Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR ASN (BerAKHLAK)

PEMANFAATAN LEAFLET DAN POSTER SEBAGAI MEDIA INFORMASI PENCEGAHAN


DAN TATALAKSANA DIARE BALITA DI PUSKESMAS LASALIMU

Disusun oleh:

Nama : Astarina, S.Kep.,Ns


NIP : 199106262022032013
NDH : 06
Jabatan : Ahli Pertama-Perawat
Instansi : Puskesmas Lasalimu, Kab. Buton

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN


CXXXIX BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
MANUSIA PROVINSISULAWESI TENGGARA
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN
merupakan profesi bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang bekerja pada
instansi pemerintah. ASN merupakan suatu profesi dimana
seseorang harus mendedikasikan dirinya sebagai abdi negara dan
menjadi pelayan masyarakat serta mendapat amanat untuk
melaksanakan cita-cita bangsa dan mewujudkan tujuan negara.
Sebagaimana dalam Undang – undang Nomor 5 Tahun
2014 Pasal 11 menyatakan pegawai ASN melaksanakan
kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,
memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas,
serta mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Pegawai negeri sipil itu sendiri sesuai dengan
pasal 1 ayat 3 adalah warga negara Indonesia yang memenuhi
syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh
pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan.
Berdasarkan pertimbangan itulah maka diperlukan suatu
Pelatihan Dasar Pegawai Negeri Sipil yang diatur dalam Perkalan
RI Nomor 12 tahun 2018 tentang Pedoman Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil Golongan II. Didalam pelatihan ini peserta
ditanamkan nila – nilai dasar profesi PNS yaitu Ber- AKHLAK
yang telah disahkan Bapak Joko Widodo pada 27 Juli 2021. Agenda
yang harus dilakukan oleh peserta Pelatihan Dasar adalah
habituasi. Agenda habituasi memfasilitasi peserta untuk
melakukan proses aktualisasi melalui pembiasaan diri terhadap
kompetensi yang telah diperoleh melalui mata diklat yang telah
dipelajari. Selain itu, dalam proses habituasi peserta dibekali
dengan konsep dan tahap aktualisasi, penyusunan dan penyajian
rancangan aktualisasi,
pelaksanaan aktualisasi di tempat kerja, dan penyajian hasil aktualisasi di
tempat kerja dengan menyajikan bukti belajar yang relevan (LAN, 2017).
Untuk mendukung terwujudnya Aparatur yang jujur, bersih,
kompeten dan berintegrasi, maka seoarang Calon Aparatur Sipil Negara
wajib melaksanakan program aktualisasi. Program aktualisasi bermaksud
agar peserta pelatihan dasar dapat menerapkan nilai-nilai dasar Ber-
AKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis,
Loyal, Adaptif, Kolaboratif) yang dipadukan dalam aktivitas kinerja
seseorang Aparatur. Sebagai seorang Aparatur peserta dituntut untuk dapat
menjalankan aktivitas kinerjanya dengan berpedoman pada nilai-nilai
tersebut.
Berdasarkan Permenkes RI No. 75 tahun 2014, Puskesmas
mempunyai tugas menyelenggarakan upaya pelayanan Kesehatan baik
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative. Dalam melaksanakan
tugasnya Puskesmas menyelenggarakan fungsi yaitu sebagai
penyelenggara UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya dan sebagai
penyelenggara UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya. Sehingga
Puskesmas berwenang untuk melaksanakan komunikasi, informasi,
edukasi, dan pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan.
Penyakit diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan
masyarakat yang penting karena menyumbang utama nomor dua yang
mengakibatkan kematian bagi anak-anak usia 1-59 bulan (L. Liu et al.,
2016) . Keadaan gizi, keadaan sosial ekonomi, perilaku, dan kebersihan
lingkungan atau kebersihan anak memegang peranan penting pada tumbuh
kembang anak baik fisik maupun psikisnya, sehingga apabila kebersihan
anak kurang akan memudahkan terjadinya penyakit diare pada anak
(Purwaningdyah, 2015; Tabuwun, 2015). Pengetahuan tentang kebiasaan
hidup yang sehat penting bagi ibu, karena jika ibu memiliki kebiasaan
hidup yang tidak sehat akan menambah insiden anak mengalami diare
(Sari & Budyanra, 2017). Tingkat pengetahuan yang rendah akan
menyebabkan ibu balita tidak dapat melakukan upaya pencegahan maupun
perawatan pada anak diare. Faktor pengetahuan ibu merupakan faktor
yang paling dominan daripada faktor lingkungan dan sosial ekonomi
dalam mempengaruhi kejadian diare akut pada balita.
Dari Hasil Riskesdas tahun 2018 di Indonesia kejadian Diare
berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan ( dokter spesialis, dokter umum,
bidan dan perawat) sebesar 6.8% untuk semua golongan umur, sedangkan
untuk balita 11% . Kementerian Kesehatan mencatat penyebab utama
kematian pada balita di indonsesia adalah diare. Tercatat terdapat 314
kematian akibat diare pada balita di Indonesia tahu 2019.
Pada Puskesmas Lasalimu, kasus anak dengan diagnosa Diare dari
bulan Januari-Agustus Tahun 2022 sebanyak 26 kasus anak di bawah 5
tahun. Diantaranya pada bulan Januari terdapat 4 orang, Bulan Maret 4
kasus, bulan Mei 1 kasus, pada bulan juni terdapat peningkatan kasus yaitu
6 kasus, sementara di bulan juli menurun menajdi 4 kasus , bulan juli 4
kasus dan pada bulan agustus 5 kasus diare. Dimana penderitanya datang
dengan dehidrasi sedang dengan orang tua yang tidak mengetahui
bagiaman kondisi anak dengan dehidrasi. Hal ini menunjukkan bahwa
pengetahuan orang tua masih rendah. Tidak hanya itu masyarakat disana
masih sering menganggap diare merupakan penyakit biasa dengan
berbagai mitos yang mengiringinya, sementara Diare yang tidak ditangani
dengan baik dapat menyebabkan dehidrasi, gangguan elektrolit, dan
keseimbangan asam basa akibat dari kehilangan air dan elektrolit. Apabila
hal ini berlangsung lama, dapat terjadi malabsorpsi berat dan bahkan
sampai kematian. Hal ini menunjukkan bahwa selain memahami tentang
penyakit diare, penyebab dan pencegah diare, maka pemahaman dan
kewaspadaan terhadap tanda dehidrasi pada anak sangat penting bagi
orang tua untuk mencegah diare pada anak. Orang tua perlu memahami
tanda dehidrasi ringan hingga berat sehingga dapat mengetahui saat anak
perlu dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan
pertolongan segera.
Berdasarkan hal tersebut, penulis akan melakukan usaha berupa
intervensi yaitu “Meningkatkan Pemahaman Ibu Balita Terhadap
Penyaikit Diare dan Tata Laksana Diare Di Puskesmas Kecaamatan
Lasalimu” sehingga diterapkannya materi sosialisasi yang diberikan
berupa sosialisasi serta penjelasan melalui banner dan pamflet. Kegiatan
aktualisasi ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman orang tua
mulai dari pencegahan hingga pengobatan dasar guna menekan angka
kejadian kasus sehingga dapat tercapai kondisi kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya.

