Anda di halaman 1dari 132

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA, LINGKUNGAN

KERJA, DAN KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA


PEGAWAI AWAK KAPAL PATROLI PADA PANGKALAN
SARANA OPERASI BEA DAN CUKAI TIPE B TANJUNG
PRIOK

Oleh:
GIAN PUTRA UTAMA
NIM 2012070561

INSTITUTE KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA


ASIA (ASIAN BANKING FINANCE AND INFORMATICS
INSTITUTE) PERBANAS
JAKARTA
PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN
2023
ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA, LINGKUNGAN KERJA,
DAN KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI AWAK
KAPAL PATROLI PADA PANGKALAN SARANA OPERASI BEA DAN
CUKAI TIPE B TANJUNG PRIOK

Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:
GIAN PUTRA UTAMA
NIM 2012070561

INSTITUTE KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA

(ASIAN BANKING FINANCE AND INFORMATICS INSTITUTE)


PERBANAS
JAKARTA
PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN
2023
INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA
(ASIAN BANKING FINANCE AND INFORMATICS INSTITUTE)
PERBANAS
JAKARTA
PROGRAM STUDI S 1 MANAJEMEN

PERSETUJUAN

Skripsi yang berjudul

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA, LINGKUNGAN KERJA,


DAN KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI AWAK
KAPAL PATROLI PADA PANGKALAN SARANA OPERASI BEA DAN
CUKAI TIPE B TANJUNG PRIOK

Oleh
Nama : Gian Putra Utama
NIM : 2012070561
Program Studi : S1 Manajemen

Telah disetujui untuk diujikan

Jakarta, Februari 2023


Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Manajemen, Dosen Pembimbing Skripsi,

Dr. Tifa Noer Amelia, S.E., M. Acc. Dr. Wilfridus B. Elu, S.E., M. Si.

iii
INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA
(ASIAN BANKING FINANCE AND INFORMATICS INSTITUTE)
PERBANAS
JAKARTA
PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA, LINGKUNGAN KERJA,


DAN KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI AWAK
KAPAL PATROLI PADA PANGKALAN SARANA OPERASI BEA DAN
CUKAI TIPE B TANJUNG PRIOK

Telah dipertahankan dihadapan Sidang Tim Penguji Skripsi


Pada
Hari :
Tanggal :
Waktu :
Oleh

Nama : Gian Putra Utama


NIM : 2012070561

DAN YANG BERSANGKUTAN DINYATAKAN LULUS


Tim Penguji Skripsi

Ketua Sidang : …………………………


Anggota : …………………………

Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Manajemen

Dr. Tifa Noer Amelia, S.E., M. Acc.

iv
INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA
(ASIAN BANKING FINANCE AND INFORMATICS INSTITUTE)
PERBANAS
JAKARTA
PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN

PERNYATAAN

Seluruh isi dan materi skripsi ini menjadi tanggung jawab penyusun sepenuhnya.

Jakarta, Februari 2023


Penulis,

Gian Putra Utama


NIM 2012070561

v
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Gian Putra Utama


NIM : 2012070561
Program Studi : S1 Manajemen
Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Motivasi Kerja, Lingkungan Kerja,
Dan Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai
Awak Kapal Patroli Pada Pangkalan Sarana Operasi Bea
Dan Cukai Tipe B Tanjung Priok

Menyatakan bahwa hasil penulisan skripsi yang telah saya buat ini
merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata di kemudian
hari penulisan skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya
orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus menerima
sanksi berdasarkan aturan tata tertib di Perbanas Institute.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak ada unsur
paksaan.

Jakarta, Februari 2023


Penulis,

(Gian Putra Utama)


2012070561

vi
ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA, LINGKUNGAN KERJA,
DAN KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI AWAK
KAPAL PATROLI PADA PANGKALAN SARANA OPERASI BEA DAN
CUKAI TIPE B TANJUNG PRIOK

Gian Putra Utama

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh motivasi kerja, lingkungan
kerja, dan kompensasi terhadap kepuasan kerja pegawai awak kapal patroli
Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai Tipe B Tanjung Priok. Populasi dalam
penelitian ini adalah Pegawai Negeri Sipil yang bertugas sebagai Awak Kapal
Patroli pada Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai Tipe B Tanjung Priok
sejumlah 47 orang. Dalam penelitian ini karena jumlah populasi sebanyak 47, maka
seluruh anggota populasi dijadikan sampel (sampel jenuh). Instrumen angket atau
kuesioner berfungsi sebagai instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini.
Kuesioner dengan skala Likert digunakan dalam penelitian ini untuk
mengumpulkan data Pengujian validitas dan reliabilitas menggunakan uji pearson
product moment dan statistik Cronbach Alpha. Metode analisis untuk menjawab
hipotesis menggunakan Moderateds Regression Analysis (MRA) atau Analisis
Regresi Moderasi dengan SPSS versi 26. Hasil penelitian menunjukkan variabel
motivasi kerja, lingkungan kerja, dan kompensasi secara parsial berpengaruh positif
signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai. Sedangkan Kepuasan Kerja Pegawai
secara simultan dipengaruhi secara signifikan oleh motivasi kerja, lingkungan kerja,
dan kompensasi.

Kata kunci: Kepuasan Kerja, Motivasi Kerja, Lingkungan Kerja, Kompensasi

vii
ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA, LINGKUNGAN KERJA,
DAN KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI AWAK
KAPAL PATROLI PADA PANGKALAN SARANA OPERASI BEA DAN
CUKAI TIPE B TANJUNG PRIOK

Gian Putra Utama

ABSTRACT

The purpose of this study is to analyze the influence of work motivation, work
environment, and compensation on job satisfaction of the crew members at
Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai Tipe B Tanjung Priok. The population
in this study were Civil Servants who served as Patrol Boat Crew at Pangkalan
Sarana Operasi Bea dan Cukai Tipe B Tanjung Priok with a total of 47 people. In
this study, because the total population was 47, all members of the population were
sampled (saturated sample). The questionnaire instrument or questionnaire serves
as a data collection instrument in this study. A questionnaire with a Likert scale
was used in this study to collect data. Validity and reliability testing used the
Pearson product moment test and Cronbach Alpha statistics. The analytical method
for answering the hypothesis uses Moderated Regression Analysis (MRA) or
Moderation Regression Analysis with SPSS version 26. The results show that the
variables of work motivation, work environment, and compensation partially have
a significant positive effect on employee job satisfaction. While Employee Job
Satisfaction is simultaneously significantly influenced by work motivation, work
environment, and compensation.

Keywords: Job Satisfaction, Work Motivation, Work Environment, Compensation

viii
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

segala rahmat dan nikmat sehingga penelitian skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi

ini dibuat sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas

Ekonomi dan Bisnis, Institut Keuangan Perbankan dan Informatika Asia Perbanas

Jakarta. Keberhasilan penyelesaian skripsi ini tentu tak luput dari bantuan,

bimbingan, petunjuk, serta saran dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan

ini, disampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Kepala Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai Tipe B Tanjung Priok,

Bapak Suaidy beserta seluruh jajaran pimpinan di Pangkalan Sarana Operasi Bea

dan Cukai Tipe B Tanjung Priok yang telah memberikan izin dan dukungan

terhadap penelitian ini;

2. Seluruh Pegawai Awak Kapal Patroli Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai

Tipe B Tanjung Priok yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian

ini;

3. Para Pegawai pada Subbagian Umum dan Kepatuhan Internal yang telah

membantu dalam penyajian data terkait kepegawaian Pangkalan Sarana Operasi

Bea dan Cukai Tipe B Tanjung Priok;

4. Bapak Prof. Dr. Hermanto Siregar, M. Ec., selaku Rektor ABFI Institute

Keuangan dan Informatika Asia (IKPIA) Perbanas;

5. Ibu Dr. Hedwigis Esti Riwayati, S.E., M.E. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis;

ix
6. Ibu Dr. Tifa Noer Amelia, S.E., M. Acc, selaku ketua program studi S1

Manajemen Institute Keuangan dan Informatika Asia (IKPIA) Perbanas;

7. Bapak Dr. Wilfridus B. Elu, S.E., M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing, memberikan arahan dan

masukan dalam penulisan skripsi ini;

8. Segenap dosen Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Perbanas

Institute atas ilmu pengetahuan yang telah diberikan selama perkuliahan;

9. Kedua orang tua yang saya cintai, Ibu Mastiana Siregar dan Bapak Sayaman

yang telah membesarkan penulis dengan penuh kasih sayang dan memberikan

doa, bantuan, serta dukungan baik secara moral maupun material;

10. Kedua adik perempuan yang tersayang, Vynka Madani Siagian dan Mei Waddah

Ayunda Fiqry atas do’a dan semangat yang diberikan;

Kritik dan saran yang membangun untuk kelanjutan penelitian ini sangat

diharapkan karena skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Semoga skripsi ini,

terlepas dari kekurangannya, dapat bermanfaat di dunia nyata dan penelitian

selanjutnya.

Jakarta, Februari 2023


Penulis,

Gian Putra Utama

x
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................................ iii

LEMBAR PENGESAHAN ..........................................................................................iv

LEMBAR PERNYATAAN .......................................................................................... v

LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT......................................................vi

ABSTRAK ......................................................................................................................vii

ABSTRACT ....................................................................................................................viii

KATA PENGANTAR ...................................................................................................ix

DAFTAR ISI ...................................................................................................................xi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... xv

DAFTAR TABEL ........................................................................................................ xvi

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1

1.2 Perumusan Masalah ......................................................................................... 6

1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................................. 7

1.4 Manfaat Penelitian............................................................................................ 7

BAB II KAJIAN TEORETIS ...................................................................................... 8

2.1 Studi Pustaka dan Kajian Teoretis ................................................................. 8

2.1.1 Kepuasan Kerja .............................................................................. 8

2.1.2 Motivasi Kerja .............................................................................. 12

2.1.3 Lingkungan Kerja ......................................................................... 19

2.1.4 Kompensasi .................................................................................. 25

2.2 Penelitian Terdahulu ...................................................................................... 31

xi
2.3 Kerangka Pemikiran....................................................................................... 36

2.4 Hipotesis Penelitian........................................................................................ 36

2.4.1 Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja Pegawai......... 37

2.4.2 Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Kepuasan Kerja Pegawai.... 37

2.4.3 Pengaruh Kompensasi terhadap Kepuasan Kerja Pegawai ............. 37

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................... 39

3.1 Desain Penelitian ............................................................................................ 39

3.2 Unit Analisis ................................................................................................... 39

3.2.1 Operasional Variabel .................................................................... 39

3.3 Populasi dan Teknik Sampel......................................................................... 41

3.3.1 Populasi ........................................................................................ 41

3.3.2 Metode Pengambilan Sampel ........................................................ 41

3.4 Jenis dan Sumber Data................................................................................... 42

3.5 Metode Pengumpulan Data ........................................................................... 42

3.5.1 Instrumen Penelitian ..................................................................... 42

3.5.2 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen ............................. 43

3.6 Pengolahan dan Analisis Data ...................................................................... 48

3.6.1 Klasifikasi Internal Data ............................................................... 48

3.6.2 Uji Asumsi Klasik ........................................................................ 49

3.6.3 Analisis Regresi ............................................................................ 50

3.6.4 Uji Hipotesis................................................................................. 50

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................ 52

4.1 Deskripsi Objek Penelitian............................................................................ 52

4.1.1 Gambaran Umum Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai ........ 52

4.1.2 Visi dan Misi Pangkalan Sarana Operasi Tipe B Tanjung Priok .... 53

xii
4.1.3 Struktur Organisasi ....................................................................... 53

4.2 Profil Responden ............................................................................................ 54

4.2.1 Identitas Responden ...................................................................... 54

4.3 Analisis Data ................................................................................................... 56

4.3.1 Rekapitulasi Jawaban Hasil Kuesioner .......................................... 56

4.3.2 Uji Asumsi Klasik ........................................................................ 79

4.3.3 Uji Analisis Regresi Linier Berganda ............................................ 83

4.3.4 Hasil Uji Hipotesis........................................................................ 85

4.4 Interpretasi Hasil ............................................................................................ 89

4.4.1 Interpretasi Hasil Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan


Kerja Pegawai............................................................................................. 90

4.4.2 Interpretasi Hasil Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan


Kerja Pegawai............................................................................................. 90

4.4.3 Interpretasi Hasil Pengaruh Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja


Pegawai ……………………………………………………………………..91

4.5 Pembahasan ..................................................................................................... 92

4.5.1 Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai ....... 92

4.5.2 Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai .. 93

4.5.3 Pengaruh Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai ........... 94

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI ........... 96

5.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 96

5.2 Keterbatasan .................................................................................................... 96

5.3 Rekomendasi ................................................................................................... 97

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 101

LAMPIRAN I SURAT PERMOHONAN PENELITIAN ................................ 109

xiii
LAMPIRAN II KUESIONER PENELITIAN ..................................................... 110

LAMPIRAN III TABULASI HASIL KUESIONER ......................................... 116

LAMPIRAN IV UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS ............................. 121

LAMPIRAN V IDENTITAS RESPONDEN ....................................................... 129

LAMPIRAN VI HASIL UJI ASUMSI KLASIK ................................................ 130

LAMPIRAN VII HASIL OLAH DATA ............................................................... 132

LAMPIRAN VIII r Tabel ........................................................................................ 134

LAMPIRAN IX TABEL-t ........................................................................................ 135

LAMPIRAN X DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................... 136

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Teori Motivasi ........................................................................... 13

Gambar 2. 2 Kerangka Pemikiran .................................................................. 36

Gambar 4. 1 Struktur Organisasi Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai

Tipe B Tanjung Priok ...................................................................................... 53

Gambar 4. 2 Rata-rata Skor Kepuasan Kerja Pegawai ................................. 59

Gambar 4. 3 Rata-rata Skor Kepuasan Kerja Pegawai ................................. 65

Gambar 4. 4 Rata-rata Skor Lingkungan Kerja ............................................ 70

Gambar 4. 5 Rata-rata Skor Kompensasi ....................................................... 76

Gambar 4. 6 Grafik Normalitas P-P Plot....................................................... 80

Gambar 4. 7 Hasil Uji Heteroskedastisitas Scatterplot ................................. 83

xv
DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Rekapitulasi Hari Layar .................................................................. 3

Tabel 1. 2 Komposisi Awak Kapal Patroli ....................................................... 6

Tabel 2. 1 Penelitian terdahulu ....................................................................... 31

Tabel 3. 1 Operasionalisasi Variabel ............................................................... 40

Tabel 3. 2 Pengukuran Skala ........................................................................... 43

Tabel 3. 3 Hasil Uji Validitas Variabel Kepuasan Kerja Pegawai (Variabel

Y) ...................................................................................................................... 44

Tabel 3. 4 Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Kerja Pegawai (Variabel

X1) .................................................................................................................... 45

Tabel 3. 5 Hasil Uji Validitas Lingkungan Kerja (Variabel X2) ................... 46

Tabel 3. 6 Hasil Uji Validitas Variabel Kompensasi (Variabel X3) .............. 46

Tabel 3. 7 Hasil Uji reliabilitas Variabel Kepuasan Kerja, Motivasi Kerja,

Lingkungan Kerja, dan Kompensasi .............................................................. 47

Tabel 3. 8 Klasifikasi Interval Jawaban Responden...................................... 48

Tabel 3. 9 Klasifikasi Interval Total Jawaban Responden ............................ 49

Tabel 4. 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ................................ 54

Tabel 4. 2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ..... 55

Tabel 4. 3 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja .................... 56

Tabel 4. 4 Rata-rata Skor Dimensi Variabel Kepuasan Kerja Pegawai ....... 57

Tabel 4. 5 Rekapitulasi Tanggapan Responden terhadap Indikator Variabel

Kepuasan Kerja ............................................................................................... 60

Tabel 4. 6 Rata-rata Skor Dimensi Variabel Motivasi Kerja Pegawai .......... 64

xvi
Tabel 4. 7 Rekapitulasi Tanggapan Responden terhadap Indikator Variabel

Motivasi Kerja ................................................................................................. 67

Tabel 4. 8 Rata-rata Skor Dimensi Variabel Lingkungan Kerja ................... 69

Tabel 4. 9 Rekapitulasi Tanggapan Responden terhadap Indikator Variabel

Lingkungan Kerja............................................................................................ 72

Tabel 4. 10 Rata-rata Skor Dimensi Variabel Kompensasi............................ 74

Tabel 4. 12 Rekapitulasi Tanggapan Responden terhadap Indikator

Variabel Kompensasi ....................................................................................... 78

Tabel 4. 13 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test .. 81

Tabel 4. 14 Hasil Uji Multikolaritas ............................................................... 82

Tabel 4. 15 Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda ................................ 84

Tabel 4. 16 Hasil Uji F ..................................................................................... 86

Tabel 4. 17 Hasil Uji T ..................................................................................... 87

Tabel 4. 18 Hasil Uji Koefisien Determinasi ................................................... 89

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap organisasi pasti mengharapkan dan berusaha melakukan yang terbaik

untuk mencapai tujuan mereka secara efektif dan efisien walaupun banyak faktor

yang dapat memengaruhi keberhasilan atau kegagalan pencapaian tujuan tersebut

(Wijaya, 2017). Organisasi membutuhkan berbagai jenis sumber daya untuk

mencapai tujuan mereka, dimulai dengan sumber daya manusia, alat, metode,

mesin, finansial, serta sumber daya informasi (Samsuni, 2017).

Sumber daya manusia memegang peranan penting dalam mencapai tujuan

perusahaan. Kapasitas sumber daya manusia untuk melaksanakan tanggung jawab

dan menjalankan fungsinya menentukan keberhasilan atau kegagalan. Karena

mereka adalah perencana, pelaku, dan penentu pencapaian tujuan organisasi,

sumber daya manusia selalu dianggap memegang peranan dominan dalam kegiatan

organisasi (Samsuni, 2017). Menurut Ervina (2022) satu-satunya sumber daya

dengan akal, emosi, keterampilan, pengetahuan, dan kreativitas adalah sumber daya

manusia. Sehingga sumber daya manusia secara umum berfungsi bekerja untuk

menjadi lebih produktif, membuat organisasi lebih kompetitif, dan mencapai tujuan

organisasi.

Dalam meningkatkan produktivitas sumber daya manusia, pihak manajemen

harus mengupayakan peningkatan kompetensi yang dimiliki pegawai serta

meningkatkan komitmen terhadap perusahaan (Ilyas, 2019). Pegawai akan semakin

komitmen terhadap perusahan apabila pegawai tersebut mendapatkan kepuasan

1
2

kerja. Supit (2017) dalam risetnya dapat ditarik kesimpulan bahwa kepuasan kerja

memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap produktifitas kerja pegawai.

Menurut Robbins dan Judge (2017), kepuasan kerja adalah sikap dari seorang

pegawai terhadap pekerjaannya. Pegawai yang merasa puas akan cenderung

berperilaku positif terhadap organisasinya, membantu rekan kerjanya, serta

bersedia melakukan upaya ekstra untuk bekerja melebihi dari yang diharapkan.

Sementara itu, karyawan yang tidak puas dengan pekerjaannya akan menganggap

pekerjaannya sebagai beban yang harus diselesaikan sehinga menghasilkan hasil

yang di bawah standar dan tidak sesuai dengan harapan organisasi (Alam &

Monica, 2015).

Masalah kepuasan kerja terjadi pada Pegawai Awak Kapal Patroli Pangkalan

Sarana Operasi Bea dan Cukai Tipe B Tanjung Priok. Gejala yang terlihat adalah

ketidakpuasan akan kondisi kerja, honorarium, dan pola mutasi. Berdasarkan

observasi dan wawancara dengan sejumlah pegawai awak kapal patroli, terlihat

bahwa setiap ada perkumpulan di luar pekerjaan banyak keluhan-keluhan yang

diutarakan. Para pegawai merasa sedih, lelah dan kecewa dengan meningkatnya

target kerja yang dibebankan tidak sesuai dengan standar jumlah pegawai dan

umpan balik yang diberikan. Menurut Robbins (2017) Ketidakpuasan pegawai

terhadap pekerjaannya dapat terwujud dalam berbagai cara, termasuk

ketidakhadiran, ketidaktaatan, pencurian properti organisasi, dan menghindari

tanggung jawab pekerjaan (Azis, 2016).


3

Berdasarkan hasil wawancara dan data yang diperoleh dari staf pengolah data

Seksi Nautika, hari layar pegawai awak kapal patroli hingga bulan September 2022

sebagai berikut.

Tabel 1. 1
Rekapitulasi Hari Layar

Total Awak Kapal 47 pegawai


Total Hari Layar 3247 hari
Rata-rata Hari Layar 69,09 hari
Target Hari Layar Tahun 2022 1034
Persentase Hari Layar 314%
((Jumlah hari layar dlm setahun/target jumlah
hari layar setahun) X 100%)
Sumber: Nota Dinas Seksi Nautika (2022)

Gejala ketidakpuasan yang dirasakan oleh para pegawai tersebut harus

menjadi perhatian bagi organisasi. Jika ketidakpuasan dibaikan maka akan

menimbulkan efek negatif serta mengganggu capaian dan tujuan organisasi. Guna

menghasilkan produktifitas kerja pegawai yang lebih baik maka pihak manajemen

dalam organisasi perlu memperhatikan kepuasan kerja pegawai. Selain itu,

manajemen organisasi harus menyadari terlebih dahulu faktor-faktor yang

memengaruhi kepuasan kerja Pegawai Awak Kapal Patroli pada Pangkalan Sarana

Operasi Bea dan Cukai Tipe B Tanjung Priok.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Ardianti (2018), menyimpulkan

bahwa motivasi kerja, lingkungan kerja dan kompensasi mendukung kepuasan

kerja pegawai. Motivasi merupakan dorongan baik dari dalam maupun luar dari diri

seseorang untuk melakukan suatu tindakan tertentu (Alam & Monica, 2015).

Sedangkan menurut Andayani & Tirtayasa (2019) proses menunjukkan kekuatan,


4

arah, dan kelangsungan hidup individu dalam mencapai suatu tujuan disebut

motivasi.

Lingkungan kerja adalah segala sesuatu di tempat kerja yang dapat

berdampak pada kemampuan karyawan untuk menyelesaikan tugasnya (Lumentut

& Dotulong, 2015). Pegawai akan setia bersama organisasi dan menjadi aset

berharga bagi organisasi jika tempat kerja diatur dengan cara yang mendorong

produktivitas. Hal ini akan meningkatkan kepuasan karyawan (Aruan & Fakhri,

2015).

Menurut Hasibuan (2013), yang dimaksud dengan kompensasi adalah

penghasilan yang diterima karyawan, baik secara langsung maupun tidak langsung,

berupa uang atau barang sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada

perusahaan. Kompensasi finansial dan kompensasi non-finansial adalah dua jenis

kompensasi (Bangun, 2012).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lumentut & Dotulong (2015),

motivasi kerja memiliki pengaruh signifikan secara parsial terhadap variabel

kepuasan kerja, namun lingkungan kerja tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap kepuasan kerja. Sedangkan kompensasi memiliki pengaruh secara parsial

terhadap kepuasan kerja yaitu upah pokok dan insentif namun tunjangan hari raya

tidak berpengaruh secara parsial (Akmal & Tamini, 2015).

Dalam penelitian lain yang dilakukan oleh Suryawan & Andrew (2013)

menyimpulkan bahwa motivasi benar-benar berpengaruh terhadap kepuasan kerja.

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Sitinjak (2018) tentang pengaruh

lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja menunjukkan bahwa lingkungan kerja


5

memiliki pengaruh signifikan secara parsial terhadap kepuasan kerja. Sedangkan

kompensasi memiliki pengaruh signifikan positif terhadap kepuasan kerja

(Veriyani & Prasetio, 2018).

