Oleh:
ROBBI DARUL ALHAQ
NIM 1911000125
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhui Persyaratan
Mencapai Gelar Sarjana Akutansi
Oleh:
i
INSTITUTE KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA
(ASIAN BANKING FINANCE AND INFORMATICS INSTITUTE)
PERBANAS JAKARTA
PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI
PERSETUJUAN
Oleh
Nama : Robbi Darul Alhaq
NIM : 1911000125
Program Studi : S1 Akuntansi
Telah disetujui untuk diujikan
Ridarmelli, S.E., Ak., M.Si., C.A., SAS Annathasia P. Erasashanti, S.E., M.Si
Ridarmelli, S.E., Ak., M.Si., C.A., SAS. Annathasia P. Erasashanti, S.E., M.Si
ii
INSTITUTE KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA
(ASIAN BANKING FINANCE AND INFORMATICS INSTITUTE)
PERBANAS
JAKARTA
PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI
PENGESAHAN
Mengetahui
Ketua Program Studi S-1 Akuntansi,
PERNYATAAN
Seluruh isi dan materi skripsi ini menjadi tanggung jawab penyusun sepenuhnya.
iv
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
DKI Jakarta)
Menyatakan bahwa hasil penulisan skripsi yang telah saya buat ini merupakan
hasil karya sendiri atau benar keasliannya. Apabila ternyata dikemudian hari penulisan
skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain, maka
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak ada undur
v
PENGARUH KEPERCAYAAN WAJIB PAJAK DAN KEKUASAAN
OTORITAS PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DENGAN
PEMERIKSAAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI
(STUDI KASUS PADA UMKM DI WILAYAH DKI JAKARTA)
Robbi Darul Alhaq
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kepercayaan wajib pajak dan
kekuasaan otoritas pajak terhadap kepatuhan wajib pajak dengan pemeriksaan wajib
pajak sebagai variabel moderasi di wilayah DKI Jakarta.Penelitian ini menggunakan
metode kuantattif dan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
yang diperoleh dari kuesioner yang disebarkan lalu diisi oleh pelaku UMKM di
wilayah DKI Jakarta sebanyak 100 responden dan penelitian ini menggunakan alat
pengukur skala likert. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis Structural Equetion Modelling (SEM) dengan menggunakan software
SmartPLS Versi 4.0. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Kepercayaan Wajib
Pajak dan Kekuasaan Otoritas Pajak berpengaruh positif secara signifikan terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak. Pemeriksaan Pajak mampu memperkuat pengaruh Kekuasaan
Otoritas Pajak terhadap Kepatuhan Pajak, sedangkan pemeriksaan memperlemah
pengaruh Kepercayaan Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.
vi
THE EFFECT OF TAXPAYER TRUST AND THE POWER OF THE TAX
AUTHORITY ON TAXPAYER COMPLIANCE WITH EXAMINATION AS A
MODERATING VARIABLE
(CASE STUDY OF UMKM IN THE DKI JAKARTA AREA)
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the effect of taxpayer trust and tax
authorities on taxpayer compliance with taxpayer audits as a moderating variable in
the DKI Jakarta area. This study used a quantitative method and the data used in this
study were primary data obtained from questionnaires distributed then filled by MSME
actors in the DKI Jakarta area as many as 100 respondents and this study used a Likert
scale measuring device. The analysis technique used in this research is Structural
Equation Modeling (SEM) analysis using SmartPLS Version 4.0 software. The results
of this study indicate that: Taxpayer Trust and Tax Authority Power have a significant
positive effect on Taxpayer Compliance. Tax Audit is able to strengthen the influence
of the Tax Authority's Power on Tax Compliance, while the audit is not able to
strengthen the influence of Taxpayer Trust on Taxpayer Compliance.
Keywords: Taxpayer Trust, Tax Authorities, Examination, Taxpayer Compliance
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Kepatuhan Wajib Pajak dengan Pemeriksaan Pajak sebagai Variabel Moderasi (Studi
Adapun maksud dan tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah
satu syarat memperoleh gelar Sarjana Akuntansi (S.Ak) pada Fakultas Ekonomi dan
kekurangan baik dari segi bahasa maupun teknis penyajiannya. Akan tetapi berkat
bimbingan, dorongan serta saran-saran dari berbagai pihak, maka penulis dapat juga
menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang ada.
Pada kesempatan ini, penulis juga ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan, dan
1. Kedua orang tuaku yaitu mamah Yuni Atun, bunda Hematiah Sri Anita, dan
Papah Teguh Widodo, serta para adik, kakak dan keluarga lainnya yang selalu
viii
memberikan doa terbaiknya, kasih sayang, motivasi serta dukungan yang tidak
ada hentinya selama ini, hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
yang telah dengan sabar dan pengertian dalam membimbing penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini serta berbagi pandangan dan pemahaman baru kepada
3. Bapak Prof. Dr. Hermanto Siregar, M.Ec. selaku Rektor Institut Keuangan dan
4. Ibu Dr. Hedwigis Esti Riwayati, S.E., M.E., CIFM., CIABV., CILS. selaku
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Institut Keuangan dan Perbankan dan
5. Ibu Ridarmelli, S.E., Ak., M.Si., CA., SAS. selaku Ketua Program Studi S1
Perbanas.
6. Ibu Inung Wijayanti R, S.E., MM., Ak., CA. Sekretaris Program Studi S1
Perbanas.
7. Bapak dan Ibu Dosen Perbanas Institute yang telah memberikan ilmu yang
sangat bermanfaat
ix
8. Teruntuk diri saya sendiri Robbi Darul Alhaq, terima kasih sudah bertahan dan
berjuang sampai di titik ini dengan selalu berjuang, berproses, dan berdoa
sehingga penyusunan skripsi ini selesai dengan tepat waktu. Semangat selalu
untuk kedepannya.
9. Teman seperjuangan HIMA 2019, yang selalu memberikan semangat, doa dan
selalu menjadi sahabat terbaik selama masa perkuliahan, terima kasih atas
10. Untuk sahabat perjuangan selama kuliah dari semester 1 hingga sekarang yaitu
Resti Halimah, Thomas Toda, Aldi, Naufal, dan Nabil, terima kasih sudah
berjuang bersama selama perkuliahan dan terima kasih atas segala dukungan,
doa dan semangat yang diberikan selama penulis berada di Perbanas Institute.
11. Untuk sahabat tongkrongan “JOLUT” yang selalu menemani dikala pusing
12. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung membantu proses
penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu.
x
Penulis ini menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun guna penyempurnaan kualitas di masa yang akan datang. Penulis berharap
Penulis
1911000125
xi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................... vi
ABSTRACT ......................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 8
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 8
1.4 Manfaat dan Kegunaan Penelitian ........................................................... 9
BAB II KAJIAN TEORI ................................................................................... 11
2.1 Studi Pustaka dan Kajian Teori ............................................................. 11
2.2 Penelitian Terdahulu.............................................................................. 24
2.3 Kerangka Pemikiran .............................................................................. 30
2.4 Hipotesis Penelitian ............................................................................... 32
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 38
3.1 Desain Penelitian ................................................................................... 38
3.2 Unit Analisis .......................................................................................... 38
3.3 Operasional Variabel ............................................................................. 39
3.4 Populasi dan Teknik Sampel .................................................................. 49
3.5 Jenis dan Sumber Data ........................................................................... 50
3.6 Metode Pengumpulan Data .................................................................... 50
3.7 Pengolahan dan Analisis Data ............................................................... 60
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................ 64
4.1 Deskripsi Objek Penelitian .................................................................... 64
4.2 Analisis Data ......................................................................................... 64
4.3 Interpretasi ............................................................................................. 81
4.4 Pembahasan ........................................................................................... 87
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI ........ 96
5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 96
5.2 Keterbatasan Penelitian ......................................................................... 96
5.3 Rekomendasi ......................................................................................... 97
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
BAB 1
PENDAHULUAN
dari pajak. Pajak adalah sumber penerimaaan sebuah negara untuk menopang
Indonesia, maka penerimaan yang diterima oleh negara harus ikut ditingkatkan juga
(Prabowo, 2019).
