OLEH
NIM 1011000259
PERBANAS
JAKARTA
2014
i
INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA
(ASIAN BANKING FINANCE AND INFORMATICS INSTITUTE)
PERBANAS
JAKARTA
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERSETUJUAN
Oleh
Nama : Ahmad Zikry Febrian
NIM : 1011000259
Program Studi : Akuntansi
Inung Wijayanti, S.E., AK, M.M Vincentius Agus Widodo, SST., AK., M.Acc
ii
INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA
(ASIAN BANKING FINANCE AND INFORMATICS INSTITUTE)
PERBANAS
JAKARTA
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PENGESAHAN
Hari : Jum’at
Tanggal : 24 Oktober 2014
Waktu : 14.00-15.30 WIB
Oleh
Nama : Ahmad Zikry Febrian
NIM : 1011000259
Mengetahui,
Ketua Program Studi Akuntansi
iii
INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA
PERBANAS
JAKARTA
PERNYATAAN
Seluruh isi dan materi skripsi ini menjadi tanggung jawab penyusun
sepenuhnya.
Penyusun,
1011000259
iv
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
NIM : 1011000259
Jeruk Satu
1011000259
v
ABSTRACT
This study uses quantitative methods, the survey approach. The population
in this study is an individual taxpayer who is registered and located in KPP
Pratama Jakarta Kebun Jeruk Satu. use a method purposive sampling technique
with a sample size of 100 individual taxpayer.
The results tests performed using SPSS, the obtained PPh dependent
variable (Y1) has a positive value, showing the relationship between the taxable
incomeand PTKP is have a significant effect. PTKP variable regression
coefficient of 0.510 means that each increase of taxable income will cause an
increase of 0,510 PPh and compliance variable regression coefficient 0.875 means
that each increase of one of taxable income will lead to an increase of 0.875.
vi
ABSTRAK
PENGARUH KENAIKAN PTKP TERHADAP PENERIMAAN PPh
ORANG PRIBADI DAN TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK
ORANG PRIBADI DI KPP PRATAMA JAKARTA KEBON JERUK SATU
vii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Skripsi. Dalam penulisan karya ilmiah yang berupa Skripsi berjudul “Pengaruh
Jeruk Satu” disusun untuk melengkapi syarat dalam menempuh ujian akhir guna
Dengan selesainya laporan karya ilmiah yang berupa Skripsi ini, maka
pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan bantuan
dan dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan karya ilmiah yang berupa
Skripsi ini. Ucapan terima kasih ini secara khusus penulis sampaikan kepada :
1. Keluarga khusunya kedua Orang Tua tercinta (Bunda dan Ayahanda) yang
selalu memberikan dukungan dengan do’a yang terus terucap untuk saya , juga
dengan moril maupun materil kepada penulis untuk membuat skripsi ini.
2. Prof. Dr. Ir. Marsudi Wahyu Kisworo, M.Sc, Rektor ABFI Institute Perbanas.
3. Inung Wijayanti, S.E., AK, M.M, Ketua Program Studi Akuntansi ABFI
Institute Perbanas.
4. Vincentius Agus Widodo, SST., AK., M.AK, dosen Pembimbing Skripsi ini.
5. Para dosen ABFI Institute Perbanas yang telah memberikan ilmu pengetahuan
viii
6. Basse Upi Ratih, yang terus memberikan dukungan untuk membuat skripsi ini.
memberikan dukungan.
8. Pimpinan dan seluruh karyawan KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk Satu, yang
telah memberikan izin untuk mengambil data untuk diolah dalam skripsi ini
dimiliki, penulis menyadari laporan karya ilmiah yang berupa Skripsi ini masih
jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan dan kelemahan. Oleh karena
itu, saran dan kritik yang membangun penulis terima dengan senang hati untuk
penyempurnaan laporan karya ilmiah yang berupa Skripsi ini dimasa yang akan
datang.
Semoga laporan karya ilmiah yang berupa Skripsi ini dapat memberikan
manfaat dan pengetahuan bagi semua pihak dan siapa saja yang membacanya.
Penulis
ix
DAFTAR ISI
ABSTRACT .................................................................................................. vi
ABSTRAK.......................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
x
2.1.1 Pengetian Pajak ............................................................... 10
....................................................................................... 29
xi
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1.2 Visi dan Misi KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk Satu....... 73
4.1.3 Data Penerimaan PPh Orang Pribadi dan Jumlah Wajib Pajak
............................................................................................. 79
4.2.2.1 PengujianValiditas................................................... 83
xii
BAB V PENUTUP
5.2 Keterbatasan............................................................................... 98
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tarif Pajak dan Lapisan Penghasilan Kena Pajak untuk Wajib Pajak Orang Pribadi
Tabel 2.2 Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak per tahun menurut Peraturan Menteri
Tabel 2.3 Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak menurut Undang-Undang PPh Nomor 36
tahun 2008............................................................................................................. 44
Tabel 4.1 Data Penerimaan PPh OP KPP Jakarta Kebon jeruk Satu .................................... 77
Tabel 4.2 Data Jumlah WP OP Terdaftar KPP Jakarta Kebon Jeruk Satu............................ 78
Tabel 4.6 Hasil Pengujian Validitas atas Variabel Kenaikan PTKP (X)............................... 85
Tabel 4.7 Hasil Pengujian Validitas atas Variabel Penerimaan PPh Orang Pribadi (Y1)..... 85
Tabel 4.8 Hasil uji validitas variabel tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi (Y2)...... 86
Tabel 4.9 Hasil Pengujian Reliabilitas atas Variabel kenaikan PTKP (X)............................ 87
Tabel 4.10 Hasil Pengujian Reliabilitas atas Variabel Penerimaan PPh Orang Pribadi (Y1)..88
Tabel 4.11 Hasil Pengujian Reliabilitas atas Variabel Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi (Y2)........................................................................................................... 89
xiv
Tabel 4.12 Hasil Pengujian Normalitas dengan Uji Kolmogorov Smirnov............................ 91
Tabel 4.15 Hasil Uji t pada Variabel X Terhadap Y1, X terhadap Y2................................. 95
xv
DAFTAR GAMBAR
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
suatu negara merupakan suatu pos penerimaan yang penting, karena menjadi pos
Hal tersebut tertuang dalam Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN),
2011).
tahun 2013 yang 77,9% dari total penerimaan negara bersumber dari penerimaan
pajak. Mengingat pentingnya peranan pajak, maka pemerintah dalam hal ini
penerimaan pajak. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui reformasi
terakhir meningkat tajam, dari 1.294.999,2 triliun rupiah pada tahun 2011 menjadi
1..683.011 triliun rupiah pada tahun 2013. Semakin meningkat jumlah anggaran
belanja negara maka membutuhkan sumber penerimaan yang semakin besar pula.
1
2
Data pada tabel di bawah ini menunjukan bahwa sebagian besar kebutuhan untuk
penerimaan pajak. Ringkasan APBN tahun 2011-2013 dapat dilihat pada tabel
1.1.
Tabel 1.1
menjadi self assessment system. Dalam official assessment system tanggung jawab
sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan dalam peraturan perundang-
undangan perpajakan. Nampak jelas di sini bahwa dalam self assessment system
wajib pajak lebih dipandang sebagai subjek bukan hanya sebagai objek pajak.
Asri dan Vinola (2009) mengemukakan sebagai konsekuensi dari tax reform,
nasional. Untuk itu dibutuhkan peran serta masyarakat dalam bentuk kesadaran
dan kepedulian untuk membayar pajak, salah satunya adalah Pajak Penghasilan
(PPh).
berlaku sejak 1 Januari 1984 adalah Undang-Undang Nomor 7 tahun 1983 yang
terdapat ketentuan yang menjunjung tinggi hak warga negara dan menempatkan
4
wajib pajak selalu dikenakan pungutan negara berupa pajak, dengan tarifnya
jenis pajak yang dipungut pada tingkat nasional, sehingga dapat dikategorikan
kehidupan sosial dan ekonomi yang terjadi pada masyarakat kelas bawah.