1.2. Tujuan dan Manfaat Aktualisasi


1.2.1. Tujuan Aktualisasi
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari rancangan aktualisasi ini adalah agar
ASN dapat mengimplementasikan nilai-nilai dasar ASN yaitu Ber-
Akhlakk melalui rancangan aktualisasi yang berjudul “Pemanfaatan
Leaflat dan Poster Sebagai Media Informasi Pencegahan dan Tata
Laksana Diare Balita di Puskesmas Laslimu”
a. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai oleh penulis antara lain
sebagai berikut:

1. Meningkatkan pengetahuan Ibu tentang penyakit diare pada


Balita di Puskesmas Lasalimu
2. Mengoptimalkan Pemahaman orang tua tentang pencegahan
Diare Akut Pada Anak di Puskesmas Lasalimu
3. Terlaksananya Sosialisasi mengenai Tatalaksana Diare Akut di
Puskesmas Lasalimu
2. Manfaat Aktualisasi
a. Manfaat Bagi Penulis
1. Mampu mengimplementasikan nilai-nilai dasar ASN Ber-
AKHLAK meliputi Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten,
Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif
2. ASN dapat terus bekontribusi untuk mewujudkan visi dan misi
Puskesmas Lasalimu
3. Meningkatkan tugas pokok dan fungsi perawat terampil dalam
melakukan upaya prmotif.
b. Manfaat Bagi Instansi.
1. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
2. Mendukung tercapainya visi misi Puskesmas Lasalimu
c. Bagi Organisasi
Sebagai konstribusi ASN dalam promosi kesehatan untuk Program Diare
Puskesmas Lasalimu
d. Manfaat Bagi masyarakat
Masyarakat khususnya orang tua balita mendapatkan pengetahuan
tentang pengertian, gejala, pencegahan dan Managemen Diare Balita.

A. Ruang Lingkup
Dalam rangkaian kegiatan aktualisasi dengan judul “Pemanfaatan Leaflet
Dan Poster Sebagai Media Informasi Pencegahan Dan Tata Laksana Diare
Balita Di Puskesmas Lasalimu” ada beberapa hal yang akan penulis batasi
sebagai ruang lingkup aktualisasi, diantaranya adalah pelaksanaan Laporan
Aktualisasi hanya dilakukan di Puskesmas Lasalimu. Adapun ruang lingkup
kegiatan aktualisasi
akan dilaksanakan tanggal 17 Oktober 2022 – Desember 2022 dengan rincian
kegiatan
sebagai berikut :
1. Melaksanakan konsultasi dengan Mentor dan Coach mengenai kegiatan
aktualisasi.
2. Melaksanakan konsultasi dengan teman sejawat Bidan yang bertugas di Poli
MTBS terkait rancangan aktualisasi
3. Menyusun media Informasi Berupa Leaflet dan Poster Diare. (merancang
Leaflet dan Poster Diare, berkerjasama dengan petugas Promkes dan
Mencetak poster Leaflet Diare)
4. Menyiapkan bahan Penyuluhan (pembuatan Satuan Acara Penyuluhan,
kuisioner dan daftar hadir)
5. Melakukan kegiatan Penyuluhan pada Ibu Balita di poli MTBS mengenai
managemen diare.
6. Melakukan pemasangan poster di ruang tunggu Poli MTBS Puskesmas
Lasalimu
7. Melalukan persebaran poster Diare di Polindes dan Pustu di wilayah kerja
Puskesmas Lasalimu
8. Melakukan evaluasi terhadap kegiatan aktualisasi
9. Menyusun laporan kegiatan aktualisasi
BAB II
PROFIL INSTANSI DAN PROFIL PESERTA

2.1 GAMBARAN UMUM ORGANISASI


2.1.1 Gambar Umum Puskesmas Lasalimu
1. Tata Letak Wilayag dan Geografis

Gambar 2. 1 Puskesmas Lasalimu Kabupaten Buton

Puskesmas Lasalimu Terletak di Kelurahan Kamaru, Kecamatan Lasalimu.


Jarak Puskesmas Lasalimu dengan Ibu Kota Kabupaten Buton ±80 KM. Dengan
kondisi geografi yang terdiri dari daratan yang berbukit, berlembah, pantai, serta
tanah pertanian yang subur.
Secara geografis wilayah kerja Puskesmas Lasalimu berbatasan dengan:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Buton Utara
b. Sebelah Barat Berbatasan dengan Kecamatan Lasalimu
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Lasalimu Selatan
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Banda
Wilayah kerja Puskesmas Lasalimu terdiri dari 1 (satu) Kelurahan. 7 (tujuh)
Desa dan 21 (dua puluh satu) dusun. Dengan luas wilayah ±184,79 (KM²) dan jarak
tempuh dari Desa ke Puskesmas berkisar antara 1 km hingga 20 km dengan waktu
tempuh antara 5-30 Menit.

6
2. Kependudukan
Jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Lasalimu adalah 6202 jiwa dengan
1744 KK yang tersebar di 1 Kelurahan dan 7 Desa dengan rincian sebagai berikut :

a. Kel. Kamaru : 1061 jiwa/370 KK


b. Desa Lasembangi : 645 jiwa/159 KK
c. Desa Sribatara : 782 jiwa/184 KK
d. Desa Togomangura : 633 jiwa/148 KK
e. Desa Wasuamba : 813 jiwa/179 KK
f. Desa Wasambaa : 981 jiwa/250 KK
g. Desa Bonelalo : 646 jiwa/213 KK
h. Desa Talaga Baru : 882 jiwa/241 KK

Secara demografi wilayah kerja UPTD Puskesmas Kecamatan Lasalimu


berpenduduk sebanyak 6.433 jiwa, dan 1.744 KK, adapun sebaran penduduk
wilayah kerja UPTD Puskesmas Wil. Kec. Lasalimu sebagai berikut:

Tabel 2. 1 Data Demografi Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Wil. Kel. Lasalimu
Kecamatan Lasalimu Kabupaten Buton per Desember 2021

Kelompok Jumlah Penduduk


No Umur
(Tahun)
Laki-Laki +
Laki-Laki Perempuan
Perempuan
1 2 3 4 5= (3+4)
1 0-4 335 331 666
2 5-9 337 340 677
3 10-14 373 344 717
4 15-19 343 354 697
5 20-24 303 267 570
6 25-29 261 244 505
7 30-34 233 253 486
8 35-39 228 226 454
9 40-44 219 217 436
10 45-49 192 179 371
11 50-54 132 134 266
12 55-59 109 114 223

7
13 60-64 73 63 136
14 65-69 57 54 111
15 70-74 37 48 85
16 75 + 54 61 115
JUMLAH 3.286 3.229 6515
3. Angka Kesakitan Penyakit
Situasi penyakit di wilayah kerja UPTD Puskesmas kecamatan Lasalimu, yang
meliputi 10 penyakit terbesar yakni seperti pada tabel di bawah ini :

Tabel 2. 2 Data Sepuluh ( 10 ) Besar Penyakit di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas


Wil. Kec. Lasalimu Per 31 Desember 2021

No Nama Penyakit Jumlah Persentase


1 ISPA 231 17,95%
2 BATUK 181 14,06%
3 HIPERTENSI 155 12,04%
4 DISPEPSIA 151 11,73%
5 KONJUNGTIVITAS 140 10,88%
6 INFLUENZA 131 10,18%
7 MYALGIA 127 9,87%
8 MUAL MUNTAH 67 5,21%
9 LESU LETIH 60 4,66%
10 GASTRITIS AKUT 44 3,42%
Lainnya
Total Jumlah Kasus 1.287

2.1.2. Visi, Misi, Tujuan dan Nilai Organisasi


1. Visi
Menjadikan Puskesmas Wilayah Kecamatan Lasalimu sebagai Pusat
Pelayanan Kesehatan yang bermutu sesuai standar guna terwujudnya Masyarakat
Sehat dan Berkualitas.

