Anda di halaman 1dari 108

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

PENGUKURAN KINERJA DENGAN


BALANCED SCORECARD PADA UNIT SIMPAN PINJAM
KOPERASI SERBA USAHA (KSU) MEKAR SURYA
KARANGANYAR TAHUN 2010

SKRIPSI

Oleh:

RAMITA KHOLIFATURROHMAH
NIM: K 7407029

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

commiti to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PENGUKURAN KINERJA DENGAN


BALANCED SCORECARD PADA UNIT SIMPAN PINJAM
KOPERASI SERBA USAHA (KSU) MEKAR SURYA
KARANGANYAR TAHUN 2010

Oleh:

RAMITA KHOLIFATURROHMAH
NIM: K 7407029

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan


Gelar Sarjana Pendidikan Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

commitiito user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commitiiito user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commitivto user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commitvto user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAK
Ramita Kholifaturrohmah, PENGUKURAN KINERJA DENGAN BALANCED
SCORECARD PADA UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI SERBA USAHA
(KSU) MEKAR SURYA KARANGANYAR TAHUN 2010. Skripsi, Surakarta:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta,
Januari 2011.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja Unit Simpan


Pinjam Koperasi Serba Usaha (KSU) Mekar Surya Karanganyar apabila diukur
dengan menggunakan konsep Balanced Scorecard melalui empat perspektif,
yaitu: perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal
serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka peneliti menggunakan metode
penelitian deskriptif kualitatif. Strategi penelitian yang digunakan adalah strategi
tunggal terpancang, bila ditinjau dari apek yang diteliti, penelitian ini merupakan
studi kasus (case study). Dalam penelitian ini penentuan sampel dilakukan dengan
cara purposive sampling. Sumber data yang digunakan adalah informan,
dokumen, dan arsip. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Validitas data dilakukan dengan
cara trianggulasi sumber dan review informan. Sedangkan teknik analisis data
yang digunakan adalah teknik analisis model interaktif.
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
(1) Hasil pengukuran kinerja Unit Simpan Pinjam Koperasi Serba Usaha (KSU)
Mekar Surya Karangnyar dilihat dari perspektif keuangan secara umum dinilai
”cukup”. Hal ini dapat dilihat peningkatan pendapatan yang mengalami
penurunan dan dinilai kurang, peningkatan SHU yang mengalami penurunan
sehingga dinilai kurang, efisiensi biaya yang mengalami penurunan sehingga
dinilai baik, cash ratio yang mengalami peningkatan sehingga dinilai baik, rasio
modal terhadap total aktiva yang mengalami peningkatan dan penurunan sehingga
dinilai cukup, dan rasio rentabilitas modal yang mengalami peningkatan sehingga
dinilai baik (2) Hasil pengukuran kinerja dilihat dari perspektif pelanggan secara
umum dinilai ”baik”. Hal ini dapat dilihat akuisisi pelanggan, retensi pelanggan,
dan kepuasan pelanggan yang dinilai ”baik”. (3) Hasil pengukuran kinerja dilihat
dari perspektif proses bisnis intenal secara umum dinilai ”baik”. Hal ini dapat
dilihat pada proses inovasi, proses operasi, dan layanan purna jual yang semuanya
dinilai ”baik”. (4) Hasil pengukuran kinerja dilihat dari perspektif pembelajaran
dan pertumbuhan secara umum dinilai ”cukup”. Hal ini terbukti dengan tingkat
retensi karyawan yang dinilai cukup, produktivitas karyawan yang mengalami
peningkatan dan dinilai baik, serta kapabilitas karyawan yang mengalami
peningkatan yang tidak signifikan dan dinilai cukup. (5) Berdasarkan hasil
penilaian kinerja Unit Simpan Pinjam Koperasi Serba Usaha (KSU) Mekar Surya
Karangnyar tahun 2010 diperoleh hasil bahwa total skor penilaian kinerja adalah
8, dari total bobot standar 15. Sehingga rata-rata skor adalah 8/15 = 0,53 (terletak
antara 0-0,6) yang menunjukkan kinerja Unit Simpan Pinjam Koperasi Serba
Usaha (KSU) Mekar Surya Karangnyar secara keseluruhan dinilai cukup baik.
commitvito user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRACT

Ramita Kholifaturrohmah. THE PERFORMANCE MEASUREMENT


USING BALANCED SCORECARD IN SAVE-LOAN UNIT OF
KARANGANYAR MEKAR SURYA MISCELLANEOUS BUSINESS
COOPERATIVE (KSU) IN 2010. Research, Surakarta: Education and
Teacher Faculty, Sebelas Maret University, January 2011.

The objective of research is to find out the performance of Save-Loan Unit


of Karanganyar Mekar Surya Miscellaneous Business Cooperative (KSU)
measured using the balanced scorecard concept through four perspectives:
financial, customer, internal business process, and learning and growth
perspectives.
Based on this research, the author used a descriptive qualitative research
method. The strategy of research used was a single-embedded strategy; viewed
from the aspect studied, this research belongs to a case study. In this research, the
sampling technique used was purposive sampling one. The data sources used were
informant, document and archive. Techniques of collecting data used were
interview, observation, and document analysis. The data validation was done
using source triangulation and review informant. Meanwhile the technique of
analyzing data used was an interactive model analysis one.
Considering the result of data analysis and discussion, it can be concluded
that: (1) the result of performance measurement in the Save-Loan Unit of
Karanganyar Mekar Surya Miscellaneous Business Cooperative (KSU) viewed
from the financial perspective generally is categorized as “fair”. It can be seen
from the decrease in the income increase and categorized as poor, the declined
SHU increase, so that it is categorized as poor, declined cost efficiency so that it is
categorized as good, increased cash ratio that is categorized as good, increased
and decreased capital-to-total asset ratio categorized fair, and increased capital
rentability ratio so that it is categorized as good. (2) the result of performance
measurement from the customer perspective generally is categorized as “good”. It
can be seen from the customer acquisition, customer retention, and customer
satisfaction categorized as “good”. (3) the result of performance measurement
from the internal business process perspective generally is categorized as “good”.
It can be seen from innovation process, operation process and after-sale service all
of which are categorized as “good”. (4) the result of performance measurement
from the learning and growth perspective generally is categorized as “fair”. It can
be seen from the fair level of employee retention, and increased employee
productivity categorized as good, as well as insignificantly increased capability of
employees categorized as fair. (5) Based on the result of performance assessment
in Save-Loan Unit of Karanganyar Mekar Surya Miscellaneous Business
Cooperative (KSU) in 2010, it can be found that the total score of performance
assessment is 8, from total standard weight of 15. Thus, the mean score is 8/15 =
0.53 (located between 0 and 0.6) indicating that the performance of Save-Loan
Unit of Karanganyar Mekar Surya Miscellaneous Business Cooperative (KSU) is
overall considered as good.
commitviito user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

MOTTO

Success is a journey, not a destination


Sukses adalah perjalanan, bukan tujuan akhir.
(Ben Sweetland)

Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman diantara kamu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan.
(QS. Al Mujadalah:11)

Yang membentuk kepribadian kita adalah apa yang kita lakukan berulang kali,
karena itu kesempurnaan tidaklah dicapai dengan sebuah tindakan sekali saja,
tetapi oleh serangkaian kebiasaan baik yang kita lakukan berulang kali.
(Aristoteles)

Segala keberhasilan dan kekayaan berawal dari sebuah pemikiran.


(Napoleon Hill)

Masa depan bukan bukan terletak pada pekerjaan apapun, tetapi pada orang yang
mengerjakannya.
(George Crane)

Kesuksesan adalah guru yang buruk. Ia membuat orang-orang cerdas menyangka


bahwa mereka tidak bisa gagal.
(Bill Gates)

Fokus pada satu keinginan memungkinkan pencapaian banyak keinginan.


(Mario Teguh)

Penting untuk membiasakan keberhasilan. Cara termudah untuk memulainya


adalah berhasil dalam suatu hal, sekecil apapun, setiap hari, perlahan namun pasti
perbesar tingkatan ambisi dan keberhasilan Anda.
(Michael Korda)

Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari


betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah.
(Thomas Alva Edison)

Kebanyakan dari kita tidak mensyukuri apa yang sudah kita miliki, tetapi kita
selalu menyesali apa yang belum kita capai.
(Schopenhauer)

commit
viiito user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan untukmu,

Ayah dan Bunda Tercinta


atas curahan dan kasih sayang yang tiada henti
kepada kalianlah tempat semua kebanggaan dan prestasi ini menuju
Kedua adikku Yahya Amri Fadli dan Adinda Fatimatuzzahra yang menjadi
inspirasiku untuk segera lulus

R. Suryo Khasabu
yang senantiasa menemaniku, menyemangatiku, serta memberiku senyuman
thanks for all the kindness, love, and understanding you have given to me
unconditionally

commitixto user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji syukur alhamdulillah senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik. Penyusunan
skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih
yang setulus-tulusnya kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan serta
dorongannya. Yang antara lain sebagai berikut :
1. Bapak Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret Surakarta
atas diberikannya ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.
2. Bapak Drs. Saiful Bachri, M.Pd selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial (P.IPS) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Drs. Sutaryadi, M.Pd selaku ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (P.IPS) Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Bapak Drs. Wahyu Adi, M.Pd selaku Ketua BKK Akuntansi, Jurusan P.IPS
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret
Surakarta, yang telah memberikan ijin atas penyusunan skripsi ini.
Terimakasih atas segala bentuk dukungan, motivasi dan kepercayaannya
selama ini.
5. Ibu Prof. Dr. Siswandari, M.Stats selaku Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, terimakasih atas segala motivasinya yang tiada henti
untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

commitxto user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

6. Ibu Dra. Sri Witurachmi, M.M selaku Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, kesempatan dan kemudahan sehingga membantu kelancaran
skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu Dosen BKK Akuntansi yang telah memberikan ilmunya.
8. Seluruh keluarga besar KSU Mekar Surya Karanganyar, terimakasih atas
kerjasamanya dalam mendukung kelancaran penelitian ini.
9. Ayahanda dan Ibunda tersayang serta seluruh keluarga besarku, terimakasih
atas curahan kasih sayang, doa dan dukungannya selama ini.
10. Marching Band dan Kopma UNS, sumber pengalamanku.
11. Teman mahasiswa A1 dan PAK angkatan 2007, semoga kita semua sukses.
12. Seluruh komunitas serta volunteer Solo Batik Carnival 2 dan 3, untuk segala
persahabatan, persaudaraan yang terjalin serta kerja tim yang solid.
13. Mas alam, terimakasih atas bantuannya.
14. Teman-teman kos Linaya, Pondok Titis dan Rinenggo.
15. Untuk Kota Solo yang selalu mengadakan event budaya, sarana untuk
mengembangkan bakat, kreatifitas sekaligus memberikan pengalaman yang
berharga.
16. Teman-teman Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi, terimakasih atas
informasi yang selalu diberikan. Semoga kita bisa meraih impian kita.
Akhir kata, penulis ingin menyampaikan bahwa penyusunan skripsi ini
masih banyak dijumpai kesalahan-kesalahan. Hal itu dikarenakan keterbatasan
kemampuan yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan berbagai masukan dari semua pihak, baik berupa saran maupun
kritik yang sekiranya bisa memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada dalam
penyusunan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surakarta, Januari 2011

Penulis
commitxito user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i


HALAMAN PENGAJUAN.......................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... v
HALAMAN ABSTRAK .............................................................................. vi
HALAMAN MOTTO................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................. x
DAFTAR ISI ................................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... xv
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Perumusan Masalah..................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian......................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian....................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................. 7
A. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 7
1. Pengertian Kinerja ................................................................. 7
2. Pengertian Pengukuran Kinerja ............................................. 8
3. Tujuan dan Manfaat Pengukuran Kinerja ............................... 9
4. Pengertian Visi, Misi dan Strategi.......................................... 12
5. Pengertian Balanced Scorecard ............................................. 14
6. Konsep Balanced Scorecard .................................................. 15
7. Keunggulan Balanced Scorecard ........................................... 18

commitxiito user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

8. Kelemahan Balanced Scorecard ............................................ 20


9. Manfaat Balanced Scorecard ................................................. 21
10. Menterjemahkan Visi dan Strategi ke dalam Empat
Perspektif Balanced Scorecard .............................................. 21
B. Penelitian Yang Relevan.............................................................. 31
C. Kerangka Berfikir........................................................................ 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................... 40
A. Tempat dan Waktu Penelitian...................................................... 40
B. Metode Penelitian........................................................................ 41
C. Sumber Data................................................................................ 42
D. Teknik Sampling ......................................................................... 42
E. Teknik Pengumpulan Data........................................................... 43
F. Validitas Data.............................................................................. 46
G. Analisis Data ............................................................................... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................. 53
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ......................................................... 53
1. Sejarah Singkat Berdirinya KSU Mekar Surya Karanganyar .. 53
2. Stuktur Organisasi KSU Mekar Surya Karanganyar............... 54
3. Produk, Jasa dan Pelayanan .................................................. 60
4. Wilayah Pemasaran .............................................................. 60
5. Permodalan untuk Pengembangan Usaha Koperasi ................ 61
B. Deskripsi Hasil Penelitian............................................................ 62
1. Visi, Misi, Slogan, Motto, Kepercayaan dan Budaya KSU
Mekar Surya Karanganyar ..................................................... 62
2. Program Kerja KSU Mekar Surya Karanganyar Tahun
2010 ..................................................................................... 64
C. Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Kajian Teoeri ............. 65
1. Menterjemahkan Visi, Misi, dan Strategi ke dalam
Balanced Scorecard............................................................... 66
2. Kriteria Keseimbangan Balanced Scorecard pada Unit
Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar .................... 67
commit
xiiito user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3. Mengukur Kinerja Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya


Karanganyar dengan Balanced Scorecard.............................. 69
4. Menilai Hasil Pengukuran Kinerja Unit Simpan Pinjam
KSU Mekar Surya Karanganyar dengan Balanced
Scorecard .............................................................................. 79
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN .................................. 87
A. Simpulan ....................................................................................... 87
B. Implikasi........................................................................................ 88
C. Saran ............................................................................................. 89
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 91
LAMPIRAN ................................................................................................. 93

commit
xivto user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Gambar Nomor Halaman

Gambar 1 Model Pengukuran Kinerja .................................................... 9


Gambar 2 Hubungan sebab-akibat antara empat perspektif dalam
balanced scorecard................................................................ 17
Gambar 3 Keseimbangan sasaran-sasaran strategik yang ditetapkan
dalam perencanaan strategik .................................................. 19
Gambar 4 Balanced Scorecard sebagai kerangka kerja untuk
menerjemahkan srtategi ke dalam kerangka operasional ........ 22
Gambar 5 Perspektif pelanggan-Ukuran utama ...................................... 24
Gambar 6 Proporsi Nilai Pelanggan ....................................................... 26
Gambar 7 Perspektif Proses Bisnis Internal............................................ 27
Gambar 8 Kerangka kerja ukuran Pembelajaran dan Pertumbuhan......... 28
Gambar 9 Kerangka berfikir pengukuran kinerja dengan metode
balanced scorecard................................................................ 39
Gambar 10 Struktur Organisasi KSU Mekar Surya Karanganyar.............. 55
Gambar 11 Hubungan sebab akibat rencana strategis pada Unit Simpan
Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar................................. 66
Gambar 12 Kurva Kinerja Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya
Karanganyar .......................................................................... 86

commitxvto user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

Tabel Nomor Halaman

Tabel 1 Perbedaan Ukuran yang Diteliti ................................................. 34


Tabel 2 Kerangka Kriteria Keseimbangan Unit Simpan Pinjam KSU
Mekar Surya Karanganyar ......................................................... 49
Tabel 3 Kerangka Ikhtisar Kinerja Unit Simpan Pinjam KSU Mekar
Surya Karanganyar .................................................................... 51
Tabel 4 Kerangka Kriteria Keseimbangan Unit Simpan Pinjam KSU
Mekar Surya Karanganyar ......................................................... 68
Tabel 5 Rasio Peningkatan Pendapatan................................................... 70
Tabel 6 Rasio Peningkatan SHU ............................................................. 70
Tabel 7 Rasio Perubahan Biaya .............................................................. 71
Tabel 8 Cash Ratio ................................................................................. 71
Tabel 9 Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aktiva................................ 72
Tabel 10 Rasio Rentabilitas Modal ........................................................... 73
Tabel 11 Data Akuisisi Pelanggan ............................................................ 74
Tabel 12 Retensi Karyawan ...................................................................... 77
Tabel 13 Produktivitas Karyawan ............................................................. 78
Tabel 14 Rasio Karyawan yang Dilatih..................................................... 79
Tabel 15 Rating Scale............................................................................... 79
Tabel 16 Ihktisar Hasil Penilaian Kinerja Unit Simpan Pinjam KSU
Mekar Surya Karanganyar ......................................................... 81

commit
xvito user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran no. Halaman

Lampiran 1 Kisi-kisi Penelitian ................................................................ 93


Lampiran 2 Pedoman Wawancara............................................................. 94
Lampiran 3 Fieldnote ............................................................................... 95
Lampiran 4 Foto-foto Penelitian ............................................................... 106
Lampiran 5 Laporan Neraca Perbandingan Tahun 2009 dan 2008............. 112
Lampiran 6 Laporan Neraca Perbandingan Tahun 2010 dan 2009............. 113
Lampiran 7 Laporan Perbandingan Hasil Usaha Tahun 2009 dan 2008..... 114
Lampiran 8 Laporan Perbandingan Hasil Usaha Tahun 2010 dan 2009..... 115
Lampiran 9 Program Kerja Tahun 2010.................................................... 116
Lampiran 10 Daftar pelatihan dan pembinaan karyawan............................. 117
Lampiran 11 Surat Keterangan Penelitian................................................... 118

commit to user
xvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam era globalisasi sekarang ini, perkembangan dunia bisnis yang
semakin competitive dan turbulence menyebabkan suatu perusahaan diharuskan
melakukan perbaikan di segala bidang agar tetap menjadi pelaku pasar dalam
jangka panjang dengan produk yang berdaya saing tinggi. Kondisi ini
mengharuskan manajemen agar dapat meningkatkan strategi agar mampu
bertahan dan berkembang dalam persaingan.
Peran pelaku ekonomi dalam kegiatan usaha di Indonesia sangat vital bagi
roda perekonomian di Indonesia. Para pelaku ekonomi berupaya membangun
perekonomian yang pada akhirnya turut serta meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Tiga pilar ekonomi nasional yaitu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), swasta
dan koperasi berupaya melakukan usaha seperti di sektor jasa keuangan maupun
pembiayaan. Badan-badan usaha tersebut memberikan berbagai jasa keuangan
maupun pembiayaan untuk membantu serta memfasilitasi masyarakat dan sektor
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Sesuai UU No.20 Tahun 2008,
bahwa sektor UMKM perlu diberdayakan sebagai bagian integral ekonomi rakyat
agar mampu tumbuh dan berkembang menjadi usaha yang tangguh dan mandiri.
Sehingga masing-masing badan usaha tersebut berkompetisi dalam penyaluran
dananya untuk membantu sektor UMKM maupun masyarakat.
Perkembangan badan-badan usaha tersebut masih dihadapkan pada
berbagai permasalahan baik yang bersifat internal maupun eksternal yang kurang
kondusif. Adapun permasalahan tersebut yaitu: (1) aspek infrastruktur dan
kelembagaan; (2) efisiensi operasional; (3) belum optimalnya pemberdayaan
usaha; (4) strategi manajemen yang kurang tepat; (5) rendahnya kemampuan
SDM; (6) permodalan; serta (7) terbatasnya akses pasar (Wijono dalam Ashari).
Peran strategis yang dimainkan pelaku-pelaku ekonomi baik BUMN,
swasta maupun koperasimenuntut adanya penyusunan kebijakan dan
commit
pengembangan strategi agar tetap to user
menjadi pelaku pasar dalam jangka panjang

