Anda di halaman 1dari 13

Machine Translated by Google

ISU KEWIRAUSAHAAN DAN KEBERLANJUTAN


ISSN 2345-0282 (online) http://jssidoi.org/jesi/
2019 Jilid 7 Nomor 1 (September)
http://doi.org/10.9770/jesi.2019.7.1(15)

Penerbit
http://jssidoi.org/esc/home

PENERAPAN MODEL GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN AUDITOR


INDEPENDENSI DALAM PENINGKATAN KUALITAS PENGHASILAN

Tutik Arniati1 , Dyah Aruning Puspita2 , Aminul Amin3 , Kashan Pirzada4

1,2,3 STIE Malangkucecwara, Jalan terusan Candi Kalasan Malang, 65142, Indonesia
4Tunku Puteri Intan Safinaz School of Accountancy, University Utara Malaysia, 06100, Malaysia

1
Email: 4
tarni@stie- mce.ac.id ; 2dyahap70@stie- mce.ac.id; 3 aminulamin.uns@gmail.com; kashan@uum.edu.my

Diterima 18 Maret 2019; diterima 20 Juli 2019; diterbitkan 30 September 2019

Abstrak. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi model pemantauan kualitas laba dan untuk menguji pengaruh
independensi auditor terhadap hubungan antara mekanisme corporate governance dan kualitas laba. Secara khusus, penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh struktur kepemilikan, struktur dewan komisaris, struktur komite audit, fungsi audit internal, dan aktivitas pengendalian
internal, terhadap kualitas laba dengan melibatkan interaksi variabel-variabel tersebut dengan independensi auditor. Kualitas laba diukur dengan
dua proxy. Proksi pertama adalah akrual diskresioner yang disesuaikan dengan kinerja atau disebut juga Total Accrual, sedangkan yang kedua
menggunakan Total Current Accrual. Untuk mencapai semua tujuan di atas, penulis mengembangkan model dan menganalisis model ini dalam
dua tahap. Pada tahap pertama, model dieksplorasi menggunakan teknik analisis korelasi dan regresi. Kedua, kecocokan model dibuktikan
dengan menggunakan analisis regresi dengan berbagai variabel kontrol dan kontrol sampel. Objek penelitian adalah perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015. Sampel meliputi 112 perusahaan dengan 560 data penelitian. Setelah dilakukan uji
outlier, maka jumlah data yang sesuai adalah 553. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa model pemantauan kualitas laba dibangun dari
interaksi banyak variabel. Mekanisme corporate governance terdiri dari variabel-variabel seperti struktur kepemilikan (kepemilikan manajerial
dan kepemilikan institusional), struktur dewan komisaris, struktur komite audit, fungsi audit internal, dan aktivitas pengendalian internal.
Nilai Adjusted R-Square mencapai 3,3% dengan nilai signifikansi 0,001. Secara parsial, struktur dewan komisaris, fungsi audit internal, dan
aktivitas pengendalian internal berpengaruh signifikan terhadap kualitas laba. Independensi auditor tidak memoderasi pengaruh komponen
corporate governance terhadap kualitas laba.

Kata kunci: independensi auditor; tata kelola perusahaan; akrual diskresioner; kualitas penghasilan

Referensi untuk makalah ini harus dibuat sebagai berikut: Arniati, T.; Puspita, DA; Amin, A.; Pirzada, K. 2019. Penerapan model tata kelola
perusahaan yang baik dan independensi auditor dalam peningkatan kualitas laba, Isu Kewirausahaan dan Keberlanjutan 7(1):
188-200. http://doi.org/10.9770/jesi.2019.7.1(15)

Klasifikasi JEL: M40, M41, M49

188
Machine Translated by Google

ISU KEWIRAUSAHAAN DAN KEBERLANJUTAN


ISSN 2345-0282 (online) http://jssidoi.org/jesi/
2019 Jilid 7 Nomor 1 (September)
http://doi.org/10.9770/jesi.2019.7.1(15)

1. Perkenalan

Laporan Laba Rugi adalah struktur untuk mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pihak-pihak terkait di luar perusahaan.
Fokus utama dari pernyataan ini adalah informasi tentang kinerja perusahaan, dan kinerja ini diketahui dengan mengukur
pendapatan dan komponennya. Investor, kreditur, dan pihak lain yang berkepentingan untuk menilai arus kas yang masuk akan
sangat membutuhkan informasi tentang kinerja perusahaan (Mulford & Eugene, 2010; Masiuleviÿius & Lakis, 2018).