2. Misi
Misi merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Adapun yang menjadi misi Puskesmas
wilayah Kecamatan Lasalimu adalah sebagai berikut :

2.1 Menjalankan Standar Pelayanan Minimal dan memenuhi Standar Pelayanan


Minimal

2.2 Mengoptimalkan Penggunaan Dana Operasional Puskesmas Untuk


8
Pengembangan Pelayanan Promotif, Preventif, dan Kurati

2.3 Meningkatkan Mutu Pelayanan Puskesmas wilayah kecamatan Lasalimu

3 Tata Nilai
Guna mewujudkan visi dan misi rencana strategis pembangunan kesehatan
UPTD Puskesmas Wilayah Kecamatan Lasalimu menganut dan menjunjung tinggi
tata nilai yaitu :
 TA : Tanggap: Petugas harus selalu sigap dan tanggap dalam memberi pelayanan
kepada masyarakat. Sebagai indikator ketanggapan petugas adalah respon time
petugas dalam memberi pelayanan khususnya di UGD kurang dari 5 menit.
 Waspada: petugas menerapkan prinsip kewaspadaan terhadap resiko – resiko
yang mungkin terjadi dalam memberikan setiap pelayanan kepada masyarakat
sehingga petugas senantiasa melakukan upaya – upaya dalam meminimalkan
resiko pelayanan. Sebagai indikator kewaspadaan petugas adalah resiko pasien
jatuh sebesar 0% khususnya di ruang perawatan.
 Lebih: petugas memiliki nilai lebih dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat berupa kerapihan dan sistematisnya rekam medis sehingga
memudahkan dan melancarkan proses pelayanan.
 Panutan: petugas puskesmas yang notabene adalah tenaga kesehatan harus
memberi contoh kepada masyarakat bagaimana hidup sehat baik sehat diri
maupun lingkungan. Sebagai indikator adalah tingkat kebersihan diri dari
petugas dan lingkungan di puskesmas sebagai salah satu ciri hidup sehat.
 Santun: petugas harus memiliki sifat santun dalam melakukan pelayanan kepada
masyarakat yang diindikasi melalui keramahan saat melakukan pelayanan, fokus
dan ada kontak mata dengan masyarakat yang sedang dilayani.

5. Struktur Organisasi

Struktur organisasi UPTD Puskesmas Wil. Kec. Lasalimu dapat dilihat


pada gambar dibawah ini :

9
Gambar 2.2 Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Wilayah Kec. Lasalimu
2.1.3. Tupoksi Organisasi
a. Program Pokok
Kegiatan pokok puskesmas dilaksanakan sesuai kemampuan tenaga
maupun fasilitasnya karena kegiatan pokok disetiap puskesmas dapat berbeda-
beda. Namun kegiatan pokok puskesmas yang lazim dan seharusnya dilaksanakan
adalah sebagai berikut :
1) Pelayanan Kesehatan ibu hamil,
2) Pelayanan Kesehatan ibu bersalin,
3) Pelayanan Kesehatan bayi baru lahir,
4) pelayanan kesehatan balita,
5) pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar,
6) pelayanan kesehatan pada usia produktif,
7) pelayanan kesehatan pada usia lanjut,
8) pelayanan kesehatan penderita hipertensi,
9) pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus,
10) pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat, pelayanan kesehatan
orang terduga tuberculosis, dan pelayanan kesehatan orang dengan risiko
terinfeksi HIV.

b. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama


Menyelenggarakan Pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh,
terpadu, dan berkesinambungan.
c. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
 Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan
Berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha wilayah kerjanya
agar penggerakan pembangunan yang berwawasan kesehatan, aktif memantau
dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program
pembangunan di wilayah kerjanya.
10
 Pusat Pemberdayaan Masyarakat
Berupaya agar perorangan terutama tokoh masyarakat, keluarga,
dan masyarakat :
1) Memiliki kesadaran, kemauan, dan kemampuan melayani diri sendiri dan
masyarakat untuk hidup sehat.
2) Berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk
pembiayaan.
3) Ikut menetapkan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.
4) Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.
5) Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan-
kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri.

2.1.4. Program dan Kegiatan Utama Unit kerja


a. Program Upaya Kesehatan pada Bimdal Kesehatan Keluarga
b. Program Upaya Kesehatan pada Program Gizi, Kesker dan Kesjaor
c. Program Upaya Kesehatan pada Bimdal promkes dan kesling
d. Program / kegiatan upaya kesehatan pada Bimdal P2
e. Program Upaya Kesehatan pada Bimdal PTM
f. Program upaya kesehatan pada Bimdal Surveilance,
Epidemiologi dan Imunisasi, Program / kegiatan
g. Program Upaya kesehatan pada Sarana Kesehatan, Aset dan Mutu
Pelayanan Kesehatan
h. Program upaya Kesehatan Pada Bimdal Kefarmasian Dan Alkes

i. Program Upaya kesehatan pada Bimdal Pelayanan Kesehatan Primer,


Rujukan, Kesehatan Trasidisional Dan Komplementer
j. Cakupan Kegiatan pada Subdin Umum Kepegawaian, SDMK dan
perizinan
k. Cakupan Kegiatan Pada Subdin Pengembangan Program, Pembiayaan,
Keuangan, Evaluasi Dan Pelaporan
2.1.5. Situasi Sumber Daya Kesehatan
1. Data Ketenagaan
Tenaga kesehatan sampai bulan Desember 2021 berjumlah 40 petugas
yang terdiri dari 23 PNS,35 Perawat Nusantara Sehat, 6 Bidan PTTD, 2 Perawat
PTTD, 1 Promkes PTTD, 1 Kesling PTTD, 1 Sopir Ambulance PTTD, 4

11
Petugas Magang. Serta penunjang tenaga kesehatan yang merupakan Kader
Posyandu aktif berjumlah 68 orang.
Berikut rincian tenaga kesehatan dan penunjang tenaga kesehatan di
Puskesmas Lasalimu:
Dokter umum : 2 Orang
Dokter Gigi : 1 Orang
SKM : 7 Orang
S.Kep Ners : 5 Orang
Perawat S1 : 2 Orang
Gizi : 1 Orang
Kesling : 1 Orang
Fisioterapi : 1 Orang
Perawat DIII : 10 Orang
Bidan : 19 Orang
Asisten Apoteker : 2 Orang
Farmasi : 1 Orang
AMAK : 2 Orang
Perawat Gigi : 2 orang
SPK : 1 orang
Rekam Medik : 1 Orang
Sopir : 1 Orang
Kader : 68 Orang

2. Data bangunan fisik


Puskesmas Induk : 1 buah
Puskesmas Pembantu : 6 buah
Rumah Dinas Dokter : 2 buah
Rumah Dinas Perawat : 1 buah
Rumah Dinas Kopel : 3 buah
Poskesdes : 2 buah
Posyandu :12 buah

