-fokus area nekrosis juga sering dijumpai. Selain itu, pada tumor

yang tumbuh di bawah permukaan mukosa (varian botryoid) akan dijumpai

struktur polipoid ataupun konfigurasi grape-like yang pada pemotongan akan

menunjukkan permukaan tumor yang berwarna putih keabuan. Untuk tumor-tumor

yang berlokasi di ekstremitas, biasanya ukuran tumor lebih besar, sedangkan yang

berlokasi di luar ekstremitas biasanya ukuran tumor cenderung lebih kecil, yakni <

2-4 cm.2,4
5
6

2.4 Tipe histologi

2.4.1 Embryonal rhabdomyosarcoma

Embryonal RMS adalah malignant soft tissue sarcoma primitif, yang

menunjukkan gambaran fenotip maupun biologis dari embryonic skeletal muscle.8

Menurut WHO tahun 2013, embryonal RMS terbagi dalam varian botryoid, dan

anaplastic.6,8 Embryonal RMS sering disebut juga sebagai myosarcoma, malignant

rhabdomyoma, rhabdomyosarcoma, rhabdopoeitic sarcoma, dan embryonal

sarcoma.8

Embryonal RMS merupakan jenis tumor yang paling sering dijumpai, 2,6,7

yakni sekitar 60-80% dari seluruh kasus RMS.5,6 Tumor ini secara primer mengenai

anak-anak, terutama pada usia 3-15 tahun dengan puncak usia sekitar 4 tahun.

Selain itu, sekitar 5% kasus tumor ini juga dapat dijumpai pada bayi. 1,2,4,6,8,11 Hanya

17% embryonal RMS yang terjadi pada usia remaja, dan beberapa ditemukan

sebagai kelainan kongenital.8 Tumor ini lebih banyak terjadi pada laki-laki

dibandingkan dengan perempuan dengan perbandingan 1,2:1.1,2,8

Meskipun embryonal RMS terdiri dari sel-sel yang secara histologi identik

dengan striated muscle, namun hanya 9% saja dari tumor ini yang berasal dari otot

skeletal pada ekstremitas.8 Lokasi tersering untuk tumor ini adalah kepala dan

leher (meliputi: orbita, kelopak mata, orofaring, parotis, liang telinga, telinga

tengah, pterygoid fossa, nasofaring, kavum nasi, sinus paranasal, lidah, dan pipi),

saluran genitourinari (meliputi: kandung kemih, prostat, dan soft tissue

paratestikular). Selain itu, embryonal RMS dapat juga dijumpai pada saluran bilier,

abdomen, retroperitoneum, pelvis, rongga dada, perimeningeal dan perineum


7

dalam persentasi yang lebih kecil.1,2,4,6,8,11 Beberapa organ viseral seperti liver,

ginjal, jantung, dan paru-paru juga pernah dilaporkan sebagai lokasi dari

embryonal RMS.8 Dari keseluruhan lokasi tersebut, saluran genitourinari

merupakan lokasi tersering pada tumor ini, terutama untuk varian botryoid, yaitu

sekitar 75%.5,7 Varian botryoid biasanya tumbuh di bawah permukaan epitel

mukosa pada kandung kemih, saluran bilier, faring, konjungtiva, liang telinga, dan

vagina.2,5-8,11 Varian botryoid dijumpai sekitar 25% dari seluruh kasus RMS.7

Secara klinis, embryonal RMS menunjukkan gejala yang bervariasi, namun

secara umum berhubungan dengan efek dari massa tumor dan obstruksi. Untuk

lesi-lesi yang berlokasi di kepala dan leher, gejala yang dapat ditimbulkan seperti:

proptosis, diplopia, sinusitis, dan ketulian unilateral, tergantung lokasi massa

tumor. Sedangkan untuk lesi-lesi yang berlokasi di saluran genitourinari dapat

menimbulkan gejala seperti massa pada skrotum, atau retensi urin. Bila terjadi

pada saluran bilier, maka akan menyebabkan jaundice.8

A B
Gambar 2.3 A. Gambaran klinis embryonal rhabdomyosarcoma tipe botryoid pada
vagina; B. Massa tumor pada palpebra superior.12,13
Embryonal RMS dapat disebabkan oleh mutasi genetik, baik secara sporadik

