net/publication/350374575
CITATIONS READS
0 4,506
1 author:
Jane Angelica
Universitas Mercu Buana
28 PUBLICATIONS 4 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Jane Angelica on 25 March 2021.
1,2,3,4,5
Program Studi S1 Akuntansi,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mercu Buana
E-mail: 143220010032@student.mercubuana.ac.id
2
43220010037@student.mercubuana.ac.id
3
43220010041@student.mercubuana.ac.id
4
43220010167@student.mercubuana.ac.id
5
43220010181@student.mercubuana.ac.id
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis laporan keuangan PT Mayora Indah
serta untuk menilai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan dengan menggunakan
analisis rasio keuangan dilihat dari aspek likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan
profitabilitas periode 2017 sampai 2019. Metode yang digunakan adalah metode
deskriptif analisis kuantitatif. Hasil penelitian ini apabila dilihat dari rasio likuiditas yang
diukur menggunakan rasio lancar dan rasion cepat, hasil data menunjukkan kondisi yang
baik, apabila dilihat dari rasio aktivitas yang diukur menggunakan total asset turn over
ratio, hasil data menunjukkan kondisi yang kurang baik, apabila dilihat dari rasio
solvabilitas menggunakan debt to asset ratio dan debt to equity ratio, hasil data
menunjukkan kondisi yang cukup baik, apabila dilihat dari rasio profitabilitas
menggunakan net profit margin, return on asset, dan return on equity, hasil data
menunjukkan kondisi yang baik.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Setiap organisasi atau perusahaan pastinya menginginkan tujuan dan cita-citanya
tercapai secara efektif dan efisien. Terutama pada zaman modern ini, globalisasi semakin
membuat para perusahaan bersaing dengan lebih ketat satu sama lain untuk mendapatkan
perhatian pelanggannya dan bertahan hidup. Menarik perhatian para investor dan
pemegang saham dengan mengusahakan hasil laporan keuangan yang baik juga
merupakan cara bagi setiap perusahaan untuk terus maju dan berkembang. Menurut
Kasmir (2011:7), laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan
perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Laporan keuangan perusahaan
yang disajikan harus menggambarkan posisi keuangan yang sebenarnya, relevan dan
dapat dipertanggungjawabkan keakuratannya. Laporan keuangan harus menggambarkan
semua data keuangan yang relevan dan telah ditetapkan prosedurnya sehingga laporan
keuangan dapat diperbandingkan agar tingkat akurasi kinerja keuangan dapat
dipertanggungjawabkan.
Salah satu langkah bagi perusahaan untuk menyiapkan rencananya di masa depan
adalah melalui proses menyiapkan laporan keuangan yang baik dan menganalisis laporan
keuangan untuk membantu pengambilan keputusan manajerial internal maupun bagi
pihak eksternal perusahaan. Analisis laporan keuangan digunakan untuk membantu
mengatasi kesenjangan yang timbul karena laporan keuangan yang bersifat historis
dengan cara mengolah kembali laporan keuangan, sehingga dapat membantu para
pengambil keputusan melakukan prediksi-prediksi (Darmianto dan Julianty: 2008).
Dengan begitu, perusahaan dapat mengukur seberapa jauh kemampuannya untuk
memenuhi tantangan dan tuntutan yang dihadapi. Namun, analisis laporan keuangan yang
dihasilkan harus memberikan pemahaman yang baik terhadap operasional keuangan
perusahaan sehingga dapat diketahui kelemahan perusahaan yang dianggap baik. Adapun
jenis laporan keuangan yang umumnya digunakan dalam analisis adalah Neraca atau
Laporan Laba dan Rugi, atau hasil usaha Laporan Arus Kas, atau Laporan Perubahan
Posisi Keuangan (Harahap, 2010:105). Melalui analisis laporan keuangan akan diketahui
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya dan hasil yang telah dicapai dari
kegiatan operasionalnya.
Perusahaan pengolah makanan di Indonesia sangat menarik untuk diteliti karena
sebagian besar perusahaan yang berdiri di Indonesia adalah perusahaan makanan yang
dikarenakan jumlah penduduk Indonesia yang melebihi dua ratus lima puluh juta jiwa
dan kedudukan Indonesia yang merupakan negara yang relatif kaya akan bahan baku
makanan dan minuman. Perusahaan makanan juga memiliki potensi yang besar di Asia
Tenggara dalam menghadapi perekonomian masyarakat ekonomi ASEAN (Wangke,
2014). Salah satu industri makanan yang ada adalah PT Mayora Indah, Tbk. Perusahaan
tersebut merupakan perusahaan yang memproduksi makanan dan minuman berkualitas
tinggi di Indonesia dan merupakan salah satu perusahaan yang besar dinilai dari
keberhasilannya mengelola segala aset yang dimilikinya untuk mendapatkan laba yang
maksimum yang mungkin membuat para investor tertarik. Namun bila kita melihat hasil
dari laba penjualan bersih dua tahun terakhir dan tahun sebelum-sebelumnya, ternyata
perusahaan besar seperti Mayora masih belum stabil dalam mengelola laba dari hasil
penjualannya (Priyono, 2013).