3. Data Kendaraan Operasional


Kendaraan Roda empat : 2 buah
Kendaraan roda dua : 8 Buah

12
4. Data-Data Terkait Isu Yang Diangkat
Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi
lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya
tiga kali atau lebih) dalam satu hari. Secara klinis penyebab diare dapat dikelompokkan
dalam 6 golongan besar yaitu; infeksi disebabkan oleh bakteri, virus, atau invasi parasit,
malabsorbsi, alergi, keracunan, imunodefisiensi dan sebab-sebab lain. Diseluruh dunia,
sekitar 2,5 juta kasus kematian karena diare per tahun.
Di Indonesia, diare merupakan penyebab kematian nomor dua pada balita.
Penyakit ini ditularkan secara fecal-oral melalui makanan dan minuman yang tercemar.
Secara umum diare dapat dibagi menjadi 2,yaitu diare akut dan diare kronis. Diare akut
adalah diare yang terjadi mendadak dan berlangsung kurang dari 2 minggu. Gejalanya
antara lain: tinja cair, biasanya mendadak, disertai lemah dan kadang-kadang demam
atau muntah. Biasanya berhenti atau berakhir dalam beberapa jam sampai beberapa hari.
Diare akut terjadi akibat infeksi virus, infeksi bakteri, akibat makanan.
Diare kronis adalah diare yang melebihi jangka waktu 15 hari sejak awal diare.
Diare karena infeksi dapat disertai muntah-muntah, demam, tenesmus, hematochezia,
nyeri perut atau kejang perut. Diare yang berlangsung beberapa waktu tanpa
penanganan medis yang adekuat dapat menyebabkan kematian karena kekurangan
cairan pada tubuh yang mengakibatkan ranjatan hipovolemik atau karena gangguan
kimiawi berupa asidosis metabolik yang lanjut.kehilangan cairan dapat menyebabkan
haus, berat badan menurun, mata cekung, lidah kering, tulang pipi menonjol, turor kulit
menurun, serta suara menjadi serak. Tanda-tanda awal dari penyakit diare adalah bayi
dan anak menjadi gelisah dan cengeng, suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu makan
berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja akan menjadi cair dan mungkin
disertai lendir dan darah. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare dan
dapat disebabkan oleh lambung yang turut meradang atau akibat gangguan
keseimbangan asam-baa dan elektrolit. Tata Laksana diare akut pada balita dan anak
dengan prinsip utama yaitu rehidrasi untuk memperbaiki kondisi usus serta
mempercepat penyembuhan atau menghentikan diare dan mencegah anak dari
kekurangan gizi akibat diare dan menjadi cara untuk mengobati diare. Tatalaksana yang
ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan yaitu dengan lima langkah tuntas diare yaitu:
rehidrasi menggunakan oralit osmolaritas rendah, pemberian zink selama 10 hari
berturut-turut, teruskan pemberian ASI, dan makanan, antibiotik selektif, nasihat kepada
orang tua. Pencegahan diare dapat diupayakan melalui berbagai cara umum dan khusus,
termasuk cara umum antara lain adalah peningkatan higiene dan sanitasi . Peningkatan

13
higiene dan sanitasi dapat menurunkan insiden dire, jangan makan sembarangan terlebih
makanan mentah, mengonsumsi air yang bersih dan sudah direbus, mencuci tangan
setelah BAB dan setelah bekerja, sebulum dan sesudah makan. Memberikan ASI
eksklusif selama 6 bulan dan diteruskan sampai 2 tahun. Memberikan makanan
pendamping ASI sesuai umur, untuk mencegah dehidrasi bila perlu diberikan infus
cairan dehidrasi. Buang air besra dijamban, membuang tinja bayi dengan benar dan
memberikan imunisasi campak.

3.1. Gambar. Data Kejadian Kasus Diare Akut di Puskesmas Lasalimu


No. PERIODE JUMLAH KASUS
1 05 Januari-12 Januari 4 orang
2 11 Maret-16 Mret 4 orang
3 18 Mei 1 orang
4 10 Juni-13 Juni 6 orang
5 18 Juli-20 Juli 4 orang
6 20-25 Agustus 7 orang
Jumlah 26 orang

2.2. Profil Peserta

Nama Diklat : Pelatihan Dasar CPNS Gol. III . Angkatan CLV Tahun
2022
Waktu Diklat : 17 Oktober-3 Desember 2022
Instansi : UPTD Puskesmas Lasalimu Kab.Buton
Nama Lengkap : Astarina. S.Kep.,Ns
Tempat/Tanggal Lahir : Kamaru/ 26 Juni 1991
Agama : Islam
Pangkat/Golongan : Penata Muda Tingkat I/IIIb
Jabatan : Perawat Ahli-Pertama
Tugas Pokok : Melakukan Pendidikan Kesehatan Kepada Masyarakat
Unit Kerja : UPTD Puskesmas Lasalimu6
Alamat Kantor : Jl. Poros Lasalimu-Baubau, Kel. Kamaru,
Keca.Lasalimu
Pendidikan Terakhir : Profesi Ners
Nama Perguruan Tinggi : STIKES Mandala Waluya Kendari
Tahun Lulus : 2014

14
Tugas dan fungsi jabatan :
Uraian Tugas Perawat Menurut Permenpan No 25 Tahun 2014 tentang rincian
kegiatan perawat kategori keahlian sesuai dengan jenjang jabatan, sebagai berikut:
1) Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada masyarakat
2) Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu;
3) Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada keluarga;
4) Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjut;
5) Merumuskan diagnosa keperawatan pada individu;
6) Membuat prioritas diagnosa keperawatan;
7) Merumuskan tujuan keperawatan pada individu dalam rangka menyusun rencana
tindakan keperawatan;
8) Merumuskan tujuan keperawatan pada keluarga dalam rangka menyusun rencana
tindakan keperawatan;
9) Menetapkan tindakan keperawatan pada individu dalam rangka menyusun
rencana tindakan keperawatan;
10) Menetapkan tindakan keperawatan pada keluarga dalam rangka menyusun
rencana tindakan keperawatan;
11) Melakukan stimulasi tumbuh kembang pada individu dalam rangka melakukan
upaya promotif;
12) Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada
individu dalam rangka melakukan upaya promotif;
13) Melaksanakan case finding/deteksi dini/ penemuan kasus baru pada individu
dalam rangka melakukan upaya promotif;
14) Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan
pada individu;Melakukan pendidikan kesehatan pada individu
pasien;
15) Mengajarkan keluarga untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarganya;
16) Mengajarkan teknik kontrol infeksi pada keluarga dengan penyakit menular;
17) Melakukan pendidikan kesehatan pada kelompok;
18) Melakukan peningkatan/ penguatan kemampuan sukarelawan dalam
meningkatkan masalah kesehatan masyarakat dalam rangka melakukan upaya
promotif;
19) Melakukan pendidikan kesehatan pada masyarakat;
20) Melakukan manajemen inkontinen urine dalam rangka pemenuhan kebutuhan
15
eliminasi;
21) Melakukan manajemen inkontinen faecal dalam rangka pemenuhan kebutuhan
eliminasi;
22) Melakukan upaya membuat pasien tidur;
23) Melakukan relaksasi psikologis;

16
24) Melakukan tatakelola keperawatan perlindungan terhadap pasien dengan risiko
trauma/injury;
25) Melakukan manajemen febrile neutropeni;
26) Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan;
27) Memfasilitasi pasien dalam pemenuhan kebutuhan spiritual dalam rangka
tindakan keperawatan yang berkaitan dengan ibadah;
28) Melakukan pendampingan pada pasien menjelang ajal (dying care);
29) Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman;
30) Mengambil sampel darah melalui arteri, pulmonari arteri, cvp dalam rangka
tindakan keperawatan spesifik terkait kasus dan kondisi pasien;
31) Merawat pasien dengan WSD;
32) Memantau pemberian elektrolit kosentrasi tinggi;
33) Melakukan resusitasi bayi baru lahir;
34) Melakukan tatakelola keperawatan pada pasien dengan kemoterapi (pre, intra,
post);
35) Melakukan perawatan luka kanker;
36) Melakukan rehabilitasi mental spiritual pada individu;
37) Melakukan perawatanlanjutan pasca
hospitalisasi/bencana dalam rangka melakukan upaya rehabilitatif pada
keluarga;
38) Memberikan perawatan pada pasien menjelang ajal sampai meninggal;
39) Memberikan dukungan dalam proses kehilangan, berduka dan kematian;
40) Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala;
41) Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu;
42) Memodifikasi rencana asuhan keperawatan;
43) Melakukan dokumentasi perencanaan keperawatan;
44) Melakukan dokumentasi pelaksanaan tindakan keperawatan;
45) Melakukan dokumentasi evaluasi keperawatan;
46) Menyusun rencana kegiatan individu perawat;
47) Melakukan preseptorship dan mentorship;
48) Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai
ketua tim/perawat primer;
49) Melaksanakan kegiatan bantuan/partisipasi kesehatan;
50) Melaksanakantugas lapangan di bidang kesehatan;
51) Melaksanakan penanggulangan penyakit/ wabah tertentu; dan
17
52) Melakuk
an supervisi lapangan
Pengalaman Kerja :
1) Saat ini penulis sebagai CPNS di Puskesmas Lasalimu sebagai perawat ahli
pertama yang mempunyai tupoksi sesuai dengan standart profesi yang dijabat yaitu
perawat ahli pertama Sejak 2022 – Sekarang.

