id
SKRIPSI
Oleh:
RAMITA KHOLIFATURROHMAH
NIM: K 7407029
SURAKARTA
2011
commiti to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Oleh:
RAMITA KHOLIFATURROHMAH
NIM: K 7407029
Skripsi
SURAKARTA
2011
commitiito user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commitiiito user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commitivto user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commitvto user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Ramita Kholifaturrohmah, PENGUKURAN KINERJA DENGAN BALANCED
SCORECARD PADA UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI SERBA USAHA
(KSU) MEKAR SURYA KARANGANYAR TAHUN 2010. Skripsi, Surakarta:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta,
Januari 2011.
ABSTRACT
MOTTO
Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman diantara kamu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan.
(QS. Al Mujadalah:11)
Yang membentuk kepribadian kita adalah apa yang kita lakukan berulang kali,
karena itu kesempurnaan tidaklah dicapai dengan sebuah tindakan sekali saja,
tetapi oleh serangkaian kebiasaan baik yang kita lakukan berulang kali.
(Aristoteles)
Masa depan bukan bukan terletak pada pekerjaan apapun, tetapi pada orang yang
mengerjakannya.
(George Crane)
Kebanyakan dari kita tidak mensyukuri apa yang sudah kita miliki, tetapi kita
selalu menyesali apa yang belum kita capai.
(Schopenhauer)
commit
viiito user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan untukmu,
R. Suryo Khasabu
yang senantiasa menemaniku, menyemangatiku, serta memberiku senyuman
thanks for all the kindness, love, and understanding you have given to me
unconditionally
commitixto user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
commitxto user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6. Ibu Dra. Sri Witurachmi, M.M selaku Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, kesempatan dan kemudahan sehingga membantu kelancaran
skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu Dosen BKK Akuntansi yang telah memberikan ilmunya.
8. Seluruh keluarga besar KSU Mekar Surya Karanganyar, terimakasih atas
kerjasamanya dalam mendukung kelancaran penelitian ini.
9. Ayahanda dan Ibunda tersayang serta seluruh keluarga besarku, terimakasih
atas curahan kasih sayang, doa dan dukungannya selama ini.
10. Marching Band dan Kopma UNS, sumber pengalamanku.
11. Teman mahasiswa A1 dan PAK angkatan 2007, semoga kita semua sukses.
12. Seluruh komunitas serta volunteer Solo Batik Carnival 2 dan 3, untuk segala
persahabatan, persaudaraan yang terjalin serta kerja tim yang solid.
13. Mas alam, terimakasih atas bantuannya.
14. Teman-teman kos Linaya, Pondok Titis dan Rinenggo.
15. Untuk Kota Solo yang selalu mengadakan event budaya, sarana untuk
mengembangkan bakat, kreatifitas sekaligus memberikan pengalaman yang
berharga.
16. Teman-teman Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi, terimakasih atas
informasi yang selalu diberikan. Semoga kita bisa meraih impian kita.
Akhir kata, penulis ingin menyampaikan bahwa penyusunan skripsi ini
masih banyak dijumpai kesalahan-kesalahan. Hal itu dikarenakan keterbatasan
kemampuan yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan berbagai masukan dari semua pihak, baik berupa saran maupun
kritik yang sekiranya bisa memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada dalam
penyusunan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Penulis
commitxito user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
commitxiito user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit
xivto user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
commitxvto user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
commit
xvito user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
commit to user
xvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BUMN dianggap perusahaan yang memiliki hak monopoli, birokratis, dan kurang
efisien. Sedangkan koperasi dianggap sebagai badan usaha yang dimiliki pribadi,
modal dan kapasitas usaha kecil, tidak dikelola dengan baik serta kurang
berkembang. Sejauh ini, Koperasi memang belum bisa berkembang pesat
dibandingkan dengan pelaku-pelaku ekonomi lain seperti BUMN maupun swasta.
Hal ini dikarenakan Koperasi masih dihadapkan pada masalah kinerjanya yang
masih belum optimal. Berbagai aspek seperti permodalan yang masih kecil,
kurangnya penguasaan teknologi mutakhir, ketrampilan yang masih sederhana,
lemahnya kemampuan manajemen, serta kurangnya dukungan pemerintah masih
menjadi problematika koperasi.
Untuk dapat bertahan dalam iklim persaingan usaha, koperasi harus terus
melakukan konsolidasi intern yaitu mengusahakan kebangkitan koperasi agar
dapat menjalankan peranannya dalam kehidupan perekonomian. Kepercayaan
harus terus ditingkatkan dengan menumbuhkan koperasi sebagai badan usaha
yang sehat, layak dan berorientasi pada kepentingan anggota. Untuk itu koperasi
harus mampu meningkatkan daya saingnya seperti meningkatkan kemampuan
manajemen, permodalan, penguasaan teknologi mutakhir serta ketrampilan yang
tinggi untuk menangani berbagai aktivitas usahanya (dalam Buletin Koperasi
Edisi Juli/Agustus/September/1991). Seperti dipaparkan oleh Menteri Negara
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) pada acara ”Puncak Peringatan
Hari Koperasi ke-63 tanggal 15 Juli 2010”, koperasi diharapkan mampu
meningkatkan kinerjanya sehingga menjadi kekuatan ekonomi rakyat yang
mandiri, kreatif dan inovatif untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.
B. Perumusan Masalah
Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana
kinerja Unit Simpan Pinjam Koperasi Serba Usaha (KSU) Mekar Surya
Karanganyar apabila diukur dengan menggunakan konsep balanced scorecard.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja Unit Simpan Pinjam
Koperasi Serba Usaha (KSU) Mekar Surya Karanganyar apabila diukur dengan
menggunakan konsep balanced scorecard melalui empat perspektif, yaitu:
perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, sehingga dapat dijadikan sebagai
informasi bagi manajemen dalam menilai kinerja perusahaan.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Memberikan sumbangan pemikiran dalam pengembangan ilmu
pengetahuan khususnya di bidang akuntansi manajemen serta bagi kepentingan
manajemen suatu badan usaha dalam mengukur kinerja sehingga diharapkan
mampu mendorong badan usaha ke arah yang lebih baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Koperasi
Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan Unit Simpan
Pinjam Koperasi Serba Usaha (KSU) Mekar Surya Karanganyar, khususnya
yang berkaitan dengan pengukuran kinerja dengan menggunakan konsep
balanced scorecard.
b. Bagi Akademik
Memberi gambaran tentang konsep balanced scorecard dan penerapannya
pada Unit Simpan Pinjam Koperasi Serba Usaha (KSU) Mekar Surya
Karanganyar.
c. Bagi Penulis
Menambah wawasan dan pemahaman tentang pengukuran kinerja pada sebuah
badan usaha khususnya koperasi dengan menggunakan konsep balanced
scorecard.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Kinerja
Kinerja merupakan gambaran pencapaian pelaksanaan suatu
kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan
visi organisasi. Kinerja perusahaan hendaknya merupakan hasil yang dapat diukur
dan menggambarkan kondisi empirik perusahaan dari berbagai ukuran yang telah
disepakati.
