Anda di halaman 1dari 145

SANKSI PERPAJAKAN MEMODERASI FAKTOR-FAKTOR

YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK


ORANG PRIBADI DI KOTA CIREBON

SKRIPSI
Bidang Kajian : Perpajakan
Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan
Program Sarjana Program Studi Akuntansi
Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon

Disusun Oleh:

MENTARI PERMATA HATI


NPM. 118040287

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON
2022
Terakreditasi B BAN-PT
LEMBAR PENGESAHAN

SANKSI PERPAJAKAN MEMODERASI FAKTOR-FAKTOR


YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK
ORANG PRIBADI DI KOTA CIREBON

SKRIPSI

Bidang Kajian : Perpajakan


Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan
Program Sarjana Program Studi Akuntansi
Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon

Disusun Oleh:
MENTARI PERMATA HATI
NPM. 118040287

Tim Pembimbing
Ketua Anggota

Siti Nur Hidayati, SE., M.Si., Ak., CA Rina Destiana, SE., M.Si

Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Ketua Program Studi

Dr. Drs. H. Acep Komara SE., M.Si., CSRS Junaedi Yusup., SE., M.Si., Ak., CA
LEMBAR PERSETUJUAN

SANKSI PERPAJAKAN MEMODERASI FAKTOR-FAKTOR


YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK
ORANG PRIBADI DI KOTA CIREBON

SKRIPSI

Bidang Kajian : Perpajakan


Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan
Program Sarjana Program Studi Akuntansi
Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon

Disusun Oleh:
MENTARI PERMATA HATI
NPM. 118040287

Bahwa skripsi ini telah disidangkan pada hari , tanggal Agustus 2022
Tim Penguji
Ketua Anggota

……………………….. ………………………..
SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Mentari Permata Hati
NPM : 118040287
Program Studi : Akuntansi
Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa karya ilmiah skripsi dengan judul
“SANKSI PERPAJAKAN MEMODERASI FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI
KOTA CIREBON”, benar-benar merupakan karya ilmiah yang orsinil dan bukan
plagiat yakni tidak melakukan penjiplakan pada karya tulis milik orang lain.
Apabila dikemudian hari ditemukan atau terdapat bukti-bukti yang akurat secara
ilmiah terjadi plagiat, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sesuai hukum
yang berlaku.

Cirebon, …… Agustus 2022


Peneliti

(Mentari Permata Hati)


MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

“Barang Siapa keluar untuk mencari sebuah ilmu, maka ia akan berada

dijalan Allah hingga ia kembali”

(HR Tirmidzi)

“Tidak ada kesuksesan tanpa kerja keras. Tidak ada keberhasilan tanpa

kebersamaan. Tidak ada kemudahan tanpa do’a”

-Ridwan Kamil-

PERSEMBAHAN

1. Skripsi ini merupakan persembahan untuk diri sendiri yang mampu

menyelesaikan skripsi ini.

2. Skripsi ini merupakan persembahan istimewa untuk ibu yang telah mengisi

dunia saya dengan begitu banyak kebahagiaan.

3. Skripsi ini merupakan wujud bakti dan terima kasihku untuk dosen

pembimbing yang selalu mengarahkanku dalam menyusun skripsi ini

dengan penuh kesabaran.

4. Skripsi ini merupakan persembahan untuk orang yang saya cintai. Terima

kasih atas dukungan, perhatian, dan kebijaksanaan.


SANKSI PERPAJAKAN MEMODERASI FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI
KOTA CIREBON

Mentari Permata Hati


mentaripermatah@gmail.com
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi Universitas Swadaya
Gunung Jati 2022

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kesadaran wajib pajak,
kualitas pelayanan, dan pengetahuan perpajakan dengan sanksi perpajakan sebagai
pemoderasi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan
deskriptif. Populasi yang diambil dalam penelitian ini ialah wajib pajak orang
pribadi di Kota Cirebon secara acak. Jumlah sampel yang diambil adalah 110 orang.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan kuesioner yang
dibagikan secara langsung. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan
data primer yang dikumpulkan melalui survey kuesioner.
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
regresi linear berganda dan analisis regresi moderasi dengan pendekatan uji
Moderated Regression Analysis (MRA) menggunakan SPSS for Windows. Analisis
regresi linear berganda untuk hipotesis kesadaran wajib pajak, pengetahuan
perpajakan, dan kualitas pelayanan. Sedangkan analisis regresi dengan uji MRA
untuk hipotesis kesadaran wajib pajak, pengetahuan perpajakan, dan kualitas
pelayanan yang di moderasi oleh sanksi perpajakan. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa kesadaran wajib pajak, kualitas pelayanan, pengetahuan
perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Variabel sanksi
perpajakan berperan sebagai semu moderator yang memperkuat hubungan antara
variabel dependen dengan variabel independen.

Kata kunci : Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan Perpajakan, Kualitas


Pelayanan, Sanksi Perpajakan, Kepatuhan Wajib Pajak
SANKSI PERPAJAKAN MEMODERASI FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI
KOTA CIREBON

Mentari Permata Hati


mentaripermatah@gmail.com
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi Universitas Swadaya
Gunung Jati 2022

ABSTRAK
This study aims to analyze the influence of taxpayer awareness, taxation
knowledge and service quality with tax sanctions as a moderation. This research is
a quantitative research with a descriptive approach. The population taken in this
study was individual taxpayers in Cirebon City at random. The number of samples
taken was 110 people. The data collection method in this study was to use
questionnaires that were shared directly. The data used in this study are primary
data collected through a questionnaire survey.
The data analysis methods used in this study are multiple linear regression
analysis and moderation regression analysis with a Moderated Regression
Analysis (MRA) test approach using SPSS for Window s. Multiple linear regression
analysis for the hypothesis of taxpayer awareness, taxation knowledge, and
quality of service. Meanwhile, regression analysis with MRA test for the
hypothesis of taxpayer awareness, tax knowledge, and service quality moderated
by tax sanctions. The results of this study show that taxpayer awareness, service
quality, tax knowledge affect taxpayer compliance. The tax sanction variable acts
as a pseudo-moderator that strengthens the relationship between the dependent
variable and the independent variable.

Keywords : Taxpayer Awareness, Tax Knowledge, Service Quality, Tax


Sanctions, Taxpayer Compliance
KATA PENGATAR

Segala Puji Syukur marilah kita haturkan kehadirat ALLAH SWT, atas

berkat rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga peneliti masih diberi kesehatan

dan kesempatan untuk dapat menyelesaikan penelitian ini yang berjudul “SANKSI

PERPAJAKAN MEMODERASI FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI

KOTA CIREBON”. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu persyaratan

memperoleh kelulusan dalam menyelesaikan Program Sarjana Ekonomi Program

Studi Akuntansi Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon.

Sholawat serta salam senantiasa kita ucapkan kehadirat Nabi besar

Muhammad Shallallohu ‘Alaihi Wasallam semoga rahmat dan berkah dicurahkan

kepada keluarga, para sahabatnya, para tabi’in dan pengikutnya sampai akhir

zaman. Proses penyusunan skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari

berbagai pihak, oleh sebab itu pada kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan

ucapan terima kasih kepada:

1. Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah menganugerahkan ilmu

pengetahuan dan pemahaman yang telah Dia beri kepada peneliti sehingga

bisa belajar dan bekarya hingga saat ini.

2. Bapak Prof. Dr. H. Mukarto Siswoyo, Drs. M.Si selaku Rektor Universitas

Swadaya Gunung Jati (UGJ) Cirebon..

3. Bapak Dr. Drs. H. Acep Komara. SE., M.Si., CSRS, selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ) Cirebon.

4. Bapak Junaedi Yusup., SE., M.Si., Ak., CA. selaku Ketua Program Studi

vi
Jurusan Akuntansi dan Wali Dosen Kelas Reguler Sore.

5. Ibu Siti Nurhadiyati, S.E., M.Si., Ak., CA selaku Dosen Pembimbing I yang

telah memberikan bimbingan, arahan dan petunjuk kepada peneliti sehingga

dapat menyelesaikan skripsi dengan baik dan tepat waktu.

6. Ibu Rina Destiana, SE., M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, arahan dan petunjuk kepada peneliti sehingga

dapat menyelesaikan skripsi dengan baik dan tepat waktu.

7. Terima kasih untuk segenap Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

serta Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Swadaya Gunung Jati

Cirebon yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada peneliti selama

perkuliahan.

8. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak Jawa Barat II dan Kepala

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Satu Cirebon yang telah

mengijinkan saya untuk melakukan penelitian di Kantor Pelayanan Pajak.

9. Ibu Nunung Nurhayati, Kakek Maman Saeful Rochman, dan Paman Saeful

Yunus tercinta beserta Saudari-saudariku tersayang, atas Do’a, perhatian

serta kasih sayang tulus dan ikhlas yang selama ini menyertai setiap

langkahku dan memberikan dukungan kepada peneliti baik moral maupun

material sehingga terselesaikannya skripsi ini.

10. Seseorang yang saya cintai, yang selalu memberikan dukungan dan

membantu dalam penelitian maupun penyelesaian penulisan skripsi ini.

Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, peneliti

ucapkan terimakasih sebesar-besarnya. Semoga Allah melimpahkan berkah dan

vii
rahmat-Nya. Dalam hal ini, peneliti menyadari dalam skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik positif yang membangun sangat

kami harapkan dalam membawa manfaat bagi para peneliti berikutnya.

Cirebon, 17 Agustus 2022

Mentari Permata Hati

viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. ii
SURAT PERNYATAAN .................................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................... iv
ABSTRAK .......................................................................................................... v
KATA PENGATAR ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Penelitian .......................................................................... 1
1.2.Rumusan Masalah ...................................................................................... 8
1.3.Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................................. 9
1.4.Unit Analisis dan Jadwal Penelitian .......................................................... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS .. 12
2.1.Kajian Pustaka .......................................................................................... 12
2.2.Penelitian Terdahulu ................................................................................. 21
2.3.Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis .......................................................... 29
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 38
3.1.Jenis Penelitian ......................................................................................... 38
3.2.Operasionalisasi Variabel ......................................................................... 38
3.3.Populasi dan Sampel ................................................................................. 44
3.4.Data Penelitian ......................................................................................... 46
3.5.Metode Analisis Data ............................................................................... 46
BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................. 54
4.1.Deskripsi Unit Analisis Penelitian ............................................................ 54
4.2.Karakteristik Responden ........................................................................... 55
4.3.Analisis Data ............................................................................................ 58
4.4Pembahasan ............................................................................................... 76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................. 84

ix
5.1.Kesimpulan .............................................................................................. 84
5.2.Implikasi .................................................................................................. 85
5.3.Keterbatasan ............................................................................................. 85
5.4.Saran ........................................................................................................ 86
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 88

x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran ...................................................................... 37

xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kota Cirebon ......... 3
Tabel 1. 2 Jadwal Penelitian ............................................................................... 11
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu .......................................................................... 22
Tabel 3. 1 Operasionalisasi Variabel .................................................................. 43
Tabel 4. 1 Jumlah Kuesioner .............................................................................. 54
Tabel 4. 2 Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............................ 55
Tabel 4. 3 Klasifikasi Responden Berdasarkan Usia ........................................... 55
Tabel 4. 4 Klasifikasi Responden Berdasarkan Usia ........................................... 56
Tabel 4. 5 Klasifikasi Responden Berdasarkan Usia ........................................... 57
Tabel 4. 6 Klasifikasi Responden Pengetahuan Perpajakan ................................ 58
Tabel 4. 7 Hasil Uji Statistik Descriptif .............................................................. 59
Tabel 4. 8 Hasil Uji Validitas ............................................................................. 62
Tabel 4. 9 Hasil Uji Realibilitas ......................................................................... 64
Tabel 4. 10 Hasil Uji Normalitas ........................................................................ 65
Tabel 4. 11 Hail Uji Multikolinieritas................................................................. 66
Tabel 4. 12 Hasil Uji Heteroskedasitas ............................................................... 67
Tabel 4. 13 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ........................................... 68
Tabel 4. 14 Hasil Uji MRA ................................................................................ 70
Tabel 4. 15 Hasil Uji t ........................................................................................ 73
Tabel 4. 16 Hasil Uji Koefisien Determinasi ...................................................... 75

xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. 1 Biodata Peneliti .......................................................................... 93
Lampiran 1. 2 Surat Kesanggupan Dosen ........................................................... 95
Lampiran 1. 3 Kartu Bimbingan Skripsi ............................................................. 97
Lampiran 1. 4 Surat Izin Penelitian .................................................................. 100
Lampiran 1. 5 Kuesioner .................................................................................. 104
Lampiran 1. 6 Tabulasi Data ............................................................................ 109
Lampiran 1. 7 Hasil Output SPSS versi 23 ....................................................... 120
Lampiran 1. 8 rtabel ......................................................................................... 127
Lampiran 1. 9 Hasil Cek Plagiarism ................................................................. 129

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Undang-Undang No 28 Tahun 2007 Pasal 1 Ayat 1 menjelaskan bahwa

pajak merupakan kontribusi wajib setiap individu atau suatu

badan/perusahaan kepada negara yang terutang dan bersifat memaksa

berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak memperoleh imbalan secara

langsung namun digunakan untuk keperluan negara sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat. Sehingga pajak merupakan sumber paling utama karena

kontribusinya yang cukup besar untuk kelangsungan hidup suatu negara.

Pembayaran pajak juga merupakan wujud dari kewajiban negara serta

kedudukan dan wajib pajak untuk bersama-sama melakukan kewajiban

perpajakan sebagai pembiayaan negara serta pembangunan nasional

(Boediono et.,al, 2018).

Target penerimaan pajak dari tahun ke tahun terus meningkat, maka

pemerintah harus berupaya dalam meningkatkan penerimaan dengan

kebijakan yang dibuat. Di Indonesia perlakuan sistem perpajakannya ialah

self assessment system yang memberikan kepercayaan penuh kepada wajib

pajak untuk mendaftar, menghitung, membayar, dan melaporkan sendiri

jumlah pajak yang terhutang secara tepat waktu (Linda, 2020). Self

assessment system menurut pasal 12 ayat (2) UU No 16 Tahun 2009 tentang

Ketentuan Umum dan Taat cara Perpajakan adalah ketentuan ini mengatur

bahwa kepada wajib pajak yang telah menghitung dan membayar besarnya

1
2

pajak terutang secara benar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan perpajakan, serta pelaporan dalam surat pemberitahuan, tidak perlu

diberikan surat ketetapan pajak ataupun surat tagihan pajak.

Self assessment system digunakan untuk mengukur seberapa besar

tingkat kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi segala kewajiban mengisi

serta menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) secara tertib, akurat, dan

tepat waktu (Ghassani, 2017). Namun self assessment system pun memiliki

konsekuensi ialah membuat penerimaan pajak sangat bergantung pada

patuhnya wajib pajak. Dalam hal ini pemerintah hanya mengawasi namun

tidak ikut serta untuk menentukan besaran pajak yang wajib dibayar oleh

wajib pajak. Sehingga kepatuhan wajib pajak menjadi isu penting untuk

meningkatkan pendapatan negara terutama yang bersumber dari perpajakan.

Berdasarkan keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

192/PMK.03/2007 menyatakan bahwa kepatuhan perpajakan adalah tindakan

wajib pajak dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya sesuai dengan

ketentuan peraturan Undang-Undang dan peraturan pelaksanaan perpajakan

yang berlaku dalam suatu negara. Kepatuhan wajib pajak mengenai

perpajakan adalah tindakan wajib pajak dalam pemenuhan kewajiban

perpajakannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

dan peraturan pelaksanaan perpajakan yang berlaku dalam suatu negara

(Nurlaela, 2017). Tingkat kepatuhan wajib pajak di Kota Cirebon sendiri

dalam memenuhi kewajiban perpajakannya masih tergolong rendah, hal

tersebut dapat dilihat dari tingkat pelaporan pajak dari tahun ke tahun selalu
3

berfluktuasi. Berikut ini tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi di Kota

Cirebon selama 5 tahun terakhir:

Tabel 1. 1
Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
Di Kota Cirebon
TAHUN WP WP WAJIB WP LAPOR PRESENTASE
TERDAFTAR LAPOR SPT
2017 84.397 22.140 26.570 120 %
2018 90.192 23.852 25.527 107 %
2019 96.888 26.398 27.908 106 %
2020 116.181 27.868 26.345 95 %
2021 121.938 24.688 29.182 118 &
Sumber : KPP Pratama Cirebon Satu

Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat terjadi presentasi naik turun

terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi di Kota Cirebon dari tahun

2017 sampai dengan tahun 2021. Namun pada tahun 2020 tidak mencapai

target yang telah ditetapkan, oleh karena itu presentasi penyampaian masih

berfluktuasi dari tahun 2017 sampai tahun 2020 dan kembali naik pada tahun

2021.

Kepatuhan wajib pajak merupakan bentuk kerelaan individu dalam

memenuhi kewajiban membayar pajak sebagai bentuk tanggung jawabnya

sebagai warga negara kepada pemerintah (Yustikasari et,.al 2020).

Kepatuhan wajib pajak orang pribadi sangat diperlukan untuk membantu

pemerintah dalam upaya peningkatan penerimaan negara dari segi pajak.

Guna meningkatkan kepatuhan pajak dan kedisiplinan wajib pajak dalam

memenuhi kewajibannya, Direktorat Jendral Pajak (DJP) memiliki agenda

besar yakni integrasi data perpajakan yang dicanangkan agar mempermudah

wajib pajak dalam hal pelaporan surat pemberitahuan dan yang paling penting

memberikan ketenangan bagi wajib pajak dalam menjalankan usahanya


4

dikutip dalam website online pajak. Dengan adanya integrasi data tersebut

dapat mempermudah pengawasan, memperoleh data, menggali potensi wajib

pajak lain, dan meningkatkan target penerimaan negara dari pajak. Tinggi dan

rendahnya kepatuhan wajib pajak dapat dipengaruhi oleh faktor internal

maupun faktor eksternal. Faktor internal disebabkan dari dalam diri setiap

individu yang lebih mengacu ke sisi psikologi seperti kesadaran dan persepsi

wajib pajak. Faktor eksternal ialah yang disebabkan dari luar diri setiap orang

seperti pelayanan fiskus, sanksi perpajakan, dan sebagainya. Dalam

penelitian ini akan mengkaji mengenai dua faktor tersebut yang

mempengaruhi kepatuhan wajib pajak. Beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi kepatuhan wajib pajak dalam membayarkan pajaknya ialah

kesadaran wajib pajak, pengetahuan tentang pajak, kualitas pelayanan pajak.

Guna tercapainya target pajak maka perlu ditumbuhkan secara

maksimal kepatuhan wajib pajak guna memenuhi kewajiban perpajakan.

Tercapainya tingkat kepatuhan wajib pajak dapat dilihat dalam kepatuhannya

melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) pajak. Sikap masyarakat mengenai

kesadaran akan kewajiban perpajakan setiap individunya berbeda dan hal

tersebut dipengaruhi oleh pemahaman setiap individu tentang pentingnya

pajak. Menurut Karolina & Noviari (2019) mengungkapkan bahwa kesadaran

akan pajak merupakan keikhlasan dari wajib pajak itu sendiri dan secara

sukarela tanpa merasa dipaksa atas pajak yang telah dibayarkan wajib pajak

tersebut untuk memenuhi kewajiban perpajakannya.

Pengetahuan tentang perpajakan di Indonesia berperan sangat


5

penting dalam menumbuhkan sikap patuh pajak karena bagaimana mungkin

wajib pajak disuruh patuh jika mereka tidak mengetahui peraturan

perpajakan. Muniroh & Azizi (2019) mengungkapkan bahwa pengetahuan

pajak merupakan ilmu tentang konsep perpajakan di Indonesia. Dengan wajib

pajak mengetahui serta memahami seluruh kewajiban perpajakan yang

berlaku maka diharapkan wajib pajak akan sangat mudah melaksanakan

kewajiban perpajakannya dan patuh pada peraturan perpajakan serta

meningkatkan kepatuhan dari wajib pajak itu sendiri. Semakin banyak

pengetahuan perpajakan yang didapat maka wajib pajak akan semakin

paham kewajiban perpajakannya dan sanksi yang akan diterima bila tidak

melakukan kewajiban perpajakan sehingga mengakibatkan wajib pajak

akan membayar pajaknya dengan tepat waktu tanpa adanya paksaan (Kowel

dkk, 2019).

Upaya lain untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak adalah

dengan meningkatan kualitas pelayanan petugas pajak. Pelayanan petugas

pajak kepada wajib pajak yang baik mampu memberikan kepuasan dan sesuai

dengan standar pelayanan yang dapat dipertanggungjawabkan (Ariani &

Biettant, 2019). Petugas pajak yang mampu memberikan pelayanan secara

optimal kepada wajib pajak akan memberikan simpati dari masyarakat,

dengan demikian masyarakat akan menyadari pentingnya melaksanakan

kewajiban perpajakannya (Mareti & Dwimulyani, 2019). Pelayanan yang

baik bukan hanya perlakuan yang baik saja namun juga petugas pajak

mampu memberikan informasi yang relevan kepada wajib pajak (Pradana


6

& Firmansyah, 2020). Selain itu dapat dilakukan dengan meningkatkan

infrastruktur seperti perluasan Tempat Pelayanan Terpadu (TPT),

penggunaan sistem informasi dan teknologi untuk memberikan kemudahan

kepada wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

Pentingnya pelayanan pajak memberikan pengetahuan perpajakan

kepada wajib pajak mengenai sanksi-sanksi perpajakan untuk dapat

mengetahui konsekuensi hukum dari apa yang harus dilakukan ataupun yang

tidak boleh dilakukan. Sanksi perpajakan sebagai variabel moderasi yang

diharapkan dapat membantu memperkuat pengaruh hubungan kesadaran

wajib pajak, pengetahuan perpajakan dan kualitas pelayanan terhadap

kepatuhan wajib pajak. Sanksi pajak telah diatur di dalam ketentuan

perundang-undangan Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan

Tata Cara Perpajakan. Sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa

ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan akan dipatuhi, dengan

kata lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegah agar wajib pajak tidak

melanggar peraturan perpajakan (Mardiasmo, 2018). Dengan demikian,

dengan adanya sanksi yang diberikan diharapkan akan menambah kesadaran

wajib pajak yang dapat meningkatkan kepatuhannya (Sinaga, 2021).

Penelitian tentang kesadaran wajib pajak sudah banyak dilakukan.

Sinaga (2021) dan Ghassani (2017) mengemukakan bahwa kesadaran wajib

pajak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Selaras dengan

penelitian Utami (2019) yang menyatakan bahwa kesadaran wajib pajak

berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak dengan dimoderasi


7

oleh sanksi perpajakan. Sanksi yang disertai dengan kesadaran wajib pajak

yang tinggi maka akan mampu meningkatkan kepatuhan wajib pajak.

Sedangkan menurut Prabudi (2019) kesadaran wajib pajak secara parsial

tidak signifikan mempengaruhi kepatuhan wajib pajak orang pribadi.

Penelitian mengenai pengetahuan perpajakan yang dilakukan oleh

Prabudi (2019) dan Linda (2020) menunjukkan bahwa pengetahuan

perpajakan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak, sesuai

dengan penelitian Ghassani (2017) yang menyatakan bahwa persepsi

responden mengenai variabel pengetahuan perpajakan memoderasi

pengaruhnya hubungan antara pengetahuan perpajakan terhadap kepatuhan

wajib pajak. Akan tetapi, hasil penelitian yang berbeda ditunjukkan oleh

penelitian yang dilakukan Sinaga (2021) bahwa pengetahuan perpajakan

tidak mempengaruhi kepatuhan wajib pajak dan didukung oleh penelitian

Setiani et,.al (2021) yang menyatakan bahwa sanksi perpajakan belum

mampu memoderasi hubungan antara pengetahuan perpajakan dengan

kepatuhan wajib pajak. Artinya, walaupun sanksi perpajakan berperan

penting memberikan pelajaran bagi pelanggar pajak, belum mendukung para

wajib pajak sudah mengetahui tentang peraturan perpajakan yang berlaku

sehingga tidak mempengaruhi kepatuhan wajib pajak.

Penelitian yang dilakukan Megawangi & Setiawan (2017), Utami

(2021), dan Sinaga (2021) tentang kualitas pelayanan menunjukkan bahwa

kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak

dan sanksi perpajakan memoderasi pengaruh kualitas pelayanan terhadap


8

kepatuhan wajib pajak. Sedangkan menurut Prabudi (2019) bahwa kualitas

pelayanan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi

didukung oleh penelitian Rozi (2021) yang menyatakan bahwa persepsi

responden mengenai variabel sanksi perpajakan tidak memoderasi

pengaruhnya hubungan antara kualitas pelayanan terhadap kepatuhan wajib

pajak.

Berdasarkan masalah yang diuraikan diatas maka peneliti merasa

tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dalam bentuk karya ilmiah

(skripsi) yang berjudul: “Sanksi Perpajakan Memoderasi Faktor-Faktor

Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kota

Cirebon”.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan permasalahan adalah sebagai berikut :

1. Apakah kesadaran wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib

pajak.

2. Apakah pengetahuan perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib

pajak.

3. Apakah kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

4. Apakah sanksi perpajakan dapat memoderasi pengaruh kesadaran wajib

pajak terhadap kepatuhan wajib pajak.

5. Apakah sanksi perpajakan dapat memoderasi pengaruh pengetahuan

perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak.

6. Apakah sanksi perpajakan dapat memoderasi kualitas pelayanan


9

terhadap kepatuhan wajib pajak.

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan dari penelitian ini

ialah sebagai berikut:

1. Menguji pengaruh kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib

pajak.

2. Menguji pengaruh pengetahuan perpajakan terhadap kepatuhan wajib

pajak.

3. Menguji pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepatuhan wajib pajak.

4. Menguji pengaruh kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib

pajak, yang dimoderasi dengan sanksi perpajakan.

5. Menguji pengaruh pengetahuan perpajakan terhadap kepatuhan wajib

pajak, yang di moderasi dengan sanksi perpajakan.

6. Menguji pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepatuhan wajib pajak,

yang di moderasi dengan sosialisasi perpajakan.

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan penelitian

diatas, Adapun manfaat penelitian ini yaitu:

1. Kegunaan Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan manfaat dan

referensi maupun pedoman bagi pihak yang ingin melakukan penelitian

sejenis dalam rangka pengembangan dari ilmu pengetahuan khususnya

akuntansi sektor publik dan akuntansi perpajakan untuk meningkatkan

pendapatan negara dari sektor perpajakan.


10

2. Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan tambahan

informasi bagi para pembuat kebijakan serta pertimbangan dalam menyusun

perencanaan dan kebijakan perpajakan untuk meningkatkan kinerja yang

lebih baik. Sehingga memiliki hasil yang lebih menguntungkan satu sama lain

baik bagi pemerintah maupun bagi pihak wajib pajak.

1.4. Unit Analisis dan Jadwal Penelitian

1.4.1 Unit Analisis

Unit analisis penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi di Kota

Cirebon. Periode pengamatan yang dilakukan peneliti yaitu tahun 2017

sampai dengan tahun 2021 karena rentang waktu dapat memberikan

gambaran data yang sesuai dengan kebutuhan penelitian ini. Dalam

penyususnan skripsi ini, peneliti mengambil objek atau lokasi di Kota

Cirebon.

1.4.2 Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian adalah tahapan-tahapan dalam melakukan kegiatan

penelitian dimana diawali dengan kegiatan penelitian sampai akhir penulisan

skripsi. Berikut tabel 1.2 merupakan jadwal penelitian yang telah dan akan

dilaksanakan oleh peneliti.


11

Tabel 1. 2
Jadwal Penelitian
Februari Maret April Mei Juni Juli
Keterangan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan Judul
Verifikasi Judul
Pembekalan Skripsi dan SPA
Bimbingan Proposal Skripsi
Pendaftaran Seminar Proposal Skripsi
Seminar Proposal Skripsi
Penyusunan dan Bimbingan Skripsi
Pendaftaran Sidang Skripsi
Sidang Skripsi
Sumber: Kalender Akademik Semester Genap Tahun Angkatan 2021/2022
BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

HIPOTESIS

2.1. Kajian Pustaka

2.1.1 Theory Of Planned Behavior (TPB)

Theory of Planned Behavior (TPB) merupakan pengembangan dari

Theory of Reasoned Action (TRA) yang telah dikemukakan sebelumnya oleh

Fishbein dan Ajzen pada tahun 1975. Theory of planned behavior didasarkan

pada asumsi bahwa manusia biasanya akan bertingkah laku sesuai dengan

pertimbangan akal sehat, bahwa manusia akan mengambil informasi yang ada

mengenai tingkah laku yang tersedia secara implisit atau eksplisit dengan

mempertimbangkan akibat dari tingkah laku tersebut. Menurut Muqarrabin

(2017) dalam teori ini tujuan suatu individu memiliki kemungkinan untuk

mengadopsi suatu perilaku jika individu tersebut memiliki sikap yang positif

terhadap suatu perilaku, mendapatkan kesepakatan dari individu lain dan

kepercayaan bahwa perilaku tersebut dapat dilakukan dengan baik. Manusia

merupakan makhluk sosial, hal tersebut menunjukkan bahwa manusia hidup

berdampingan dengan manusia yang lain. Seseorang akan membutuhkan

orang lain dalam menjalankan kehidupannya. Perilaku yang ditunjukkan oleh

seseorang juga akan mempengaruhi perilaku orang lain.

Fishben & Ajzen (1988) menyempurnakan Theory of Reasoned Action

(TRA) melalui Theory of Planned Behavior (TPB). Awalnya Theory of

Reasoned Action (TRA) mengatakan ada dua faktor penentu intensi individu

12
13

yaitu sikap pribadi dan norma subjektif (Fishbein & Ajzen, 1975). Sikap

merupakan evaluasi positif atau negatif individu terhadap perilaku tertentu.

Sedangkan norma subjektif adalah persepsi seseorang terhadap tekanan sosial

untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku tertentu (Fishbein & Ajzen,

1975). Namun Ajzen berpendapat bahwa teori reason action belum dapat

menjelaskan tingkah laku yang tidak sepenuhnya berada di bawah kontrol

seseorang.

Theory of Planned Behavior (TPB) berasumsi bahwa manusia berpikir

secara rasional dan menggunakan informasi secara sistematis. Orang

diasumsikan mempertimbangkan implikasi dari perilaku sebelum mereka

memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku tertentu, seperti

perilaku yang ditimbulkan oleh wajib pajak muncul karena adanya niat untuk

berperilaku. Apabila dikaitkan dengan penelitian ini, Theory of Planned

Behavior (TPB) menurut Lesmana et,.al (2017) relevansi teori ini terkait

dengan kepatuhan wajib pajak yang dipengaruhi individu wajib pajak itu

sendiri. Sebelum individu melakukan sesuatu, individu tersebut akan

memiliki keyakinan mengenai hasil yang akan diperoleh dari perilakunya

tersebut, kemudian yang bersangkutan akan memutuskan bahwa akan

melakukannya atau tidak melakukannya. Kemudian menjelaskan juga

seberapa kuat dan beratnya sanksi pajak yang diterapkan dalam mendukung

wajib pajak untuk taat pajak dan meningkatkan kepatuhan wajib pajak.

2.1.2 Kepatuhan Wajib Pajak

Menurut Rahayu (2017) kepatuhan perpajakan merupakan ketaatan


14

wajib pajak dalam melaksanakan ketentuan perpajakan yang berlaku.

Wajib pajak yang patuh adalah wajib pajak yang taat memenuhi kewajiban

perpajakan sesuai ketentuan peraturan Undang-Undang, sehingga kepatuhan

pajak menjadi motor penggerak utama terhadap efektivitas pelaksanaan self

assesment system dengan tujuan pada penerimaan pajak yang optimal

(Rahayu, 2017). Menurut Rahman (2017) kepatuhan perpajakan dapat

didefinisikan sebagai keadaan dimana wajib pajak memenuhi semua

kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kepatuhan wajib pajak adalah keadaan

dimana wajib pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan

melaksanakan hak perpajakan. Sikap wajib pajak yang memiliki rasa

tanggung jawab sebagai warga negara bukan hanya sekedar takut akan sanksi

dari hukum pajak yang berlaku, serta wajib pajak yang menyampaikan surat

pemberitahuan dengan tepat waktu.

Terdapat dua jenis kepatuhan yaitu kepatuhan formal dan kepatuhan

materil:

1. Kepatuhan formal adalah keadaan dimana wajib pajak memenuhi

kewajibannya secara formal sesuai dengan ketentuan dalam undang-

undang perpajakan.

2. Kepatuhan materil adalah suatu keadaan dimana wajib pajak secara

subtantif memenuhi semua ketentuan material perpajakan yang sesuai

isi dan jiwa undang-undang, pajak kepatuhan material juga dapat

meliputi kepatuhan formal.


15

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.

39/PMK.03/2018 merumuskan bahwa wajib pajak orang pribadi dapat

dikatakan patuh apabila memenuhi beberapa kriteria, sebagai berikut:

1. Tepat waktu dalam menyampaikan SPT

a. Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) tepat waktu dalam 3 (tiga)

tahun terakhir.

b. Penyampaian surat pemberitahuan masa yang terlambat dalam tahun

terakhir untuk masa pajak januari sampai november tidak lebih dari

3 (tiga) masa pajak untuk setiap jenis pajak dan tidak berturut-turut.

c. Surat pemberitahuan masa yang terlambat sebagaimana dimaksud

pada butir b) telah disampaikan tidak lewat dari batas waktu

penyampaian surat pemberitahuan masa pajak berikutnya.

2. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali

tunggakan pajak yang telah memperoleh izin mengangsur atau

menunda pembayaran pajak.

3. Laporan keuangan yang diaudit oleh akuntan publik atau lembaga

pengawasan keuangan pemerintah dengan pendapat wajar tanpa

pengecualian selama 3 (tiga) tahun berturut-turut.

4. Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang

perpajakan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai

kekuatan hukum tetap dalam jangka waktu 5 (lima) tahun terakhir.

Kepatuhan wajib pajak merupakan suatu keadaan wajib pajak untuk

mengikuti aturan perpajakan, mengisi formulir, menghitung dan membayar


16

pajak tepat waktu (Khuzaimah & Hermawan, 2018). Kepatuhan wajib pajak

dapat diartikan sebagai kondisi dimana wajib pajak akan memenuhi

kewajiban dan hak perpajakannya dari mendaftar, menghitung, membayar,

hingga melaporkan (Wardani & Wati, 2018).

Identifikasi indikator-indikator tersebut sesuai dengan kewajiban pajak

dalam self assessment system yaitu sebagai berikut:

1. Mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

Wajib pajak mempunyai kewajiban untuk mendaftarkan diri ke Kantor

Pelayanan Pajak (KPP) yang wilayahnya meliputi tempat tinggal atau

kedudukan wajib pajak dan dapat melalui e-register (media elektronik

online) untuk diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

2. Menghitung dan memperhitungkan pajak oleh wajib pajak

Menghitung pajak penghasilan adalah menghitung besarnya pajak yang

terutang dan dilakukan pada setiap akhir tahun pajak, dengan cara

mengalikan tarif pajak dengan dasar pengenaan pajaknya, sedangkan

memperhitungkan adalah mengurangi pajak yang terutang tersebut

dengan jumlah pajak yang dilunasi dalam tahun berjalan sebagai kredit

pajak (prepayment). Selisih antara pajak yang terutang dengan kredit

pajak dapat berupa kurang bayar, lebih bayar atau nihil. Wajib pajak

diwajibkan untuk menghitung, memperhitungkan, dan membayar sendiri

jumlah pajak yang seharusnya terutang sesuai dengan ketentuan

perundang-undangan perpajakan sehingga penenetuan besarnya pajak

yang terutang berada pada wajib pajak sendiri.


17

3. Membayar pajak dilakukan sendiri oleh wajib pajak

Melakukan pembayaran pajak tepat waktu sesuai jenis pajak.

Pelaksanaan pembayaran dapat dilakukan di bank pemerintah maupun

swasta dan kantor pos dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP)

yang dapat diambil di KPP terdekat atau melalui e-payment. Saat ini

Surat Setoran Pajak sudah diubah bentuknya menjadi Surat Setoran

Eletronik (SSE) dengan media e-billing.

4. Pelaporan dilakukan sendiri oleh wajib pajak

Pelaporan yang dimaksud adalah pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT),

dimana SPT tersebut berfungsi sebagai sarana wajib pajak di dalam

melaporkan dan mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah pajak

yang sebenarnya terutang. Kepatuhan akan membayar pajak akan sangat

berpengaruh apabila masyarakat mengerti dan jelas akan undang-undang

dan peraturan perpajakan di Indonesia.

2.1.3 Kesadaran Wajib Pajak

Sistem perpajakan saat ini memberikan kewenangan kepada wajib

pajak untuk menghitung, membayar dan melapor sendiri pajak terutang atau

dikenal dengan self assessment system. Kiryanto & Lestari (2018)

menyatakan dengan diterapkan sistem perpajakan yang baru diharapkan akan

tercipta keadilan dan kebenaran menginggat wajib pajak yang

bersangkutanlah yang sebenarnya mengetahui besaran pajak yang terutang.

Peran pemerintah pun ikut aktif guna untuk menyadarkan masyarakat akan

pajak sangat diperlukan baik berupa penyuluhan atau sosialisasi rutin ataupun
18

berupa pelatihan secara intensif agar dapat meningkatkan kesadaran

masyarakat untuk membayar pajak.

Menurut Tanilasari & Gunarso (2017) kesadaran wajib pajak adalah

kondisi wajib pajak yang mengetahui, mengakui, menghargai dan mentaati

peraturan pajak yang berlaku yang muncul dari diri sendiri tanpa paksaan

apapun. Kesadaran wajib pajak merupakan kondisi dimana wajib pajak

mengerti dan memahami arti, fungsi maupun tujuan pembayaran pajak

kepada negara (Rahayu, 2017). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

kesadaran wajib pajak adalah keadaan dimana wajib pajak mengetahui dan

mengerti tentang pajak. Kesadaran wajib pajak sangat diperlukan, apabila

wajib pajak telah sadar untuk membayar pajak maka kepatuhan wajib pajak

akan terpenuhi sehingga pembayaran pajak akan terus mengalami

peningkatan.

2.1.4 Pengetahuan Perpajakan

Seperti yang dijelaskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008),

pengetahuan adalah apa yang diketahui oleh manusia atau hasil pekerjaan

manusia dari yang tidak tahu menjadi tahu. Pengetahuan itu merupakan isi

pikiran manusia yang merupakan hasil dari proses usaha manusia untuk tahu.

Pengetahuan perpajakan bisa didapat melalui seminar tentang perpajakan,

penyuluhan atau sosialisasi, serta pelatihan yang dilakukan Direktorat

Jenderal Pajak ataupun iklan yang ada di media cetak dan media sosial.

Berdasarkan definisi diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa

pengetahuan perpajakan merupakan proses wajib pajak mengetahui tentang


19

perpajakan dan mengaplikasikan pengetahuan itu untuk membayar pajak

sesuai peraturan yang berlaku. Pengetahuan peraturan perpajakan yang

dimaksud adalah mengerti serta paham tentang Ketentuan Umum Perpajakan

(KUP) yang meliputi tentang bagaimana cara menyampaikan Surat

Pemberitahuan (SPT), pembayaran, tempat pembayaran, denda dan batas

waktu pembayaran atau pelaporan surat pemberitahuan (Resmi, 2017).

Pengetahuan dan pemahaman wajib pajak mengenai peraturan

perpajakan berkaitan dengan persepsi wajib pajak dalam menentukan

perilakunya (perceived control behavior) dalam kepatuhan untuk membayar

pajak. Semakin tinggi pengetahuan perpajakan wajib pajak, maka wajib pajak

dapat menentukan perilakunya dengan lebih baik serta sesuai dengan

ketentuan perpajakan. Namun apabila wajib pajak tidak memiliki

pengetahuan mengenai peraturan dan proses perpajakan, maka wajib pajak

tidak dapat menentukan perilakunya sesuai dengan ketentuan perpajakan.

2.1.5 Kualitas Pelayanan

Kualitas sebagai kondisi dinamis yang berhubungan dengan jasa

manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan

pihak yang mengiginkannya. Pelayanan adalah suatu proses bantuan kepada

orang lain dengan cara tertentu yang memerlukan kepekaan dan hubungan

interpersonal agar terciptanya kepuasan dan keberhasilan (Boediono et,.al

2018). Rahayu (2017) menyatakan pelayanan pajak merupakan produk

pelayanan dari instansi pemerintah yang khusus berwenang mengurusi

masalah pajak yaitu Direktorat Jenderal Pajak (DJP).


20

Wajib pajak dalam memenuhi kewajibannya itu tergantung pada

bagaimana petugas pajak memberikan mutu pelayanan yang diharapkan

memiliki keahlian (skill), pengetahuan (knowledge), dan pengalaman

(experience) dalam kebijakan perpajakan. Kualitas pelayanan adalah tingkat

keunggulan yang diharapkan wajib pajak dalam pelayanan yang kompeten

dan berkualitas (Utami & Amanah, 2018). Selanjutnya, penyebab rendahnya

kepatuhan pajak seringkali disebabkan oleh kurangnya kualitas pelayanan

dari petugas pajak (Noviantari & Setiawan, 2018). Semakin baik dan

berikualitasnya pelayanan yang diberikan oleh aparat pajak berdampak wajib

pajak akan mendapatkan informasi akurat yang mendorong wajib pajak

tersebut akan mematuhi kewajiban perpajakan sesuai dengan peraturan yang

berlaku.

2.1.6 Sanksi Perpajakan

Pelanggaran dalam bidang perpajakan akan mengakibatkan pengenaan

sanksi pajak. Sanksi merupakan hukuman yang diberikan karena telah

melanggar peraturan. Peraturan merupakan keputusan yang harus ditaati,

maka sanksi diperlukan agar peraturan tidak dilanggar. Oleh sebab itu, sanksi

perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang-

undangan perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti/ditaati/dipatuhi

(Mardiasmo, 2018).

Secara umum, sanksi dalam undang-undang perpajakan terbagi menjadi

dua, yaitu:

1. Sanksi administrasi, yaitu pembayaran kerugian yang ditimbulkan wajib


21

pajak kepada Negara berupa denda, bunga, dan kenaikan jumlah pajak

yang harus dibayar.

2. Sanksi pidana, yaitu sanksi yang dikenakan apabila terjadi tindak pidana

yang dilakukan oleh wajib pajak atau pihak lain yang ditunjuk sebagai

wakil wajib pajak. Sanksi pidana adalah langkah terakhir pemerintah

sebagai upaya penegakkan kepatuhan dalam membayar pajak.

Dewi & Noviari (2017) menyatakan bahwa pemberian sanksi wajib

pajak yang tidak memenuhi kewajibannya sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang- undangan perpajakan yang berlaku merupakan sanksi perpajakan.

Namun wajib pajak selama ini beranggapan bahwa akan dikenakan sanksi

perpajakan apabila tidak membayar pajak. Padahal, dalam kenyataannya

banyak hal yang membuat wajib pajak terkena sanksi perpajakan, baik itu

berupa sanksi administrasi (bunga, denda dan kenaikan) maupun sanksi

pidana. Wajib pajak akan patuh (karena tekanan) karena mereka memikirkan

adanya sanksi berat berupa denda akibat tindakan ilegal dalam usahanya

menyelundupkan pajak. Semakin beratnya sanksi maka semakin merugikan

wajib pajak. Oleh sebab itu, semakin tegas sanksi perpajakan serta semakin

baik kewajiban moralnya maka akan berpengaruh sangat tinggi terhadap

tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi (Juliani & Sumarta, 2021).

2.2. Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan dan dapat

menjadi acuan dalam penelitian ini yaitu:


22

Tabel 2. 1
Penelitian Terdahulu

NAMA JUDUL VARIABEL HASIL PENELITIAN


No PENELITIAN PENELITIAN
(Linda, Analisis Faktor- Variabel Hasil penelitian ini ialah:
1. 2020) Faktor Yang Independen: 1. Pengetahuan
Mempengaruhi Pengetahuan perpajakan berpengaruh
Kepatuhan Wajib Perpajakan, terhadap kepatuhan
Pajak Orang Pelayanan wajib pajak orang
Pribadi Dengan Perpajakan, pribadi.
Sanksi Sebagai Sosialisasi 2. Pelayanan perpajakan
Variabel Perpajakan, dan berpengaruh terhadap
Moderating Pada Kondisi kepatuhan wajib pajak
KPP Pratama Keuangan Wajib orang pribadi.
Kabanjahe. Pajak. 3. Sosialisasi perpajakan
Variabel berpengaruh terhadap
Dependen: kepatuhan wajib pajak
Kepatuhan Wajib orang pribadi.
Pajak. 4. Kondisi keuangan wajib
Variabel pajak berpengaruh
Moderasi: Sanksi terhadap kepatuhan
Perpajakan. wajib pajak orang
pribadi.
5. Sanksi tidak mampu
memoderasi hubungan
antara pengaruh
pengetahuan
perpajakan terhadap
kepatuhan wajib pajak
orang pribadi.
6. Sanksi tidak mampu
memoderasi hubungan
antara pengaruh
pelayanan perpajakan
terhadap kepatuhan
wajib pajak orang
pribadi.
7. Sanksi mampu
memoderasi hubungan
antara pengaruh
sosialisasi perpajakan
terhadap kepatuhan
wajib pajak orang
pribadi.
8. Sanksi tidak mampu
memoderasi hubungan
antara pengaruh kondisi
keuangan wajib pajak
terhadap kepatuhan
23

wajib pajak orang


pribadi.
(Sinaga, Faktor-Faktor Variabel Hasil Penelitian ini
2. 2021) Yang Independen: disimpulkan bahwa secara
Mempengaruhi Kesadaran Wajib parsial, kesadaran
Kepatuhan Wajib Pajak, membayar pajak, pelayanan
Pajak Orang Lingkungan perpajakan dan
Pribadi Dengan Perpajakan, pemeriksaan pajak
Sanksi Sebagai Pengetahuan berpengaruh signifikan
Variabel Perpajakan, terhadap kepatuhan wajib
Moderasi. Pelayanan Pajak, pajak. Sanksi pajak pun
Pemeriksaan mampu memoderasi
Pajak, dan pengaruh lingkungan wajib
Penagihan Pajak. pajak dan pelayanan
Variabel perpajakan terhadap
Dependen: kepatuhan wajib pajak,
Kepatuhan Wajib sehingga mampu
Pajak. meningkatkan penerimaan
Variabel negara dari sektor pajak.
Moderasi: Sanksi
Perpajakan.
(Ghassan Pengaruh Variablel Hasil penelitian ini ialah:
3. i, 2017) Kesadaran Wajib Independen: 1. Kesadaran Wajib Pajak
Pajak, Kualitas Kesadaran Wajib berpengaruh positif dan
Pelayanan Dan Pajak, Kualitas signifikan terhadap
Pengetahuan Pelayanan Kepatuhan Wajib Pajak
Perpajakan Perpajakan, dan Orang Pribadi di Kota
Terhadap Pengetahuan Mataram.
Kepatuhan Wajib Perpajakan. 2. Kualitas Pelayanan
Pajak Dengan Variabel berpengaruh positif dan
Sanksi Dependen: signifikan terhadap
Perpajakan Kepatuhan Wajib Kepatuhan Wajib Pajak
Sebagai Variabel Pajak Orang Pribadi di Kota
Moderating. Variabel Mataram.
Moderasi: Sanksi 3. Pengetahuan
Perpajakan. Perpajakan
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi di Kota
Mataram.
4. Sanksi Perpajakan
berpengaruh signifikan
terhadap hubungan
antara Kesadaran Wajib
Pajak dengan
Kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi di Kota
Mataram.
5. Variabel Moderasi
24

X2*Z berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak Orang
Pribadi di Kota
Mataram
6. Variabel Moderasi
X3*Z berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak Orang
Pribadi di Kota
Mataram.
7. sanksi perpajakan
mempengaruhi
hubungan kesadaran
wajib pajak, kualitas
pelayanan dan
pengetahuan
perpajakan terhadap
kepatuhan wajib pajak.
(A. Pengaruh Variabel Hasil Penelitian ini ialah:
4. wandika Kesadaran Wajib Independen: 1. Kesadaran wajib pajak
putri Pajak Dan Kesadaran Wajib berpengaruh positif dan
Utami, Pelayanan Pajak Pajak dan signifikan terhadap
2019) Terhadap Pelayanan Pajak. kepatuhan wajib pajak.
Kepatuhan Wajib Variabel 2. Pelayanan pajak
Pajak Dengan Dependen: berpengaruh positif dan
Sanksi Kepatuhan Wajib signifikan terhadap
Perpajakan Pajak. kepatuhan wajib pajak.
Sebagai Variabel Variabel 3. Kesadaran wajib pajak
Moderasi. Moderasi: Sanksi berpengaruh positif dan
Perpajakan. signifikan terhadap
kepatuhan wajib pajak
dengan dimoderasi oleh
sanksi perpajakan.
4. Pelayanan pajak positif
dan signifikan terhadap
kepatuhan wajib pajak
dengan dimoderasi oleh
sanksi perpajakan.
(Rozi, Pengaruh Variabel Hasil penelitian ini ialah:
5. 2021) Behavior Control Independen: 1. Behavior control
Perception, Behavior Control perception tidak
Subjective Perception, berpengaruh terhadap
Norms, Dan Subjective Norms, Kepatuhan Wajib Pajak.
Kualitas dan Pelayanan Hasil penelitian ini
Pelayanan Pajak. sejalan dengan
Perpajakan Variabel penelitian yang
Terhadap Dependen: dilakukan oleh Salman
25

Kepatuhan Wajib Kepatuhan Wajib Kawengian dkk. (2017).


Pajak Dengan Pajak. 2. Subjective norms tidak
Sanksi Variabel berpengaruh terhadap
Perpajakan Moderasi: Sanksi Kepatuhan Wajib Pajak.
Sebagai Variabel Perpajakan. Hasil penelitian ini
Moderating. sejalan dengan
penelitian yang
dilakukan oleh Rohmah
dan Herwinarni (2018).
3. Kualitas pelayanan
perajakan tidak
berpengaruh terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak.
Hasil penelitian ini
sejalan dengan
penelitian yang
dilakukan oleh As’ari
dan Erawati (2018) dan
Tene dkk. (2017).
4. Adanya Sanksi
Perpajakan tidak dapat
memperkuat hubungan
antara behavior control
perception dengan
kepatuhan wajib pajak.
5. Adanya Sanksi
Perpajakan dapat
memperkuat hubungan
antara subjective norms
dengan kepatuhan wajib
pajak.
6. Adanya Sanksi
Perpajakan tidak dapat
memperkuat hubungan
antara kualitas
pelayanan perpajakan
dengan kepatuhan wajib
pajak
(Prabudi, Faktor-Faktor Variabel Hasil penelitian ini ialah:
6. 2019) Yang Independen: 1. kesadaran wajib pajak
Mempengaruhi Kesadaran Wajib secara parsial tidak
Kepatuhan Wajib Pajak, signifikan
Pajak Orang Pengetahuan mempengaruhi
Pribadi Dengan Perpajakan, kepatuhan Wajib Pajak
Sosialisasi Sanksi Orang Pribadi.
Perpajakan Perpajakan, 2. Pengetahuan
Sebagai Variabel Pelayanan Fiskus, perpajakan secara
Moderating Pada dan Lingkungan parsial berpengaruh
KPP Variabel positif dan signifikan
Dilingkungan Dependen: terhadap kepatuhan
26

Kantor Wilayah Kepatuhan Wajib Wajib Pajak Orang


DJP Sumatera Pajak. Pribadi.
Utara I Variabel 3. Sanksi perpajakan
Moderasi: secara parsial tidak
Sosialisasi signifikan
Perpajakan. mempengaruhi
kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi.
4. Pelayanan petugas
pajak secara parsial
tidak signifikan
mempengaruhi
kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi.
5. Lingkungan secara
parsial berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap kepatuhan
Wajib Pajak Orang
Pribadi.
6. Sosialisasi perpajakan
mampu memoderasi
pengaruh kesadaran
wajib pajak terhadap
kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi.
7. Sosialisasi perpajakan
mampu memoderasi
pengaruh pengetahuan
perpajakan terhadap
kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi.
8. Sosialisasi perpajakan
mampu memoderasi
pengaruh sanksi
perpajakan terhadap
kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi.
9. Sosialisasi perpajakan
tidak mampu
memoderasi pengaruh
pelayanan petugas
pajak terhadap
kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi.
10. Sosialisasi perpajakan
mampu memoderasi
pengaruh lingkungan
terhadap kepatuhan
Wajib Pajak Orang
27

Pribadi.
(Setiawa Sosialisasi Variabel Hasil Penelitian ini ialah:
7. n, 2017) Perpajakan Independen: 1. kesadaran wajib pajak
Memoderasi Kesadaran Wajib berpengaruh positif dan
Pengaruh Pajak dan Kualitas signifikan terhadap
Kesadaran Wajib Pelayanan. kepatuhan wajib pajak
Pajak dan Variabel badan di KPP Pratama
Kualitas Dependen: Gianyar.
Pelayanan Pada Kepatuhan Wajib 2. Kualitas pelayanan
Kepatuhan Wajib Pajak Badan. berpengaruh positif dan
Pajak Badan. Variabel signifikan terhadap
Moderasi: kepatuhan wajib pajak
Sosialisasi badan di KPP Pratama
Perpajakan. Gianyar.
3. Sosialisasi perpajakan
mampu memoderasi
pengaruh kesadaran
wajib pajak pada
kepatuhan wajib pajak
badan di KPP Pratama
Gianyar.
4. Sosialisasi perpajakan
mampu memoderasi
pengaruh kualitas
pelayanan pada
kepatuhan wajib pajak
badan di KPP Pratama
Gianyar. Sosialisasi
yang disertai dengan
kualitas pelayanan yang
optimal akan mampu
meningkatkankepatuha
n wajib pajak badan.
(Harefa Efek Moderasi Variabel Hasil penelitian ini ialah:
8. & Kualitas Independen: 1. Kesadaran perpajakan
Sidabutar Pelayanan Atas Kesadaran Wajib berpengaruh positif dan
, 2021) Pengaruh Pajak dan Sanksi signifikan terhadap
Kesadaran Perpajakan. kepatuhan wajib pajak
Perpajakan Dan Variabel orang pribadi.
Sanksi Pajak Dependen: 2. Sanksi pajak
Terhadap Kepatuhan Wajib berpengaruh positif dan
Kepatuhan Wajib Pajak Orang signifikan terhadap
Pajak Orang Pribadi. kepatuhan wajib pajak
Pribadi. Variabel orang pribadi.
Moderasi: 3. Kualitas pelayanan
Kualitas berpengaruh positif dan
Pelayanan. signifikan terhadap
kepatuhan wajib pajak
orang pribadi.
4. Kualitas pelayanan
28

pajak memperkuat
pengaruh kesadaran
perpajakan terhadap
kepatuhan wajib pajak
orang pribadi.
5. Kualitas pelayanan
pajak memperkuat
pengaruh sanksi pajak
terhadap kepatuhan
wajib pajak orang
pribadi.
(Warjito, Pengaruh Variabel Hasil Penelitian ini
9. 2019) Kesadaran Pajak, Independen: disimpulkan bahwa hasil uji
Sosialisasi Pajak Kesadaran Wajib t menunjukkan variabel
Terhadap Pajak dan kesadaran pajak tidak
Tingkat Sosialisasi Pajak. berpengaruh terhadap
Kepatuhan Wajib Variabel tingkat kepatuhan wajib
Pajak Dengan Dependen: pajak, Sosialisasi pajak
Sanksi Kepatuhan Wajib berpengaruh terhadap
Perpajakan Pajak tingkat kepatuhan wajib
Sebagai Variabel Variabel pajak, Sanksi pajak tidak
Moderating. Moderasi: Sanksi memoderasi pengaruh
Perpajakan. antara kesadaran pajak dan
kepatuhan wajib pajak,
Sanksi pajak memoderasi
pengaruh antara sosialisasi
pajak dan kepatuhan wajib
pajak.
(Jayusma Faktor-Faktor Variabel Hasil Penelitian ini ialah:
10. n, 2017) Yang Independen: 1. Secara simultan
Mempengaruhi Pengetahuan pengetahuan
Kepatuhan Wajib Perpajakan, perpajakan, kesadaran
Pajak Orang Kesadaran Wajib wajib pajak, kualitas
Pribadi Dengan Pajak, Kualitas pelayanan fiskus dan
Sosialisasi Pelayanan Fiskus, sanksi perpajakan
Perpajakan Sanksi Perpajakan berpengaruh signifikan
Sebagai Variabel Variabel terhadap variabel
Moderasi Pada Dependen: kepatuhan wajib pajak
KPP Pratama Kepatuhan Wajib orang pribadi. Secara
Medan Polonia. Pajak parsial variabel
Variabel kesadaran wajib pajak,
Moderasi: kualitas pelayanan
Sosialisasi fiskus dan sanksi
Perpajakan perpajakan berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap kepatuhan
wajib pajak orang
pribadi sedangkan
variabel pengetahuan
perpajakan tidak
29

berpengaruh terhadap
kepatuhan wajib pajak
orang pribadi.
2. Variabel sosialisasi
perpajakan tidak
mampu memoderasi
antara pengetahuan
perpajakan, kesadaran
wajib pajak, kualitas
pelayanan fiskus dan
sanksi perpajakan
dengan kepatuhan wajib
pajak orang pribadi,
karena memiliki nilai
parameter positif dan
tidak signifikan.
(Nila Pengaruh Variabel Hasil penelitian ini ialah:
11. Kris Pengetahuan Independen: 1. Pengetahuan pajak dan
Setiani, Perpajakan, pengetahuan tingkat kesadaran wajib
Agus Kesadaran Wajib Perpajakan dan pajak dalam
Sudrajat, Pajak Terhadap Kesadaran Wajib pengaruhnya akan
2021) Kepatuhan Wajib Pajak keberadaan kepatuhan
Pajak UMKM di Variabel wajib pajak ialah tidak
Kabupaten Dependen: memberikan pengaruh.
Magetan dengan Kepatuhan Wajib 2. Sanksi pajak tidak
Sanksi Pajak Pajak mampu memperkuat
Sebagai Variabel Variabel keberpengaruhan
Pemoderasi Moderasi: Sanksi pengetahuan pajak dan
Perpajakan. juga kesadaran wajib
pajak dalam
menjelaskan
keberadaan kepatuhan
wajib pajak.
Sumber : Hasil olahan peneliti, 2022

2.3. Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis

2.3.1 Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Dijelaskan dalam Theory of Planned Behavior (TPB) bahwa seseorang

dalam menentukan perilaku patuh atau tidak patuh untuk memenuhi

kewajiban perpajakannya maka akan di pengaruhi rasionalitas dalam

mempertimbangkan manfaat dari pajak dan juga pengaruh orang lain yang

berperan mempengaruhi keputusan dalam patuh pajak. Sehingga individu


30

akan memiliki keyakinan mengenai hasil yang akan di peroleh dari

perilakunya, selanjutnya yang bersangkutan akan memutuskan untuk

melakukannya atau tidak melakukannya.

Kepatuhan akan muncul jika kesadaran dalam membayar pajak diikuti

oleh kemauan yang tinggi dari setiap wajib pajak untuk membayar kewajiban

perpajakannya (Putri, 2016). Oleh karena itu, korelasi antara kesadaran wajib

pajak dengan kepatuhan wajib pajak adalah sikap kesadaran yang tinggi

mengenai pemahaman akan manfaat dan pentingnya pajak bagi kesejahteraan

masyarakat dan dalam memajukan pembangunan secara menyeluruh dapat

mendorong seseorang untuk turut serta mewujudkan tanggung jawabnya

dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

Hal tersebut diperkuat dengan adanya hasil penelitian yang dilakukan

oleh Sinaga (2021) yang dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa

kesadaran dalam membayar pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib

pajak orang pribadi. Hal tersebut diperkuat juga dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Ghassani (2017) dan Setiawan et,.al (2017) mengemukakan

bahwa kesadaran dalam membayar pajak berpengaruh terhadap kepatuhan

wajib pajak orang pribadi. Berdasarkan hal tersebut maka dirumuskan

hipotesis sebagai berikut:

H1 : Kesadaran wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak

2.3.2 Pengaruh Pengetahuan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Dijelaskan dalam Theory of Planned Behavior (TPB) bahwa sikap

(attitude), kehendak (intention) dan perilaku (behavior) saling berkaitan.


31

Individu akan melakukan sesuatu sesuai dengan sikap yang dimilikinya

terhadap suatu perilaku serta dianggap positif yang kemudian akan dipilih

untuk berperilaku dalam kehidupannya. Begitu pula sikap individu terhadap

kepatuhan wajib pajak dalam memahami perpajakan yang nantinya akan

berpengaruh terhadap kepatuhannya dalam membayar pajak.

Wardani & Rumiyatun (2017) menyatakan bahwa pengetahuan

perpajakan merupakan pemahaman dasar bagi wajib pajak mengenai hukum

dan tata cara perpajakan yang benar. Pemahaman wajib pajak terhadap

peraturan perpajakan adalah cara wajib pajak dalam memahami peraturan

perpajakan yang telah ada. Wajib pajak yang tidak memahami peraturan

perpajakan secara jelas cenderung akan menjadi wajib pajak yang tidak taat.

Penelitian Linda (2020) mengatakan bahwa pengetahuan perpajakan

berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Hasil penelitian

ini diperkuat oleh Ghassani (2017) yang juga mengatakan bahwa

pengetahuan perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang

pribadi. Berdasarkan hal tersebut maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2 : Pengetahuan wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak

2.3.3 Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Menurut Ester et,.al (2017) kualitas layanan wajib pajak merupakan

layanan berkualitas apabila dapat menyediakan produk atau jasa yang

berhubungan dengan kebutuhan dan harapan pelanggan. Salah satu upaya

pemerintah untuk meningkatkan jumlah pendapatan negara dari sektor pajak

ialah memberikan dan meningkatkan kepuasan wajib pajak dengan cara


32

memberikan pelayanan perpajakan yang berkualitas. Sementara itu, fiskus

sebagai petugas pajak mampu memberikan pelayanan dalam membantu

mengurus atau menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan wajib pajak.

Hal ini juga dijelaskan dalam Theory of Planned Behavior (TPB), yang

menjelaskan bahwa perilaku seseorang dalam bersikap akan dipengaruhi oleh

persepsi kontrol perilaku. Persepsi tersebut menjelaskan bahwa individu

dalam berperilaku tidak dapat mengkontrol perilaku sepenuhnya dibawah

kendali diri sendiri. Oleh karena itu, pelayanan perpajakan yang diberikan

oleh fiskus kepada wajib pajak mampu memberikan persepsi yang

menyebabkan wajib pajak dapat patuh terhadap perpajakan atau tidak.

Dalam penelitian Linda (2020) menyatakan bahwa kualitas pelayanan

perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Hal

ini juga sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Sinaga (2021), Rozi

(2021) dan Setiawan et,.al (2017) yang menyatakan bahwa kualitas pelayanan

perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.

Berdasarkan hal tersebut maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H3 : Kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak

2.3.4 Sanksi Perpajakan Memoderasi Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak

Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Dalam kaca mata Theory of Planned Behavior (TPB), sanksi

perpajakan dapat menjadi salah satu faktor eksternal yang dapat memaksa

wajib pajak agar menjadi patuh terhadap kebijakan dalam perpajakan dan

membayarkan kewajibannya atas pajak (Sinaga, 2021). Wajib pajak yang


33

telah mengetahui sanksi perpajakan yang akan mereka dapatkan jika tidak

mematuhi hak dan kewajiban perpajakan terutangnya, akan muncul tindakan

patuh karena adanya kesadaran yang dimiliki setiap individu untuk bertindak.

Kesadaran wajib pajak dapat dilihat dari kesungguhan dan keinginan wajib

pajak untuk memenuhi kewajiban pajaknya yang ditunjukkan dalam

pemahaman wajib pajak terhadap fungsi pajak dan kesungguhan wajib pajak

dalam membayar dan melaporkan pajak. Peneliti berpendapat apabila

diberlakukan sanksi perpajakan maka akan memperkuat kesadaran wajib

pajak dalam membayar kewajiban pajaknya, maka wajib pajak akan semakin

menghargai peraturan perpajakan sehingga muncul kesadaran dalam diri

wajib pajak untuk melaksanakan kewajibannya sebagai warga negara yang

baik yaitu patuh dalam membayar pajak.

Menurut Ghassani (2017) sanksi perpajakan mempengaruhi hubungan

kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak. Kesadaran wajib

pajak akan meningkat apabila masyarakat muncul persepsi positif terhadap

pajak yang dapat dilihat dari kesungguhan dan keinginan wajib pajak

terhadap memenuhi kewajibannya dalam membayar dan melaporkan pajak.

Berdasarkan hal tersebut maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H4 : Sanksi perpajakan memperkuat pengaruh kesadaran wajib pajak terhadap

kepatuhan wajib pajak

2.3.5 Sanksi Perpajakan Memoderasi Pengaruh Pengetahuan Wajib Pajak

Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Berdasarkan Theory of Plannned Behaviour (TPB) sanksi merupakan


34

salah satu faktor yang dapat mengontrol untuk tidak terjadinya perilaku yang

menyimpang, karena terkait dengan control beliefs yang menghasilkan

perceived behavioral control dimana jika wajib pajak tidak patuh akan

memperoleh sanksi dan sanksi tersebut tidak berada di bawah kendali wajib

pajak. Sanksi adalah suatu tindakan berupa hukuman yang diberikan kepada

orang yang melanggar peraturan. Sanksi diperlukan agar peraturan atau

undang-undang tidak dilanggar. Apabila kewajiban perpajakan tidak

dilaksanakan, maka ada konsekuensi hukum yang bisa terjadi karena pajak

mengandung unsur pemaksaan. Menurut Ghassani (2017) adanya sanksi

perpajakan dapat memperkuat hubungan antara variabel pengetahuan

perpajakan dengan variabel kepatuhan wajib pajak. Semakin banyak

pengetahuan yang dimiliki wajib pajak maka wajib pajak akan mengetahui

sanksi-sanksi apa saja yang didapat ketika melanggar peraturan perpajakan

yang nantinya berdampak pada kepatuhan wajib pajak dalam membayar

pajak.

Penelitian yang dilakukan oleh Ghassani (2017) menyatakan bahwa

sanksi perpajakan mempengaruhi pengetahuan wajib pajak terhadap

kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak. Maka dari itu semakin banyak

pengetahuan pajak semakin mampu pula meningkatkan kepatuhan wajib

pajak yang ada. Sanksi perpajakan disini ialah keadaan seseorang wajib pajak

yang kemungkinan memiliki kendala dalam membayar pajaknya, karena

mengetahui jika tidak membayar pajak akan mendapatakan sanksi maka

wajib pajak harus mengetahui pengetahuan yang tinggi tentang peraturan


35

perpajakan yang berlaku di Indonesia.

Berdasarkan uraian diatas penulis berpendapat bahwa wajib pajak tidak

akan mendapatkan sanksi perpajakan jika wajib pajak memiliki pengetahuan

tentang perpajakan. Sehingga peneliti menduga bahwa sanksi perpajakan

akan memperkuat pengaruh pengetahuan kepatuhan wajib pajak dalam

membayar pajak terutanganya. Berdasarkan hal tersebut maka dirumuskan

hipotesis sebagai berikut:

H5 : Sanksi perpajakan memperkuat pengaruh pengetahuan wajib pajak

terhadap kepatuhan wajib pajak

2.3.6 Sanksi Perpajakan Memoderasi Pengaruh Kualitas Pelayanan

Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Sanksi mampu memperkuat atau memperlemah kepatuhan wajib pajak.

Kualitas pelayanan pajak yang buruk akan mempengaruhi wajib pajak untuk

tidak patuh dalam melaksanakan kewajibannya. Hal tersebut menyebabkan

semakin banyak sisa tunggakan pajak yang harus dibayar, maka semakin

berat untuk melunasinya. Sebaliknya, jika pelayanan aparat pajak yang

berkualitas dan keramah tamahan petugas pajak pun berperan sangat besar

guna memberikan kenyamanan bagi wajib pajak sehingga mendorong wajib

pajak untuk patuh dalam melaksanakkan kewajiban perpajakannya. Ghassani

(2017) apabila kualitas pelayanan dari petugas pajak memadai dalam

memberikan informasi kepada wajib pajak maka wajib pajak akan memiliki

pengetahuan lebih tentang perpajakan sehingga wajib pajak dapat melakukan

pembayaran pajak secara benar dan mengurangi risiko bagi wajib pajak untuk
36

mendapatkan sanksi perpajakan dan wajib pajak akan patuh dalam membayar

kewajiban perpajakannya. Sejalan dengan Theory of Planned Behavior

(TPB), sanksi perpajakan merupakan faktor kontrol yang dapat

mempengaruhi WP untuk bersikap patuh terhadap aturan karena menghindari

sanksi.

Menurut Utami (2019), pelayanan pajak sangat signifikan terhadap

kepatuhan wajib pajak dengan dimoderasi oleh sanksi perpajakan. Semakin

baik pelayanan pajak yang diperkuat dengan sanksi perpajakan, maka

kepatuhan wajib pajak akan semakin meningkat.

Berdasarkan hal tersebut maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H6 : Sanksi perpajakan memperkuat pengaruh kualitas pelayanan terhadap

kepatuhan wajib pajak

Pada penelitian ini, peneliti bermaksud untuk menjelaskan pengaruh

antara kesadaran wajib pajak, pengetahuan perpajakan, dan kualitas

pelayanan terhadap kepatuhan wajib pajak yang dimoderasi oleh sanksi

perpajakan. Berikut ini kerangka pemikiran dalam penelitian:


37

Kesadaran Wajib
Pajak
X1 H1

Pengetahuan H2 Kepatuhan
Perpajakan Wajib Pajak
X2 Y

H3

Kualitas Pelayanan H4, H5, H6


X3

Sanksi Perpajakan
Z

Gambar 2. 1

Kerangka Pemikiran
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian dasar (Basic Reaserch)

atau penelitian dasarr murni dimana penelitian yang digunakan dengan

maksud untuk menghasilkan pengetahuan yang diperuntukan dalam

memahami fenomena yang menjadi minat peneliti. Metode penelitian yang

digunakan adalah metode kuantitatif untuk memudahkan dalam mendapatkan

data dari hasil penelitian secara maksimal dengan metode analisis desktiptif

dan verifikatif.

Menurut Sugiyono (2017) metode penelitian kuantitatif dapat diartikan

sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,

digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan

data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat

kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah

ditetapkan. Alat bantu yang digunakan dalam penelitian ini adalah software

microsoft excel dan software IBM SPSS. Software SPSS merupakan salah satu

program computer yang dapat digunakan untuk membantu menganalisis data

dan melakukan perhitungan statistik.

3.2. Operasionalisasi Variabel

3.2.1 Variable Dependen

Menurut Sugiyono (2017) variabel dependen adalah variable terikat

atau sering disebut variabel output, kriteria, konsekuen merupakan variabel

38
39

yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

Dalam penelitian ini variabel terikatnya ialah kepatuhan wajib pajak (Y).

Kepatuhan wajib pajak merupakan bentuk kerelaan individu dalam

memenuhi kewajiban membayar pajak sebagai bentuk tanggung jawabnya

sebagai warga negara kepada pemerintah (Yustikasari at,.al 2020). Wajib

pajak tersebut harus memahami akan hak dan kewajiban perpajakan serta

melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya dengan benar. Pengukuran

variabel dependen dalam penelitian ini merujuk pada empat indikator yaitu:

1. Kepatuhan wajib pajak dalam mendaftarkan diri;

2. Kepatuhan dalam menyampaikan surat pemberitahuan;

3. Kepatuhan dalam menghitung dan membayar pajak terutang;

4. Kepatuhan dalam pelaporan dan pembayaran tunggakan.

Pengukuran beberapa variabel yang saling berhubungan dengan

menggunakan skala interval. Penelitian ini menggunakan kuesioner Rahayu

(2017) yang berjumlah 7 pernyataan kuesioner. Instrumen kuesioner dalam

bentuk jawaban (sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, dan sangat tidak

setuju) untuk analisis data.

3.2.2 Variable Independen

Variabel independen atau variabel bebas dimana variabel yang dapat

mempengaruhi variabel dependen atau variabel terikat baik berpengaruh

secara positif maupun negative (Sugiyono, 2017). Variabel bebas dalam

penelitian ini adalah kesadaran wajib pajak (X1), pengetahuan perpajakan

(X2), dan kualitas pelayanan (X3).


40

1. Kesadaran wajib pajak

Kesadaran wajib pajak dapat diartikan sebagai kesadaran dalam diri

wajib pajak itu sendiri untuk membayar pajak dengan memahami fungsi

dan tujuan membayar pajak. Kesadaran wajib pajak merupakan kondisi

dimana wajib pajak mengerti dan memahami arti, fungsi maupun tujuan

pembayaran pajak kepada negara (Rahayu, 2017). Pengukuran variabel

kesadaran wajib pajak dalam penelitian ini merujuk pada empat indikator

yaitu:

1. Sadar adanya hak dan kewajiban wajib pajak,

2. Kepercayaan masyarakat dalam membayar pajak,

3. Ada dorongan pada diri sendiri,

4. Kejujuran dalam mengisi surat pemberitahuan dengan sesuai

penghasilan.

Pengukuran variabel kesadaran wajib pajak dengan menggunakan

skala interval satu sampai dengan lima. Penelitian ini menggunakan

kuesioner Wardani & Rumiyatun (2017) yang berjumlah 6 pernyataan

kuesioner. Instrumen kuesioner dalam bentuk jawaban (sangat setuju,

setuju, netral, tidak setuju, dan sangat tidak setuju) untuk analisis data.

2. Pengetahuan perpajakan

Pengetahuan adalah pemahaman wajib pajak itu sendiri akan

perpajakan. Pengetahuan akan manfaat pajak maupun kewajibannya

sebagai wajib pajak. Tanpa adanya pengetahuan tentang pajak dan

manfaatnya, tidak mungkin orang akan tulus membayar pajak. Untuk


41

memnuhi kewajiban perpajakannya, pembayar pajak harus mengetahui

tentang pajak terlebih dahulu. Pengukuran variabel pengetahuan

perpajakan dalam penelitian ini merujuk pada tiga indikator yaitu:

1. Memahami sanksi bila tidak terjadi kesesuaian pajak,

2. Mengetahui dan memahami tentang tarifpajak,

3. Mengetahui tentang peraturan pajak.

Pengukuran variabel perpajakan dengan menggunakan skala interval

satu sampai dengan lima. Penelitian ini menggunakan kuesioner

Handayani (2017) yang berjumlah 6 pernyataan kuesioner. Instrumen

kuesioner dalam bentuk jawaban (sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju,

dan sangat tidak setuju) untuk analisis data.

3. Kualitas pelayanan

Pelayanan yang berkualitas terhadap wajib pajak adalah usaha yang

dilakukan oleh kantor pelayanan pajak untuk melayani wajib pajak secara

maksimal agar wajib pajak tidak mengalami kebingungan saat membayar

pajak. Menurut Yadinta et,.al (2018) lima dimensi kualitas pelayanan

yaitu:

1. Tangibles (bukti fisik),

2. Realibility (keandalan),

3. Responsiveness (daya tangkap),

4. Assurance (jaminan),

5. Emphaty (empati).

Pengukuran variabel kualitas pelayanan dengan menggunakan skala


42

interval satu sampai dengan lima. Penelitian ini menggunakan kuesioner

Cahyanti (2017) yang berjumlah 6 pernyataan kuesioner. Instrumen

kuesioner dalam bentuk jawaban (sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju,

dan sangat tidak setuju) untuk analisis data.

3.2.3 Variabel Moderasi

Variabel yang mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah)

hubungan antara variabel independen dengan dependen. Variabel moderasi

dalam penelitian ini adalah sanksi perpajakan (Z). Sanksi adalah hukuman

negatif kepada orang yang melanggar peraturan. Sanksi pajak dapat berupa

sanksi administrasi (berupa denda, bunga, dan kenaikan) dan sanksi pidana.

Sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan akan dipatuhi, dengan kata lain sanksi

perpajakan merupakan alat pencegah agar wajib pajak tidak melanggar

perturan perpajakan (As’ari, 2018). Sanksi perpajakan mendorong wajib

pajak untuk bertanggung jawab atas hak dan kewajiban perpajakannya sesuai

dengan peraturan yang berlaku. Pengukuran variabel moderasi sanksi

perpajakan dalam penelitian ini merujuk pada tiga indikator yaitu:

1. Sanksi perpajakan yang dikenakan cukup berat,

2. Pengenaan sanksi sarana untuk mendidik wajib pajak,

3. Pengenaan sanksi kepada pelanggar tanpa toleransi

Pengukuran variabel sanksi perpajakan dengan menggunakan skala

interval satu sampai dengan lima. Penelitian ini menggunakan kuesioner

Kusuma (2017) yang berjumlah 7 pernyataan kuesioner. Instrumen kuesioner


43

dalam bentuk jawaban (sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, dan sangat

tidak setuju) untuk analisis data.

Berdasarkan pada penjelasan diatas secara lebih rinci operasional

variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. 1
Operasionalisasi Variabel

Variabel Dimensi Indikator Skala


Ukur
Kepatuhan 1. Formal 1. Pendaftaran NPWP Skala
Wajib Pajak 2. Material 2. Penyampaian SPT Interval
(Y) 3. Kesesuaian jumlah pajak
(Rahayu, yang harus dibayar
2017) 4. Pembayaran tunggakan
pajak
Kesadaran Wajib 1. Persepsi Wajib 1. Sadar adanya hak dan Skala
Pajak (X1) Pajak kewajiban wajib pajak Interval
(Wardani& 2. Tingkat 2. Kepercayaann
Rumiyatun Pengetahuan masyarakat dalam
, 2017) 3. Kondisi membayar pajak
Keuangan 3. Dorongan diri sendiri
4. Kejujuran dalam
mengisi SPT dengan
sesuai penghasilan
Pengetahuan Pengetahuan 1. Memahami sanksi bila Skala
Perpajakan (X2) Mengenai tidak terjadi Interval
(Handayani, Perpajakan dan kesesuaian pajak
2017) Peraturan Yang 2. Mengetahui dan
Berlaku memahami tentang tarif
pajak
3. Mengetahui tentang
peraturan
pajak
Kualitas 1. Tangible 1. Pemberian Informasi Skala
Pelayanan 2. Realibility 2. Sarana dan Interval
(X3) 3. Responsiveness prasarana yang baik
(Yadinta et al., 4. Assurance 3. Kemampuan membantu
2018) 5. Emphatys dan memberikan
pelayanan yang cepat
4. Kemampuan
berkomunikasi
5. Kemudahan pengisian
dan penyampaian SPT
44

Sanksi Perpajakan 1. Tujuan Sanksi 1. Sanksi perpajakan yang Skala


(Z) Pajak dikenakan cukup berat Interval
(Kusuma, 2017) 2. Sanksi Pajak 2. Pengenaan sanksi sarana
Dikenakaan untuk mendidik wajib
Kepada Yang pajak
Melanggar 3. Pengenaan sanksi kepada
pelanggar tanpa toleransi

3.2.4 Populasi dan Sampel

3.2.5 Populasi

Menurut Sugiyono (2018) populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian

ditarik kesimpulan. Populasi merupakan sekelompok entitas yang lengkap

berupa orang, kejadian atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu

yang berada dalam suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang

terkait dengan masalah penelitian. Jadi populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh objek yang merupakan target penelitian. Sampel adalah bagian dari

jumlah atau karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang harus dapat

mewakili populasi tersebut. Populasi dalam penelitian ini adalah wajib pajak

orang pribadi yang tercatat di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cirebon Satu

yaitu sebanyak 121.938 orang.

3.2.6 Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah secara nonproability

sampling menggunakan metode Accidental Sampling. Accidental Sampling

adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang

secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel,

bila orang yang dianggap kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data
45

(Sugiyono, 2018). Alasan peneliti mengambil teknik ini agar memberikan

kebebasan terhadap peneliti bersangkutan untuk menentukan sampel yang

dirasa memenuhi sesuai kriteria.

Penelitian ini menggunakan rumus slovin sebagai metode penentuan

jumlah sampel. Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki

karakteristik yang relatif sama dan dianggap mewakili populasi. Sampel

penelitian pada penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi di Kota

Cirebon yang diambil secara random. Jumlah sampel yang diambil adalah

110 wajib pajak orang pribadi. Dengan jumlah populasi wajib pajak yang

terdaftar di KPP Pratama Cirebon Satu adalah 121.938. Cara penentuan

rumus menggunakan rumus slovin sebagai berikut :

Keterangan:

n = jumlah elemen / anggota sampel

N = jumlah elemen / anggota populasi

e = error level (tingkat kesalahan) (catatan: umumnya digunakan 1 %

atau 0,01, 5% atau 0,05, dan 10 % atau 0,1) (catatan dapat dipilih oleh

peneliti).

Berdasarkan rumus diatas dapat dihitung sebagai berikut :

𝟏𝟐𝟏.𝟗𝟑𝟖
n = 𝟏+(𝟏𝟐𝟏.𝟗𝟑𝟖.𝟏𝟎%𝟐

𝟏𝟐𝟏,𝟗𝟑𝟖
n=
𝟏.𝟐𝟏𝟗,𝟑𝟖

n = 𝟗𝟗, 𝟖𝟗
46

3.3. Data Penelitian

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

data primer. Data primer adalah sumber data yang secara langsung

memberikan data kepada pengumpul data yaitu para responden (Sugiyono,

2018). Teknik pengumpulan data harus sistematis guna mendapatkan data

yang akurat. Menurut Sugiyono (2018) untuk memperoleh data yang akurat

maka peneliti harus menggunakan metode kuesioner. Kuesioner adalah

pengumpulan data yang dilakukan dengan memberikan serangkaian

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden yang akan diberikan

jawaban terkait dengan penelitian ini. Pada penelitian ini menggunakan jenis

data kuantitatif dimana data tersebut dapat mengembangkan fenomena

dengan hubungan sebab akibat. Untuk memperoleh data yang lebih akurat

maka kuesioner dibagikan secara langsung kepada responden di Kota

Cirebon.

3.4. Metode Analisis Data

3.4.1 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah ilmu statistika yang hanya mengolah,

menyajikan data tanpa mengambil keputusan untuk populasi. Uji statistik

deskriptif mencakup nilai rata – rata (mean), nilai minimum, nilai maksimum,

dan nilai standar deviasi dari data penelitian.

3.4.2 Uji Kualitas Data

3.5.2.1. Uji Validitas Data

Menurut Sugiyono (2018), validitas adalah instrumen tersebut yang


47

dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Valid menunjukan derajat

ketepatan antara data yang sesunggunya terjadi pada objek dengan data yang

dapat dikumpulkan oleh peneliti. Uji validitas dilakukan untuk mengukur sah

atau valid tidaknya suatu kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu

yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Tingkat validitas pada penelitian

ini diukur dengan menghitung korelasi antara skor masing-masing butir

pertanyaan dan total skor konstruk menggunakan aplikasi SPSS dengan uji

coefficient correlation pearson. Kriteria pengujian validitas adalah sebagai

berikut:

1. Jika rhitung positif dan rhitung > rtabel maka butir pernyataan tersebut adalah

valid.

2. Jika rhitung negatif dan rhitung > rtabel maka butir pernyataan tersebut

adalah tidak valid.

3.5.2.2. Uji Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2018) uji reliabilitas adalah derajat konsistensi dan

stabilitas data atau temuan. Data yang tidak reliabel, tidak dapat di proses

lebih lanjut karena akan menghasilkan kesimpulan yang bias. Suatu kuisioner

dikatakan reliable atau handal jika jawaban pertanyaan adalah konsistensi

atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran variabel dalam penelitian ini

dilakukan dengan cara one shot atau pengukuran sekali saja. Pengukuran butir

pertanyaan dengan sekali menyebar kuisioner pada responden, kemudian

hasil skornya diukur korelasinya antar skor jawaban pada butir pertanyaan

yang sama dengan bantuan komputer SPSS, dengan fasilitas Cornbach Alpha
48

(α). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai

Cornbach Alpha > 0,60. Jadi semakin dekat nilai koefisien alpha pada nilai 1

berarti butir pernyataan dalam koefisien semakin reliabel. Pada uji reliabilitas

ini variabel dapat dikatakan reliabel karena nilai semua variabel menunjukkan

cronbach alpha > 0,60.

3.4.3 Uji Asumsi Klasik

Setelah model regresi, maka interpretasi terhadap hasil yang diperoleh

tidak bisa langsung dilakukan. Hal tersebut karena model regresi harus diuji

terlebih dahulu apakah sudah memenuhi asumsi klasik. Uji asumsi klasik ini

mencakup hal sebagai berikut:

3.5.3.1. Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2016) uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi

normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji f mengasumsikan nilai residual

mengikuti distribusi normal. Data normal yaitu data yang sebarannya berada

disekitaran garis normal, tidak melenceng kekiri dan kekanan serta polanya

mengikuti arah kurva normal. Untuk mengetahui apakah residual

berdistribusi normal maka dalam penelitian ini digunakan uji statistik

kolmogorov smirnov. Residual yang normal adalah yang memiliki nilai

signifikan > 0,05. Pengambilan keputusan : Jika Sig.(p) > 0,05 maka H0

diterima. Jika Sig.(p) < 0,05 maka H0 ditolak.

3.5.3.2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas digunakan untuk menguji apakah model regresi


49

ditemukannya hubungan yang kuat antar variabel independent (Ghozali,

2016). Model regresi yang layak tidak akan terjadi hubungan yang kuat

diantara variabel independen, jika variabel independen saling berhubungan

maka variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel

independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen adalah nol.

Pengujian multikolinieritas dilakukan untuk melihat ada tidaknya hubungan

linear antara variabel bebas dilakukan dengan menggunakan Variance

Inflation Factor (VIF) dan tolerance value. Apabila tolerance value adalah >

0,10 atau nilai VIF < 10, maka tidak akan terjadi multikolinearitas.

Sedangkan, jika tolerance value dibawah 0,10 atau nilai VIF diatas 10, maka

terjadi multikolinearitas (Ghozali, 2018).

3.5.3.3. Uji Heteroskedastistas

Uji heteroskedastistas adalah uji yang dilakukan dengan tujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari

residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2018).

Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan uji statistik glejser, uji

statistik dilakukan dengan mentransformasi nilai residual menjadi absolut

residual dan kemudian meregresinya dengan variabel independent dalam

model. Jika diperoleh nilai signifikan untuk variabel independent lebih besar

dari nilai signifikan yang telah ditetapkan, maka dapat disimpulkan bahwa

model regresi tidak dapat masalah heteroskedastisitas. Nilai signifikan yang

digunakan dalam uji hesteroskedastisitas adalah 5% (Ghozali, 2018).


50

3.4.4 Analisis Regresi Linear Berganda

Dengan upaya menjawab permasalah yang ada maka dalam penelitian

ini metode analisis yang digunakan ialah regresi linear berganda (Multiple

Linear Regression). Analisis ini digunakan untuk menganalisis pengaruh dari

variabel bebas (variable independen) yaitu kesadaran wajib pajak,

pengetahuan perpajakan, dan kualitas pelayanan pajak terhadap variabel

terikat (variable dependen) yaitu kepatuhan wajib pajak. Rumus analisis

regresi linear berganda sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e


Dimana :

Y = Kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar Pajak

a = Konstanta

b1-b3 = Koefisien regresi untuk variabel independent

X1 = Kesadaran Wajib Pajak

X2 = Pengetahuan Perpajakan

X3 = Kualitas Pelayanan

e = Error

3.4.5 Uji Moderated Regression Analysis (MRA)

Dalam penelitian ini menggunakan teknik uji interaksi atau yang sering

disebut dengan Moderated Regression Analysis (MRA). Moderated

Regression Analysis (MRA) merupakan aplikasi khusus regresi linear

berganda untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen dan variabel moderating. Berikut kriteria terjadinya moderasi:


51

1. Jika uji variabel moderasi hasilnya sig. < 0,05 dan uji variabel

independen * variabel moderasi hasilnya sig < 0,05 maka terjadi

moderasi semu (Quasi Moderator) yaitu merupakan variabel yang

memoderasi antara variabel independen dengan variabel dependen

yang sekaligus menjadi variabel independen.

2. Jika uji variabel moderasi hasilnya sig. > 0,05 dan uji variabel

independen * variabel moderasi hasilnya sig < 0,05 maka terjadi

moderasi murni (Purei Moderator) yaitu merupakan variabel yang

memoderasi antara variabel independen dengan variabel dependen

dimana variabel moderasi murni berinteraksi dengan variabel

independen tanpa menjadi variabel independen.

3. Jika uji variabel moderasi hasilnya sig. < 0,05 dan uji variabel

independen * variabel moderasi hasilnya sig > 0,05 maka terjadi

prediktor moderasi (Predictor Modersi Variabel) yaitu variabel

moderasi ini hanya berperan sebagai variabel independen.

4. Jika uji variabel moderasi hasilnya sig. > 0,05 dan uji variabel

independen * variabel moderasi hasilnya sig > 0,05 maka terjadi

moderasi potensial (Homologiser Moderator) yaitu merupakan variabel

yang potensial menjadi variabel moderasi. Variabel ini tidak

berinteraksi dengan variabel independen dan tidak mempunyai

hubungan yang signifikan dengan variabel dependen.

3.4.6 Uji t

Pengujian ini bertujuan untuk menguji tingkat signifikan pengaruh


52

variabel independen secara individu dalam menguraikan variabel dependen.

Dengan tingkat signifikansi sebesar 5% (0,05), maka kriteria pengujian

adalah sebagai berikut (Ghozali, 2018):

1. Apabila nilai signifikansi t < 0.05, maka H0 akan ditolak, maka

menyatakan adanya pengaruh yang signifikan antara semua variabel

independen terhadap variabel dependen.

2. Apabila nilai signifikansi t > 0.05, maka H0 akan diterima, maka

menyatakan tidak adanya pengaruh yang signifikan antara semua

variabel independen terhadap variabel dependen.

3.4.7 Uji Koefesien Determinasi (𝑹𝟐 )

Ghozali (2018) menyatakan bahwa pengukuran koefisien determinasi

dilakukan untuk mengetahui persentase pengaruh variabel independen

terhadap perubahan variabel dependen. Hal tersebut diketahui seberapa besar

variabel dependen mampu dijelaskan oleh variabel independennya,

sedangkan sisanya dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model. Koefisien

determinasi (R2) berkisar dari nol sampai dengan satu (0≤R2≤1). Hal ini

berarti apabila R2 kecil maka menunjukkan pengaruh antara variabel

independen terhadap variabel dependen amat terbatas, sedangkan nilai R2

yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan

hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi-variasi

independen.

Untuk mengatasi bias terhadap jumlah variabel independen yang

dimasukkan ke dalam model maka digunakan nilai Adjusted R2 pada saat


53

mengevaluasi mana model regresi terbaik. Nilai Adusted R2 dapat naik atau

turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model. Dalam

kenyataan nilai Adjusted R2 dapat bernilai negatif, walaupun yang

dikehendaki harus bernilai positif. Jika dalam uji empiris didapat nilai

Adjusted R2 negatif, maka nilai Adjusted dianggap bernilai 0 (nol). Secara

matematis jika nilai R2 = 1, maka Adjusted R2 = R2 = 1. Sedangkan jika nilai

R2 = 0, maka Adjusted R2 = (1 – k)/(n – k). Jika k > 1, maka Adjusted R2 akan

bernilai negatif.
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Unit Analisis Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap wajib pajak di Kota Cirebon. Wajib

pajak yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah wajib pajak orang

pribadi yang telah memiliki NPWP. Populasi yang menjadi objek dalam

penelitian ini 121.938. Responden yang diambil untuk penelitian ini sebanyak

110 wajib pajak orang pribadi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan

cara melalui penyebaran kuesioner online yang dibuat dengan googleform.

Berdasarkan hasil survei dengan menggunakan kuesioner, karakteristik

responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa

kelompok yaitu menurut jenis kelamin, umur, pendidikan, jenis pekerjaan dan

pengetahuan perpajakan. Berikut ini gambaran mengenai data dan sampel

yang disajikan pada tabel 4.1 :

Tabel 4. 1
Jumlah Kuesioner

Kuesioner Jumlah
Kuesioner yang disebar 150
Kuesioner yang tidak diisi 40
Kuesioner yang diisi 110
Kuesioner yang dapat dianalisis 110
Sumber: data primer yang diolah, 2022

Kuesioner yang disebar sebanyak 150 buah. Kuesioner yang tidak diisi

berjumlah 40 buah, hal ini disebabkan oleh wajib pajak yang tidak memiliki

NPWP serta terdapat wajib pajak yang tidak sesuai dengan kriteria penelitian.

Sedangkan kuesioner yang dapat diolah berjumlah 110 buah.

54
55

4.2. Karakteristik Responden

4.2.1 Karekteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berikut ini adalah hasil uji deskripsi responden berdasarkan jenis

kelamin dalam tabel 4.2:

Tabel 4. 2
Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Responden Presentase


Laki-laki 56 51%
Perempuan 54 49%
Total 110 100%
Sumber : data primer yang diolah, 2022

Dari tabel 4.2 hasil penelitian menunjukkan bahwa responden berjenis

kelamin pria sebanyak 56 orang dengan tingkat persentase sebanyak 51%,

sedangkan untuk wanita sebanyak 54 orang dengan tingkat persentase

sebanyak 49%. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar responden yang

mengisi kuesioner adalah berjenis kelamin laki-laki.

4.2.2 Karekteristik Responden Berdasarkan Usia

Berikut ini adalah hasil uji deskripsi responden berdasarkan usia dalam

tabel 4.3:

Tabel 4. 3
Klasifikasi Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Responden Presentase


< 20 15 14%
21 – 30 Tahun 40 36%
31 – 40 Tahun 37 34%
> 41 Tahun 18 16%
Total 110 100%
Sumber : data primer yang diolah, 2022
56

Berdasarkan tabel 4.3, hasil klasifikasi responden menurut usia

menunjukkan bahwa responden yang berusia <20 tahun sebanyak 15 orang

responden dengan tingkat persentase sebesar 14%, sedangkan untuk

responden dengan usia antara 21-30 yang merupakan responden terbanyak,

yaitu 40 orang responden dengan tingkat persentase sebesar 36%. Kemudian

untuk responden dengan usia antara 31-40 sebanyak 37 orang responden

dengan tingkat persentase sebesar 34%, untuk responden dengan usia antara

>41 sebanyak 18 orang responden dengan tingkat persentase sebesar 16%.

4.2.3 Karekteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Berikut ini adalah hasil uji deskripsi responden berdasarkan pendidikan

dalam tabel 4.4:

Tabel 4. 4
Klasifikasi Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Responden Presentase


SMP 6 5%
SMA/SMK 44 40%
Diploma 10 9%
Sarjana 46 42%
Magister 4 4%
Total 110 100%
Sumber : data primer yang diolah, 2022

Dari tabel 4.4 klasifikasi responden berdasarkan tingkat pendidikan

menunjukkan bahwa responden dengan pendidikan terakhir SMP sebanyak 6

orang responden dengan tingkat persentase sebesar 5%, responden dengan

pendidikan terakhir SMA/SMK sebanyak 44 orang responden dengan tingkat

persentase sebesar 40%. sedangkan untuk responden dengan pendidikan

terakhir Diploma sebanyak 10 orang responden dengan tingkat persentase


57

sebesar 9%. Kemudian untuk responden dengan pendidikan terakhir Sarjana

(S1) sebanyak 46 orang responden dengan tingkat persentase sebesar 42%,

dan untuk responden dengan pendidikan terakhir Magister (S2) sebanyak 4

orang responden dengan tingkat persentase sebesar 4%.

4.2.4 Karekteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Berikut ini adalah hasil uji deskripsi responden berdasarkan jenis

pekerjaan dalam tabel 4.5:

Tabel 4. 5
Klasifikasi Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Responden Presentase


Mahasiswa 4 4%
PNS 31 28%
Karyawan 34 31%
Wirausaha 23 21%
Lainya 18 16%
Total 110 100%
Sumber : data primer yang diolah, 2022

Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa sebagian besar wajib pajak

di Kota Cirebon yang menjadi responden pada penelitian ini memiliki

pekerjaan sebagai mahasiswa sebanyak 4 wajib pajak atau 4% dari jumlah

responden. Wajib pajak yang memiliki pekerjaan sebagai PNS sebanyak 31

wajib pajak atau 28% dari jumlah responden. Wajib pajak yang bekerja

sebagai karyawan sebanyak 34 wajib pajak atau 31%. Sedangkan wajib pajak

yang bekerja sebagai wirausaha sebanyak 23 wajib pajak atau 21% dari

jumlah responden. Dan wajib pajak yang bekerja sebagai lainya sebanyak 18

wajib pajak atau 16% dari jumlah responden dari hal tersebut dapat dikatakan

bahwa lebih banyak wajib pajak yang berprofesi sebagai karyawan swasta.
58

4.2.5 Karekteristik Responden Berdasarkan Pengetahuan Perpajakan

Berikut ini adalah hasil uji deskripsi responden berdasarkan

pengetahuan perpajakan dalam tabel 4.6:

Tabel 4. 6
Klasifikasi Responden Pengetahuan Perpajakan

Usia Jumlah Responden Presentase


Brevet 30 27%
Penyuluhan Pajak 29 26%
Tidak Ada 25 23%
Lainya 26 24%
Total 110 100%
Sumber : data primer yang diolah, 2022

Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa sebagian besar wajib pajak

di Kota Cirebon responden yang memiliki pengetahuan perpajakan dari

brevet sebanyak 30 wajib pajak atau 27% dari jumlah responden. Wajib pajak

yang memiliki pengetahuan perpajakan dari penyuluhan perpajakan sebanyak

29 wajib pajak atau 26% dari jumlah responden. Wajib pajak yang tidak

memiliki pengetahuan perpajakan sebanyak 25 wajib pajak atau 23%. Wajib

pajak yang memiliki pengetahuan perpajakan dari lainya sebanyak 26 wajib

pajak atau 24% dari jumlah responden. Dari hal tersebut dapat dikatakan

bahwa lebih banyak wajib pajak yang memiliki pengetahuan perpajakan dari

brevet.

4.3. Analisis Data

4.3.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif adalah metode analisis data yang

menggambarkan secara deskriptif dan menyeluruh mengenai suatu data yang


59

dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi (Ghozali, 2018). Dalam

penelitian ini statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan skor

terendah dan tertinggi, rata-rata, dan standar devisi dari jawaban yang

diterima dari responden. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

kesadaran wajib pajak, pengetahuan perpajakan, kualitas pelayanan, sanksi

perpajakan dan kepatuhan wajib pajak yang akan diuji dalam statistik

deskriptif seperti tabel 4.7 :

Tabel 4. 7
Hasil Analisis Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Kepatuhan Wajib Pajak 110 20,00 35,00 30,6091 3,38669
Kesadaran Wajib Pajak 110 18,00 30,00 25,6364 2,76521
Pengetahuan Perpajakan 110 19,00 30,00 25,5273 2,90115
Kualitas Pelayanan 110 17,00 30,00 25,4636 3,18159
Sanksi Perpajakan 110 23,00 35,00 30,5909 3,02981
Valid N (listwise) 110
Sumber : data primer yang diolah, 2022

Berdasarkan tabel 4.7 terdapat 110 responden (N) yang valid dan dapat

melakukan proses selanjutnya. Berikut ini adalah penjelasan terkait variabel-

variabel yang terdapat pada tabel 4.7:

1. Variabel kepatuhan wajib pajak dapat dilihat pada tabel 4.7 bahwa nilai

minimumnya adalah sebesar 20 dengan jumlah pernyataan sebanyak 7

pernyataan maka dapat diketahui bahwa rata-rata jawaban minimum

responden sebesar 2,8 yaitu mendekati ke skala netral, sedangkan untuk

nilai maksimumnya yaitu sebesar 35 dengan jumlah pernyataan

sebanyak 7 butir pernyataan maka dapat diketahui bahwa rata-rata nilai

maksimum jawaban responden yaitu 5 atau sangat setuju. Nilai rata-


60

rata (mean) jawaban responden mengenai variabel kepatuhan wajib

pajak yaitu 30,6091. Standar deviasi pada variabel kepatuhan wajib

pajak sebesar 3,38669 yang menunjukkan jawaban responden

bervariasi.

2. Variabel kesadaran wajib pajak dapat dilihat pada tabel 4.7 bahwa nilai

minimumnya adalah sebesar 18 dengan jumlah pernyataan sebanyak 6

pernyataan maka dapat diketahui bahwa rata-rata jawaban minimum

responden sebesar 3 yaitu masuk dalam kategori skala netral,

sedangkan untuk nilai maksimumnya yaitu sebesar 30 dengan jumlah

pernyataan sebanyak 6 butir pernyataan maka dapat diketahui bahwa

rata-rata nilai maksimum jawaban responden yaitu 5 atau sangat setuju.

Nilai rata-rata (mean) jawaban responden mengenai variabel kesadaran

wajib pajak yaitu 25,6364. Standar deviasi pada variabel kesadaran

wajib pajak sebesar 2,76521 yang menunjukkan jawaban responden

bervariasi.

3. Variabel pengetahuan perpajakan dapat dilihat pada tabel 4.7 bahwa

nilai minimumnya adalah sebesar 19 dengan jumlah pernyataan

sebanyak 6 pernyataan maka dapat diketahui bahwa rata-rata jawaban

minimum responden sebesar 3,16 yaitu mendekati ke skala netral,

sedangkan untuk nilai maksimumnya yaitu sebesar 30 dengan jumlah

pernyataan sebanyak 6 butir pernyataan maka dapat diketahui bahwa

rata-rata nilai maksimum jawaban responden yaitu 5 atau sangat setuju.

Nilai rata-rata (mean) jawaban responden mengenai variabel


61

pengetahuan perpajakan yaitu 25,5273. Standar deviasi pada variabel

pengetahuan perpajakan sebesar 2,9015 yang menunjukkan jawaban

responden bervariasi.

4. Variabel kualitas pelayanan dapat dilihat pada tabel 4.7 bahwa nilai

minimumnya adalah sebesar 17 dengan jumlah pernyataan sebanyak 6

pernyataan maka dapat diketahui bahwa rata-rata jawaban minimum

responden sebesar 2,83 yaitu mendekati kategori skala netral,

sedangkan untuk nilai maksimumnya yaitu sebesar 30 dengan jumlah

pernyataan sebanyak 6 butir pernyataan maka dapat diketahui bahwa

rata-rata nilai maksimum jawaban responden yaitu 5 atau sangat setuju.

Nilai rata-rata (mean) jawaban responden mengenai variabel kualitas

pelayanan yaitu 25,4636. Standar deviasi pada variabel kualitas

pelayanan sebesar 3,18159 yang menunjukkan jawaban responden

bervariasi.

5. Variabel sanksi perpajakan dapat dilihat pada tabel 4.7 bahwa nilai

minimumnya adalah sebesar 23 dengan jumlah pernyataan sebanyak 7

pernyataan maka dapat diketahui bahwa rata-rata jawaban minimum

responden sebesar 3,29 yaitu masuk dalam kategori skala netral,

sedangkan untuk nilai maksimumnya yaitu sebesar 35 dengan jumlah

pernyataan sebanyak 6 butir pernyataan maka dapat diketahui bahwa

rata-rata nilai maksimum jawaban responden yaitu 5 atau sangat setuju.

Nilai rata-rata (mean) jawaban responden mengenai variabel sanksi

perpajakan yaitu 30,5909. Standar deviasi pada variabel kesadaran


62

wajib pajak sebesar 3, 02981 yang menunjukkan jawaban responden

bervariasi.

4.3.2 Uji Kualitas Data

Pengujian kualitas data ini bertujuan untuk mengetahui instrumen yang

digunakan apakah valid dan reliabel sebab kebenaran data yang diolah sangat

menentukan kualitas hasil penelitian.

4.3.2.1 Uji Validitas Data

Uji validitas berfungsi untuk menguji apakah butir pertanyaan itu valid

atau tidak, penguji menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan

menghitung korelasi antara nilai yang telah diperoleh dari pertanyaan yang

terdapat dikuisioner. Pengujian dilakukan dengan menggunakan tingkat

signifikasi 5% atau 0,05 dengan kriteria pengujian yang dibuktikan oleh

perhitungan apabila nilai pearson correlation (rhitung) < rtabel maka butir

pertanyaan dikatakan tidak valid, sedangkan apabila nilai pearson correlation

rhitung > rtabel maka butir pertanyaan dapat dikatakan valid. Bila korelasi antara

masing-masing butir terhadap total skor tersebut signifikan maka data

tersebut dinyatakan valid. Nilai rtabel untuk penelitian ini dapat ditentukan

dengan melihat rtabel dengan n = 110, df = 108 dan taraf signifikansi 5%

yaitu = 0,1874 Berikut merupakan hasil perhitungan uji validitas berdasarkan

100 responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini :

Tabel 4. 8
Hasil Uji Validitas
Variabel Pernyataan rhitung rtabel Keterangan

1 0,833 0,1874 Valid


Kepatuhan 2 0,832 0,1874 Valid
Wajib Pajak 3 0,854 0,1874 Valid
63

Variabel Pernyataan rhitung rtabel Keterangan

(Y) 4 0,837 0,1874 Valid


5 0,833 0,1874 Valid
6 0,840 0,1874 Valid
7 0,835 0,1874 Valid
1 0,666 0,1874 Valid
Kesadaran 2 0,647 0,1874 Valid
Wajib Pajak 3 0,664 0,1874 Valid
(X1) 4 0,647 0,1874 Valid
5 0,651 0,1874 Valid
6 0,678 0,1874 Valid
Pengetahuan 1 0,657 0,1874 Valid
Perpajakan 2 0,696 0,1874 Valid
(X2) 3 0,665 0,1874 Valid
4 0,682 0,1874 Valid
5 0,682 0,1874 Valid
6 0,670 0,1874 Valid
1 0,797 0,1874 Valid
Kualitas 2 0,806 0,1874 Valid
Pelayanan 3 0,814 0,1874 Valid
(X3) 4 0,803 0,1874 Valid
5 0,804 0,1874 Valid
6 0,786 0,1874 Valid
1 0,597 0,1874 Valid
Sanksi 2 0,583 0,1874 Valid
Perpajakan 3 0,606 0,1874 Valid
(Z) 4 0,578 0,1874 Valid
5 0,575 0,1874 Valid
6 0,589 0,1874 Valid
7 0,526 0,1874 Valid
Sumber : data primer yang diolah, 2022

Berdasarkan tabel 4.8. dapat disimpulkan bahwa pernyataan-

pernyataan mengenai kesadaran wajib pajak, Pengetahuan Perpajakan,

kualitas pelayanan, sanksi perpajakan sebagai moderasi, dan kepatuhan wajib

pajak pada tiap variabel tersebut dinyatakan valid, dan dapat digunakan

sebagai data penelitian.

4.3.2.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas harus dilakukan hanya pada pertanyaan yang telah

memiliki atau memenuhi uji validitas, jadi jika tidak memenuhi syarat uji
64

validitas maka tidak perlu diteruskan untuk uji reliabilitas. Berikut hasil dari

uji reliabilitas terhadap butir-butir pertanyaan yang valid disajikan pada tabel

4.9 sebagai berikut::

Tabel 4. 9
Hasil Uji Realibilitas
Variabel Cronbach Alpha Kriteria Keterangan
Kepatuhan Wajib Pajak 0,858 0,600 Reliabel
Kesadaran Wajib Pajak 0,699 0,600 Reliabel
Pengetahuan Perpajakan 0,714 0,600 Reliabel
Kualitas Pelayanan 0,829 0,600 Reliabel
Sanksi Perpajakan 0,617 0,600 Reliabel
Sumber : data primer yang diolah, 2022

Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa koefisien Cronbach's

Alpha >0,60 sehingga seluruh pertanyaan dalam kuesioner pada item-item

pertanyaan pada variabel kesadaran wajib pajak, pengetahuan perpajakan,

kualitas pelayanan, sanksi perpasjakan dan kepatuhan wajib pajak adalah

reliabel.

4.3.3 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan terlebih dulu sebelum uji regresi linier

berganda, hal ini bertujuan untuk mengetahui asumsi-asumsi yang diperlukan

apakah uji hipotesis sudah terpenuhi. Adapun uji asumsi klasik dalam

penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikolonieritas, dan uji

heteroskedastisitas.

4.3.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi normal

atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal
65

atau mendekati normal (Ghozali, 2018). Untuk menguji normalitas, dapat

menganalisis dengan melihat nilai probabilitasnya. Dasar pengambilan

keputusan adalah jika nilai probabilitas > 0,05 maka model regresi memenuhi

asumsi normalitas. Berikut tabel hasil uji normalitas data dengan

menggunakan kolmogorovsmirnov:

Tabel 4. 10
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize
d Residual
N 110
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 1.79498214
Most Extreme Absolute .070
Differences Positive .070
Negative -.044
Test Statistic .070
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber : data primer yang diolah, 2022

Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. yang

didapatkan pada uji One-Sample Kolmogorv-Smirnov Test adalah sebesar

0,200. Nilai tersebut lebih besar daripada 0,05, dapat disimpulkan bahwa data

pada penelitian ini sudah terdistribusi dengan normal. menunjukkan bahwa

nilai Asymp. Sig. yang didapatkan pada uji One-Sample Kolmogorv-Smirnov

Test adalah sebesar 0,200. Nilai tersebut lebih besar daripada 0,05, dapat

disimpulkan bahwa data pada penelitian ini sudah terdistribusi dengan

normal.
66

4.3.3.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas digunakan untuk menguji apakah model regresi

ditemukannya hubungan yang kuat antar variabel independen. Pengujian

multikolinieritas dilakukan untuk melihat ada tidaknya hubungan linear

antara variabel bebas dilakukan dengan menggunakan Variance Inflation

Factor (VIF) dan tolerance value. Apabila tolerance value adalah > 0,10 atau

nilai VIF < 10, maka tidak akan terjadi multikolinearitas. Sedangkan, jika

tolerance value dibawah 0,10 atau nilai VIF diatas 10, maka terjadi

multikolinearitas (Ghozali, 2018). Berikut ini adalah hasil uji

multikolinearitas:

Tabel 4. 11
Hail Uji Multikolinieritas

Model Collinearity Statistics


Tolerance VIF
(Constant)
Kesadaran Wajib Pajak 0,332 3.014
Pengetahuan Perpajakan 0,318 3,002
Kualitas Pelayanan 0,403 2,479
Sanksi Perpajakan 0,526 1.903
Sumber : data primer yang diolah, 2022

Dari hasil tabel 4.11, hasil uji multikolinearitas pada variabel

kesadaran wajib pajak, pengetahuan perpajakan, kualitas pelayanan, sanksi

perpajakan dan kepatuhan wajib pajak memiliki nilai Tolerance > 0,10 yaitu

pada variabel kesadaran wajib pajak memiliki nilai sebesar 0,332, variabel

pengetahuan perpajakan memiliki nilai sebesar 0,318, variabel kualitas

pelayanan perpajakan memiliki nilai sebesar 0,403 dan variabel sanksi

perpajakan memiliki nilai 0,526. Hasil perhitungan nilai VIF untuk keempat

variabel tersebut juga menunjukkan nilai VIF < 10 sehingga dapat


67

disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas dalam model analisis

regresi berganda.

4.3.3.3 Uji Heteroskedastisitas

Untuk memeriksa apakah terjadi heteroskedastisitas dalam penelitian

ini, dilakukan uji glejser. Uji glejser dilakukan dengan meregresikan variabel

bebas terhadap nilai absolute residual-nya terhadap variabel dependen

(Ghozali, 2018). Kriteria yang digunakan untuk menyatakan apakah terjadi

heteroskedastisitas atau tidak di antara data pengamatan dapat dijelaskan

dengan menggunakan koefisien signifikansi. Apabila koefisien signifikansi

lebih dari tingkat signifikansi yang ditetapkan yaitu 5%, maka dapat

disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas (homoskedastisitas). Jika

koefisien signifikansi lebih kecil dari tingkat signifikansi yang ditetapkan,

maka dapat disimpulkan terjadi heteroskedastisitas. Hasil uji

heteroskedastisitas dengan menggunakan SPSS sebagai berikut :

Tabel 4. 12
Hasil Uji Heteroskedasitas

Variabel Sig. Nilai Keterangan


Kritis
(Constant)
Kesadaran Wajib Pajak 0,402 0,05 tidak terjadi heteroskedastisitas
Pengetahuan Perpajakan 0,705 0,05 tidak terjadi heteroskedastisitas
Kualitas Pelayanan 0,086 0,05 tidak terjadi heteroskedastisitas
Sanksi Perpajakan 0,762 0,05 tidak terjadi heteroskedastisitas
Sumber : data primer yang diolah, 2022

Dari tabel 4.12 diketahui nilai probabilitas atau sig. glejser dari

kesadaran wajib pajak adalah 0,402 > 0,05, nilai probabilitas atau sig. glejser

dari pengetahuan pajak adalah 0,705 > 0,05, nilai probabilitas atau sig. glejser
68

dari kualitas pelayanan adalah 0,086 > 0,05, dan nilai probabilitas atau sig.

glejser dari sanksi pajak adalah 0,762 > 0,05. Karena nilai probabilitas atau

koefisien signifikansi masing-masing variabel independen lebih dari 0,05

maka disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.3.4 Analisis Regresi Linear Berganda

Metode pengujian regresi berganda dilakukan dengan penerapan uji

persamaan regresi linear berganda. Analisis regresi linear berganda adalah

hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen dengan

variabel dependen. Hasil pengujian tersebut ditampilkan sebagai berikut:

Tabel 4. 13
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Unstandardized Coefficients
Model B Std. Error
1(Constant) 0,758 1,573
Kesadaran Wajib Pajak 0,444 0,110
Pengetahuan Perpajakan 0,254 0,107
Kualitas Pelayanan 0,186 0,087
Sanksi Perpajakan 0,237 0,080
Sumber : data primer yang diolah, 2022

Berdasarkan tabel 4.13 persamaan regresi yang menjelaskan pengaruh

kesadaran wajib pajak, pengetahuan perpajakan dan kualitas pelayanan

sebagai berikut:

KWP = 0,758 + 0,444KSP + 0,254PP + 0,186KP + 0,237SP +e


Dari persamaan diatas dapat dijelaskan bahwa:

a. Pada model regresi ini nilai konstanta sebesar 0,758 menunjukkan

bahwa jika variabel independen (kesadaran wajib pajak, pengetahuan

perpajakan, kualitas pelayanan dan sanksi perpajakan sebagai

moderasi) diasumsikan sama dengan nol, maka kepatuhan wajib pajak


69

akan meningkat sebesar 0,758.

b. Nilai koefisien regresi kesadaran wajib pajak (X1) sebesar 0,444.

Dengan demikian kepatuhan wajib pajak meningkat sebesar 0,444

apabila kesadaran wajib pajak meningkat satu satuan dengan asumsi

variabel independen lainnya konstan.

c. Nilai koefisien regresi pengetahuan perpajakan (X2) sebesar 0,356.

Dengan demikian pengetahuan perpajakan meningkat sebesar 0,356

apabila pengetahuan perpajakan meningkat satu satuan dengan asumsi

variabel independen lainnya konstan.

d. Nilai koefisien regresi kualitas pelayanan (X3) sebesar 0,186. Dengan

demikian pengetahuan perpajakan meningkat sebesar 0,186 apabila

pengetahuan perpajakan meningkat satu satuan dengan asumsi variabel

independen lainnya konstan.

4.3.5 Uji Moderated Regression Analysis (MRA)

Moderated Regression Analysis (MRA) digunakan untuk mengetahui

pengaruh kesadaran wajib pajak, kualitas pelayanan, pengetahuan

perpajakan, dan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak dengan

sanksi perpajakan sebagai variabel moderating. Berikut ini tabel 4.14 hasil

model Moderate Regression Analysis (MRA):


70

Tabel 4. 14
Hasil Uji MRA

Unstandardized
Coefficients
Model B Std. Error t Sig.
1(Constant) -38.084 13.136 -2.899 0,005
Kesadaran Wajib Pajak 2.635 1.084 2.430 0,017
Pengetahuan Perpajakan -3.105 1.185 -2.621 0,010
Kualitas Pelayanan 2.928 .931 3.145 0,002
Sanksi Perpajakan 1.501 .423 3.550 0,001
Moderasi1 -.075 .037 -2.020 0,046
Moderasi2 .117 .041 2.883 0,005
Moderasi3 -.093 .031 -2.986 0,004
a. Sumber : data primer yang diolah, 2022

Berdasarkan tabel 4.14 persamaan regresi yang menjelaskan pengaruh

kesadaran wajib pajak, pengetahuan perpajakan dan kualitas pelayanan

dengan sanksi perpajakan sebagai variabel moderasi yaitu :

KWP = -38,084 + 2,635KSP – 3,105PP + 2,928KP + 1,501SK -

0,075KSP*SK + 0,117PP*SK + -0,093KP*SK + e

Dengan uji signifikansi parameter individual dibawah ini dapat

dijelaskan bahwa:

a. Sanksi perpajakan memoderasi pengaruh kesadaran wajib pajak terhadap

kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan hasil uji regresi tanpa interaksi pada

tabel 4.14, diperoleh nilai signifikansi uji t variabel sanksi perpajakan

sebesar 0,001. Nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 yang menunjukkan

bahwa variabel sanksi perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib

pajak. Selanjutnya hasil uji regresi dengan interaksi kesadaran wajib

pajak dan sanksi perpajakan pada tabel 4.14, diperoleh nilai signifikansi

uji t variabel moderasi 1 sebesar 0,046. Nilai tersebut lebih kecil dari 0,05
71

yang menunjukkan bahwa interaksi tersebut berpengaruh. Maka dapat

disimpulkan bahwa variabel sanksi perpajakan adalah variabel moderasi

semu atau quasi moderator artinya variabel yang memoderasi antara

variabel independen dengan variabel dependen yang sekaligus menjadi

variabel independen. Hasil uji MRA yang terlihat pada tabel 4.14

menunjukkan bahwa variabel moderasi 1 mempunyai t hitung sebesar -

2,020 dan tingkat signifikasi 0,046 yang lebih kecil dari 0,05, maka H 4

diterima. Hal ini berarti bahwa variabel sanksi perpajakan merupakan

variabel yang memoderasi pengaruh variabel kesadaran wajib pajak

terhadap kepatuhan wajib pajak.

b. Sanksi perpajakan memoderasi pengaruh pengetahuan perpajakan

terhadap kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan hasil uji regresi tanpa

interaksi pada tabel 4.14, diperoleh nilai signifikansi uji t variabel sanksi

perpajakan sebesar 0,001. Nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 yang

menunjukkan bahwa variabel sanksi perpajakan berpengaruh terhadap

kepatuhan wajib pajak. Selanjutnya hasil uji regresi dengan interaksi

pengetahuan perpajakan dan sanksi perpajakan pada tabel 4.14, diperoleh

nilai signifikansi uji t variabel moderasi 2 sebesar 0,005. Nilai tersebut

lebih kecil dari 0,05 yang menunjukkan bahwa interaksi tersebut

berpengaruh. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel sanksi perpajakan

adalah variabel moderasi semu atau quasi moderator artinya variabel

yang memoderasi antara variabel independen dengan variabel dependen

yang sekaligus menjadi variabel independen. Hasil uji MRA yang terlihat
72

pada tabel 4.14 menunjukkan bahwa variabel moderasi 2 mempunyai t

hitung sebesar 2,883 dan tingkat signifikasi 0,005 yang lebih kecil dari

0,05, maka H5 diterima. Hal ini berarti bahwa variabel sanksi perpajakan

merupakan variabel yang memoderasi pengaruh variabel pengetahuan

perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak.

c. Sanksi perpajakan memoderasi pengaruh kualitas pelayanan terhadap

kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan hasil uji regresi tanpa interaksi pada

tabel 4.14, diperoleh nilai signifikansi uji t variabel sanksi perpajakan

sebesar 0,001. Nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 yang menunjukkan

bahwa variabel sanksi perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib

pajak. Selanjutnya hasil uji regresi dengan interaksi kuali dan sanksi

perpajakan pada tabel 4.14, diperoleh nilai signifikansi uji t variabel

moderasi 3 sebesar 0,004. Nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 yang

menunjukkan bahwa interaksi tersebut berpengaruh. Maka dapat

disimpulkan bahwa variabel sanksi perpajakan adalah variabel moderasi

semu atau quasi moderator artinya variabel yang memoderasi antara

variabel independen dengan variabel dependen yang sekaligus menjadi

variabel independen. Hasil uji MRA yang terlihat pada tabel 4.14

menunjukkan bahwa variabel moderasi 3 mempunyai t hitung sebesar -

2,986 dan tingkat signifikasi 0,004 yang lebih kecil dari 0,05, maka H6

diterima. Hal ini berarti bahwa variabel sanksi perpajakan merupakan

variabel yang memoderasi pengaruh variabel kualitas pelayanan terhadap

kepatuhan wajib pajak.


73

4.3.6 Uji t

Dalam prosedur analisis regresi linear berganda menggunakan uji t

yang berfungsi sebagai pengujian hipotesis secara sendiri-sendiri di mana

dalam penelitiannya menggunakan variabel independen lebih dari satu

variabel. Uji t dilakukan dengan cara membandingkan nilai signifikansi <

0,05 maka dapat diartikan adanya pengaruh antara variabel independen

terhadap variabel dependen.

Tabel 4. 15
Hasil Uji t

Model t Sig.
1(Constant) -2,899 0,005
Kesadaran Wajib Pajak 2,430 0,017
Pengetahuan Perpajakan -2,621 0,010
Kualitas Pelayanan 3,145 0,002
Sanksi Perpajakan 3,550 0,001
Moderasi1 -2,020 0,046
Moderasi2 2,883 0,005
Moderasi3 -2,986 0,004
Sumber : data primer yang diolah, 2022

Berdasarkan tabel 4.15 uji signifikansi parameter individual

menjelaskan bahwa:

a. Analisis pengaruh kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib

pajak

Berdasarkan uji t menunjulkan bahwa variabel kesadaran wajib pajak

(X1) memiliki nilai signifikansi kurang dari 0,05 (0,017 < 0,05) berarti

kesadaran wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak

Orang Pribadi.
74

b. Analisis pengaruh pengetahuan perpajakan terhadap kepatuhan wajib

pajak

Berdasarkan uji t menunjulkan bahwa variable pengetahuan perpajakan

(X1) memiliki nilai signifikansi kurang dari 0,05 (0,010 < 0,05) yang

berarti pengetahuan perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib

Pajak Orang Pribadi.

c. Analisis pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepatuhan wajib pajak

Berdasarkan uji t menunjulkan bahwa variabel kualitas pelayanan (X1)

memiliki nilai signifikansi kurang dari 0,05 (0,002 < 0,05) yang berarti

kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang

Pribadi.

d. Analisis sanksi perpajakan memperkuat pengaruh kesadaran wajib

pajak terhadap kepatuhan wajib pajak

Pada variabel moderasi 1 yaitu hubungan sanksi perpajakan dengan

pengaruh kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak

berdasarkan uji t menunjulkan bahwa variabel moderasi 1 memiliki

nilai signifikansi kurang dari 0,05 (0,046 < 0,05) yang berarti sanksi

perpajakan memperkuat pengaruh kesadaran wajib pajak terhadap

kepatuhan wajib pajak.

e. Analisis sanksi perpajakan memperkuat pengaruh pengetahuan

perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak

Pada variabel moderasi 2 yaitu hubungan sanksi perpajakan dengan

pengaruh pengetahuan perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak


75

berdasarkan uji t menunjulkan bahwa variabel moderasi 2 memiliki

nilai signifikansi kurang dari 0,05 (0,005 < 0,05) yang berarti sanksi

perpajakan memperkuat pengaruh pengetahuan perpajakan terhadap

kepatuhan wajib pajak.

f. Analisis sanksi perpajakan memperkuat pengaruh kualitas pelayanan

terhadap kepatuhan wajib pajak

Pada variabel moderasi 3 yaitu hubungan sanksi perpajakan dengan

pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepatuhan wajib pajak

berdasarkan uji t menunjulkan bahwa variable moderasi 3 memiliki

nilai signifikansi kurang dari 0,05 (0,004 < 0,05) yang berarti sanksi

perpajakan memperkuat pengaruh kualitas pelayanan pajak terhadap

kepatuhan wajib pajak.

4.3.7 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model menerangkan variasi variabel dependen. Range nilainya

antar 0-1, apabila nilai R2 kecil berarti kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas, dan

sebaliknya apabila R2 besar berarti kemampuan variabel-variabel independen

dalam menjelaskan variasi variabel dependen besar.

Tabel 4. 16
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Adjusted R Square Presentase
1 0,749 74,9 %
a. Predictors: (Constant), Moderasi3, Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan
Perpajakan, Sanksi Perpajakan, Kualitas Pelayanan, Moderasi1, Moderasi2
Sumber : data primer yang diolah, 2022
76

Hasil Berdasarkan pada tabel 4.16 menunjukkan bahwa hasil dari nilai

R-Square yang digunakan dalam penelitian ini dengan tujuan untuk

mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas variabel terikat. Dari hasil

tabel 4.16 didapatkan bahwa variabel kepatuhan wajib pajak memiliki nilai

Adjusted R-Square sebesar 0,749 yang dapat diartikan bahwa kepatuhan

wajib pajak dapat dijelaskan oleh variabel kesadaran wajib pajak,

pengetahuan perpajakan dan kualitas pelayanan dengan sanksi perpajakan

sebgai variabel moderasi sebesar 74,9 % sedangkan 25,1% lainnya

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini.

4.4 Pembahasan

Pada bagian ini menjelaskan tentang ringkasan hasil hipotesis yang

sudah diuji sebagai berikut :

4.4.1 Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Orang Pribadi

Kesadaran wajib pajak adalah kondisi wajib pajak yang mengetahui,

mengakui, menghargai dan mentaati peraturan pajak yang berlaku yang

muncul dari diri sendiri tanpa paksaan apapun. Peran pemerintah pun ikut

aktif guna untuk menyadarkan masyarakat akan pajak sangat diperlukan baik

berupa penyuluhan atau sosialisasi rutin ataupun berupa pelatihan secara

intensif agar dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk membayar

pajak. Kesadaran wajib pajak akan terbentuk jika wajib pajak mengetahui

adanya undang-undang dan ketentuan perpajakan serta mengetahui fungsi

pajak bagi negara, kemudian memahami bahwa kewajiban perpajakan harus


77

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sejalan dengan Theory

of Planned Behavior (TPB), kesadaran wajib pajak merupakan penyebab

dalam menentukan perilaku patuh atau tidak patuh untuk memenuhi

kewajiban perpajakannya maka akan di pengaruhi rasionalitas dalam

mempertimbangkan manfaat dari pajak dan juga pengaruh orang lain yang

berperan mempengaruhi keputusan dalam patuh pajak.

Kesadaran wajib pajak amatlah diperlukan guna meningkatkan

kepatuhan wajib pajak, karena semakin tinggi kesadaran wajib pajak tentang

perpajakan maka semakin tinggi tingkat kepatuhan wajib pajak. Hasil

pengujian dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kesadaran wajib pajak

memiliki pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi pada KPP

Pratama Cirebon Satu. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Sinaga (2021), Ghassani (2017), dan Utami (2019)

mengemukakan bahwa kesadaran wajib pajak berpengaruh terhadap

kepatuhan wajib pajak orang pribadi.

4.4.2 Pengaruh Pengetahuan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Orang Pribadi

Pengetahuan adalah apa yang diketahui oleh manusia atau hasil

pekerjaan manusia dari yang tidak tahu menjadi tahu. Pengetahuan dan

pemahaman wajib pajak mengenai peraturan perpajakan berkaitan dengan

persepsi wajib pajak dalam menentukan perilakunya (perceived behavior

control) dalam kepatuhan untuk membayar pajak. Pengetahuan akan

peraturan perpajakan bisa diperoleh wajib pajak melalui seminar tentang


78

perpajakan, penyuluhan dan pelatihan yang dilakukan Ditjen Pajak. Sejalan

dengan Theory of Planned Behavior (TPB), bahwa sikap (attitude), kehendak

(intention) dan perilaku (behavior) saling berkaitan. Individu akan melakukan

sesuatu sesuai dengan sikap yang dimilikinya terhadap suatu perilaku serta

dianggap positif yang kemudian akan dipilih untuk berperilaku dalam

kehidupannya. Begitu pula sikap individu terhadap kepatuhan wajib pajak

dalam memahami perpajakan yang nantinya akan berpengaruh terhadap

kepatuhannya dalam membayar pajak.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan perpajakan

berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi, jika pengetahuan

perpajakan yang dimiliki oleh wajib pajak orang pribadi semakin tinggi maka

tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi akan mengalami kenaikan. Hasil

penelitian ini sejalan dengan penelitian Linda (2020), Ghassani (2017) dan

Prabudi (2019) bahwa pengetahuan perpajakan berpengaruh terhadap

kepatuhan wajib pajak.

4.4.3 Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Orang Pribadi

Pelayanan pada sektor perpajakan dapat diartikan sebagai pelayanan

yang diberikan kepada wajib pajak oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk

membantu wajib pajak memenuhi kewajiban perpajakannya. Untuk

meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban

perpajakannya maka kualitas pelayanan harus ditingkatkan oleh aparat pajak.

Kualitas pelayanan dapat diukur dengan kemampuan memberikan pelayanan


79

yang meliputi berpakaian rapi, selalu bersikap ramah, mendengarkan dengan

baik apa yang diutarakan oleh wajib pajak, memahami kebutuhan pelanggan,

membantu para pelanggan serta memberikan pelayanan yang tanggap, dan

memberi pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat, handal, dan

memuaskan.

Sejalan dengan Theory of Planned Behavior (TPB), yang menjelaskan

bahwa perilaku seseorang dalam bersikap akan dipengaruhi oleh persepsi

kontrol perilaku. Persepsi tersebut menjelaskan bahwa individu dalam

berperilaku tidak dapat mengkontrol perilaku sepenuhnya dibawah kendali

diri sendiri. Oleh karena itu, pelayanan perpajakan yang diberikan oleh fiskus

kepada wajib pajak mampu memberikan persepsi yang menyebabkan wajib

pajak dapat patuh terhadap perpajakan atau tidak.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan

berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi, jika semakin baik

kualitas pelayanan yang diberikan kepada wajib pajak orang pribadi maka

semakin meningkat tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi dalam

membayarkan pajak. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan Linda (2020), Sinaga (2021), dan Utami (2019) mengemukakan

bahwa kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang

pribadi.
80

4.4.4 Sanksi Perpajakan Memoderasi Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak

Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi

Sanksi pajak merupakan suatu tindakan yang diberikan kepada wajib

pajak yang melanggar peraturan. Sanksi diperlukan agar peraturan atau

Undang-Undang tidak dilanggar. Sanksi perpajakan akan berpengaruh untuk

memperkuat kesadaran wajib pajak dalam membayar kewajiban pajaknya,

maka wajib pajak akan semakin menghargai peraturan perpajakan sehingga

muncul kesadaran dalam diri wajib pajak untuk melaksanakan kewajibannya

sebagai warga negara yang baik yaitu patuh dalam membayar pajak. Sejalan

dengan Theory of Planned Behavior (TPB), sanksi perpajakan dapat menjadi

salah satu faktor eksternal yang dapat memaksa wajib pajak agar menjadi

patuh terhadap kebijakan dalam perpajakan dan membayarkan kewajibannya

atas pajak. Wajib pajak yang telah mengetahui sanksi perpajakan yang akan

mereka dapatkan jika tidak mematuhi hak dan kewajiban perpajakan

terutangnya, maka akan muncul tindakan patuh karena adanya kesadaran

yang dimiliki setiap individu untuk bertindak.

Hipotesis keempat dalam penelitian ini menyatakan sanksi perpajakan

mampu memoderasi kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak

orang pribadi. Hasil penelitian menunjukan bahwa sanksi perpajakan mampu

memoderasi pengaruh kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak

orang pribadi. Penelitian ini mendukung penelitian Ayu (2019) yang

menyatakan bahwa sanksi perpajakan mampu memoderasi pengaruh

kesadaran wajib pajak pada kepatuhan wajib pajak orang pribadi.


81

4.4.5 Sanksi Perpajakan Memoderasi Pengaruh Pengetahuan Perpajakan

Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi

Sanksi pajak merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan

perundang-undangan dengan perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti

atau ditaati atau bisa dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat

pencegah (preventif) agar wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan.

Pengetahuan pajak yaitu langkah pendewasaan pemikiran seorang wajib

pajak melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Melalui pendidikan formal

dan non formal dapat meningkatkan pengetahuan wajib pajak, karena

pengetahuan perpajakan merupakan hal yang paling mendasar harus dimiliki

wajib pajak. Semakin banyak pengetahuan yang dimiliki wajib pajak maka

wajib pajak akan mengetahui sanksi-sanksi apa saja yang didapat ketika

melanggar peraturan perpajakan yang nantinya berdampak pada kepatuhan

wajib pajak dalam membayar pajak. Sejalan dengan Theory of Planned

Behavior (TPB), sanksi merupakan salah satu faktor yang dapat mengontrol

untuk tidak terjadinya perilaku yang menyimpang, karena terkait dengan

control beliefs yang menghasilkan perceived behavioral control dimana jika

wajib pajak tidak patuh akan memperoleh sanksi dan sanksi tersebut tidak

berada di bawah kendali wajib pajak.

Hipotesis kelima dalam penelitian ini menyatakan bahwa sanksi

perpajakan mampu memoderasi pengaruh pengetahuan perpajakan terhadap

kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Hasil penelitian menunjukan bahwa

sanksi perpajakan mampu memoderasi pengaruh pengetahuan perpajakan


82

terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Penelitian ini mendukung

penelitian yang dilakukan Ghassani (2017) menyatakan bahwa persepsi

responden mengenai variabel sanksi perpajakan memoderasi pengaruhnya

hubungan antara pengetahuan perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak.

4.4.6 Sanksi Perpajakan Memoderasi Pengaruh Kualitas Pelayanan

Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi

Sanksi perpajakan memiliki peran penting guna memberikan pelajaran

bagi pelanggar pajak agar tidak meremehkan peraturan perpajakan. Peraturan

perpajakan secara garis besar berisikan hak dan kewajiban, tindakan yang

diperkenankan dan tidak diperkenankan oleh masyarakat. Agar Undang-

Undang dan peraturan tersebut dipatuhi, maka harus ada sanksi bagi

pelanggarnya, demikian halnya untuk hukum pajak. Pelayanan fiskus adalah

cara melayani (membantu mengurus atau mempersiapkan segala hal yang

diperlukan dan dibutuhkan seseorang) yang dilakukan oleh petugas pajak.

Pelayanan aparat pajak yang baik akan memberikan kenyamanan bagi wajib

pajak. Keramah tamahan petugas pajak dalam pemberian informasi kepada

wajib pajak termasuk dalam pelayanan perpajakan tersebut. Sejalan dengan

Theory of Planned Behavior (TPB), sanksi perpajakan merupakan faktor

kontrol yang dapat mempengaruhi wajib pajak orang pribadi untuk bersikap

patuh terhadap aturan karena menghindari sanksi.

Hipotesis keenam dalam penelitian ini menyatakan bahwa sanksi

perpajakan mampu memoderasi pengaruh kualitas pelayanan terhadap

kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Hasil penelitian menunjukan bahwa


83

sanksi perpajakan mampu memoderasi kualitas pelayanan terhadap

kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Penelitian ini mendukung penelitian

Sinaga (2021) menyatakan penerapan sanksi perpajakan memoderasi

pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepatuhan wajib pajak.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan peneliti

mengenai pengaruh kesadaran wajib pajak, pengetahuan perpajakan, dan

kualitas pelayanan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi di Kota

Cirebon dengan sanksi perpajakan sebagai pemoderasi, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Kesadaran wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak

orang pribadi.

2. Pengetahuan perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak

orang pribadi.

3. Kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang

pribadi.

4. Sanksi perpajakan mampu memoderasi pengaruh kesadaran wajib pajak

terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.

5. Sanksi perpajakan mampu memoderasi pengaruh pengetahuan

perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.

6. Sanksi perpajakan mampu memoderasi pengaruh kualitas pelayanan

terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.

84
85

5.2. Implikasi

5.2.1 Implikasi Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan manfaat dan

referensi maupun pedoman bagi pihak yang ingin melakukan penelitian

sejenis dalam rangka pengembangan dari ilmu pengetahuan khususnya

akuntansi sektor publik dan akuntansi perpajakan untuk meningkatkan

pendapatan negara dari sektor perpajakan.

5.2.2 Implikasi Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan tambahan

informasi bagi para pembuat kebijakan serta pertimbangan dalam menyusun

perencanaan dan kebijakan perpajakan untuk meningkatkan kinerja yang

lebih baik. Sehingga memiliki hasil yang lebih menguntungkan satu sama lain

baik bagi pemerintah maupun bagi pihak wajib pajak.

5.3. Keterbatasan

Pada penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan sebagai berikut:

1. Hasil dari peneltian ini mencakup kepatuhan wajib pajak orang pribadi di

Kota Cirebon, jadi belum dapat mencakup kepatuhan wajib pajak orang

pribadi di daerah lainnya di Indonesia.

2. Pada penelitian ini variabel kesadaran wajib pajak, pengetahuan

perpajakan, dan kualitas pelayanan terhadap variabel kepatuhan

dengan sanksi perpajakan sebagai variabel moderating digambarkan

menjelaskan kepatuhan wajib pajak orang pribadi di Kota Cirebon,


86

sebesar 74,9% sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lainnya diluar

penelitian ini.

3. Variabel dalam penelitian ini terbatas pada beberapa varibel tertentu saja

sehingga masih dapat dikembangkan oleh variabel-varibel lain yang

berhubungan dengan pelaporan SPT tahunan wajib pajak orang pribadi

sehingga hasil penelitian lebih komprehensif.

5.4. Saran

Saran yang dapat disampaikan peneliti sebagai hasil dari penelitian,

pembahasan, kesimpulan, dan keterbatasan di atas adalah:

1. Sampel yang digunakan hendaknya diperbesar sehingga dapat lebih

mewakili jumlah populasi yang ada.

2. Untuk meningkatkan pelayanan pajak, disarankan petugas pajak perlu

lebih memprioritaskan aspek pengetahuan dan kecakapan pada petugas

pajak dalam setiap bidangnya, petugas pajak mampu memanfaatkan

teknologi komunikasi untuk melakukan komunikasi yang efektif dengan

wajib pajak, dan petugas pajak lebih disiplin dan memberikan informasi

yang tepat kepada wajib pajak.

3. Peneliti selanjutnya mengenai kepatuhan wajib pajak orang pribadi dapat

menambahkan variabel independen lain. Saran tersebut disebabkan oleh

hasil dari koefisien determinasi (Adjusted R2) yang menunjukann

presentase sebesar 74,9% yang berarti masih terdapat 25,1% dipengaruhi

variabel independen lain.


87

4. Peneliti selanjutnya selain menyebarkan kuesioner juga dapat melakukan

wawancara kepada responden untuk mendapatkan informasi tambahan

dan menambah sampel penelitian sehingga hasil penelitian lebih

komprehensif.
DAFTAR PUSTAKA

As’ari, N. G. (2018). Pengaruh Pemahaman Peraturan Perpajakan, Kualitas


Pelayanan, Kesadaran Wajib Pajak Dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak Orang Pribadi. World Development, 1(1), 1–15.
Awwalina Farihin Yadinta, P., Suratno, S., & Mulyadi, J. M. . (2018). Kualitas
Pelayanan Fiskus, Dimensi Keadilan, Kesadaran Wajib Pajak dan Kepatuhan
Wajib Pajak Orang Pribadi. Jurnal Riset Akuntansi & Perpajakan (JRAP).
Azizi, H. M. dan Z. W. (2019). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan
Wajib Pajak Final Pp Nomor 46 Tahun 2013 Pada UMKM Di Kabupaten
Rembang. Jurnal Akuntansi Indonesia, 8(1), 27.
Biettant, M. A. dan R. (2019). Pengaruh Pelayanan Fiskus Terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak Dengan Variabel Intervening Kepuasan Wajib Pajak. Jurnal
Informasi, Perpajakan, Akuntansi, Dan Keuangan Publik, 13(1), 15–30.
Boediono, G. T., Sitawati, R., & Semarang, D. (2018). Analisis pengaruh
sosialisasi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak dengan kesadaran
sebagai variabel mediasi. Jurnal Penelitian Ekonomi Dan Bisnis, 3(1), 22–38.
Desy Lesmana, Delfi Panjaitan, M. M. (2017). Tax Compliance Ditinjau dari
Theory of Planned Behavior ( TPB ): Studi Empiris Pada Wajip Pajak Orang
Pribadi dan Badan yang Terdaftar Pada KPP di Kota Palembang. Jurnal
InFestasi Vol. 13 No. 2 Desember 2017 Hal. 354 – 366.
Dewi, N. P. A., & Noviari, N. (2017). Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak,
Pelayanan Fiskus, Dan Sanksi Perpajakan Pada Kemauan Mengikuti Tax
Amnesty. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 19(2), 1378–1405.
Ester, K. G., Nangoi, G. B., & Alexander, S. W. (2017). Pengaruh Kualitas
Pelayanan Pajak Dan Pengetahuan Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak Orang Pribadi Di Kelurahan Kleak Kecamatan Malalayang Kota
Manado. Going Concern : Jurnal Riset Akuntansi, 12(2), 523–530.
Ghassani, N. (2017). Perpajakan Sebagai Variabel Moderating ( Studi Empiris
Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kota Mataram ).
Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 25
(9th ed.). Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gunarso, Y. T. dan P. (2017). Analisis Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Dan
Kualitas Pelayanan Fiskus Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang Selatan. Jurnal Akuntansi
Dan Perpajakan, 3(1), 1–9.
Harefa, M. S., & Sidabutar, R. (2021). Efek Moderasi Kualitas Pelayanan Atas
Pengaruh Kesadaran Perpajakan Dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak Orang Pribadi. Journal of Economics and Business.

88
89

Jayusman, S. F. (2017). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib


Pajak Orang Pribadi Dengan Sosialisasi Perpajakan Sebagai Variabel
Moderasi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia.
Juliani, J., & Sumarta, R. (2021). Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Tingkat
Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kpp Wilayah Jakarta Utara. Media
Bisnis, 13(1), 65–76.
Karolina, N. N. dan M. (2019). Pengaruh Persepsi Sikap, Norma Subjektif dan
Persepsi Kontrol Perilaku terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.
Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 28, 2.
Khuzaimah, N., & Hermawan, S. (2018). Pengaruh Tingkat Pemahaman Wajib
Pajak, Kesadaran Wajib Pajak, dan Sanksi Pajak terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak. JIATAX (Journal of Islamic Accounting and Tax), 1(1), 36.
Kiryanto, K., & Lestari, I. A. (2018). Dampak International Financial Reporting
Standard (IFRS) terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance). Jurnal Riset
Akuntansi Keuangan, 3(2), 1–19.
Linda, K. (2020). Analisis Faktor-Faktor Yang Mepengaruhi Kepatuhan Wajib
Pajak Orang Pribadi Dengan Sanksi Sebagai Variabel Moderating Pada KPP
Pratama Kabanjahe.
Mardiasmo. (2018). Perpajakan. Edisi Revisi. Yogyakarta, Andi.
Mareti, E. D., & Dwimulyani, S. (2019). Pengaruh Pemahaman Peraturan
Perpajakan, Kualitas Pelayanan Fiskus, Sanksi Pajak dan Tax Amnesty
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dengan Preferensi Resiko Sebagai
Variabel Moderasi. Prosiding Seminar Nasional Pakar Ke 2, 1–16.
Muqarrabin, A. M. (2017). Teori Yang Biasa Digunakan Untuk Mengukur Perilaku
Konsumen – Theory of Planned Behaviour.
Https://Bbs.Binus.Ac.Id/Gbm/2017/07/07/Teori_yang-Biasa-Digunakan-
Untuk-Mengukur_perilaku-Konsumen-Theory-of-Planned_behaviour/
Diakses Tanggal 25 Oktober 2021.
Nila Kris Setiani, Agus Sudrajat, M. N. (2021). Pengaruh Pengetahuan
Perpajakan, Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
UMKM di Kabupaten Magetan dengan Sanksi Pajak Sebagai Variabel
Pemoderasi.
Noviantari, P., & Setiawan, P. E. (2018). Pengaruh Persepsi Kualitas Pelayanan,
Pemahaman, Persepsi Sanksi Perpajakan, dan Lingkungan Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak. E-Jurnal Akuntansi, 22, 1711.
Nurlaela, L. (2017). Jurnal Wahana Akuntansi Pengaruh Self Assesment System
Dan Sanksi Pada KPP Pratama Garut.
Prabudi, K. (2019). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi Dengan Sosialisasi Perpajakan Sebagai Variabel Moderating
90

Pada Kantor Pelayanan Pajak Di Lingkungan Kantor Wilayah DJP Sumaatra


Utara I.
Pradana, R. F., & Firmansyah, A. (2020). The role of prevention efforts in
association between interactional fairness and taxpayer compliances
intentions. International Journal of Scientific and Technology Research, 9(2),
3176–3186.
Putri, R. L. (2016). Pengaruh Motivasi Membayar Pajak Dan Tingkat Pendidikan
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Pajak Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2015. 2016.
Rahayu, S. K. (2017). Perpajakan Konsep dan Aspek Normal. Penerbit Rekaya
Bisnis: Bandung.
Rahman. (2017). Administrasi Perpajakan. Bandung: Nuansa Alam.
Resmi, S. (2017). Perpajakan. Teori Dan Kasus Edisi 10 Buku 1. Jakarta: Salemba
Empat.
Rozi, F. (2021). Pengaruh Behavior Control Perception, Subjective Norms, Dan
Kualitas Pelayanan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dengan
Sanksi Perpajakan Sebagai Variabel Moderating.
Setiawan, C. A. M. M. dan P. E. (2017). Sosialisasi Perpajakan Memoderasi
Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Dan Kualitas Pelayanan Pada Kepatuhan
Wajib Pajak Badan. E-Jurnal Akuntansi.
Sinaga, B. (2021). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi Dengan Sanksi Sebagai Variabel Moderasi. Jurnal
Pembangunan Wilayah & Kota.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: CV
Alfabeta.
Utami, S., & Amanah, L. (2018). Pengaruh Sosialisasi, Pengetahuan Pajak, dan
Kualitas Pelayanan terhadap Kepatuhan dengan Kesadaran sebagai Variabel
Intervening. Journal Riset Dan Ilmu Akuntansi.
Utami, A. W. P. (2021). Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Dan Pelayanan Pajak
the Effect of Taxpayer Awareness and Tax Services on Taxpayer. 2(1), 36–43.
Utami, A. wandika putri. (2019). Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Dan Sanksi
Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Ilmiah.
Wardani, D. K., & Rumiyatun, R. (2017). Pengaruh Pengetahuan Wajib Pajak,
Kesadaran Wajib Pajak, Sanksi Pajak Kendaraan Bermotor, Dan Sistem
Samsat Drive Thru Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor.
Jurnal Akuntansi, 5(1), 15.
91

Wardani, D. K., & Wati, E. (2018). Pengaruh Sosialisasi Perpajakan Terhadap


Kepatuhan Wajib Pajak Dengan Pengetahuan Perpajakan Sebagai Variabel
Intervening (Studi Pada Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama
Kebumen). Nominal, Barometer Riset Akuntansi Dan Manajemen, 7(1).
Warjito, S. D. M. (2019). Pengaruh Kesadaran Pajak, Sosialisasi Pajak Terhadap
Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dengan Sanksi Perpajakan Sebagai Variabel
Moderating.
Yustikasari, M. Y., Susyanti, J., & Hufron, M. (2020). (2020). Pengaruh sikap
wajib pajak, kesadaran wajib pajak dan pengetahuan perpajakan terhadap
kepatuhan wajib pajak orang pribadi pada pelaku ekonomi kreatif sub sektor
fashion di Kota Batu. E – Jurnal Riset Manajemen, 9(9), 102–117.
Http://Riset.Unisma.Ac.Id/Index.Php/Jrm/Article/View/6277.
LAMPIRAN
Lampiran 1. 1
Biodata Peneliti
CURRICULUM VITAE

Mentari Permata Hati


Majalengka, Jawa Barat, 45455. +62 811 1111 1812. mentaripermatah@gmail.com
Tentang Saya :
Saya Mentari Permata Hati, lulusan Akuntansi Perpajakan Universitas Swadaya
Gunung Jati Tahun 2022. Memiliki pengalaman sebagai staff Admin di
PT.Bintang Baru Sukses. Saya memiliki minat berkarir sebagai akuntan di bidang
keuangan dan perpajakan.
Kemampuan dan Kompetensi
 Microsoft Office
 Management accounting
 Accurate
 Financial Reporting
 Tax Report
Pengalaman Kerja :
PT. Bintang Baru Sukses (Majalengka, Jawa Barat)
Staff Admin (Februari 2020 sampai Juli 2022)
 Bertanggung jawab penuh atas proses produksi
 Bertanggung jawab atas beberapa laporan
 Bertanggung jawab menyusun jadwal kerja operator produksi
Pendidikan Formal :
Universitas Swadaya Gunung Jati ( 2018 – 2022):
 Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
SMA Negeri 1 Jatiwangi (2015-2018):
 Jurusan IPA

Pendidikan Nonformal :
Brevet Pajak A&B (2021)
Lampiran 1. 2
Surat Kesanggupan Dosen
Lampiran 1. 3
Kartu Bimbingan Skripsi
Lampiran 1. 4
Surat Izin Penelitian
Lampiran 1. 5
Kuesioner
KUESIONER PENELITIAN

Perihal: Permohonan Untuk Mengisi Kuesioner


Kepada
Yth. Bapak/Ibu Responden

Dengan Hormat,

Sehubungan dengan maksud untuk melakukan penelitian ilmiah


penyusunan skripsi yang berjudul “Sanksi Perpajakan Memoderasi Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kota Cirebon”.
Maka saya yang bertandatangan dibawah ini:
Nama : Mentari Permata Hati
NPM : 118040287
Demikian surat permohonan ini besar harapan saya Bapak/Ibu untuk
mengisi kuesioner ini demi memperlancar penelitian saya. Mohon maaf apabila ada
kesalahan kata maupun kesalahan tulisan. Atas perhatian dan kerjasamanya saya
ucapkan terimakasih.

Hormat saya

Mentari Permata Hati


Petunjuk Pengisian Kuesioner
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda silang (√) pada
jawaban yang sesuai dengan pendapat masing-masing.
Keterangan :
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
N = Netral
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
Identitas Responden
Bagian yang harus diisi pada kuesioner yaitu point sebagai berikut :

 Nama / Email
 Umur
 Jenis Kelamin
 Pendidikan Terakhir
 Jenis Pekerjaan
 Pengetahuan Pajak
 Item Pertanyaan Kuesioner
KUEISIONER PENELITIAN
Bagian I : Karakteristik Responden

*) Nama :

1) Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan

2) Umur : Tahun

3) Pendidikan Terkahir SMP Sarjana


SMA/SMK Magister
Diploma

4) Jenis Pekerjaan PNS Karyawan


Wirausaha Lainya
Pelajar / Mahawiswa

5) Pengetahuan Pajak Brevet Tidak ada


Penyuluhan Pajak Lainya..
*) Nama boleh tidak di isi

Bagian II Kuesioner
Variabel Alternatif Jawaban
NO
Item Pertanyaan SS S N TS STS
Kepatuhan Wajib Pajak
NPWP adalah identitas yang harus
1
dimiliki oleh setiap Wajib Pajak
Saya selalu menghitung pajak, mengisi
2
dan melaporkan SPT sendiri
Jumlah yang dibayar kurang dari jumlah
3
yang sebenarnya akan sangat
Saya selalu mengisi SPT dan Membayar
4 Pajak Sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
Saya selalu tepat waktu dalam
5
membayar pajak
Saya bersedia diberi sanksi perpajakan
6 jika tidak atau terlambat membayar
pajak
Saya selalu mengisi SPT dengan
7
keadaan yang sebenarnya

Kesadaran Wajib Perpajakan


Pajak merupakan bentuk pengabdian
8
masyarakat kepada negara
Membayar pajak merupakan bentuk
9 partisipasi dalam menunjang
pembangunan negara
Petugas Kantor Pajak selalu
10 menindaklanjuti pengaduan
masyarakat dengan cepat
Saya sering lupa mengalokasikan
11
dana untuk pembayaran pajak.
Saya selalu menyiapkan alokasi dana
12
untuk pembayaran pajak.
Membayar pajak tidak sesuai
13 dengan jumlah yang dihitung
sangat merugikan negara
Pengetahuan Perpajakan
Saya telah mengetahui ketentuan
seluruh peraturan mengenai batas
14
pelaporan SPT paling lambat 3 bulan
setelah tahun akhir pajak.
Setelah saya mendapat SPT (Surat
Pemberitahuan) dari fiscus pajak, saya
15
berkewajiban segera melapor dam
membayar pajak
Saya mengetahui dalam Undang-
Undang perpajakan, bagi Wajib Pajak
16 yang terlambat atau tidak membayar
pajak dapat diberikan sanksi
administrasi (denda) dan atau sanksi
Saya mengetahui sanksi jika saya tidak
17
menyampaikan SPT tepat waktu.
Saya mengerti mengenai berapa tarif
18 yang harus
saya bayar.
Saya mengetahui jika ada perubahan
19 yang terjadi pada peraturan-peraturan
perpajakan

Kualitas Pelayanan Perpajakan

Petugas kantor pajak memberikan


20 informasi dan penjelasan dengan jelas
dan mudah dipahami oleh wajib pajak

Kantor pelayanan pajak menyediakan


21 fasilitasi fisik (tempat parkir, ruang
tunggu, dan pelayanan) dengan baik
Petugas Kantor Pajak selalu
22 menindaklanjuti pengaduan
masyarakat dengan cepat
Petugas kantor Pajak senantiasa cepat
23 tanggap membantu kesulitan yang
dialami wajib pajak.
Petugas Kantor Pajak membantu saya
24
dalam mengisi SPT dengan Benar
Petugas kantor pajak memberikan
25
pelayanan dengan ramah dan sopan

Sanksi Perpajakan Sebagai Moderasi


Sanksi pajak sangat diperlukan agar
26 tercipta
kedisiplinan Wajib Pajak
Wajib pajak diberikan sanksi pidana
apabila dengan sengaja
27
memperlihatkan dokumen palsu atau
dipalsukan
Sanksi pajak harus dikenakan kepada
28
pelanggarnya tanpa toleransi
Penerapan sanksi pajak harus sesuai
29 dengan peraturan dan ketentuan yang
berlaku

Sanksi yang cukup berat merupakan


30
salah satu sarana mendidik wajib pajak

Sanksi perpajakan bersifat tegas bagi


31 wajib pajak yang melakukan
pelanggaran
Sanksi yang diberikan kepada wajib
pajak harus sesuai dengan besar
32
kecilnya pelanggaran yang sudah
dilakukan
Lampiran 1. 6
Tabulasi Data
Jawaban Responden Variabel Kepatuhan Wajib Pajak (Y)

Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6 Y.7 JUMLAH


R-01 5 4 5 5 5 5 5 34
R-02 4 4 4 4 4 4 4 28
R-03 4 5 5 4 5 4 5 32
R-04 4 3 4 3 4 4 4 26
R-05 4 4 5 5 4 5 4 31
R-06 5 5 5 5 4 5 5 34
R-07 4 4 3 4 4 3 4 26
R-08 4 4 4 4 4 4 4 28
R-09 4 4 4 4 4 4 4 28
R-10 4 3 4 3 3 3 4 24
R-11 4 4 4 5 4 5 4 30
R-12 4 4 4 4 4 4 4 28
R-13 4 4 3 4 4 3 4 26
R-14 5 5 5 5 5 5 5 35
R-15 3 4 3 4 3 3 3 23
R-16 5 5 4 4 5 5 5 33
R-17 5 5 5 5 5 5 5 35
R-18 5 5 5 5 5 5 5 35
R-19 4 5 5 5 5 5 5 34
R-20 4 4 4 4 4 4 4 28
R-21 4 5 4 5 4 4 4 30
R-22 5 5 5 5 4 5 5 34
R-23 5 4 4 4 5 4 4 30
R-24 5 5 5 5 5 5 5 35
R-25 5 5 4 4 4 4 5 31
R-26 5 5 5 5 4 4 4 32
R-27 5 5 4 5 5 5 5 34
R-28 5 5 5 5 5 5 5 35
R-29 4 4 5 5 5 5 4 32
R-30 4 4 4 4 4 4 4 28
R-31 4 4 4 4 4 4 4 28
R-32 5 5 5 5 5 5 4 34
R-33 5 5 5 5 5 5 5 35
R-34 4 4 4 5 5 4 4 30
R-35 4 4 4 5 5 5 4 31
R-36 4 5 4 5 5 5 5 33
R-37 5 5 5 4 4 4 4 31
R-38 5 5 5 5 5 5 5 35
R-39 5 5 4 4 5 4 5 32
R-40 5 5 4 4 4 4 4 30
R-41 5 5 5 5 5 4 5 34
R-42 5 4 4 5 4 4 5 31
R-43 4 4 5 5 5 4 5 32
R-44 4 4 4 4 4 4 4 28
R-45 5 5 5 5 4 4 4 32
R-46 5 4 5 5 5 5 5 34
R-47 5 5 5 5 5 5 5 35
R-48 4 5 4 5 4 4 5 31
R-49 5 5 5 5 5 5 5 35
R-50 4 4 5 4 4 4 4 29
R-51 4 3 4 4 3 4 3 25
R-52 5 5 4 5 5 5 5 34
R-53 4 4 4 4 4 4 4 28
R-54 5 5 5 5 4 4 4 32
R-55 4 4 4 4 3 4 4 27
R-56 5 5 4 4 5 4 5 32
R-57 4 3 3 3 3 4 3 23
R-58 4 5 4 5 4 5 5 32
R-59 5 4 5 4 5 4 5 32
R-60 3 3 3 3 3 3 3 21
R-61 5 5 5 4 4 4 5 32
R-62 5 4 5 4 4 4 4 30
R-63 4 3 4 4 3 4 4 26
R-64 5 4 4 4 4 4 4 29
R-65 5 4 5 5 5 3 5 32
R-66 4 3 5 4 4 4 5 29
R-67 4 4 4 5 4 3 3 27
R-68 4 5 4 5 5 5 4 32
R-69 5 5 5 5 5 5 5 35
R-70 5 5 5 5 5 5 5 35
R-71 5 5 5 5 5 5 5 35
R-72 5 5 5 5 5 5 5 35
R-73 5 5 5 5 5 5 5 35
R-74 5 4 5 3 5 5 4 31
R-75 5 5 3 5 4 4 5 31
R-76 4 4 5 4 4 4 4 29
R-77 3 4 5 4 4 3 4 27
R-78 5 5 5 4 4 5 5 33
R-79 4 4 4 4 4 4 4 28
R-80 4 5 4 4 5 5 5 32
R-81 5 5 5 5 3 5 5 33
R-82 4 3 4 4 5 4 4 28
R-83 3 2 3 3 2 4 3 20
R-84 5 4 2 5 5 5 4 30
R-85 3 4 4 2 4 3 4 24
R-86 2 4 4 4 4 3 4 25
R-87 4 4 4 4 4 4 4 28
R-88 4 4 5 3 3 3 5 27
R-89 4 5 5 4 4 5 4 31
R-90 4 5 4 5 4 3 4 29
R-91 5 5 5 4 5 5 4 33
R-92 4 4 5 4 4 5 5 31
R-93 5 5 5 4 4 5 4 32
R-94 4 4 4 4 4 4 4 28
R-95 5 5 5 5 5 5 5 35
R-96 4 5 4 5 5 5 5 33
R-97 4 5 5 5 5 5 4 33
R-98 5 5 5 5 4 4 4 32
R-99 3 3 4 4 4 5 5 28
R-100 4 4 3 4 5 5 5 30
R-101 5 4 5 5 5 5 5 34
R-102 4 3 4 4 4 4 4 27
R-103 5 5 5 4 5 4 3 31
R-104 5 5 4 4 4 5 5 32
R-105 5 5 5 5 5 4 5 34
R-106 4 4 4 5 5 5 4 31
R-107 4 5 4 4 3 3 4 27
R-108 5 5 4 4 5 5 5 33
R-109 5 4 5 5 4 4 5 32
R-110 4 4 4 4 4 4 4 28
Jawaban Responden Variabel Kesadaran Wajib Pajak (X1)

X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 JUMLAH


R-01 5 4 4 3 4 4 24
R-02 4 5 3 4 4 5 25
R-03 4 5 3 4 5 5 26
R-04 5 4 4 3 4 3 23
R-05 4 5 4 5 5 4 27
R-06 5 5 5 5 4 5 29
R-07 4 4 4 4 4 4 24
R-08 5 4 4 3 4 4 24
R-09 4 4 3 4 4 5 24
R-10 5 4 4 5 5 3 26
R-11 3 4 3 4 4 5 23
R-12 3 2 4 4 4 4 21
R-13 4 4 3 3 4 3 21
R-14 5 5 5 5 5 5 30
R-15 4 3 4 3 4 3 21
R-16 5 5 5 5 5 5 30
R-17 5 5 5 5 5 5 30
R-18 5 5 5 5 5 5 30
R-19 5 4 4 5 4 4 26
R-20 4 4 4 4 4 4 24
R-21 4 5 4 5 4 5 27
R-22 5 5 5 5 5 5 30
R-23 4 4 5 4 4 4 25
R-24 5 4 5 4 5 4 27
R-25 4 4 4 4 4 4 24
R-26 5 5 5 4 4 4 27
R-27 5 5 5 5 5 5 30
R-28 5 5 5 5 5 5 30
R-29 4 4 4 5 5 5 27
R-30 4 4 4 4 4 4 24
R-31 4 4 4 4 4 4 24
R-32 5 5 4 5 4 5 28
R-33 5 5 5 5 5 5 30
R-34 4 3 4 4 4 4 23
R-35 4 4 5 4 5 4 26
R-36 4 5 5 4 4 4 26
R-37 4 5 4 5 4 4 26
R-38 5 5 5 4 5 5 29
R-39 4 4 4 4 4 5 25
R-40 4 4 5 5 4 4 26
R-41 5 5 4 5 4 5 28
R-42 4 5 4 4 5 4 26
R-43 4 4 5 4 4 4 25
R-44 4 5 4 4 4 4 25
R-45 5 5 4 4 4 4 26
R-46 5 5 5 5 5 5 30
R-47 5 5 5 5 5 5 30
R-48 4 5 4 4 4 4 25
R-49 5 5 5 5 5 5 30
R-50 4 5 4 4 4 4 25
R-51 4 3 4 4 4 4 23
R-52 5 5 5 5 5 5 30
R-53 4 4 4 4 4 4 24
R-54 4 4 4 5 4 4 25
R-55 3 4 4 4 5 4 24
R-56 3 4 5 5 5 5 27
R-57 5 3 5 5 3 3 24
R-58 5 5 5 5 5 5 30
R-59 3 3 5 5 5 5 26
R-60 4 3 3 4 3 3 20
R-61 5 4 4 4 4 5 26
R-62 4 4 4 4 4 4 24
R-63 4 4 4 4 4 4 24
R-64 3 4 4 5 3 4 23
R-65 3 4 5 4 5 3 24
R-66 3 3 3 4 5 5 23
R-67 2 3 4 5 5 5 24
R-68 4 4 3 3 5 5 24
R-69 5 5 5 5 5 5 30
R-70 5 5 5 5 5 5 30
R-71 5 5 5 5 5 5 30
R-72 5 5 5 5 5 5 30
R-73 5 5 5 5 5 5 30
R-74 5 4 5 3 5 3 25
R-75 3 2 5 3 5 5 23
R-76 5 5 2 5 4 3 24
R-77 3 5 2 3 4 5 22
R-78 5 5 5 4 4 4 27
R-79 5 5 5 3 3 3 24
R-80 4 4 4 4 4 5 25
R-81 5 4 4 4 5 5 27
R-82 3 4 3 5 4 5 24
R-83 3 3 3 3 3 3 18
R-84 2 5 3 4 5 5 24
R-85 5 4 5 3 5 3 25
R-86 4 4 4 3 3 3 21
R-87 3 3 3 4 4 4 21
R-88 3 4 3 4 3 4 21
R-89 4 5 3 3 5 5 25
R-90 5 3 4 4 5 4 25
R-91 4 4 5 4 5 4 26
R-92 3 4 4 4 3 4 22
R-93 5 5 4 4 5 3 26
R-94 4 5 4 5 4 4 26
R-95 5 5 5 5 5 4 29
R-96 5 4 5 3 3 3 23
R-97 5 3 5 3 4 4 24
R-98 4 5 3 4 3 5 24
R-99 4 4 4 4 4 4 24
R-100 4 4 3 4 4 4 23
R-101 5 5 5 4 5 5 29
R-102 4 4 5 3 3 4 23
R-103 5 5 4 4 5 4 27
R-104 4 3 5 5 4 5 26
R-105 5 5 5 5 5 5 30
R-106 5 5 5 4 3 5 27
R-107 3 3 3 5 4 5 23
R-108 5 4 5 4 4 4 26
R-109 4 4 5 5 5 5 28
R-110 4 4 4 5 5 4 26
Jawaban Responden Variabel Pengetahuan Perpajakan (X2)

X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 JUMLAH


R-01 5 5 4 4 4 4 26
R-02 5 3 3 5 4 4 24
R-03 4 5 4 5 3 4 25
R-04 4 4 4 4 4 4 24
R-05 4 4 5 5 4 4 26
R-06 5 5 4 5 5 5 29
R-07 4 4 3 3 4 3 21
R-08 3 3 4 4 5 4 23
R-09 4 4 3 3 5 5 24
R-10 3 4 3 4 3 3 20
R-11 5 4 3 5 3 4 24
R-12 5 3 5 4 3 4 24
R-13 3 4 3 3 3 3 19
R-14 5 5 5 5 5 5 30
R-15 4 5 4 3 4 3 23
R-16 5 5 5 5 5 5 30
R-17 5 5 5 5 5 5 30
R-18 5 5 5 5 5 5 30
R-19 5 4 5 4 5 5 28
R-20 4 4 4 5 5 5 27
R-21 4 4 4 4 4 4 24
R-22 5 5 5 5 5 5 30
R-23 4 5 4 5 4 4 26
R-24 4 3 4 4 5 5 25
R-25 3 3 4 4 5 5 24
R-26 4 5 4 5 4 5 27
R-27 5 5 5 5 5 5 30
R-28 5 5 5 5 5 5 30
R-29 4 5 4 5 4 4 26
R-30 5 5 3 3 4 4 24
R-31 3 4 5 3 4 5 24
R-32 5 5 4 4 4 4 26
R-33 5 5 5 5 5 5 30
R-34 4 4 4 5 4 4 25
R-35 4 5 4 4 4 4 25
R-36 5 4 4 5 4 4 26
R-37 4 4 4 4 4 5 25
R-38 4 4 5 5 4 5 27
R-39 5 4 3 5 3 3 23
R-40 5 4 5 5 3 3 25
R-41 4 5 4 4 5 4 26
R-42 4 4 4 5 4 4 25
R-43 5 5 5 4 4 4 27
R-44 4 4 4 5 4 4 25
R-45 4 5 4 4 5 4 26
R-46 5 5 5 5 5 5 30
R-47 5 5 5 5 5 5 30
R-48 5 4 5 4 5 4 27
R-49 5 5 5 5 5 5 30
R-50 4 3 4 4 4 4 23
R-51 3 4 3 4 3 4 21
R-52 5 5 5 5 5 5 30
R-53 4 4 4 4 4 4 24
R-54 5 5 4 4 5 4 27
R-55 3 3 3 3 5 5 22
R-56 5 4 5 5 4 4 27
R-57 4 5 4 5 4 5 27
R-58 5 4 4 4 3 5 25
R-59 4 3 3 5 5 5 25
R-60 3 3 4 3 3 3 19
R-61 4 4 4 4 5 5 26
R-62 5 5 3 4 3 4 24
R-63 5 5 3 4 5 3 25
R-64 3 3 3 4 4 3 20
R-65 5 5 3 3 4 4 24
R-66 5 3 4 4 3 5 24
R-67 4 5 4 4 5 5 27
R-68 4 3 3 5 4 5 24
R-69 5 5 5 5 5 5 30
R-70 5 5 5 5 5 5 30
R-71 5 5 5 5 5 5 30
R-72 5 5 5 5 5 5 30
R-73 5 5 5 5 5 5 30
R-74 4 4 5 4 5 4 26
R-75 3 4 5 4 4 5 25
R-76 3 3 4 4 5 5 24
R-77 4 5 5 4 3 4 25
R-78 5 5 4 4 5 5 28
R-79 5 5 5 4 5 4 28
R-80 4 4 4 4 4 3 23
R-81 4 4 4 4 5 5 26
R-82 4 4 3 4 4 4 23
R-83 2 4 2 3 4 4 19
R-84 4 4 4 4 4 5 25
R-85 3 5 3 3 5 4 23
R-86 5 3 4 3 5 5 25
R-87 5 5 4 3 2 3 22
R-88 2 3 2 4 4 4 19
R-89 3 3 5 5 4 4 24
R-90 5 5 5 4 4 4 27
R-91 4 3 5 5 4 4 25
R-92 4 4 3 5 5 5 26
R-93 5 4 5 5 4 3 26
R-94 3 3 4 4 5 4 23
R-95 5 5 5 4 5 5 29
R-96 4 5 5 4 5 5 28
R-97 5 5 5 4 4 4 27
R-98 4 5 4 5 4 4 26
R-99 4 3 5 4 4 5 25
R-100 4 5 4 5 5 4 27
R-101 5 3 5 3 5 5 26
R-102 4 3 4 2 3 3 19
R-103 5 5 2 5 4 5 26
R-104 4 4 4 4 5 4 25
R-105 5 5 5 5 5 5 30
R-106 4 4 4 4 4 4 24
R-107 2 4 3 4 3 3 19
R-108 3 3 5 5 4 5 25
R-109 5 4 4 4 5 4 26
R-110 4 4 5 4 4 4 25
Jawaban Responden Variabel Kualitas Pelayanan (X3)

X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 X3.6 JUMLAH


R-01 5 4 4 4 4 4 25
R-02 4 3 4 3 4 3 21
R-03 5 5 5 4 4 4 27
R-04 4 4 4 4 4 4 24
R-05 4 4 5 4 4 4 25
R-06 5 4 4 4 5 4 26
R-07 4 4 4 4 3 4 23
R-08 4 4 4 4 4 4 24
R-09 5 5 3 3 4 4 24
R-10 4 2 2 4 5 3 20
R-11 5 4 3 5 5 5 27
R-12 4 4 4 4 4 4 24
R-13 4 4 4 3 4 3 22
R-14 5 5 5 5 5 5 30
R-15 3 2 3 3 3 3 17
R-16 5 5 4 5 5 4 28
R-17 5 5 5 5 5 5 30
R-18 5 5 5 5 5 5 30
R-19 5 5 5 5 5 5 30
R-20 4 4 4 4 4 4 24
R-21 5 5 5 5 5 5 30
R-22 5 5 5 5 5 5 30
R-23 4 4 5 5 4 4 26
R-24 5 4 5 5 5 4 28
R-25 4 3 4 4 3 3 21
R-26 3 4 5 3 5 4 24
R-27 5 5 5 5 5 5 30
R-28 5 5 5 5 5 5 30
R-29 5 5 4 4 5 4 27
R-30 5 3 3 4 5 4 24
R-31 4 4 4 4 4 4 24
R-32 4 4 4 4 4 4 24
R-33 5 5 5 5 5 5 30
R-34 3 4 3 4 4 4 22
R-35 4 5 5 4 4 4 26
R-36 4 4 4 4 4 4 24
R-37 4 5 3 5 4 5 26
R-38 5 4 5 5 5 5 29
R-39 4 5 4 5 4 4 26
R-40 5 5 4 5 4 5 28
R-41 4 4 4 4 4 4 24
R-42 4 4 5 5 4 4 26
R-43 5 5 5 4 4 3 26
R-44 4 4 4 4 4 4 24
R-45 5 4 3 5 5 5 27
R-46 5 5 5 5 5 5 30
R-47 5 5 5 5 5 5 30
R-48 4 4 4 4 4 4 24
R-49 5 5 5 5 5 5 30
R-50 5 5 3 3 3 3 22
R-51 3 3 5 5 3 3 22
R-52 5 5 5 5 5 5 30
R-53 4 4 4 5 4 4 25
R-54 5 5 5 4 4 5 28
R-55 4 5 5 4 4 4 26
R-56 5 4 4 4 5 4 26
R-57 4 4 3 3 4 4 22
R-58 5 4 4 5 5 5 28
R-59 4 4 3 2 4 4 21
R-60 2 4 4 3 3 3 19
R-61 4 5 4 4 4 5 26
R-62 5 4 5 5 5 4 28
R-63 4 3 4 4 5 5 25
R-64 3 3 4 4 3 4 21
R-65 4 4 4 4 4 4 24
R-66 4 4 3 3 4 3 21
R-67 4 5 5 4 5 4 27
R-68 3 3 5 4 4 5 24
R-69 5 5 5 5 5 5 30
R-70 5 5 5 5 5 5 30
R-71 5 5 5 5 5 5 30
R-72 5 5 5 5 5 5 30
R-73 5 5 5 5 5 5 30
R-74 5 5 5 4 5 5 29
R-75 5 5 5 5 5 5 30
R-76 5 5 5 5 5 5 30
R-77 4 4 4 3 4 4 23
R-78 4 5 4 4 3 4 24
R-79 4 4 4 4 4 4 24
R-80 5 5 4 4 3 5 26
R-81 5 4 5 4 4 5 27
R-82 4 4 5 5 3 4 25
R-83 3 2 4 4 3 3 19
R-84 5 4 5 5 5 4 28
R-85 4 3 4 4 4 4 23
R-86 3 3 4 4 4 4 22
R-87 5 5 3 3 3 3 22
R-88 3 3 3 4 4 4 21
R-89 4 4 4 3 4 4 23
R-90 3 5 4 4 5 4 25
R-91 4 4 4 4 4 4 24
R-92 4 4 5 3 5 5 26
R-93 4 5 4 4 5 5 27
R-94 4 4 4 4 4 4 24
R-95 5 5 5 5 4 5 29
R-96 4 4 5 4 5 4 26
R-97 3 5 5 4 4 5 26
R-98 4 4 5 4 4 4 25
R-99 4 5 3 3 4 5 24
R-100 5 5 4 5 3 4 26
R-101 3 4 3 3 4 4 21
R-102 4 2 3 4 3 3 19
R-103 4 5 4 4 5 4 26
R-104 4 4 4 4 4 4 24
R-105 5 5 5 5 5 5 30
R-106 4 3 3 4 3 4 21
R-107 3 3 4 4 3 4 21
R-108 4 4 4 3 5 4 24
R-109 5 5 4 5 4 4 27
R-110 4 5 3 3 4 5 24
Jawaban Responden Variabel Sanksi Perpajakan (Z)

Z.1 Z.2 Z.3 Z.4 Z.5 Z.6 Z.7 JUMLAH


R-01 4 5 5 4 5 4 5 32
R-02 3 4 3 4 5 3 4 26
R-03 5 5 4 4 3 5 5 31
R-04 4 4 3 3 4 4 3 25
R-05 4 5 4 5 4 4 4 30
R-06 5 5 4 4 5 5 5 33
R-07 4 5 4 4 4 4 4 29
R-08 5 4 5 3 3 4 4 28
R-09 4 5 4 4 4 4 4 29
R-10 4 4 3 4 3 3 3 24
R-11 3 4 4 4 3 5 5 28
R-12 3 4 5 4 5 4 5 30
R-13 5 5 5 5 5 5 5 35
R-14 5 5 5 5 5 5 5 35
R-15 5 4 2 4 3 4 3 25
R-16 5 5 5 5 5 5 5 35
R-17 5 5 5 5 5 5 5 35
R-18 5 5 5 5 5 5 5 35
R-19 4 4 4 3 3 4 4 26
R-20 4 4 4 4 4 4 4 28
R-21 4 4 4 4 5 4 4 29
R-22 5 4 4 5 4 5 5 32
R-23 5 4 5 4 4 4 5 31
R-24 5 5 4 4 4 4 4 30
R-25 5 4 5 4 4 5 4 31
R-26 4 5 5 4 5 5 5 33
R-27 5 5 4 5 5 4 5 33
R-28 5 5 5 5 5 5 5 35
R-29 5 5 4 3 4 3 4 28
R-30 5 5 3 5 4 3 4 29
R-31 4 4 5 5 3 4 4 29
R-32 5 5 3 3 4 4 4 28
R-33 5 5 5 5 5 5 5 35
R-34 4 5 5 4 4 5 3 30
R-35 5 5 3 5 4 4 3 29
R-36 5 4 5 5 4 5 5 33
R-37 5 4 5 5 5 5 4 33
R-38 4 5 5 5 5 5 5 34
R-39 4 3 5 5 4 5 5 31
R-40 5 4 4 5 5 4 5 32
R-41 5 4 5 4 5 2 3 28
R-42 3 4 3 5 5 4 5 29
R-43 5 5 5 4 5 4 5 33
R-44 4 3 5 2 5 5 5 29
R-45 5 4 3 5 5 4 5 31
R-46 5 5 3 5 5 4 5 32
R-47 5 5 5 5 5 5 5 35
R-48 3 5 4 5 5 4 4 30
R-49 5 5 4 5 5 5 5 34
R-50 3 3 3 4 3 5 4 25
R-51 3 3 5 5 5 4 5 30
R-52 5 5 5 5 5 5 5 35
R-53 5 5 5 3 5 3 4 30
R-54 3 4 5 5 5 4 4 30
R-55 4 3 5 5 4 5 5 31
R-56 5 5 3 4 5 4 5 31
R-57 3 3 5 5 5 3 2 26
R-58 5 5 3 3 3 5 5 29
R-59 5 4 5 5 5 4 5 33
R-60 4 3 4 3 3 3 3 23
R-61 4 5 5 5 5 5 5 34
R-62 5 5 5 3 3 3 4 28
R-63 4 3 3 4 5 5 4 28
R-64 3 4 4 4 3 5 5 28
R-65 5 5 5 4 5 5 5 34
R-66 2 5 5 4 5 4 3 28
R-67 3 5 5 3 5 3 5 29
R-68 5 5 3 4 5 4 4 30
R-69 5 5 5 5 5 5 5 35
R-70 5 5 5 5 5 5 5 35
R-71 5 5 5 5 5 5 5 35
R-72 5 5 5 5 5 5 5 35
R-73 5 5 5 5 5 5 5 35
R-74 4 3 4 3 5 5 5 29
R-75 5 5 5 3 4 3 5 30
R-76 3 5 5 5 3 4 5 30
R-77 4 3 3 4 5 5 4 28
R-78 3 4 3 5 5 4 4 28
R-79 4 4 5 3 5 4 3 28
R-80 5 5 4 4 5 3 5 31
R-81 4 4 5 5 5 4 5 32
R-82 4 5 5 4 5 2 2 27
R-83 3 3 3 3 3 4 4 23
R-84 5 5 4 4 5 4 4 31
R-85 5 5 5 5 5 5 5 35
R-86 3 3 4 5 4 4 5 28
R-87 3 3 5 4 5 2 5 27
R-88 5 5 3 5 2 5 1 26
R-89 3 4 5 4 4 5 5 30
R-90 4 4 5 5 3 4 4 29
R-91 5 5 3 5 5 4 5 32
R-92 3 3 4 4 5 5 5 29
R-93 5 5 5 4 4 5 5 33
R-94 3 4 4 5 5 5 4 30
R-95 5 5 5 5 5 5 5 35
R-96 4 4 4 5 5 4 4 30
R-97 5 5 4 5 5 5 5 34
R-98 3 3 5 5 3 5 4 28
R-99 5 5 4 4 5 4 5 32
R-100 2 5 3 4 5 5 5 29
R-101 5 5 4 5 5 5 5 34
R-102 4 5 3 5 5 4 5 31
R-103 5 4 5 5 4 5 5 33
R-104 4 5 4 5 5 5 5 33
R-105 5 5 5 4 5 5 5 34
R-106 3 5 5 4 5 4 5 31
R-107 4 5 3 2 4 5 3 26
R-108 5 4 5 4 4 5 5 32
R-109 5 5 4 4 5 5 5 33
R-110 4 5 4 5 5 4 5 32
Lampiran 1. 7
Hasil Output SPSS versi 23
Uji Kualitas dan Realibilitas Data
Uji Validitas dan Realibilitas Kepatuhan Wajib Pajak (Y)
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Deleted
Y1 26.2000 8.602 .655 .833
Y2 26.2273 8.342 .665 .832
Y3 26.2273 9.003 .509 .854
Y4 26.2182 8.649 .626 .837
Y5 26.2818 8.424 .656 .833
Y6 26.2909 8.593 .610 .840
Y7 26.2091 8.772 .645 .835

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.858 7

Uji Validitas dan Realibilitas Kesadaran Wajib Pajak (X1)

Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Deleted
X1.1 21.3818 5.559 .410 .666
X1.2 21.3636 5.445 .465 .647
X1.3 21.4000 5.527 .415 .664
X1.4 21.4000 5.600 .467 .647
X1.5 21.3091 5.738 .460 .651
X1.6 21.3273 5.910 .366 .678

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.699 6
Uji Validitas dan Realibilitas Pengetahuan Perpajakan (X2)

Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Deleted
X2.1 21.2727 5.852 .503 .657
X2.2 21.2818 6.351 .381 .696
X2.3 21.3818 5.871 .480 .665
X2.4 21.2545 6.375 .423 .682
X2.5 21.2364 6.311 .425 .682
X2.6 21.2091 6.314 .469 .670

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.714 6

Uji Validitas dan Realibilitas Kualitas Pelayanan (X3)


Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Deleted
X3.1 21.1727 7.245 .623 .797
X3.2 21.2091 7.029 .584 .806
X3.3 21.2364 7.356 .542 .814
X3.4 21.2727 7.283 .594 .803
X3.5 21.2091 7.415 .586 .804
X3.6 21.2182 7.291 .683 .786

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.829 6
Uji Validitas dan Realibilitas SanksiPerpajakan (Z)
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Deleted
Z1 26.3000 7.203 .283 .597
Z2 26.1545 7.398 .320 .583
Z3 26.3000 7.386 .254 .606
Z4 26.2636 7.205 .336 .578
Z5 26.1273 7.158 .343 .575
Z6 26.2636 7.334 .302 .589
Z7 26.1364 6.541 .480 .526

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.617 7

Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Kepatuhan Wajib Pajak 110 20.00 35.00 30.6091 3.38669
Kesadaran Wajib Pajak 110 18.00 30.00 25.6364 2.76521
Pengetahuan Perpajakan 110 19.00 30.00 25.5273 2.90115
Kualitas Pelayanan 110 17.00 30.00 25.4636 3.18159
Sanksi Perpajakan 110 23.00 35.00 30.5909 3.02981
Valid N (listwise) 110
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 110
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation 1.79498214
Most Extreme Differences Absolute .070
Positive .070
Negative -.044
Test Statistic .070
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Uji Multikolinieritas

Coefficientsa
Standardize
Unstandardized d Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Toleranc
Model B Std. Error Beta t Sig. e VIF
1 (Constant) .758 1.899 .399 .691
Kesadaran Wajib Pajak .444 .110 .363 4.041 .000 .332 3.014
Pengetahuan Perpajakan .254 .107 .217 2.367 .020 .318 3.149

Kualitas Pelayanan .186 .087 .174 2.140 .035 .403 2.479


Sanksi Perpajakan .237 .080 .212 2.976 .004 .526 1.903

a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak


Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.


1 (Constant) 4.775 1.060 4.506 .000
Kesadaran Wajib Pajak -.053 .063 -.134 -.842 .402

Pengetahuan
.023 .061 .062 .380 .705
Perpajakan
Kualitas Pelayanan -.086 .050 -.253 -1.732 .086
Sanksi Perpajakan -.013 .044 -.039 -.304 .762

a. Dependent Variable: RES2

Uji Persamaan Regresi Linear Berganda

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .758 1.899 .399 .691
Kesadaran Wajib Pajak .444 .110 .363 4.041 .000
Pengetahuan
.254 .107 .217 2.367 .020
Perpajakan
Kualitas Pelayanan .186 .087 .174 2.140 .035
Sanksi Perpajakan .237 .080 .212 2.976 .004
a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak
Uji MRA
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -38.084 13.136 -2.899 .005
Kesadaran Wajib Pajak 2.635 1.084 2.152 2.430 .017
Pengetahuan
-3.105 1.185 -2.660 -2.621 .010
Perpajakan
Kualitas Pelayanan 2.928 .931 2.751 3.145 .002
Sanksi Perpajakan 1.501 .423 1.343 3.550 .001

Moderasi1 -.075 .037 -3.288 -2.020 .046


Moderasi2 .117 .041 5.145 2.883 .005

Moderasi3 -.093 .031 -4.222 -2.986 .004

a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak

Uji Koefisien Determinasi

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .875a .765 .749 1.69740
a. Predictors: (Constant), Moderasi3, Kesadaran Wajib Pajak,
Pengetahuan Perpajakan, Sanksi Perpajakan, Kualitas Pelayanan,
Moderasi1, Moderasi2
Lampiran 1. 8
rtabel
Lampiran 1. 9
Hasil Cek Plagiarism
Plagiarism Checker X Originality Report
Similarity Found: 19%

Date: Tuesday, August 02, 2022


Statistics: 3486 words Plagiarized / 18743 Total words
Remarks: Low Plagiarism Detected - Your Document needs Optional Improvement.
-------------------------------------------------------------------------------------------

SANKSI PERPAJAKAN MEMODERASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI KOTA CIREBON / SKRIPSI Bidang
Kajian : Perpajakan Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Program
Sarjana Program Studi Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Swadaya Gunung Jati Cirebon Disusun Oleh: MENTARI PERMATA HATI NPM.
118040287
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON
2022 Terakreditasi B BAN-PT

Anda mungkin juga menyukai