ataupun herediter. Transformasi ganas dari rhabdomyoma sangat jarang

menyebabkan rhabdomyosarcoma.8
8

Secara makroskopis, embryonal RMS menunjukkan massa tumor yang tidak

berbatas tegas, fleshy, coklat pucat, yang secara langsung melibatkan struktur di

sekitarnya.8,11 Varian botryoid memiliki karakteristik gambaran polipoid dengan

kelompokan nodul-nodul kecil, sessile, dan berbenjol-benjol yang berbatasan

dengan permukaan epitel.8

Secara mikroskopis, embryonal RMS terdiri dari sel-sel mesenkim primitif

dalam berbagai stadium miogenesis, seperti rhabdomyoblast.1,2,4,8,11 Dalam proses

differensiasinya, sel-sel tersebut berubah menjadi sel-sel dengan sitoplasma

eosinofilik dan berbentuk memanjang, sering disebut sebagai “tadpole”, “strap”,

dan “spider” cell. Sitoplasma eosinofilik terang disertai dengan cross striation dan

multinukleasi mengindikasikan differensiasi terminal.1,2,4,7,8 Selain itu, adanya area

padat, selular diselang-selingi dengan daerah longgar, jaringan miksoid merupakan

ciri-ciri dari embryonal RMS.1,4,8,11 Keadaan ini bervariasi dalam kasus per kasus.1,8

Ada yang disertai dengan stroma mukoid yang banyak yang berisi sebaran

rhabdomyoblast , dan ada pula yang terdiri dari susunan sel-sel spindel yang padat

pada kasus lain. Varian botryoid terdiri dari agregasi linier dari sel-sel tumor yang

erat berbatasan dengan permukaan epitel. Gambaran ini dikenal sebagai “cambium

layer”, yang merupakan ciri khas varian ini.1,2,4,7,8,11 Selain itu, varian botryoid juga

berisi nodul-nodul polipoid dalam jumlah yang bervariasi,1,4,8 yang biasanya

disertai dengan stroma longgar, dan mengandung banyak miksoid yang seolah-

olah merupakan tumor jinak. Keberadaan sel-sel yang membesar, atipik dengan

inti hiperkromatik disebut sebagai RMS varian anaplastic.2,4,8,11 Gambaran ini dapat
9

dijumpai baik pada embryonal RMS maupun alveolar RMS. Mitosis multipolar dan

bizarre juga dapat dijumpai.8

Secara imunohistokimia, vimentin tertampil pada sitoplasma dari sebagian

besar sel-sel primitif; sedangkan desmin dan actin dijumpai pada rhabdomyoblast

yang sedang berkembang. MyoD dan myogenin sangat khas dan sensitif untuk

rhabdomyosarcoma dan akhir-akhir ini digunakan dalam diagnosis. Embryonal

RMS menunjukkan pulasan negatif, fokal lemah, atau moderat terhadap myogenin

yang positif secara difus dan kuat pada alveolar RMS.8

A B

C D

Gambar 2.4. Gambaran mikroskopis embryonal rhabdomyosarcoma. A dan B.

Pembesaran lemah dan sedang dari embryonal RMS dengan area selular

dan miksoid yang berselang-seling yang merupakan gambaran khas tumor

ini; C. Pembesaran kuat dari embryonal RMS dengan sel-sel bentuk bulat

oval yang primitif; D. Sel-sel bentuk spindel yang primitif terdapat pada

stroma miksoid yang banyak.12


10

A B

C D
Gambar 2.5 Gambaran mikroskopis embryonal rhabdomyosarcoma. A. Embryonal

RMS terdiri dari hampir seluruhnya berupa sel-sel primitif dan tidak

dijumpai sama sekali rhabdomyoblastic differentiation; B. Sel-sel dengan

sitoplasma eosinofilik yang tersebar pada massa tumor; C.

Rhabdomyoblast yang tersebar di antara sel-sel bulat oval yang primitif.

Rhabdomyoblast memiliki inti vesikular yang eksentrik dan sitoplasma

eosinofilik padat yang sangat banyak; D. Karakteristik rhabdomyoblast

pada embryonal RMS. Material fibrilar yang sangat eosinofilik tersusun

secara konsentrik mengelilingi inti.12


11

A B

C D

Gambar 2.6. Gambaran mikroskopis embryonal rhabdomyosarcoma tipe botryoid. A.

