Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Richard Triwelth Abednego Aritonang
NIM 1412060051
PERSETUJUAN
Oleh
Nama : Richard Triwelth Abednego Aritonang
NIM : 1412060051
Program Studi : Manajemen Karyawan
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul
PERNYATAAN
Seluruh isi dan materi skripsi ini menjadi tanggung jawab penyusun sepenuhnya.
Richard Triwelth
Abednego Aritonang
1412060051
ii
NIM : 1412060051
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaaan sadar dan tidak ada unsur
paksaan.
Penulis
Materai Rp 6000
(Richard Triwelth)
1412060051
i
iii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Stres Kerja dan Konflik Kerja
Terhadap Semangat Kerja Karyawan. Populasi penelitian ini adalah karyawan di
PT Pertamina Retail dengan sampel sebanyak 50 orang. Sumber data yang digunakan adalah
data primer. Metode pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Teknik analisis
data menggunakan metode analisis regresi linier berganda, uji hipotesis menggunakan uji T,
uji F, dan R2. Adapun hasil uji t pada penelitian ini menyatakan bahwa uji t variabel X1
terhadap Y secara parsial berpengaruh secara positif dan signifikan dengan t hitung sebesar
1,696 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,128. Sedangkan uji t variabel X2 terhadap Y
secara parsial tidak berpengaruh secara positif dan signifikan dengan t hitung sebesar 1,677
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,116. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil uji F
kedua variabel secara simultan berpengaruh positif dan signifikan dengan F hitung sebesar
2,011 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,204. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
analisis determinasi diperoleh angka R2 atau R square sebesar 0,183 (18,3%). Dalam
penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa variabel stress kerja tidak berpengaruh signifikan
terhadap semangat kerja, variabel konflik kerja berpengaruh signifikan terhadap semangat
kerja, dan kedua variabel berpengaruh sigifikan terhadap semangat kerja.
i
ii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena
anugerah-Nya yang melimpah, kemurahan dan kasih setia yang besar akhirnya penulis dapat
“Pengaruh Stress Kerja dan Konflik Kerja Terhadap Semangat Kerja Pekerja
PT Pertamina Retail” dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi untuk jurusan manajemen di ABFI Institute Perbanas
Jakarta.
Dalam pembuatan skripsi ini, penulis tidak lepas dari hambatan dan tantangan.
Namun, skripsi ini tetap berjalan dan selesai dengan baik berkat doa, dukungan, bimbingan,
bantuan moril dan materiil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin
1. Bapak Sunarto, S.E., M.M., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
2. Bapak Nicodemus Simu, S.E. M.M., selaku Ketua Program Studi S1 Manajemen
3. Bapak Prof. Dr. Ir. Marsudi Wahyu Kisworo, selaku Rektor ABFI Institute
Perbanas, Jakarta.
5. Kedua orangtua, Martimbul Aritonang dan Rita Tiolina Nababan yang tidak pernah
putus memberikan doa, perhatian dan semangat untuk keberhasilan penulis. Kepada
ii
6. abang dan kakak tercinta yang selalu memberikan cinta, doa, dukungan dan
7. Semua keluarga besar yang selalu mendukung dan memberikan semangat serta doa
8. Neva Kurnia Tambunan yang sangat sabar dan menyemangati agar penulis dapat
10. Seluruh pegawai PT Pertamina Retail yang telah meluangkan waktunya untuk
11. Semua pihak baik langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat
skripsi.
kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan data dan kemampuan penulis dalam tahap
belajar. Untuk ini penulis sangat menghargai setiap saran dan kritik untuk perbaikan dan
ii
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna untuk mahasiswa dan
mahasiswi ABFI Institute Perbanas, Jakarta pada khususnya dan pihak yang akan
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
v
v
vi
vi
1
I. LATAR BELAKANG
Kekayaan yang paling utama bagi setiap bangsa adalah sumber daya manusia.
manusia, dimana filosofi pembangunan bangsa sudah lama menempatkan manusia sebagai
subyek pembangunan dan bukan obyek pembangunan. Berpangkal pada peran sumber daya
manusia yang sangat penting bagi perkembangan perusahaan, Menjaga dan meningkatkan
peran aktif karyawan dalam pengoprasian perusahaan sebagai team pelaksana, semuanya
memang kembali kepada keseriusan pihak manager dalam mengantisipasi maupun mencari
sumber daya manusia sangat penting bagi perusahaan dalam mengelola, mengatur dan
tujuan perusahaan. Tenaga kerja atau karyawan merupakan sumber daya manusia yang
sangat penting dalam suatu perusahaan, karena tanpa karyawan perusahaan tidak dapat
berjalan dengan baik. Karyawan adalah sebagai modal utama bagi perusahaan. Sebagai,
modal karyawan perlu dikelola agar tetap menjadi produktif. Akan tetapi dalam
pengelolaannya bukanlah hal yang mudah, karena karyawan mempunyai pikiran, status,
serta latar belakang hetrogen. Oleh sebab itu pimpinan perusahaan harus bisa mendorong
mereka agar tetap produktif dalam mengerjakan tugasnya masing-masing, dengan cara
1
2
pengaruh yang signifikan secara simultan (bersama-sama) antara variabel bebas (Stres
Kerja dan Konflik Kerja) mempengaruhi variabel terkait (kepuasan kerja). Selain itu,
secara parsial diketahui bahwa stres kerja (X1) berpengaruh dan signifikan terhadap
Berdasarkan informasi yang didapat dari sumber terpercaya, bahwa stres kerja
karyawan yang berada di PT Pertamina Retail yaitu, para karyawan cendrung lebih senstif,
tuntutan pekerjaan yang berlebih dengan memberikan waktu yang terbatas. Disamping itu
para karyawan terlihat cenderung menunda atau menghindari pekerjaan karena mengalami
kelelahan akibat stres terhadap banyaknya tugas yang dijalaninya. Adapun dari
PT Pertamina Retail selalu mengalami stres didalam melakukan pekerjaannya dan konflik
kerja yang terus menerus berkelanjutan yang membuat suasana di dalam lingkungan kerja
menjadi tidak kondusif, turunnya semangat kerja diantaranya penurunan tingkat kehadiran
dan banyaknya karyawan cenderung masuk kerja tidak tepat pada waktunya. Untuk itu
PT Pertamina Retail berusaha untuk mengatasi tingkat stres kerja karyawan serta
Stres kerja adalah suatu perasaan yang menekan atau rasa tertekan yang dialami
organisasi, dan keuangan, tuntutan kerja, tanggung jawab atas orang lain, perubahan waktu
kerja, hubungan yang kurang baik antar kelompok kerja dan konflik peran. Akibatnya
konsentrasi kerja terganggu, kinerja kurang memuaskan dan individu tidak dapat
2
3
pekerjaan dapat menjadi pembangkit stres. Tenaga kerja yang menentukan sejauh mana
situasi yang dihadapi merupakan situasi stres atau tidak. Tenaga kerja dalam interaksinya
dipekerjaan, dipengaruhi pula oleh hasil interaksi di tempat lain, di rumah, di sekolah, di
Menurut Nur (2013) Hasil observasi awal terlihat konflik, stres kerja, dan kepuasan
kerja menjadi hal yang sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Hasil penelitian:
(1) Konflik, Stres Kerja dan kepuasan kerja secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap kinerja karyawan; (2) Konflik berpengaruh negatif terhadap kinerja karyawan
artinya semakin tinggi tingkat konflik yang dimiliki akan memberikan dampak negatif
terhadap kinerja.