2.3. Konsepsi Nilai Dasar Kedudukan dan Peran ASN


1. Berorientasi Terhadap Pelayanan
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
mengamanatkan bahwa tujuan didirikan Negara Republik Indonesia, antara lain
adalah untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
bangsa. Amanat tersebut mengandung makna negara berkewajibaan memenuhi
kebutuhan setiap warga negara melalui suatu sistem pemerintahan yang mendukung
terciptanya penyelenggaraan pelayanan publik yang prima dalam rangka memenuhi
kebutuhan dasar dan hak sipil setiap warga negara atas barang publik, jasa publik
dan pelayanan administrative sebagaimana tercantum dalam penjelasan atas
Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.
Asas penyelenggaraan pelayanan publik seperti yang tercantum dalam pasal
4 UU pelayanan publik yaitu :
1) Kepentingan umum
2) Kepastian hukum
3) Kesamaan hak
4) Keseimbangan hak dan kewajiban
5) Keprofesionalan
6) Partisipatif
7) Persamaan perlakuan/tidak diskriminatif
8) Keterbukaan
9) Akuntabilitas
10) Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan
11) Ketepatan waktu
12) Kecepatan, kemudahan dan keterjangkauan.
Panduan perilaku atau kode etik dari berorientasi pelayanan sebagai pedoman
bagi ASN dalam melaksanakan tugas sehari-hari adalah sebagai berikut :

18
b. Memahami dan Memenuhi Kebutuhan Masyarakat

Nilai dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku berorientasi
pelayanan memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat diantaranya :
 Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia
 Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak
 Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
 Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerja sama
c. Ramah, Cekatan, Solutif dan Dapat Diandalkan
Niali dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku berorientasi
pelayanan ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan diantaranya :
 Memlihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur
 Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah
 Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna dan santun.
d. Melakukan Perbaikan Tiada Henti
Niali dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku
berorientasi pelayanan melakukan perbaikan tiada henti diantaranya :
 Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada public
 Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai
2. Akuntabel
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab terhadap
seseorang/organisasi yang memberikan amanat. Dalam konteks ASN
akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala tindak dan
tanduknya sebagai pelayan publik kepada atasan, lembaga pembina dan lebih
luasnya kepada publik. Terdapat beberapa aspek-aspek akuntabilitas adalah
sebagai berikut :
a. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a relationship)
b. Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is result-oriented)
c. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan
(Accountability requiers reporting)
d. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is meaningless
without consequences)

19
e. Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves
performance) Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang berbeda sebagai
berikut :
1. Akuntabilitas Personal
Akuntabilitas personal mengacu pada nilai-nilai yang ada pada diri
seseorang seperti kejujuran, integritas, moral dan etika. Pertanyaan yang
digunakan untuk mengidentifikasi apakah seseorang memiliki akuntabilitas
personal antara lain “Apa yang dapat saya lakukan untuk memperbaiki
situasi dan membuat perbedaan?”
2. Akuntabilitas Individu
Akuntabilitas individu mengacu pada hubungan antara individu dan
lingkungan kerjanya, yaitu antara PNS dan instasinya sebagai pemberi
kewenangan. Pertanyaan penting yang digunakan untuk melihat tingkat
akuntabilitas individu seorang PNS adalah kemampuan untuk mengatakan
“ini adalah tindakan yang telah saya lakukan dan ini adalah apa yang akan
saya lakukan untuk membuatnya menjadi lebih baik”.
3. Akuntabilitas Kelompok
Kinerja sebuah institusi biasanya dilakukan atas kerjasama
kelompok. Dalam hal ini tidak ada istilah “saya” tetapi yang ada adalah
“kami”. Dalam kaitannya dengan akuntabilitas kelompok, maka
pembagian kewenangan dan semngat kerjasama yang tinggi antar berbagai
kelompok yang ada dalam sebuah institusi memainkan peranan yang
penting dalam tercapainya kinerja organisasi yang diharapkan.
4. Akuntabilitas Organisasi
Akuntabilitas organisasi mengacu pada hasil pelaporan kinerja
yang telah dicapai, baik pelaporan yang dilakukan oleh individu terhadap
organisasi/institusi maupun kinerja organisasi kepada stakeholder.
5. Akuntabilitas Stakeholder
Akuntabilitas stakeholder adalah tanggung jawab organisasi
pemerintah untuk mewujudkan pelayanan dan kinerja yang adil, responsif
dan bermartabat. Stakeholder yang dimaksud adalah masyarakat umum,
pengguna layanan dan pembayar pajak yang memberikan masukkan, saran
dan kritik terhadap kinerjanya.
Akuntabilitas merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam core value
ASN yang memiliki panduan perilaku sebagai berikut :
20
 Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, serta disiplin
dan berintegritas tinggi
 Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif dan efisien.
 Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan.
3. Kompoten
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2017, Pasal 210
sampai dengan pasal 212, Pengembangan kompetensi dapat dilaksanakan
sebagai berikut:
1. Mandiri oleh internal instansi pemerintah yang bersangkutan.
2. Bersama dengan instansi pemerintah lain yang memiliki akreditasi
untuk melaksanakan pengembangan kompetensi tertentu.
3. Bersama dengan lembaga pengembangan kompetensi yang
independent.
4. Terdapat dua pendekatan pengembangan yang dapat dimanfaatkan
pegawal untuk meningkatkan kompetensinya, yaltu klasikal dan non
klasikal. Optimalisasi hak akses pengembangan kompetensi dapat
dilakukan dengan pendekatan pelatihan non klasikal, diantaranya e-
learning, job enrichment dan Job enlargement termasuk coaching dan
mentoring.
Kompoten merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam core value ASN
yang memiliki panduan perilaku sebagai berikut :
1) Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu
berubah
2) Membantu orang lain belajar
3) Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik
4 Harmonis
Pola harmonis merupakan sebuah usaha untuk mempertemukan berbagai
pertentangan dalam masyarakat. Hal ini diterapkan pada hubungan- hubungan
sosial ekonomi untuk menunjukkan bahwa kebijaksanaan sosial ekonomi yang
paling sempurna hanya dapat tercapai dengan meningkatkan permusyawaratan
antara anggota masyarakat. Suasana harmoni dalam lingkungan bekerja akan
membuat kita secara individu menjadi tenang, menciptakan kondisi yang
memungkinkan