Hal tersebut merupakan pencapaian yang baik setelah mengalami penurunan akibat
agar penerimaan pajak sebagai sumber utama penerimaan negara tetap stabil. Hal
1
2
jasa oleh industri besar sehingga Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak Pertambahan
Nilai (PPN) Wajib Pajak (WP) Badan meningkat. Berikut adalah presentase
Tabel 1.1
Koperasi dan UKM menunjukkan dari sekitar 64 juta jumlah usaha di Indonesia,
nasional sebsar 60,5%, dan mampu menyediakan lapangan kerja sebesar 99,9%,
serta mampu menyerap 96,9% tenaga kerja nasional. Akan tetapi pandemi Covid-
berbagai permasalahan.
Data dari Kementrian Koperasi dan UKM menunjukkan dari sekitar 64 juta
lapangan kerja sebesar 99,9%, serta mampu menyerap 96,9% tenaga kerja nasional.
Akan tetapi pandemi Covid-19 yang melanda ini membuat seluruh dunia
Berdasarkan survei dari UNDP dan LPEM UI yang di akses melalui situs
dan bahkan 97% UMKM mengalami penurunan nilai aset. Dari masalah tersebut
mencatat, sekitar 60 jutaan UMKM yang ada di Indonesia, baru sekitar 2,3 juta
UMKM yang sudah terdaftar sebagai wajib pajak dan membayar pajaknya. Hal
tersebut merupakan bukti bahwa kepatuhan kewajiban pajak para pelaku UMKM
wajib pajak, muncul masalah baru yang justru membuat wajib pajak mulai
4
meragukan kinerja otoritas pajak dan membuat wajib pajak bertanya-tanya kemana
baru pada tahun 2023 di lingkungan kementerian keuangan khusunya sektor pajak.
anak dari pegawai Direktorat Jenderal Pajak yaitu Rafael Alun Trisambodo,
mencuat seruan untuk tidak membayar pajak di masyarakat. Hal ini dikarenakan
pegawai tersebut diduga memiliki jumlah harta yang tidak wajar. Direktur Eksekutif
wajib pajak para pelaku UMKM di wilayah DKI Jakarta. Terdapat beberapa faktor
kepercayaan yang dimiliki oleh wajib pajak memiliki peran penting untuk
di lingkungan otoritas pajak, hal tersebut tentu saja akan membuat persepsi bahwa
uang yang mereka bayarkan untuk membayar pajak rawan untuk disalahgunakan.
wajib pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan pajak. Hal ini didukung oleh
penelitian dari (Betu & Mulyani, 2020) yang menyatakan hal yang sama. Namun,
terdapat perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Wahyuni et al., 2022),
(Seran et al., 2020), dan (Adeline & Karina, 2022) menyatakan bahwa kepercayaan
wajib pajak tidak hanya membutuhkan kepercayaan dari wajib pajak, akan tetapi
dibutuhkan kekuatan atau kekuasaan dari otoritas pajak itu sendiri. Apabila wajib
yang curang dan tidak bertanggung jawab dalam memenuhi kewajiban perpajakan
di Indonesia (Betu & Mulyani, 2020). Penelitian (Betu & Mulyani, 2020) yang
kepatuhan. Hal ini didukung oleh penelitian dari (Wahyuni et al., 2022) yang
menyatakan hal yang sama. Namun hal ini bertentangan dengan penelitian yang
dilakukan oleh (Adeline & Karina, 2022) dan (Seran et al., 2020) yang menyatakan
penegakan hukum bagi wajib pajak dan merupakan salah satu langkah penting bagi
Pemeriksaan merupakan bentuk sarana penegakan hukum bagi wajib pajak. Alasan
adalah diambil dari penelitian yang dilakukan oleh (Surya, 2019) yang mengatakan
bahwa semakin besar kekuasaan Direktorat Jenderal Pajak dan semakin sering
dan penuntutan terhadap wajib pajak maka tingkat kepatuhan wajib pajak akan
adanya kepercayaan wajib pajak terhadap otoritas pajak dan kekuasaan otoritas.
Maka dari itu terdapat dugaan bahwa pemeriksaan pajak mampu memoderasi
kepatuhan pajak. Hal tersebut juga didukung oleh penelitian (Mimi & Mulyani,
Ada beberapa hal yang perlu diperbaiki agar kepatuhan pajak UMKM dapat
menjadikan UMKM di Indonesia khusunya di wilayah DKI Jakarta ini dapat lebih
7
baik dalam hal kepatuhan pajak atau justru akan menurun. Dari hal ini juga
pajak, memperkuat kekuatan dalam tubuh otoritas pajak, sehingga segala bentuk
pemeriksaan yang dilakukan otoritas pajak dapat dipercayai dan diterima oleh
wajib pajak.
oleh (Wahyuni et al., 2022). Namun terdapat perbedaan penelitian beliau tidak
penelitian beliau adalah wajib pajak badan yang terdaftar di Kantor Pelayanan
dengan 100 responden. Metode analisis data yang digunakan penelitian sebelumya
ditemukannya research gap penelitian, maka hal tersebut menjadi dasar pemikiran
Berdasarkan penelitian dari (Wahyuni et al., 2022) dan penelitian (Betu &
Mulyani, 2020) dengan variabel yang sama yaitu kepercyaan wajib pajak ternyata
terdapat perbedaan. Sama dengan penelitian dari (Wahyuni et al., 2022) dan
penelitian (Adeline & Karina, 2022) dengan variabel yang sama yaitu kekuasaan
pajak terhadap kepatuhan wajib pajak pada UMKM di wilayah DKI Jakarta?
pajak terhadap kepatuhan wajib pajak pada UMKM di wilayah DKI Jakarta?
1. Manfaat Teoritis
b. Bagi Peneliti
ataupun praktik.
10
2. Manfaat Praktis
a. Bagi UMKM
b. Bagi Pemerintah
Penelitian ini dapat digunakan oleh pemerintah atau otoritas pajak untuk
otoritas pajak guna meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Selain itu juga
KAJIAN TEORI
Peneliti menggunakan studi pustaka untuk referensi agar penelitian ini lebih
akurat dan terarah dengan dukungan berbagai jurnal pilihan. Studi pustaka dan
kajian teori adalah bagian yang penting di dalam sebuah penelitian karena pada bab
ini mengungkapkan berbagai teori yang digunakan dalam penelitian yang sedang
dilakukan ini dan menggunakan pemikiran dengan berbagai rumus tertentu demi
mendukung penelitian.
Pada tahun 2008, Erich Kirchler, Erik Hoelzi, dan Ingrid membuat
sebuah teori yang bernama teori slipeery slope framework. Munculnya teori ini
ekonomi, akan tetapi juga faktor psikologis sosial. Menurut (Kirchler et al.,
2008) terdapat dua aspek utama yang memperngaruhi kepatuhan pajak yaitu
wajib pajak dan kekuasaan dari otoritas pajak. Teori ini menyajikan empat
11
12
yang tinggi.
wajib pajak dan kekuasaan otoritas maka akan semakin tinggi tingkat kepatuhan
pajak. Ketika wajib pajak memiliki tingkat kepercayaan rendah dan kekuatan
2022). Maka dari itu otoritas pajak perlu bertindak agar kepercayaan wajib
pemeriksaan pajak. Hal tersebut akan membuat wajib pajak merasa bahwa
kepercayaan dan sebagai upaya untuk memberitahu kepada wajib pajak bahwa
sliperry slope framework karena apabila dilihat dari sudut pandang teori terebut,
13
maka teori ini relavan dengan penelitian perpajakan yang merujuk pada
kekuasaan otoritas pajak ini mampu untuk memberikan dampak bagi kepatuhan
wajib pajak. Sesuai dengan peneltian yang sedang dilakukan, peneliti memiliki
variabel dependen yaitu kepatuhan wajib pajak, maka penulis memilih untuk
patuh. Patuh artinya suka menurut perintah, taat pada perintah, atauran, dan
berdisiplin. Kepatuhan adalah bentuk perilaku seseorang yang taat pada aturan,
perintah yang telah ditetapkan. Seperti halnya patuh terhadap pajak merupakan
perilaku taat pada aturan dan ketentuan yang sudah ditetapkan didalam
langkah awal untuk membangun negara yang lebih baik. Menurut (Agun et al.,
2022) kepatuhan wajib pajak orang pribadi sangat diperlukan dalam membantu
formal adalah suatu perilaku dimana wajib pajak berupaya memenuhi kewajiban
perpajakan. Kepatuhan materil adalah suatu perilaku dimana wajib pajak secara
substantif memenuhi semua ketentuan materil perpajakan, yakni sesuai isi dan
indikator atas tindakan sadar dan patuh akan proses pemenuhan kewajiban dan
dari target atas penerimaan pajak yang telah ditetapkan sebelumnya di dalam
APBN.
