Rhabdomyosarcoma
Oleh:
Rakha Muhamad Buchori
20360153
Pembimbing:
dr. Yusril Lesman, Sp.B
DAFTAR ISI
..................................................................................................................................................
i
BAB I PENDAHULUAN
...............................................................................................................................................................................
1
1.1. Latar Belakang
.........................................................................................................................................................
1
1.2. Tujuan
.........................................................................................................................................................
2
i
BAB I
PENDAHULUAN
differensiasi otot skeletal, tanpa dijumpainya pola differensiasi lain yang prominen
(mixed sarcoma).1,2 Tumor ganas otot skeletal ini merupakan soft tissue sarcoma
1-5
yang paling sering dijumpai pada anak-anak dan remaja namun jarang dijumpai
pada dewasa.5 Insidennya pada anak-anak dijumpai pada puncak usia 5-15 tahun,
dengan usia median sekitar 10 tahun. Pada dewasa, tumor ini hanya terjadi sekitar
10% dari seluruh kasus RMS. Predileksi tumor ini paling sering dijumpai pada
kepala dan leher, saluran urogenital, ekstremitas, dan batang tubuh. 2 Selain itu,
tumor ini juga dapat muncul pada soft tissue lain.3 Beberapa kasus tumor ini
pasien.2
membedakan antara mixed sarcoma dengan RMS murni. Menurut WHO (World
Health Organization) tahun 2002, RMS murni ini terdiri dari tiga tipe utama, yaitu
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih dalam
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi
Tumor otot skeletal terbagi dalam tumor jinak dan tumor ganas. Tumor jinak
rhabdomyosarcoma. Sejak tahun 2013, klasifikasi WHO untuk tumor otot skeletal
ini telah diperbaharui. Rhabdomyoma terdiri tiga tipe, yaitu: tipe adult, fetal, dan
RMS. Embryonal RMS terdiri lagi dalam varian botryoid dan anaplastic;
Benign
Rhabdomyoma 8900/0
Adult type 8904/0
Fetal type 8903/0
Genital type 8905/0
Malignant
Embryonal rhabdomyosarcoma
(including botryoid, anaplastic) 8910/3
Alveolar rhabdomyosarcoma
(including solid, anaplastic) 8920/3
Pleomorphic rhabdomyosarcoma 8901/3
Spindle cell/sclerosing rhabdomyosarcoma 8912/3
Gambar 2.1. Klasifikasi WHO tahun 2013 untuk skeletal muscle tumor.8
4
Secara klinis, RMS tumbuh sebagai massa yang tidak nyeri atau
dijumpainya kehilangan fungsi dari sisi yang terlibat. Perluasan massa tumor
berlobus-lobus dan tidak berbatas tegas dengan konsistensi lunak atau padat;
sebagian lain tampak berbatas tegas, namun sesungguhnya sangat infiltratif apabila
dilihat secara seksama, dan pada pemotongan permukaan tumor berwarna abu
kecoklatan. Fokus-fokus area nekrosis juga sering dijumpai. Selain itu, pada tumor
yang berlokasi di ekstremitas, biasanya ukuran tumor lebih besar, sedangkan yang
berlokasi di luar ekstremitas biasanya ukuran tumor cenderung lebih kecil, yakni <
2-4 cm.2,4
5
6
Menurut WHO tahun 2013, embryonal RMS terbagi dalam varian botryoid, dan
sarcoma.8
Embryonal RMS merupakan jenis tumor yang paling sering dijumpai, 2,6,7
yakni sekitar 60-80% dari seluruh kasus RMS.5,6 Tumor ini secara primer mengenai
anak-anak, terutama pada usia 3-15 tahun dengan puncak usia sekitar 4 tahun.