Dari uraian permasalahan dan informasi yang didapat dari para karyawan di
PT Pertamina Retail, yaitu turunnya semangat kerja karyawan dikarenakan oleh 2 (dua)
faktor dominan yakni konflik kerja dan stres kerja karyawannya. Konflik kerja adalah
ketidaksesuaian antara dua atau lebih anggota atau kelompok dalam suatu perusahaan
karena kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai atau persepsi.
Selain itu konflik diartikan sebagai perbedaan, pertentangan dan perselisihan, konflik yang
kerja yang bersifat disfungsional yaitu, mendominasi diskusi, tidak senang bekerja dalam
informasi yang didapat dari hasil wawancara dengan beberapa orang karyawan di
PT Pertamina Retail, Konflik yang dominan terjadi di PT Pertamina Retail adalah konflik
antara rekan sekerja yaitu kurang adanya rasa saling mendukung dalam mengerjakan
pekerjaan sebagai team, disamping itu sifat saling menjatuhkan antara karyawan satu dan
3
4
Konflik adalah suatu pertentangan yang terjadi antara apa yang diharapkan oleh
seseorang terhadap dirinya, orang lain, organisasi dengan kenyataan apa yang
presence of tension), atau munculnya kesulitan-kesulitan lain diantara dua belah pihak atau
lebih. Konflik sering menimbulkan sikap oposisi antara kedua belah pihak, sampai kepada
tahap dimana pihak-pihak yang terlibat memandang satu sama lain sebagai penghalang dan
simultan maupun parsial motivasi dan konflik peran berpengaruh terhadap semangat kerja
bahwa tinggi atau rendahnya semangat kerja karyawan mendapatkan kontribusi dari faktor
Semangat kerja dapat diartikan sebagai suatu iklim atau suasana kerja yang
melaksanakan pekerjaan dan mendorong mereka untuk bekerja secara lebih baik dan lebih
produktif. Semangat kerja merupakan hal penting yang harus dijalani oleh setiap karyawan
atau kelompok yang mendalam dan puas terhadap kebijakan, karir, kondisi kerja, kerja
sama, dan lingkungan kerja serta mendorong mereka untuk bekerja secara lebih baik dan
produktif. Adapun ciri-ciri dari turunya semangat kerja yaitu, naiknya produktivitas kerja,
tingkat absensi yang rendah, Labour turn over (tingkat perpindahan) yang menurun, tidak
atau berkurangnya kegelisahan. Berdasarakan informasi yang didapat dari hasil wawancara
4
5
terhadap semangat kerja karyawan dapat terlihat dari, tingkat absensi yang tinggi
yang tinggi, tingkat absensi dikarenakan beban kerja yang terlalu berat sehingga karyawan
cenderung tidak masuk kerja tanpa keterangan dan tingkat perpindahan yang tinggi akibat
dari perselisihan di antara karyawan yang terus menerus berkibat pada tidak betahnya
Di dalam melaksanakan kegiatan kerja karyawan tidak akan terlepas dari semangat
kerja sehingga dengan demikian karyawan tersebut akan selalu mampu melaksanakan
pekerjaan dengan baik. Yang dimaksud dengan semangat kerja adalah dorongan yang
menyebabkan melakukan pekerjaan secara lebih giat, sehingga dengan demikian pekerjaan
akan dapat diharapkan lebih cepat dan lebih baik. Semangat kerja dapat diartikan sebagai
semacam pernyataan ringkas dari kekuatan-kekuatan psikologis yang beraneka ragam yang
menekan sehubungan dengan pekerjaan mereka. Semangat kerja dapat diartikan juga
sebagai suatu iklim atau suasana kerja yang terdapat di dalam suatu organisasi yang
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis tertarik menelaah
secara lebih mendalam, stres kerja dan konflik kerja yang berdampak pada semangat kerja
DI PT PERTAMINA RETAIL”.
5
6
sebagai berikut:
PT Pertamina Retail?
PT Pertamina Retail?
PT Pertamina Retail.
PT Pertamina Retail.
5. Apakah stres kerja dan konflik kerja berpengaruh terhadap semangat kerja karyawan
di PT Pertamina Retail.
6. Apakah stres kerja dan konflik kerja tidak berpengaruh terhadap semangat kerja
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah membahas bagaimana pengaruh stres
kerja dan konflik kerja terhadap semangat kerja karyawan di PT Pertamina Retail Periode
Retail.
6
7
PT Pertamina Retail.
3. Untuk menganalisis stres kerja dan konflik kerja terhadap semangat kerja karyawan
di PT Pertamina Retail.
Kegiatan penelitian yang sudah dilaksanakan oleh penulis dapat memberikan banyak
manfaat bagi berbagai pihak yang berhubungan baik secara langsung maupun tidak
3. Sebagai bahan masukan apabila menghadapi kasus atau masalah yang serupa
selama perkuliahan.
bangku perkuliahan.
