Anda di halaman 1dari 90

PENGARUH SOSIALISASI PERPAJAKAN DAN PEMERIKSAAN PAJAK

TERHADAP PENERIMAAN PAJAK DI KPP PRATAMA JAKARTA


PASAR MINGGU TAHUN 2013-2015

OLEH
RAJA BAYU SOVISTRA
NIM 1411080075

INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA


(ASIAN BANKING FINANCE AND INFORMATICS INSTITUTE)
PERBANAS
JAKARTA
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
2017
PENGARUH SOSIALISASI PERPAJAKAN DAN PEMERIKSAAN PAJAK
TERHADAP PENERIMAAN PAJAK DI KPP PRATAMA JAKARTA
PASAR MINGGU TAHUN 2013-2015

Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

RAJA BAYU SOVISTRA


NIM 1411080075

INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA


(ASIAN BANKING FINANCE AND INFORMATICS INSTITUTE)
PERBANAS
JAKARTA
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
2017
INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA
(ASIAN BANKING FINANCE AND INFORMATICS INSTITUTE)
PERBANAS
JAKARTA
PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERSETUJUAN

Skripsi yang berjudul

PENGARUH SOSIALISASI PERPAJAKAN DAN PEMERIKSAAN PAJAK


TERHADAP PENERIMAAN PAJAK DI KPP PRATAMA JAKARTA
PASAR MINGGU TAHUN 2013-2015

Oleh

Nama : Raja Bayu Sovistra


NIM : 1411080075
Program Studi : S1 Akuntansi

Telah disetujui untuk diujikan

Jakarta, 1 Agustus 2017


Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Akuntansi Dosen Pembimbing Skripsi

Jasman, S.E., Ak., M.B.A, CA. Drs. Shaufa, M.M.


INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA
(ASIAN BANKING FINANCE AND INFORMATICS INSTITUTE)
PERBANAS
JAKARTA
PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul

Pengaruh Sosialisasi Perpajakan dan Pemerksaan Pajak Terhadap


Penerimaan Pajak di KPP Pratama Jakarta Pasar Minggu Tahun 2013-2015
Telah dipertahankan di hadapan Sidang Tim Penguji Skripsi
pada
Hari : Senin
Tanggal : 21 Agustus 2017
Waktu : 12:00 WIB
Oleh
Nama : Raja Bayu Sovistra
NIM : 1411080075

DAN YANG BERSANGKUTAN DINYATAKAN LULUS

Tim Penguji Skripsi

Ketua Sidang : Drs. Shaufa, M.M …………………

Anggota : Drs. Rivai Abdullah, Ak., M.M. .………………..

Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Akuntansi

Jasman, S.E., Ak., M.B.A, CA.


INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA
(ASIAN BANKING FINANCE AND INFORMATICS INSTITUTE)
PERBANAS
JAKARTA
PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN

Seluruh isi dan materi skripsi ini menjadi tanggung jawab penyusun sepenuhnya.

Jakarta, 1 Agustus 2017


Penyusun,

(Raja Bayu Sovistra)


NIM 1411080075
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Yang bertandatangan di bawah ini,

Nama : Raja Bayu Sovistra


NIM : 1411080075
Program Studi : S1 Akuntansi
Judul Skripsi : Pengaruh Sosialisasi Perpajakan Dan
Pemeriksaan Pajak Terhadap
Penerimaan Pajak di KPP Pratama
Jakarta Pasar Minggu Tahun 2013-2015

Menyatakan bahwa hasil penulisan skripsi yang telah saya buat ini
merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata di
kemudian hari penulisan skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan
terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan
sekaligus menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib di ABFI Perbanas
Institute.

Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak ada unsur
paksaan.

Jakarta, 1 Agustus 2017


Penulis

(Raja Bayu Sovistra)


NIM 1411080075
ABSTRAK

Raja Bayu Sovistra 1411080075. Pengaruh Sosialisasi Perpajakan Dan


Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak di KPP Pratama Jakarta
Pasar Minggu Tahun 2013-2015. Skripsi Strata Satu Akuntansi. Fakultas
Ekonomi Asian Banking Finance and Informatics Institute Perbanas. Jakarta.
Agustus 2017.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Kegiatan sosialisasi


perpajakan, dan pemeriksaan pajak mempengaruhi penerimaan Pajak Penghasilan
di KPP Pratama Jakarta Pasar Minggu. Kegiatan sosialisasi perpajakan diukur dari
jumlah kegiatan sosialisasi yang diadakan KPP Pratama Jakarta Pasar Minggu
untuk Wajib Pajak Orang Pribadi. Pemeriksaan pajak diukur dari jumlah STP PPh
pasal 25 yang diterbitkan bagi Wajib Pajak Orang Pribadi. Penerimaan PPh adalah
jumlah penerimaan angsuran PPh pasal 25 Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP
Pratama Jakarta Pasar Minggu. Penelitian ini menggunakan data kuantitatif
berupa data sekunder yang diperoleh dari KPP Pratama Jakarta Pasar Minggu
untuk tahun pajak 2013 sampai dengan 2015. Teknik analisa data yang digunakan
adalah regresi linier berganda.

Penelitian ini membuktikan bahwa kegiatan sosialisasi perpajakan, dan


pemeriksaan pajak secara bersama-sama berpengaruh terhadap penerimaan Pajak
Penghasilan di KPP Pratama Jakarta Pasar Minggu. Pengujian secara parsial
menyimpulkan bahwa kegiatan sosialisasi perpajakan tidak berpengaruh, dan
pemeriksaan pajak berpengaruh positif terhadap penerimaan Pajak Penghasilan di
KPP Pratama Jakarta Pasar Minggu.

Kata Kunci:

sosialisasi perpajakan, pemeriksaan pajak, pajak penghasilan pasal 25, penerimaan


pajak penghasilan.
ABSTRACT

Raja Bayu Sovistra 1411080075. Effect Of Tax Socialization And Tax Ispection
On Income Tax Receivable At Jakarta Pasar Minggu Tax Authority Year 2013-
2015. Thesis of Accounting Strata One. Faculty of Economics. Asian Banking
Finance and Informatics Institute Perbanas. Jakarta. August 2017.

This research aimed to find out whether tax socialization, and tax
inspection have a significant influence to income tax receivable in Jakarta Pasar
Minggu Tax Authority. Tax socialization is measured by the number of tax
socialization events that held by Jakarta Pasar Minggu Tax Office with the focus
on personal taxpayer. Tax inspection is being observed from the number of
income tax article 25 tax collection letter that issued for personal taxpayer.
Income tax receivable is being observed from the number of income tax article 25
installment payment revenue that paid by personal taxpayer at Jakarta Pasar
Minggu Tax Office. The data type that being used in this research were
quantitative data by using monthly secondary data from fiscal year 2013 until
2015. The applied statistic test was multiple linier regressions.

This research proved that tax socialization, and tax inspection simultaneously
have a significant influence to income tax receivable at Jakarta Pasar Minggu
Tax Service Office. Tax socialization had no influence, and tax inspection had a
positive influence to income tax receivable at Jakarta Pasar Minggu Tax Service
Office.

Keywords:

Tax Socialization, Tax Inspection, Income Tax Receivable, Income Tax Article 25,
Jakarta Pasar Minggu Tax Service Office.
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

melimpahkan karunia serta hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Pengaruh Sosialisasi Perpajakan Dan

Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak di KPP Pratama Jakarta Pasar Minggu

Tahun 2013-2015”. sebagai salah satu persyaratan yang harus dipenuhi untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada ABFI Perbanas Institute Jakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa apa yang telah

disajikan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, bimbingan, saran, serta

pengarahan dari semua pihak sangat penulis harapkan demi tercapainya penulisan yang

lebih baik.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini telah

mendapat bantuan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Kedua orang tua, (alm) Papa Sovistra Armadian dan Mama Atyk Maulana, yang

selama ini telah memberikan dukungan baik secara moril dan materiil, semangat

serta doanya untuk penulis agar diberi kelancaran dan kesuksesan dalam segala

hal apapun.

2. Yang terhormat Bapak Prof. Dr. Ir. Marsudi Wahyu Kisworo, selaku Rektor

Perbanas Institute Jakarta.

3. Yang terhormat Bapak Dr. Hidajat Sofyan Widjaja, S.E., M.M. Selaku Dekan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Perbanas Institute Jakarta.


ii

4. Yang terhormat Bapak Jasman, S.E., Ak., M.B.A., C.A. Selaku Kepala Program

Studi S-1 Akuntansi Perbanas Institute Jakarta.

5. Bapak Drs. Shaufa, M.M. Selaku Dosen Pembimbing yang telah menyediakan

waktu untuk memberikan bimbingan serta arahan dalam penyusunan skripsi ini,

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

6. Melly Ariany yang selalu support penulis kapanpun, dimanapun dan tidak bosan

untuk mengingatkan penulis dalam menyelesaikan skripsi. Menemani penulis

dalam membuat skripsi sampai harus pulang malam. Kamu the best banget,

I LOVE YOU SO MUCH.

7. Mas Edo pengurus bagian Sosialisasi di Kantor Wilayah Jakarta Selatan 2

Direktorat Jenderal Pajak yang telah memberikan kesempatan kepada penulis

untuk melengkapi data dalam penulisan skripsi ini.

8. Mas Ali, Mas Endri dan Mas Yofie Kepala Bagian Ekstensifikasi di Kantor

Pajak Pratama Jakarta Pasar Minggu yang telah memberikan kesempatan kepada

penulis untuk melengkapi data dalam penulisan skripsi ini.

9. Mas Galih dan Mas Fariz yang telah membantu penulis dalam pengolahan data

selama penulisan skripsi ini. Kalian Luar Biasa

10. Sahabat penulis dari SD dan ibunya, Fajar Hani Akbar dan Ibu Surimah Dulani

yang selalu mendukung dan menerima selalu untuk menginap dirumahnya. Ibu

Rima sudah penulis anggap sebagai ibu kedua.

11. Sahabat-sahabat GENK HURA HURA yang selalu ada dimanapun kapanpun,

selalu jalan bareng untuk Trip super gilaaaa, senang, duka, nongkrong-

nongkrong gaul Melly Ariany (ILYSM baby), Nadia, Ipank, Ranitha, Bombom,
iii

Arif, Syifa, Ari, Echa. Kalian semua Luaaaaar Biasaaaa guys!!! gada lagi

kayanya di dunia sahabat yang seperti kalian, I Love You !?

12. Sahabat paling kacau dari masa SMA, satu band, satu sepermainan sampai

sekarang (Re)BORN WITH BUGS, Rusdi Nurman aka Madoslky, Norman

Yudha Setiawan aka salam dari langit, Ahmad Yudistira aka Bang Otot. Bagus

Adi sahabat penulis sampai sekarang yang dari kelas 1 sampai 3 SMA selalu

duduk sebangku dan selalu sekelas, yang ngeselin dan sering berantem tapi

ngangenin. Genk Senjalan Viema Mirzalita aka Bank berjalan penulis selama

kekurangan uang, Cecilia Gunawan aka Ndut sahabat perempuan yang penulis

punya satu-satunya dari jaman SMA. Kalian semua Luar Biasa. Keep Solid

Guys! Hidup (Re)BORN WITH BUGS, SENJALAN. Hu Ha!

13. Sahabat-sahabat GENK MOTOR yang telah mendukung dan berjuang bersama-

sama dari awal kuliah sampai akhir yaitu Heri Bagus, Dimaz Geni, Bang Algi,

Hetis dan Ridwan Stun.

14. Kelas 6204 yang selalu suka dan duka di kelas bersama sama.

15. Dunkin Donuts Menteng yang selalu menemani penulis dalam pengerjaan

skripsi ini, wifinya kencang sekali tetap pertahankan.

16. Tim CDD Middle Office Standard Chartered Bank yang selalu mendukung

penulis untuk cepat menyelesaikan skripsi, terima kasih Pak Erik Zahid, Kak

Anita Siagian, Mbak Anita Hasan, Dismayanda Maulita, Mbak Widhiarti Andri,

Nina Supriati, Nadia. Kalian sudah seperti keluarga bagi penulis.

17. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu penulis selama proses penyusunan Tugas Akhir.


iv

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu

dengan rendah hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi

kelanjutan pembuatan penelitian ini. Semoga skripsi ini dengan segala kekurangannya

dapat bermanfaat untuk penulis dan pembaca yang dapat diterapkan baik dalam praktik

maupun untuk penelitian selanjutnya.

Jakarta, 1 Agustus 2017

Penulis
v

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK

KATA PENGANTAR...................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................... v

DAFTAR TABEL............................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR........................................................................ ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah............................................................... 1


1.2 Perumusan Masalah...................................................................... 5
1.3 Batasan Masalah........................................................................... 6
1.4 Tujuan Penelitian......................................................................... 6
1.5 Manfaat Penelitian........................................................................ 7

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN


PERUMUSAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Teori................................................................................... 9


2.1.1 Tinjauan Perpajakan........................................................ 9
2.1.1.1 Pengertian Pajak............................................... 9
2.1.1.2 Fungsi Pajak..................................................... 11
2.1.1.3 Sistem Perpajakan............................................ 11
2.1.1.4 Jenis Pajak………............................................ 13
2.1.2 Penerimaan Pajak............................................................ 15
2.1.3 Sosialisasi Perpajakan..................................................... 17
vi

2.1.4 Pemeriksaan Pajak............................................................ 23


2.2 Penelitian Sebelumnya..................................................................... 27
2.3 Kerangka Pemikiran......................................................................... 30
2.4 Perumusan Hipotesis........................................................................ 30

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel............................... 32


3.1.1 Definisi Operasional.......................................................... 32
3.1.2 PengukuranVariabel.......................................................... 33
3.2 Populasi Dan Sampel........................................................................ 34
3.2.1 Populasi.............................................................................. 34
3.2.2 Sampel................................................................................ 34
3.3 Model Penelitian............................................................................... 35
3.4 Teknik Pengumpulan Data................................................................ 35
3.5 Model Analisis, Teknik Pengolahan Data Dan Uji Hipotesis........... 36
3.5.1 Model Analisis.................................................................... 36
3.5.2 Teknik Pengolahan Data Dan Uji Hipotesis....................... 37
3.5.3 Uji hipotesis........................................................................ 44

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian................................................................ 48


4.1.1 Gambaran Umum Direktorat Jenderal Pajak...................... 48
4.1.2 Profil Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Pasar
Minggu............................................................................... 49
4.2 Uji Asumsi Klasik............................................................................. 52
4.2.1 Uji Normalitas.................................................................... 52
4.2.2 Uji Autokorelasi................................................................. 53
4.2.3 Uji Multikolinearitas.......................................................... 54
4.2.4 Uji Heteroskedastisitas....................................................... 55
4.3 Hasil Uji Hipotesis............................................................................. 55
4.4 Uji Statistik F..................................................................................... 56
4.5 Uji Statistik T..................................................................................... 57
4.6 Pembahasan Hasil Uji Hipotesis........................................................ 60

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan........................................................................................ 62
5.2 Keterbatasan Penelitian...................................................................... 63
5.3 Saran................................................................................................... 63
vii

DAFTAR PUSTAKA........................................................................... 64

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


viii

DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu.......................................... 28
4.1 Profil Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Pasar Minggu.... 49
4.2 Wilayah Kerja KPP Pratama Pasar Minggu................................. 50
4.3 Target Penerimaan Pajak 2017..................................................... 50
4.4 Hasil Uji Normalitas..................................................................... 52
4.5 Hasil Uji Autokorelasi.................................................................. 53
4.6 Hasil Uji Multikolinearitas........................................................... 54
4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas........................................................ 55
4.8 Hasil Analisis Kolerasi Berganda................................................. 56
4.9 Hasil Uji Statistik f....................................................................... 57
4.10 Hasil Uji Statistik t...................................................................... 58
ix

DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran................................................................. 30
2.2 Model Penelitian....................................................................... 35
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pajak merupakan iuran wajib yang diberikan rakyat kepada pemerintah dan

sumber yang paling dominan. Pajak memiliki peran yang sangat besar dan semakin

diandalkan untuk kepentingan pembangunan dan pengeluaran pemerintah. Maka

sudah selayaknya apabila setiap individu dalam masyarakat dapat memahami dan

mengerti akan arti penting pajak dalam keberhasilan suatu pemerintahan sesuai

dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 Perubahan Ketiga

Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata

Cara Perpajakan.Menurut Mardiasmo (2009:1) pajak adalah iuran rakyat kepada kas

negara berdasarkan undang-undang (dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa

timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk

membayar pengeluaran umum.