1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

sehingga lebih optimal dalam pembangunan nasional. Ketiganya dituntut


memiliki daya saing secara internal, regional, nasional maupun lokal.
Untuk mengatasi berbagai kendala tersebut, diperlukan adanya evaluasi
kinerja melalui pengukuran kinerja yang handal (reliable). Pengukuran kinerja
merupakan hal yang esensial bagi perusahaan. Hal ini dikarenakan pengukuran
kinerja dapat digunakan untuk menilai keberhasilan suatu perusahaan serta
penyusunan strategi bisnis yang tepat. Menurut Ciptani (2000) dijelaskan bahwa
pengukuran kinerja pada organisasi digunakan untuk melakukan koordinasi antara
para manajer dengan tujuan dari masing-masing bagian nantinya akan
memberikan kontribusi terhadap kemajuan dan keberhasilan perusahaan dalam
mencapai sasarannya.
Metode pengukuran kinerja yang selama ini banyak digunakan baik pada
sektor swasta maupun publik adalah pengukuran tradisional, yang hanya
menekankan pada aspek finansial saja. Sedangkan apabila diukur hanya dari
aspek finansial saja tidak mampu mencerminkan kinerja organisasi yang
sesungguhnya.
Metode pengukuran kinerja yang dianggap tepat mengatasi kendala-
kendala secara menyeluruh pada lembaga keuangan mikro saat ini yaitu balanced
scorecard. Balanced scorecard merupakan sebuah konsep pengukuran kinerja
yang diperkenalkan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton (2000:22) sebagai
metode pengukuran kinerja komprehensif yang tersusun dalam empat perspektif
yaitu finansial, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan
pertumbuhan. Balanced scorecard mampu menerjemahkan visi, misi, dan strategi
suatu organisasi ke dalam tujuan operasional dan ukuran kinerja baik kinerja
finansial maupun non finansial.
Modell dalam Imelda (2004) menjelaskan bahwa balanced scorecard
dapat membantu organisasi publik dalam mengontrol keuangan dan mengukur
kinerja organisasi. Saat ini, metode balanced scorecard banyak digunakan sebagai
alat pengukuran kinerja pada organisasi bisnis (profit seeking organisation).
Masih jarang implementasi balanced scorecard pada organisasi publik (public
commitkarakteristik
organisation) bahkan organisasi dengan to user khusus seperti koperasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian,


dijelaskan bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang
atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip
koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas
kekeluargaan.
Pengertian ini selaras dengan definisi yang dikemukakan oleh
International Cooperative Alliance (ICA) bahwa ”a cooperative is an autonomous
association of persons united voluntarily to meet their common economic, social,
and cultural needs and aspirations through a jointly owned and democratically
contolled enterprise.”(www.coop.org). Pernyataan ini pun sejalan dengan tujuan
koperasi sebagaimana dikemukakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dalam
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.27 tentang Akuntansi Perkoperasian
bahwa koperasi adalah suatu badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan
pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar prinsip-prinsip
koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup anggota pada
khususnya dan masyarakat daerah kerja pada umumnya, dengan demikian
koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat dan soko guru perekonomian
nasional.
Karakteristik utama koperasi yang membedakannya dengan badan usaha
lain adalah bahwa anggota koperasi memiliki identitas ganda (the dual identity of
the member), yaitu anggota sebagai pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi
(user own oriented firm). Koperasi diharapkan mampu memainkan peranan
sentral dalam tata perekonomian di Indonesia. Usaha memajukan koperasi harus
ditingkatkan dari waktu ke waktu untuk mewujudkan visi dan misi koperasi
sebagai soko guru perekonomian rakyat, gerakan ekonomi rakyat dan wadah
demokrasi ekonomi.
Dinamika ekonomi dan persaingan usaha menjadi tantangan besar bagi
koperasi dalam menjalankan usahanya. Dalam era globalisasi, koperasi harus
bersaing dengan perusahaan-perusahaan global yang memiliki berbagai
keunggulan dalam memutarkan roda bisnisnya. Paradigma masyarakat selama ini
bahwa swasta dianggap paling commit
efisien, toproduktif
user dan manajemen yang baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BUMN dianggap perusahaan yang memiliki hak monopoli, birokratis, dan kurang
efisien. Sedangkan koperasi dianggap sebagai badan usaha yang dimiliki pribadi,
modal dan kapasitas usaha kecil, tidak dikelola dengan baik serta kurang
berkembang. Sejauh ini, Koperasi memang belum bisa berkembang pesat
dibandingkan dengan pelaku-pelaku ekonomi lain seperti BUMN maupun swasta.
Hal ini dikarenakan Koperasi masih dihadapkan pada masalah kinerjanya yang
masih belum optimal. Berbagai aspek seperti permodalan yang masih kecil,
kurangnya penguasaan teknologi mutakhir, ketrampilan yang masih sederhana,
lemahnya kemampuan manajemen, serta kurangnya dukungan pemerintah masih
menjadi problematika koperasi.

Untuk dapat bertahan dalam iklim persaingan usaha, koperasi harus terus
melakukan konsolidasi intern yaitu mengusahakan kebangkitan koperasi agar
dapat menjalankan peranannya dalam kehidupan perekonomian. Kepercayaan
harus terus ditingkatkan dengan menumbuhkan koperasi sebagai badan usaha
yang sehat, layak dan berorientasi pada kepentingan anggota. Untuk itu koperasi
harus mampu meningkatkan daya saingnya seperti meningkatkan kemampuan
manajemen, permodalan, penguasaan teknologi mutakhir serta ketrampilan yang
tinggi untuk menangani berbagai aktivitas usahanya (dalam Buletin Koperasi
Edisi Juli/Agustus/September/1991). Seperti dipaparkan oleh Menteri Negara
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) pada acara ”Puncak Peringatan
Hari Koperasi ke-63 tanggal 15 Juli 2010”, koperasi diharapkan mampu
meningkatkan kinerjanya sehingga menjadi kekuatan ekonomi rakyat yang
mandiri, kreatif dan inovatif untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.

KSU Mekar Surya Karanganyar merupakan salah satu koperasi di wilayah


Karanganyar, dimana lingkungan persaingan bisnis sangat kompetitif. Hal ini
dikarenakan menjamurnya lembaga-lembaga keuangan baik koperasi maupun
lembaga keuangan lainnya di wilayah Karanganyar. KSU Mekar Surya
Karanganyar dituntut untuk melakukan upaya agar mampu bertahan dalam iklim
persaingan yang semakin kompetitif tersebut. Salah satu upaya KSU Mekar Surya
commit to user
Karanganyar untuk dapat bertahan dan memajukan usahanya adalah dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

meningkatkan kinerja koperasi. Untuk itu dilakukan evaluasi kinerja melalui


pengukuran kinerja. Hal ini dilakukan agar Koperasi dapat mengetahui sejauh
mana kondisi usahanya. Dengan mengetahui kondisi usahanya, maka koperasi
dapat mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan aktivitas usahanya serta
menentukan langkah strategis untuk perencanaan selanjutnya. Pengukuran kinerja
dilakukan secara menyeluruh yaitu dari perspektif finansial, pelanggan, proses
bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan.
Berdasarkan alasan tersebut penulis tertarik mengambil judul penelitian
“Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard pada Unit Simpan Pinjam
Koperasi Serba Usaha (KSU) Mekar Surya Karanganyar Tahun 2010”.

B. Perumusan Masalah
Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana
kinerja Unit Simpan Pinjam Koperasi Serba Usaha (KSU) Mekar Surya
Karanganyar apabila diukur dengan menggunakan konsep balanced scorecard.

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja Unit Simpan Pinjam
Koperasi Serba Usaha (KSU) Mekar Surya Karanganyar apabila diukur dengan
menggunakan konsep balanced scorecard melalui empat perspektif, yaitu:
perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, sehingga dapat dijadikan sebagai
informasi bagi manajemen dalam menilai kinerja perusahaan.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Memberikan sumbangan pemikiran dalam pengembangan ilmu
pengetahuan khususnya di bidang akuntansi manajemen serta bagi kepentingan
manajemen suatu badan usaha dalam mengukur kinerja sehingga diharapkan
mampu mendorong badan usaha ke arah yang lebih baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Manfaat Praktis
a. Bagi Koperasi
Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan Unit Simpan
Pinjam Koperasi Serba Usaha (KSU) Mekar Surya Karanganyar, khususnya
yang berkaitan dengan pengukuran kinerja dengan menggunakan konsep
balanced scorecard.
b. Bagi Akademik
Memberi gambaran tentang konsep balanced scorecard dan penerapannya
pada Unit Simpan Pinjam Koperasi Serba Usaha (KSU) Mekar Surya
Karanganyar.
c. Bagi Penulis
Menambah wawasan dan pemahaman tentang pengukuran kinerja pada sebuah
badan usaha khususnya koperasi dengan menggunakan konsep balanced
scorecard.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Kinerja
Kinerja merupakan gambaran pencapaian pelaksanaan suatu
kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan
visi organisasi. Kinerja perusahaan hendaknya merupakan hasil yang dapat diukur
dan menggambarkan kondisi empirik perusahaan dari berbagai ukuran yang telah
disepakati.
Arti istilah kinerja atau dalam bahasa inggris “performance” adalah hasil
kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam
suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-
masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara
legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika (Suyadi
Prawirosentono dalam Riah, 2009).

Definisi kinerja dalam Pramudianto (2007):


a. Menurut Keban (2000: 28)
Performance adalah tingkat pencapaian hasil atau “the degree of
accomplishment” atau dengan kata lain kinerja merupakan tingkat pencapaian
tujuan organisasi.
b. Menurut Simamora (1998: 81)
Kinerja adalah kemampuan organisasi atau individu untuk dapat
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan.
c. Menurut Legowo (1993: 35)
Kinerja atau yang lebih populer dikenal sebagai prestasi kerja adalah
sesuatu hasil yang dicapai oleh seseorang dalam bidang pekerjaan menurut
kriteria tertentu dan berlaku dalam periode waktu yang ditetapkan.

Berdasarkan definisi para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa kinerja


adalah prestasi atau hasil yang telah dicapai menurut kriteria dan periode tertentu
dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
commit to user

7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Pengertian Pengukuran Kinerja


Mardiasmo (2002: 121) mengemukakan bahwa sistem pengukuran kinerja
sektor publik adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu manajer publik
menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur finansial dan non finansial.
Mulyadi dalam Riah (2009) menyatakan bahwa pengukuran kinerja adalah
penentuan secara periodik efektivitas operasional organisasi, bagian organisasi
dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Untuk mengetahui kinerja yang telah dicapai oleh suatu perusahaan maka
perlu dilakukan pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja merupakan faktor yang
sangat penting bagi perusahaan. Hal ini dikarenakan pengukuran kinerja dapat
digunakan untuk menilai keberhasilan suatu perusahaan. Anderson dan Clancy
dalam Sony Yuwono (2002: 23) menyatakan pengukuran kinerja sebagai berikut:
“Feedback from the accountant to management that provides information
about how well the actions represent the plans; it also identifies where
managers may need to make corrections or adjusments in future planning
and controlling activities”.

Pernyataan diatas mengandung makna bahwa pengukuran kinerja mampu


memberikan umpan balik yang akan memberi informasi tentang prestasi
pelaksanaan sebuah rencana dan titik-titik dimana perusahaan memerlukan
penyesuaian atas aktivitas perencanaan dan pengendalian.
Menurut Robert S. Kaplan dan David P. Norton (2000: 128) menyatakan
bahwa tujuan dari sistem pengukuran kinerja adalah untuk memotivasi semua
manajer dan pekerja agar melaksanakan strategi unit bisnis dengan berhasil. Jadi
sistem pengukuran yang diterapkan perusahaan akan sangat mempengaruhi
perilaku manajer maupun pekerjanya. Pengukuran kinerja pada organisasi
digunakan untuk melakukan koordinasi antara para manajer dengan tujuan dari
masing-masing bagian nantinya akan memberikan kontribusi terhadap kemajuan
dan keberhasilan perusahaan dalam mencapai sasarannya (Ciptani: 2000).
Sehingga dapat meningkatkan pertanggungjawaban dan memperbaiki proses
pengambilan keputusan (Imelda: 1998).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Model pengukuran kinerja menurut Husein Umar (2002: 38) yaitu:


B D G I

A gap F

C E H
Gambar 1. Model Pengukuran Kinerja
Sumber: Husein Umar (2002 : 38)

A = Faktor yang akan diukur


AB = Apa yang diharapkan dari A
BD = Rentetan mengenai harapan-harapan atas A (jika ada)
AC = Fakta-fakta mengenai A
CE = Proses analisis data AC sehingga menghasilkan nilai E
DE = Gap, yaitu besar perbedaan antara harapan (D) dan kenyataan (E)
F = Tolok ukur untuk menilai gap
G = Hasil pengukuran menggunakan tolok ukur F, bahwa faktor A
Bermasalah
H = Hasil pengukuran menggunakan tolok ukur F, bahwa faktor A
tidak bermasalah
GI = feedback/ tindak lanjut pengukuran
Berdasarkan definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pengukuran
kinerja adalah tindakan yang berupa umpan balik yang memberikan informasi
tentang prestasi perusahaan yang bertujuan memotivasi semua manajer dan
pekerja agar melaksanakan strategi unit bisnis dengan berhasil.

3. Tujuan dan Manfaat Pengukuran Kinerja


Pengukuran kinerja sangat penting untuk menilai akuntabilitas organisasi
dan manajer dalam menghasilkan pelayanan publik yang lebih baik. Pengukuran
kinerja yang handal (reliable) merupakan salah satu faktor kunci suksesnya
organisasi. Hal ini dikarenakan pengukuran kinerja dapat memotivasi manajer dan
commit to user
karyawan untuk mengimplementasikan strategi yang telah ditetapkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

10

Menurut Mardiasmo (2002: 122), tujuan sistem pengukuran kinerja


adalah:
1. untuk mengkomunikasikan strategi secara lebih baik (top down dan bottom
up).
2. untuk mengukur kinerja finansial dan non finansial secara berimbang sehingga
dapat ditelusur perkembangan pencapaian strategi.
3. untuk mengakomodasi pemahaman kepentingan manajer level menengah dan
bawah serta memotivasi untuk mencapai goal congruence.
4. sebagai alat untuk mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan individual dan
kemampuan kolektif yang rasional.
Sedangkan menurut Herawati dalam Primadhani (2008), tujuan
manajemen melakukan evaluasi kinerja adalah:
1. memberikan masukan untuk keputusan sumber daya alam seperti promosi,
transfer dan pemutusan hubungan kerja.
2. memberikan umpan balik kepada karyawan mengenai bagimana pandangan
organisasi akan kinerja mereka.
3. sebagai dasar dalam pemberian kompensasi yang mencakup peningkatan balas
jasa, bonus karyawan dan kenaikan lainnya dalam gaji.
Manfaat pengukuran kinerja (Mardiasmo, 2002: 122):
1. memberikan pemahaman mengenai ukuran yang digunakan untuk menilai
kinerja manajemen.
2. memberikan arah untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan.
3. untuk memonitor dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan
membandingkannya dengan target kinerja serta melakukan tindakan korektif
untuk memperbaiki kinerja.
4. sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman (reward and
punishment) secara obyektif atas pencapaian prestasi yang diukur sesuai
dengan sistem pengukuran kinerja yang telah disepakati.
5. sebagai alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam rangka
memperbaiki kinerja organisasi.
commitkepuasan
6. membantu mengidentifikasi apakah to user pelanggan sudah terpenuhi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

11

7. membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah.


8. memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara obyektif.
Menurut Mulyadi dalam Riah (2009) pengukuran kinerja dimanfaatkan
oleh manajemen untuk :
a. mengelola koperasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian
karyawan secara maksimal.
b. membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan
seperti: promosi, transfer, dan pemberhentian.
c. mengidentifikasi kebutuhan pelatih dan pengembangan karyawan dan untuk
menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan.
d. menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka
menilai kinerja mereka.
e. menyediakan dasar bagi distribusi penghargaan.
Menurut Indra Bastian dalam Riah (2009) pengukuran kinerja merupakan
alat manajemen untuk:
a. memastikan pemahaman para pelaksana dan ukuran yang digunakan untuk
pencapaian kinerja.
b. memastikan tercapainya skema kinerja yang disepakati
c. memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan kinerja dan membandingkannya
dengan skema kerja serta melakukan tindakan untuk memperbaiki kinerja.
d. memberikan penghargaan dan hukuman yang objektif atas kinerja yang
dicapai setelah dibandingkan dengan skema indikator kinerja yang disepakati.
e. menjadikan alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam upaya
memperbaiki kinerja organisasi.
f. mengidentifikasi apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi.
g. membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah.
h. memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara objektif.
i. menunjukkan peningkatan yang perlu dilakukan.

j. mengungkap permasalahan yang terjadi.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

12

Sedangkan menurut Lynch dan Cross dalam Sony Yuwono (2002: 29),
manfaat pengukuran kinerja adalah:
1. menelusuri kinerja terhadap harapan pelanggan sehingga akan membawa
perusahaan lebih dekat pada pelanggannya dan membuat seluruh orang dalam
organisasi terlibat dalam upaya memberi kepuasan kepada pelanggan.
2. memotivasi pegawai untuk melakukan pelayanan sebagai bagian dari mata
rantai pelanggan dan pemasok internal.
3. mengidentifikasi berbagai pemborosan sekaligus mendorong upaya-upaya
pengurangan terhadap pemborosan tersebut (reduction of waste).
4. membuat suatu tujuan strategis yang biasanya masih kabur menjadi lebih
konkret sehingga mempercepat proses pembelajaran organisasi.
5. membangun konsensus untuk melakukan suatu perubahan dengan memberi
“rewards” atas perilaku yang diharapkan tersebut.

4. Pengertian Visi, Misi, dan Strategi


a) Visi
Mulyadi (2007: 474) menjelaskan bahwa visi merupakan gambaran
kondisi masa depan yang hendak diwujudkan sebagai hasil dari suatu pikiran yang
melampaui realita sekarang. Visi yang baik (vision of success) dapat didefinisikan
sebagai “deskripsi tentang apa yang ingin dicapai oleh organisasi setelah
organisasi tersebut mengimplementasikan strateginya dan mencapai potensi
sepenuhnya (Bryson dalam Mudrajad Kuncoro: 2006).
Visi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita atau impian
sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan. Visi
adalah pernyataan “want to be” dari organisasi atau perusahaan. Visi
mencanangkan masa depan perusahaan untuk 3 sampai 10 tahun ke depan,
yang merupakan hal yang sangat krusial bagi perusahaan untuk menjamin
kelestarian dan kesuksesan jangka panjang (Dermawan Wibisono, 2006:
43).

Visi berfungsi sebagai pengarah seluruh anggota organisasi dalam


perjalanan menuju masa depan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

13

Sedangkan menurut Mirhani dalam Primadhani (2008), visi perusahaan


adalah kemampuan atau daya organisasi untuk melihat atau
mengimajinasikan dirinya sendiri di masa depan.

Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa visi adalah suatu


pandangan/cita-cita tentang kondisi suatu perusahaan di masa depan.

b) Misi
Menurut Coulter dalam Mudrajad Kuncoro (2006), kendati visi organisasi
memberikan gambaran menyeluruh tentang ke mana organisasi akan dibawa di
masa depan, misi adalah suatu pernyataan tentang apa yang dilakukan oleh
berbagai unit organisasi dan apa yang mereka harapkan untuk mencapai visi
organisasi. Misi juga merupakan bagian dari visi yang biasanya mencerminkan
norma perilaku yang menjadi pedoman para karyawan.
Menurut Mirhani dalam Primadhani (2008), misi perusahaan adalah tugas
khusus yang akan diemban oleh perusahaan dalam mencapai tujuannya sehingga
memberikan arah dan fokus bagi manajemen terhadap aktivitas-aktivitasnya.
Misi adalah jalan pilihan (the chosen track) organisasi untuk menuju ke
masa depan. Misi merupakan alasan keberadaan (reason for being) suatu
organisasi. Fungsi misi adalah sebagai pemfokus kegiatan seluruh anggota
organisasi (Mulyadi, 2007: 473).

Berdasarkan definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa misi adalah


jalan atau langkah yang harus dilakukan untuk menuju masa depan atau mencapai
visi organisasi yang telah ditetapkan.

c) Strategi
Mulyadi (2007: 409) menyatakan bahwa strategi merupakan pola tindakan
utama dalam pengerahan dan pengarahan seluruh sumber daya organisasi untuk
mewujudkan visi organisasi melalui misi.
Strategi mampu membentuk pola pengambilan keputusan bagi manajer.
Setelah strategi dipilih, strategi tersebut kemudian perlu diterjemahkan ke dalam
rencana kegiatan (action plan).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

14

Sedangkan menurut Wilopo (2002), strategi merupakan positioning


organisasi di masa depan dengan memberikan daya ungkit melalui aset-aset yang
dimiliki untuk menciptakan aset yang dapat membawa organisasi pada posisi
superior terhadap pesaing melalui penciptaan nilai.
Strategi adalah pola atau rencana yang mengintegrasikan tujuan utama
atau kebijakan perusahaan dengan rangkaian tindakan dalam sebuah
pernyataan yang saling mengikat. Strategi biasanya berkaitan dengan
prinsip-prinsip secara umum untuk mencapai misi yang dicanangkan
perusahaan serta bagaimana perusahaan memilih jalan yang spesifik untuk
mencapai misi tersebut (Lynch dalam Wibisono, 2006: 50)

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa strategi adalah


pola tindakan atau rencana yang mengintegrasikan tujuan utama perusahaan
dengan tindakan melalui pengerahan sumber daya organisasi agar mencapai posisi
superior.

