Anda di halaman 1dari 89

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, BELANJA MODAL

DAN INVESTASI SWASTA TERHADAP PERTUMBUHAN


EKONOMI DAERAH
(Studi Empiris Kabupaten/Kota di Pulau BALI, NUSA TENGGARA
TIMUR DAN NUSA TENGGARA BARAT 2010-2013)

OLEH

BIMA MANDALA PUTRA


NIM 1112000389

INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA


(ASIAN BANKING FINANCE AND INFORMATICS INSTITUTE)
PERBANAS
JAKARTA
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
2015
PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, BELANJA MODAL
DAN INVESTASI SWASTA TERHADAP PERTUMBUHAN
EKONOMI DAERAH
(Studi Empiris Kabupaten/Kota di Pulau BALI, NUSA TENGGARA
TIMUR DAN NUSA TENGGARA BARAT 2010-2013)

Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

BIMA MANDALA PUTRA


NIM 1112000389

INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA


(ASIAN BANKING FINANCE AND INFORMATICS INSTITUTE)
PERBANAS
JAKARTA
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
2015
INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA
(ASIAN BANKING FINANCE AND INFORMATICS INSTITUTE)
PERBANAS
JAKARTA
PROGRAM STUDI MANAJEMEN

PERSETUJUAN

Skripsi yang berjudul

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, BELANJA MODAL


DAN INVESTASI SWASTA TERHADAP PERTUMBUHAN
EKONOMI DAERAH
(Studi Empiris Kabupaten/Kota di Pulau BALI, NUSA TENGGARA
TIMUR DAN NUSA TENGGARA BARAT 2010-2013)

Oleh

Nama : Bima Mandala Putra


NIM : 1112000389
Program Studi : Manajemen

Telah disetujui untuk diujikan

Jakarta, 18 Mei 2015


Mengetahui,
Ketua Program Studi Manajemen, Dosen Pembimbing Skripsi,

Hedwigis Esti Riwayati, S.E., M.E. Hedwigis Esti Riwayati, S.E., M.E.
INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA
(ASIAN BANKING FINANCE AND INFORMATICS INSTITUTE)
PERBANAS
JAKARTA
PROGRAM STUDI MANAJEMEN

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, BELANJA MODAL


DAN INVESTASI SWASTA TERHADAP PERTUMBUHAN
EKONOMI DAERAH
(Studi Empiris Kabupaten/Kota di Pulau BALI, NUSA TENGGARA
TIMUR DAN NUSA TENGGARA BARAT 2010-2013)
Telah dipertahankan di hadapan Sidang Tim Penguji Skripsi
Pada

Hari : Senin
Tanggal : 11 Mei 2015
Waktu : 09.00

Oleh

Nama : Bima Mandala Putra


NIM : 1112000389

DAN YANG BERSANGKUTAN DINYATAKAN LULUS

Tim Penguji Skripsi

Ketua Sidang : Hedwigis Esti Riwayati, S.E., M.E. ..........

Anggota : Nicodemus Simu, S.E., M.M ..........

Mengetahui,
Ketua Program Studi Manajemen,

Hedwigis Esti Riwayati, S.E., M.E.


INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA
(ASIAN BANKING FINANCE AND INFORMATICS INSTITUTE)
PERBANAS
JAKARTA
PROGRAM STUDI MANAJEMEN

PERNYATAAN

Seluruh isi dan materi skripsi ini menjadi tanggung jawab penyusun sepenuhnya.

Jakarta, 18 Mei 2015


Penyusun,

Bima Mandala Putra


1112000389
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Bima Mandala Putra


NIM : 1112000389
Program Studi : Manajemen Keuangan dan Perbankan
Judul Skripsi : PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH,
BELANJA MODAL DAN INVESTASI SWASTA
TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI
DAERAH (Studi Empiris Kabupaten/Kota di
Pulau BALI, NUSA TENGGARA TIMUR DAN
NUSA TENGGARA BARAT 2010-2013)

Menyatakan bahwa hasil penulisan Skripsi yang telah saya buat ini
merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata di
kemudian hari penulisan skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan
terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan
sekaligus menerima sangsi berdasarkan aturan tata tertib di Perbanas Institute.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak ada
unsur paksaan.

Jakarta, 18 Mei 2015


Penulis

Materai Rp 6000

(Bima Mandala Putra)


1112000389
ABSTRAK

Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses perubahan ekonomi secara


berkesinambungan menuju pada suatu keadaan perekonomian yang lebih baik.
Melalui peningkatan ekonomi, akan mendorong tingkat produksi daerah dari sisi
ekonomi dan juga akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Penelitian ini
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
Kabupaten/Kota di Pulau Bali, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat.
Tujuan penelitian ini untuk melihat bagaimana indeks Pendapatan Asli Daerah,
Belanja Modal dan Investasi Swasta berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi
Kabupaten/Kota di Pulau Bali, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh
dari Badan Pusat Statistik. Dengan alat pengolahan data menggunakan program
EViews 8.0. Secara parsial, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel
indeks Pendapatan Asli Daerah dan Belanja Modal berpengaruh positif signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi, variabel Investas Swasta berpengaruh positif
tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten/Kota di Pulau Bali,
Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat periode 2010-2013.

Kata Kunci: pendapatan asli daerah, belanja modal, investasi swasta,


pertumbuhan ekonomi
ABSTRACK

Economic growth is a continuous process of economic change toward a better


economic situation. Through economic improvement, will encourage local
production rate of the economy and also will improve the welfare of the
community. This study analyzes the factors that influence economic growth
Regency / City on the island of Bali, Nusa Tenggara and West Nusa Tenggara.
The purpose of this study to see how the original income indices, Capital
Expenditure and Private Investment effect on economic growth regency /
municipality on the island of Bali, Nusa Tenggara and West Nusa Tenggara. The
data used in this research is secondary data obtained from the Central Statistics
Agency. By means of data processing using EViews 8.0 program. Partially, the
results of this study indicate that the index variable Local Revenue and Capital
Expenditure significant positive effect on economic growth, Private investas
variable is not significant positive effect on economic growth Regency / City on
the island of Bali, Nusa Tenggara and West Nusa Tenggara period 2010- 2013.

Keywords: local revenue, capital expenditures, private investment, growth


economy
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, atas segala berkat dan kasih

mulia-Nya kepada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi sebagai

prasyarat untuk menyelesaikan Studi Strata atau S1 pada Jurusan Manajemen

Keungan dan Perbankan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Perbanas Institute Jakarta.

Dalam menyelesaikan skripsi ini peneliti mendapatkan bimbingan,

bantuan dan saran dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, peneliti ingin

menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada:

Tuhan Yesus Kristus, atas segala berkat dan kasih mulia-Nya, yang telah

memberikan mukjizat serta kekuatan kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi

ini.

Hedwigis Esti Riwayati, S.E., M.E., sebagai dosen pembimbing dalam

bidang materi yang telah memberikan bimbingan, masukan, waktu, dukungan,

serta kesabaran yang sangat besar kepada peneliti.

Nicodemus Simu, S.E., M.M sebagai dosen penguji dalam sidang skripsi

dan yang telah memberikan bimbingan, masukan, waktu, dukungan dan masukan

kepada peneliti.

Seluruh Dosen dan Staf pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Perbanas

Institute Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pengalaman yang sangat

bermanfaat bagi peneliti.


Petugas Perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Perbanas Institute

Jakarta serta Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi DKI Jakarta yang telah

memberikan bantuan berupa data dan referensi yang bermanfaat.

Bapak Yosafat Rizal Manulang dan Regina Unaenah, kedua orang tua

tersayang, yang senantiasa selalu memberikan nasihat, doa, dorongan, perhatian

serta kasih sayang yang besar dan tak terhingga kepada peneliti.

Marisi Laurine sebagai kakak, Kimiko dan Kenzo sebagai keponakan serta

Opung Rawamangun, Freddy Sianipar sebagai tulang, Lauder Simanulang sebagai

paman yang selalu memberikan doa, perhatian serta kasih sayang yang besar dan

tak terhingga kepada peneliti.

Seluruh teman-teman Jurusan Manajemen Keungan dan Perbankan

Perbanas Institute Jakarta, khususnya Panji Mursyidan, M. Reza Syahputro, Rizki

Kurnia, Bayu Duantono, Bimo Prasetyo, Nadia, Via dan Alvi serta teman-teman

yang tergabung dalam MaurSquad atas segala doa dan dukungannya.

Seluruh teman-teman KMK Stanislaus Kostka Ferdinand Paulus Armando,

Antonius Ivan, Lucia R. Verazenia, Sisilia Fajar dan seluruh teman-teman yang

tergabung dalam Keluaga Mahasiswa Katolik Perbanas institute atas segala doa

dan dukungannya. Terlebih saya ucapkan kepada Esther Wahana dan Nicodemus

Anggi yang telah banyak membantu dan memberi masukan serta dukungannya.

Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang

tidak bisa disebutkan satu per satu, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Akhirnya, peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

pembaca dan semua pihak yang memerlukannya. Peneliti menyadari sepenuhnya


bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, hal ini diakibatkan karena

keterbatasan kemampuan peneliti.

Sehubungan dengan itu, peneliti sangat mengharapkan kritik membangun,

saran dan masukan dari pembaca sekalian.

Jakarta, 18 Mei 2015

Bima Mandala Putra


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN

LEMBAR PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

ABSTRACT

ABSTRAK

KATA PENGANTAR

DAFTAR TABEL................................................................................................... 1

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. 1

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 4

1.3 Batasan Masalah....................................................................................... 4

1.4 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 5

1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................... 5

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN,DAN PERUMUSAN

HIPOTESIS............................................................................................................. 6

2.1 Kajian Teori ............................................................................................. 6

2.1.1 Pendapatan Asli Daerah ............................................................... 6

2.1.2 Belanja Modal ............................................................................ 13

i
2.1.3 Investasi Swasta ......................................................................... 14

2.1.4 Pertumbuhan Ekonomi............................................................... 18

2.2 Penelitian Sebelumnya ............................................................................ 21

2.3 Kerangka Pemikiran ................................................................................ 24

2.4 Perumusan Hipotesis ............................................................................... 25

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 27

3.1 Desain Penelitian ..................................................................................... 27

3.2 Operasionalisasi Variabel ........................................................................ 27

3.3 Populasi dan Sampel................................................................................ 29

3.4 Jenis dan Sumber Data ............................................................................ 31

3.5 Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 32

3.6 Pengujian Asumsi-asumsi Model Regresi............................................... 32

3.7 Metode Analisis Data .............................................................................. 35

3.8 Uji Hipotesis ............................................................................................ 36

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN PENELITIAN................................ 39

4.1 Deskripsi Objek Penelitian........................................................................ 39

4.2 Analisis Data ............................................................................................. 39

4.3 Interprestasi Hasil...................................................................................... 44

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................... 58

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN

REKOMENDASI.................................................................................................. 61

5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 61

ii
5.2 Keterbatasan Penelitian................................................................................... 63

5.3 Rekomendasi ................................................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 65

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Variabel dan Definisi Operasional........................................................ 27

Tabel 3.2 Jumlah Kabupaten/Kota Provinsi Bali, Nusa Tenggara Timur dan

Nusa Tenggara BaratPeriode 2008-2013.............................................. 29

Tabel 3.3 Tabel Penyaringan Data ........................................................................ 31

Tabel 4.1 Ringkasan Data Penelitian 2010-2013.................................................. 40

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif ................................................................................ 42

Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas ............................................................................. 45

Tabel 4.4 Uji Autokorelasi.................................................................................... 45

Tabel 4.5 Uji Park ................................................................................................. 46

Tabel 4.6 Common Effect...................................................................................... 47

Tabel 4.7 Fixed Effect ........................................................................................... 47

Tabel 4.8 Random Effect ....................................................................................... 47

Tabel 4.9 Chow-Test ............................................................................................. 50

Tabel 4.10 Hausman Test...................................................................................... 51

Tabel 4.11 Fixed Effect dengan Uji Heteroskedastisitas....................................... 53

iv
Tabel 4.12 Uji Hipotesis Parsial (Uji t)................................................................. 55

Tabel 4.13 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)........................................................ 57

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Penelitian mengenai PAD, Belanja Modal dan Investasi

Swasta terhadap Pertumbuhan Ekonomi............................................................... 25

Gambar 4.1 Grafik Histogram uji Normalitas....................................................... 44

vi
BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses perubahan ekonomi secara

berkesinambungan menuju pada suatu keadaan perekonomian yang lebih baik.

Pertumbuhan ekonomi identik dengan meeningkatnya kapasitas produksi yang

diwujudnkan pada ekonomi secara Nasional. Dalam melihat pertumbuhan

ekonomi, dapat dilihat juga melalui Kabupaten/Kota, sehingga rincian dari tiap

daerah dapat memberikan informasi yang jelas mengenai tingkat pertumbuhan

ekonominya. Pemerintah Daerah memiliki peranan penting dalam meningkatkan

perekonomian daerah pemerintahannya, melalui kebijakan-kebijakan yang dibuat

demi pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat

agar lebih sejahtera. Keberhasilan suatu daerah dalam meningkatkan

kesejahteraan masyarakatnya dapat dilihat melalui pertumbuhan ekonomi.

Prakasa (2014) memberikan pendapat bahwa kefektifan kegiatan pemerintah

dalam kegiatan ekonomi daerah tampaknya semakin besar dan semakin terus

meningkat, seiring dengan adanya kemajuan ekonomi dari tahun ke tahun. Besar

kecilnya kegiatan pemerintah salah satu indikatornya yaitu dari besar kecilnya

pengeluaran konsumsi pemerintah daerah dari total seluruh pengeluaran

pemerintah daerah. Kebijakan fiskal, dimaksudkan untuk mempengaruhi jalannya

perekonomian agar terhindar dari keadaan yang tidak diinginkan seperti inflasi

dan keadaan ekonomi yang tidak baik lainnya. Sejalan dengan hasil penelitian

1
2

Harjanto (2014) yang menunjukkan antara pertumbuhan ekonomi dan

pengeluaran pemerintah berlaku hubungan kausalitas satu arah dimana

pertumbuhan ekonomi mempengaruhi pengeluaran pemerintah sesuai dengan

hukum Wagner yang menyatakan bahwa perkembangan pengeluaran pemerintah

terjadi seiring dengan meningkatnya perekonomian.