Selain itu, sekitar 5% kasus tumor ini juga dapat dijumpai pada bayi. 1,2,4,6,8,11 Hanya
17% embryonal RMS yang terjadi pada usia remaja, dan beberapa ditemukan
sebagai kelainan kongenital.8 Tumor ini lebih banyak terjadi pada laki-laki
Meskipun embryonal RMS terdiri dari sel-sel yang secara histologi identik
dengan striated muscle, namun hanya 9% saja dari tumor ini yang berasal dari otot
skeletal pada ekstremitas.8 Lokasi tersering untuk tumor ini adalah kepala dan
leher (meliputi: orbita, kelopak mata, orofaring, parotis, liang telinga, telinga
tengah, pterygoid fossa, nasofaring, kavum nasi, sinus paranasal, lidah, dan pipi),
paratestikular). Selain itu, embryonal RMS dapat juga dijumpai pada saluran bilier,
dalam persentasi yang lebih kecil.1,2,4,6,8,11 Beberapa organ viseral seperti liver,
ginjal, jantung, dan paru-paru juga pernah dilaporkan sebagai lokasi dari
merupakan lokasi tersering pada tumor ini, terutama untuk varian botryoid, yaitu
mukosa pada kandung kemih, saluran bilier, faring, konjungtiva, liang telinga, dan
vagina.2,5-8,11 Varian botryoid dijumpai sekitar 25% dari seluruh kasus RMS.7
secara umum berhubungan dengan efek dari massa tumor dan obstruksi. Untuk
lesi-lesi yang berlokasi di kepala dan leher, gejala yang dapat ditimbulkan seperti:
menimbulkan gejala seperti massa pada skrotum, atau retensi urin. Bila terjadi
A B
Gambar 2.3 A. Gambaran klinis embryonal rhabdomyosarcoma tipe botryoid pada
vagina; B. Massa tumor pada palpebra superior.12,13
Embryonal RMS dapat disebabkan oleh mutasi genetik, baik secara sporadik
menyebabkan rhabdomyosarcoma.8
8
berbatas tegas, fleshy, coklat pucat, yang secara langsung melibatkan struktur di
dan “spider” cell. Sitoplasma eosinofilik terang disertai dengan cross striation dan
ciri-ciri dari embryonal RMS.1,4,8,11 Keadaan ini bervariasi dalam kasus per kasus.1,8
Ada yang disertai dengan stroma mukoid yang banyak yang berisi sebaran
rhabdomyoblast , dan ada pula yang terdiri dari susunan sel-sel spindel yang padat
pada kasus lain. Varian botryoid terdiri dari agregasi linier dari sel-sel tumor yang
erat berbatasan dengan permukaan epitel. Gambaran ini dikenal sebagai “cambium
layer”, yang merupakan ciri khas varian ini.1,2,4,7,8,11 Selain itu, varian botryoid juga
disertai dengan stroma longgar, dan mengandung banyak miksoid yang seolah-
olah merupakan tumor jinak. Keberadaan sel-sel yang membesar, atipik dengan
inti hiperkromatik disebut sebagai RMS varian anaplastic.2,4,8,11 Gambaran ini dapat
9
dijumpai baik pada embryonal RMS maupun alveolar RMS. Mitosis multipolar dan
besar sel-sel primitif; sedangkan desmin dan actin dijumpai pada rhabdomyoblast
yang sedang berkembang. MyoD dan myogenin sangat khas dan sensitif untuk
RMS menunjukkan pulasan negatif, fokal lemah, atau moderat terhadap myogenin
A B
C D
Pembesaran lemah dan sedang dari embryonal RMS dengan area selular
ini; C. Pembesaran kuat dari embryonal RMS dengan sel-sel bentuk bulat
oval yang primitif; D. Sel-sel bentuk spindel yang primitif terdapat pada
A B
C D
Gambar 2.5 Gambaran mikroskopis embryonal rhabdomyosarcoma. A. Embryonal
RMS terdiri dari hampir seluruhnya berupa sel-sel primitif dan tidak
A B
C D
Fragmen polipoid yang dilapisi oleh mukosa skuamous pada tipe botryoid
selularitas yang tinggi; C. Sel-sel bentuk spindel dan bulat oval “ yang
