Anda di halaman 1dari 103

PILIHAN BERKARIER DI BIDANG PERPAJAKAN STUDI KASUS

MAHASISWA PERBANAS

Oleh:
MAYANG PRASTIWI
NIM 1811070007

INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA


(ASIAN BANKING FINANCE AND INFORMATICS INSTITUTE)
PERBANAS
JAKARTA
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
2021
PILIHAN BERKARIER DI BIDANG PERPAJAKAN STUDI KASUS
MAHASISWA PERBANAS
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi
Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana
Akuntansi

Oleh:
MAYANG PRASTIWI
NIM 1811070007

INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA (ASIAN


BANKING FINANCE AND INFORMATICS INSTITUTE)
PERBANA
S
JAKARTA
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
2021

i
INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA
(ASIAN BANKING FINANCE AND INFORMATIC INSTITUTE)
PERBANAS JAKARTA
PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERSETUJUAN

Skripsi yang berjudul


PILIHAN BERKARIER DI BIDANG PERPAJAKAN STUDI KASUS
MAHASISWA PERBANAS

Oleh
Nama : Mayang Prastiwi
NIM 1811070007
Program Studi : Akuntansi

Telah disetujui untuk diujikan

Mengetahui, Jakarta, September 2021


Ketua Program Studi Manajemen, Dosen Pembimbing Skripsi,

Ridarmeli, SE., Ak., CA., MSi. Drs. Imam Wahyudi, Ak., CA., M.Com (Hons), Ph.D.

ii
INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA
(ASIAN BANKING FINANCE AND INFORMATIC INSTITUTE)
PERBANAS JAKARTA
PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul


PILIHAN BERKARIER DI BIDANG PERPAJAKAN STUDI KASUS
MAHASISWA PERBANAS

Telah dipertahankan di hadapan Sidang Tim Penguji Skripsi


pada

Hari :
Tanggal :
Waktu :
Oleh
Nama : Mayang Prastiwi
NIM 1811070007

DAN YANG BERSANGKUTAN DINYATAKAN LULUS

Tim Penguji Skripsi

Ketua Sidang : Drs. Imam Wahyudi, Ak., CA., M.Com (Hons), Ph.D.
Anggota : Dr. Nico Silitonga, SE., MM.

Mengetahui,
Ketua Program Studi Akuntansi.

Ridarmeli, SE., Ak., CA., MSi

iii
INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA
(ASIAN BANKING FINANCE AND INFORMATIC INSTITUTE)
PERBANAS JAKARTA
PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN

Seluruh isi dan materi skripsi ini menjadi tanggung jawab penyusun sepenuhnya

Jakarta, September 2021


Penyusun,

Mayang Prastiwi
1811070007

iv
LEMBAR PERNYATAN BEBAS PLAGIAT

Yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Mayang Prastiwi


NIM 1811070007
Program Studi : Akuntansi
Judul Skripsi : Pilihan Berkarier Di Bidang Perpajakan Studi
Kasus Mahasiswa Perbanas

Menyatakan bahwa hasil penulisan Skripsi yang telah saya buat ini merpakan
hasil karya sendiri dan benar keasliannya Apabila ternyata di kemudian hari
penulisan skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang
lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus menerima sangsi
berdasarkan aturan tata tertib di ABFI Intitute Perbanas.

Demikian pernyataan ini saya buat dalan keadaan sadar dan tidak ada unsur
paksaan

Jakarta, September 2021


Penulis

Mayang Prastiwi
1811070007

v
ABSTRAK

Proses pemilihan karir mahasiswa Akuntansi dipengaruhi oleh beberapa


faktor, seperti penghargaan finansial atau gaji, pelatihan profesional, pengakuan
profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, keamanan kerja, dan kemudahan
mengakses lowongan pekerjaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor
dan motivasi yang dapat mempengaruhi mahasiswa ABFII Perbanas jurusan
Akuntansi dalam memilih untuk berkarier di bidang perpajakan. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian terlibat karena peneliti
adalah bagian dari situs penelitian sebagai mahasiswa aktif Perbanas Institute.
Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah wawancara yang dilakukan
oleh peneliti dengan sepuluh orang informan, dimana lima informan penelitian
merupakan alumni mahasiswa ABFII Perbanas jurusan Akuntansi dan sudah bekerja
di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dan lima informan penelitian merupakan masih
mahasiswa ABFII Perbanas jurusan Akuntansi. Pertanyaan yang akan diajukan
mengenai faktor apa saja yang mempengaruhi minat mahasiswa ABFII Perbanas
jurusan Akuntansi untuk berkarier di bidang perpajakan berdasarkan pengalaman dan
penuturan sepuluh orang informan yang dipilih.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perpajakan merupakan konsentrasi
favorit mahasiswa jurusan akuntansi Perbanas Institute Jakarta. Mahasiswa aktif
jurusan akuntansi Perbanas Institute Jakarta menyatakan bahwa informan merasa
belajar banyak tentang perpajakan karena mereka memiliki minat kerja di bidang
perpajakan dengan membekalkan diri dengan ilmu pajak untuk menambah value diri
saya, selain itu adanya berangan – angan untuk bisa bekerja di Kementerian
Keuangan. Menurut informan yang sudah bekerja di bidang perpajakan menyatakan
bahwa mereka lebih menyukai pelajaran mengenai PPh 21 karna terkait payroll jadi
sesuai dengan perkerjaan (Jobdesc), selain itu terdapat juga PPh Badan, PPn, TP
Doc, dispute (sengeketa) karena dalam dunia pekerjaan semua ilmu pajak terpakai.
Menurut informan mahasiswa aktif jurusan akuntansi Perbanas Institute Jakarta
menyatakan bahwa motivasi mahasiswa program studi Akuntansi untuk berkarir
dalam perpajakan karena adanya keinginan dan niat untuk bekerja pada bidang
Perpajakan dan mendapat dukungan keluarga dengan adanya circle yang bekerja di
perpajakan. Menurut informan yang sudah bekerja di bidang perpajakan menyatakan
bahwa motivasi untuk berkarir dalam perpajakan menyatakan bahwa motivasi untuk
berkerja dengan memperluas ilmu pajak untuk mendukung kinerja di konsultan.
Selain itu, bekerja di bidang perpajakan banyak tantangan dan tidak monoton sesuai
dengan kejadian kejadian ekonomi yang terjadi, dan berkaitan dengan ilmu akuntansi
dan ilmu perpajakan yang sudah di pelajari selama di perkuliahan

vi
Kata Kunci : Motivasi, Minat Mahasiswa, Karir, Akuntansi, Perpajakan
ABSTRACT

Career selection process for Accounting students is influenced by several


factors, such as financial rewards or salaries, professional training, professional
recognition, social values, work environment, job security, and ease of access to job
vacancies. This study aims to determine the factors and motivations that can
influence ABFII Perbanas students majoring in Accounting in choosing a career in
taxation. This study uses a qualitative approach with the type of research involved
because the researcher is part of the research site as an active student of Perbanas
Institute.
Data collection tool in this study is interviews conducted by researchers with
ten informants, where five research informants are alumni of ABFII Perbanas
students majoring in Accounting and have worked at the Tax Service Office (KPP)
and five research informants are still students of ABFII Perbanas majoring in
Accounting. Questions will be asked about what factors influence the interest of
ABFII Perbanas students majoring in Accounting to have a career in taxation based
on the experience and narratives of ten selected informants.

The results showed that taxation was the favorite concentration of students
majoring in accounting at Perbanas Institute Jakarta. An active student majoring in
accounting at the Perbanas Institute Jakarta stated that the informants felt that they
learned a lot about taxation because they had an interest in working in the taxation
field by equipping themselves with tax knowledge to increase my self-worth, in
addition to having dreams of being able to work at the Ministry of Finance.
According to informants who have worked in the field of taxation, they stated that
they prefer lessons on PPh 21 because it is related to payroll so it is in accordance
with the work (Jobdesc), besides that there are also Corporate Income Tax, VAT, TP
Doc, disputes because in the world of work all knowledge used tax. According to an
active student informant majoring in accounting, Perbanas Institute Jakarta stated
that the motivation of students in the Accounting study program to have a career in
taxation is because of the desire and intention to work in the Taxation field and have
family support with the circle working in taxation. According to informants who have
worked in the taxation sector, they stated that the motivation for a career in taxation
stated that the motivation to work was by expanding tax knowledge to support
performance in consultants. In addition, working in the field of taxation has many
challenges and is not monotonous in accordance with the economic events that
occur, and is related to the science of accounting and taxation that has been learned
during lectures.

vii
Keywords: Motivation, Student Interest, Career, Accounting, Taxation

viii
KATA PENGANTAR

Dengan segala puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

telah melimpahkan berbagai rahmat, hidayah dan karunia-Nya, sehingga Penulis

dapat menyelesaikan studi dan penulisan skripsi ini.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk

menyelesaikan program studi strata satu (S1) Akuntansi ABFI Perbanas Institute

Jakarta. Adapun judul skripsi yang disusun adalah Pengaruh Pilihan Berkarier di

Bidang Perpajakan Studi Kasus Mahasiswa Perbanas.

Dalam menyelesaikan studi dan penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan

berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini Penulis ingin mengucapkan

terimakasih sebesar-besarnya kepada:

1. Drs. Imam Wahyudi, Ak., CA., M.Com (Hons), Ph.D. selaku dosen

pembimbing

2. Ibu, Ayah, Ajeng, Sakha, keluarga besar, sahabat yang selalu mendoakan dan

memberi motivasi sehingga peulis dapat menyelesaikan kuliah dengan baik

dan tepat waktu.

3. Ibu dan Bapak dosen Perbanas yang mengajar selama Penulis menyelesaikan

studi.

4. Bapak Dr. Niko Silitonga.,S.E.,M.M. selaku dosen penguji.

5. Ibu Ridarmeli, SE., Ak., Msi selaku Ketua Program Studi Akuntansi ABFI

Perbanas Institute.

ix
Penulis menyadari, bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak luput dari

berbagai kekurangan. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi bidang

akademik dan penerapan di lapangan serta pengembangan yang lebih baik.

Jakarta, September 2021


Penulis,

Mayang Prastiwi
1811070007

x
DAFTAR ISI

PERSETUJUAN.......................................................................................................ii
PENGESAHAN.......................................................................................................iii
PERNYATAAN......................................................................................................iv
LEMBAR PERNYATAN BEBAS PLAGIAT.........................................................v
KATA PENGANTAR...........................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................12
1.1 Latar Belakang..............................................................................................12
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................21
1.3 Tujuan Penelitian..........................................................................................21
1.4 Manfaat dan Kegunaan Penelitian................................................................22
BAB 2.....................................................................................................................23
KAJIAN TEORI.....................................................................................................23
2.1 Theory of Planned Behavior (TPB)..............................................................23
2.1.1 Pengertian Theory of Planned Behavior (TPB)............................................23
2.1.2 Dimensi Theory of Planned Behavior (TPB)...............................................24
2.2 Karir..............................................................................................................25
2.2.1 Pengertian Karir............................................................................................25
2.2.2 Pengembangan Karir....................................................................................26
2.2.3 Manfaat Pengembangan Karir......................................................................27
2.2.4 Perencanaan Karir.........................................................................................28
2.2.5 Langkah- Langkah Perencanaan Karir.........................................................30
2.2.6 Karir di Bidang Perpajakan..........................................................................31
2.3 Tahapan Dalam Karir...................................................................................33
2.4 Teori Hirarki Kebutuhan Maslow (Hierarchy of Need Theory)...................35
2.5 Riset-Riset Sebelumnya................................................................................36
2.6 Kerangka Konseptual...................................................................................42
BAB 3.....................................................................................................................45
METODE PENELITIAN........................................................................................45
3.1 Desain Penelitian..........................................................................................45
3.2 Unit Analisis................................................................................................46
xi
3.3 Situs Penelitian.............................................................................................46
3.4 Informan Penelitian dan Metode Penentuan Sampel....................................46
3.5 Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data..................................................48
3.5.1 Jenis Data......................................................................................................48
3.5.2 Teknik Pengumpulan Data...........................................................................49
3.5.2.1 Wawancara....................................................................................49
3.5.2.2 Observasi Terlibat.........................................................................50
3.5.2.3 Focus Group Discussion................................................................50
3.6. Pengolahan dan Teknik Analisis Data..........................................................51
BAB 4.....................................................................................................................53
ANALISA DAN PEMBAHASAN PENELITIAN.................................................53
4.1 Deskripsi Objek Penelitian...........................................................................53
4.2 Minat Mahasiswa Untuk Belajar di Bidang Perpajakan...............................54
4.3 Motivasi Mahasiswa Untuk Berkarier di Bidang Perpajakan......................60
BAB 5.....................................................................................................................76
KESIMPULAN DAN KETERBATASAN............................................................76
5.1 Kesimpulan...................................................................................................76
5.2 Keterbatasan Penelitian................................................................................78
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................79

xii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peluang kerja bagi lulusan perguruan tinggi masih terbuka lebar.

Banyak perusahaan yang mencari fresh graduate untuk menjadi bagian dari

perusahaan dalam mengembangkan dan memajukan perusahaan mereka.

Salah satu pekerjaan yang mereka tawarkan adalah di sektor pajak. Bidang

perpajakan merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan yang

terdaftar pada wajib pajak. Keberadaan konsultan pajak akan semakin

dibutuhkan terutama bagi wajib pajak yang memiliki tingkat kesibukan yang

tinggi (www.klinikpajak.co.id, 2018). Ditjen Pajak akan terus membantu

konsultan pajak melalui reformasi kebijakan, melakukan komunikasi, dan

juga memberikan pedoman bagi perkembangan perpajakan itu sendiri. Hal

tersebut akan dapat memberikan peluang kepada peminat yang ingin berkarir

di bidang perpajakan. Mahasiswa lulusan Program Studi akuntansi dapat

berkerja dibeberapa bidang diantaranya terdapat 6 profesi menjanjikan

lulusan akuntansi yaitu profesi akuntan, profesi internal auditor, profesi

akuntan publik, akuntan pajak, akuntan pemerintah dan akuntan pendidik

(Website Univesitas Alma Ata 2019 diakses pada Oktober 2021).

Menurut Nasution, (2019) pemilihan karier merupakan proses yang

sengaja dibuat agar individu menjadi sadar akan atribut-atribut yang

berkenaan dengan karir personal (personal career related) dan serangkaian

panjang
1
tahap-tahap yang menyumbang pada pemenuhan karir dalam mencapai karir

individu itu sendiri. Perencanaan karier adalah sebagai proses yang dilalui

sebelum pemilihan karier untuk mencapai karir. Perencanaan karir adalah

proses yang sengaja dibuat agar individu menjadi sadar akan atribut-atribut

yang berkenaan dengan karier personal (personal career related) dan

serangkaian panjang tahap-tahap yang menyumbang pada pemenuhan karier

dalam mencapai karier individu itu sendiri.

Karir menurut Departemen Pendidikan Indonesia (2008) memiliki arti

perkembangan dan kemajuan dalam kehidupan, pekerjaan, jabatan, dan

sebagainya; pekerjaan yang memberikan harapan untuk maju. Berkarier

memiliki arti bekerja untuk mengembangkan karier. Sejarah bimbingan karier

di dunia, istilah bimbingan karier mulai dikenal setelah munculnya istilah

Vocational Guidance yang dipopulerkan oleh Frank Pearson pada tahun

1908. Frank Pearson berhasil mendirikan suatu lembaga bertujuan membantu

para anak muda mendapatkan pekerjaan. Pada masanya, bimbingan karir

adalah layanan bantuan yang diberikan kepada individu untuk memilih,

menyiapkan, menyesuaikan, dan menetapkan dirinya dalam pendidikan

maupun pekerjaan yang sesuai serta memperoleh kebahagiaan dari padanya

(Defriyanto & Purnamasari, 2016).

Vocational Guidance merujuk pada usaha seseorang ahli dalam

membantu dan memandu individu untuk memilih dan upaya mempersiapkan

diri seperti dengan kemampuan atau skill yang diperlukan untuk memiliki

suatu pekerjaan. Bimbingan karier membantu memperoleh pengetahuan,

sikap dan
1
keterampilan yang diperlukan dalam pekerjaan. Melalui Vocational

Guidance, individu akan diberikan bantuan untuk memahami seluk beluk

dunia kerja secara lebih mendalam, peluang yang ada, dan cara

mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan minat dan bakatnya. Pengalaman

kerja ini penting karena tidak jarang suatu jabatan pekerjaan membutuhkan

pengalaman kerja di bidang yang sama sebagai prasyarat melamar pekerjaan

(Suwidagdho & Dewi, 2020). Sektor pendidikan adalah

salah satu pendorong peningkatan pembangunan

ekonomi di Indonesia. Permintaan akan tenaga kerja yang berkualitas dan

berkompeten untuk menunjang peningkatan pembangunan ekonomi,

memaksa lembaga-lembaga pendidikan untuk menghasilkan lulusan- lulusan

yang berkualitas, agar mampu bersaing di dunia kerja. Saat ini sangat

dibutuhkan suatu lembaga pendidikan yang dapat mencetak tenaga terdidik

yang baik dengan mengupayakan untuk mempertahankan kualitas dan

kompetensi lulusannya sehingga mereka memiliki kompetensi teknis dan

moral yang memadai untuk mendapatkan peluang kerja.