Fragmen polipoid yang dilapisi oleh mukosa skuamous pada tipe botryoid

di vagina; B. Karakteristik dari tipe botryoid adalah dijumpainya

“cambium layer” , yakni zona submukosa yang ditandai dengan

selularitas yang tinggi; C. Sel-sel bentuk spindel dan bulat oval “ yang

primitif pada cambium layer”; D. Tipe botryoid pada biliary tract dengan

rhabdomyoblast yang sangat jelas.12

Gambar 2.7. Embryonal rhabdomyosarcoma dengan gambaran sel-sel yang anaplastik.12


12

A B

Gambar 2.8 Gambaran imunohistokimia embryonal rhabdomyosarcoma. A.

Embryonal RMS menunjukkan positivitas terhadap desmin yang tertampil

pada sitoplasma secara difus; B. Myogenin yang tertampil pada inti

mengkonfirmasi adanya skeletal muscle differentiation.12

Prognosis pada embryonal RMS ditentukan oleh stadium, klasifikasi

histologi, usia, dan lokasi massa tumor. Pasien-pasien dengan usia yang lebih

muda cenderung memiliki prognosis yang baik. Varian botryoid memiliki outcome

yang lebih baik.1,4,7,8,11 Embryonal RMS dengan anaplasia yang difus memiliki

outcome yang buruk dibandingkan varian yang lain. Tumor-tumor yang berlokasi

di perimeningeal dan ekstremitas cenderung memiliki outcome yang buruk bila

dibandingkan dengan lokasi lain, seperti orbital dan paratesticular region.8

Meskipun embryonal RMS memiliki gambaran anaplastik secara fokal,

dengan bentuk sel yang bizarre, tumor ini tidak diklasifikasikan sebagai

pleomorphic RMS, namun lebih sesuai sebagai pleomorphic subtype of embryonal

RMS. Hal ini berhubungan dengan clinical course yang lebih agresif, terutama

apabila gambaran pleomorfik sangat luas. Sebaliknya, well differentiated tumor


13

dengan komponen rhabdomyoblast > 50% berhubungan dengan respon yang baik

terhadap kemoterapi.11
14

2.4.2 Alveolar rhabdomyosarcoma

Alveolar RMS merupakan round cell neoplasm yang malignan dan primitif,

yang secara sitologi mirip dengan limfoma dan menunjukkan partial skeletal

muscle differentiation. Alveolar RMS disebut juga sebagai rhabdomyoblastoma,

rhabdomyopoeitic sarcoma, dan monomorphous round cell rhabdomyosarcoma.8

Alveolar RMS dapat terjadi pada segala usia, namun tumor ini tidak

menunjukkan predileksi kejadian pada anak-anak dan lebih sering dijumpai pada

usia remaja dan dewasa muda;1,2,4,6,8,11 sedangkan pada kelainan kongenital

kasusnya jarang dijumpai.8 Usia median pada alveolar RMS ini adalah 6,8 dan 9,0

tahun berdasarkan laporan dari International Society of Pediatric Oncology (SIOP)

dan Intergroup Rhabdomyosarcoma Study (IRS). Jenis tumor ini lebih sedikit

dijumpai bila dibandingkan dengan embryonal RMS. Perbandingan antara laki-laki

dan perempuan adalah sama, dan tidak ada dilaporkan predileksi geografik

maupun rasial pada tumor ini.8

Alveolar RMS biasanya muncul sebagai massa yang dalam pada

ekstremitas.1,2,4,6,7,8,11 Lokasi lain yang bisa terlibat misalnya bokong, paraspinal,

parameningeal dan perineal region, serta sinus paranasal.4,8,11 Mixed

embryonal/alveolar tumor dapat dijumpai pada area yang sering terlibat pada

embryonal RMS, seperti saluran genitourinari dan orbital, namun secara umum

lokasi-lokasi tersebut adalah sangat jarang.8

Alveolar RMS muncul sebagai massa yang tumbuh dengan cepat pada

ekstremitas. Lesi paranasal dapat menyebabkan proptosis atau defisit saraf kranial.