primitif pada cambium layer”; D. Tipe botryoid pada biliary tract dengan
A B
histologi, usia, dan lokasi massa tumor. Pasien-pasien dengan usia yang lebih
muda cenderung memiliki prognosis yang baik. Varian botryoid memiliki outcome
yang lebih baik.1,4,7,8,11 Embryonal RMS dengan anaplasia yang difus memiliki
outcome yang buruk dibandingkan varian yang lain. Tumor-tumor yang berlokasi
dengan bentuk sel yang bizarre, tumor ini tidak diklasifikasikan sebagai
RMS. Hal ini berhubungan dengan clinical course yang lebih agresif, terutama
dengan komponen rhabdomyoblast > 50% berhubungan dengan respon yang baik
terhadap kemoterapi.11
14
Alveolar RMS merupakan round cell neoplasm yang malignan dan primitif,
yang secara sitologi mirip dengan limfoma dan menunjukkan partial skeletal
Alveolar RMS dapat terjadi pada segala usia, namun tumor ini tidak
menunjukkan predileksi kejadian pada anak-anak dan lebih sering dijumpai pada
kasusnya jarang dijumpai.8 Usia median pada alveolar RMS ini adalah 6,8 dan 9,0
dan Intergroup Rhabdomyosarcoma Study (IRS). Jenis tumor ini lebih sedikit
dan perempuan adalah sama, dan tidak ada dilaporkan predileksi geografik
embryonal/alveolar tumor dapat dijumpai pada area yang sering terlibat pada
embryonal RMS, seperti saluran genitourinari dan orbital, namun secara umum
Alveolar RMS muncul sebagai massa yang tumbuh dengan cepat pada
ekstremitas. Lesi paranasal dapat menyebabkan proptosis atau defisit saraf kranial.
primer yang tidak jelas sehingga mirip dengan leukemia. Alveolar RMS cenderung
tumbuh dengan cepat dan expansile dengan massa tumor yang fleshy dan berwarna
abu kecoklatan. Tumor ini terdiri dari fibrous tissue yang bervariasi jumlahnya.8
Secara mikroskopis, ada tiga subtipe histologi mayor pada alveolar RMS,
yaitu: alveolar RMS dengan typical features, solid pattern, dan mixed
round cell yang mirip dengan limfoma, namun disertai dengan primitive
dengan ada tidaknya stroma fibrous dan histologi embryonal. Typical alveolar
RMS memiliki septa fibrous yang memisahkan sel-sel tumor dalam sarang-sarang
tumor yang nyata. Sarang-sarang ini terdiri dari kelompokan sel-sel di tengahnya
yang kehilangan kohesi dengan bagian perifer. Sel-sel tumor melekat secara
16
beberapa kasus, dapat dijumpai morfologi clear cell sehingga mirip dengan renal
sitologi varian solid ini tidak berbeda dengan lesi yang typical. Sedangkan mixed
miksoid dan spindle cell myoblast dan histologi alveolar. Fokus alveolar sering
berupa sarang-sarang dengan stroma fibrous, meskipun fokus solid yang sangat
atau actin. Pulasan terhadap myogenin selalu menunjukkan pola inti yang difus
dan kuat, di mana hal ini berhubungan dengan turunnya angka ketahanan hidup.8
17
A B
C D
Gambar 2.10 Gambaran mikroskopis alveolar rhabdomyosarcoma. A. Alveolar RMS
neoplastik melekat pada septa fibrous dengan kohesi selular yang hilang
pada bagian tengah; C. Pada pembesaran kuat, septa fibrous dilapisi oleh
A B
Gambar 2.11 Gambaran mikroskopis alveolar rhabdomyosarcoma. A. Alveolar RMS
A B
A B
terhadap myogenin.11,12
Alveolar RMS adalah high grade neoplasm yang sifatnya lebih agresif
ini sangat buruk, meskipun dengan multimodal teraphy.1,11 Sekitar 90% pasien
meninggal oleh karena efek metastasis dalam 4 tahun pertama setelah diagnosis.
