BAB I, 2 3aktualisasi
BAB I, 2 3aktualisasi
Disusun oleh:
A. Ruang Lingkup
Dalam rangkaian kegiatan aktualisasi dengan judul “Pemanfaatan Leaflet
Dan Poster Sebagai Media Informasi Pencegahan Dan Tata Laksana Diare
Balita Di Puskesmas Lasalimu” ada beberapa hal yang akan penulis batasi
sebagai ruang lingkup aktualisasi, diantaranya adalah pelaksanaan Laporan
Aktualisasi hanya dilakukan di Puskesmas Lasalimu. Adapun ruang lingkup
kegiatan aktualisasi
akan dilaksanakan tanggal 17 Oktober 2022 – Desember 2022 dengan rincian
kegiatan
sebagai berikut :
1. Melaksanakan konsultasi dengan Mentor dan Coach mengenai kegiatan
aktualisasi.
2. Melaksanakan konsultasi dengan teman sejawat Bidan yang bertugas di Poli
MTBS terkait rancangan aktualisasi
3. Menyusun media Informasi Berupa Leaflet dan Poster Diare. (merancang
Leaflet dan Poster Diare, berkerjasama dengan petugas Promkes dan
Mencetak poster Leaflet Diare)
4. Menyiapkan bahan Penyuluhan (pembuatan Satuan Acara Penyuluhan,
kuisioner dan daftar hadir)
5. Melakukan kegiatan Penyuluhan pada Ibu Balita di poli MTBS mengenai
managemen diare.
6. Melakukan pemasangan poster di ruang tunggu Poli MTBS Puskesmas
Lasalimu
7. Melalukan persebaran poster Diare di Polindes dan Pustu di wilayah kerja
Puskesmas Lasalimu
8. Melakukan evaluasi terhadap kegiatan aktualisasi
9. Menyusun laporan kegiatan aktualisasi
BAB II
PROFIL INSTANSI DAN PROFIL PESERTA
6
2. Kependudukan
Jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Lasalimu adalah 6202 jiwa dengan
1744 KK yang tersebar di 1 Kelurahan dan 7 Desa dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 2. 1 Data Demografi Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Wil. Kel. Lasalimu
Kecamatan Lasalimu Kabupaten Buton per Desember 2021
7
13 60-64 73 63 136
14 65-69 57 54 111
15 70-74 37 48 85
16 75 + 54 61 115
JUMLAH 3.286 3.229 6515
3. Angka Kesakitan Penyakit
Situasi penyakit di wilayah kerja UPTD Puskesmas kecamatan Lasalimu, yang
meliputi 10 penyakit terbesar yakni seperti pada tabel di bawah ini :
2. Misi
Misi merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Adapun yang menjadi misi Puskesmas
wilayah Kecamatan Lasalimu adalah sebagai berikut :
3 Tata Nilai
Guna mewujudkan visi dan misi rencana strategis pembangunan kesehatan
UPTD Puskesmas Wilayah Kecamatan Lasalimu menganut dan menjunjung tinggi
tata nilai yaitu :
TA : Tanggap: Petugas harus selalu sigap dan tanggap dalam memberi pelayanan
kepada masyarakat. Sebagai indikator ketanggapan petugas adalah respon time
petugas dalam memberi pelayanan khususnya di UGD kurang dari 5 menit.
Waspada: petugas menerapkan prinsip kewaspadaan terhadap resiko – resiko
yang mungkin terjadi dalam memberikan setiap pelayanan kepada masyarakat
sehingga petugas senantiasa melakukan upaya – upaya dalam meminimalkan
resiko pelayanan. Sebagai indikator kewaspadaan petugas adalah resiko pasien
jatuh sebesar 0% khususnya di ruang perawatan.
Lebih: petugas memiliki nilai lebih dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat berupa kerapihan dan sistematisnya rekam medis sehingga
memudahkan dan melancarkan proses pelayanan.
Panutan: petugas puskesmas yang notabene adalah tenaga kesehatan harus
memberi contoh kepada masyarakat bagaimana hidup sehat baik sehat diri
maupun lingkungan. Sebagai indikator adalah tingkat kebersihan diri dari
petugas dan lingkungan di puskesmas sebagai salah satu ciri hidup sehat.
Santun: petugas harus memiliki sifat santun dalam melakukan pelayanan kepada
masyarakat yang diindikasi melalui keramahan saat melakukan pelayanan, fokus
dan ada kontak mata dengan masyarakat yang sedang dilayani.