21
untuk saling kolaborasi dan bekerja sama, meningkatkan produktivitas bekerja
serta meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat.
Brian Scudamore (seorang Founder dan CEO sebuah peruahaan Brand)
menyatakan beberapa hal tentang bagaimana membangun kultur tempat kerja yang
harmonis. Suasana tempat kerja yang positif dan kondusif juga berdampak bagi
berbagai bentuk organisasi. Ada tiga hal yang dapat menjadi acuan untuk
membangun budaya tempat kerja nyaman dan berenergi positif. Ketiga hal
tersebut adalah
1. Membuat tempat kerja yang berenergi
Sebagian besar karyawan atau orang dalam organisasi menghabiskan
separuh hidupnya di tempat kerja. Untuk itu tempat kerja harus dibuat
sedemikian rupa agar karyawan tetap senang dan nyaman saat bekerja. Tata
ruang yang baik dan keberadaan ruang terbuka sangat disarankan. Desain
ruang terbuka dapat meningkatkan komunikasi, hubungan interpersonal dan
kepuasan kerja, sekaligus optimal Mengurangi terjadinya kurangnya
komunikasi. Disharmonis yang disebabkan kurangnya komunikasi
2. Memberikan keleluasaan untuk belajar dan memberikan kontribusi
Selalu ingat dalam sebuah organisasi Anda bukan satu-satunya orang
yang menjalankan alur produktivitas, Ketika Anda sudah “mentok", ada
baiknya Anda mencari ide dari orang-orang yang berada dalam tim. Hal
tersebut mampu meningkatkan keterlibatan dan rasa memiliki karyawan
dalam sebuah bisnis atau organisasi.
3. Berbagi kebahagiaan bersama seluruh anggota organisasi
Tak dapat dielakkan jika pendapatan adalah salah satu motivator terbaik
di lingkungan kerja. Demikian juga rasa memiliki. dengan membagi
kebahaglaan dalam organisasi kepada seluruh karyawan dapat
meningkatkan kepemilikan dan meningkatkan antusiasme para karyawan.
Harmonis merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam core value
ASN yang memiliki panduan perilaku sebagai berikut :
 Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya
 Suka menolong orang lain
 Membangun lingkungan kerja yang kondusif

22
5. Loyal
Secara etimologis, istilah "loyal" diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu
"Loial” yang artinya mutu dari sikap setia. Secara harfiah loyal berarti setia,
atau suatu kesetiaan. Kesetiaan ini timbul tanpa adanya paksaan, tetapi timbul
dari kesadaran sendiri pada masa lalu. Dalam Kamus Oxford Dictionary kata
loyal didefinisikan sebagai "giving or showing firm and constant support or
allegiance to a person or institution (tindakan memberi atau menunjukkan
dukungan dan kepatuhan yang teguh dan konstan kepada seseorang atau
institusi)".
Salah satu sifat yang harus dimiliki oleh seorang ASN adalah sifat
loyal atau setia kepada bangsa dan negara. Sifat dan sikap loyal terhadap
bangsa dan negara dapat diwujudkan dengan sifat dan sikap loyal ASN
kepada pemerintahan yang sah sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Setiap ASN harus senantiasa menjunjung tinggi kehormatan
negara, pemerintah dan martabat pegawai negeri sipil serta senantiasa
mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri, seseorang
atau golongan sebagai wujud loyalitas terhadap bangsa dan negara.
Loyal merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam core value
ASN yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan
kepentingan bangsa dan negara, memiliki panduan perilaku sebagai berikut :
a. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta
pemerintah yang sah
b. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instasi dan negara

c. Mejaga rahasia jabatan negara.


6. Adapif
Adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki makhluk hidup untuk
bertahan hidup dan menghadapi segala perubahan lingkungan atau ancaman
yang timbul. Dengan demikian adaptasi merupakan kemampuan mengubah
diri sesuai dengan keadaan lingkungan tetapi juga mengubah lingkungan
sesuai dengan keadaan (keinginan diri). Sejatinya tanpa beradaptasi akan
menyebabkan makhluk hidup tidak dapat mempertahankan diri dan musnah
pada akhirnya oleh perubahan lingkungan. Sehingga kemampuan adaptif
merupakan syarat penting bagi terjaminnya keberlangsungan kehidupan.

23
Setidaknya terdapat 9 elemen budaya adaptif menurut Management
Advisory Service UK yang perlu menjadi fondasi ketika sebuah organisasi
akan mempraktekkannya, yaitu :
a. Purpose
Organisasi beradaptasi karena memiliki tujuan yang hendak
dicapai. Demikian pula dengan organisasi pemerintah, yang
mempunyai tujuan-tujuan penyelenggaraan fungsinya yang sudah
ditetapkan oleh peraturan perundangan. Penetapan tujuan organisasi
menjadi elemen budaya adaptif pertama yang diperlukan, dimana
pencapaiannya akan sangat dipengaruhi oleh variabel lingkungan.
Perubahan lingkungan tidak serta merta mengubah tujuan organisasi,
tetapi adaptasi akan menyesuaikan cara organisasi bekerja agar
pencapaian tetap dilakukan.
b. Cultural values
Organisasi pemerintah mengemban nilai-nilai budaya
organisasional yang sesuai dengan karakteristik tugas dan fungsinya.
Demikian pula dengan ASN sebagai individu yang mempunyai nilai-
nilai yang tersemat dalam budaya kerjanya, sehingga dituntut untuk
mengaplikasikannya agar dapat memberikan pelayanan yang maksimal
dan berkualitas.
c. Vision
Menjelaskan apa yang hendak dituju yang tergambar dalam
kerangka pikir dan diterjemahkan dalam kerangka kerja yang
digunakan dalam organisasi.
d. Corporate values
Seperti halnya nilai budaya organisasi di atas, makan ilai-nilai
korporat juga menjadi fondasi penting dalam membangun budaya
adaptif dalam organisasi.
e. Coporate strategy
Visi dan values menjadi landasan untuk dibangunnya strategi-
strategi yang lebih operasional untuk menjalankan tugas dan fungsi
organisasi secara terstruktur, efisien dan efektif
f. Structure
Struktur menjadi penting dalam mendukung budaya adaptif
dapat diterapkan di organisasi. Tanpa dukungan struktur, akan sulit
24
budaya adaptif dapat berkembang dan tumbuh pada sebuah organisasi.

25
g. Problem solving
Budaya adaptif ditujukan untuk menyelesaikan persoalan yang
timbul dalam organisasi, bukan sekedar untuk mengadaptasi
perubahan. Penyelesaian masalah harus menjadi tujuan besar dari
proses adaptasi yang dilakukan oleh organisasi.
h. Partnership working
Partnership memiliki peran penguatan budaya adaptif, karena
dengan partnership maka organisasi dapat belajar, bermitra dan saling
menguatkan dalam penerapan budaya adaptif.
i. Rules
Aturan main menjadi salah satu framework budaya adaptif yang
penting dan tidak bisa dihindari. Adaptif merupakan salah satu nilai
yang terdapat dalam core value ASN yang memiliki panduan perilaku
sebagai berikut :
 Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan
 Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas
 Bertindak proaktif
7. Kolaboratif

Berkaitan dengan definisi, akan dijelaskan mengenai beberapadefinisi


borasi dan collaborative governance. Dyer and Singh(1998, dalam Celik et al,
) mengungkapkan bahwa kolaborasiadalah “value generated from an alliance
een two or more firmsaiming to become more competitive by developing shared
ines”. Ansen dan gash (2012) mengungkapkan beberapa prosesyang harus

dilalui dalam menjalin kolaborasi sebagi berikut :


a. Trust building : membangun kepercayaan dengan
stakeholdermitra kolaborasi.
b. Face tof face Dialogue: melakukan negosiasi dan baik
danbersungguh- sungguh
c. Komitmen terhadap proses: pengakuan saling
ketergantungan;sharing ownership dalam proses; serta
keterbukaan terkaitkeuntungan Bersama
d. Pemahaman bersama: berkaitan dengan kejelasan misi,
definisibersama terkait permasalahan, serta mengidentifikasi
nilaibersama
e. Menetapkan outcome.