Beberapa pihak mungkin sudah diinformasikan kepada pihak lain tentang kondisi perusahaan, tetapi informasi tersebut biasanya
tidak sesuai dengan situasi perusahaan yang sebenarnya. Manajemen (agent) adalah pihak yang bertanggung jawab untuk
mengelola semua sumber daya yang tersedia di perusahaan. Oleh karena itu, agen harus tahu lebih banyak tentang perusahaan
daripada pemilik (prinsipal) atau pemangku kepentingan lainnya. Pemilik selalu mendapatkan informasi dari laporan yang dibuat
oleh agensi. Hubungan ini mengarah pada situasi yang disebut asimetri informasi. Situasi ketidaksamaan dan potensi konflik
kepentingan antara manajemen perusahaan dan pengguna informasi keuangan dapat dihindari dengan menggunakan pihak ketiga
(netral) untuk mengaudit laporan laba rugi untuk meningkatkan kualitas informasi keuangan yang diberikan oleh manajemen
(Sumarwoto, 2006). Studi ini dapat berkontribusi untuk memahami pengaruh independensi auditor pada hubungan antara
mekanisme tata kelola dan kualitas laba dalam pengaturan lembaga tertentu. Mereka mungkin menarik bagi praktisi dan
regulator, karena mereka konsisten dengan panggilan untuk persyaratan kualitas pendapatan yang lebih dalam pengaturan
agensi ini (Allegrini, 2013).

Standar Audit mengharuskan auditor untuk berdiskusi dan berkomunikasi dengan komite audit tentang kualitas laba yang
diinginkan. Upaya ini akan mengurangi kemungkinan terjadinya manajemen laba oportunistik dan juga misrepresentasi material.
Peran auditor terhadap kualitas laba akan lebih berarti jika auditor independen. Kepercayaan orang yang diberikan kepada
verifikasi auditor atas laporan laba rugi ditentukan oleh kompetensi dan independensi auditor (Watt & Zimmennan, 1986;
Tarasova et al., 2018). Menurut Marra, A., Mazzola, P. dan Prencipe, A. (2011) dewan independensi dan komite audit memainkan
peran penting dan efektif dalam mengurangi manajemen laba setelah pengenalan IFRS.

Bukti empiris menunjukkan bahwa penerapan corporate governance lebih terkait dengan kinerja perusahaan dan kurang dengan
kualitas laba. Jika ada koneksi apa pun, hubungannya tidak konsisten (Larcker et al.,
2007; GMI, 2005). Peran auditor dan pengendalian internal serta pengaruh keduanya terhadap kualitas laba juga masih jauh
dari jelas (Hoitash et al., 2009; Lin et al., 2011). Berdasarkan tinjauan penelitian sebelumnya, ditemukan dua “kesenjangan”.
Pertama adalah perdebatan tentang pengaruh langsung corporate governance terhadap kualitas laba. Kedua, beberapa
penelitian masih mengkaji objek secara parsial, seperti corporate governance dan return saham (Brown & Caylor, 2004; Larcker
et al., 2007); tata kelola perusahaan dan pengendalian internal (Jenning et al., 2006; Bedard & Graham, 2008; Hoitash et al.,
2009; Nagy, 2010); tata kelola perusahaan dan kualitas laba (Larcker et al., 2007); auditor dan manajemen laba (Teoh & Wong,
1993; Francis & Yu, 2009); auditor dan kualitas audit (Abbott et al., 2007; Francis & Yu, 2009); auditor dan kualitas laba (Jerry
& Mark, 2010; Lin et al., 2011); auditor dan audit internal (Bedard & Graham, 2008); dan audit internal dan pengendalian internal
(Lin et al., 2011). Semua peneliti di atas tidak menyelidiki secara komprehensif peran yang dimainkan oleh struktur kepemilikan,
fungsi audit internal, aktivitas pengendalian internal, dan independensi auditor dalam model pemantauan kualitas laba. Oleh
karena itu, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, “Bagaimana model yang paling tepat menggambarkan peran corporate
governance
mekanisme, struktur kepemilikan, fungsi audit internal, aktivitas pengendalian internal, dan independensi auditor dalam
pemantauan kualitas laba?”