Tumor perirektal dapat menyebabkan konstipasi. Lesi paraspinal dapat


15

menyebabkan abnormalitas nerve root, seperti paresthesia, hypesthesia, atau

paresis. Terkadang massa tumor menunjukkan lesi yang disseminated dengan

primer yang tidak jelas sehingga mirip dengan leukemia. Alveolar RMS cenderung

menjadi lesi yang high stage secara klinis.8

Secara makroskopis, alveolar RMS merupakan soft tissue tumor yang

tumbuh dengan cepat dan expansile dengan massa tumor yang fleshy dan berwarna

abu kecoklatan. Tumor ini terdiri dari fibrous tissue yang bervariasi jumlahnya.8

Gambar 2.9 Gambaran makroskopis alveolar rhabdomyosarcoma. Tumor berada di

antara jaringan skeletal muscle.11

Secara mikroskopis, ada tiga subtipe histologi mayor pada alveolar RMS,

yaitu: alveolar RMS dengan typical features, solid pattern, dan mixed

embryonal/alveolar RMS. Seluruh alveolar RMS secara sitologi menunjukkan

round cell yang mirip dengan limfoma, namun disertai dengan primitive

myoblastic differentiation.1,8 Gambaran morfologi tumor bervariasi, tergantung

dengan ada tidaknya stroma fibrous dan histologi embryonal. Typical alveolar

RMS memiliki septa fibrous yang memisahkan sel-sel tumor dalam sarang-sarang

tumor yang nyata. Sarang-sarang ini terdiri dari kelompokan sel-sel di tengahnya

yang kehilangan kohesi dengan bagian perifer. Sel-sel tumor melekat secara
16

berjajar pada septa fibrous sehingga memberikan gambaran seperti pagar.1,2,4,6,8,11

Giant cell dengan rhabdomyoblastic differentiation sering dijumpai.1,4,8 Pada

beberapa kasus, dapat dijumpai morfologi clear cell sehingga mirip dengan renal

cell carcinoma atau liposarcoma.8 Varian solid tidak memiliki stroma

fibrovaskular dan berbentuk lembaran-lembaran round cell dengan

rhabdomyoblastic differentiation yang bervariasi (biasanya sedikit).2,4,8 Gambaran

sitologi varian solid ini tidak berbeda dengan lesi yang typical. Sedangkan mixed