dan melaksanakan hak perpajakannya secara benar dan tepat. Atas dasar
15
Pajak adalah tindakan wajib pajak yang patuh untuk melaporkan pendapatan
dan melakukan pembayaran pajak secara tepat waktu yang sesuai dengan
ketentuan atau peraturan perpajakan yang berlaku (Widuri & Irawan, 2019).
sesuai dengan peraturan yang sedang berlaku tanpa adanya pemaksaan, teguran
ataupun denda pajak. Menurut (Widuri & Irawan, 2019) kepatuhan dapat
mengisi formulir pajak dengan benar, lengkap, dan jelas. Yang kedua adalah
wajib pajak dapat menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar. Yang
ketiga, wajib pajak membayar dan melaporkan yang terutang tepat waktu.
kepada negara. Kepatuhan adalah kondisi dimana wajib pajak dengan sadar
pajak terutang dengan benar dan tepat waktu. Dengan pemenuhan perpajakan
16
yang benar dan tepat waktu, diharapkan dapat meningkatkan tingkat kepatuhan
yang paling sesuai adalah definisi menurut beliau yang mengatakan bahwa
kepatuhan Wajib Pajak adalah tindakan wajib pajak yang patuh untuk
kata percaya, yang artinya adalah anggapan atau keyakinan bahwa sesuatu yang
dipercayai itu benar atau nyata. Di dalam kepatuhan pajak, kepercayaan menjadi
sesuatu yang sangat perlu diperhatikan dan diperhatikan. Wajib pajak perlu
psikologis wajib pajak terhadap otoritas pajak. Oleh karena itu jika wajib pajak
percaya kepada otoritas pajak, masyarakat secara tidak langsung dan tanpa
pajak percaya kepada pemerintah atau otoritas pajak. Menurut (Wahyuni et al.,
2022) kepercayaan pada otoritas pajak adalah pendapat umum individu bahwa
otoritas pajak bekerja dengan baik dan melakukan pekerjaannya untuk kebaikan
bersama. Wajib pajak mempercayakan kepada otoritas terkait dengan uang yang
akan meningkat jika pembayar pajak merasa bahwa kepercayaan yang mereka
berikan sebanding dengan apa yang otoritas pajak lakukan pada mereka
berbagai aspek, salah satunya keyakinan terhadap seseorang atau kelompok atau
pajak yang tinggi dan hal tersebut mampu berdampak pada meningkatnya
kepatuhan pajak.
18
kedua belah pihak. Kepercayaan perlu adanya timbal balik antara otoritas pajak
dan juga wajib pajak guna terciptanya hubungan kepercayaan yang baik.
berinteraksi antara otoritas pajak dan pembayar pajak di mana mereka berdua
penulis memilih definisi kepercayaan wajib pajak dari (Betu & Mulyani, 2020).
yang paling sesuai adalah definisi menurut beliau dan rekan yang menyatakan
saling berinteraksi antara otoritas pajak dan pembayar pajak di mana mereka
mempertahankan hubungan.
kuasa yang artinya adalah kuasa untuk mengurus, memerintah, dan kemampuan
orang atau golongan untuk menguasai orang atau golongan lain berdasarkan
tugasnnya.
undang dan aturan di negera tersebut. Kekuasaan yang dimiliki otoritas pajak
yang tepat, penghukuman pelanggar hukum pajak, dan audit terhadap wajib
pajak.
pajak untuk melakukan pembayaran pajaknya tepat waktu agar tidak terlambat
dan tidak dikenakan denda ataupun sanksi. Power yang dimiliki oleh
Pemerintah dapat mengenakan sanksi dan denda terhadap wajib pajak yang
memberikan sasnksi atau denda kepada wajib pajak yang terlambat atau tidak
melaporkan pajaknya.
penulis memilih definisi kekuasaan otoritas pajak dari (Vionita & Karina, 2022).
otoritas pajak yang tepat adalah definisi menurut beliau dan rekan yang
terhadap suatu negara untuk memungut pajak dan wewenang untuk memberikan
tersebut.
perpajakan.
21
yang dilakukan secara profesional dan objektif berdasarkan pada suatu standar
salah satu upaya pemerintah untuk memebentuk perilaku kepatuhan wajib pajak
terhadap wajib pajak agar wajib pajak tetap berada dalam peraturan pajak yang
kepastian hukum, keadilan dan pembinaan kepada wajib pajak (Yanto et al.,
2020).
dari hasil pemeriksaan akan diketahui tingkat kepatuhan wajib pajak, bagi wajib
perpajakannya.
memilih definisi kekuasaan otoritas pajak dari (Utama & Setiawan, 2019)
23
pemeriksaan pajak yang tepat adalah definisi menurut beliau dan rekan yang
serta menunjukkan keasilan dari penelitian. Pada tahap ini peneliti mencantumkan
Tabel 2.1
Peneltian Terdahulu
No. Nama Judul Penelitian Variabel Analisis Data Hasil Penelitian
Peneliti
1. Indah Pengaruh Variabel Dependen: Metode yang X1. Sosialisasi
Jazimatul Sosialisasi Pajak, (Y) Kepatuhan Pajak digunakan berpengaruh positif
Qomariyah Pengetahuan WPOP yakni analisis terhadap Y.
dan Akhmad Pajak, regresi linier X2. Pengetahuan pajak
Riduwan Pemeriksaan Variabel Independen: berganda berpengaruh positif
(2023) Pajak, Sanksi X1. Sosialisasi Pajak Menggunakan terhadap Y
Perpajakan X2. Pengetahuan Pajak program SPSS X3. Pemeriksaan
Terhadap X3. Pemeriksaan Pajak berpengaruh positif
Kepatuhan WPOP X4. Sanksi Pajak terhadap Y
X4. Sanksi pajak
berpengaruh positif
terhadap Y.
Melihat adanya fenomena bisnis dan research gap yang terjadi, serta
banyaknya teori dan penelitian yang telah ada sebelumnya sangatlah bermacam-
macam dan tidak konsisten, membuat peneliti ingin meneliti lebih lanjut hal
kepercayaan wajib pajak dan kekuasaan otoritas pajak terhadap kepatuhan wajib
pajak yang dimoderasi oleh pemeriksaan, maka dibuat sebuah kerangka teori
sementara yang akan diterima jika hasil pengujian data menunjukkan bahwa
hipotesis tersebut benar, tetapi jika hasil pengujian data menunjukkan bahwa
Pajak
saling berinteraksi antara otoritas pajak dan pembayar pajak di mana mereka
kepercayaan wajib pajak maka akan semakin tinggi tingkat kepatuhan pajak.
berpengaruh positif terhadap kepatuhan pajak. Hal ini didukung oleh penelitian
dari (Betu & Mulyani, 2020) yang menyatakan hal yang sama. Penelitian
pajak. Penelitian (Widuri et al., 2019) menyatkan hal yang sama dimana
wajib pajak.
Pajak
sangat penting bagi wajib pajak untuk melakukan pembayaran pajaknya tepat
waktu agar tidak terlambat dan tidak dikenakan denda ataupun sanksi.