Penelitian ini dilakukan pada Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai Tipe

B Tanjung Priok yang merupakan salah satu unit pelaksana teknis Direktorat

Jenderal Bea dan Cukai, Kementerian Keuangan. Penelitian ini dilakukan secara

khusus untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan kerja pegawai

awak kapal patroli. Awak kapal patroli merupakan Pegawai Negeri Sipil yang

masuk ke dalam jabatan pelaksana tertentu yang bertugas melaksanakan fungsi

navigasi dan teknik pada saat pelaksaan patroli laut.

Terdapat beberapa keistimewaan khusus yang diperoleh pegawai awak kapal

patroli seperti mendapat kenaikan peringkat sesuai jabatan, masa kerja, dan ukuran

panjang kapal, dan hasil evaluasi kinerja. Hal tersebut telah diatur lebih lanjut

dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor:

247/PMK.01/2011 tentang Mekanisme Penetapan Jabatan dan Peringkat bagi

Pelaksana Kelompok Jabatan Awak Kapal Patroli di Lingkungan Pangkalan Sarana

Operasi Bea dan Cukai. Kemudian mendapatkan honorarium berdasarkan jabatan

dan ukuran panjang kapal sebagaimana yang telah diatur dalam Peraturan Direktur

Jenderal Bea dan Cukai Nomor: PER-16/BC/2015 Tentang Pedoman Pelaksanaan

Standar Biaya Honorarium Operasi Patroli Laut dan/atau Udara dan Pengamanan/

Penyelamatan Instalasi/ Sarana Operasi di Lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan

Cukai.
6

Namun benefit yang diperoleh tersebut lantas tidak membuat semua awak

kapal patroli betah dalam menjalankan tugas sebagai awak kapal patroli. Tidak

sedikit dari mereka yang berharap dapat pindah menjadi pelaksana umum baik di

pangkalan atau pun mutasi ke kantor lain. Saat ini awak kapal patroli pada

Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai Tipe B Tanjung Priok berjumlah 47

(empat puluh tujuh) dengan komposisi sebagai berikut.

Tabel 1. 2
Komposisi Awak Kapal Patroli

Status Pernikahan Latar Belakang Pendidikan Usia

Belum 21- 30-


Menikah SMK Diploma Sarjana >40
menikah 29 39
32 15 18 21 8 28 16 3

Sumber: HRIS Kemenkeu (2022)

Dari latar belakang dan fenomena yang ditemukan di organisasi serta adanya

research gap pada penelitian yang dilakukan terdahulu, maka dipilihlah judul

penelitian ini yakni Analisis Pengaruh Motivasi Kerja, Lingkungan Kerja, Dan

Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Awak Kapal Patroli Pada

Pangkalan Sarana Operasi Bea Dan Cukai Tipe B Tanjung Priok.

1.2 Perumusan Masalah

Berikut adalah rumusan masalah dalam penelitian ini berdasarkan uraian di

atas, antara lain:

1. Bagaimana pengaruh motivasi kerja terhadap kepuasan kerja pegawai?

2. Bagaimana pengaruh lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja pegawai?

3. Bagaimana pengaruh kompensasi terhadap kepuasan kerja pegawai?


7

4. Bagaimana pengaruh motivasi kerja, lingkungan kerja, dan kompensasi

secara simultan terhadap kepuasan kerja pegawai?

1.3 Tujuan Penelitian

Masalah penelitian yang telah dituangkan dalam bentuk rumusan masalah

sejalan dengan tujuan penelitian ini. Berikut adalah tujuan dari penelitian ini, yang

diturunkan dari rumusan masalah dan latar belakang, antara lain:

1. Menganalisis pengaruh motivasi kerja terhadap kepuasan kerja pegawai.

2. Menganalisis pengaruh lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja pegawai.

3. Menganalisis pengaruh kompensasi terhadap kepuasan kerja pegawai.

4. Menganalisis pengaruh motivasi kerja, lingkungan kerja, dan kompensasi

secara simultan terhadap kepuasan kerja pegawai.

1.4 Manfaat Penelitian

Terdapat manfaat yang bisa dipetik dari hasil penelitian ini oleh beberapa

pihak, antara lain:

1. Untuk Organisasi

Hasil penelitian ini juga diharapkan mampu menambah informasi bagi

Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai Tipe B Tanjung Priok dalam

pelaksanaan manajemen sumber daya manusia yang berkaitan dengan

kepuasan kerja pegawai awak kapal patroli.

2. Untuk Penelitian di Masa Yang Akan Datang

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan panduan dan acuan terhadap

masalah yang dihadapi serta menjadi kajian empiris untuk penelitian di masa

yang akan datang.


BAB II

KAJIAN TEORETIS

2.1 Studi Pustaka dan Kajian Teoretis

Studi kepustakaan adalah proses dimana penelitian dilakukan untuk menggali

berbagai informasi dari literatur dan media elektronik seperti buku akademik,

laporan penelitian, makalah akademik, tesis, disertasi, peraturan dan sumber

lainnya sesuai dengan tema penelitian yang berkaitan dengan hubungan antara

variabel bebas dan variabel terikat. Kajian teoretis berisi penjabaran tentang

keterkaitan variabel-varibel bebas dengan variabel kepuasan kerja. Tinjauan

pustaka dalam penelitian ilmiah merupakan bagian penting dari keseluruhan

langkah metode penelitian. Adapun teori dan konsep yang digunakan pada

penelitian ini adalah sebagai berikut.

2.1.1 Kepuasan Kerja

2.1.1.1 Pengertian Kepuasan Kerja

Menurut Kinicki & Fugate (2016), kepuasan kerja adalah tanggapan afektif

atau emosional terhadap mengatasi aspek-aspek pekerjaan seseorang. Definisi ini

mengimplikasikan bahwa kepuasan kerja bukanlah suatu kesatuan konsep.

Sebaliknya, Seseorang mungkin agak puas dengan satu aspek pekerjaannya dan

tidak puas dengan aspek lainnya.

Wagner & Hollenbeck (2020) menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah

perasaan puas yang timbul dari persepsi bahwa pekerjaan seseorang memungkinkan

atau memenuhi nilai-nilai penting dari pekerjaan itu. Menurut Judge & Robbins

8
9

(2017) perasaan positif tentang pekerjaan berdasarkan penilaian karakteristiknya

dikenal sebagai kepuasan kerja.

Berdasarkan definisi dari para pakar tersebut, maka dapat disimpulkan

bahwa kepuasan kerja adalah perasaan afeksi dan emosional seseorang terhadap

aspek-aspek dalam pekerjaannya berdasarkan persepsi yang ia yakini.

2.1.1.2 Aspek-aspek Kepuasan Kerja

Menurut Luthans (2011), menyatakan bahwa kepuasan kerja dipengaruhi

oleh aspek-aspek seperti:

1. Pekerjaan itu sendiri, apakah suatu pekerjaan memiliki komponen yang

memuaskan atau tidak di dalamnya.

2. Gaji, tingkat kompensasi yang diperoleh seseorang untuk pekerjaan mereka

sepadan dengan kebutuhan dan rasa keadilan mereka.

3. Promosi, peluang pengembangan karir melalui promosi. Pegawai bisa

merasakan ada potensi besar untuk dipromosikan atau tidak dan proses promosi

tidak terlalu terbuka atau terbuka. Sehingga hal ini dapat memengaruhi

kepuasan kerja seorang pegawai.

4. Rekan kerja, teman kerja yang selalu berinteraksi dengan Anda di tempat kerja.

Orang dapat menemukan pegawai sangat nyaman atau tidak nyaman.

5. Lingkungan kerja, antara lain yakni lingkungan fisik dan non fisik.

Menurut Robbins & Judge (2017), indikator-indikator yang menentukan

kepuasan kerja yaitu:

1. Kerja yang secara mental menantang


10

Pegawai lebih menyukai pekerjaan yang menawarkan berbagai penugasan,

kebebasan, dan kesempatan untuk menunjukkan keterampilan dan kemampuan

mereka.

2. Ganjaran yang pantas

Prosedur promosi dan sistem penggajian yang adil dan konsisten diinginkan

oleh setiap pegawai. Pegawai akan berkomitmen pada kebijakan dan praktik

promosi yang terbuka dan adil. Peluang untuk pengembangan pribadi,

peningkatan tanggung jawab, dan peningkatan status sosial dapat diperoleh

dengan promosi.

3. Kondisi kerja yang mendukung

Untuk memastikan kenyamanan pribadi dan pekerjaan yang produktif,

karyawan peduli terhadap lingkungan tempat mereka bekerja. Pegawai senang

berada dalam kondisi fisik yang aman, tidak terganggu dan memiliki fasilitas

yang memadai.

4. Rekan sekerja yang mendukung

Bekerja juga memenuhi kebutuhan interaksi sosial bagi sebagian besar

pegawai. Rekan kerja yang ramah dan suportif akan meningkatkan kepuasan

kerja.

5. Kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan

Orang-orang yang kepribadiannya cocok dengan karier yang mereka pilih

menghasilkan individu yang lebih bahagia dan lebih sukses

2.1.1.3 Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kepuasan Kerja


11

Menurut Kinicki & Fugate (2016), faktor-faktor yang memengaruhi

kepuasan kerja, meliputi:

1. Pemenuhan Kebutuhan

Sejauh mana karakteristik pekerjaan seseorang memungkinkan mereka untuk

memenuhi kebutuhan mereka akan menentukan tingkat kepuasan mereka.

Kebutuhan adalah pemenuhan akan fisiologis atau psikologis yang

menimbulkan kebiasaan. Setiap individu memiliki kebutuhan yang berbeda,

yang berarti manajer perlu mempelajari kebutuhan pegawai jika ingin

meningkatkan kepuasan kerja pegawainya.

2. Pemenuhan Harapan

Kepuasan dihasilkan dari pemenuhan harapan. Perbedaan antara apa yang

diperoleh seseorang dari suatu pekerjaan, seperti gaji yang bagus dan peluang

untuk promosi, dan apa yang sebenarnya mereka dapatkan disebut memenuhi

harapan. Seseorang akan merasa tidak puas jika harapannya lebih tinggi dari

apa yang sebenarnya dapat dipenuhi. Sebaliknya, model ini memprediksi

bahwa ketika seseorang mencapai hasil yang melebihi apa yang diantisipasi,

mereka akan merasa puas.

3. Pencapaian Nilai

Perasaan puas yang datang dari keyakinan bahwa pekerjaan seseorang

membantu mereka memenuhi kebutuhan pribadinya disebut pencapaian nilai.

4. Kesetaraan

Tingkat kepuasan seseorang berkorelasi dengan seberapa "adilnya" mereka

diperlakukan di tempat kerja. Kepuasan datang dari keyakinan bahwa hasil


12

kerja seseorang dapat dibandingkan dengan orang penting lainnya dalam hal

input.

Sedangkan menurut Herzberg (Judge & Robbins, 2017), faktor yang

memengaruhi kepuasan kerja adalah kemajuan, pengakuan, tanggung jawab, dan

prestasi, pengawasan, gaji, kebijakan perusahaan, dan lingkungan kerja.

Tingkat keberhasilan atau kegagalan dalam bekerja, hubungan sosial

dengan kelompok kerja, kualitas pengawasan, gaya kepemimpinan, motivasi

intrinsik dan ekstrinsik merupakan faktor-faktor yang dapat memengaruhi kepuasan

kerja (Armstrong & Yusron, 2021).

2.1.2 Motivasi Kerja

2.1.2.1 Pengertian Motivasi Kerja

Judge & Robbins (2017) mendefinisikan motivasi sebagai proses

menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan upaya untuk mencapai tujuan.

Sedangkan motivasi umum erat kaitannya dengan usaha dalam menuju tujuan.

Motivasi adalah menemukan kebutuhan pegawai dan membantu mereka

mencapainya dalam proses yang lancar. Motivasi pegawai ditujukan untuk

memperluas keterampilan untuk mencapai tujuan organisasi (Hanafi & Yohana,

2017).

2.1.2.2 Teori-teori Motivasi

Ada dua kategori besar teori motivasi yaitu teori konten dan teori proses.

Teori konten didasarkan pada keyakinan bahwa motivasi terdiri dari sejumlah

kebutuhan. Sedangkan proses atau kekuatan psikologis yang memengaruhi

motivasi ditekankan dalam teori proses.


13

Gambar 2. 1
Teori Motivasi

Motivation
Theories

CONTENT THEORIES PROCESS THEORIES

1. Hierarchy Theory 1. Equity Theory


2. ERG Theory 2. Expactency Theory
3. nAch Theory a. Lawler E. Porter
4. Two-Factor Theory b. Victor Vroom
Sumber: Dilapanga, (2021)

1. Hirarki kebutuhan Maslow

Teori motivasi Maslow menyajikan aktualisasi diri sebagai pemenuhan

kebutuhan, yang ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan pribadi. Teori

ini pada intinya berkisar pada pendapat bahwa manusia memiliki kebutuhan

yang hirarki sebagai berikut:

a. Fisik, seperti kebutuhan akan makanan, air, oksigen.

b. Rasa aman, kebutuhan akan perlindungan fisik, mental, psikologis, dan

intelektual.

c. Sosial, kebutuhan akan cinta dan kasing sayang.

d. Penghargaan, kebutuhan untuk memiliki penilaian stabil umumnya terpancar

dalam simbol-simbol status sosial.

e. Aktualisasi diri, kebutuhan akan peluang untuk mengembangkan kemampuan

diri menjadi kemampuan nyata.


14

Menurut teori ini, begitu kebutuhan yang lebih rendah telah terpenuhi,

kebutuhan selanjutnya biasanya akan didahulukan, dan perhatian akan diarahkan

untuk memenuhi kebutuhan ini. Teori ini memiliki efek membuat kebutuhan

tingkat yang lebih tinggi menjadi kekuatan motivasi yang lebih kuat.

2. Teori ERG

Alderfer mengemukakan bahwa kebutuhan dikategorikan menjadi tiga, yaitu:

a. Existence (E) atau Eksistensi. Termasuk seks, kebutuhan material, dan

kebutuhan fisiologis seperti lapar, haus, dan lingkungan kerja yang nyaman.

b. Relatedness (R) atau Keterkaitan. dalam kaitannya dengan hubungan kita

dengan orang-orang penting, seperti keluarga, teman, dan atasan kita di tempat

kerja.

c. Growth (G) atau Pertumbuhan. terdiri dari keinginan kita menggunakan semua

kemampuan kita untuk kreativitas dan produktivitas.

Alderfer mencatat bahwa efeknya lebih kuat ketika kebutuhan eksistensial tidak

terpenuhi, tetapi untuk membantu orang berperilaku dengan cara yang

membantu mereka mencapai tujuan, jenis kebutuhan lain mungkin masih

penting. Kebutuhan dapat terus memiliki dampak yang signifikan pada

pengambilan keputusan bahkan setelah terpenuhi.

3. Teori kebutuhan McClelland

Teori kebutuhan berprestasi, juga dikenal sebagai “Need for Achievement”,

berpendapat bahwa motivasi seseorang akan berbeda-beda tergantung seberapa


15

kuat kebutuhan mereka untuk sukses (Judge & Robbins, 2017). Teori ini

berfokus pada tiga kebutukan yaitu:

a. Kebutuhan pencapaian (need of achievement): Berjuang untuk sukses, mencapai

keunggulan, dan memenuhi standar.

b. Kebutuhan kekuatan (need of power): kebutuhan untuk memaksa orang lain

berperilaku dengan cara tertentu agar mereka tidak bertindak berbeda.

c. Kebutuhan hubungan (need of affiliation); keinginan untuk membentuk

hubungan yang dekat dan bersahabat dengan orang lain.

Menurut teori ini, daripada persepsi umum tentang prestasi individu, kepuasan

prestasi berasal dari inisiatif untuk berhasil. Selain itu, orang dengan nAch tinggi

tertarik pada prestasi dan kurang tertarik pada imbalan uang.

4. Teori dua faktor

Teori motivasi higiene Frederick Herzberg adalah nama lain untuk teori ini. Dia

berpendapat bahwa hubungan seseorang dengan pekerjaannya adalah mendasar

dan bahwa sikap tentang pekerjaan dapat menentukan keberhasilan atau

kegagalan (Judge & Robbins, 2017). Berlawanan dengan kepercayaan populer,

Herzberg berpendapat bahwa ketidakpuasan bukanlah kebalikan dari kepuasan.

Pekerjaan yang memiliki karakteristik tidak memuaskan tidak selalu membuat

pekerjaan tersebut lebih memuaskan. Kontinum ganda diusulkan oleh Herzberg:

"Tidak ada kepuasan" adalah kebalikan dari "kepuasan", dan "ketidakpuasan"

adalah kebalikan dari "tidak ada ketidakpuasan".

Menurut teori dua faktor, faktor-faktor yang menyebabkan ketidakpuasan kerja

dan kepuasan kerja berbeda. Jadi, manajer yang berusaha menyingkirkan hal-hal
16

yang membuat orang tidak bahagia di tempat kerja dapat membawa kedamaian,

tetapi mereka tidak akan selalu termotivasi. Mereka akan menenangkan daripada

menginspirasi karyawan mereka. Faktor higiene mencakup hal-hal seperti

kualitas pengawasan, gaji, kebijakan perusahaan, lingkungan kerja fisik,

hubungan dengan orang lain, dan keamanan kerja. Orang tidak akan merasa tidak

puas jika unsur-unsur ini mencukupi. Namun, itu tidak berarti bahwa mereka

puas. Jika kita ingin membuat seseorang melakukan pekerjaannya, kita perlu

menekankan hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan itu sendiri atau hasil

langsungnya, seperti peluang untuk promosi, pertumbuhan pribadi, pengakuan,

tanggung jawab, dan kesuksesan. Ini adalah sifat-sifat yang dianggap bermanfaat

secara intrinsik bagi seseorang.

5. Teori ekuitas

Persepsi orang tentang bagaimana mereka diperlakukan dibandingkan dengan

orang lain adalah fokus utama dari teori ekuitas. Diperlakukan dengan benar

berarti diperlakukan secara adil. Keadilan melibatkan emosi dan persepsi dan

selalu merupakan proses komparatif. Ini tidak sama dengan kesetaraan (equality)

yang memperlakukan orang secara sama, tetapi mengacu pada kepatutan dan

tidak patut ketika orang memang pantas diperlakukan berbeda.

Pada dasarnya, teori ekuitas menyatakan bahwa pegawai akan termotivasi lebih

baik apabila diperlakukan secara patut dan akan terdismotivasi apabila

diperlakukan tidak patut.

6. Teori ekspektansi
17

Konsep ekspektansi merupakan bagian dari teori VIE (valensi-instrumentalitas-

ekspektansi) yang dikemukakan oleh Vroom. Valensi adalah nilai,

instrumentalitas merupakan keyakinan bahwa satu hal akan mengarah ke hal

yang lain, dan ekspektansi adalah peluang atau kemungkinan suatu usaha akan

menuntun kepada sebuah hasil.

Kekuatan ekspektansi dapat berdasarkan pada pengalaman masa lampau, tetapi

seringkali individu dihadapkan pada situasi baru dalam pekerjaan, kondisi kerja,

sistem pengupahan yang dibuat oleh manajemen. Ini membuat pengalaman pada

masa lampau tidak dapat menjadi pedoman yang memadai. Dalam kondisi ini

motivasi pegawai mungkin saja akan berkurang. Teori ini dikembangkan oleh

Potter dan Lawler yang mengikuti gagasan Vroom yang berpendapat bahwa

terdapat dua faktor yang menentukan usaha yang diberikan seseorang pada

pekerjaannya, yaitu:

a. Nilai imbalan yang memuaskan kebutuhan pegawai akan rasa aman,

penghargaan sosial, dan aktualisasi diri;

b. Probabilitas bahwa ekspektasi pegawai terhadap hubungan antara usaha dan

imbalan.

Teori yang akan digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada teori-teori yang

dikemukakan oleh para ahli di atas adalah teori Hierarki Kebutuhan oleh Maslow

karena lebih relevan terhadap hal-hal yang memengaruhi motivasi pegawai awak

kapal patroli.

2.1.2.3 Aspek-aspek Motivasi Kerja


18

Menurut Robbins & Judge (2017), terdapat dua aspek pada motivasi kerja

yaitu:

1. Aspek Individual

a. Kebutuhan, dengan pemenuhan kebutuhan pegawai, pegawai akan lebih

termotivasi untuk bekerja.

b. Tujuan, menunjukkan motivasi kerja pegawai dengan mencapai tujuan yang

diinginkan pegawai dalam kaitannya dengan pekerjaan mereka.

c. Kemampuan, Motivasi kerja pegawai karena kesesuaian keterampilan

pegawai dengan pekerjaannya.

2. Aspek Organisasional

a. Pembayaran, dengan menyeimbangkan gaji dan bonus dengan keterampilan

dan kemampuan pegawai, motivasi pegawai ditingkatkan.

b. Keamanan kerja, hal ini menunjukkan bahwa pegawai dapat lebih

termotivasi dengan memberikan jaminan seperti jaminan keselamatan

maupun jaminan sosial di tempat kerja.

c. Rekan kerja, Karyawan menjadi semakin termotivasi untuk bekerja bagi

perusahaan ketika mereka memiliki hubungan kerja yang positif dengan

rekan kerja mereka.

d. Pengawasan, Motivasi kerja pegawai dengan pengawasan atasan akan

meningkat sesuai dengan yang diharapkan.

e. Pujian, menunjukkan Motivasi kerja pegawai dengan dukungan dan

evaluasi hasil kerja oleh atasan.


19

f. Pekerjaan itu sendiri, dengan kata lain, itu adalah motivasi kerja pegawai,

didorong oleh kegembiraan kerja.

Indikator motivasi kerja berdasarkan teori Maslow (Judge & Robbins, 2017)

yaitu teori hirarki kebutuhan antara lain:

1. Pemenuhan akan kebutuhan fisik, yaitu kebutuhan yang harus dipenuhi

guna mempertahankan hidup.

2. Jaminan akan kebutuhan rasa aman, kebutuhan akan perlindungan fisik,

mental psikologis, dan intelektual.

3. Adanya hubungan akan kebutuhan sosial, kebutuhan akan kasih sayang,

interaksi, mencintai dan dicintai, dan penerimaan dalam ikatan dengan

kelompok pegawai dan masyarakat di sekitar mereka.

4. Pujian terhadap kebutuhan penghargaan, kebutuhan terhadap penghargaan

serta pengakuan serta penghormatan reputasi di antara pegawai dan

masyarakat.

5. Dukungan akan kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan akan kesempatan

untuk mengembangkan potensi diri menjadi kemampuan nyata.

2.1.3 Lingkungan Kerja

2.1.3.1 Pengertian Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja organisasi sangat penting untuk diperhatikan. Walaupun

lingkungan kerja tidak terkait dengan proses pekerjaan, namun lingkungan kerja

memiliki dampak langsung pada pegawai yang melakukan proses pekerjaan.

Suasana di mana pegawai melakukan tugas sehari-hari adalah lingkungan kerja.

Pegawai dapat melakukan yang terbaik ketika mereka berada di lingkungan kerja
20

yang aman. Pegawai akan merasa betah di tempat kerja dan dapat terlibat dalam

aktivitas yang hemat waktu jika tempat kerja tempat mereka bekerja adalah tempat

yang mereka sukai. Namun, lingkungan kerja yang tidak bersahabat dapat

menghambat produktivitas pegawai (Tambunan, 2018). Berikut definisi lingkungan

kerja menurut para ahli antara lain:

1. Menurut Robbins (2017), lingkungan kerja ialah sesuatu yang terdapat pada

lingkungan pegawai yang dapat mempengaruhinya dalam pelaksanaan tugas

yang dibebankan kepadanya.