embryonal/alveolar RMS terdiri dari fokus histologi embryonal, seperti stroma

miksoid dan spindle cell myoblast dan histologi alveolar. Fokus alveolar sering

berupa sarang-sarang dengan stroma fibrous, meskipun fokus solid yang sangat

selular terkadang tidak dapat dibedakan dengan limfoma.8

Secara imunohistokimia, alveolar RMS terpulas dengan antibodi yang

melawan muscle protein, meskipun tumor-tumor primitif dapat terpulas secara

fokal atau kurang positifitasnya terhadap marker differensiasi seperti myoglobin

atau actin. Pulasan terhadap myogenin selalu menunjukkan pola inti yang difus

dan kuat, di mana hal ini berhubungan dengan turunnya angka ketahanan hidup.8
17

A B

C D
Gambar 2.10 Gambaran mikroskopis alveolar rhabdomyosarcoma. A. Alveolar RMS

dengan pola pertumbuhan “alveolar” yang khas; B. Selapis sel-sel

neoplastik melekat pada septa fibrous dengan kohesi selular yang hilang

pada bagian tengah; C. Pada pembesaran kuat, septa fibrous dilapisi oleh

sel-sel bulat selapis; D. Pembesaran kuat dari alveolar RMS dengan

rhabdomyoblast yang jarang.12

A B
Gambar 2.11 Gambaran mikroskopis alveolar rhabdomyosarcoma. A. Alveolar RMS

dengan multinucleated giant cell; B. Multinucleated giant cell yang

memiliki gambaran “wreath-like nuclei” pada bagian perifer.12


18

A B

Gambar 2.12 Gambaran mikroskopis alveolar rhabdomyosarcoma. Pembesaran lemah

dari alveolar RMS varian solid. Meskipun struktur alveolar tidak

dijumpai, sarang-sarang sel tetap dipisahkan oleh fibrovascular septa

yang merupakan ciri khas tumor ini; B. Pembesaran kuat menunjukkan

gambaran sitologi sel-sel bentuk bulat dengan inti membesar dan

sitoplasma yang sedikit.12

A B

Gambar 2.13 Gambaran mikroskopis alveolar rhabdomyosarcoma. A. Metastasis

alveolar RMS ke kelenjar getah bening. Pola alveolar sering dijumpai

pada metastasis; B. Alveolar RMS menunjukkan imunoreaktifitas

terhadap myogenin.11,12

Alveolar RMS adalah high grade neoplasm yang sifatnya lebih agresif

dibandingkan embryonal RMS,5,8 sehingga dapat dikatakan bahwa prognosis tumor


19

ini sangat buruk, meskipun dengan multimodal teraphy.1,11 Sekitar 90% pasien

meninggal oleh karena efek metastasis dalam 4 tahun pertama setelah diagnosis.

Paru-paru dan kelenjar getah bening regional merupakan tempat metastasis yang

paling sering pada tumor ini. 11

2.4.3 Pleomorphic rhabdomyosarcoma

Pleomorphic RMS merupakan high grade sarcoma yang hampir semuanya

terjadi pada usia dewasa dan terdiri dari sel-sel poligonal yang bizarre, bulat, dan

spindel yang menunjukkan skeletal muscle differentiation. Tidak dijumpai

komponen embryonal ataupun alveolar pada tumor ini.14

Pleomorphic RMS paling sering terjadi pada laki-laki, terutama pada pasien-

pasien yang lebih tua (> 45 tahun).1,2,14 Tumor ini muncul sebagai massa yang

dalam pada ekstremitas, terutama ekstremitas bawah (paha), namun pernah juga

dilaporkan pada berbagai lokasi lain.2,4,6,18,14

Tumor ini merupakan tipe RMS yang paling jarang dijumpai dibandingkan

dengan tipe embryonal dan alveolar.1,6,7 Secara klinis, kebanyakan pasien

mengeluhkan massa tumor yang nyeri yang tumbuh dengan cepat.14 Secara

makroskopis, tumor ini berbatas tegas, selalu berukuran besar (5-15 cm), dan

dikelilingi oleh pseudokapsul. Pada pemotongan, tampak massa tumor keputihan

dan padat dengan fokus perdarahan dan nekrosis yang bervariasi.14

Secara mikroskopis, tumor ini merupakan pleomorphic sarcoma yang terdiri

dari sel-sel bentuk bulat hingga spindel yang undifferentiated dan bercampur

dengan sel-sel poligonal dengan sitoplasma eosinofilik yang padat dalam bentuk

spindel, tadpole, dan racquet-like. Cross striation jarang dijumpai. Keberadaan


20

pleomorphic polygonal rhabdomyoblast pada pewarnaan rutin hematoksilin-eosin

disertai dengan imunohistokimia akan menunjukkan paling sedikit satu skeletal

muscle-specific marker untuk menegakkan diagnosis.14

Secara imunohistokimia, tumor ini mengekspresikan desmin, MyoD1,

skeletal-muscle (fast) myosin, dan myogenin dengan ekspresi SMA yang bervariasi,

keratin AE1/3 yang fokal, dan positif terhadap EMA.14

A B

Gambar 2.14 Gambaran mikroskopis rhabdomyosarcoma tipe pleomorphic. A.

Pleomorphic RMS terdiri dari sel-sel spindel yang sangat dominan dengan

sel-sel besar yang mengandung sitoplasma yang sangat eosinofilik; B.

Sel-sel besar dengan eosinophilic stringly cytoplasm.12


21

A B

C D

Gambar 2.15 Gambaran mikroskopis rhabdomyosarcoma tipe pleomorphic. A.

Pleomorphic RMS terdiri dari sel-sel spindel yang tersusun dalam pola

fasikel yang mirip dengan leiomyosarcoma; B. Unusual pleomorphic

RMS. Fokus ini terdiri dari banyak sel dengan eosinophilic fibrillar

cytoplasm dan cross-striation; C. Multinucleated giant cell di antara sel-

sel spindel; D. Pleomorphic RMS menunjukkan imunoreaktifitas terhadap

desmin terutama oleh sel-sel besar dengan sitoplasma eosinofilik.12

A B
22

Gambar 2.16 Gambaran imunohistokimia pleomorphic rhabdomyosarcoma. A.