26
Kolaboratif merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam core value ASN
yang memiliki panduan perilaku sebagai berikut :
1) Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi
2) Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah
3) Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama
Kedudukan dan Peran ASN
1. Manajemen ASN
Pengelolaan atau manajemen ASN adalah kebijakan dan praktek dalam
mengelola aspek manusia atau SDM dalam organisasi, baik untuk PNS
maupun PPK. Manajemen ASN akan membuat seorang ASN mengerti apa
saja kedudukan, peran, hak, kewajiban dan kode etik ASN (Lembaga
Administrasi Negara, 2017).
a) Kedudukan ASN
Dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang Berdasarkan jenisnya, pegawai
ASN terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah
dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Pegawai ASN berkedudukan sebagai
aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh
pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan
intervensi semua golongan dan partai politik.
b) Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukan pegawai ASN, maka pegawai
ASN berfungsi dan bertugas sebagai berikut:
 Pelaksana Kebijakan Publik Untuk itu ASN harus
mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya, serta harus mengutamakan
pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik.
 Pelayan Publik Dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai peraturan perundangundangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayananadministratif yang
diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik dengan tujuan
kepuasan pelanggan.
 Perekat dan Pemersatu Bangsa ASN berfungsi, bertugas dan berperan
untuk mempererat persatuan dan kesatuan NKRI. ASN senantiasa

27
setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, negara dan
pemerintah.ASN senantiasa menjunjung tinggi martabat ASN serta
senantiasa mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan
diri sendiri, seseorang dan golongan.
c) Hak dan kewajiban ASN
Hak adalah salah satu kewenangan atau kekuasaan yang diberikan
oleh hukum, baik pribadi maupun umum.Dapat diartikan bahwa hak
adalah sesuatu yang patut atau layak diterima.Agar melaksanakan tugas
dan tanggung jawab dengan baik, dan dapat meningkatkan produktivitas,
menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN
diberikan hak. Hak ASN dan PPPK yang diatur di Undang-undang No 5
tahun 2014 tentang ASN sebagai berikut.
Berdasarkan pasal 70 UU No. 5 tahun 2014 tentang ASN disebutkan
bahwa setiap pegawai ASN memiliki hak serta 21 kesempatan untuk
mengembangkan kompetensinya. Berdasarkan pasal 92 pemerintah juga
wajib memberikan perlindungan berupa:
 Jaminan Kesehatan
 Jaminan kecelakaan kerja
 Jaminan kematian
 Bantuan hukum Kewajiban ASN adalah suatu beban atau tanggunan
yang bersifat kontraktual.
d) Kode etik dan kode perilaku ASN
Dalam UU no.5 tahun 2014 tentang ASN disebutan bahwa ASN
sebagai profesi berdasarkan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik
dan kode perilaku bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan
ASN. Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan perilaku agar pegawai
ASN:
 Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab,
dan berintegritas tinggi
 Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin
 Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan
 Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan

28
 Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat
yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundangundangan dan etika pemerintahan
 Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara
 Menggunakan kekayaan dan BMN secara bertanggung jawab, efektif,
dan efisien
 Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya
 Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada
pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan
kedinasanTidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas,
status, kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau orang lain
 Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi
dan integritas ASN
 Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
disiplin pegawai ASN.
2. Smart ASN
Membekali peserta dengan kemampuan kecakapan digital dasar pada
perspektif literasi digital smart ASN. Literasi digital adalah lingkungan
yang kaya akan informasi. Transformasi digital disektor pendidikan Indonesia
muncul berbagai perbincangan, regulasi pendukung dan upaya konkret
menerapkan transormasi digital dilingkungan perguruan tinggi dan semua
tingkat sekolah di Indonesia.
Masyarakat yang modern saat ini hidupnya sangat dipengaruhi oleh
internet. Perubahan media komunikasi yang digunakan dalam masyarakat
Indonesia tidak terlepas dengan perubahan tekhnologi komunikasi. ASN
dituntut tidak Gaptek (GagapTeknologi) dan informasi yakni dapat
mengoperasikan dan memanfaatkan aplikasi-aplikasi produk IT termasuk
dapat dengan bijak memanfaatkan internet yang digunakan dalam
nmeningkatkan efektifitas dan efisiensi untuk meningkatlkan kinerja dalam
rangka meningkatkan kualitas tugas dan fungsinya dalam pelayanan dan
pengabdian kepada masyarakat.

29
Adapun nilai-nilai dasar dalam smart ASN, yaitu:
a) Integritas
Integritas Pegawai ASN yang dimaksud adalah “konsistensi
Pegawai ASN dalam berperilaku yang selaras dengan nilai, norma dan /
atau etika organisasi dan jujur dalam hubungan dengan atasan, rekan
kerja, bawahan langsung dan pemangku kepentingan, serta mampu
mendorong terciptanya budaya etika tinggi dan bertanggung jawab
b) Nasionalisme
Nasionalisme adalah pemahaman mengenai nilai-nilai kebangsaan.
Nasionalisme memiliki pokok kekuatan dalam menilai kecintaan
individu terhadap bangsanya. Salah satu cara untuk menumbuhkan
semangat nasionalisme adalah dengan menanamkan dan mengamalkan
nilai-nilai Pancasila. Pengamalan nilai-nilai luhur yang terkandung
didalamnya oleh setiap penyelenggara negara, baik di pusat maupun di
daerah. Seorang PNS dituntut untuk memiliki perilaku mencintai tanah
air Indonesia (nasionalisme) dan mengedepankan kepentinga nnasional.
Nasionalisme merupakan salah satu perwujudan dari fungsi PNS sebagai
perekat dan pemersatu bangsa. Dalam menjalankan tugas, seorang ASN
senantiasa harus mengutamakan dan mementingkan persatuan dan
kesatuan bangsa. Kepentingan kelompok, individu, golongan harus
disingkirkan demi kepentingan yang lebih besar yaitu kepentingan
bangsa dan Negara di atas segalanya.
c) Profesionalisme
Pegawai Negeri Sipil adalah terpenuhinya kecocokan antara
kemampuan aparatur dengan kebutuhan tugas merupakan syarat
terbentuknya aparatur yang profesional. Artinya, keahlian dan
kemampuan aparat merefleksikan arah dan tujuan yang dicapai oleh
sebuah organisasi.
d) Berwawasan global
Merupakan suatu proses pendidikan yang dirancang untuk
mempersiapkan anak didik dengan kemampuan dasar intelektual dan
tanggung jawab guna memasuki kehidupan yang bersifat kompetitif dan
dengan derajat saling menggantungkan antar bangsa yang sangat tinggi

30
e) Mengusai IT dan bahasa asing
ASN dituntut tidak Gaptek (Gagap Tekhnologi) dan informasi
yakni dapat mengoprasikan dan memanfaatkan aplikasi – aplikasi produk
IT (informasi Tekhnologi) termasuk dapat dengan bijak memanfaatkan
internet yang digunakan dalam meningkatkan kualitas tugas dan
fungsinya dalam pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat. Seorang
ASN selain menguasai Bahasa Indonesia dengan baik dan benar juga
memiliki kemampuan menguasai bahasa Asing seperti bahasa Inggris,
Mandarin dan lain sebagainya.
f) Berjiwa hospitality ( Keramahan )
Hospitality/keramahan adalah memiliki sifat baik hati dan menarik
budi bahasanya ,manis tutur kata dan sikapnya dalam setiap
menjalankan aktivitas pelaksanaan tugas dan pekerjaan khususnya dalam
menampilkan pelayanan prima kepada masyarakat
g) ASN memiliki kemampuan Networking
Networking adalah membangun menjalin hubungan dengan orang
lain atau organisasi yang berpengaruh positif pada kesuksesan
professional maupun personal.
h) ASN memiliki jiwa Enterpeneurship
ASN dituntut memiliki kemampuan Enterpeneurship, yakni
berjiwa kewirausahaan yang ditandai dengan dimilikinya keberanian,
kreativitas, inovatif, pantang menyerah, dan cerdas dalam menangkap
dan menciptakan peluang serta bertanggung jawab. Enterpeneurship juga
dapat diartikan berpikir tentang masa depan orang banyak. Kehidupan
orang banyak kesejahteraan masyarakat dan bagaimana cara membantu
mereka yang membutuhkan dan dengan dimilikinya kemampuan
Enterpeneurship ini maka seorang ASN akan mampu meningkatkan
kinerja dalam setiap waktunya.