5. Pengertian Balanced Scorecard


Mulyadi (2007: 3) menyatakan bahwa balanced scorecard terdiri dari dua
kata, yaitu scorecard dan balanced. Scorecard adalah kartu skor yang akan
digunakan untuk merencanakan skor yang diwujudkan di masa yang akan datang.
Sedangkan balanced artinya berimbang, untuk mengukur kinerja seseorang diukur
secara berimbang dari dua perspektif yaitu keuangan dan non keuangan, jangka
pendek dan jangka panjang, serta intern dan ekstern.
Menurut Hansen dan Mowen dalam Imelda (2004: 108), balanced
scorecard merupakan sistem manajemen strategis yang menerjemahkan visi dan
strategi suatu organisasi ke dalam tujuan dan ukuran operasional.
Anthony dalam Sony Yuwono (2002: 18) menyatakan balanced scorecard
sebagai berikut:
“Balanced scorecard is a measurement and management system that
views a bussines units performances from four perspective, financial,
customer, internal bussines process, leraning and growth.”

Maksudnya balanced scorecard merupakan kegiatan manajemen dan


organisasi untuk memahami dan mengelola organisasi dari empat faktor utama
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

15

yang diantaranya adalah faktor keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta
pertumbuhan dan pembelajaran.
Balanced scorecard merupakan suatu kerangka kerja baru yang
mengintegrasikan berbagai ukuran yang diturunkan dari strategi
perusahaan. Selain ukuran kinerja finansial masa lalu, Balanced Scorecard
juga memperkenalkan pendorong kinerja finansial masa depan yang
meliputi perspektif pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran
dan pertumbuhan, diturunkan dari proses penerjemahan strategi
perusahaan yang dilaksanakan secara eksplisit dan ketat ke dalam berbagai
tujuan dan ukuran yang nyata (Kaplan dan Norton, 2000: 16-17).

Sedangkan menurut Isniar (2000), balanced scorecard merupakan


contemporary management tool yang digunakan untuk mendongkrak kemampuan
organisasi dalam melipatgandakan kinerja keuangan. Balanced scorecard
melengkapi seperangkat ukuran finansial kinerja masa lalu dengan ukuran
pendorong (drivers) kinerja masa depan.
Berdasarkan definisi dan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
balanced scorecard merupakan suatu sistem manajemen strategik yang
mengkomunikasikan strategi ke dalam perspektif keuangan dan non keuangan
untuk menyelaraskan aktivitas-aktivitas perusahaan dengan strateginya.

6. Konsep Balanced Scorecard


Konsep balanced scorecard berkembang sejalan dengan perkembangan
implementasinya. Pada awalnya, balanced scorecard ditujukan untuk
memperbaiki sistem pengukuran eksekutif, yang fokus perhatiannya lebih
dicurakan pada kinerja keuangan dan kecenderungan mengabaikan nonkeuangan.
Selanjutnya balanced scorecard mengalami perkembangan dalam
implementasinya, menyeimbangkan usaha dan perhatian eksekutif ke kinerja
keuangan dan nonkeuangan, serta kinerja jangka pendek dan kinerja jangka
panjang.
Pada awalnya, balanced scorecard hanya digunakan sebagai alat
pengukuran kinerja pada organisasi bisnis (profit seeking organisation). Namun
dewasa ini balanced scorecard bukan hanya digunakan oleh organisasi bisnis
commit
tetapi juga organisasi publik (public to user
organisation).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

16

Konsep balanced scorecard telah lama dikembangkan oleh Robert S.


Kaplan dan David P. Norton. Konsep balanced scorecard ini dikembangkan
untuk melengkapi pengukuran kinerja finansial/tradisional juga sebagai alat yang
cukup penting bagi organisasi perusahaan untuk merefleksikan pemikiran baru
dalam era competitiveness dan efektifitas organisasi. Balanced scorecard
digunakan sebagai alat pengendalian, analisa dan merevisi strategi organisasi
(Campbell et al dalam Imelda).
Balanced scorecard memiliki tujuan utama sebagai sebuah pendekatan
untuk mengorganisasi dan menyajikan informasi pengukuran kinerja yang
merupakan kombinasi antara ukuran keuangan yang terbatas dengan
ukuran non-keuangan yang telah diseleksi dalam konteks memberikan
manajer informasi yang lebih relevan dan lebih efektif (pengukuran yang
tidak terlalu banyak namun memiliki informasi yang luas) tentang kinerja
organisasi ketimbang para manajer tersebut menerima informasi melalui
laporan manajemen yang masih tradisional, terutama berkaitan dengan
kunci tujuan strategik (Kaplan & Norton dalam Wilopo).

Balanced scorecard mencakup berbagai aktivitas penciptaan nilai yang


dihasilkan oleh para partisipan perusahaan yang memiliki kemampuan dan
motivasi tinggi, sementara tetap memperhatikan kinerja jangka pendek yaitu
melalui perspektif finansial. Balanced scorecard dengan jelas mengungkapkan
berbagai faktor yang menjadi pendorong tercapainya kinerja finansial dan
kompetitif jangka panjang yang superior (Isniar: 2000).
Konsep ini memperkenalkan suatu sistem pengukuran kinerja perusahaan
dengan menggunakan kriteria-kriteria yang tertuang dalam empat perspektif
balanced scorecard. Keempat perspektif tersebut menjadi satu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan dan merupakan indikator pengukuran kinerja yang saling
melengkapi dan saling memiliki hubungan sebab akibat.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

17

Finansial
ROCE

Loyalitas
Pelanggan
Pelanggan

Penyerahan
Tepat Waktu

Proses Bisnis Internal


Proses
Waktu Proses Mutu
Siklus

Pembelajaran dan Pertumbuhan Keahlian


Pekerja

Gambar 2. Hubungan Sebab-Akibat antara empat Perspektif dalam


Balanced Scorecard.
Sumber : Kaplan dan Norton (2000: 28)

Menurut Mulyadi dalam Ciptani (2000), konsep balanced scorecard


adalah salah satu konsep pengukuran kinerja yang sebenarnya memberikan
rerangka komprehensif untuk menjabarkan visi ke dalam sasaran-sasaran
strategik. Sasaran-sasaran strategik yang komprehensif dapat dirumuskan karena
balanced scorecard menggunakan empat perspektif yang satu sama lain saling
berhubungan dan tidak dapat dipisahkan. Rencana strategik yang komprehensif
dan koheren menyediakan kemudahan dan kejelasan untuk penyusunan program.
Dengan rerangka balanced scorecard, perencanaan strategik menghasilkan
berbagai strategic initiatives yang jelas menunjukkan sasaran (strategic
objectives) yang hendak dituju masa depan, ukuran pencapaian sasaran dan
informasi tentang pemacu kinerja (performance driver), target yang harus dicapai
dalam kurun waktu tertentu di masa depan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

18

7. Keunggulan Balanced Scorecard


Keunggulan pendekatan balanced scorecard dalam sistem perencanaan
strategik menurut Mulyadi (2007: 15) adalah mampu menghasilkan rencana
strategik yang memiliki karakteristik diantaranya:
a. komprehensif
Balanced scorecard memperluas perspektif dalam perencanaan
strategis dari perspektif keuangan meluas ketiga perspektif lain: pelanggan,
proses bisnis dan internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Pengukuran
yang lebih luas ini berdampak bagi perusahaan untuk lebih bijak dalam
memilih strategi korporat dan perusahaan akan mampu memasuki area bisnis
yang kompleks.
b. koheren
Balanced scorecard membangun hubungan sebab akibat (causal
relationship) diantara berbagi sasaran strategik yang dihasilkan dalam
perencanaan strategik.
c. berimbang
Balanced scorecard memelihara keseimbangan antara sasaran strategis
di empat perspektif sehingga perusahaan dapat memperoleh informasi yang
menyeluruh. Keseimbangan sasaran strategik penting untuk menghasilkan
kinerja keuangan berkesinambungan. Selain itu keseimbangan sasaran
strategik akan menjanjikan shareholder value yang berlipat ganda dan
berjangka panjang.
d. terukur
Sistem balanced scorecard hendaknya menghasilkan sasaran-sasaran
strategis dengan ukuran tertentu. Keterukuran sasaran strategik yang
dihasilkan oleh sistem perencanaan strategik menjanjikan ketercapaian
berbagai sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem tersebut.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

19

Process-Centric
Perspektif proses Perspektif
bisnis internal keuangan

Financial
Proses returns yang
produktif dan berlipatganda
cost effective dan berjangka
panjang

Internal Eksternal
focus focus

Sumber daya Produk dan


manusia yang jasa yang
produktif dan mampu
berkomitmen menghasilkan
value terbaik
Perspektif bagi customer Perspektif
pembelajaran dan customer
pertumbuhan People-Centric

Gambar 3. Keseimbangan sasaran-sasaran strategik yang ditetapkan dalam


perencanaan strategik.
Sumber : Mulyadi (2001: 22)

Menurut Luis (2007: 48-51), kelebihan balanced scorecard diantaranya:


a. dapat berfungsi sebagai alat untuk mengkomunikasikan strategi di antara para
stakeholders dari sebuah organisasi yaitu pihak manajemen, karyawan, para
pemegang saham, pelanggan serta komunitas lingkungan.
b. memungkinkan organisasi untuk memetakan semua faktor yang ada dalam
organisasi tersebut, baik berbentuk benda fisik (tangible asset) maupun non
fisik (intangible asset).
c. mengaitkan strategi dengan kinerja organisasi (performance).
d. memiliki konsep sebab-akibat.
e. dapat membantu proses penyusunan anggaran.
Sedangkan menurut Singgih et al dalam Primadhani (2008) dijelaskan
bahwa kelebihan balanced scorecard diantaranya:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

20

a. ada keseimbangan antara lag indicator dan lead indicator.


b. balanced scorecard menggunakan tolak ukur kinerja “masa lalu”, selain itu
juga menggunakan kinerja “masa depan”.
Lag indicator yang merupakan ukuran hasil digunakan utnuk mengukur
pencapaian tujuan, sedangkan lead indicator yang merupakan ukuran pemicu
merupakan ukuran yang menunjukkan penyebab dicapainya ukuran hasil.
c. ada keseimbangan antara tujuan jangka panjang dan jangka pendek.
Dalam balanced scorecard ada keseimbangan antara tujuan jangka pendek
(financial perspective) dan tujuan jangka panjang (customer perspective,
internal business process perspective, and learning and growth perspective).
d. ada keseimbangan antara hard objectives measures dan softer more subjective
measures.
Pengukuran dengan balanced scorecard menunjukkan adanya keseimbangan
antara hard objectives measures. Artinya dengan menggunakan ukuran hasil
yang objektif (ukuran-ukuran yang mudah didapatkan) yaitu ukuran hasil pada
financial perspective dengan ukuran hasil yang lebih subjektif (ukuran-ukuran
yang sulit didapatkan) yaitu ukuran hasil pada customer, internal business
process, and learning and growth.

8. Kelemahan Balanced Scorecard


Meskipun balanced scorecard memiliki banyak keunggulan, tetapi sistem
pengukuran kinerja ini juga memiliki keterbatasan-keterbatasan. Menurut
Purwanto dalam Primadhani (2008) kelemahan balanced scorecard diantaranya:
1. perangkat yang lebih secara efektif mengukur implementasi strategi daripada
penentuan strategi.
2. meski berperan penting dalam memperkuat hubungan antara inisiatif
perbaikan pelanggan dan strategi organisasi, namun tidak mengindikasikan
bagaimana pelanggan baru dan pasar baru dapat diidentifikasi.
Meskipun demikian, keterbatasan-keterbatasan tersebut tidak mengurangi
manfaat yang diperoleh dari penerapan balanced scorecard, melainkan dapat
commit
mengoptimalkan balanced scorecard to user
dengan berbagai keterbatasan tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

21

9. Manfaat Balanced Scorecard


Kaplan dan Norton (2000: 17) mengemukakan beberapa manfaat dari
konsep pengukuran kinerja Balanced Scorecard, yaitu:
1. mengklarifikasi dan menghasilkan konsensus mengenai strategi.
2. mengkomunikasikan strategi ke seluruh perusahaan.
3. menyelaraskan berbagai tujuan departemen dan pribadi dengan strategi
perusahaan.
4. mengkaitkan berbagai tujuan strategis dengan sasaran jangka panjang dan
anggaran tahunan.
5. mengidentifikasikan dan menyelaraskan berbagai inisiatif strategis.
6. melaksanakan peninjauan ulang strategis secara periodik dan sistematis.
7. mendapatkan umpan balik yang dibutuhkan untuk mempelajari dan
memperbaiki strategi.

10. Menterjemahkan Visi dan Strategi ke dalam


Empat Perspektif Balanced Scorecard
Balanced scorecard memberi para eksekutif kerangka kerja yang
komprehensif untuk menerjemahkan visi dan strategi perusahaan ke dalam
seperangkat ukuran kinerja yang terpadu yang tersusun dalam empat perspektif
kerangka kerja balanced scorecard, yaitu financial, customer, internal business
processes, dan learning and growth (Kaplan & Norton, 2000: 8). Balanced
scorecard seharusnya menerjemahkan misi dan strategi ke dalam berbagai tujuan
dan ukuran. Gambar 4 menggambarkan mengenai balanced scorecard sebagai
kerangka kerja untuk menerjemahkan strategi ke dalam kerangka operasional.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

22

Gambar 4. Balanced Scorecard sebagai kerangka kerja


untuk Penerjemahan Strategi ke dalam Kerangka Operasional.
Sumber: Kaplan & Norton (2000: 8)

Menurut Kaplan dan Norton (2000: 41), balanced scorecard memiliki


empat perspektif yang kesemua ukurannya diarahkan kepada pencapaian strategi
yang terpadu. Keempat perspektif tersebut menyajikan keseimbangan diantara
beberapa pengukuran kinerja, diantaranya:
1. Perspektif finansial (financial perspective)
Perspektif finansial sangat penting dalam memberikan ringkasan
konsekuensi tindakan ekonomis yang telah diambil. Ukuran kinerja finansial
menggambarkan apakah strategi perusahaan, implementasi dan
pelaksanaannya memberikan kontribusi atau tidak terhadap peningkatan laba
perusahaan. Tujuan finansial biasanya berhubungan dengan profitabilitas,
yang bisa diukur berdasar laba operasi, return on capital employed (ROCE),
nilai tambah ekonomis (economic value added).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

23

Ada tiga tahap perkembangan kondisi keuangan pada unit bisnis, yaitu:
a. bertumbuh (growth)
Perusahaan berada pada awal siklus hidup perusahaan (growth) pada
saat menghasilkan produk dan jasa yang memiliki potensi pertumbuhan.
Perusahaan harus mampu mengolah sumber daya yang tersedia untuk
meningkatkan produk/jasa, fasilitas produksi, kemampuan operasi,
infrastruktur, jaringan distribusi, serta memelihara hubungan erat dengan
pelanggan.
Tujuan finansial dalam tahap ini adalah pertumbuhan pendapatan
dan penjualan di berbagai segmen pasar.
b. bertahan (sustain)
Sebagian besar perusahaan berada pada tahap bertahan (sustain),
kondisi dimana perusahaan akan mempertahankan pangsa pasar yang
dimiliki melalui investasi yang cukup. Tujuan finansial dalam tahap ini
adalah profitabilitas.
c. menuai (harvest)
Unit bisnis mencapai tahap kedewasaan dalam siklus hidupnya. Pada
tahap ini perusahaan sudah tidak lagi membutuhkan investasi yang besar,
namun unit bisnis hanya akan menuai (harvest) investasi yang telah
ditanamnya. Tujuan finansialnya adalah memaksimumkan arus kas operasi
dan penghematan modal kerja.
Kaplan dan Norton (2000: 45) mengungkapkan bahwa ada tiga tema
finansial yang dapat mendorong strategi bisnis, yaitu:
 bauran dan pertumbuhan pendapatan (revenue mix and growth)
 pengurangan biaya atau peningkatan produktivitas
 strategi pemanfaatan aktiva/investasi

2. Perspektif pelanggan (customer perspective)


Dalam perspektif pelanggan, organisasi mengidentifikasi pelanggan
dan segmen pasar dimana organisasi akan bersaing dan berbagai ukuran
kinerja unit bisnis di dalam commit
segmen tosasaran.
user Pengukuran kinerja perspektif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

24

pelanggan terdiri dari dua yaitu kelompok ukuran utama (core measurement
group) dan proporsi nilai pelanggan (customer value preposition).
1. Ukuran utama (core measurement group)
Komponen pengukuran diilustrasikan sebagai berikut:

Pangsa
Pasar

Akuisisi Profitabilitas Retensi


Pelanggan Pelanggan Pelanggan

Kepuasan
Pelanggan

Gambar 5. Perspektif Pelanggan – Ukuran Utama


Sumber : Kaplan dan Norton (2000: 28)

a. pangsa pasar (market share)


Menggambarkan proporsi bisnis yang dijual unit bisnis dalam segmen
pasar tertentu (pelanggan, uang yang dibelanjakan, dan volume
penjualan).
b. retensi pelanggan (customer retention)
Menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan dan
meningkatkan loyalitas pelanggan. Pengukuran bisa dilakukan melalui
prosentase pertumbuhan bisnis dengan jumlah pelanggan yang dimiliki
perusahaan.
c. akuisisi pelanggan (customer acquisition)
Menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menarik dan
memenangkan pelanggan atau bisnis baru dalam persaingan segmen
pasar. Pengukuran bisa dilakukan melalui prosentase jumlah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

25

penambahan pelanggan baru dan perbandingan total penjualan dengan


pelanggan baru yang ada.
d. kepuasan pelanggan (customer satisfaction)
Menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memberikan
pelayanan kepada pelanggannya, sehingga diharapkan mampu
memberikan umpan balik mengenai seberapa baik perusahaan
melaksanakan bisnisnya. Untuk mengetahui tingkat kepuasan
pelanggan, dapat dilakukan dengan beberapa teknik yaitu: survey
melalui pos, interview melalui telepon, atau personal interview.
e. profitabilitas pelanggan (customer profitability)
Menggambarkan kemampuan perusahaan dalam meraih keuntungan
dari hasil penjualan produknya.