Pemerintah dapat mengenakan sanksi dan denda terhadap wajib pajak yang
kekuasaan otoritas pajak, maka akan semakin tinggi tingkat kepatuhan pajak.
tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh (Fauziati et al., 2021)
34
pajak
wajib pajak dan merupakan salah satu langkah penting bagi otoritas pajak
kepercayaan yang dimiliki oleh wajib pajak memiliki peran penting untuk
membayar pajak (Vionita & Karina, 2022). Dengan adanya pemeriksaan pajak,
maka wajib pajak akan percaya bahwa otoritas pajak melakukan sebuah
pajak untuk memberikan kepercayaan kepada wajib pajak, maka penulis ingin
pajak. Seperti penelitian yang dilakukan oleh (Qomariyah & Riduwan, 2023)
pajak. Hal tersebut didukung oleh penelitian (Mimi & Mulyani, 2022) yang
terhadap wajib pajak agar wajib pajak tetap berada dalam peraturan pajak yang
pajaknya sendiri dapat menimbulkan kecurangan, maka dari itu otoritas pajak
36
kekuasaan otoritas pajak dengan kepatuhan pajak, dapat dipandang melalui sisi
mengenakan sanksi pajak. Semakin besar kekuasaan Dirjen Jendral Pajak dan
pajak untuk memberikan kepercayaan kepada wajib pajak, maka penulis ingin
Penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh (Yanto
kepatuhan pajak. Hal tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
sebagai berikut:
METODE PENELITIAN
mengumpulkan data berbentuk angka yang bisa dihitung dan berbentuk numerik.
analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis
yang telah ditetapkanPada penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah para
pajak dan kekuasaan otoritas pajak sebagai variabel independen (X), dan
pemeriksaan sebagai variabel moderasi (Z). Data yang didapat berasal dari data
kuesioner yang diisi oleh para pelaku UMKM di wilayah DKI Jakarta.
Unit analisis dalam penleitian ini adalah para pelaku UMKM di wilayah
DKI Jakarta yang memiliki tanggung jawab sebagai bagian dari wajib pajak.
38
39
yang akan diteliti (Ulfa, 2019). Dalam penelitian ini melibatkan tiga variabel yang
terdiri dari dua variabel independen, satu variabel dependen, dan satu variabel
teori slippery slape framework. Kepercayaan wajib pajak (X1) dan kekuasaan
otoritas pajak (X2) yang digunakan di dalam penelitian ini dijadikan sebagai
Berikut merupakan penjelasan singkat dalam penelitian ini terkait dengan variabel-
variabel tersebut:
sadar dan patuh akan proses pemenuhan kewajiban dan ketertiban akan
maka akan memberikan kesadaran pajak yang tinggi dan hal tersebut
Otoritas pajak dan wajib pajak perlu membangun interaksi yang baik
pajak.
42
yang dimiliki oleh otoritas pajak dapat mendorong wajib pajak untuk
setiap wajib pajak. Setiap wajib pajak wajib mematuhi setiap peraturan
perpajakan yang dibuat oleh otoritas pajak agar terhindar dari berbagai
atau denda kepada wajib pajak yang terlambat atau tidak melaporkan
pajaknya. Hal tersebut sebagai upaya agar wajib pajak tidak menghinari
kewajiban pajaknya.
bagi wajib pajak dan merupakan salah satu cara penting bagi otoritas
Tabel 3.1
Definisi Operasionalisasi Variabel
No. Variabel Definisi Dimensi Indikator Skala
Variabel
Kepercayaan 1. Hubungan 1. Saya dapat
menggambarkan timbal balik merasakan manfaat
kualitas khusus dari kebijakan
dari hubungan otoritas pajak.
yang saling
berinteraksi 2. Transparansi 2. Pemerintah telah
antara otoritas bersifat transparan
Keperca pajak dan dalam pemanfaatan Likert
1. yaan pembayar pajak uang hasil pajak
Wajib di mana mereka untuk pembiayaan
Pajak berdua memiliki pembangunan dan
(X1) persepsi positif kegiatan pemerintah.
pada masing-
masing dan 3. Kepuasan 3. Secara umum saya
termotivasi puas dengan cara
untuk otoritas pajak
mempertahankan memecahkan
hubungan. masalah.
(Betu &
Mulyani, 2020) 4. Saling 4. Secara umum saya
Mempercayai mempercayai
keputusan aparat
pajak.
5. Aparat pajak bisa
dipercaya.
46
3.4.1 Populasi
sebagai berikut.
N
n=
1+N (0,10)2
1.151.080
n=
1+1.151.080 (0,10)2
responden.
Jenis dan sumber data yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu
kuantitatif, dengan sumber data yaitu data primer yang diperoleh langsung dari
data yang secara langsung memberikan data kepada pengumpul data. Sumber
data pada penelitian ini diperoleh berdasarkan kenyataan yang ada di lapangan
Jakarta.
Kuesioner ini diberikan kepada para pelaku UMKM di wilayah DKI Jakarta.
51
yang sudah diisi oleh para responden, maka perlu sebuah perumusan
sangat setuju (SS) dan angka 1 untuk pendapat sangat tidak setuju (STS).
Tabel 3.2
Skala Likert
Pernyataan Skor
Sangat Setuju (SS) 7
Setuju (S) 6
Agak Setuju (AS) 5
Netral (N) 4
Agak Tidak Setuju (ATS) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber: Hasil pengolah data primer 2023
meliputi uji validitas dan uji reliabilitas yang dijabarkan sebagai berikut.
dalam kuesioner.
outer loading:
Tabel 3.3
Hasil Uji Convergen Validity
Variabel Indikator Outer Loading Critical Value Information
X1.1 0,902 0,7 Valid
X1.2 0,894 0,7 Valid
Kepercayaan Wajib Pajak (X1) X1.3 0,946 0,7 Valid
X1.4 0,941 0,7 Valid
X1.5 0,955 0,7 Valid
X2.1 0,906 0,7 Valid
X2.2 0,909 0,7 Valid
Kekuasaan Otoritas (X2) X2.3 0,949 0,7 Valid
X2.4 0,904 0,7 Valid
X2.5 0,808 0,7 Valid
Y1.1 0,931 0,7 Valid
Y1.2 0,919 0,7 Valid
Kepatuhan Wajib Pajak (Y) Y1.3 0,951 0,7 Valid
Y1.4 0,925 0,7 Valid
Y1.5 0,933 0,7 Valid
Z1.1 0,944 0,7 Valid
Z1.2 0,908 0,7 Valid
Pemeriksaan (Z) Z1.3 0,962 0,7 Valid
Z1.4 0,895 0,7 Valid
Z1.5 0,916 0,7 Valid
Sumber : Output SmartPLS yang diolah tahun 2023.
memiliki nilai outer loading lebih dari > 0.70 yang artinya
Model ini dapat di anggap baik apabila setiap nilai loading dari
laten lainnya.
Tabel 3.4
Hasil Uji Disceiminant Validity
Kepercayaan
Wajib Pajak (X1)
Indikator Kekuasaan Otoritas (X2) Kepatuhan Wajib Pajak (Y) Pemeriksaan(Z)
X1.1 0,902 0,615 0,500 0,633
X1.2 0,894 0,596 0,489 0,700
X1.3 0,946 0,701 0,535 0,702
X1.4 0,941 0,648 0,503 0,726
X1.5 0,955 0,665 0,570 0,699
X2.1 0,597 0,906 0,486 0,488
X2.2 0,600 0,909 0,530 0,497
X2.3 0,642 0,949 0,610 0,464
X2.4 0,673 0,904 0,582 0,549
X2.5 0,609 0,808 0,415 0,569
Y1.1 0,513 0,538 0,931 0,284
Y1.2 0,531 0,539 0,919 0,281
Y1.3 0,510 0,559 0,951 0,262
Y1.4 0,546 0,597 0,925 0,307
Y1.5 0,513 0,524 0,933 0,284
Z1.1 0,683 0,541 0,299 0,944
Z1.2 0,676 0,497 0,303 0,908
Z1.3 0,689 0,534 0,244 0,962
Z1.4 0,647 0,522 0,258 0,895
Z1.5 0,714 0,492 0,294 0,916
Sumber : Output SmartPLS yang diolah tahun 2023.
memiliki nilai yang lebih besar dari pada hubungan nilai loading
analisis selanjutnya.
56
memenuhi syarat.