Arti istilah kinerja atau dalam bahasa inggris “performance” adalah hasil
kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam
suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-
masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara
legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika (Suyadi
Prawirosentono dalam Riah, 2009).
7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
A gap F
C E H
Gambar 1. Model Pengukuran Kinerja
Sumber: Husein Umar (2002 : 38)
10
11
12
Sedangkan menurut Lynch dan Cross dalam Sony Yuwono (2002: 29),
manfaat pengukuran kinerja adalah:
1. menelusuri kinerja terhadap harapan pelanggan sehingga akan membawa
perusahaan lebih dekat pada pelanggannya dan membuat seluruh orang dalam
organisasi terlibat dalam upaya memberi kepuasan kepada pelanggan.
2. memotivasi pegawai untuk melakukan pelayanan sebagai bagian dari mata
rantai pelanggan dan pemasok internal.
3. mengidentifikasi berbagai pemborosan sekaligus mendorong upaya-upaya
pengurangan terhadap pemborosan tersebut (reduction of waste).
4. membuat suatu tujuan strategis yang biasanya masih kabur menjadi lebih
konkret sehingga mempercepat proses pembelajaran organisasi.
5. membangun konsensus untuk melakukan suatu perubahan dengan memberi
“rewards” atas perilaku yang diharapkan tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
b) Misi
Menurut Coulter dalam Mudrajad Kuncoro (2006), kendati visi organisasi
memberikan gambaran menyeluruh tentang ke mana organisasi akan dibawa di
masa depan, misi adalah suatu pernyataan tentang apa yang dilakukan oleh
berbagai unit organisasi dan apa yang mereka harapkan untuk mencapai visi
organisasi. Misi juga merupakan bagian dari visi yang biasanya mencerminkan
norma perilaku yang menjadi pedoman para karyawan.
Menurut Mirhani dalam Primadhani (2008), misi perusahaan adalah tugas
khusus yang akan diemban oleh perusahaan dalam mencapai tujuannya sehingga
memberikan arah dan fokus bagi manajemen terhadap aktivitas-aktivitasnya.
Misi adalah jalan pilihan (the chosen track) organisasi untuk menuju ke
masa depan. Misi merupakan alasan keberadaan (reason for being) suatu
organisasi. Fungsi misi adalah sebagai pemfokus kegiatan seluruh anggota
organisasi (Mulyadi, 2007: 473).
c) Strategi
Mulyadi (2007: 409) menyatakan bahwa strategi merupakan pola tindakan
utama dalam pengerahan dan pengarahan seluruh sumber daya organisasi untuk
mewujudkan visi organisasi melalui misi.
Strategi mampu membentuk pola pengambilan keputusan bagi manajer.
Setelah strategi dipilih, strategi tersebut kemudian perlu diterjemahkan ke dalam
rencana kegiatan (action plan).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14
15
yang diantaranya adalah faktor keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta
pertumbuhan dan pembelajaran.
Balanced scorecard merupakan suatu kerangka kerja baru yang
mengintegrasikan berbagai ukuran yang diturunkan dari strategi
perusahaan. Selain ukuran kinerja finansial masa lalu, Balanced Scorecard
juga memperkenalkan pendorong kinerja finansial masa depan yang
meliputi perspektif pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran
dan pertumbuhan, diturunkan dari proses penerjemahan strategi
perusahaan yang dilaksanakan secara eksplisit dan ketat ke dalam berbagai
tujuan dan ukuran yang nyata (Kaplan dan Norton, 2000: 16-17).
16
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
Finansial
ROCE
Loyalitas
Pelanggan
Pelanggan
Penyerahan
Tepat Waktu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19
Process-Centric
Perspektif proses Perspektif
bisnis internal keuangan
Financial
Proses returns yang
produktif dan berlipatganda
cost effective dan berjangka
panjang
Internal Eksternal
focus focus
20
21
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23
Ada tiga tahap perkembangan kondisi keuangan pada unit bisnis, yaitu:
a. bertumbuh (growth)
Perusahaan berada pada awal siklus hidup perusahaan (growth) pada
saat menghasilkan produk dan jasa yang memiliki potensi pertumbuhan.
Perusahaan harus mampu mengolah sumber daya yang tersedia untuk
meningkatkan produk/jasa, fasilitas produksi, kemampuan operasi,
infrastruktur, jaringan distribusi, serta memelihara hubungan erat dengan
pelanggan.
Tujuan finansial dalam tahap ini adalah pertumbuhan pendapatan
dan penjualan di berbagai segmen pasar.
b. bertahan (sustain)
Sebagian besar perusahaan berada pada tahap bertahan (sustain),
kondisi dimana perusahaan akan mempertahankan pangsa pasar yang
dimiliki melalui investasi yang cukup. Tujuan finansial dalam tahap ini
adalah profitabilitas.
c. menuai (harvest)
Unit bisnis mencapai tahap kedewasaan dalam siklus hidupnya. Pada
tahap ini perusahaan sudah tidak lagi membutuhkan investasi yang besar,
namun unit bisnis hanya akan menuai (harvest) investasi yang telah
ditanamnya. Tujuan finansialnya adalah memaksimumkan arus kas operasi
dan penghematan modal kerja.
Kaplan dan Norton (2000: 45) mengungkapkan bahwa ada tiga tema
finansial yang dapat mendorong strategi bisnis, yaitu:
bauran dan pertumbuhan pendapatan (revenue mix and growth)
pengurangan biaya atau peningkatan produktivitas
strategi pemanfaatan aktiva/investasi
24
pelanggan terdiri dari dua yaitu kelompok ukuran utama (core measurement
group) dan proporsi nilai pelanggan (customer value preposition).