Tahun Penjualan Laba Bersih
2011 Rp9.453.865.992.878 Rp483.826.229.688
2012 Rp10.510.625.669.832 Rp742.836.954.804
2013 Rp12.017.837.133.337 Rp1.053.624.812.412
2014 Rp14.169.088.278.238 Rp412.354.911.082
2015 Rp14.818.730.635.847 Rp1.266.519.320.600
2016 Rp18.349.959.898.358 Rp1.345.716.806.578
2017 Rp20.816.673.946.473 Rp1.570.140.423.232
2018 Rp24.060.802.395.725 Rp1.804.748.133.197
2019 Rp25.026.739.472.547 Rp2.020.050.505.649
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskripstif kuantitatif. Menurut Sugiyono
(2015:207), teknik analisis deskriptif kuantitatif merupakan analisis data dengan cara
mendiskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya
tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.
Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2009:60), variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat
dari orang atau objek yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Pada penelitian ini, variabel yang diteliti
adalah kinerja keuangan dengan menggunakan analisis rasio keuangan.
Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini dilakukan dengan metode pengumpulan data dokumentasi, yaitu
pengumpulan data dengan mencatat data dari dokumen-dokumen perusahaan yang
dibutuhkan dalam penelitian. Dalam penelitian ini, data-data yang diperoleh dengan
menggunakan metode dokumentasi adalah sejarah, struktur organisasi, laporan realisasi
anggaran yang mencakup anggaran biaya operasional dan anggaran pendapatan, dan
laporan keuangan mencakup laporan laba rugi dan laporan neraca.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis laporan keuangan PT
Mayora Indah serta untuk menilai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan dengan
menggunakan analisis rasio keuangan dilihat dari aspek likuiditas, solvabilitas, aktivitas
dan profitabilitas periode 2017 sampai 2019.
LITERATUR TEORI
Laporan Keuangan
Menurut Hery (2012:2), laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang
dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas
perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dengan kata lain, sebagai alat
informasi yang menghubungkan perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan
yang menunjukkan kondisi kesehatan keuangan perusahaan dan kinerja perusahaan.
Menurut Kasmir (2015:7), laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi
keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.
Kinerja Keuangan
Menurut Fahmi (2014:239), kinerja keuangan adalah suatu analisis yang
dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan
menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Menurut
Martono dan Harjito (2011:52), kinerja keuangan suatu perusahaan sangat bermanfaat
bagi berbagai pihak seperti investor, kreditur, analisis, konsultan keuangan, pialang,
pemerintah, dan pihak manajemen sendiri.
Aktiva Lancar
Rasio Lancar = x 100%
Utang Lancar
b) Rasio cepat (Quick Ratio)
Cara untuk mencari quick ratio adalah dengan mengurangi aktiva lancar dengan
persediaan, membaginya dengan hutang lancar, dan mengalikannya dengan seratus
persen.
Penjualan
TATO = x 1 kali
Total Aktiva
b) Tingkat Perputaran Piutang (Receivable Ratio)
Kemampuan perusahaan dalam mengumpulkan piutang, artinya semakin cepat
perputaran piutang semakin bagus dalam pengumpulan piutangnya.
Penjualan Netto/Kredit
𝑅𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑎𝑏𝑙𝑒 𝑇𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑣𝑒𝑟 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = x 100%
Piutang Rata − Rata
c) Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over)
Penjualan
Assets Turn Over = x 100%
Total Aktiva
3. Rasio Solvabilitas (Leverage/Solvability Ratio)
jauh aset perusahaan dibiayai dengan hutang dengan kata lain mengukur seberapa jauh
perusahaan melunasi total hutang ( jangka panjang dan pendek). Semakin tinggi rasio
solvabilitas maka semakin buruk kinerja keuangan perusahaan (Sari & Abundanti, 2014).
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban
jangka panjangnya. Perusahaan yang tidak solvabel adalah perusahaan yang total
hutangnya lebih besar dibandingkan total asetnya. Rasio ini mengukur likuiditas jangka
panjang perusahaan dan dengan demikian memfokuskan pada sisi kanan neraca. Ada
beberapa macam rasio yang dapat dihitung, yaitu:
a) Total Debt to Equity Ratio (DER)
Rasio ini membandingkan modal sendiri (Net worth) di satu pihak dengan total hutang
(total debt) di lain pihak.
Total Hutang
𝐷𝐸𝑅 = x 100 %
Modal Sendiri
b) Debt to Asset Ratio (DAR)
Debt to Asset Ratio (DAR) adalah ratio yang dihasilkan dengan membandingkan
jumlah aktiva (total assets) di satu pihak dengan jumlah utang (total debt dilain
pihak).
Total Hutang
𝐷𝐴𝑅 = x 100 %
Total Aktiva
c) Long Term Debt to Total Equity Ratio (LTDE)
Rasio ini menunjukkan besarnya hutang jangka panjang yang dimiliki perusahaan
dibanding dengan modal sendiri yang dimiliki.
Laba Kotor
𝐺𝑃𝑀 = x 100 %
Penjualan
b) Return on Assets
Laba Bersih
𝑅𝑂𝐸 = x 100 %
Modal Saham
Laba Bersih
𝑅𝑂𝐸 = x 100 %
Modal Saham
PEMBAHASAN
Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas yang diteliti pada PT Mayora Indah, Tbk adalah rasio lancar dan
rasio cepat pada periode 2017 sampai 2019.
Tabel 1.1 Rasio Lancar
Tahun Persentase
2017 238,6027626794181
2018 265,459778660
2019 342,857489920
Terlihat dari hasil perhitungan di atas, hasil persentase rasio lancar dari periode
tahun 2017 hingga 2019 mencapai hingga melebihi 200%. Dalam praktiknya sering kali
dipakai bahwa rasio lancar dengan standar 200% (2:1) yang terkadang sudah dianggap
sebagai ukuran baik atau memuaskan dalam bagi suatu perusahaan (Tanor, Sabijono, &
Walandouw, 2015). Artinya, aset suatu entitas atau perusahaan baiknya harus dua kali
lipat dari liabilitasnya.
Terlihat dari hasil perhitungan di atas, hasil persentase rasio cepat dalam tiga
tahun periode yang diteliti melebihi 100% yang berarti baik (Tanor et al., 2015). Rasio
ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menutupi utangnya. Maka dari itu,
semakin besar rasio ini terhadap utang, maka semakin baik. Dikatakan yang paling
optimal adalah 1:1 (Ottay & Alexander, 2015). Namun, kenaikan dan penurunannya per
tahun masih cenderung tidak stabil.
Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas yang diteliti terdiri dari total assets turn over dari periode 2017
hingga periode 2019.
Tabel 2 Total Asset Turn Over Ratio (TATO Ratio)
Tahun Persentase
2017 1,39560764054
2018 1,36773555743
2019 1,31457328539
Terlihat dari hasil perhitungan di atas bahwa persentase TATO Ratio cenderung
menurun. Hasil ini dikatakan kurang baik karena memiliki arti bahwa penjualan PT
Mayora Indah, Tbk cenderung menurun, sedangkan total aktiva atau aset cenderung
meningkat.
Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas yang diteliti memakai debt to asset ratio dan debt to equity
ratio PT Mayora Indah, Tbk periode tahun 2017 sampai 2019.
Dari perhitungan data yang dilakukan, rasio tersebut naik sedikit pada tahun 2018
dan pada tahun berikutnya mengalami penurunan sebesar 3,44%. Dari hasil di atas, debt
to asset ratio cenderung baik karena tidak mengalami kenaikan yang drastis dan
mengalami penurunan.
Rasio Profitabilitas
Penelitian rasio profitabilitas yang dilakukan menggunakan net profit margin,
return on assets, dan return on equity periode 2017 sampai periode 2019.
Dari hasil perhitungan di atas, NPM mengalami penurunan dan kenaikan yang
tidak stabil tetapi perbedaannya tidak terlalu besar. Dari penelitian, hasil data yang
didapatkan dapat dikatakan baik karena perusahaan di atas 5%. Karena itu, perusahaan
cenderung memperoleh keuntungan lebih besar dari beban pokok penjualan atas setiap
penjualannya. Menurut Sulistyono, angka yang dapat dikatakan baik apabila lebih dari
5% atau 0,05. Semakin tinggi net profit yang diperoleh, maka perusahaan tersebut dinilai
efisien dalam menentukan harga pokok penjualan.