Pemerintah daerah dapat mengimplementasikan fungsinya secara efektif dan

memberikan kebebesan dalam pengambilan keputusan penyediaan pelayanan pada

sektor publik, maka hal itu semua harus didukung dengan fasilitas keuangan yang

memadai yang sumber keuangannya berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD)

termasuk pajak, bagi hasil pajak dan bukan pajak, pinjaman daerah, maupun

subsidi khusus dan umum dari pemerintah pusat.

Desentralisasi fiskal merupaka kebijakan Pemerindah daerah dalam

memberikan pengaruh yang positif apabila diimbangi oleh kemampuan fiskal

sesuai dengan daerah otonom. Dalam Undang-Undang No.33 Tahun 2004 sumber

penerimaan pendapatan yang dapat digunakan pemerintah daerah dalam

desentralisasi fiskal adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum

(DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dana bagi hasil, pinjaman daerah dan lain

sebagainya yang penerimaan pendapatan daerah tersebut dilakukan secara sah.

Sumber pendapatan tersebut dapat dikelola oleh Pemerintah Daerah dalam

membiayai penyelenggaraan pemerintahan yang menjadi kewenangannya. Hal ini

diharapkan pemerintah daerah dapat meningkatkan kemajuan daerahnya melalui

PAD yang merupakan tolak ukur bagi daerah dalam menjalankan otonomi daerah.
3

Hasil penlitian yang dilakukan Iskandar (2012) mengatakan bahwa belanja

modal, dana perimbangan kualitas pengeloaan keuangan daerah dan pertumbuhan

jumlah penduduk tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.

Namun hasil desentralisasi yang di lakukan Wibowo (2008) memiliki hasil yang

berbeda, dalam hasil penelitiannya bahwa era baru desentralisasi fiskal yang

diluncurkan sejak tahun 2001 ternyata memberikan dampak yang relatif lebih

baik, alasan yang dapat menjelaskan fenomena otonomi fiskal yang kurang

favourable sebelum periode reformasi fiskal, yakni kurangnya kompetensi para

aparatur dan politisi daerah dalam menerapkan instrumen pendapatan daerah, dan

monitoring pemerintah pusat atas penerapan Perda tentang pajak dan retribusi

yang kurang efektif.

Sitaniapessy (2013) mengatakan bahwa pengaruh alokasi pengeluaran

pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi dalam hal ini adalah PDRB dan

implikasinya terhadap Pendapatan Asli Daerah. Pengeluaran pemerintah lebih

mempunyai hubungan yang kuat dengan PDRB atau pertumbuhan ekonomi

karena belanja pembangunan ditunjukkan untuk membiayai fungsi agent of

development dan dari hasil pengeluaran ini akan menghasilkan kembali produk-

produk yang sangat diperlukan untuk meningkatkan kemajuan tingkat

perekonomian.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mengangkat topik dalam

penelitian ini dengan judul “ Analisis Dampak Pengaruh Pendapatan Asli

Daerah, Belanja Modal dan Investasi Swasta, terhadap Pertumbuhan


4

Ekonomi Daerah ( Studi Empiris Pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Pulau

Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur Periode 2010-2013).”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang melatar belakangi pada penelitian ini, maka

dirumskanlah masalah pada proposal ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah pendapatan asli daerah berpengaruh terhadap pertumbuhan

ekonomi daerah?

2. Apakah belanja modal berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi

daerah?

3. Apakah investasi swasta berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi

daerah?

4. Apakah model yang dijelaskan dalam penelitian ini layak untuk

menjelaskan pertumbuhan ekonomi daerah?

1.3 Batasan Masalah

Ruang lingkup dari penelitian ini dibatasi hanya membahas faktor belanja

modal, kebijakan fiskal, investasi dan Produk Regional Domestik Bruto (PDRB).

Data yang digunakan dalam objek penelitian ini bersumber dari data Badan Pusat

Statisktik (BPS) yang dipublikasikan. Objek yang digunakan dalam penelitian ini

adalah pertumbuhan daerah yang berada di Pulau Bali pada periode tahun 2010 -

2014.
5

1.4 Tujuan penelitian

1. Untuk menganalisis pengaruh belanja modal terhadap pertumbuhan

ekonomi daerah.

2. Untuk menganalisis investasi swasta terhadap pertumbuhan ekonomi

daerah.

3. Untuk menganalisis kemandirian fiskal terhadap pertumbuhan ekonomi

daerah.

4. Untuk mengevaluasi kelayakan model yang digunakan dalam penelitian

ini dalam menjelaskan pertumbuhan ekonomi daerah.

1.5 Manfaat Penelitian

a. Sebagai informasi yang dapat digunakan oleh Pemerintah Pusat dan

Pemerintah daerah dalam perumusan anggaran untuk periode dimasa yang

akan datang. Yang berkaitan dengan pendapatan asli daerah, belanja modal

dan investasi swasta.

b. Untuk memberikan informasi-informasi hasil penelitian terbaru atas penelitian

sebelumnya mengenai perngaruh pendapatan asli daerah, belanja modal,

terhadap investasi swasta, terhadap ekonomi daerah.


BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN,DAN PERUMUSAN

HIPOTESIS

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Pendapatan Asli Daerah

Halim (2014) Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan penerimaan yang di

peroleh suatu daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut

berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku. Sektor pendapatan daerah memiliki pernan yang sangat penting, sebab

melalui sektor ini dapat dilihat sejauh mana suatu daerah dapat membiayai

kegiatan pemerintah dan melakukan pembangunan daerah. Menurut sumbernya,

Pendapatan Asli Daerah (PAD) digolongkan menjadi empat jenis pendapatan,

yaitu:

1) Pajak Daerah

a) Pajak Provinsi

b) Pajak Kabupaten/Kota

2) Retribusi Daeah, terdiri dari:

Retribusi jasa umum, retribusi jasa usaha, dan retribusi perijinan tertentu.

3) Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan

daerah yang dipisahkan.

6
7

4) Pendapatan Asli Daerah (PAD) lain-lain yang sah, yaitu:

Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan, hasil

pendayagunaan atau pemanfaatan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan,

jasa giro, tuntutan ganti rugi, pendapatan bunga, komisi, potongan dan

selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing ataupun bentuk lain

sebagai akibat dari penjualan dan/ atau pengadaan barang dan jasa dan/

atau oleh daerah.

A. Kontribusi Pajak Daerah

a. Pengertuan Pajak Daerah

Prakosa (2006) Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh

orang pribadi atau badan kepalada daerah tanpa imbalan langsung yang

seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-

undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai

penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah .

b. Jenis-jenis Pajak Daerah

Prakosa (2006) Pajak Daerah dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

1) Pajak Propinsi, terdiri:

a) Pajak kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air

b) Bea balik nama kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air

c) Pajak bahan bakar kendaraan bermotor

d) Pajak pengambilan dan pemanfaatan air dibawah tanah dan air

permukaan
8

2) Pajak Kabupaten/Kota menurut Undang-undang nomor 28 tahun

2009 terdiri dari:

a) Pajak retoran

b) Pajak hotel

c) Pajak reklame

d) Pajak hiburan

e) Pajak penerangan jalan

f) Pajak parkir

g) Pajak mineral bukan logam dan batuan

h) Pajak air tanah

i) Pajak sarang bulung wallet

Sfasfa

c. Dasar Hukum

Peraturan perundangan mengenai pajak daerah mengalami beberapa

kali perubahan. Peraturan perundangan dibidang pajak daerah antara

lain UU No. 11 Tahun 1957 mengenai Peraturan Umum Pajak Daerah,

UU No 34 Tahun 2000 mengenai Perubahan atas UU No. 18 Tahun

1997 mengenai Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Pemerintah pusat

kemudian pada tahun 2009 mengeluarkan UU No. 28 Tahun 2009

mengenai Pajak dan Retribusi Daerah menggantikan UU No. 34 Tahun

2000.
9

d. Objek Pajak Daerah Kabupaten/Kota

Objek pajak daerah Kabupaten/Kota berdasarkan Undang-undang

nomor 1 tahun 2011 tentang Pajak Hotel, Undang-Undang nomor 2

tahun 2011 tentang pajak restoran, Undang-undang nomor 3 tahun

2011 tentang pajak hiburan, Undang-undang nomor 4 tahun 2011

tentang pajak reklame, Undang-undang nomor 6 tahun 2011 tentang

pajak penerangan jalan, Undang-undang nomor 8 tahun 2011 tentang

pajak parker, Undang-undang nomor 10 tahun 2011 tentang pajak

mineral bukan logam, Undang-undang nomor 13 tahun 2011 tentang

pajak air tanah, dan Undang-undang nomor 14 tahun 2011 tentang

pajak bea perolehan ha katas tanah dan bangunan, sebagai berikut:

1) Dasar pengenaan pajak hotel adalah jumlah pembayaran yang

dilakukan kepada hotel. Pembayaran adalah jumlah yang diterima

atau seharusnya diterima sebagai imbalan atas penyerahan barang

dan atau jasa sebagai pembayaran kepada pemilik hotel.

2) Dasar pengenaan pajak restoran adalah jumlah pembayaran yang

dilakukan kepada restoran. Pembayaran ialah jumlah nominal yang

diterima dan atau seharusnya di terima sebagai imbalan atas

penyerahan barang atau jasa sebagai imbalan kepada pemilik

restoran.

3) Dasar pengenaan pajak hiburan adalah sejumlah uang yang

diterima dan atau yang seharusnya diterima oleh penyelnggara

hiburan.
10

4) Dasar pengenaan pajak reklame adalalah nilai sewa reklame nilai

sewa reklame diperhitungkan dengan memperhatikan letak lokasi

penempatan, jenis, jangka waktu penyelenggaraan, dan ukuran

besar-kecilnya media reklame. Cara perhitungan nilai sewa

reklame ditetapkan dengan peraturan daerah. Hasil perhitungan

nilai sewa reklame ditetapkan dengan keputusan Kepala Daerah.

5) Dasar pengenaan pajak penerangan jalan adalah nilai jual tenaga

listrik yaitu jumlah tagihan biaya beban ditanbah dengan biaya

pemakaian (kwh) yang ditetapkan dalam rekening listrik.

6) Dasar pengenaan pajak pengambilan mineral bukan logam dan

batuan adalah nilai jual hasil pengambilan mineral bukan logam

dan batuan. Nilai jual dihitung dengan mengalikan volume hasil

pengambalian dengan nilai pasar atau harga standar masing-masing

jenis mineral mineral bukan lgam dan batuan.

7) Dasar pengenaan pajak parker adalam jumlah pembayaran atau

yang seharusnya dibayar untuk pemakian tempat parker.

8) Dasar pengenaan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

(BPHTB) adalah NPOP (Nilai Perolehan Objek Pajak).

9) Dasar pengenaan pajak air tanah adalah nilai perolehan air tanah,

yaitu: jenis sumber air; lokasi sumber air; tujuan pengambilan atau

pemanfaatan; volume air; dan kualitas air.


11

e. Tarif Pajak Daerah Kabupaten/Kota

Tarif pajak daerah Kabupaten/Kota berdasarkan Undang-undang

nomor 1 tahun 2011 tentang Pajak Hotel, Undang-Undang nomor 2

tahun 2011 tentang pajak restoran, Undang-undang nomor 3 tahun

2011 tentang pajak hiburan, Undang-undang nomor 4 tahun 2011

tentang pajak reklame, Undang-undang nomor 6 tahun 2011 tentang

pajak penerangan jalan, Undang-undang nomor 8 tahun 2011 tentang

pajak parker, Undang-undang nomor 10 tahun 2011 tentang pajak

mineral bukan logam, Undang-undang nomor 13 tahun 2011 tentang

pajak air tanah, dan Undang-undang nomor 14 tahun 2011 tentang

pajak bea perolehan ha katas tanah dan bangunan, ditetapkan sebesar:

1) Pajak hotel sebesar 10% (sepuluh persen), sedangkan pajak rumah

kos sebesar 5 % (lima persen)

2) Pajak restoran dan atau catering sebesar 10% (sepuluh persen)

3) Pajak hiburan tontonan film sebesar 10% (sepuluh persen);

pagelaran kesenian, musik dan tari modern sebesar 15% (lima

belas persen); kesenian rakyat tradisional sebesar 10% (sepuluh

persen); pagelaran busana, konyes kecantikan binaraga dan

sejenisnya sebersar 10% (sepuluh persen); diskotek, karaoke, dank

lab malam sebesar 45% (empat puluh lima persen); sirkus, akrobat

dan sulap sebesar 10% (sepuluh persen); permainan biliar, golf,

dan bowling sebesar 10% (sepuluh persen)


12

4) Pajak reklame didasarkan pada pengenaan atas nilai sewa reklame,

yaitu koefisien jenis reklame x harga bahan yang digunakan x

lokasi penempatan x waktu z jangka waktu penyelenggaraan x

jumlah reklame x ukuran media reklame.

5) Pajak penerangan jalan di kenakan pada penggunaan tenaga kerja

listrik dari sumber lain oleh selain industri, pertambangan minyam

bumu dan gas alam, tarif pajak penerangan jalan ditetapkan sebesar

8% (delapan persen), sedangkan pada penggunaan tenaga listrik

dari sumber lain oleh industry, pertambangan minyak dan gas

alam, tarif pajak penerangan jalan di tetapkan sebesar 3% (tiga

persen), dan penggunaan tenaga listrik yang digunakan sendiri,

tariff pajak ditetapkan sebesar 1.5% (satu koma lima persen).

6) Pajak pengambilan mineral bukan logam dan batuan (MLBLB)

ditetapkan sebesar 15% (lima belas persen).

7) Pajak parker ditetapkan sebesar 20% (dua puluh persen).

8) Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) ditetapkan

sebesar 5% (lima persen), sedangkan tariff pajak atas perolehan ha

katas tanah dan/ atau banhunan yang disasarkan karena waris atau

hibah wasiat yang diterima orang pribadi yang masih dalam

hubungan keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu

derajat ke atas atau satu derajat ke bawah dengan pemberi hibah

wasiat, termasuk suami/ istri, ditetaokan sebesar 2.5% (dua koma

lima persen).
13

9) Pajak air tanah ditetapkan sebesar 20% (dua puluh persen)

f. Kontribusi Pajak Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah

(PAD)

Kontribusi masing-masing jenis pajak daerah terhadap Pendapata Asli

Daerah (PAD) merupakan rasio antara jenis pajak tertentu, dan rasio

antara jumlah total pajak daerah terhadap total Pendapatan Asli Daerah

(PAD) pada tahun tertentu. Rasio ini mengindikasikan besar kecilnya

peran suatu jenis pajak daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah

(PAD). Semakin tinggi rasio yang diperoleh berarti semakin besar pula

kontribusi pajak tersebut terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).

2.1.2 Belanja Modal

Menurut Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) belanja modal adalah

pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembentukan modal yang sifatnya

menambah aset tetap/inventaris yang memberikan manfaat lebih dari satu periode

akuntansi termasuk didalamnya pengeluaran untuk biaya pemeliharaan yang

sifatnya mempertahankan atau menambah masa manfaat serta meningkatkan

kapasitas dan kualitas aset. Pengeluaran modal digunakan untuk memperoleh

keuntungan dimasa yang akan datang, sesuai dengan manfaat ekonomis dari

aktiva yang bersangkutan. Sehingga biaya yang dikeluarkan dengan manfaat yang

dirasakan dapat diperbandingkan. Hal ini di dasari oleh PP Nomor 24 Tahun 2005

telah dirubah menjadi PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang standar akuntansi

pemerintah menjelaskan mengenai pengertian belanja modal ialah pengeluaran

anggaran untuk memperoleh aset tetap maupun aset lainnya yang dapat
14

memberikan manfaat lebih dari satu periode akuntansi. PSAP 02 mengenai

Laporan Realisasi Anggaran Berbasis Kas mengklasifikasikan belanja modal

dalam enam kelompok, yaitu:

1. Belanja tanah;

2. Belanja peralatan dan mesin;

3. Belanja gedung dan bangunan;

4. Belanja jalan, irigasi dan jaringan;

5. Belanja asset tetap;

6. Belanja aset lainnya.

Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 mengenai belanja modal telah dirubah

menjadi Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 mengenai pedoman pengelolaan

keuangan daerah yaitu pengelolaan yang dilakukan dalam rangka pengadaan asset

tetap yang berwujud yang memiliki nilai manfaat lebih dari dua belas bulan yang

dapat dugunakan dalam kegiatan pemerintahan. Dalam penelitian ini belanja

modal direpresentasikan dengan rasio realisasi belanja modal terhadap total

belanja daerah.

2.1.3 Investasi

Investasi, yang biasa disebut juga dengan istilah penanaman modal

ataupun pembentukan modal merupaan komponen kedua yang menentukan

tingkat pengeluaran agregat. Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaan atau

pengeluaran penanaman modal untuk membeli barang-barang modal dan

perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi


15

barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian (Sukirno, 2012). Pertambahan

jumlah barang modal ini memungkinkan perkeonomian tersebut menghasilkan

lebih banyak barang dan jasa dimasa yang akan datang.

Investasi pada hakekatnya merupakan kegiatan awal pembangunan

ekonomi. Investasi dapat dilakukan oleh swasta, pemerintah atau kerjasa sama

antara pemerintah dan swasta. Investasi merupakan suatu cara yang dapat

dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan untuk

jangka panjang dapat meningkatkan standar hidup masyarakatnya (Mankiw,

2007).

Investasi merupakan konsep aliran karena besarnya dihitung selama satu

interval periode tertentu. Tetapi investasi akan mempengaruhi jumlah barang

modal yang tersedia pada satu periode tertentu. Tambahan stok barang modal

adalah sebesar pengeluaran investasi satu periode sebelumnya.

a. Investasi dalam bentuk barang modal dan bangunan

Merupakan pengeluaran – pengeluaran untuk membeli pabrik, mesin,

peralatan produksi dan bangunan gedung yang baru. Karena umurnya

biasanya diatas setahun biasanya disebut investasi dalam bentuk harga

tetap (fixed investment)

b. Investasi Persediaan

Selain barang jadi, investasi dalam bentuk persediaan bisa juga dilakukan

dalam bentuk persediaan bahan baku dan barang setengah jadi / sedang
16

dalam proses penyelesaian. Tujuan kebijaksanaan persediaan ini juga tetap

dalam konteks meningkatkan pendapatan atau keuntungan di masa depan.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 2007 tentang

penanaman modal, adapun tujuan penyelenggaraan penanaman modal antara lain

sebagai berikut:

a. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional

b. Menciptakan lapangan pekerjaan

c. Meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha nasional

d. Meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan

e. Mendorong ekonomi kerakyatan

f. Meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi nasional

g. Mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi rill dengan

mengginakan dana yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri

h. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Investasi yang bersumber dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)

maupun yang berasal dari Penanaman Modal Asing (PMA) merupakan sumber

asset yang sangat diperlukan dalam meningkatkan proses pertumbuhan ekonomi

sebagai sebuah proses pembangunan yang lebih maju. Menurut Undang-Undang

No. 1 Tahun 1967 dan Undang-Undang No. 11 Tahun 1970 mengenai Penanaman

Modal Asing (PMA) merupakan penanaman modal asing yang secara langsung

dilakukan menurut atau berdasarkan ketentuan-ketentuan UU pada pasal 1

digunakan untuk menjalankan perusahaan di Indonesia, dalam arti pemilik modal


17

secara langsung turut menanggung segala resiko dari penanaman modal yang

telah dilakukan. Dalam penanaman modal asing, modal asing sendiri memili arti

dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 1967 pasal 2 yang menyatakan:

a) Alat pembayaran luar negeri yang tidak merupakan bagian dari kekayaan

devisa Indonesia, yang dengan persetujuan Pemerintah digunakan untuk

pembiayaan perusahaan di Indonesia.

b) Alat-alat untuk perusahaan termasuk penemuan-penemuan baru milik

orang asing dan bahan-bahan, yang dimasukkan dari luar kedalam wilayah

Indonesia selama alat-alat tersebut tidak dibiayai dari kekayaan devisa

Indonesia.

c) Bagian dari hasil perusahaan yang berdasarkan Undang-undang ini

diperkenankan ditransfer, tetapi dipergunakan untuk membiayai

perusahaan di Indonesia.

Investasi yang dilakukan dalam Penanaman Modal Dalam Negeri menurut

UndangUndang No. 6 Tahun 1968 pasal 3 memiliki arti Perusahaan nasional

adalah perusahaan yang sekurang-kurangnya 51% daripada modal dalam negeri

yang ditanam didalammnya dimiliki oleh Negara dan/atau, swasta nasional

Persentase itu senantiasa harus ditingkatkan sehingga pada tanggal 1 Januari

1974 menjadi tidak kurang dari 75%. Dalam pasal 1 dan pasal 2 menjelaskan

mengenai pengertian penanaman modal asing, yang dijelaskan sebagai berikut:

a) Bagian dari pada kekayaan masyarakat Indonesia, termasuk hak-hak dan

benda-benda, baik yang dimiliki oleh Negara maupun swasta nasional atau
18

swasta asing yang berdomisili di Indonesia, yang disisihkan atau

disediakan guna menjalankan sesuatu usaha sepanjang modal tersebut

tidak diatur oleh ketentuan-ketentuan pasal 2 Undang-Undang No. 1 tahun

1967 tentang Penanaman Modal Asing.

b) Pihak swasta yang memiliki modal dalam negeri tersebut dalam ayat 1

pasal ini dapat terdiri atas perorangan dan/atau badan hukum yang

didirikan berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia.

2.1.3.1 Hubungan Investasi dengan Pertumbuhan Ekonomi

Investasi memiliki peran yang besar dalam meningkatkan kapasitas

produksi, dikarenakan investasi merupakan penggerak dalam pertumbuhan

ekonomi. Penambahan faktor produksi maupun kualitas dalam faktor produksi

dipengaruhi oleh adanya investasi, dengan adanya investasi pengeluaran

masyarakat akan menjadi semakin besar melalui pendapatan masyarakatnya

dengan cara multiplier effect. Investasi diperlukan dalam faktor produksi karena

nantinya faktor produksi akan mengalami penyusutan, sehingga akan mengurangi

produktivitas dari faktor produksi sehingga diperlukan investasi yang jauh lebih

besar untuk dapat menutupi penyusutan produksi.

2.1.4 Teori pertumbuhan ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator dalam melihat hasil tingkat

ekonomi melalui kegiatan ekonomi yang berlangsung dari tahun ke tahun.

Menurut Sukirno (2012) untuk menilai prestasi maupun kesuksesan pemerintah


19

daerah dalam mengendalikan perekonomian harus melihat perbandingan tahun

sekarang dengan tahun sebelumnya berdasarkan nilai rill. Jadi perubahan

pendapatan nasional semata-mata hanya disebabkan oleh perubahan dalam tingkat

kegiatan ekonomi dalam hal ini adalah pertumbuhan barang dan jasa yang

dihasilkan dapat meningkat setiap tahunnya. Menurut definisinya, Produk domesti

Regional Bruto (PDRB) yang merukapan indikator pertumbuhan ekonomi adalah

total nilai produksi barang dan jasa yang diproduksi di wilayah (Regional) tertentu

dalam waktu tertentu (satu tahun), Badan Pusat Statistik (2013).

Untuk dapat mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi, harus dibedakan

antara PDRB rill tahun sekarang dengan PDRB rill tahun sebelumnya. Formula

yang dapat digunakan dalam menghitung pertumbuhan ekonomi adalah sebagai

berikut:


= = 100%
(2.1)

Keterangan:

G = Laju pertumbuhan ekonomi

= PDRB ADHK pada suatu tahun

= PDRB ADHK pada tahun sebelumnya

2.1.4.1 Definisi Pertumbuhan Ekonomi Regional

Pemerintah daerah dan masyarakat memiliki peran dalam mengelola

sumberdaya yang ada guna menciptakan lapangan kerja baru untuk masyarakat
20

daerah setempat dan merangsang perumbuhan ekonomi daerah regional. Dalam

analisis pertumbuhan ekonomi regional, unsur regional atau wilayah sudah pasti

dimasukan ke dalam analisis pertumbuhan ekonomi regional. Target yang

dimaksud dapat berbentuk propinsi, kabupaten atau kota. Target pertumbuhan

ekonomi antar wilayah satu dengan lainnya tentu berbeda, hal ini dikarenakan

potensi yang dimiliki tiap daerah berbeda-beda sumberdayanya sehingga

pemerintah daerah memberikan kebijakan yang berbeda sesuai dengan

kemampuan dan potensi ditiap daerah (Novianto, 2013).

Dalam konteks regional, kesejahteraan masyarakat dapat diukur melalui

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) perkapita. Menurut Sukirno (2012),

pertumbuhan ekonomi dapat diukur PDRB perkapita yang sangat dipenaruhi oleh

beberapa faktor, antara lain:

1. Tanah dan Kekayaan Alamnya

Kekayaan alam akan mempermudah usaha untuk mengembangkan

perekonomian suatu Negara, terutama pada masa-masa permulaan dari

proses pertumbuhan ekonomi.

2. Jumlah dan Mutu dari Penduduk dan Angkatan Kerja

Penduduk yang bertambah dari waktu ke waktu dapat menjadi penghambat

ataupun menjadikan pendorong pergerakan pertumbuhan ekonomi.

Pertambahan penduduk akan menambah jumlah angkatan kerja, dan secara

otomatis akan menambah jumlah produksi barang dan jasa.

3. Barang-barang Modal
21

Kapital adalah segala bentuk kekayaan yang dapat digunakan baik secara

langsung maupun tidak langsung dalam produksi untuk menambah jumlah

output. Secara lebih khusus capital terdiri dari barang-barang yang dibuat

untuk prnggunaan produksi dimasa mendatang.

4. Sikap Sosial dan Sistem Masyarakat

Dalam pertumbuhan ekonomi sikap sosial dan sistem masyarakat dapat

menjadi penghambat dalam laju pertumbuhan ekonomi secara serius. Adat

istiadat dan sikap tradisional dapat menghambat masyarakat dalam

menggunakan barang produksi yang lebih.

5. Tingkat teknologi

Teknologi merupakan cara mengolah atau menghasilkan barang dan jasa

agar memiliki nilai tambah. Teknologi mempunyai hubungan dengan

innovasi, yang merupakan hasil dari penemuan baru dan diterapkan dalam

proses produksi, seperti menemukan daerah pemasaran baru, menemukan

komoditi baru, menentukan cara kerja produksi baru dan sebagainya.

2.2 Penelitian Sebelumnya

Penelitian yang dilakukan oleh Prakarsa (2014) dengan judul “Analisis

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Pengeluaran Pemerintah Daerah Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi (Studi Kasus Di Kabupaten Kota Jawa Timur Tahun 2008-

2012)”. Metode yang digunakan pada penelitian ini dilakukan uji Chow dan uji

Hausman untuk menentukan data regeresi. Data ini diperoleh dari data sekunder

dari BPS dan DJPK. Dari hasil analisis data panel random effect model diperoleh

bahwa PAD berpengaruh secara kurang signifikan dan berpengaruh negatif,


22

sementara belanja barang dan jasa berpengaruh posititf dan signifikan, lalu belanja

modal berpengaruh signifikan dan negative terhadap pertumbuhan ekonomi.

