ABSTRAK
Persaingan perbankan semakin ketat sehingga bank dituntut untuk meningkatkan efisiensinya. Studi
tentang efisiensi bank dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA) masih jarang
digunakan. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk menganalisis efisiensi dan menguji perbedaan antara
efisiensi bank syariah dan bank konvensional di Indonesia dengan metode DEA. Teknik pengambilan sampel
dalam penelitian ini dengan menggunakan purposive sampling sehingga menghasilkan sampel 10 bank
syariah dan 10 bank konvensional. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa efisiensi pada bank selama
periode 2010-2014 mengalami fluktuasi dan efisiensi bank dengan Variable Return to Scale mendapatkan
nilai lebih tinggi atau lebih efisien dibandingkan dengan Constant Return to Scale. Tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara tingkat efisiensi pada bank syariah dengan bank konvensional.
Kata Kunci: Efisiensi, Data Envelopment Analysis, Bank Syariah, Bank Konvensional.
1. PENDAHULUAN
Perbankan merupakan tonggak utama dalam pengukuran pertumbuhan ekonomi negara karena
eksistensi suatu bangsa dimata dunia internasional salah satunya bias dilihat dari keberhasilannya dalam
mengelola pembangunan. Di Indonesia, perbankan digolongkan menjadi dua, yakni bank syariah dan bank
konvensional. Namun seiring dengan perkembangan perbankan Indonesia, kini muncul dual banking system,
yaitu perbankan konvensional yang memiliki unit usaha syariah. Sehingga hal ini diharapkan dapat
meningkatkan sistem perbankan di Indonesia, yang memberikan keuntungan bagi semua pihak.
Semakin banyaknya jumlah Bank Umum Syariah (BUS) dan Bank Umum Konvensional (BUK) yang
beroperasi di Indonesia dengan berbagai bentuk produk dan pelayanan yang diberikan dapat menimbulkan
permasalahan dimasyarakat. Permasalahan yang paling penting adalah bagaimana kualitas kinerja dan
kesehatan dari BUS dan BUK yang ada. Menurut pendapat pendapat Mansyur (2012) menyatakan bahwa,
salah satu aspek penting dalam pengukuran kinerja dan kompetisi di dunia perbankan adalah efisiensi,
dimana efisiensi dapat ditingkatkan melalui penurunan biaya (reducing cost) dalam proses produksi ataupun
dengan meningkatkan pendapatan.
Suatu perusahaan dikatakan memiliki tingkat efisiensi yang lebih tinggi jika dengan jumlah input
tertentu dapat menghasilkan jumlah output lebih banyak atau pada jumlah output tertentu bias menggunakan
input lebih sedikit (Abidin dan Endri, 2009). Efisiensi juga bisa diterjemahkan sebagaimana kemampuan
untuk menyelesaikan suatu perkerjaan dengan benar atau didalam konsep matematika merupakan
perhitungan rasio antara keluaran (output) dan masukan (input) (Handoko,1984). Dengan kata lain, efisiensi
dapat diartikan sebagai cara untuk menghasilkan output yang ada dengan menggunakan input yang minimal
(Hadad, dkk., 2003).
Indikator efisiensi bank dapat dilihat dengan memperhatikan besarnya rasio beban operasional
terhadap pendapatan operasional (BOPO) dan dapat dilihat dengan memperhatikan rasio rentabilitas bank
dalam memperoleh keuntungan atas sumber-sumber dana yang dimiliki atau biasa disebut dengan Return On
Asset (ROA). Efisiensi perbankan selain diukur dengan melihat perbandingan indikator kinerja perbankan
EKO - 738
Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu
Universitas Budi Luhur, Jakarta 30 Juli 2016
ISSN : 2087 - 0930
dan rasio keuangan, ada juga beberapa metode lain, yaitu pendekatan parametrik dan non parametrik.
