Anda di halaman 1dari 7

Rangkuman Jurnal:

1. Ery Gunawan ( NIM :


2. Ernest Gunawan (NIM:

KOPERASI ERA MILLENIAL DALAM PERSPEKTIF KETAHANAN NASIONAL

Koperasi menjadi bagian yang sangat penting di era milenial bukan saja karena
dihadapkan pada tantangan ekonomi global yang bersifat korporasi tetapi juga teknologi
informasi dan komunikasi yang semakin canggih.
Ada 2 variabel penting dalam koperasi di era millenial dan perspektif ketahanan nasional,
yaitu:
1. Koperasi di era millenial (variabel eksistensi), yaitu koperasi yang sudah mengalami
perubahan melalui reformasi total, yang mencakup 3 langkah kebijakan yaitu :
a. Orientasi, mengubah paradigma pendekatan pembangunan koperasi dari kuantitas
menjadi kualitas, agar terwujudnya koperasi modern yang berkualitas dan berdaya
saing tinggi.
b. Rehabilitasi, membangun sistem database koperasi dengan Online Data System
(ODS) untuk memperoleh sistem pendataan koperasi yang lebih akurat dan baik
c. Pengembangan, meningkatkan kapasitas koperasi sebagai badan usaha berbasis
anggota yang sehat, kuat, tangguh, mandiri, dan setara dengan badan usaha lain.
Tujuannya adalah mewujudkan koperasi yang konsisten menerapkan nilai dan
prinsip koperasi, mencapai target jumlah koperasi yang berdaya saing tinggi,
mencapai target jumlah koperasi yang mampu menggerakkan ekonomi anggota
serta mencapai target jumlah koperasi dan lembaga penggiat yang mampu
menjalankan fungsi pemberdayaan koperasi secara mandiri sebagai mitra
pemerintahan.
2. Perseptif ketahanan nasional (variabel perspektif), yaitu cara pandang terhadap suatu
masalah yang terjadi, atau sudut pandang tertentu yang digunakan dalam melihat
suatu fenomena. Perseptif ketahanan nasional dapat dilihat dari 3 sudut pandang, yaitu
a. Sebagai suatu penggambaran atas keadaan yang seharusnya dipenuhi,
b. Sebagai suatu pendekatan, metode, atau cara dalam menjalankan suatu kegiatan
khususnya pembangunan negara,
c. Sebagai dokrin. Ketahanan nasional merupakan salah satu konsepsi khas
Indonesia yang berupa ajaran yang konseptual tentang pengaturan dan
penyelenggaraan negara.
Hasil dan pembahasan penelitian berdasarkan tiga indikator eksistensi koperasi di Era
Millenial hanya mampu memprediksi 35,6% yang sangat setuju memandang koperasi dapat
berkompetisi dalam berbagai sektor usaha dengan kompetitor pelaku ekonomi global-
korporasi. Dari analisa terhadap berbagai sudut pandang ada faktor-faktor yang menghambat
dalam pertumbuhan ekonomi koperasi yaitu:
a. Perubahan gaya hidup menjadi konsumeris yang serba instan
b. Keberpihakan kebijakan pemerintah kepada ekonomi global-korporasi bukan koperasi
c. Sumber permodalan dari anggota relatif kecil dan sulit diperoleh
d. Profesionalitas menjalankan bisnis /kemampuan berbisnis rendah
e. Memandang koperasi sebagai”pelengkap penderita”
f. Semangat dan niat menjadikan koperasi sebagai tulang punggung ekonomi nasional
masih lemah bila dibandingkan dengan keinginan untuk mendukung pertumbuhan
ekonomi korporasi.
Sedangkan dalam perspektif ketahanan nasional menunjukkan 30% menyatakan sangat setuju
bahwa perspektif ketahanan nasional bidang ekonomi dapat menjamin kekuatan dan
ketangguhan ekonomi koperasi dalam mewujudkan cita-cita koperasi untuk mensejahterakan
anggota sekaligus menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Sedangkan 70% hasil
penelitian secara antitesis perekonomian yang dikelola dengan pendekatan global-korporasi
dalam pergerakan dan perkembangan belum cukup mampu untuk memberikan kontribusi
yang kuat bagi terciptanya ketahanan nasional. Sehingga kondisi yang ideal yang diharapkan
tidak dapat tercapai sampai target ditentukan untuk menciptakan kemakmuran dan
kesejahteraan masyarakat dengan koperasi sebagai infrastruktur ekonominya.
Koperasi sebagai tulang punggung ekonomi Indonesia masih belum dapat
berkompetisi dengan korporasi yang liberalis dan hegemoni dalam menguasai hampir segala
sektor perekonomian di Indonesia. Apalagi peran ekonomi global yang sudah lebih dahulu
memanfaatkan piranti teknologi hasil revolusi industri 4.0 yang sudah sangat massif.