Lembaga pendidikan adalah salah satu tempat untuk menyiapkan para

calon lulusannya agar nanti dapat memilih karir yang sesuai dengan

kemampuan yang dimilikinya. Permintaan akan tenaga kerja yang berkualitas

dan berkompeten, memaksa lembaga-lembaga pendidikan untuk

menghasilkan lulusan-lulusan yang berkualitas, agar mampu bersaing di

dunia kerja. Jurusan akuntansi merupakan salah satu jurusan yang diminati

oleh mahasiswa, hal ini dapat dilihat dari banyaknya jumlah mahasiswa yang

memilih program studi


1
akuntansi, baik perguruan tinggi negri dan swasta (Suwidagdho & Dewi,

2020).

Sebagai Mahasiswa Akutansi Program S1 tingkat akhir tentunya

mahasiswa sudah memikirkan dan menyiapkan karir apa yang nantinya akan

ditempuh. Hal ini menjadi penting agar mahasiswa tidak salah paham dengan

memilih karir. Dalam memilih karir, tentunya akan dipengaruhi berbagai

faktor, seperti adanya motivasi dalam diri mahasiswa ataupun adanya

keinginan atau minat terhadap karir tersebut. Pengetahuan mahasiswa juga

mempengaruhi keputusan mahasiswa dalam memilih karir. Siswa dibekali

dengan berbagai konsep dan keterampilan berdasarkan latar belakang

keilmuannya, dan pengetahuan serta keterampilan ini dapat diperoleh siswa di

dalam dan di luar kelas. Berbagai pengetahuan dan keterampilan yang

dipelajari siswa selama kuliah sangat penting untuk kehidupan di masa depan.

Prodi Akuntansi merupakan salah satu jurusan di fakultas ekonomi

yang saat ini diminati oleh mahasiswa. Hal ini dapat dilihat dari jumlah

mahasiswa yang memilih progam studi akuntansi di perguruan tinggi.

Berdasarkan data Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) pada tahun 2019

menyatakan bahwa lulusan S1 Akuntasi dari berbagai perguruan tinggi di

Indonesia sebanyak

35.000 orang dan Akuntan yang sudah bersertifikat CPA dari IAPI sebanyak

2.064 orang (Putra, 2019). Namun dibanding dengan negara-negara ASEAN,

jumlah Akuntan di Indonesia tergolong minim. Kondisi ini seharusnya

menjadi peluang mengingat pasar jasa sangat besar dan menjadi

tantangan dalam
1
berkompetisi dengan Akuntan dari negara-negara tetangga dimana mereka

bisa masuk dan bekerja di Indonesia.

Pendidikan akuntansi di Indonesia tentunya harus menghasilkan

akuntan yang profesional sejalan dengan perkembangan kebutuhan akan jasa

akuntansi pada masa mendatang. Lulusan akuntansi bisa berkarier sebagai

akuntan disuatu perusahaan, berkerja di bagian keuangan, akuntan publik,

atau sebagai PNS, atau profesi menarik lainnya yaitu seperti profesi di bidang

perpajakan seperti pegawai Direktorat Jendral Pajak (DJP), konsultan pajak

serta tax specialist di dalam perusahaan.

Karir pada bidang perpajakan masih sangat membutuhkan tenaga kerja

yang berasal dari mahasiswa akuntansi karena saat ini kesempatan kerja

tersebut masih terbuka luas. Jumlah tenaga kerja di bidang perpajakan pada

tahun 2019 menurut DJP berjumlah 40.000 dari 42 juta wajib pajak. Jumlah

account representative (AR) atau orang yang bertugas sebagai pengawas dan

konsultan internal dari DJP diseluruh Indonesia pada tahun 2019 hanya

berjumlah 6.000 orang yang artinya satu orang melayani 7.000 wajib pajak.

Jumlah tersebut terbilang masih sangat kurang untuk menangani jumlah

wajub pajak yang semakin hari semakin meningkat jumlahny. Minimnya

tenaga kerja di bidang perpajakan mengakibatkan diperluknya penambahan

tenaga kerja di Kantor Pajak Indonesia, karena peluang bagi peminat karir di

bidng perpajakan pun masih terbuka lebar.

Menurut Merdeka & Sulistyawati, (2011) adanya beberapa pilihan karir

mahasiswa Akuntansi dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti penghargaan

1
finansial atau gaji, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai

sosial, lingkungan kerja, keamanan kerja, dan kemudahan mengakses

lowongan pekerjaan. Keahlian dan keterampilan diperoleh lewat pelatihan,

tetapi kecakapan dan kompetensi hanya bisa didapat dari praktik dan

pengalaman.

Perencanaan karir dipengaruhi oleh banyak faktor yang dapat membuat

seseorang tertarik untuk memilih suatu karir terutama dalam bidang

profesional seperti konsultan pajak. Masih banyak mahasiswa akuntansi yang

jarang sekali berminat dalam bidang perpajakan, pengetahuan yang minim

tentang perpajakan membuat mahasiswa tidak mengerti akan luasnya dunia

kerja yang sangat membutuhkan lulusan Sarjana Ekonomi khususnya jurusan

akuntansi. Mahasiswa tidak mampu memaksimalkan potensinya selama

mengikuti kegiatan dari kampus untuk dijadikan bekal ketika terjun didunia

kerja. Menurut Fadilla & Abdullah, (2019) menyatakan bahwa pengambilan

keputusan karir dipengaruhi oleh banyak faktor seperti konsep diri, identitas

budaya, kepribadian, minat, sosialisasi, dukungan sosial, panutan, globalisasi,

dan sumber daya yang tersedia seperti informasi dan keuangan.

Beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan berkarir di bidang

perpajakan bagi mahasiswa jurusan akuntansi antara lain faktor motivasi,

pengetahuan dan minat. Faktor pertama adalah motivasi, merupakan salah

satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap keputusan dan kegiatan yang

dilakukan seorang individu. Motivasi berperan untuk menentukan kapan

seseorang menginisiasi, melakukan dan menghentikan sesuatu yang

1
dilakukannya sesuai dorongan yang timbul pada diri seseorang baik berasal

dari internal maupun eksternal untuk mencapai suatu tujuan (Hanum et al.,

2020). Motivasi juga telah dilaporkan dalam berbagai studi merupakan faktor

yang mempengaruhi pembelajaran, kesuksesan akademik, persistensi dan

keinginan untuk melanjutkan pendidikan (Raharja & Liany, 2020). Motivasi

membentuk suatu rangkaian kesatuan dengan tingkat terendah berupa

amotivasi dan tertinggi berupa motivasi intrinsik, yang disebut juga sebagai

motivasi otonom. Motivasi intrinsik mendorong seseorang untuk melakukan

sesuatu atas kesadaran dan kemauan pribadi (Legault 2020). Sedangkan

motivasi ekstrinsik mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu dengan

harapan untuk memperoleh sesuatu (Legaul,t, 2020).

Faktor kedua adalah pengetahuan. Pengetahuan merupakan akurasi

yang dimiliki seseorang dalam memahami informasi yang berkaitan dengan

karir (Larson & Armstrong, 2014). Seseorang membuat keputusan tentang

karir yang akan dipenuhi, maka harus memiliki pengetahuan mengenai karir

yang tersedia dan mengenai aktivitas dan tanggung jawab spesifik yang

terlibat dalam karir tersebut (Abdullah et al., 2018). Ketika seseorang

memiliki informasi pekerjaan yang cukup akurat, maka dapat membuat

keputusan yang tepat mengenai karir dan pengetahuan tentang persyaratan

yang diperlukan untuk mendapatkan minat kariernya, aktivitas dan tanggung

jawab pekerjaan sehari-hari, dan jenis lingkungan tempat seseorang dapat

bekerja (Larson & Armstrong, 2014). Dengan pengetahuan, maka seseorang

dapat mengevaluasi sejauh mana karir yang diminati akan sesuai dengan

preferensi pribadi mereka


1
Faktor ketiga adalah minat. Minat merupakan kecenderungan untuk

melakukan respon dengan cara tertentu disekitarnya. Minat dapat diartikan

sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti

sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan dan kebutuhan sendiri.

sehingga apa yang telah dilihat seseorang tersebut tentu akan membangkitkan

minat seseorang sejauh apa yang telah dilihatnya dan mempunyai hubungan

dengan kepentingannya sendiri. Dengan adanya minat maka akan

memberikan waktu yang lebih lama dalam berkonsentrasi. Jadi seseorang

yang memiliki minat akan senantiasa untuk selalu menjaga konsentrasinya

pada pelajaran tersebut . Minat berperan penting dalam mengambil keputusan

berpikir dan menentukan arah dalam segala aktivitas termasuk dalam proses

belajar. Minat seseorang juga ditunjukkan dengan perasaan suka dan perasaan

tidak suka terhadap pelajaran (Tri, 2014). Seseorang yang berminat dan

memiliki kebutuhan tertentu pada suatu bidang pelajaran maka seseorang

tersebut cenderung untuk selalu menyukai pelajaran tertentu yang mampu

memberikan ketertarikan baginya

Penelitian terdahulu yang dilakukan Shin et al., (2017) menyatakan

bahwa motivasi berpengaruh terhadap pilihan peminatan. Mahasiswa mampu

menunjukkan tingkat motivasi sains yang lebih tinggi sehingga penting untuk

memfasilitasi motivasi karir siswa untuk meningkatkan motivasi sains dan

mempromosikan pencapaian ilmiah jangka panjang. Penelitian terdahulu

yang

1
dilakukan Bargmann et al., (2021) menyatakan bahwa kemampuan siswa

dapat meningkat dan minat akan semakin berpengaruh terhadap pilihan

peminatan

Penelitian yang dilakukan oleh Tarmizi & Restuti, (2015) menyatakan

bahwa motivasi kualitas, karir dan ekonomi berpengaruh positif terhadap

minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti pendidikan PPAK. Apabila

seseorang memiliki minat atau keinginan tertentu, maka secara tidak langsung

hal ini akan memengaruhi apa yang dikerjakannya, serta memengaruhi usaha

yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut

Penelitian yang dilakukan Idrus, (2015) yang menyatakan bahwa minat

dan persepsi berpengaruh terhadap minat mahasiswa jurusan Akuntansi

untuk berkarir dibidang Perpajakan. Kecenderungan seseorang untuk

bertindak bergantung pada harapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti oleh

suatu hasil tertentu dan terdapat daya tarik pada hasil tersebut bagi orang

yang bersangkutan. Karir dibidang perpajakan membutuhkan latar pendidikan

tertentu agar individu yang berkarir dalam bidang perpajakan memiliki

kompetensi yang dibutuhkan. Mahasiswa yang memiliki latar belakang

pendidikan akuntansi dengan konsentrasi perpajakan tentu akan merasa lebih

percaya diri dan siap untuk berkarir dibidang perpajakan

Penelitian ini akan menggunakan metode penelitian kualitatif karena

berdasarkan penelitian terdahulu metode pengumpulan data dengan

menggunakan metode survey melalui kuesioner memiliki kelemahan yaitu

responden cenderung kurang bersungguh-sungguh dalam mengisi kuesioner

sehingga hasil yang diterma bukan menunjukan hasil yang sebenarnya dan
2
cara

2
untuk mendapatkan hasil yang diingnkan adalah dengan menggunakan

metode kualitatif melalui wawancara.

Disamping itu, penelitian ini lebih cocok menggunakan pendekatan

kualitatif karena peneliti adalah bagian dari subyek yang diteliti. Penelitian ini

dilakukan di Perbanas Institute tempat peneliti menimba ilmu sebagai

mahasiswa. Dengan demikian pengalaman subyektif peneliti menjadi salah

satu sumber data penelitian yang kemudian dikonfrontasikan dengan hasil

wawancara terhadap informan penelitian. Dengan demikian, penelitian ini

dikategorikan sebagai penelitian terlibat sehingga cocok menggunakan

pendekatan kualitatif.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka

rumusan masalah yang akan diteliti oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Apakah perpajakan menjadi konsentrasi favorit mahasiswa jurusan

akuntansi Perbanass Institute Jakarta?

2. Mengapa konsentrasi tersebut menjadi pilihan favorit mahasiswa jurusan

akuntansi?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan penelitian di atas, tujuan yang ingin dicapai

dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi minat mahasiswa

ABFII Perbanas jurusan Akuntansi untuk berkarier di bidang perpajakan.

2
2. Untuk mengetahui motivasi apa yang dapat mempengaruhi mahasiswa

ABFII Perbanas jurusan Akuntansi dalam memilih untuk berkarier di

bidang perpajakan

1.4 Manfaat dan Kegunaan Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik

secara langsung maupun tidak langsung sebagai berikut:

1. Secara teoritis menambah bukti empiris mengenai pengaruh minat,

Pengetahuan dan Motivasi mahasiswa ABFII Perbanas terhadap pilihan

berkarier di bidang perpajakan.

2. Secara praktisi sebagai sumbangan informasi yang dapat dipakai

sebagai acuan evaluasi atau koreksi untuk mempertahankan dan

menigkatkan kualitas SDM bagi mahasiswa

2
BAB 2

KAJIAN TEORI

2.1 Theory of Planned Behavior (TPB)

2.1.1 Pengertian Theory of Planned Behavior (TPB)

Theory of Planned Behavior (TPB) dikembangkan oleh Icek Ajzen pada

tahun 1988 yang merupakan pengembangan atas Theory of Reasoned Action (TRA).

Theory of Reasoned Action (TRA) menjelaskan bahwa perilaku dilakukan karena

individu memiliki niat atau keinginan untuk melakukannya. Di dalam TRA, belum

diterapkan variable Kontrol Perilaku Persepsian (perceived behavioral control). TPB

mengenal kemungkinan bahwa tidak semua perilaku dilakukan secara penuh di

bawah kendali individu maupun kelompok, sehingga kontrol Perilaku Persepsian

ditambahkan untuk mengatasi perilaku-perilaku semacam ini. Apabila semua

perilaku dapat dikendalikan secara penuh oleh individu maupun kelompok, maka

TPB kembali menjadi TRA (Ajzen, 2005).

TPB menyatakan bahwa selain sikap dan norma subjektif, seseorang juga

mempertimbangkan kontrol perilaku persepsian yaitu kemampuan mereka untuk

melakukan tindakan tersebut. Keputusan untuk menampilkan tingkah laku tertentu

adalah proses rasional yang diarahkan pada suatu tujuan tertentu dan mengikuti urut-

urutan berpikir (Prayidyaningrum & Djamaludin, 2016). Pilihan tingkah laku

dipertimbangkan, konsekuensi dari setiap tingkah laku dievaluasi, dan dibuat sebuah

keputusan apakah akan bertindak atau tidak

2
2.1.2 Dimensi Theory of Planned Behavior (TPB)

Hubungan antara ketiga dimensi penentu niat dan perilaku dapat dilihat

dengan penejelasan singkat dari masing-masing komponen sebagai berikut

(Prayidyaningrum & Djamaludin, 2016):

1. Attitude towards the behavior

Menurut Ajzen (2005) mengemukakan bahwa sikap terhadap perilaku ini

ditentukan oleh keyakinan mengenai konsekuensi dari suatu perilaku atau

secara singkat disebut keyakinan-keyakinan perilaku (behavioral beliefs).

Keyakinan berkaitan dengan penilaian subjektif individu terhadap dunia

sekitarnya, pemahaman individu mengenai diri dan lingkungannya, dilakukan

dengan cara menghubungkan antara perilaku tertentu dengan berbagai

manfaat atau kerugian yang mungkin diperoleh apabila individu melakukan

atau tidak melakuknnya (Ajzen, 2005). Keyakinan ini dapat memperkuat

sikap terhadap perilaku itu apabila berdasarkan evaluasi yang dilakukan

individu diperoleh data bahwa perilaku dapat memberikan keuntungan

baginya.

2. Subjective Norm

Norma subjektif adalah persepsi individu terhadap harapan dari orang-orang

yang berpengaruh dalam kehidupannya (significant others) mengenai

dilakukan atau tidak dilakukannya perilaku tertentu. Persepsi ini sifatnya

2
subjektif sehingga dimensi ini disebut norma subjektif. Sebagaimana sikap

2
terhadap perilaku, norma subjektif juga dipengaruhi oleh keyakinan. Bedanya

adalah apabila sikap terhadap perilaku merupakan fungsi dari keyakinan

individu terhadap perilaku yang akan dilakukan (behavioral belief) maka

norma subjektif adalah fungsi dari keyakinan individu yang diperoleh atas

pandangan orang-orang lain terhadap objek sikap yang berhubungan dengan

individu (normative belief). Di dalam kehidupan sehari-hari, hubungan yang

dijalin setiap individu dapat dikategorikan ke dalam hubungan yang bersifat

vertikal dan horizontal (Ajzen, 2005).