2. Proporsi Nilai Pelanggan (customer value preposition)


Proporsi nilai pelanggan merupakan faktor pendorong pengukuran
utama kepuasan, akuisisi, retensi, serta pangsa pasar dan pangsa rekening
pelanggan.
Dibagi menjadi 3 kategori yaitu:
a. atribut produk/jasa (product/service attributies)
Atribut produk dan jasa mencakup fungsionalitas produk atau jasa,
harga, dan mutu.
b. hubungan pelanggan (customer relationship)
Dimensi waktu penyampaian produk/jasa kepada pelanggan meliputi
waktu tanggap dan penyerahan serta tanggapan pelanggan atas
barang/jasa yang diterimanya.
c. citra dan reputasi (image and reputation)
Dimensi ini menggambarkan faktor-faktor tak berwujud yang
membuat pelanggan tertarik kepada produk/jasa perusahaan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

26

Hubungan ketiganya dapat digambarkan sebagai berikut:

Nilai = Atribut produk/jasa + Citra + Hubungan

Fungsionalitas Mutu Harga Waktu

Gambar 6. Proporsi Nilai Pelanggan


Sumber : Kaplan dan Norton (2000: 65)

3. Perspektif proses bisnis internal (internal business process perspective)


Perspektif proses bisnis internal mengidentifikasi berbagai proses
internal penting bagi organisasi untuk melayani pelanggan dan pemilik
organisasi. Kaplan dan Norton (2000: 83) menyebutkan komponen utama
dalam proses bisnis internal, yaitu:
a. proses inovasi (inovation process)
Diukur dengan banyaknya produk baru yang dihasilkan organisasi, waktu
penyerahan produk ke pasar.
b. proses operasi (operation process)
Diukur dengan peningkatan kualitas produk, waktu proses produksi yang
lebih pendek. Proses ini menitikberatkan pada efisiensi proses, konsistensi,
serta ketepatan waktu barang dan jasa yang diberikan kepada pelanggan.
c. proses layanan purna jual (postsale service process)
Yang diukur dengan pelayanan purna jual, waktu yang dibutuhkan untuk
memberikan pelayanan kepada pelanggan. Layanan ini mencakup garansi,
aktivitas perbaikan, penggantian produk rusak, serta proses pembayaran
secara kredit. Pengukuran tahap ini cukup penting karena pelayanan purna
jual akan berpengaruh pada tingkat kepuasan pelanggan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

27

Proses
Layanan
Proses Inovasi Proses Operasi Purna Jual

Kebutuhan Kebutuhan
Pelanggan Ciptakan Bangun Luncurkan Pelanggan
Diidentifikasi Kenali Layani Terpuaskan
Produk/ Produk/ Produk/
Pasar Pelanggan
Jasa Jasa Jasa

Gambar 7. Perspektif Proses Bisnis Internal


Sumber : Kaplan dan Norton (2000: 84-92)

4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth perspective)


Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan mengidentifikasi faktor-
faktor yang paling penting untuk mencapai keberhasilan saat ini dan masa
depan berupa infrastruktur yang harus dibangun perusahaan dalam
menciptakan pertumbuhan dan peningkatan kinerja jangka panjang. Untuk itu
diperlukan kontribusi dari seluruh komponen yang ada dalam perusahaan
mulai dari tingkat karyawan sampai level top manager sebagai upaya
memberikan hal yang terbaik bagi para pelanggannya.
Perspektif ini bertujuan meningkatkan kapabilitas sumber daya
manusia dan kapabilitas sistem informasi untuk mencapai keselarasan. Ciptani
(2000) menjelaskan perspektif ini dapat mengidentifikasi perusahaan dalam
penciptaan value secara terus-menerus, terutama dalam hubungannya dengan
kemampuan dan motivasi karyawan.
Dalam perspektif ini, terdapat tiga dimensi penting yang harus
diperhatikan untuk melakukan pengukuran yaitu: kemampuan karyawan,
kemampuan sistem informasi, adanya motivasi, pemberian wewenang dan
pembatasan wewenang kepada karyawan.
1. Kemampuan karyawan (employee capabilities)
Dewasa ini pekerjaan rutin dalam proses produksi sudah digantikan
oleh mesin-mesin yang serba otomatis. Dengan demikian tenaga kerja
buruh kasar kurang lagi diperlukan, melainkan tenaga kerja spesialis.
commit
Semakin sedikitnya tenaga to user
kerja yang dimiliki oleh perusahaan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

28

menyebabkan perusahaan lebih dapat memberikan akses informasi yang


lebih layak kepada pekerjanya untuk lebih meningkatkan efisiensi guna
mencapai tujuan perusahaan.
Dalam melakukan pengukuran terhadap kemampuan karyawan,
pengukuran dilakukan atas tiga hal pokok (lihat gambar 7) yaitu
pengukuran terhadap kepuasan karyawan, pengukuran terhadap perputaran
karyawan dalam perusahaan, dan pengukuran terhadap produktivitas
karyawan.
Hasil

Ukuran Inti

Retensi Produktivitas
Karyawan Karyawan

Kepuasan
Karyawan

Faktor yang
mempengaruhi Kompetensi Infrastruktur Iklim untuk
Staf Teknologi bertindak

Gambar 8. Kerangka Kerja Ukuran Pembelajaran dan Pertumbuhan


Sumber: Kaplan dan Norton (2000: 112)

a. Mengukur kepuasan karyawan


Perusahaan biasanya mengukur kepuasan karyawan dengan
survei tahunan atau survei rutin dimana prosentase tertentu dari para
karyawan yang dipilih secara acak di survei setiap bulan. Unsur-unsur
dalam suatu survei kepuasan karyawan meliputi (Kaplan: 2000):
1. keterlibatan karyawan dalam pengambilan keputusan
2. penghargaan karena telah melakukan pekerjaan dengan baik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

29

3. akses yang memadai kepada informasi untuk melaksanakan


pekerjaan dengan baik
4. dorongan aktif untuk bekerja kreatif dan menggunakan inisiatif
5. tingkat dukungan dari fungsi staff
6. kepuasan keseluruhan dari perusahaan
b. Mengukur retensi karyawan
Kaplan (2000: 113) menjelaskan bahwa tujuan retensi
karyawan adalah untuk mempertahankan selama mungkin para
karyawan yang diminati perusahaan. Perusahaan membuat investasi
jangka panjang dalam diri karyawan sehingga setiap kali ada karyawan
berhenti bukan atas keinginan perusahaan merupakan suatu kerugian
modal intelektual bagi perusahaan.
c. Mengukur produktivitas karyawan
Produktivitas karyawan adalah suatu ukuran hasil, dampak
keseluruhan usaha peningkatan moral dan keahlian karyawan, inovasi,
proses internal, dan kepuasan pelanggan. Tujuannya adalah untuk
membandingkan keluaran yang dihasilkan oleh para karyawan dengan
jumlah karyawan yang dikerahkan untuk menghasilkan keluaran
tersebut (Kaplan, 2000: 113).

2. Kemampuan sistem informasi (information system capabilities)


Selain motivasi dan keahlian yang dimiliki, karyawan harus
mendapatkan banyak informasi mengenai pelanggan, proses bisnis
internal, dan konsekuensi finansial keputusan perusahaan agar karyawan
dapat bekerja secara efektif dalam lingkungan kompetitif dunia bisnis.
Mirhani dalam Riah (2009) menjelaskan bahwa motivasi dan skills
karyawan sangat diperlukan untuk mencapai sasaran customers
satisfaction dan internal-business-proces, disamping itu informasi yang
akurat dan tepat waktu mengenai customers, internal processes dan
konsekuensi finansial perusahaan mutlak diperlukan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

30

3. Motivasi, pemberdayaan dan keselarasan (motivation, empowerment and


alignment)
Kaplan (2000: 118) menyebutkan bahwa akses informasi yang
dibekali kepada karyawan tidaklah cukup memberikan kontribusi bagi
keberhasilan perusahaan jika mereka tidak termotivasi bertindak untuk
kepentingan terbaik perusahaan atau jika mereka tidak diberikan
kebebasan membuat keputusan dan mengambil tindakan.
Untuk dapat menciptakan motivasi karyawan diperlukan iklim
organisasi yang mampu menciptakan motivasi itu sendiri dan mendorong
inisiatif karyawan. Keberhasilan aspek ini bisa dilihat dari jumlah saran
yang diajukan karyawan, jumlah saran yang diimplementasikan dan
tingkat kemampuan karyawan untuk mengetahui visi dan misi yang
diemban oleh perusahaan.
Menurut Kaplan (2000: 118) diantaranya:
a. ukuran saran yang diberikan dan dilaksanakan
Sebuah ukuran yang sederhana dan banyak digunakan adalah
banyaknya saran yang diberikan per karyawan dengan harapan dapat
mengukur partisipasi karyawan dalam meningkatkan kinerja
perusahaan.
b. ukuran Peningkatan
Pengukuran dapat dilakukan dengan mendeteksi seberapa besar
biaya yang terbuang akibat terlambatnya penyerahan produk, jumlah
barang yang rusak, sisa-sisa produksi dan absenteeism.
c. ukuran keselarasan perorangan dan perusahaan
Menurut Kaplan (2000: 121) faktor pendorong kinerja keselarasan
perorangan dan perusahaan berfokus pada apakah setiap departemen
dan karyawan perusahaan telah menyelaraskan tujuan mereka dengan
tujuan perusahaan yang dinyatakan dalam balanced scorecard. Terdiri
dari dua hal yaitu pengukuran terhadap keseluruhan prosedur yang
berlaku dalam perusahaan dalam rangka peningkatan kinerja dan
committim.
pengukuran terhadap kinerja to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

31

B. Penelitian Yang Relevan


Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini diantaranya :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Riah Yulianti (2009), mahasiswa Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK
Akuntansi dengan judul “Pengukuran Kinerja berdasarkan Balanced
Scorecard sebagai Informasi bagi Manajemen pada PD. BPR BKD
Karanganyar Tahun 2008”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja perusahaan dengan
menggunakan metode balanced scorecard. Tipe penelitian adalah studi kasus.
Hasil analisis menunjukkan bahwa perspektif pelanggan, proses bisnis
internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan dinilai sudah baik, sedangkan
perspektif keuangan masih kurang baik. Peneliti menyarankan agar
perusahaan menggunakan konsep balanced scorecard supaya mampu
mewujudkan visi dan misi perusahaan.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Nurul Umam Nurwafi Chamdan (2010),
mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi
Pendidikan Ekonomi BKK Akuntansi dengan judul “Penerapan Metode
Balanced Scorecard sebagai Pengukuran Kinerja pada Lembaga Keuangan
Syariah (BMT) Bina Insan Mandiri Gondangrejo.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja perusahaan dengan
menggunakan metode balanced scorecard. Hasil penilaian kinerja dengan
metode balanced scorecard secara keseluruhan adalah baik. Peneliti
menyarankan agar perusahaan menggunakan konsep balanced scorecard
supaya mampu mewujudkan visi dan misi perusahaan.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Primadhani Asmoro (2008), mahasiswa
Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi dengan judul “Pengukuran Kinerja
Organisasi Sektor Publik dengan Balanced Scorecard (Studi Kasus pada
PDAM Surakarta).
Penelitian ini berusaha menerapkan balanced scorecard sebagai
pengukur kinerja pada perusahaan. Pengukuran yang dilakukan perusahaan
commit to dan
selama ini sudah mencakup keuangan usernon keuangan, akan tetapi masih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

32

kurang terpadu karena masih menekankan pada aspek keuangan. Perusahaan


belum memasukkan perspektif pelanggan serta pertumbuhan dan
pembelajaran sehingga perlu dilengkapi dengan balanced scorecard menurut
saran peneliti.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Pramudianto Mulyo Prabowo (2007),
mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi dengan judul “Kemungkinan
Penerapan Balanced Scorecard sebagai suatu Alternatif Pengukuran Kinerja
pada Samsat Kota Surakarta”.
Tujuan dari penelitian ini adalah mencoba mengetahui kemungkinan
penerapan balanced scorecard sebagai alternatif pengukuran kinerja
perusahaan. Pengukuran kinerja perusahaan selama ini sudah cukup memadai,
karena selain mengukur aspek finansial perusahaan juga menerapkan
pengukuran aktivitas organisasi dari segi non finansial. Namun perusahaan
masih mengandalkan anggaran tahunan sebagai alat perencanaan masa
depannya, sehingga mempersulit dalam mewujudkan tujuan organisasinya.
Peneliti menyarankan perusahaan perlu menerapkan balanced scorecard
untuk memperbaiki kinerja finansial serta mempengaruhi perubahan kultur
yang ada dalam organisasi.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Mian Putri Rubiana Sianipar (2007),
mahasiswa Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Indonesia
dengan judul “Analisa Penerapan Balanced Scorecard di PT Surveyor
Indonesia”.
Tujuan dari penelitian ini adalah mencoba menerapkan balanced
scorecard pada salah satu perusahaan jasa BUMN yaitu PT Surveyor
Indonesia. Tipe penelitian adalah action research dengan pendekatan
deskriptif analitikal. Hasil analisis menunjukkan bahwa penerapan balanced
scorecard masih mendapat banyak hambatan. Identifikasi hambatan dilakukan
pada dua bagian yaitu proses pengembangan dan implementasi balanced
scorecard dan balanced scorecard PTSI itu sendiri. Peneliti berusaha
memberikan saran dalam mengatasi hambatan-hambatan tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

33

Penelitian diatas memiliki persamaan dalam rumusan masalah yang


dibahas yaitu mengenai pengukuran kinerja perusahaan dengan menggunakan
konsep balanced scorecard. Sedangkan perbedaan yang sangat mendasar
antara penelitian di atas dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah
objek penelitian dan ukuran-ukuran yang digunakan dalam penelitian.

commit to user
34

Tabel 1. Perbedaaan ukuran yang diteliti

Perspektif Perspektif
No. Obyek Penelitian Perspektif Keuangan Perspektif Pelanggan Pembelajaran dan
Proses Bisnis Internal
Pertumbuhan
1. PD. BPR BKD  Pertumbuhan  Customer Acquisition  Pengembangan Produk/  Retensi karyawan
Karanganyar pendapatan  Customer Retention jasa baru  Produktivitas
(Riah,FKIP UNS 2009)  Perubahan biaya  Customer Satisfaction  Respond Time karyawan
 Rasio ROA  Pelatihan karyawan
 Rasio ROE
 Leverage ratio
2. Lembaga Keuangan  Pertumbuhan Asset  Retensi pelanggan  Proses inovasi  Retensi karyawan
Syariah (BMT) Bina  Peningkatan  Akuisisi Pelanggan  Proses operasi  Absensi karyawan
Insan Mandiri (keuntungan) SHU  Kepuasan pelanggan  Layanan purna jual  Produktivitas
Gondangrejo  Optimalisasi asset  Profitabilitas karyawan
(Nurul Umam,FKIP  Peningkatan pelanggan  Pelatihan karyawan
UNS 2010) penyaluran
pembiayaan
3. PDAM Surakarta  Efisiensi biaya  Retensi pelanggan  Tingkat kehilangan air  Pelatihan karyawan
(Primadhani,FE UNS  Peningkatan  Akuisisi pelanggan  Produktivitas pemanfaatan  Produktivitas
2008) pendapatan  Cakupan pelanggan instalasi produksi karyawan
 Peningkatan  Kepuasan pelanggan  Kecepatan penyambungan  Retensi karyawan
kemampuan untuk baru
menghasilkan laba  Kualitas air distribusi
 Peningkatan  Kontinuitas air
kemampuan  Penerapan meter air
 untuk memenuhi  Kemampuan penanganan
kewajiban aduan rata-rata

34
35

4. SAMSAT Surakarta  Pertumbuhan  Tingkat kebutuhan  Pendataan objek/subjek  Pelatihan pegawai


(Pramudianto, FE UNS pendapatan  Akuisisi Wajib Pajak pajak yang sistematis  Kepuasan pegawai
2007)  Rasio efektivitas  Kepuasan Wajib Pajak  Perbandingan nilai
 Rasio efisiensi teknologi yang mutahir
dengan teknologi yang
lama
 Peningkatan pengawasan
5. PT Surveyor Indonesia  ROA  Akuisisi pelanggan  Business R&D  Pengetahuan bagi
(Mian Putri Rubiana  Pertumbuhan  Image building  Penjualan organisasi
Sianipar, FE UI 2007) pendapatan  Loyalitas pelanggan  Delivery  Optimalisasi IT dan
 Efisiensi biaya  Manajemen pelanggan DSS dalam proses
 Arus kas manager bisnis
 Kompetensi dan
fokus pelanggan
6. Unit Simpan Pinjam  Peningkatan  Akuisisi Pelanggan  Proses inovasi  Retensi karyawan
Koperasi Serba Usaha pendapatan  Retensi pelanggan  Proses operasi  Produktivitas
Mekar (KSU) Surya  Peningkatan SHU  Kepuasan pelanggan  Layanan purna jual karyawan
Karanganyar  Efisiensi biaya  Kapabilitas karyawan
(Ramita, FKIP UNS  Cash Ratio
2011)  Rasio modal
terhadap total aktiva
 Rasio rentabilitas
modal

35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

36

Selain penelitian terdahulu, peneliti juga menggunakan beberapa jurnal


baik nasional maupun internasional yang relevan dengan penelitian ini,
diantaranya:
1. Ali Mutasowifin (2002) dengan judul “Penerapan Balanced Scorecard sebagai
Tolak Ukur Penilaian pada Badan Usaha berbentuk Koperasi”.
Jurnal ini berisi tentang penerapan Balanced Scorecard pada organisasi
dengan karakteristik khusus yaitu koperasi. Menilai kinerja koperasi dengan
kesejahteraan anggota sebagai tujuan utamanya. Balanced Scorecard
dianggap sebagai penilaian yang komprehensif untuk mendorong dan
memberi arahan kepada anggota, pengelola, pengurus, serta pengawas
koperasi dalam menjalankan aktivitas agar sesuai dengan batas-batas prinsip-
prinsip koperasi. Namun selain ke empat perspektif dalam Balanced
Scorecard, koperasi juga harus mempertimbangkan pada satu hal yakni,
masalah sosial dan politik yang tidak bisa diabaikan.
2. Monika Kussetya Ciptani (2000) dengan judul “Balanced Scorecard sebagai
Pengukuran Kinerja Masa Depan”.
Jurnal ini berisi tentang bagaimana penerapan konsep balanced scorecard
pada beberapa perusahaan di Amerika. Berbagai kendala dan permasalahan
yang timbul menjadi masukan bagi perusahaan atau organisasi bisnis yang
ingin menerapkan konsep balanced scorecard.
3. Imelda R.H.N (2004) dengan judul Implementasi Balanced Scorecard pada
Organisasi Publik.
Jurnal ini menjelaskan bagaimana menentukan tujuan strategis, ukuran yang
digunakan, target yang ingin dicapai serta inisiatif, dan
mengimplementasikan balanced scorecard pada organisasi publik.
4. Isniar Budiarti (2000) dengan judul Balanced Scorecard sebagai Alat Ukur
Kinerja dan Alat Pengendali Sistem Manajemen Strategis.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

37

Jurnal ini menjelaskan bahwa balanced scorecard merupakan suatu sistem


manajemen yang menjabarkan visi dan strategi suatu perusahaan ke dalam
tujuan operasional dan tolak ukur. Tujuan dan tolak ukur dikembangkan
untuk perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta
pembelajaran dan pertumbuhan. Balanced scorecard selain dapat digunakan
sebagai alat pengukur kinerja, juga dapat digunakan sebagai alat untuk
menilai apakah strategi yang dilakukan perusahaan sudah tepat dan juga
mengawasi apakah strategi perusahaan sudah dijalankan.
5. Eleni D. Karra, University of Macedonia, Thessaloniki Greece dengan judul
The Evaluation of an Academic Institution using the Balanced Scorecard
(Academic Scorecard): The Case of University of Macedonia Thessaloniki.
Jurnal ini berisi tentang penjelasan metode yang digunakan untuk memilih
metrik pengukuran balanced scorecard serta penerapan balanced scorecard
pada Universitas Macedonia Thessaloniki, Yunani.
6. Marcela Porporato dengan judul Balanced Scorecard Design Preferences
According to Subjects’ Expertise and Purpose of use.
Jurnal ini berisi tentang evaluasi mengenai perbedaan penggunaan masing-
masing ukuran dalam perspektif balanced scorecard yang dipengaruhi oleh
subyek tentang pengetahuan balanced scorecard secara keseluruhan dalam
bidang akuntansi.
7. “Using the Balanced Scorecard to Improve the performance of City and
Country Councils”.
Jurnal ini menjelaskan tentang penerapan balanced scorecard pada
administrasi publik seperti Dewan Kota di beberapa negara yaitu Amerika
Serikat dan Inggris. Tujuan artikel ini adalah menerapkan balanced scorecard
pada administrasi publik.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

38

C. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir merupakan alur berfikir yang digunakan dalam
penelitian ini, yang digambarkan secara menyeluruh dan sistematis setelah
mempunyai teori yang mendukung penelitian ini, maka dapat dibuat suatu
kerangka berfikir sebagai berikut:
Setiap perusahaan harus mempunyai visi, misi, tujuan dan strategi
perusahaan. Dari semua point tersebut kemudian dijabarkan ke dalam empat
perspektif balanced scorecard, yaitu: perspektif keuangan, pelanggan, proses
bisnis internal serta pertumbuhan dan pembelajaran. Kemudian diterjemahkan
dalam bentuk kriteria keseimbangan dengan menentukan sasaran strategik,
ukuran hasil, ukuran pemacu kinerja. Kemudian mengukur kinerja dari masing-
masing perspektif dengan membandingkan ukuran dari tahun-tahun sebelumnya
(minimal 3 tahun).
Langkah selanjutnya adalah menentukan skala penilaian (rating scale)
dan memasukkan nilai skor tiap-tiap ukuran ke dalam ikhtisar kinerja perusahaan
untuk dihitung total skornya. Dari total skor tersebut, dihitung rata-rata skor
dengan membagi total skor dengan total bobot standar (jumlah ukuran yang
diteliti). Kemudian membuat skala untuk menilai rata-rata skor tersebut sehingga
perusahaan dapat dikelompokkan menjadi:
a. Kinerja tertinggi, yaitu kinerja diatas 80% = rata-rata skor 0.06-1.00 yang
menunjukkan ”Kinerja Perusahaan Baik”
b. Kinerja rata-rata, yaitu kinerja antara 50%-80% = skor 0-0.06 yang
menunjukkan ”Kinerja Perusahaan Cukup Baik”

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

39

c. Kinerja terendah, yaitu kinerja yang kurang dari 50% = skor -1-0 yang
menunjukkan ”Kinerja Perusahaan Buruk”.