31
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

3.1. Identifikasi dan Analisis Isu


3.1.1. Identifikasi Isu
Aktualisasi ini disusun berdasarkan identifikasi masalah dan menentukan
beberapa isu yang ada di unit tempat bekerja, yaitu Puskesmas Lasalimu. Sumber
isu yang diangkat, diantaranya berasal dari tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) yang
terancam dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 139 Tahun 2003 Tentang Jabatan
Fungsional Dokter dan Angka Kreditnya tertuang dalam pasal 7 Ayat 1 poin A.
Penetapan isu yang akan diangkat sebagai aktualisasi tentu harus berkaitan
dengan Core Valuei sebagai seorang ASN dituntut menerapkan BerAKHLAK
dalam pelaksanaan tugas dan fungsi pokoknya, diantaranya yaitu: (1)Berorientasi
Pelayanan, (2) Akuntabel, (3) Kompeten, (4) Harmonis, (5) Loyal, (6) Adaptif,
(7)Kolaboratif. Berdasarkan uraian mengenai keterkaitan isu-isu yang akan
diangkat sebagai rancangan aktualisasi diatas, maka dapat diidentifikasi isu-isu
sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 3.1, berikut:

Untuk merancang sebuah kegiatan diperlukan proses penentuan dan identifikasi terhadap
isu yang diambil. Adapun isu-isu yang di dapatakan di UPTD Puskesmas Wil. Kecamatan
Lasalimu untuk dajukan adalah sebagai berikut:
1. Masih rendahnya pengetahuan ibu balita tentang penyakit Diare di UPTD
Wilayah Kecamatan Lasalimu
2. Belum optimalnya pemisahan sampah medis dan non medis di kalangan petugas medis
Puskesmas Lasalimu

3. Belum optimalnya penerapan cuci tangan Gerakan 6 langkah pada pasien dan
pengunjung di Puskesmas Lasalimu

32
Tabel 3.1. Identifikasi Isu Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Tugas dan Isu Teridentifikasi
Fungsi
Memberikan Rendahnya pengetahuan ibu balita (Manajemen ASN)
pendidikan tentang penyakit Diare dan Tatalaksana Sesuai dengan peran
kepada Diare di UPTD Wilayah Kecamatan ASN sebagai
masyarakat Lasalimu pelaksana kebijakan
publik dan pelayan
publik.
(SMART ASN)
ASN harus
menjunjung tinggi
nilai profesionalisme
dalam melaksanakan
tugas secara rutin.
Belum optimalnya Pemisahan sampah (Manajemen ASN)
medis dan non medis di kalangan Sesuai dengan peran
petugas medis di puskesmas lasalimu ASN sebagai
pelaksana kebijakan
publik dan pelayan
publik.
(SMART ASN)
ASN harus
menjunjung tinggi
nilai profesionalisme
dalam melaksanakan
tugas secara rutin.

Belum optimalnya penerapan 6 (Manajemen ASN)


langkah cuci tangan bagi pengunjung Sesuai dengan peran
puskesmas Lasalimu ASN sebagai
pelaksana kebijakan
publik dan pelayan
publik.

33
(SMART ASN)
ASN harus menjunjung tinggi
nilai profesionalisme dalam
melaksanakan tugas secara
rutin.

Isu ke-1 : Rendahnya pengetahuan ibu balita tentang penyakit Diare dan Tatalaksana
Diare di UPTD Wilayah Kecamatan Lasalimu

a. Kondisi saat ini:

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama bekerja di Puskesmas


masih banyak masyarakat yang kurang memahami penyakit diaere, masih
adanya pemahaman jika diare merupakan mitos semata dan tatalaksana
diare. Hal itu dapat di lihat dengan adanya kasus diare tiap bulannya.
b.Dampak jika masalah tidak diselesaikan:
Jika masyarakat belum paham mengenai manajemen diare akut
maka kasus akan terus terjadi tiap bulannya dan bahkan dapat menjadi
pandemi pada kurun waktu tertentu.
c.Dukungan teoritik dari mata pelatihan agenda III:
Sesuai dengan peran ASN sebagai pelaksana kebijakan publik dan
pelayan publik. ASN harus menjunjung tinggi nilai profesionalisme dalam
melaksanakan tugas secara rutin

3. Isu ke-2 : Belum optimalnya penerapan pemisahan sampah medis dan non
medis di kalangan petugas medis Puskesmas Liya, Kab. Wakatobi
a. Kondisi saat ini:
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama bekerja di puskesma
Lasalimu nakes yang bekerja masih kurang memahami pemilahan sampah
medis dan non medis yang baik dan benar .
b. Dampak jika masalah tidak diselesaikan
Jika nakes belum menjalankan dengan patuh pemisahan sampah medis
dan non medis ditakutkan akan terjadi kesalahan dalam pengolahan sampah

34
hasil kerja di puskesmas. Kesalahan pengelolaan tersebut akan
berdampak pada beberapa aspek, seperti: pengambil atau
pengolah sampah, masyarakat,nakes itu sendiri.
c. Dukungan teoritik dari mata pelatihan agenda III:
Sesuai dengan peran ASN sebagai pelaksana kebijakan
publik dan pelayan publik. ASN harus menjunjung tinggi nilai
profesionalisme dalam melaksanakan tugas secara rutin.

Isu ke-3: Belum optimalnya penerapan 6 langkah cuci tangan bagi pengunjung
puskesmas Lasalimu
a. Kondisi saat ini:

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama bekerja


di puskesma Lasalimu, pemahaman pasien atau pengunjung
tentang cuci tangan 6 langkah masih sangat minim, hal terlihat
saat pasien datang berkunjung di puskesmas tidak menggunakan
wastafel puskesmas untuk cuci tangan walaupn sebagian ada
yang cuci tangan tetapi tidak langkah-langkah cuci tangan tidak
tepat
b. Dampak jika masalah tidak diselesaikan:
Jika masyarakat belum paham mengenai cuci tangan dapat
menjadi tempat penularan / penyebaran penyakit dan terhadap
pengunjung/ pasien yang lain
c. Dukungan teoritik dari mata pelatihan agenda III:
Sesuai dengan peran ASN sebagai pelaksana kebijakan
publik dan pelayan publik. ASN harus menjunjung tinggi nilai
profesionalisme dalam melaksanakan tugas secara rutin

No Tuga Pokok Profesi Kondisi Kondisi yang Isu Keterkaitan


Ners Saat Ini di harapkan Teridentifikasi dengan Mata
Pelatihan Agenda
III

1. Memberikan Meningkatnya
Pendidikan Kepada pengetahuan

35
Masyarakat ibu balita
tentang diare

3.2. Gagasan Kreatif/Terpilih dan Kegiatan Sebagai


Pemecahan Isu
3.3. Deskripsi/Penjelasan Kegiatan

36

Anda mungkin juga menyukai