3. Perceived behavioral control

Persepsi kontrol perilaku atau dapat disebut dengan kontrol perilaku adalah

persepsi individu mengenai mudah atau sulitnya mewujudkan suatu perilaku

tertentu (Ajzen, 2005). Persepsi kontrol perilaku dapat berubah tergantung

situasi dan jenis perilaku yang akan dilakukan. Pusat kendali berkaitan

dengan keyakinan individu tentang keberhasilannya melakukan segala

sesuatu, apakah tergantung pada usahanya sendiri atau faktor lain di luar

dirinya

2.2 Karir

2.2.1 Pengertian Karir

Karir merupakan kondisi yang dapat menunjukan adanya peningkatan status

kepegawaian seorang individu dalam perusahaan sesuai dengan pekerjaan yang

sudah ditentukan oleh perusahaan tersebut. Karir dapat menunjukan peningkatan

maupun perkembangan karyawan secara individu pada suatu jenjang yang dicapai

2
selama masa kerja di dalam perusahaan (Dik et al., 2015). Menurut Mulhall (2015)

2
mengemukakan bahwa karir adalah rangkaian posisi yang berkaitan dengan kerja

yang ditempati seseorang sepanjang hidupnya. Tujuan karir adalah posisi jabatan

tertentu yang dapat dicapai oleh seorang karyawan bila yang bersangkutan memenuhi

semua persyaratan dan kualifikasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan jabatan

tersebut (Mulhall, 2015).

Seseorang akan bekerja dengan senang hati dan penuh kegembiraan apabila

apa yang dikerjakan itu memang sesuai dengan keadaan dirinya, kemampuannya, dan

minatnya. Agar seseorang dapat bekerja dengan baik, senang, dan tekun, diperlukan

adanya kesesuaian tuntutan dari pekerjaan atau jabatan itu dengan apa yang ada

dalam diri individu yang bersangkutan (Conlon, 2004). Tujuan karir adalah posisi

atau jabatan tertentu yang dapat dicapai oleh seorang karyawan bila yang

bersangkutan memenuhi semua persyaratan dan kualifikasi yang dibutuhkan untuk

melaksanakan jabatan tersebut (Shaito, 2019). Tujuan karir tidak otomatis tercapai

bila seorang karyawan memenuhi syarat yang harus dipenuhi karena untuk

menduduki suatu karir tertentu, terkadang harus memenuhi syarat-syarat yang

seringkali di luar kekuasaannya yaitu ada tidaknya lowongan jabatan yang dituju, ada

tidaknya keputusan dan referensi dari pimpinan, dan ada tidaknya kandidat lain yang

sama kualitasnya, semua itu dapat membatasi kemajuan karir seorang karyawan

(Hedge & Rineer, 2017).

2.2.2 Pengembangan Karir

Menurut Ismail et al., (2013) menyatakan bahwa pengembangan karir

didefinisikan sebagai serangkaian aktivitas sepanjang hidup yang berkontribusi pada

eksplorasi, pemantapan, keberhasilan, dan pencapaian karir seseorang.

2
Pengembangan

3
karir merupakan tindakan seorang karyawan untuk mencapai rencana karirnya, yang

disponsori oleh departemen sumber daya manusia, manajer ataupun pihak lain.

Terdapat sejumlah prinsip yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan

pengembangan karir, antara lain (Ismail et al., 2013):

a. Pekerjaan itu sendiri memiliki pengaruh paling besar terhadap pengembangan

karir, karena setiap kali muncul tantangan yang berbeda, maka apa yang

dipelajari dari pekerjaan bisa jauh lebih penting daripada aktivitas

pengembangan yang direncanakan secara formal.

b. Jenis keterampilan baru yang akan dibutuhkan ditentukan oleh persyaratan

jabatan yang spesifik

c. Pengembangan tidak akan terjadi bila seseorang belum memperoleh

keterampilan yang disyaratkan oleh suatu jabatan tertentu.

2.2.3 Manfaat Pengembangan Karir

Pada dasarnya pengembangan karir dapat bermanfaat bagi organisasi maupun

karyawan. Bagi organisasi, pengembangan karir dapat (Omotayo et al., 2014):

a. Menjamin ketersediaan bakat yang diperlukan

b. Meningkatkan kemampuan organisasi untuk mendapatkan dan

mempertahankan karyawan-karyawan yang berkualitas

c. Menjamin agar kelompok-kelompok minoritas dan wanita mempunyai

kesempatan yang sama untuk meningkatkan karir.

d. Mengurangi frustasi karyawan

e. Mendorong adanya keanekaragaman budaya dalam sebuah organisasi

f. Meningkatkan nama baik organisasi.


3
Bagi karyawan, pengembangan karir identik dengan keberhasilan, karena

pengembangan karir bermanfaat untuk dapat (Omotayo et al., 2014):

a. Menggunakan potensi seseorang dengan sepenuhnya.

b. Menambah tantangan dalam bekerja

c. Meningkatkan otonomi

d. Meningkatkan tanggung jawab

2.2.4 Perencanaan Karir

Perencanaan karir adalah proses dimana seorang individu dapat

menidentifikasi maupun mengambil langkah-langkah dalam mencapai tujuan

karirnya (Turner & Lapan, 2013). Melalui perencanaan karir ini nantinya setiap

individu dapat mengevaluasi kemampuan maupun minat yang dimilikinya, lalu

supaya dapat mempertimbangkan karir pilihannya, memilih karir alternatif,

menyusun tujuan karirnya dan lain-lain (Turner & Lapan, 2013).

Melalui Perencanaan Karir (career planning) setiap individu mengevaluasi

kemampuan dan minatnya sendiri, mempertimbangkan kesempatan karir alternative,

menyusun tujuan karir, dan merencanakan aktivitas-aktivitas pengembangan praktis.

Pada dasarnya perencanaan karir terdiri atas 2 (dua) elemen utama yaitu (Flores,

2017):

1. Perencanaan Karir Individu (Individual Career Planning)

Perencanaan karir individual terfokus pada individu yang meliputi latihan

diagnostik, dan prosedur untuk membantu individu dari segi potensi dan

kemampuannya. Perencanaan karir individu meliputi:

3
a. Penilaian diri untuk menentukan kekuatan, kelemahan, tujuan, aspirasi,

preferensi, kebutuhan, ataupun jangka karirnya (career anchor).

b. Penilaian pasar tenaga kerja untuk menentukan tipe kesempatan yang

tersedia baik di dalam maupun diluar organisasi.

c. Penyusunan tujuan karir berdasarkan evaluasi diri.

d. Pencocokan kesempatan terhadap kebutuhan dan tujuan serta

pengembangan strategi karir.

e. Perencanaan transisi karir.

2. Perencanaan Karir Organisasional (Organizational Career Planning)

Perencanaan karir organisasional mengintegrasikan kebutuhan SDM sejumlah

aktivitas karir dengan lebih menitikberatkan pada jenjang atau jalur karir

(career path), dimana jalur karir biasanya memfokuskan pada mobilitas

kedepan dalam jabatan khusus. Tujuan program perencanaan karir

organisasional adalah :

a. Pengembangan yang lebih efektif tenaga berbakat yang tersedia.

b. Kesempatan penilaian diri bagi karyawan untuk memikirikan jalur-jalur

karir tradisional atau jalur karir yang baru.

c. Pengembangan sumber daya manusia yang lebih efisien di dalam dan di

antara divisi dan/atau lokasi geografis

d. Kepuasan kebutuhan pengembangan pribadi karyawan

e. Peningkatan kinerja melalui pengalaman on the job training yang

diberikan oleh perpindahan karir vertical dan horizontal

3
f. Meningkatkan loyalitas dan motivasi karyawan yang dapat menyebabkan

berkurangnya perputaran karyawan

g. Suatu metode penentuan kebutuhan pelatihan dan pengembangan.

2.2.5 Langkah- Langkah Perencanaan Karir

Proses atau langkah-langkah yang akan ditempuh untuk menyusun rencana

karir terdiri atas hal-hal berikut ini (Flores, 2017):

a. Menilai Diri Sendiri

Hal utama dalam memulai perencanaan karir adalah bertanya atau memahami

diri sendiri. Mengenali peluang, kesempatan, kendala, pilihan-pilihan,

konsekuensi, keterampilan, bakat dan nilai berhubungan pada kesempatan

karir.

b. Menetapkan Tujuan Karir

Setelah orang dapat menilai kekuatan, kelemahan, dan setelah mendapat

pengetahuan tentang arah dari kesempatan kerja, maka tujuan karir dapat

diidentifikasi dan kemudian dibentuk.

c. Menyiapkan Rencana

Rencana tersebut mungkin dibuat dari berbagai macam desain kegiatan untuk

mencapai tujuan karir.

d. Melaksanakan Rencana

Rencana mengimplementasikan satu rencana kebanyakan diperlukan iklim

organisasi yang mendukung. Artinya bahwa manajemen tingkat atas harus

3
mengajak semua tingkatan dari manajemen untuk membantu bawahan mereka

dalam meningkatkan karir mereka.

2.2.6 Karir di Bidang Perpajakan

Profesi yang terkait dengan disiplin ilmu perpajakan adalah sebagai berikut

(Mardiasmo, 2018) :

1. Direkorat Jenderal Pajak (DJP)

Direkorat Jenderal Pajak (DJP) adalah suatu lembaga yang diberi

kepercayaan dan tanggung jawab untuk memberikan pelayanan,pembinaan,

dan pengawasan secara langsung kepada wajib pajak tertentu. Menurut

Pandiangan dalam penelitian Dayshandi (2015:4) Profesi ini dikenal sebagai

ujung tombak pengaman penerimaan Negara, sehingga DJP harus berupaya

seoptimal mungkin untuk menggali potensi penerimaan pajak. Berdasakan

Pasal 326 Keputusan Menteri keuangan Nomor 2/KMK.01/2001 ditetapkan

bahwa yang menjadi tugas DJP sebagai salah satu unit di lingkungan

Departemen Keuangan adalah merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan

standardisasi teknis di bidang perpajakan sesuai dengan kebijakan yang

berlaku. Sedangkan fungsi DJP yakni (www.pajak.go.id)

a. Perumusan kebijakan di bidang perpajakan;

b. Pelaksanaan kebijakan di bidang perpajakan

c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang

perpajakan;

d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perpajakan;

e. Pelaksaan administrasi DJP.

3
2. Direkorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC)

Direkorat Jenderal Bea dan Cukai adalah sebuah instansi pemerintah yang

melayani masyarakat di bidang kepabeanan dan cukai. Tugas pokok DJBC

adalah menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang

pengawasan, penegakan hukum, pelayanan dan optimalisasi penerimaan

negara di bidang kepabeanan dan cukai sesuai dengan ketentuan

peraturanperundang-undangan. Sedangkan fungsi DJBC adalah sebagai

berikut (www.beacukai.go.id)

a. Perumusan kebijakan dalam penegakan hukum, pelayanan dan

pengawasan, optimalisasi penerimaan negara dalam bea dan cukai

b. Implementasi kebijakan di bidang supervisi, penegakan hukum,

pelayanan dan optimalisasi penerimaan negara dalam bea dan cukai

c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengawasan,

penegakan hukum, pelayanan dan optimalisasi penerimaan negara dalam

bea dan cukai;

d. Memberikan bimbingan teknis dan pengawasan di bidang supervisi,

penegakan hukum, pelayanan dan optimalisasi penerimaan negara dalam

bea dan cukai;

e. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pengawasan,

penegakan hukum, pelayanan dan optimalisasi penerimaan negara dalam

bea dan cukai;

f. Pelaksanaan administrasi Direkorat Jenderal Bea dan Cukai;

g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh menteri keuangan.

3
3. Konsultan pajak

Konsultan pajak adalah seorang profesional yang bukan karyawan Wajib

Pajak (WP) yang telah memenuhi kualifikasi pendidikan dan memiliki izin

dari Menteri Keuangan untuk memberikan nasehatperpajakan, dapat

menerima kuasa untuk melaksanakan kewajibanperpajakan atas nama WP

dengan menerima imbalan tertentu (fee), meskipun tanggung jawab tetap

berada pada WP itu sendiri.

4. Tax specialist

Tax Specialist adalah seorang profesional yang bukan pegawai DJP dan

bukan Konsultan Pajak, ynag memiliki kemampuan dan latar belakang

perpajakan yang memadai serta memiliki kualifikasi teknis tertentu untuk

melaksanakan seluruh kewajiban dan kepatuhan perpajakan, memberikan

analisa atas setiap permasalahan yang terjadi, serta mengiformasikan dampak

dari setiap perubahan tersebut kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Profesi ini dapat berfungsi sebagai pengelola pajak (Tax Manager) di dalam

perusahaan, pengajar/akademisi ilmu bidang perpajakan, maupin pengamat

serta analis perpajakan.

2.3 Tahapan Dalam Karir

Parvaiz & Ahmed (2016) membagi tahapan karir sebagai berikut:

1. Entry

Merupakan tahap awal pada saat seseorang memasuki suatu lapangan

pekerjaan/organisasi. Tahap ini adalah pintu gerbang pertama yang harus

dilalui oleh semua orang yang mau merajut sebuah jenjang karier yang

3
panjang. Dalam rentang usia ini, seseorang yang baru saja mendapatkan gelar

sarjana S1-nya bisa masuk menjadi karyawan untuk posisi entry level,

misalnya sebagai staf, officer atau masuk dalam program management trainee

atau management development program yaitu program yang menyiapkan

kader pimpinan dan biasanya mempunyai pola career fast track.

2. Tahap pengembangan keahlian dan teknis

Setelah 2 atau 3 tahun menjadi staf, Pada tahap ini, seseorang cenderung

mulai menapaki jenjang karier dan memantapkan bidang pekerjaan yang

dipilih. Selain itu, ia juga berusaha menampilkan prestasi yang baik dalam

pekerjaannya.

3. Midcareer years

Yaitu suatu tahap dimana seseorag mengalami kesuksesan dan peningkatan

kinerja. Pada tahap ini, seseorang cenderung memutuskan untuk tetap

bertahan pada pekerjaan yang telah dijalani dan mulai meningkatkan

kariernya. Biasanya, seseorang mencapai puncak kariernya pada tahap ini.

4. Late career

Merupakan suatu tahap dimana kinerja seseorang sudah stabil. Pada tahap ini,

seseorang cenderung mengalami penurunan energi dan minat pada pekerjaan.

Selain itu, ia juga mulai mengurangi pekerjaannya dan menyerahkannya pada

orang yang lebih muda serta mulai menghadapi masa pensiun.

Dengan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa tahapan karir

merupakan dorongan yang timbul dalam diri seseorang untuk meningkatkan

3
kemampuan pribadinya dalam rangka mencapai kedudukan, jabatan, atau karir yang

lebih baik dari sebelumnya.

2.4 Teori Hirarki Kebutuhan Maslow (Hierarchy of Need Theory)

Hirarchy of Need Theory merupakan teori yang dicetuskan oleh

Abraham Maslow. Di dalam teori ini, terdapat lima kebutuhan yang yang

diungkapkan oleh Maslow yakni (Isnada, 2016)

1. Fisiologis

Kebutuhan fisiologis meliputi kelaparan, kehausan, tempat perlindungan

dan kebutuhan fisik lainnya.

2. Rasa aman

Kebutuhan rasa aman meliputi keamanan dan perlidungan dari bahaya

fisik dan emosional.

3. Sosial

Kebutuhan sosial meliputi kasih sayang, rasa memiliki, penerimaan, dan

persahabatan.

4. Penghargaan

Kebutuhan penghargaan meliputi faktor-faktor internal misalnya rasa

harga diri, kemandirian, dan pencapaian, serta faktor- faktor eksternal

misalnya status, pengakuan, dan perhatian.

5. Aktualisasi diri

Dorongan yang mampu membentuk seseorang untuk menjadi apa,

meliputi pertumbuhan, mencapai potensi kita dan pemenuhan diri

3
2.5 Riset-Riset Sebelumnya

Penelitian Yadnyana & Dewi (2020) bertujuan untuk mengetahui faktor-

faktor penentu minat mahasiswa mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) di

Provinsi Bali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi sosial, motivasi karir,

dan motivasi kualitas berpengaruh positif terhadap minat belajar mahasiswa

Pendidikan Profesi Akuntansi. Di sisi lain, durasi mata kuliah akuntansi berpengaruh

negatif terhadap minat mahasiswa untuk mempelajari program ini. Pentingnya peran

akuntan profesional dalam mewujudkan transparansi dalam kehidupan masyarakat,

dan perekonomian yang bebas dari kecurangan dan kecurangan keuangan

menjadikan peran lembaga akuntansi profesional sangat penting. Keinginan lulusan

untuk melanjutkan studi di program PPAk cenderung rendah dan diharapkan menjadi

dasar bagi pengambil kebijakan dalam merumuskan aturan terkait dengan

perkembangan profesi akuntansi di masyarakat, khususnya di Indonesia

Penelitian Handoyo (2018) menguji hubungan antara motivasi mahasiswa,

kinerja akademik dan komitmen karir terhadap profesi akuntansi pada mahasiswa

sarjana akuntansi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa S1

Akuntansi memilih program studi akuntansi karena motivasi minat intrinsik dan

motivasi minat ekstrinsik dan tidak ada indikasi motivasi yang dipengaruhi oleh

motivasi keyakinan normatif dan motivasi antisipasi konflik.