Penelitian yang dilakukan oleh Agustina dan Indrajaya (2014) dengan judul

“Pengaruh Otonomi Daerah, Belanja Modal, Tenaga Kerja Terhadap Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Bali 1993-2012”. Metode yang

digunakan pada penelitian ini menggunakan model analisis regresi linear berganda

dengan data yang diperoleh dari data sekunder BPS Bali. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa secara stimultan otonomi daerah, pengeluaran pemerintah

dan tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) Provinsi Bali tahun 1993-2012. Secara Parsial pengeluaran

pemerintah dan tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan, sedangkan

otonomi daerah tidak berpengaruh signifikan.

Penelitian yang dilakukan oleh Novianto (2013) dengan judul “Analisis

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Investasi dan Angkatan Kerja Terhadap

Pertumbuhan PDRB Provinsi Jawa Tengah Tahun 1992-2011”. Metode analisis

yang digunakan adalah model regresi berganda dengan metode kuadrat terkecil

sederhana atau Ordinary Least Squares (OLS). Data yang digunakan adalah data

sekunder dalam rentang waktu selama 20 tahun, yaitu dari 1992 – 2011. Tengah.

Berdasarkan hasil uji F pada tingkat kepercayaan 95 persen diperoleh Fhitung

sebesar 41.67768 dengan nilai probabilitas 0,0000. Dengan hasil variabel PAD,

PMA, PMDN dan Angkatan Kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap

pertumbuhan PDRB Provinsi Jawa Tengah.


23

Penelitian yang dilakukan oleh Iskandar (2012) dengan judul ”Pengaruh

Belanja Modal, Dana Perimbangan dan Kemandirian Fiskal Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Daerah (Studi Empiris Pada Pemerintah Kabupaten/Kota

Di Pulau Jawa Periode 2006-2010)”. Dengan metode Regresi Data Panel dengan

rentang data dari tahun 2006 sampai 2010. Hasil penelitian ini kemandirian fiskal,

HDI, dan statistic politik berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.

Kesimpulan lain dalam penelitian ini adalah belanja modal, dana perimbangan,

kualitas pengelolaan keuangan daerah dan pertumbuhan jumlah penduduk tidak

berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.

Penelitian yang dilakukan oleh Moeis (2012) dengan judul ”Pengaruh Ruang

Fiskal Pemerintah Pusat Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Periode

1984-2010”. Dengan metode penelitian Analisis Regresi Linier Berganda. Hasil

penelitian ini adalah besaran ruang fiskal, capital-labor ratio, dalam hal ini

investasi /tenaga kerja dan produktivitas tenaga kerja (PDBR/tenaga kerja) ketiga

variabel tersebut memiliki pengaruh paling dominan yaitu sebesar 0,99% diikuti

oleh ruang fiskal (0,11%) dan capital-labor ratio sebesar 0,02% sehingga untuk

mencapai target pertumbuhan ekonomi pada RPJMN 2010-2014 pemerintah

mengambil peran dengan memperiotaskan pada peningkatan produktivitas tenaga

kerja dan besaran fiskal yang ada.

Penelitian yang dilakukan oleh Suryono (2009) dengan judul “Analisis

Pengaruuh Pendapatan Asli Daerah, Tingkat Investasi dan Tenaga Kerja terhadap

PDRB Jawa Tengah periode 1994-2008”.Metode penelitian menggunakan analisis

regresi berganda dengan menggunakan data rentang waktu 15 tahun mulai tahun
24

1994 hingga 2008. Hasil analissa daya menunjukkan bahwa model penelitian ini

lolos uji asumsi klasik dengan R-square model sebesar 0,958 PAD, tingkat

Investasi, Tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan secara parsial maupun

stimultan terhadap PDRB Jawa Tengah. Koefisien PAD sebesar 0,812. Adanya

pengaruh positif antara tingkat investasi dengan PDRB Jawa Tengah berhasarkan

hasil regresi dengan tingkat investasi 0,036. Adanya pengaruh positif antara

tenaga kerja dengan PDRB Jawa Tengah berdasarkan hasil regresi dengan

koefisien 0,924.

Penelitian yang dilakukan oleh Wibowo (2008) dengan judul “Mencermati

Dampak Desentralisasi Fiskal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah”. Dengan

menggunakan metode Regresi, mengembangkan indikator desentralisasi fiskal

menggunakan estimasi data panel dari 29 provinsi. Hasil dari penelitian ini adalah

bahwa era baru desentralisasi fiskal yang diluncurkan sejak tahun 2001 ternyata

memberikan dampak yang relatif lebih baik, sekurang-kurangnya terdapat dua

alasan yang dapat menjelaskan fenomena otonomi fiskal yang kurang favourable

sebelum periode reformasi fiskal, yakni kurangnya kompetensi para aparatur dan

politisi daerah dalam menetapkan instrumen pendapatan daerah, dan monitoring

pemerintah pusat atas penerapan Perda tentang pajak dan retribusi daerah yang

kurang efektif.

2.3 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan landasan teori dan penelitian-penelitian terdahulu serta

pengkajian antara Pendapatan Asli Daerah, Belanja Modal, Investasi Swasta

dengan pertumbuhan ekonomi di wilayah Kabupatan/kota Bali, Nusa Tenggara


25

Barat dan Nusa Tenggara Timur, maka dengan demikian kerangka pemikiran

teoritis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1
Model Penelitian mengenai PAD, Belanja Modal dan Investasi Swasta
terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Sumber: Peneliti (2015)

Pertumbuhan ekonomi dapat dijadikan tolok ukur bagi suatu daerah

berhasil menjalankan kebijakan-kebijakan yang dapat meningkatkan laju

pertumbuhan ekonomi didaerah sehingga dapat terjadi pembangunan yang merata,

tersedianya lapangan pekerjaan tersedianya lapangan pekerjaan dan pendapatan

masyarakat bertambah. Peningkatan faktor produksi juga mampu meningkatkan

pertumbuhan ekonomi dikarenakan semakin tinggi faktor produksi maka akan

semakin banyak tenaga kerja yang bekerja demi memenuhi kebutuhan permintaan

sehingga pendapatan akan bertambah juga.

2.4 Perumusan Hipotesis

Hipotesis ini beretujuan untuk mengetahui adanya pengaruh Belanja Modal,

Kemandirian Fiskal, Investasi Swasta dan PDRB terhadap Pertumbuhan Ekonomi,

maka dari itu hipotesis ini memaparkan sebagai berikut:


26

1. Ho1 = 0 tidak ada pengaruh Pendapatan Asli Daerah terhadap

Pertumbuhan Ekonomi.

Ha1 ≠ 0 ada pengaruh Pendapatan Asli Daerah terhadap Pertumbuhan

Ekonomi.

2. Ho2 = 0 tidak ada pengaruh Belanja Modal terhadap Pertumbuhan

Ekonomi.

Ha2 ≠ 0 ada pengaruh Belanja Modal terhadap Pertumbuhan

Ekonomi.

3. Ho3 = 0 tidak ada pengaruh Investasi Swasta terhadap Pertumbuhan

Ekonomi.

Ha3 ≠ 0 ada pengaruh Investasi Swasta terhadap Pertumbuhan

Ekonomi.

4. Ho4 = 0 Pendapatan Asli Daerah, Belanja Modal dan Investasi Swasta

tidak mampu menjelaskan Pertumbuhan Ekonomi.

Ha4 ≠ 0 Pendapatan Asli Daerah, Belanja Modal dan Investasi Swasta

mampu menjelaskan Pertumbuhan Ekonomi.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan variabel independent yang terdiri dari

investasi swasta, belanja modal dan kemandirian fiskal serta variabel dependent

pada penelitian ini adalah pertumbuhan ekonomi daerah.

3.2 Operasionalisasi Variabel

Variabel penelitian ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari, sehingga

diperoleh informasi yang akan diteliti kemudian dapat ditarik kesimpulan dari

hasil penelitian tersebut. Variabel yang terikat pada penelitian ini adalah

pertumbuhan ekonomi daerah, sedangkan variable bebas yang digunakan dalam

penelitian ini adalah investasi swasta, belanja modal dan kebijakan fiskal. Definisi

operasional dari masing-masing variabel ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Variabel dan Definisi Operasional

Variabel Singkatan Definisi Indikator Skala


Investasi Swasta IS Pengeluaran atau -PMDN Ratio
pembelajaan -PMA
penanaman modal
atau perusahaan
unruk membeli
barang-barang
modal dan
perlengkapan
produksi
Belanja Modal BM Belanja langsung -Belanja tanah Ratio
yang digunakan -Belanja mesin
untuk membiayai -Belanja Gedung

27
28

kegiatan investasi dan Bangunan


(menambah asset) -Belanja jalan,
irigasi dan
jaringan
-Belanja asset
lainnya
Pendapatan Asli PAD Penerimaan daerah - Pajak retoran Ratio
Daerah atas hasil pajak - Pajak hotel
dan atau retribusi - Pajak reklame
berdasarkan -Pajak hiburan
peraturan daerah -Pajak
penerangan jalan
-Pajak parkir
-Pajak mineral
bukan logam dan
batuan
-Pajak air tanah
-Pajak sarang
bulung wallet
Pertumbuhan PDRB Pertumbuhan -PDRB Ratio
Ekonomi ekonomi barang
Sumber: BPS (2014) dan Sukino (2010)

3.2.1 Penapdatan Asli Daerah

Dalam penelitian ini Pendapatan Asli Daerah direpresentasikan dengan

nilai rasio realisasi penrimaan dan/ atau pendapatan daerah baik yang berupa

pajak maupun retribusi daerah dalam satu periode.

3.2.2 Belanja Modal

Dalam penelitian ini belanja modal direpresentasikan dengan nilai rasio

realisasi belanja modal dalam satu periode.

3.2.3 Investasi Swasta

Investasi merupakan pengeluaran atau pembelanjaan penanaman modal

atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan produksi


29

untuk dapat menambah kemampuan memproduksi barang dan jasa yang tersedia

dalam perekonomian.

3.2.4 Pertumbuhan ekonomi

Pertumbuhan PDRB menunjukkan nilai pertumbuhan produksi barang dan

jasa disuatu wilayah perkonomian dalam selang waktu tertentu dengan melihat

harga konstan 2000.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi yang menjadi objek penelitian ini adalah provinsi Bali, Nusa

Tenggara Barat dam Nusa Tenggara Timur. Adapun yang menjadi sampel dalam

penelitian ini adalah indikator penunjang yang menjadi karakteristik dari

pertumbuhan ekonomi pada tiap provinsi tersebut yaitu pertumbuhan ekonomi

dari 40 kabupaten/Kota yang dilihat melalui Pendapatan Asli Daerah, Belanja

Modal dan Investasi Swasta serta Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota

(PDRB) periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2013.

Berdasarkan data pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Bali, Nusa

Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat periode tahun 2008-2013 diketahui

total populasi data awal sebanyak 251 data, dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.2
Jumlah Kabupaten/Kota Provinsi Bali, Nusa Tenggara Timur dan
Nusa Tenggara Barat
Periode 2008-2013
No. Tahun Jumlah
Kabupaten/Kota
1 2008 40
2 2009 40
30

3 2010 40
4 2011 40
5 2012 40
6 2013 41
Jumlah 251
Sumber: Badan Pusat Statistik (2014)
Data populasi tersebut akan mengalami penyaringan berkaitan dengan

dengan kelengkapan dan realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD), Belanja Modal

(BM), Investasi Swasta (IS) dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di

Provinsi Bali, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data panel sehingga

masing-masing data dianggap sebagai satu data terpisah untuk setiap tahunnya.

Data pemerintah Kabupaten/Kota yang didapatkan oleh penulis menunjukkan

jumlah Kabupaten/Kota Provinsi Bali, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara

Barat pertahun 2008 sebanyak 40 Kabupaten/Kota. Rincian data jumlah

Kabupaten/Kota Provinsi Bali, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat

periode tahun 2008-2010 sebanyak 251 Kabupaten/Kota.

Proses penyaringan data yang dilakukan penulis bedasarkan kelengkapan

data yang dipublikasikan Pemerintah Kabupaten/Kota Provinsi Bali, Nusa

Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat terhadap realiasi Pendapatan Asli

Daerah, Belanja Modal dan Investasi Swasta serta Produk Domestik Regional

Bruto.

Berdasarkan data yang dipublikasikan Badan Pusat Statistik periode 2008-

2013 terdapat banyak Kabupaten/Kota yang tidak memiliki kelengkapan data

Investasi Swasta sebanyak 169 Kabupaten/Kota. Dan 2 Kabupaten Kota yang


31

tidak terpublikasikan laporan keuangan berupa Pendapatan Asli Daerah dan

Belanja modal.

Dalam analisis regresi data panel pada penelitian ini jenis data yang

digunakan adalah balanced panel. Suliyanto (2011) yang disebut panel data

seimbang atau balanced panel merupakan data panel dimana setiap unit cross

section memiliki jumlah obeservasi time series yang sama. Untuk memperoleh

balanced panel maka ada 20 data yang harus di hilangkan.

Tabel 3.3

Penyaringan Data

No. Deskripsi Jumlah


1. Data Kabupaten/Kota Provinsi Bali, Nusa 251
Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat
2. Data Realiasai Investasi Swasta 169
JUMLAH 82
3 Data realisasi PAD dan Belanja Modal 2
JUMLAH 80
Sumber: Badan Pusat Statistik (2014)
3.4 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.

Data sekunder yang digunakan adalah penggabungan dari deret berkala (time

series) dari tahun 2010 – 2013 dan deret lintang (cross section) sebanyak 20 data

mewakili Kabupaten/Kota Propinsi Bali, Nusa Tenggara Timur dan Nusa

Tenggara Barat yang menghasilkan 80 observasi. Data yang diperlukan adalah

data Pendapatan Asli Daerah (PAD), Belanja Modal, Investasi Swasta dan Produk

Domestik Regional Bruto atas harga konstan, untuk masing-masing

Kabupaten/Kota di Propinsi Bali, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara


32

Barat. Adapun sumber dari data tersebut diperoleh dari publikasi Badan Pusat

Statistik. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:

1. Data Pendapatan Asli Daerah untuk masing-masing Kabupaten/Kota

Provinsi Bali, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat tahun

2010-2013.