Myogenin merupakan marker yang spesifik terhadap rhabdomyoblastic

differentiation, tertampil secara tersebar pada inti sel tumor. B. Tumor

secara difus menunjukkan imunoreaktivitas terhadap desmin.12

Pleomorphic RMS merupakan tumor yang sangat agresif, di mana kejadian

metastasis dapat terjadi dalam 5 tahun sehingga dapat dikatakan bahwa prognosis

pleomorphic RMS adalah buruk. Peningkatan usia berhubungan dengan outcome

yang jelek.14

2.4.4 Spindle cell/ sclerosing rhabdomyosarcoma

Spindle cell/sclerosing rhabdomyosarcoma adalah varian RMS yang jarang

yang memiliki morfologi sel-sel spindel. Tumor ini disebut juga sebagai spindle

cell rhabdomyosarcoma, dan sclerosing rhabdomyosarcoma.15

Spindle cell/sclerosing RMS dijumpai sekitar 5-10% dari seluruh kasus RMS.

Tumor ini dapat mengenai anak-anak maupun dewasa, dan lebih sering terjadi

pada laki-laki dibandingkan perempuan dengan perbandingan 6:1.15

Pada populasi anak-anak, tumor dengan morfologi spindle cell muncul

secara dominan pada paratesticular region,2,8,15 sementara pada dewasa sekitar >

50% kasus mengenai soft tissue yang lebih dalam pada kepala dan leher. Lesi

dengan morfologi sklerosing pada kedua kelompok usia ini paling sering dijumpai

pada tungkai. Lokasi lain yang jarang misalnya organ visera dan retroperitoneum.15

Spindle cell/sclerosing RMS sangat sering berupa massa yang tidak nyeri.

Kadang-kadang tumor juga menunjukkan gejala kompresif lokal.15


23

Secara makroskopis, spindle cell/sclerosing RMS menunjukkan massa tumor

yang berbatas tegas namun tidak berkapsul dengan ukuran yang bervariasi mulai

dari 4-6 cm (rentang 2-35 cm). Pada pemotongan, tampak massa berwarna abu-abu

dan putih berbentuk kumparan. Nekrosis dan perdarahan dapat dijumpai.15

Secara mikroskopis, spindle cell/sclerosing RMS ditandai dengan pinggir

tumor yang infiltratif dengan pola pertumbuhan fasikular dan storiform. Spindle

cell RMS terdiri dari populasi sel-sel neoplastik spindel yang dominan dengan inti

bulat oval hingga spindel, kromatin vesikuler, nukleoli yang tidak begitu menonjol

dan sitoplasma eosinofilik pucat yang sedikit. Eosinophilic rhabdomyoblast

dengan inti hiperkromatik dan eksentrik yang jarang hingga tersebar selalu

dijumpai pada massa tumor. Cross striation kadang-kadang sangat jelas terlihat.

Inti yang atipik, hiperkromatik, dan gambaran mitosis sering dijumpai.

Adakalanya, RMS dengan morfologi spindle cell menunjukkan stroma hialin

secara fokal, subtotal ataupun total dengan sel-sel tumor yang tersusun dalam

sarang-sarang, mikroalveoli, atau trabekula yang memberikan gambaran

pseudovaskular yang merupakan ciri khas dari sclerosing variant RMS (ketika

sklerosing sangat luas).15

A B

Gambar 2.17 Gambaran mikroskopis rhabdomyosarcoma tipe spindle cell. A.

Pembesaran lemah dari tipe spindle cell yang muncul pada kandung
24

kemih; B. Pembesaran kuat dari tipe spindle cell terdiri dari sel-sel

spindel yang relatif uniform pada stroma miksoid. Sel-sel tersusun dalam

pola fasikular yang irregular menyerupai leiomyosarcoma.12

Gambar 2.18. Rhabdomyoblast yang tersebar di antara sel-sel spindel pada RMS tipe

spindle cell.12

A B
Gambar 2.19. Gambaran mikroskopis spindle cell rhabdomyosarcoma . A. Spindle cell

RMS terutama terdiri dari sel-sel bentuk spindel yang atipik dengan

elongated rhabdomyoblast yang tersebar; B. Pembesaran kuat dari

elongated rhabdomyoblast dengan cross-striation yang sangat jelas.12

Secara imunohistokimia, spindle cell RMS ditandai oleh ekspresi desmin

yang difus dengan kebanyakan kasus juga mengekspresikan SMA dan MSA.