Penelitian Rosyadi & Sari (2018) menganalisis faktor-faktor yang

mempengaruhi minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi

Akuntansi (PPAk) di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dan Universitas

4
Sebelas Maret Surakarta (UNS). Terdapat tujuh faktor yang diuji dalam penelitian

ini: motivasi sosial, motivasi karir, motivasi ekonomi, motivasi sarjana, motivasi

mencari ilmu, motivasi mutu dan biaya pendidikan. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa motivasi ekonomi, motivasi karir dan motivasi sosial berpengaruh terhadap

sikap mahasiswa akuntansi untuk mengikuti PPAk. Sedangkan motivasi sarjana,

motivasi mencari ilmu, motivasi mutu, dan biaya pendidikan tidak berpengaruh

signifikan terhadap minat mahasiswa akuntansi mengikuti PPAk.

Penelitian Pratama (2017) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi minat

siswa dalam belajar akuntansi. Kerangka penelitian disusun dari teori tindakan

beralasan dan terdiri dari empat faktor: bimbingan sosial; keterampilan siswa;

persepsi profesi; dan harapan karir. Artikel ini menunjukkan bahwa keluarga

mempengaruhi minat belajar akuntansi siswa lebih dari kelompok lain dan keempat

faktor tersebut secara signifikan mempengaruhi minat siswa dalam belajar akuntansi.

Penelitian Sukmayasa et al. (2016) tentang mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi keputusan mahasiswa Jurusan Pendidikan Ekonomi angkatan

2012 dan 2013 dalam memilih mata kuliah konsentrasi, dan faktor yang paling

dominan mempengaruhi keputusan mahasiswa Jurusan Pendidikan Ekonomi

angkatan 2012 dan 2013 dalam memilih mata kuliah konsentrasi. Hasil penelitian

menunjukan bahwa terdapat tujuh faktor yang mempengaruhi keputusan mahasiswa

Jurusan Pendidikan Ekonomi angkatan 2012 dan 2013 dalam memilih mata kuliah

konsentrasi, yaitu faktor kognitif, faktor afektif, faktor ciri-ciri kepribadian, faktor

kebudayaan, faktor keluarga, faktor status sosial, dan faktor kelompok acuan. Faktor

yang paling dominan mempengaruhi keputusan mahasiswa Jurusan Pendidikan

4
Ekonomi ankatan 2012 dan 2013 adalah faktor kognitif yang memiliki variance

explained tertinggi yaitu sebesar 39,470%, artinya bahwa faktor kognitif mampu

menjelaskan keputusan mahasiswa Jurusan Pendidikan Ekonomi angkatan 2012 dan

2013 dalam memilih mata kuliah konsentrasi sebesar 39,470%.

Penelitian Harsha & Adib (2014) meneliti minat, persepsi, dan harapan

mahasiswa akuntansi dalam memilih konsentrasi akuntansi syariah di Universitas

Brawijaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi mahasiswa konsentrasi

akuntansi syariah dan mahasiswa konsentrasi lainnya berasal dari diri sendiri,

keluarga, teman-teman, dan lingkungan. Persepsi mahasiswa yang mengambil

konsentrasi akuntansi syariah memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang

manfaat dan prospek akuntansi syariah dibandingkan mahasiswa yang tidak

mengambil konsentrasi syariah.

Penelitian Abdullah et al., (2018) tentang mengeksplorasi faktor-faktor yang

berpotensi mendorong pengambilan keputusan karir pada dan mengembangkan

model kompetensi pengambilan keputusan karir untuk keputusan karir yang efektif

di kalangan mahasiswa yang lulus. Temuan menunjukkan bahwa ada hubungan yang

signifikan antara pengetahuan diri, pengambilan keputusan karir, dan eksplorasi

pekerjaan. Hasil pengujian invarian model struktural untuk analisis multigroup

menunjukkan validasi model pengetahuan diri, eksplorasi pekerjaan dan

pengambilan keputusan karir.

Penelitian Defriyanto & Purnamasari, (2016) tentang kematangan karir dapat

ditingkatkan dengan menggunakan layanan konseling kelompok pada Peserta

Didik Kelas X Madrasah Aliyah Kotabumi. Jenis peneltian adalah penelitian

4
kuantitatif dengan metode menggunakan Design One Group Pretest – Posttest.

Terdapat pengaruh layanan informasi karir dalam maningkatkan kematangan karir

efektif untuk meningkatkan kematangan karir pada peserta didik di Madrasah Aliyah

Qudsiyah Kotabumi Lampung Utara.

Penelitian Wardah et al., (2020) tentang persepsi tentang pajak dan persepsi

tentang brevet pajak terhadap minat berprofesi di bidang perpajakan. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa persepsi tentang pajak mempengaruhi minat berprofesi di

bidang perpajakan. Hal ini dapat terjadi karena peluang karir di bidang perpajakan

terbuka lebar dan peran pajak yang sangat penting dalam pembangunan

membutuhkan tenaga tenaga professional untuk dapat mengoptimalkan penerimaan

negara dan meningkatkan moral pajak serta kepatuhan pajak. Persepsi tentang brevet

pajak mempengaruhi minat berprofesi di bidang perpajakan. Hal ini dapat terjadi

karena brevet pajak sebagai salah satu langkah yang dapat diambil untuk membekali

diri memasuki dunia kerja bidang perpajakan, sehingga menambah keyakinan diri

dalam penguasaan materi perpajakan terkini serta keahlian di bidang perpajakan

ditandai dengan sertifikat brevet pajak.

Penelitian Janrosi, (2017) tentang persepsi mahasiswa akuntansi tentang pajak

dan brevet pajak terhadap minat berprofesi dibidang perpajakan. Hasil penelitian ini

persepsi mahasiswa akuntansi tentang pajak berpengaruh signifikan terhadap minat

berprofesi dibidang perpajakan, persepsi mahasiswa akuntansi tentang brevet pajak

berpengaruh signifikan terhadap minat berprofesi dibidang perpajakan dan persepsi

mahasiswa akuntansi tentang pajak dan brevet pajak secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap minat berprofesi dibidang perpajakan. Besarnya

4
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen adalah 0,398 persen yang

ditunjukkan oleh R Square yang berarti minat berprofesi dibidang perpajakan

dipengaruhi oleh pajak dan brevet pajak sebesar 39,8 persen sementara 61,2 persen

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

Penelitian Khairunnisa & Kurniawan, (2020) tentang menguji faktor-faktor

yang mempengaruhi Mahasiswa Akuntansi program studi untuk memilih karir di

bidang perpajakan. Model Theory of Reasoned Action dan Theory of Planned

Behavior diintegrasikan dengan empat faktor yang digunakan dalam penelitian ini,

persepsi terhadap profesi perpajakan, bimbingan sosial, efikasi diri, dan harapan

terhadap karir di bidang perpajakan. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner,

diperoleh 120 sampel. Dengan menggunakan metode regresi linier berganda,

penelitian ini menemukan bahwa faktor bimbingan sosial dan harapan terhadap karir

di bidang perpajakan berpengaruh signifikan terhadap niat mahasiswa untuk memilih

karir di bidang perpajakan. berpengaruh signifikan terhadap niat mahasiswa untuk

memilih karir di bidang perpajakan

Penelitian Damayanti, (2019) tentang persepsi, self-efficacy, motivasi,

pertimbangan pasar kerja, nilai-nilai sosial, dan pengaruh orang tua terhadap minat

mahasiswa program studi akuntansi untuk berkarir sebagai konsultan pajak. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, variabel persepsi, self-efficacy, dan

pertimbangan pasar kerja tidak berpengaruh terhadap minat mahasiswa program

studi akuntansi untuk berkarir sebagai konsultan pajak. Sedangkan variabel motivasi,

nilai- nilai sosial, dan pengaruh orang tua berpengaruh terhadap minat mahasiswa

program studi akuntansi untuk berkarir sebagai konsultan pajak. Secara simultan

hasil
4
penelitian menunjukkan bahwa variabel persepsi, self-efficacy, motivasi,

pertimbangan pasar kerja, nilai-nilai sosial, dan pengaruh orang tua mempengaruhi

minat mahasiswa program studi akuntansi untuk berkarir sebagai konsultan pajak

Penelitian Nwobu et al., (2015) bertujuan untuk menguji secara empiris

pilihan karir mahasiswa Akuntansi di perguruan tinggi dan sejauh mana perbedaan

untuk mengejar karir di industri atau akademisi. Isu-isu dominan dalam penelitian ini

dan mereka berasal dari kelangkaan dalam literatur Nigeria pada studi mencari untuk

menilai pilihan karir mahasiswa akuntansi. Hasil dari adanya kesenjangan yang lebar

antara pilihan mahasiswa untuk mengejar karir akuntansi di industri daripada di

bidang akademik membuat penelitian ini merekomendasikan agar ada lebih banyak

insentif untuk mendorong mahasiswa akuntansi untuk menyeimbangkan karir mereka

dengan terlibat dengan akademisi. Badan profesional akuntansi juga dapat

mendorong siswa untuk melanjutkan studi pascasarjana di bidang akuntansi dengan

mensponsori mereka.

Penelitian Ticoi & Albu, (2018) bertujuan untuk menguji motivasi memilih

akuntansi sebagai profesi di Rumania. Makalah ini dimotivasi oleh minat baru-baru

ini di tingkat internasional dalam memahami tren dalam profesi akuntansi. Hasil

menunjukkan kekuatan pendorong di balik komposisi profesi akuntansi dan

menginformasikan sosiologi profesi, yang menarik bagi akademisi dan praktik. Studi

ini berkontribusi pada literatur nasional dan internasional yang muncul yang

menyelidiki profesi akuntansi dengan memberikan informasi konkret tentang

motivasi memilihnya di Rumania.

4
Penelitian Hanlin, (2020) bertujuan untuk menyelidiki faktor-faktor utama

yang mempengaruhi pilihan karir mahasiswa bisnis, terutama mahasiswa akuntansi

di China. Pertama, pengaruh instruktur dan ekspektasi penghasilan yang berperan

dalam memilih karir memiliki hubungan positif yang signifikan dengan kinerja

akademik mahasiswa tradisional China. Ekspektasi pendapatan secara signifikan

memprediksi nilai akuntansi mereka. Kedua, ekspektasi penghasilan, kesempatan

kerja dan status sosial untuk karir masa depan memiliki hubungan yang signifikan

dengan kinerja akademik mahasiswa. Pengaruh keluarga dan status sosial dalam

memilih karir secara signifikan memprediksi kinerja akademik mereka.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu maka peneliti melihat bahwa hampir

semua penelitian dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif sehingga

peneliti tertarik ingin meneliti dengan pendekatan metode kualitatif

2.6 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual berisi uraian singkat tentang konsep teori yang relevan

dengan setiap variabel yang terlibat didalam penelitian, yang dapat diuji, merupakan

satuan analisis dan dapat menjelaskan maupun memprediksi suatu gejala. Kerangka

konseptual dibuat dimaksudkan agar peneliti lebih mudah dalam kelanjutan

penulisan skripsi dimana dengan adanya kerangka konseptual diharapkan lebih

terarah untuk keragaman pengertian.

Menurut Nasution, (2019) minat merupakan suatu kecendurngan yang

menyebabkan seseorang berusaha untuk mencari ataupun mencoba aktivitas-aktivitas

dalam bidang tertentu. Minat juga diartikan sebagai sikap positif terhadap aspek

lingkungan. Selain itu minat juga merupakan kecendrungan yang tetap untuk

4
memperhatikan dan menikmati suatu aktivitas disertai dengan rasa senang. Minat

pribadi merupakan suatu karakteristik keperibadian seseorang yang relatif stabil,

yang cenderung menatap pada diri seseorang. Minat pribadi biasanya dapat langsung

membawa seseorang pada beberapa aktivitas atau topik yang spesifik. Minat pribadi

dapat dilihat ketika seseorang menjadikan sebuah aktivitas atau topik sebagai pilihan

untuk hal yang pasti, secara umum menyukai topik atau aktivitas tersebut,

menimbulkan kesenangan pribadi serta topic atau aktivitas yang dijalani memiliki

arti penting bagi seseorang tersebut.

Pengetahuan adalah segenap apa yang kita ketahui tentang suatu objek

tertentu. Pengetahuan merupakan hasil tahu setelah melakukan penginderaan

terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia,

yakni: indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Menurut Septianah et al.,

(2020) bahwa pengetahuan merupakan hasil penggunaan panca indera dan akan

menimbulkan kesan dalam pikiran manusia.

Motivasi menurut Harsha & Adib, (2014) adalah kesediaan untuk

melaksanakan upaya tinggi untuk mencapai tujuan-tujuan keorganisasian, yang

dikondisikan oleh kemampuan upaya, untuk memenuhi kebutuhan individual tertentu

Seseorang yang tidak termotivasi hanya memberikan upaya minimum dalam

bekerja. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk

berbuat, sehingga motivasi merupakan suatu tenaga yang menggerakan manusia

untuk bertingkah laku di dalam perbuatannya yang mempunyai tujuan tertentu.

4
Berdasarkan pemahaman dan diskusi di atas, maka peneliti menggambarkan

hal itu di dalam sebuah kerangka pemikiran penelitian sebagai berikut

Pilihan Berkarier di Bidang Perpajakan Mahasiswa


Perbanas

Faktor – faktor yang mempengaruhi

Motivasi Pengetahuan Minat

4
BAB 3

METODE PENELITIAN

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan

data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu

didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, rasional, empiris, dan sistematis. “Metode ialah

suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-

langkah sistematis” (Sugiyono, 2016).

Menurut Martono, et.al, (2019) metode penelitian adalah merupakan suatu

proses, yang berjalan terus-menerus, sampai pada waktu tak terbatas yang terkait

administrasi publik.

3.1 Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif yaitu

penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami

oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain – lain

pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode

alamiah.(Moleong, 2004). Penelitian ini adalah penelitian terlibat karena peneliti

adalah bagian dari situs penelitian sebagai mahasiswa aktif Perbanas Institute

Sejalan dengan definisi diatas, menurut Moleong, (2004) metode kualitatif

merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata – kata

tertulis atau lisan dari orang – orang dan perilaku yang diamati. Dalam memperoleh

data deskriptif sebagaimana disebutkan maka peneliti melakukan wawancara

mendalam langsung kepada para informan yang terkait dengan permasalahan yang

4
akan dikaji. Wawancara diperlukan untuk mengkonfirmasi pemahaman dan

pengalaman peneliti selama belajar di Perbanas Institute dengan informan penelitian

sehingga fakta yang teruangkap bukan sekedar subyektifitas peneliti semata

3.2 Unit Analisis

Unit analisis adalah satuan yang diteliti yang bisa berupa individu, kelompok,

benda atau suatu latar peristiwa sosial seperti misalnya aktivitas individu atau

kelompok sebagai subjek penelitian (Sugiyono, 2016). Unit Analisis bertujuan untuk

mengorganisasikan data, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa,

menyususn ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari,

dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain (Martono,

et.al, 2019) Dalam penelitian ini, unit analisis yang digunakan ialah mahasiswa

aktif ABFII Perbanas Institute Jakarta

3.3 Situs Penelitian

Situs penelitian adalah suatu tempat dimana peneliti menangkap keadaan

sebenarnya dari objek yang diteliti untuk memperoleh data atau informasi yang

diperlukan. Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan dalam bab terdahulu,

maka penetapan situs penelitian adalah Perbanas Institute Jakarta. Dengan demikian

penelitian ini adalah studi kasus yang terjadi di Perbanas Institute

3.4 Informan Penelitian dan Metode Penentuan Sampel

Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara

yang dilakukan oleh peneliti dengan sepuluh orang informan, dimana lima informan

penelitian merupakan alumni mahasiswa ABFII Perbanas jurusan Akuntansi dan

5
sudah bekerja di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dan lima informan penelitian

merupakan masih mahasiswa ABFII Perbanas jurusan Akuntansi. Pertanyaan yang

akan diajukan mengenai faktor apa saja yang mempengaruhi minat mahasiswa ABFII

Perbanas jurusan Akuntansi untuk berkarier di bidang perpajakan berdasarkan

pengalaman dan penuturan sepuluh orang informan yang dipilih..