1
2

Sebagai sumber keuangan negara, pajak bertujuan untuk memasukkan uang

sebanyak-banyaknya dalam kas negara yang pada waktunya akan digunakan oleh

pemerintah untuk membiayai pengeluaran negara, baik untuk pengeluaran rutin

dalam melaksanakan mekanisme pemerintahan maupun pengeluaran untuk

membiayai pembangunan (Syahril, 2013:3).

Pentingnya pajak terutama untuk membiayai pembangunan, karena warga Negara

sebagai manusia biasa selain mempunyai kebutuhan sehari-hari berupa sandang dan

pangan, juga membutuhkan sarana dan prasarana, seperti jalan untuk transportasi,

taman untuk hiburan atau rekreasi, bahkan keinginan untuk merasakan aman dan

terlindung. Ketersediaan sarana dan prasarana berupa fasilitas umum menjadi

tanggung jawab pemerintah, namun memerlukan biaya yang dipungut dari warga

negara atau masyarakat dalam bentuk pajak (Syahril, 2013:3). Akan tetapi, masih ada

potensi pajak tidak tertagih, sehingga menyebabkan pendapatan Pemerintah

berkurang dilihat dari segi pendapatan penerimaan pajaknya, sehingga berkurang juga

pelayanan yang diberikan pemerintah kepada rakyatnya (Imtikhanah & Sulistyowati,

2011:3). Hal itu juga menyebabkan kurangnya manfaat yang dirasakan oleh

masyarakat atas kontribusi pembayaran pajaknya yang disebabkan wajib pajak yang

terdaftar yang tidak patuh. Akibatnya kurang efisien pembangunan sarana dan

prasarana yang berupa fasilitas umum. Untuk mencapai target penerimaan pajak,

perlu dilakukan sosialisasi tentang pentingnya membayar pajak dan melakukan


3

pemeriksaan pajak untuk memenuhi kewajiban pajak sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

Menurut Vergina dan Juwita (2013:2) penerimaan pajak adalah penerimaan yang

diterima oleh pemerintah dari sektor pajak. Tujuan yang paling dominan dalam

penerimaan pajak baik aspek domestik maupun internasional adalah untuk memenuhi

pengeluaran pemerintah, maka sudah selayaknya apabila setiap individu dalam

masyarakat dapat memahami dan mengerti akan arti penting pajak dalam

keberhasilan suatu pemerintahan sesuai dengan Undang-undang yang berlaku, oleh

karena itu Pemerintah dalam hal ini Direktorat Jendral Pajak dituntut untuk

meningkatkan sosialisasi perpajakan dan efektifitas tindakan penegakan hukum,

dalam hal ini tindakan pemeriksaan pajak. Menurut penulis dalam penelitian ini,

penerimaan perpajakan dipengaruhi oleh dua faktor yaitu sosialisasi perpajakan dan

pemeriksaan pajak.

Sosialisasi perpajakan adalah salah satu cara Dirjen Pajak untuk memberi

pengetahuan kepada masyarakat tentang peraturan pajak ataupun segala seluk-beluk

tentang perpajakan (Amanah & Rustam, 2015:5). Bentuk sosialisasi perpajakan bisa

dilakukan dengan penyuluhan. Kegiatan penyuluhan pajak memiliki andil besar

dalam mensukseskan sosialisasi pajak keseluruh wajib pajak. Berbagai media

diharapkan mampu menggugah kesadaran masyarakat untuk patuh terhadap pajak

dan membawa pesan moral terhadap pentingnya pajak bagi Negara (Winerungan,

2013:963). Dengan sosialisasi ini masyarakat menjadi mengerti dan paham tentang
4

manfaat membayar pajak serta sanksi jika tidak membayar pajak. Sehingga dengan

demikian sosialisasi perpajakan ini dapat berpengaruh untuk menambah jumlah wajib

pajak dan dapat menimbulkan kepatuhan dari wajib pajak sehingga secara otomatis

tingkat kepatuhan wajib pajak akan semakin bertambah juga penerimaan pajak negara

akan meningkat (Winerungan, 2013:963).

Penelitian sebelumnya tentang variabel sosialisasi perpajakan yang dilakukan

oleh Winerungan (2013) menunjukkan bahwa variabel sosialisasi perpajakan tidak

berpengaruh signifikan. Oleh karena itu, penulis menggunakan variabel tersebut

untuk diujikan kembali dalam penelitian ini karena menurut penulis sosialisasi sangat

penting, dengan adanya sosialisasi perpajakan akan meningkatkan pengetahuan

masyarakat tentang pajak yang akan menambah kesadaran masyarakat untuk

melaporkan dan membayar pajaknya yang pada akhirnya mungkin menyebabkan

tingkat kepatuhan wajib pajak.

Faktor kedua adalah pemeriksaan pajak. Pemeriksaan dalam arti luas bermakna

evaluasi terhadap suatu organisasi, sistem, proses, atau produk. Tujuan utama dari

dilaksanakannya pemeriksaan pajak adalah untuk menumbuhkan perilaku kepatuhan

wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan (tax compliance) yaitu dengan

jalan penegakkan hukum (law enforcement) sehingga akan berdampak pada

peningkatkan penerimaan pajak pada KPP yang akan masuk dalam kas negara.

Dengan demikian, pemeriksaan pajak merupakan pagar penjaga agar wajib pajak

tetap mematuhi kewajibannya (Suhendra, 2010:60).


5

Sebagai hasil pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban

perpajakan, fiskus berwenang untuk menerbitkan Surat Tagihan Pajak (STP) dan

Surat Ketetapan Pajak (SKP). Penerbitan Surat Ketetapan Pajak (SKP) biasanya

merupakan produk pemeriksaan untuk tujuan menguji kepatuhan (Hidayat &

Cheisviyanny, 2013:3). Pemeriksaan pajak berfungsi sangat penting, karena

merupakan elemen penting dari sikap wajib pajak yang dapat mempengaruhi perilaku

perpajakan wajib pajak dan akhirnya perilaku perpajakan mempengaruhi keberhasilan

penerimaan pajak. Penelitian sebelumnya tentang variabel pemeriksaan pajak yang

dilakukan oleh Amanah & Rustam (2015) menunjukkan bahwa variabel pemeriksaan

pajak berpengaruh signifikan terhadap pereimaan pajak.

Berdasarkan hal tersebut diatas, untuk itu penulis memilihnya untuk membahas

lebih lengkap dalam sebuah skripsi yang berjudul “Pengaruh Sosialisasi

Perpajakan Dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak di KPP

Pratama Jakarta Pasar Minggu Tahun 2013-2015”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang Masalah diatas, maka perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh sosialisasi perpajakan terhadap penerimaan pajak di KPP

Pratama Jakarta Pasar Minggu Tahun 2013-2015?


6

2. Bagaimana pengaruh pemeriksaan pajak terhadap penerimaan pajak di KPP

Pratama Jakarta Pasar Minggu Tahun 2013-2015?

3. Bagaimana pengaruh sosialisasi perpajakan dan pemeriksaan pajak terhadap

penerimaan pajak di KPP Pratama Pasar Minggu Tahun 2013-2015?

1.3 Batasan Masalah

Sehubungan dengan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya

maka penulis mencoba untuk membuat batasan masalah dalam penulisan skripsi ini,

peneliti akan memfokuskan pada masalah yang berkaitan dengan sosialisasi

perpajakan dalam bentuk penyuluhan, media elektronik maupun media cetak, dan

pemeriksaan pajak yang diukur dari bayaknya Surat Ketetapan Pajak (SKP) yang

diterbitkan oleh fiskus terhadap penerimaan pajak di KPP Pratama Jakarta Pasar

Minggu Tahun 2013-2015.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang diuraikan diatas, maka tujuan penulis dalam

melakukan penelitian ini adalah:


7

1. Untuk menganalisis dan mengkaji tentang pengaruh sosialisasi perpajakan

terhadap penerimaan pajak di KPP Pratama Jakarta Pasar Minggu Tahun 2013-

2015.

2. Untuk menganalisis dan mengkaji tentang pengaruh pemeriksaan pajak terhadap

penerimaan pajak di KPP Pratama Jakarta Pasar Minggu Tahun 2013-2015.

3. Untuk menganalisis dan mengkaji tentang pengaruh sosialisasi perpajakan dan

pemeriksaan pajak terhadap penerimaan pajak di KPP Pratama Jakarta Pasar

Minggu Tahun 2013-2015.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini terbagi dua, yaitu manfaat secara teoritis dan manfaat

secara praktis.

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini dapat digunakan bagi kalangan yang membutuhkan informasi

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kemauan membayar pajak.

b. Penelitian ini diharapkan dapat memperluas dan menambah ilmu pengetahuan

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kemauan wajib pajak dalam

membayarkan pajaknya dan juga untuk mengetahui hambatan-hambatan apa

saja yang terjadi dalam penerimaan pajak di KPP Pratama Jakarta Pasar

Minggu.
8

c. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau masukan bagi

Direktorat Jendral Pajak (DJP) dan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dalam

rangka meningkatkan kesadaran wajib pajak dalam membayarkan kewajiban

pajaknya.

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini dipakai sebagai sarana untuk menerapkan teori yang telah

diperoleh di bangku kuliah kedalam praktik yang sesungguhnya dalam suatu

instansi atau perusahaan.

b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi di KPP Pratama

Jakarta Pasar Minggu dalam penerapan sistem perpajakan yang baik dan

efektif.

c. Penelitian ini diharapkan bermanfaat tidak saja bagi DJP, KPP Pratama

Jakarta Pasar Minggu dan WPOP tetapi juga bagi para praktisi dan dunia

usaha tentang pentingnya pemahaman, pengetahuan dan praktik perpajakan

untuk membangun kewajiban perpajakan dengan baik.


BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN PERUMUSAN

HIPOTESIS

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Tinjauan Perpajakan

2.1.1.1 Pengertian Pajak

Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang sangat penting untuk

membangun dan memperbaiki infrastruktur maupun meningkatkan perekonomian negara.

Setiap tahun pemerintah berusaha untuk memaksimalkan penerimaan pajak guna

membiayai pengeluaran negara karena semakin tinggi tingkat penerimaan pajak maka

semakin tinggi kemampuan negara membiayai pembangunan dan sebaliknya jika

semakin kecil penerimaan pajak maka semakin rendah kemampuan negara dalam hal

mewujudkan pembangunan negara (Mukhlis & Simanjuntak, 2011).

Beberapa pengertian pajak yang dikemukakan para ahli, Soemahamidjaja (dalam

Waluyo, 2008:2) pajak adalah iuran wajib berupa uang atau barang yang dipungut

9
10

penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya produksi barang-

barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum. Dari definisi

diatas tidak tampak istilah “dipaksakan” karena bertitik tolak pada istilah “iuran

wajib”. Sisi lainnya yang berhubungan dengan kontraprestasi menekankan pada

mewujudkan kontraprestasi itu diperlukan pajak.

Pajak menurut Soemitro (dalam Waluyo, 2008:3) adalah iuran kepada kas negara

berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa

timbal (kontraprestasi), yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk

membayar pengeluaran umum.

Sedangkan menurut Adriani (dalam Waluyo, 2008:2) pajak merupakan iuran

kepada negara yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-

peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk,

dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum

berhubungan dengan tugas Negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.

Dari pengertian pajak menurut parah ahli tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa

pajak merupakan kontribusi yang wajib dibayarkan kepada Negara dan telah diatur

oleh undang-undang, yang pelaksanaanya dapat dipaksakan. Wajib pajak tidak

memperoleh keuntungan secara langsung dari pembayaran pajak tetapi wajib pajak

dapat merasakan keuntungan membayar pajak secara tidak langsung dengan

menikmati fasilitas-fasilitas umum yang tersedia seperti jalan raya, fly over, jalan
11

layang non tol, adanya penerangan jalan, adanya rumah sakit umum, adanya sekolah

dan lain-lain.

2.1.1.2 Fungsi Pajak

Fungsi pajak dikemukakan oleh (Suandy, 2011) yaitu:

1. Fungsi Finansial (budgeter)

Fungsi Finansial (budgeter) yaitu memasukkan uang sebanyak banyak nya ke kas

Negara, dengan tujuan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran Negara. Dalam

upaya penerimaan perpajakan. Pemerintah secara konsisten melakukan

pembiayaan pembenahan baik aspek kebijakan maupun aspek sistem dan

administrasi perpajakan.

2. Fungsi Mengatur (regulerend)

Fungsi Mengatur (regulerend) yaitu pajak digunakan sebagai alat untuk mengatur

masyarakat baik di bidang ekonomi, sosial, maupun politik dengan tujuan

tertentu.