Keputusan untuk mengubah PTKP yang ideal berapa besar, dan bagaimana
Lebih lanjut hal ini juga ditegaskan oleh Dedi Rudaedi, mantan Sekretaris
(PPH) Orang Pribadi Tahun 2012 dan Pemberian Apresiasi Pajak di Gedung
Gradhika Bhakti Praja, Semarang yang diselenggarakan pada hari Selasa, 5 Maret
2013. Dia mengungkapkan “Negara ini tegak karena iuran pajak!”, ungkapan
(http://www.pajak.go.id/content/news/negara-berdiri-karena-iuran-pajak).
kesejahteraan sesuai dengan tujuan pembangunan nasional. Oleh karena itu, pajak
harus dikelola dengan baik agar keuangan negara dapat berjalan dengan lancar
dan baik. Karena sektor pajak merupakan penerimaan negara yang sangat penting,
meningkat. Jika PTKP dinaikkan, maka penghasilan kena pajak akan semakin
sedikit sehingga pajak yang dikenakan semakin sedikit pula. Hal inilah yang
dikenakan dan mendorong agar wajib pajak semakin taat membayar pajak.
yang sudah terpapar pada pembahasan di atas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian lebih dalam mengenai pengaruh perubahan PTKP yang terjadi beberapa
tahun belakangan ini. Dilihat dari penelitian yang terdahulu ada dampak positif
dan negatif atas perubahan PTKP. Untuk itu peneliti akan meneliti lebih dalam
dari kebijakan perubahan PTKP tersebut. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis
6
wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk Satu?
kenaikan Penghasilan Tidak Kena Pajak di KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk
Satu pada tahun 2011-2013. Variabel penelitian yang digunakan adalah variabel
independen yaitu kenaikan PTKP (X) dan variabel dependen yaitu penerimaan
tarif PTKP.
penerimaan negara.
penulis membagi dalam 5 bab secara berurutan yang setiap bab dibagi lagi
menjadi beberapa sub bab. Rincian dari masing-masing bab adalah sebagai
berikut:
BAB 1: PENDAHULUAN
pemikiran.
analisis data.
Pada bab ini penulis akan membagi menjadi 2 sub bab. Sub bab
Sub bab ke dua akan diuraikan analisis atau pembahasan atas hasil
penelitian yang dilakukan. Pada sub bab kedua ini selain analisis
atas hasil penelitian dari data yang diperoleh secara langsung dari
pajak orang pribadi di KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk Satu dan
Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa atau negara
dalam pembiayaan pembangunan adalah menggali sumber dana yang berasal dari
dalam negeri berupa pajak yang digunakan untuk membiayai pembangunan yang
1. Pengertian Pajak
pengertian secara umum, pajak merupakan iuran wajib rakyat kepada negara.
b. Berdasarkan undang-undang
10
11
Definisi lain juga dikemukakan oleh S.I Djajadiningrat dalam buku Siti
menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak
ada jasa imbal balik dari negara secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan
umum.
adalah perpindahan harta, sumber ekonomis dari sektor swasta kepada sektor
pemerintah. Perpindahan itu bukan karena denda ataupun hukuman namun dapat
bagi yang membayar , gunanya untuk mencapai tujuan negara dalam bidang
wajib pajak kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-
Masa
kriteria tertentu
ketetapan pajak
pajak
perundangan-undangan perpajakan
melekat pada pengertian pajak dari berbagai definisi, terlihat adanya dua fungsi
pajak yaitu:
dalam negeri
Terdapat berbagai jenis pajak menurut Siti Resmi (2011,7) yang dapat
pembebanannya tidak dapat dilimpahkan pihak lain, tetapi harus menjadi beban
Menurut Siti Resmi (2011,7): Pajak langsung adalah pajak yang harus
dipikul atau ditanggung sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dilimpahkan atau
dibebankan kepada orang lain atau pihak lain. Pajak harus menjadi beban wajib
bebannya harus ditanggung sendiri oleh Wajib Pajak yang bersangkutan dan tidak
Pajak tidak langsung adalah pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau
Menurut Erly Suandy (2011,36): Pajak tidak langsung adalah pajak yang
bebannya dapat dialihkan atau digeserkan kepada pihak lain sehingga sering
materialnya.
atau berdasarkan pada subjeknya yang selanjutnya dicari objektifnya, dalam arti
tinggal.
atau berdasarkan pada objeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak.
Menurut Erly Suandy (2011,39): Pajak objektif adalah pajak yang pada
membayar, kemudian baru dicari subjeknya baik orang pribadi maupun badan.
Menurut Siti Resmi (2011, 7): Pajak negara (pajak pusat) adalah pajak
yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah
Menurut Waluyo (2008,12): Pajak pusat adalah pajak yang dipungut oleh
Menurut Siti Resmi (2011,8): Pajak daerah adalah pajak yang dipungut
oleh pemerintah daerah tingkat (pajak provinsi) maupun daerah Tingkat II (pajak
masing.
Menurut Waluyo (2008,12): Pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh
Tata cara pemungutan pajak terdiri atas stesel pajak, asas pemungutan
1. Asas equality pemungutan pajak harus bersifat adil dan merata yaitu
manfaat yang diterima. Adil yang dimaksud bahwa setiap wajib pajak
wenang. Oleh karena itu, wajib pajak harus mengetahui secara jelas
dan pasti pajak yang terutang, kapan harus dibayar, serta batas waktu
pembayaran
pajak
19
pajak,yaitu:
pajak
20
2. Tarif tetap, yaitu tarif berupa jumlah yang tetap terhadap jumlah yang
Menurut Erly Suandy (2011, 7), tarif pajak ada(4) empat yaitu:
persentase yang tetapi jumlah pajak yang terutang akan berubah secara
pengenaan pajaknya
3. Tarif degresif adalah tarif pajak yang persentasenya semakin kecil jika
pajaknya
4. Tarif tetap adalah tarif pajak yang jumlah nominalnya tetap walaupun
yang dikutip oleh Siti Resmi (2011, 18): Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat
yang oleh Wajib Pajak (WP) digunakan untuk melaporkan penghitungan dan/atau
pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak dan/atau dan
Menurut Sony Devano dan Siti Kurnia Rahayu (2006, 151): Surat
Pemberitahuan (SPT) merupakan dokumen yang menjadi alat kerja sama antara
wajib pajak dan administrasi pajak, yang memuat data-data yang diperlukan untuk
bagi wajib pajak untuk melaporkan hal-hal yang berkaitan dengan kewajiban
perpajakan.”
Menurut Siti Resmi (2011, 42) Terdapat dua macam SPT yaitu:
Adapun Fungsi SPT menurut Siti Resmi (2011, 42), adalah sebagai sarana
pajak yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang pembayaran atau
pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri atau melalui pemotongan atau
22
pemungutan pihak lain dalam satu Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak,
penghasilan yang merupakan objek pajak dan atau bukan objek pajak, harta dan
Masa Pajak.
orang pribadi, paling lama 3 (tiga) bulan setelah akhir Tahun Pajak
dalam Pasal 3 ayat (3) atau batas waktu perpanjangan penyampaian Surat
administrasi berupa denda sebesar Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) untuk
untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak badan serta
dilakukan/dikenakan terhadap:
2. Wajib Pajak orang pribadi yang sudah tidak melakukan kegiatan usaha
3. Wajib Pajak orang pribadi yang berstatus sebagai warga negara asing
5. Wajib Pajak badan yang tidak melakukan kegiatan usaha lagi tetapi
Menteri Keuangan
Pembayaran dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) yang dapat diambil
di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) terdekat, atau dengan cara lain melalui
Menurut Siti Resmi (2011:31) : Surat Setoran Pajak merupakan surat yang
oleh wajib pajak digunakan untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak
yang terutang ke kas negara atau ketempat pembayaran lain yang ditetapkan oleh
Menteri Keuangan.
Tahun 2007 menyatakan bahwa: Surat Setoran Pajak (SSP) adalah bukti
formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas nagara melalui tempat
pembayaran yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan. Fungsi Surat Setoran Pajak
(SSP) sebagai bukti pembayaran pajak apabila telah disahkan oleh pejabat kantor
Besarnya pajak yang terutang dalam suatu tahun pajak sebagai ketetapan
pajak, tertuang dalam surat yang diistilahkan dengan Surat Ketetapan Pajak.
tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) yang
dikutip oleh Waluyo (2008, 51), surat ketetapan pajak adalah: Surat ketetapan
yang meliputi Surat Ketetapan Kurang Bayar, Surat Ketetapan Kurang Bayar
Tambahan, Surat Ketetapan Nihil, atau Surat Ketetapan Lebih Bayar. Surat
Ketetapan Pajak ini sebagai suatu ketetapan tertulis yang menimbulkan hak dan
kewajiban, memuat besarnya utang pajak pada tahun tertentu bagi Wajib Pajak
yang nama dan alamatnya tercantum dalam surat ketetapan pajak. Ketetapan pajak
25
ini merupakan tembusan dari kohir sehingga bentuk dan isi kohir sama dengan
2007 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan: Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar (SKPKB) adalah surat ketetapan pajak yang menentukan
pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi, dan jumlah pajak yang
Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak
dan Tata Cara Perpajakan menyatakan kewenangan Direktur Jendral Pajak untuk
dapat menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) dalam hal
terdapat pajak yang tidak atau kurang dibayar, dalam jangka waktu 5 tahun setelah
saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau
Tahun Pajak.