Daftar pustaka:
Ridhuan,S.(2019). Koperasi Era Milenial Dalam Perspektif Ketahanan Nasional. Jurnal
Ekonomi,10 (1),28-35.
Rangkuman Jurnal :
1. Ery Gunawan ( NIM :
2. Ernest Gunawan

AMBIGUITAS DAN DAMPAK NEGATIF PEMILIHAN KEPALA DAERAH


LANGSUNG DALAM PERSPEKTIF FILOSOFI PANCASILA

Pemilihan kepala daerah langsung adalah pemilihan umum untuk kepala daerah dan
wakil kepala daerah secara langsung di Indonesia oleh penduduk daerah setempat yang
memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan. Mekanisme pemilihan kepaladaerah
membuat pro dan kontra mengingat dampak positif dan negatifnya. Dampak positif adalah
memberikan kesempatan kepada putra daerah untuk mencalonkan. Kesempatan tersebut
sebagai hak konstitusional warga negara tanpa mengenal suku, ras dan agama. Dan hasil
lainnya adalah ada sejumlah daerah yang maju karena pilkada langsung menghasilkan
pemimpin daerah yang inovatif dan kreatif dalam mengembangkan daerahnya.
Dari 764 sample diambil dari google form mahasiswa yang mengikuti perkuliahan
secara online, fakta hasil penilitian menunjukkan bahwa hampir 100% transformasi
pengetahuan tentang esesnsi nilai-nilai dan norma pancasila dapat dengan mudah dimengerti,
ternyata kontraversi dengan pernyataan bahwa sebagai warga negara Indonesia menyarankan
agar demokrasi pemilihan langsung kepala daeerah tetap dilaksanakan meskipun secara
filosofi tidak sesuai dengan hakikat sila ke-4 pancasila. Diperoleh data sebesar 60,8% setuju.
Hasil temuan ini diperkuat juga dari pernyataan bahwa sistem pemilihan langsung kepala
daerah adalah relevan dengan demokrasi dalam perspektif filosofi pancasila sebesar 86,8%
setuju.
Dalam penelitian ini dampak negatif pemilihan kepala daerah langsung dikaji dalam 3
bidang yaitu:
1. Politik uang
Terjadinya praktik politik uang dalam pemilihan kepala daerah secara langsung
bukan disebabkan oleh sistem demokrasi pemilihan langsung atau perwakilan
melainkan lebih karena hukum yang tidak ditegakkan. Sudut pandang sosial
budaya terdapat kebiasaan buruk yang menabrak norma sosial dan budaya yaitu
mentalitas menerabas dan kebiasaan menerima upeti/angpau. Dari sudut pandang
ekonomi masih banyak masyarakat Indonesia yang hidup miskin. Dari sudut
pandang pendidikan, politik uang umumnya terjadi pada masyarakat yang
memiliki latar belakang pendidikan rendah.
2. Korupsi
Potensi tidak pidana korupsi makin bertambah manakala kepala daerah ingin
segera mengembalikan modal ikut pilkadasung, ada tekanan dari pihak penanam
modal kampanye, membayar mahar hutang partai politik,melunasi pinjaman –
pinjaman kebutuhan biaya tim sukses, biaya logistik dan lainnya.
3. Anarki.
Dalam konteks pemilihan kepala daerah langsung perbuatan anarki dapat terjadi
akibat dari adanya persaingan, perselisihan dan konflik. Misalnya dalam
pelaksanaan kegiatan kampanye terjadi kecurangan, dimana lawan politik m
elakukan black campign. ada ketidak puasan keputusan yang telah berkekuatan
hukum tetap dari sengketa pilkada. Hasil penelitian menunjukkan 77,6% bahwa
pelaksanaan demokrasi pemiliahn pilkadasung dapat merusak moral bangsa.
Tidak ada relevansi sistem pemilihan kepala daerah langsung dengan demokrasi dalam
perspektif filosofi pancasila. Terjadi ambiguitas pemilihan kepala daerah langsung di
Indonesia yang mendapatkan dukungan masyarakat luas namun bertentangan dengan
landasan filosofi pancasila. Kenyataan ini inheren dengan eksistensi esensi nilai dan norma
pancasila sila ke-4 yang secara filosofi relevan dengan pelaksanaan pemilihan kepala daerah
tidak langsung(demokrasi perwakilan)