Dalam teknik pengambilan sampel ini peneliti menggunakan teknik sampling

purposive. Menurut Sugiyono (2016) menjelaskan bahwa sampling purposive adalah

teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Dari pengertian diatas agar

memudahkan penelitian, peneliti menetapkan sifat-sifat dan katakteristik yang

digunakan dalam penelitian ini. Sampling bertujuan atau purposive sampling yang

memenuhi kriteria yang ditentukan oleh peneliti. Sampel dalam penelitian ini adalah

Mahasiswa jurusan Akuntansi Konsentrasi Perpajakan Semua Angkatan dan

Mahasswa aktif ABFII Perbanas sebanyak 5 informan sehingga dapat memudahkan

peneliti untuk mendapatkan data yang di harapkan, informan dalam penelitian ini

adalah pihak-pihak mahasiswa aktif ABFII Perbanas Institute Jakarta dan alumni

mahasiswa ABFII Perbanas jurusan Akuntansi dan sudah bekerja di Kantor

Pelayanan Pajak (KPP). Adapun informan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Tabel 1
Informan Penelitian
No Nama Informan Status/Posisi Kode
Penelitian
1 RA Mahasiswa ABFII Perbanas R1
jurusan akuntansi berkerja
dibidang perpajakan
2 KF Mahasiswa ABFII Perbanas R2
jurusan akuntansi berkerja
dibidang perpajakan

5
3 RP Mahasiswa ABFII Perbanas R3
jurusan akuntansi berkerja
dibidang perpajakan
4 IP Mahasiswa ABFII Perbanas R4
jurusan akuntansi berkerja
dibidang perpajakan
5 IR Mahasiswa ABFII Perbanas R5
jurusan akuntansi berkerja
dibidang perpajakan
6 MTR Mahasiswa ABFII Perbanas R6
jurusan akuntansi belum berkerja
dibidang perpajakan
7 IZ Mahasiswa ABFII Perbanas R7
jurusan akuntansi belum berkerja
dibidang perpajakan
8 AP Mahasiswa ABFII Perbanas R8
jurusan akuntansi belum berkerja
dibidang perpajakan
9 CTA Mahasiswa ABFII Perbanas R9
jurusan akuntansi belum berkerja
dibidang perpajakan
10 AZA Mahasiswa ABFII Perbanas R10
jurusan akuntansi belum berkerja
dibidang perpajakan

3.5 Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data

3.5.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

berdasarkan pengalaman mahasiswa Perbanas Institute. Data Primer ialah jenis dan

sumber data penelitian yang di peroleh secara langsung dari sumber pertama (tidak

melalui perantara), baik individu maupun kelompok. Peneliti sebagai pihak yang

terlibat dalam proses juga merupakan salah satu data primer dan sumber data utama

data penelitian.

5
Itulah sebabnya maka peengalaman dan persepsi peneliti perlu dikonfirmasi lewat

wawancara dengan informan penelitian

3.5.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data primer dalam peneliitian dilakukan menggunakan

berbagai cara sebagai bagian dari triangulasi data penelitian. Triangulasi adalah

teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik

pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan

pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulan data

yang sekaligus menguji kreadibilitas data, yaitu mengecek treadibilitas data dengan

berbagai teknik pengumpulan data dan sebagai sumber data. Menurut (Sugiyono,

2018) menyatakanbahwa tujuan dari triangulasi bukan untuk mencari kebenaran

tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada peningkatan pemahaman

penelititerhadap apa yang telah ditemukan. Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah wawancara, observasi terlibat dan FGD yang akan dijelaskan

berikut ini.

3.5.2.1 Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara (interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan

itu (Moleong, 2004) . Ciri utama wawancara adalah kontak langsung dengan tatap

muka antara pencari informasi dan sumber informasi. Dalam wawancara sudah

disiapkan berbagai macam pertanyaan-pertanyaan tetapi muncul berbagai pertanyaan

lain saat meneliti. Peneliti melakukan wawancara mahasiswa ABFII Perbanas

5
jurusan Akuntansi untuk mendapatkan data atau informasi yang di butuhkan.

Kemudian

5
peneliti juga melakukan pengumpulan data dengan metode observasi. Metode

observasi ialah metode pengumpulan data primer dengan melakukan pengamatan

terhadap aktivitas dan kejadian tertentu yang terjadi pada usaha tersebut untuk

mendapatkan data atau informasi yang sesuai dengan apa yang di lihat dan sesuai

dengan kenyataannya.

3.5.2.2 Observasi Terlibat

Dalam observasi ini, peneliti terlibat dalam kegiatan sehari-hari orang

yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil

melakukan penelitian, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data,

dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang

diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari

setiap perilaku yang nampak. Observasi ini dilakukan untuk mengamati faktor apa

saja yang mempengaruhi minat mahasiswa ABFII Perbanas jurusan Akuntansi untuk

berkarier di bidang perpajakan. Dalam hal ini peneliti menggunakan observasi

partisipatif, di mana peneliti merupakan bagian dari mahasiswa ABFII Perbanas

jurusan Akuntansi untuk berkarier di bidang perpajakan

3.5.2.3 Focus Group Discussion

Focus Group Discussion (FGD) adalah teknik pengumpulan data yang

umumnya dilakukan pada penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan makna

sebuah tema menurut pemahaman sebuah kelompok. FGD dimaksudkan untuk

menghindari permaknaan yang salah dari seorang peneliti terhadap fokus masalah

yang sedang diteliti. FGD adalah kelompok diskusi bukan wawancara. FGD dalam

penelitian ini digunakan sebagai alat pengumpulan data pra-research yang bertujuan

5
untuk mendapatkan data dan gambaran awal tentang faktor apa saja yang

mempengaruhi minat mahasiswa ABFII Perbanas jurusan Akuntansi untuk berkarier

di bidang perpajakan melalu pembentukan applikasi Zoom dan WhatsApp. Jumlah

informan untuk FGD dengan WhatsApp berjumlah 10 orang.

3.6. Pengolahan dan Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis data kualitatif. Data-data yang sudah diperoleh dan dikumpulkan dianalisis

dengan membuat kategori agar mempermudah dalam penafsirnan data. Masing-

masing data yang dikaitkan untuk memperoleh hubungan agar sampai pada

kesimpulan yang sudah di kategorikan terlebih dahulu.

Menurut Sugiyono, (2016) menyatakan bahwa, analisis data adalah proses

mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,

catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan

temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan

mengorganisasikan data, menjabarkannya kedalam unit-unit, melakukan sintesa,

menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan

membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Dalam melakukan analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan

berlangsung secara menerus sampai tuntas, yaitu data reduction, data display, dan

conclusion drawing (verifikacion).

a. Data reduction (Reduksi Data)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup lama banyak, untuk itu

maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan, semakin

5
lama penelitian ke lapanagan, maka jumlah dat akan semakin banyak,

kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui

reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang

pokok, memfokuskan pada hal-hal penting.

b. Data display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah melakukan display

data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam

bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya.

Dengan melakukan display data, maka akan memudahkan untuk memahami

apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah

dipahami tersebut.

c. Conclusion Drawing (Verification)

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles & Huberman,

(2014) adalah penarikan kesimpulan data verifikasi. Kesimpulan awal yang

dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak

ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan

data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap

awal, didukung oleh bukti-bukti valid dan konsisten saat peneliti kembali

kelapangan pengumpulan data, maka kesimpulan yang dikemukakan

merupakan kesimpulan

5
BAB 4

ANALISA DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Perbanas Institute (ABFI Institute Perbanas) adalah lembaga pendidikan

tinggi pertama yang menyelenggarakan pendidikan di bidang keuangan dan

perbankan. Lembaga ini berawal dari Yayasan Pendidikan Perbanas (YPP) yang

didirikan secara resmi sebagai badan hukum pada 19 Februari 1969. Saat itu Yayasan

Pendidikan Perbanas mendirikan Akademi llmu Perbankan, yang kemudian

berkembang menjadi Akademi Akuntansi dan Perbankan (AAP) dan kini menjadi

STIE Perbanas Jakarta. Saat ini STIE Perbanas memiliki dua jurusan, yaitu Jurusan

Manajemen dan Jurusan Akuntansi.

Dalam perkembangannya, melalui pancaroba dan dinamika pasang surut

perubahan lingkungan industri dan pendidikan yang dihadapi, AIP (Akademi Ilmu

Perbankan) Perbanas kemudian berganti nama menjadi AAP (Akademi Akuntansi

dan Perbankan). Hal ini dilakukan mengingat perkembangan kebutuhan atas staf

akuntan dan perbankan yang semakin meningkat pada masa-masa tersebut.

Dengan diintrodusirnya berbagai paket kebijakan ekonomi pemerintah yang

dimulai dengan paket kebijakan Oktober 1988 (pakto 88), maka dimulailah era baru

pertumbuhan industri perbankan yang begitu pesat pada masa itu. Indonesia kala itu

menjadi salah satu negara di Asia Pasifik yang dijuluki sebagai Macan Asia dengan

tingkat pertumbuhan ekonomi yang sangat fantastis. Industri perbankan tanpa

terkecuali mencatat tingkat pertumbuhan volume dan kuantitas yang sangat luar

5
biasa.

5
Melihat perkembangan tersebut, AAP (Akademi Akuntansi Perbankan)

kemudian dikembangkan menjadi STIE (Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas)

Jakarta. Perubahan menjadi ABFI Institute Perbanas yang kemudian dikenal dengan

Perbanas Institute Jakarta dilakukan untuk merespons kebutuhan tenaga professional

pada level managerial dalam bidang perbankan, akuntansi dan manajemen yang

semakin tinggi pada periode 90-an. Yayasan Pendidikan Perbanas berketetapan hati

untuk melakukan penggabungan STIE Perbanas dan STIMIK Perbanas Jakarta untuk

kemudian membentuk ABFI Institute Perbanas yang disahkan melalui Surat

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 209/D/O/2007

tentang penggabungan STIE dan STIMIK Perbanas menjadi Institut Keuangan

Perbankan dan Informatika Asia (IKPIA Perbanas) tertanggal 23 Oktober 2007 yang

kemudian dikenal sebagai Perbanas Institute Jakarta

Fakultas Ekonomi dan Bisnis adalah salah satu fakultas yang berada di dalam

Institut Keuangan Perbankan dan Informatika Asia (IKPIA) Perbanas atau Perbanas

Institute, dibawah naungan Yayasan Pendidikan Perbanas. Jumlah bank anggota

Perbanas (Perhimpunan Bank Nasional) saat ini adalah sebanyak 78 bank.

4.2 Minat Mahasiswa Untuk Belajar di Bidang Perpajakan

Menurut Foerthiono & Sadjiarto (2014), minat adalah ketertarikan dari dalam

diri seseorang terhadap suatu hal, dan hal tersebut mendorong seseorang melakukan

suatu keputusan/tindakan. Sedangkan Zaid (2015) berpendapat bahwa minat

merupakan ketertarikan akan suatu hal yang menimbulkan keinginan untuk selalu

memusatkan perhatiannya pada hal tersebut. Pada dasarnya minat dan motivasi

6
merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Motivasi dan minat merupakan

alasan dari setiap tindakan yang dilakukan seseorang termasuk dalam pemilihan

karir. Peluang mahasiswa jurusan akuntansi untuk berkarir

dalam bidang perpajakan di Indonesia sangat terbuka lebar. Seiring

diadakannya tax amnesty pada tahun 2017, pemerintah Indonesia berharap

penerimaan negara yang berasal dari sektor pajak akan dapat dikumpulkan secara

maksimal, sehingga Dirjen Pajak semakin memperketat penerapan peraturan

perpajakan. Dampaknya, bukan Dirjen pajak saja yang membutuhkan calon

pegawai dengan pengetahuan perpajakan akan tetapi perusahaan-perusahaan

BUMN dan swasta juga membutuhkan tenaga kerja dengan pengatahuan

perpajakan. Keadaan ini mebuat calon tenaga kerja yang mempunyai kemampuan

di bidang akuntansi dan perpajakan sekaligus akan

memiliki nilai yang lebih baik.

Minat mahasiswa ABFII Perbanas Jurusan Akuntansi untuk berkarier di

Bidang Perpajakan, maka peneliti menanyakan apakah Anda merasa belajar banyak

tentang Perpajakan yang Anda gunakan selama waktu luang Anda. Menurut R1

menyatakan bahwa:

“Karena saya ada minat kerja di bidang perpajakan, saya merasa harus
membekalkan diri dengan ilmu pajak untuk menambah value diri saya.”

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh R2 yang menyatakan bahwa:

“Karena saya berangan – angan untuk bisa bekerja di Kementerian

Keuangan” Pendapat serupa juga dikemukakan oleh R3 yang menyatakan bahwa:


“Pajak kan banyak macamnya ya ada PPN, PPh, pajak penjualan atas barah
mewah, pajak bumi dan bangunan banyak bgt jenisnya jadi penting banget
untuk belajar lebih agar memahami”

6
Pendapat serupa juga dikemukakan oleh R4 yang menyatakan bahwa:
“Tentunya belajar Karena dikehidupan sehari hari pasti berhubungan dengan
pajak kayak PPN yang distruck dan saya punya cita – cita untuk bisa bekerja
di Kementerian Keuangan”

Untuk lebih memperkuat penelitian tentang Minat mahasiswa ABFII

Perbanas yang sudah berkarier di Bidang Perpajakan, maka peneliti menanyakan

apakah Anda merasa belajar banyak tentang Perpajakan yang Anda gunakan selama

waktu luang Anda. Menurut R1 menyatakan bahwa:

“Karna pajak teorinya banyak, banyak yang harus dimengerti dari segi hukum
perpajakan, dari segi pengenaan tarif pajaknya lalu hak – hak dan kewajiban
WP dan sifaatnya akan selalu di update kebijakannya jadi di waktu luang
tetep banyak belajar untuk pajak.”

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh R2 yang menyatakan bahwa:

Karena dari background pekerjaan konsulatan jadi lebih mendalami di waktu


luang membaca tentang pajak yang akan di handle

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh R3 yang menyatakan bahwa:

Kalau belajar banyak saat waktu luang sih, itu pas masih kuliah pasti belajar
tujuannya untuk mengerti lebih lanjut, tp untuk saat ini saat sedang kerja
belajar di waktu luang ketika ada materi pajak/ treatment yg kurang yakin dan
paham”

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh R4 yang menyatakan bahwa:


“Lumayan banyak, karna pajak banyak banget, luas tidak mungkin
semuanya menguasai, terutama disaya banyak WP yang menanyakan
treatmentnya seperti apa, jadi kalo ada waktu luang saya cari tau lebih
lanjut”

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh R5 yang menyatakan bahwa:

6
“Kalo menurut pengalaman yang saya saat belajar dan bekerja di bidang
perpajakan materi pajak itu ituu banyak dan luas tidak cukup hanya

6
dimengerti saja, dan lebih dalam harus dipelajari dan dipahami secara
komprehensif dari aspek hukum pajaknya, dasar pengenaan pajak, dari
aspek penetapan pajak, sengketa pajak, dan hak-hak lainnya. Menurut saya
banyak aspek yang harus di pahami, selain itu masih banyak manfaat lain
yang dapat diperoleh dari belajar pajak, dan karna saya kebetulan berkerja
dibidang pajak keuntungan yang saya dapat banyak terutama untuk di karir
bagus, daan saya fikir sih karena alasan inilah banyak orang yang kemudian
mengikuti kelas untuk mempelajari tentang perpajakan seperti brevet A B
dan C”

Untuk lebih memperkuat penelitian tentang Minat mahasiswa ABFII

Perbanas yang sudah berkarier di Bidang Perpajakan, maka peneliti menanyakan

apakah Anda merasa belajar banyak tentang Perpajakan yang Anda gunakan selama

waktu luang Anda. Menurut R1 menyatakan bahwa:

Pastinyaa senang karena ilmu tentang perpajakan sangat terpakai dalam


bidang pekerjaan saya sekarang

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh R2 yang menyatakan bahwa:

Seneng, apa lagi materi yang dikuliah terpakai di kerjaan di konsultan pajak
ilmu perpajakan terpakai bgt

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh R3 yang menyatakan bahwa:

Pastinyaa senang karena ilmu tentang perpajakan sangat dibutuhkan dalam


bidang pekerjaan saya sekarang dan baru menyadarinya keetika ilmunya
terpakai.

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh R4 yang menyatakan bahwa:

Kalo merasa senang ketika bisa memberikan informasi / ilmu tentang


perpajakan ke WP bisa mengarahkan harusnya seperti apa sesuai peraturan
dan ilmunya

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh R5 yang menyatakan bahwa:

Merasa senang dengan ilmu perpajakannya berguna banget tapi belum puas,
karna kalo merasa puas menjadi malas lagi untuk belajar sedangkan dipajak
6
itu

6
tidak bisa merasa puas dan selesai tidak mempelajarinya lagi, dan harus tetep
belajar lagi.