VISI, MISI, TUJUAN DAN STRATEGI

KRITERIA KESEIMBANGAN
BALANCED SCORECARD :
 Finansial
 Customer
 Proses Bisnis Internal
 Pembelajaran & Pertumbuhan

Penilaian (Scoring) tiap-tiap ukuran dalam Kriteria Keseimbangan dari


perbandingan ukuran dari tahun-tahun sebelumnya (minimal 3
tahun).

Ikhtisar Kinerja Unit Simpan Pinjam Koperasi Serba Usaha (KSU) Mekar Surya
Menghitung Total Skor

Total Skor
Rata-rata Skor =
Total Bobot Standar

KINERJA
commit to user
1. Baik : jika rata-rata skor 0.06-1
2. Cukup : jika rata-rata skor 0-0.06
3. Buruk : jika rata-rata skor -1-0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

40

Gambar 9. Kerangka Berfikir Pengukuran Kinerja dengan Metode Balanced


Scorecard.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian

Obyek penelitian ini adalah Unit Simpan Pinjam Koperasi Serba Usaha
(KSU) Mekar Surya Karanganyar. Pertimbangan penulis melakukan penelitian di
Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar adalah:
1. Tersedianya data-data yang mendukung kelancaran Penulis dalam
mengumpulkan data yang dibutuhkan.
2. Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar belum pernah dijadikan
obyek penelitian tentang pengukuran kinerja dengan metode Balanced
Scorecard.

2. Waktu Penelitian
Penulis membutuhkan waktu untuk menyelesaikan penelitian ini selama 6
bulan, dimulai bulan Agustus 2010 sampai Januari 2010 dengan perincian sebagai
berikut:
Bulan Ags Sept Okt Nov Des Jan
KEGIATAN
1. Persiapan Penelitian
a. Pengamatan awal
b. Pengajuan Judul
c. Penyusunan Proposal
d. Perizinan
2. Pelaksanaan Penelitian
a. Pengumpulan data
b. Analisis data
c. Penyusunan Laporan Penelitian

commit to user

40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

41

B. Metode Penelitian

Menurut Bogdan dan Taylor (1993: 25), “Metodologi berarti proses,


prinsip-prinsip dan prosedur yang kita pakai dalam mendekati persoalan-persoalan
dan usaha mencari jawabannya”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
deskriptif dengan pendekatan analisis kualitatif.
Menurut Bogdan dan Taylor (1993: 30):
Metodologi kualitatif sebagai prosedur-prosedur riset yang menghasilkan
data kualitatif: ungkapan atau catatan orang itu sendiri atau tingkah laku
mereka yang terobservasi. Pendekatan ini mengarah kepada keadaan-
keadaan dan individu-individu secara holistik (utuh).

Menurut Kirk dan Miller dalam Lexy J. Moleong (2004: 4), “Penelitian
kualitatif adalah tradisi tertentu dalm ilmu pengetahuan sosial yang secara
fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya
sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan
dalam peristilahannya.
Menurut Lexy J. Moleong (2004: 6):
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya:
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah.

Peneliti memilih bentuk penelitian kualitatif juga didasarkan bahwa


penelitian kualitatif lebih menekankan pada sifat naturalisme, artinya realita yang
muncul menjadi bahan kajian dalam penelitian ini sehingga obyek penelitian dan
permasalahan yang diteliti akan diungkapkan secara detail dan mendalam. Peneliti
tidak memberikan treatment atau perlakuan terhadap obyek, sehingga obyek
dibiarkan seperti kondisi aslinya.
Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah tunggal terpancang,
dimana peneliti hanya mengkaji satu masalah saja dan pengumpulan data yang
berkaitan dengan pengukuran kinerja dengan Balanced Scorecard pada Unit
Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar. Jadi, strategi tunggal terpancang
yang digunakan dalam penelitian ini mengandung pengertian yaitu: tunggal
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

42

artinya hanya ada satu ruang lingkup lokasi penelitian yaitu Unit Simpan Pinjam
KSU Mekar Surya Karanganyar. Sedangkan terpancang pada tujuan penelitian,
maksudnya bahwa apa yang harus diteliti dibatasi pada aspek-aspek yang sudah
dipilih sebelum melaksanakan penelitian.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan bentuk penelitian studi kasus
(case study). Studi kasus merupakan penelitian yang rinci terhadap objek tertentu
selama kurun waktu tertentu. Jadi kesimpulan yang diambil hanya berlaku pada
elemen-elemen yang diteliti saja seperti objek, populasi dan kurun waktu tertentu.

C. Sumber Data
Menurut Lofland dalam Lexy Moleong (2004: 157), “Sumber data utama
dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan selebihnya adalah data
tambahan seperti dokumen dan lain-lain.
Jenis sumber data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
a. Data Primer
Data yang diperoleh secara langsung di tempat penelitian atau tempat yang
menjadi objek penelitian. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu hasil wawancara (interview) dengan pihak-pihak terkait dari Unit
Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar, hasil pengamatan
(observation) dan pencatatan atas hal-hal yang diperoleh selama pelaksanaan
penelitian.
b. Data Sekunder
Data pendukung yang diperoleh peneliti secara tidak langsung. Misalnya
buku-buku, surat kabar, majalah, serta data yang berasal dari dokumen-
dokumen perusahaan yang berhubungan dengan obyek penelitian.

D. Teknik Sampling
Teknik cuplikan merupakan suatu bentuk khusus atau proses bagi suatu
perumusan atau pemilihan dalam penelitian yang mengarah pada seleksi (HB.
Sutopo, 2002: 55). Cuplikan dalam penelitian kualitatif sering dinyatakan sebagai
internal sampling artinya cuplikan diambil untuk mewakili informasinya, dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

43

kelengkapan dan kedalaman yang tidak ditentukan oleh jumlah sumber datanya,
melainkan oleh kedalaman pemahaman akan informasi oleh peneliti. Teknik
sampling yaitu cara pengambilan sampel yang tidak semua anggota diberi
kesempatan menjadi sampel.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive
sampling, dimana peneliti cenderung memilih informan (key informan) yang
dianggap mengetahui informasi dan masalahnya secara mendalam serta dapat
dipercaya. Dalam pelaksanaannya, pengumpulan dan pilihan informaan dapat
berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam
memperoleh data.

E. Teknik Pengumpulan Data


1. Riset lapangan (field research)
Menurut Goetz dan LeCompte dalam HB. Sutopo (2003), “Strategi
pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dikelompokkan ke dalam dua cara,
yaitu metode interaktif dan non interaktif. Dalam penelitian ini metode yang
digunakan penulis adalah metode interaktif yaitu meliputi wawancara (interview),
observasi (observation), serta dokumentasi untuk mengumpulkan data primer
yang berhubungan dengan objek penelitian.

a. Wawancara (interview)
Kegiatan yang dilakukan adalah dengan wawancara langsung ke informan
yang dianggap mampu memberikan informasi terkait dengan masalah penelitian.
Menurut Lexy J. Moleong (2004 : 186) ”Wawancara adalah percakapan dengan
maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee)
yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Burhan Bungin (2003: 108)
menjelaskan wawancara adalah proses percakapan dengan maksud untuk
mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, motivasi,
perasaaan dan sebagainya, yang dilakukan dua pihak yaitu pewawancara

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

44

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dengan yang diwawancarai


(interviewee).
Menurut H.B Sutopo (2002: 58), tujuan utama melakukan wawancara
adalah untuk menyajikan konstruksi saat sekarang dalam suatu konteks mengenai
para pribadi, peristiwa, aktivitas, organisasi, perasaaan, motivasi, tanggapan atau
persepsi, tingkat dan bentuk keterlibatan, dan sebagainya untuk merekonstruksi
beragam hal seperti itu sebagai bagian dari pengalaman masa lampau, dan
memproyeksikan hal-hal itu dikaitkan dengan harapan yang bisa terjadi di masa
yang akan datang.
Dalam penelitian ini wawancara yang penulis gunakan adalah wawancara
yang tidak terstruktur yang akan memuat pertanyaan secara garis besar saja dan
sangat tergantung pada keadaan atau subjek. Informasi yang akan ditanyakan
adalah gambaran umum perusahaan dan kinerja yang dilakukan di Unit Simpan
Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar.

b. Observasi (observation)
Menurut HB. Sutopo (2002: 64) “Teknik observasi digunakan untuk
menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, dan
benda serta rekaman gambar. Menurut Guba dan Lincoln dalam Lexy Moleong
(2004: 174), “ada beberapa alasan mengapa penelitian kualitatif memerlukan
pengamatan, diantaranya:
1. Teknik pengamatan didasarkan atas pengalaman secara langsung.
2. Teknik pengamatan memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian
mencatat perilaku dan kejadian sebagimana yang terjadi pada keadaaan
sebenarnya.
3. Pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang
berkaitan dengan pengetahuan proporsional maupun pengetahuan yang
langsung diperoleh dari data.
4. Sering terjadi ada keraguan pada peneliti
5. Teknik pengamatan memungkinkan peneliti mampu memahami situasi yang
rumit.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

45

6. Dalam kasus-kasus tertentu dimana teknik komunikasi tidak memungkinkan,


pengamatan dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat.
Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan
pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti, sehingga diharapkan
dapat memperoleh gambaran atas kinerja Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya
Karanganyar.

c. Dokumentasi
Menurut HB. Sutopo (2002: 69) “Dokumen tertulis dan arsip merupakan
sumber data yang sering memiliki posisi penting dalam penelitian kualitatif.
Menurut Yin dalam Sutopo (2002: 69) “Mencatat dokumen disebut sebagai
content analysis artinya peneliti tidak sekedar mencatat isi penting yang tersurat
dalam dokumen, tetapi juga tentang maknanya yang tersirat sehingga peneliti
harus bersikap kritis dan teliti. Peneliti mengumpulkan dokumen-dokumen yang
berkaitan dengan elemen-elemen dalam pengukuran kinerja dengan balanced
scorecard. Dokumen-dokumen yang diperlukan peneliti terdiri dari :
1. Data Umum Perusahaan
a. Sejarah berdirinya
b. Visi, misi serta strategi
c. Struktur organisasi
d. Produk, jasa dan pelayanan
e. Wilayah Pemasaran
f. Permodalan
g. Daftar karyawan
2. Data khusus
a. Laporan Keuangan
b. Laporan pertumbuhan anggota
c. Data pelatihan-pelatihan karyawan
d. Inovasi produk

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

46

2. Studi Pustaka (library research)


Metode pengumpulan data yang dilakukan untuk memperoleh data
pendukung/sekunder. Hal ini bisa dilakukan dengan membaca dan mempelajari
buku-buku, jurnal, majalah, serta artikel yang berhubungan dengan masalah yang
diteliti. Data-data tersebut akan digunakan sebagai pedoman dalam membahas
permasalahan yang menjadi topik penelitian.

F. Validitas Data
H.B. Sutopo (2002: 78) mengemukakan bahwa, ”Validitas data
merupakan jaminan bagi kemantapan kesimpulan dan tafsir makna sebagai hasil
penelitian”. Pemantapan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan data yang
didasarkan pada suatu kriteria tertentu. Sedangkan dalam penelitian ini teknik
pemeriksaan data dilakukan dengan cara trianggulasi dan review informan untuk
menjamin validitas data.
1. Trianggulasi
Menurut Lexy J. Moleong (2004: 330), ”Trianggulasi adalah teknik
pemeriksaaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data
itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu”.
Menurut Patton dalam H.B. Sutopo (2002: 78) ada 4 macam teknik trianggulasi
sebagai cara untuk meningkatkan validitas data dalam penelitian kualitatif, yaitu:
1. Trianggulasi data (sumber)
Cara ini mengarahkan peneliti agar di dalam mengumpulkan data, peneliti
wajib menggunakan beragam sumber data yang tersedia. Artinya, data yang
sama atau sejenis akan lebih mantap kebenaranya bila digali dari beberapa
sumber data yang berbeda.
2. Trianggulasi Metode
Jenis trianggulasi ini dapat dilakukan oleh seorang peneliti dengan
mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik atau metode
pengumpulan data yang berbeda. Penekanan dalam trianggulasi metode adalah
penggunaan metode pengumpulan data yang berbeda dan bahkan lebih jelas

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

47

diusahakan mengarah pada sumber data yang sama untuk menguji


kemantapan informasinya.
3. Trianggulasi Peneliti
Yang dimaksud dengan cara trianggulasi peneliti adalah hasil penelitian baik
data maupun simpulan .mengenai bagian tertentu atau keseluruhannya bisa
diuju validitasnya dari beberapa peneliti.
4. Trianggulasi Teori
Trianggulasi teori dilakukan dengan menggunakan perspektif lebih dari satu
teori dalam membahas permasalahan yang dikaji. Dari beberapa perspektif
teori yang akan diginakan akan dapat diperoleh pandangan yang lebih
lengkap, tidak hanya sepihak sehingga bisa dianalisis dan ditarik kesimpulan
yang lebih utuh dan menyeluruh.
Jenis trianggulasi yang digunakan untuk mencapai validitas dalam
penelitian ini adalah trianggulasi sumber, dimana peneliti menggunakan beberapa
narasumber yang berbeda untuk mengumpulkan data atau informasi yang sejenis,
sehingga informasi yang diperoleh dari narasumber satu dapat dibandingkan
dengan informasi yang diperoleh dari narasumber lain.

2. Review Informan
Review informan dilakukan pada waktu peneliti sudah mendapat data
yang cukup lengkap dan berusaha menyusun sajian datanya walaupun mungkin
masih belum utuh dan menyeluruh, unit-unit laporan tersebut dikomunikasikan
dengan informannya, khususnya informan pokok (key informan). Hal ini
dilakukan untuk mengetahui apakah laporan yang disusun merupakan pernyataan
atau deskripsi sajian yang disetujui mereka.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

48

G. Analisis Data
Teknik analisis data adalah cara yang digunakan untuk mengolah data
hasil penelitian untuk menjawab hipotesis. Menurut Bogdan dan Taylor dalam
Lexy J. Moleong (2004: 280) mengemukakan bahwa:
Analisis data adalah proses yang merinci usaha secara formal untuk
menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan
oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan
hipotesis itu.

Sedangkan menurut Patton dalam Lexy J. Moleong (2004: 280), ”Analisis


data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu
pola, kategori, dan satuan uraian dasar.
Teknik analisis data yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard untuk menilai kinerja Unit
Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar. Adapun langkah-langkah yang
ditempuh dalam analisis data adalah sebagai berikut:
1. Menjabarkan visi, misi, strategi dan tujuan perusahaan ke dalam empat
perspektif Balanced Scorecard, yaitu: perspektif keuangan, customer, proses
bisnis internal serta pertumbuhan dan pembelajaran dan diterjemahkan dalam
bentuk kriteria keseimbangan dengan menentukan sasaran strategik, ukuran
hasil, ukuran pemacu kinerja.

commit to user
22

Tabel 2
Kerangka Kriteria Keseimbangan Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar
Ukuran Hasil Ukuran Pemacu Kinerja Bobot
Perspektif Sasaran Strategik
(Lag Indicators) (Lead Indicators) Nilai
1. Perspektif • Peningkatan Pendapatan • Peningkatan Pendapatan • Jumlah produk/jasa yang digunakan anggota 1
Keuangan • Peningkatan SHU • Peningkatan SHU • Prosentase SHU yang dibagikan 1
• Efisiensi biaya • Efisiensi biaya • Penurunan biaya yang dikeluarkan 1
• Cash Ratio (Likuiditas) • Cash Ratio (Likuiditas) • RAPBK 1
• Rasio modal terhadap total aktiva • Rasio modal terhadap • RAPBK 1
(solvabilitas) total aktiva (solvabilitas)
• Rasio rentabilitas modal • Rasio rentabilitas modal • RAPBK 1
(Rentabilitas) (Rentabilitas)
2. Perspektif • Peningkatan partisipasi anggota • Akuisisi Pelanggan • Bertambahnya anggota baru 1
Pelanggan • Mempertahankan loyalitas pelanggan • Retensi Pelanggan • Berkurangnya jumlah anggota yang keluar 1
• Meningkatnya kesejahteraan anggota • Kepuasan Pelanggan • Berkurangnya jumlah keluhan anggota 1

3. Perspektif • Pengembangan produk/jasa • Proses Inovasi • Peningkatan pendapatan 1


Proses Bisnis • Peningkatan kualitas proses pelayanan • Proses Operasi • Kecepatan proses pelayanan 1
Internal • Layanan Purna Jual • Kemudahan akses anggota 1
4. Perspektif • Peningkatan komitmen karyawan • Retensi karyawan • Berkurangnya jumlah karyawan yang keluar 1
Pembelajaran • Peningkatan kapabilitas karyawan • Produktivitas karyawan • Strategic job
dan • Kapabilitas karyawan • Jumlah karyawan yang mengikuti pelatihan 1
Pertumbuhan 1

Total Skor 15

49
65
50

1. Menentukan hasil skor dari tiap-tiap ukuran yang diteliti, terdiri dari:
a. Perspektif Keuangan
Beberapa rasio finansial yang digunakan dalan pengukuran, antara lain:
1) Peningkatan Pendapatan
2) Peningkatan SHU
3) Efisiensi biaya
4) Cash Ratio (Likuiditas)
5) Rasio modal terhadap total aktiva (solvabilitas)
6) Rasio rentabilitas modal (Rentabilitas)
b. Perspektif Pelanggan
1) Akuisisi Pelanggan
2) Retensi Pelanggan
3) Kepuasan Pelanggan
c. Perspektif Proses Bisnis Internal
1) Proses Inovasi
2) Proses Operasi
3) Layanan Purna Jual
d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
1) Retensi karyawan
2) Produktivitas karyawan
3) Kapabilitas karyawan
51
51

2. Menghitung total skor dan rata-rata skor


Tabel 3
Kerangka Ikhtisar Kinerja Unit Simpan Pinjam
KSU Mekar Surya Karanganyar
No Perspektif Tahun Kriteria Bobot
2008 2009 2010
1 Perspektif Pelanggan
• Peningkatan Pendapatan
• Peningkatan SHU
• Efisiensi biaya
• Cash Ratio (Likuiditas)
• Rasio modal terhadap total
aktiva (solvabilitas)
• Rasio rentabilitas modal
(Rentabilitas)
2 Perspektif Pelanggan
• Akuisisi Pelanggan
• Retensi Pelanggan
• Kepuasan Pelanggan
3 Perspektif Proses Bisnis
Internal
• Proses Inovasi
• Proses Operasi
• Layanan Purna Jual
4 Perspektif Pembelajaran dan
Pertumbuhan
• Retensi karyawan
• Produktivitas karyawan
• Kapabilitas karyawan
52

3. Menentukan Rata-rata Skor


Total Skor
Rata-rata Skor =
Total Bobot Standar

4. Menentukan kinerja dari skala pengukuran rata-rata skor:


a. Kinerja tertinggi, yaitu kinerja diatas 80% = rata-rata skor 0.06-1.00 yang
menunjukkan ”Kinerja Perusahaan Baik”
b. Kinerja rata-rata, yaitu kinerja antara 50%-80% = skor 0-0.06 yang
menunjukkan ”Kinerja Perusahaan Cukup Baik”
c. Kinerja terendah, yaitu kinerja yang kurang dari 50% = skor -1-0 yang
menunjukkan ”Kinerja Perusahaan Buruk”
BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian


1. Sejarah Singkat Berdirinya KSU Mekar Surya Karanganyar
Latar belakang utama didirikannya Koperasi Serba Usaha (KSU) Mekar
Surya Karanganyar yaitu dalam rangka ikut berperan aktif dalam pembangunan
ekonomi bangsa melalui penciptaan lapangan kerja dan usaha simpan pinjam yang
dapat menjadi alternatif bagi masyarakat yang membutuhkan sehingga diharapkan
mampu meningkatkan kesejahteraan bersama. KSU Mekar Surya Karanganyar
dengan kepercayaan dasar yang dimiliki berupaya agar dapat bekerja secara
maksimal sehingga dapat berperan dalam meningkatkan kesejahteraan karyawan
beserta keluarganya, membantu pemerintah dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, membantu anggota dalam menyimpan dananya agar
aman serta mendapat tambahan penghasilan dari jasa yang diberikan, membantu
tambahan modal bagi anggota yang membutuhkan sehingga usahanya dapat
berkembang dan terbebas dari rentenir, membantu anggota yang membutuhkan
dana untuk biaya sekolah, berobat dan sebagainya serta berperan dalam
mendukung kegiatan sosial di masyarakat.
KSU Mekar Surya dipelopori dan diketuai oleh Dra. Hj. Endang Sri
Handayani, M.M hingga sekarang. KSU Mekar Surya Karanganyar didirikan dan
melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan AD/ART, Akta Pendirian dengan
Badan Hukum Nomo422/BH/285.1/XI/2002, Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
Koperasi No. 2833002297, Surat Ijin Usaha (SIUP) No. 52/28.3.1/PK/II/2003,
dan NPWP No. 02 304.435.7.526.000.
KSU Mekar Surya mulai menjalankan usahanya sejak tanggal 2 Januari
2003 dengan modal awal Rp. 158.110.000. Saat ini, KSU Mekar Surya
Karanganyar telah memiliki 9 kantor cabang unit simpan pinjam dan 1
minimarket dengan jumlah pengurus dan karyawan sebanyak 33 orang. Total asset
KSU Mekar Surya Karanganyar per 31 Desember 2003 sebesar 3 milyar dan pada
akhir tahun 2010 menjadi sekitar 14 milyar.