Paru-paru dan kelenjar getah bening regional merupakan tempat metastasis yang
terjadi pada usia dewasa dan terdiri dari sel-sel poligonal yang bizarre, bulat, dan
Pleomorphic RMS paling sering terjadi pada laki-laki, terutama pada pasien-
pasien yang lebih tua (> 45 tahun).1,2,14 Tumor ini muncul sebagai massa yang
dalam pada ekstremitas, terutama ekstremitas bawah (paha), namun pernah juga
Tumor ini merupakan tipe RMS yang paling jarang dijumpai dibandingkan
mengeluhkan massa tumor yang nyeri yang tumbuh dengan cepat.14 Secara
makroskopis, tumor ini berbatas tegas, selalu berukuran besar (5-15 cm), dan
dari sel-sel bentuk bulat hingga spindel yang undifferentiated dan bercampur
dengan sel-sel poligonal dengan sitoplasma eosinofilik yang padat dalam bentuk
skeletal-muscle (fast) myosin, dan myogenin dengan ekspresi SMA yang bervariasi,
A B
Pleomorphic RMS terdiri dari sel-sel spindel yang sangat dominan dengan
A B
C D
Pleomorphic RMS terdiri dari sel-sel spindel yang tersusun dalam pola
RMS. Fokus ini terdiri dari banyak sel dengan eosinophilic fibrillar
A B
22
metastasis dapat terjadi dalam 5 tahun sehingga dapat dikatakan bahwa prognosis
yang jelek.14
yang memiliki morfologi sel-sel spindel. Tumor ini disebut juga sebagai spindle
Spindle cell/sclerosing RMS dijumpai sekitar 5-10% dari seluruh kasus RMS.
Tumor ini dapat mengenai anak-anak maupun dewasa, dan lebih sering terjadi
secara dominan pada paratesticular region,2,8,15 sementara pada dewasa sekitar >
50% kasus mengenai soft tissue yang lebih dalam pada kepala dan leher. Lesi
dengan morfologi sklerosing pada kedua kelompok usia ini paling sering dijumpai
pada tungkai. Lokasi lain yang jarang misalnya organ visera dan retroperitoneum.15
Spindle cell/sclerosing RMS sangat sering berupa massa yang tidak nyeri.
yang berbatas tegas namun tidak berkapsul dengan ukuran yang bervariasi mulai
dari 4-6 cm (rentang 2-35 cm). Pada pemotongan, tampak massa berwarna abu-abu
tumor yang infiltratif dengan pola pertumbuhan fasikular dan storiform. Spindle
cell RMS terdiri dari populasi sel-sel neoplastik spindel yang dominan dengan inti
bulat oval hingga spindel, kromatin vesikuler, nukleoli yang tidak begitu menonjol
dengan inti hiperkromatik dan eksentrik yang jarang hingga tersebar selalu
dijumpai pada massa tumor. Cross striation kadang-kadang sangat jelas terlihat.
secara fokal, subtotal ataupun total dengan sel-sel tumor yang tersusun dalam
pseudovaskular yang merupakan ciri khas dari sclerosing variant RMS (ketika
A B
Pembesaran lemah dari tipe spindle cell yang muncul pada kandung
24
kemih; B. Pembesaran kuat dari tipe spindle cell terdiri dari sel-sel
spindel yang relatif uniform pada stroma miksoid. Sel-sel tersusun dalam
Gambar 2.18. Rhabdomyoblast yang tersebar di antara sel-sel spindel pada RMS tipe
spindle cell.12
A B
Gambar 2.19. Gambaran mikroskopis spindle cell rhabdomyosarcoma . A. Spindle cell
RMS terutama terdiri dari sel-sel bentuk spindel yang atipik dengan
yang difus dengan kebanyakan kasus juga mengekspresikan SMA dan MSA.