Bidang perpajakan terdapat beberapa tipe spesialisasi. Menurut Khairunnisa

& Kurniawan, (2020) contoh-contoh karir di bdang perpjakan antara lain tax

specialist dan staff yang bekerja untuk internal perusahaan baik BUMN atau swasta,

tax consultant, dan pegawai DJP. Terdapat perbedaan peran antara ketiga profesi di

bidang perpajakan tersebut. Pegawai DJP mempunyai peran utama untuk

mengamankan penerimaan pajak negara. Tax specialist berperan bagi perusahaan

sebagai pengelola pajak, pengamat dinamika perpjakan, atau pengajar. Tax

consultant berperan bagi wajib pajak baik perseorangan maupun badan sebagai

penasehat dan dapat bertindak untuk melaksanakan kewajiban perpjakan atas nama

wajib pajak jika menerima kuasa dari wajib pajak

Peneliti menanyakan apakah Anda merasa senang dengan kemampuan

Perpajakan Anda di luar kelas. Menurut R1 menyatakan bahwa

“Pastinya, dosen saya pernah bilang ilmu perpajakan berguna juga untuk
kehidupan sehari – hari, contohnya PPN setiap beli barang dikenakan PPn
jadi kita tau alasan mengenakan ppn dan untuk apa fungsinya”

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh R2 yang menyatakan bahwa:

“Jujur saja sampe saat ini ilmu Perpajakan saya masih sangat rendah sekali
dan bisa dibilang dibawah rata – rata. Namun karena minat dan tekad saya
untuk kedepannya dapat bekerja di perpajakan maka saya cba lebih luas lagi
memperdalam tentang belajar pajak”

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh R3 yang menyatakan bahwa:


“Pastinya karna menurut saya ilmu perpajakan dibutuhkan juga di kehidupan
sehari hari, jadi kalo ada yang nanya sasa sebagai yang pernah belajar pajak
bisa menjawab sesuai ilmu saya.”

6
Pendapat serupa juga dikemukakan oleh R4 yang menyatakan bahwa:
iyaa, saya pernah dengar kalo ilmu perpajakan berguna juga untuk kehidupan
sehari – hari, contohnya PPN setiap beli barang di mini market di strucknya
dikenakan PPn jadi kita tau dan mengerti alasan mengenakan ppn dan untuk
apa kegunaan ppnnya

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh R5 yang menyatakan bahwa:


Senang belajar pajak banyak jenisnya paling seneng PPN dan PPh tapi karna
PPh belum belum praktekin langsung.

Untuk lebih memperkuat penelitian tentang Minat mahasiswa ABFII

Perbanas yang sudah berkarier di Bidang Perpajakan, maka peneliti menanyakan

apakah Anda merasa senang dengan kemampuan Perpajakan Anda di luar kelas.

Menurut R1 menyatakan bahwa:

Pastinyaa senang karena ilmu tentang perpajakan sangat terpakai dalam


bidang pekerjaan saya sekarang

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh R2 yang menyatakan bahwa:

Seneng, apa lagi materi yang dikuliah terpakai di kerjaan di konsultan pajak
ilmu perpajakan terpakai banget

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh R3 yang menyatakan bahwa:

Pastinyaa senang karena ilmu tentang perpajakan sangat dibutuhkan dalam


bidang pekerjaan saya sekarang dan baru menyadarinya ketika ilmunya
terpakai.

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh R4 yang menyatakan bahwa :

Kalo merasa senang ketika bisa memberikan informasi / ilmu tentang


perpajakan ke WP bisa mengarahkan harusnya seperti apa sesuai peraturan
dan ilmunya

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh R5 yang menyatakan bahwa :

6
Merasa senang dengan ilmu perpajakannya berguna banget tapi belum puas,
karna kalo merasa puas menjadi malas lagi untuk belajar sedangkan dipajak
itu tidak bisa merasa puas dan selesai tidak mempelajarinya lagi, dan harus
tetep belajar lagi.

Dewasa ini, banyak sekali orang yang masih belum mengerti tentang pajak

dan juga tidak senang dengan pajak. Oleh karena itu pengetahuan tentang pajak

sangat dibutuhkan sejak dini untuk membentengi masyarakat dari stereotype pajak

yang buruk dan salah yang dimulai dari lingkungan keluarga, sekolah, dan

masyarakat. Di lingkungan keluarga misalnya, orang tua bisa memberikan

pemahaman bahwa kemudahan akses yang dimiliki keluarga, ketercukupan Sumber

Daya Alam, dan juga banyaknya penyedia kebutuhan sehari hari adalah hasil dari

membayar pajak setiap bulannya.

Pada saat berada di lingkungan sekolah, guru bisa mengajarkan bahwa karena

pajaklah mereka bisa menikmati fasilitas sekolah karena bangunan sekolah, fasilitas

yang ada di sekolah, dana operasional sekolah dan juga gaji dari guru-guru mereka

berasal dari uang pajak yang dibayarkan warga negara yang taat membayar pajak.

Kemudian dari lingkungan masyarakat, bisa belajar bahwa fasilitas umum yang bisa

dinikmati oleh masyarakat adalah hasil dari uang pajak yang digunakan untuk

membangun sarana dan prasarana yang akan berguna untuk masyarakat luas karena

bisa menjadi jembatan untuk tercapainya pemerataan kesejahteraan sosial dan

ekonomi.

4.3 Motivasi Mahasiswa Untuk Berkarier di Bidang Perpajakan

Menurut Harsha & Adib, (2014) menyatakan bahwa motivasi kerja tidak

berbeda dari motivasi pada umumnya. Hanya saja, motivasi kerja difokuskan pada

perilaku-perilaku yang relevan dalam situasi pekerjaan dan merupakan keinginan


6
individu untuk menunjukkan tingkah laku tertentu dan dapat dikatakan sebagai faktor

niat yang menentukan tingkah laku yang berhubungan dengan pekerjaan.

Ringkasnya, motivasi kerja merupakan proses psikologis yang mendasari seseorang

berperilaku tertentu dalam situasi pekerjaan (Janrosi, 2017)

Menurut Arif et al., (2017) berpendapat bahwa dalam proses motivasi perlu

ditetapkan terlebih dahulu tujuan organisasi. Setelah tujuan organisasi ditetapkan,

para karyawan harus dimotivasi kearah tujuan itu. Hal yang penting dalam proses

motivasi adalah mengetahui keinginan karyawan dan tidak hanya melihat dari sudut

kepentingan pimpinan atau perusahaan saja. Komunikasi yang baik antara atasan dan

bawahan harus dilakukan. Bawahan harus mengetahui apa yang akan diperolehnya

dan syarat apa saja yang harus dipenuhi (Fadilla & Abdullah, 2019) . Proses motivasi

perlu untuk menyatukan tujuan organisasi dan tujuan kepentingan bersama

Untuk mengetahui motivasi mahasiswa ABFII Perbanas Jurusan Akuntansi

untuk berkarier di Bidang Perpajakan, maka peneliti menanyakan seberapa

termotivasi perasaan Anda bekerja pada bidang Perpajakan saat ini. Menurut

keseluruhan informan menyatakan bahwa mereka tertarik banget bisa berkerja di

bidang pajak karena peluang kerjanya juga banyak dan beberapa terdapat bekerja di

bidang pajak. Circle beberapa yang bekerja di perpajakan seihngga semakin tertarik

bisa berkerja di bidang perpajakan juga.

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh R2 dan R5 yang menyatakan bahwa

mereka sangat tertarik. Adanya motivasi pada mahasiswa terhadap peminatan karir

perpajakan tentunya akan sangat mempengaruhi karir itu sendiri. Banyak mahasiswa

yang berfikiran kalau bidang perpajakan itu menyulitkan, karena di dalam konsep

6
perpajakan banyak sekali peraturanperaturan yang selalu ganti setiap tahunnya, dan

banyak juga perhitungan untuk menghitung pajak setiap wajib pajaknya.

Untuk lebih memperkuat penelitian tentang mahasiswa ABFII Perbanas yang

sudah berkarier di Bidang Perpajakan, maka peneliti menanyakan motivasi perasaan

Anda untuk bekerja pada bidang Perpajakan saat ini. Menurut R1 menyatakan

bahwa:

Karena tertarik banget untuk mendalami dan memperluas pajak karna


konsultan sesuai kebutuhan klien

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh R2 yang menyatakan bahwa :

Sangat termotivasi karna banyak ilmu perpajakan yang dapat di


implementasikan, kalo ada kesempatan tertarik banget untuk lebih mendalami
tentang pajak

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh R3 yang menyatakan bahwa:

Tertarik banget dengan bidang perpajakan makanya termotivasi untuk


memperluas ilmu perpajakan untuk menunjang perkerjaan

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh R4 yang menyatakan bahwa :

Sepertinya berkarir di bagian pajak sesuatu yang pass dengan background


Pendidikan dan kemampuan saya

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh R5 yang menyatakan bahwa :

Dari Orang tua awalnya dari SMK sudah termotivasi dan menurut saya
merupakan passion saya di perpajakan

Minimnya pengetahuan mahasiswa yang hanya mendapat ilmu perpajakan

dari perkuliahannya, sehingga membuat mereka berfikir bahwa perpajakan itu

menyulitkan, tetapi ada pula mahasiswa yang mungkin dari awal telah memiliki

7
minat

7
untuk berkarir di bidang perpajakan, terdapatnya minat dalam diri mahasiswa dapat

didorong dari motivasi yang mendasarinya.

Peneliti kembali menanyakan mengapa Perpajakan membuat Anda lebih

termotivasi untuk bekerja. Menurut R1 menyatakan bahwa tertarik banget bisa

berkerja di bidang pajak. Pendapat serupa juga dikemukakan oleh R2 yang

menyatakan bahwa tertarik banget untuk berkarier di bidang perpajakan, peluang

kerjanya juga banyak. Pendapat serupa juga dikemukakan oleh R3 yang menyatakan

bahwa tertarik banget, di sekitar saya ada beberapa yang kerja di bidang pajak.

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh R4 yang menyatakan bahwa karena dari

circle saya ada beberapa yang bekerja di perpajakan jadi semakin tertarik banget bisa

berkerja di bidang perpajakan juga. Pendapat serupa juga dikemukakan oleh R5 yang

menyatakan bahwa tertarik banget untuk berkarier di bidang perpajakan, peluang

kerjanya juga banyak

Untuk lebih memperkuat penelitian tentang mahasiswa ABFII Perbanas yang

sudah berkarier di Bidang Perpajakan, maka peneliti menanyakan mengapa

Perpajakan membuat Anda lebih termotivasi untuk bekerja. Menurut R1 menyatakan

bahwa:

Motivasi untuk berkerja dengan memperluas ilmu pajak untuk mendukung


kinerja di konsultan
Pendapat serupa juga dikemukakan oleh R2 yang menyatakan bahwa :

Karena awalnya jobdesc ketika mendalami perpajakan adanya minat dari diri
sendiri untuk mengembangkan ilmu berguna juga di pekerjaan

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh R3 yang menyatakan bahwa:

Secara jobdesc ilmu pajak menjadi motivasi diri sendiri untuk


mengembangkan ilmu pajak dan seiring berjalannya waktu semakin minat

7
dengan pajak

7
Pendapat serupa juga dikemukakan oleh R5 yang menyatakan bahwa :

Karna kerja dibidang perpajakan banyak tantangan, jadi tidak monoton sesuai
dengan kejadian kejadian ekonomi yang terjadi, dan berkaitan dengan ilmu
akuntansi dan ilmu perpajakan yang sudah di pelajari selama di perkuliahan

Apabila seorang mahasiswa serta fresh graduate sudah menentukan

tujuannya maka seorang mahasiswa tersebut memiliki semangat serta usaha secara

maksimal dan optimal untuk mewujudkan tujuannya tersebut. Tentunya mahasiswa

serta fresh graduate setelah menempuh pendidikan tujuan akhirnya ialah mencari

pengalaman seperti berkarir atau berprofesi di bidang tertentu. Secara optimal dan

maksimal melakukan berbagai cara serta usaha untuk mewujudkan berkarir atau

berprofesi di bidang perpajakan. Dengan motivasi yang tinggi seorang mahasiswa

menginginkan adanya peningkatan keahlian demi pengembangan karir, seperti

mengikuti seminar, pelatihan dan bergabung dalam group discussion atau himpunan

di dalam kampus maupun di luar kampus. Serta menginginkan hal lain misalnya gaji

yang diterima dan fasilitas yang diberikan.

Pada tahap awal untuk mengukur pemilihan karir pada mahasiswa ABFII

Perbanas jurusan Akuntansi untuk berkarier di bidang perpajakan dilakukan dengan

menggunakan teori pilihan karir. Pilihan karir merupakan salah satu proses

pembuatan keputusan terpenting dalam kehidupan individu. Pilihan karir juga

merupakan aspek kehidupan sosial seseorang yang tidak dapat terelakkan karena hal

tersebut merupakan salah satu proses pembuatan keputusan setelah individu

melewati beberapa tahap perkembangan dalam hidupnya. Dalam tahap ini

mahasiswa akan diberikan beberapa alasan terkait untuk menunjukkan kepada

7
orang-orang pada masing-masing peranan

7
atau status mereka dalam menggunakan pengalaman sosial yaitu yang terkait dengan

alasan pemilihan karir mahasiswa karena adanya mengikuti kegiatan.

Seorang individu memanfaatkan pemilihan karir dapat dilihat dari tujuan

yang mendasari seseorang untuk mengikuti dan menemukan kegiatan tersebut.

Dalam faktor penunjang dan faktor penghambat pemilihan karir, seseorang tentunya

mempunyai tujuan dalam pemilihan karir, sebagai alasan seseorang secara umum

pilihan karir merupakan suatu proses dari individu untuk mempersiapkan dirinya

untuk memasuki tahapan yang berhubungan dengan pekerjaan (Khairunnisa &

Kurniawan, 2020)

Peneliti kembali menanyakan menurut mereka apa yang akan membantu

Anda termotivasi untuk bekerja pada bidang Perpajakan. Menurut R1 menyatakan

bahwa :

Kalau saya adanya keinginan dan niat yang saya miliki untuk bekerja pada
bidang Perpajakan terus keluarga juga mendukung

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh R2 yang menyatakan bahwa :

Saya termotivasi untuk bekerja pada bidang Perpajakan atau yang handle

pajak Pendapat serupa juga dikemukakan oleh R3 yang menyatakan bahwa:

Motivasi dan niat yang saya miliki untuk bekerja pada bidang Perpajakan

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh R4 yang menyatakan bahwa :

Kalau saya adanya keinginan dan niat yang saya miliki untuk bekerja pada
bidang Perpajakan apalagi di circle saya banyak yg kerja di perpajakan dan
kebetulan keluarga juga mendukung

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh R5 yang menyatakan bahwa:

7
Saya termotivasi untuk bekerja pada bidang Perpajakan karena melihat
peluang kerjanya banyak

7
Untuk lebih memperkuat penelitian tentang mahasiswa ABFII Perbanas yang

sudah berkarier di Bidang Perpajakan, maka peneliti menanyakan bagamana gaji

yang Anda dapatkan atas kontribusi anda dalam bekerja pada bidang Perpajakan.

Menurut R1 menyatakan bahwa:

Pribadi pertanyaan alhamdulillah cukup buat anak istri

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh R2 yang menyatakan bahwa :

Jawabannya pasti Relatif, tapi kalo di diri saya pribadi lebih dari cukup

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh R3 yang menyatakan bahwa:

Sejauh yang diterima cukup memuaskan untuk saya pribadi sesuai dengan
jobdesc yang saya kerjakan

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh R4 yang menyatakan bahwa :

Tergantung yaa, tapi sebagai PNS di bilang berlebihan tidak tapi cukup aja

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh R5 yang menyatakan bahwa :

Kalo menurut saya alhamdulillah cukup memuaskan, setimpal dengan


perkejaan dan dapat ilmunya juga

Menurut R3 dan R4 menyatakan bahwa untuk gaji sesuai dengan hasil knerja

yang kita kontribusikan setiap harinya. Berdasarkan Perpres 37 Tahun 2015

menyatakan bahwa gaji pegawai pajak tinggi merupakan bentuk reward sekaligus

punishment. Reward atas upaya pegawai pajak buat dapat target dengan ketentuan

sebagai berikut:

a. Realisasi penerimaan pajak 95 persen atau lebih dari target penerimaan pajak,

tunjangan kinerja sampai dengan 100 persen.


7
b. Realisasi penerimaan pajak 90 persen sampai dengan kurang dari 95 persen

dari target penerimaan pajak, tunjangan kinerja 90 persen.

c. Realisasi penerimaan pajak 80 persen sampai dengan kurang dari 90 persen

dari target penerimaan pajak, mendapat tunjangan kinerja 80 persen.

d. Realisasi penerimaan pajak 70 persen sampai dengan kurang dari 80 persen

dari target penerimaan pajak, tunjangan kinerja yang bisa dibawa pulang

hanya 70 persen.

e. Realisasi penerimaan pajak kurang dari 70 persen dari target penerimaan

pajak, tunjangan kinerja yang dikantongi hanya 50 persen.