Pendekatan parametrik meliputi Stochastic Frontier Approach (SFA), Distribution Free Approach (DFA)
dan Thick Frontier Approach (TFA), sedangkan non parametrik dengan pendekatan Data Envelopment
Analysis (DEA). Menurut Subekti (2004), analisis kinerja bank berdasarkan rasio keuangan hanya
menghasilkan prediksi klasifikasi bank saja, apakah kemudian suatu bank akan mengarah pada kebangkrutan
atau keberhasilan, tanpa diketahui secara pasti faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kemungkinan
terjadinya kebangkrutan. Dengan analisis efisiensi perbankan berdasarkan model DEA, maka akan diperoleh
suatu gambaran yang lebih jelas tentang faktor-faktor yang menyebabkan suatu bank menjadi tidak efisien.
Model DEA telah banyak diaplikasikan untuk mengukur efisiensi suatu bank. Golany dan Storbeck
(1999) menggunakannya untuk mengevaluasi efisiensi relatif operasional cabang sebuah bank di Amerika
dengan 14 kantor cabangnya. Zenios et al. (1999) juga menggunakan DEA untuk menilai efisiensi relatif
cabang-cabang Bank of Cyprus dan menggunakan DEA sebagai dasar benchmarking antar-cabang.
Sedangkan Barr et al. (2002) mengaplikasikan DEA guna mengevaluasi produktivitas, efisiensi dan kinerja
Bank Komersil di Amerika Serikat (Wilson, 2006:141).
Pengukuran efisiensi dengan metode DEA, dapat memberikan nilai-nilai untuk tiap variabel input dan
output agar bank dapat mencapai efisiensi yang ditampilkan dalam potential improvement. Sehingga dapat
membantu perbankan untuk mengetahui kinerja bank tertutama pada efisiensi keuangan bank dan dapat
dijadikan sebagai salah satu pedoman bagi manajer untuk mengambil keputusan di masa mendatang.
Penelitian ini juga didasari atas adanya research gap pada penelitian tentang efisiensi bank yang
dilakukan oleh Ahmad M. Abu-Alkheil, Hans-Peter Burghof, Walayet A. Khan (2012). Mereka meneliti
tentang perbandingan efisiensi IBB (Islamic Bank of Britain) dan bank konvesional di inggris dengan
mengunakan metode DEA, penelitian ini mengatakan bahwa IBB (Islamic Bank of Britain) secara teknis
tidak efisien. Inefisiensi bank berasal dari kedua skala (ukuran) dan isu-isu manajemen.
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Rofida Ahmad dan Robin H. Luo. Mereka meneliti
tentang perbandingan efisiensi antara bank syariah dan konvensional yang ada di Jerman, Turki, dan Inggris
dengan metode DEA. Hasil dari penelitian ini adalah bank syariah dinilai lebih efisien dari pada bank
konvensional. Serta penelitian yang dilakukan oleh Nabilah Rozzani & Rashidah Abdul Rahman (2013),
hasil penelitiannya menunjukan bahwa efisiensi bagi kedua bank konvensional dan syariah di Malaysia
adalah sangat mirip atau tidak ada perbedaan signifikan antara nilai efisiensi bank syariah dengan
konvensional.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat efisiensi Bank Umum Syariah dan Bank Umum
Konvensional selama periode 2010-2014 menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA) dengan
Intermediation approach, menganalisis tingkat efisiensi Bank Umum Syariah dan Bank Umum
Konvensional selama periode 2010-2014 menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA) dengan
Production approach dan menganalisis perbandingan antara efisiensi Bank Umum Syariah dan Bank Umum
Konvensional selama periode 2010-2014 menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA) dengan
Intermediation approach dan Production approach.
EKO - 739
Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu
Universitas Budi Luhur, Jakarta 30 Juli 2016
ISSN : 2087 - 0930
EKO - 740
Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu
Universitas Budi Luhur, Jakarta 30 Juli 2016
ISSN : 2087 - 0930
dari pada bank konvensional. Serta penelitian yang dilakukan oleh Nabilah Rozzani & Rashidah Abdul
Rahman (2013), hasil penelitiannya menunjukan bahwa efisiensi bagi kedua bank konvensional dan syariah
di Malaysia adalah sangat mirip atau tidak ada perbedaan signifikan antara nilai efisiensi bank syariah
dengan konvensional.
Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis alternatif dalam penelitian ini adalah:
H1: Terdapat perbedaan nilai efisiensi antara BUS dan BUK periode selama periode 2010-2014
menggunakan metode DEA dengan Intermediation approach dan Production approach.
3. METODE PENELITIAN
3.3.1. Pengukuran Efisiensi Kinerja Bank dengan menggunakan DEA berdasarkan Output Oriented
(Maximum Output). Analisis nilai efisiensi dengan pendekatan intermediasi dan produksi yang
berasumsikan CRS dan VRS untuk 10 Bank Umum Konvensional dan 10 Bank Umum Syariah di
Indonesia periode 2010-2014.
3.3.2. Menguji Hipotesis antara Efisiensi BUK dan BUS apakah terdapat perbedaan atau tidak yaitu
dengan uji beda Mann-Whitney U. Untuk menentukkan alat uji yang digunakan untuk uji beda, maka
terlebih dahulu melakukan uji normalitas dengan analisis statistik non parametrik Kolmogrov-
Smirnov. Jika data berdistribusi normal dapat menggunakan uji beda independent sample t-test,
sedangkan jika data tidak berdistribusi normal dapat menggunakan uji beda mann-whitney u.
Tabel 1. Hasil Perhitungan Efisiensi DEA dengan Pendekatan Intermediasi (dalam persen)
Bank 2010 2011 2012 2013 2014
CRS VRS CRS VRS CRS VRS CRS VRS CRS VRS
BUS 87 94 94 95 92 94 87 95 93 94
BUK 92 96 89 94 92 94 91 93 90 92
EKO - 741
Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu
Universitas Budi Luhur, Jakarta 30 Juli 2016
ISSN : 2087 - 0930
Berdasarkan table 1 secara keseluruhan fungsi intermediasi perbankan kurang efisien nampak dari
efisiensi rata-rata kedua kelompok bank dibawah 100%. Rata-rata efisiensi perbankan dengan asumsi
Variable Return to Scale hasilnya lebih besar daripada Constant Return to Scale karena dalam perbankan
penambahan 1 unit input tidak menghasilkan 1 unit output yang sama. Efisiensi rata-rata BUS dengan
pendekatan Constan Return to Scale meningkat dari 87% pada 2010 menjadi 93% pada 2014, sedangkan
BUK efisiensi rata-rata pada 2010 92% turun menjadi 90% pada 2014. Efisiensi rata-rata BUS dengan
pendekatan Variable Return to Scale dari 2010 ke 2014 tetap 94%, sedangkan BUK efisiensi rata-rata pada
2010 96% turun menjadi 92% pada 2014.
Tabel 2. Hasil Perhitungan Efisiensi DEA dengan Pendekatan Produksi (dalam persen)
Bank 2010 2011 2012 2013 2014
CRS VRS CRS VRS CRS VRS CRS VRS CRS VRS
BUS 73 88 79 91 87 94 92 95 92 96
BUK 69 77 74 84 76 84 86 92 86 94
Berdasarkan table 2 secara keseluruhan fungsi perbankan dalam menyalurkan kredit dan
menghimpun dananya kurang efisien nampak dari efisiensi rata-rata kedua kelompok bank dibawah 100%.
Efisiensi rata-rata BUS dengan CRS meningkat dari 73% pada 2010 menjadi 92% pada 2014, demikian juga
BUK efisiensi rata-rata pada 2010 69% meningkat menjadi 86% pada 2014. Efisiensi rata-rata BUS dengan
pendekatan Variable Return to Scale dari 2010 ke 2014 meningkat dari 88% menjadi 96%, demikian juga
efisiensi rata-rata BUK meningkat dari 2010 88% menjadi 96% pada 2014.
Dari hasil uji beda mann-whitney u pada tabel 3, menunjukkan bahwa nilai asymp.sig (2-tailed)
sebesar 0,605 (Intermediasi CRS), 0,904 (Intermediasi VRS), 0,167 (Produksi CRS) dan 0,244 (Produksi
VRS). Karena nilai asymp.sig fungsi intermediasi dan produksi dengan pendekatan CRS dan VRS
seluruhnya diatas α = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan efisiensi yang signifikan
antara bank syariah dengan bank konvensional periode 2010-2014 baik fungsi intermediasi atau produksi
dengan pendekatan CRS dan VRS.
5. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Secara keseluruhan fungsi intermediasi dan penghimpunana dana perbankan kurang efisien nampak dari
efisiensi rata-rata kedua kelompok bank dibawah 100%.
b. Rata-rata efisiensi perbankan dengan asumsi VRS hasilnya lebih besar daripada CRS hal ini
menggambarkan bahwa dalam perbankan penambahan 1 unit input tidak menghasilkan 1 unit output
yang sama.
c. Dengan pendekatan intermediasi efisiensi rata-rata BUS dengan asumsi CRS meningkat dari 87% pada
2010 menjadi 93% pada 2014, sedangkan BUK efisiensi rata-rata pada 2010 92% turun menjadi 90%
pada 2014. Efisiensi rata-rata BUS dengan asumsi VRS dari 2010 ke 2014 tetap 94%, sedangkan BUK
efisiensi rata-rata pada 2010 96% turun menjadi 92% pada 2014.
d. Dengan pendekatan produksi efisiensi rata-rata BUS dengan CRS meningkat dari 73% pada 2010
menjadi 92% pada 2014, demikian juga BUK efisiensi rata-rata pada 2010 69% meningkat menjadi
86% pada 2014. Efisiensi rata-rata BUS dengan VRS dari 2010 ke 2014 meningkat dari 88% menjadi
96%, demikian juga efisiensi rata-rata BUK meningkat dari 2010 88% menjadi 96% pada 2014.
EKO - 742
Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu
Universitas Budi Luhur, Jakarta 30 Juli 2016
ISSN : 2087 - 0930
e. Tidak terdapat perbedaan efisiensi yang signifikan antara bank syariah dengan bank konvensional
periode 2010-2014 baik fungsi intermediasi atau produksi dengan CRS dan VRS.
6. DAFTAR PUSTAKA
[1] Abidin, Zaenal, dan Endri. 2009. Kinerja Efisiensi Teknis Bank Pembangunan Daerah: Pendekatan Data
Envelopment Analysis (DEA). Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 11, No. 1.
[2] Ahmed, Wahida and Robin H. Luo. 2010. Comparison of Banking Efficiency in Europe: Islamic versus
Conventional Banks, In Suk-Joong Kim and Micheal D. Mckenzie (ed.) International Banking in
the New Era: Post-Crises Challenges and Opportunities. International Finance Review, Vol. 11.
Emerald Group Publishing Limited, pp 361-389.
[3] Alkheil, Abu dan Ahmad. 2012. Islamic Commercial Banking In Europe: A Cross-Country And Inter-
Bank Analysis Of Efficiency Performance. International Business & Economics Research Journal,
Volume 11, Number 6. University of Hohenheim, Germany.
[4] Amanda, Rica. 2010. Analisis Efisiensi Teknis Bidang Pendidikan dalam Implementasi Model Kota
Layak Anak. Universitas Diponegoro Semarang.
[5] Antonio, Muhammad Syafi’i, 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Gema Insani Press, Jakarta.
[6] Arafat, Wilson. 2006. Manajemen Perbankan di Indonesia (Teori dan Implementasi). Jakarta: Pustaka
LP3ES.
[7] Arief Setiawan. 2013. Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Syariah dan Bank Konvensional dengan
Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Periode 2008-2012). Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
[8] Bader, Mohammed Khaled I. et al. 2008. Cost, Revenue, And Profit Efficiency Of Islamic Versus
Conventional Banks: International Evidence Using Data Envelopment Analysis. Journal of Islamic
Economic Studies, The Islamic Research and Training Institute (IRTI), vol. 15, No. 2. University
Putra Malaysia
[9] Bank Indonesia. 2014. Laporan Keuangan Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah Tahunan
Publikasi 2014. (http://www.bi.go.id).