1. Ukuran utama (core measurement group)
Komponen pengukuran diilustrasikan sebagai berikut:
Pangsa
Pasar
Kepuasan
Pelanggan
25
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27
Proses
Layanan
Proses Inovasi Proses Operasi Purna Jual
Kebutuhan Kebutuhan
Pelanggan Ciptakan Bangun Luncurkan Pelanggan
Diidentifikasi Kenali Layani Terpuaskan
Produk/ Produk/ Produk/
Pasar Pelanggan
Jasa Jasa Jasa
28
Ukuran Inti
Retensi Produktivitas
Karyawan Karyawan
Kepuasan
Karyawan
Faktor yang
mempengaruhi Kompetensi Infrastruktur Iklim untuk
Staf Teknologi bertindak
29
30
31
32
33
commit to user
34
Perspektif Perspektif
No. Obyek Penelitian Perspektif Keuangan Perspektif Pelanggan Pembelajaran dan
Proses Bisnis Internal
Pertumbuhan
1. PD. BPR BKD Pertumbuhan Customer Acquisition Pengembangan Produk/ Retensi karyawan
Karanganyar pendapatan Customer Retention jasa baru Produktivitas
(Riah,FKIP UNS 2009) Perubahan biaya Customer Satisfaction Respond Time karyawan
Rasio ROA Pelatihan karyawan
Rasio ROE
Leverage ratio
2. Lembaga Keuangan Pertumbuhan Asset Retensi pelanggan Proses inovasi Retensi karyawan
Syariah (BMT) Bina Peningkatan Akuisisi Pelanggan Proses operasi Absensi karyawan
Insan Mandiri (keuntungan) SHU Kepuasan pelanggan Layanan purna jual Produktivitas
Gondangrejo Optimalisasi asset Profitabilitas karyawan
(Nurul Umam,FKIP Peningkatan pelanggan Pelatihan karyawan
UNS 2010) penyaluran
pembiayaan
3. PDAM Surakarta Efisiensi biaya Retensi pelanggan Tingkat kehilangan air Pelatihan karyawan
(Primadhani,FE UNS Peningkatan Akuisisi pelanggan Produktivitas pemanfaatan Produktivitas
2008) pendapatan Cakupan pelanggan instalasi produksi karyawan
Peningkatan Kepuasan pelanggan Kecepatan penyambungan Retensi karyawan
kemampuan untuk baru
menghasilkan laba Kualitas air distribusi
Peningkatan Kontinuitas air
kemampuan Penerapan meter air
untuk memenuhi Kemampuan penanganan
kewajiban aduan rata-rata
34
35
35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36
37
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38
C. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir merupakan alur berfikir yang digunakan dalam
penelitian ini, yang digambarkan secara menyeluruh dan sistematis setelah
mempunyai teori yang mendukung penelitian ini, maka dapat dibuat suatu
kerangka berfikir sebagai berikut:
Setiap perusahaan harus mempunyai visi, misi, tujuan dan strategi
perusahaan. Dari semua point tersebut kemudian dijabarkan ke dalam empat
perspektif balanced scorecard, yaitu: perspektif keuangan, pelanggan, proses
bisnis internal serta pertumbuhan dan pembelajaran. Kemudian diterjemahkan
dalam bentuk kriteria keseimbangan dengan menentukan sasaran strategik,
ukuran hasil, ukuran pemacu kinerja. Kemudian mengukur kinerja dari masing-
masing perspektif dengan membandingkan ukuran dari tahun-tahun sebelumnya
(minimal 3 tahun).
Langkah selanjutnya adalah menentukan skala penilaian (rating scale)
dan memasukkan nilai skor tiap-tiap ukuran ke dalam ikhtisar kinerja perusahaan
untuk dihitung total skornya. Dari total skor tersebut, dihitung rata-rata skor
dengan membagi total skor dengan total bobot standar (jumlah ukuran yang
diteliti). Kemudian membuat skala untuk menilai rata-rata skor tersebut sehingga
perusahaan dapat dikelompokkan menjadi:
a. Kinerja tertinggi, yaitu kinerja diatas 80% = rata-rata skor 0.06-1.00 yang
menunjukkan ”Kinerja Perusahaan Baik”
b. Kinerja rata-rata, yaitu kinerja antara 50%-80% = skor 0-0.06 yang
menunjukkan ”Kinerja Perusahaan Cukup Baik”
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
39
c. Kinerja terendah, yaitu kinerja yang kurang dari 50% = skor -1-0 yang
menunjukkan ”Kinerja Perusahaan Buruk”.
KRITERIA KESEIMBANGAN
BALANCED SCORECARD :
Finansial
Customer
Proses Bisnis Internal
Pembelajaran & Pertumbuhan
Ikhtisar Kinerja Unit Simpan Pinjam Koperasi Serba Usaha (KSU) Mekar Surya
Menghitung Total Skor
Total Skor
Rata-rata Skor =
Total Bobot Standar
KINERJA
commit to user
1. Baik : jika rata-rata skor 0.06-1
2. Cukup : jika rata-rata skor 0-0.06
3. Buruk : jika rata-rata skor -1-0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
40
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Obyek penelitian ini adalah Unit Simpan Pinjam Koperasi Serba Usaha
(KSU) Mekar Surya Karanganyar. Pertimbangan penulis melakukan penelitian di
Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar adalah:
1. Tersedianya data-data yang mendukung kelancaran Penulis dalam
mengumpulkan data yang dibutuhkan.
2. Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar belum pernah dijadikan
obyek penelitian tentang pengukuran kinerja dengan metode Balanced
Scorecard.
2. Waktu Penelitian
Penulis membutuhkan waktu untuk menyelesaikan penelitian ini selama 6
bulan, dimulai bulan Agustus 2010 sampai Januari 2010 dengan perincian sebagai
berikut:
Bulan Ags Sept Okt Nov Des Jan
KEGIATAN
1. Persiapan Penelitian
a. Pengamatan awal
b. Pengajuan Judul
c. Penyusunan Proposal
d. Perizinan
2. Pelaksanaan Penelitian
a. Pengumpulan data
b. Analisis data
c. Penyusunan Laporan Penelitian
commit to user
40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41
B. Metode Penelitian
Menurut Kirk dan Miller dalam Lexy J. Moleong (2004: 4), “Penelitian
kualitatif adalah tradisi tertentu dalm ilmu pengetahuan sosial yang secara
fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya
sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan
dalam peristilahannya.
Menurut Lexy J. Moleong (2004: 6):
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya:
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah.
42
artinya hanya ada satu ruang lingkup lokasi penelitian yaitu Unit Simpan Pinjam
KSU Mekar Surya Karanganyar. Sedangkan terpancang pada tujuan penelitian,
maksudnya bahwa apa yang harus diteliti dibatasi pada aspek-aspek yang sudah
dipilih sebelum melaksanakan penelitian.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan bentuk penelitian studi kasus
(case study). Studi kasus merupakan penelitian yang rinci terhadap objek tertentu
selama kurun waktu tertentu. Jadi kesimpulan yang diambil hanya berlaku pada
elemen-elemen yang diteliti saja seperti objek, populasi dan kurun waktu tertentu.
C. Sumber Data
Menurut Lofland dalam Lexy Moleong (2004: 157), “Sumber data utama
dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan selebihnya adalah data
tambahan seperti dokumen dan lain-lain.
Jenis sumber data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
a. Data Primer
Data yang diperoleh secara langsung di tempat penelitian atau tempat yang
menjadi objek penelitian. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu hasil wawancara (interview) dengan pihak-pihak terkait dari Unit
Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar, hasil pengamatan
(observation) dan pencatatan atas hal-hal yang diperoleh selama pelaksanaan
penelitian.
b. Data Sekunder
Data pendukung yang diperoleh peneliti secara tidak langsung. Misalnya
buku-buku, surat kabar, majalah, serta data yang berasal dari dokumen-
dokumen perusahaan yang berhubungan dengan obyek penelitian.
D. Teknik Sampling
Teknik cuplikan merupakan suatu bentuk khusus atau proses bagi suatu
perumusan atau pemilihan dalam penelitian yang mengarah pada seleksi (HB.
Sutopo, 2002: 55). Cuplikan dalam penelitian kualitatif sering dinyatakan sebagai
internal sampling artinya cuplikan diambil untuk mewakili informasinya, dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43
kelengkapan dan kedalaman yang tidak ditentukan oleh jumlah sumber datanya,
melainkan oleh kedalaman pemahaman akan informasi oleh peneliti. Teknik
sampling yaitu cara pengambilan sampel yang tidak semua anggota diberi
kesempatan menjadi sampel.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive
sampling, dimana peneliti cenderung memilih informan (key informan) yang
dianggap mengetahui informasi dan masalahnya secara mendalam serta dapat
dipercaya. Dalam pelaksanaannya, pengumpulan dan pilihan informaan dapat
berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam
memperoleh data.
a. Wawancara (interview)
Kegiatan yang dilakukan adalah dengan wawancara langsung ke informan
yang dianggap mampu memberikan informasi terkait dengan masalah penelitian.
Menurut Lexy J. Moleong (2004 : 186) ”Wawancara adalah percakapan dengan
maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee)
yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Burhan Bungin (2003: 108)
menjelaskan wawancara adalah proses percakapan dengan maksud untuk
mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, motivasi,
perasaaan dan sebagainya, yang dilakukan dua pihak yaitu pewawancara
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44
b. Observasi (observation)
Menurut HB. Sutopo (2002: 64) “Teknik observasi digunakan untuk
menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, dan
benda serta rekaman gambar. Menurut Guba dan Lincoln dalam Lexy Moleong
(2004: 174), “ada beberapa alasan mengapa penelitian kualitatif memerlukan
pengamatan, diantaranya:
1. Teknik pengamatan didasarkan atas pengalaman secara langsung.
2. Teknik pengamatan memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian
mencatat perilaku dan kejadian sebagimana yang terjadi pada keadaaan
sebenarnya.
3. Pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang
berkaitan dengan pengetahuan proporsional maupun pengetahuan yang
langsung diperoleh dari data.
4. Sering terjadi ada keraguan pada peneliti
5. Teknik pengamatan memungkinkan peneliti mampu memahami situasi yang
rumit.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
45
c. Dokumentasi
Menurut HB. Sutopo (2002: 69) “Dokumen tertulis dan arsip merupakan
sumber data yang sering memiliki posisi penting dalam penelitian kualitatif.
Menurut Yin dalam Sutopo (2002: 69) “Mencatat dokumen disebut sebagai
content analysis artinya peneliti tidak sekedar mencatat isi penting yang tersurat
dalam dokumen, tetapi juga tentang maknanya yang tersirat sehingga peneliti
harus bersikap kritis dan teliti. Peneliti mengumpulkan dokumen-dokumen yang
berkaitan dengan elemen-elemen dalam pengukuran kinerja dengan balanced
scorecard. Dokumen-dokumen yang diperlukan peneliti terdiri dari :
1. Data Umum Perusahaan
a. Sejarah berdirinya
b. Visi, misi serta strategi
c. Struktur organisasi
d. Produk, jasa dan pelayanan
e. Wilayah Pemasaran
f. Permodalan
g. Daftar karyawan
2. Data khusus
a. Laporan Keuangan
b. Laporan pertumbuhan anggota
c. Data pelatihan-pelatihan karyawan
d. Inovasi produk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
46
F. Validitas Data
H.B. Sutopo (2002: 78) mengemukakan bahwa, ”Validitas data
merupakan jaminan bagi kemantapan kesimpulan dan tafsir makna sebagai hasil
penelitian”. Pemantapan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan data yang
didasarkan pada suatu kriteria tertentu. Sedangkan dalam penelitian ini teknik
pemeriksaan data dilakukan dengan cara trianggulasi dan review informan untuk
menjamin validitas data.
1. Trianggulasi
Menurut Lexy J. Moleong (2004: 330), ”Trianggulasi adalah teknik
pemeriksaaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data
itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu”.
Menurut Patton dalam H.B. Sutopo (2002: 78) ada 4 macam teknik trianggulasi
sebagai cara untuk meningkatkan validitas data dalam penelitian kualitatif, yaitu:
1. Trianggulasi data (sumber)
Cara ini mengarahkan peneliti agar di dalam mengumpulkan data, peneliti
wajib menggunakan beragam sumber data yang tersedia. Artinya, data yang
sama atau sejenis akan lebih mantap kebenaranya bila digali dari beberapa
sumber data yang berbeda.