7
8
SDM sebagai salah satu unsur penunjang organisasi, dapat diartikan sebagai
manusia yang bekerja di lingkungan suatu organisasi (disebut personil, tenaga kerja,
modal non-material dalam organisasi bisnis, yang dapat diwujudkan menjadi potensi
nyata secara fisik dan nonfisik dalam mewujudkan eksistensi organisasi. Mengingat
betapa pentingya peran SDM untuk kemajuan organisasi, maka organisasi dengan
model yang lebih moderat menekankan pada fungsi SDM dengan orientasi jangka
panjang. Berikut ini adalah pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia menurut
para ahli.
adalah Ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan
Daya Manusia adalah ilmu dan seni mendayagunakan manusia atau proses
8
9
sedemikian rupa sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien.
tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan. Stres kerja ini
tampak dari Sympton antara lain emosi tidak stabil, perasaan tidak tenang,
Salah satu masalah yang pasti akan dihadapi oleh setiap orang dalam
kehidupan berkarya adalah stres yang harus diatasi, baik oleh karyawan
sendiri tanpa bantuan orang lain, maupun dengan bantuan pihak lain. Para ahli
mengatakan bahwa stres dapat timbul sebagai akibat tekanan atau ketegangan
9
10
tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan individu
tersebut dan yang hasilnya dipandang tidak pasti dan penting”. Dari uraian di
pekerjaan.
“beban kerja yang dirasakan terlalu berat, waktu kerja yang mendesak,
kualitas pengawasan yang rendah, iklim kerja yang tidak sehat, otoritas kerja
kerja, perbedaan nilai antara karyawan dengan pemimpin yang frustasi dalam
kerja”.
stres disebut dengan istilah stressors. Stres dapat disebabkan oleh satu
beberapa stressor. Terdapat dua kategori penyebab stres yaitu on the job dan
Stres on the job adalah stres yang disebabkan karena masalah yang
bagi karyawan dinyatakan sebagai penyebab stres on the job antara lain:
tanggungjawab.
8. Frustasi.
antara lain:
1. Kekhawatiran finansial.
3. Masalah-masalah fisik.
4. Masalah-masalah perkawinan.
11
12
a. Cepat tersinggung.
b. Tidak komunikatif.
c. Banyak melamun.
d. Lelah mental.
karyawan.
a. Meningkatkan keimanan.
12
13
d. Melakukan relaksasi.
bergurau.
13
14
stres. Dalam hal ini karyawan secara periode waktu yang kontinyu
secara teratur.
yang terjadi antara apa yang diharapkan oleh seseorang terhadap dirinya,
harus membagi sumber daya yang terbatas atau kegiatan-kegiatan kerja atau
14
15
“suatu proses yang bermula ketika satu pihak merasakan bahwa pihak lain
merugikan”.
manajer.
konflik yang terjadi antara pimpinan unit dengan stafnya terutama staf yang
15
16
6. Perbedaan persepsi.
dapat menjadi penyebab konflik ketika para anggota dalam sebuah organisasi
maupun antarorganisasi tidak dapat atau tidak mau untuk saling mengerti dan
sebagian anggota tidak bisa memahami pekerjaan mereka dari struktur tugas
yang ada, atau juga terjadi ketidaksesuaian dalam hal pembagian kerja,
16
17
tidak dapat saling memahami satu sama lain, sehingga terjadi berbagai
kelompok kerja.
17
18
cara:
karena anggota pasif yang disebabkan oleh situasi di mana konflik terlalu
mendorong persaingan.
konflik. Metode ini ada dua. Pertama, mengganti tujuan yang menimbulkan
18
19
yang adil.
19
20
disetujui bersama).
untuk melakukan pekerjaan lebih cepat dan lebih baik di sebuah perusahaan.
Kondisi melakukan pekerjaan lebih cepat dan lebih baik merupakan gambaran
berdisiplin untuk mencapai prestasi kerja yang maksimal. Semangat kerja ini
20
21
organisasi untuk mengerjakan tugas dengan lebih baik dan lebih cepat.
semangat kerja selalu ada dan memang secara umum dapat terjadi. Menurut
pekerjaan, dan sebagainya. Bila terjadi penurunan produktivitas, maka hal ini
kerja.
dihinggapi rasa malas untuk bekerja. Apalagi kompensasi atau upah yang
tempat pekerjaan lain yang lebih sesuai dengan alasan mencari kenyamanan
21
22
kerusakan merupakan indikasi yang cukup kuat bahwa semangat kerja telah
menurun.
5. Kegelisahan dimana-mana
itu sendiri.
7. Pemogokan
sebagainya. Jika hal ini terus berlanjut maka akan berujung ada munculnya
pemogokan.
dalam tugasnya. Hal ini termasuk waktu yang hilang karena sakit,
22
23
diberhentikan untuk sementara, tidak ada pekerjaan, cuti yang sah atau
orang lain. Kerja sama dapat dilihat dari kesediaan karyawan untuk bekerja
sama dengan rekan kerja atau dengan atasan mereka berdasarkan untuk
mencapai tujuan bersama. Selain itu, kerjasama dapat dilihat dari kesediaan
mereka.
kerja agak sukar diukur karena sifatnya abstrak. Semangat kerja merupakan
23
24
terhadap organisasi.
gairah kerja.
24
25
tenaga kerja.
perusahaan.
pekerjaan dengan baik dan kreatif. Pembinaan semangat kerja dalam suatu
25
26
Tabel 2.1
Penelitian Sebelumnya
Metode
Penulis Variabel Variabe Variabe Hasil
Judul Tahun Analisis
X1 l X2 lY Penelitian
Penelitian
Poundra Pengaruh 2014 Stres Konflik - Metode Stres Kerja
Konflik Kerja Kerja Kuesioner memiliki
Rizky Kerja dan pengaruh
Stres Kerja signifikan
Afrizal Terhadap terhadap
Kepuasan Kepuasan
Kerja Kerja.