5. Struktur Organisasi
9
Gambar 2.2 Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Wilayah Kec. Lasalimu
2.1.3. Tupoksi Organisasi
a. Program Pokok
Kegiatan pokok puskesmas dilaksanakan sesuai kemampuan tenaga
maupun fasilitasnya karena kegiatan pokok disetiap puskesmas dapat berbeda-
beda. Namun kegiatan pokok puskesmas yang lazim dan seharusnya dilaksanakan
adalah sebagai berikut :
1) Pelayanan Kesehatan ibu hamil,
2) Pelayanan Kesehatan ibu bersalin,
3) Pelayanan Kesehatan bayi baru lahir,
4) pelayanan kesehatan balita,
5) pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar,
6) pelayanan kesehatan pada usia produktif,
7) pelayanan kesehatan pada usia lanjut,
8) pelayanan kesehatan penderita hipertensi,
9) pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus,
10) pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat, pelayanan kesehatan
orang terduga tuberculosis, dan pelayanan kesehatan orang dengan risiko
terinfeksi HIV.
11
Petugas Magang. Serta penunjang tenaga kesehatan yang merupakan Kader
Posyandu aktif berjumlah 68 orang.
Berikut rincian tenaga kesehatan dan penunjang tenaga kesehatan di
Puskesmas Lasalimu:
Dokter umum : 2 Orang
Dokter Gigi : 1 Orang
SKM : 7 Orang
S.Kep Ners : 5 Orang
Perawat S1 : 2 Orang
Gizi : 1 Orang
Kesling : 1 Orang
Fisioterapi : 1 Orang
Perawat DIII : 10 Orang
Bidan : 19 Orang
Asisten Apoteker : 2 Orang
Farmasi : 1 Orang
AMAK : 2 Orang
Perawat Gigi : 2 orang
SPK : 1 orang
Rekam Medik : 1 Orang
Sopir : 1 Orang
Kader : 68 Orang
12
4. Data-Data Terkait Isu Yang Diangkat
Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi
lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya
tiga kali atau lebih) dalam satu hari. Secara klinis penyebab diare dapat dikelompokkan
dalam 6 golongan besar yaitu; infeksi disebabkan oleh bakteri, virus, atau invasi parasit,
malabsorbsi, alergi, keracunan, imunodefisiensi dan sebab-sebab lain. Diseluruh dunia,
sekitar 2,5 juta kasus kematian karena diare per tahun.
Di Indonesia, diare merupakan penyebab kematian nomor dua pada balita.
Penyakit ini ditularkan secara fecal-oral melalui makanan dan minuman yang tercemar.
Secara umum diare dapat dibagi menjadi 2,yaitu diare akut dan diare kronis. Diare akut
adalah diare yang terjadi mendadak dan berlangsung kurang dari 2 minggu. Gejalanya
antara lain: tinja cair, biasanya mendadak, disertai lemah dan kadang-kadang demam
atau muntah. Biasanya berhenti atau berakhir dalam beberapa jam sampai beberapa hari.
Diare akut terjadi akibat infeksi virus, infeksi bakteri, akibat makanan.
Diare kronis adalah diare yang melebihi jangka waktu 15 hari sejak awal diare.
Diare karena infeksi dapat disertai muntah-muntah, demam, tenesmus, hematochezia,
nyeri perut atau kejang perut. Diare yang berlangsung beberapa waktu tanpa
penanganan medis yang adekuat dapat menyebabkan kematian karena kekurangan
cairan pada tubuh yang mengakibatkan ranjatan hipovolemik atau karena gangguan
kimiawi berupa asidosis metabolik yang lanjut.kehilangan cairan dapat menyebabkan
haus, berat badan menurun, mata cekung, lidah kering, tulang pipi menonjol, turor kulit
menurun, serta suara menjadi serak. Tanda-tanda awal dari penyakit diare adalah bayi
dan anak menjadi gelisah dan cengeng, suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu makan
berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja akan menjadi cair dan mungkin
disertai lendir dan darah. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare dan
dapat disebabkan oleh lambung yang turut meradang atau akibat gangguan
keseimbangan asam-baa dan elektrolit. Tata Laksana diare akut pada balita dan anak
dengan prinsip utama yaitu rehidrasi untuk memperbaiki kondisi usus serta
mempercepat penyembuhan atau menghentikan diare dan mencegah anak dari
kekurangan gizi akibat diare dan menjadi cara untuk mengobati diare. Tatalaksana yang
ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan yaitu dengan lima langkah tuntas diare yaitu:
rehidrasi menggunakan oralit osmolaritas rendah, pemberian zink selama 10 hari
berturut-turut, teruskan pemberian ASI, dan makanan, antibiotik selektif, nasihat kepada
orang tua. Pencegahan diare dapat diupayakan melalui berbagai cara umum dan khusus,
termasuk cara umum antara lain adalah peningkatan higiene dan sanitasi . Peningkatan
13
higiene dan sanitasi dapat menurunkan insiden dire, jangan makan sembarangan terlebih
makanan mentah, mengonsumsi air yang bersih dan sudah direbus, mencuci tangan
setelah BAB dan setelah bekerja, sebulum dan sesudah makan. Memberikan ASI
eksklusif selama 6 bulan dan diteruskan sampai 2 tahun. Memberikan makanan
pendamping ASI sesuai umur, untuk mencegah dehidrasi bila perlu diberikan infus
cairan dehidrasi. Buang air besra dijamban, membuang tinja bayi dengan benar dan
memberikan imunisasi campak.