Kemampuan Finansial merupakan salah satu faktor penting yang

mempengaruhi Minat Mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk Berkarir Dibidang

Perpajakan dengan mengharapkan gaji awal yang tinggi, kenaikan gaji yang relatif

cepat, serta adanya dana pensiun. Penghargaan Finansial yang didapatkan dari

berkarir dibidang perpajakan contohnya konsultan pajak apabila perusahaan atau

klien yang menggunakan jasa konsultan pajak merupakan perusahaan yang besar,

maka penghargaan finansial yang diterima akan besar, sehingga minat mahasiswa

jurusan akuntansi untuk berkarir dibidang perpajakan juga akan semakin meningkat.

Pengakuan Profesional mendorong mahasiswa untuk memilih karir dibidang

perpajakan karena ada kepuasan tersendiri ketika memperoleh pengakuan profesional

atau pengakuan prestasi kerjanya dalam karir dibidang perpajakan, mengingat

dibutuhkan keahlian tertentu, waktu yang tidak sebentar dan jenjang karir yang

panjang. Mahasiswa yang memilih berkarir dibidang perpajakan menganggap bahwa

profesi yang mereka pilih akan memberikan banyak kesempatan untuk berkembang.

7
Mahasiswa memiliki pertimbangan terhadap lapangan pekerjaan yang diinginkan

seperti lapangan pekerjaan tersebut mudah diketahui atau diakses dan lapangan

pekerjaan tersebut memberikan rasa aman yang tinggi atau tidak mudah di PHK,

karir dibidang perpajakan seperti yang sudah diketahui banyak orang dapat mudah

diakses atau diketahui sehingga pertimbangan pasar kerja dibidang perpajakan

dapat meningkatkan minat mahasiswa jurusan akuntansi untuk berkarir dibidang

perpajakan

Mengingat pentingnya keberadaan Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)

bagi mahasiswa Akuntansi maka diperlukan motivasi dalam diri mahasiswa dengan

mengikuti pendidikan sehingga dapat membantu menciptakan akuntan perpajakan

yang professional. Menurut Tarmizi & Restuti, (2015), motivasi adalah proses yang

dimulai dengan definisi fisiologis atau psikologis yang menggerakan perilaku atau

dorongan yang ditunjukan untuk tujuan insentif. Terdapat keyakinan bahwa perilaku

manusia ditimbulkan oleh motivasi. Dengan demikian, ada sesuatu yang mendorong

(memotivasi) seseorang untuk berbuat sesuatu. Sementara menurut (Harsha & Adib,

2014) motivasi adalah konsep yang dipakai untuk menguraikan keadaan ekstrinsik

yang menstimulasi perilaku tertentu dan respon instrinsik yang ditampilkan dalam

perilaku

Respon intrinsik disebut juga sebagai motif (pendorong) yang mengarahkan

perilaku ke arah perumusan kebutuhan atau pencapaian tujuan. Stimulasi ekstrinsik

dapat berupa hadiah atau insentif, mendorong individu melakukan atau mencapai

sesuatu. Jadi motivasi adalah interaksi instrinsik dan ekstrinsik yang dapat dilihat

berupa perilaku atau penampilan. Motivasi berperan sentral sebagai sesuatu yang

8
menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja

giat dan antusias mencapai hasil yang optimal.

Berdasarkan temuan data yang telah diperoleh peneliti dari hasil wawancara

di lapangan yang telah disajikan dan diuraikan sebelumnya, maka perlu dilakukan

analisa lebih lanjut dengan mengaitkan ke beberapa teori, konsep, pendapat para ahli

dan penelitian-penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan permasalahan yang

diangkat. Pada bab analisa data ini peneliti akan menganalisis dan membahas

lebih lanjut mengenai berbagai faktor sebagaimana yang telah dijelaskan dalam bab

pertama. Peneliti mengidentifikasi hasil dari temuan data mengenai faktor apa saja

yang mempengaruhi minat mahasiswa ABFII Perbanas jurusan Akuntansi untuk

berkarier di bidang perpajakan.

Dimana peneliti mengindentifikasi mengenai pengalaman sosial, interaksi

dengan orang tua, potensi-potensi yang dimiliki, aspirasi orang tua, keadaan sosial

ekonomi orang tua, pengetahuan tentang dunia kerja, minat, pertimbangan karir, dan

sikap dalam pembuatan keputusan karir berpengaruh terhadap pemilihan karir pada

mahasiswa ABFII Perbanas jurusan Akuntansi untuk berkarier di bidang perpajakan.

Data-data temuan dari hasil penenilitian pada bab sebelumnya, kemudian

diklasifikasikan dengan mengacu pada kepentingan faktor-faktor pemilihan karir

yang dimiliki oleh mahasiswa. Berikut ini diberikan penjelasan mengenai pokok

bahasan yang mengkaji tentang faktor apa saja yang mempengaruhi minat

mahasiswa ABFII Perbanas jurusan Akuntansi untuk berkarier di bidang perpajakan.

Berikut ini disajikan analisa data yang dibahas oleh peneliti yang selanjutnya dapat

digunakan untuk

8
menjawab permasalahan penelitian dengan mengaitkan dengan refrensi terdahulu

sebagai pembanding.

Peneliti kembali menanyakan apa yang akan membantu mereka termotivasi

untuk bekerja pada bidang Perpajakan. Menurut R1 menyatakan bahwa:

“kalo saya adanya keinginan dan niat yang saya miliki untuk bekerja pada
bidang Perpajakan terus keluarga juga mendukung”

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh R2 yang menyatakan bahwa:

“Saya termotivasi untuk bekerja pada bidang Perpajakan atau yang handle
pajak.”

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh R3 yang menyatakan bahwa:

Motivasi dan niat yang saya miliki untuk bekerja pada bidang

Perpajakan Pendapat serupa juga dikemukakan oleh R4 yang menyatakan

bahwa:
Kalo saya adanya keinginan dan niat yang saya miliki untuk bekerja pada
bidang Perpajakan apalagi di circle saya banyak yg kerja di perpajakan dan
kebetulan keluarga juga mendukung

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh R5 yang menyatakan bahwa:


Saya termotivasi untuk bekerja pada bidang Perpajakan karena melihat
peluang kerjanya lebih besar.

Untuk lebih memperkuat penelitian tentang mahasiswa ABFII Perbanas yang

sudah berkarier di Bidang Perpajakan, maka peneliti menanyakan apa yang akan

membantu mereka termotivasi untuk bekerja pada bidang Perpajakan. Menurut R1

menyatakan bahwa:

Menurut saya yang membantu adalah motivasi diri sendiri untuk memperluas
ilmu yang dipergunakan untuk di klien

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh R2 yang menyatakan bahwa :

8
Yang membantu minat jadi dengan minat membuat kita ingin belajar
mendalami pajak untuk menunjak perkerjaan

8
Pendapat serupa juga dikemukakan oleh R3 yang menyatakan bahwa:

Yang pertama dan utama adalah adanya minat, karena apabila tidak ada rasa
tertarik dengan dunia perpajakan pasti malas apalagi belajar lebih lanjut

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh R4 yang menyatakan bahwa :

Rasa ingin tahu (minat) untuk mempelajari ilmu pajak serta menganalisa
peraturan pajak

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh R5 yang menyatakan bahwa :

Yang utama dari dalam diri saya sendiri untuk bekerja di bidang Perpajakan
karena saya memang nyaman dan menyukai bidang Perpajakan, kalo tidak
suka sesuatu pasti merasa beban untuk menjalaninya.
Menurut Kaswan (2014), karir adalah pekerjaan dari hasil pelatihan dan

pendidikan yang dilakukan oleh seseorang dalam waktu tertentu. Pernyataan

tersebut sesuai dengan hasil yang didapatkan peneliti dari penyebaran kuisoner

kepada mahasiswa bahwa mengikuti kegiatan peningkatan soft skill (pelatihan)

menjadi dasar dalam pemilihan karir sebagaimana variabel pengalaman sosial.

Hal ini disebabkan karena hasil tersebut mampu membuktikan bahwa minat

mahasiswa jurusan akuntansi untuk berkarir dibidang perpajakan akan terbentuk

apabila masing-masing mahasiswa telah memiliki persepsi berkarir dibidang

perpajakan seperti proses perkuliahan pajak akan membantu ketika berkarir dibidang

perpajakan, pengetahuan terkait pajak akan sangat bermanfaat dalam karir dibidang

perpajakan, sebelum berkarir dibidang perpajakan perlu mengikuti pelatihan untuk

pengembangan karir, dan berkarir dibidang perpajakan akan menambah kemampuan

interpersonal seperti kemampuan bekerjasama dan kelompok

8
Dalam penelitian diatas, mahasiswa menjelaskan bahwa motivasi yang timbul

dari dalam diri mahasiswa jurusan akuntansi dapat menumbuhkan minat

mahasiswa jurusan akuntansi untuk berkarir dibidang perpajakan, seperti

mendapatkan pekerjaan sesuai dengan latar belakang pendidikan, menngkatkan

keahlian dalam mengaplikasikan pengetahuan perpajakan, meningkatkan

kemampuan berprestasi didalam pekerjaan, mendapatkan pekerjaan yang

memberikan gaji tambahan, dan ingin mendapatkan pengetahuan berkaitan dengan

peran dan tanggung jawab yang akan dimiliki ketika berada ditengah-tengah

masyarakat.

Motivasi untuk bekerja pada bidang Perpajakan terjadi dimungkinkan karena

banyak mahasiswa akuntansi yang masih ingin mengasah atau meningkatkan

kualitasnya saat berkarier dalam bidang perpajakan, serta mendorong seseorang

melakukan sesuatu secara terus menerus, yang ia lakukan tersebut akan menjadi

suatu kebiasaan dan akan meningkatkan kemampuan dalam dirinya. Seperti halnya

pada saat bekerja dalam bidang perpajakan, maka pekerjaan tentang pajak yang

dilakukan akan menjadi suatu kebiasaan dan dapat meningkatkan kualitas atau

kemampuan pajak pada diri masing-masing individu yang melakukannya. Mulai dari

menghitung, membayar, melaporkan sendiri pajak yang disetorkan, memberikan

pemahaman yang lebih tentang ketentuan umum serta tata cara perpajakan, sampai

mengerti isu-isu kebijakan atau peraturan perpajakan terbaru.

Peneliti kembali menanyakan hal yang membuat mereka tertarik untuk

mempelajari Perpajakan di ABFII Perbanas. Menurut R1 menyatakan bahwa:

Untuk melanjuti pendidikan niat untuk bekerja, dimana lulusan kampus


Perbanas mudah mencari kerja

8
Pendapat serupa juga dikemukakan oleh R2 yang menyatakan bahwa :

8
Karena saya menginginkan pekerjaan di bidang perpajakan atau yang
berhubungan dengan pajak

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh R3 yang menyatakan bahwa:

Awalnya terdapat minat dan karena jurusan yang saya pilih Akuntansi dan
mendapatkan mata kuliah Perpajakan tapi menjadi semakin minat dengan
perpajakan

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh R4 yang menyatakan bahwa :

Untuk melanjuti pendidikan sesuai minat dan yang pasti karena adanya niat
untuk berkerja, dimana akreditas Perbanas cukup bagus dan lulusan Kampus
Perbanas mudah dalam mencari kerja.

Untuk lebih memperkuat penelitian tentang mahasiswa ABFII Perbanas yang

sudah berkarier di Bidang Perpajakan, maka peneliti menanyakan hal yang membuat

mereka tertarik untuk mempelajari Perpajakan di ABFII Perbanas. Menurut R1

menyatakan bahwa:

“Pertama karena alumninya bagus – bagus, dan kedua menurut saya lebih
focus ke ilmu ekonomi FEBnya bagus, dan ketiga karna FEBnya bagus
otomatis perpajakannya bagus dan dosen pajaknya terakreditas “

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh R2 yang menyatakan bahwa :

Diliat dari alumninya bagus, FEB nya akreditasnya bagus dan di tambah
lokasi Perbanas strategis, alumni STAN banyak juga yang lanjut di Perbanas
jadi terpercaya

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh R3 yang menyatakan bahwa:

Saya di kantor handle pajak jadi ingin mendalami perkerjaan saya dengan
ilmu pengetahuan pajak jadi berguna untuk dikantor

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh R4 yang menyatakan bahwa :


8
Satu perpajakan kampus terkanal bagus di Jakarta dan strategis

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh R5 yang menyatakan bahwa :

Karena sesuai dengan latar belakang pendidikan saya juga Mahasiswa D3


Perpajakan Perbanas, ketika di D3 ada beberapa lab pajak dan saya suka
banget jadi semakin lebih mengerti. Selain itu termotivasi untuk memberikan
sumbangsihnya ke pekerjaan saya saat ini sehingga dapat mengaplikasikan
pengetahuan perpajakan yang dimiliki untuk memecahkan masalah
perpajakan dalam pekerjaan saya saat ini.

Motivasi berkarir di bidang perpajakan, yaitu suatu kekuatan atau energi

mahasiswa yang dapat menimbulkan dorongan terhadap keinginan batinnya untuk

meminati karir di bidang perpajakan guna memenuhi target atau tujuannya, antara

lain enginginkan pekerjaan di bidang perpajakan karena sesuai dengan pendidikan di

jurusan akuntansi, meningkatkan keahlian dalam mengaplikasikan pengetahuan

perpajakan untuk memecahkan masalah-masalah riil dalam kehidupan sehari-hari,

dan meningkatkan kemampuan berprestasi ketika berkarir di bidang perpajakan,

mendapatkan pekerjaan yang memberikan gaji tambahan (di luar gaji pokok, seperti

honor) yang tinggi, dan mendapatkan pengetahuan berkaitan dengan peran dan

tanggung jawab yang akan dimiliki ketika berada di tengah-tengah masyarakat

Berdasarkan wawancara yang telah dlakukan kepada Mahasiswa aktif ABFII

Perbanas dan Alumni ABFII Perbanas jurusan Akuntansi yang sudah bekerja di

bidang perpajakan menunjukkan bahwa mereka minat ke konsentrasi perpajakan

karena mereka sudah bekerja di bidang pajak. Motivasi bekerja bidang perpajakan

pada Alumni ABFII Perbanas jurusan Akuntansi diartikan sebagai motivasi yang

timbul akibat adanya dorongan seorang untuk mendapatkan dan

meningkatkan ilmu
8
pengetahuan serta kemampuan dalam segi hukum perpajakan baik dari segi pengenaan

8
tarif pajak, hak dan kewajiban Wajib Pajak, dan sifatnya akan selalu di update

kebijakannya. Pengetahuan akan perpajakan dapat mempengaruhi minat mahasiswa

mengikuti perpajakan.

Hal tersebut menunjukkan bahwa motivasi yang dimiliki oleh mahasiswa

jurusan akuntansi untuk bekerja di sektor perpajakan sangat mempengaruhi minat

mereka untuk benar-benar bekerja di sektor perpajakan. Motivasi mereka untuk

berkarir di bidang perpajakan antara lain dilandasi oleh motif-motif, yaitu

berharap bekerja disektor pajak karena telah sesuai dengan pendidikan pada

jurusan akuntansi, menambah keahlian dalam penerapan pengetahuan pajak untuk

mencari jalan keluar dari sebuah masalah dalam kehidupan nyata dan menambah

kemampuan berprestasi pada saat bekerja disektor perpajakan.

Dengan adanya kecocokan personalitas seseorang dengan pekerjaan dibidang

perpajakan dan pekerjaan tersebut mencerminkan personalitas seseorang yang

bekerja secara professional maka pemilihan karir mahasiswa jurusan akuntansi

dibidang perpajakan akan semakin meningkat. Personalitas juga berhubungan dengan

slah satu kecocokan pada profesi yaitu kepribadian. Hal ini disebabkan karena nilai-

nilai sosial adalah nilai yang berhubungan dengan lingkungan seperti bagaimana

seseorang berinteraksi dengan orang lain dimana dilakukan untuk menunjukkan

kemampuan yang dimiliki. Semakin tinggi nilai sosial yang dimiliki oleh mahasiswa

maka hal tersebut akan membuat mahasiswa memilih karir dibidang perpajakan.

9
BAB 5

KESIMPULAN DAN KETERBATASAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dijabarkan diatas mengenai faktor

apa saja yang mempengaruhi minat mahasiswa ABFII Perbanas jurusan Akuntansi

untuk berkarier di bidang perpajakan, maka kesimpulan dalam penelitian ini antara

lain:

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perpajakan merupakan konsentrasi

favorit mahasiswa jurusan akuntansi Perbanas Institute Jakarta. Persepsi

tentang pajak seorang mahasiswa bisa diketahui dari pernyataan tentang

informasi yang telah diterima sebelumnya tentang pajak. Berdasarkan

informasi dan pengetahuan yang telah dimiliki mengenai pajak terutama

setelah mahasiswa menempuh mata kuliah perpajakan, setiap mahasiswa akan

memiliki pendapat masing-masing mengenai pajak dan dunia perpajakan.