2. Data Belanja Modal untuk masing-masing Kabupaten/Kota Provinsi Bali,

Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat tahun 2010-2013Data

Tingkat

3. Data Investasi Swasta untuk masing-masing Kabupaten/Kota Provinsi

Bali, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat tahun 2010-2013

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan

(library research). Studi Kepustakaan merupakan metode pengumpulan data

sebagai dasar pedoman analisa yang sedang diteliti. Penelitian tersebut dengan

mengumpulkan data sekunder melalui data Pendapatan Asli Daerah, Belanja

Modal dan Investasi Swasta serta Produk Domestik Regional Bruto yang

dipublikasikan Badan Pusat Statistik periode 2010 - 2013.

3.6 Pengujian Asumsi-asumsi Model Regresi

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi

normal. Model regresi yang baik adalah yang mempunyai distribusi

normal atau mendekati normal. Salah satu cara untuk menguji lebih akurat
33

ada atau tidaknya uji normalitas adalah dengan uji Jarque-Bera.

Pengambilan keputusan ada tidaknya normalitas dapat dilihat dari

ketentuan berikut:

1) Bila nilai Jarque-Bera tidak signifikan (lebih kecil dari 2), maka

data berdistribusi normal.

2) Bila probabilitas lebih besar dari 5 persen, maka data berdistribusi

normal.

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas merupakan hubungan linier antar variabel

independen. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas dapat

diketahui dengan menghitung koefisien korelasi antar variabel independen.

Apabila koefisiennya rendah, maka tidak terdapat multikolinieritas.

Koefisien korelasi antar variabel independen tinggi yaitu mendekati satu

atau melebihi 0,8. Atau dapat juga mempergunakan nilai VIF (Variance

Inflation Factory). Jika nilai VIF masih kurang dari nilai 10 maka dapat

disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas. VIF ini juga mempunyai

hubungan dengan Tolerance (TOL), variabel bebas dinyatakan tidak

multikolinearitas jika TOL mendekati 1.

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi

antara factor pengganggu yang satu dengan yang lainnya (non

autokorelasi). Salah satu cara untuk memeriksa ada atau tidaknya

autokorelasi yaitu dengan menggunakan uji Durbin-Watson (D-W).


34

Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dari

ketentuan berikut:

1) Bila nilai D-W terletak dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif.

2) Bila nilai D-W terletak diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada

autokorelasi

3) Bila nilai D-W terletak diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

4. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas menguji ada tidaknya kesamaan varians dari

residual datu pegamatan ke pengamatan yang lain. Untuk menguji hal ini

digunakan Scatterplot, dimana sumbu X adalah nilai-nilai prediksi

ZPRED=Regression Standardized Predicted Value dengan sumbu Y

adalah nilai ZRESID=Regression Standardized Predicted Value. Bila

grafik yang diperoleh menunjukkan adanya pola tertentu yang dihasilkan

oleh titik-titik yang ada maka dikatakan Heteroskedastisitas, namun bila

tidak membentuk pola tertentu maka dikatakan tidak terjadi

heteroskedastisitas.

Penelitian ini menggunakan uji Park untuk mendeteksi ada

tidaknya heteroskedastisitas. Uji Park pada prinsipnya meregres residual

yang dikuadratkan dengan variabel bebas pada model. Jika nilai Prob >

0,05 maka tidak ada heterokedastisitas, namun jika nilai Prob < 0,05 maka

ada heterokedastisitas.
35

3.7 Metode Analisis data

1. Estimasi Model Regresi Data Panel

1) Model Common Effect

Teknik ini merupakan gabungan data cross section dan time series.

Pendekatan yang sering dipakai dalam model ini adalah metode

Ordinary Least Square (OLS).

2) Model Fixed Effect

Pendekatan model Fixed Effect mengasumsikan bahwa intersep dari

setiap individu adalah berbeda sedangkan slope antar individu adalah

tetap (sama).

2. Pemilihan Model (Teknik Estimasi) Regresi Data Panel

1) F Test atau Chow-Test

Uji Chow-Test digunakan untuk membandingkan/memilih model mana

yang lebih baik antara Common Effect dan Fixed Effect. Uji ini dapat

dilakukan dengan penambahan variabel dummy sehingga dapat

diketahui bahwa intersepnya berbeda dapat diuji dengan uji Statistik F.

2) Hausman Test

Uji Hausman dilakukan untuk mengetahui model mana yang terbaik

antara Fixed Effect dan Random Effect. Statistik uji Hausman

mengikuti distribusi statistik Chi-Squares dengan derajat kebebasan

(df) sebesar jumlah variabel bebas.


36

3. Analisis Regresi Data Panel

Penelitian ini menggunakan model persamaan data panel yang

merupakan gabungan dari data cross section dan data time series. Alat

pengolahan data ini menggunakan program EViews 8.0. Model dalam

penelitian ini adalah :

=∝+ + + +

…………………...………....(3.1)

Dimana :

= Pertumbuhan ekonomi (PDRB)

∝ = Koefisien konstanta

β = Koefisien regresi variabel bebas

= PAD

= BM

= IS

= koefisien error (variabel pengganggu)

= banyaknya waktu

= daerah yang diteliti

3.8 Uji Hipotesis

1. Uji Hipotesis Parsial (Uji t)

Uji hipotesis parsial (uji t) dilakukan untuk menguji apakash suatu variabel

independen berpengaruh atau tidak secara parsial terhadap variabel dependen.

Tahapan pengujiannya adalah melalui perumusan hipotesis dan penentuan tingkat


37

signifikasi serta perbandingan antara t tabel dengan t hitung. Untuk melakukan uji t,

dapat melalui beberapa tahapan sebagai berikut:

1. Menentukan H0 dan Ha:

H0 = 0 :Pendapatan Asli Daerah (PAD), Belanja Modal (BM), dan Investasi

Swasta (IS) secara bersama-sama tidak berpengaruh positif signifikan

terhadap Pertumbuhan Ekonomi.

Ha ≠ 0 : Pendapatan Asli Daerah (PAD), Belanja Modal (BM), dan Investasi

Swasta (IS) secara bersama-sama berpengaruh positif signifikan

terhadap Pertumbuhan Ekonomi.

2. Menentukan daerah kritis atau taraf signifikan, taraf signifikan penelitian

digunakan alpha 5% (0,05)

3. Menghitung nilai t (thitung)

4. Mengambil keputusan dengan dasar sebagai berikut

1. Jika t-hitung < t tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima

2. Jika t-hitung < t tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak

2. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan seberapa besar variabel independen

mampu menjelaskan variabel dependen dan menguji kelayakan model dalam

penelitian ini. Pada tingkat signifikansi 5 persen dengan kriteria pengujian yang

digunakan sebagai berikut:

1. Menentukan Hipotesis
38

Ho: Pendapatan Asli Daerah (PAD), Belanja Modal (BM), dan Investasi

Swasta (IS) secara bersama-sama tidak mampu menjelaskan Pertumbuhan

Ekonomi

Ha: Pendapatan Asli Daerah (PAD), Belanja Modal (BM), dan Investasi

Swasta (IS) secara bersama-sama mampu menjelaskan Pertumbuhan

Ekonomi.

2. Menentukan tingkat signifikansi.

Perlu diingat bahwa pengujian hipotesis dengan f tabel menggunakan

derajat kebebasan df 1 (jumlah variabel -1), dan df 2 (n-k-1) dan dengan

menggunakan tingkat keyakinan 95 persen, α = 0,05 (5%).

3. Menentukan nilai F hitung

4. Menentukan keputusan dengan dasar sebagai berikut:

1. F hitung < F tabel, maka Ho dan Ha ditolak.

F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

2. Signifikasi F > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Signifikasi F < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

3. Koefisien Determinasi (R²)

Koefisien determinasi (R²) adalah mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh

variabel independen yaitu Pendapatan Asli Daerah, Belanja Modal dan

Investasi Swasta terhadap variabel dependen yaitu Pertumbuhan Ekonomi

(PDRB).
BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Objek Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Kabupaten/Kota Provinsi Bali, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat

periode tahun 2008 sampai 2013. Periode tersebut diambil agar penelitian ini bisa

menggunakan data terbaru sehingga diharapkan hasilnya masih relevan dengan

situasi dan kondisi saat ini. Variabel-variabel yang digunakan dibagi menjadi

yaitu variabel dependen dan independen. Variabel dependen pada penelitian ini

adalah Pertumbuhan Ekonomi. Sedangkan variabel independennya adalah

makroekonomi seperti nilai tukar Pendapatan Asli Daerah (PAD), Belanja Modal

(BM) dan Investasi Swasta (IS).

4.2 Analisis Data

Penelitian ini membahas variabel indenpenden yang teridiri darir

Pendapatan Asli Daerah (PAD), Belanja Modal (BM) dan Investasi Swasta (IS).

Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalalah pertumbuhan ekonomi

(PDRB). Sumber yang digunakan peneliti untuk memperoleh nilai variabel

tersebut adalah berasal dari perpustakaan pemerintah dan laporan keuangan

daerah masing-masing Kabupaten/Kota yang dijadikan sampel penelitian pada

Provinsi Bali, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat. Peneltian

39
40

dilakukan berdasarkan data makroekonomi dan laporan keuangan daerah

Kabupaten/Kota periode 2010-2013.

Tabel 4.1

Ringkasan Data Penelitian 2010-2013

KABUPATEN/KOTA Tahun PAD BM IS PDRB


Kab. Lombok barat 2010 17.7274 18.4833 25.4984 28.2024
2011 19.9070 18.9889 24.8327 28.2602
2012 18.3635 18.8368 18.6047 28.3093
2013 18.6158 18.9102 32.9999 28.3590
Kab. Lombok Tengah 2010 17.5731 18.2439 24.8237 28.4307
2011 17.8970 18.4147 24.0385 28.5174
2012 18.1779 18.9618 19.1933 28.6322
2013 18.0780 19.4824 31.4377 28.6923
Kab. Sumbawa 2010 17.3937 18.3894 25.1154 28.2369
2011 18.3048 18.9608 24.6570 28.3038
2012 17.9307 18.8682 16.0348 28.3697
2013 18.0537 18.8612 31.3199 28.4341
Kab. Dompu 2010 16.8051 18.1378 21.1401 27.5601
2011 17.1596 18.3286 12.3487 27.6369
2012 17.0850 18.5119 11.2021 27.7029
2013 17.4107 18.7358 35.1266 27.7539
Kab. Sumbawa Barat 2010 17.1591 18.7508 23.8532 29.3351
2011 18.5638 18.8886 27.5164 29.0302
2012 20.0604 18.7705 10.7161 28.7156
2013 17.5402 19.7533 10.7161 28.7727
Kab. Lombok Utara 2010 16.9249 18.6608 26.5989 27.1966
2011 17.0893 18.5961 26.6677 27.2520
2012 17.3777 18.7582 17.1875 27.2926
2013 17.3790 18.9258 32.3408 27.3278
Kota Mataram 2010 17.6108 18.2324 22.1026 28.4152
2011 18.2274 18.7865 25.1561 28.4891
2012 18.3786 18.7236 19.8917 28.5188
2013 18.3170 19.2809 30.6268 28.5963
Kab. Sumba Barat 2010 16.8515 18.5421 31.6260 27.6418
2011 16.8526 18.8069 15.5834 27.6878
41

2012 16.8515 18.5121 15.0034 27.7311


2013 17.1742 18.6529 23.6817 27.7769
Kab. Kupang 2010 17.2526 18.7874 25.3745 26.4276
2011 17.3293 18.5237 12.0857 26.4800
2012 17.5178 18.6350 11.0001 26.5328
2013 17.7602 18.6894 24.0336 26.5862
Kab. Ende 2010 16.7446 17.8533 33.8316 27.4020
2011 16.8290 18.2305 17.7971 27.4520
2012 17.3055 18.4120 16.7970 27.5032
2013 17.4687 18.5380 26.2970 27.5551
Kab. Rotendao 2010 16.3611 18.1907 22.9348 26.5741
2011 16.6156 18.3381 11.9007 26.6240
2012 16.5923 18.0289 11.0003 26.6710
2013 16.8109 18.5035 26.2223 26.7174
Kab. Jembrana 2010 17.3530 17.8788 24.9307 28.1845
2011 17.5371 18.0275 32.1932 28.2391
2012 17.6543 18.7179 30.5011 28.2964
2013 17.8187 18.6508 28.0694 28.3488
Kab. Tabanan 2010 18.4961 18.4968 35.3189 28.5376
2011 18.7646 18.0703 33.0577 28.5941
2012 19.0283 18.7480 33.8715 28.6515
2013 19.0239 18.6412 33.4885 28.7100
Kab. Badung 2010 20.7023 18.9877 37.7159 29.4037
2011 21.0642 19.1123 37.0743 29.4684
2012 21.3493 20.2576 38.1890 29.5389
2013 21.3517 20.6097 35.6977 29.6011
Kab. Gianyar 2010 18.8500 18.5156 30.7033 28.8490
2011 18.9819 18.6370 34.1901 28.9145
2012 19.3809 18.6082 35.0678 28.9801
2013 19.2901 19.0248 32.2577 29.0424
Kab. Klungkung 2010 17.2601 17.5663 26.2841 27.8994
2011 17.5226 17.7075 29.8294 27.9559
2012 17.6983 18.2127 30.4945 28.0145
2013 17.6979 18.2331 29.2847 28.0700
Kab. Bangli 2010 16.6038 18.0439 30.2869 27.7191
2011 16.9493 18.4349 30.5484 27.7759
2012 17.5230 18.2264 30.6148 27.8340
2013 17.5532 17.8280 25.8518 27.8887
Kab. KarangAsem 2010 17.9377 18.1659 36.9647 28.2387
42

2011 18.6796 18.5933 36.1886 28.2893


2012 18.7855 18.9609 34.2401 28.3450
2013 18.7642 18.9808 30.8489 28.4056
Kab. Buleleng 2010 18.2810 17.6701 32.6786 28.8716
2011 18.5084 18.6187 37.4384 28.9309
2012 18.6754 18.1904 34.1355 28.9940
2013 18.6675 19.1202 31.7888 29.0590
Kota Denpasar 2010 19.3681 18.0015 34.2857 29.3733
2011 19.8675 18.3016 32.7451 29.4388
2012 20.0525 19.1441 33.5124 29.5082
2013 20.0559 19.3355 32.2706 29.5716
Sumber: Badan Pusat Statistik (2014)

4.2.1 Statistik Deskriptif


Peninjauan deskripsi variabel penelitian untuk masing-masing variabel

dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan penelitian. Statistik deskriptif

bertujuan memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang akan digunakan

dalam penelitian ini. Adapun statistik deskriptif yang akan dibahas meliputi nilai

rata-rata (mean), standar deviasi, nilai tertinggi (maksimum), dan nilai terendah

(minimum) untuk masing-masing variabel yang terlihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2
Statistik Deskriptif
PDRB PAD BM IS
Mean 28.19063 18.08158 18.61010 26.86919
Median 28.30010 17.74380 18.61345 28.67701
Maximum 29.60110 21.35175 20.60973 38.18904
Minimum 26.42760 16.36111 17.56631 10.71610
Std. Dev. 0.812528 1.143530 0.509521 7.721596

Observations 80 80 80 80
Sumber: Hasil pengolahan dengan EViews 8.0
43

Jumlah objek dalam penelitian ini ada berjumlah 80 data, yang terdiri atas

data cross section sebanyak 20 Kabupaten/Kota dan dengan data time series

selama 4 tahun. Berdasarkan data statistik deskriptif diatas, terdapat satu variabel

dependen yaitu laju pertumbuhan (PDRB), dan terdapat tiga variabel independen

yaitu terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Belanja Modal (BM) dan

Investasi Swasta (IS) yang kemudian data dalam penelitian ini di transformasikan

kedalam bentuk log natural Pendapatan Asli Daerah (PAD), Belanja Modal (BM)

dan Investasi Swasta (IS) serta laju pertumbuhan ekonomi (PDRB).