Ekspresi myogenin pada inti sel juga dapat dijumpai pada hampir seluruh kasus.

Marker ini positif pada large polygonal rhabdomyoblast dan pada subset yang

bervariasi dari spindle cell. Meskipun jarang, spindle cell/sclerosing RMS positif
25

secara fokal terhadap S-100 protein dan keratin. Sclerosing RMS menunjukkan

ekspresi yang sangat terbatas terhadap desmin dan myogenin, namun selalu positif

kuat terhadap MyoD1.15

Pada populasi anak-anak, spindle cell RMS selalu didiagnosa pada stadium

awal (IRS stage I dan II), tidak seperti tipe RMS lainnya. Metastasis ke nodus

limfatik sering dijumpai pada subset kasus yang kecil (sekitar 16%). Pasien pada

kelompok ini memiliki outcome yang lebih baik dengan angka ketahanan hidup 5

tahun sekitar 95%. Pada dewasa dengan spindle cell/sclerosing RMS, outcome

sangat buruk dengan angka kekambuhan dan metastasis sekitar 40-50 %.15
BAB III

KESIMPULAN

Rhabdomyosarcoma (RMS) merupakan sarkoma yang menunjukkan differensiasi otot

skeletal. Tumor ini merupakan soft tissue sarcoma yang paling sering dijumpai pada anak-

anak dan remaja. Insidennya pada anak-anak dijumpai pada puncak usia 5-15 tahun.

Secara klinis, RMS tumbuh sebagai massa yang tidak nyeri atau dijumpainya

kehilangan fungsi dari sisi yang terlibat. Sebagian menunjukkan massa yang berlobus-lobus

dan tidak berbatas tegas dengan konsistensi lunak atau padat; sebagian lain tampak berbatas

tegas, namun sesungguhnya sangat infiltratif apabila dilihat secara seksama, dan pada

pemotongan permukaan tumor berwarna abu kecoklatan. Selain itu, pada tumor yang

tumbuh di bawah permukaan mukosa (varian botryoid) akan dijumpai struktur polipoid

ataupun konfigurasi grape-like yang pada pemotongan akan menunjukkan permukaan

tumor yang berwarna putih keabuan.

Embryonal RMS merupakan jenis tumor yang paling sering dijumpai. Meskipun

embryonal RMS terdiri dari sel-sel yang secara histologi identik dengan striated muscle,

namun hanya 9% saja dari tumor ini yang berasal dari otot skeletal pada ekstremitas.

Alveolar RMS merupakan round cell neoplasm yang malignan dan primitif, yang secara

sitologi mirip dengan limfoma dan menunjukkan partial skeletal muscle differentiation.

Alveolar RMS dapat terjadi pada segala usia, namun tumor ini tidak menunjukkan

predileksi kejadian pada anak-anak dan lebih sering dijumpai pada usia remaja dan dewasa

muda; sedangkan pada kelainan kongenital kasusnya jarang dijumpai. Alveolar RMS
27

muncul sebagai massa yang tumbuh dengan cepat pada ekstremitas. Paru-paru dan kelenjar

getah bening regional merupakan tempat metastasis yang paling sering pada tumor ini.

Pleomorphic RMS merupakan high grade sarcoma yang hampir semuanya terjadi

pada usia dewasa dan terdiri dari sel-sel poligonal yang bizarre, bulat, dan spindel yang

menunjukkan skeletal muscle differentiation. Tumor ini merupakan tipe RMS yang paling

jarang dijumpai dibandingkan dengan tipe embryonal dan alveolar. Kebanyakan pasien

mengeluhkan massa tumor yang nyeri yang tumbuh dengan cepat. Pleomorphic RMS

merupakan tumor yang sangat agresif, di mana kejadian metastasis dapat terjadi dalam 5

tahun sehingga dapat dikatakan bahwa prognosis pleomorphic RMS adalah buruk.