Ketetapan Pajak Kurang Bayar yang pada hakekatnya hanya terhadap kasus-kasus
tertentu saja. Surat Ketetapan Kurang Bayar tersebut dapat diterbitkan apabila
hasil pemeriksaan atau keterangan lain pajak yang terutang tidak kurang atau lebih
dan setelah ditegur secara tertulis tidak disampaikan pada waktunya sebagaimana
26
ditentukan dalam surat teguran, hasil pemeriksaan atau keterangan lain mengenai
Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak penjualan atas Barang Mewah ternyata tidak
seharusnya dikompensasikan selisih lebih pajak atau tidak seharusnya tarif 0%,
sehingga tidak dapat diketahui besarnya wajib pajak yang terutang, kepada wajib
pajak diterbitkan norma pokok wajib pajak (NPWP) dan atau dikukuhkan sebagai
Fungsi SKPKB sebagai koreksi atas jumlah pajak yang terutang menurut
SPT Wajib Pajak, sebagai sarana untuk mengenakan sanksi di bidang perpajakan
sebagai alat untuk menagih hutang pajak. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar ini
tetap dapat diterbitkan walaupun jangka waktu 5 tahun telah lewat. Penerbitannya
kekuatan hukum tetap terhadap Wajib Pajak yang di pidana karena melakukan
tindak pidana di bidang perpajakan atau tindak pidana lainnya yang dapat
tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan. Direktur Jenderal Pajak dapat
menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan dalam jangka waktu
5 tahun setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun
Pajak, atau Tahun Pajak apabila ditemukan data baru yang mengakibatkan
dalam rangka penerbitan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan. Sebagai
konsekuensinya jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar dalam SKPKBT
ditambah sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 100% (seraus persen) dari
Nihil adalah: Surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama
besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak trutang dan tidak ada kredit
pajak. SKPN ini diterbitkan didasarkan pada hasil pemeriksaan terhadap Surat
Pemberitahuan bila jumlah kredit pajak atau jumlah pajak yang dibayar sama
dengan jumlah pajak yang terutang atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit
Lebih Bayar adalah: Surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah kelebihan
pembayaran pajak lebih besar dari pada pajak yang terutang atau seharusnya tidak
terutang. Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih
pajak atas permohonan wajib pajak terdapat kelebihan pembayaran pajak yang
terdapat jumlah kredit pajak atau jumlah pajak yang dibayar lebih besar dari pada
jumlah pajak yang dibayar lebih besar dari pada jumlah pajak yang terutang.
(STP) adalah: Surat untuk melakukan tagihan pajak dan/atau sanksi administrasi
berupa bunga atau denda. Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan surat
ketetapan pajak atau Surat Tagihan Pajak untuk Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak,
atau Tahun Pajak dalam hal sebelum wajib pajak diberikan atau diterbitkan
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena
Pajak, bila diperoleh data atau informasi yang menunjukan adanya kewajiban
perpajakan yang belum dipenuhi Wajib Pajak. SPT juga dapat diterbitkan sebelum
dan setelah penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atau pencabutan
(PPh) dalam tahun berjalan tidak atau kurang bayar, dari hasil penelitian terdapat
kekurangan pembayaran pajak sebagai salah tulis atau salah hitung, wajib pajak
dikenal sanksi administrasi berupa denda atau bunga, pengusaha yang telah
dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP) tetapi tidak membuat faktur
pajak dan tidak tepat waktu, pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha
Kena Pajak (PKP) yang tidak mengisi faktur pajak secara lengkap sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 Ayat (5) Undang-undang PPN dan PPnBM, Pengusaha
Kena Pajak melaporkan faktur pajak tidak sesuai dengan masa penerbitan faktur
29
pajak, dan Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang gagal berproduksi dan telah
dari peran aktif dari pajak, karena sektor pajak telah menjadi penerimaan bagi
negara yang cukup kompeten. Penerimaan atau pendapatan adalah suatu hasil
yang ingin dicapai oleh setiap perusahaan secara optimal. Menurut John Hutagaol
(2007, 325) dalam Lina Rahmawati (2011), penerimaan pajak adalah: sumber
adalah: sumber pembiayaan negara yang dominan baik untuk belanja rutin
maupun pembangunan. Penerimaan pajak berasal dari pusat dan daerah yang
merupakan hasil pungutan dari wajib pajak. Jika kontribusi pajak dari rakyat ke
negara lancar, maka pembangunan menjadi lancar dan berjalan secara continue.
Penghasilan adalah Pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan
yang diterima atau diperolehnya dalam suatu tahun pajak. Menurut Subekti dan
Asrori dalam Dina Fitriani (2009, 139), pengertian Pajak Penghasilan adalah:
30
pajak yang dikenakan terhadap orang pribadi atau perseorangan dan badan
berkenaan dengan penghasilan yang diterima atau diperolehnya selama satu tahun.
Menurut Erly Suandy (2011, 36): Pajak Penghasilan adalah pajak yang dikenakan
tahun 2000 yang berlaku 1 Januari 2001 sebagai pengganti Undang-Undang yang
sistem perpajakan yang netral, sederhana, steril, lebih memberi keadilan, dan lebih
Subjek Pajak Penghasilan menurut Siti Resmi (2011, 75): Segala sesuatu
Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka
waktu 12 (dua belas) bulan, atau yang dalam suatu tahun pajak berada di
Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun,
undangan.
negara.
32
Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam
jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak didirikan dan
Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, dan
Indonesia
Berdasarkan Pasal 2 UU No. 36 Tahun 2008 yang dikutip oleh Siti Resmi
syarat:
keadaan) yang dikenakan pajak. Menurut Siti Resmi (2011, 79), Objek Pajak
yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak (WP), baik yang berasal dari Indonesia
maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk
menambah kekayaan Wajib pajak yang bersangkutan dengan nama dan dalam
bentuk apapun.
34
3. Penghasilan dari modal, yang berupa harta gerak ataupun harta tak
atau hak yang tidak dipergunakan untuk usaha, dan lain sebagainya
sebagainya
tunjangan, dan pembayaran lain yang diterima atau diperoleh wajib pajak
Kerja (Jamsostek)
35
jasa tenaga ahli, orang pribadi subjek pajak dalam negeri, dan
bebas
f. Penyelenggara kegiatan
a. Pegawai tetap
asuransi)
d. Penerima honorium
e. Penerima upah
g. Peserta Kegiatan
negeri
Penghasilan
c. Laba usaha
penyertaan modal
biaya
pengembalian utang
g. Dividen dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dari
usaha koperasi
n. Premi asuransi
dikenakan pajak
Penghasilan yang tidak dikenakan pajak menurut Siti Resmi (2011, 84),
amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh
Indonesia
keturunan lurus satu derajat, dan oleh badan keagamaan atau badan
atau orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil yang
c. Warisan
diterima atau diperoleh dalam bentuk natura dan atau kenikmatan dari
Wajib Pajak, wajib Pajak yang dikenakan pajak secara final atau Wajib
dividen paling rendah 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah
Keuangan
berupa bagian laba dari badan pasangan usaha yang didirikan dan
Keuangan, yaitu:
m. Sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba
Tarif pajak untuk Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri dapat dilihat
Tabel 2.1
Tarif Pajak dan Lapisan Penghasilan Kena Pajak untuk Wajib Pajak Orang
Rp 0 – Rp 50.000.000,00 5%
tahun 2006, kemudian PTKP naik sesuai peraturan Pasal 8 UU Nomor 36 Tahun
yang berlaku efektif sejak tahun 2013. Berdasarkan perubahan tersebut, maka
Tabel 2.2
Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak per tahun menurut Peraturan Menteri
suami
Tabel 2.3
suami
Dari data tersebut kita dapat melihat kenaikan persentase dari perubahan
PTKP, dalam perubahan nilai PTKP tersebut, untuk Wajib Pajak Orang Pribadi
45
mengalami kenaikan sebesar 20%, sedangkan untuk istri dan setiap tanggungan
Data yang terbaru adalah besarnya PTKP yang mulai diberlakukan pada
tanggal 1 januari 2013 dengan besarnya PTKP dapat dilihat dari tabel berikut.