Dari hasil perhitungan di atas, ROA mengalami penurunan pada satu periose,
tetapi pada dua periode yang ada cenderung stabil. Menurut Lestari dan Sugiharto (2007)
angka ROA dapat dikatakan baik atau sehat apabila di atas 2%. Nilai rasio antara
keuntungan yang diperoleh perusahaan dengan penggunaan aktiva yang lebih dari 2%
dapat menggambarkan bahwa kemampuan untuk mendapatkan laba bersih semakin tinggi
dibandingkan aktiva perusahan yang digunakan. Hal ini menunjukkan laba yang dimiliki
perusahaan cenderung baik dibandingkan investasi dalam aset.
Dari perhitungan di atas, nilai ROE meningkat setiap tahunnya. Hal ini berarti
perusahaan sudah cukup baik dalam memaksimalkan penggunaan modalnya dengan
stabil. Angka ROE yang semakin tinggi memberikan indikasi bagi para pemegang saham
bahwa tingkat pengembalian investasi makin tinggi. Angka ROE dapat dikatakan baik
apabila di atas 12%. Salah satu alasan utama perusahaan beroperasi adalah menghasilkan
laba yang bermanfaat bagi para pemegang saham, ukuran dari keberhasilan pencapaian
alasan ini adalah angka ROE berhasil dicapai. Semakin besar ROE mencerminkan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi pemegang
saham (Lestari dan Sugiharto: 2017).
KESIMPULAN
Dari penelitian yang telah dilakukan terhadap rasio lancar, rasio cepat, total asset
turn over ratio,, debt to asset ratio, total debt to equity ratio, net profit margin, return on
asset,dan return on equity, kesimpulan yang dapat diambil yaitu:
1. Persentase rasio lancar perusahaan PT Mayora Indah, Tbk dalam kondisi baik karena
rasio perbandingan aset sudah setidaknya 2:1 apabila dibandingkan dengan liabilitasnya.
2. Persentase rasio cepat perusahaan PT Mayora Indah, Tbk dalam kondisi baik karena
rasio terhadap utang setidaknya sudah 1:1.
3. Persentase TATO ratio dalam kondisi kurang baik karena setiap periode cenderung
mengalami penurunan dan perlu ditingkatkan.
4. Persentase debt to asset ratio juga menghasilkan hasil yang cukup baik, tetapi karena
cenderung turun, hasil perlu ditingkatkan.
5. Persentase debt to equity ratio juga cenderung turun, tetapi masih dalam kondisi yang
cukup baik karena porsi utang tidak melebihi porsi modal.
6. Persentase net profit margin dalam kondisi baik karena sudah melebihi 5%.
7. Persentase return on asset dalam kondisi baik karena sudah melebihi 2%.
8. Persentase return on equity dalam kondisi baik karena sudah melebihi 12%.
DAFTAR PUSTAKA
Amanah, R., Atmanto, D., & Azizah, D. F. (2014). PENGARUH RASIO LIKUIDITAS
DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM (Studi pada
Perusahaan Indeks LQ45 Periode 2008- 2012). Jurnal Administrasi Bisnis, 12(1),
1– 10.
https://www.harmony.co.id/blog/apa-itu-net-profit-margin-dalam-rasio-keuangan-
simak-selengkapnya diakses pada Maret 2021
Esthirahayu, D. P., Handayani, S. R., Hidayat, R. R., Administrasi, F. I., Brawijaya, U.,
Leverage, R., & Aktivitas, R. (2014). PENGARUH RASIO LIKUIDITAS,
RASIO LEVERAGE DAN RASIO AKTIVITAS TERHADAP KINERJA
KEUANGAN PERUSAHAAN (Studi pada Perusahaan Food and Beverage yang
Listing di Bursa Efek Indonesia Tahun. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), 8(1),
1–9.
http://eprints.unm.ac.id/13323/1/ANALISIS%20KINERJA%20KEUANGAN%20PAD
A%20PT.pdf diakses pada Maret 2021
https://www.researchgate.net/publication/330625637_Analisis_Laporan_Keuangan_PT
_Mayora_Indah/inline/jsViewer/5c4b22d8299bf12be3e30123?inViewer=1&pdf
JsDownload=1&origin=publication_detail&previewAsPdf=false diakses pada
Maret 2021
http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/JAKS/article/download/6506/2838 diakses pada
Maret 2021
https://www.mayoraindah.co.id/assets/upload/file/mayora---ar-2019.pdf diaskses pada
Maret 2021