53
54

2. Struktur Organisasi KSU Mekar Surya Karanganyar


Struktur organisasi memegang peranan penting dalam suatu organisasi.
Struktur organisasi mampu memberikan kejelasan mengenai batas wewenang,
tanggungjawab (job description) masing-masing bagian dalam organisasi serta
melaksanakan pekerjaan untuk mencapai tujuan organisasi secara keseluruhan.
Adapun struktur organisasi KSU Mekar Surya Karanganyar dapat dilihat
pada gambar 10:
55

RAT

Pengurus
Ketua : Dra. Hj. Endang,
Sekretaris : H. Soeharsono, BA
Bendahara : Agus Tri H, S.Pt

Swalayan
Simpan Pinjam
Manajer

A. Mukromi ST

Pembukuan Kasir Gudang


A. Mukromi ST Fitri, Parni Gunawan

K. Skh UUO Jumantono Cab. Kebak K Cab. Pusat Bejen Cab. Karangpandan Cab. Tasikmadu Cab. Mojogedang Cab. Kerjo Cab. Jaten
Betty A,SH Sri Ngatini, Amd Tri Winarsi, Amd Sahli Mustofa,SE Bagus Suprapto, SH Tatik Panti A,SE Istina N, SH, MH Yuda T,A,md Hendri I, S.Pd

Marketing Marketing Marketing Accounting


Yusuf P, S.E Al Rival Q Paimin Afifah D, SE Gambar 10
Struktur Organisasi KSU Mekar Surya Karanganyar

55
56

Susunan pengurus KSU Mekar Surya Karanganyar adalah sebagai berikut:


a. Pengurus
1) Ketua : Dra. Hj. Endang Sri Handayani, M.M
2) Sekretaris : H. Soeharsono, B.A.
3) Bendahara : Agus Tri Haryanto, S.Pt
b. Pengelola/Karyawan
1) Kantor Cabang Sukoharjo
Manajer : Betty Anggorowati, S.H
2) Kantor Cabang Jumantono
a. Manajer : Sri Ngatini, Amd
b. Kasir : Anisa Rodhiana, Amd
c. Marketing : 1. Mukti Buwono
2. Ibnu Maksum
3) Kantor Cabang Kebakkramat
a. Manajer : Tri Winarsi, Amd
b. Kasir : Sri Lestari, S.H
4) Kantor Cabang Pusat Bejen
a. Manajer : Sahli Mustofa, S.E
b. Accounting : Afifah Darmastuti, S.E
c. Kasir : Dwi Ernawati, A.md
d. Marketing : 1. Yusuf Purnomo
2. Al Rival Qomaruddin
3. Paimin
5) Kantor Cabang Karangpandan
a. Manajer : Bagus Suprapto, S.H
b. Kasir : Erlina Widyaningrum, A.md
c. Marketing : Supriyanto
6) Kantor Cabang Tasikmadu
a. Manajer : Tatik Panti A, S.E
7) Kantor Cabang Mojogedang
a. Manajer : Istina N, SH, MH
57

b. Kasir : Dewi Yuni Erawati, S.E


8) Kantor Cabang Kerjo
a. Manajer : Yuda Taruna, Amd
b. Kasir : Puji Handayani
9) Kantor Cabang Jaten
a. Manajer : Hendri Ismiyati,S.Pd
b. Marketing : Haryo Prasidi,S.E
Dengan melihat struktur organisasi diatas, tugas dan wewenang masing-
masing (job description) pengurus dan karyawan yaitu:
A. Tugas dan Wewenang Pengurus:
1) Ketua:
a) memimpin organisasi Koperasi secara keseluruhan.
b) memajukan Koperasi baik pusat maupun cabang-cabangnya.
c) mewakili Koperasi untuk urusan eksternal.
d) memberi otorisasi pinjaman di atas Rp 5.000.000,- dengan salah satu
di antara dua pengurus lainnya.
e) memberi otorisasi pengeluaran biaya di atas Rp 500.000,-.
f) bersama semua pengurus memberi otorisasi pinjaman di atas Rp
10.000.000,-.
g) memberi otorisasi pengambilan uang di bank sesuai mekanisme yang
ada.
h) melakukan koordinasi dengan pengurus maupun karyawan.
i) mengangkat dan memberhentikan karyawan.
j) menyelenggarakan RAT.
k) melakukan pengawasan jalannya koperasi.
2) Sekretaris
a) mewakili pengurus untuk urusan eksternal.
b) mengagendakan surat masuk dan surat keluar.
c) membuat SK pegawai Koperasi.
d) bersama salah satu pengurus memberi otorisasi pinjaman di atas Rp
5.000.000,-.
58

e) bersama semua pengurus memberi otorisasi pinjaman di atas Rp


10.000.000,-.
f) bersama pengurus lain melakukan pengambilan uang ke bank sesuai
mekanisme yang ada.
g) bersama pengurus lain untuk mengangkat dan memberhentikan
karyawan.
h) menyelenggarakan rapat:
 Rapat Pengurus minimal 1 bulan sekali
 Rapat Pengurus dan manajer 3 bulan sekali
 Rapat Pengurus dan karyawan minimal 1 bulan sekali
 Rapat dengan seluruh anggota (RAT) satu tahun sekali
i) menyusun daftar program kerja
3) Bendahara
a) mewakili pengurus untuk urusan eksternal.
b) mengawasi setiap transaksi dan pembukuan.
c) menyusun laporan keuangan konsolidasi (bulanan dan tahunan).
d) bersama salah satu pengurus memberi otorisasi pinjaman di atas Rp
5.000.000,-.
e) bersama semua pengurus memberi otorisasi pinjaman di atas Rp
10.000.000,-.
f) bersama pengurus lain melakukan pengambilan uang ke bank sesuai
mekanisme yang ada.
g) memberi otorisasi pengeluaran biaya di atas Rp 500.000,-.
h) bersama pengurus lain untuk mengangkat dan memberhentikan
karyawan
i) bersama pengurus lain menyelenggarakan Rapat Anggota Tahunan.
j) menyusun Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Koperasi
59

B. Tugas dan Wewenang Karyawan


1) Manajer
a) memimpin organisasi dan memajukan usaha di cabangnya masing-
masing.
b) memberi otorisasi pinjaman maksimal Rp 5.000.000,-.
c) menyampaikan laporan keuangan kepada pengurus setiap akhir bulan.
d) memberi otorisasi keluar masuknya uang (pengeluaran biaya maksimal
Rp 500.000,- selebihnya harus mendapat otorisasi pengurus)
e) menandatangani laporan harian
f) melaksanakan tugas lain atas mandat pengurus
2) Kasir
a) membantu manajer yang relevan dengan tugasnya.
b) menerima dan mengeluarkan kas sesuai dengan mekanisme yang
berlaku.
c) menghitung kas setiap hari dengan benar sehingga sesuai dengan
pembukuan dan saldo kas yang tertera pada neraca harian.
d) membuat buku perincian kas.
e) menjaga uang tunai dan surat berharga di brankas.
f) bertanggung jawab sepenuhnya atas keluar masuknya uang.
3) Bagian Pembukuan
a) membantu manajer yang relevan dengan tugasnya.
b) mencatat semua transaksi keuangan yang terjadi ke dalam buku
tabelaris
c) mengisi kartu pinjaman.
d) mengecek kelengkapan segala sesuatu yang berkaitan dengan
administrasi kegiatan koperasi serta menyimpannya.
e) menyusun laporan keuangan untuk mendapat persetujuan manajer.
Khusus kantor pusat disampaikan ke pengurus.
f) menyimpan agunan dan perjanjian kredit.
60

4) Bagian Lapangan (Marketing/Collector)


a) membantu tugas manajer yang relevan dengan tugasnya.
b) memeriksa kelayakan (survey) calon anggota peminjam yang
mengajukan permohonan pinjaman sesuai prinsip 5 C (Caracter,
Capacity, Condition, Capability, dan Collateral). Selanjutnya di
informasikan kepada manajer maupun pengurus.
c) melaksanakan penagihan.
d) membuat laporan peminjam bermasalah setiap sebulan sekali.
e) berupaya dalam menyelesaikan pinjaman bermasalah seperti:
 membuat surat peringatan kepada peminjam bermasalah.
 mengikuti perkembangan peminjam bermasalah.

3. Produk, Jasa dan Pelayanan


KSU Mekar Surya Karanganyar memperoleh izin usaha berdasarkan Akta
Pendirian Koperasi dengan Badan Hukum Nomor 422/BH/285.1/XI/2002. Jenis
usaha KSU Mekar Surya Karanganyar ada dua yaitu simpan pinjam dan
minimarket. Namun usaha difokuskan pada produk utama yaitu Unit Simpan
Pinjam. Jenis usaha lain yang pernah dilakukan adalah penjualan ATK, photo
copy, wartel, budidaya jamur, dan budidaya ikan lele, namun usaha tersebut
dinilai kurang menguntungkan sehingga dihentikan.
Produk-produk yang disediakan oleh Unit Simpan Pinjam KSU Mekar
Surya Karanganyar diantaranya:
1. Simpanan umum
2. Simpanan berjangka
3. Pinjaman flat/pembiayaan bagi hasil murabahah
4. Pembiayaan menurun/mark-up musyarakah (fee berdasakan sisa pokok)
5. Obligasi

4. Wilayah Pemasaran
Wilayah pemasaran untuk simpan pinjam, meliputi seluruh wilayah
Kabupaten Karanganyar dan sekitarnya baik wilayah perkotaan, pinggiran kota,
61

maupun pedesaaan. Melayani seluruh lapisan masyarakat dari mulai kelas kelas
bawah, menengah hingga atas dengan tingkatan usia mulai dari remaja, dewasa,
hingga tua.
Adapun wilayah pemasaran KSU Mekar Surya Karanganyar dengan
membuka kantor Cabang sebanyak 9 cabang yaitu:

No. Kantor Cabang Tahun Sistem


1. Kantor Pusat Bejen 2005 Konvensional
2. Kecamatan Karangpandan 2005 Konvensional
3. Kecamatan Tasikmadu 2006 Syari’ah
4. Kecamatan Jumantono 2007 Syari’ah
5. Kecamatan Mojogedang 2008 Syari’ah
6. Kecamatan Kerjo 2008 Syari’ah
7. Kabupaten Kebakkramat 2008 Konvensional
8. Kecamatan Jaten 2009 Syari’ah
9. Kecamatan Sukoharjo 2009 Syari’ah

Untuk memajukan usahanya, KSU Mekar Surya Karanganyar juga


menjalin kerja sama dengan 6 koperasi lain. Kerjasama tersebut dikenal dengan
nama ”Mekar Surya Group” yaitu sebuah jaringan kerjasama antar koperasi yang
meliputi Kopwan Sraswati, KSU Maju Lancar, KSP Trans Artha, KSU IKAYO,
KSU Surya Sejahtera, dan PKSP Artho Kuncoro. Kerja sama antar koperasi
mendasarkan pada keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan bersama. Selain
itu adanya kerjasama akan memperluas jaringan (link) ke berbagai daerah. Dengan
kerja sama tersebut diharapkan mereka bisa maju dan berkembang bersama.

5. Permodalan untuk Pengembangan Usaha Koperasi


Sesuai dengan pasal 41, modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan
modal pinjaman. Modal sendiri dapat berasal dari simpanan pokok, simpanan
wajib, dana cadangan dan hibah. Untuk pengembangan usahanya koperasi dapat
menggunakan modal pinjaman dengan memperhatikan kelayakan dan
62

kelangsungan usahanya. Ada beberapa sumber dana sebagai sarana untuk


meningkatkan usaha KSU Mekar Surya Karanganyar adalah sebagai berikut:
a. Modal sendiri
1. Simpanan Pokok
2. Simpanan Wajib
3. Simpanan Khusus
4. Modal Penyertaan
5. Cadangan Modal
6. Cadangan Resiko
b. Modal simpanan
1. Simpanan Umum
2. Simpanan Berjangka
3. BBM
c. Modal Pinjaman
1. Pinjaman Obligasi
2. Pinjaman dari anggota
3. Pinjaman Bank dan lembaga lain yaitu BPD, Bukopin, BTN, BCA, BPR
BCI, Andalan Finance, dan Jamsostek.

B. Deskripsi Hasil Penelitian


1. Visi, Misi, Slogan, Motto, Kepercayaan dan Budaya
KSU Mekar Surya Karanganyar
a. Tujuan
Meningkatkan kesejahteraan yaitu dengan meningkatkan mutu pelayanan dan
daya saing yang lebih baik.
b. Visi
“Mewujudkan Koperasi yang sehat, bermanfaat dan bermartabat.”
c. Misi
1) Melaksanakan Tri Sehat Koperasi yang meliputi sehat organisasi, sehat
manajemen, dan sehat usaha.
2) Meningkatkan peran dalam pembangunan ekonomi mikro (UKM).
63

3) Mewujudkan Koperasi sebagai Badan Usaha yang tangguh.


4) Bersinergi meningkatkan kesejahteraan anggota.
5) Meningkatkan manfaat Koperasi bagi anggota dan masyarakat.
d. Budaya Perusahaan
Budaya organisasi adalah suatu sistem nilai dan kepercayaan yang membentuk
karyawan, struktur organisasi dan sistem pengendalian perusahaan untuk
memproduksi norma-norma keyakinan. Setiap organisasi mempunyai budaya
masing-masing, demikian halnya KSU Mekar Surya Karanganyar memiliki
budaya yang terus dikembangkan dan dilanjutkan kepada setiap individu
dalam organisasi. Adapun budaya KSU Mekar Surya Karanganyar antara lain:
1) Shiddiq (benar dan jujur)
Pengelola memiliki moralitas yang menjunjung tinggi kebenaran dan
kejujuran.
2) Tabligh (mengembangkan lingkungan menuju kebaikan)
Pengelola dalam mensosialisasikan peran KSU Mekar Surya Karanganyar
harus mengedepankan manfaat bagi anggota dan masyarakat.
3) Amanah (dapat dipercaya)
Pengelola melaksanakan prinsip kehati-hatian dan kejujuran dalam
mengelola dana, sehingga timbul rasa saling percaya antara pengelola
dengan pihak-pihak terkait.
4) Fathonah (kompeten dan profesional)
Pengelola harus kompeten dan profesional (disiplin, jujur, tekun, dan
loyal) serta pelayanan dengan cermat, santun, dan penuh tanggungjawab.
5) Istiqomah (konsisten)
Pengelola harus selalu konsisten dalam usahanya serta menjunjung tinggi
semangat kekeluargaan, kerja sama dan kepedulian sosial.
6) Menjunjung tinggi semangat kekeluargaan, kerja sama, dan kepedulian
sosial.
Budaya dapat mencakup simbol yang berupa slogan maupun logo
perusahaan. Motto KSU Mekar Surya Karanganyar yaitu ”Ibarat lidi meskipun
kecil/lemah bila bersatu mendatangkan kemanfaatan yang besar”. Selain
64

motto, KSU Mekar Surya Karanganyar juga memiliki slogan yang berbunyi
”Mitra Sukses Usaha Anda”. Sedangkan makna logo KSU Mekar Surya
Karanganyar yaitu:
1) Warna Biru
Mencerminkan keandalan, dapat dipercaya dan bertanggung jawab.
2) Warna Merah
Melambangkan keuletan dan ketegasan dalam menghadapi berbagai
masalah.
3) Gambar tiga pilar diikat dan satu titik
Merupakan perwujudan dari satu kesatuan untuk mewujudkan Tri Sehat
Koperasi sebagai satu tujuan bersama.
KSU Mekar Surya Karanganyar dengan kepercayaan dan nilai dasar yang
dimiliki berupaya agar dapat bekerja secara maksimal sehingga dapat berperan
dalam meningkatkan kesejahteraan karyawan beserta keluarganya, membantu
pemerintah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, membantu
anggota dalam menyimpan dananya agar aman serta mendapat tambahan
penghasilan dari jasa yang diberikan, membantu tambahan modal usaha bagi
anggota yang membutuhkan sehingga usahanya dapat berkembang dan terbebas
dari rentenir, membantu anggota yang membutuhkan dana untuk biaya sekolah,
berobat dan sebagainya serta berperan dalam mendukung kegiatan sosial di
masyarakat.

2. Program Kerja KSU Mekar Surya Karanganyar Tahun 2010


KSU Mekar Surya Karanganyar menyusun program kerja untuk tahun
2010 sebagai berikut:
a. Bidang organisasi dan administrasi
 Penyempurnaan Standard Operational Procedure (SOP)
b. Bidang sumber daya manusia
 Standarisasi kompetensi karyawan
 Studi Banding
 Sertifikasi manajer
65

c. Bidang kesejahteraan karyawan


 Kenaikan gaji
 Tunjangan hari raya
 Penghargaan bagi karyawan berprestasi
 Subsidi untuk arisan haji
 Pembinaan keluarga
d. Bidang pelayanan kepada anggota
 Mudah, cepat, memuaskan
 Perhatian kepada anggota
 Peningkatan promosi
e. Bidang infrastruktur
 Renovasi gedung
f. Bidang keuangan
 Peningkatan permodalan
 Peningkatan laba usaha
g. Bidang sosial
 Qurban pada saat idul adha

C. Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Kajian Teori


Berdasarkan uraian di atas, terdapat kondisi yang mendukung
dilakukannya penerapan balanced scorecard sebagai sistem pengukuran kinerja
pada Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar. Kondisi tersebut
adalah bahwa KSU Mekar Surya Karanganyar telah memiliki visi, misi yang jelas
dan mudah dipahami untuk dituangkan dalam konsep-konsep strategi yang jelas.
Hal tersebut mempermudah menyusun sistem pengukuran kinerja dengan
balanced scorecard.
Analisis data yang dilakukan berdasar data yang telah terkumpul adalah
sebagai berikut:
66

1. Menterjemahkan Visi, Misi, dan Strategi ke dalam Balanced Scorecard


Dalam program kerja KSU Mekar Surya Karanganyar terdapat beberapa
point yang harus dicapai. Balanced scorecard menuntut adanya kesesuaian antara
visi, misi, dan rencana strategis pada setiap perspektif balanced scorecard. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan hubungan sebab-akibat. Berdasarkan pada
teori pada balanced scorecard dengan hasil wawancara, dokumen perusahaan, dan
pengamatan, maka penulis dapat menyusun hubungan sebab akibat rencana
strategis perusahaan, lihat Gambar 11.
VISI
“Mewujudkan Koperasi yang sehat, bermanfaat dan bermartabat.”
MISI
1. Melaksanakan Tri Sehat Koperasi yang meliputi sehat organisasi, sehat manajemen, dan sehat
usaha.
2. Meningkatkan peran dalam pembangunan ekonomi mikro (UKM).
3. Mewujudkan Koperasi sebagai Badan Usaha yang tangguh.
4. Bersinergi meningkatkan kesejahteraan anggota.
5. Meningkatkan manfaat Koperasi bagi anggota dan masyarakat.