2. Trianggulasi Metode
Jenis trianggulasi ini dapat dilakukan oleh seorang peneliti dengan
mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik atau metode
pengumpulan data yang berbeda. Penekanan dalam trianggulasi metode adalah
penggunaan metode pengumpulan data yang berbeda dan bahkan lebih jelas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
47
2. Review Informan
Review informan dilakukan pada waktu peneliti sudah mendapat data
yang cukup lengkap dan berusaha menyusun sajian datanya walaupun mungkin
masih belum utuh dan menyeluruh, unit-unit laporan tersebut dikomunikasikan
dengan informannya, khususnya informan pokok (key informan). Hal ini
dilakukan untuk mengetahui apakah laporan yang disusun merupakan pernyataan
atau deskripsi sajian yang disetujui mereka.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
48
G. Analisis Data
Teknik analisis data adalah cara yang digunakan untuk mengolah data
hasil penelitian untuk menjawab hipotesis. Menurut Bogdan dan Taylor dalam
Lexy J. Moleong (2004: 280) mengemukakan bahwa:
Analisis data adalah proses yang merinci usaha secara formal untuk
menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan
oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan
hipotesis itu.
commit to user
22
Tabel 2
Kerangka Kriteria Keseimbangan Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar
Ukuran Hasil Ukuran Pemacu Kinerja Bobot
Perspektif Sasaran Strategik
(Lag Indicators) (Lead Indicators) Nilai
1. Perspektif • Peningkatan Pendapatan • Peningkatan Pendapatan • Jumlah produk/jasa yang digunakan anggota 1
Keuangan • Peningkatan SHU • Peningkatan SHU • Prosentase SHU yang dibagikan 1
• Efisiensi biaya • Efisiensi biaya • Penurunan biaya yang dikeluarkan 1
• Cash Ratio (Likuiditas) • Cash Ratio (Likuiditas) • RAPBK 1
• Rasio modal terhadap total aktiva • Rasio modal terhadap • RAPBK 1
(solvabilitas) total aktiva (solvabilitas)
• Rasio rentabilitas modal • Rasio rentabilitas modal • RAPBK 1
(Rentabilitas) (Rentabilitas)
2. Perspektif • Peningkatan partisipasi anggota • Akuisisi Pelanggan • Bertambahnya anggota baru 1
Pelanggan • Mempertahankan loyalitas pelanggan • Retensi Pelanggan • Berkurangnya jumlah anggota yang keluar 1
• Meningkatnya kesejahteraan anggota • Kepuasan Pelanggan • Berkurangnya jumlah keluhan anggota 1
Total Skor 15
49
65
50
1. Menentukan hasil skor dari tiap-tiap ukuran yang diteliti, terdiri dari:
a. Perspektif Keuangan
Beberapa rasio finansial yang digunakan dalan pengukuran, antara lain:
1) Peningkatan Pendapatan
2) Peningkatan SHU
3) Efisiensi biaya
4) Cash Ratio (Likuiditas)
5) Rasio modal terhadap total aktiva (solvabilitas)
6) Rasio rentabilitas modal (Rentabilitas)
b. Perspektif Pelanggan
1) Akuisisi Pelanggan
2) Retensi Pelanggan
3) Kepuasan Pelanggan
c. Perspektif Proses Bisnis Internal
1) Proses Inovasi
2) Proses Operasi
3) Layanan Purna Jual
d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
1) Retensi karyawan
2) Produktivitas karyawan
3) Kapabilitas karyawan
51
51
53
54
RAT
Pengurus
Ketua : Dra. Hj. Endang,
Sekretaris : H. Soeharsono, BA
Bendahara : Agus Tri H, S.Pt
Swalayan
Simpan Pinjam
Manajer
A. Mukromi ST
K. Skh UUO Jumantono Cab. Kebak K Cab. Pusat Bejen Cab. Karangpandan Cab. Tasikmadu Cab. Mojogedang Cab. Kerjo Cab. Jaten
Betty A,SH Sri Ngatini, Amd Tri Winarsi, Amd Sahli Mustofa,SE Bagus Suprapto, SH Tatik Panti A,SE Istina N, SH, MH Yuda T,A,md Hendri I, S.Pd
55
56
4. Wilayah Pemasaran
Wilayah pemasaran untuk simpan pinjam, meliputi seluruh wilayah
Kabupaten Karanganyar dan sekitarnya baik wilayah perkotaan, pinggiran kota,
61
maupun pedesaaan. Melayani seluruh lapisan masyarakat dari mulai kelas kelas
bawah, menengah hingga atas dengan tingkatan usia mulai dari remaja, dewasa,
hingga tua.
Adapun wilayah pemasaran KSU Mekar Surya Karanganyar dengan
membuka kantor Cabang sebanyak 9 cabang yaitu:
motto, KSU Mekar Surya Karanganyar juga memiliki slogan yang berbunyi
”Mitra Sukses Usaha Anda”. Sedangkan makna logo KSU Mekar Surya
Karanganyar yaitu:
1) Warna Biru
Mencerminkan keandalan, dapat dipercaya dan bertanggung jawab.
2) Warna Merah
Melambangkan keuletan dan ketegasan dalam menghadapi berbagai
masalah.
3) Gambar tiga pilar diikat dan satu titik
Merupakan perwujudan dari satu kesatuan untuk mewujudkan Tri Sehat
Koperasi sebagai satu tujuan bersama.
KSU Mekar Surya Karanganyar dengan kepercayaan dan nilai dasar yang
dimiliki berupaya agar dapat bekerja secara maksimal sehingga dapat berperan
dalam meningkatkan kesejahteraan karyawan beserta keluarganya, membantu
pemerintah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, membantu
anggota dalam menyimpan dananya agar aman serta mendapat tambahan
penghasilan dari jasa yang diberikan, membantu tambahan modal usaha bagi
anggota yang membutuhkan sehingga usahanya dapat berkembang dan terbebas
dari rentenir, membantu anggota yang membutuhkan dana untuk biaya sekolah,
berobat dan sebagainya serta berperan dalam mendukung kegiatan sosial di
masyarakat.
PERSPEKTIF
PELANGGAN Peningkatan Mempertahankan
Kualitas Meningkatnya
partisipasi anggota hubungan
loyalitas pelanggan
anggota kesejahteraan anggota
PERSPEKTIF
Pengembangan Peningkatan Kualitas
BISNIS
Produk/jasa Proses Pelayanan
INTERNAL
PERSPEKTIF
PEMBELAJARAN Peningkatan Peningkatan
Komitmen Karyawan Kapabilitas Karyawan
DAN
PERTUMBUHAN
Gambar 11. Hubungan Sebab-Akibat Rencana Strategis pada
Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar.
67
Tabel 4
Kerangka Kriteria Keseimbangan Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar
2. Perspektif Pelanggan Peningkatan partisipasi anggota Akuisisi Pelanggan Bertambahnya anggota baru
Mempertahankan loyalitas pelanggan Retensi Pelanggan Berkurangnya jumlah anggota yang keluar
Meningkatnya kesejahteraan anggota Kepuasan Pelanggan Berkurangnya jumlah keluhan anggota
68
65
69
Tabel 5
Rasio Peningkatan Pendapatan
Tahun 2008 2009 2010
Pendapatan 1,906,911,014 2,159,153,246 2,423,418,928
Rasio Pertumbuhan Pendapatan - 13,23% 12,24%
Sumber : KSU Mekar Surya Karanganyar (Lampiran 7 dan 8-Data diolah)
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa Unit Simpan Pinjam KSU Mekar
Surya Karanganyar belum mampu meningkatkan pendapatannya dengan
baik. Pada tahun 2009 rasio peningkatan pendapatan sebesar 13,23% dan
mengalami penurunan pada tahun 2010 menjadi 12,24%. Secara
keseluruhan peningkatan pendapatan KSU Mekar Surya Karanganyar
dinilai “kurang”.
2) Peningkatan SHU
SHU suatu koperasi merupakan salah satu aspek pendapatan bagi anggota.
Peningkatan SHU suatu koperasi mengindikasikan peningkatan
pendapatan anggotanya.
Tabel 6
Rasio Peningkatan SHU
Tahun 2008 2009 2010
SHU 6,609,955 8,558,185 9,920,293
Rasio Peningkatan SHU - 29,47% 15,92%
Sumber : KSU Mekar Surya Karanganyar (Lampiran 7 dan 8-Data diolah)
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa Unit Simpan Pinjam KSU Mekar
Surya Karanganyar belum mampu meningkatkan SHU dengan baik.
Secara keseluruhan peningkatan SHU Unit Simpan Pinjam KSU Mekar
Surya Karanganyar dinilai “kurang”.
3) Perubahan Biaya
Rasio ini digunakan untuk mengetahui efisiensi biaya yang telah dilakukan
perusahaan. Dapat dirumuskan sebagai berikut:
Biaya tahun berjalan Biaya tahun lalu
Perubahan Biaya = x100%
Biaya tahun lalu
71
Tabel 7
Rasio Perubahan Biaya
Tahun 2008 2009 2010
Biaya 1,900,301,059 2,150,595,062 2,413,498,635
Rasio Perubahan Biaya - 13,17% 12,22%
Sumber : KSU Mekar Surya Karanganyar (Lampiran 7 dan 8-Data diolah)
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa rasio perubahan biaya mengalami
penurunan dari tahun ke tahun yaitu pada tahun 2009 sebesar 13,17% dan
tahun 2010 sebesar 12,22%. Hal ini berarti Unit Simpan Pinjam KSU
Mekar Surya Karanganyar telah mampu menggunakan biaya perusahaan
secara efisien. Secara keseluruhan perubahan biaya KSU Mekar Surya
Karanganyar dinilai “baik”.
4) Cash Ratio (Likuiditas)
Kas SetaraKas
Cash Ratio = x100%
Kewajiban Lancar
Sumber rasio : Munawir (Analisa Laporan Keuangan)
Tabel 8
Cash ratio
Tahun 2008 2009 2010
Kas 117,286,782 184,684,742 212,613,242
Kas di Bank 1,506,670,956 1,034,638,198 3,112,110,825
Hutang Lancar 8,370,305,392 9,326,745,664 9.141,851,528
Cash ratio 13,76% 18,13 36,37
Sumber : KSU Mekar Surya Karanganyar (Lampiran 5 dan 6-Data diolah)
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa cash ratio mengalami kenaikan dari
tahun ke tahun yaitu 13,76% pada tahun 2009 menjadi 18,13% pada tahun
2009, dan meningkat lagi menjadi 36,37%. Hal ini berarti Unit Simpan
Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar telah mampu meningkatkan
kemampuannya dalam likuiditas. Secara keseluruhan cash ratio Unit
Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar dinilai “baik”.
72
Tabel 10
Rasio Rentabilitas Modal
Tahun 2008 2009 2010
SHU 6,609,955 8,558,185 9,920,293
Modal 909,163,226 1,056,072,506 1,080,175,908
Rasio Rentabilitas modal 0,73% 0,81% 0,92%
Sumber : KSU Mekar Surya Karanganyar (Lampiran 5 dan 6-Data diolah)
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa rasio rentabilitas modal mengalami
kenaikan dari tahun ke tahun yaitu pada tahun 2008 sebesar 0,73%, tahun
2009 sebesar 0,81% dan tahun 2010 sebesar 0,92%. Hal ini berarti Unit
Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar telah mampu
meningkatkan kemampuannya dalam memperoleh manfaat ekonomi.
Secara keseluruhan rasio rentabilitas modal Unit Simpan Pinjam KSU
Mekar Surya Karanganyar dinilai “baik”.
b. Perspektif Pelanggan
Dalam perspektif ini yang menjadi fokus perhatian adalah bagaimana
perusahaan mampu mempertahankan pelanggan yang telah dimiliki dan dapat
meningkatkan jumlah pelanggan baru. Tolok ukur yang digunakan untuk
mengukur perspektif pelanggan adalah sebagai berikut:
1) Akuisisi Pelanggan
Akuisisi pelanggan merupakan kemampuan perusahaan dalam
memperoleh pelanggan baru. Akuisisi ini diukur dengan membandingkan
jumlah anggota tahun berjalan dengan tahun sebelumnya. Apabila
mengalami peningkatan jumlah anggota berarti koperasi dinilai telah
mampu memperoleh anggota baru.
Persentase akuisisi =
Tabel 11
Data Akuisisi Pelanggan
Tahun 2008 2009 2010
Jumlah Anggota 547 859 2832
Tambahan Anggota - 312 1745
Persentase Akuisisi - 57,04% 229,69%
Sumber : KSU Mekar Surya Karanganyar (Data diolah)
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa kemampuan Unit Simpan Pinjam
KSU Mekar Surya Karanganyar dalam menarik anggota untuk setiap
tahunnya mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Hal ini
ditunjukkan dari tingkat akuisisi yang meningkat dari 57,04% di tahun
2009 menjadi 229,69% di tahun 2010. Secara keseluruhan tingkat akuisisi
pelanggan Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar dinilai
“baik”.
2) Retensi Pelanggan
Retensi pelanggan mengukur tingkat kemampuan koperasi dalam
mempertahankan hubungannya dengan anggota. Apabila dari tahun ke
tahun jumlah anggota tetap atau meningkat, maka koperasi telah mampu
mempertahankan anggotanya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak-pihak terkait, jumlah data
pelanggan yang keluar dari Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya
Karanganyar tidak banyak. Apabila diprosentasekan tidak mencapai 10%
dari jumlah keseluruhan anggota. Sehingga dapat dikatakan tingkat retensi
pelanggan Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar dinilai
“baik”.
3) Kepuasan pelanggan
Kepuasan pelanggan dapat dinilai dengan cara mengukur jumlah keluhan
yang masuk yang meliputi pelayanan yang kurang memuaskan, kurang
cepat dalam menanggapi keluhan. Berdasarkan hasil wawancara dengan
pihak manajemen, Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar
telah mampu memenuhi kepuasan pelanggannya. Hal ini terbukti dengan
75
pelanggan yang sudah lama yaitu dengan membantu apabila ada pelanggan
yang terkena musibah dan pemberian parsel saat lebaran bagi pelanggan
dengan jumlah simpanan banyak. Selain itu juga melakukan qurban berupa
sapi untuk dibagikan kepada anggotanya. Hal ini sesuai dengan misinya
yaitu ”Meningkatkan manfaat Koperasi bagi anggota dan masyarakat”.
Secara keseluruhan proses layanan purna jual yang dilakukan Unit Simpan
Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar dapat dinilai ”baik”.
2) Produktivitas karyawan
Produktivitas karyawan adalah suatu ukuran hasil, dampak keseluruhan
uasha peningkatan moral dan keahlian pekerja, inovasi, proses internal,
dan kepuasan pelanggan. Produktivitas karyawan merupakan rasio
pendapatan perusahaan per karyawan. Dapat dirumuskan sebagai berikut:
Rasio produktivitas =
Produktivitas tahun berjalan Produktivitas tahun lalu
x100%
Produktivitas tahun lalu
Tabel 13
Produktivitas Karyawan
Tahun 2008 2009 2010
Pendapatan 1,906,911,014 2,159,153,246 2,423,418,928
Jumlah karyawan 24 26 26
Produktivitas karyawan 79,454,626 83,044,356 93,208,420
Rasio produktivitas - 4,5% 12,24%
Sumber: KSU Mekar Surya Karanganyar (Data diolah)
Dari tabel diatas menunjukkan adanya peningkatan yang cukup signifikan
dalam produktivitas karyawan yaitu pada tahun 2009 sebesar 4,5% dan
tahun 2010 sebesar 12,24%. Tingkat produktivitas karyawan Unit Simpan
Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar dinilai ”baik” .
3) Kapabilitas karyawan
Untuk meningkatkan kapabilitas karyawan maka pihak perusahaan
mengikutsertakan karyawan yang bersangkutan pada seminar-seminar atau
pelatihan-pelatihan baik yang diadakan oleh pihak yang berhubungan
dengan KSU Mekar Surya Karanganyar maupun pihak independen.
Kapabilitas karyawan dapat dirumuskan sebagai berikut:
Rasio karyawan yang ikut pelatihan =
Jumlah karyawan yang dilatih
x100%
Jumlah karyawan
79
Tabel 14
Rasio Karyawan yang Dilatih
Tahun 2008 2009 2010
Jumlah pelatihan 4 5 5
Jumlah karyawan 24 26 26
Jumlah karyawan yang dilatih 4 7 7
Rasio karyawan yang ikut pelatihan 16,67% 26,92% 26,92%
Sumber : KSU Mekar Surya Karanganyar (Data diolah)
Tabel diatas menunjukkan adanya peningkatan jumlah karyawan yang
mengikuti pelatihan dari tahun ke tahun namun tidak signifikan.
Keikutsertaan karyawan dalam pelatihan maupun seminar merupakan
proses pembelajaran yang diharapkan mampu meningkatkan kualitas SDM
yang selanjutnya dapat memberikan kontribusi bagi kemajuan Unit
Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar. Tingkat pelatihan
karyawan selanjutnya dinilai ”cukup”.
Dalam hal ini penulis menggunakan nilai -1 sampai dengan 1. Skala ini
merupakan skala yang paling sering digunakan dalam penelitian terdahulu untuk
mengukur tingkat ”baik”, ”cukup” atau ”kurang”, sehingga dianggap cukup
80
reliabilitas. Asumsi yang digunakan untuk penilaian ini adalah kinerja dari
masing-masing tolok ukur. Kinerja dapat dikatakan ”baik” apabila mengalami
peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun. Sedangkan kinerja yang
dikatakan ”cukup” apabila kinerja mengalami peningkatan, namun tidak
signifikan dan kinerja dianggap ”kurang” jika mengalami penurunan dari tahun ke
tahun.
Setelah melakukan pengukuran terhadap masing-masing perspektif dengan
membandingkan data dari tahun ke tahun dan analisis terhadap data yang ada,
langkah selanjutnya adalah menilai kinerja dengan Balanced Scorecard.
81
Tabel 16
Ikhtisar Hasil Penilaian Kinerja Unit Simpan Pinjam
KSU Mekar Surya Karanganyar
Tahun
No. Perspektif Kriteria Bobot
2008 2009 2010
1. Perspektif Keuangan (6)
Peningkatan Pendapatan 13,23% 12,24% Kurang -1
Peningkatan SHU 29,47% 15,92% Kurang -1
Efisiensi biaya 13,17% 12,22% Baik 1
(Rentabilitas)
2. Perspektif Pelanggan (3)
Akuisisi Pelanggan - 57,04% 229,69% Baik 1
Retensi Pelanggan - - - Baik 1
Kepuasaan Pelanggan - - - Baik 1
3. Perspektif Proses Bisnis
Internal (3)
Proses Inovasi - - - Baik 1
Proses Operasi - - - Baik 1
Layanan Purna Jual - - - Baik 1
4. Perspektif Pembelajaran
dan Pertumbuhan (3)
Retensi karyawan 95,8% 100% 96,15% Cukup 0
Produktivitas karyawan - 4,5% 12,24% Baik 1
Kapabilitas karyawan 16,67% 26,92% 26,92% Cukup 0
Total 8
Sumber: KSU Mekar Surya (data diolah).
82
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pengukuran kinerja
dengan metode Balanced Scorecard pada Unit Simpan Pinjam Koperasi Serba
Usaha (KSU) Mekar Surya Karanganyar dapat disimpulkan:
1. Hasil pengukuran kinerja Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya
Karanganyar dilihat dari perspektif keuangan secara umum dinilai cukup. Hal
ini dapat dilihat dari peningkatan pendapatan yang mengalami penurunan yaitu
pada tahun 2009 sebesar 13,23% dan 12,24% pada tahun 2010 dan dinilai
kurang, peningkatan SHU yang mengalami penurunan dari 29,47% menjadi
15,92% dan dinilai kurang, efisiensi biaya mengalami penurunan dari 13,17
menjadi 12,22% dan dinilai baik, cash ratio mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun yaitu dari 13,76% menjadi 18,13% menjadi 36,37%, rasio
modal terhadap total aktiva sempat mengalami kenaikan dari 8,37% menjadi
8,91% namun kemudian turun menjadi 6,85%, rasio rentabilitas modal
mengalami peningkatan dari 0,73% menjadi 0,81% menjadi 0,92%.
2. Hasil pengukuran kinerja dilihat dari perspektif customer secara umum dinilai
baik. Hal ini dapat dilihat dari akuisisi pelanggan yang mengalami
peningkatan yang signifikan dari 57,04% pada tahun 2009 menjadi 229,69%
pada tahun 2010, retensi pelanggan dan kepuasan pelanggan yang mengalami
peningkatan tiap tahunnya.
3. Hasil pengukuran kinerja dilihat dari perspektif proses bisnis internal secara
umum dinilai baik. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan proses inovasi,
operasi, maupun layanan purna jual yang mengalami peningkatan tiap
tahunnya.
4. Hasil pengukuran kinerja dilihat dari perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan secara umum dinilai cukup. Hal ini dapat dilihat dari rasio
retensi karyawan yang mengalami peningkatan namun tidak signifikan yaitu
dari 95,8% pada tahun 2008 menjadi 100% pada tahun 2009 dan mengalami
87
88
penurunan pada tahun 2010 sebesar 96,15% dan dinilai cukup, rasio
produktivitas karyawan yang mengalami peningkatan dari 4,5% pada tahun
2009 menjadi 12,24% pada tahun 2010 dan dinilai baik, serta rasio kapabilitas
karyawan yang mengalami peningkatan namun tidak signifikan yaitu dari
16,67% di tahun 2008 meningkat menjadi 26,92% di tahun 2009 dan tetap
26,92% di tahun 2010 dan dinilai cukup.
5. Pengukuran kinerja dalam penelitian ini menggunakan skor -1 untuk kinerja
“kurang”, dan 0 untuk kinerja “cukup” dan 1 untuk kinerja “baik”. Total skor
penilaian kinerja terhadap Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya
Karanganyar adalah 8, dari total bobot standar 15. Sehingga rata-rata skor
adalah 8/15 = 0,53 (terletak antara 0-0,6).
6. Berdasarkan hasil penilaian kinerja Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya
Karanganyar pada tahun 2010 diperoleh hasil bahwa kinerja Unit Simpan
Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar secara keseluruhan dinilai cukup
baik.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat dikaji implikasi dari hasil
penelitian tersebut. Implikasi hasil penelitian dapat berupa dampak teoritis
terhadap usaha pengembangan ilmu pengetahuan atau penelitian dan
penerapannya secara praktis dan pemecahan masalah penelitian. Implikasi dari
hasil penelitian ini adalah:
1. Implikasi Teoritis
Dari hasil penelitian ini menguatkan teori dalam bidang Akuntansi
Manajemen, bahwa metode Balanced Scorecard dapat diterapkan sebagai sistem
pengukuran kinerja perusahaan secara komprehensif atau menyeluruh melalui
empat perspektif, yaitu perspektif finansial, perspektif pelanggan, perspektif
proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan pada badan
usaha berbentuk koperasi.
89
2. Implikasi Praktis
Berdasarkan analisis data dan pembahasan, maka Unit Simpan Pinjam
KSU Mekar Surya Karanganyar dapat menerapkan metode balanced scorecard
sebagai sistem pengukuran kinerja koperasi yang dapat mengukur kinerja koperasi
secara komprehensif atau menyeluruh.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian dan implikasinya, maka penulis
memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi manajemen Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar
a. Dalam iklim persaingan usaha yang semakin kompetitif, koperasi
sebaiknya mulai mencoba menerapkan metode balanced scorecard. Hal
ini dilakukan sebagai upaya melakukan perbaikan manajemen sehingga
diharapkan mampu meningkatkan kinerja koperasi dalam era globalisasi.
Namun perlu disesuaikan dengan kondisi koperasi, mengingat adanya
masalah-masalah sosial yang sangat berpengaruh pada koperasi.
b. Dalam penyusunan perencanaan strategis perusahaan perlu melakukan
perencanaan jangka panjang secara tertulis dan mendetail sesuai dengan
visi dan misi yang ingin diwujudkan perusahaan kelak.
c. Dari keempat perspektif hasil yang masih kurang baik adalah pada
perspektif keuangan serta pembelajaran dan pertumbuhan sehingga
Koperasi perlu melakukan perbaikan untuk meningkatkan hasil kedua
perspektif tersebut. Pada perspektif keuangan indikator yang perlu
ditingkatkan adalah pendapatan, SHU, dan modal sedangkan perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan indikator yang perlu diperbaiki adalah
mempertahankan karyawan apabila jumlah karyawan tetap serta
meningkatkan jumlah karyawan yang ikut dalam pelatihan.
90