Intepretasi-intepretasi dari setiap mahasiswa tentang pajak sangat mendukung

sejauh mana mereka mengetahui atau bahkan tertarik dengan dunia

perpajakan. Menurut informan mahasiswa aktif jurusan akuntansi Perbanas

Institute Jakarta menyatakan bahwa informan merasa belajar banyak tentang

perpajakan karena mereka memiliki minat kerja di bidang perpajakan dengan

membekalkan diri dengan ilmu pajak untuk menambah value diri saya, selain

itu adanya berangan – angan untuk bisa bekerja di Kementerian Keuangan.

Menurut informan yang sudah bekerja di bidang perpajakan menyatakan

9
bahwa pengalaman pada saat belajar dan bekerja di bidang perpajakan, materi

9
pajak sangat banyak dan luas tidak hanya cukup dimengerti saja namun harus

dipahami secara komprehensif dari aspek hukum pajaknya, dasar pengenaan

pajak, dari aspek penetapan pajak, sengketa pajak, dan hak-hak lainnya.

Banyak aspek yang harus dipahami selain itu masih banyak manfaat lain yang

dapat diperoleh dari belajar pajak. Dalam mengasah kemampuan materi

tentang perpajakan, mayoritas informan menjawab mereka lebih menyukai

pelajaran mengenai PPh 21 karna terkait payroll jadi sesuai dengan

perkerjaan (Jobdesc), selain itu terdapat juga PPh Badan, PPn, TP Doc,

dispute (sengeketa) karena dalam dunia pekerjaan semua ilmu pajak terpakai.

2. Motivasi berpengaruh terhadap minat mahasiswa program studi Akuntansi

untuk berkarir dalam perpajakan karena dalam penelitian ini, semua informan

ingin memiliki karir yang sesuai dengan latar belakang pendidikannya.

Menurut informan mahasiswa aktif jurusan akuntansi Perbanas Institute

Jakarta menyatakan bahwa motivasi mahasiswa program studi Akuntansi

untuk berkarir dalam perpajakan karena adanya keinginan dan niat untuk

bekerja pada bidang Perpajakan dan mendapat dukungan keluarga dengan

adanya circle yang bekerja di perpajakan. Mereka juga berpendapat bahwa

terdapat keuntungan apabila mereka bekerja di bidang perpajakan, antara lain

adanya jenjang karir, rasa minat terhadap pajak tersalurkan, pendapatan yang

didapatkan lebih mencukupi, serta adanya circle yang bekerja di bidang

perpajakan

Menurut informan yang sudah bekerja di bidang perpajakan menyatakan

bahwa motivasi untuk berkarir dalam perpajakan menyatakan bahwa motivasi

9
untuk berkerja dengan memperluas ilmu pajak untuk mendukung kinerja di

konsultan. Karena awalnya jobdesc ketika mendalami perpajakan adanya

minat dari diri sendiri untuk mengembangkan ilmu berguna juga di pekerjaan

untuk mengembangkan ilmu pajak dan seiring berjalannya waktu semakin

minat dengan pajak. Selain itu, bekerja di bidang perpajakan banyak

tantangan dan tidak monoton sesuai dengan kejadian kejadian ekonomi yang

terjadi, dan berkaitan dengan ilmu akuntansi dan ilmu perpajakan yang sudah

di pelajari selama di perkuliahan.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan utama penelitian ini adalah bahwa data dengan lima informan

mahasiswa aktif jurusan akuntansi Perbanas Institute Jakarta dan lima informan yang

sudah bekerja di bidang perpajakan tidak dimaksudkan sebagai keumuman atau

jeneralisasi seluruh mahasiswa Strata Satu (S1) Akuntansi di Perbanas Institute.

9
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, N., Hussin, N., Shonubi, O. A., Ghazali, S. R., & Abu Talib, M. (2018).
Career decision-making competence, self-knowledge, and occupational
exploration: A model for university students. Journal of Technical Education
and Training, 10(1), 71–81. https://doi.org/10.30880/jtet.2018.10.01.006
Ajzen. (2005). Attitudes, Personality and Behavior. University Press.
Arif, E., Hasibuan, H., & Wulandari, S. (2017). Pengaruh budaya Organisasi dan
Disiplin KerjaTerhadap Kinerja Pegawai Pada Universitas Muslim Nusantara
Al- Washliyah. Jurnal Pendidikan Sosial Humaniora, 2(1), 173–178.
Bargmann, C., Thiele, L., & Kauffeld, S. (2021). Motivation matters: predicting
students’ career decidedness and intention to drop out after the first year in
higher education. Higher Education. https://doi.org/10.1007/s10734-021-00707-
6
Conlon, T. (2004). Career Development Challenges for the 21st Century Workplace:
A Review of the Literature. Online Submission, 779–786.
Defriyanto, & Purnamasari, N. (2016). Pelaksanaan Layanan Bimbingan Konseling
Karir dalam Meningkatkan Minat Siswa dalam Melanjutkan Studi Kelas XII di
SMA Yadika Natar. KONSELI: Jurnal Bimbingan Dan Konseling (E-Journal),
3(2), 206–220.
Departemen Pendidikan Indonesia. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai
Pustaka.
Dik, B. J., O’donnell, M. B., Shim, Y., Steger, M. F., Duffy, R. D., & Allan, B. A.
(2015). Purpose and Meaning in Career Development Applications. The
Counseling Psychologist, 43(4), 558–585.
https://doi.org/10.1177/0011000014546872
Fadilla, P. F., & Abdullah, S. M. (2019). Faktor Pengambilan Keputusan Karier Pada
Siswa Sma Ditinjau Dari Social Cognitive Theory. Psikostudia : Jurnal
Psikologi, 8(2), 108. https://doi.org/10.30872/psikostudia.v8i2.3049
Flores, L. Y. (2017). Journal of Career Development: Recommendations for Future
Journal Practices for Integrating Career Theory, Research, and Practice.
Integrating Theory, Research, and Practice in Vocational Psychology: Current
Status and Future Directions, 148–154. https://doi.org/10.17125/svp2016.ch15
Handoyo, S. (2018). Study Motivation, Academic Performance and Career
Commitment in Accounting Profession. Dinamika Pendidikan, 13(1), 106–118.
https://doi.org/10.15294/dp.v13i1.13816
Hanum, Z., Hasibuan, J., & Muda, I. (2020). The Effect of Perception and Motivation
of Students to Interest in Choosing Tax Concentration. May.
https://doi.org/10.4108/eai.8-10-2018.2288747
9
Harsha, T. P., & Adib, N. (2014). Survey Tentang Minat Mahasiswa Akuntansi
Dalam Memilih Konsentrasi Akuntansi Syariah Di Universitas Brawijaya.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, 3(1), 6–48.
http://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/view/1620/1486
Hedge, J. W., & Rineer, J. . (2017). Improving Career Development Opportunities
Through Rigorous Career Pathways Research. RTI Press Publication, March,
20.
Idrus, R. (2015). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa Jurusan
Akuntansi untuk Berkarir Dibidang Perpajakan (Studi Empiris pada Universitas
Riau, Uin Sultan Syarif Kasim, Universitas Islam Riau, dan Universitas
Lancang Kuning). Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas
Riau, 2(1), 1– 13.
Ismail, A., Madrah, H., & Ismail, Y. (2013). Mediating Role of Career Development
in the Relationship between Career Program and Personal Outcomes. Makara
Human Behavior Studies in Asia, 17(1), 43.
https://doi.org/10.7454/mssh.v17i1.1806
Isnada, I. (2016). Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Pegawai pada
Sekretariat Daerah Kabupaten Dairi Sumatera Utara. E-Jurnal Katalogis, 4(2),
62–75.
Janrosi, V. S. E. (2017). Analisis Persepsi Mahasiswa Akuntansi Tentang Pajak dan
Brevet Pajak Terhadap Minat Berprofesi Di Bidang Perpajakan. Jurnal
Akuntansi Keuangan Dan Bisnis, 10(2), 17–24.
https://jurnal.pcr.ac.id/index.php/jakb/article/view/1421
Kartika Damayanti, A. K. (2019). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat
Mahasiswa Program Studi Akuntansi untuk Berkarir Sebagai Konsultan Pajak.
Jurnal Edukasi (Ekonomi, Pendidikan Dan Akuntansi), 7, 29–34.
Khairunnisa, S., & Kurniawan, R. (2020). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat
Mahasiswa Akuntansi Untuk Berkarir di Bidang Perpajakan (Studi pada
Mahasiswa Akuntansi Universitas Andalas). Jurnal Akuntansi Trisakti, 7(2),
175–190.
Larson, L. M., & Armstrong, P. I. (2014). Occupational knowledge in college
students : Examining relations to career certainty , career decision-making self-
efficacy , and interest congruence by Kathryn M . Pesch A thesis submitted to
the graduate faculty in partial fulfillment of the requirement.
Legault, L. (2020). Encyclopedia of Personality and Individual Differences.
Encyclopedia of Personality and Individual Differences, November 2016.
https://doi.org/10.1007/978-3-319-28099-8
Lexy J Moleong. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya.
Mardiasmo. (2018). Perpajakan Edisi Revisi. Penerbit Andi.
Martono, N., Utami, S. P. T., Yuwono, E., & Rahardjo, M. (2019). METODE
9
PENELITIAN KUANTITATIF: Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder (S. P. T.

9
Utami (ed.); 2nd, Cet.6 ed.). PT. Rajagrafindo Persada.
Merdekawati, D., & Sulistyawati, A. (2011). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pemilihan Karir Akuntan Publik dan Non Akuntan Publik. Jurnal Ilmu Ekonomi
ASET, 13(1), 36589. https://media.neliti.com/media/publications/36589-ID-
faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pemilihan-karir-akuntan-publik-dan-non-
akuntan-p.pdf
Miles, M. B. A. M. H. (2014). Qualitative Data Analysis, A Methods
Sourcebook,Edition 3. Sage Publications.
Mulhall, S. (2015). Career and Career Development. Strategic HRM: Research and
Practi Ce in Ireland, February.
Nasution, H. (2019). Perencanaan Karir Mahasiswa Setelah Wisuda Pascasarjana.
Consilium : Berkala Kajian Konseling Dan Ilmu Keagamaan, 6(1), 1.
https://doi.org/10.37064/consilium.v6i1.4736
Nwobu, O., Faboyede, S. O., & Oyewo, B. (2015). ACCOUNTING STUDENTS’
CHOICE TO PURSUE A CAREER IN THE INDUSTRY OR\nACADEMICS:
LESSONS FROM SELECTED PRIVATE NIGERIAN UNIVERSITIES.
ICERI2015: 8TH INTERNATIONAL CONFERENCE OF EDUCATION,
RESEARCH AND\nINNOVATION, November, 1252–1260.
Omotayo, A., Esther, A., & Ibiyinka, S. (2014). Career Development as a
Determinant of Organizational Growth Modelling the. 3(7), 67–76.
Pratama, A. (2017). Factors Affecting Students’ Learning Interest in an Accounting
Study Programme: A Study in Bandung City, West Java, Indonesia. Review of
Integrative Business and Economics ResearchOnlineCDROM, 6(2), 295–311.
Prayidyaningrum, S., & Djamaludin, M. D. (2016). Theory of Planned Behavior to
Analyze the Intention to Use the Electronic Money. Journal of Consumer
Sciences, 1(2), 1. https://doi.org/10.29244/jcs.1.2.1-12
Putra, A. (2019). Jumlah Akuntan Indonesia Masih Minim di Tingkat ASEAN.
Tagar.Id. https://www.tagar.id/jumlah-akuntan-indonesia-masih-minim-di-
tingkat-asean
Raharja, S., & Liany, D. (2020). Factors Affecting Accounting Students In Choosing
Accounting Career Path. Jurnal Dinamika Akuntansi, 12(2), 100–113.
https://doi.org/10.15294/jda.v12i2.24169
Rosyadi, R. I., & Sari, S. P. (2018). Analysis of Factors that Influence the Interest of
Accounting Students Following Accounting Professional Education.
International Summit on Science Technology and Humanity (ISETH), Iseth,
310– 318.
Septianah, T. I., Solehati, T., & Widianti, E. (2020). Hubungan Pengetahuan, Tingkat
Pendidikan, Sumber Informasi, dan Pola Asuh dengan Pernikahan Dini pada
Wanita. Jurnal Riset Hesti Medan Akper Kesdam I/BB Medan, 4(2), 73.
https://doi.org/10.34008/jurhesti.v4i2.138
9
Shaito, F. (2019). Career Development : An Overview. Career Development,
October, 1–23. https://doi.org/10.13140/RG.2.2.14081.81760
Shin, S., Lee, J. K., & Ha, M. (2017). Influence of career motivation on science
learning in Korean high-school students. Eurasia Journal of Mathematics,
Science and Technology Education, 13(5), 1517–1538.
https://doi.org/10.12973/eurasia.2017.00683a
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitataif dan R&D (p. 80).
Alfabeta.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.
Sukmayasa, I. K., Zukhri, A., & Sujana, I. N. (2016). Analisis Faktor Yang
Mempengaruhi Keputusan Mahasiswa Dalam Pemilihan Mata Kuliah
Konsentrasi Jurusan Pendidikan Ekonomi Angkatan 2012 Dan 2013. Jurnal
Pendidikan Ekonomi Undiksha, 6(1).
Suwidagdho, D., & Dewi, S. P. (2020). The Challenge of Career Guidance and
Counseling during the Covid-19 Pandemic. KONSELI : Jurnal Bimbingan Dan
Konseling (E-Journal), 7(2), 117–122. https://doi.org/10.24042/kons.v7i2.7502
Tarmizi, R., & Restuti, J. (2015). Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Mahasiswa
Akuntansi untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAK) di Propinsi
Lampung. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, 6(1).
https://doi.org/10.36448/jak.v6i1.568
Ticoi, C.-F., & Albu, N. (2018). What factors affect the choice of accounting as a
career? The case of Romania. Journal of Accounting and Management
Information Systems, 17(1), 137–152.
https://doi.org/10.24818/jamis.2018.01007
Tri, S. (2014). TEACHING STYLE AND STUDENTS’ INTERESTIN LEARNING
ENGLISH. STKIP Muhammadiyah Wilayah Jambi Di Sungai Penuh, 17.
Turner, S. L., & Lapan, R. T. (2013). Promotion of career awareness, development,
and school success in children and adolescents. In S. D. Brown & R. W. Lent
(Eds.), Career development and counseling: Putting theory and research to
work.
Wang Hanlin. (2020). Factors affecting accounting students’ career choice.
Wenzhou- Kean University, 15(1), 75–84.
Wardah, S., Wida Mulyati, B. S., & Shinta Eka Kartika. (2020). Minat Mahasiswa
Akuntansi Stie Amm Mataram Berprofesi Di Bidang Perpajakan. Jurnal
Aplikasi Akuntansi, 5(1), 1–20. https://doi.org/10.29303/jaa.v5i1.81
Yadnyana, I. K., & Dewi, N. L. P. T. (2020). What Determines Interest in Becoming
a Student of Professional Accounting? Journal of Asian Finance, Economics
and Business, 7(10), 1119–1127.
https://doi.org/10.13106/jafeb.2020.vol7.no10.1119

9
LAMPIRAN

1
PERTANYAAN WAWANCARA

Sumber : Andreas Höggren. 2017 dan Ferdiansah, et.al, 2020

1. Apakah Anda merasa belajar banyak tentang Perpajakan yang Anda gunakan

selama waktu luang Anda?

2. Pernakah anda merasa senang dengan kemampuan Perpajakan Anda di luar

kelas?

3. Apakah Anda merasa seperti Anda belajar banyak Perpajakan yang Anda

gunakan selama pelajaran?

4. Bagaimana cara yang Anda lakukan ketika Anda menemukan materi tentang

Perpajakan yang tidak Anda mengerti di kelas?

5. Apakah ada saat-saat di mana Anda merasa senang dengan kemampuan

materi tentang Perpajakan Anda di sekolah? Yang mana?

6. Seberapa termotivasikah perasaan Anda untuk bekerja pada bidang

Perpajakan saat ini?

7. Mengapa Perpajakan membuat Anda lebih termotivasi untuk bekerja?

8. Bagamana gaji yang Anda dapatkan atas kontribusi anda dalam bekerja pada

bidang Perpajakan?

9. Hal – hal apa saya yang membuat Anda tertark untuk mempelajari Perpajakan

di ABFII Perbanas?

10. Apa yang mendasari Anda untuk termotivasi pada karir di bidang Perpajakan?

11. Apa saja keuntungan yang anda rasakan dalam bekerja di bidang Perpajakan?

12. Apakah anda bercita – cita untuk menjadi Akuntan Pajak dimasa depan?

Anda mungkin juga menyukai