2.1.1.3 Sistem Perpajakan

Sistem pemungutan pajak menurut kewenangan pungut dan menetapkan besarnya

penetapan pajak (Mardiasmo, 2011:7) yaitu:


12

1. Official Assessment System

Official Assessment System adalah suatu system pemungutan pajak yang memberi

wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang

terutang oleh Wajib Pajak. Ciri-cirinya:

a. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada fiskus,

b. Wajib Pajak bersifat Pasif

c. Utang pajak timbul setelah dikeluarkan Surat Ketetapan Pajak oleh fiskus.

2. Self Assessment System

Self Assessment System adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi

wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang

terutang. Cirinya-cirinya:

a. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada wajib pajak

sendiri.

b. Wajib pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri

pajak yang terutang.

c. Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.

3. With Holding System

With Holding System adalah suatu system pemungutan pajak yang memberi

wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang

bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.
13

Ciri-cirinya: wewenang menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada pihak

ketiga, pihak selain fiskus dan Wajib Pajak.

2.1.1.4 Jenis-jenis Pajak

Dalam Resmi (2011:7) terdapat berbagai jenis pajak di Indonesia. Pajak

dikelompokkan menjadi beberapa kategori yaitu menurut golongannya, menurut

sifatnya, dan menurut lembaga pemungutannya.

1. Menurut Golongannya

Pajak dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

a. Pajak Langsung

Pajak langsung adalah pajak yang harus dibayar sendiri oleh wajib pajak dan

tidak dapat dilimpahkan kepada pihak lain atau orang lain. Contoh: Pajak

Penghasilan (PPh).

b. Pajak Tidak Langsung

Pajak tidak Langsung adalah pajak yang dapat dibebankan atau dilimpahkan

kepada pihak lain atau pihak ketiga. Pajak tidak langsung terjadi jika terdapat

suatu kegiatan, peristiwa atau perbuatan yang menyebabkan terutangnya

pajak, misalnya terjadi penyerahan barang atau jasa. Contoh: Pajak

Pertambahan Nilai (PPN).

2. Menurut sifatnya

Pajak dikelopokkan menjadi dua, yaitu:


14

a. Pajak subjektif

Pajak yang pengenaannya memerhatikan keadaan pribadi Wajib Pajak atau

pengenaan pajak yang memerhatikan subjeknya. Contoh: Pajak Penghasilan

(PPh). Dalam PPh terdapat Subjek Pajak (Wajib Pajak) orang pribadi.

Pengenaan PPh untuk orang pribadi tersebut memerhatikan keadaan pribadi

Wajib Pajak (status perkawinan), banyaknya anak, tanggungan, dan lainnya

yang selanjutnya digunakan untuk menentukan besarnya Penghasilan Tidak

Kena Pajak (PTKP).

b. Pajak objektif

Pajak yang pengenaannya memerhatikan objeknya baik berupa benda,

keadaan, perbuatan, atau peristiwa yang mengakibatkan timbulnya kewajiban

membayar pajak, tanpa memerhatikan keadaan pribadi Subjek Pajak (Wajib

Pajak) maupun tempat tinggal. Contoh: Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan

Pajak atas Barang Mewah (PPnBM), serta Pajak Bumi dan Bangunan.

3. Menurut Lembaga Pemungutannya

Pajak dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

a. Pajak Negara (Pajak Pusat)

Pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai

rumah tangga Negara. Contoh: PPh, PPN, PPnBM dan Bea Materai.
15

b. Pajak Daerah

Pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah baik daerah Tingkat I maupun

Daerah Tingkat II dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.

Contohnya Pajak Reklame, Pajak Hiburan, Pajak Kendaraan Bermotor, Bea

Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak

Penerangan Jalan, Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak Parkir,

Pajak Air Tanah, Pajak Sarang Burung Wallet, Pajak Bumi dan Bangunan

Pedesaan dan Perkotaan, Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan.

2.1.2 Penerimaan Pajak

Tujuan yang paling dominan dalam penerimaan pajak baik aspek domestik

maupun internasional adalah untuk memenuhi pengeluaran pemerintah (Vergina &

Juwita, 2013:2). Penerimaan pajak digunakan untuk kegiatan pemerintahan dan

sebagai sumber dana pembangunan, yang hasilnya dinikmati oleh seluruh rakyat,

tidak terkecuali rakyat yang tidak/belum membayar pajak. Sifat pajak yang “tanpa

ada kontraprestasi langsung” inilah yang membuat pembayar pajak berusaha

menghindari atau memperkecil kewajiban pajaknya karena memang tidak ada

manfaat yang dapat dirasakan secara langsung (Rahmawati, Santoso & Hamidi,

2014).
16

Upaya pemerintah untuk meningkatkan penerimaan pajak salah satunya

dengan adanya self assessment system agar wajib pajak menjadi patuh dan siap

menghadapi uji kepatuhan yaitu pemeriksaan pajak, atau dapat dikatakan bahwa

meningkatnya penerimaan pajak akan meningkatkan produktifitas suatu Negara

(Suhendra, 2010). Sistem self assessment lebih membutuhkan kesadaran Wajib Pajak

untuk dengan patuh melaksanakan kewajiban perpajakan. Dengan semakin tinggi

kesadaran Wajib Pajak untuk tepat waktu menyetor pajak, maka diharapkan semakin

besar penerimaan pajak negara. Bila ingin memaksimalkan penerimaan pajak dengan

sistem self assessment, selain berusaha meningkatkan jumlah Wajib Pajak aktif, maka

pemerintah juga harus berupaya agar pembayaran pajak semakin sadar bahwa

peranan membayar pajak sangatlah penting bagi tercapainya penerimaan pajak yang

diperuntukan untuk pembangunan nasional (Herryanto dan Toly, 2013).

Target penerimaan pajak akan selalu mengalami kenaikan setiap tahunnya

seiring dengan kegiatan intensifikasi terhadap wajib pajak terdaftar dan kegiatan

ekstensifikasi dalam mengumpulkan wajib pajak baru yang dilakukan KPP Pratama

Jatinegara. Seharusnya semakin banyak wajib pajak baru maka akan semakin banyak

orang yang membayar pajak sehingga penerimaan pajak akan semakin besar pula

(Rahmawati, Santoso & Hamidi, 2014).

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan penerimaan pajak

adalah dengan adanya sosialisasi perpajakan dan pemeriksaan pajak. Dengan adanya
17

sosialisasi pajak dengan cara Direktorat Jenderal Pajak mengadakan penyuluhan akan

pentingnya membayar pajak dan manfaat yang dirasakan dari membayar pajak maka

akan menimbulkan kesadaran wajib pajak dalam membayarkan kewajiban

perpajakannya dan berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak dan dengan

adanya pemeriksaan pajak maka akan berdampak kepada kepatuhan wajib pajak yang

akan berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak.

2.1.3 Sosialisasi Perpajakan

Sosialisasi perpajakan merupakan kegiatan penyuluhan pajak yang memiliki andil

cukup besar dalam mensukseskan sosialisasi pajak keseluruh wajib pajak yang

berdampak baik bagi penerimaan pajak. Menurut Mustofa (2007:10) menjelaskan

bahwa sosialisasi adalah suatu konsep umum yang dimaknakan sebagai proses

dimana kita belajar melalui interaksi dengan orang lain, tentang cara berfikir,

merasakan dan bertindak dimana kesemuanya itu merupakan hal-hal yang sangat

penting dalam menghasilkan partisipasi sosial yang efektif. Sedangkan menurut

Basamalah (2007:69) menjelaskan bahwa sosialisasi adalah sebagai suatu proses

dimana orang-orang mempelajari sistem nilai, norma dan pola perilaku yang

diharapkan oleh kelompok sebagai bentuk transformasi dari orang tersebut sebagai

orang luar menjadi organisasi yang efektif.


18

Dari pengertian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa sosialisasi perpajakan

dalam bidang perpajakan merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan

penerimaan pajak. Sosialisasi perpajakan merupakan suatu upaya Direktorat Jenderal

Pajak untuk memeberikan pengertian, informasi, dan pembinaan kepada masyarakat

pada umumnya dan wajib pajak pada khususnya mengenai segala sesuatu yang

berhubungan dengan perpajakan dan perundang-undangan (Dharma & Suardana,

2014:343). Kegiatan sosialisasi ini penting karena pengetahuan dan wawasan

masyarakat akan sistem dan peraturan perpajakan yang berlaku masih sangat kurang.

Kurangnya pengetahuan dan wawasan masyarakat ini menyebabkan mereka tidak

memahami bagaimana caranya melaksanakan kewajiban perpajakan mereka dan pada

akhirnya tidak melaksanakan kewajiban itu, dan hal tersebut berdampak pada

penerimaan pajak Negara (Atikah & Karlina, 2012:2).

Kegiatan sosialisasi atau penyuluhan perpajakan dibagi ke dalam tiga fokus, yaitu

(Heryyanto & Toly, 2013:127)

1. Kegiatan sosialisasi bagi calon Wajib Pajak.

Bertujuan untuk membangun awareness tentang pentingnya pajak serta

menjaring Wajib Pajak baru.


19

2. Kegiatan sosialisasi bagi Wajib Pajak baru.

Bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kepatuhan untuk memenuhi

kewajiban perpajakannya, khususnya bagi mereka yang belum menyampaikan

SPT dan belum melakukan penyetoran pajak untuk yang pertama kali.

3. Kegiatan sosialisasi bagi Wajib Pajak terdaftar.

Bertujuan untuk menjaga komitmen Wajib Pajak untuk terus patuh.

Bentuk sosialisasi perpajakan bisa dilakukan dengan penyuluhan. Kegiatan

penyuluhan dan pelayanan pajak memegang peranan penting dalam upaya

memasyarakatkan pajak sebagai bagian dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kegiatan penyuluhan pajak memiliki andil besar dalam mensukseskan sosialisasi

pajak keseluruh wajib pajak. Indikator sosialisasi oleh Ditjen Pajak tersebut adalah

kegiatan sadar dan peduli pajak serta memodifikasi program pengembangan

pelayanan perpajakan. Menurut Winerungan (2013:964) indikator sosialisasi pajak,

yaitu:

1. Penyuluhan

Bentuk sosialisasi yang dilakukan oleh Ditjen Pajak melalui berbagai media,

baik media elektronik maupun media massa lainnya bahkan terkadang sampai

mengadakan penyuluhan secara langsung ke tempat (daerah-daerah) tertentu

yang dianggap potensial pajaknya tinggi dan membutuhkan informasi yang

lengkap dan terjamin kebenarannya.


20

2. Diskusi dengan wajib pajak dan tokoh masyarakat

Salah satu bentuk sosialisasi yang dilakukan oleh Dirjen Pajak yang lebih

menekankan pada komunikasi dua arah baik dari segi petugas pajak (fiskus)

maupun masyarakat khususnya wajib pajak yang dianggap memiliki pengaruh

atau dipandang oleh masyarakat sekitarnya sehingga diharapkan mampu

memberi penjelasan yang lebih baik terhadap masyarakat sekitarnya.

3. Informasi langsung dari petugas ke wajib pajak

Bentuk penyampaian informasi yang diperoleh secara langsung oleh wajib

pajak dari petugas yang bersangkutan (fiskus) mengenai perpajakan.

4. Pemasangan billboard

Pemasangan billboard dan atau spanduk di pinggir jalan atau di tempat-tempat

lainnya yang strategis dan mudah dilihat oleh masyarakat. Berisi pesan

singkat, bisa berupa pernyataan, kutipan perkataan maupun slogan yang

mudah dimengerti dan menarik sehingga mampu menyampaikan tujuannya

dengan baik.

5. Website Dirjen pajak

Media sosialisasi (dalam menyampaikan informasi) yang dapat diakses

internet setiap saat dengan cepat dan mudah serta informasi yang

diberikanpun sangat lengkap, akurat, terjamin kebenarannya dan up to date.

Kegiatan sosialisasi atau penyuluhan perpajakan dapat dilakukan dengan dua cara

sebagai berikut (Heryyanto & Toly, 2013:127):


21

1. Sosialisasi langsung

Sosialisasi langsung adalah kegiatan sosialisasi perpajakan dengan

berinteraksi langsung dengan Wajib Pajak atau calon Wajib Pajak. Bentuk

sosialisasi langsung yang pernah diadakan antara lain Early Tax Education,

Tax Goes To School/ Tax Goes To Campus, perlombaan perpajakan (Cerdas

Cermat, Debat, Pidato Perpajakan, Artikel), sarasehan/ tax gathering, kelas

pajak/ klinik pajak, seminar/ diskusi/ ceramah, dan workshop/ bimbingan

teknis.

2. Sosialisasi tidak langsung

Sosialisasi tidak langsung adalah kegiatan sosialisasi perpajakan kepada

masyarakat dengan tidak atau sedikit melakukan interaksi dengan

peserta.Contoh kegiatan sosialisasi tidak langsung antara lain sosialisasi

melalui radio/ televisi, penyebaran buku/ booklet/ leaflet perpajakan.Bentuk-

bentuk sosialisasi tidak langsung dapat dibedakan berdasarkan

medianya.Dengan media elektronik dapatberupa talkshow TV, built-in

program, dan talkshow radio. Sedangkan dengan media cetak (koran/

majalah/ tabloid/ buku) dapat berupa suplemen, advertorial (booklet/ leaflet

perpajakan), rubrik tanya jawab, penulisan artikel pajak, dan penerbitan

majalah/ buku/ alat peraga penyuluhan (termasuk komik pajak).

Sosialisasi yang diberikan kepada masyarakat dimaksudkan untuk memberikan

pengertian kepada masyarakat akan pentingnya membayar pajak. Dengan sosialisasi


22

ini masyarakat menjadi mengerti dan paham tentang manfaat membayar pajak serta

sanksi jika tidak membayar pajak. Sehingga dengan demikian sosialisasi perpajakan

ini dapat berpengaruh untuk menambah jumlah wajib pajak dan dapat menimbulkan

kepatuhan dari wajib pajak sehingga secara otomatis tingkat kepatuhan wajib pajak

akan semakin bertambah juga penerimaan pajak negara akan meningkat. Kurangnya

sosialisasi mungkin berdampak pada rendahnya pengetahuan masyarakat tentang

pajak yang menyebabkan rendahnya kesadaran masyarakat untuk melaporkan dan

membayar pajak yang pada akhirnya mungkin menyebabkan rendahnya tingkat

kepatuhan wajib pajak (Winerungan, 2013:963).

Penelitian yang dilakukan oleh Winerungan (2013) menujukan bahwa variable

sosialisasi pajak tidak berpengaruh signifikan. Penelitian tersebut konsisten dengan

penelitian yang dilakukan oleh Amanah & Rustam (2015) variable sosialisasi pajak

juga tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak. Oleh karena itu,

penulis berharap pada penelitian ini sosialisasi perpajakan mempunyai pengaruh yang

signifikan karena menurut penulis dengan adanya sosialisasi pajak, wajib pajak akan

mengerti dan menyadari akan keuntungan dari membayar pajak sehinggan dapat

meningkatkan penerimaan pajak Negara.