Nama Diklat : Pelatihan Dasar CPNS Gol. III . Angkatan CLV Tahun
2022
Waktu Diklat : 17 Oktober-3 Desember 2022
Instansi : UPTD Puskesmas Lasalimu Kab.Buton
Nama Lengkap : Astarina. S.Kep.,Ns
Tempat/Tanggal Lahir : Kamaru/ 26 Juni 1991
Agama : Islam
Pangkat/Golongan : Penata Muda Tingkat I/IIIb
Jabatan : Perawat Ahli-Pertama
Tugas Pokok : Melakukan Pendidikan Kesehatan Kepada Masyarakat
Unit Kerja : UPTD Puskesmas Lasalimu6
Alamat Kantor : Jl. Poros Lasalimu-Baubau, Kel. Kamaru,
Keca.Lasalimu
Pendidikan Terakhir : Profesi Ners
Nama Perguruan Tinggi : STIKES Mandala Waluya Kendari
Tahun Lulus : 2014
14
Tugas dan fungsi jabatan :
Uraian Tugas Perawat Menurut Permenpan No 25 Tahun 2014 tentang rincian
kegiatan perawat kategori keahlian sesuai dengan jenjang jabatan, sebagai berikut:
1) Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada masyarakat
2) Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu;
3) Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada keluarga;
4) Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjut;
5) Merumuskan diagnosa keperawatan pada individu;
6) Membuat prioritas diagnosa keperawatan;
7) Merumuskan tujuan keperawatan pada individu dalam rangka menyusun rencana
tindakan keperawatan;
8) Merumuskan tujuan keperawatan pada keluarga dalam rangka menyusun rencana
tindakan keperawatan;
9) Menetapkan tindakan keperawatan pada individu dalam rangka menyusun
rencana tindakan keperawatan;
10) Menetapkan tindakan keperawatan pada keluarga dalam rangka menyusun
rencana tindakan keperawatan;
11) Melakukan stimulasi tumbuh kembang pada individu dalam rangka melakukan
upaya promotif;
12) Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada
individu dalam rangka melakukan upaya promotif;
13) Melaksanakan case finding/deteksi dini/ penemuan kasus baru pada individu
dalam rangka melakukan upaya promotif;
14) Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan
pada individu;Melakukan pendidikan kesehatan pada individu
pasien;
15) Mengajarkan keluarga untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarganya;
16) Mengajarkan teknik kontrol infeksi pada keluarga dengan penyakit menular;
17) Melakukan pendidikan kesehatan pada kelompok;
18) Melakukan peningkatan/ penguatan kemampuan sukarelawan dalam
meningkatkan masalah kesehatan masyarakat dalam rangka melakukan upaya
promotif;
19) Melakukan pendidikan kesehatan pada masyarakat;
20) Melakukan manajemen inkontinen urine dalam rangka pemenuhan kebutuhan
15
eliminasi;
21) Melakukan manajemen inkontinen faecal dalam rangka pemenuhan kebutuhan
eliminasi;
22) Melakukan upaya membuat pasien tidur;
23) Melakukan relaksasi psikologis;
16
24) Melakukan tatakelola keperawatan perlindungan terhadap pasien dengan risiko
trauma/injury;
25) Melakukan manajemen febrile neutropeni;
26) Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan;
27) Memfasilitasi pasien dalam pemenuhan kebutuhan spiritual dalam rangka
tindakan keperawatan yang berkaitan dengan ibadah;
28) Melakukan pendampingan pada pasien menjelang ajal (dying care);
29) Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman;
30) Mengambil sampel darah melalui arteri, pulmonari arteri, cvp dalam rangka
tindakan keperawatan spesifik terkait kasus dan kondisi pasien;
31) Merawat pasien dengan WSD;
32) Memantau pemberian elektrolit kosentrasi tinggi;
33) Melakukan resusitasi bayi baru lahir;
34) Melakukan tatakelola keperawatan pada pasien dengan kemoterapi (pre, intra,
post);
35) Melakukan perawatan luka kanker;
36) Melakukan rehabilitasi mental spiritual pada individu;
37) Melakukan perawatanlanjutan pasca
hospitalisasi/bencana dalam rangka melakukan upaya rehabilitatif pada
keluarga;
38) Memberikan perawatan pada pasien menjelang ajal sampai meninggal;
39) Memberikan dukungan dalam proses kehilangan, berduka dan kematian;
40) Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala;
41) Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu;
42) Memodifikasi rencana asuhan keperawatan;
43) Melakukan dokumentasi perencanaan keperawatan;
44) Melakukan dokumentasi pelaksanaan tindakan keperawatan;
45) Melakukan dokumentasi evaluasi keperawatan;
46) Menyusun rencana kegiatan individu perawat;
47) Melakukan preseptorship dan mentorship;
48) Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai
ketua tim/perawat primer;
49) Melaksanakan kegiatan bantuan/partisipasi kesehatan;
50) Melaksanakantugas lapangan di bidang kesehatan;
51) Melaksanakan penanggulangan penyakit/ wabah tertentu; dan
17
52) Melakuk
an supervisi lapangan
Pengalaman Kerja :
1) Saat ini penulis sebagai CPNS di Puskesmas Lasalimu sebagai perawat ahli
pertama yang mempunyai tupoksi sesuai dengan standart profesi yang dijabat yaitu
perawat ahli pertama Sejak 2022 – Sekarang.