Tabel 3.5
Hasil Uji Average Variance Extracteid (AVE)
Variabel Average Variance Extracted (AVE)Critical Value Information
Kepercayaan Wajib Pajak (X1) 0,803 0,5 Valid
Kekuasaan Otoritas Pajak (X2) 0,869 0,5 Valid
Kepatuhan Wajib Pajak (Y) 0,861 0,5 Valid
Pemeriksaan Pajak (Z) 0,856 0,5 Valid
Sumber : Output SmartPLS yang diolah tahun 2023.
tabel 3.5 dapat diketahui setiap variabel memiliki nilai AVE >
Tabel 3.6
Hasil Uji Composite Reliability
Variabel Composite Reliability Critical Value Information
Kepercayaan Wajib Pajak (X1) 0,952 0,6 Reliable
Kekuasaan Otoritas Pajak (X2) 0,963 0,6 Reliable
Kepatuhan Wajib Pajak (Y) 0,962 0,6 Reliable
Pemeriksaan Pajak (Z) 0,962 0,6 Reliable
Sumber : Output SmartPLS yang diolah tahun 2023.
a. Croncbach’s Alpha
apabila nilai croncbach's alpha lebih dari > 0,7 maka dikatakan
Tabel 3.7
Hasil Uji Cronbach’s Alpha
klasifikasi internal.
Jumlah Kelas
sebagai berikut:
Tabel 3.8
Interval Data
Interval Jawaban
100 – 185 Sangat Tidak Baik/ Sangat Rendah
186 – 271 Tidak Baik / Rendah
272 – 357 Sedikit Tidak Baik/Tidak Begitu Rendah
358 – 443 Cukup Baik/Cukup Tinggi
444 – 529 Sedikit Baik/Tidak Begitu Tinggi
530 – 615 Baik/ Tinggi/ Tidak Begitu Tinggi
616 – 701 Sangat Baik/Sangat Tinggi
Sumber: Olah Data Penulis Tahun 2023.
variabel. Ananlisis ini memberikan suatu informasi yang lebih jelas dan
mudah untuk dipahami. Hasil tersebut dapat dilihat dalam bentuk nilai
maksimum.
62
a. Uji R-Square
apabila nilai R2 diatas 0,67, nilai sebesar 0,33 – 0,67 dapat dikatakan
b. Uji Hipotesis
Menurut (Setyobudi & Muchayatin, 2022) untuk melihat hasil
c. Uji F-Square
Menurut (Kurnia & Faisal, 2022) pengujian F-Square
square yang ada pada analisis regeresi, nilai q-square yang tinggi
membagikan link google form kepada responden yang berisi beberapa kuesioner.
Objek penelitian ini adalah wajib pajak UMKM yang berada di wilayah DKI
Jakarta. Jakarta merupakan Ibu Kota Negara Indoensia. Jakarta masuk kedalam
tetapi Jakarta menjadi pusat perekonimian yang dimana sektor-sektor ekonomi dan
bisnis berkembang pesat disini. Salah satunya dengan banyaknya jumlah usaha-
usaha UMKM yang ada di wilayah Jakarta. Menurut data Badan Pusat Statistik
perdagangan, hotel, restoran, jasa, dan lain sebagainya. Pada umumnya, UMKM
yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah usaha yang bersekala kecil sampe
berskala besar.
Pada penelitian ini, penulis menggunakan data yang berasal dari hasil
kuesioner yang telah disebarkan ke para pelaku UMKM yang berada di wilayah
64
65
DKI Jakarta. Hasil kuesioner tersebut terdiri dari 100 responden, dengan
berjumlah 100 yang tersebar di wilayah DKI Jakarta. Setelah mendapatkan data
dari responden, penulis akan mengolah data tersebut berdasarkan jenis kelamin,
jenis usaha, pendapatan per tahun, metode pelaporan pajak, dan lama usaha.
Tabel 4.1
Profil Responden berdasarkan Jenis Kelamin
diketahui bahwa dari 100 responden yang dilihat dari jenis kelamin,
Tabel 4.2
Profil Responden Berdasarkan Kepemilikan NPWP dan NPPKP.
Kepemilikan NPWP & NPPKP Frekuensi Persentase
Memiliki NPWP Saja 49 49%
Tidak Memiliki NPWP 11 11%
Memiliki NPWP & NPPKP 23 23%
Tidak Memiliki NPWP & NPPKP 17 17%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Olah Data Pribadi Tahun 2023
23%, lalu untuk golongan yang tidak memiliki NPWP dan NPPKP
67
sebanyak 17 orang dengan persentase 17%, dan untuk jumlah yang tidak
Tabel 4.3
Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
S1 dan SMA yang memiliki jumlah yang sama yaitu 41 orang dengan
persentase 4%.
68
pendidikan informal.
Tabel 4.4
Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Informal
Tabel 4.5
Profil Responden Berdasarkan Jensi Bidang Usaha
Jenis Usaha Frekuensi Persentase
Industri Manufaktur 10 10%
Perdagangan 32 32%
Hotel dan Restoran 7 7%
Jasa 15 15%
Lainnya 36 36%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Olah Data Pribadi Tahun 2023
diketahui bahwa dari 100 responden yang dilihat dari kepemilikan jenis
bawah Rp3 Milyar, dari Rp3 Milyar sampai di bawah Rp4 Milyar, dan
Tabel 4.6
Profil Responden Berdasarkan Pendapatan Per Tahun
diketahui bahwa dari 100 responden yang dilihat dari pendapatan per
Tabel 4.7
Profil Responden Berdasarkan Metode Pelaporan Pajak
diketahui bahwa dari 100 responden yang dilihat dari metode pelaporan
18%.
72
lamanya usaha tersebut. Mulai dari <3 tahun, 4 sampai 5 tahun, 6 sampai
Tabel 4.8
Profil Responden Berdasarkan Lama Usaha
diketahui bahwa dari 100 responden yang dilihat dari lamanya usaha,
usaha <3 tahun dengan jumlah 42 orang dengan persentase 42%. Lalu
Tabel 4.9
Statistik Deskriptif
penelitian ini sepakat memberikan jawaban pada indikator ini agak setuju
74
mengarah ke setuju. Nilai standar deviasinya yang paling besar yaitu 1,28,
setuju. Nilai standar deviasinya yang paling besar yaitu 95,00, ini
3. Variabel kepatuhan pajak pada setiap indikator memiliki nilai mean di atas
setuju. Nilai standar deviasinya yang paling besar yaitu 1,21, ini
atas 5. Hal tersebut mempunyai arti bahwa responden dalam penelitian ini
setuju. Nilai standar deviasinya yang paling besar yaitu 0,79, ini
75
Tabel 4.10
Interval Data
Frekuensi dan Persentase
Variabel Indikator Pernyataan Jawaban F % Skor Kriteria
7 6 5 4 3 2 1
Saya dapat merasakan menfaat dari
Hubungan Timbal kebijakan otoritas pajak 34 38 13 14 1 0 0 100 100% 590 Baik
Balik
Pemerintah telah bersifat transparan
dalam pemanfaatan uang hasil pajak
Transparansi 29 32 15 17 6 1 0 100 100% 558 Baik
Kepercayaan untuk pembiayaan pembangunan dan
Wajib Pajak kegiatan pemerintahan
(X1) Secara umum saya puas dengan
Kepuasan dengan cara otoritas pajak 26 35 19 17 2 1 0 100 100% 563 Baik
memecahkan masalah
Secara umum saya mempercayai
Saling 28 27 18 26 1 0 0 100 100% 555 Baik
keputusan aparat pajak
Mempercayai
Aparat pajak bisa dipercaya 29 28 18 23 2 0 0 100 100% 559 Baik
Nilai Rata-rata 565 Baik
Aparat pajak memiliki wewenang yang
Memiliki Hak dan
luas untuk memaksaa warga negara 7 64 19 9 1 0 0 100 100% 567 Baik
Wewenang
agar bersikap jujur tentang pajak
Aparat pajak dapat mengungkapkan
penghindaran pajak yang terjadi karena
8 59 21 11 1 0 0 100 100% 562 Baik
mempunyai keahlian di bidang
Memiliki Keahlian
perpajakan
Kekuasaan
Aparat pajak memerangi kejahatan
Otoritas Pajak 7 60 20 13 0 0 0 100 100% 561 Baik
pajak dengan efektif dan efisien.
(X2)
Aparat pajak memiliki kemampuan
yang baik untuk memeriksa pajak bila 17 53 14 15 1 0 0 100 100% 570 Baik
ada kesalahan perhitungan.
Memeriksa Aparat pajak memiliki akses digital
yang memadai sehingga wajib pajak
31 42 15 12 0 0 0 100 100% 592 Baik
sulit untuk melakukan penggelapan
pajak atau penghindaran pajak.
Nilai Rata-rata 570 Baik
76
1. Dari tabel 4.10 Interval Data pada Variabel Kepercayaan Wajib Pajak
(X1) di atas, perolehan skor tertinggi yaitu 590 untuk pernyataan “ Saya
keputusan aparat pajak.” berada pada kategori baik. Sedangkan untuk nilai
Kepercayaan Wajib Pajak (X1) yaitu 565 yang dimana dapat diartikan
baik.
2. Dari tabel 4.10 Interval Data pada Variabel Kekuasaan Otoritas Pajak (X2)
di atas, perolehan skor tertinggi yaitu 592 untuk pernyataan “Aparat pajak
memiliki akses digital yang memadai sehingga wajib pajak sulit untuk
pajak dengan efektif dan efisien.” berada pada kategori baik. Sedangkan
variabel Kekuasaan Otoritas Pajak (X2) yaitu 570 yang dimana dapat
78
diartikan bahwa Kekuasaan Otoritas Pajak dianggap baik oleh para pelaku
3. Dari tabel 4.10 Interval Data pada Variabel Kepatuhan Wajib Pajak (Y) di
atas, perolehan skor tertinggi yaitu 581 untuk pernyataan “Jika terjadi
Untuk skor terendah yaitu 574 untuk pernyataan “Saya mengakui semua
pada variabel Kepatuhan Wajib Pajak yaitu 576 yang dimana dapat
4. Dari tabel 4.10 Interval Data pada Pemeriksaan Pajak (Z) di atas,
Untuk skor terendah yaitu 564 untuk pernyataan “Saya pernah terpikir
bahwa perusahaan saya akan diperiksa oleh aparat pajak karena masalah
Pajak yaitu 579 yang dimana dapat diartikan bahwa Pemeriksaan Pajak
Tabel 4.11
Uji Normalitas
Variabel Excess Kurtosis Skewness Keterangan
X1.1 -0.434 -0.734 Normal
X1.2 -0.536 -0.643 Normal
X1.3 -0.843 -0.432 Normal
X1.4 -1.351 -0.178 Normal
X1.5 -1.195 -0.292 Normal
X2.1 1.195 -1.043 Normal
X2.2 0,507 -0.832 Normal
X2.3 -0.052 -0.726 Normal
X2.4 -0.162 -0.695 Normal
X2.5 -0.486 -0.648 Normal
Z1.1 -0.814 -0.504 Normal
Z1.2 -0.883 -0.488 Normal
Z1.3 -0.549 -0.426 Normal
Z1.4 -0.794 -0.417 Normal
Z1.5 -0.172 -0.673 Normal
Y1.1 0,645 -0.708 Normal
Y1.2 0,262 -0.705 Normal
Y1.3 0,527 -0.821 Normal
Y1.4 0,75 -0.870 Normal
Y1.5 0,574 -0,792 Normal
80
terdistribusi normal.
Tabel 4.12
Uji Multikolineritas
4.3 Interpretasi
Gambar 4.2
Hasil Test of Structural Model (Inner Model)
82
dari uji hipotesis pada penelitian dapat dilakukan dengan melihat hasil
statistik > 1,96 dan nilai p-values < 0,05. Berikut adalah hasil uji
Tabel 4.13
Hasil Uji Direct Effect dan Indirect Effect
Original Sample Standard
T Statistics P
Sample Mean Deviation
(|O/STDEV|) Values
(O) (M) (STDEV)
Kepercayaan Wajib Pajak (X1)
0,389 0,393 0,139 2,808 0,006
Kepatuhan Wajib Pajak (Y)
Kekuasaan Otoritas Pajak (X2)
0,621 0,625 0,108 5,729 0,000
Kepatuhan Wajib Pajak
Kepercayaan Wajib Pajak (X1) *
Pemeriksaan Pajak Kepatuhan Wajib -0,242 -0,257 0,083 2,937 0,004
Pajak (Y)
Kekuasaan Otoritas Pajak (X2)*
Pemeriksaan Pajak Kepatuhan Wajib 0,383 0,381 0,082 4,688 0,000
Pajak
Sumber: Hasil Output SmartPLS Tahun 2023
1. Uji Hipotesis 1
sebesar 2,808 > 1,96 dengan p-values sebesar 0,006 < 0,05 dan untuk
mengetahui arah dari pengaruh tersebut dapat melihat dari hasil original
sampel, di dalam uji hipotesis ini nilai original sample mengarah ke hasil
83
2. Uji Hipotesis 2
sebesar 5,729 > 1,96 dengan p-values sebesar 0,000 < 0,05 dan untuk
mengetahui arah dari pengaruh tersebut dapat melihat dari hasil original
sampel, di dalam uji hipotesis ini nilai original sample mengarah ke hasil
3. Uji Hipotesis 3
sebesar 2,937 > 1,96 dengan p-values sebesar 0,004 < 0,05 dan untuk
mengetahui arah dari pengaruh tersebut dapat melihat dari hasil original
sampel, di dalam uji hipotesis ini nilai original sample mengarah ke hasil
4. Uji Hipotesis 4
sebesar 4,688 > 1,96 dengan p-values sebesar 0,000 < 0,05 dan untuk
84
mengetahui arah dari pengaruh tersebut dapat melihat dari hasil original
sampel, di dalam uji hipotesis ini nilai original sample mengarah ke hasil
dari besarnya nilai R-Square, apabila nilai R-Square diatas 0,67 artinya
baik, nilai sebesar 0,33 – 0,67 dapat dikatakan sedang, dan nilai 0,19 –
Tabel 4.14
Hasil Uji R-Square
of fit yang cukup atau sedang karena memiliki nilai R-Square diantara
Tabel 4.15
Hasil Uji F-Square
pajak.
digunakan. Dalam uji goodness of fit dapat dilihat dari nilai q-square.
Q square = 1 - ((1-R)
= 1 – (1- 0,494)
87
= 1 – 0,506
= 0,494
yang memiliki nilai 0,494 atau sebesar 49,4% yang artinya kepatuhan
dijelaskan oleh faktor lain yang tidak ada dalam peneltian ini.
4.4 Pembahasan
dengan tujuan untuk menjawab beberapa hipotesis yang diajukan sebelumnya yaitu
kepatuhan wajib pajak yang dimoderasi oleh pemeriksaan pajak di wilayah Jakarta,
pada tahun 2023. Berikut ini adalah hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan
Pajak
t-statistik sebesar 2,808 > 1,96 dengan p-values sebesar 0,006 < 0,05 dan untuk
mengetahui arah dari pengaruh tersebut dapat melihat dari hasil original
sampel, di dalam uji hipotesis ini nilai original sample mengarah ke hasil yang
merupakan suatu hal yang perlu diperhatikan karena begitu pentingnya dalam
kualitas khusus dari hubungan yang saling berinteraksi antara otoritas pajak
dengan pembayar pajak dimana mereka berdua memiliki persepsi positif pada
kepada pajak begitu mahal harganya. Sedikit masalah perpajakan yang timbul
kuesioner, skor yang tertinggi yaitu pada pernyataan “Saya dapat merasakan
menfaat dari kebijakan otoritas pajak” dengan skor 590 yang termasuk kedalam
kategori “Baik”. Artinya adalah Wajib Pajak sudah merasa percaya kepada
otoritas pajak dengan dirasakannya manfaat dari kebijakan yang telah dibuat
oleh otoritas pajak terkait dengan pajak yang dibayarkan wajib pajak. Dengan
(Prabowo, 2019), (Widuri et al., 2019), (Betu & Mulyani, 2020), dan (Fauziati
wajib pajak kepada pajak ataupun otoritas pajak maka akan semakin
dilakukan oleh (Wahyuni et al., 2022), (Adeline & Karina, 2022), dan (Seran et
al., 2020) yang menyatakan bahwa kepercayaan wajib pajak kepada pajak
terkait dengan perpajakan, sehingga masyarakat atau wajib pajak mulai merasa
kehilangan kepercayaan atas apa yang telah terjadi pada uang yang mereka
bayarakan.