26
27
Research Gap
Stres Kerja adalah perasaan yang menekan atau merasa tertekan yang dialami
dibebankan terlalu berat sehingga kuantitas kerja yang dihasilkan karyawan tidak
maksimal. Selain itu waktu kerja yang terlalu pendek dan kurangnya rasa tanggung
pekerjaan ingin mendapatkan respon yang baik dari atasan maupun teman sekerja,
akan tetapi ketika mereka tidak mendapatkan respon tersebut maka karyawan akan
yang dihasilkan akan tidak sesuai dengan standar yang ditentukan. Karyawan yang
tidak cocok dengan pekerjaan ditambah lagi intimidasi dan tekanan dari atasan
27
28
ataupun rekan kerja akan mempengaruhi kualitas kerja. Risiko yang dihadapi oleh
setiap karyawan di berbagai divisi berbeda beda. Dengan risiko yang tinggi tersebut,
kinerja karyawan akan lebih berhati-hati dan ragu-ragu sehingga kualitas kerja
menurun. Selain itu, target dan harapan perusahaan yang tinggi membuat karyawan
yang tidak mampu akan menganggapnya sebagai tekanan dan tidak termotivasi untuk
sebagai suatu fungsi dari peran tertentu yang dimainkan dalam suatu organisasi.
lain.
4. Struktur organisasi.
5. Kepemimpinan organisasi.
kerja karyawan akan mengalami penurunan. Dampak lebih jauh lagi stres kerja ini
Konflik kerja sering terjadi didalam lingkungan kerja. Karyawan yang sering
marah atau emosional akan membuat rekan sekerjanya merasa tidak nyaman. Jika
karyawan marah satu sama lain maka kinerja dan produktifitasnya akan menurun,
28
29
ketika mereka harus bekerja sama dalam tim mereka cenderung hanya akan
tidak tenang dan timbul sikap was – was terhadap teman sekerja, mereka akan
cenderung lebih tertutup karena merasa teman sekerja tersebut tidaklah baik dan
menjadi sebuah ancaman bagi karirnya. Ketika karyawan merasa saling tertekan maka
kepada visi misi dan target perusahaan. Perusahaan akan lebih lambat menyelesaikan
pekerjaan karena karyawannya terlibat konflik. Tentunya hal itu akan berpengaruh
membagi konflik menjadi dua macam, yaitu: konflik fungsional (Functional Conflict),
yaitu konflik yang mendukung pencapaian tujuan kelompok dan konflik disfungsional
29
30
1. Konflik fungsional:
2. Konflik Disfungsional:
a. Mendominasi diskusi.
c. Benturan kepribadian.
e. Ketegangan.
2.3.3 Stres Kerja dan Konflik Kerja Berpengaruh Negatif Terhadap Semangat
Kerja
Stres kerja dapat terjadi didalam diri karyawan, hal itu dikarenakan tekanan
yang terus menerus dari atasan dan intimidasi rekan sekerja. Pekerjaan yang banyak
tidak jarang akan menimbulkan stres kerja, pekerjaan tidak akan selesai tepat waktu.
Stres kerja yang terus menerus akan menurunkan gairah kerja karyawan. Sehingga
stres, karyawan yang saling marah satu sama lain dan saling diam akan membuat
dikerjakan secara tim dan bersama-sama menjadi terbengkalai karena masing masing
karyawan hanya fokusberkontribusi sesuai pekerjaan yang harus dia kerjakan tanpa
30
31
perusahaan tidak akan mencapai visi misi dan targetnya. Stres kerja yang disertai
dengan konflik kerja menciptakan suasana yang tidak kondusif dan kinerja menjadi
tidak optimal. Dengan demikian stres dan konflik kerja berpengaruh negatif terhadap
semangat kerja.
kerja dengan kepuasan kerja dapat dilihat pada gambar 2.2 di bawah ini.
Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran
Stres Kerja
Stephen P. Robbins
(2008:185)
31
32
Berdasarkan tinjuan teoritis dan hasil temuan empiris di atas, maka hipotesis yang
H03: Diduga stres kerja dan konflik kerja tidak berpengaruh terhadap semangat kerja.
Ha3: Diduga stres kerja dan konflik kerja berpengaruh terhadap semangat kerja.
32
33
(2013) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan metode penelitian deskriptif adalah
penelitian dimana peneliti tidak membuat perbandingan variabel (varibel mandiri, variabel
independen dan variabel dependen) pada sampel yang lain, dan mencari hubungan variabel -
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh stres kerja
dan konflik kerja terhadap kinerja karyawan pada PT Pertamina Retail. Metode yang
digunakan adalah metode dengan teknik survey kuesioner kepada responden. Selanjutnya
data yang diperoleh akan diolah dengan model-model statistik menggunakan program SPSS
versi 21.
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat
(dependent). Dalam penelitian ini variabel independent meliputi stres kerja (X1), dan
33
34
Menurut Sugiyono (2013:39), variabel terikat adalah suatu variabel yang akan
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian
dengan elemen-elemen data yang menjadi tolok ukur stres kerja dan konflik kerja
dari objek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep
34
35
35
36
3.3.1 Populasi
“wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
3.3.2 Sampel
jumlah sampel dari populasi tertentu yang dikembangkan, maka digunakan rumus
Dimana:
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = taraf kesalahan, dalam penelitian ini digunakan α = 5%
50
n= = 44.444 = 44
2
1 + 50 (0.05)
36
37
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Simple Random Sampling
dikarenakan populasi yang dijadikan sampel dilakukan secara acak tanpa memperhatikan
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Menurut
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket
dijawab.
mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang
diteliti secara tepat. Uji validitas bertujuan untuk mengetahui kesahihan dari kuesioner
mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas suatu butir pertanyaan dapat dilihat
dari hasil output SPSS pada nilai Corrected Item – Total Corellation > r – tabel.
37
38
menjadi 3 macam yaitu validitas isi (content validity), validitas yang berkaitan dengan
memastikan bahwa ukuran telah cukup memasukan sejumlah item dalam mewakili
semesta konsep yang diukur, maka semakin besar validitas isi. Dengan kata lain
validitas isi adalah sebuah fungsi yang menunjukan seberapa baik dimensi dan elemen
membedakan individual pada kriteria yang akan diperkirakan. Hal ini dapat dilakukan
terjadi ketika skala yang ditetapkan dapat memberdakan individual yang telah
penggunaan ukuran sesuai dengan teori dimana pengujian dirancang. Hal ini dinilai
ketika skor yang dihasilkan oleh dua buah instrumen yang mengukur konsep yang
sama memilki korelasi yang tinggi. Discriminant validityi terjadi ketika berdasarkan
teori, dua buah variabel diperkirakan tidak berkorelasi, dan skor pengukuran yang
dihasilkan juga menunjukan tidak berkorelasi secara empiris. Pada penelitian ini
pernyataan dapat dikatakan valid apabila corrected item total correlation memenuhi
38
39
menggukan korelasi product momment. Nilai rtabel dengan jumlah sampel (n – 50)
pada taraf signifikan (α – 0,05) didapat rtabel 0.279, artinya bila rhitung<rtabel maka butir
instrumen tersebut tidak valid dan apabila rhitung>rtabel, maka butir instrumen
tersebut dapat digunakan (valid). Nilai-nilai koefisien korelasi untuk uji validitas
Tabel 3.2.