Spindle cell/sclerosing rhabdomyosarcoma adalah varian RMS yang jarang, dengan

prevalensi sekitar 5-10% dari seluruh kasus RMS. Tumor ini dapat mengenai anak-anak

maupun dewasa, dan lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan dengan

perbandingan 6:1. Pada populasi anak-anak, tumor dengan morfologi spindle cell muncul

secara dominan pada paratesticular region, sementara pada dewasa sekitar > 50% kasus

mengenai soft tissue yang lebih dalam pada kepala dan leher. Lokasi lain yang jarang

misalnya organ visera dan retroperitoneum.


DAFTAR RUJUKAN

1. Wismayer DS, Nascimento AG. Soft Tissue Tumor. In: Cheng L, Bostwick DG.
Essential of Anatomic Pathology. New Jersey: Humanapress; 2002. p. 468-507.
2. Weiss LM. Soft Tissur. In: Weidner N, Cote RJ, Suster S, Weiss LM. Modern Surgical
Pathology. 2nd ed. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2009. p. 1717-83.
3. Schneider AS, Szanto PA, editors. Board Review Series Pathology. 2 nd ed.
Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkin; 2002. p. 390.
4. LeGallo RD, Wick MR. Soft Tissue. In: Gattuso P, Reddy VB, David O, Spitz DJ,
Haber MH, editors. Differential diagnosis in surgical pathology.2 nd ed. Philadelphia:
Saunders Elsevier; 2010. p. 889-948.
5. Molavi DW. The Practice of Surgical Pathology: A Beginner’s Guide to the Diagnostic
Process. New York: Springer Science+Bussiness Media, LLC; 2008. p. 293-4.
6. Maitra A. Rhabdomyosarcoma. In: Kumar R, Abbas A, Lancey AD, Malone E, editor.
Robbins and Cotran Pathologic Basic of Disease. 8 th ed. Philadelphia: Saunders
Elsevier; 2010.
7. Brooks JS. Disorders of Soft Tissue. In: Mills SE, editor. Sternberg’s Diagnostic
Surgical Pathology.5th ed. Lippincott William & Wilkin; 2010. p. 164-6.
8. Parham DM, Barr FG. Embryonal Rhabdomyosarcoma and Alveolar
Rhabdomyosarcoma. In: Fletcher CD, Bridge JA, Hogendoorn PC, Mertens F,
editors. WHO Classification of Tumour of Soft Tissue and Bone. Lyon: IARC
Press; 2013. p. 127-32.
9. EPOSTM: Imaging of the disease of the orbit and the globe [Image on the internet]
[cited 2021 June 11]. Available from: http://dx.doi.org/10.1594/ecr2010/C-1780
10. MyPACS: Alveolar rhabdomyosarcoma [Image on the internet] 2011 Sept 24 [cited
2021 June 11]. Available from: http://www.mypacs.net/cases/335337.html
11. Rosai J. Rosai and Ackerman’s Surgical Pathology. 10 th ed. Philadelphia: Mosby
Elsevier; 2011.
12. Weiss SW, Goldblum JR. Rhabdomyosarcoma. In: Enzinger & Weiss’ Soft Tissue
Tumor. 5th ed. Philadelphia: Mosby Elsevier; 2008.
13. EyePathologist.com: Rhabdomyosarcoma-spindle cell [Image on the internet] [cited
2015 Agt 22]. Available from: https://eyepathologist.com/disease.asp?
IDNUM=322920
14. Montgomery E, Barr FG. Pleomorphic Rhabdomyosarcoma. In: Fletcher CD,
Bridge JA, Hogendoorn PC, Mertens F, editors. WHO Classification of Tumour of
Soft Tissue and Bone. Lyon: IARC Press; 2013. p. 132-3.
15. Nascimento AF, Barr FG. Spindle Cell/Sclerosing Rhabdomyosarcoma. In: Fletcher
CD, Bridge JA, Hogendoorn PC, Mertens F, editors. WHO Classification of
Tumour of Soft Tissue and Bone. Lyon: IARC Press; 2013. p. 134-5.

Anda mungkin juga menyukai