Pajak
t-statistik sebesar 5,729 > 1,96 dengan p-values sebesar 0,000 < 0,05 dan untuk
mengetahui arah dari pengaruh tersebut dapat melihat dari hasil original
sampel, di dalam uji hipotesis ini nilai original sample mengarah ke hasil yang
kepatuhan wajib pajak dengan hak dan wewenang yang mereka miliki dengan
membutuhkan rasa kepercayaan dari wajib pajak, akan tetapi dibutuhkan juga
meningkat.
kuesioner, skor yang tertinggi yaitu pada pernyataan “Aparat pajak memiliki
akses digital yang memadai sehingga wajib pajak sulit untuk melakukan
penggelapan pajak atau penghindaran pajak”. Dengan skor sebesar 592 yang
memberikan efek kesulitan bagi wajib pajak yang akan melakukan kecurangan
agar para wajib pajak yang melakukan penggelapan pajak atau penghindaran
dilakukan oleh (Wahyuni et al., 2022), (Fauziati et al., 2021), (Betu & Mulyani,
2020), dan (Widuri et al., 2019) yang menyatakan bahwa kekuasaan otoritas
dilakukan oleh (Adeline & Karina, 2022), (Seran et al., 2020), dan (Seran et al.,
terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal tersebut dikarenakan wajib pajak merasa
adanya paksaan dari pihak manapun termasuk otoritas pajak. Hal ini tentunya
statistik sebesar 2,937 > 1,96 dengan p-values sebesar 0,004 < 0,05 dan untuk
mengetahui arah dari pengaruh tersebut dapat melihat dari hasil original
sampel, di dalam uji hipotesis ini nilai original sample mengarah ke hasil yang
dilakukan secara sukarela tanpa adanya pemaksaan dari pihak manapun. Kita
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
masyarakat dalam membayar pajak. Hal tersebut juga tidak sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh (Qomariyah & Riduwan, 2023), (Mimi &
94
pemeriksaan pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan pajak. Maka dari itu
pajak.
statistik sebesar 4,688 > 1,96 dengan p-values sebesar 0,000 < 0,05 dan untuk
mengetahui arah dari pengaruh tersebut dapat melihat dari hasil original
sampel, di dalam uji hipotesis ini nilai original sample mengarah ke hasil yang
wajib pajak. Dari teori slippery slope framework untuk menjelaskan hubungan
kekuasaan otoritas pajak dengan kepatuhan pajak, dapat dipandang melalui sisi
dilakukan oleh (Yanto et al., 2020), (Utama & Setiawan, 2019), dan (Asterina
terhadap kepatuhan pajak. Penelitian ini juga didukung oleh (Surya, 2019) yang
mengatakan bahwa semakin besar kekuasaan otoritas pajak dan semakin sering
tingkat kepatuhan pajak akan naik. Hal ini membuktikan bahwa kekuasaan
yang dimiliki oleh otoritas pajak mampu meningkatkan kepatuhan wajib pajak
dan akan lebih maksimal apabila pemeriksaan pajak rutin dilakukan oleh
otoritas pajak agar para wajib pajak yang mencoba untuk melakukan
dengan baik sehingga kepatuhan wajib pajak pun akan lebih terjaga.
BAB V
5.1 Kesimpulan
kesimpulan yang dapat diambil pada penelitian ini, antara lain sebagai berikut:
terhadap kepatuhan wajib pajak para pelaku UMKM di wilayah DKI Jakarta..
terhadap kepatuhan wajib pajak para pelaku UMKM di wilayah DKI Jakarta.
5.2 Keterbatasan
Kepatuhan Wajib Pajak dalam penelitian ini hanya pada satu wilayah yaitu DKI
Jakarta.
96
97
2. Penelitian ini hanya terbatas pada dua variabel independen saja yaitu
3. Di dalam penelitian ini terdapat variabel kebaruan yang di angkat oleh peneltii
5.3 Rekomendasi
1. Rekomendasi Teoritis
Selain itu hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai sumber rujukan
pajak.
2. Rekomendasi Praktis
itu, penelitian ini juga dapat menambah informasi dan wawasan terkait
tepat untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Selain itu penulis juga
belum terlalu percaya dan menerima akan keputusan yang dibuat oleh
tepat.
3) Pada bagian kepatuhan wajib pajak dengan nilai terendah yaitu pada
pajak, maka dari itu perlu adanya sosialisasi kepada wajib pajak
terkait dengan self assessment system. Otoritas pajak juga harus tetap
dalam hal pemeriksaan pajak, agar wajib pajak dapat tetap patuh
DAFTAR PUSTAKA
Adeline, I., & Karina, R. (2022). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan
pajak umkm di kota Batam. Akuntabel, 19(2), 242–253.
https://doi.org/10.30872/jakt.v19i2.11087
Agun, W. A. N. U., Datrini, L. K., & Amlayasa, A. A. B. (2022). Kepatuhan Wajib
Pajak Dalam Memenuhi Kewajiban Perpajakan Orang Pribadi. WICAKSANA:
Jurnal Lingkungan Dan Pembangunan, 6(1), 23–31.
https://doi.org/10.22225/wicaksana.6.1.2022.23-31
Arfiansyah, M. F., & Hidajat, S. (2022). Pengaruh Prosedur Pembayaran Pajak,
Sanksi Pajak, Kesadaran Pajak Terhadap Kepatuhan Pajak Kendaraan Bermotor
Di Samsat Kabupaten Sidoarjo. 6, 86–95.
Asterina, F., & Septiani, C. (2019). Pengaruh Pemahaman Peraturan Pajak, Sanksi
Perpajakan, Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
(Wpop). Balance : Jurnal Akuntansi Dan Bisnis, 4(2), 595.
https://doi.org/10.32502/jab.v4i2.1986
Betu, K. W., & Mulyani, S. D. (2020). Pengaruh Kepercayaan Timbal Balik Dan
Kekuasaan Otoritas Pajak Terhadap Tingkat Kepatuhan Pajak Dengan Voluntary
Tax Compliance Sebagai Variabel Moderasi. Prosiding Seminar Nasional Pakar,
1–10. https://doi.org/10.25105/pakar.v0i0.6888
Corina, V. R., Wahyuni, I., & Sari, L. P. (2022). Pengaruh Leverage Terhadap
Penghindaran Pajak Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Intervening (Studi
Pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di BEI
Periode 2020). Jurnal Mahasiswa Entrepreneur (JME) FEB UNARS, 1(1), 272–
286.
Fauziati, P., Husna, N., & Helmawati, H. (2021). Pengaruh Pendidikan, Trust, Dan
Power Terhadap Kepatuhan Pajak. Edukasi: Jurnal Pendidikan, 19(1), 46.
https://doi.org/10.31571/edukasi.v19i1.2333
Hama, A. (2023). Analisis Kesadaran Pajak dan Efektivitas E-Filing Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Dengan Literasi Digital Sebagai Variabel Moderasi.
Jurnal Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat, 2(09).
https://doi.org/10.36418/comserva.v2i09.556
Haryo Limanseto. (2022). Perkembangan UMKM sebagai Critical Engine
Perekonomian Nasional Terus Mendapatkan Dukungan Pemerintah. Ekon.Go.Id.
https://www.ekon.go.id/publikasi/detail/4593/perkembangan-umkm-sebagai-
critical-engine-perekonomian-nasional-terus-mendapatkan-dukungan-
pemerintah
102
215. https://doi.org/10.32550/teknodik.v0i0.554
Utama, P. N. P., & Setiawan, P. E. (2019). Pengaruh Dimensi Keadilan, Sosialisasi
Pajak, Sanksi Pajak, Penghasilan Wajib Pajak dan Pemeriksaan Pajak Terhadap
Kepatuhan WPOP UMKM. E-Jurnal Akuntansi, 28(2), 1550.
https://doi.org/10.24843/eja.2019.v28.i02.p28
Vionita, V., & Karina, R. (2022). Analisis Pengaruh Kepercayaan Masyarakat Pada
Pajak Terhadap Kepatuhan Pajak Dimoderasi Oleh Kekuatan Otoritas Pajak
Pemerintah: Studi Kasus Pada Mahasiswa Di Kota Batam. 4(3), 691–703.