Hasil Uji Validitas Variabel X1, X2, dan Y
r r r r r r
X1 Ket X2 Ket Y Ket
hitung tabel hitung table hitung tabel
Tidak
P1 0,220 0,279 P11 0,573 0,279 Valid P21 0,518 0,279 Valid
Valid
Tidak
P2 0,618 0,279 Valid P12 0,470 0,279 Valid P22 0,080 0,279
Valid
P3 0,370 0,279 Valid P13 0,669 0,279 Valid P23 0,608 0,279 Valid
P4 0,562 0,279 Valid P14 0,767 0,279 Valid P24 0,583 0,279 Valid
P5 0,659 0,279 Valid P15 0,279 0,279 Valid P25 0,626 0,279 Valid
P6 0,578 0,279 Valid P16 0,433 0,279 Valid P26 0,359 0,279 Valid
P7 0,586 0,279 Valid P17 0,435 0,279 Valid P27 0,644 0,279 Valid
P8 0,581 0,279 Valid P18 0,719 0,279 Valid P28 0,678 0,279 Valid
P9 0,799 0,279 Valid P19 0,759 0,279 Valid P29 0,491 0,279 Valid
P10 0,694 0,279 Valid P20 0,592 0,279 Valid P30 0,298 0,279 Valid
39
40
sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto,
rumus alpha α, karena instrumen dalam penelitian ini berbentuk daftar pertanyaan
yang skornya merupakan rentangan antara 1-5 dan uji validitas menggunakan item
total, dimana untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0,
misalnya daftar pertanyaan yang berbentuk uraian maka menggunakan rumus alpha α:
Rumus:
k ƩS2 j
α= 1-
k–1 S2 x
Keterangan :
k = jumlah item
reliabilitas pada setiap variabel, menurut Sufren dan Natanael (2013:55-56) butir
pernyataan baik apabila koefisien cronbach’s alpha minimal berada pada 0,6 – 0,8.
40
41
1. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian ini diperlukan karena
untuk melakukan uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti
distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar atau tidak dipenuhi maka uji statistik
menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil (Erlina, 2011:100). Uji normalitas pada
2. Uji Autokorelasi
autokorelasi dalam model regresi adalah variabel sample tidak dapat menggambarkan
dilakukan melalui pengujian terhadap nilai uji Durbin Watson (uji DW).
3. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah sebuah regresi terjadi ketidaksamaan
varians dan residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians residual
dari suatu pengamatan ke pengamatan yang tetap, maka disebuat homokedastistasis atau
4. Uji Multikolinearitas
multikolinearitas yang harus diatasi (Umar, 2008:177). Ketentuan untuk mendeteksi ada
41
42
a. Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai
Tolerance tidak kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakan terbebas dari
dari 0,70, maka model dapat dinyatakan bebas dari asumsi klasik multikolinieritas. Jika
lebih dari 0,7 maka diasumsikan terjadi korelasi yang sangat kuat antar variabel
karakteristik data. Dalam suatu penelitian, analisis deskriptif perlu dilakukan karena
Mengevaluasi hasil kuesioner dari variabel Stress Kerja dan Konflik Kerja
terhadap Semangat Kerja ke dalam bentuk. Adapun interprestasi hasil tabel ditentukan
berdasarkan rentang kriteria penilaian yang dapat dihitung melalui nilai tertinggi dan
terendah.
a. Bila semua responden menjawab dengan skala terendah (1) maka total nilai
adalah 50 x 1 = 50
b. Bila semua responden menjawab dengan skala tertinggi (5) maka total nilai
adalah 50 x 5 = 250
42
43
Dari hasil perhitungan nilai tertinggi dan terendah akan dapat ditentukan
interval atau jaraknya. Namun sebelum langkah tersebut dilakukan, maka akan
dilakukan tabulasi hasil kuesioner terlebih dahulu rentang tiap kriteria penilaian
Jarak =
Jarak =
= 40
Tabel 3.3.
Skala Penilaian
169-209 Baik
43
44
ini bertujuan untuk menghadapi perubahan pasar retail khususnya Stasiun Pengisian
Bahan Bakar Umum (SPBU) di Indonesia menuju pasar bebas dunia. Pada tanggal 1
Februari 2006 ditetapkan oleh Direktur Jenderal Administrasi Hukum dan Umum,
Kementrian Hukum dan Ham Republik Indonesia. Terhitung sejak Maret 2006,
bertujuan untuk menjadi Perusahaan ritel global yang berkelas dengan memberikan
nilai dari diversifikasi bisnis Ritel Bahan Bakar dan Non-Bahan Bakar melalui produk
dan jasa yang terintegrasi. Di tahun 2013, inisiasi-inisiasi bisnis baru, pengukuhan
kemitraan-kemitraan baru dan hasil sinergi penjualan antar antar unit bisnis dengan
akan mengoptimalkan dan terus mengembangkan aset dan infrastruktur yang dimiliki
memberikan kontribusi lebih bagi Perusahaan Induk dan Negara, dan tetap terus
pelanggan.
Visi:
Misi:
dan menguntungkan.
2. Meningkatkan citra Pertamina melalui jaminan kualitas produk dan layanan prima.
PT Pertamina Retail, kemudian data tersebut diolah. Responden yang telah mengisi
kuesioner kemudian diolah datanya berdasarkan jenis kelamin, usia, dan lama bekerka
seperti berikut.
45
46
Tabel 4.1
Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Laki – laki 10 20
Perempuan 40 80
Total 50 100
Pertamina Retail yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah yang
4.2.1.2 Usia
Tabel 4.2
Profil Responden Berdasarkan Jenis Usia
18 – 25 28 56
26 – 33 13 26
34 – 41 9 18
Total 50 100
Retail yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah yang berusia di
46
47
(18%).