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi model pemantauan kualitas laba dan untuk menguji pengaruh
independensi auditor terhadap hubungan antara mekanisme corporate governance dan kualitas laba.
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh struktur kepemilikan, dewan komisaris

189
Machine Translated by Google

ISU KEWIRAUSAHAAN DAN KEBERLANJUTAN


ISSN 2345-0282 (online) http://jssidoi.org/jesi/
2019 Jilid 7 Nomor 1 (September)
http://doi.org/10.9770/jesi.2019.7.1(15)

struktur, struktur komite audit, fungsi audit internal, dan aktivitas pengendalian internal, terhadap kualitas laba dengan
menggunakan independensi auditor sebagai variabel pemoderasi.

Laporan keuangan (laba-rugi) dapat digunakan sebagai struktur untuk memantau kontrak antara agen dan prinsipal. Pernyataan
ini berguna tidak hanya untuk agen dan prinsipal, tetapi juga untuk pengguna lain termasuk investor, kreditur, karyawan,
pelanggan, pemerintah, dan masyarakat (IAI, 2015). Laporan keuangan harus memuat informasi yang andal yang kemudian
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi. Oleh karena itu, pernyataan tersebut harus memiliki apa yang
disebut dengan karakteristik kualitatif.

Dalam kondisi ketidakpastian, laporan keuangan dengan kualitas yang diinginkan dapat mengurangi asimetri informasi dalam
kontrak keagenan yang melibatkan agen dan prinsipal, atau juga dalam hubungan agen dengan pemangku kepentingan lainnya.
Memang, asimetri informasi membawa risiko pengambilan keputusan yang buruk tentang masalah ekonomi. Menurut Scott
(2003), risiko asimetri informasi disebabkan oleh dua faktor, masing-masing adverse selection, dan moral hazard. Bukti adanya
moral hazard dapat dideteksi dari adanya manajemen laba yang dilakukan oleh agen atau dari hubungan antara agen dan
prinsipal yang merugikan pengguna laporan keuangan.
Adanya manajemen laba akan memberikan indikasi yang baik tentang kualitas laba yang lebih rendah.

Manajemen laba adalah pilihan yang dibuat oleh manajer ketika mereka membuat kebijakan atau memilih metode akuntansi,
tetapi pilihan ini akan berdampak pada pendapatan atau juga pada pencapaian tujuan tertentu dari pernyataan manajerial (Scott,
2003). Secara empiris, kualitas laba dapat diukur dengan adanya manajemen laba.
Feng, Kristian, Qinytuan, & Xin (2011) telah menggunakan tiga proksi dalam mengestimasi kualitas laba. Proksi pertama adalah
akrual diskresioner yang disesuaikan dengan kinerja yang dikembangkan oleh Kothari, Leone, & Wasley (2005). Yang kedua
adalah pendapatan diskresioner, model yang dibuat oleh McNichols & Stubben (2008) dan Stubben (2010). Proksi ketiga adalah
model yang dibangun oleh Dechow & Dichev (2002) sebagaimana dimodifikasi oleh Francis et al., (2005). Berdasarkan hasil
beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kualitas laba dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut
adalah: penerapan tata kelola perusahaan (Larcker et.al., 2007; GMI, 2005; Jennings et. al., 2006), keterlibatan auditor berkualitas
tinggi (Francis & Yu, 2009; Teoh & Wong, 1993). ; Abbott et.al., 2007), fungsi audit internal dan aktivitas pengendalian internal
(Nagy, 2010) dan independensi auditor (Watt & Zimmerman, 1986; Scott & Marshall, 2001). Akurasi laba adalah salah satu faktor
kunci yang mempengaruhi keberlanjutan perusahaan dalam arti bahwa laba yang dilaporkan memberikan informasi tentang
keberlanjutan jangka panjang perusahaan dan selanjutnya secara langsung terkait dengan biaya modal perusahaan (Shin, 2019).

Mekanisme tata kelola perusahaan diperlukan untuk memastikan bahwa perusahaan telah berjalan dengan baik, berjalan ke
arah yang benar, dan dikelola tanpa penyalahgunaan. Tata kelola perusahaan pernah menjadi perhatian publik ketika publik
mulai mengetahui krisis keuangan yang dialami negara-negara Asia Timur dan jatuhnya Enron dan WorldCom.
(Pirzada, 2013). Tata kelola perusahaan yang baik kemudian menjadi model regulasi yang kuat di pasar keuangan
(Anuchitworawong, 2010). Kehadiran tata kelola perusahaan yang baik (GCG) mutlak diperlukan oleh sebuah organisasi,
mengingat GCG membutuhkan sistem tata kelola yang baik yang dapat membantu membangun kepercayaan pemegang saham
dan memastikan bahwa semua pemangku kepentingan diperlakukan sama. Sistem yang baik akan memberikan perlindungan
yang efektif kepada pemegang saham untuk memperoleh kembali investasinya secara wajar, tepat dan efisien, serta memastikan
bahwa manajemen bertindak untuk kepentingan perusahaan (Mahrani, 2018).

Sebagian besar peraturan dan kode tata kelola perusahaan menekankan kata sifat independen di sebelah kata auditor karena
independensi auditor diharapkan menghasilkan perlindungan yang lebih baik bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan
lainnya (Ianniello, 2015). Berdasarkan pandangan Watt & Zimmennan (1986) independensi auditor telah mempersepsikan bahwa
kepercayaan orang terhadap verifikasi yang diberikan oleh auditor atas laporan laba rugi ditentukan oleh kompetensi dan
independensi auditor. Kompetensi auditor berkaitan dengan keandalan profesional individu auditor. Hal ini menuntut auditor
untuk memiliki keterampilan teknis yang memungkinkan auditor untuk selalu melacak pelanggaran yang ada

190
Machine Translated by Google

ISU KEWIRAUSAHAAN DAN KEBERLANJUTAN


ISSN 2345-0282 (online) http://jssidoi.org/jesi/
2019 Jilid 7 Nomor 1 (September)
http://doi.org/10.9770/jesi.2019.7.1(15)

sistem akuntansi. Sedangkan independensi auditor melibatkan auditor untuk memiliki persepsi yang kurang bias terhadap segala hal yang
berkaitan dengan hasil audit menurut Solikhah, Firmansyah & Pirzada, (2017). Auditor independen harus menjadi pelindung praktik
akuntansi yang memberdayakan karena auditor tidak hanya dianggap memiliki pengetahuan yang mendalam di bidang akuntansi tetapi
juga dianggap memiliki hubungan dekat dengan siapa pun di komite audit dan dewan direksi yang bertanggung jawab untuk memeriksa
aktivitas pengambil keputusan di perusahaan (Scott & Marshall, 2001).

Berdasarkan teori-teori yang telah diuraikan sebelumnya dan temuan-temuan penelitian sebelumnya, kemudian dikembangkan hipotesis
penelitian (Pirzada, 2015), dan dapat diuraikan sebagai berikut. • Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Struktur Dewan
Komisaris, Struktur Komite Audit,
Fungsi Audit Internal, dan Aktivitas Pengendalian Internal, berpengaruh terhadap Kualitas Laba.
• Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Struktur Dewan Komisaris, Struktur Komite Audit, Fungsi Audit Internal, Aktivitas
Pengendalian Internal, dan Independensi Auditor, berpengaruh terhadap Kualitas Laba.
• Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Struktur Dewan Komisaris, Struktur Komite Audit, Fungsi Audit Internal, dan Aktivitas
Pengendalian Internal, dengan Independensi Auditor sebagai variabel pemoderasi, berpengaruh terhadap Kualitas Laba.

Populasi penelitian adalah perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015.
Populasi ini berjumlah 138 perusahaan. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling, dan diterapkan pada semua perusahaan
manufaktur berdasarkan kriteria. Kriterianya adalah listing di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011 sampai 2015 dan memiliki data variabel
penelitian yang lengkap. Beberapa perusahaan yang memenuhi kriteria sampling mencapai 112 perusahaan dengan 560 data penelitian.
Setelah dilakukan uji outlier, jumlah data yang sesuai hanya tersisa 553.