Wahda, N. S. R., Bigianto, A., & Yuniati. (2018). Pengaruh Pemeriksaan Pajak
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dan Dampaknya Terhadap Efektivitas
Penerimaan Pajak Penghasilan Badan. Jurnal Ilmiah Manajemen Ekonomi Dan
Akuntansi, 2(2), 115–143.
Wahyuni, E. D., Putri, A. U., & Leniwati, D. (2022). Kepatuhan Wajib Pajak Pada
Masa Pandemi Covid 19: Ditinjau dari Slippery Slope Framwork. Notes and
Queries, 12(2), 217–217. https://doi.org/10.1093/nq/s1-ix.228.217a
Waluyo, T. (2020). Pemeriksaan Terhadap Wajib Pajak Yang Tidak Menyampaikan
SPT, Ketentuan dan Pemilihannya sesuai SE-15/PJ/2018. In Simposium Nasional
Keuangan Negara 2020 (p. 677).
Widuri, R., & Irawan, W. S. (2019). Tax justice perception and trust in government on
tax compliance. 103(Teams 19), 126–131. https://doi.org/10.2991/teams-
19.2019.20
Widuri, R., Jie, M., & Christie, A. (2019). Individual Tax Compliance: Trust versus
Power. 103(Teams 19), 82–88. https://doi.org/10.2991/teams-19.2019.12
Windiarni, R. P., Majidah, & Kurnia. (2020). Pengaruh Sosialisai Perpajakan,
Pengetahuan Perpajakan, Kualitas Pelayanan, Dan Pemeriksaan Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak (studi pada wajib pajak umkm yang terdaftar di KPP
Pratama Bandung Cicadas tahun 2020). E-Proceeding of Management, 7(2),
3220–3226. www.nasional.kontan.co.id,
Yanto, Rohman, F., & Ramadhanty, I. (2020). Pengaruh Pemeriksaan Pajak, Omset,
Dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Hotel Dan Restoran Di
Kabupaten Jepara. Jurnal Akuntansi Dan Perpajakan, 6(1), 39–51.
https://doi.org/10.26905/ap.v6i1.4126
105
LAMPIRAN
106
LEMBAR BIMBINGAN
107
Annathasia P.
Erasashanti,
S.E., M.Si.
111
IDENTITAS RESPONDEN
berikut ini.
2. Apakah Memiliki
NPWP & NPPKP: Memiliki NPWP saja Tidak Memiliki NPWP
SMA S2
112
D3
Brevet C
Perdagangan Lainnya
6. Penghasilan Per-
tahun Di bawah 1 Milyar 3 Milyar sampai < 4 Milyar
7. Metode Pelaporan
Pajak PPh Final 0,5% (PP 23) Pencatatan
KUESIONER
Pengaruh Kepercayaan Wajib Pajak Dan Kekuasaan Otoritas Pajak Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Dengan Pemeriksaan Sebagai Variabel Moderasi
(Studi Kasus Pada UMKM Di Wilayah Jabodetabek)
pada salah satu angka yang tertera 1 sampai dengan 5, dengan penjelasan sebagai
berikut:
1 2 3 4 5 6 7
No Pertanyaan
STS TS ATS N AS S SS
Saya dapat merasakan manfaat dari kebijakan
1
otoritas pajak
Pemerintah telah bersifat transparan dalam
2 pemanfaatan uang hasil pajak untuk pembiayaan
pembangunan dan kegiatan pemerintahan
Secara umum saya puas dengan dengan cara otoritas
3
pajak memecahkan masalah
Secara umum saya mempercayai keputusan aparat
4
pajak
5 Aparat pajak bisa dipercaya
1 2 3 4 5 6 7
No Pertanyaan
STS TS ATS N AS S SS
Aparat pajak memiliki wewenang yang luas untuk
1 memaksaa warga negara agar bersikap jujur tentang
pajak mereka
Aparat pajak dapat mengungkapkan penghindaran
2 pajak yang terjadi karena mempunyai keahlian di
bidang perpajakan
Aparat pajak memerangi kejahatan pajak dengan
3
efektif dan efisien
Aparat pajak memiliki kemampuan yang baik untuk
4
memeriksa pajak bila ada kesalahan perhitungan
Aparat pajak memiliki akses digital yang memadai
5 sehingga wajib pajak sulit untuk melakukan
penggelapan/penghindaran pajak
1 2 3 4 5 6 7
No Pertanyaan
STS TS ATS N AS S SS
Saya pernah terpikir bahwa perusahaan saya akan
1 diperiksa oleh aparat pajak karena masalah
perpajakan
Saya berpikir bahwa aparat pajak akan mendapatkan
2 Wajib Pajak yang tidak melaporkan penghasilannya
1 2 3 4 5 6 7
No Pertanyaan
STS TS ATS N AS S SS
Jika terjadi kesalahan dalam perhitungan pajak, saya
senantiasa melakukan koreksi walaupun
1
berimplikasi pada meningkatnya pajak yang harus
saya bayar
Saya mengakui semua pendapatan dari sumber
2 manapun walaupun berimplikasi pada meningkatnya
pajak yang harus dibayarkan
Saya melaporkan jumlah kekayaan saya dalam
3
jumlah yang benar
Pembayaran pajak seharusnya dilakukan secara
4
sukarela tanpa ada paksaan dari pihak manapun
Penyampaian SPT tepat waktu merupakan cerminan
6
kepatuhan Wajib Pajak
Statistik Deskriptif
Variabel Mean Min Max Standar Deviasi
X1.1 5.900 3.000 7.000 1,05
X1.2 5.580 2.000 7.000 1,28
X1.3 5.650 3.000 7.000 1,10
X1.4 5.550 3.000 7.000 1,17
X1.5 5.590 3.000 7.000 1,18
X2.1 5.670 3.000 7.000 0,77
X2.2 5.620 3.000 7.000 0,82
X2.3 5.610 4.000 7.000 0,79
X2.4 5.700 3.000 7.000 95,00
X2.5 5.920 4.000 7.000 0,96
Z1.1 5.640 3.000 7.000 0,74
Z1.2 5.870 4.000 7.000 0,79
Z1.3 5.830 3.000 7.000 0,78
Z1.4 5.940 4.000 7.000 0,75
Z1.5 5.710 2.000 7.000 0,76
Y1.1 5.810 4.000 7.000 1,21
Y1.2 5.740 4.000 7.000 1,01
Y1.3 5.770 4.000 7.000 0,98
Y1.4 5.760 4.000 7.000 0,92
Y1.5 5.760 4.000 7.000 1,14
121
Uji Normalitas
Uji Multikolenaritas
122
R-Square
124
NIM : 1911000125
Agama : Islam
Jenjang : Strata 1
Alamat Rumah : Jalan Matrinir Timur VII Blok AB 5 No. Pondok Kelapa,
Jakarta Timur.
Alamat Kantor :-
b. Pendidikan Formal
Tahun
Jenjang
Nama Institusi Tempat Masu
Pendidikan Keluar
k
SD SDN BANYUROTO 02 KEBUMEN 2006 2009
SD SDS MUHAMMADIYAH 24 JAKARTA 2009 2012
SMP SMPN 202 JAKARTA 2012 2015
SMA SMA DIPONEGORO 1 JAKARTA 2015 2018
125
c. Pengalaman Berorganisasi
Tahun
Nama Organisasi Posisi
Masuk Keluar
Himpunan Mahasiswa Program Studi
Perbanas Institute 2020 2022
Akuntansi (HIMA)