2. Menurut Munandar (2004), Lingkungan kerja fisik dan sosial meliputi kondisi

fisik tempat kerja, lokasi, peralatan kerja, jenis pekerjaan, atasan, rekan kerja,

bawahan, dan pihak luar, serta budaya dan peraturan perusahaan;

3. Menurut Isyandi (2004), lingkungan kerja merupakan hal yang terdapat pada

lingkungan kerja pegawai untuk melakukan penugasan seperti suhu,

kelembaban, ventilasi, pencahayaan, kebisingan, kebersihan tempat kerja, dan

kesesuaian peralatan.

Pernyataan dan definisi di atas dapat digunakan untuk menarik kesimpulan

bahwa lingkungan kerja meliputi lingkungan kerja baik fisik maupun non fisik yang

tidak dapat dipisahkan dan berdampak pada seberapa puas karyawan terhadap

pekerjaannya. Akibatnya, penting untuk menentukan apakah prestasi kerja seorang

karyawan dipengaruhi oleh suasana dan kondisi lingkungan kerja. Moral karyawan

akan meningkat seiring dengan perbaikan lingkungan kerja.

Kegagalan untuk merancang lingkungan kerja yang sesuai dengan

kebutuhan pegawai menyebabkan kebosanan dan kelelahan, mengurangi


21

antusiasme pegawai untuk bekerja, dan pada akhirnya menghambat pegawai

melakukan tugas mereka secara efisien dan efektif.

2.1.3.2 Aspek-aspek Lingkungan Kerja

Menurut Sedarmayanti (2004), lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja

non fisik adalah dua jenis lingkungan kerja. Semua kondisi fisik di sekitar tempat

kerja yang dapat berdampak langsung atau tidak langsung terhadap karyawan

termasuk dalam lingkungan kerja fisik. Lingkungan kerja fisik dapat dibagi menjadi

dua kategori. Dengan kata lain, hal-hal di lingkungan yang berdampak langsung

pada pegawai seperti kursi, meja, dan kapal. Selain itu, lingkungan umum atau

perantara juga dapat disebut sebagai lingkungan kerja, yang mencakup faktor-

faktor seperti suhu, kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran

mekanis, bau, dan warna. Kedua, segala kondisi yang timbul dalam hubungan kerja

termasuk dalam lingkungan kerja non fisik, seperti hubungan dengan atasan, rekan

kerja, dan bawahan.

Menurut Wagner & Hollenbeck (2020), indikator-indikator lingkungan

kerja fisik antara lain:

1. Pengaruh iklim/ temperatur

Iklim atau temperatur di lingkungan kerja merupakan kombinasi dari suhu

udara (suhu basah dan kering), kelembaban, kecepatan udara, dan panas

radiasi. Temperatur yang tinggi menyebabkan penurunan efisiensi kerja otak.

Penurunan kemampuan berpikir tidak normal yang dapat terjadi ketika suhu

melebihi 32°C. Temperatur yang tinggi mengurangi mobilitas, meningkatkan

waktu reaksi dan pengambilan keputusan, mengganggu kecerdasan otak, dan


22

mengganggu saraf sensorik dan motorik, panas yang berlebihan juga

menyebabkan kelelahan, mengantuk, dan menurunkan stabilitas, serta

meningkatkan jumlah kesalahan kerja (Fajrianti, 2017).

2. Kebisingan

Tingkat kebisingan yang berlebihan berdampak negatif pada tenaga kerja. Efek

kebisingan pada pegawai dapat menyebabkan gangguan komunikasi, gangguan

konsentrasi, dan kelelahan (Fajrianti, 2017). Penelitian lain menunjukkan

bahwa paparan kebisingan menyebabkan kelelahan pada pekerja. Tekanan

darah tinggi, pembuluh darah melebar, detak jantung meningkat, dan kelelahan

merupakan gejala paparan kebisingan bagi pekerja.

3. Getaran

Peralatan yang digunakan di tempat kerja menimbulkan getaran yang

merupakan faktor fisik. Saat mesin berada di dekat orang atau pegawai, getaran

yang ditimbulkannya bisa berdampak buruk bagi kesehatan pegawai

(Cindyastira, 2014).

4. Penerangan/ Pencahayaan

Lingkungan kerja yang nyaman adalah lingkungan di mana pegawai dapat

dengan cepat dan mudah melihat pekerjaan mereka berkat pencahayaan yang

baik. Karakteristik pencahayaan yang baik ditentukan oleh distribusi

pencahayaan di bidang pandang, penghindaran silau, arah cahaya, warna dan

kehangatan pencahayaan relatif terhadap kondisi sekitar. Kelelahan mata,

kelelahan mental, keluhan nyeri dan sakit kepala di sekitar mata, kerusakan alat
23

penglihatan, dan peningkatan kecelakaan adalah akibat yang mungkin timbul

dari pencahayaan yang buruk (Padmanaba, 2006).

5. Kontaminan bahan-bahan kimia atau biologis

Kontaminan kimia adalah bahan kimia beracun bagi tanaman dan hewan

maupun manusia di saluran air. Ungkapan 'kontaminasi bahan kimia'

digunakan untuk menunjukkan situasi di mana bahan kimia hadir di tempat

yang tidak seharusnya, atau berada pada konsentrasi yang lebih tinggi daripada

yang seharusnya terjadi secara alami. Bakteri, jamur, jamur, virus, bulu

binatang dan air liur kucing, debu rumah, tungau, kecoa, dan serbuk sari adalah

kontaminan biologis (US EPA, 2019). Kontaminasi dari bahan-bahan kimia

dan biologis tersebut akan mengakibatkan infeksi dan penyakit yang dapat

mengakibatkan ketidaknyamanan melakukan pekerjaan.

Sedangkan indikator-indikator lingkungan kerja non fisik menurut (Judge &

Robbins, 2017) adalah sebagai berikut:

1. Budaya Organisasi

Budaya organisasi sangat mempengaruhi perilaku pegawai sehingga organisasi

mulai mempekerjakan pegawai yang memiliki budaya baik untuk membentuk

dan melestarikan kepribadian perusahaan.

2. Anggota tim yang positif

Suasana hati yang positif diwariskan dari satu anggota tim ke anggota

berikutnya, jadi memilih anggota tim yang positif dapat membantu

menciptakan lingkungan kerja yang positif. Sebuah penelitian terhadap 130

pemimpin dan pengikut mereka menemukan bahwa para pemimpin yang


24

karismatik mentransfer emosi positif mereka kepada pengikut mereka melalui

efek menular. Oleh karena itu, masuk akal untuk memilih anggota tim yang

cenderung memiliki suasana hati yang positif (Judge & Robbins, 2017).

3. Pelecehan Seksual

Perilaku seksual yang tidak diinginkan yang menghalangi kemampuan

karyawan untuk melakukan tugasnya atau menciptakan lingkungan kerja yang

tidak bersahabat dapat disebut pelecehan seksual. Menurut U.S. Equal

Employment Opportunity Commission (EEOC), pelecehan seksual terjadi

ketika seseorang menghadapi “rayuan seksual yang tidak diinginkan,

permintaan untuk bantuan seksual, serta perilaku verbal atau fisik lainnya yang

bersifat seksual” pada pekerjaan yang mengganggu kinerja atau yang

menciptakan lingkungan kerja yang mengintimidasi, bermusuhan, atau

menyinggung.

2.1.3.3 Manfaat Lingkungan Kerja

Pegawai dan organisasi mendapat manfaat besar dari lingkungan kerja yang

nyaman, aman, dan sehat. Rivai (2009) berpendapat bahwa lingkungan kerja yang

aman dan sehat memiliki manfaat antara lain:

1. penurunan hari yang hilang, sehingga produktivitas meningkat.

2. peningkatan kualitas dan efisiensi karyawan yang lebih berkomitmen.

3. menurunkan biaya asuransi dan perawatan kesehatan.

4. karena lebih sedikit klaim, pembayaran langsung dan tingkat

kompensasi pekerja berkurang.


25

5. partisipasi dan kepemilikan yang meningkat telah menghasilkan

kemampuan beradaptasi dan fleksibilitas yang lebih besar.

6. peningkatan citra perusahaan menghasilkan rasio seleksi tenaga kerja

yang lebih baik.

2.1.4 Kompensasi

2.1.4.1 Pengertian Kompensasi

Kompensasi seringkali merupakan aspek hubungan kerja yang bermasalah

dalam konteks hubungan industrial. Manajer, karyawan, dan pemerintah sama-

sama selalu memperhatikan kompensasi, terutama upah. Tanpa disadari,

kompensasi merupakan komponen dasar yang sifatnya penting dan krusial.

Menurut pendapat Judge & Robbins (2017) sistem kompensasi yang baik akan

mencerminkan nilai suatu pekerjaan tersebut. Para ahli manajemen dan ekonomi

berbeda dalam mendefinikan kompensasi. Marnisah (2019) menjelaskan beberapa

definisi kompensasi menurut para ahli sebagai berikut:

1. Dessler (2003)

“Kompensasi adalah segala bentuk pembayaran atau imbalan yang diberikan

organisasi kepada pegawainya sebagai balas jasa atas kontribusi mereka

kepada organisasi”

2. Umar (2007)

“Istilah kompensasi mengacu pada segala sesuatu yang diterima karyawan

langsung dari bisnis dalam bentuk upah, insentif, bonus, premi, perawatan

medis, asuransi, dan bentuk kompensasi lainnya.”

3. Mathis & Jackson (2009)


26

“Kompensasi adalah bagian besar dari mengapa dan bagaimana orang memilih

bekerja untuk satu perusahaan daripada yang lain. Dengan kata lain,

kompensasi adalah apa yang pekerja dapatkan sebagai imbalan atas pekerjaan

dan tanggung jawab yang mereka berikan untuk perusahaan.”

Berdasarkan teori yang disajikan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

kompensasi adalah pembayaran, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang

diberikan kepada karyawan atas pekerjaan atau jasa yang diberikan kepada suatu

organisasi.

2.1.4.2 Fungsi Kompensasi

Menurut Marnisah (2019) Ada banyak tujuan kompensasi. Pertama, peran

yang dimainkan oleh motivasi. Pegawai diberi kompensasi untuk mendorong

kinerja dan loyalitas mereka. Kedua, peran pengawasan. Ada potensi kontrol

dengan semua kompensasi. Ketika diberikan kepada pegawai yang menyelesaikan

tugas tertentu atau bekerja pada tingkat tertentu, kompensasi dapat mengendalikan

perilaku pegawai tersebut. Ketiga, fungsi informasi. Ketika kinerja dikaitkan

dengan kompensasi, itu juga dapat menyampaikan informasi tentang kemampuan

dan keterampilan pegawai.

Sedangkan Martoyo (2007) mengemukakan pemberian kompensasi

memiliki fungsi-fungsi antara lain:

1. Pengalokasian SDM dengan efisien

Karena karakteristik ini, memberi penghargaan kepada pegawai berprestasi

dengan pengakuan yang sesuai akan memotivasi mereka untuk bekerja lebih

efektif dan menghasilkan lebih banyak hasil. Dengan kata lain, pegawai
27

cenderung berpindah dari pekerjaan bergaji rendah ke pekerjaan bergaji tinggi

dengan menunjukkan kinerja yang lebih baik.

2. Pemanfaatan SDM lebih efisien dan efektif

Ketika sebuah perusahaan membayar banyak uang kepada seorang karyawan,

itu berarti perusahaan akan menggunakan kekuatan karyawan tersebut seefektif

dan seefisien mungkin.

3. Mendorong pertumbuhan dan stabilitas ekonomi

Dengan mengalokasikan dan memanfaatkan sumber daya manusia secara

efektif, sistem kompensasi diharapkan dapat secara langsung mendukung

stabilitas organisasi dan secara tidak langsung berkontribusi pada stabilitas

negara secara keseluruhan dan mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi.

2.1.4.3 Aspek-aspek Kompensasi

Marnisah (2019) berpendapat bahwa pada dasarnya ada dua jenis

kompensasi: finansial dan non-finansial.

1. Kompensasi Finansial (Financial Compensation)

Pegawai menerima kompensasi finansial dalam bentuk gaji, upah, insentif,

tunjangan, pengobatan, asuransi, jaminan sosial, dan tunjangan lain yang

dibayarkan oleh organisasi. Kompensasi finansial langsung, seperti upah dan

gaji, dan kompensasi finansial tidak langsung, juga disebut sebagai tunjangan.

Kompensasi finansial merupakan hal yang paling banyak dipertimbangkan

pegawai. Ketidakpuasan karyawan akan timbul jika kompensasi yang diterima

tidak sesuai dengan persepsi. Menurunnya tingkat motivasi dan kepuasan kerja

karyawan adalah salah satu kemungkinannya.


28

Menurut Judge & Robbins (2017) indikator-indikator kompensasi finansial,

yaitu:

1) Gaji (Salary)

Gaji merupakan komponen utama pendapatan dan berhubungan langsung

dengan jabatan atau balas jasa langsung serta memerlukan pengawasan

yang cermat melalui kegiatan evaluasi pekerjaan untuk menentukan keras

tidaknya suatu jabatan dalam suatu perusahaan (Darendehe, 2013).

2) Tunjangan (Benefits)

Tunjangan atau benefits merupakan bentuk kompensasi langsung yang

diberikan kepada karyawan yang berkinerja di atas harapan. Sistem ini

merupakan bagian kompensasi langsung selain gaji (Hardani & Bachri,

2016).

3) Upah Lembur (Overtime)

Lembur adalah pekerjaan yang dilakukan oleh seorang pegawai di luar

jam kerja normal (Mulyanto, 2016).

4) Bonus/ Insentif

Intensif adalah penghargaan material yang diberikan kepada karyawan

oleh suatu organisasi untuk bekerja keras dan dengan motivasi yang tinggi

untuk mencapai tujuan organisasi (Subianto, 2016).

5) Cuti / Libur (Time Off)

Cuti adalah kegiatan yang memungkinkan seorang pegawai untuk

mengambil libur dari pekerjaan. Cuti ini biasanya diminta setelah atasan

atau tempat kerja memberi izin. Namun di sisi lain, sebagian orang tidak
29

mengetahui bahwa sebenarnya setiap pekerja memiliki jatah cuti masing-

masing.

2. Kompensasi Non Finansial (Nonfinancial Compensation)

Kepuasan kerja karyawan dari pekerjaannya adalah kompensasi non finansial.

Menurut Retnosari (2016) kompensasi non finansial meliputi program

pengembangan diri dan fasilitas. Adapun indikator kompensasi non finansial

antara lain:

1) Kompensasi yang berhubungan dengan pekerjaan berupa rangsangan kerja,

pelatihan pengembangan diri, wewenang dan tanggung jawab,

penghargaan, dan kesempatan promosi.

2) Kompensasi yang berkaitan dengan lingkungan kerja, seperti fasilitas yang

memadai, tempat kerja yang menyenangkan, dan lain sebagainya.

2.1.4.4 Tujuan Manajemen Kompensasi

Marnisah (2019) mengemukakan bahwa manajemen kompensasi bertujuan

sebagai berikut:

1. Memperoleh sumber daya manusia berkualitas

2. Mempertahankan pekerja/pegawai yang ada

3. Memastikan keadilan

4. Menghargai perilaku yang diinginkan

5. Mengawasi biaya

6. Mematuhi peraturan yang berlaku

7. Memfasilitasi saling pengertian

8. efisiensi administrative selanjutnya


30

sedangkan menurut Hasibuan (2007), tujuan kompensasi meliputi:

1. Ikatan kerja sama

Kompensasi meresmikan hubungan antara majikan dan karyawan. Pengusaha

wajib memberi kompensasi kepada pekerja sesuai dengan kesepakatan yang

dicapai, dan pekerja harus melaksanakan tugasnya dengan benar.

2. Kepuasan kerja

Pekerja dapat memuaskan kebutuhan fisik, sosial, dan egoistik mereka melalui

kompensasi, yang menghasilkan kepuasan kerja.

3. Pengadaan efektif

Akan lebih mudah bagi perusahaan untuk mendapatkan sumber daya manusia

yang kompeten jika ditentukan bahwa program kompensasinya memadai.

4. Motivasi

Akan lebih mudah bagi manajemen untuk memotivasi bawahannya jika

kompensasinya memadai.

5. Stabilitas pekerja

Perputaran (turnover) akan relatif rendah memastikan stabilitas pekerja dengan

menawarkan kompensasi yang adil, wajar, dan kompetitif.

6. Disiplin

Pegawai akan semakin baik dan disiplin dengan pemberian kompensasi yang

cukup tinggi. Mereka akan memahami serta mematuhi peraturan yang berlaku.

7. Pengaruh pemerintah

Jika program kompensasi organisasi mematuhi undang-undang yang berlaku,

maka organisasi dapat menghindari intervensi atau campur tangan pemerintah.


31

2.2 Penelitian Terdahulu

Tidak mungkin memisahkan penelitian tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi kepuasan kerja dari penelitian sebelumnya. Melakukan peninjauan

terhadap penelitian terdahulu dapat membantu penelitian dalam pembahasan tema

berdasarkan gagasan-gagasan baru. Beberapa penelitian sebelumnya dengan pokok

bahasan yang sama dengan penelitian ini antara lain pada Tabel 2.1 berikut:

Tabel 2. 1
Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti,
Persamaan Perbedaan
No Tahun penelitian, Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian
Judul
1. Yulianti (2019) Motivasi Menggunakan Tempat dan
berpengaruh variabel bebas objek
“Analisis Faktor- signifikan terhadap yang sama penelitian
faktor Yang kepuasan kerja, yakni berbeda.
Mempengaruhi lingkungan kerja motivasi dan
Kepuasan Kerja berpengaruh lingkungan
dan Kinerja signifikan terhadap kerja.
Pegawai pada PT. kepuasan kerja, dan Menggunakan
Bintang Buana beban kerja variabel
Karya” berpengaruh terikat yang
signifikan terhadap sama yaitu
kepuasan kerja. kepuasan
Motivasi kerja.
berpengaruh
signifikan terhadap
kinerja pegawai,
lingkungan kerja
berpengaruh
signifikan terhadap
kinerja pegawai,
beban kerja
berpengaruh
signifikan terhadap
kinerja pegawai,
dan kepuasan kerja
berpengaruh
signifikan terhadap
kinerja pegawai.
32

2. Suryawan & Motivasi benar- Menggunakan Tempat dan


Andrew (2013) benar berpengaruh variabel bebas objek
terhadap kepuasan terikat yang penelitian
“Pengaruh kerja sama yaitu berbeda.
Motivasi Terhadap motivasi dan
Kepuasan Kerja” kepuasan
kerja.
3. Dhermawan Hasil analisis Menggunakan Tempat dan
(2012) membuktikan variabel bebas objek
motivasi dan yang sama penelitian
“Pengaruh lingkungan kerja yaitu berbeda.
motivasi, berpengaruh tidak motivasi, Terdapat
lingkungan kerja, signifikan terhadap lingkungan variabel bebas
kompetensi, dan kepuasan kerja kerja, dan yang berbeda
kompensasi sementara kompensasi. yaitu
terhadap kepuasan kompetensi dan Menggunakan kompetensi.
kerja dan kinerja kompensasi variabel Terdapat
pegawai di berpengaruh terikat yang variabel
lingkungan kantor signifikan. sama yaitu terikat yang
Dinas Pekerjaan Motivasi dan kepuasan berbeda yaitu
Umum Provinsi kompetensi kerja. kinerja
Bali” berpengaruh tidak pegawai.
signifikan terhadap
kinerja pegawai
sementara
lingkungan kerja,
kompensasi dan
kepuasan kerja
berpengaruh
signifikan
4. Hanafi & Yohana Motivasi memiliki Menggunakan Tempat dan
(2017) pengaruh yang variabel bebas objek
signifikan terhadap yang sama penelitian
“Pengaruh kepuasan kerja, yaitu motivasi berbeda.
motivasi, dan lingkungan kerja dan Variabel
lingkungan kerja, berpengaruh lingkungan kepuasan
terhadap kinerja terhadap kepuasan kerja. kerja
pegawai, dengan kerja, kepuasan digunakan
kepuasan kerja kerja terhadap sebagai
sebagai variabel kinerja pegawai variabel
mediasi pada PT memiliki pengaruh. mediasi.
BNI
Lifeinsurance”
5. Sudiarditha (2016) Stres kerja Menggunakan Tempat dan
berpengaruh variabel bebas objek
negatif dan yang sama
33

“The Influence of signifikan terhadap yaitu penelitian


Job Stress and kepuasan kerja. kompensasi. berbeda.
Compensation to Kompensasi Menggunakan
Job Satisfaction at berpengaruh positif variabel
PT. Tri Megah dan signifikan terikat yang
Makmur” terhadap kepuasan sama yaitu
kerja. Stres kerja kepuasan
dan kompensasi kerja.
berpengaruh
signifikan terhadap
kepuasan kerja.
6. Yusuf (2020) kompensasi dan Menggunakan Tempat dan
lingkungan kerja variabel bebas objek
“The Effect of berpengaruh yang sama penelitian
Compensation on signifikan terhadap yaitu berbeda.
Job Satisfaction of kepuasan kerja. kompensasi. Menggunakan
Permanent kompensasi, variabel
Employees and lingkungan kerja, kepuasan
Contract dan kepuasan kerja kerja sebagai
Employees” berpengaruh positif variabel
dan signifikan mediasi.
terhadap loyalitas
karyawan
7. Ardianti (2018) Motivasi kerja, Menggunakan Tempat dan
kompensasi kerja variabel bebas objek
“Pengaruh dan lingkungan dan variabel penelitian
Motivasi Kerja, kerja secara parsial terikat yang berbeda.
Kompensasi dan berpengaruh sama.
Lingkungan Kerja signifikan terhadap
Terhadap kepuasan kerja
Kepuasan Kerja karyawan.
Karyawan (Studi
Kasus Pada PT.
Sumber Alam
Santoso Pratama
Karangsari
Banyuwangi):
8. Lumentut & Motivasi, disiplin Menggunakan Tempat dan
Dotulong (2015) dan lingkungan variabel bebas objek
kerja secara yang sama penelitian
“Pengaruh simultan yaitu motivasi berbeda.
Motivasi, Disiplin, berpengaruh dan
Dan Lingkungan signifikan terhadap lingkungan
Kerja Terhadap kepuasan kerja kerja.
Kepuasan Kerja pegawai. Motivasi Menggunakan
Karyawan pada secara parsial variabel
34

PT. Bank SULUT berpengaruh terikat yang


Cabang signifikan terhadap sama.
Airmadidi” kepuasan kerja
pegawai,
sedangkan disiplin
dan lingkungan
kerja tidak
berpengaruh
signifikan.
9. Ramlah (2021) Kompensasi Menggunakan Tempat dan
berpengaruh variabel bebas
objek
“The influence of signifikan dan yang samapenelitian
compensation and positif terhadap yaitu berbeda.
job stress on kepuasan kerja. kompensasi. Menggunakan
turnover intention variabel
through mediation kepuasan
of job satisfaction” kerja sebagai
variabel
mediasi.
10 Mukrom & Pengawasan, Menggunakan Tempat dan
Ferijani (2019) hubungan kerja, variabel bebas objek
kompensasi secara yang sama penelitian
“Analysis of The parsial dan simultan yaitu berbeda.
Effect of tidak berpengaruh kompensasi. Menggunakan
Supervision, Job signifikan terhadap variabel
Relations, and kepuasan kerja. kepuasan
Compensation on kerja sebagai
Job Satisfaction variabel
and its Impact on mediasi.
Job Performance
of CV. Aliansyah
Winong Pati”
11 Mahdiana & Lingkungan kerja Menggunakan Tempat dan
Ubaidillah (2021) tidak berpengaruh variabel bebas objek
signifikan terhadap yang sama penelitian
“The Effect of Job kepuasan kerja, yaitu berbeda.
Stress, Work lingkungan kerja lingkungan Variabel
Environment and tidak berpengaruh kerja dan motivasi
Compensation on signifikan terhadap kompensasi. digunakan
Job Satisfaction motivasi, Menggunakan sebagai
with Motivation as kompensasi variabel variabel
an intervening berpengaruh terikat yang mediasi.
variable at PT. signifikan terhadap sama yaitu
Setia Kawan kepuasan kerja, kepuasan
Grup” motivasi kerja.
berpengaruh
35

signifikan terhadap
kepuasan kerja.
12 Mawei (2014) Kompensasi tidak Menggunakan Tempat dan
berpengaruh variabel bebas objek
“Kepemimpinan, terhadap kepuasan yang sama penelitian
Penempatan Kerja kerja karyawan. yaitu berbeda.
dan Kompensasi kepemimpinan, kompensasi.
Pengaruhnya penempatan kerja Menggunakan
Terhadap dan kompensasi variabel
Kepuasan Kerja secara simultan terikat yang
Pada PT. Bank berpengaruh sama yaitu
BNI (PERSERO), signifikan terhadap kepuasan
TBK. KCU kepuasan kerja kerja.
Manado” karyawan.
13 Fauzi & Ubaidillah Lingkungan kerja Menggunakan Tempat dan
(2023) berpengaruh variabel bebas objek
signifikan terhadap yang sama penelitian
“Work Stress, kepuasan kerja, yaitu berbeda.
Work Environment kompensasi lingkungan Menggunakan
and Compensation berpengaruh kerja dan motivasi
on Job Satisfaction signifikan terhadap kompensasi. sebagai
with Motivation as kepuasan kerja, Menggunakan variabel
an Intervening motivasi variabel mediasi.
Variable in berpengaruh terikat yang
Mineral Water signifikan terhadap sama yaitu
Distributor kepuasan kerja. kepuasan
Company” kerja.
14 Rosalia (2020) Kompensasi Menggunakan Tempat dan
berpengaruh variabel bebas objek
“The effect of negatif signifikan yang sama penelitian
compensation and terhadap kepuasan yaitu motivasi berbeda.
motivation on job kerja, dan motivasi kerja dan Menggunakan
satisfaction and berpengaruh positif kompensasi. kinerja
employee signifikan terhadap Menggunakan pegawai
performance at kepuasan kerja. variabel sebagai
SMK Medika terikat yang variabel
Samarinda” sama yaitu terikat kedua.
kepuasan
kerja.
Sumber: Data diolah (2022)
36

2.3 Kerangka Pemikiran

Kepuasan kerja pegawai akan dipengaruhi oleh motivasi kerja, lingkungan

kerja, dan kompensasi, sesuai dengan penjelasan teori dan penelitian sebelumnya.