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi. Banyak laporan tahunan yang disusun, termasuk laporan ke dewan
komisaris, laporan ke dewan direksi, laporan pelaksanaan tata kelola perusahaan , laporan pengendalian internal, laporan audit internal,
neraca, laporan laba-rugi, dan laporan arus kas, serta sebagai catatan atas laporan keuangan. Sebagian data diperoleh dari koleksi galeri
investasi di STIE Malangkucecwara, dan sebagian lagi diperoleh dari publikasi Indonesian Capital Market Directory. Kelengkapan data
dipastikan dengan memeriksa situs web Bursa Efek Indonesia dan yahoo finance.

Beberapa variabel menjadi sasaran observasi. Ini dijelaskan sebagai berikut.

sebuah. Struktur Tata Kelola Perusahaan. Proksi variabel ini meliputi Kepemilikan Manajerial (% kepemilikan saham); Kepemilikan
Institusional (% kepemilikan saham); Struktur Dewan Komisaris (% dari anggota independen); dan Struktur Komite Audit (% dari
anggota independen).
b. Fungsi Audit Intern. Variabel ini diukur dengan beberapa proksi, seperti: Quality Assurance (dilaporkan = 1; tidak dilaporkan = 0); Tindak
Lanjut Formal (dilaporkan = 1; tidak dilaporkan = 0); Koordinasi dengan Komite Audit dan/atau Auditor (terlapor = 1; tidak dilaporkan
= 0); dan Latar Belakang Pendidikan Auditor Internal (akuntansi = 1; bukan akuntansi = 0).

c. Kegiatan Pengendalian Intern. Proksi yang mengukur variabel ini adalah: Pengungkapan Lingkungan Pengendalian (disclosed = 1; not-
disclosed = 0); Pengungkapan Penilaian Risiko (diungkapkan = 1; tidak diungkapkan = 0); Pengungkapan Aktivitas Pengendalian
(diungkapkan = 1; tidak diungkapkan = 0); dan Keterbukaan Informasi, Komunikasi dan Pengawasan (diungkapkan = 1; tidak
diungkapkan = 0).
d. Independensi Pemeriksa. Pengukuran variabel ini dilakukan dengan dummy, seperti nilai 1 = bebas dan nilai 0 = tidak bebas. Data
independensi diperoleh dari laporan hasil review Kantor Akuntan Publik (PAO) dan Jaringan Kantor Akuntan Publik Asing (NFPAO).

e. Kualitas Penghasilan. Dalam penelitian ini, variabel ini diukur dengan dua proksi.

Proksi pertama adalah akrual diskresioner yang disesuaikan dengan kinerja. Proxy ini dikembangkan oleh Kothari et.al. (2005).
Perkiraan model proxy ini adalah:

191
Machine Translated by Google

ISU KEWIRAUSAHAAN DAN KEBERLANJUTAN


ISSN 2345-0282 (online) http://jssidoi.org/jesi/
2019 Jilid 7 Nomor 1 (September)
http://doi.org/10.9770/jesi.2019.7.1(15)

TAccri;t = 0 + 1(1/Assetsi;t-1) + 2ÿRevi ;t + 3PPEi;t + 4ROAi;t + i;t, .…(1)

TAcri;t : Jumlah Akrual; diukur sebagai perubahan aset lancar nonkas,


dikurangi dengan perubahan kewajiban lancar tanpa bunga, dikurangi
dengan penyusutan & amortisasi perusahaan i
pada tahun t. Hasilnya kemudian diskalakan dengan lag total aset (Aset
saya;t-1);

Revit : Perubahan pendapatan tahunan. Itu diskalakan dengan lag total aset
(Asetsi;t-1);
PPEit : Aset Tetap perusahaan i pada tahun t. Ini diskalakan
dengan lag total aset (Assetsi;t-1)

ROAit : Return on Assets perusahaan i pada tahun t.