PERSPEKTIF Pertumbuhan Peningkatan Efisiensi Cash Rasio Modal Rasio


KEUANGAN Pendapatan SHU Biaya Ratio terhadap Rentabilitas
Total Aktiva Modal

PERSPEKTIF
PELANGGAN Peningkatan Mempertahankan
Kualitas Meningkatnya
partisipasi anggota hubungan
loyalitas pelanggan
anggota kesejahteraan anggota

PERSPEKTIF
Pengembangan Peningkatan Kualitas
BISNIS
Produk/jasa Proses Pelayanan
INTERNAL

PERSPEKTIF
PEMBELAJARAN Peningkatan Peningkatan
Komitmen Karyawan Kapabilitas Karyawan
DAN
PERTUMBUHAN
Gambar 11. Hubungan Sebab-Akibat Rencana Strategis pada
Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar.
67

2. Kriteria Keseimbangan Balanced Scorecard pada


Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar
Berdasarkan hasil wawancara dan dokumen Unit Simpan Pinjam KSU
Mekar Surya Karanganyar, maka penulis dapat membuat kriteria keseimbangan
Balanced Scorecard yang bisa digunakan sebagai kartu skor.
49

Tabel 4
Kerangka Kriteria Keseimbangan Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar

Ukuran Hasil Ukuran Pemacu Kinerja


Perspektif Sasaran Strategik
(Lag Indicators) (Lead Indicators)
1. Perspektif Keuangan  Peningkatan Pendapatan  Peningkatan Pendapatan  Jumlah produk/jasa yang digunakan anggota
 Peningkatan SHU  Peningkatan SHU  Prosentase SHU yang dibagikan
 Efisiensi biaya  Perubahan biaya  Penurunan biaya yang dikeluarkan
 Cash Ratio (Likuiditas)  Cash Ratio (Likuiditas)  RAPBK
 Rasio modal terhadap total aktiva  Rasio modal terhadap total
 RAPBK
(solvabilitas) aktiva (solvabilitas)
 Rasio rentabilitas modal (Rentabilitas)  Rasio rentabilitas modal
(Rentabilitas)  RAPBK

2. Perspektif Pelanggan  Peningkatan partisipasi anggota  Akuisisi Pelanggan  Bertambahnya anggota baru
 Mempertahankan loyalitas pelanggan  Retensi Pelanggan  Berkurangnya jumlah anggota yang keluar
 Meningkatnya kesejahteraan anggota  Kepuasan Pelanggan  Berkurangnya jumlah keluhan anggota

3. Perspektif Proses  Pengembangan produk/jasa  Proses Inovasi  Peningkatan pendapatan


Bisnis Internal  Peningkatan kualitas proses pelayanan  Proses Operasi  Kecepatan proses pelayanan
 Layanan Purna Jual  Kemudahan akses anggota
4. Perspektif  Peningkatan komitmen karyawan  Retensi karyawan  Berkurangnya jumlah karyawan yang keluar
Pembelajaran dan  Peningkatan kapabilitas karyawan  Strategic job
Pertumbuhan  Produktivitas karyawan  Jumlah karyawan yang mengikuti pelatihan
 Kapabilitas karyawan

68
65
69

3. Mengukur Kinerja Unit Simpan Pinjam


KSU Mekar Surya Karanganyar dengan Balanced Scorecard
Setelah menentukan ukuran-ukuran yang digunakan dalam mengukur
keberhasilan pencapaian strategis, langkah selanjutnya adalah mengukur
keberhasilan pencapaian strategis dari masing-masing perspektif. Perhitungan
rasio pengukuran kinerja pada beberapa perspektif sesuai dengan penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Riah Yulianti (2009: 66) dan Nurul Umam (2010:
59) yaitu dengan cara melakukan perbandingan ukuran hasil yang diperoleh pada
tahun berjalan dengan dua tahun sebelumnya.
a. Perspektif Keuangan
Ukuran finansial sangat berguna dalam memberikan gambaran
mengenai hasil pengukuran sisi ekonomis atas aktivits-aktivitas yang diambil
perusahaan. Balanced Scorecard tetap menggunakan kinerja keuangan karena
ukuran keuangan sangat penting dalam memberikan ringkasan konsekuensi
tindakan ekonomi yang telah diambil oleh manajemen.
Dalam mengukur perspektif keuangan ini menggunakan tolok ukur
sebagai berikut:
1) Peningkatan Pendapatan
Rasio ini digunakan untuk seberapa besar kemampuan Unit Simpan
Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar dalam mempertahankan dan
meningkatkan pendapatannnya yang telah dicapai dari satu periode ke
periode berikutnya. Rasio peningkatan pendapatan Unit Simpan Pinjam
KSU Mekar Surya Karanganyar dapat dikatakan baik apabila dari periode
ke periode berikutnya mengalami trend yang naik. Dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Peningkatan Pendapatan =
Pendapatan Tahun Berjalan  Pendapatan Tahun Lalu
x100 %
Pendapatan Tahun Lalu
70

Tabel 5
Rasio Peningkatan Pendapatan
Tahun 2008 2009 2010
Pendapatan 1,906,911,014 2,159,153,246 2,423,418,928
Rasio Pertumbuhan Pendapatan - 13,23% 12,24%
Sumber : KSU Mekar Surya Karanganyar (Lampiran 7 dan 8-Data diolah)
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa Unit Simpan Pinjam KSU Mekar
Surya Karanganyar belum mampu meningkatkan pendapatannya dengan
baik. Pada tahun 2009 rasio peningkatan pendapatan sebesar 13,23% dan
mengalami penurunan pada tahun 2010 menjadi 12,24%. Secara
keseluruhan peningkatan pendapatan KSU Mekar Surya Karanganyar
dinilai “kurang”.
2) Peningkatan SHU
SHU suatu koperasi merupakan salah satu aspek pendapatan bagi anggota.
Peningkatan SHU suatu koperasi mengindikasikan peningkatan
pendapatan anggotanya.
Tabel 6
Rasio Peningkatan SHU
Tahun 2008 2009 2010
SHU 6,609,955 8,558,185 9,920,293
Rasio Peningkatan SHU - 29,47% 15,92%
Sumber : KSU Mekar Surya Karanganyar (Lampiran 7 dan 8-Data diolah)
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa Unit Simpan Pinjam KSU Mekar
Surya Karanganyar belum mampu meningkatkan SHU dengan baik.
Secara keseluruhan peningkatan SHU Unit Simpan Pinjam KSU Mekar
Surya Karanganyar dinilai “kurang”.
3) Perubahan Biaya
Rasio ini digunakan untuk mengetahui efisiensi biaya yang telah dilakukan
perusahaan. Dapat dirumuskan sebagai berikut:
Biaya tahun berjalan  Biaya tahun lalu
Perubahan Biaya = x100%
Biaya tahun lalu
71

Tabel 7
Rasio Perubahan Biaya
Tahun 2008 2009 2010
Biaya 1,900,301,059 2,150,595,062 2,413,498,635
Rasio Perubahan Biaya - 13,17% 12,22%
Sumber : KSU Mekar Surya Karanganyar (Lampiran 7 dan 8-Data diolah)
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa rasio perubahan biaya mengalami
penurunan dari tahun ke tahun yaitu pada tahun 2009 sebesar 13,17% dan
tahun 2010 sebesar 12,22%. Hal ini berarti Unit Simpan Pinjam KSU
Mekar Surya Karanganyar telah mampu menggunakan biaya perusahaan
secara efisien. Secara keseluruhan perubahan biaya KSU Mekar Surya
Karanganyar dinilai “baik”.
4) Cash Ratio (Likuiditas)
Kas  SetaraKas
Cash Ratio = x100%
Kewajiban Lancar
Sumber rasio : Munawir (Analisa Laporan Keuangan)
Tabel 8
Cash ratio
Tahun 2008 2009 2010
Kas 117,286,782 184,684,742 212,613,242
Kas di Bank 1,506,670,956 1,034,638,198 3,112,110,825
Hutang Lancar 8,370,305,392 9,326,745,664 9.141,851,528
Cash ratio 13,76% 18,13 36,37
Sumber : KSU Mekar Surya Karanganyar (Lampiran 5 dan 6-Data diolah)
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa cash ratio mengalami kenaikan dari
tahun ke tahun yaitu 13,76% pada tahun 2009 menjadi 18,13% pada tahun
2009, dan meningkat lagi menjadi 36,37%. Hal ini berarti Unit Simpan
Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar telah mampu meningkatkan
kemampuannya dalam likuiditas. Secara keseluruhan cash ratio Unit
Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar dinilai “baik”.
72

5) Rasio modal sendiri dengan total aktiva (solvabilitas)


Rasio solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar
hutang-hutangnya pada saat dilikuidasi. Perhitungannya adalah sebagai
berikut:
Modal Sendiri
Rasio modal sendiri dengan total aktiva = x100%
Total Aktiva
Sumber rasio : Munawir (Analisis Rasio Laporan Keuangan)
Tabel 9
Rasio Modal dengan Aktiva
Tahun 2008 2009 2010
Modal Sendiri 909,163,226 1,056,072,506 1,080,175,908
Total aktiva 10,858,503,110 11,854,415,650 15,768,063,366
Rasio modal sendiri 8,37% 8,91% 6,85%
terhadap total aktiva
Sumber : KSU Mekar Surya Karanganyar (Lampiran 5 dan 6-Data diolah)
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa rasio modal sendiri dengan total
aktiva mengalami kenaikan pada tahun 2008 sebesar dari 8,37% menjadi
8,91%. Namun dari tahun 2009 ke 2010 mengalami penurunan menjadi
6,85%. Hal ini berarti Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya
Karanganyar cukup mampu meningkatkan kemampuannya dalam
membayar hutang-hutangnya pada saat dilikuidasi. Secara keseluruhan
rasio modal sendiri dengan total aktiva Unit Simpan Pinjam KSU Mekar
Surya Karanganyar dinilai “cukup”.
6) Rasio rentabilitas modal (Rentabilitas)
Rentabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh
keuntungan. Perhitungannya adalah sebagai berikut:
SHU
Rasio Rentabilitas modal = x100%
Modal
Sumber rasio : Munawir (Analisis Rasio Laporan Keuangan).
73

Tabel 10
Rasio Rentabilitas Modal
Tahun 2008 2009 2010
SHU 6,609,955 8,558,185 9,920,293
Modal 909,163,226 1,056,072,506 1,080,175,908
Rasio Rentabilitas modal 0,73% 0,81% 0,92%
Sumber : KSU Mekar Surya Karanganyar (Lampiran 5 dan 6-Data diolah)
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa rasio rentabilitas modal mengalami
kenaikan dari tahun ke tahun yaitu pada tahun 2008 sebesar 0,73%, tahun
2009 sebesar 0,81% dan tahun 2010 sebesar 0,92%. Hal ini berarti Unit
Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar telah mampu
meningkatkan kemampuannya dalam memperoleh manfaat ekonomi.
Secara keseluruhan rasio rentabilitas modal Unit Simpan Pinjam KSU
Mekar Surya Karanganyar dinilai “baik”.

b. Perspektif Pelanggan
Dalam perspektif ini yang menjadi fokus perhatian adalah bagaimana
perusahaan mampu mempertahankan pelanggan yang telah dimiliki dan dapat
meningkatkan jumlah pelanggan baru. Tolok ukur yang digunakan untuk
mengukur perspektif pelanggan adalah sebagai berikut:
1) Akuisisi Pelanggan
Akuisisi pelanggan merupakan kemampuan perusahaan dalam
memperoleh pelanggan baru. Akuisisi ini diukur dengan membandingkan
jumlah anggota tahun berjalan dengan tahun sebelumnya. Apabila
mengalami peningkatan jumlah anggota berarti koperasi dinilai telah
mampu memperoleh anggota baru.
Persentase akuisisi =

Jumlah Pelanggan Tahun Berjalan  Jumlah Pelanggan Tahun Lalu


x100%
Jumlah Pelanggan Tahun Lalu
74

Tabel 11
Data Akuisisi Pelanggan
Tahun 2008 2009 2010
Jumlah Anggota 547 859 2832
Tambahan Anggota - 312 1745
Persentase Akuisisi - 57,04% 229,69%
Sumber : KSU Mekar Surya Karanganyar (Data diolah)
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa kemampuan Unit Simpan Pinjam
KSU Mekar Surya Karanganyar dalam menarik anggota untuk setiap
tahunnya mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Hal ini
ditunjukkan dari tingkat akuisisi yang meningkat dari 57,04% di tahun
2009 menjadi 229,69% di tahun 2010. Secara keseluruhan tingkat akuisisi
pelanggan Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar dinilai
“baik”.
2) Retensi Pelanggan
Retensi pelanggan mengukur tingkat kemampuan koperasi dalam
mempertahankan hubungannya dengan anggota. Apabila dari tahun ke
tahun jumlah anggota tetap atau meningkat, maka koperasi telah mampu
mempertahankan anggotanya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak-pihak terkait, jumlah data
pelanggan yang keluar dari Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya
Karanganyar tidak banyak. Apabila diprosentasekan tidak mencapai 10%
dari jumlah keseluruhan anggota. Sehingga dapat dikatakan tingkat retensi
pelanggan Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar dinilai
“baik”.
3) Kepuasan pelanggan
Kepuasan pelanggan dapat dinilai dengan cara mengukur jumlah keluhan
yang masuk yang meliputi pelayanan yang kurang memuaskan, kurang
cepat dalam menanggapi keluhan. Berdasarkan hasil wawancara dengan
pihak manajemen, Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar
telah mampu memenuhi kepuasan pelanggannya. Hal ini terbukti dengan
75

sedikitnya jumlah keluhan mengenai pelayanan. Apabila di prosentasekan


tidak sampai 10%. Untuk itu tingkat kepuasan pelanggan dinilai ”baik”.

c. Perspektif Proses Bisnis Internal


Perspektif proses bisnis internal mencakup identifikasi proses yang
diperlukan untuk mencapai tujuan pelanggan dan keuangan. Kinerja pelayanan
yang baik kepada pelanggan adalah hasil dari proses, keputusan dan aksi yang
muncul dalam organisasi, sehingga manajer harus fokus pada operasi internal
untuk memuaskan kebutuhan pelanggan. Perspektif ini mencakup tiga proses,
yaitu inovasi, operasi, dan layanan purna jual. Untuk mengukur perspektif ini
KSU Mekar Surya Karanganyar dapat menggunakan tolok ukur sebagai
berikut:
1) Proses Inovasi
Proses inovasi menunjukkan penciptaan nilai dimana perusahaan
pertama kali menemukan dan mengembangkan pasar baru, pelanggan baru
serta kebutuhan yang sedang berkembang dan yang tersembunyi dari
pelanggan saat ini. Perusahaan merancang dan mengembangkan produk
dan jasa baru yang memungkinkan menjangkau pasar dan pelanggan baru
serta memuaskan kebutuhan pelanggan.
Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar telah
melakukan inovasi baik produk maupun jasa. Inovasi produk berupa
Simpanan Haji untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan serta
meningkatkan pendapatan dari penjualan produk atau jasa yang
ditawarkan. Inovasi selanjutnya berupa pengembangan jasa berupa
pelayanan yang efisien yang memungkinkan menjangkau pasar dan
pelanggan baru. Selain itu, KSU Mekar Surya Karanganyar juga
melakukan kerjasama untuk memperluas jaringan. Diantaranya menjalin
kerjasama dengan Telkom untuk produk flexy, Quarto Internasional,
mendirikan group bisnis yaitu ”Mekar Surya Group”. Dengan adanya
kerjasama tersebut diharapkan dapat menjangkau seluruh segmen pasar
mulai dari masyarakat kelas bawah, menengah hingga atas.
76

Berdasarkan uraian di atas, maka Unit Simpan Pinjam KSU Mekar


Surya Karanganyar telah melakukan inovasi baik produk maupun jasa.
Secara keseluruhan proses inovasi yang dilakukan dapat dinilai ”baik”.
2) Proses Operasi
Proses operasi menunjukkan aktivitas perusahaan dimulai dengan
diterimanya pesanan pelanggan dan diakhiri dengan penyampaian produk
atau jasa kepada pelanggan. Proses ini menitikberatkan pada penyampaian
produk dan jasa kepada pelanggan yang ada secara efisien, konsisten, dan
tepat waktu. Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar telah
menjalankan proses operasionalnya sesuai dengan standar operasional
prosedur yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil wawancara, waktu yang
diperlukan Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar dalam
proses pembiayaan tergantung pada karakteristik anggota. Bagi anggota
yang sudah lama dan memiliki karakteristik baik hanya memerlukan waktu
1 jam maksimal 1 hari. Namun bagi anggota baru maksimal 2 hari karena
harus di survey terlebih dahulu.
Berdasarkan uraian di atas, maka Unit Simpan Pinjam KSU Mekar
Surya Karanganyar dapat dikatakan telah mampu meningkatkan
keunggulan koperasi dengan memberikan pelayanan secara cepat di tengah
persaingan usaha yang semakin kompetitif. Secara keseluruhan proses
operasi yang dilakukan dapat dinilai ”baik”.
3) Layanan Purna Jual
Layanan purna jual yang dilakukan Unit Simpan Pinjam KSU Mekar
Surya Karanganyar berupa servis yang responsif, ramah dan terpercaya.
Hal ini sesuai dengan budaya perusahaan. Pihak koperasi mengatasi
keluhan-keluhan pelanggan dengan azas kekeluargaan. Aspek lain dari
layanan purna jual adalah proses penagihan. Dalam melakukan proses
penagihan, pihak marketing koperasi memberi kemudahan terhadap
anggota yang ingin melakukan angsuran tetapi tidak memiliki waktu untuk
datang langsung ke kantor yaitu dengan mendatangi langsung ke rumah
pelanggan atau bisa melalui rekening. Bahkan ada bentuk perhatian bagi
77

pelanggan yang sudah lama yaitu dengan membantu apabila ada pelanggan
yang terkena musibah dan pemberian parsel saat lebaran bagi pelanggan
dengan jumlah simpanan banyak. Selain itu juga melakukan qurban berupa
sapi untuk dibagikan kepada anggotanya. Hal ini sesuai dengan misinya
yaitu ”Meningkatkan manfaat Koperasi bagi anggota dan masyarakat”.
Secara keseluruhan proses layanan purna jual yang dilakukan Unit Simpan
Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar dapat dinilai ”baik”.

d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan


Proses pembelajaran dan pertumbuhan ini bersumber dari sumber daya
manusia, sistem dan prosedur organisasi. Sasaran dari perspektif pembelajaran
dan pertumbuhan ini adalah meningkatkan kapabilitas karyawan dan
komitmen karyawan. Adapun tolok ukur yang digunakan adalah:
1) Retensi karyawan
Retensi karyawan dihitung dengan membandingkan antara jumlah
karyawan yang keluar dengan jumlah karyawan tahun berjalan.
Tabel 12
Retensi Karyawan
Tahun 2008 2009 2010
Jumlah karyawan yang keluar 1 0 1
Jumlah Karyawan 24 26 26
% retensi karyawan 95,8% 100% 96,15%
Sumber : KSU Mekar Surya Karanganyar (Data diolah)
Tabel diatas menunjukkan tingkat retensi karyawan mengalami
peningkatan namum tidak signifikan. Hal ini dapat dilihat pada tahun 2008
sebesar 95,8% meningkat menjadi 100% kemudian mengalami penurunan
menjadi 96,15% di tahun 2010. Sehingga tingkat retensi karyawan
selanjutnya dinilai ”cukup”.
78

2) Produktivitas karyawan
Produktivitas karyawan adalah suatu ukuran hasil, dampak keseluruhan
uasha peningkatan moral dan keahlian pekerja, inovasi, proses internal,
dan kepuasan pelanggan. Produktivitas karyawan merupakan rasio
pendapatan perusahaan per karyawan. Dapat dirumuskan sebagai berikut:
Rasio produktivitas =
Produktivitas tahun berjalan  Produktivitas tahun lalu
x100%
Produktivitas tahun lalu
Tabel 13
Produktivitas Karyawan
Tahun 2008 2009 2010
Pendapatan 1,906,911,014 2,159,153,246 2,423,418,928
Jumlah karyawan 24 26 26
Produktivitas karyawan 79,454,626 83,044,356 93,208,420
Rasio produktivitas - 4,5% 12,24%
Sumber: KSU Mekar Surya Karanganyar (Data diolah)
Dari tabel diatas menunjukkan adanya peningkatan yang cukup signifikan
dalam produktivitas karyawan yaitu pada tahun 2009 sebesar 4,5% dan
tahun 2010 sebesar 12,24%. Tingkat produktivitas karyawan Unit Simpan
Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar dinilai ”baik” .
3) Kapabilitas karyawan
Untuk meningkatkan kapabilitas karyawan maka pihak perusahaan
mengikutsertakan karyawan yang bersangkutan pada seminar-seminar atau
pelatihan-pelatihan baik yang diadakan oleh pihak yang berhubungan
dengan KSU Mekar Surya Karanganyar maupun pihak independen.
Kapabilitas karyawan dapat dirumuskan sebagai berikut:
Rasio karyawan yang ikut pelatihan =
Jumlah karyawan yang dilatih
x100%
Jumlah karyawan
79

Tabel 14
Rasio Karyawan yang Dilatih
Tahun 2008 2009 2010
Jumlah pelatihan 4 5 5
Jumlah karyawan 24 26 26
Jumlah karyawan yang dilatih 4 7 7
Rasio karyawan yang ikut pelatihan 16,67% 26,92% 26,92%
Sumber : KSU Mekar Surya Karanganyar (Data diolah)
Tabel diatas menunjukkan adanya peningkatan jumlah karyawan yang
mengikuti pelatihan dari tahun ke tahun namun tidak signifikan.
Keikutsertaan karyawan dalam pelatihan maupun seminar merupakan
proses pembelajaran yang diharapkan mampu meningkatkan kualitas SDM
yang selanjutnya dapat memberikan kontribusi bagi kemajuan Unit
Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar. Tingkat pelatihan
karyawan selanjutnya dinilai ”cukup”.