Tabel 2.4
Keterangan
suami
Sumber: PMK-162/PMK.011/2012
beberapa kali mengubah besaran tarif PTKP hingga saat ini yang terbaru dalam
besaran PTKP dapat kita lihat pada tabel 1.4. Dari data tersebut kita dapat melihat
berapa persentase kenaikan dari besaran tarif PTKP menurut UU Nomor 36 tahun
Tabel 2.5
Orang Pribadi
menikah
istri yang
penghasilannya
digabung dengan
suami
setiap tanggungan
penerimaan Pajak Penghasilan pada pemerintah. Bila dilihat secara kasat mata
maka kenaikan PTKP ini pastinya akan menurunkan penerimaan negara sektor
pajak dari PPh Pasal 21 dan PPh orang pribadi, karena pengurang penghasilan
akan menjadi lebih besar yang menyebabkan setoran pajak orang pribadi akan
47
menjadi lebih kecil. Seperti yang dikemukakan oleh para ahli, menurut Menteri
Keuangan, Agus Martowadjojo yang menyatakan bahwa jika PTKP pada tahun
2013 dinaikkan maka pendapatan negara akan berkurang sebesar Rp 13,3 Triliun
Triliun.
A. Pengertian Kepatuhan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995, 1013) dalam Sony Devano
dan Siti Kurnia Rahayu (2006, 110), istilah kepatuhan berarti tunduk patuh pada
ajaran atau aturan. Kepatuhan adalah suatu sikap yang merupakan respon yang
hanya muncul apabila individu tersebut dihadapkan pada suatu stimulus yang
dikatakan bahwa kapatuhan adalah suatu sikap yang akan muncul pada seseorang
yang merupakan suatu reaksi terhadap sesuatu yang ada dalam peraturan yang
harus dijalankan.
pemenuhan kewajiban perpajakan itu dilakukan terutama oleh wajib pajak, bukan
optimal. Kepatuhan pajak merupakan persoalan laten dan aktual yang sejak dulu
ada di perpajakan. Di dalam negeri, rasio kepatuhan Wajib Pajak yang menjadi
mengalami peningkatan secara berarti. Hal ini didasarkan jika kita melihat
Menurut Chaizi Nasucha yang dalam Sony Devano dan Siti Kurnia
Rahayu (2006, 111): Kepatuhan wajib pajak diidentifikasikan dari: (1). Kepatuhan
Wajib Pajak dalam mendaftarkan diri, (2). Kepatuhan Wajib Pajak untuk
pajak terutang. Kepatuhan wajib pajak adalah rasa bersalah dan rasa malu,
persepsi wajib pajak atas kewajaran dan keadilan beban pajak yang mereka
dalam Sony Devano dan Siti Kurnia Rahayu (2006, 112): Kepatuhan perpajakan
Devano dan Siti Kurnia Rahayu (2006, 110) sebagai: Suatu iklim kepatuhan dan
perundang-undangan perpajakan
Menurut Safri Nurmantu dalam Sony Devano dan Siti Kurnia Rahayu
C. Jenis-Jenis Kepatuhan
Menurut Nurmantu (2003) dalam Widi Widodo (2010, 68), terdapat dua
undang-undang perpajakan
secara formal maupun material lebih kepada kesadaran seorang individu sebagai
tingginya tingkat kepatuhan maka pendapatan dari sektor pajak akan semakin
50
secara formal diperlihatkan melalui tingginya angka kesadaran Wajib Pajak untuk
membayar dan melaporkan pajak secara tepat waktu. Sedangkan pada aspek
mengemukakan bahwa:
pajak
ketentuan.
antara jumlah SPT wajib pajak orang pribadi yang lapor dengan jumlah wajib
51
pajak orang pribadi yang terdaftar. Kepatuhan Wajib Pajak dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1. Kepatuhan Wajib Pajak = Jumlah SPT yang lapor / Jumlah Wajib Pajak
terdaftar
Tabel 2.6
Tabel Penelitian Terdahulu
No Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metodologi Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
1 Ramli (2006) Analisis Variabel yang Variabel yang 1. Presentase
Perubahan PTKP diteliti: diteliti: potensi wajib
Terhadap Perubahan Perubahan pajak akibat
Penerimaan PPh PTKP PTKP perubahan PTKP
21 dan Ekonomi terhadap sebesar 68,56%
penerimaan dan tidak potensi
PPh pasal 21 sebesar 31,50%
dan ekonomi 2. Besar potensi loss
pendapatan yang
diterima akibat
perubahan PTKP
sebesar 38,39%
3. Disposable
Income yang
diterima sampel
akibat perubahan
PTKP cenderung
naik sebesar
2,63%
dengan menaikkan besaran tarif PTKP, wajib pajak bisa termotivasi untuk
wajib pajak dalam membayar pajak semakin meningkat. Jika PTKP dinaikkan,
maka penghasilan kena pajak akan semakin sedikit pula. Hal inilah yang
dikenakan dan mendorong agar wajib pajak semakin taat membayar pajak.
Begitu juga pada penelitian yang dilakukan oleh Nuritomo (2006), dia
positif kenaikan tarif PTKP wajib pajak orang pribadi yang terjadi mulai tahun
negatif, begitu juga dengan keputusan menaikkan PTKP ini selain ada dampak
positif pasti ada dampak negatifnya. Hal ini dapat terlihat jelas bila tarif PTKP
pasal 21. Penerimaan PPh pasal 21 mengalami penurunan sebesar 26,04% dengan
diberlakukannya PTKP baru ini. Dan menurut Ramli (2006) terdapat besarnya
potential loss akibat perubahan PTKP dari sisi nilai pendapatannya yang diterima
Berdasarkan presentase potential loss pendapatan hasil analisis data sampel, dapat
55
memperkirakan “potential loss” pendapatan dari pajak PPh pasal 21 yang diterima
PTKP membawa dampak negatif terhadap PPh yang merupakan salah satu
Judul:
X”
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
57
pribadi
pribadi
Metode Penelitian
penelitian ini juga bertujuan untuk menguji suatu teori hipotesis guna memperkuat
kenaikan PTKP yang berpengaruh terhadap penerimaan PPh orang pribadi dan
suatu atribut, sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulannya. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel
1. Variabel Independen
58
59
2. Variabel Dependen
masyarakat.
60
Safri Nurmantu yang dikutip oleh Sony Devano dan Siti Kurnia Rahayu
kepatuhan wajib pajak adalah indikator yang digunakan oleh Vania Yuki
SPT wajib pajak orang pribadi yang lapor dengan jumlah wajib pajak
sebagai berikut:
Pajak Terdaftar
orang pribadi dan tingkat kepatuhan wajib pajak sebagai variabel dependen,
Populasi pada penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi yang
terdaftar dan berada di wilayah kerja KPP Pratama Kebon Jeruk Satu.
3.3.2 Sampel
yang dijelaskan di atas maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Kebon
Jeruk Satu.
pribadi yang terdaftar dan berada di wilayah kerja KPP Pratama Jakarta
Kebon Jeruk Satu. Data wajib pajak orang pribadi yang terdaftar sampai
tahun 2013 sebesar 3296, sedangkan data wajib pajak orang pribadi yang
N
n=
1+N(e)2
Keterangan
n= Ukuran sampel
N= Ukuran populasi
Perhitungan sampel:
3296
n=
1 + 3296(0,10)2
n= 99,97
historis yang telah tersusun dalam arsip yang dipublikasikan dan tidak
dipublikasikan. Adapun data sekunder yang akan diambil dalam penelitian ini
adalah data penerimaan wajib pajak orang pribadi dan kepatuhan wajib pajak
dengan menggunakan data-data yang telah tersedia di KPP Pratama Jakarta Kebon
64
Jeruk Satu, selanjutnya dilakukan proses analisa dan interpretasi terhadap data-
Penelitian ini juga menggunakan data primer yang bersifat kuantitatif, oleh
karena itu peneliti melakukan penyebaran kuisioner yang akan dianalisa untuk
data penelitian. Adapun data primer ini ditujukan untuk wajib pajak orang pribadi
a. Studi Kepustakaan
dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 yang diperoleh dari
b. Dokumentasi (Documentation)
kenyataan yang ada, ada beberapa pengujian untuk menguji kelayakan model
1. Uji Normalitas
untuk setiap nilai variabel bebas tertentu berditribusi normal atau tidak. Dalam
model regressi linier, asumsi ini ditunjukkan oleh nilai error (e) yang berdistribusi
normal. Model regresi yang baik adalah model regressi yang memiliki distribusi
Smirnov dan juga digunakan grafik, yaitu normal probability plot. Deteksi
normalitas dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumber diagonal dari
Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: Jika Dhitung < Dtabel
maka tidak ada alasan untuk menggunakan data tidak berasal dari populasi yang
a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah
garis.
66
2. Uji Autokorelasi
(t-1) dalam model regresi. Jika terdapat korelasi maka model tersebut mengalami
masalah autokorelasi. Menurut Singgih Santoso (2012, 241), model regresi yang
baik adalah model yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi autokorelasi
dapat dilakukan uji statistik Durbin-Watson (DW test). Durbin Watson test
Ha : ada autokorelasi ( r ≠ 0)
a. Bila nilai DW terletak diantara batas atas (du) dan (4-du), maka
d. Bila nilai DW terletak antara (du) dan (dl) atau DW terletak antara
0 d1 du 4-du 4-d1 4
Gambar 3.1
3. Uji Homoskedastisitas
data adalah sama pada seluruh pengamatan. Terdapat sejumlah uji guna
Namun, Wang and Jain beranggapan bahwa Uji Park dapat lebih teliti dalam
variabelnya. Uji Park dilakukan dengan meregresikan nilai residual (Lne2) dengan
berikut:
1. Validitas
variabel yang diteliti secara tepat atau dengan kata lain ada kecocokan diantara
apa yang diukur dengan tujuan pengukuran. Adapun rumus yang digunakan untuk
n= banyak sampel
x= variabel dependen
y= variabel independen
69
2. Reliabilitas
instrumen dapat mengukur suatu yang diukur secara konsisten dari waktu ke
waktu. Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur korelasi adalah alpha
cronbach:
k ΣSb2
α= 1–
k–1 St2
3. Kriteria Pengujian
data bersifat sekunder dan primer. Untuk memperkuat hasil analisis koefisien
1. Rumusan Hipotesis
yang signifikan.
2. Kriteria Pengujian
orang pribadi.
3. Menghitung nilai t
r√n–2
thitung=
√ 1 – r2
r : koefisien korelasi
n : ukuran sampel
5. Kesimpulan
Tingkat signifikansi {taraf nyata atau taraf arti (α)} atau sering juga
disebut resiko α, yang dipakai adalah 0,05 karena dinilai cukup ketat untuk
yang umum digunakan dalam penelitian ilmu sosial serta dianggap dapat
α = 5%
df = n – 2
BAB IV
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kebon Jeruk Satu adalah salah satu
unit vertikal Kantor Wilayah DJP Jakarta Barat, Direktorat Jenderal Pajak,
Selatan (samping tol kebon jeruk) Jakarta Barat yang menghimpun penerimaan
negara dari sektor perpajakan berupa Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai,
perluasan dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kebon Jeruk sesuai
2007 dan mulai beroperasi pada tanggal 2 Oktober 2007 berdasarkan Keputusan
wilayah Kecamatan Kebon Jeruk, yaitu Kelurahan Kedoya Utara dan Kelurahan
Duri Kepa. Luas wilayah kerja KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk Satu sebesar
930,2 Ha yang terdiri dari 30 Rukun Warga/RW dan 334 Rukun Tetangga /RT
72
73
Kembangan Selatan
Jakarta Barat. Sejalan dengan visi dan misi Direktorat Jenderal Pajak, maka
gedung ini telah dirancang dengan tata ruang dan fasilitas gedung yang dapat
pegawai. Gedung KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk Satu terdiri dari 4 lantai
4.1.2 Visi dan Misi KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk Satu
Visi dari KPP Jakarta Kebon Jeruk Satu yaitu Menyelenggarakan Fungsi
Kemakmuran rakyat
Misi dari KPP Jakarta Kebon Jeruk Satu yaitu Menjadi Institusi
Kepala Kantor
sesuai dengan kebijakan, keputusan dan arahan dari Direktur Jenderal Pajak
tangga.
b. Keuangan
kantor.
c. Rumah tangga
75
Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI) terdiri dari beberapa pelaksana
dan seorang Kepala Seksi Pengolahan Data dan Imformasi yang tugasnya
Seksi Pelayanan
Seksi Pelayanan terdiri dari beberapa pelasksana dan seorang Kepala Seksi
Pemberitahuan (SPT) dan surat Wajib Pajak Lainnya sesua dengan ketentuan
yang berlaku.
Seksi Penagihan
lainnya.
76
Fungsi umum dari Seksi Wakon adalah melakukan pengawasan dan konsultasi
Seksi Waskon dipimpin oleh seorang Kepala Seksi (Kasi), yang tugasnya
Kepala Seksi Wskon dibantu oleh Account Representative (AR). Tugas dari
c. Membuat surat – surat, seperti surat teguran, surat ucapan terima kasih,
perpajkan, pendataan objek dan subjek pajak dan penilaian objek pajak dalam
resiko, kepatuhan terhadap kode etik dan disiplin pegawai, tindak lanjut
kepatuhan Wajib Pajak dan tujuan lain sesuai dengan peraturan perundang –
4.1.3 Data Penerimaan PPh Orang Pribadi dan Jumlah Wajib Pajak
PPh OP
Kepala Seksi Kepala Seksi Kepala seksi Kepala Seksi Sub Bagian
Pengawasan Pengawasan Ekstensifikasi Pemeriksaan Umum
dan dan Perpajakan ( dan (Mohammad
Konnsultasi Sumarsono) Kepatuhan ( Idris)
Konnsultasi
III ( Irawan) Nurdin)
IV (Farila
Darmandi)
80
mengenai jumlah data, nilai minimum, nilai maximum, mean, dan standar deviasi.
dalam kegiatan statistik. Dengan bantuan program ini, pengolahan data dirinci
menurut beberapa karakteristik yang dapat dilakukan dengan cepat dan mudah.
dari kuesioner kedalam komputer dalam bentuk file data, kemudian dilakukan
sesuai dengan tujuan penelitian. Setelah itu data-data tersebut disajikan dalam
untuk menganalisis data. Data deskriptif berasal dari tabel yang telah di buat dan
Pada tabel 4.3 dijelaskan bahwa kuesioner yang disebar sebanyak 100
kuesioner. Kuesioner yang diterima kembali sebanyak 100 kuesioner. Jadi jumlah
81
jumlah sampel dan tingkat pengembalian kuesioner disajikan pada Tabel 4.3.
Uji yang digunakan dalam menganalisis data diri responden adalah uji
digunakan. Melalui demografi responden yang terdapat dalam tabel 4.4 dapat
dilihat identitas data responded yang meliputi usia, jenis kelamin (gender), tingkat
nilai maximum, rata-rata (mean), dan standar deviasi (standard deviation) dari
jawaban responden pada item-item pertanyaan yang terlihat pada tabel berikut ini.
Descriptive Statistics
N Range Minimu Maximu Mean Std. Variance
m m Deviation
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Statistic
Kenaikan PTKP 100 6.00 9.00 15.00 12.6500 .15659 1.56589 2.452
Penerimaan
100 8.00 12.00 20.00 16.8600 .20549 2.05490 4.223
PPh
Kepatuhan 100 12.00 18.00 30.00 25.2000 .33964 3.39637 11.535
Valid N
100
(listwise)
83
memiliki nilai minimum sebesar 9,00 dan nilai maksimum kenaikan PTKP
sebesar 15,00. Rata-rata nilai dari kenaikan PTKP sebesar 12.6500 dengan standar
deviasi sebesar 1.56589. Kemudian, untuk variabel penerimaan PPh orang pribadi
memiliki nilai minimum 12,00 dan nilai maksimum 20,00. Rata-rata nilai dari
penerimaan PPh orang pribadi adalah sebesar 16.8600 dengan standar deviasi
sebesar 2.05490. Variabel kenaikan PTKP memiliki nilai minimum 18,00 dan
nilai maksimum 30,00. Rata-rata nilai dari tingkat kepatuhan wajib pajak orang
(reliable) digunakan untuk mendapatkan data yang diinginkan dari responden. Uji
kuesioner, apakah item-item pada kuesioner tersebut sudah tepat dalam mengukur
84
apa yang ingin diukur dalam penelitian ini. Teknik pengujian dalam penelitian ini
Pengujian validitas ini menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi
1) Jika r hitung ≥ r table (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka item pertanyaan
2) Jika r hitung < r table (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka item pertanyaan tidak
dengan r tabel. Nilai r tabel dapat dicari, dimana degree of freedom (df) = n –
Catatan:
dengan tabel R Product Moment (0,05 ; 28) maka didapat nilai r tabel = 0,361
Hasil uji validitas variabel kenaikan PTKP (X) dapat dilihat pada tabel 4.6
di bawah ini :
85
Tabel 4.6. Hasil Pengujian Validitas atas Variabel Kenaikan PTKP (X)
Pada tabel 4.6 diatas, 5 diatas menunjukan bahwa dari 3 (Tiga) butir
instrumen pada variabel kenaikan PTKP (X), semua butirnya mempunyai korelasi
positif dengan rentang 0.655 – 0,888 ; 3 (Tiga) butir valid yang ditunjukan oleh
nilai koefisien korelasi r lebih besar dari nilai kritisnya 0.361 pada taraf
signifikansi 0.05 untuk n = 30, maka tidak ada butir pertanyaan yang didrop atau
Hasil uji validitas variabel Penerimaan PPh Orang Pribadi (Y1) dapat dilihat
Tabel 4.7. Hasil Pengujian Validitas atas Variabel Penerimaan PPh Orang Pribadi
(Y1)
Pada tabel 4.7 diatas, menunjukan bahwa dari 4 (Empat) butir instrumen
pada variabel Penerimaan PPh orang pribadi (X), semua butirnya mempunyai
korelasi positif dengan rentang 0.645 – 0,809 ; 4 (Empat) butir valid yang
ditunjukan oleh nilai koefisien korelasi r lebih besar dari nilai kritisnya 0.361 pada
taraf signifikansi 0.05 untuk n = 30, maka tidak ada butir pertanyaan yang didrop
atau gugur dan semua butir pertanyaan disertakan dalam analisis selanjutnya.
Hasil uji validitas variabel tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi (Y2)
Pada tabel 4.8 diatas, menunjukan bahwa dari 6 (Enam) butir instrumen
pada variabel tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi, semua butirnya
mempunyai korelasi positif dengan rentang 0.509 – 0,934 ; 6 (Enam) butir valid
yang ditunjukan oleh nilai koefisien korelasi r lebih besar dari nilai kritisnya
0.361 pada taraf signifikansi 0.05 untuk n = 30, maka tidak ada butir pertanyaan
87
yang didrop atau gugur dan semua butir pertanyaan disertakan dalam analisis
selanjutnya.
yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut
Alpha.
Hasil uji reliabilitas variabel kenaikan penghasilan tidak kena pajak (PTKP)
Tabel 4.9. Hasil Pengujian Reliabilitas atas Variabel kenaikan penghasilan tidak
Reliability Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
.670 3
Berdasarkan hasil pengolahan data untuk uji reliabilitas pada tabel di atas,
penghasilan tidak kena pajak) adalah 0,670. Oleh karena nilai Cronbach’s Alpha
88
yang diperoleh sebesar 0,670 berada diatas 0,60, maka dapat disimpulkan bahwa
setiap item pertanyaan untuk mendapatkan nilai kenaikan penghasilan tidak kena
Hasil uji reliabilitas variabel penerimaan PPh orang pribadi (Y1) dapat
Tabel 4.10. Hasil Pengujian Reliabilitas atas Variabel Penerimaan PPh Orang
Pribadi (Y1)
Reliability Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
.757 4
Berdasarkan hasil pengolahan data untuk uji reliabilitas pada tabel di atas,
PPh Orang Pribadi) adalah 0,757. Oleh karena nilai Cronbach’s Alpha yang
diperoleh sebesar 0,757 berada diatas 0,60, maka dapat disimpulkan bahwa setiap
item pertanyaan untuk mendapatkan nilai variabel penerimaan PPh orang pribadi
Hasil uji reliabilitas variabel Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
Tabel 4.11. Hasil Pengujian Reliabilitas atas Variabel Tingkat Kepatuhan Wajib
Reliability Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
.903 6
Berdasarkan hasil pengolahan data untuk uji reliabilitas pada tabel di atas,
kepatuhan wajib pajak orang pribadi) adalah 0,903. Oleh karena nilai Cronbach’s
Alpha yang diperoleh sebesar 0,903 berada diatas 0,60, maka dapat disimpulkan
bahwa setiap item pertanyaan untuk mendapatkan nilai variabel tingkat kepatuhan
pengujian asumsi klasik terhadap data dari kuesioner yang digunakan. Dengan
terpenuhinya asumsi klasik yang ada, maka suatu variable layak digunakan untuk
tujuan memprediksi variabel lainnya. Uji asumsi klasik dalam penelitian ini
Dasar pengembalian keputusan berdasarkan nilai p-value pada kolom asymp. Sig
1) Jika p-value pada kolom asymp. Sig (2-tailed) < 0.05, maka Ho ditolak dan
2) Jika p-value pada kolom asymp. Sig (2-tailed) > 0.05, maka Ho diterima dan
Dari grafik normal plot diatas dapat disimpulkan bahwa grafik normal plot
terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
normalitas
Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 4.12 di bawah ini:
91
tailed) yang dihasilkan adalah sebesar 0,000 oleh karena 0,000 < 0,05 Ho Ha di
normal.
Model regresi yang baik memiliki kesamaan varian atau tidak terjadi
Glejser.
Hasil uji heteroskesdastisitas dengan uji Glejser dapat dilihat pada Tabel
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized T Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 2,569 ,650 3,954 ,000
1
PTKP -,126 ,059 -,211 -2,140 ,035
Dependent Variable: RES2
diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat korelasi antara variabel
independen dalam model regresi atau tidak terjadi heteroskedstisitas. Hal ini dapat
disimpulkan karena nilai signifikansi lebih besar dari pada 0,05 artinya tidak
terjadi heteroskedstisitas.
korelasi antara residual pada periode t dengan residual p ada periode sebelumnya
(t-1). Model regresi yang baik adalah yang tidak adanya masalah autokorelasi.
Metode pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Durbin-Watson
(uji DW).
3) dl < dw < dl atau 4 – du < dw < 4 – dl, artinya tidak ada kepastian atau
Hasil uji autokorelasi dengan uji Durbin-Watson dapat pada tabel 4.14
dibawah ini:
Model Summaryb
Mode R R Square Adjusted R Std. Error of Durbin-
l Square the Estimate Watson
a
1 ,494 ,244 ,236 2,837 1,808
a. Predictors: (Constant), PTKP
b. Dependent Variable: Kepatuhan
diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat korelasi antara variabel
independen dalam model regresi atau tidak terjadi autokorelasi. Hal ini dapat
disimpulkan karena nilai Durbin-Watson sebesar 1,808 berada pada daerah antara
0,05 dan jumlah data (n) = 100, serta k = 2 (k adalah jumlah variabel independen)
diperoleh nilai dw sebesar 1,634 dan du sebesar 1,808. Dengan ini maka dapat 4
Model Summaryb
Mode R R Square Adjusted R Std. Error of Durbin-
l Square the Estimate Watson
a
1 ,499 ,249 ,241 1,632 1,606
a. Predictors: (Constant), PTKP
b. Dependent Variable: PPh
94
maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat korelasi antara variabel independen
dalam model regresi atau tidak terjadi autokorelasi. Hal ini dapat disimpulkan
karena nilai Durbin-Watson sebesar 1,606 berada pada daerah antara 4 – du (du<
jumlah data (n) = 100, serta k = 2 (k adalah jumlah variabel independen) diperoleh
nilai dl sebesar 1,634 dan du sebesar 1,606. Dengan ini maka dapat 4 – du = 2,394
dan 4 – dl = 2,366.
4.2.4.1 Uji t
Keputusan untuk menolak atau menerima hipotesis yang telah dirumuskan dapat
1) Jika p-value α < 0,05 , maka Ho ditolak, dan Ha diterima, ini berarti secara
dependen.
2) Jika p-value α > 0,05 , maka Ho diterima, dan Ha ditolak, ini berarti bahwa
Hasil uji t atas variabel Perubahan PTKP (X), terhadap Penerimaan PPh
(Y1), Tingkat kepatuhan Wajib Pajak (Y2) dapat dilihat pada Tabel 4.15.
dibawah ini:
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized T Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 8,809 ,990 8,894 ,000
1
PTKP ,510 ,090 ,499 5,693 ,000
a. Dependent Variable: PPh
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized T Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 15,194 1,722 8,824 ,000
1
PTKP ,875 ,156 ,494 5,621 ,000
a. Dependent Variable: Kepatuhan
Dari Tabel 4.21 dapat diperoleh hasil dari pengujian hipotesis sebagai berikut:
variabel dependen PPh (Y1) memiliki nilai positif, menunjukan hubungan antara
PPh dengan PTKP memiliki pengaruh yang signifikan. Koefisien regresi variabel
PTKP sebesar 0,510 mengandung arti setiap peningkatan satu PTKP akan
regresi variabel kepatuhan sebesar 0,875 mengandung arti setiap peningkatan satu
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
pribadi di KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk Satu tahun 2014. Variabel yang
diteliti dibedakan menjadi dua, yaitu variabel dependen, dan variabel independen.
Variabel independen penelitian ini adalah kenaikan penghasilan tidak kena pajak
(PTKP). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah penerimaan PPh orang
pribadi dan tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi pada KPP Pratama
Jakarta Kebon Jeruk Satu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
kenaikan PTKP terhadap penerimaan PPh orang pribadi dan tingkat kepatuhan
wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
1. Dari hasil pengujian heteroskedstisitas Hal ini dapat disimpulkan dari hasil
ini dapat disimpulkan karena nilai signifikansi lebih besar dari pada 0,05
97
98
SPSS, maka diperoleh variabel dependen PPh (Y1) memiliki nilai positif,
5.2 Keterbatasan
2. Jumlah sampel yang digunakan hanya sebesar 100 orang wajib pajak
orang pribadi.
3. Tahun data yang digunakan hanya data penerimaan tahun pajak 2011 sd
5.3 Saran
Dari penelitian ini, saran yang ingin disampaikan oleh penulis adalah :
1. KPP khususnya KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk Satu agar menerapkan
Kepada
Di Tempat
Saya adalah Mahasiswa Program Strata Satu (S1) Jurusan Akuntansi Perbanas
Institute yang saat ini sedang melakukan penelitian dalam bidang perpajakan dengan judul
“Pengaruh Kenaikan PTKP Terhadap Penerimaan PPh Orang Pribadi dan Tingkat
Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk Satu”.
Penelitian ini merupakan syarat untuk kelulusan dijenjang pendidikan Strata Satu (S1).
Kerahasiaan data Bpk/Ibu sudah menjadi hal utama. Bpk/Ibu adalah responden yang terpilih
dalam penelitian saya. Semua jawaban Bpk/Ibu pada kuesioner penelitian adalah persepsi
Bpk/Ibu.
Kesuksesan penelitian ini sangat bergantung pada partisipasi Bpk/Ibu sekalian, karena
itu saya sangat berharap kerelaan Bpk/Ibu untuk berpartisipasi dan mengisi kuesioner yang
saya lampirkan. Atas bantuan dan kesediaan Bpk/Ibu dalam mengisi kuesioner ini saya
Hormat saya
dengantandasilang (X) salah satu jawaban yang menurut Bpk/ibu sekalian merupakan
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :.................................................................................................................
2. Usia :.................................................................................................................
3. Pendidikan :.................................................................................................................
4. Pekerjaan :.................................................................................................................
B. BAGIAN INTI
Petunjuk: Pertanyaan di bawah ini berkaitan dengan seberapa jauh Anda setuju atau tidak
setuju dengan masing-masing pertanyaan tersebut. Berilah tanda silang (X) bagi pilihan
Bpk/ibu.
Pilihan jawaban:
N : Ragu-Ragu / Netral
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 2,569 ,650 3,954 ,000
1
PTKP -,126 ,059 -,211 -2,140 ,035
a. Dependent Variable: RES2
Kepatuhan
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 7,891 ,788 10,011 ,000
1
PTKP -,511 ,071 -,587 -7,170 ,000
a. Dependent Variable: RES2
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 100
a,b
Mean 0E-7
Normal Parameters
Std. Deviation .69456010
Absolute .221
Most Extreme Differences Positive .146
Negative -.221
Kolmogorov-Smirnov Z 2.212
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig. Collinearity Statistics
Coefficients
B Std. Error Beta Tolerance VIF
(Constant) -.651 .584 -1.115 .268
1 VAR00001 3.330 .186 1.535 17.881 .000 .058 17.094
VAR00002 -.965 .142 -.584 -6.800 .000 .058 17.094
a. Dependent Variable: VAR00003
b
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Durbin-Watson
Square Estimate
1 .979a .958 .957 .70168 1.970
a. Predictors: (Constant), VAR00002, VAR00001
b. Dependent Variable: VAR00003
a
Variables Entered/Removed
Model Variables Variables Method
Entered Removed
VAR00002,
1 b
. Enter
VAR00001
a. Dependent Variable: VAR00003
b. All requested variables entered.
b
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Durbin-Watson
Square Estimate
1 .979a .958 .957 .70168 1.970
a. Predictors: (Constant), VAR00002, VAR00001
b. Dependent Variable: VAR00003
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 1094.241 2 547.121 1111.220 .000b
1 Residual 47.759 97 .492
Total 1142.000 99
a. Dependent Variable: VAR00003
b. Predictors: (Constant), VAR00002, VAR00001
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig. Collinearity Statistics
Coefficients
B Std. Error Beta Tolerance VIF
(Constant) -.651 .584 -1.115 .268
1 VAR00001 3.330 .186 1.535 17.881 .000 .058 17.094
VAR00002 -.965 .142 -.584 -6.800 .000 .058 17.094
a. Dependent Variable: VAR00003
Coefficient Correlationsa
Model VAR00002 VAR00001
VAR00002 1.000 -.970
Correlations
VAR00001 -.970 1.000
1
VAR00002 .020 -.026
Covariances
VAR00001 -.026 .035
a. Dependent Variable: VAR00003
Collinearity Diagnosticsa
Model Dimension Eigenvalue Condition Index Variance Proportions
(Constant) VAR00001 VAR00002
1 2.990 1.000 .00 .00 .00
1 2 .010 17.556 .99 .02 .01
3 .000 82.732 .00 .98 .99
a. Dependent Variable: VAR00003
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 17.7365 29.9947 25.2000 3.32460 100
Residual -3.19516 1.89882 .00000 .69456 100
Std. Predicted Value -2.245 1.442 .000 1.000 100
Std. Residual -4.554 2.706 .000 .990 100
a. Dependent Variable: VAR00003
Kepatuhan
b
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Durbin-Watson
Square Estimate
a
1 ,494 ,244 ,236 2,837 ,808
a. Predictors: (Constant), PTKP
b. Dependent Variable: KEPATUHAN
PPh
b
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Durbin-Watson
Square Estimate
a
1 ,499 ,249 ,241 1,632 1,606
a. Predictors: (Constant), PTKP
b. Dependent Variable: PPh
X Correlations
VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004
* **
Pearson Correlation 1 .452 .624 .888**
VAR00001 Sig. (2-tailed) .012 .000 .000
N 30 30 30 30
* **
Pearson Correlation .452 1 .143 .655
VAR00002 Sig. (2-tailed) .012 .450 .000
N 30 30 30 30
**
Pearson Correlation .624 .143 1 .787**
VAR00003 Sig. (2-tailed) .000 .450 .000
N 30 30 30 30
** ** **
Pearson Correlation .888 .655 .787 1
VAR00004 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 30 30 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
.670 3
Y1 Correlations
VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005
* **
Pearson Correlation 1 .155 .424 .961 .809**
VAR00001 Sig. (2-tailed) .413 .020 .000 .000
N 30 30 30 30 30
** **
Pearson Correlation .155 1 .589 .143 .645
VAR00002 Sig. (2-tailed) .413 .001 .450 .000
N 30 30 30 30 30