23

2.1.4 Pemeriksaan Pajak

Dengan berlakunya Self Assesment System, peranan dan kejujuran wajib pajak

semakin diperlukan. Diberlakukannya system ini, wajib pajak diharapkan dapat

melaksanakan seluruh kewajiban perpajakan dan melaporkannya dengan benar pada

Kantor Pelayanan Pajak ditempat wajib pajak terdaftar. Sebagai konsekuensinya,

Direktorat Jenderal Pajak dituntut untuk selalu melakukan pembinaan dan

pengawasan terhadap wajib pajak.Salah satu bentuk pengawasan tersebut adalah

melalui pemeriksaan (Kamila, 2010:18). Sebagai mana telah diatur dalam Undang-

Undang nomor 6 tahun 1983 yang telah direvisi menjadi Undang-Undang nomor 16

tahun 2009 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan yaitu dalam pasal 29

ayat (1) bahwa “Direktur Jenderal Pajak berwenang melakukan pemeriksaan untuk

menguji kepatuhan wajib pajak dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksaan

ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.”

Definisi pemeriksaan menurut Pasal 1 ayat (2) Peraturan Menteri Keuangan

No.82/PMK.03/2011 menyebutkan, pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan

menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan

secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji

kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka

melaksanakan ketentuan peraturan perundang undangan perpajakan.


24

Dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan pajak adalah serangkaian kegiatan

menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang digunakan untuk

menguji kebenaran Surat Pemberitahuan Pajak (SPT) yang disampaikan wajib pajak

dengan prinsip self assesment system.

Untuk menjaga agar Wajib Pajak tetap berada dalam koridor peraturan

perpajakan, maka diantisipasi dengan melakukan pemeriksaan terhadap Wajib Pajak

yang memenuhi kriteria untuk diperiksa. Dengan adanya pemeriksaan diharapkan

tingkat kepatuhan Wajib Pajak dapat meningkat, sehingga akan berdampak juga pada

meningkatnya penerimaan pajak. Pemeriksaan juga merupakan salah satu prosedur

untuk menerbitkan Surat Ketetapan Pajak (Primerdo, 2015). Prosedur pemeriksaan di

bidang pajak diawali dengan dikeluarkannya Surat Perintah Pemeriksaan oleh pejabat

yang berwenang dan berakhir dengan disetujuinya Laporan Hasil Pemeriksaan.

Laporan Hasil Pemeriksaan selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar penerbitan

Surat Ketetapan Pajak (SKP) atau untuk tujuan lain dalam rangka pelaksanaan

ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (Primerdo, 2015).

Objek Pemeriksaan pada umumnya adalah Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan

dan/atau SPT Masa beserta lampiran-lampirannya. Lampiran-lampiran SPT meliputi

Laporan Keuangan, Daftar Perhitungan Penyusutan/Amortisasi Fiskal, Surat Setoran

Pajak (SSP), dan lain-lain. SPT dan lampiran-lampirannya akan menjadi tolak ukur

kepatuhan Wajib Pajak. Sebagaimana SPT dan lampiran-lampirannya menjadi objek


25

yang utama dari pemeriksaan pajak, pemeriksaan atas kebenaran dan kelengkapan

kewajiban perpajakan seorang Wajib Pajak yang seperti dinyatakan pada SPT Wajib

Pajak tersebut akan memerlukan pengujian dan teknik-teknik pemeriksaan yang

melibatkan masalah pembukuan atau pencatatan Wajib Pajak, karena angka-angka

yang tercantum pada SPT bersumber dan didukung oleh Laporan Keuangan

(Damayanti, Astuti & Saifi, 2014).

Menurut Wildaniashri (2013) tujuan utama dari dilaksanakannya pemeriksaan

pajak adalah untuk menumbuhkan perilaku kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi

kewajiban perpajakan (tax compliance) terutama dalam penyampaian SPT. Dengan

dilakukan pemeriksaan pajak, akan diperoleh tingkat kebenaran laporan Wajib Pajak

yang dituangkan dalam SPT seperti ketepatan waktu penyampaian SPT dan kelebihan

atau kekurangan pembayaran pajak. Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan,

akan dapat diukur tingkat kepatuhan atau ketaatan Wajib Pajak dalam memenuhi

kewajiban perpajakannya. Wajib pajak yang patuh terhadap kewajiban perpajakannya

akan meningkatkan penerimaan pajak pada KPP yang akan masuk ke kas negara.

Pemeriksaan dapat dilakukan dalam hal (Pangga & Elim, 2015:798), yaitu:

A. Surat Pemberitahuan menunjukkan kelebihan pembayaran pajak, termasuk yang

telah diberikan pengembalian pendahuluan kelebihan pajak.

B. Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan menunjukkan rugi.


26

C. Surat Pemberitahuan tidak disampaikan atau disampaikan tidak pada waktu

yang telah ditetapkan.

D. Surat Pemberitahuan yang memenuhi kriteria seleksi yang ditentukan oleh

Direktur Jenderal Pajak.

E. Ada indikasi kewajiban perpajakan selain kewajiban Surat Pemberitahuan tidak

dipenuhi.

Prosedur pelaksanaan pemeriksaan pajak menurut Mardiasmo (2011:54) adalah

sebagai berikut:

1. Petugas pemeriksa harus dilengkapi Surat Perintah Pemeriksaan dan harus

memperlihatkan kepada wajib pajak yang diperiksa.

2. Wajib pajak yang diperiksa harus:

a. Memperlihatkan dan atau meminjamkan buku atau catatan dokumen yang

menjadi dasarnya dan dokumen lain yang berhubungan dengan

penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha perkerjaan bebas wajib pajak,

atau objek yang terutang pajak.

b. Memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan yang

dipandang perlu dan memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan.

c. Memberi keterangan yang diperlukan.


27

3. Apabila dalam mengungkapkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen serta

keterangan yang diminta, wajib pajak terkait oleh suatu kewajiban untuk

merahasiakan, maka kewajiban untuk merahasiakan itu ditiadakan.

4. Direktur Jenderal Pajak berwenang melakukan penyegelan tempat atau

ruangan tertentu, bila wajib pajak tidak memenuhi pada butir dua diatas.

Penelitian yang dilakukan oleh Herryanto & Tolly (2015) menunjukan bahwa

variable pemeriksaan pajak berpengaruh signifikan terhadap variable penerimaan

pajak. Penelitian tersebut konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Amanah

& Rustam (2015) variable pemeriksaan pajak juga berpengaruh signifikan terhadap

penerimaan pajak. Pemeriksaan pajak diharapkan dapat meningkatkan penerimaan

pajak. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa fiskus mempunyai kewajiban untuk

melaksanakan pemeriksaan dengan baik dan benar sehingga kepatuhan pajak akan

senantiasa meningkat dari tahun ke tahun yang akan berdampak baik bagi penerimaan

pajak Negara.

2.2 Penelitian Sebelumnya

Beberapa penelitian terdahulu yang melakukan penelitian mengenai penerimaan

pajak dapat dilihat dalam tabel 2.3 sebagai berikut:


28

Tabel 2.1

Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Variabel Metode Hasil Penelitian


Peneliti Peneletian

1. Amanah & Pengaruh sosialisasi Variable bebas Model Pemeriksaan pajak


Rustam perpajakan, yang digunakan regresi berpengaruh signifikan
(2015) kepemilikan NPWP adalah pengaruh berganda terhadap penerimaanvPPH
dan pemeriksaan sosialisasi orang pribadi pengusaha
pajak terhadap perpajakan, sedangkan sosialisasi
penerimaan PPH kepemilikan NPWP perpajakan dan kepemilikan
orang pribadi dan pemeriksaan NPWP tidak berpengaruh
pengusaha. pajak. signifikan terhadap
penerimaan orang pribadi
Variable terikat pengusaha.
yang digunakan
adalah penerimaan
PPH orang pribadi
pengusaha.

2. Herryanto & Pengaruh Kesadaran Variabel bebas Model Kesadaran wajib pajak dan
Tolly (2013) Wajib Pajak, yang digunakan regresi pemeriksaan pajak
Kegiatan Sosialisasi adalah pengaruh berpengaruh signifikan
Perpajakan, dan kesadaran wajib terhadap penerimaan pajak
Pemeriksaan Pajak pajak, kegiatan sedangkan variable sosialisasi
terhadap sosialisasi perpajakan tidak berpengaruh
Penerimaan Pajak perpajakan dan signifikan terhadap
Penghasilan di KPP pemeriksaan pajak. penerimaan Pajak Penghasilan
Pratama Surabaya di KPP Pratama Surabaya
Sawah Variable terikat Sawahan.
yang digunakan
adalah penerimaan
pajak penghasilan.
29

3. Suhendra Pengaruh tingkat Variabel bebaas Model Kepatuhan wajib pajak,


(2010) kepatuhan wajib yang digunakan regresi pemeriksaan pajak, dan pajak
pajak terhadap adalah kepatuhan berganda penghasilan terutang
peningkatan wajib pajak, berpengaruh signifikan
penerimaan pajak pemeriksaan terhadap peningkatan
penghasilan. pajak,dan pajak penerimaan pajak penghasilan
penghasilan badan pada kantor pelayanan
terhutang. pajak wilayah Jakarta.

Variabel terikat
yang digunakan
adalah peningkatan
penerimaan pajak
penghasilan

4. Wildaniashri Pengaruh Variable bebas Model Pemeriksaan pajak dan surat


(2013) pemeriksaan pajak yang digunakan regresi paksa berpengaruh signifikan
dan surat paksa adalah pemeriksaan berganda terhadap penerimaan pajak
terhadap pajak dan surat penghasilan di KPP Pratama
penerimaan pajak paksa. Ciamis.
penghasilan di KPP
Pratama Ciamis. Variable terikat
yang digunakan
adalah penerimaan
pajak penghasilan.

5. Primerdo Pengaruh Variable bebas Model Pemeriksaan pajak dan


(2015) Pemeriksaan Pajak yang digunakan regresi penagihan pajak berpengaruh
dan Penagihan adalah pemeriksaan berganda signifikan terhadap efektivitas
Pajak Terhadap pajak dan penerimaan pajak di KPP
Efektivitas penagihan pajak. Pratama Surakarta.
Penerimaan Pajak
(Studi Kasus Pada Variable terikat
KPP Pratama yang digunakan
Surakarta). adalah efektivitas
penerimaan pajak.
30

2.3 Kerangka Pemikiran

Pada gambar 2.1 menggambarkan kerangka pemikiran untuk mengembangkan

hipotesis pada penelitian ini.Pengaruh variable bebas sosialisasi perpajakan dan

pemeriksaan pajak terhadap variable terikat yaitu penerimaan pajak.Pada bagian ini

akan ditampilkan ringkasan gambar untuk menggambarkan kerangka pemikiran yang

akan ditunjukkan pada gambar 2.1

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Sosialisasi Perpajakan

Penerimaan Pajak

Pemeriksaan Pajak

2.4 Perumusan Hipotesis

1. Sosialisasi Perpajakan

H0 1 : Tidak ada pengaruh antara sosialisasi perpajakan dengan penerimaan pajak.

Ha 1 : Ada pengaruh antara sosialisasi perpajakan dengan penerimaan pajak.


31

2. Pemeriksaan Pajak

H0 2 : Tidak ada pengaruh antara pemeriksaan pajak dengan penerimaan pajak.

Ha 2 : Ada pengaruh antara pemeriksaan pajak dengan penerimaan pajak.

3. Sosialisasi perpajakan dan pemeriksaan pajak

H0 3 : Tidak ada pengaruh antara sosialisasi perpajakan dan pemeriksaan pajak

dengan penerimaan pajak.

Ha 3 : Ada pengaruh antara sosialisasi perpajakan dan pemeriksaan pajak dengan

penerimaan pajak.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi operasional dan pengukuran variabel

3.1.1 Definisi operasional

Definisi operasional adalah definisi yang diberikan bagi variabel dengan cara

memberikan arti sehingga dapat memberikan gambaran tentang bagaimana

variabel tersebut dapat di ukur. Ada 3 definisi operasional yang digunakan dalam

penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

A. Sosialisasi Perpajakan

Sosialisasi perpajakan merupakan suatu upaya Direktorat Jenderal Pajak untuk

memeberikan pengertian, informasi, dan pembinaan kepada masyarakat pada

umumnya dan wajib pajak pada khususnya mengenai segala sesuatu yang

berhubungan dengan perpajakan dan perundang-undangan (Dharma & Suardana,

2014:343). Meningkatkan kesadaran Wajib Pajak serta meningkatkan

pengetahuan dan wawasan masyarakat mengenai sistem dan peraturan perpajakan

yang berlaku, salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan

sosialisasi perpajakan..

32
33

B. Pemeriksaan Pajak

Pemeriksaan menurut pasal 1 ayat (25) UU No. 28 Tahun 2007 adalah

serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan atau bukti

yang dilaksanakan secara objektif dan professional berdasarkan suatu standar

pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau

untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-

undangan perpajakan.

C. Penerimaan Pajak

Penerimaan pajak merupakan sumber penerimaan yang dapat diperoleh secara

terus-menerus dan dapat dikembangkansecara optimal sesuai

kebutuhanpemerintah serta kondisi masyarakat (John Hutagaol (2007, 325) dalam

Rahmawati (2011).

3.1.2 Pengukuran variabel

Variable penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2013 : 38) Variabel yang

digunakan dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi :

1. Variabel independen (bebas)

yaitu variabel yang menjelaskan dan mempengaruhi variabel lain. Variabel ini

sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, dan antesenden. Dalam bahasa

Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel ini memengaruhi atau

yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono,


34

2013: 39). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variabel Sosialisasi

Perpajakan dan variabel Pemeriksaan Pajak (X).

2. Variabel dependen (terikat)

yaitu variabel yang dijelaskan dan dipengaruhi oleh variabel independen.

Variabel dependen sering disebut sebagai variabel output, kriteria, dan konsekuen.

Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat

merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya

variabel bebas (Sugiyono, 2013: 39). Variabel dependen dalam penelitian ini

adalah Penerimaan Pajak (Y).

3.2. Populasi dan sampel

3.2.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi dan badan yang

melaksanakan kewajiban di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pasar Minggu.