4. Menilai Hasil Pengukuran Kinerja Unit Simpan Pinjam KSU Mekar


Surya Karanganyar dengan Balanced Scorecard
Penulis menggunakan skala penilaian (rating scale) yaitu stape scale, yang
merupakan skala yang menilai objek yang diteliti diantara angka-angka yang
ditentukan (Sekaran dalam Primadhani Asmoro, 2008).
Tabel 15
Rating Scale
Skor Nilai
-1 Kurang
0 Cukup
1 Baik

Dalam hal ini penulis menggunakan nilai -1 sampai dengan 1. Skala ini
merupakan skala yang paling sering digunakan dalam penelitian terdahulu untuk
mengukur tingkat ”baik”, ”cukup” atau ”kurang”, sehingga dianggap cukup
80

reliabilitas. Asumsi yang digunakan untuk penilaian ini adalah kinerja dari
masing-masing tolok ukur. Kinerja dapat dikatakan ”baik” apabila mengalami
peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun. Sedangkan kinerja yang
dikatakan ”cukup” apabila kinerja mengalami peningkatan, namun tidak
signifikan dan kinerja dianggap ”kurang” jika mengalami penurunan dari tahun ke
tahun.
Setelah melakukan pengukuran terhadap masing-masing perspektif dengan
membandingkan data dari tahun ke tahun dan analisis terhadap data yang ada,
langkah selanjutnya adalah menilai kinerja dengan Balanced Scorecard.
81

Tabel 16
Ikhtisar Hasil Penilaian Kinerja Unit Simpan Pinjam
KSU Mekar Surya Karanganyar
Tahun
No. Perspektif Kriteria Bobot
2008 2009 2010
1. Perspektif Keuangan (6)
 Peningkatan Pendapatan 13,23% 12,24% Kurang -1
 Peningkatan SHU 29,47% 15,92% Kurang -1
 Efisiensi biaya 13,17% 12,22% Baik 1

 Cash Ratio (Likuiditas) 13,76% 18,13% 36,37% Baik 1

 Rasio modal terhadap 8,37% 8,91% 6,85% Cukup 0

total aktiva (solvabilitas)


 Rasio rentabilitas modal 0,73% 0,81% 0,92% Baik 1

(Rentabilitas)
2. Perspektif Pelanggan (3)
 Akuisisi Pelanggan - 57,04% 229,69% Baik 1
 Retensi Pelanggan - - - Baik 1
 Kepuasaan Pelanggan - - - Baik 1
3. Perspektif Proses Bisnis
Internal (3)
 Proses Inovasi - - - Baik 1
 Proses Operasi - - - Baik 1
 Layanan Purna Jual - - - Baik 1
4. Perspektif Pembelajaran
dan Pertumbuhan (3)
 Retensi karyawan 95,8% 100% 96,15% Cukup 0
 Produktivitas karyawan - 4,5% 12,24% Baik 1
 Kapabilitas karyawan 16,67% 26,92% 26,92% Cukup 0
Total 8
Sumber: KSU Mekar Surya (data diolah).
82

Hasil penilaian kinerja diatas merupakan hasil dari pengukuran atas


masing-masing perspektif, yang mana hasil pengukuran tersebut menunjukkan
bahwa:
a. Perspektif Keuangan
1) Peningkatan Pendapatan
Dari tabel 2 diatas, dapat dilihat bahwa peningkatan pendapatan Unit
Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar dinilai ”cukup”. Hal ini
dikarenakan adanya penurunan rasio peningkatan pendapatan dari 13,23%
pada tahun 2009 menjadi 12,24 pada tahun 2010. Untuk itu diberi skor -1.
2) Peningkatan SHU
Dari tabel 3 diatas, dapat dilihat bahwa rasio peningkatan SHU mengalami
penurunan dari tahun ke tahun. Hal ini berarti Unit Simpan Pinjam KSU
Mekar Surya Karanganyar belum mampu meningkatkan SHUnya dengan
baik. Secara keseluruhan rasio peningkatan SHU Unit Simpan Pinjam
KSU Mekar Surya Karanganyar dinilai “cukup” dan diberi skor -1.
3) Perubahan Biaya
Perubahan biaya mengalami penurunan dari tahun ke tahun, yaitu pada
pada tahun 2009 sebesar 13,17% dan tahun 2010 sebesar 12,22%. Hal ini
menunjukkan bahwa Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar
mampu melakukan efisiensi biaya dengan baik. Untuk itu dinilai “baik”
dan diberi skor 1.
4) Cash Ratio (Likuiditas)
Dari tabel 5 diatas, dapat dilihat bahwa cash ratio mengalami kenaikan
dari tahun ke tahun yaitu 13,76% pada tahun 2009 menjadi 18,13% pada
tahun 2009, dan meningkat lagi menjadi 36,37%. Hal ini berarti Unit
Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar telah mampu
meningkatkan kemampuannya dalam likuiditas. Secara keseluruhan cash
ratio Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar dinilai “baik”
dan diberi skor 1.
83

5) Rasio modal terhadap total aktiva (solvabilitas)


Rasio modal terhadap total aktiva mengalami peningkatan sekaligus
penurunan dalam tiga tahun terakhir yaitu pada tahun 2008 sebesar 8,37%
meningkat pada 2009 yaitu 8,91% dan mengalami penurunan menjadi
6,85% pada tahun 2010. Secara keseluruhan rasio modal terhadap total
aktiva dinilai “cukup” dan diberi skor 0.
6) Rasio rentabilitas modal (Rentabilitas)
Berdasarkan tabel 7 diatas, dapat dilihat bahwa rasio rentabilitas modal
mengalami peningkatan tiap tahunnya yaitu pada tahun 2008 sebesar
0,73%, tahun 2009 sebesar 0,81%, dan pada tahun 2010 sebesar 0,92%.
Untuk itu dinilai “baik” dan diberi skor 1.
b. Perspektif Pelanggan
1) Akuisisi Pelanggan
Dari tabel 8 diatas, dapat dilihat bahwa tingkat akuisisi pelanggan Unit
Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar mengalami peningkatan
yang signifikan, yaitu sebesar 57,04% di tahun 2009 menjadi 229,69% di
tahun 2010. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Unit Simpan Pinjam
KSU Mekar Surya Karanganyar mampu menarik pelanggan baru
sehinggan dinilai “baik” dan diberi skor 1.
2) Retensi Pelanggan
Tingkat retensi pelanggan Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya
Karanganyar dinilai ”baik”. Hal ini dikarenakan Unit Simpan Pinjam KSU
Mekar Surya Karanganyar senantiasa mempertahankan pelanggannya
dengan baik. Terbukti dengan prosentase pelanggan keluar yang tidak
mencapai 10% dari jumlah keseluruhan pelanggan. Untuk itu dinilai
”baik” dan diberi skor 1.
3) Kepuasan Pelanggan
Tingkat kepuasan pelanggan Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya
Karanganyar dinilai ”baik”. Hal ini dikarenakan Unit Simpan Pinjam KSU
Mekar Surya Karanganyar dapat memberikan pelayanan yang memuaskan
untuk pelanggan. Terbukti dengan prosentase pelanggan yang memberikan
84

keluhan tidak mencapai 10% dari jumlah keseluruhan pelanggan. Untuk


itu dinilai ”baik” dan beri skor 1.
c. Perspektif Proses Bisnis Internal
1) Proses Inovasi
Dari tolok ukur ini, penulis tidak menggunakan angka untuk
menentukan kriteria baik atau tidaknya kinerja, melainkan menggunakan
hasil wawancara dengan pihak terkait. Unit Simpan Pinjam KSU Mekar
Surya Karanganyar telah melakukan inovasi baik produk maupun jasa.
Selain itu, KSU Mekar Surya Karanganyar juga melakukan kerjasama
untuk memperluas jaringan. Diantaranya menjalin kerjasama dengan
Telkom untuk produk flexy, Quarto Internasional, mendirikan group bisnis
yaitu ”Mekar Surya Group”. Dengan adanya kerjasama tersebut
diharapkan dapat menjangkau seluruh segmen pasar mulai dari masyarakat
kelas bawah, menengah hingga atas. Secara keseluruhan proses inovasi
yang dilakukan dapat dinilai ”baik” dan diberi skor 1.
2) Proses Operasi
Proses operasi yang dilakukan Unit Simpan Pinjam KSU Mekar
Surya Karanganyar mengutamakan pada pelayanan. Unit Simpan Pinjam
KSU Mekar Surya Karanganyar dapat dikatakan telah mampu
meningkatkan keunggulan koperasi dengan memberikan pelayanan secara
cepat di tengah persaingan usaha yang semakin kompetitif. Secara
keseluruhan proses operasi yang dilakukan dapat dinilai ”baik” dan diberi
skor 1.
3) Layanan Purna Jual
Layanan purna jual yang dilakukan Unit Simpan Pinjam KSU Mekar
Surya Karanganyar berupa servis yang responsif, ramah dan terpercaya,
mengatasi keluhan-keluhan pelanggan dengan azas kekeluargaan, proses
penagihan yang bisa dilakukan dengan mendatangi langsung ke rumah
atau melalui rekening. Secara keseluruhan proses layanan purna jual yang
dilakukan Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar dapat
dinilai ”baik” dan diberi skor 1.
85

d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan


1) Retensi karyawan
Tingkat retensi karyawan Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya
Karanganyar dinilai ”cukup”. Tingkat retensi karyawan mengalami
peningkatan namum tidak signifikan. Hal ini dapat dilihat pada tahun 2008
sebesar 95,8% meningkat menjadi 100% kemudian mengalami penurunan
menjadi 96,15% di tahun 2010. Tingkat retensi karyawan selanjutnya
dinilai ”cukup” dan diberi skor 0.
2) Produktivitas karyawan
Produktivitas karyawan Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya
Karanganyar dilakukan dengan membandingkan antara pendapatan dengan
jumlah karyawan yang ada. Produktivitas karyawan menunjukkan adanya
peningkatan pada tahun 2009 sebesar 4,5% menjadi 12,24% pada tahun
2010. Tingkat produktivitas karyawan Unit Simpan Pinjam KSU Mekar
Surya Karanganyar dinilai ”baik” dan diberi skor 1.
3) Kapabilitas karyawan
Tingkat kapabilitas atau kemampuan karyawan Unit Simpan Pinjam KSU
Mekar Surya Karanganyar dinilai ”cukup”. Hal ini dikarenakan jumlah
karyawan yang mengikuti pelatihan dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan namun tidak signifikan. Pada tahun 2008 adalah 16,67%
meningkat menajdi 26,92%, kemudian pada tahun 2010 stagnan yaitu
tetap 26,92. Tingkat pelatihan karyawan selanjutnya dinilai ”cukup” dan
diberi skor 0.
Hasil penilaian kinerja diatas merupakan hasil analisa dari data-data yang
tersaji. Tabel 13 menunjukkan hasil penilaian kinerja yang dilakukan dengan
konsep balanced scorecard yang didasarkan pada penilaian skor. Pengukuran
kinerja dengan balanced scorecard memiliki total bobot skor 8 dari total bobot
standar 15 karena terdiri dari 15 ukuran hasil sehingga rata-rata skor adalah 8/15 =
0,53.
86

Langkah selanjutnya adalah membuat skala untuk menilai total skor


(Sidik Pramono dalam Riah, 2009) sehingga kinerja perusahaan dapat ditentukan
sebagai berikut:
a. Kinerja tertinggi, yaitu kinerja diatas 80% = rata-rata skor 0.06-1.00 yang
menunjukkan ”Kinerja Perusahaan Baik”
b. Kinerja rata-rata, yaitu kinerja antara 50%-80% = skor 0-0.06 yang
menunjukkan ”Kinerja Perusahaan Cukup Baik”
c. Kinerja terendah, yaitu kinerja yang kurang dari 50% = skor -1-0 yang
menunjukkan ”Kinerja Perusahaan Buruk”
Dengan demikian dapat diartikan bahwa kinerja Unit Simpan Pinjam KSU
Mekar Surya Karanganyar apabila diukur dengan metode balanced scorecard
terletak di daerah ”cukup” karena nilainya antara 0-0,6 atau diantara 50%-80%.
Seperti pada gambar dibawah ini:

Kurang Cukup Baik


-1 0 0,6 1

0% 50% 80% 100%


Gambar 12
Kurva kinerja Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar

Berdasarkan gambar di atas, dapat diartikan bahwa kinerja Unit Simpan


Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar berada di daerah “cukup” karena skor
0,53 terletak diantara daerah 50%-80% (antara skor 0-0,6).
87

BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pengukuran kinerja
dengan metode Balanced Scorecard pada Unit Simpan Pinjam Koperasi Serba
Usaha (KSU) Mekar Surya Karanganyar dapat disimpulkan:
1. Hasil pengukuran kinerja Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya
Karanganyar dilihat dari perspektif keuangan secara umum dinilai cukup. Hal
ini dapat dilihat dari peningkatan pendapatan yang mengalami penurunan yaitu
pada tahun 2009 sebesar 13,23% dan 12,24% pada tahun 2010 dan dinilai
kurang, peningkatan SHU yang mengalami penurunan dari 29,47% menjadi
15,92% dan dinilai kurang, efisiensi biaya mengalami penurunan dari 13,17
menjadi 12,22% dan dinilai baik, cash ratio mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun yaitu dari 13,76% menjadi 18,13% menjadi 36,37%, rasio
modal terhadap total aktiva sempat mengalami kenaikan dari 8,37% menjadi
8,91% namun kemudian turun menjadi 6,85%, rasio rentabilitas modal
mengalami peningkatan dari 0,73% menjadi 0,81% menjadi 0,92%.
2. Hasil pengukuran kinerja dilihat dari perspektif customer secara umum dinilai
baik. Hal ini dapat dilihat dari akuisisi pelanggan yang mengalami
peningkatan yang signifikan dari 57,04% pada tahun 2009 menjadi 229,69%
pada tahun 2010, retensi pelanggan dan kepuasan pelanggan yang mengalami
peningkatan tiap tahunnya.
3. Hasil pengukuran kinerja dilihat dari perspektif proses bisnis internal secara
umum dinilai baik. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan proses inovasi,
operasi, maupun layanan purna jual yang mengalami peningkatan tiap
tahunnya.
4. Hasil pengukuran kinerja dilihat dari perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan secara umum dinilai cukup. Hal ini dapat dilihat dari rasio
retensi karyawan yang mengalami peningkatan namun tidak signifikan yaitu
dari 95,8% pada tahun 2008 menjadi 100% pada tahun 2009 dan mengalami

87
88

penurunan pada tahun 2010 sebesar 96,15% dan dinilai cukup, rasio
produktivitas karyawan yang mengalami peningkatan dari 4,5% pada tahun
2009 menjadi 12,24% pada tahun 2010 dan dinilai baik, serta rasio kapabilitas
karyawan yang mengalami peningkatan namun tidak signifikan yaitu dari
16,67% di tahun 2008 meningkat menjadi 26,92% di tahun 2009 dan tetap
26,92% di tahun 2010 dan dinilai cukup.
5. Pengukuran kinerja dalam penelitian ini menggunakan skor -1 untuk kinerja
“kurang”, dan 0 untuk kinerja “cukup” dan 1 untuk kinerja “baik”. Total skor
penilaian kinerja terhadap Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya
Karanganyar adalah 8, dari total bobot standar 15. Sehingga rata-rata skor
adalah 8/15 = 0,53 (terletak antara 0-0,6).
6. Berdasarkan hasil penilaian kinerja Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya
Karanganyar pada tahun 2010 diperoleh hasil bahwa kinerja Unit Simpan
Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar secara keseluruhan dinilai cukup
baik.

B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat dikaji implikasi dari hasil
penelitian tersebut. Implikasi hasil penelitian dapat berupa dampak teoritis
terhadap usaha pengembangan ilmu pengetahuan atau penelitian dan
penerapannya secara praktis dan pemecahan masalah penelitian. Implikasi dari
hasil penelitian ini adalah:

1. Implikasi Teoritis
Dari hasil penelitian ini menguatkan teori dalam bidang Akuntansi
Manajemen, bahwa metode Balanced Scorecard dapat diterapkan sebagai sistem
pengukuran kinerja perusahaan secara komprehensif atau menyeluruh melalui
empat perspektif, yaitu perspektif finansial, perspektif pelanggan, perspektif
proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan pada badan
usaha berbentuk koperasi.
89

2. Implikasi Praktis
Berdasarkan analisis data dan pembahasan, maka Unit Simpan Pinjam
KSU Mekar Surya Karanganyar dapat menerapkan metode balanced scorecard
sebagai sistem pengukuran kinerja koperasi yang dapat mengukur kinerja koperasi
secara komprehensif atau menyeluruh.

C. Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian dan implikasinya, maka penulis
memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi manajemen Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar
a. Dalam iklim persaingan usaha yang semakin kompetitif, koperasi
sebaiknya mulai mencoba menerapkan metode balanced scorecard. Hal
ini dilakukan sebagai upaya melakukan perbaikan manajemen sehingga
diharapkan mampu meningkatkan kinerja koperasi dalam era globalisasi.
Namun perlu disesuaikan dengan kondisi koperasi, mengingat adanya
masalah-masalah sosial yang sangat berpengaruh pada koperasi.
b. Dalam penyusunan perencanaan strategis perusahaan perlu melakukan
perencanaan jangka panjang secara tertulis dan mendetail sesuai dengan
visi dan misi yang ingin diwujudkan perusahaan kelak.
c. Dari keempat perspektif hasil yang masih kurang baik adalah pada
perspektif keuangan serta pembelajaran dan pertumbuhan sehingga
Koperasi perlu melakukan perbaikan untuk meningkatkan hasil kedua
perspektif tersebut. Pada perspektif keuangan indikator yang perlu
ditingkatkan adalah pendapatan, SHU, dan modal sedangkan perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan indikator yang perlu diperbaiki adalah
mempertahankan karyawan apabila jumlah karyawan tetap serta
meningkatkan jumlah karyawan yang ikut dalam pelatihan.
90

2. Bagi peneliti lanjutan


a. Dalam penelitian ini ada keterbatasan penulis diantaranya kemungkinan
kurang tepatnya ukuran yang digunakan dalam menentukan tolak ukur dari
masing-masing perspektif. Scorecard disusun berdasarkan asumsi pribadi
yang didasarkan pada konsep balanced scorecard yang dipandang paling
mungkin dan mudah untuk diterapkan di koperasi, karena itu scorecard
bukanlah hasil mutlak dari konsep balanced scorecard yang harus
diterapkan secara mutlak. Sehingga penulis mengharap kepada peneliti
selanjutnya dapat melakukan pengukuran lebih menyeluruh terhadap
berbagai aspek. Diantaranya adalah ukuran pangsa pasar, kapabilitas
sistem informasi, serta kepuasan karyawan.
b. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan pengukuran kinerja pada
Koperasi dengan lingkup yang lebih luas sehingga diharapkan dapat
menjadi bahan informasi bagi pengelola Koperasi maupun lembaga
keuangan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai