Anda di halaman 1dari 16

MERGER DAN INTEGRASI VERTIKAL

MERGER DAN INTEGRASI VERTIKAL


Defenisi Merger

Merger adalah penyerapan dari suatu perusahaan oleh perusahaan lain. Merger merupakan penggabungan usaha pada suatu nama perusahaan, dimana salah satu perusahaan harus berbentuk PT.

Menurut Cooyle, Merger dapat di artikan secara luas maupun secara sempit. Dalam pengertian yang luas, merger juga menunjukan pada setiap bentuk pengambilan suatu perusahaan oleh perusahaan lainya pada saat kegiatan usaha dari kedua perusahaan tersebut disatukan.
Coyle menjelaskan bahwa suatu pengabungan usaha disebut merger jika : Tidak ada salah satu perusahaan yang bergabung dapat disebut sebagai perusahaan pengambilan alih perusahaan yang diambil alih. Kedua perusahaan berpartisipasi dalam membentuk struktur manajemen perusahaan hasil pengabungan tersebut. Kedua perusahaan yang bergabung pada umumnya memiliki ukuran yang hampir sama, yang artinya tidak ada dominasi aset antara satu perusahaan atas perusahaan yang lain.

Merger adalah salah satu bentuk absorbsi (penyerapan) oleh satu perusahaan terhadap perusahaan lain. Jika dua perusahaan A daan B, melakukan merger maka hanya ada satu perusahaan saja, yaitu A atau B. Pada sebagian besar kasus merger, perusahaan yang memiliki ukuran yang lebih besar yang di pertahankan hidup dan tetap mempertahankan nama dan status hukumnya, Sedangkan perusahaan yang ukuranya lebih kecil (perusahaan yang dimerger) akan menghentikan aktivitasnya atau atau dibubarkan saham (issuing firm).

MACAM, JENIS SERTA PENGERTIAN EKSPANSI BISNIS


Perluasan atau ekspansi bisnis diperlukan oleh suatu perusahaan untuk mencapai efisiensi menjadi lebih kompetitif serta untuk meningkatkan keuntungan atau profit perusahaan. Ekspansi bisnis dapat dilakukan dalam beberapa metode, yakni:

MERGER ATAU PENGGABUNGAN


Jenis jenis merger Merger vertikal, perusahaan masih dalam satu industri tetapi beda level atau tingkat operasional. Contoh restoran cepat saji menggabungkan diri dengan perusahaan peterrnakan ayam Merger horisontal, perusahaan dalam satu industri membeli perusahaan dil level operasi yang sama Contoh: pabrik komputer gabung dengan pabrik komputer Merger konglomerasi, tidak ada hubungan industri pada perusahaan yang di akuisisi. Bertujuan untuk meningkatkan profit perusahaan dari berbagai sumber atau unit bisnis Contoh: perusahaan pengobatan alternatif bergabung dengan perusahaan operator telepon seluler nirkabel

AKUISISI
Akuisisi adalah pembelian suatu perusahaan oleh perusahaan lain atau oleh kelompok investor. Akuisisi sering digunakan untuk menjaga ketersediaan pasokan bahan baku atau jaminan produki akan diserap oleh pasar Contoh: Aqua di akuisisi oleh danone, pizza hut oleh coca cola, dan lain lain

HOSTILE TAKE OVER


Pengambil alihan secara paksa ( Hostile take over)

adalah suatu tindakan akuisisi yang dilakukan secara paksa yang biasanya dilakukan dengan cara membuka penawaran atas saham perusahaan yang ingin dikuasai di pasar modal dengan harga di atas harga pasar. Pengambilahihan secara paksa biasanya diikuti oleh pemecatan karyawan dan manajer untuk diganti orang baru untuk melakukan efisiensi pada operasional perusahaan

LEVERAGE BUY OUT


Leverage

buy out adalah teknik penguasaan perusahaan dengan metode pinjaman atau utang yang digunakan pihak manajemen untuk membeli perusahaan lain, terkadang suatu perusahaan target dapat dimiliki tanpa modal awal yang besar

MERGER DI SEKTOR PERBANKAN


Hazel J. Johnson (1995) menyatakan prasyarat yang harus dianalisis terlebih dahulu dari kedua bank yang akan melakukan merger adalah Kondisi keuangan masing masing bank, merger sesama bank sehat atau karena collapse Kecukupan modal Manajemen, baik sebelum atau sesudah merger

EVALUASI KEBERHASILAN KEGAGALAN MERGER

DAN

Membuat proyeksi keberhasilan merger penting dilaksanakan, sebelum merger dilakukan secara legal. Tahapan diawali dengan due diligence ( uji tuntas) atas perusahaan yang akan dikonsolidasikan. Penilaian dilakukan atas sinergi yang akan diperoleh, dilihat dari sinergi operasional dan sinergi finansial

Banyak perusahaan atau bank yang mengalami kegagalan saat dilakukan merger, disebabkan antara lain: Harga yang ditetapkan saat dilakukan merger terlalu tinggi akibat analisis sebelumnya tidak akurat Sumber pembiayaan merger berasal dari pinjaman berbiaya tinggi Asumsi yang salah dengan mengharapkan booming market, yang ternyata terjadi sebaliknya Tergesa-gesa, sebelum dilakukan uji tuntas dengan baik Perbedaan kedua perusaahaan terlalu besar Budaya kerja tak dapat disatukan Krisis manajerial karena ingin mempertahankan semua manajemen yang ada di kedua perusahaan

INTEGRASI VERTIKAL
Pasal 14, undang-undang No5/1999 menjelaskan yang dimaksud dengan menguasai produksi sejumlah produk yang termasuk dalam rangkaian produksi atau yang lazim disebut integrasi vertikal adalah penguasaan serangkaian proses produksi atas barang tertentu mulai dari hulu sampai hilir atau proses yang berlanjut atas suatu layanan jasa tertentu oleh pelaku usaha tertentu Praktek integrasi vertikal meskipun dapat menghasilkan barang dan jasa dengan harga murah, tetapi dapat menimbulkan persaingan usaha tidak sehat yang merusak sendi-sendi perekonomian masyarakat. Praktek seperti ini dilarang sepanjang menimimbulkan persaingan usaha tidak sehat dan atau merugikan masyarakat

Kebijakan persaingan bertujuan untuk meminimumkan inefisiensi perekonomian yang diciptakan oleh tingkah laku perusahaanperusahaan yang bersifat anti-persaingan. Di indonesia ada beberapa bentuk tindakan anti persaingan Pertama, tindakan anti persaingan yang dilakukan perusahaan untuk menghancurkan pesaingnya. Tindakna yang dilakukan antara lain adalah melakukan integrasi vertikal yang bersifat strategis (strategic vertical integration), resale price maintenence, dan pembagian pasar

Kedua,

tindakan anti persaingan yang dilakukan oleh perusahaan dengan dukungan atau persetujuan pemerintah. Contohnya adalah asosiasiasosiasi pengusaha yang bertindak sebagai kartel atau tata niaga perdagangan. Ketiga, tindakan anti persaingan yang dilakukan oleh badan-badan usaha milik negara dengan restu pemerintah

Studi kasus

Indofood Merger 5 Perusahaan Rp466,47 Miliar JAKARTA - PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) berencana menggabungkan usaha (merger) lima perusahaan yakni, PT Indosentra Pelangi, PT Gizindo Primanusantara, PT Indobiskuit Mandiri Makmur, PT Ciptakemas Abadi, dan PT Indofood CBP Sukses Makmur (CBP). Seperti diungkapkan manajemen perseroan dalam keterangannya di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), di Jakarta, Senin (23/11/2009), merger tersebut memakan biaya (modal disetor) sebesar Rp466.476.176.00 (Rp466,47 miliar). CBP akan tetap berdiri sebagai perusahaan hasil penggabungan, sedangkan empat perusahaan lainnya akan bubar demi hukum tanpa dilakukan likuidasi terlebih dahulu. Masing-masing perusahaan peserta penggabungan seluruh sahamnya akan dimiliki oleh INDF yang masing-masing bergerak dalam bidang industri pembuatan produk konsumen bermerek, industri pembuatan kecap dan sambal serta industri pembuatan kemasan yang merupakan industri penunjang bagi industri produk konsumen bermerek. Oleh karena itu, untuk mengkonsolidasikan industri produk konsumen bermerek, maka penggabungan dirasa perlu dilakukan, mengingat bidang usaha perusahaan peserta penggabungan merupakan salah satu alternatif untuk mencapai pengelolaan usaha yang lebih efisien, efektif, dan produktif. Nantinya, modal dasar perseroan akan menjadi Rp750 miliar yang terbagi atas 750 juta lembar saham dengan nilai nominal Rp1.000 per lembar saham. Sementara untuk modal ditempatkan sebesar Rp466.476.176.000 yang terbagi atas 466.476.176 lembar saham. Dengan demikian, dengan terlaksananya penggabungan maka perusahaan hasil penggabungan akan menanggung semua biaya dan pajak yang berhubungan dengan pengalihan dan pendaftaran pengalihan/balik nama aktiva menjadi atas nama perusahaan hasil penggabungan. (ade)

Anda mungkin juga menyukai