3.2.2. Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

purposive sampling dengan menggunakan pemilihan sampel berdasarkan

pertimbangan (judgment sampling) yaitu memilih sampel dengan menggunakan

pertimbangan tertentu, yaitu hanya wajib pajak yang telah mengikuti sosialisasi

perpajakan. Sedangkan sampel data yang dipergunakan dalam penelitian ini

diperoleh dari laporan seksi ekstensifikasi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Pasar Minggu dari tahun 2013 sampai dengan 2015.


35

3.3 Model Penelitian

Berdasarkan uraian mengenai variabel yang dilibatkan dalam penelitian ini,

maka penulis dapat menggambarkan model penelitian seperti pada Gambar 3.1

Gambar 3.1 Model Penelitian

Sosialisasi
Perpajakan
Penerimaan Pajak

Pemeriksaan
Pajak

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, merupakan

data sekunder yang bersumber dari laporan bulanan yang dibuat oleh Seksi

Ekstensifikasi di KPP. Data tersebut adalah data runtut waktu (time series) berupa

data bulanan dari sosialisasi pajak dan pemeriksaan pajak terhadap penerimaan

pajak di KPP Pratama Jakarta Pasar Minggu.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian ini yaitu :

a. Studi Kepustakaan (Library Research)

Penelitian kepustakaan ini digunakan untuk memperoleh teori-teori yang

relevan dengan pembahasan masalah. Penelitian ini dilakukan dengan membaca


36

dan mempelajari buku-buku, literatur, artikel-artikel dan sumber lain yang

berhubungan dengan materi penelitian

b. Penelitian lapangan

Merupakan penelitian dengan maksud mendapatkan data atau informasi dari

keadaan yang sebenarnya. Penelitian ini dengan cara mengadakan tinjauan secara

langsung terhadap objek yang diteliti di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pasar

Minggu.

c. Observasi

Penulis menggunakan metode ini dengan melihat dan mengamati secara

langsung kegiatan-kegiatan yang dilakukan para petugas Kantor Pelayanan pajak

Pratama Pasar Minggu.

3.5 Model Analisis, Teknik Pengolahan Data dan Uji Hipotesis

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji regresi

dan korelasi. Sedangkan Untuk mendapatkan persamaan regresi linier yang baik

perlu dilakukan uji asumsi klasik yaitu meliputi uji normalitas, uji autokorelasi,

uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas. Sedangkan uji hipotesis dilakukan test

statistic dengan uji t.

3.5.1. Model analisis

Model analisis yang dilakukan adalah menggunakan Analisis Regresi.

Analisis ini digunakan untuk mengetahui arah hubungan antara variable

independen (X) dengan variable dependen (Y). Persamaan regresi adalah sebagai

berikut:
37

SSP = c + 1ST+ 2 SP+ 

Keterangan:

SSP = Penerimaan Pajak,


ST = Sosialisasi Perpajakan,
SP = Pemeriksaan Pajak,
c = Konstanta,
1 = Koefisien Sosialisasi Perpajakan,
2 = Koefisien Pemeriksaan Pajak, dan
 = Variabel gangguan.

Untuk menguji hipotesis penelitian, peneliti menggunakan metode pengujian

secara statistik, yaitu melakukan analisis regresi berganda (multiple regression)

menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS) (Nachrowi & Usman 2006,

311). Regresi linier berganda adalah regresi yang terdiri dari satu variabel

dependen dan lebih dari satu variabel independen. Tujuan regresi adalah

mendapatkan nilai prediksi terbaik yaitu nilai prediksi yang sedekat mungkin

dengan nilai aktualnya.

3.5.2. Teknik Pengolahan Data Penelitian dan Uji Hipotesis

1. Uji asumsi klasik.

Untuk mendapatkan persamaan regresi linier yang baik perlu dilakukan uji

asumsi klasik terlebih dahulu sehingga model yang kita peroleh tidak bias dan

efisien. Uji asumsiklasik yang dilakukan pada penelitian ini meliputi: uji

normalitas, uji autokerelasi, ujimultikolinieritas dan uji heteroskedastisitas.


38

a. Uji normalitas

Salah satu asumsi dalam analisis regresi adalah residual berdistribusi normal.

Kondisiresidual berdistribusi normal ini harus terpenuhi agar pengujian statistik

parametrik uji t bisa diaplikasikan. Dengan kata lain, model regresi yang baik

adalah model denganresidual berdistribusi normal atau mendekati normal.

Untuk memastikan bahwa kondisi residual berdistribusi normal itu terpenuhi,

maka dilakukan uji normalitas. Pengujian normalitas dapat dilakukan dengan

menggunakan Uji normalitas Kolmogorov-Smirnov. Uji ini dilakukan dengan

menggunakan aplikasi IBM SPSS 20.0 for windows.

Dasar pengambilan dari asumsi tersebut adalah jika nilai siginifikansi lebih

besar dari 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal. Sebaliknya jika nilai

signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka data tersebut berdistribusi tidak normal.

b. Uji Autokorelasi

Autokorelasi merupakan korelasi antara variabel gangguan satu observasi

dengan variabel gangguan observasi lain. Salah satu asumsi metode OLS adalah

tidak adanya korelasi antara variabel gangguan (Widarjono 2010, 98). Uji

autokorelasi dipergunakan untuk mendeteksi penyimpangan atas asumsi ini.

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada

korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan

ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan

sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual

tidak bebas dari satu obserasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada
39

data runtut waktu karena gangguan pada seseorang individe cenderung

mempengaruhi gangguan pada individe yang sama pada periode berikutnya.

Pada data crossection masalah autokorelasi relatif jarang karena gangguan

pada observasi yang berbeda berasal dari individu. Model regresi yang baik

adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.

Autokorelasi ini muncul karena beberapa sebab di antaranya data mengandung

pergerakan naik turun secara musiman, kekeliruan memanipulasi data,

menggunakan data runtut waktu, serta tidak bersifat stationer. Pengaruh adanya

autokorelasi terhadap model adalah estimator kuadrat terkecil masih linier, bias,

dan tidak mempunyai varian yang minimum sehingga model regresi hanya

memenuhi karakteristik LUE (Winarno 2009, 5.26-5.27). Jika asumsi ini tidak

terpenuhi maka varians penduga akan lebih besar dari varians sesungguhnya, R2

akan lebih besar dari seharusnya sehingga pengujian t dan F tidak valid dan akan

memberikan kesimpulan yang salah tentang signifikansi dan estimasi koefisien

regresi.

Ada tidaknya autokorelasi diuji dengan menggunakan metode Durbin-Watson.

Secara rule of thumb, deteksi ada tidaknya autokorelasi ini dengan menggunakan

metode Durbin-Watson adalah dengan membandingkan nilai Durbin-Watson

hitung dengan Durbin-Watson tabel. Dalam aplikasi IBM SPSS 20.0 for windows,

besarnya nilai Durbin-Watson hitung telah disertakan dalam estimasi. Syarat suatu

estimasi tidak mengandung autokorelasi adalah menghasilkan nilai Durbin-

Watson hitung di antara dU sampai 4-dU (Winarno 2009, 5.26).


40

Jika dengan menggunakan metode Durbin-Watson tidak dapat disimpulkan

apakah terdapat autokorelasi atau tidak, maka pengujian lain dapat dilakukan

dengan metode Breusch-Godfrey yang dikenal sebagai uji Langrange Multiplier

(LM). Uji LM dilakukan dengan meregresikan nilai residual variabel terikat

dengan menambahkan lag dari residual tersebut sebagai variabel bebas. Menurut

Widarjono (2010, 102), dengan uji LM, apabila nilai chi-square hitung lebih kecil

dari χ2 tabel dengan derajat kepercayaan α maka tidak ada autokorelasi; jika nilai

chi-square hitung lebih besar dari χ2 tabel maka terdapat autokorelasi. Tidak

adanya autokorelasi dapat juga dilihat dari nilai probabilitas chi-square yang lebih

besar dari α.

Bila sebuah model mengandung autokorelasi, maka cara mengatasinya adalah

dengan menguji kesalahan spesifikasi model, menggunakan model diferensi

tingkat pertama, estimasi dengan model Autoregressive (AR), dan metode Newey,

Whitney dan Kenneth.

c. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas merupakan hubungan linier antara variabel independen di

dalam regresi berganda (Widarjono 2010, 75). Asumsi lain yang harus dipenuhi

adalah tidak adanya hubungan linier yang kuat antar variabel bebasnya. Masalah

ini tidak akan muncul pada model analisis regresi sederhana di mana hanya ada

satu variabel independen yang terlibat (Winarno 2009, 5.1). Multikolinieritas yang

terjadi akan mengakibatkan korelasi yang bias dalam perhitungan varians masing-

masing koefisien parameter. Akibatnya adalah besaran koefisien bisa menjadi

tidak signifikan secara statistik karena nilai t-nya terlalu kecil atau sebaliknya.
41

Permasalahan utama multikolinieritas adalah apabila terjadi hubungan linier yang

sempurna antar variabel bebasnya, artinya, korelasi antar variabel bebasnya

bernilai 1 atau -1. Apabila dalam sebuah model regresi terdapat masalah

multikolinearitas, maka:

1. Estimator masih bersifat BLUE (best linier unbiased estimator) namun

memiliki varian dan kovarian yang besar sehingga tidak dapat digunakan

sebagai alat estimasi.

2. Interval estimasi cenderung lebar dan nilai statistik uji t akan kecil (variabel

independen tidak signifikan secara statistik dalam mempengaruhi variabel

dependen) (Winarno 2009, 5.7).

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas didalam model regresi

adalah sebagai berikut :

1. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat

tinggi, tetapi secara individu variabel-variabel independen banyak yang

tidak signifikan empengaruhi variabel dependen.

2. Menganalisis mariks korelasi variabel-variabel independen. Jika antar

variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi ( umumnya diatas 0.9

), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas.

Multikolonieritas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi dua

atau lebih variabel independen.

3. Multikolonieritas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan lawannya

variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap

variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen


42

lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi

variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel

independen yang terpilih yang tidak dijeleaskan oleh variabel independen

lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi

(karena VIF = 1/tolerance). Nilai cutoff yang dipakai untuk menunjukkan

adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance <0.10 atau sama dengan

nilai VIF > 10. Setiap peneliti harus menetukan tingkat kolonieritas yang

masih dapat ditolerir. Sebab misal nilai tolerance = 0.10 sama dengan

tingkat kolonieritas 0.95. Walaupun multikolonieritas dapat dideteksi

dengan nilai Tolerance dan VIF, tetapi kita masih tetap tidak mengetahui

variabel independen mana sajakah yang saling berkorelasi.

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah

multikolinearitas yaitu dengan menambah data, menghilangkan salah satu variabel

yang berkorelasi kuat dengan variabel yang lain (apabila memungkinkan menurut

teori yang mendasarinya), atau dengan melakukan transformasi terhadap salah

satu variabel (Winarno 2009, 5.7).

d. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas berarti varian variabel gangguan yang tidak konstan

(Widarjono 2010, 84). Salah satu asumsi metode OLS adalah varian variabel

gangguan sama (homoskedastis). Gejala heteroskedastisitas terjadi bila variabel

pengganggu mempunyai varian yang tidak konstan. Jika variasi kesalahan

peramalan tidak bergantung pada variabel bebas, maka kesalahan yang terjadi

bersifat homokedastik. Uji heteroskedastisitas menguji apakah variabel


43

pengganggu mempunyai rata-rata nol, mempunyai varian yang konstan, dan

variabel gangguan tidak saling berhubungan antara satu observasi dengan

observasi lainnya. Menurut Winarno (2009, 5.8), apabila asumsi ini tidak dipenuhi

maka:

1. Estimator metode kuadrat terkecil tidak mempunyai varian yang minimum

(tidak lagi best) sehingga hanya memenuhi karakteristik LUE (linear

unbiasedestimator).

2. Standard errors tidak dapat dipercaya sehingga menyebabkan uji hipotesis

yang didasarkan pada uji F dan uji t juga tidak dapat dipercaya.

Deteksi heteroskedastisitas dilakukan dengan menjalankan Uji Glejser.

Berdasarkan uji ini, jika variabel independen signifikan secara statistik

mempengaruhi variabel dependen maka ada indikasi terjadi Heteroskedastisitas.

Hasil ini dapat dilihat pada tampilan output SPSS apakah ada variabel

indenpenden yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen

nilai Absolut Ut (AbsUt). hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya diatas

tingkat kepercayaan 5%. Jadi dapat dipastikan model regresi tidak mengandung

adanya Heteroskedastisitas.

Dalam kenyataannya nilai residual sulit memiliki varian yang konstan. Untuk

itu dalam penelitian ini diperlukan metode untuk mengatasi heteroskedastisitas

dalam model regresi. Menurut Widarjono (2010, 92), penyembuhan

heteroskedastisitas bisa dilakukan dengan menggunakan Metode White yang

menghitung standard errors yang konsisten meskipun ada heteroskedastisitas

melalui Heteroscedasticity Consistent Covariance Matrix Estimator (HCCME).


44

Dengan demikian, meskipun ada masalah heteroskedastisitas, tapi karena

standard errors-nya konsisten maka evaluasi uji t dan F tetap bisa dilakukan.

3.5.3. Uji hipotesis

Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan

melakukan uji t. Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variable independen

(X) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Y). Langkah-langkah

yang dilakukan dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

a. Menentukan Hipotesis

Ho : b < 0, artinya tidak terdapat pengaruh positif signifikan antara variable X

dengan variabel Y.

Ha : b > 0, artinya terdapat pengaruh positif signifikan antara variabel X

dengan variabel Y.

b. Menentukan Tingkat Signifikansi

Tingkat signifikansi menggunakan alpha 5%. Signifikansi 5% atau 0,05

artinya penelitian ini menentukan risiko kesalahan dalam mengambil

keputusan untuk menolak atau menerima hipotesis yang benar

sebanyakbanyaknya 5% dan besar mengambil keputusan sedikitnya 95%

(tingkat kepercayaan).

c. Uji f

Uji F merupakan uji koefisien regresi secara bersamaan (simultan). Uji F

dilakukan untuk menguji apakah semua variabel bebas secara bersama-sama dapat

menjelaskan variabel terikat secara signifikan. Semakin tinggi F hitung, semakin


45

baik model regresi. Dalam uji F ini, nilai F hitung akan dibandingkan dengan nilai

F tabel.

Dalam uji F ini, hipotesis yang diuji dirumuskan sebagai berikut:

Ho : β1 = β2 = 0.

Ha : Paling tidak β1 ≠ 0 atau β2 ≠ 0.

Kriteria penentuan hasil dari uji F adalah bila nilai F hitung lebih besar dari F

tabel pada tingkat alpha dengan derajat kebebasan tertentu, maka Ho ditolak

karena paling tidak ada satu koefisien regresi yang tidak sama dengan nol.

Ditinjau dari probabilitasnya, Ho diterima jika probabilitas F hitung lebih besar

dari α = 5% (dengan interval keyakinan 95%); Ho ditolak jika probabilitas F

hitung lebih besar dari α = 5%. Apabila Ho ditolak berarti persamaan regresi

linear berganda yang dirumuskan dalam penelitian ini dapat dipergunakan dalam

menjelaskan hubungan Surat Teguran, Surat Paksa, dan pelunasan tunggakan

pajak.

d. Uji t

Uji t merupakan uji koefisien regresi secara parsial (individual). Uji t

dilakukan untuk menguji apakah sebuah koefisien variabel bebas regresi sama

dengan nol untuk tingkat signifikansi tertentu. Untuk penelitian ini digunakan

interval keyakinan 95% di mana terdapat probabilitas 95% bahwa suatu variabel

bebas memiliki koefisien βn.

Dalam uji t ini, hipotesis yang diuji dirumuskan sebagai berikut:

Ho : Koefisien regresi tidak signifikan.

Ha : Koefisien regresi signifikan.


46

Kriteria penentuan hasil uji t adalah apabila t hitung lebih besar dari t tabel

pada tingkat alpha dengan derajat kebebasan tertentu, maka dapat dikatakan nilai t

berada pada daerah penolakan (Ho ditolak). Itu berarti koefisien regresi signifikan

secara statistik dan dengan demikian bisa dikatakan bahwa variabel bebas

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Pengambilan keputusan

juga bisa dilakukan berdasarkan probabilitas. Jika probabilitas lebih besar 0,05,

maka Ho diterima; jika probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka Ho ditolak.

e. Uji Koefisien Determinasi

R2 dikenal juga dengan istilah coefficient of determination atau coefficient of

explanation atau daya jelas. R2 menunjukkan tingkat keberhasilan regresi untuk

menjelaskan variasi variabel terikat. Dengan kata lain, nilai koefisien determinasi

ini merepresentasikan daya jelas variabel bebasnya terhadap perubahan variabel

terikat.

Nilai koefisien determinasi berkisar antara nol hingga satu. Jika nilai koefisien

ini semakin mendekati satu, maka garis regresi dinilai semakin baik dalam

menjelaskan kondisi faktualnya. Maksudnya, variabel terikat yang diikutsertakan

dalam model regresi dinilai semakin lengkap sebagai faktor-faktor yang mampu

menjelaskan variasi variabel terikat.

Akan tetapi, terdapat kelemahan dalam penggunaan R2. Nilai R2 peka

terhadap jumlah variabel bebas yang dimasukkan dalam model regresi.

Penambahan variabel bebas ke dalam model regresi tidak pernah menurunkan R2

dan kemungkinan akan menaikkan R2. Oleh karena itu, penghitungan adjusted R2

dilakukan untuk mengatasi kelemahan ini. Nilai adjusted R2 akan menurun


47

dengan adanya penambahan variabel bebas yang tidak signifikan terhadap model

regresi.
BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Direktorat Jenderal Pajak

Direktorat Jenderal Pajak (DJP) merupakan salah satu unit eselon I di

Lingkungan Kementerian Keuangan. Sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor 24

Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas , dan Fungsi Kementerian Negara serta

susunan Organisasi , Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara serta Peraturan

Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Keuangan, DJP mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan

kebijakan dan standardisasi teknis di bidang perpajakan.

Dalam menjalankan tugas tersebut, DJP menyelenggarakan fungsi:

a. perumusan kebijakan di bidang perpajakan.

b. pelaksanaan kebijakan di bidang perpajakan.

48
49

c. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang perpajakan.

d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perpajakan dan

e. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pajak.

4.1.2 Profil Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Pasar Minggu

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Psar Minggu bertempat di Jalan TB.

Simatupang No.39, RT.1/RW.8, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan,

Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12560, Telepon: (021) 7816131

Tabel 4.1

Profil Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Pasar Minggu

SEKSI/BAGIAN JUMLAH KARYAWAN


Belum terdistribusi (karyawan baru) 12
Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan 7
Seksi Pelayanan 17
Seksi Pemeriksaan 3
Seksi Penagihan 3
Seksi Pengawasan dan Konsultasi I 8
Seksi Pengawasan dan Konsultasi II 8
Seksi Pengawasan dan Konsultasi III 11
Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV 8
Seksi Pengolahan Data dan Informasi 7
Subbagian Umum dan Kepatuhan Internal 9
Fungsional Pemeriksa 16
TOTAL KARYAWAN 109
50

Tabel 4.2

Wilayah Kerja KPP KPP Pratama Jakarta Pasar Minggu

Kabupaten Kecamatan Kelurahan


JAKARTA SELATAN JAGAKARSA CIGANJUR
JAKARTA SELATAN JAGAKARSA CIPEDAK
JAKARTA SELATAN JAGAKARSA JAGAKARSA
JAKARTA SELATAN JAGAKARSA JAGAKARSA
JAKARTA SELATAN JAGAKARSA LENTENG AGUNG
JAKARTA SELATAN JAGAKARSA SRENGSENG SAWAH
JAKARTA SELATAN JAGAKARSA TANJUNG BARAT
JAKARTA SELATAN PASAR MINGGU CILANDAK TIMUR
JAKARTA SELATAN PASAR MINGGU JATI PADANG
JAKARTA SELATAN PASAR MINGGU KEBAGUSAN
JAKARTA SELATAN PASAR MINGGU PASAR MINGGU
JAKARTA SELATAN PASAR MINGGU PASAR MINGGU
JAKARTA SELATAN PASAR MINGGU PEJATEN BARAT
JAKARTA SELATAN PASAR MINGGU PEJATEN TIMUR
JAKARTA SELATAN PASAR MINGGU RAGUNAN

Kanwil: DJP Jakarta Selatan II

Tabel 4.3

Target Penerimaan Pajak 2017

URAIAN TARGET

A. Pajak Penghasilan 2,404,131,514,000


1. PPh NON MIGAS 2,404,131,514,000
1.1 PPh Pasal 21 480,078,088,000
1.2 PPh Pasal 22 134,843,729,024
1.3 PPh Pasal 22 Impor 240,456,273,505
1.4 PPh Pasal 23 193,679,547,607
1.5 PPh Pasal 25/29 OP 113,089,339,000
1.6 PPh Pasal 25/29 Badan 503,205,898,758
1.7 PPh Pasal 26 67,881,198,982
1.8 PPh Final 670,098,447,264
1.9 PPh Fiskal Luar Negeri 0
1.10 PPh Non Migas Lainnya 798,991,860
2. PPh MIGAS 0
2.1 PPh Minyak Bumi 0
2.2 PPh Gas Alam 0
2.3 PPh Minyak Bumi Lainnya 0
51

2.4 PPh Gas Alam Lainnya 0


B. PPN dan PPnBM 1,763,074,526,001
1. PPN Dalam Negeri 1,415,389,271,078
2. PPN Impor 283,405,728,791
3. PPnBM Dalam Negeri 3,596,623,036
4. PPnBM Impor 30,261,194,709
5. PPN Lainnya 160,513,678
6. PPnBM Lainnya 30,261,194,709
C. PBB dan BPHTB 0
1. Pendapatan PBB 0
a. PBB Perdesaan 0
b. PBB Perkotaan 0
c. PBB Perkebunan 0
d. PBB Kehutanan 0
e. PBB Pertambangan Minerba 0
f. PBB Migas 0
g. PBB Pertambangan 0
h. PBB lainnya 0
2. Pendapatan BPHTB 0
D. Pendapatan PPh DTP 0
1. PPh Pasal 21 0
2. PPh Pasal 22 0
3. PPh pasal 22 Impor 0
4. PPh Pasal 23 0
5. PPh Pasal 25/29 OP 0
6. PPh Pasal 25/29 Badan 0
7. PPh Pasal 26 0
8. PPh Final 0
9. PPh Non Migas lainnya DTP 0
JUMLAH D 0
E. Pajak Lainnya 3,060,650,001
1. Bea Meterai 272,062,190
2. Penjualan Benda Meterai 0
3. PTLL 158,118,128
4. Bunga Penagihan PPh 162,156,618
5. Bunga Penagihan PPN 2,468,313,065
6. Bunga Penagihan PPnBM 0
7. Bunga Penagihan PTLL 0
8. PIB 0
9. PPN Batu Bara 0
JUMLAH (A + B + C + D + E) 4,170,266,690,002
52

4.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan sebelum melakukan pengujian hipotesis untuk

memastikan ada tidaknya penyimpangan yang terjadi dalam model regresi. Uji

asumsi klasik dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, uji autokorelasi, uji

multikolonieritas, dan uji heteroskedastisitas.

4.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dapat dilakukan dengan berbagai cara. Dalam penelitian ini uji

normalitas dilakukan dengan menggunakan analisis statistik Kolmogorov-Smirnov

(K-S). Data residual dikatakan terdistribusi normal jika asymptotic significant lebih

dari 0,05 ( asymp sig 2- tailed > 0,05). Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 4.4

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual
N 36
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation .28933496
Most Extreme Differences Absolute .172
Positive .172
Negative -.138
Kolmogorov-Smirnov Z 1.034
Asymp. Sig. (2-tailed) .235
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
53

Berdasarkan hasil pengujian normalitas pada tabel 4.6 di atas, diperoleh nilai

Asymp. Sig. (2-tailed) atau nilai signifikansi sebesar 0,235. Hal ini berarti nilai

asymptotic significant lebih dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data

terdistribusi secara normal.

4.2.2 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui adanya korelasi secara linear antara

kesalahan pengganggu periode t dengan kesalahan pengganggu periode t-1

(sebelumnya). Uji autokorelasi dapat diketahui dengan cara melakukan uji Durbin-

Watson (DW). Berikut ini adalah hasil uji autokorelasi Durbin-Watson:

Tabel 4.5

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
1 ,399a .159 .108 .29797 1.726
a. Predictors: (Constant), Ln_Pemeriksaan, Ln_Sosialisasi
b. Dependent Variable: Ln_Penerimaan

Berdasarkan table dapat dilihat nilai Durbin-Watson (DW) sebesar 1,726. Jika

melihat tabel DW dengan tingkat signifikansi 5% dan n sebanyak 36, dan jumlah

variabel independen (k=2), maka dapat diketahui nilai dL = 1,3537 dan nilai dU =

1,5872. Oleh karena nilai DW 1,726 lebih besar dari batas atas (dU) 1,5872 dan

kurang dari 4 – 1,5872 (4 – dU), maka dapat disimpulkan bahwa H0 tidak bisa

ditolak karena tidak terjadi autokorelasi.


54

4.2.3 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui apakah tiap variabel

independen saling berhubungan secara linear. Model regresi yang baik seharusnya

tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Uji multikolinearitas merupakan

salah satu syarat untuk pengujian regresi berganda. Multikolinearitas dapat dilihat

dari nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Berikut ini adalah hasil uji

multikolinearitas:

Tabel 4.6

Hasil Uji Multikolinearitas

a
Coefficients

Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
Ln_Sosialisasi .939 1.065
Ln_Pemeriksaan .939 1.065
a. Dependent Variable: Ln_Penerimaan

Karena semua hasil perhitungan tersebut menunjukkan nilai Tolerance yang lebih

besar dari 0,1 dan VIF kurang dari 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

multikolonieritas antar variabel bebas dalam model regresi tersebut.


55

4.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Dalam melakukan pengujian heteroskedastisitas, jika varian dari residual satu


pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homoskesdatisitas dan jika
berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi dikatakan baik jika tidak terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali,2013). Pengujian heteroskedastisitas dalam penelitian ini
dilakukan dengan uji Glejser. Hasil uji heteroskedastisitas ditunjukkan pada tabel
berikut ini:

Tabel 4.7

Hasil Uji Heteroskedastisitas

a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .301 .469 .642 .526
Ln_Sosialisasi .089 .116 .126 .772 .446
Ln_Pemeriksaan -.139 .063 -.362 -2.212 .340
a. Dependent Variable: RES2

Nilai signifikansi dari kedua variabel tersebut lebih besar dari 0,05. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi

tersebut.

4.3 Hasil Uji Hipotesis

Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear sederhana dan analisis regresi

linear berganda. Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk menguji pengaruh

satu variabel independen terhadap variabel dependen.


56

Analisis korelasi berganda

Analisis korelasi berganda merupakan alat untuk mengukur hubungan antara

variabel bebas dengan variabel terikat secara simultan. Nilai koefisien korelasi

diketahui dari nilai R hasil dari penghitungan regresi berganda berdasarkan tabel

berikut :

Tabel 4.8
Hasil Analisis korelasi berganda

b
Model Summary

Adjusted R Std. Error of


odel R R Square Square the Estimate
a
1 ,399 .159 .108 .29797
a. Predictors: (Constant), Ln_Pemeriksaan, Ln_Sosialisasi
b. Dependent Variable: Ln_Penerimaan

Dari penghitungan yang dilakukan, besaran nilai adjusted R square adalah

sebesar 0,108. Hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan variabel independen

(sosialisasi dan pemeriksaan) dapat menjelaskan variabel dependen (penerimaan)

sebesar 10,8%. Sedangkan sisanya 89,2% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak

disertakan dalam model estimasi.

4.4 Uji statistik F

Uji statistik F (uji simultan) bertujuan untuk mengetahui tingkat signifikansi

pengaruh variabel bebas secara simultan (bersama-sama) terhadap variabel terikat.

Tingkat signifikansi diketahui dengan membandingkan nilai F tabel dengan nilai F

hasil penghitungan.
57

Tabel 4.9

Hasil Uji Statistik f

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


1 Regression .554 2 .277 31.121 ,057b
Residual 2.930 33 .089
Total 3.484 35
a. Dependent Variable: Ln_Penerimaan
b. Predictors: (Constant), Ln_Pemeriksaan, Ln_Sosialisasi

Dari pengujian yang dilakukan, diperoleh nilai F hitung sebesar 31,121. Besarnya

F tabel dapat dihitung dengan menggunakan formula = FINV(probability, df1,df2)

dalam program Microsoft Excel. Nilai df1 dan df2 adalah :

df1 adalah jumlah variabel – 1 = 2-1 =1, df2 adalah n-k-1 = 36-2-1=33

Dengan menggunakan formula FINV dalam excel diperoleh nilai F tabel sebesar

4,14. Dengan F hitung (31,121) lebih besar dari F tabel (3,28) maka dapat

disimpulkan bahwa secara simultan terdapat pengaruh antara variabel bebas

(pemeriksaan pajak dan sosialisasi pajak) terhadap variabel terikat penerimaan pajak.