Tabel 4.3
Profil Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Total 50 100.0
sebagian besar frekuensi Lama Bekerja responden lebih banyak terdapat 3-5
tahun mencapai 50.0 persen, diikuti dengan 5-10 tahun yang presentasenya
26.0 persen, dan lebih sedikit terdapat < 3 tahun mencapai 24.0 persen.
47
48
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Stress Kerja (X1)
Retail memiliki rata-rata 179.5, dimana nilai ini termasuk pada kategori baik.
Hal ini berarti Stress Kerja pada PT Pertamina Retail berada pada predikat
baik.
48
49
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Konflik Kerja (X2)
49
50
PT Pertamina Retail memiliki rata-rata 183.0, dimana nilai ini termasuk pada
kategori baik. Hal ini berarti Konflik Kerja pada PT Pertamina Retail berada
mereka tidak masuk bekerja, tidak adanya reward dan punishment untuk para
dengan perusahaan.
50
51
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Semangat Kerja (Y)
PT Pertamina Retail memiliki rata-rata 181.7, dimana nilai ini termasuk pada
kategori baik. Hal ini berarti Semangat Kerja pada PT Pertamina Retail berada
51
52
masing variabel:
Tabel 4.8
Hasil Uji Normalitas
Unstandardized
Residual
N 10
Mean .0000000
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 7.67365368
Absolute .232
Negative -.232
Kolmogorov-Smirnov Z .734
terdistribusi secara normal. Hal ini dapat dilihat dari tingkat signifikan untuk
variabel independen (stress kerja dan konflik kerja) dan dependen (semangat
52
53
dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lainnya. Berikut hasil dari
Tabel 4.9
Hasil Uji teroskedastisitas
bawah angka nol sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini
53
54
periode sebelumnya.
Tabel 5.0
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Std. Error
Adjusted R of the Durbin-
Model R R Square Square Estimate Watson
1 .604a ,365 ,183 8,701 2,381
Dari hasil tabel Model Summary di atas, dapat diperoleh nilai DW sebesar
2,381
Nilai dL = 1,2837
Nilai dU = 1,5666
DW = 2,381
2,381 < 2,7163. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi.
54
55
Tabel 5.1
Durbin Waston
DW Keterangan
Jika dilihat dari ketentuan uji DW yang digunakan, maka dapat disimpulkan
Tabel 5.2
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta T Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 188,149 77,569 2,426 ,046
55
56
1. Jika nilai VIF < 10 maka tidak terjadi gejala multikolinearitas diantara variabel
bebas.
2. Jika nilai VIF > 10 maka terjadi gejala multikolinearits diantara variabel
bebas.Dapat diketahui bahwa nilai VIF X1 sebesar 1,320 dan nilai VIF X2
sebesar 1,320. Artinya, nilai VIF < 10. Dengan demikian, dapat disimpulkan
Hasil pengujian asumsi klasik yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
model regresi telah bebas dari masalah normalitas data, tidak terjadi multikolinearitas
dan tidak terjadi heteroskedastisitas. Selanjutnya dilakukan uji estimasi linier berganda
Tabel 5.3
Hasil Analisis Persamaan Garis Regresi
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 188,149 77,569 2,426 ,046
Berdasarkan output regresi linier di atas, model analisis regresi berganda yang
56
57
Keterangan:
sebesar 188,149 apabila nilai X dinyatakan nol. Koefisien regresi pada variabel stress
kerja adalah sebesar 0,245 tanda positif pada koefisien regresi menandakan hubungan
yang searah antara variabel independen terhadap variabel dependen atau dengan kata
lain kenaikan stress kerja sebanyak satu-satuan menaikan kinerja karyawan sebanyak
0,245 satuan. tanda negatif pada koefisien regresi menandakan hubungan yang tidak
searah antara variabel independen terhadap variabel dependen atau dengan kata lain
Koefisien regresi pada variabel motivasi adalah sebesar -0,260 tanda negatif
pada koefisien regresi menandakan hubungan yang tidak searah antara variabel
independen terhadap variabel dependen atau dengan kata lain kenaikan konflik kerja
57
58
Tabel 5.4
Hasil Koefisien Determinasi (R2)
Model Summary
Std. Error
Adjusted R of the
Model R R Square Square Estimate
1 .604
a
,365 ,183 8,701
Tabel di atas menunjukan bahwa nilai adjusted R square adalah sebesar 0,183
sedangkan sisanya 81,7% dijelaskan oleh variabel lain diluar variabel independen.
independen secara parsial terhadap variabel dependen. Berikut ini adalah hasil SPSS
58
59
Tabel 5.5
Hasil Uji T (Parsial) Stress Kerja (X1)
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 117,987 39,842 2,961 ,018
1. Nilai t hitung dari Stress Kerja (X1) adalah sebesar 1,696 > t table yaitu dengan
N-2 = 50-2 = 48 dengan alpha 5% maka idapat t table sebesar 1,677. Karena t
hitung > t table yaitu 1,696 > 1,677 dengan sig = 0,128 > 0,05 maka hipotesis
diterima artinya terdapat pengaruh yang positif antara stress kerja terhadap
independen secara parsial terhadap variabel dependen. Berikut ini adalah hasil SPSS
59
60
Tabel 5.6
Hasil Uji T (Parsial) Konflik Kerja (X2)
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 253,227 38,572 6,565 ,000
Nilai t hitung dari Konflik Kerja (X2) adalah sebesar -1,763 < t table yaitu
dengan N-2 = 50-2 = 48 dengan alpha 5% maka idapat t table sebesar 1,677. Karena t
hitung < t table yaitu 1,763 < 1,677 dengan sig = 0,116 > 0,05 maka hal ditolak
Pertamina Retail.
Tabel 5.7
Hasil Uji F (Simultan)
ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares Df Square F Sig.