Gambaran kerangka penelitian pada Gambar 2.2 berikut ini:

Gambar 2. 2
Kerangka Pemikiran

Sumber: Data diolah (2023)


2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah pernyataan yang dapat diuji dan merupakan dugaan logis

tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. Hubungan antara variabel-variabel

ini dibangun atas dasar kerangka teoretis (Zulfikar, 2020). Berikut adalah hipotesis

penelitian yang didasarkan pada rumusan masalah, kajian teori, penelitian

terdahulu, dan kerangka penelitian antara lain:


37

2.4.1 Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja Pegawai

Teori Kinicki & Fugate tentang faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan

kerja serta teori motivasi Maslow yang menyatakan tentang hierarki kebutuhan

yakni kebutuhan fisik, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan

penghargaan, dan kebutuhan akan aktualisasi diri menjadi indikator dalam motivasi

kerja pegawai. Serta penelitian yang dilakukan oleh Yulianti (2019), Lumentut &

Dotulong (2015), dan Fauzi & Ubaidillah (2023) menyimpulkan bahwa diduga

variabel motivasi kerja berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan kerja

pegawai.

2.4.2 Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Kepuasan Kerja Pegawai

Teori Herzberg mengenai faktor yang memengaruhi kepuasan kerja serta

teori lingkungan kerja yang dikemukakan Sedarmayanti menyatakan bahwa

lingkungan kerja terbagi dua yakni lingkungan kerja fisik dan non fisik. Penelitian

yang dilakukan oleh Lumentut & Dotulong (2015), Ardianti (2018), Yusuf (2020),

dan Fauzi & Ubaidillah (2023) menyimpulkan bahwa diduga lingkungan kerja

secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai.

2.4.3 Pengaruh Kompensasi terhadap Kepuasan Kerja Pegawai

Teori Herzberg mengenai faktor yang memengaruhi kepuasan kerja dan teori

kompensasi yang dikemukakan oleh Marnisah (2019) menyatakan bahwa

kompensasi terdiri dari dua yaitu kompensasi finansial dan non finansial. Menurut

Judge & Robbins (2017) kompensasi finansial meliputi gaji, tunjangan, upah

lembur, bonus atau insentif, dan cuti atau libur. Adapun kompensasi non finansial

meliputi kesempatan mengembangkan diri dan lingkungan kerja yang kondusif dan
38

memadai. Penelitian yang dilakukan Ardianti (2018) menyimpulkan bahwa diduga

kompensasi berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.

Menurut Abdullah (2015), Penelitian yang menggunakan data kuantitatif, atau data

berupa angka atau angka, disebut penelitian kuantitatif. Penelitian ini dilakukan

dengan menggunakan model matematika dan statistik dari hasil kuesioner yang

dibagikan.

Penelitian asosiatif kausatif digunakan dalam penelitian ini. Studi tentang

hubungan atau pengaruh antara dua variabel atau lebih disebut penelitian asosiatif.

Penelitian korelasi hanya berfokus pada membangun hubungan antar variabel,

sedangkan penelitian kausal berfokus pada membangun pengaruh antar variabel.

3.2 Unit Analisis

Unit analisis merupakan unit tertentu yang dihitung sebagai topik penelitian

(Abdullah, 2015). Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah

Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai Tipe B Tanjung Priok, dengan obyek

penelitian berupa kepuasan kerja, motivasi, lingkungan kerja, dan kompensasi.

Sedangkan responden atau sumber data pada penelitian ini adalah Pegawai Negeri

Sipil yang bertugas sebagai Awak Kapal Patroli.

3.2.1 Operasionalisasi Variabel

Konsep operasional variabel digunakan untuk membantu penelitian

membatasi parameter atau indikator yang mereka butuhkan dalam penelitian

39
40

mereka sedemikian rupa sehingga apa pun variabel penelitiannya, semua hanya

muncul melalui konsep tersebut (Abdullah, 2015).

Berdasarkan pada teori tersebut, maka penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan operasional variabel berupa Kepuasan Kerja sebagai variabel terikat

(Variabel Y) dan Motivasi Kerja (Variabel X1), Lingkungan Kerja (Variabel X2),

dan Kompensasi (Variabel X3) sebagai variabel bebas (X). Variabel-variabel dalam

penelitian ini menggunakan skala likert yang dapat dijelaskan dengan Tabel 3.1

sebagai berikut:

Tabel 3. 1
Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Variabel Indikator


Kepuasan Kepuasan kerja adalah 1. Perasaan bangga akan
Kerja tanggapan afektif atau pekerjaan itu sendiri
(Variabel Y) emosional terhadap 2. Perasaan senang akan gaji
mengatasi aspek-aspek 3. Perasaan gembira akan
pekerjaan seseorang. kesempatan promosi
4. Perasaan tenteram akan
Sumber: (Kinicki & Fugate, rekan kerja
2016) 5. Perasaan nyaman akan
Lingkungan Kerja

Sumber: Luthans (2011)


Motivasi Motivasi didefinisikan 1. Pemenuhan akan kebutuhan
Kerja sebagai proses menjelaskan fisik
(Variabel X1) intensitas, arah, dan 2. Jaminan akan kebutuhan
ketekunan upaya untuk Rasa aman
mencapai tujuan. Sedangkan 3. Adanya hubungan akan
motivasi umum erat kebutuhan sosial
kaitannya dengan usaha 4. Pujian terhadap kebutuhan
dalam menuju tujuan. penghargaan
5. Dukungan akan kebutuhan
aktualisasi diri

Sumber: Judge & Robbins Sumber: Maslow


(2017)
41

Lingkungan Lingkungan kerja ialah 1. Lingkungan fisik


Kerja sesuatu yang terdapat pada 2. Lingkungan non fisik
(Variabel X2) lingkungan pegawai yang
dapat mempengaruhinya
dalam pelaksanaan tugas
yang dibebankan kepadanya.

Sumber: (Robbins, 2002) Sumber: Sedarmayanti


Kompensasi Kompensasi adalah segala 1. Kompensasi finansial
(Variabel X3) bentuk pembayaran atau 2. Kompensasi non finansial
imbalan yang diberikan
organisasi kepada
pegawainya sebagai balas
jasa atas kontribusi mereka
kepada organisasi.

Sumber: Dessler (2003) Sumber: Marsinah


Sumber: Data Diolah (2022)

3.3 Populasi dan Teknik Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah kelompok unit yang karakteristiknya akan diselidiki; jika

populasi terlalu besar, sampel harus diambil untuk dilakukan penelitian (Abdullah,

2015). Abdullah juga menambahkan populasi berarti populasi di mana temuan

penelitian akan diterapkan, serta target keseluruhan yang harus dipelajari. Populasi

dalam penelitian ini adalah Pegawai Negeri Sipil yang bertugas sebagai Awak

Kapal Patroli pada Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai Tipe B Tanjung Priok

sejumlah 47 orang.

3.3.2 Metode Pengambilan Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang diteliti baik dari segi jumlah

maupun karakteristiknya (Sugiyono, 2013). Menurut Abdullah (2015) Jika jumlah

subjek yang digunakan sebagai populasi kurang dari 100, sebaiknya diikutsertakan
42

semuanya agar dapat dilakukan penelitian populasi. Dalam penelitian ini karena

jumlah populasi sebanyak 47, maka seluruh anggota populasi dijadikan sampel

(sampel jenuh).

3.4 Jenis dan Sumber Data

Data kuantitatif adalah jenis data yang digunakan dalam penelitian ini. Data

kuantitatif tidak memiliki sistem kategorisasi atau klasifikasi dan hanya dapat

dinyatakan secara numerik melalui operasi matematika (Abdullah, 2015).

Sedangkan Data primer merupakan data yang digunakan dalam penelitian ini. Data

primer adalah informasi yang berasal dari sumber pertama, biasanya individu atau

kelompok individu dalam bentuk tanggapan terhadap kuesioner.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Instrumen angket atau kuesioner berfungsi sebagai instrumen pengumpulan

data dalam penelitian ini. Penyebaran pertanyaan kepada responden dengan

harapan mereka akan menanggapi daftar pertanyaan tersebut merupakan salah satu

cara pengumpulan data melalui kuesioner (Abdullah, 2015).

3.5.1 Instrumen Penelitian

Kuesioner dengan skala Likert digunakan dalam penelitian ini untuk

mengumpulkan data (Abdullah, 2015). Pengukuran skala interval adalah

pengukuran skala Likert. Misalnya, angka 1 sampai 5 menunjukkan sikap

psikologis responden tentang kepuasan kerja, dengan 1 menunjukkan tingkat

kepuasan terendah dan 5 menunjukkan tingkat kepuasan tertinggi. Sehingga

jawaban diberi angka skala 1-5 seperti pada Tabel 3.2 berikut:
43

Tabel 3. 2
Pengukuran Skala

Jawaban Responden Skor


Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Kurang Setuju (KS) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber: Abdullah (2015)

3.5.2 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Uji validitas dan reliabilitas harus dilakukan pada jenis data primer untuk

menentukan apakah item kuesioner telah tervalidasi sehingga memenuhi

persyaratan yang baik. Excel for Windows dan SPSS (Statistical Product and

Service Solution) versi 26 merupakan dua perangkat lunak yang digunakan untuk

mempermudah proses perhitungan uji validitas dan reliabilitas.

3.5.2.1 Pengujian Validitas

Menurut Abdullah (2015), Validitas adalah seberapa baik data yang

dihasilkan oleh suatu instrumen penelitian (dalam hal ini kuesioner) mengukur apa

yang hendak diukur. Metode korelasi menggunakan koefisien korelasi product

moment sebagai metode pengujian. Skor ordinal setiap item pertanyaan yang diuji

validitasnya dikorelasikan dengan skor ordinal seluruh item. Apabila koefisien

korelasinya positif, maka item tersebut valid. Jika negatif, item tersebut tidak valid

dan akan dikeluarkan dari kuesioner atau sebaliknya diberikan pernyataan

perbaikan.

Dengan membandingkan 𝑟 dengan 𝑟 , dilakukan uji korelasi untuk

mendapatkan nilai yang signifikan. Rumus uji t yang dilakukan adalah:


44

𝑟 (𝑛 − 2)
𝑡 = , 𝑑𝑓 = 𝑛 − 2
√1 − 𝑟

Berdasarkan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 47

responden. Maka diperoleh nilai r tabel yaitu 0,2876 (df = (47-2) = 45 dan taraf

signifikansi 5%).

Hasil uji validitas terhadap variabel Kepusan Kerja Pegawai dengan

menggunakan 15 pernyataan yang diajukan kepada 47 responden dengan hasil pada

Tabel 3.3 berikut:

Tabel 3. 3
Hasil Uji Validitas Variabel Kepuasan Kerja Pegawai (Variabel Y)

Item r hitung r tabel Keterangan


Y.1 0,728 0,2876 Valid
Y.2 0,813 0,2876 Valid
Y.3 0,804 0,2876 Valid
Y.4 0,724 0,2876 Valid
Y.5 0,827 0,2876 Valid
Y.6 0,717 0,2876 Valid
Y.7 0,583 0,2876 Valid
Y.8 0,346 0,2876 Valid
Y.9 0,445 0,2876 Valid
Y.10 0,768 0,2876 Valid
Y.11 0,574 0,2876 Valid
Y.12 0,563 0,2876 Valid
Y.13 0,806 0,2876 Valid
Y.14 0,706 0,2876 Valid
Y.15 0,698 0,2876 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Versi 26 (2023)
Terdapat 15 item pernyataan pada variabel Kepuasan Kerja Pegawai dan

setiap pernyataan memiliki nilai r (Pearson Correlation) lebih besar dari 0,2876.

Artinya, semua pernyataan dari variabel Kepuasan Kerja Pegawai tidak perlu

dikeluarkan karena statusnya sudah valid.


45

Hasil uji validitas terhadap variabel Motivasi Kerja Pegawai dengan

menggunakan 10 pernyataan yang diajukan kepada 47 responden dengan hasil

seperti pada Tabel 3.4 berikut:

Tabel 3. 4
Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Kerja Pegawai (Variabel X1)

Item r hitung r tabel Keterangan


X1.1 0,611 0,2876 Valid
X1.2 0,718 0,2876 Valid
X1.3 0,797 0,2876 Valid
X1.4 0,534 0,2876 Valid
X1.5 0,883 0,2876 Valid
X1.6 0,673 0,2876 Valid
X1.7 0,856 0,2876 Valid
X1.8 0,879 0,2876 Valid
X1.9 0,799 0,2876 Valid
X1.10 0,816 0,2876 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Versi 26 (2023)
Terdapat 10 item pernyataan pada variabel Motivasi Kerja Pegawai dan setiap

pernyataan memiliki nilai r (Pearson Correlation) lebih besar dari 0,2876. Artinya,

semua pernyataan dari variabel Motivasi Kerja Pegawai tidak perlu dikeluarkan

karena statusnya sudah valid.

Hasil uji validitas terhadap variabel Motivasi Kerja Pegawai dengan

menggunakan 10 pernyataan yang diajukan kepada 47 responden dengan hasil

seperti pada Tabel 3.5 berikut:


46

Tabel 3. 5
Hasil Uji Validitas Lingkungan Kerja (Variabel X2)

Item r hitung r tabel Keterangan


X2.1 0,658 0,2876 Valid
X2.2 0,890 0,2876 Valid
X2.3 0,901 0,2876 Valid
X2.4 0,699 0,2876 Valid
X2.5 0,727 0,2876 Valid
X2.6 0,799 0,2876 Valid
X2.7 0,671 0,2876 Valid
X2.8 0,609 0,2876 Valid
X2.9 0,395 0,2876 Valid
X2.10 0,410 0,2876 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Versi 26 (2023)
Terdapat 10 item pernyataan pada variabel Lingkungan Kerja dan setiap pernyataan

memiliki nilai r (Pearson Correlation) lebih besar dari 0,2876. Artinya, semua

pernyataan dari variabel Lingkungan Kerja tidak perlu dikeluarkan karena statusnya

sudah valid.

Hasil uji validitas terhadap variabel Kompensasi dengan menggunakan 10

pernyataan yang diajukan kepada 47 responden dengan hasil seperti pada Tabel 3.6

berikut:

Tabel 3. 6
Hasil Uji Validitas Variabel Kompensasi (Variabel X3)

Item r hitung r tabel Keterangan


X2.1 0,798 0,2876 Valid
X2.2 0,914 0,2876 Valid
X2.3 0,827 0,2876 Valid
X2.4 0,832 0,2876 Valid
X2.5 0,835 0,2876 Valid
X2.6 0,692 0,2876 Valid
X2.7 0,759 0,2876 Valid
X2.8 0,619 0,2876 Valid
X2.9 0,804 0,2876 Valid
X2.10 0,716 0,2876 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Versi 26 (2023)
47

Terdapat 10 item pernyataan pada variabel Kompensasi dan setiap pernyataan

memiliki nilai r (Pearson Correlation) lebih besar dari 0,2876. Artinya, semua

pernyataan dari variabel Kompensasi tidak perlu dikeluarkan karena statusnya

sudah valid.

3.5.2.2 Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas adalah istilah yang mengacu pada sejauh mana hasil pengukuran

tetap relatif konsisten dari waktu ke waktu (Abdullah, 2015). Penelitian ini

menggunakan teknik Cronbach's Alpha untuk pengukuran reliabilitas, yaitu suatu

metode untuk menentukan reliabilitas atau tidaknya suatu instrumen penelitian.

Menurut Bougie & Sekaran (2019), Semakin baik koefisien reliabilitas,

semakin mendekati 1,0. Secara umum, reliabilitas kurang dari 0,60 dianggap buruk,

reliabilitas lebih besar dari 0,70 dapat diterima, dan reliabilitas lebih besar dari 0,80

dianggap baik. Berikut pada Tabel 3.7 merupakan hasil uji reliabilitas masing-

masing variabel penelitian yang diperoleh dengan menggunakan SPSS versi 26:

Tabel 3. 7
Hasil Uji reliabilitas Variabel Kepuasan Kerja, Motivasi Kerja, Lingkungan
Kerja, dan Kompensasi

Variabel Nilai CronbachAlpha Keterangan


Kepuasan Kerja 0,911 Reliabel
Motivasi Kerja 0,907 Reliabel
Lingkungan Kerja 0,875 Reliabel
Kompensasi 0,922 Reliabel
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Versi 26 (2023)
Empat variabel memiliki nilai alpha Cronbach antara 0,87 dan 0,92. Sehingga,

langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini memiliki tingkat reliabilitas

konsistensi internal yang baik.


48

3.6 Pengolahan dan Analisis Data

3.6.1 Klasifikasi Internal Data

Klasifikasi internal data digunakan untuk memudahkan dalam

mengelompokkan nilai bobot jawaban responden. Pengukuran klasifikasi interval

data akan menggunakan rumus:

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ


𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
( 5 − 1)
= = 0,80
5
Perhitungan kumulatif yang didapat, maka hasil penelitian jawaban responden

dapat dikelompokkan pada Tabel 3.8 sebagai berikut:

Tabel 3. 8
Klasifikasi Interval Jawaban Responden

Interval Penilaian
4,2 < x ≤ 5 Sangat Baik
3,4 < x ≤ 4,2 Baik
2,6 < x ≤ 3,4 Kurang baik
1,8 < x ≤ 2,6 Tidak Baik
1 < x ≤ 1,8 Sangat Tidak Baik
Sumber: Data Diolah (2023)
Sedangkan klasifikasi internal data dalam mengelompokkan total nilai jawaban

responden adalah sebagai berikut:

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ


𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
(47 𝑥 5) − (47 𝑥 1) 235 − 47
= = = 37,6
5 5
Berdasarkan hasil pengukuran klasifikasi interval tersebut, disusun tabel 3.8

berikut:
49

Tabel 3. 9
Klasifikasi Interval Total Jawaban Responden

Interval Penilaian
197,4 < x ≤ 235 Sangat Baik
159,8 < x ≤ 197,4 Baik
122,2 < x ≤ 159,8 Kurang baik
84,6 < x ≤ 122,2 Tidak Baik
47 < x ≤ 84,6 Sangat Tidak Baik
Sumber: Data Diolah (2023)
3.6.2 Uji Asumsi Klasik

3.6.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data penelitian

berdistribusi normal multivariat dan univariat. Pada taraf signifikansi 99%,

dilakukan uji normalitas dengan menggunakan kriteria nilai critical ratio skill

sebesar 2,58. Jika rasio kritis kurang dari nilai absolut + (kurang lebih) 2,58, data

berdistribusi normal. Indeks kurtosis univariat tinggi-datar dan metode univariat

digunakan dalam uji normalitas. Jika koefisien indeks skew univariat dan indeks

kurtosis multivariat antara 0 dan +2,58, data dikatakan normal.

3.6.2.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk melihat apakah model regresi

menunjukkan bahwa variabel independen berkorelasi. Seharusnya tidak ada

korelasi antara variabel independen dalam model regresi yang baik (Melani, 2012).

3.6.2.3 Uji Heteroskedasitas

Menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians

dari residual dari pengamatan yang satu ke pengamatan berikutnya. Jika variance

dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain berbeda disebut


50

heteroskedastisitas. Model regresi yang tidak memiliki heteroskedastisitas adalah

model yang baik.

3.6.3 Analisis Regresi

Pada penelitian ini digunakan analisis regresi untuk mengetahui seberapa kuat

pengaruh variabel Motivasi Kerja, Lingkungan Kerja, Kompensasi terhadap

variabel Kepuasan Kerja Pegawai Awak Kapal Patroli. Analisis regresi dilakukan

dengan menggunakan persamaan regresi sebagai berikut:

Ŷ=𝑎+𝑏 𝑋 + 𝑏 𝑋 +𝑏 𝑋 +𝑒

Dimana (dibaca Y topi) adalah untuk memprediksi nilai variabel Y. Persamaan ini

dapat terjadi jika variabel X mempunyai korelasi dengan variabel Y.

3.6.4 Uji Hipotesis

3.6.4.1 Uji F

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh apa variabel bebas secara

simultan memengaruhi variabel terikat. Pengujian uji simultan (Uji F) dilakukan

dengan menggunakan SPSS 26 for windows. Pengujian dilakukan dengan

membandingkan F hitung dengan F tabel. Apabila F hitung < F tabel, maka H0

diterima atau H1 ditolak. Sementara apabila F hitung > F tabel, maka H0 ditolak

atau H1 diterima. Nilai F tabel diperoleh dengan tingkat signifikansi 5% (α = 0,05)

dan degree of freedom (df)= (n-k-1). Begitupun dengan tingkat signifikansi, jika α

< 0,05, maka H0 ditolak H1 diterima. Sebaliknya, jika α > 0,05, maka H1 ditolak

atau H0 diterima.
51

3.6.4.2 Uji T

Uji parsial (uji-t) dilakukan dengan menggunakan SPSS 26 for Windows.

Uji parsial (uji-t) digunakan untuk mengetahui pengaruh signifikan secara parsial

masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian uji

parsial (Uji t) dilakukan dengan cara membandingkan nilai antara signifikansi t

dengan nilai α = 0,05 sehingga dapat diketahui diterima atau tidaknya suatu

hipotesis. Jika nilai signifikansi t < α (alfa) maka Ho ditolak dan Ha diterima, hal

ini berarti bahwa ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap

variabel terikat. Jika nilai signifikansi t > α (alfa) maka Ho diterima dan Ha ditolak,

hal ini berarti bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas

terhadap variabel terikat.

3.6.4.3 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur besarnya persentase

pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Penghitungan keofisien

determinasi dilakukan dengan menggunakan SPSS 26 for Windows. Menurut

Ghozali (2016) nilai koefisien determinasi yang kecil memiliki arti bahwa

kemampuan variabel-variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat sangat

terbatas, sebaliknya jika nilai mendekati 1 (satu) dan menjauhi 0 (nol) memiliki arti

bahwa variabel-variabel bebas memiliki kemampuan memberikan semua informasi

yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel terikat.


BAB IV

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai

Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai merupakan unit pelaksana teknis

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang bertugas mengelola sarana operasi dan

patroli. Unit ini bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jenderal Bea dan

Cukai dan berada di bawah pengawasan langsungnya. Namun secara teknis dan

fungsional, Direktur Penindakan dan Penyidikan bertanggungjawab memberikan

dukungan dan pembinaan terhadap unit ini.

Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, Pangkalan Sarana

Operasi Bea dan Cukai bertanggung jawab untuk mengelola dan mengoperasikan

sarana operasi Bea dan Cukai untuk mendukung kegiatan patroli, operasi

pencegahan, dan penindakan di sektor kepabeanan dan cukai.

Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai menjalankan fungsi dalam

menjalankan tugasnya yaitu antara lain:

1. penyusunan program dan rencana strategis;

2. penyiapan dan penggunaan sarana untuk operasi;

3. perawatan serta pemeliharaan sarana operasi dan sarana pendukung;

4. pelayanan pengiriman dan penerimaan berita, serta pemantauan hubungan antar

stasiun radio;

5. Pelaksanaan administrasi Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai.

52
53

4.1.2 Visi dan Misi Pangkalan Sarana Operasi Tipe B Tanjung Priok

Visi dan misi Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai Tipe B Tanjung Priok

diantaranya:

Visi: Menjadi Pangkalan Sarana Operasi terkemuka di Lingkungan Ditjen Bea

dan Cukai

Misi: Mendukung terciptanya pengawasan DJBC yang Efektif; Meningkatkan

kesiapsiagaan kapal patroli; dan Meningkatkan profesionalisme dan

semangat kejuangan pelaut-pelaut DJBC.

4.1.3 Struktur Organisasi

Dengan adanya pembagian penghentian tugas yang diberikan, struktur

organisasi dapat dengan cepat mencegah atau mendeteksi kesalahan dalam

menjalankan tugas. Struktur organisasi merupakan kerangka pembagian tugas

kepada unit-unit yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.

Struktur Organisasi Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai Tipe B Tanjung Priok

adalah pada Gambar 4.1 berikut ini:

Gambar 4. 1
Struktur Organisasi Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai Tipe B
Tanjung Priok

Kepala Pangkalan

Kepala Subbagian
Umum dan
Kepatuhan internal

Kepala Seksi Teknik Kepala Seksi


Kepala Seksi
dan Pemeliharaan Telekomunikasi
Nautika
Kapal dan Elektronika

Sumber: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 24/PMK.01/2018


54

4.2 Profil Responden

4.2.1 Identitas Responden

Objek dalam penelitian ini adalah Pegawai Awak Kapal Patroli pada

Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai Tipe B Tanjung Priok sejumlah 47

Pegawai. Ada tiga kategori untuk karakteristik responden yaitu berdasarkan Usia,

Pendidikan Terakhir, dan Masa Kerja. Pengklasifikasian responden penelitian ini

bertujuan untuk memperjelas status mereka sebagai objek penelitian. Setiap hasil

pengolahan data responden tersebut dapat dideskripsikan dan dijelaskan sebagai

berikut:

4.2.1.1 Data Responden Berdasarkan Usia

Profil responden berdasarkan usia diperoleh dari data primer yang

dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner, seperti yang ditunjukkan pada Tabel

4.1 berikut:

Tabel 4. 1
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 18 - 24 Tahun 8 17.0 17.0 17.0
25 - 35 Tahun 31 66.0 66.0 83.0
36 - 45 Tahun 8 17.0 17.0 100.0
Total 47 100.0 100.0
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Versi 26 (2023)

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, terlihat bahwa pola kecenderungan distribusi

responden mayoritas berada pada angka usia muda yaitu sebesar 83% pada rentang

usia 18 hingga 35 tahun.


55

4.2.1.2 Data Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Profil responden berdasarkan pendidikan diperoleh dari data primer yang

dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner, seperti yang ditunjukkan pada Tabel

4.2 berikut:

Tabel 4. 2
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid SMA 14 29.8 29.8 29.8
Diploma I 16 34.0 34.0 63.8
Diploma III 7 14.9 14.9 78.7
Sarjana 9 19.1 19.1 97.9
Magister 1 2.1 2.1 100.0
Total 47 100.0 100.0
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Versi 26 (2023)

Berdasarkan Tabel 4.2 di atas, terlihat bahwa pola kecenderungan distribusi

responden dengan Pendidikan mayoritas Pegawai Awak Kapal Patroli sebanyak

63,8% berpendidikan terakhir Diploma I dan SMA.

4.2.1.3 Data Responden Berdasarkan Masa Kerja

Profil responden berdasarkan masa kerja diperoleh dari data primer yang

dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner, seperti yang ditunjukkan pada Tabel

4.3 berikut:
56

Tabel 4. 3
Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 1 - 3 Tahun 10 21.3 21.3 21.3
4 - 6 Tahun 19 40.4 40.4 61.7
7 - 9 Tahun 11 23.4 23.4 85.1
10 - 12 Tahun 7 14.9 14.9 100.0
Total 47 100.0 100.0
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Versi 26 (2023)

Berdasarkan Tabel 4.3 di atas, terlihat bahwa pola kecenderungan distribusi

responden dengan masa kerja mayoritas Pegawai Awak Kapal Patroli sebanyak

61,7% memiliki masa kerja dibawah 6 tahun.

4.3 Analisis Data

Berikut ini akan diberikan gambaran tentang data variabel yang terkumpul

pada bagian ini. Ada tiga variabel bebas dalam penelitian ini yaitu Motivasi Kerja,

Lingkungan Kerja, dan Kompensasi. Serta satu variabel terikat yaitu Kepuasan

Kerja. Hasil kuesioner yang diberikan kepada responden sebanyak 47 Pegawai

Awak Kapal Patroli digunakan dalam analisis penelitian ini.

4.3.1 Rekapitulasi Jawaban Hasil Kuesioner

Variabel Motivasi Kerja (Variabel X1), Lingkungan Kerja (Variabel X2), dan

Kompensasi (Variabel X3) terhadap Kepuasan Kerja (Variabel Y) dilakukan

analisis berdasarkan tanggapan responden. Berdasarkan kriteria penilaian,

digunakan nilai tertinggi dan terendah untuk menghitung hasil rekapitulasi sebagai

berikut:
57

4.3.1.1 Rekapitulasi Tanggapan Responden terhadap Variabel Kepuasan

Kerja (Variabel Y)

Dalam variabel kepuasan kerja pegawai terdapat lima belas butir

pertanyaan. Variabel ini terdiri dari lima dimensi yaitu perasaan bangga atas

pekerjaan itu sendiri, perasaan senang atas gaji, perasaan gembira atas kesempatan

promosi, perasaan tenteram atas rekan kerja, perasaan nyaman atas lingkungan

kerja. Total indikator berjumlah lima belas dan dituangkan dalam lima belas

pernyataan. Adapun rata-rata skor untuk setiap dimensi dalam variabel kepuasan

kerja pegawai ditunjukkan pada Tabel 4.4 berikut:

Tabel 4. 4
Rata-rata Skor Dimensi Variabel Kepuasan Kerja Pegawai
Dimensi Pada Variabel Kepuasan Kerja Pegawai
perasaan perasaan perasaan perasaan perasaan Rata-
Klasifikasi Responden
bangga senang gembira atas tenteram nyaman atas rata
atas atas gaji kesempatan atas lingkungan
pekerjaan promosi rekan kerja
itu sendiri kerja
18-24 4,30 4,53 3,75 4,81 4,20 4,37
Tahun
25-35 4,25 4,33 4,06 4,5 4,21 4,28
Usia Tahun
36-45 4,37 4,31 4,5 4,68 4,45 4,42
Tahun

SMA 4,47 4,28 4,21 4,67 4,35 4,40


Diploma I 4,15 4,48 3,93 4,68 4,25 4,31
Pendidikan Diploma III 3,74 4,07 3,57 4,14 3,90 3,90
Terakhir Sarjana 4,57 4,41 4,44 4,55 4,33 4,47
Magister 4,8 5 5 5 4,66 4,86

1-3 Tahun 4,46 4,32 4,4 4,9 4,5 4,48


4-6 Tahun 4,12 4,46 4,0 4,55 4,17 4,27
Masa
7-9 Tahun 4,14 4,09 3,81 4,40 4,06 4,12
Kerja
10-12 4,65 4,57 4,28 4,50 4,42 4,54
Tahun

Rata-rata Dimensi 4,28 4,36 4,08 4,58 4,25 4,32


Sumber: Data Diolah (2023)
58

Dari Tabel 4.4 di atas dapat disimpulkan variabel kepuasan kerja pegawai

Awak Kapal Patroli Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai Tipe B Tanjung Priok

berkategori sangat baik dengan skor 4,32 yaitu dalam interval 4.2 < x ≤ 5. Dari lima

dimensi yang digunakan untuk mengukur variabel kepuasan kerja terdapat dimensi

dengan kategori terbaik yaitu perasaan tenteram atas rekan kerja (dimensi keempat)

dengan skor 4,58. Sedangkan dimensi yang memiliki skor terburuk adalah perasaan

gembira atas kesempatan promosi (dimensi ketiga) dengan skor 4,08.

Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan bahwa variabel kepuasan kerja

pegawai dimana berdasarkan usia 36 – 45 tahun memiliki rata-rata kepuasan kerja

terbaik yaitu 4,42, sedangkan skor rata-rata terburuk terdapat pada pegawai dengan

rentang usia 25 – 35 tahun yaitu 4,28 dengan kesenjangan terbesar pada dimensi

perasaan gembira atas kesempatan promosi (dimensi ketiga).

Selanjutnya berdasarkan kategori Pendidikan terakhir dapat disimpulkan

bahwa skor rata-rata kepuasan kerja terbaik terdapat pada pegawai dengan tingkat

Pendidikan magister yaitu 4,86 sedangkan skor rata-rata terburuk terdapat pada

pegawai dengan tingkat pendidikan diploma III yaitu 3,90. Kemudian berdasarkan

masa kerja dapat ditarik kesimpulan bahwa rata-rata skor kepuasan kerja terbaik

terdapat pada pegawai dengan masa kerja 10 – 12 tahun yaitu 4,54 sedangkan skor

rata-rata terburuk terdapat pada pegawai dengan masa kerja 7 – 9 tahun yaitu 4,12.

Berikut disajikan rata-rata skor variabel kepuasan kerja pegawai yang

disajikan di Gambar 4.2:


59

Gambar 4. 2
Rata-rata Skor Kepuasan Kerja Pegawai

Dimensi Kepuasan Kerja

perasaan bangga atas


pekerjaan itu sendiri
4.6
4.5
4.4
4.3
4.2
perasaan nyaman atas 4.1 perasaan senang atas gaji
lingkungan kerja 4
3.9
3.8

perasaan tenteram atas perasaan gembira atas


rekan kerja kesempatan promosi

Sumber: Data Diolah (2023)

Berikut detail skor rata-rata variabel kepuasan kerja dengan kategori skor

terbaik adalah:

1. Dimensi Perasaan tenteram atas Rekan Kerja, yaitu merupakan dimensi keempat

dengan skor rata-rata 4,58 dengan butir pernyataan “Saya merasa senang karena

rekan kerja mendukung saya dalam pelaksanaan tugas” serta “Saya merasa

tenteram karena terjalin hubungan sosial dan emosional dengan rekan kerja”.

Pada dimensi ini semua klasifikasi responden baik usia, Pendidikan terakhir, dan

masa kerja memberikan nilai yang sangat baik kecuali Pendidikan terakhir

Diploma III yang memberikan nilai baik. Dapat disimpulkan bahwa terindikasi

kepuasan kerja pegawai awak kapal patroli merasakan ketentraman atas rekan

kerja yang sangat baik seperti dukungan dalam pelaksanaan tugas serta jalinan

hubungan sosial dan emosional.


60

Berikut detail skor rata-rata variabel kepuasan kerja dengan kategori skor

terburuk adalah:

2. Dimensi Perasaan Gembira atas Kesempatan Promosi, yaitu merupakan dimensi

ketiga dengan skor rata-rata 4,08 dengan butir pernyataan “Saya senang

kesempatan promosi terbuka bagi semua pegawai”. Pada dimensi ini semua

klasifikasi responden baik usia, Pendidikan terakhir, dan masa kerja memberikan

nilai baik. Namun, diantara seluruh dimensi dan dilihat dari rata-rata variabel

kepuasan kerja pegawai dengan nilai 4,32, dimensi perasaan gembira atas

kesempatan promosi masih cukup jauh dari rata-rata. Dapat disimpulkan

kepuasan kerja pegawai awak kapal patroli sudah merasakan kegembiraan atas

kesempatan promosi yang baik namun perlu ditingkatkan seperti keterbukaan

kesempatan promosi bagi seluruh pegawai.

Berikut adalah analisis deskriptif atas jawaban responden terhadap variabel

kepuasan kerja pegawai sebagaimana dijelaskan pada Tabel 4.5 berikut:

Tabel 4. 5
Rekapitulasi Tanggapan Responden terhadap Indikator Variabel Kepuasan
Kerja
Jawaban Rata-
No Pernyataan Total Keterangan
STS TS KS S SS rata
Perasaan bangga atas pekerjaan itu sendiri
1 Saya merasa 1 1 2 23 20
bangga karena
pekerjaan saya
menarik dari 1 2 6 92 100 201 4,28 Sangat Baik
waktu ke waktu
Indikator Bangga akan pekerjaan yang menarik
dari waktu ke waktu
2 Saya merasa 2 0 3 27 15
gemar karena
pekerjaan saya 194 4,13 Baik
menantang 2 0 9 75
untuk dilakukan
61

Indikator Gemar terhadap pekerjaan yang


menantang untuk dilakukan
3 Saya merasa 0 0 6 21 20
bahagia karena
memiliki
kesempatan 0 0 18 84 100
untuk belajar 202 4,30 Sangat Baik
terkait
pekerjaan
Indikator Bahagia akan kesempatan belajar
terkait pekerjaan
4 Saya senang 1 0 8 18 20
karena memiliki
kesempatan
untuk 1 0 24 72 100
mengerjakan
197 4,19 Baik
pekerjaan
dengan cara
saya sendiri
Indikator Senang akan kesempatan
mengerjakan pekerjaan dengan cara sendiri
5 Saya nyaman 0 1 3 14 29
dan berusaha
memberikan
yang terbaik 0 2 9 56 145
212 4,51 Sangat Baik
dalam
pekerjaan
Indikator Nyaman dalam usaha memberikan
yang terbaik dalam pekerjaan
Perasaan senang atas gaji
6 Saya merasa 2 3 22 20
girang karena
gaji yang
diterima sudah
4 9 88 100
sesuai dengan 201 4,28 Sangat Baik
beban kerja dan
tanggung jawab
Indikator Girang akan gaji yang sesuai dengan
beban kerja dan tanggung jawab
7 Saya merasa 3 4 3 22 15
girang karena
honorarium
yang diterima 3 8 9 88 75
sudah sesuai
183 3,89 Baik
dengan beban
kerja dan
tanggung jawab
Indikator Girang akan honorarium yang sesuai
dengan beban kerja dan tanggung jawab
62

8 Saya gembira 0 0 0 13 34
karena
menerima gaji 0 0 0 52 170
222 4,72 Sangat Baik
tepat waktu
Indikator Gembira menerima gaji tepat waktu
9 Saya gembira 0 0 3 15 29
karena
menerima 0 0 9 60 145
honorarium 214 4,55 Sangat Baik
tepat waktu
Indikator Gembira menerima honorarium tepat
waktu
Perasaan gembira atas kesempatan promosi
10 Saya senang 0 5 5 18 19
kesempatan
promosi terbuka
bagi semua 0 10 15 72 95 192 4,09 Baik
pegawai
Indikator Senang akan kesempatan promosi
yang terbuka
Perasaan tenteram atas rekan kerja
11 Saya merasa 0 0 0 18 29
senang karena
rekan kerja
mendukung 0 0 0 72 145
saya dalam 217 4,62 Sangat Baik
pelaksanaan
tugas
Indikator Senang rekan kerja mendukung
pelaksanaan tugas
12 Saya merasa 0 0 1 19 27
tenteram karena
terjalin
hubungan sosial 0 0 3 76 135
dan emosional 214 4,55 Sangat Baik
dengan rekan
kerja
Indikator tenteram akan hubungan sosial dan
emosional dengan rekan kerja
Perasaan nyaman atas lingkungan kerja
13 Saya nyaman 1 1 4 20 21
karena sarana
dan prasarana
1 2 12 80 105
kerja
mendukung 200 4,26 Sangat Baik
pelaksanaan
tugas
Indikator Nyaman akan sarana prasarana yang
mendukung
63

14 Saya merasa 0 0 6 23 18
senang
komunikasi
dengan atasan
0 0 18 92 90
berjalan baik
200 4,26 Sangat Baik
dalam
menyelesaikan
masalah
Indikator Senang komunikasi dengan atasan
berjalan baik dalam penyelesaian masalah
15 Saya gembira 0 0 6 23 18
karena
pimpinan selalu
memberikan 0 0 18 92 90
arahan setiap 200 4,26 Sangat Baik
melakukan
pekerjaan
Indikator Gembira akan arahan pimpinan dalam
melakukan pekerjaan
Rata-rata variabel kepuasan kerja 203,3 4,32 Sangat Baik
Sumber: Data Diolah (2023)
Berdasarkan Tabel 4.5 di atas, hasil indikator paling tinggi adalah indikator

gembira menerima gaji tepat waktu dengan nilai 4,72. Sedangkan hasil indikator

paling rendah adalah indikator girang akan honorarium yang sesuai dengan beban

kerja dan tanggung jawab dengan nilai 3,89 sehingga hal ini perlu untuk

dipertimbangkan dan menjadi perhatian serius bagi organisasi.

4.3.1.2 Rekapitulasi Tanggapan Responden terhadap Variabel Motivasi Kerja

(Variabel X1)

Dalam variabel motivasi kerja pegawai terdapat sepuluh butir pernyataan.

Variabel ini terdiri dari lima dimensi yaitu Pemenuhan akan kebutuhan fisik,

Jaminan akan kebutuhan rasa aman, Adanya hubungan akan kebutuhan sosial,

Pujian terhadap kebutuhan penghargaan, Dukungan akan kebutuhan aktualisasi

diri. Total indikator berjumlah sepuluh dan dituangkan dalam sepuluh pernyataan.
64

Adapun rata-rata skor untuk setiap dimensi dalam variabel motivasi kerja pegawai

ditunjukkan pada Tabel 4.6 berikut:

Tabel 4. 6
Rata-rata Skor Dimensi Variabel Motivasi Kerja Pegawai
Dimensi Pada Variabel Motivasi Kerja Pegawai
Pemenuhan jaminan adanya pujian dukungan Rata-
Klasifikasi Responden akan akan hubungan terhadap akan rata
kebutuhan kebutuhan akan kebutuhan kebutuhan
fisik rasa aman kebutuhan akan aktualisasi
sosial penghargaan diri
18-24 4,75 4,12 4,37 4,18 3,93 4,27
Tahun
25-35 4,43 4,17 4,40 4,20 4,16 4,27
Usia Tahun
36-45 4,50 4,00 4,5 4,31 4,31 4,32
Tahun

SMA 4,39 4,17 4,46 4,17 4,32 4,30


Diploma I 4,68 4,12 4,43 4,37 4,15 4,35
Pendidikan Diploma III 4,21 4,14 4,21 3,78 3,64 4,00
Terakhir Sarjana 4,55 4,00 4,38 4,27 4,16 4,27
Magister 4,5 5,00 5,00 5,00 5,00 4,90

1-3 Tahun 4,60 4,30 4,60 4,35 4,40 4,45


4-6 Tahun 4,55 4,18 4,36 4,28 4,13 4,30
Masa
7-9 Tahun 4,36 3,72 4,27 3,95 3,86 4,03
Kerja
10-12 4,42 4,42 4,50 4,28 4,28 4,38
Tahun

Rata-rata Dimensi 4,50 4,13 4,41 4,22 4,14 4,28


Sumber: Data Diolah (2023)

Berdasarkan Tabel 4.6 di atas, dapat disimpulkan variabel motivasi kerja

pegawai Awak Kapal Patroli Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai Tipe B

Tanjung Priok berkategori sangat baik dengan skor 4,28 yaitu dalam interval 4.2 <

x ≤ 5. Dari lima dimensi yang digunakan untuk mengukur variabel motivasi kerja

terdapat dimensi dengan kategori terbaik yaitu Pemenuhan akan kebutuhan fisik

(dimensi pertama) dengan skor 4,50. Sedangkan dimensi yang memiliki skor

terburuk adalah jaminan akan kebutuhan rasa aman (dimensi kedua) dengan skor

4,13.
65

Berdasarkan Tabel 4.6 menunjukkan bahwa variabel motivasi kerja pegawai

dimana berdasarkan usia 36 – 45 tahun memiliki rata-rata motivasi kerja terbaik

yaitu 4,32, sedangkan skor rata-rata terburuk terdapat pada pegawai dengan rentang

usia 18 – 35 tahun yaitu 4,27 dengan kesenjangan terbesar pada dimensi dukungan

akan kebutuhan aktualisasi diri (dimensi kelima).

Selanjutnya berdasarkan kategori Pendidikan terakhir dapat disimpulkan

bahwa skor rata-rata motivasi kerja terbaik terdapat pada pegawai dengan tingkat

Pendidikan magister yaitu 4,90 sedangkan skor rata-rata terburuk terdapat pada

pegawai dengan tingkat pendidikan diploma III yaitu 4,00. Kemudian berdasarkan

masa kerja dapat ditarik kesimpulan bahwa rata-rata skor motivasi kerja terbaik

terdapat pada pegawai dengan masa kerja 1 – 3 tahun yaitu 4,45 sedangkan skor

rata-rata terburuk terdapat pada pegawai dengan masa kerja 7 – 9 tahun yaitu 4,03.

Berikut disajikan rata-rata skor variabel kepuasan kerja pegawai yang

disajikan di Gambar 4.3:

Gambar 4. 3
Rata-rata Skor Kepuasan Kerja Pegawai

Dimensi Motivasi Kerja

kecukupan akan
kebutuhan fisik
4.5
4.4
4.3
dukungan akan 4.2 jaminan akan kebutuhan
4.1
kebutuhan aktualisasi diri 4 rasa aman
3.9

pujian terhadap
adanya hubungan akan
kebutuhan akan
kebutuhan sosial
penghargaan

Sumber: Data Diolah (2023)


66

Berikut detail skor rata-rata variabel motivasi kerja dengan kategori skor

terbaik adalah:

1. Dimensi Pemenuhan akan kebutuhan fisik, yaitu merupakan dimensi pertama

dengan skor rata-rata 4,50 dengan butir pernyataan “Saya merasa kebutuhan

dasar seperti untuk makan secara wajar sudah terpenuhi” serta “Dengan bekerja

di organisasi ini kebutuhan sandang dan papan saya sudah terpenuhi”. Pada

dimensi ini semua klasifikasi responden baik usia, Pendidikan terakhir, dan masa

kerja memberikan nilai yang sangat baik sehingga disimpulkan bahwa

terindikasi motivasi kerja pegawai awak kapal patroli merasakan pencukupan

kebutuhan fisik yang sangat baik seperti kebutuhan dasar untuk makan serta

kebutuhan sandang dan papan.

Berikut detail skor rata-rata variabel motivasi kerja dengan kategori skor

terburuk adalah:

2. Dimensi Jaminan akan kebutuhan rasa aman, yaitu merupakan dimensi kedua

dengan skor rata-rata 4,13 dengan butir pernyataan “Saya merasa aman akan

Prosedur kesehatan, keamanan dan keselamatan kerja di Pangkalan” serta “Saya

merasa aman terhadap jaminan sosial yang diberikan organisasi (TASPEN,

BPJS)”. Pada dimensi ini semua klasifikasi responden baik usia, Pendidikan

terakhir, dan masa kerja rata-rata memberikan nilai baik. Namun, diantara

seluruh dimensi dan dilihat dari rata-rata variabel motivasi kerja pegawai dengan

nilai 4,28, dimensi jaminan akan kebutuhan rasa aman masih cukup jauh dari

rata-rata. Dapat disimpulkan motivasi kerja pegawai awak kapal patroli sudah

mendapat jaminan akan kebutuhan rasa aman dengan baik namun perlu
67

ditingkatkan terkait penguatan prosedur kesehatan, keamanan dan keselamatan

kerja di Pangkalan.

Berikut adalah analisis deskriptif atas jawaban responden terhadap variabel

motivasi kerja pegawai sebagaimana dijelaskan pada Tabel 4.7 berikut:

Tabel 4. 7
Rekapitulasi Tanggapan Responden terhadap Indikator Variabel Motivasi
Kerja
Jawaban Rata-
No Pernyataan Total Keterangan
STS TS KS S SS rata
Pemenuhan akan kebutuhan fisik
1 Saya merasa 0 0 0 23 24
kebutuhan dasar
seperti untuk makan
212 4,50 Sangat Baik
secara wajar sudah 0 0 0 92 120
terpenuhi
Indikator Terpenuhinya kebutuhan dasar
2 Dengan bekerja di 0 0 2 20 25
organisasi ini
kebutuhan sandang
211 4,50 Sangat Baik
dan papan saya sudah 0 0 6 80 125
terpenuhi
Indikator Terpenuhinya kebutuhan sandang dan papan
Jaminan akan kebutuhan rasa aman
3 Saya merasa aman 0 0 6 25 16
akan prosedur
kesehatan, keamanan
dan keselamatan 198 4,20 Baik
0 0 18 100 80
kerja di Pangkalan
Indikator Terpenuhinya rasa aman akan prosedur
kesehatan dan keselamatan kerja
4 Saya merasa aman 1 3 5 21 17
terhadap jaminan
sosial yang diberikan
organisasi (TASPEN, 1 6 15 84 85 191 4,10 Baik
BPJS)
Indikator Terpenuhinya rasa aman akan jaminan sosial
yang diberikan
Adanya hubungan akan kebutuhan sosial
5 Atasan memberikan 0 1 5 24 17
couching/mentoring
yang saya butuhkan
untuk meningkatkan 0 2 15 94 85 198 4,20 Baik
motivasi kerja
Indikator Atasan memberikan coaching dan mentoring
untuk memotivasi pegawai
68

6 Pegawai lain 0 0 1 16 30
menerima saya
dengan baik sebagai
rekan kerja 217 4,60 Sangat Baik
0 0 3 64 150
Indikator Pegawai lain menerima sebagai rekan kerja
dengan baik
Pujian terhadap kebutuhan akan penghargaan
7 Organisasi selalu 0 1 6 24 16
memberikan
penghargaan atas
0 2 18 96 80
hasil kerja saya yang 196 4,20 Baik
memuaskan
Indikator Organisasi memberikan penghargaan atas
hasil kerja
8 Atasan selalu 0 0 3 28 16
memberikan pujian
atas prestasi kerja 0 0 9 112 80 201 4,30 Sangat Baik
yang saya lakukan
Indikator Atasan memberikan pujian atas prestasi kerja
Dukungan akan kebutuhan aktualisasi diri
9 Saya memiliki 0 3 5 26 13
peluang terbuka
untuk
0 6 15 104 65
mengembangkan 190 4,00 Baik
kompetensi diri
Indikator Peluang untuk mengembangkan kompetensi
terbuka
10 Organisasi atau 0 0 4 27 16
pimpinan terbuka
menerima aspirasi
0 0 12 108 80 200 4,30 Sangat Baik
dari para pegawai
Indikator Organisasi menerima aspirasi dengan
terbuka
Rata-rata Variabel X1 201,4 4,28 Sangat Baik
Sumber: Data Diolah (2023)
Berdasarkan hasil rekapitulasi tanggapan responden pada Tabel 4.7, hasil

indikator paling tinggi adalah indikator pegawai lain menerima sebagai rekan kerja

dengan baik dengan nilai 4,60. Sedangkan hasil indikator paling rendah adalah

indikator peluang untuk mengembangkan kompetensi terbuka dengan nilai 4,00

sehingga hal ini perlu untuk dipertimbangkan dan menjadi perhatian serius bagi

organisasi.
69

4.3.1.3 Rekapitulasi Tanggapan Responden terhadap Variabel Lingkungan

Kerja (Variabel X2)

Dalam variabel lingkungan kerja terdapat sepuluh butir pernyataan.

Variabel ini terdiri dari dua dimensi yaitu lingkungan fisik dan lingkungan non

fisik. Total indikator berjumlah sepuluh dan dituangkan dalam sepuluh pernyataan.

Adapun rata-rata skor untuk setiap dimensi dalam variabel lingkungan kerja

ditunjukkan pada Tabel 4.8 berikut:

Tabel 4. 8
Rata-rata Skor Dimensi Variabel Lingkungan Kerja
Dimensi Pada Variabel Lingkungan Kerja
Klasifikasi Responden
Lingkungan fisik Lingkungan non fisik Rata-rata
18-24 Tahun 4,00 4,62 4,25
Usia 25-35 Tahun 4,13 4,68 4,35
36-45 Tahun 4,16 4,68 4,37

SMA 4,22 4,67 4,40


Diploma I 4,07 4,60 4,28
Pendidikan Diploma III 3,76 4,71 4,14
Terakhir Sarjana 4,24 4,72 4,43
Magister 4,83 5,00 4,90

1-3 Tahun 4,30 4,75 4,48


4-6 Tahun 3,99 4,61 4,24
Masa Kerja 7-9 Tahun 3,86 4,63 4,17
10-12 Tahun 4,61 4,78 4,68

Rata-rata Dimensi 4,12 4,67 4,34


Sumber: Data Diolah (2023)

Berdasarkan Tabel 4.8 di atas, dapat disimpulkan variabel lingkungan kerja

Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai Tipe B Tanjung Priok berkategori sangat

baik dengan skor 4,34 yaitu dalam interval 4.2 < x ≤ 5. Dari dua dimensi yang

digunakan untuk mengukur variabel lingkungan kerja, dimensi dengan kategori

sangat baik yaitu lingkungan non fisik (dimensi kedua) dengan skor 4,67.

Sedangkan dimensi lingkungan fisik mendapat kategori baik dengan skor 4,12.
70

Berdasarkan Tabel 4.8 menunjukkan bahwa variabel lingkungan kerja

dimana berdasarkan kategori usia, responden rata-rata memberikan nilai

lingkungan non fisik dengan kategori sangat baik, sedangkan dimensi lingkungan

fisik rata-rata responden memberikan nilai kategori baik.

Selanjutnya berdasarkan kategori Pendidikan terakhir dapat disimpulkan

bahwa skor rata-rata lingkungan kerja terbaik terdapat pada pegawai dengan tingkat

Pendidikan magister yaitu 4,90 sedangkan skor rata-rata terburuk terdapat pada

pegawai dengan tingkat pendidikan diploma III yaitu 4,14. Kemudian berdasarkan

masa kerja dapat ditarik kesimpulan bahwa rata-rata skor motivasi kerja terbaik

terdapat pada pegawai dengan masa kerja 10 – 12 tahun yaitu 4,68 sedangkan skor

rata-rata terburuk terdapat pada pegawai dengan masa kerja 7 – 9 tahun yaitu 4,17.

Berikut disajikan rata-rata skor variabel kepuasan kerja pegawai yang

disajikan di Gambar 4.4:

Gambar 4. 4
Rata-rata Skor Lingkungan Kerja

Dimensia Lingkungan Kerja

Lingkungan fisik
4.8
4.6
4.4
4.2
4
3.8 Lingkungan non fisik

Sumber: Data Diolah (2023)


71

Berikut detail skor rata-rata variabel lingkungan kerja dengan kategori skor

terbaik adalah:

1. Dimensi Lingkungan non fisik, yaitu merupakan dimensi kedua dengan skor

rata-rata 4,67 dengan butir pernyataan “Hubungan antar pegawai di pangkalan

harmonis dan penuh kekeluargaan”, “Para pegawai telah mencerminkan sikap

dasar pegawai DJBC”, “Saya merasa tidak ada perilaku penyimpangan seksual

diantara pegawai”, serta “Saya tidak pernah mengalami pelecehan seksual di

tempat kerja”. Pada dimensi ini semua klasifikasi responden baik usia,

Pendidikan terakhir, dan masa kerja memberikan nilai yang sangat baik sehingga

disimpulkan bahwa terindikasi lingkungan kerja non fisik Pangkalan Sarana

Operasi Bea dan Cukai Tipe B Tanjung Priok sudah sangat baik dengan

hubungan antar pegawai yang harmonis, para pegawai mencerminkan sikap

dasar pegawai, dan tidak ada penyimpangan dan pelecehan seksual.

Berikut detail skor rata-rata variabel lingkungan kerja dengan kategori skor

terburuk adalah:

2. Dimensi Lingkungan fisik, yaitu merupakan dimensi pertama dengan skor rata-

rata 4,12 dengan butir pernyataan “Suhu di kapal membuat saya nyaman

bekerja”, “Saya tidak terganggu akibat suara bising dari alat-alat mesin dan

elektronika di kapal”, “Saya tidak terganggu akibat getaran dari alat-alat mesin

dan elektronika di kapal”, “Pencahayaan di Kapal memudahkan saya dalam

melakukan pekerjaan”, “Tidak ada kontaminasi bahan-bahan kimia atau biologis

pada lingkungan kerja”, serta “Saya merasa aman dalam bekerja karena

keamanan dan prosedur keselamatan yang ada di kapal”. Pada dimensi ini semua
72

klasifikasi responden baik usia, Pendidikan terakhir, dan masa kerja rata-rata

memberikan nilai baik. Namun, dilihat dari dimensi lingkungan non fisik,

dimensi lingkungan fisik masih cukup jauh dari rata-rata. Dapat disimpulkan

lingkungan kerja sudah baik namun perlu ditingkatkan terkait parawatan dan

peremajaan pengatur suhu ruangan, alat peredam suara, pencahayaan di kapal,

serta melakukan mitigasi risiko atas kontaminasi bahan kimia atau biologi

berbahaya dan prosedur K3 di atas kapal.

Berikut adalah analisis deskriptif atas jawaban responden terhadap variabel

motivasi kerja pegawai sebagaimana dijelaskan pada Tabel 4.10 berikut:

Tabel 4. 9
Rekapitulasi Tanggapan Responden terhadap Indikator Variabel
Lingkungan Kerja
Jawaban Rata-
No Pernyataan Total Keterangan
STS TS KS S SS rata
Lingkungan fisik
1 Suhu di kapal 0 0 10 21 16
membuat saya
0 0 30 84 80 194 4,13 Baik
nyaman bekerja
Indikator Suhu yang nyaman untuk bekerja
2 Saya tidak 1 2 7 19 18
terganggu akibat
suara bising dari
alat-alat mesin 1 4 21 76 90 192 4,09 Baik
dan elektronika
di kapal
Indikator Kebisingan tidak mengganggu pekerjaan
3 Saya tidak 1 1 10 17 18
terganggu akibat
getaran dari 1 2 30 68 90
alat-alat mesin 191 4,06 Baik
dan elektronika
di kapal
Indikator Getaran tidak menggangu pekerjaan
4 Pencahayaan di 0 0 3 23 21
Kapal
memudahkan
saya dalam 0 0 9 92 105 206 4,38 Sangat Baik
melakukan
pekerjaan
Indikator Pencahayaan memudahkan pekerjaan
73

5 Tidak ada 2 1 11 19 14
kontaminasi
bahan-bahan
kimia atau 2 2 33 76 70
183 3,89 Baik
biologis pada
lingkungan kerja
Indikator Tidak ada kontaminasi bahan kimia atau
biologis
6 Saya merasa 1 1 5 22 18
aman dalam
bekerja karena
keamanan dan 1 2 15 88 90
prosedur
196 4,17 Baik
keselamatan
yang ada di
kapal
Indikator Prosedur keamananan kerja telah
diterapkan
Lingkungan non fisik

7 Hubungan antar 0 0 0 16 31
pegawai di
pangkalan
0 0 0 64 155
harmonis dan 219 4,66 Sangat Baik
penuh
kekeluargaan
Indikator Hubungan antar pegawai harmonis
8 Para pegawai 0 0 1 16 30
telah
mencerminkan 0 0 3 64 150
sikap dasar 217 4,62 Sangat Baik
pegawai DJBC
Indikator Pegawai mencerminkan sikap dasar
DJBC
9 Saya merasa 0 0 1 13 33
tidak ada
perilaku
0 0 3 52 165
penyimpangan
220 4,68 Sangat Baik
seksual diantara
pegawai
Indikator Tidak ada perilaku penyimpangan
seksual
10 Saya tidak 0 0 0 12 35
pernah
mengalami
pelecehan 0 0 0 48 175
223 4,74 Sangat Baik
seksual di
tempat kerja
Indikator Tidak pernah mengalami pelecehan
seksual
Rata-rata Variabel X2 204,1 4,34 Sangat Baik
Sumber: Data Diolah (2023)
74

Berdasarkan Tabel 4.10 di atas, hasil indikator paling tinggi adalah indikator

tidak pernah mengalami pelecehan seksual dengan nilai 4,74. Sedangkan hasil

indikator paling rendah adalah indikator tidak ada kontaminasi bahan kimia atau

biologis dengan nilai 3,89 sehingga hal ini perlu untuk dipertimbangkan dan

menjadi perhatian serius bagi organisasi.

4.3.1.4 Rekapitulasi Tanggapan Responden terhadap Variabel Kompensasi

(Variabel X3)

Dalam variabel kompensasi terdapat sepuluh butir pernyataan. Variabel ini

terdiri dari dua dimensi yaitu kompensasi finansial dan kompensasi non finansial.

Total indikator berjumlah sepuluh dan dituangkan dalam sepuluh pernyataan.

Adapun rata-rata skor untuk setiap dimensi dalam variabel kompensasi ditunjukkan

pada Tabel 4.10 berikut:

Tabel 4. 10
Rata-rata Skor Dimensi Variabel Kompensasi
Dimensi Pada Variabel Kompensasi
Klasifikasi Responden Kompensasi Kompensasi non
Rata-rata
finansial finansial
18-24 Tahun 4,53 4,00 4,42
Usia 25-35 Tahun 4,24 4,14 4,22
36-45 Tahun 3,87 4,18 3,93

SMA 4,31 4,42 4,33


Diploma I 4,47 4,06 4,39
Pendidikan Diploma III 3,69 3,50 3,65
Terakhir Sarjana 4,00 4,16 4,03
Magister 5,00 5,00 5,00

1-3 Tahun 4,36 4,45 4,38


4-6 Tahun 4,40 4,02 4,33
Masa Kerja 7-9 Tahun 3,70 3,77 3,71
10-12 Tahun 4,39 4,50 4,41

Rata-rata Dimensi 4,23 4,12 4,21


Sumber: Data Diolah (2023)
75

Berdasarkan Tabel 4.10 di atas, dapat disimpulkan variabel kompensasi

pada Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai Tipe B Tanjung Priok berkategori

sangat baik dengan skor 4,21 yaitu dalam interval 4.2 < x ≤ 5. Dari dua dimensi

yang digunakan untuk mengukur variabel kompensasi terdapat dimensi dengan

kategori terbaik yaitu kompensasi finansial (dimensi pertama) dengan skor 4,23.

Sedangkan dimensi yang memiliki skor terburuk adalah kompensasi non finansial

(dimensi kedua) dengan skor 4,12.

Berdasarkan Tabel 4.10 menunjukkan bahwa variabel kompensasi dimana

berdasarkan usia 18 – 24 tahun memiliki rata-rata skor kompensasi terbaik yaitu

4,42, sedangkan skor rata-rata terburuk terdapat pada pegawai dengan rentang usia

36 – 45 tahun yaitu 3,93 dengan kesenjangan terbesar pada dimensi kompensasi

finansial (dimensi pertama).

Selanjutnya berdasarkan kategori Pendidikan terakhir dapat disimpulkan

bahwa skor rata-rata kompensasi terbaik terdapat pada pegawai dengan tingkat

Pendidikan magister yaitu 5,00 sedangkan skor rata-rata terburuk terdapat pada

pegawai dengan tingkat pendidikan diploma III yaitu 3,65. Kemudian berdasarkan

masa kerja dapat ditarik kesimpulan bahwa rata-rata skor kompensasi terbaik

terdapat pada pegawai dengan masa kerja 10 – 12 tahun yaitu 4,41 sedangkan skor

rata-rata terburuk terdapat pada pegawai dengan masa kerja 7 – 9 tahun yaitu 3,71.

Berikut disajikan rata-rata skor variabel kepuasan kerja pegawai yang

disajikan di Gambar 4.5:


76

Gambar 4. 5
Rata-rata Skor Kompensasi

Dimensi Kompensasi

Kompensasi finansial
4.25

4.2

4.15

4.1

4.05 Kompensasi non finansial

Sumber: Data Diolah (2023)


Berikut detail skor rata-rata variabel kompensasi dengan kategori skor

terbaik adalah:

1. Dimensi Kompensasi finansial, yaitu merupakan dimensi pertama dengan skor

rata-rata 4,23 dengan butir pernyataan “Gaji yang diterima sesuai dengan

pekerjaan saya”, “Gaji yang diterima telah memenuhi harapan saya”,

“Tunjangan kinerja telah sesuai dengan jabatan dan beban kerja”, “Tunjangan

Kinerja telah sesuai dengan harapan saya”, “Upah lembur yang diberikan telah

memenuhi harapan saya”, “Saya merasa insentif yang diberikan telah sesuai

dengan prestasi kerja”, “Saya merasa besaran honorarium patroli laut dan

ransum telah sesuai harapan”, serta “Jumlah cuti yang diberikan dalam setahun

telah sesuai harapan saya”. Pada dimensi ini semua klasifikasi responden baik

usia, Pendidikan terakhir, dan masa kerja memberikan nilai yang sangat baik

sehingga disimpulkan bahwa terindikasi kompemsasi pada Pangkalan Sarana


77

Operasi Bea dan Cukai Tipe B Tanjung Priok sudah sangat baik dengan

pemberian gaji, tunjangan, upah lembur, insentif, honorarium dan ransum yang

tepat waktu dan sesuai harapan.

Berikut detail skor rata-rata variabel kompensasi dengan kategori skor

terburuk adalah:

2. Dimensi kompensasi non finansial, yaitu merupakan dimensi kedua dengan skor

rata-rata 4,12 dengan butir pernyataan “Kesempatan yang diberikan untuk

pengembangan diri melalui pendidikan dan pelatihan terbuka dan transparan”,

serta “Sarana dan prasarana dalam kapal sudah memadai”. Pada dimensi ini

semua klasifikasi responden baik usia, Pendidikan terakhir, dan masa kerja rata-

rata memberikan nilai baik. Namun, dilihat dari dimensi kompensasi finansial,

dimensi kompensasi non finansial masih cukup jauh dari rata-rata. Dapat

disimpulkan kompensasi sudah baik namun perlu ditingkatkan terkait

keterbukaan program pengembangan melalui Pendidikan dan pelatihan serta

sarana dan prasarana kapal.

Berikut adalah analisis deskriptif atas jawaban responden terhadap variabel

motivasi kerja pegawai sebagaimana dijelaskan pada Tabel 4.12 berikut:


78

Tabel 4. 11
Rekapitulasi Tanggapan Responden terhadap Indikator Variabel
Kompensasi
Jawaban Rata-
No Pernyataan Total Keterangan
STS TS KS S SS rata
Kompensasi finansial
1 Gaji yang 0 1 3 22 21
diterima sesuai
dengan 0 2 9 88 105 204 4,34 Sangat Baik
pekerjaan saya
Indikator Gaji telah sesuai dengan pekerjaan
2 Gaji yang 0 1 4 21 21
diterima telah
memenuhi 0 2 12 84 105 203 4,32 Sangat Baik
harapan saya
Indikator Gaji telah memenuhi harapan
3 Tunjangan 0 2 2 23 20
kinerja telah
sesuai dengan 0 4 6 92 100
jabatan dan 202 4,30 Sangat Baik
beban kerja
Indikator Tunjangan telah sesuai dengan jabatan
dan beban kerja
4 Tunjangan 1 2 2 20 22
Kinerja telah
sesuai dengan 1 4 6 80 110 201 4,28 Sangat Baik
harapan saya
Indikator Tunjangan telah memenuhi harapan
5 Upah lembur 1 1 4 28 13
yang diberikan
telah memenuhi 192 4,09 Baik
1 2 12 112 65
harapan saya
Indikator Upah Lembur telah memenuhi harapan
6 Saya merasa 0 0 3 22 22
insentif yang
diberikan telah
0 0 9 88 110 207 4,40 Sangat Baik
sesuai dengan
prestasi kerja
Indikator Insentif telah sesuai prestasi kerja
7 Saya merasa 2 6 5 20 14
besaran
honorarium
2 12 15 80 70
patroli laut dan
179 3,81
ransum telah
sesuai harapan
Indikator Honorarium dan ransum patroli telah
sesuai harapan
8 Jumlah cuti 0 1 4 21 21
yang diberikan
dalam setahun
0 2 12 84 105 203 4,32 Sangat Baik
telah sesuai
harapan saya
Indikator Jumlah cuti telah memenuhi harapan
Kompensasi non finansial
79

9 Kesempatan 1 4 4 14 24
yang diberikan
untuk
pengembangan 1 8 12 56 120
diri melalui
197 4,19 Baik
pendidikan dan
pelatihan
terbuka dan
transparan
Indikator Kesempatan Pengembangan diri terbuka
10 Sarana dan 1 2 6 22 16
prasarana dalam
1 4 18 88 80
kapal sudah 191 4,06 Baik
memadai
Indikator Sarana dan Prasarana kapal memadai
Rata-rata Variabel X3 197,9 4,21 Baik
Sumber: Data Diolah (2023)
Berdasarkan Tabel 4.12 di atas, hasil indikator paling tinggi adalah insentif

telah sesuai prestasi kerja dengan nilai 4,40. Sedangkan hasil indikator paling

rendah adalah indikator honorarium dan ransum patroli telah sesuai harapan dengan

nilai 3,81 sehingga hal ini perlu untuk dipertimbangkan dan menjadi perhatian

serius bagi organisasi.

4.3.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk menunjukkan bahwa penelitian

pengolahan data ini dapat dilakukan dengan metode statistik parametrik sebelum

melakukan uji regresi linier berganda untuk menguji hubungan antar variabel.

4.3.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah variabel bebas dan

variabel terikat dalam model regresi berdistribusi normal. Jika model regresi

memiliki distribusi yang normal atau mendekati normal, model tersebut adalah

model yang baik. Dalam penelitian ini, dua metode pengujian normalitas digunakan

adalah analisis grafik dan uji statistik. Analisis grafis plot probabilitas normal

digunakan untuk analisis grafik. Distribusi data (titik) sepanjang sumbu diagonal
80

plot P-P normal dapat digunakan untuk mengidentifikasi normalitas. Model regresi

dikatakan normal jika data terdistribusi secara merata di sekitar garis diagonal dan

bergerak searah dengan garis diagonal. Sebaliknya, data tersebut dikatakan tidak

berdistribusi normal. Gambar plot probabilitas normal masing-masing model

regresi digambarkan pada Gambar 4.6 berikut:

Gambar 4. 6
Grafik Normalitas P-P Plot

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Versi 26 (2023)

Tampilan grafik normal probability plot menunjukkan bahwa data (titik-

titik) tersebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti atau mendekati arah garis

tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi yang digunakan dalam

penelitian ini sesuai dengan asumsi normalitas.

Selain itu, digunakan statistik uji Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan

perhitungan SPSS Versi 26 untuk mendukung hasil grafik normal probability plot

dari hasil uji normalitas. Selanjutnya ditampilkan hasil pada Tabel 4.13 sebagai

berikut:
81

Tabel 4. 12
Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 47
Normal Parameters a,b Mean .0000000
Std. Deviation 3.68260207
Most Extreme Absolute .181
Differences Positive .082
Negative -.181
Test Statistic .181
Exact Sig. (2-tailed) .082
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Versi 26 (2023)

Berdasarkan Tabel 4.12 di atas, diperoleh nilai Exact.Sig (2-tailed) sebesar

0,082, atau lebih besar dari nilai 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa residual

data berdistribusi normal.

4.3.2.2 Uji Multikolaritas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk melihat apakah model regresi

mengidentifikasi adanya korelasi antar variabel bebas. Seharusnya tidak ada

korelasi antara variabel bebas dalam model regresi yang baik. Regresi bebas

multikolinearitas memiliki nilai tolerance lebih besar dari 0,10 dan nilai Variance

Inflation Factor (VIF) di bawah 10. Berikut hasil uji multikolaritas dengan

menggunakan SPSS versi 26 pada Tabel 4.14 berikut:


82

Tabel 4. 13
Hasil Uji Multikolaritas

Coefficientsa
Standardize
Unstandardized d Collinearity
Model Coefficients Coefficient t Sig. Statistics
s
B Std. Error Beta Tolerance VIF
(Constant) 4.724 5.198 .909 .369
Motivasi
.520 .182 .341 2.860 .007 .376 2.661
Kerja
1
Lingkungan
.560 .168 .369 3.340 .002 .438 2.285
Kerja
Kompensasi .322 .128 .272 2.524 .015 .458 2.182
a. Dependent Variable: Kepuasan Kerja
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Versi 26 (2023)

Uji multikolinearitas pada model regresi penelitian menunjukkan bahwa

nilai Variance Inflation Factor (VIF) pada variabel motivasi kerja, lingkungan

kerja, dan kompensasi sebagai variabel independen kurang dari 10 dan dengan nilai

tolerance > 0,1, maka tidak terdapat multikolinearitas antar variabel bebas. Karena

tidak ada variabel yang multikolinearitas, hal ini menunjukkan bahwa model regresi

dapat digunakan.

4.3.2.3 Uji Heterokedasitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah variabel model

persamaan regresi memiliki varian yang sama (konstan). Heteroskedastisitas terjadi

ketika tidak memiliki varians yang sama, heteroskedastisitas tidak terjadi ketika

memiliki varian yang sama. Uji heteroskedastisitas menghasilkan hasil pada

Gambar 4.7 sebagai berikut:


83

Gambar 4. 7
Hasil Uji Heteroskedastisitas Scatterplot

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Versi 26 (2023)

Analisis keluaran grafik scatterplot menunjukkan bahwa titik-titik tersebar

di bawah dan di atas angka 0 pada sumbu Y. Selain itu, tidak ada pola reguler pada

titik-titik ini. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas

untuk variabel bebas.

4.3.3 Uji Analisis Regresi Linier Berganda

Tujuan dari analisis regresi linier berganda adalah untuk menyelidiki

hubungan serta pengaruh antara dua variabel atau lebih. Variabel yang berdampak

disebut sebagai variabel dependen, dan variabel yang berdampak padanya disebut

sebagai variabel independen. Berikut hasil uji analisis regresi linier berganda pada

Tabel 4.15 berikut:


84

Tabel 4. 14
Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 4.724 5.198 .909 .369
Motivasi Kerja .520 .182 .341 2.860 .007
Lingkungan .560 .168 .369 3.340 .002
Kerja
Kompensasi .322 .128 .272 2.524 .015
a. Dependent Variable: Kepuasan Kerja
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Versi 26 (2023)

Berdasarkan tabel 4.14 di atas, terlihat bahwa nilai konstanta (nilai α)

sebesar 4,724 dan nilai motivasi kerja (nilai 𝛽 ) sebesar 0,52, sementara nilai

lingkungan kerja (nilai 𝛽 ) sebesar 0,56 dan nilai kompensasi (nilai 𝛽 ) sebesar

0,322. Sehingga persamaan regresi yang diperoleh adalah sebagai berikut:

𝐊𝐞𝐩𝐮𝐚𝐬𝐚𝐧 𝐊𝐞𝐫𝐣𝐚 (𝐘) = 𝟒, 𝟕𝟐𝟒 + 𝟎, 𝟓𝟐𝑿𝟏 + 𝟎, 𝟓𝟔𝑿𝟐 + 𝟎, 𝟑𝟐𝟐𝑿𝟑 + 𝒆

Berikut ringkasan model persamaan regresi linier di atas:

a. Nilai konstanta Kepuasan Kerja (Variabel Y) sebesar 4,724 menyatakan

jika variabel Motivasi Kerja (Variabel X1), Lingkungan Kerja (Variabel

X2), dan Kompensasi (Variabel X3) sama dengan nol maka Kepuasan

Kerja adalah sebesar 4,724.

b. Nilai koefisien regresi variabel Motivasi Kerja sebesar 0,52 yang

menunjukkan bahwa ketika variabel Motivasi Kerja (Variabel X1)

meningkat satu persen maka Kepuasan Kerja naik sebesar 0,52 (52

persen) atau turun sebesar 0,52 (52 persen) bila terjadi penurunan satu

persen pada variabel Motivasi Kerja (Variabel X1).


85

c. Nilai koefisien regresi variabel Lingkungan Kerja sebesar 0,56 yang

menunjukkan bahwa ketika variabel Lingkungan Kerja (Variabel X2)

meningkat satu persen maka Kepuasan Kerja naik sebesar 0,56 (56

persen) atau turun sebesar 0,56 (56 persen) bila terjadi penurunan satu

persen pada variabel Lingkungan Kerja (Variabel X2).

d. Nilai koefisien regresi variabel Kompensasi sebesar 0,322 yang

menunjukkan bahwa ketika variabel Kompensasi (Variabel X3)

meningkat satu persen maka Kepuasan Kerja naik sebesar 0,322 (32,2

persen) atau turun sebesar 0,322 (32,2 persen) bila terjadi penurunan

satu persen pada variabel Kompensasi (Variabel X3).

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa Motivasi Kerja,

Lingkungan Kerja, dan Kompensasi berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja.

4.3.4 Hasil Uji Hipotesis

4.3.4.1 Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel bebas

secara simultan atau Bersama-sama terhadap variabel terikat. Berikut adalah dasar

pengambilan keputusan:

1. Pemanfaatan nilai probabilita untuk mengambil keputusan

a. Jika signifikan F < 0,05 maka tolak 𝐻

b. Jika signifikan F > 0,05 maka tidak tolak 𝐻

2. Pemanfaatan nilai 𝐹 untuk mengambil keputusan

a. Jika 𝐹 >𝐹 , maka tolak 𝐻

b. Jika 𝐹 <𝐹 , maka tidak tolak 𝐻


86

Tabel 4. 15
Hasil Uji F

ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression 2095.402 3 698.467 48.145 .000b
Residual 623.832 43 14.508
Total 2719.234 46
a. Dependent Variable: Kepuasan Kerja
b. Predictors: (Constant), Kompensasi, Lingkungan Kerja, Motivasi Kerja
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Versi 26 (2023)

Tabel 4.15 di atas menunjukkan bahwa nilai signifikansi 0,000 < 0,05 dan

nilai 𝐹 sebesar 48,145 > 2,82 (𝐹 ). Dengan demikian tolak 𝐻 sehingga

dapat disimpulkan bahwa Motivasi Kerja, Lingkungan Kerja, dan Kompensasi

secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Kerja.

4.3.4.2 Uji T

Uji T akan menunjukkan seberapa besar variabel dependen Kepuasan Kerja

dipengaruhi oleh variabel independen Motivasi Kerja, Lingkungan Kerja, dan

Kompensasi. Uji T yang digunakan dalam penelitian ini, dengan tingkat

signifikansi 0,05. Pengambilan keputusan didasarkan pada hal sebagai berikut:

1. Pemanfaatan nilai probabilita untuk mengambil keputusan

a. Jika signifikan < 0,05 maka tolak 𝐻

b. Jika signifikan > 0,05 maka tidak tolak 𝐻

2. Pemanfaatan nilai 𝑡 untuk mengambil keputusan

a. Jika 𝑡 >𝑡 , maka tolak 𝐻

b. Jika 𝑡 <𝑡 , maka tidak tolak 𝐻


87

Tabel 4. 16
Hasil Uji T

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 4.724 5.198 .909 .369
Motivasi Kerja .520 .182 .341 2.860 .007
Lingkungan .560 .168 .369 3.340 .002
Kerja
Kompensasi .322 .128 .272 2.524 .015
a. Dependent Variable: Kepuasan Kerja
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Versi 26 (2023)

Berikut pengujian hipotesis dalam penelitian ini dapat disusun berdasarkan

tabel 4.16 di atas:

1. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai

a. Pada kolom Sig. variabel motivasi kerja memiliki tingkat signifikansi

sebesar 0,007 seperti terlihat pada Tabel 4.12. Karena nilai ini di bawah alpha

5% (0,05), maka dapat disimpulkan signifikan.

b. Uji t dilakukan dengan dua sisi (2-tailed). Nilai 𝑡 diketahui sebesar

2,016 ketika alpha diset menjadi 5% dan df = 43 (lihat Lampiran IX Tabel

t). Diketahui nilai 𝑡 adalah 2,860, maka dapat ditarik kesimpulan

𝑡 (2,860) > 𝑡 (2,016).

c. Tolak 𝐻 dan terima 𝐻 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis

motivasi kerja berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan kerja

pegawai dapat diterima.


88

2. Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai

a. Pada kolom Sig. variabel lingkungan kerja memiliki tingkat signifikansi

sebesar 0,002 seperti terlihat pada Tabel 4.12. Karena nilai ini di bawah

alpha 5% (0,05), maka dapat disimpulkan signifikan.

b. Uji t dilakukan dengan dua sisi (2-tailed). Nilai 𝑡 diketahui sebesar

2,016 ketika alpha diset menjadi 5% dan df = 43 (lihat Lampiran Tabel t).

Diketahui nilai 𝑡 adalah 3,340, maka dapat ditarik kesimpulan

𝑡 (3,340) > 𝑡 (2,016).

c. Tolak 𝐻 dan terima 𝐻 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis

lingkungan kerja berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan kerja

pegawai dapat diterima.

3. Pengaruh Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai

a. Pada kolom Sig. variabel kompensasi memiliki tingkat signifikansi sebesar

0,015 seperti terlihat pada Tabel 4.12. Karena nilai ini di bawah alpha 5%

(0,05), maka dapat disimpulkan signifikan.

b. Uji t dilakukan dengan dua sisi (2-tailed). Nilai 𝑡 diketahui sebesar

2,016 ketika alpha diset menjadi 5% dan df = 43 (lihat Lampiran Tabel t).

Diketahui nilai 𝑡 adalah 2,254, maka dapat ditarik kesimpulan

𝑡 (2,254) > 𝑡 (2,016).

c. Tolak 𝐻 dan terima 𝐻 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis

kompensasi berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan kerja

pegawai dapat diterima.


89

4.3.4.3 Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur besarnya persentase

pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Berikut hasil pengujian koefisien

determinasi yang ditunjukkan pada tabel 4.13:

Tabel 4. 17
Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summary
R Adjusted R Std. Error of
Model R Square Square the Estimate
1 .878 a .771 .755 3.809
a. Predictors: (Constant), Motivasi Kerja, Lingkungan Kerja, Kompensasi
b. Dependent Variable: Kepuasan Kerja
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Versi 26 (2023)

Berdasarkan Tabel 4.17 di atas, nilai Adjusted R Squared adalah sebesar

0,755 atau 75,5%. Hal ini menunjukkan bahwa 75,5% variabel kepuasan kerja

pegawai awak kapal patroli pangkalan sarana Operasi Bea dan Cukai Tipe B

Tanjung Priok dapat dijelaskan oleh tiga variabel bebas yaitu motivasi kerja,

lingkungan kerja, dan kompensasi. Sedangkan sisanya sebesar 24,5% dijelaskan

oleh variabel lain.

4.4 Interpretasi Hasil

Untuk memberikan penjelasan yang lebih mendalam sesuai dengan rumusan

masalah penelitian, maka dilakukan interpretasi data. Pembahasan kajian yang lebih

mendalam dapat disajikan sebagai berikut, berdasarkan interpretasi hasil sub-bab

sebelumnya:
90

4.4.1 Interpretasi Hasil Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja

Pegawai

Menurut temuan hipotesis pertama penelitian ini, motivasi kerja berpengaruh

positif signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai. Hal tersebut terbukti dari pada

uji parsial bahwa nilai probabilitas variabel motivasi kerja memiliki nilai 2,860

lebih besar dari 2,016 yang ditunjukkan pada t-tabel dengan sig. senilai 0,007 <

0,05 sehingga dapat diinterpretasikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa

peningkatan motivasi kerja akan berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja

pegawai awak kapal patroli Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai Tipe B

Tanjung Priok. Dalam hal ini motivasi kerja memiliki aspek kebutuhan-kebutuhan

pegawai yang terpenuhi. Saat terjadi peningkatan motivasi kerja yang merupakan

terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan pegawai maka kepuasan kerja pegawai akan

mengalami peningkatan juga. Hal yang sama berlaku ketika motivasi kerja menurun

karena tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan pegawai maka kepuasan kerja

pegawai juga akan mengalami penurunan.

4.4.2 Interpretasi Hasil Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan

Kerja Pegawai

Berdasarkan hasil hipotesis kedua pada penelitian ini, lingkungan kerja

berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai. Hal tersebut

terbukti dari pada uji parsial bahwa nilai probabilitas variabel lingkungan kerja

memiliki nilai 3,340 lebih besar dari 2,016 yang ditunjukkan pada t-tabel dengan

sig. senilai 0,002 < 0,05 sehingga dapat diinterpretasikan. Hal tersebut

menunjukkan bahwa semakin baik lingkungan kerja akan berpengaruh positif


91

terhadap kepuasan kerja pegawai awak kapal patroli Pangkalan Sarana Operasi Bea

dan Cukai Tipe B Tanjung Priok. Dalam hal ini lingkungan kerja memiliki aspek

kenyamanan yang dapat meningkatkan kinerja pegawai. Saat kondisi lingkungan

kerja nyaman sehingga dapat meningkatkan kinerja pegawai maka kepuasan kerja

pegawai akan mengalami peningkatan juga. Hal yang sama berlaku ketika kondisi

lingkungan kerja tidak nyaman untuk bekerja maka kepuasan kerja pegawai juga

akan mengalami penurunan.

4.4.3 Interpretasi Hasil Pengaruh Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja

Pegawai

Menurut temuan hipotesis ketiga penelitian ini, kompensasi berpengaruh

positif signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai. Hal tersebut terbukti dari pada

uji parsial bahwa nilai probabilitas variabel kompensasi memiliki nilai 2,524 lebih

besar dari 2,016 yang ditunjukkan pada t-tabel dengan sig. senilai 0,015 < 0,05

sehingga dapat diinterpretasikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin baik

kompensasi yang diberikan akan berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja

pegawai awak kapal patroli Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai Tipe B

Tanjung Priok. Dalam hal ini kompensasi meliputi aspek finansial dan non

finansial. Pada saat pegawai merasa kompensasi yang diberikan baik maka

kepuasan kerja pegawai akan mengalami peningkatan. Hal yang sama berlaku

ketika kompensasi yang diterima pegawai buruk maka kepuasan kerja pegawai juga

akan mengalami penurunan.


92

4.5 Pembahasan

Berdasarkan pengujian yang dilakukan terhadap masing-masing variabel

bebas dalam hubungannya dengan variabel terikat dapat digambarkan sebagai

berikut:

4.5.1 Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai

Berdasarkan temuan uji-t, dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel motivasi

kerja memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai

awak kapal patroli Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai Tipe B Tanjung Priok.

Oleh karena itu, berdasarkan analisis maka diperoleh kesimpulan yaitu hipotesis

bahwa diduga variabel motivasi kerja berpengaruh positif signifikan terhadap

kepuasan kerja pegawai dapat diterima.

Hal ini menunjukkan bahwa terdapat kesesuaian dengan teori yang

dikemukakan oleh Kinicki & Fugate serta kesesuaian dengan penelitian

sebelumnya oleh Yulianti (2019), Ardianti (2018), Hanafi & Yohana (2017),

Lumentut & Dotulong (2015), dan Fauzi & Ubaidillah (2023) yang menyatakan

bahwa motivasi kerja terbukti berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan

kerja. Namun, bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh

Dhermawan (2012) dimana temuan menunjukkan bahwa motivasi kerja

berpengaruh tidak signifikan terhadap kepuasan kerja.

Berdasarkan hasil penelitian secara umum motivasi kerja awak kapal patroli

Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai Tipe B Tanjung Priok memengaruhi

kepuasan kerja. Hal ini sesuai dengan yang ditemukan pada organisasi yaitu:
93

a. Terpenuhinya kebutuhan fisik berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai.

Hal ini membuktikan bahwa organisasi mendukung terpenuhinya kebutuhan

fisik para pegawai. Ini dibuktikan dengan seperti upaya organisasi dalam

penyediaan rumah dinas yang berlokasi dekat dengan pangkalan. Sehingga

dengan mendapat hunian yang dekat membuat pegawai menghemat waktu

perjalanan menuju pangkalan.

b. Terpenuhinya kebutuhan sosial berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai.

Hal ini membuktikan bahwa upaya organisasi dalam penerapan manajemen

kinerja dengan dialog kinerja individu dan penerapan sikap dasar pegawai DJBC

dalam hal ini sikap korsa dapat memenuhi kebutuhan sosial pegawai.

4.5.2 Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai

Berdasarkan temuan uji-t, dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel

lingkungan kerja memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kepuasan

kerja pegawai awak kapal patroli Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai Tipe B

Tanjung Priok. Oleh karena itu, berdasarkan analisis maka diperoleh kesimpulan

yaitu hipotesis bahwa diduga variabel lingkungan kerja berpengaruh positif

signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai dapat diterima.

Hal ini menunjukkan bahwa terdapat kesesuaian dengan teori yang

dikemukakan oleh Kinicki & Fugate serta kesesuaian dengan penelitian

sebelumnya oleh Yulianti (2019), Ardianti (2018), Hanafi & Yohana (2017), serta

Yusuf (2020) yang menyatakan bahwa lingkungan kerja terbukti berpengaruh

positif signifikan terhadap kepuasan kerja. Namun, bertolak belakang dengan

penelitian yang dilakukan oleh Dhermawan (2012), Lumentut & Dotulong (2015),
94

serta Mahdiana & Ubaidillah (2021) dimana temuan menunjukkan bahwa

lingkungan kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja.

Berdasarkan hasil penelitian secara umum lingkungan kerja memengaruhi

kepuasan kerja pegawai awak kapal patroli Pangkalan Sarana Operasi Bea dan

Cukai Tipe B Tanjung Priok. Hal ini sesuai dengan yang ditemukan pada organisasi

yaitu lingkungan non fisik berupa hubungan antar pegawai sangat harmonis

ditunjukkan dengan jiwa korsa yang telah ditanamkan oleh organisasi.

4.5.3 Pengaruh Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai

Berdasarkan temuan uji-t, dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel

kompensasi memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kepuasan kerja

pegawai awak kapal patroli Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai Tipe B

Tanjung Priok. Oleh karena itu, berdasarkan analisis maka diperoleh kesimpulan

yaitu hipotesis bahwa diduga variabel kompensasi berpengaruh positif signifikan

terhadap kepuasan kerja pegawai dapat diterima.

Hal ini menunjukkan bahwa terdapat kesesuaian dengan teori yang

dikemukakan oleh Kinicki & Fugate serta kesesuaian dengan penelitian

sebelumnya oleh Yulianti (2019), Ardianti (2018), Sudiarditha (2016), Yusuf

(2020), serta Ramlah (2021) yang menyatakan bahwa lingkungan kerja terbukti

berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan kerja. Namun, bertolak belakang

dengan penelitian yang dilakukan oleh Mawei (2014) dimana temuan menunjukkan

bahwa kompensasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja.

Berdasarkan hasil penelitian secara umum kompensasi memengaruhi

kepuasan kerja pegawai awak kapal patroli Pangkalan Sarana Operasi Bea dan
95

Cukai Tipe B Tanjung Priok. Hal ini sesuai dengan yang ditemukan pada organisasi

yaitu organisasi telah berupaya memberikan insentif tambahan berupa tunjangan

kinerja, insentif cukai, serta premi sebagai apresiasi atas kinerja yang dilakukan

pegawai.
BAB V

KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisa data dalam Bab IV, maka dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi kerja terhadap kepuasan kerja

Pegawai Awak Kapal Patroli Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai Tipe B

Tanjung Priok.

2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan lingkungan kerja terhadap kepuasan

kerja Pegawai Awak Kapal Patroli Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai

Tipe B Tanjung Priok.

3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan kompensasi terhadap kepuasan kerja

Pegawai Awak Kapal Patroli Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai Tipe B

Tanjung Priok.

4. Sedangkan Kepuasan Kerja Pegawai secara simultan dipengaruhi secara

signifikan oleh motivasi kerja, lingkungan kerja, dan kompensasi. Pengaruh

diberikan oleh ketiga variabel bebas tersebut sebesar 75,5% terhadap kepuasan

kerja Pegawai Awak Kapal Patroli Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai

Tipe B Tanjung Priok.

5.2 Keterbatasan

Sepanjang proses penelitian dan pengumpulan data, ditemukan sejumlah

keterbatasan, antara lain:

96
97

1. Dengan responden yang terbatas pada pegawai awak kapal patroli Pangkalan

Sarana Operasi Bea dan Cukai Tipe B Tanjung Priok, Akan lebih baik lagi jika

penelitian ini mencakup wilayah atau unit kerja yang lebih luas, misalnya

Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai lainnya.

2. Dalam proses pengambian data, informasi yang diberikan responden melalui

kuesioner terkadang tidak menunjukkan pendapat responden yang sebenarnya.

Hal ini terjadi karena kadang perbedaan pemikiran, anggapan dan pemahaman

yang berbeda tiap responden, juga faktor lain seperti faktor kejujuran dalam

pengisian pendapat responden dalam kuesionernya.