4.5 Uji statistik T

Uji statistik t disebut juga uji pengaruh parsial antara variabel independen

terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan membandingkan t hitung

dan t tabel. t hitung diperoleh dari analisis regresi yang telah dilakukan

sebelumnya, sedangkan t tabel menggunakan signifikansi 0,05 dengan df = n-k. n


58

merupakan jumlah sampel dan k merupakan jumlah variabel bebas. Hasil uji

statistik t selengkapnya ditampilkan pada tabel berikut:

Tabel 4.10

Hasil Uji Statistik t

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 20.974 .644 32.589 .000
Ln_Sosialisasi .070 .159 .073 .441 .662
Ln_Pemeriksaan .196 .086 .375 2.275 .030
a. Dependent Variable: Ln_Penerimaan

Nilai t tabel sebagai acuan pembanding diperoleh dengan menggunakan formula

TINV dalam Microsoft excel. Besarnya t tabel dengan tingkat signifikansi (a) = 5%,

dan df sebesar 34 = (36-2) adalah sebesar 2,03224

Dari tabel dapat kita ketahui nilai koefisien dari variabel-variabel bebas yang

terdapat pada persamaan regresi. Persamaan regresi yang diperoleh adalah:

Y = 20,974 + 0,07X1 + 0,196 X2

Y = Penerimaan Pajak

X1 = Sosialisasi Pajak

X2 = Pemeriksaan Pajak

Persamaan regresi di atas menyebutkan bahwa variabel pemeriksaan pajak (X2)

mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap penerimaan pajak. Nilai konstanta
59

positif sebesar 20,974 menunjukkan pengaruh positif dari variabel independen

terhadap variabel dependen.

Hasil uji setiap variabel adalah sebagai berikut:

a. Uji parsial pengaruh sosialisasi pajak terhadap penerimaan pajak

Berdasarkan tabel, diketahui bahwa variabel sosialisasi pajak memiliki nilai t

hitung sebesar 0,441 lebih kecil dari nilai t tabel 2,03224, maka hipotesis pertama

(H0) tidak ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel sosialisasi pajak tidak memiliki

pengaruh terhadap penerimaan pajak.

Koefisien regresi variabel sosialisasi pajak sebesar 0,662 yang berarti jika kualitas

sistem mengalami kenaikan satu derajat maka penerimaan pajak mengalami

kenaikan sebesar 0,662 derajat dengan asumsi variabel lainnya bernilai tetap.

b. Uji parsial pengaruh pemeriksaan pajak terhadap penerimaan pajak

Berdasarkan tabel, diketahui bahwa variabel pemeriksaan pajak memiliki nilai t

hitung sebesar 2,275 lebih besar dari nilai t tabel 2,03224, maka hipotesis pertama

(H0) ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel pemeriksaan pajak memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap penerimaan pajak.

Koefisien regresi variabel sosialisasi pajak sebesar 0,03 yang berarti jika

pemeriksaan pajak mengalami kenaikan satu derajat maka penerimaan pajak

mengalami kenaikan sebesar 0,03 derajat dengan asumsi variabel lainnya bernilai

tetap.
60

4.6 Pembahasan Hasil Uji Hipotesis

Setelah melakukan pengujian terhadap tiga hipotesis yang diajukan, maka

selanjutnya adalah memberikan penjelasan untuk hasil perhitungan masing-masing

hipotesis tersebut. Pembahasan hasil uji hipotesis disajikan sebagai berikut:

1. Pengaruh antara sosialisasi perpajakan dengan penerimaan pajak

Berdasarkan uji t yang menyebutkan hasil uji t hitung lebih kecil dari t tabel

menunjukkan bahwa sosialisasi perpajakan tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap penerimaan pajak. Sosialisasi perlu lebih dioptimakan

agar lebih tepat sasaran dan sehinga meningkatkan kesadaran wajib pajak

untuk melakukan kewajibannya yang berdampak pada peningkatan

penerimaan pajak.

2. Pengaruh antara pemeriksaan perpajakan dengan penerimaan pajak

Berdasarkan uji t yang menyebutkan hasil uji t hitung lebih besar dari t tabel

menunjukkan bahwa pemeriksaan pajak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap penerimaan pajak. Hal ini sesuai dengan hipotesis awal (H1),

pemeriksaan yang bertujuan untuk menguji kepatuhan wajib pajak terbukti

sangat mendukung meningkatnya penerimaan pajak hasil dari pencairan surat

ketetapan pajak (SKP)

3. Pengaruh antara sosialisasi perpajakan dan pemeriksaan pajak terhadap

penerimaan pajak
61

Berdasarkan uji f yang menunjukkan bahwa f hitung lebih besar daripada f

tabel, maka dapat diartikan bahwa secara simultan (bersama-sama) sosialisasi

perpajakan dan pemeriksaan pajak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap penerimaan pajak. Kedua kegiatan ini perlu dilakukan secara rutin

dan sitingkatkan kualitasnya sehingga penerimaan dapat semakin tumbuh dari

periode sebelumnya.
BAB V

KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini menganalisis pengaruh sosialisasi perpajakan dan pemeriksaan

pajak terhadap penerimaan pajak. Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan

di bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

a. Hasil analisis menunjukkan bahwa sosialisasi perpajakan tidak berpengaruh

terhadap penerimaan pajak.

b. Hasil analisis menunjukkan bahwa pemeriksaan pajak berpengaruh signifikan

terhadap penerimaan pajak.

c. Hasil analisis menunjukkan bahwa sosialisasi perpajakan dan pemeriksaan pajak

berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak.

62
63

5.2 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah data yang digunakan untuk penelitian

berkaitan dengan sosialisasi perpajakan dalam bentuk penyuluhan, media elektronik

maupun media cetak, dan pemeriksaan pajak yang diukur dari bayaknya Surat

Ketetapan Pajak (SKP yang diterbitkan oleh fiskus terhadap penerimaan pajak di

KPP Pratama Jakarta Pasar Minggu hanya periode Tahun 2013-2015.

5.3 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan hal-hal yang terkait dengan keterbatasan

penelitian, maka terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu sebagai berikut :

a. Sosialisasi Perpajakan perlu lebih ditingkatkan secara kualitasnya agar lebih

efisien dan tepat sasaran sehingga dapat meningkatkan kesadaran wajib pajak

yang pasti akan berdampak pada penerimaan pajak.

b. Pemeriksaan pajak lebih diperluas untuk semua jenis pajak dan dari berbagai

golongan wajib pajak sehingga dapat memperoleh hasil yang lebih banyak dalam

menunjang penerimaan pajak

c. Untuk penelitian selanjutnya dapat memperluas cakupan objek penelitian dan

wilayah yang berbeda untuk menghindari bias terhadap hasil penelitian.


Daftar Pustaka

Amanah, D. F., & Rustam, A. R. (2015). Pengaruh Sosialisasi Perpajakan,


Kepemilikan NPWP, dan Pemeriksaan Pajakterhadap Penerimaan PPH Orang
Pribadi Pengusaha. Jurnal Akuntansi, (Online).

Herryanto M., & Tolly. (2009). Pengaruh Kesadaran Wajjib Pajak, Kegiatan
Sosialisasi Perpajakan dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak
Penghasilan Di KPP Pratama Surabaya Sawahan. Jurnal UKP Tax &
Accounting Review, Vol.1, No.1,2013.

Hidayat, R. & Chesviyanny, C. (2013). Pengaruh Kualitas Penetapan Pajak dan


Tindakan Penagihan Aktif Terhadap Pencairan Tunggakan Pajak. Jurnal WRA,
Vol. 1, No.1, Hal.1-19.

Imtikhanah, Sobrotul., & Sulistyowati, Nin. (2010). Pengaruh Faktor-faktor Dalam


Diri Wajib Pajak Terhadap Penerimaan PBB di Kabupaten Pekalongan, Jurnal
STIE Muhammadiyah Pekalongan, (Online), Vol.6, No.2, Hal.1-29.

Jatmiko, A. N. (2006). Pengaruh Sikap Wajib Pajak Pada Pelaksanaan Sanksi


Denda, Pelayanan Fiskus dan Kesadaran Perpajakan Terhadap Kemauan
Membayar Pajak. Tesis Program Pascasarjana Universitas Diponegoro,
(Online).

Kahono, Sulud. (2003). Pengaruh Sikap Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak Dalam Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan. Tesis Universitas
Diponegoro. Semarang: Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro.

Mardiasmo. (2011). Perpajakan. Edisi Revisi 2011. Jakarta: Penerbit Andi.


Mukhlis, Imam & Timbul Hamonangan Simanjuntak (2011). Pentingnya Kepatuhan
Pajak Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Hidup Masyarakat. Maksi, 2011.
Nachrowi, Nachrowi D., & Hardius Usman. 2006. Pendekatan Populer dan Praktis
untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
Nugroho, Rahman Adi., & Zulaikha. (2012). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kemauan Untuk Membayar Pajak Dengan Kesadaran Membayar Pajak
Sebagai Variabel Intervening Studi kasus WPOP Yang Melakukan Pekerjaan
Bebas Yang Terdaftar Di KPP Pratama Semarang Tengah Satu, Diponegoro
Journal Of Accounting, (Online), Vol.1, No.2, Hal.1-11.

64
65

Primerdo, Rizki Yuslam. (2015). Pengaruh Pemeriksaan Pajak dan Penagihan Pajak
Terhadap Efektivitas Penerimaan Pajak (Studi Kasus Pada KPP Pratama
Surakarta). Surakata: Universitas Muhammadiyah Surakarta, (Online).

Suandy, E. (2013). Hukum Pajak. Jakarta: Salemba Empat.


Sugiono. (2010). Metedologi Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.
Suhendra, Eupharasia Susy. (2010). Pengaruh Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan
Terhadap Tingkat Penerimaan Pajak Penghasilan Badan. Jurnal Ekonomi
Bisnis, No.1, Vol.15, Hal.58-65.

Syahril, Farid. (2013). Pengaruh Tingkat Pemahaman Wajib Pajak dan Kualitas
Pelayanan Fiskus Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak PPH Orang
Pribadi. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang, (Online).

Tiraada, Tryana A.M. (2013). Kesadaran Perpajakan, Sanksi Pajak, Sikap Fiskus
Terhadap Kepatuhan WPOP Di Kabupaten Minahasa Selatan. Jurnal EMBA
Universitas Sam Ratulangi Manado, (Online), Vol.1, No.3, Hal.999-1008.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 Perubahan Ketiga Atas
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata
Cara Perpajakan. Jakarta: Direktorat Jendral Pajak.
Vergina. & Juwita, R. (2013). Pengaruh Ekstensifikasi dan Intensifikasi Terhadap
Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Palembang Ilir Barat. Jurnal Akuntansi, (Online).

Waluyo. (2008). Perpajakan Indonesia. Edisi Delapan. Jakarta: Salemba Empat.


Widarjono, Agus. 2010. Analisis Statistik Multivariat Terapan. Yogyakarta:
UPPSTIM YKPN.

Wildaniashri. (2013). Pengaruh Pemeriksaan Pajak dan Surat Paksa Terhadap


Penerimaan Pajak Penghasilan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. (Online).

Winarno, Wing Wahyu. 2009. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews.
Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
LAMPIRAN
TOTAL KESELURUHAN KEGIATAN SOSIALISASI PERPAJAKAN
KPP PRATAMA JAKARTA PASAR MINGGU
Realisasi Per Bulan
TAHUN Realisasi
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
2013 15 23 21 45 30 17 15 39 30 38 20 28 321
2014 15 24 22 45 30 22 23 40 32 38 22 30 343
2015 15 25 25 45 30 27 25 42 33 38 23 30 358
TOTAL 45 72 68 135 90 66 63 121 95 114 65 88 1022

TOTAL KESELURUHAN KEGIATAN PEMERIKSAAN PAJAK


KPP PRATAMA JAKARTA PASAR MINGGU

Realisasi Per Bulan


TAHUN Realisasi
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
2013 41 32 25 43 21 32 43 10 9 13 29 23 321
2014 18 12 20 28 8 10 15 9 15 11 23 47 216
2015 27 60 47 48 26 26 14 12 6 24 23 47 360
TOTAL 86 104 92 119 55 68 72 31 30 48 75 117 897

TOTAL KESELURUHAN KEGIATAN PENERIMAAN PAJAK


KPP PRATAMA JAKARTA PASAR MINGGU

BULAN PENERIMAAN
1 777170664
2 748997496
3 846047915
4 866778153
5 794279799
6 868335379
7 889520300
8 1055878548
9 1003346307
10 891536626
11 929571373
12 1097425121
13 841369241
14 820117841
15 1436481695
16 1010404647
17 1033290806
18 1131391915
19 1184067481
20 4155353324
21 763081814
22 782344317
23 732734139
24 766800856
25 716097212
26 693404326
27 782047880
28 741351925
29 769882793
30 799499303
31 731509060
32 886740139
33 709358519
34 723690412
35 800379127
36 646145673

HASIL OUTPUT SPSS


Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual
N 36
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation .28933496
Most Extreme Differences Absolute .172
Positive .172
Negative -.138
Kolmogorov-Smirnov Z 1.034
Asymp. Sig. (2-tailed) .235
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Uji Autokorelasi
b
Model Summary
Std. Error
Adjusted R of the Durbin-
Model R R Square Square Estimate Watson
a
1 ,399 .159 .108 .29797 1.726
a. Predictors: (Constant), Ln_Pemeriksaan, Ln_Sosialisasi
b. Dependent Variable: Ln_Penerimaan