Proksi kedua adalah model yang dikemukakan oleh Dechow & Dichev (2002) yang kemudian dimodifikasi oleh Francis et
al., (2005), dan Feng et al. (2011).
Secara khusus, model diperkirakan sebagai berikut:

TCAccri;t = 0 + 1OCFi ;t-1 + 2OCFi;t + a3OCFi;t+1 + 4ÿRevi;t+


5PPEi;t+i;t ......... (2)
TCaccri;t : Total Akrual Lancar; diukur sebagai perubahan aset lancar non-kas,
dikurangi dengan perubahan kewajiban lancar tanpa bunga. Hasilnya
kemudian diskalakan dengan lag total aset (Asetsi;t-1);

OCF : Arus Kas Operasional; diukur sebagai jumlah laba bersih, depresiasi &
amortisasi, dan perubahan kewajiban lancar, dikurangi dengan
perubahan aset lancar. Hasil kemudian diskalakan dengan lag total
aset (Asetsi;t-1)
Revi;t : Perubahan pendapatan tahunan. Itu diskalakan dengan lag total aset
(Asetsi;t-1)

APD i;t : Aset Tetap perusahaan i pada tahun t. Ini diskalakan


dengan lag total aset (Assetsi;t-1)

Sisa dari model regresi adalah akrual diskresioner. Dalam regresi ini, penulis menggunakan nilai absolut dari discretionary
accruals (DisAccr) sebagai proksi KLK. Nilai ini kemudian dikalikan dengan -1.

Tes Asumsi Klasik


Setelah model regresi dilakukan uji asumsi klasik, diketahui bahwa model telah memenuhi syarat yang
dipersyaratkan melalui uji multikolinearitas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas, dan uji normalitas.
Dengan hasil tersebut, maka model regresi dianggap fit.
Uji Statistik Deskriptif
Tabel berikut menunjukkan hasil uji statistik deskriptif. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat
minimum, tingkat maksimum, tingkat rata-rata, dan standar deviasi kualitas laba, baik secara total

192
Machine Translated by Google

ISU KEWIRAUSAHAAN DAN KEBERLANJUTAN


ISSN 2345-0282 (online) http://jssidoi.org/jesi/
2019 Jilid 7 Nomor 1 (September)
http://doi.org/10.9770/jesi.2019.7.1(15)

akrual atau total pendekatan akrual saat ini pada 112 perusahaan pada lima periode pengamatan (2011-2015)
(Tabel 1).

Tabel 1. Statistik Deskriptif


N Maks. -.95 .00
min.-.90 .00 .00 Rata- Std. Dev.
Kualitas Penghasilan 1 553 90.00 .00 .99 .00 rata .12858
Kualitas Penghasilan 2 553 1.00 .00 1.00 -.1981 .11516
Man-Own 553 2.00 4.00 .00 -.0866 12.21998
Inst-own 553 4.00 .00 1.00 3.1398 .22158
Comm-BS 553 .6925 .16008
Aud-Com.S 553 .4301 .11705
Audit-IF IC-Act. 553 .3529 .60647
553 3.3454 1.04821
IndepAud 553 2.7396 .8264 .37911
Valid N (dari segi daftar) 553

Dari 112 perusahaan manufaktur yang go-public, tingkat kualitas laba (KLK) dengan pendekatan total accrual
memberikan nilai mean sebesar –0,1981, nilai minimum sebesar -0,95, nilai maksimum sebesar 0,00, dan standar
deviasi sebesar 0,12858. Tingkat kualitas laba pada total current accrual memberikan nilai rata-rata sebesar –
0,866, nilai minimum sebesar -0,90, nilai maksimum sebesar 0,00, dan standar deviasi sebesar 0,11516.
Berdasarkan hasil dari dua pendekatan, dapat dikatakan bahwa rata-rata tingkat akrual total saat ini lebih baik
daripada yang diberikan oleh total akrual.

Kepemilikan Manajerial memiliki nilai rata-rata sebesar 3,1398 dengan standar deviasi sebesar 12.21998. Posisi
ini menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial pada perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia
sangat rendah, sehingga kontrol penuh terhadap kebijakan perusahaan menjadi kurang optimal.
Kepemilikan Institusional memiliki tingkat rata-rata 0,6925 dengan standar deviasi 0,22. Hal ini menandakan kondisi
kepemilikan institusional pada perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia sangat rendah,
sehingga kontrol penuh terhadap kebijakan perusahaan menjadi kurang optimal. Struktur Dewan Komisaris memiliki
rata-rata 0,431 dengan standar deviasi 0,16.