Berdasarkan hasil data deskriptif diatas, dapat diketahui bahwa tingkat laju

pertumbuhan ekonomi 28,19063 dengan nilai laju pertumbuhan tertinggi sebesar

29,60110 (29,60 persen) dan nilai terendah sebesar 26,42760 (26,42 persen) serta

standar deviasi sebesar 0,812528. Hasil tersebut merukan hasil transformasi Log

Natural dengan pertimbangan terjadinya gap yang terlalu besar terhadap jumlah

nominal ditiap daerah yang bebeda-beda.

Variabel independen yang akan diteliti pengaruhnya terhadap

pertumbuhan ekonomi adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD), Belanja Modal

(BM), dan Investasi Swasta (IS). Masing masing variabel independen tersebut di

transformasikan juga kedalam log natural, dengan pertimbangan dari tiga variabel

independen tersebut satu dengan yang lainnya terjadi gap nominal yang jauh. Data

statistic deskriptif menunjukkan bahwa rata-rata Log Natural Pendapatan Asli

Daerah (PAD) sebesar 18,081158 dengan nilai tertinggi sebesar 21,35375 dan

nilai terendah sebesar 18,36111 serta standar deviasi sebesar 1,143530.


44

Nilai rata-rata Log Natural Belanja Modal (BM) sebesar 18,61010,

dengan nilai tertinggi sebesar 20,60973 dan nilai terendah sebesar 17,56631, serta

standar deviasi sebesar 0,50952. Nilai rata-rata Log Natural Investasi Swasta (IS)

sebesar 26.86919, dengan nilai tertinggi sebesar 38,18904 dan nilai terendah

sebesar 10,71610, serta standar deviasi sebesar 7,721596.

4.3 Interpretasi Hasil

4.3.1 Pengujian Asumsi – asumsi Model Regresi

1) Uji Normalitas

Gambar 4.1

Grafik Histogram Uji Normalitas

10
Series: Standardized Residuals
Sample 2010 2013
8 Observations 80

Mean 3.52e-16
6 Median 0.070468
Maximum 1.675149
Minimum -1.384871
4 Std. Dev. 0.487614
Skewness -0.170610
Kurtosis 4.904124
2
Jarque-Bera 12.47373
Probability 0.001956
0
-1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5
Sumber: Hasil pengolahan dengan EViews 8.0

Berdasarkan tampilan grafik histogram pada gambar 4.1 diatas, dapat

disimpulkan bahwa hasil Jarque-Bera lebih dari 2 yaitu 12,47373. Hal ini

menunjukkan bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.


45

2) Uji Multikolinearitas

Tabel 4.3

Uji Multikolinearitas

PAD BM IS
PAD 1.000000 0.562673 0.501595
BM 0.562673 1.000000 0.115144
IS 0.501595 0.115144 1.000000
Sumber: Hasil pengolahan dengan EViews 8.0

Berdasarkan tabel 4.3 diatas, hasil matriks korelasi menunjukkan bahwa

variabel PAD,BM dan IS memiliki hubungan satu sama lain. Hal ini ditunjukkan

pada koefisien korelasi yang sangat rendah atau jauh dari 0,8, maka dapat

disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas.

3) Autokorelasi

Tabel 4.4

Autokorelasi

R-squared 0.639857 Mean dependent var 28.19063


Adjusted R-squared 0.625641 S.D. dependent var 0.812528
S.E. of regression 0.497145 Akaike info criterion 1.488835
Sum squared resid 18.78360 Schwarz criterion 1.607936
Log likelihood -55.55339 Hannan-Quinn criter. 1.536586
F-statistic 45.00907 Durbin-Watson stat 1.135829
Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Hasil pengolahan dengan EViews 8.0

Dari hasil pengolahan data tabel 4.4 diatas terlihat nilai statistik Durbin-

Watson adalah 1,135829. Angka tersebut terletak diantara -2 sampai +2 yang

berarti tidak ada autokorelasi.


46

4) Uji Heteroskedastisitas

Tabel 4.5

Uji Park

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

PAD -0.021111 0.270960 -0.077911 0.9381


BM -0.016497 0.241404 -0.068338 0.9457
IS -0.079460 0.033797 -2.351115 0.0213

R-squared 0.072700 Mean dependent var -2.841346


Adjusted R-squared 0.048614 S.D. dependent var 2.005780
S.E. of regression 1.956418 Akaike info criterion 4.216886
Sum squared resid 294.7230 Schwarz criterion 4.306212
Log likelihood -165.6755 Hannan-Quinn criter. 4.252700
Durbin-Watson stat 1.373328

Sumber: Hasil pengolahan dengan EViews 8.0

Dari hasil pengolahan dengan uji park terlihat bahwa tidak ada variabel

independen yang signifikan secara statistik probability > α (0,05). Maka dapat

disimpulkan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas.

4.3.2 Model Analisis Data

1. Estimasi Model Regresi Data Panel

Terdapat tiga model estimasi regresi data panel yaitu common effect, fixed

effect, dan random effect. Untuk mengetahui model mana yang dipakai dalam

penelitian ini, maka dilakukan beberapa pengujian terlebih dahulu. Berikut akan

diuraikan hasil dari ketiga model estimasi tersebut.


47

1) Common Effect

Tabel 4.6

Commond Effect

R-squared 0.639857 Mean dependent var 28.19063


Adjusted R-squared 0.625641 S.D. dependent var 0.812528
S.E. of regression 0.497145 Akaike info criterion 1.488835
Sum squared resid 18.78360 Schwarz criterion 1.607936
Log likelihood -55.55339 Hannan-Quinn criter. 1.536586
F-statistic 45.00907 Durbin-Watson stat 1.135829
Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Hasil pengolahan dengan EViews 8.0

Dengan menggunakan pendekatan ordinary least square atau common

effect, dapat dilihat bahwa hasil adjusted R-squared adalah sebesar 0,625641.

Berdasarkan hasil tersebut, dapat dilihat bahwa variabel yang nilai probabilitasnya

< α (0,05) dinyatakan signifikan adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan

Investasi Swasta (IS), sedangkan untuk variabel Belanja Modal (BM) tidak

signifikan.

2) Fixed Effect

Tabel 4.7

Fixed Effect

Dependent Variable: PDRB


Method: Panel Least Squares
Date: 04/06/15 Time: 19:20
Sample: 2010 2013
Periods included: 4
Cross-sections included: 20
48

Total panel (balanced) observations: 80

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 26.06533 0.596536 43.69451 0.0000


PAD -0.004327 0.026786 -0.161540 0.8722
BM 0.113636 0.030033 3.783634 0.0004
IS 0.003304 0.001988 1.662197 0.1020

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.991761 Mean dependent var 28.19063


Adjusted R-squared 0.988582 S.D. dependent var 0.812528
S.E. of regression 0.086824 Akaike info criterion -1.813836
Sum squared resid 0.429692 Schwarz criterion -1.129004
Log likelihood 95.55345 Hannan-Quinn criter. -1.539267
F-statistic 311.8933 Durbin-Watson stat 1.740814
Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Hasil pengolahan dengan EViews 8.0

Berdasarkan hasil pengujian pada model efek tetap ini, dapat dilihat hasil

adjusted R-squared lebih tinggi dibandingkan dengan model ordinary least

square atau common effect yaitu sebesar 0,988582. Pada variabel Belanja Modal

(BM) signifikan secara statistik karena nilai probabilitasnya < α (0,05), sedangkan

variabel Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Investasi Swasta (IS) tidak

signifikan.

3) Random Effect

Tabel 4.8

Random Effect

Dependent Variable: PDRB


Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 04/06/15 Time: 19:30
Sample: 2010 2013
Periods included: 4
Cross-sections included: 20
Total panel (balanced) observations: 80
Swamy and Arora estimator of component variances
49

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 25.50089 0.596389 42.75881 0.0000


PAD 0.032712 0.026003 1.257996 0.2122
BM 0.106294 0.029933 3.551064 0.0007
IS 0.004471 0.001973 2.265883 0.0263

Effects Specification
S.D. Rho

Cross-section random 0.478923 0.9682


Idiosyncratic random 0.086824 0.0318

Weighted Statistics

R-squared 0.195252 Mean dependent var 2.544914


Adjusted R-squared 0.163486 S.D. dependent var 0.112324
S.E. of regression 0.102733 Sum squared resid 0.802109
F-statistic 6.146505 Durbin-Watson stat 1.272111
Prob(F-statistic) 0.000848

Unweighted Statistics

R-squared 0.154694 Mean dependent var 28.19063


Sum squared resid 44.08772 Durbin-Watson stat 0.363257

Sumber: Hasil pengolahan dengan EViews 8.0

Berdasarkan hasil pengujian pada model efek tetap ini, dapat dilihat hasil

adjusted R-squared lebih rendah dibandingkan dengan model ordinary least

square atau common effect dan fixed effect yaitu sebesar 0,163486. Pada variabel

Belanja Modal (BM) dan Investasi Swasta (IS) signifikan secara statistik karena

nilai probabilitasnya < α (0,05), sedangkan variabel Pendapatan Asli Daerah

(PAD) tidak signifikan.

2. Pemilihan Model Estimasi Regresi Data Panel

1) Chow-Test

Uji Chow digunakan untuk memilih antara model OLS (Common Effect)

atau Fixed Effect. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji statistik F

atau chi-kuadrat. Jika nilai F hitung dan Chi-square dalam model Fixed Effect
50

(FE) < 0,05 (ditentukan di awal sebagai tingkat signifikasi atau alpha) maka

model yang terpilih adalah FE, tetapi jika nilai F hitung dan Chi-square > 0,05

maka model yang terpilih adalah CE.

Tabel 4.9

Chow-Test

Redundant Fixed Effects Tests


Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 128.142359 (19,57) 0.0000


Cross-section Chi-square 302.213693 19 0.0000

Cross-section fixed effects test equation:


Dependent Variable: PDRB
Method: Panel Least Squares
Date: 04/06/15 Time: 19:36
Sample: 2010 2013
Periods included: 4
Cross-sections included: 20
Total panel (balanced) observations: 80

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 19.48450 2.074365 9.392995 0.0000


PAD 0.506785 0.069873 7.252977 0.0000
BM -0.051367 0.136571 -0.376121 0.7079
IS 0.018557 0.008612 2.154830 0.0343

R-squared 0.639857 Mean dependent var 28.19063


Adjusted R-squared 0.625641 S.D. dependent var 0.812528
S.E. of regression 0.497145 Akaike info criterion 1.488835
Sum squared resid 18.78360 Schwarz criterion 1.607936
Log likelihood -55.55339 Hannan-Quinn criter. 1.536586
F-statistic 45.00907 Durbin-Watson stat 1.135829
Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Hasil pengolahan dengan EViews 8.0


51

Berdasarkan hasil tabel 4.9 dapat dilihat bahwa nilai Prob. Cross-

section F sebesar 0,0000 lebih kecil dari nilai α (0,05). Sehingga dapat

disimpulkan bahwa, lebih baik menggunakan fixed effect dalam mengestimasi

data panel dibandingkan dengan model ordinary least square atau common

effect.

2) Hausman Test

Hausman Test digunakan untuk memilih estimasi yang paling tepat antara

pendekatan fixed effect dan pendekatan random effect di dalam regresi data

panel. Jika nilainya > 0,05 maka model yang terpilih adalah RE (random

effect), tetapi jika < 0,05 maka model yang terpilih adalah FE (fixed effect).

Tabel 4.10

Hausman Test

Correlated Random Effects - Hausman Test


Equation: Untitled
Test cross-section random effects

Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 33.402369 3 0.0000

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.