Tabel Durbin-Watson (DW), α = 5%


k=1 k=2 k=3 k=4 k=5
n dL dU dL dU dL dU dL dU dL dU
10 0.8791 1.3197 0.6972 1.6413 0.5253 2.0163 0.3760 2.4137 0.2427 2.8217
11 0.9273 1.3241 0.7580 1.6044 0.5948 1.9280 0.4441 2.2833 0.3155 2.6446
12 0.9708 1.3314 0.8122 1.5794 0.6577 1.8640 0.5120 2.1766 0.3796 2.5061
13 1.0097 1.3404 0.8612 1.5621 0.7147 1.8159 0.5745 2.0943 0.4445 2.3897
14 1.0450 1.3503 0.9054 1.5507 0.7667 1.7788 0.6321 2.0296 0.5052 2.2959
15 1.0770 1.3605 0.9455 1.5432 0.8140 1.7501 0.6852 1.9774 0.5620 2.2198
16 1.1062 1.3709 0.9820 1.5386 0.8572 1.7277 0.7340 1.9351 0.6150 2.1567
17 1.1330 1.3812 1.0154 1.5361 0.8968 1.7101 0.7790 1.9005 0.6641 2.1041
18 1.1576 1.3913 1.0461 1.5353 0.9331 1.6961 0.8204 1.8719 0.7098 2.0600
19 1.1804 1.4012 1.0743 1.5355 0.9666 1.6851 0.8588 1.8482 0.7523 2.0226
20 1.2015 1.4107 1.1004 1.5367 0.9976 1.6763 0.8943 1.8283 0.7918 1.9908
21 1.2212 1.4200 1.1246 1.5385 1.0262 1.6694 0.9272 1.8116 0.8286 1.9635
22 1.2395 1.4289 1.1471 1.5408 1.0529 1.6640 0.9578 1.7974 0.8629 1.9400
23 1.2567 1.4375 1.1682 1.5435 1.0778 1.6597 0.9864 1.7855 0.8949 1.9196
24 1.2728 1.4458 1.1878 1.5464 1.1010 1.6565 1.0131 1.7753 0.9249 1.9018
25 1.2879 1.4537 1.2063 1.5495 1.1228 1.6540 1.0381 1.7666 0.9530 1.8863
26 1.3022 1.4614 1.2236 1.5528 1.1432 1.6523 1.0616 1.7591 0.9794 1.8727
27 1.3157 1.4688 1.2399 1.5562 1.1624 1.6510 1.0836 1.7527 1.0042 1.8608
28 1.3284 1.4759 1.2553 1.5596 1.1805 1.6503 1.1044 1.7473 1.0276 1.8502
29 1.3405 1.4828 1.2699 1.5631 1.1976 1.6499 1.1241 1.7426 1.0497 1.8409
30 1.3520 1.4894 1.2837 1.5666 1.2138 1.6498 1.1426 1.7386 1.0706 1.8326
31 1.3630 1.4957 1.2969 1.5701 1.2292 1.6500 1.1602 1.7352 1.0904 1.8252
32 1.3734 1.5019 1.3093 1.5736 1.2437 1.6505 1.1769 1.7323 1.1092 1.8187
33 1.3834 1.5078 1.3212 1.5770 1.2576 1.6511 1.1927 1.7298 1.1270 1.8128
34 1.3929 1.5136 1.3325 1.5805 1.2707 1.6519 1.2078 1.7277 1.1439 1.8076
35 1.4019 1.5191 1.3433 1.5838 1.2833 1.6528 1.2221 1.7259 1.1601 1.8029
36 1.4107 1.5245 1.3537 1.5872 1.2953 1.6539 1.2358 1.7245 1.1755 1.7987

Nilai Durbin-Watson (DW) sebesar 1,726. Jika melihat tabel DW dengan tingkat
signifikansi 5% dan n sebanyak 36, dan jumlah variabel independen (k=2), maka dapat
diketahui nilai dL = 1,3537 dan nilai dU = 1,5872. Oleh karena nilai DW 1,726 lebih besar
dari batas atas (dU) 1,5872 dan kurang dari 4 – 1,5872 (4 – dU)=2,4128.

Maka dapat disimpulkan bahwa H0 tidak bisa ditolak karena tidak terjadi autokorelasi.
Uji Multikolinearitas
a
Coefficients

Unstandardized Standardized Collinearity


Coefficients Coefficients Statistics
Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 20.974 .644 32.589 .000
Ln_Sosialisasi .070 .159 .073 .441 .662 .939 1.065
Ln_Pemeriksaan -.196 .086 -.375 -2.275 .030 .939 1.065
a. Dependent Variable: Ln_Penerimaan

Uji Heteroskedastisitas
b
Model Summary

Std. Error
Adjusted R of the Durbin-
Model R R Square Square Estimate Watson
a
1 ,412 .170 .119 .21707 1.891

a. Predictors: (Constant), Ln_Pemeriksaan, Ln_Sosialisasi

b. Dependent Variable: RES2

Uji Pengaruh Simultan (Uji f)


a
ANOVA

Mean
Model Sum of Squares df Square F Sig.
b
1 Regression .554 2 .277 31.121 ,057

Residual 2.930 33 .089

Total 3.484 35

a. Dependent Variable: Ln_Penerimaan

b. Predictors: (Constant), Ln_Pemeriksaan, Ln_Sosialisasi


Titik Persentase Distribusi F untuk Probabilita = 0,05 (Tabel F)
DF Df untuk pembilang (N1)
untuk 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
penye
but
(N2)
1 161 199 216 225 230 234 237 239 241 242 243 244 245 245 246
2 18.5 19.0 19.1 19.2 19.3 19.3 19.3 19.3 19.3 19.4 19.4 19.4 19.4 19.4 19.4
1 0 6 5 0 3 5 7 8 0 0 1 2 2 3
3 10.1 9.55 9.28 9.12 9.01 8.94 8.89 8.85 8.81 8.79 8.76 8.74 8.73 8.71 8.70
3
4 7.71 6.94 6.59 6.39 6.26 6.16 6.09 6.04 6.00 5.96 5.94 5.91 5.89 5.87 5.86
5 6.61 5.79 5.41 5.19 5.05 4.95 4.88 4.82 4.77 4.74 4.70 4.68 4.66 4.64 4.62
6 5.99 5.14 4.76 4.53 4.39 4.28 4.21 4.15 4.10 4.06 4.03 4.00 3.98 3.96 3.94
7 5.59 4.74 4.35 4.12 3.97 3.87 3.79 3.73 3.68 3.64 3.60 3.57 3.55 3.53 3.51
8 5.32 4.46 4.07 3.84 3.69 3.58 3.50 3.44 3.39 3.35 3.31 3.28 3.26 3.24 3.22
9 5.12 4.26 3.86 3.63 3.48 3.37 3.29 3.23 3.18 3.14 3.10 3.07 3.05 3.03 3.01
10 4.96 4.10 3.71 3.48 3.33 3.22 3.14 3.07 3.02 2.98 2.94 2.91 2.89 2.86 2.85
11 4.84 3.98 3.59 3.36 3.20 3.09 3.01 2.95 2.90 2.85 2.82 2.79 2.76 2.74 2.72
12 4.75 3.89 3.49 3.26 3.11 3.00 2.91 2.85 2.80 2.75 2.72 2.69 2.66 2.64 2.62
13 4.67 3.81 3.41 3.18 3.03 2.92 2.83 2.77 2.71 2.67 2.63 2.60 2.58 2.55 2.53
14 4.60 3.74 3.34 3.11 2.96 2.85 2.76 2.70 2.65 2.60 2.57 2.53 2.51 2.48 2.46
15 4.54 3.68 3.29 3.06 2.90 2.79 2.71 2.64 2.59 2.54 2.51 2.48 2.45 2.42 2.40
16 4.49 3.63 3.24 3.01 2.85 2.74 2.66 2.59 2.54 2.49 2.46 2.42 2.40 2.37 2.35
17 4.45 3.59 3.20 2.96 2.81 2.70 2.61 2.55 2.49 2.45 2.41 2.38 2.35 2.33 2.31
18 4.41 3.55 3.16 2.93 2.77 2.66 2.58 2.51 2.46 2.41 2.37 2.34 2.31 2.29 2.27
19 4.38 3.52 3.13 2.90 2.74 2.63 2.54 2.48 2.42 2.38 2.34 2.31 2.28 2.26 2.23
20 4.35 3.49 3.10 2.87 2.71 2.60 2.51 2.45 2.39 2.35 2.31 2.28 2.25 2.22 2.20
21 4.32 3.47 3.07 2.84 2.68 2.57 2.49 2.42 2.37 2.32 2.28 2.25 2.22 2.20 2.18
22 4.30 3.44 3.05 2.82 2.66 2.55 2.46 2.40 2.34 2.30 2.26 2.23 2.20 2.17 2.15
23 4.28 3.42 3.03 2.80 2.64 2.53 2.44 2.37 2.32 2.27 2.24 2.20 2.18 2.15 2.13
24 4.26 3.40 3.01 2.78 2.62 2.51 2.42 2.36 2.30 2.25 2.22 2.18 2.15 2.13 2.11
25 4.24 3.39 2.99 2.76 2.60 2.49 2.40 2.34 2.28 2.24 2.20 2.16 2.14 2.11 2.09
26 4.23 3.37 2.98 2.74 2.59 2.47 2.39 2.32 2.27 2.22 2.18 2.15 2.12 2.09 2.07
27 4.21 3.35 2.96 2.73 2.57 2.46 2.37 2.31 2.25 2.20 2.17 2.13 2.10 2.08 2.06
28 4.20 3.34 2.95 2.71 2.56 2.45 2.36 2.29 2.24 2.19 2.15 2.12 2.09 2.06 2.04
29 4.18 3.33 2.93 2.70 2.55 2.43 2.35 2.28 2.22 2.18 2.14 2.10 2.08 2.05 2.03
30 4.17 3.32 2.92 2.69 2.53 2.42 2.33 2.27 2.21 2.16 2.13 2.09 2.06 2.04 2.01
31 4.16 3.30 2.91 2.68 2.52 2.41 2.32 2.25 2.20 2.15 2.11 2.08 2.05 2.03 2.00
32 4.15 3.29 2.90 2.67 2.51 2.40 2.31 2.24 2.19 2.14 2.10 2.07 2.04 2.01 1.99
33 4.14 3.28 2.89 2.66 2.50 2.39 2.30 2.23 2.18 2.13 2.09 2.06 2.03 2.00 1.98
34 4.13 3.28 2.88 2.65 2.49 2.38 2.29 2.23 2.17 2.12 2.08 2.05 2.02 1.99 1.97
35 4.12 3.27 2.87 2.64 2.49 2.37 2.29 2.22 2.16 2.11 2.07 2.04 2.01 1.99 1.96
36 4.11 3.26 2.87 2.63 2.48 2.36 2.28 2.21 2.15 2.11 2.07 2.03 2.00 1.98 1.95

F hitung sebesar 31,121.

df1 adalah jumlah variabel – 1 = 2-1 =1, df2 adalah n-k-1 = 36-2-1=33.

Dengan menggunakan formula FINV dalam excel diperoleh nilai F tabel sebesar 4,14.
Dengan F hitung (31,121) lebih besar dari F tabel (3,28) maka dapat disimpulkan bahwa
secara simultan terdapat pengaruh signifikan antara variabel bebas (pemeriksaan pajak dan
sosialisasi pajak) terhadap variabel terikat penerimaan pajak.
Uji Pengaruh Parsial (Uji t)
a
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 20.974 .644 32.589 .000
Ln_Sosialisasi .070 .159 .073 .441 .662
Ln_Pemeriksaan .196 .086 .375 2.275 .030
a. Dependent Variable: Ln_Penerimaan

Tabel t

Titik Persentase Distribusi t (df = 1 – 40)

Pr 0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001


df 0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002
1 1.00000 3.07768 6.31375 12.70620 31.82052 63.65674 318.30884
2 0.81650 1.88562 2.91999 4.30265 6.96456 9.92484 22.32712
3 0.76489 1.63774 2.35336 3.18245 4.54070 5.84091 10.21453
4 0.74070 1.53321 2.13185 2.77645 3.74695 4.60409 7.17318
5 0.72669 1.47588 2.01505 2.57058 3.36493 4.03214 5.89343
6 0.71756 1.43976 1.94318 2.44691 3.14267 3.70743 5.20763
7 0.71114 1.41492 1.89458 2.36462 2.99795 3.49948 4.78529
8 0.70639 1.39682 1.85955 2.30600 2.89646 3.35539 4.50079
9 0.70272 1.38303 1.83311 2.26216 2.82144 3.24984 4.29681
10 0.69981 1.37218 1.81246 2.22814 2.76377 3.16927 4.14370
11 0.69745 1.36343 1.79588 2.20099 2.71808 3.10581 4.02470
12 0.69548 1.35622 1.78229 2.17881 2.68100 3.05454 3.92963
13 0.69383 1.35017 1.77093 2.16037 2.65031 3.01228 3.85198
14 0.69242 1.34503 1.76131 2.14479 2.62449 2.97684 3.78739
15 0.69120 1.34061 1.75305 2.13145 2.60248 2.94671 3.73283
16 0.69013 1.33676 1.74588 2.11991 2.58349 2.92078 3.68615
17 0.68920 1.33338 1.73961 2.10982 2.56693 2.89823 3.64577
18 0.68836 1.33039 1.73406 2.10092 2.55238 2.87844 3.61048
19 0.68762 1.32773 1.72913 2.09302 2.53948 2.86093 3.57940
20 0.68695 1.32534 1.72472 2.08596 2.52798 2.84534 3.55181
21 0.68635 1.32319 1.72074 2.07961 2.51765 2.83136 3.52715
22 0.68581 1.32124 1.71714 2.07387 2.50832 2.81876 3.50499
23 0.68531 1.31946 1.71387 2.06866 2.49987 2.80734 3.48496
24 0.68485 1.31784 1.71088 2.06390 2.49216 2.79694 3.46678
25 0.68443 1.31635 1.70814 2.05954 2.48511 2.78744 3.45019
26 0.68404 1.31497 1.70562 2.05553 2.47863 2.77871 3.43500
27 0.68368 1.31370 1.70329 2.05183 2.47266 2.77068 3.42103
28 0.68335 1.31253 1.70113 2.04841 2.46714 2.76326 3.40816
29 0.68304 1.31143 1.69913 2.04523 2.46202 2.75639 3.39624
30 0.68276 1.31042 1.69726 2.04227 2.45726 2.75000 3.38518
31 0.68249 1.30946 1.69552 2.03951 2.45282 2.74404 3.37490
32 0.68223 1.30857 1.69389 2.03693 2.44868 2.73848 3.36531
33 0.68200 1.30774 1.69236 2.03452 2.44479 2.73328 3.35634
34 0.68177 1.30695 1.69092 2.03224 2.44115 2.72839 3.34793
35 0.68156 1.30621 1.68957 2.03011 2.43772 2.72381 3.34005
Besarnya t tabel dengan tingkat signifikansi (a) = 5%, dan df sebesar 34 = (36-2) adalah
sebesar 2,03224.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Raja Bayu Sovistra

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 28 Desember 1992

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Jalan Kramat Sawah XII RT 013/002 no.E1


Kelurahan Paseban Kecamatan Senen
Jakarta Pusat, 10440

Nomor Telepon : 087871271290

E-mail : rajabayusovistra@gmail.com

Pekerjaan : Pegawai Swasta

Pendidikan Formal : 2014 – 2017 S-1 Akuntansi Perbanas Institute


Jakarta
2010 – 2013 D-3 Akuntansi Perbanas Institute
Jakarta
2007 – 2010 SMA Negeri 1 Jakarta
2004 – 2007 SMP Negeri 1 Jakarta
1998 – 2004 SDN Percontohan Paseban 05 Pagi

Anda mungkin juga menyukai