18
b. Memahami dan Memenuhi Kebutuhan Masyarakat
Nilai dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku berorientasi
pelayanan memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat diantaranya :
Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia
Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak
Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerja sama
c. Ramah, Cekatan, Solutif dan Dapat Diandalkan
Niali dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku berorientasi
pelayanan ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan diantaranya :
Memlihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur
Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah
Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna dan santun.
d. Melakukan Perbaikan Tiada Henti
Niali dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku
berorientasi pelayanan melakukan perbaikan tiada henti diantaranya :
Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada public
Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai
2. Akuntabel
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab terhadap
seseorang/organisasi yang memberikan amanat. Dalam konteks ASN
akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala tindak dan
tanduknya sebagai pelayan publik kepada atasan, lembaga pembina dan lebih
luasnya kepada publik. Terdapat beberapa aspek-aspek akuntabilitas adalah
sebagai berikut :
a. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a relationship)
b. Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is result-oriented)
c. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan
(Accountability requiers reporting)
d. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is meaningless
without consequences)
19
e. Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves
performance) Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang berbeda sebagai
berikut :
1. Akuntabilitas Personal
Akuntabilitas personal mengacu pada nilai-nilai yang ada pada diri
seseorang seperti kejujuran, integritas, moral dan etika. Pertanyaan yang
digunakan untuk mengidentifikasi apakah seseorang memiliki akuntabilitas
personal antara lain “Apa yang dapat saya lakukan untuk memperbaiki
situasi dan membuat perbedaan?”
2. Akuntabilitas Individu
Akuntabilitas individu mengacu pada hubungan antara individu dan
lingkungan kerjanya, yaitu antara PNS dan instasinya sebagai pemberi
kewenangan. Pertanyaan penting yang digunakan untuk melihat tingkat
akuntabilitas individu seorang PNS adalah kemampuan untuk mengatakan
“ini adalah tindakan yang telah saya lakukan dan ini adalah apa yang akan
saya lakukan untuk membuatnya menjadi lebih baik”.
3. Akuntabilitas Kelompok
Kinerja sebuah institusi biasanya dilakukan atas kerjasama
kelompok. Dalam hal ini tidak ada istilah “saya” tetapi yang ada adalah
“kami”. Dalam kaitannya dengan akuntabilitas kelompok, maka
pembagian kewenangan dan semngat kerjasama yang tinggi antar berbagai
kelompok yang ada dalam sebuah institusi memainkan peranan yang
penting dalam tercapainya kinerja organisasi yang diharapkan.
4. Akuntabilitas Organisasi
Akuntabilitas organisasi mengacu pada hasil pelaporan kinerja
yang telah dicapai, baik pelaporan yang dilakukan oleh individu terhadap
organisasi/institusi maupun kinerja organisasi kepada stakeholder.
5. Akuntabilitas Stakeholder
Akuntabilitas stakeholder adalah tanggung jawab organisasi
pemerintah untuk mewujudkan pelayanan dan kinerja yang adil, responsif
dan bermartabat. Stakeholder yang dimaksud adalah masyarakat umum,
pengguna layanan dan pembayar pajak yang memberikan masukkan, saran
dan kritik terhadap kinerjanya.
Akuntabilitas merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam core value
ASN yang memiliki panduan perilaku sebagai berikut :
20
Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, serta disiplin
dan berintegritas tinggi
Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif dan efisien.
Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan.
3. Kompoten
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2017, Pasal 210
sampai dengan pasal 212, Pengembangan kompetensi dapat dilaksanakan
sebagai berikut:
1. Mandiri oleh internal instansi pemerintah yang bersangkutan.
2. Bersama dengan instansi pemerintah lain yang memiliki akreditasi
untuk melaksanakan pengembangan kompetensi tertentu.
3. Bersama dengan lembaga pengembangan kompetensi yang
independent.