PAD -0.004327 0.032712 0.000041 0.0000


BM 0.113636 0.106294 0.000006 0.0028
IS 0.003304 0.004471 0.000000 0.0000

Cross-section random effects test equation:


Dependent Variable: PDRB
Method: Panel Least Squares
Date: 04/06/15 Time: 19:43
52

Sample: 2010 2013


Periods included: 4
Cross-sections included: 20
Total panel (balanced) observations: 80

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 26.06533 0.596536 43.69451 0.0000


PAD -0.004327 0.026786 -0.161540 0.8722
BM 0.113636 0.030033 3.783634 0.0004
IS 0.003304 0.001988 1.662197 0.1020

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.991761 Mean dependent var 28.19063


Adjusted R-squared 0.988582 S.D. dependent var 0.812528
S.E. of regression 0.086824 Akaike info criterion -1.813836
Sum squared resid 0.429692 Schwarz criterion -1.129004
Log likelihood 95.55345 Hannan-Quinn criter. -1.539267
F-statistic 311.8933 Durbin-Watson stat 1.740814
Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Hasil pengolahan dengan EViews 8.0

Pada tabel 4.10 dapat dilihat nilai probabilitas dari chi-square sebesar

0,0005 lebih kecil dari nilai α (0,05) maka fixed effect lebih baik digunakan dalam

mengestimasi data panel dibandingkan dengan random effect.

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari kedua uji pemilihan model dapat

disimpulkan bahwa model fixed effect lebih baik dari pada model common effect

dan random effect, tanpa harus dilakukan uji selanjutnya yaitu uji LM.

3. Analisis Regresi Data Panel

Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh variabel Pendapatan Asli

Daerah (PAD), Belanja Modal (BM) dan Investasi Swasta (IS) terhadap

Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) maka dilakukan analisis regresi data panel. Hasil
53

olahan data yang digunakan dalam analisis statistik adalah model Fixed Effect

dengan uji heteroskedastisitas.

Tabel 4.11

Fixed Effect dengan Uji heteroskedastisitas

Dependent Variable: PDRB


Method: Panel EGLS (Cross-section weights)
Date: 04/06/15 Time: 22:48
Sample: 2010 2013
Periods included: 4
Cross-sections included: 20
Total panel (balanced) observations: 80
Linear estimation after one-step weighting matrix

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 25.16512 0.268163 93.84266 0.0000


PAD 0.055105 0.019995 2.755965 0.0078
BM 0.108304 0.014084 7.690084 0.0000
IS 0.000505 0.001147 0.440138 0.6615

Sumber: Hasil Pengolahan dengan EViews 8.0

Berdasarkan tabel 4.9 dapat diperolah persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 25,16512 + 0,055105PAD + 0,108304BM + 0,000505IS

Keterangan:

Y = Pertumbuhan Ekonomi

X1 = Pendapatan Asli Daerah (PAD)

X2 = Belanja Modal (BM)

X3 = Investasi Swasta (IS)


54

Dari model persamaan di atas, dapat disimpulkan beberapa hal antara lain:

1. Model Fixed Effect menunjukkan hubungan positif antara variabel

Pendapatan Asli Daerah (PAD), Belanja Modal (BM) dan Investasi Swasta

(IS) terhadap Pertumbuhan Ekonomi (PDRB), pada Kabupaten/Kota Provinsi

Bali, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat periode 2010-2013.

2. Variabel Belanja Modal (BM) mempunyai nilai koefisien terbesar terhadap

Pertumbuhan Ekonomi (PDRB), yaitu sebesar 0,108304 sedangkan variabel

Investasi Swasta (IS) mempunyai nilai koefisien terkecil yaitu sebesar

0,000505.

4.3.3 Uji Hipotesis

Ada tiga pada uji hipotesis yaitu Uji Koefisien Regresi secara parsial (uji

t), Uji Kelayakan Model (uji f), dan Uji Koefisien Determinasi. Berikut ini hasil

dari ketiga uji hipotesis adalah sebagai berikut:

1. Uji Hipotesis Parsial (Uji t)

Uji hipotesis parsial (uji t) dilakukan untuk melihat signifikansi dari

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Dasar pengambilan

keputusan apakah H0 atau Ha diterima:

H0 = 0: Pendapatan Asli Daerah (PAD), Belanja Modal (BM), dan Investasi

Swasta (IS) secara bersama-sama tidak berpengaruh positif signifikan

terhadap Pertumbuhan Ekonomi.


55

Ha ≠ 0: Pendapatan Asli Daerah (PAD), Belanja Modal (BM), dan Investasi

Swasta (IS) secara bersama-sama berpengaruh positif signifikan

terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Hipotesis dalam uji t adalah sebagai

berikut:

1. Jika t-hitung < t tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima

2. Jika t-hitung > t tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak

Tabel 4.12

Uji Hipotesis Parsial (Uji t)

Dependent Variable: PDRB


Method: Panel EGLS (Cross-section weights)
Date: 04/06/15 Time: 22:48
Sample: 2010 2013
Periods included: 4
Cross-sections included: 20
Total panel (balanced) observations: 80
Linear estimation after one-step weighting matrix

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 25.16512 0.268163 93.84266 0.0000


PAD 0.055105 0.019995 2.755965 0.0078
BM 0.108304 0.014084 7.690084 0.0000
IS 0.000505 0.001147 0.440138 0.6615

Sumber: Hasil pengolahan dengan EViews 8.0

Variabel Pendapatan Asli Daerah (PAD) diperoleh nilai t-statistik sebesar

2,755965 dengan nilai probabilitas sebesar 0,0078 lebih kecil dari tingkat

signifikansi yaitu 0,05 maka H01 ditolak dan Ha1 diterima. Variabel Pendapatan

Asli Daerah berpengaruh positif signifikan terhadap laju Pertumbuhan Ekonomi

Kabupaten/Kota 2010-2013.

Untuk variabel Belanja Modal (BM), diperoleh nilai t-statistik sebesar

7,690084 dengan nilai probabilitas sebesar 0,000 lebih kecil dari tingkat

signifikasi yaitu 0,05 maka H02 ditolak dan Ha2 diterima. Variabel Belanja Modal
56

berpengaruh positif signifikan terhadap laju Pertumbuhan Ekonomi. Penemuan

empiris ini sejalan dengan hipotesis awal yang menyatakan bahwa Belanja Modal

berpengaruh negatif signifikan terhadap laju Pertumbuhan Ekonomi

Kabupaten/Kota tahun 2010-2013.

Untuk variabel Investasi Swasta (IS), diperoleh nilai t-statistik sebesar

0,440183 dengan nilai probabilitas sebesar 0,6615 lebih besar dari tingkat

signifikansi yaitu 0,05 maka H03 diterima dan Ha3 ditolak. Variabel Investasi

Swasta berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi.

Penemuan empiris ini tidak sejalan dengan hipotesis awal yang menyatakan

bahwa Investasi Swasta berpengaruh positif signifikan terhadap Pertumbuhan

Ekonomi pada Provinsi Jawa Tengah Tahun 1992-2011.

2. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji statistik F pada dasarnya untuk menguji apakah model yang digunakan

layak dalam penelitian ini:

H0: Indeks Pendapatan Asli Daerah (PAD), Belanja Modal (BM), dan

Investasi Swasta (IS) secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan

terhadap Pertumbuhan Ekonomi (PDRB).

Ha: Indeks Pendapatan Asli Daerah (PAD), Belanja Modal (BM), dan

Investasi Swasta (IS) secara bersama-sama berpengaruh signifikan

terhadap Pertumbuhan Ekonomi (PDRB).


57

Tabel 4.13

Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

Weighted Statistics

R-squared 0.998165 Mean dependent var 48.92566


Adjusted R-squared 0.997457 S.D. dependent var 22.47787
S.E. of regression 0.074955 Sum squared resid 0.320237
F-statistic 1409.703 Durbin-Watson stat 2.257887
Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.990632 Mean dependent var 28.19063


Sum squared resid 0.488583 Durbin-Watson stat 1.636623

Sumber: Hasil pengolahan dengan EViews 8.0

Dari hasil uji F pada gambar 4.13 diketahui bahwa nilai dari probabilitas

(F-statistic) adalah 0,000000. Dengan menggunakan α 0,05 menunjukkan bahwa

probabilitas (F-statistic) lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Artinya Pendapatan Asli Daerah (PAD), Belanja Modal (BM), dan Investasi

Swasta (IS) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan

Ekonomi (PDRB) pada Kabupaten/Kota Provinsi Bali, Nusa Tenggara Timur dan

Nusa Tenggara Barat.

3. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Analisis determinasi mencerminkan seberapa besar variasi dari variavel

terikat dapat diterangkan oleh variabel bebas. digunakan untuk melihat persentase

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Bila nilai koefisien

determinasi sama dengan 0 artinya variasi dari variabel terikat tidak dapat

diterangkan sama sekali oleh variabel bebasnya. Sementara bila koefisien


58

determinasi sama dengan 1 artinya variasi dari variabel terikat dapat diterangkan

oleh variabel bebasnya.

Berdasarkan hasil pengolahan data, nilai adjusted R-square adalah sebesar

0,990632. Hal ini dapat diartikan bahwa variabel-variabel bebas dalam penelitian

ini yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD), Belanja Modal (BM), dan Investasi

Swasta (IS) berpengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonomi sebesar 99,0632 persen,

dan sisanya yaitu sebesar 0,9368 persen dipengaruhi oleh variabel lain diluar

model penelitian.

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Berdasarkan hasil pengujian di atas, dapat diketahui bahwa Pendapatan

Asli Daerah (PAD) mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap Pertumbuhan

Ekonomi (PDRB) pada Kabupaten/Kota Provinsi Bali, Nusa Tenggara Timur dan

Nusa Tenggara Barat periode tahun 2010-2013. Jika dilihat dari persamaan

regresinya yang menunjukkan angka 0,055105, angka tersebut dapat diartikan

bahwa setiap kenaikan 1 rupiah besarnya Pendapatan Asli Daerah akan

mengakibatkan kenaikan pada Perumbuhan Ekonomi sebesar 0,055105 persen.

Penelitian ini didukung oleh Novianto (2013) yang menunjukkan bahwa

Pendapatan Asli Daerah (PAD) berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan

Ekonomi (PDRB).
59

2. Pengaruh Belanja Modal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Berdasarkan hasil pengujian di atas, dapat diketahui bahwa Belanja Modal

mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi pada

Kabupaten/Kota Provinsi Bali, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat

periode tahun 2010-2013. Jika dilihat dari persamaan regresinya yang

menunjukkan angka 0,108304, angka tersebut dapat diartikan bahwa setiap

kenaikan 1 rupiah besarnya Belanja Modal akan mengakibatkan peningkatan pada

Pertumbuhan Ekonomi sebesar 0,108304 persen. Penelitian ini didukung oleh

Agustina dan Indrajaya (2014) bahwa variabel Belanja Modal berpengaruh positif

signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi.

3. Pengaruh Investasi Swasta Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Berdasarkan hasil pengujian di atas, dapat diketahui bahwa Investasi

Swasta mempunyai pengaruh positif tidak signifikan terhadap Pertumbuhan

Ekonomi pada Kabupaten/Kota Provinsi Bali, Nusa Tenggara Timur dan Nusa

Tenggara Barat periode tahun 2010-2013. Jika dilihat dari persamaan regresinya

yang menunjukkan angka 0,000505, angka tersebut dapat diartikan bahwa setiap

kenaikan 1 persen besarnya Investasi Swasta akan mengakibatkan kenaikan pada

Pertumbuhan Ekonomi sebesar 0,000505 persen namun hasil positif ini tidak

berpengaruh signifikan. Hal ini disebabkan kualitas investasi yang tidak tepat

pada sasaran pertumbuhan ekonomi yang ditujukkan pada pembiayaan daerah dan

tidak ditopang pada sektor penghasil barang yang menjadikan minim penyerapan

buruh pada sektor penghasil barang. Disamping itu hal ini dipengaruhi oleh faktor
60

eksternal yakni perubahan iklim cuaca yang menyebabkan menurunnya kapasitas

produksi barang pada lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan.

4. Pengaruh secara bersama-sama (simultan) Indeks Pendapatan Asli

Daerah, Belanja Modal dan Investasi Swasta.

Dari hasil uji F pada gambar 4.13 diketahui bahwa nilai dari probabilitas

(F-statistic) adalah 0,000000. Dengan menggunakan α 0,05 menunjukkan bahwa

probabilitas (F-statistic) lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima.

Artinya Pendapatan Asli Daerah (PAD), Belanja Modal (BM), dan Investasi

Swasta (IS) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan

Ekonomi (PDRB) pada Kabupaten/Kota Provinsi Bali, Nusa Tenggara Timur dan

Nusa Tenggara Barat.


BAB V

KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini bermaksud untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi

Pertumbuhan Ekonomi, yang diantaranya adalah Indeks Pendapatan Asli Daerah

(PAD), Belanja Modal (BM) dan Investasi Swasta (IS) di Kabupaten/Kota

Provinsi Bali, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat tahun 2010-2013.

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan pada bab IV, maka kesimpulannya

sebagai berikut:

1. Pendapatan Asli Daerah mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap

Pertumbuhan Ekonomi. Hal ini ditunjukkan dengan 2,755965 thitung >

1.66515 ttabel maka H ditolak Ha diterima yang artinya, bahwa ada

pengaruh positif signifikan variabel Pendapatan Asli Daerah terhadap

tingkat Produk Domestik Regional Bruto. Hal ini menunjukkan bahwa

peningkatan Pendapatan Asli Daerah akan berakibat pada meningkatnya

pertumbuhan ekonomi, sehingga akan meningkatkan perolehan

pendapatan. Hal ini berarti juga semakin tinggi perolehan pendapatan akan

menyebabkan peningkatan pertumbuhan ekonomi.

2. Belanja Modal mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap

Pertumbuhan Ekonomi. Sesuai dengan 7.690084 thitung > 1.66515 ttabel

maka H ditolak Ha diterima yang artinya bahwa ada pengaruh positif

61
62

signifikan variabel Belanja Modal terhadap tingkat Produk Domestik

Regional Bruto. Hal ini menunjukkan bahwa dengan belanja modal tinggi

yang dimiliki setiap kab/kota, maka akan membuat pertumbuhan ekonomi

tersebut bertambah. Hal ini terjadi karena belanja modal biasanya

digunakan untuk untuk biaya pembangunan dan perbaikan infrastruktur

dari daerah yang bersangkutan.