5.3 Rekomendasi

Berdasarkan pembahasan, kesimpulan, dan keterbatasan pada penelitian ini,

diberikan rekomendasi yang akan dapat membantu untuk organisasi dan untuk

penelitian di masa yang akan datang. Beberapa saran tersebut antara lain:

1. Untuk Organisasi (Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai Tipe B Tanjung

Priok)

Hasil penelitian ini direkomendasikan untuk dipertimbangkan sebagai elemen

pelengkap evaluasi dalam perumusan kebijakan dalam organisasi. Adapun

rekomendasi bagi organisasi antara lain:

a. Terkait kepuasan kerja pegawai, aspek perasaan senang atas gaji dengan

indikator girang akan honorarium yang sesuai dengan beban kerja dan

tanggung jawab sebaiknya menjadi perhatian. Dimana sesuai hasil penelitian

indikator tersebut memiliki rata-rata skor dengan nilai terendah diantara

indikator lain. Hal ini sebaiknya menjadi perhatian dari pimpinan Pangkalan
98

Sarana Operasi Bea dan Cukai Tipe B Tanjung Priok, dimana pada kondisi

aktual saat ini aturan dasar mengenai standar biaya honorarium ditetapkan

pada tahun 2015 hingga saat ini belum pernah dilakukan penyesuaian

besaran nilai honorarium. Untuk dapat mengatasinya, diharapkan jajaran

pimpinan dapat melakukan kajian terhadap aturan dasar mengenai standar

biaya honorarium apakah masih relevan dengan beban tugas yang

dibebankan pada Pegawai Awak Kapal Patroli,

b. Terkait motivasi kerja pegawai, aspek dukungan akan kebutuhan aktualisasi

diri dengan indikator peluang untuk mengembangkan kompetensi terbuka

sebaiknya menjadi perhatian dari pimpinan Pangkalan Sarana Operasi Bea

dan Cukai Tipe B Tanjung Priok. Dimana sesuai hasil penelitian indikator

tersebut memiliki rata-rata skor dengan nilai terendah diantara indikator lain.

Dimana pada kondisi aktual saat ini untuk melanjutkan pendidikan di luar

kedinasan harus memenuhi syarat pangkat tertentu. Sehingga kebutuhan

aktualisasi diri pegawai melalui pengembangan kompetensi jalur Pendidikan

tertunda. Untuk mengatasinya, organisasi dapat mempertimbangkan kembali

syarat untuk melanjutkan Pendidikan di luar kedinasan. Sehingga semangat

pegawai untuk meningkatkan kompetensi diri tidak tertunda. Yang mana

pada akhirnya kompetensi yang diperoleh pegawai juga akan sangat berguna

bagi kepentingan organisasi.

c. Terkait lingkungan kerja, aspek lingkungan fisik dengan indikator tidak ada

kontaminasi bahan kimia atau biologis perlu menjadi perhatian organisasi.

Dimana sesuai hasil penelitian indikator tersebut memiliki rata-rata skor


99

dengan nilai terendah diantara indikator lain. Berdasarkan hasil pengamatan

kondisi saat ini diperoleh bahwa hal tersebut terjadi karena letak pangkalan

yang berada pada sekitaran pabrik minyak goreng yang mengeluarkan

limbah dan adanya hewan ternak milik beberapa pegawai. Oleh karena itu,

diharapkan organisasi dapat mengakomodir ketersediaan masker untuk

meminimalisir efek polusi udara dari pabrik minyak goreng dan membuat

aturan tegas terkait peliharaan hewan ternak milik beberapa pegawai.

d. Terkait kompensasi, aspek kompensasi finansial dengan indikator

honorarium dan ransum patroli telah sesuai harapan mendapat nilai paling

rendah diantara pernyataan kuesioner kompensasi. Hal ini selaras dengan

kepuasan pegawai terhadap honorarium juga yang mendapat nilai terendah.

Oleh karena itu, organisasi dinilai sangat perlu untuk dapat melakukan kajian

terhadap penyesuaian terhadap besaran nilai honorarium.

2. Untuk Penelitian di Masa Yang Akan Datang

a. Melakukan penelitian yang berkelanjutan, hal ini agar dapat melihat dan

menilai setiap perubahan perilaku responden dari waktu ke waktu;

b. Dalam penelitian ini pengaruh yang diberikan motivasi kerja, linkungan

kerja, dan kompensasi terhadap kepuasan kerja pegawai sebesar 75,5%.

Masih terdapat 24,5% pengaruh yang dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

Menurut Armstrong (2021) faktor lain yang dapat memengaruhi kepuasan

kerja adalah tingkat keberhasilan atau kegagalan dalam bekerja, hubungan

sosial dengan kelompok kerja, kualitas pengawasan, dan gaya

kepemimpinan. Sedangkan menurut Herzberg, yang memengaruhi kepuasan


100

kerja adalah kemajuan, pengakuan, tanggung jawab, dan prestasi. Oleh

karena itu, diharapkan penelitian di masa yang akan datang dapat

mengembangkan penelitian dengan menggunakan variabel-variabel

tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. (2015). Metode penelitian kuantitatif. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

Akmal, A., & Tamini, I. (2015). Pengaruh Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja

Karyawan Gaya Makmur Mobil Medan. Jurnal Bis-A : Jurnal Bisnis

Administrasi, 4(2), Art. 2.

Alam, I. A., & Monica, L. T. (2015). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Motivasi

Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel

Intervening. Jurnal Manajemen Dan Bisnis, 5(2), Art. 2.

Andayani, I., & Tirtayasa, S. (2019). Pengaruh Kepemimpinan, Budaya Organisasi,

Dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai. Maneggio: Jurnal Ilmiah

Magister Manajemen, 2(1), Art. 1.

Ardianti, F. E., Qomariah, N., & Wibowo, Y. G. (2018). Pengaruh Motivasi Kerja,

Kompensasi Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan

(Studi Kasus Pada PT. Sumber Alam Santoso Pratama Karangsari

Banyuwangi). Jurnal Sains Manajemen dan Bisnis Indonesia, 8(1), Art. 1.

https://doi.org/10.32528/smbi.v8i1.1764

Armstrong, M., & Yusron, L. (2021). Perilaku Organisasional: Handbook

Manajemen SDM. Bandung: Nusamedia.

Aruan, Q. S., & Fakhri, M. (2015). Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap

Kepuasan Kerja Karyawan Lapangan Departemen Grasberg. Modus, 27(2),

Art. 2.

https://doi.org/10.24002/modus.v27i2.553

101
102

Azis, A. (2016). Pengaruh Tingkat Kemangkiran Dan Stress Kerja Terhadap

Kepuasan Kerja Pegawai Pada Dinas Pendapatan Kabupaten Mamuju

Utara. Jurnal Ekonomi Trend, 5(1), Art. 1.

https://doi.org/10.31970/trend.v5i1.69

Bangun, W. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Erlangga.

Bougie, R., & Sekaran, U. (2019). Research methods for business: A skill building

approach. Jakarta: Salemba empat.

Cindyastira, D., Russeng, S. S., & Wahyuni, A. (2014). Hubungan Intensitas

Getaran Dengan Keluhan Muskuloskeletal Disorders (MSDs) Pada Tenaga

Kerja Unit Produksi Paving Block CV. Sumber Galian. Universitas

Hasanuddin, Makassar.

Darendehe, A. (2013). Gaji, Kepemimpinan, Dan Sikap Rekan Kerja Pengaruhnya

Terhadap Kinerja Karyawan PT. Askes (Persero) Cabang Manado. Jurnal

EMBA : Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 1(4),

Art. 4. https://doi.org/10.35794/emba.1.4.2013.2554

Dessler, G. (2003). Human Resource Management Tenth Edition. Jakarta: PT.

Indeks.

Dhermawan, A., Sudibya, I. G. A., & Utama, I. W. M. (2012). Pengaruh Motivasi,

Lingkungan Kerja, Kompetensi, Dan Kompensasi Terhadap Kepuasan

Kerja Dan Kinerja Pegawai Di Lingkungan Kantor Dinas Pekerjaan Umum

Provinsi Bali. Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis, dan Kewirausahaan,

6(2), 173–184.
103

Dilapanga, A. R., Mantiri, J., & S AB, M. (2021). Perilaku Organisasi. Manado:

Deepublish.

Ervina, M., Rachmatullaily, T. R., S. E., Firina, L., S. Si, Asriani, S. E., & Aji, T.,

S. Ag ,. S. E. (2022). MSDM (Pengembangan SDM Era Digital). Bandung:

Media Sains Indonesia.

Fajrianti, G., Shaluhiyah, Z., & Lestantyo, D. (2017). Pengendalian heat stress pada

tenaga kerja di bagian furnace PT. X Pangkalpinang Bangka Belitung.

Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia, 12(2), 150–162.

Fauzi, A., & Ubaidillah, H. (2023). Work Stress, Work Environment and

Compensation on Job Satisfaction with Motivation as an Intervening

Variable in Mineral Water Distributor Company. Indonesian Journal of

Innovation Studies, 21.

https://doi.org/10.21070/ijins.v21i.756

Hanafi, B. D., & Yohana, C. (2017). Pengaruh Motivasi, dan Lingkungan Kerja,

Terhadap Kinerja Karyawan, dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel

Mediasi Pada PT BNI Lifeinsurance. Jurnal Pendidikan Ekonomi Dan

Bisnis (JPEB), 5(1), 73–89.

Hardani, L., & Bachri, A. A. (2016). Pengaruh Tunjangan Kinerja Dan Disiplin

Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil Balai Karantina Pertanian

Kelas I Banjarmasin. Jurnal Wawasan Manajemen, 4(1), 23–37.

Hasibuan, S. P. (2013). Malayu,(2013), Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi

Revisi. Jakarta: Penerbit PT. Bumi Aksara.


104

Ilyas, I. (2019). Produktifitas SDM Dalam Perusahaan. Almana : Jurnal

Manajemen Dan Bisnis, 3(1), Art. 1.

https://doi.org/10.36555/almana.v3i1.448

Isyandi, B. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Perspektif Global.

Pekanbaru: Universitas Riau.

Judge, T. A., & Robbins, S. P. (2017). Organizational behavior 17th edition.

Pearson.

Kinicki, A., & Fugate, M. (2016). Organizational behavior: A practical, problem-

solving approach (Vol. 2). McGraw-Hill Education New York, NY.

Lumentut, M. D. S., & Dotulong, L. O. H. (2015). Pengaruh Motivasi, Disiplin,

Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. Bank

SULUT Cabang Airmadidi. Jurnal EMBA : Jurnal Riset Ekonomi,

Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 3(1), Art. 1.

https://doi.org/10.35794/emba.3.1.2015.6573

Luthans, F. (2011). Organizational behavior. United State of Amerika: McGraw-

Hill.

Mahdiana, D., & Ubaidillah, H. (2021). The Effect of Job Stress, Work

Environment and Compensation on Job Satisfaction with Motivation as an

intervening variable at PT. Setia Kawan Grup. Indonesian Journal of

Innovation Studies, 17.

https://doi.org/10.21070/ijins.v17i.575

Marnisah, L. (2019). Hubungan Industrial dan Kompensasi (Teori dan Praktik).

Deepublish.
105

Martoyo, S. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi 5, Cetakan Pertama.

Yogyakarta: BPFE.

Mathis, R. L., & Jackson, J. H. (2009). Manajemen sumber daya manusia. Jakarta:

Penerbit Salemba Empat.

Mawei, A. C., Nelwan, O., & Uhing, Y. (2014). Kepemimpinan, Penempatan Kerja

Dan Kompensasi Pengaruhnya Terhadap Kepuasan Kerja Pada PT. Bank

BNI (Persero), TBK. KCU Manado. Jurnal EMBA : Jurnal Riset Ekonomi,

Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 2(2), Art. 2.

https://doi.org/10.35794/emba.2.2.2014.4441

Melani, T. (2012). Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja (Studi pada

Karyawan Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi” Yayasan Pharmasi” Semarang).

Jurnal Kajian Akuntansi dan Bisnis, 1(1).

Mukrom, M., & Ferijani, A. (2019). Analysis of The Effect of Supervision, Job

Relations, and Compensation on Job Satisfaction and its Impact on Job

Performance of CV. Aliansyah Winong Pati. Journal of Management and

Business Environment (JMBE), 1, 12–34.

https://doi.org/10.24167/jmbe.v1i1.1978

Mulyanto, A. (2016). Penerapan Metode Fuzzy Tsukamoto Untuk Menentukan

Jumlah Jam Overtime Pada Produksi Barang Di PT Asahi Best Base

Indonesia (ABBI) Bekasi. Jurnal Informatika Simantik, 1(1), Art. 1.

Munandar, A. S., Sjabadhyni, B., & Wutun, R. P. (2004). Peran budaya organisasi

dalam peningkatan unjuk kerja perusahaan. Jakarta: Bagian Psikologi

Industri dan Organisasi Fakultas Psikologi UI.


106

Padmanaba, C. G. R. (2006). Pengaruh Penerangan Dalam Ruang Terhadap

Produktivitas Kerja Mahasiswa Desain Interior. Dimensi Interior, 4(2), 57–

63.

https://doi.org/10.9744/interior.4.2.pp

Ramlah, S., Sudiro, A., & Juwita, H. (2021). The Influence Of Compensation And

Job Stress On Turnover Intention Through Mediation Of Job Satisfaction.

International Journal of Research in Business and Social Science (2147-

4478), 10, 117–127.

https://doi.org/10.20525/ijrbs.v10i4.1206

Robbins, S. P. (2002). Essentials of Organizational Behaviour. Diperoleh dari

https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=470620#

Robbins, S. P., & Judge, T. (2013). Organizational Behavior. New Jersey: Pearson

Education.

Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2015). Perilaku Organisasi. Jakarta : Penerbit

Salemba Empat.

Rosalia, P. D., Mintarti, S., & Heksarini, A. (2020). The Effect Of Compensation

And Motivation On Job Satisfaction And Employee Performance At SMK

Medika Samarinda. Saudi Journal of Business and Management Studies,

5(7), 448–454.

Samsuni, S. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia. Al-Falah: Jurnal Ilmiah

Keislaman Dan Kemasyarakatan, 17(1), Art. 1.

https://doi.org/10.47732/alfalahjikk.v17i1.19
107

Sitinjak, L. N. (2018). Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja

Karyawan (Studi pada Karyawan PT Mitra Pinasthika Mustika Rent

Tangerang Selatan) [PhD Thesis]. Universitas Brawijaya, Malang.

Subianto, M. (2016). Pengaruh Gaji dan Insentif terhadap Kinerja Karyawan pada

PT. Serba Mulia Auto di Kabupaten Kutai Barat. Jurnal. Kalimantan Timur,

Universitas Mulawarman .(http://ejournal. adbisnis. fisipunmul. ac.

id/handle), Jurnal Administrasi Bisnis, 4(03).

Sudiarditha, I. K. R., Baqi, F., & Handaru, A. (2016). The Influence Of Job Stress

And Compensation To Job Satisfaction At PT. Tri Megah Makmur. JRMSI

- Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia, 7, 219.

https://doi.org/10.21009/JRMSI.007.2.02

Supit, C. G., Pelleng, F. a. O., & Kalangi, J. a. F. (2017). Pengaruh Kepuasan Kerja

Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada Pt Astra International

Daihatsu – DSO Malalayang. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), 5(1), Art.

1. https://doi.org/10.35797/jab.v5.i1.%p

Suryawan, I. N., & Andrew, R. (2013). Pengaruh Motivasi Terhadap Kepuasan

Kerja. Karya Ilmiah Dosen. Diperoleh dari http://repository.untar.ac.id/342/

Tambunan, A. P. (2018). Lingkungan Kerja Dan Kepuasan Kerja Karyawan: Suatu

Tinjauan Teoretis. Jurnal Ilmiah Methonomi.

http://methonomi.net/index.php/jimetho/article/view/86/95

Umar, H. (2007). Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

US EPA, O. (2019, Februari 19). What are biological pollutants, how do they affect

indoor air quality? [Overviews and Factsheets]. Diperoleh dari


108

https://www.epa.gov/indoor-air-quality-iaq/what-are-biological-pollutants-

how-do-they-affect-indoor-air-quality

Veriyani, R., & Prasetio, A. P. (2018). Pengaruh Kompensasi Terhadap Kepuasan

Kerja Karyawan Pada Divisi Produksi PT. Soljer Abadi. Jurnal Ilmiah MEA

(Manajemen, Ekonomi, & Akuntansi), 2(2), Art. 2.

https://doi.org/10.31955/mea.v2i2.15

Wagner, J. A., & Hollenbeck, J. R. (2020). Organizational Behavior: Securing

competitive advantage. Routledge.

Yusuf, D., Hamzah, D., & Mardiana, R. (2020). The Effect of Compensation and

Job Environment on Employee Loyalty through Job Satisfaction as an

Intervening Variable. Hasanuddin Journal of Business Strategy, 2, 76–84.

https://doi.org/10.26487/hjbs.v2i4.370

Zulfikar, R. (2020, April 14). Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis

[Teaching Resource]. Diperoleh dari

http://kuliahonline.unikom.ac.id/?listmateri/&detail=39648
LAMPIRAN I

SURAT PERMOHONAN PENELITIAN

109
LAMPIRAN II

KUESIONER PENELITIAN

Jakarta, 3 Januari 2023

Kepada Yth.
Bapak/Saudara Pegawai Awak Kapal Patroli
Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai
Tipe B Tanjung Priok
Jl. Industri III No. 2 Tanjung Priok
Jakarta Timur

Perihal: Kuesioner Penelitian

Dengan hormat,

Pertama-tama izinkan saya memperkenalkan diri. Saya, Gian Putra Utama,


merupakan mahasiswa pada Program Studi S1 Manajemen, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis di Perbanas Institute Jakarta dan sedang menyusun skripsi sebagai tugas
akhir. Dalam rangka melengkapi data penelitian untuk penyusunan skripsi, saya
memohon kesediaan Bapak/Saudara untuk mengisi kusioner penelitian yang
disampaikan bersama surat ini. Saya memohon Bapak/Saudara dapat mengisi
kuesioner sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Data dan informasi yang
diberikan akan digunakan semata-mata untuk kepentingan ilmiah dan akan dijaga
kerahasiaannya.

Atas perhatian dan kerjasamanya, disampaikan ucapan terima kasih.

Hormat saya,

Gian Putra Utama

110
111

KUESIONER PENELITIAN TENTANG ANALISIS PENGARUH


MOTIVASI, LINGKUNGAN KERJA, DAN KOMPENSASI TERHADAP
KEPUASAN KERJA PEGAWAI AWAK KAPAL PATROLI PADA
PANGKALAN SARANA OPERASI BEA DAN CUKAI TIPE B TANJUNG
PRIOK

1. Identitas Responden
(Pilihlah salah satu alternatif di bawah ini yang sesuai berdasarkan
identitas pribadi anda!)

1. Usia:
a. 18 - 24 Tahun
b. 25 – 30 Tahun
c. 31 – 40 Tahun
d. 41 – 50 Tahun
e. 51 - 58 Tahun
2. Pendidikan terakhir:
a. SMA
b. D1
c. D3
d. S1
e. S2
3. Lama bekerja di PSO Tanjung Priok:
a. 1 – 3 Tahun
b. 4 – 6 Tahun
c. 7 – 9 Tahun
d. 10 – 12 Tahun

2. Petunjuk Pengisian Keusioner


 Kuesioner ini terdiri dari 45 Pernyataan, yang terbagi kedalam
empat bagian yaitu:
o Bagian 1: Kuesioner kepuasan kerja pegawai sebanyak 15
pernyataan
o Bagian 2: Kuesioner motivasi kerja pegawai sebanyak 10
pernyataan
o Bagian 3: Kuesioner lingkungan kerja sebanyak 10
pernyataan
112

o Bagian 4: Kuesioner kompensasi sebanyak 10 pernyataan


 Bacalah setiap pernyataan dengan baik dan teliti
 Pilihlah salah satu jawaban dari pernyataan berikut sesuai dengan
pendapat dan pengalaman anda dengan memilih alternatif yang
tersedia.

Keterangan jawaban kuesioner:


Sangat Setuju SS
Setuju S
Kurang Setuju KS
Tidak Setuju TS
Sangat Tidak Setuju STS

Bagian 1: Kuesioner Kepuasan Kerja Pegawai


No PERTANYAAN JAWABAN
SS S KS TS STS
1 Saya merasa bangga karena pekerjaan saya
menarik dari waktu ke waktu
2 Saya merasa gemar karena pekerjaan saya
menantang untuk dilakukan
3 Saya merasa bahagia karena memiliki
kesempatan untuk belajar terkait pekerjaan
4 Saya senang karena memiliki kesempatan untuk
mengerjakan pekerjaan dengan cara saya sendiri
5 Saya nyaman dan berusaha memberikan yang
terbaik dalam pekerjaan
6 Saya merasa girang karena gaji yang diterima
sudah sesuai dengan beban kerja dan tanggung
jawab
7 Saya merasa girang karena honorarium yang
diterima sudah sesuai dengan beban kerja dan
tanggung jawab
8 Saya gembira karena menerima gaji tepat waktu
9 Saya gembira karena menerima honorarium
tepat waktu
113

10 Saya senang kesempatan promosi terbuka bagi


semua pegawai
11 Saya merasa senang karena rekan kerja
mendukung saya dalam pelaksanaan tugas
12 Saya merasa tenteram karena terjalin hubungan
sosial dan emosional dengan rekan kerja
13 Saya nyaman karena sarana dan prasarana kerja
mendukung pelaksanaan tugas
14 Saya merasa senang komunikasi dengan atasan
berjalan baik dalam menyelesaikan masalah
15 Saya gembira karena pimpinan selalu
memberikan arahan setiap melakukan pekerjaan

Bagian 2: Kuesioner Motivasi Kerja Pegawai


No PERTANYAAN JAWABAN
SS S KS TS STS
1 Saya merasa kebutuhan dasar seperti untuk
makan secara wajar sudah terpenuhi
2 Dengan bekerja di organisasi ini kebutuhan
sandang dan papan saya sudah terpenuhi
3 Saya merasa aman akan Prosedur kesehatan,
keamanan dan keselamatan kerja di Pangkalan
4 Saya merasa aman terhadap jaminan sosial yang
diberikan organisasi (TASPEN, BPJS)
5 Atasan memberikan couching/mentoring yang
saya butuhkan untuk meningkatkan motivasi
kerja
6 Pegawai lain menerima saya dengan baik sebagai
rekan kerja
7 Organisasi selalu memberikan penghargaan atas
hasil kerja saya yang memuaskan
8 Atasan selalu memberikan pujian atas prestasi
kerja yang saya lakukan
9 Saya memiliki peluang terbuka untuk
mengembangkan kompetensi diri
10 Organisasi atau pimpinan terbuka menerima
aspirasi dari para pegawai
114

Bagian 3: Kuesioner Lingkungan Kerja


No PERTANYAAN JAWABAN
SS S KS TS STS
1 Suhu di kapal membuat saya nyaman bekerja
2 Saya tidak terganggu akibat suara bising dari alat-
alat mesin dan elektronika di kapal
3 Saya tidak terganggu akibat getaran dari alat-alat
mesin dan elektronika di kapal
4 Pencahayaan di Kapal memudahkan saya dalam
melakukan pekerjaan
5 Tidak ada kontaminasi bahan-bahan kimia atau
biologis pada lingkungan kerja
6 Saya merasa aman dalam bekerja karena
keamanan dan prosedur keselamatan yang ada di
kapal
7 Hubungan antar pegawai di pangkalan harmonis
dan penuh kekeluargaan
8 Para pegawai telah mencerminkan sikap dasar
pegawai DJBC
9 Saya merasa tidak ada perilaku penyimpangan
seksual diantara pegawai
10 Saya tidak pernah mengalami pelecehan seksual
di tempat kerja

Bagian 4: Kuesioner Kompensasi


No PERTANYAAN JAWABAN
SS S KS TS STS
1 Gaji yang diterima sesuai dengan pekerjaan saya
2 Gaji yang diterima telah memenuhi harapan saya
3 Tunjangan kinerja telah sesuai dengan jabatan
dan beban kerja
4 Tunjangan Kinerja telah sesuai dengan harapan
saya
5 Upah lembur yang diberikan telah memenuhi
harapan saya
6 Saya merasa insentif yang diberikan telah sesuai
dengan prestasi kerja
7 Saya merasa besaran honorarium patroli laut dan
ransum telah sesuai harapan
115

8 Jumlah cuti yang diberikan dalam setahun telah


sesuai harapan saya
9 Kesempatan yang diberikan untuk
pengembangan diri melalui pendidikan dan
pelatihan terbuka dan transparan
10 Sarana dan prasarana dalam kapal sudah
memadai

===== Selesai =====


Terima kasih atas jawaban yang diberikan

Anda mungkin juga menyukai