4. Terdapat dua pendekatan pengembangan yang dapat dimanfaatkan
pegawal untuk meningkatkan kompetensinya, yaltu klasikal dan non
klasikal. Optimalisasi hak akses pengembangan kompetensi dapat
dilakukan dengan pendekatan pelatihan non klasikal, diantaranya e-
learning, job enrichment dan Job enlargement termasuk coaching dan
mentoring.
Kompoten merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam core value ASN
yang memiliki panduan perilaku sebagai berikut :
1) Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu
berubah
2) Membantu orang lain belajar
3) Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik
4 Harmonis
Pola harmonis merupakan sebuah usaha untuk mempertemukan berbagai
pertentangan dalam masyarakat. Hal ini diterapkan pada hubungan- hubungan
sosial ekonomi untuk menunjukkan bahwa kebijaksanaan sosial ekonomi yang
paling sempurna hanya dapat tercapai dengan meningkatkan permusyawaratan
antara anggota masyarakat. Suasana harmoni dalam lingkungan bekerja akan
membuat kita secara individu menjadi tenang, menciptakan kondisi yang
memungkinkan
21
untuk saling kolaborasi dan bekerja sama, meningkatkan produktivitas bekerja
serta meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat.
Brian Scudamore (seorang Founder dan CEO sebuah peruahaan Brand)
menyatakan beberapa hal tentang bagaimana membangun kultur tempat kerja yang
harmonis. Suasana tempat kerja yang positif dan kondusif juga berdampak bagi
berbagai bentuk organisasi. Ada tiga hal yang dapat menjadi acuan untuk
membangun budaya tempat kerja nyaman dan berenergi positif. Ketiga hal
tersebut adalah
1. Membuat tempat kerja yang berenergi
Sebagian besar karyawan atau orang dalam organisasi menghabiskan
separuh hidupnya di tempat kerja. Untuk itu tempat kerja harus dibuat
sedemikian rupa agar karyawan tetap senang dan nyaman saat bekerja. Tata
ruang yang baik dan keberadaan ruang terbuka sangat disarankan. Desain
ruang terbuka dapat meningkatkan komunikasi, hubungan interpersonal dan
kepuasan kerja, sekaligus optimal Mengurangi terjadinya kurangnya
komunikasi. Disharmonis yang disebabkan kurangnya komunikasi
2. Memberikan keleluasaan untuk belajar dan memberikan kontribusi
Selalu ingat dalam sebuah organisasi Anda bukan satu-satunya orang
yang menjalankan alur produktivitas, Ketika Anda sudah “mentok", ada
baiknya Anda mencari ide dari orang-orang yang berada dalam tim. Hal
tersebut mampu meningkatkan keterlibatan dan rasa memiliki karyawan
dalam sebuah bisnis atau organisasi.
3. Berbagi kebahagiaan bersama seluruh anggota organisasi
Tak dapat dielakkan jika pendapatan adalah salah satu motivator terbaik
di lingkungan kerja. Demikian juga rasa memiliki. dengan membagi
kebahaglaan dalam organisasi kepada seluruh karyawan dapat
meningkatkan kepemilikan dan meningkatkan antusiasme para karyawan.
Harmonis merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam core value
ASN yang memiliki panduan perilaku sebagai berikut :
Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya
Suka menolong orang lain
Membangun lingkungan kerja yang kondusif
22
5. Loyal
Secara etimologis, istilah "loyal" diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu
"Loial” yang artinya mutu dari sikap setia. Secara harfiah loyal berarti setia,
atau suatu kesetiaan. Kesetiaan ini timbul tanpa adanya paksaan, tetapi timbul
dari kesadaran sendiri pada masa lalu. Dalam Kamus Oxford Dictionary kata
loyal didefinisikan sebagai "giving or showing firm and constant support or
allegiance to a person or institution (tindakan memberi atau menunjukkan
dukungan dan kepatuhan yang teguh dan konstan kepada seseorang atau
institusi)".
Salah satu sifat yang harus dimiliki oleh seorang ASN adalah sifat
loyal atau setia kepada bangsa dan negara. Sifat dan sikap loyal terhadap
bangsa dan negara dapat diwujudkan dengan sifat dan sikap loyal ASN
kepada pemerintahan yang sah sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Setiap ASN harus senantiasa menjunjung tinggi kehormatan
negara, pemerintah dan martabat pegawai negeri sipil serta senantiasa
mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri, seseorang
atau golongan sebagai wujud loyalitas terhadap bangsa dan negara.
Loyal merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam core value
ASN yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan
kepentingan bangsa dan negara, memiliki panduan perilaku sebagai berikut :
a. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta
pemerintah yang sah
b. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instasi dan negara
23
Setidaknya terdapat 9 elemen budaya adaptif menurut Management
Advisory Service UK yang perlu menjadi fondasi ketika sebuah organisasi
akan mempraktekkannya, yaitu :
a. Purpose
Organisasi beradaptasi karena memiliki tujuan yang hendak
dicapai. Demikian pula dengan organisasi pemerintah, yang
mempunyai tujuan-tujuan penyelenggaraan fungsinya yang sudah
ditetapkan oleh peraturan perundangan. Penetapan tujuan organisasi
menjadi elemen budaya adaptif pertama yang diperlukan, dimana
pencapaiannya akan sangat dipengaruhi oleh variabel lingkungan.