1 Regression 304,435 2 152,218 2,011 .204b
Berdasarkan tabel hasil uji F diatas didapat F hitung sebesar 2,011 < F table
yaitu dengan N-k-1 = 50-3-1 = 46 sebagai penyebut dan pembilang 2 dengan alpha 5%
maka didapat F table sebesar 3,20. Karena F hitung < F table yaitu 2,011 < 3,20 dan sig
60
61
= 0,204 > 0,05, maka Ha ditolak dan Ho diterima artinya stress kerja dan konflik kerja
Berdasarkan hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini yaitu “Diduga
adanya pengaruh antara stress kerja terhadap semangat kerja”. Dari hasil penelitian
diperoleh dari hasil t hitung stress kerja adalah sebesar 1,696 dengan tingkat signifikan
sebesar 0,128 (>0.05) maka secara parsial stress kerja (X1) berpengaruh signifikan
terhadap semangat kerja (Y) karyawan di PT Pertamina Retail. Hasil penelitian ini sesuai
dengan hasil penelitian terdahulu oleh Poundra Rizky Afrizal (2014) yang menyatakan
bahwa Konflik dan Stres Kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja pada PT
Taspen (Persero).
Berdasarkan hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini yaitu “Diduga
adanya pengaruh antara konflik kerja terhadap semangat kerja”. Dari hasil penelitian
diperoleh nilai t hitung konflik kerja (X2) adalah sebesar -1,763 dengan tingkat signifikan
sebesar 0,116 (>0.05), maka secara parsial konflik kerja tidak berpengaruh terhadap
semangat kerja (Y). Hasil penelitian ini sesuai dengan yang dilakukan oleh Mahmudah
(2014) yang mengemukakan bahwa variabel semangat kerja secara signifikan dipengaruhi
Pada table koefisien determinasi ditunjukan bahwa nilai adjusted R square adalah
sebesar 0,183 yang artinya variabel independen mampu menjelaskan 18,3% peningkatan
atau penurunan variabel semangat kerja dapat dijelaskan oleh variabel stress kerja dan
konflik kerja, sedangkan sisanya 81,7% dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel yang
diteliti, misalnya kepuasan kerja, kinerja pegawai, motivasi kerja dan lain sebagainya.
61
62
pengaruh yang signifikan secara simultan (bersama-sama) antara variabel bebas (Stres
Kerja dan Konflik Kerja) mempengaruhi variabel terkait (kepuasan kerja). Selain itu,
secara parsial diketahui bahwa stres kerja (X1) berpengaruh dan signifikan terhadap
Menurut Nur (2013) Hasil observasi awal terlihat konflik, stres kerja, dan kepuasan
kerja menjadi hal yang sangat berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Hasil penelitian: (1)
Konflik, Stres Kerja dan kepuasan kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
kinerja pegawai; (2) Konflik berpengaruh negatif terhadap kinerja pegawai artinya semakin
tinggi tingkat konflik yang dimiliki akan memberikan dampak negatif terhadap kinerja.
Menurut Mahmudah (2014) berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa secara simultan
maupun parsial motivasi dan konflik peran berpengaruh terhadap semangat kerja karyawan.
Berpengaruhnya Kedua variabel bebas terhadap variabel terikat menandakan bahwa tinggi
atau rendahnya semangat kerja karyawan mendapatkan kontribusi dari faktor motivasi dan
konflik peran.
62
63
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian Pengaruh Stres Kerja dan Konflik Kerja Terhadap
Semangat Kerja Karyawan di PT Pertamina Retail dapat ditarik beberapa poin kesimpulan
1. Hasil penelitian menunjukan bahwa Stres Kerja (X1) pada PT Pertamina Retail
2. Hasil penelitian menunjukan bahwa Konflik Kerja (X2) pada PT Pertamina Retail
3. Hasil penelitian menunjukan bahwa Semangat Kerja (Y) pada PT Pertamina Retail
4. Stres kerja secara parsial berpengaruh positif terhadap semangat kerja karyawan
PT Pertamina Retail.
5. Konflik kerja secara parsial berpengaruh negatif terhadap semangat kerja karyawan
PT Pertamina Retail.
6. Stres kerja dan konflik kerja secara parsial tidak berpengaruh terhadap semangat kerja
63
64
1. Variabel yang diteliti masih dirasa belum cukup untuk mengukur variabel yang dapat
menambah variabel yang benar – benar dapat mempengaruhi semangat kerja karyawan.
2. Penelitian ini hanya dilakukan dengan metode survey melalui kuesioner sehingga
peneliti tidak dapat mengontrol jawaban responden, dimana responden bisa saja tidak jujur
dalam responnya.
5.3 Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian maka untuk mencapai tujuan dalam upaya meningkatkan
semangat kerja pada PT Pertamina Retail, maka rekomendasi yang dapat diberikan kepada
1. Dilihat dari tabel rekapitulasi variabel stress kerja dengan kategori baik, maka perlu
sebesar 158 poin yaitu pekerjaan dan tugas saya tidak membosankan. Maka dari itu untuk
meningkatkan kategorinya dengan cara cari hal yang menyenangkan saat bekerja, misalnya
menyenangkan.
2. Dilihat dari tabel rekapitulasi variabel konflik kerja dengan kategori baik, maka perlu
sebesar 160 poin yaitu saya merasakan koordinasi yang baik di kantor. Maka dari itu untuk
3. Dilihat dari tabel rekapitulasi variabel semangat kerja dengan kategori baik, maka
64
65
memperhatikan butir poin terendah sebesar 160 poin yaitu tidak adanya reward untuk
karyawan yang rajin datang pagi. Maka dari itu untuk meningkatkan kategorinya,
perusahaan perlu memberikan reward dalam berupa materi atau non materi yang bertujuan
untuk memicu semangat kerja karyawan lain untuk rajin datang pagi.
65
66
DAFTAR PUSTAKA
AA. Anwar Prabu Mangkunegara. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Ke
Tujuh, Bandung: Remaja Rosdakarya.
AA. Anwar Prabu Mangkunegara, (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Afrizal, Poundra Rizky; Mochammad Al Musadieq; dan Ika Ruhana. 2014. Pengaruh
Konflik Kerja dan Stres Kerja Terhadap Kepuasan Kerja: Studi Pada Karyawan PT.
TASPEN (PERSERO) Cabang Malang. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), 8 (1), h: 1-10.
Universitas Brawijaya Malang.
Badriyah, Mila. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Pustaka Setia.
Handoko, T. Hani. (2012). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:
BPFE.
Hasibuan, Malayu S.P. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi, Jakarta:
Bumi Aksara.