Daftar pustaka
Ridhuan,Syamsu.Ningsih,Rahmah.&Nur,Syurya.M.(2021). Ambiguitas dan Dampak Negatif
Pemilihan Kepala Daerah Langsung dalam Perspektif Filosofi Pancasila, 52-61.
Rangkuman Jurnal :
1. Ery Gunawan ( NIM :
2. Ernest Gunawan

PEMANFAATAN DISRUPSI DIGITAL DALAM DIMENSI INTERAKSI,


KOMUNIKASI DAN FLESIBELITAS PEMBELAJARAN ON LINE ERA
REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Era revolusi industri 4.0 bagi dunia pendidikan tinggi mengalami perubahan
yang sangat signifikan dan fundamenta. Terjadi sebagai akibat adanya pengaruh dari
disrupsi digital yaitu disrupsi inovasi dan teknologi. Revolusi industri 4.0 disebut
sebagai proses integrasi internasional dari berbagai informasi menyangkut oandangan
dunia, produk, pemikiran pendidikan dan aspek kebudayaan antar bangsa. Eksistensi
pembelajaran sistem online adalah mempersiapkan sumber daya manusia agar mampu
berkompetisi di pasar kerja global dan dapat memanfaatkan disrupsi teknologi sebagai
lapangan kerja baru.
Dimensi interaksi edukatif, komunikasi dan fleksibelitas pembelajaran online
1. Disrupsi digital dalam interaktif edukatif merupakan perubahan besar-besaran
menandai sebuah era dari sifatnya offline kepada online. Penerapan dalam
pembelajaran online sebagai berikut:
a. Keluar dari zona nyaman, pendidik bisa menerapkan pola ajar dengan bentuk
student centered learning dan remove learning pada aktivitas mengajar.
b. Bekerja dengan target. Pendidik bisa memberikan materi atau tugas yang
essensial dengan tujuan yang clear dan bisa ditangkap dengan baik oleh
mahasiswa.
c. Fokus memberikan aktivitas bermakna dan berdampak.
d. Meenrima dan memberikan umpan balik yang berkualitas. Pendidik bisa
mnegajak mahasiswa memebrikan masukan untuk mengembangkan teknik
pendidikan yang lebih baik.
e. Membentuk mental model seorang expert yang menjadikan mahasiswa expert
setelah keluar dari kelas.
2. Komunikasi dalam pembelajaran online
Pembelajaran online membutuhkan komunikasi yang efektif dan produktif
sehingga misi pendidkan yang disampaikan oleh dosen kepada mahasiswa melalui
transformasi media pembelajaran online benar-benar tercapai sukses menerima
informasi dan dapat memberikan feedback dengan benar dan produktif.
Dengan demikian komunikasi dalam pembelajaran online terjadi apabila dosen
sebagai kemunikator pendidik telah menyiapkan baahn pembelajaran berupa
modul, rekaman video pembelajaran, link e book/jurnal sebagai bahan pengayaan.
3. Fleksibilitas E-Learning.
E-learning adalah pembelajaran diamana bahan pembelajran disampaikan melalui
media elektronik seperti internet, satelit, TV CD dan lainnya.
Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data primer dan sekunder. Kesuanya telah
dilakukan dan memperoleh data dan informasi sesuai dengan kebutuhan penelitian. Data
primer yang diperoleh dari mahasiswa mengikuti kuliah online program e-learning semester
ganjil tahun akademik 2019/2020 diperoleh data jumlah mahasiswa yang mengisi kuesioner
sebanyak 1.321 orang dari 2228 orang yang aktif mengikuti perkuliahan atau sekitar 59,3%.
Analisis data penelitian dibagi dalam dua kategori yaitu:
1. Pemanfaatan disrupsi digital
Tidak semua mahasiswa secara rutin mengikuti forum diskusi, menjawab kuis dan
mengerjakan tugas online. Ada beberapa kali pada waktu tertentu ada mahasiswa
tidak memberikan umpan balik. Namun aktifitas mereka membuka akun e-
learning setiap minggu untuk belajar merupakan fakta dan bukti bahwa mahasiswa
sudah dapat memanfaatkan disrupsi digital secara baik dalam setiap sesi
pembelajaran online. Hal ini dapat dilihat dari:
a. Kelulusan mahasiswa. Hasil analisis diperoleh 97,95% mahasiswa lulus dan
hanya 2,05% mahasiswa tidak lulus dari 1.321 mahasiswa yang mengikuti
perkuliahan e-learning
b. Nilai kelulusan belajar mahasiswa yang mendapat nilai A sebanyak 978 orang
(73,28%) nilai B sebanyak 265 orang (20,07%) nilai C sebanyak 61 orang
(4,6% dan tidak lulus 27 orang (2,05%)
2. Interaksi, komunikasi dan fleksibelitas
Peneliti menggunakan data primer yang diambil dari seluruh mahasiswa yang
mengisi kuesioner yaitu
a. Interaksi edukatif
Diperoleh data mahasiswa yang membuka dan membaca modul pada setiap
sesi perkuliahan online sebanyak 1.294 orang. Sebanyak 76,6% menyatakan
ya dan selalu membuka dan membaca modul. Sebanyak 22,8% meyatakan
kadang kadang dan sisanya 0,6% yang tidak sama sekali membuka modul.
b. Komunikasi pembelajaran. Diperoleh data mahasiswa mengikuti forum
sebanyak 62,1%, sebanyak 34,8 % menyatakan kadang-kadang dan sisanya
3,1% tidak sama sekali. Sedangkan mahasiswa menjawab kuis dan
mengerjakan tugas online sebanyak 100%.
c. Fleksibilitas e-learning. Ditinjau dari sudut waktu dari 1.290 orang sebanyak
70,2% menyatakan ya setuju waktu belajar sangat fleksibel, sebanyak 25,7%
menyatakan kadang-kadang dan sisanya 4,1% menyatakan tidak fleksibel.
Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat fleksibilitas yang sangat bagus
dalam setiap sesi kuliah e-learning.
Perubahan secara dahsyat dan mendasar akibat disrupsi digital telah membuat inovasi
dalam tatanan kehidupan termasuk dalam bidang pendidikan. Disrupsi digital dapat
dimanfaatkan untuk penyelenggaraan e-learning dan sekaligus sebagai jawaban atas
tantangan era revolusi industri4.0
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa ternyata keberadaan disrupsi digital secara
sigbifikan dapat dimanfaatkan secara efektif dalam dimensi interaksi, komunikasi dan
fleksibilitas pada proses dan aktivitas pembelajaran online.disarankan setiap
perguruan tinggi agar dapat memanfaatkan disrupsi digital membuka program belajar
jarak jauh e-learning.

Daftar pustaka
Ridhuan,Syamsu. Wahid,Aliaras. Juwita, Silvia R. (2019). Pemanfaatan disrupsi
digital dalam dimensi interaksi komunikasi dan fleksibilitas pembelajaran online era
revolusi industri 4.0. 38-49

Anda mungkin juga menyukai