Perubahan lingkungan tidak serta merta mengubah tujuan organisasi,
tetapi adaptasi akan menyesuaikan cara organisasi bekerja agar
pencapaian tetap dilakukan.
b. Cultural values
Organisasi pemerintah mengemban nilai-nilai budaya
organisasional yang sesuai dengan karakteristik tugas dan fungsinya.
Demikian pula dengan ASN sebagai individu yang mempunyai nilai-
nilai yang tersemat dalam budaya kerjanya, sehingga dituntut untuk
mengaplikasikannya agar dapat memberikan pelayanan yang maksimal
dan berkualitas.
c. Vision
Menjelaskan apa yang hendak dituju yang tergambar dalam
kerangka pikir dan diterjemahkan dalam kerangka kerja yang
digunakan dalam organisasi.
d. Corporate values
Seperti halnya nilai budaya organisasi di atas, makan ilai-nilai
korporat juga menjadi fondasi penting dalam membangun budaya
adaptif dalam organisasi.
e. Coporate strategy
Visi dan values menjadi landasan untuk dibangunnya strategi-
strategi yang lebih operasional untuk menjalankan tugas dan fungsi
organisasi secara terstruktur, efisien dan efektif
f. Structure
Struktur menjadi penting dalam mendukung budaya adaptif
dapat diterapkan di organisasi. Tanpa dukungan struktur, akan sulit
24
budaya adaptif dapat berkembang dan tumbuh pada sebuah organisasi.
25
g. Problem solving
Budaya adaptif ditujukan untuk menyelesaikan persoalan yang
timbul dalam organisasi, bukan sekedar untuk mengadaptasi
perubahan. Penyelesaian masalah harus menjadi tujuan besar dari
proses adaptasi yang dilakukan oleh organisasi.
h. Partnership working
Partnership memiliki peran penguatan budaya adaptif, karena
dengan partnership maka organisasi dapat belajar, bermitra dan saling
menguatkan dalam penerapan budaya adaptif.
i. Rules
Aturan main menjadi salah satu framework budaya adaptif yang
penting dan tidak bisa dihindari. Adaptif merupakan salah satu nilai
yang terdapat dalam core value ASN yang memiliki panduan perilaku
sebagai berikut :
Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan
Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas
Bertindak proaktif
7. Kolaboratif
26
Kolaboratif merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam core value ASN
yang memiliki panduan perilaku sebagai berikut :
1) Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi
2) Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah
3) Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama
Kedudukan dan Peran ASN
1. Manajemen ASN
Pengelolaan atau manajemen ASN adalah kebijakan dan praktek dalam
mengelola aspek manusia atau SDM dalam organisasi, baik untuk PNS
maupun PPK. Manajemen ASN akan membuat seorang ASN mengerti apa
saja kedudukan, peran, hak, kewajiban dan kode etik ASN (Lembaga
Administrasi Negara, 2017).
a) Kedudukan ASN
Dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang Berdasarkan jenisnya, pegawai
ASN terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah
dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Pegawai ASN berkedudukan sebagai
aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh
pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan
intervensi semua golongan dan partai politik.
b) Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukan pegawai ASN, maka pegawai
ASN berfungsi dan bertugas sebagai berikut:
Pelaksana Kebijakan Publik Untuk itu ASN harus
mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya, serta harus mengutamakan
pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik.
Pelayan Publik Dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai peraturan perundangundangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayananadministratif yang
diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik dengan tujuan
kepuasan pelanggan.
Perekat dan Pemersatu Bangsa ASN berfungsi, bertugas dan berperan
untuk mempererat persatuan dan kesatuan NKRI. ASN senantiasa
27
setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, negara dan
pemerintah.ASN senantiasa menjunjung tinggi martabat ASN serta
senantiasa mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan
diri sendiri, seseorang dan golongan.
c) Hak dan kewajiban ASN
Hak adalah salah satu kewenangan atau kekuasaan yang diberikan
oleh hukum, baik pribadi maupun umum.Dapat diartikan bahwa hak
adalah sesuatu yang patut atau layak diterima.Agar melaksanakan tugas
dan tanggung jawab dengan baik, dan dapat meningkatkan produktivitas,
menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN
diberikan hak. Hak ASN dan PPPK yang diatur di Undang-undang No 5
tahun 2014 tentang ASN sebagai berikut.
Berdasarkan pasal 70 UU No. 5 tahun 2014 tentang ASN disebutkan
bahwa setiap pegawai ASN memiliki hak serta 21 kesempatan untuk
mengembangkan kompetensinya. Berdasarkan pasal 92 pemerintah juga
wajib memberikan perlindungan berupa:
Jaminan Kesehatan
Jaminan kecelakaan kerja
Jaminan kematian
Bantuan hukum Kewajiban ASN adalah suatu beban atau tanggunan
yang bersifat kontraktual.
d) Kode etik dan kode perilaku ASN
Dalam UU no.5 tahun 2014 tentang ASN disebutan bahwa ASN
sebagai profesi berdasarkan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik
dan kode perilaku bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan
ASN. Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan perilaku agar pegawai
ASN:
Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab,
dan berintegritas tinggi
Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin
Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan
Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan
28
Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat
yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundangundangan dan etika pemerintahan
Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara
Menggunakan kekayaan dan BMN secara bertanggung jawab, efektif,
dan efisien
Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya
Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada
pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan
kedinasanTidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas,
status, kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau orang lain
Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi
dan integritas ASN
Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
disiplin pegawai ASN.
2. Smart ASN
Membekali peserta dengan kemampuan kecakapan digital dasar pada
perspektif literasi digital smart ASN. Literasi digital adalah lingkungan
yang kaya akan informasi. Transformasi digital disektor pendidikan Indonesia
muncul berbagai perbincangan, regulasi pendukung dan upaya konkret
menerapkan transormasi digital dilingkungan perguruan tinggi dan semua
tingkat sekolah di Indonesia.
Masyarakat yang modern saat ini hidupnya sangat dipengaruhi oleh
internet. Perubahan media komunikasi yang digunakan dalam masyarakat
Indonesia tidak terlepas dengan perubahan tekhnologi komunikasi. ASN
dituntut tidak Gaptek (GagapTeknologi) dan informasi yakni dapat
mengoperasikan dan memanfaatkan aplikasi-aplikasi produk IT termasuk
dapat dengan bijak memanfaatkan internet yang digunakan dalam
nmeningkatkan efektifitas dan efisiensi untuk meningkatlkan kinerja dalam
rangka meningkatkan kualitas tugas dan fungsinya dalam pelayanan dan
pengabdian kepada masyarakat.
29
Adapun nilai-nilai dasar dalam smart ASN, yaitu:
a) Integritas
Integritas Pegawai ASN yang dimaksud adalah “konsistensi
Pegawai ASN dalam berperilaku yang selaras dengan nilai, norma dan /
atau etika organisasi dan jujur dalam hubungan dengan atasan, rekan
kerja, bawahan langsung dan pemangku kepentingan, serta mampu
mendorong terciptanya budaya etika tinggi dan bertanggung jawab
b) Nasionalisme
Nasionalisme adalah pemahaman mengenai nilai-nilai kebangsaan.
Nasionalisme memiliki pokok kekuatan dalam menilai kecintaan
individu terhadap bangsanya. Salah satu cara untuk menumbuhkan
semangat nasionalisme adalah dengan menanamkan dan mengamalkan
nilai-nilai Pancasila. Pengamalan nilai-nilai luhur yang terkandung
didalamnya oleh setiap penyelenggara negara, baik di pusat maupun di
daerah. Seorang PNS dituntut untuk memiliki perilaku mencintai tanah
air Indonesia (nasionalisme) dan mengedepankan kepentinga nnasional.
Nasionalisme merupakan salah satu perwujudan dari fungsi PNS sebagai
perekat dan pemersatu bangsa. Dalam menjalankan tugas, seorang ASN
senantiasa harus mengutamakan dan mementingkan persatuan dan
kesatuan bangsa. Kepentingan kelompok, individu, golongan harus
disingkirkan demi kepentingan yang lebih besar yaitu kepentingan
bangsa dan Negara di atas segalanya.
c) Profesionalisme
Pegawai Negeri Sipil adalah terpenuhinya kecocokan antara
kemampuan aparatur dengan kebutuhan tugas merupakan syarat
terbentuknya aparatur yang profesional. Artinya, keahlian dan
kemampuan aparat merefleksikan arah dan tujuan yang dicapai oleh
sebuah organisasi.
d) Berwawasan global
Merupakan suatu proses pendidikan yang dirancang untuk
mempersiapkan anak didik dengan kemampuan dasar intelektual dan
tanggung jawab guna memasuki kehidupan yang bersifat kompetitif dan
dengan derajat saling menggantungkan antar bangsa yang sangat tinggi
30
e) Mengusai IT dan bahasa asing
ASN dituntut tidak Gaptek (Gagap Tekhnologi) dan informasi
yakni dapat mengoprasikan dan memanfaatkan aplikasi – aplikasi produk
IT (informasi Tekhnologi) termasuk dapat dengan bijak memanfaatkan
internet yang digunakan dalam meningkatkan kualitas tugas dan
fungsinya dalam pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat. Seorang
ASN selain menguasai Bahasa Indonesia dengan baik dan benar juga
memiliki kemampuan menguasai bahasa Asing seperti bahasa Inggris,
Mandarin dan lain sebagainya.
f) Berjiwa hospitality ( Keramahan )
Hospitality/keramahan adalah memiliki sifat baik hati dan menarik
budi bahasanya ,manis tutur kata dan sikapnya dalam setiap
menjalankan aktivitas pelaksanaan tugas dan pekerjaan khususnya dalam
menampilkan pelayanan prima kepada masyarakat
g) ASN memiliki kemampuan Networking
Networking adalah membangun menjalin hubungan dengan orang
lain atau organisasi yang berpengaruh positif pada kesuksesan
professional maupun personal.
h) ASN memiliki jiwa Enterpeneurship
ASN dituntut memiliki kemampuan Enterpeneurship, yakni
berjiwa kewirausahaan yang ditandai dengan dimilikinya keberanian,
kreativitas, inovatif, pantang menyerah, dan cerdas dalam menangkap
dan menciptakan peluang serta bertanggung jawab. Enterpeneurship juga
dapat diartikan berpikir tentang masa depan orang banyak. Kehidupan
orang banyak kesejahteraan masyarakat dan bagaimana cara membantu
mereka yang membutuhkan dan dengan dimilikinya kemampuan
Enterpeneurship ini maka seorang ASN akan mampu meningkatkan
kinerja dalam setiap waktunya.
31
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
Untuk merancang sebuah kegiatan diperlukan proses penentuan dan identifikasi terhadap
isu yang diambil. Adapun isu-isu yang di dapatakan di UPTD Puskesmas Wil. Kecamatan
Lasalimu untuk dajukan adalah sebagai berikut:
1. Masih rendahnya pengetahuan ibu balita tentang penyakit Diare di UPTD
Wilayah Kecamatan Lasalimu
2. Belum optimalnya pemisahan sampah medis dan non medis di kalangan petugas medis
Puskesmas Lasalimu
3. Belum optimalnya penerapan cuci tangan Gerakan 6 langkah pada pasien dan
pengunjung di Puskesmas Lasalimu
32
Tabel 3.1. Identifikasi Isu Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Tugas dan Isu Teridentifikasi
Fungsi
Memberikan Rendahnya pengetahuan ibu balita (Manajemen ASN)
pendidikan tentang penyakit Diare dan Tatalaksana Sesuai dengan peran
kepada Diare di UPTD Wilayah Kecamatan ASN sebagai
masyarakat Lasalimu pelaksana kebijakan
publik dan pelayan
publik.
(SMART ASN)
ASN harus
menjunjung tinggi
nilai profesionalisme
dalam melaksanakan
tugas secara rutin.
Belum optimalnya Pemisahan sampah (Manajemen ASN)
medis dan non medis di kalangan Sesuai dengan peran
petugas medis di puskesmas lasalimu ASN sebagai
pelaksana kebijakan
publik dan pelayan
publik.
(SMART ASN)
ASN harus
menjunjung tinggi
nilai profesionalisme
dalam melaksanakan
tugas secara rutin.
33
(SMART ASN)
ASN harus menjunjung tinggi
nilai profesionalisme dalam
melaksanakan tugas secara
rutin.
Isu ke-1 : Rendahnya pengetahuan ibu balita tentang penyakit Diare dan Tatalaksana
Diare di UPTD Wilayah Kecamatan Lasalimu
3. Isu ke-2 : Belum optimalnya penerapan pemisahan sampah medis dan non
medis di kalangan petugas medis Puskesmas Liya, Kab. Wakatobi
a. Kondisi saat ini:
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama bekerja di puskesma
Lasalimu nakes yang bekerja masih kurang memahami pemilahan sampah
medis dan non medis yang baik dan benar .
b. Dampak jika masalah tidak diselesaikan
Jika nakes belum menjalankan dengan patuh pemisahan sampah medis
dan non medis ditakutkan akan terjadi kesalahan dalam pengolahan sampah
34
hasil kerja di puskesmas. Kesalahan pengelolaan tersebut akan
berdampak pada beberapa aspek, seperti: pengambil atau
pengolah sampah, masyarakat,nakes itu sendiri.
c. Dukungan teoritik dari mata pelatihan agenda III:
Sesuai dengan peran ASN sebagai pelaksana kebijakan
publik dan pelayan publik. ASN harus menjunjung tinggi nilai
profesionalisme dalam melaksanakan tugas secara rutin.
Isu ke-3: Belum optimalnya penerapan 6 langkah cuci tangan bagi pengunjung
puskesmas Lasalimu
a. Kondisi saat ini:
1. Memberikan Meningkatnya
Pendidikan Kepada pengetahuan
35
Masyarakat ibu balita
tentang diare
36