Nur, Saina. (2013). Konflik, Stres Kerja dan Kepuasan Kerja Pengaruhnya Terhadap
Kinerja Pegawai Pada Universitas Khairun Ternate. Jurnal EMBA, Vol 1, No 3, Agustus.
739-749. Universitas Sam Ratulangi Manado.
Rivai, Veithzal dan Ella Jauvani Sagala. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk
Perusahaan. Edisi Kedua, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Robbins, Stephen P. (2008). Perilaku Organisasi. Alih Bahasa Drs Benyamin Molan.
Jakarta: Indeks.
66
67
Sule, E.T dan Saefullah, Kurniawan. (2005). Pengantar Manajemen. Jakarta: Prenada
Media
Mahmudah. (2014). Pengaruh Motivasi dan Konflik Peran Terhadap Semangat Kerja
Karyawan RSUD Saras Husada Purworejo, Vol 10, No 2b.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=284979&val=617&title=PENGARUH
%20MOTIVASI%20DAN%20KONFLIK%20PERAN%20%20TERHADAP%20SEMAN
GAT%20KERJA%20KARYAWAN%20%20RSUD%20SARAS%20HUSADA%20PURW
OREJO
67
68
LAMPIRAN
Lampiran 1
No. Kuesioner:
KUESIONER
PENGARUH STRES KERJA DAN KONFLIK KERJA
TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN
PADA PT PERTAMINA RETAIL
yang diberikan. Informasi yang diberikan merupakan bantuan yang sangat berarti
dalam menyelesaikan penelitian ini. Atas bantuan dan perhatiannya saya ucapkan
terima kasih.
A. IDENTITAS RESPONDEN
Tingkat Pendidikan : 1) D3 2) S1 3) S2
B. PETUNJUK PENILAIAN
Dalam skala ini tidak ada penilaian benar atau salah, jawaban yang paling
68
69
SS S KS TS STS
69
70
70
lxxi
5. tugas
Tidakyang jelas
adanya reward untuk karyawan yang rajin
datang pagi
Lampiran 2
Lampiran 3
STRES KERJA
NO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4
2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3
4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4
5 5 5 4 5 5 3 4 5 5 5
6 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4
7 5 5 5 3 4 2 3 2 3 3
8 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4
9 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4
10 5 5 5 4 5 5 5 3 5 4
11 4 4 4 5 5 4 3 2 3 3
12 2 3 3 3 2 3 4 3 3 4
13 3 4 4 4 1 4 4 4 4 4
14 4 4 4 3 3 2 3 2 2 2
15 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4
16 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4
17 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4
18 5 5 4 4 4 4 3 3 3 4
19 5 4 4 5 5 4 3 3 2 3
20 4 3 3 4 4 5 5 3 3 4
21 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3
22 5 5 4 5 3 3 4 4 4 4
23 4 4 4 3 4 4 3 2 3 3
24 4 4 4 5 4 3 2 2 2 2
25 3 2 3 4 3 3 4 4 3 3
26 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4
27 4 4 4 4 4 2 2 2 3 4
lxxvi
28 3 4 4 4 4 3 4 3 5 5
29 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3
30 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4
31 4 3 4 4 3 2 2 2 2 2
32 2 2 3 3 3 2 3 1 2 2
33 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5
34 2 1 4 4 3 5 2 5 5 4
35 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3
36 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
37 4 3 4 3 4 2 2 3 3 3
38 4 4 3 4 3 2 2 2 2 2
39 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2
40 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3
41 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3
42 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3
43 4 4 4 5 4 3 2 2 2 2
44 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4
45 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4
46 4 4 4 3 3 2 3 2 2 2
47 3 4 4 4 1 4 4 4 4 4
48 4 4 4 4 4 4 2 2 2 3
49 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5
50 4 4 4 4 4 4 2 2 2 3
lxxvii
KONFLIK KERJA
NO
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 2 2 3 4 3 4 4 4 4 4
2 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4
3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3
4 2 2 3 4 3 4 4 3 4 3
5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3
6 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4
7 3 4 5 3 5 5 4 4 3 4
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
9 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4
10 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
11 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3
12 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4
13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
14 2 4 2 2 4 4 4 4 2 4
15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
16 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
17 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4
18 3 4 4 5 5 5 4 4 4 4
19 4 3 2 3 3 3 4 4 4 4
20 4 5 5 5 4 4 4 3 3 5
21 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3
22 4 4 4 3 3 3 3 4 2 4
23 3 4 4 4 5 5 5 4 4 4
24 1 4 2 4 4 4 4 4 4 4
25 3 2 2 3 4 4 2 4 4 4
26 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4
27 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4
28 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4
lxxviii
29 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4
30 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4
31 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3
32 4 2 3 4 4 4 4 4 2 2
33 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4
34 4 2 3 3 5 5 4 2 2 3
35 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4
36 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
37 2 3 2 3 4 4 3 4 4 4
38 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4
39 2 4 4 4 4 4 4 4 2 2
40 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3
41 3 2 2 3 4 4 2 4 4 4
42 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3
43 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3
44 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4
45 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4
46 2 4 2 2 4 4 4 4 2 3
47 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
48 3 2 4 4 4 4 4 4 3 3
49 5 3 5 5 5 3 3 3 4 4
50 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3
lxxix
Lampiran 4
Unstandardized Residual
N 10
Positive .177
Negative -.232
Kolmogorov-Smirnov Z .734
Model Summaryb
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta T Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 188,149 77,569 2,426 ,046
konflik_ke
-,260 ,248 -,364 -1,052 ,328 ,758 1,320
rja
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 117,987 39,842 2,961 ,018
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 253,227 38,572 6,565 ,000
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 188,149 77,569 2,426 ,046
Reliability Statistics
Reliability Statistics
Reliability Statistics
Tabel F
lxxxiv
Tabel T
lxxxv
Tabel R
lxxxvi
A. DATA PRIBADI
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Taman Yasmin VI, Jl. Pinang Perak III No. 20, Kota Bogor Kec.
Bogor Barat
Email : richardtriwelthabednego_a@yahoo.co.id
B. PENDIDIKAN FORMAL
C. PENGALAMAN BEKERJA
1. Pernah PKL di Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten selama
3 bulan.
1 tahun.