[10] Berger, Peter L., Berger, Brigitte., Kellner, Hansfried. 1992. The Homeless Mind, Modernization and
Consciousness, atau Pikiran Kembara, terj. Widyamartaya, A. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
[11] Berger C. Blauth R. Boger D. et al. 1993. Kano methods for understanding customer-defined quality.
Hinshitsu: Journal of the Japanese Society for Quality Control.
[12] Charnes, A., Cooper and Rhodes, E. 1978. Measuring the Efficiency of Decision Making Units.
European Journal of Operational Research, Vol.2.
[13] Elvira, Finta. 2012. Efisinesi Teknis dan Efisiensi Profitabilitas Perbankan Sebelum dan Setelah Krisis
Ekonomi 2008 dengan menggunakan Metode Non Parametrik Data Envelopment Analysis (DEA).
Universitas Dipanegoro, Semarang.
[14] Golany, B. and J.E. Storbeck. 1999. A Data Envelopment Analysis of the Operational Efficiency of
Bank Branches. Interfaces 29(3).
EKO - 743
Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu
Universitas Budi Luhur, Jakarta 30 Juli 2016
ISSN : 2087 - 0930
[15] H, Muharram dan Pusvitasari R. 2007. Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Syariah di Indonesia
dengan Metode Data Envelopment Analysis (Periode 2005). Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, Vol
II, No. 3, Yogyakarta.
[16] Hadad, Muliaman D. dkk. 2003. Analisis Efisiensi Industri Perbankan Indonesia: Penggunaan Metode
Non Parametrik Data Envelopment Analysis (DEA). Working Paper Series Bank Indonesia, 3.
[17] Handoko, T. Hani. 1984. Dasar - dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Yogyakarta: BPFE –
Yogyakarta.
[18] Kusuma, Hadri. 2006. Efek Asimetri Informasi terhadap Kebijakan Dividen. JAAI Vol.10 No.1,1-12.
[19] Mansyur, Fakhruddin. 2012. Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Umum Konvensional (BUK) dan
Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia dengan Metode Stochastic Frontier Approach (SFA)
(Periode 2009-2011). UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
[20] Mulyadi, 2015 Penilaian efisiensi bank dengan Data Envelopment Analysis pada 10 bank berperingkat
besar di Indonesia, Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan, Universitas Pancasila, Vol. 2 No. 2
[21] Purwanto, Rakhmat. 2012. Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Umum Konvensional (BUK) dan
Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)
(Periode 2006-2010). Universitas Diponegoro, Semarang.
[22] Rahman, Mizanur M. 2011. Non-Parametric Approach to Model The Branch-Wise Efficiency Of Islami
Bank Bangladesh Limited (IBBL): An Empirical Study. International Journal of Economics,
Management and Accounting 19, no. 2. The International Islamic University Malaysia.
[23] Republik Indonesia. Undang-Undang tentang Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/7 Tahun 2007.
[24]________. Undang-Undang tentang Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/26 Tahun 2012.
[25]________. Undang-Undang tentang Peraturan Bank Indonesia Nomor 2/19 Tahun 2000.
[26] Rozzani, Nabilah dan Rashidah Abdul Rahman. 2013. Determinants of Bank Efficiency: Conventional
versus Islamic. International Journal of Business and Management; Vol. 8, No. 14. Published by
Canadian Center of Science and Education.
[27] Saleh, Samsubar. 2000. Metode Data Envelopment Analysis. PAU-FE Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
[28] Shahid, Haseeb, dkk. 2010. Efficiencies Comparison of Islamic and Conventional Banks of Pakistan.
International Research Journal of Finance and Economics, Vol. Issue 49: EuroJournals Publishing,
Inc.
[29] Sinungan, Muchdarsyah. Drs. Manajemen Dana Bank. Jakarta: PT Budi Aksara, 2000.
[31] Subekti, I Investigasi empiris Cost-Efficiency Perbankan Indonesia berdasarkan Metode Data
Envelopment Analyisis (DEA). Lintasan Ekonomi, 95-115, 2004.
[32] Sudarsono, Heri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Deskripsi dan Ilustrasi. Yogyakarta: Ekonisia,
2008.
EKO - 744