* ** *
Pearson Correlation .424 .589 1 .429 .804**
VAR00003 Sig. (2-tailed) .020 .001 .018 .000
N 30 30 30 30 30
** *
Pearson Correlation .961 .143 .429 1 .806**
VAR00004 Sig. (2-tailed) .000 .450 .018 .000
N 30 30 30 30 30
** ** ** **
Pearson Correlation .809 .645 .804 .806 1
VAR00005 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
.757 4
Y2 Correlations
VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007
** * ** ** **
Pearson Correlation 1 .929 .440 .611 .611 .964 .920**
VAR00001 Sig. (2-tailed) .000 .015 .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30
** * ** ** **
Pearson Correlation .929 1 .429 .589 .589 .962 .908**
VAR00002 Sig. (2-tailed) .000 .018 .001 .001 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30
* * *
Pearson Correlation .440 .429 1 .143 .143 .452 .509**
VAR00003 Sig. (2-tailed) .015 .018 .450 .450 .012 .004
N 30 30 30 30 30 30 30
** ** ** **
Pearson Correlation .611 .589 .143 1 1.000 .624 .824**
VAR00004 Sig. (2-tailed) .000 .001 .450 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30
** ** ** **
Pearson Correlation .611 .589 .143 1.000 1 .624 .824**
VAR00005 Sig. (2-tailed) .000 .001 .450 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30
** ** * ** **
Pearson Correlation .964 .962 .452 .624 .624 1 .934**
VAR00006 Sig. (2-tailed) .000 .000 .012 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30
** ** ** ** ** **
Pearson Correlation .920 .908 .509 .824 .824 .934 1
VAR00007 Sig. (2-tailed) .000 .000 .004 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
.903 6
a
Coefficients
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 8,809 ,990 8,894 ,000
1
PTKP ,510 ,090 ,499 5,693 ,000
a. Dependent Variable: PPh
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 15,194 1,722 8,824 ,000
1
PTKP ,875 ,156 ,494 5,621 ,000
a. Dependent Variable: KEPATUHAN
Responden X Y1 Y2
1 2 3 1 2 3 4 1 2 3 4 5 6
1 4 4 4 12 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 4 24
2 4 4 4 12 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 4 24
3 5 4 5 14 4 5 5 4 18 5 5 4 5 5 5 29
4 3 4 4 11 4 4 3 4 15 3 3 4 4 4 3 21
5 3 4 3 10 4 3 3 4 14 3 3 4 3 3 3 19
6 4 4 4 12 3 4 4 4 15 3 4 4 4 4 4 23
7 5 5 5 15 5 5 5 5 20 5 5 5 5 5 5 30
8 4 5 4 13 5 4 4 5 18 4 4 5 4 4 4 25
9 5 5 5 15 5 5 5 5 20 5 5 5 5 5 5 30
10 5 4 5 14 4 5 5 4 18 5 5 4 5 5 5 29
11 4 5 4 13 5 4 4 5 18 4 4 5 4 4 4 25
12 4 4 4 12 4 4 5 4 17 4 4 4 4 4 4 24
13 4 4 4 12 4 4 4 4 16 4 5 4 4 4 4 25
14 3 3 3 9 3 3 3 3 12 3 3 3 3 3 3 18
15 5 5 5 15 5 5 5 5 20 5 5 5 5 5 5 30
16 5 5 5 15 5 5 5 5 20 5 5 5 5 5 5 30
17 4 4 4 12 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 4 24
18 4 4 5 13 4 5 4 4 17 4 4 4 5 5 4 26
19 5 3 5 13 3 5 5 3 16 5 5 3 5 5 5 28
20 5 5 5 15 5 5 5 5 20 5 5 5 5 5 5 30
21 4 3 5 12 3 5 4 3 15 4 4 3 5 5 4 25
22 4 4 5 13 4 5 4 4 17 4 4 4 5 5 4 26
23 4 4 3 11 4 3 4 4 15 4 4 4 3 3 4 22
24 4 4 5 13 4 5 4 4 17 4 4 4 5 5 4 26
25 4 4 3 11 4 3 4 4 15 4 4 4 3 3 4 22
26 3 4 4 11 4 4 3 4 15 3 3 4 4 4 3 21
27 4 4 3 11 4 3 4 4 15 4 4 4 3 3 4 22
28 4 4 4 12 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 4 24
29 4 3 5 12 3 5 4 3 15 4 4 3 5 5 4 25
30 5 5 4 14 5 4 5 5 19 5 5 5 4 4 5 28
31 3 3 3 9 3 3 3 3 12 3 3 3 3 3 3 18
32 4 5 5 14 5 5 4 5 19 4 4 5 5 5 4 27
33 4 5 4 13 5 4 4 5 18 4 4 5 4 4 4 25
34 2 5 5 12 5 5 2 5 17 2 2 5 5 5 2 21
35 4 3 5 12 3 5 4 3 15 4 4 3 5 5 4 25
36 4 5 4 13 5 4 4 5 18 4 4 5 4 4 4 25
37 4 4 4 12 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 4 24
38 5 5 5 15 5 5 5 5 20 5 5 5 5 5 5 30
39 5 3 2 10 3 2 5 3 13 5 5 3 2 2 5 22
40 5 5 4 14 5 4 5 5 19 5 5 5 4 4 5 28
41 4 5 3 12 5 3 4 5 17 4 4 5 3 3 4 23
42 4 4 4 12 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 4 24
43 4 4 4 12 4 4 4 4 16 4 4 1 4 4 4 21
44 5 4 5 14 4 5 5 4 18 5 5 4 5 5 5 29
45 3 4 4 11 4 4 3 4 15 3 3 4 4 4 3 21
46 3 4 3 10 4 3 3 4 14 3 3 4 3 3 3 19
47 5 4 4 13 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 4 24
48 4 5 4 13 5 4 4 5 18 4 4 5 4 4 4 25
49 5 5 5 15 5 5 5 5 20 5 5 5 5 5 5 30
50 5 4 5 14 4 5 5 4 18 5 5 4 5 5 5 29
51 4 5 4 13 5 4 4 5 18 4 4 5 4 4 4 25
52 5 5 5 15 5 5 5 5 20 5 5 5 5 5 5 30
53 5 5 5 15 5 5 5 5 20 5 5 5 5 5 5 30
54 4 4 4 12 4 4 4 4 16 4 2 4 4 4 4 22
55 4 4 4 12 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 4 24
56 4 4 4 12 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 4 24
57 5 4 5 14 4 5 5 4 18 5 5 4 5 5 5 29
58 3 4 4 11 4 4 3 4 15 3 3 4 4 4 3 21
59 3 4 3 10 4 3 3 4 14 3 3 4 3 3 3 19
60 4 4 4 12 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 4 24
61 5 5 5 15 5 5 5 5 20 5 5 5 5 5 5 30
62 4 4 4 12 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 4 24
63 4 4 4 12 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 4 24
64 5 4 5 14 4 5 5 4 18 5 5 4 5 5 5 29
65 3 4 4 11 4 4 3 4 15 3 3 4 4 4 3 21
66 3 4 3 10 4 3 3 4 14 3 3 4 3 3 3 19
67 4 4 4 12 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 4 24
68 5 5 5 15 5 5 5 5 20 5 5 5 5 5 5 30
69 4 4 4 12 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 4 24
70 4 4 5 13 4 5 4 4 17 4 4 4 5 5 4 26
71 5 5 5 15 5 5 5 5 20 5 5 5 5 5 5 30
72 5 5 5 15 5 5 5 5 20 5 5 5 5 5 5 30
73 4 4 4 12 3 4 4 4 15 4 4 4 4 4 4 24
74 4 5 4 13 5 4 4 5 18 4 4 5 4 4 4 25
75 4 4 4 12 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 4 24
76 4 4 3 11 4 3 4 4 15 4 4 4 3 3 4 22
77 5 4 4 13 4 4 5 4 17 5 5 4 4 4 5 27
78 4 5 5 14 5 5 4 5 19 4 4 5 5 5 4 27
79 5 4 4 13 4 4 5 4 17 5 5 4 4 4 5 27
80 4 5 4 13 5 4 4 5 18 4 4 5 4 4 4 25
81 5 5 5 15 5 5 5 5 20 5 5 5 5 5 5 30
82 5 4 4 13 4 4 5 4 17 5 5 4 4 4 5 27
83 4 4 4 12 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 4 24
84 4 4 4 12 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 4 24
85 4 4 4 12 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 4 24
86 5 5 4 14 5 5 4 5 19 5 4 5 5 5 5 29
87 4 3 4 11 4 3 4 4 15 3 4 4 3 5 3 22
88 3 3 4 10 3 3 4 3 13 3 4 3 3 4 3 20
89 4 4 4 12 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 4 24
90 5 5 5 15 5 5 5 5 20 5 5 5 5 5 5 30
91 4 4 5 13 4 4 5 4 17 4 5 4 4 5 4 26
92 5 5 5 15 5 5 5 5 20 5 5 5 5 5 5 30
93 5 5 4 14 5 5 4 5 19 5 4 5 5 4 5 28
94 4 4 5 13 4 4 5 4 17 4 5 4 4 5 4 26
95 4 4 4 12 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 5 25
96 4 4 4 12 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 4 24
97 3 3 3 9 3 3 3 3 12 3 3 3 3 3 3 18
98 5 5 5 15 5 5 5 5 20 5 5 5 5 5 5 30
99 5 4 5 14 4 4 5 4 17 5 5 5 5 5 5 30
100 4 4 4 12 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 4 24
Y
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiswa
E-mail : zikryfebrian@yahoo.com