Persamaan 1:
EQ = + 1Man-Own + 2Ins-Own + 3Comm-BS + 4Aud Com.S+ÿ5Audit-IF+ÿ6IC-act+ÿ
………………………….. (1)

193
Machine Translated by Google

ISU KEWIRAUSAHAAN DAN KEBERLANJUTAN


ISSN 2345-0282 (online) http://jssidoi.org/jesi/
2019 Jilid 7 Nomor 1 (September)
http://doi.org/10.9770/jesi.2019.7.1(15)

Tabel 2. Model GCG Terhadap Kualitas Laba

Kualitas Penghasilan 1 dengan Kualitas Penghasilan 2


Pendekatan TAcc dengan Pendekatan TCAcc
.209a .099a
RR Persegi .044 .010
Disesuaikan R Persegi .033 -.002
F Sig. 3.961 .867
.001a .519a
Std.
B Std. Kesalahan Tanda
B Tanda Kesalahan. t
1 (Konstan) -.258 .031 t -8,256 tangan. .000 -.040 .022 -1.786 .075
Man-Own -.001 .000 -1.497 .135 .000 .000 .493 .622
Inst-Own .003 .021 .156 .876 -.007 .015 -.492 .623
Comm-BS .090 .025 3.602 .000* .017 .018 .904 .366
Audt-Com.S .038 .034 1.113 .266 -.017 .025 -.697 .486
Aud_IF IC- .002 .007 .271 .786 -.005 .005 -.975 .330
Act .007 .004 1.783 .075** -.003 .003 -1.234 .218

a Prediktor: (Konstan), IC-Act, Man-Own, Comm-BS, Audt-Com.S, Aud-IF, Inst-own


* signifikan pada tingkat 5%
** signifikan pada level 10%

Seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2 di atas, variabel independen akan mencakup Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
Institusional, Struktur Dewan Komisaris, Struktur Komite Audit, Fungsi Audit Internal, dan Aktivitas Pengendalian Internal.
Variabel-variabel tersebut menjelaskan Kualitas Laba pada tingkat 3,3%, sedangkan persentase sisanya dipengaruhi oleh
variabel lain. Secara parsial, Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap
Kualitas Laba. Keadaan ini didukung oleh Arniati dan Mardiyah (2008) yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial
tidak mempengaruhi perataan laba, dan adanya perataan laba menandakan kondisi kualitas laba yang lebih rendah.

Struktur Komite Audit yang diukur dengan proksi independensi anggota komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap
Kualitas Laba. Temuan ini didukung oleh Amin (2017) yang menemukan bahwa komite audit tidak mempengaruhi kualitas
laba.

Hasil analisis menunjukkan bahwa Struktur Dewan Komisaris yang diukur dengan proksi independensi dewan komisaris
berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Laba pada taraf 5%. Posisi ini sejalan dengan temuan peneliti sebelumnya, seperti
Fama & Jensen (1983); Sharma (2004); Abdul Rahman & Ali (2006); Osma & Noguer (2007); Osma (2008); Jaggy dkk
(2009); Lo, Wong & Firth (2010), dan Prastiti & Wahyu (2013). Secara empiris, kualitas laba dapat diukur dengan adanya
manajemen laba (Feng, Kristian, Qinytuan, & Xin, 2011). Fungsi Audit Internal dengan proksinya meliputi penjaminan mutu,
tindak lanjut rutin, koordinasi dengan komite audit, dan latar belakang pendidikan auditor internal berpengaruh signifikan
terhadap Kualitas Laba pada tingkat 10%.

Aktivitas Pengendalian Internal berpengaruh positif signifikan terhadap Kualitas Laba pada taraf 10%. Efektivitas tata kelola
perusahaan berkaitan erat dengan pengendalian internal (Hoitash & Bedard, 2009).
Perusahaan dengan tata kelola perusahaan yang lemah selalu gagal mendeteksi atau mengungkapkan kelemahan material.
Bedard & Graham (2008) menyampaikan bukti bahwa manajemen saja tidak cukup untuk mengidentifikasi kelemahan
pengendalian internal, bahkan 84% proporsi kelemahan material berhasil dideteksi oleh auditor (Tabel 3).