3. Investasi Swasta mempunyai pengaruh positif tidak signifikan terhadap

Pertumbuhan Ekonomi. Pada 0.440138 thitung < 1.66515 ttabel maka H

ditolak Ha diterima, yang menunjukkan ada pengaruh positif tidak

signifikan variabel Investasi Swasta terhadap Produk Domestik Regional

Bruto. Hal ini menunjukkan bahwa dengan investasi swasta tinggi tidak

terlalu mempengaruhi pertumbunhan ekonomi. Hal ini disebabkan kualitas

investasi yang tidak tepat pada sasaran pertumbuhan ekonomi yang

ditujukkan pada arah pembiayaan daerah, sehingga investasi yang

dilakukan tidak berpengaruh secara positif signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi di kab/kota.

4. Berdasarkan perhitungan hasil uji F, diketahui bahwa nilai dari

probabilitas (F-statistic) adalah 0,000000. Dengan menggunakan α 0,05

menunjukkan bahwa probabilitas (F-statistic) lebih kecil dari 0,05, maka

H ditolak dan Ha diterima apabila 1407.703 thitung > 2.98 ttabel yang artinya

variabel bebas mampu menjelaskan variabel yang dijelaskan secara

signifikan. Penelitian ini layak menjelaskan pertumbuhan ekonomi daerah,

sehingga Pendapatan Asli Daerah (PAD), Belanja Modal (BM), dan


63

Investasi Swasta (IS) secara bersama-sama berpengaruh signifikan

terhadap Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) pada Kabupaten/Kota Provinsi

Bali, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Kelemahan dan kekurangan yang ditemukan setelah analisis dan

interpretasi dalam penelitian ini adalah data yang di gunakan masih terlalu pendek

dan banyaknya Kabupaten/Kota yang tidak terpublikasi dengan jelas laporan

keuangannya serta jumlah variabel yang digunakan masih terbatas. Sehingga

mempengaruhi hasil signifikansi variabel independen dalam mempengaruhi

variabel dependen. Model dalam penelitian ini masih terbatas karena hanya

melihat pengaruh variabel Indeks Pendapatan Asli Daerah (PAD), Belanja Modal

(BM) dan Investasi Swasta (IS) di Kabupaten/Kota Provinsi Bali, Nusa Tenggara

Timur dan Nusa Tenggara Barat periode 2010-2013.

5.3 Rekomendasi

Dengan memperhatikan hasil analisis dan kesimpulan, maka beberapa

saran yang dapat direkomendasikan adalah dengan mengembangkan variabel

karna variabel yang ada di penelitian ini masih terbatas yaitu Indeks Pendapatan

Asli Daerah (PAD), Belanja Modal (BM) dan Investasi Swasta (IS) terhadap

Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten/Kota di Pulau Bali, Nusa Tenggara Barat

dan Nusa Tenggara Timur periode 2010-2013. Oleh karna itu diperlukan studi

lanjutan yang lebih mendalam dengan data, tahun dan metode yang lebih lengkap.
64

Dengan begitu dapat melengkapi hasil penelitian yang telah ada dan hasilnya

dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan berbagai pihak yang berkaitan

dengan pembangunan ekonomi.


65

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2014. Bali Dalam Angka 2011-2014. Jakarta: Badan Pusat
Statistik.

Badan Pusat Statistik. 2014. Nusa Tenggara Barat Dalam Angka 2011-2014.
Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Badan Pusat Statistik. 2014. Nusa Tenggara Timur Dalam Angka 2011-2014.
Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Badan Pusat Statistik. 2013. Produk Domestik Regional Bruto Bali 2009-2012.
Jakarta: Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik. 2014. Produk Domestik Regional Bruto Bali 2010-2013.
Jakarta: Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik. 2013. Produk Domestik Regional Bruto Nusa Tenggara
Barat 2009-2012. Jakarta: Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik. 2014. Produk Domestik Regional Bruto Nusa Tenggara
Barat 2010-2013. Jakarta: Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik. 2013. Produk Domestik Regional Bruto Nusa Tenggara
Timur 2009-2012. Jakarta: Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik. 2014. Produk Domestik Regional Bruto Nusa Tenggara
Timur 2010-2013. Jakarta: Badan Pusat Statistik

Halim, Abdul. 2014. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Salemba Empat

Iskandar, Maolana A. 2012. Pengaruh Belanja Modal, Dana Perimbangan dan


Kemandirian Fiskal terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah (Studi
Empiris pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Pulau Jawa Periode 2006-
2010). Skripsi. Jakarta: Universitas Indonesia

Mankiw, N. Gregory. 2007. Makroekonomi. Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga,

Moeis, Ahmad I. A. 2012. Pengaruh Ruang Fiskal Pemerintah Pusat Terhadap


Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Periode 1984-2010. Tesis.
Jakarta: Universitas Indonesia
66

Novianto, Fajar. 2013. Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Investasi dan
Angkatan Kerja Terhadap Pertumbuhan PDRB Provinsi Jawa Tengah
Tahun 1992-2011. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro

Prakosa, Kesit Bambang 2005. Pajak dan Retribusi Daerah Edisi Revisi.
Yogyakarta: UIII-Press

-------, Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan


Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

-------, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1957 tentang Peraturan Umum Pajak


Daerah

-------, Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-


undang No. 11 Tahun 1957 mengenai Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

-------, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 mengenai Pajak dan Retribusi


Daerah menggantikan UU. No. 34 Tahun 2000

-------, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Pajak Hotel

-------, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pajak Restoran

-------, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pajak Hiburan

-------, Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Pajak Reklame

-------, Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pajak Penerangan Jalan

-------, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Pajak Parkir

-------, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2011 tentang Pajak Mineral Bukan


Logam
-------, Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Pajak Air dan Tanah

-------, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2011 tentang Pajak Bea Perolehan Hak

Atas Tanah dan Bangungan

-------, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal


67

-------, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing

-------, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1970 tentang Penanaman Modal Asing


-------, Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1968 tentang Investasi dalam Penanaman
Modal
Prakarsa, Febrian Dwi. 2014. Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, dan
Pengeluaran Pemerintah Daerah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Studi
Kasus di Kabupaten/Kota Jawa Timur Tahun 2008-2012). Jurnal.
Malang: Universitas Brawijaya

Putong, Iskandar. 2013. Economics Pengantar Mikro dan Makro. Edisi kelima.
Jakarta: Mitra Wacana Media.
Rosadi, Dedi. 2012. Ekonometrika & Analisis Runtun Waktu Terapan dengan
EViews. Yogyakarta

Sarwono, Jonathan & Hendra. 2014. Cara Operasi dan Prosedur Analis
Eviews.Yogyakarta

Sitaniapessy, Harry A. P. 2013. Pengaruh Penegeluaran Pemeriantah terhadap


PDRB dan PAD. Junrnal Vol. 9 No. 1. Ambon: Politeknik Negeri Ambon

Sukirno, Sadono. 2013. Makroekonomi Teori Pengantar. Edisi Ketiga Cetakan-


22. Jakarta: Rajawali Pres.

Sularso, Havid & Yanuar E.R. 2011. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap
Alokasi Belanja Modal dan Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten/Kota
Jawa Tengah. Jurnal Vol 1 No. 2. Semarang: Universitas Jendral
Soedirman

Suryono, Wiratno B. 2011. Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Tingkat


Investasi dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Jawa Tengah. Jurnal.
Semarang: Universitas Dipenogoro

Todaro, M.P. & Smith, Stephen C. 2011. Pembangunan Ekonomi. Jilid 1 Edisi
kesebelas. Jakarta: Erlangga.

Wibowo, Puji. 2008. Mencermati Dampak Desentralisasi Fiskal Terhadap


Pertumbuhan Ekonomi Daerah. Jurnal Keuangan Publik Vol. 5 No. 1.
Jakarta: Perpustakaan Kemenkeu

http://www.anggaran.depkeu.go.id/dja/edef-konten-view.asp?id=908
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2014. Bali Dalam Angka 2011-2014. Jakarta: Badan Pusat
Statistik.

Badan Pusat Statistik. 2014. Nusa Tenggara Barat Dalam Angka 2011-2014.
Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Badan Pusat Statistik. 2014. Nusa Tenggara Timur Dalam Angka 2011-2014.
Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Badan Pusat Statistik. 2013. Produk Domestik Regional Bruto Bali 2009-2012.
Jakarta: Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik. 2014. Produk Domestik Regional Bruto Bali 2010-2013.
Jakarta: Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik. 2013. Produk Domestik Regional Bruto Nusa Tenggara
Barat 2009-2012. Jakarta: Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik. 2014. Produk Domestik Regional Bruto Nusa Tenggara
Barat 2010-2013. Jakarta: Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik. 2013. Produk Domestik Regional Bruto Nusa Tenggara
Timur 2009-2012. Jakarta: Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik. 2014. Produk Domestik Regional Bruto Nusa Tenggara
Timur 2010-2013. Jakarta: Badan Pusat Statistik

Iskandar, Maolana A. 2012. Pengaruh Belanja Modal, Dana Perimbangan dan


Kemandirian Fiskal terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah (Studi
Empiris pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Pulau Jawa Periode 2006-
2010). Skripsi. Jakarta: Universitas Indonesia

Mankiw, N. Gregory. 2007. Makroekonomi. Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga

Moeis, Ahmad I. A. 2012. Pengaruh Ruang Fiskal Pemerintah Pusat Terhadap


Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Periode 1984-2010. Tesis.
Jakarta: Universitas Indonesia

63
64

Novianto, Fajar. 2013. Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Investasi dan
Angkatan Kerja Terhadap Pertumbuhan PDRB Provinsi Jawa Tengah
Tahun 1992-2011. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro

Prakarsa, Febrian Dwi. 2014. Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, dan
Pengeluaran Pemerintah Daerah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Studi
Kasus di Kabupaten/Kota Jawa Timur Tahun 2008-2012). Jurnal.
Malang:
Universitas Brawijaya.

Prakosa, Kesit Bambang 2005. Pajak dan Retribusi Daerah Edisi Revisi.
Yogyakarta: UIII-Press.

-------, Peratuan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi


Pemerintah

-------, Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan


Keuangan Daerah

Putong, Iskandar. 2013. Economics Pengantar Mikro dan Makro. Edisi kelima.
Jakarta: Mitra Wacana Media.
Rosadi, Dedi. 2012. Ekonometrika & Analisis Runtun Waktu Terapan dengan
EViews. Yogyakarta.

Sarwono, Jonathan & Hendra. 2014. Cara Operasi dan Prosedur Analis
Eviews.Yogyakarta.

Sitaniapessy, Harry A. P. 2013. Pengaruh Penegeluaran Pemeriantah terhadap


PDRB dan PAD. Junrnal Vol. 9 No. 1. Ambon: Politeknik Negeri Ambon

Sukirno, Sadono. 2012. Makroekonomi Teori Pengantar. Edisi Ketiga Cetakan-


22. Jakarta: Rajawali Pres.
Sularso, Havid & Yanuar E.R. 2011. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap
Alokasi Belanja Modal dan Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten/Kota
Jawa Tengah. Jurnal Vol 1 No. 2. Semarang: Universitas Jendral
Soedirman

Suliswanto, Muhammad S.W. 2010. Pengaruh Produk Domestik Bruto (PDB)


Dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Terhadap Angka Kemiskinan Di
Indonesia. Jurnal Vol 8 No.2. Malang: Universitas Brawijaya.

Suryono, Wiratno B. 2011. Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Tingkat


Investasi dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Jawa Tengah. Jurnal.
Semarang: Universitas Dipenogoro
65

-------, Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan


Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

-------, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1957 tentang Peraturan Umum Pajak


Daerah

-------, Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-


undang No. 11 Tahun 1957 mengenai Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

-------, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 mengenai Pajak dan Retribusi


Daerah menggantikan UU. No. 34 Tahun 2000

-------, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Pajak Hotel

-------, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pajak Restoran

-------, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pajak Hiburan

-------, Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Pajak Reklame

-------, Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pajak Penerangan Jalan

-------, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Pajak Parkir

-------, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2011 tentang Pajak Mineral Bukan


Logam
-------, Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Pajak Air dan Tanah

-------, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2011 tentang Pajak Bea Perolehan Hak
Atas Tanah dan Bangungan

-------, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal

-------, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing

-------, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1970 tentang Penanaman Modal Asing

-------, Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1968 tentang Investasi dalam Penanaman


Modal
66

Todaro, M.P. & Smith, Stephen C. 2011. Pembangunan Ekonomi. Jilid 1 Edisi
kesebelas. Jakarta: Erlangga.

Wibowo, Puji. 2008. Mencermati Dampak Desentralisasi Fiskal Terhadap


Pertumbuhan Ekonomi Daerah. Jurnal Keuangan Publik Vol. 5 No. 1.
Jakarta: Perpustakaan Kemenkeu

Winarno, Wing Wahyu. 2011. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan


EViews. Edisi ketiga Cetakan pertama. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

http://www.anggaran.depkeu.go.id diakses 5 Januari 2015


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Bima Mandala Putra


Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 29 Agustus 1992
Agama : Katolik
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat Tempat Tinggal Asli : Puri Nirwana 2 Blok W No. 37 RT 04/
RW012 Kelurahan Harapan Jaya,
Cibinong-Bogor.
Handphone : 081286825902
Email : bimamandalaputra@ymail.com

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN

PENDIDIKAN FOMAL
1999-2005 SD Cikaret 01
2005-2008 SMP Mardi Waluya Cibinong
2008-2011 SMA Mardi Waluya Cibinong
2011-Sekarang ABFII Perbanas Jakarta

PENDIDIKAN NON FORMAL

2006-2007 Yamaha Music School

PENGALAMAN ORGANISASI
2008-2009 OSIS SMA Mardi Waluya Cibinong
Bidang Beroganisasi, Pendidikan, Kepemimpinan
dan Politik
2008-2009 OSIS SMA Mardi Waluya Cibinong
Bidang Jasmani dan Daya Kreasi
2014-2015 Ketua Keluarga Mahasiswa Stanislaus Kostka
Perbanas Institute

Anda mungkin juga menyukai