Ekspresi myogenin pada inti sel juga dapat dijumpai pada hampir seluruh kasus.
Marker ini positif pada large polygonal rhabdomyoblast dan pada subset yang
bervariasi dari spindle cell. Meskipun jarang, spindle cell/sclerosing RMS positif
25
secara fokal terhadap S-100 protein dan keratin. Sclerosing RMS menunjukkan
ekspresi yang sangat terbatas terhadap desmin dan myogenin, namun selalu positif
Pada populasi anak-anak, spindle cell RMS selalu didiagnosa pada stadium
awal (IRS stage I dan II), tidak seperti tipe RMS lainnya. Metastasis ke nodus
limfatik sering dijumpai pada subset kasus yang kecil (sekitar 16%). Pasien pada
kelompok ini memiliki outcome yang lebih baik dengan angka ketahanan hidup 5
tahun sekitar 95%. Pada dewasa dengan spindle cell/sclerosing RMS, outcome
sangat buruk dengan angka kekambuhan dan metastasis sekitar 40-50 %.15
BAB III
KESIMPULAN
skeletal. Tumor ini merupakan soft tissue sarcoma yang paling sering dijumpai pada anak-
anak dan remaja. Insidennya pada anak-anak dijumpai pada puncak usia 5-15 tahun.
Secara klinis, RMS tumbuh sebagai massa yang tidak nyeri atau dijumpainya
kehilangan fungsi dari sisi yang terlibat. Sebagian menunjukkan massa yang berlobus-lobus
dan tidak berbatas tegas dengan konsistensi lunak atau padat; sebagian lain tampak berbatas
tegas, namun sesungguhnya sangat infiltratif apabila dilihat secara seksama, dan pada
pemotongan permukaan tumor berwarna abu kecoklatan. Selain itu, pada tumor yang
tumbuh di bawah permukaan mukosa (varian botryoid) akan dijumpai struktur polipoid
Embryonal RMS merupakan jenis tumor yang paling sering dijumpai. Meskipun
embryonal RMS terdiri dari sel-sel yang secara histologi identik dengan striated muscle,
namun hanya 9% saja dari tumor ini yang berasal dari otot skeletal pada ekstremitas.
Alveolar RMS merupakan round cell neoplasm yang malignan dan primitif, yang secara
sitologi mirip dengan limfoma dan menunjukkan partial skeletal muscle differentiation.
Alveolar RMS dapat terjadi pada segala usia, namun tumor ini tidak menunjukkan
predileksi kejadian pada anak-anak dan lebih sering dijumpai pada usia remaja dan dewasa
muda; sedangkan pada kelainan kongenital kasusnya jarang dijumpai. Alveolar RMS
27
muncul sebagai massa yang tumbuh dengan cepat pada ekstremitas. Paru-paru dan kelenjar
getah bening regional merupakan tempat metastasis yang paling sering pada tumor ini.
Pleomorphic RMS merupakan high grade sarcoma yang hampir semuanya terjadi
pada usia dewasa dan terdiri dari sel-sel poligonal yang bizarre, bulat, dan spindel yang
menunjukkan skeletal muscle differentiation. Tumor ini merupakan tipe RMS yang paling
jarang dijumpai dibandingkan dengan tipe embryonal dan alveolar. Kebanyakan pasien
mengeluhkan massa tumor yang nyeri yang tumbuh dengan cepat. Pleomorphic RMS
merupakan tumor yang sangat agresif, di mana kejadian metastasis dapat terjadi dalam 5
tahun sehingga dapat dikatakan bahwa prognosis pleomorphic RMS adalah buruk.
prevalensi sekitar 5-10% dari seluruh kasus RMS. Tumor ini dapat mengenai anak-anak
maupun dewasa, dan lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan dengan
perbandingan 6:1. Pada populasi anak-anak, tumor dengan morfologi spindle cell muncul
secara dominan pada paratesticular region, sementara pada dewasa sekitar > 50% kasus
mengenai soft tissue yang lebih dalam pada kepala dan leher. Lokasi lain yang jarang
1. Wismayer DS, Nascimento AG. Soft Tissue Tumor. In: Cheng L, Bostwick DG.
Essential of Anatomic Pathology. New Jersey: Humanapress; 2002. p. 468-507.
2. Weiss LM. Soft Tissur. In: Weidner N, Cote RJ, Suster S, Weiss LM. Modern Surgical
Pathology. 2nd ed. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2009. p. 1717-83.
3. Schneider AS, Szanto PA, editors. Board Review Series Pathology. 2 nd ed.
Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkin; 2002. p. 390.
4. LeGallo RD, Wick MR. Soft Tissue. In: Gattuso P, Reddy VB, David O, Spitz DJ,
Haber MH, editors. Differential diagnosis in surgical pathology.2 nd ed. Philadelphia:
Saunders Elsevier; 2010. p. 889-948.
5. Molavi DW. The Practice of Surgical Pathology: A Beginner’s Guide to the Diagnostic
Process. New York: Springer Science+Bussiness Media, LLC; 2008. p. 293-4.
6. Maitra A. Rhabdomyosarcoma. In: Kumar R, Abbas A, Lancey AD, Malone E, editor.
Robbins and Cotran Pathologic Basic of Disease. 8 th ed. Philadelphia: Saunders
Elsevier; 2010.
7. Brooks JS. Disorders of Soft Tissue. In: Mills SE, editor. Sternberg’s Diagnostic
Surgical Pathology.5th ed. Lippincott William & Wilkin; 2010. p. 164-6.
8. Parham DM, Barr FG. Embryonal Rhabdomyosarcoma and Alveolar
Rhabdomyosarcoma. In: Fletcher CD, Bridge JA, Hogendoorn PC, Mertens F,
editors. WHO Classification of Tumour of Soft Tissue and Bone. Lyon: IARC
Press; 2013. p. 127-32.
9. EPOSTM: Imaging of the disease of the orbit and the globe [Image on the internet]
[cited 2021 June 11]. Available from: http://dx.doi.org/10.1594/ecr2010/C-1780
10. MyPACS: Alveolar rhabdomyosarcoma [Image on the internet] 2011 Sept 24 [cited
2021 June 11]. Available from: http://www.mypacs.net/cases/335337.html
11. Rosai J. Rosai and Ackerman’s Surgical Pathology. 10 th ed. Philadelphia: Mosby
Elsevier; 2011.
12. Weiss SW, Goldblum JR. Rhabdomyosarcoma. In: Enzinger & Weiss’ Soft Tissue
Tumor. 5th ed. Philadelphia: Mosby Elsevier; 2008.
13. EyePathologist.com: Rhabdomyosarcoma-spindle cell [Image on the internet] [cited
2015 Agt 22]. Available from: https://eyepathologist.com/disease.asp?
IDNUM=322920
14. Montgomery E, Barr FG. Pleomorphic Rhabdomyosarcoma. In: Fletcher CD,
Bridge JA, Hogendoorn PC, Mertens F, editors. WHO Classification of Tumour of
Soft Tissue and Bone. Lyon: IARC Press; 2013. p. 132-3.
15. Nascimento AF, Barr FG. Spindle Cell/Sclerosing Rhabdomyosarcoma. In: Fletcher
CD, Bridge JA, Hogendoorn PC, Mertens F, editors. WHO Classification of
Tumour of Soft Tissue and Bone. Lyon: IARC Press; 2013. p. 134-5.