194
Machine Translated by Google

ISU KEWIRAUSAHAAN DAN KEBERLANJUTAN


ISSN 2345-0282 (online) http://jssidoi.org/jesi/
2019 Jilid 7 Nomor 1 (September)
http://doi.org/10.9770/jesi.2019.7.1(15)

Persamaan 2:
Com.S+ÿ5Audit-IF+ÿ6IC-act
= + 1Man-Own + +
2Ins-Own
7Indep-Aud+
+ 3Comm-BS
............. + 4Aud EQ
(2)

Tabel 3. Model GCG dan Independensi Auditor

Kualitas Penghasilan 1 Kualitas Penghasilan 2

dengan Pendekatan TAcc dengan Pendekatan TCAcc


.218a .111a
RR Persegi .047 .012
Disesuaikan R Persegi .035 -.001
F Sig. 3.694 .923
.001a .488a
Std. Std.
B Tanda B Tanda tangan.

1 (Konstan) -.253 t -8.034 tangan. -.037 t -1,641 .101


Man-Own -.001 -1.430 .000 .000 0,552 .581
Inst-Own .010 Kesalahan .031 .000.475
.022 .153 .635 -.003 -,194
Kesalahan .022 .000 .015 .847
Kom-BS .089 .025 3.539 .000* .015 .018 .834 .405
Aud-Com.S .042 .034 1.210 .227 -.016 .025 -.652 .515
Audit-JIKA .001 .007 .179 .858 -.005 .005 -1.002 .317
IC-bertindak. .009 .004 2.215 .027* -.002 -.792 -.010
.003 -1.198 a .429
IndepAud -.018 .011 -1.573 .100** Prediktor: (Konstan),
.008 IC-act.,
Man- .232
Own, Comm-BS, Aud-Com.S, Audit-IF, Inst-Own, Indep.Aud
* signifikan pada tingkat 5%
** signifikan pada level 10%

Ketika variabel Independensi Auditor dimasukkan ke dalam Model Good Corporate Governance, hasilnya
menunjukkan bahwa pengaruh variabel independen terhadap kualitas laba menjadi lebih besar. Hasil ini
ditandai dengan peningkatan Adjusted R-Square dari 3,3% menjadi 3,5% berdasarkan pengukuran KLK
dengan pendekatan Total Accrual. Peran auditor terhadap kualitas laba lebih bermakna jika auditor
independen. Kepercayaan orang yang diberikan kepada verifikasi auditor atas laporan laba rugi ditentukan
oleh kompetensi dan independensi auditor (Watt & Zimmennan, 1986). Hasil secara parsial menunjukkan
bahwa independensi auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas laba pada taraf 10%. Struktur Dewan
Komisaris dan Aktivitas Pengendalian Internal berpengaruh secara konsisten dan signifikan terhadap Kualitas
Laba pada tingkat 5%. Auditor independen harus bertindak sebagai pelindung praktik akuntansi yang
memberdayakan karena auditor tidak hanya memiliki pengetahuan di bidang akuntansi tetapi juga membangun
hubungan yang erat dengan anggota komite audit dan dewan direksi yang memiliki tanggung jawab untuk
mengikuti jejak pengambil keputusan dalam perusahaan (Scott & Marshall, 2001) (Tabel 4).

Persamaan 3:
Com.S+ÿ5Audit-IF+ÿ6IC-act
= + 1Man-Own + 2Ins-Own
+ 7Indep-Aud
+ 3Comm-BS
+ 8Man Own*Indep
+ 4Aud EQ
+ ÿ9Ins-
Own*Indep + 10Comm-BS*Indep 11Aud-Com*Indep +
12Audit-IF*Indep + 13IC-act*Indep + ..

(3)

195
Machine Translated by Google

ISU KEWIRAUSAHAAN DAN KEBERLANJUTAN


ISSN 2345-0282 (online) http://jssidoi.org/jesi/
2019 Jilid 7 Nomor 1 (September)
http://doi.org/10.9770/jesi.2019.7.1(15)

Tabel 4. Model GCG dengan Independensi Auditor sebagai variabel moderasi

Kualitas Penghasilan 1 Kualitas Penghasilan 2 dengan


dengan Pendekatan TAcc Pendekatan TCAcc
R .200 .099
R Persegi .040 .010
Disesuaikan R Persegi .016 -.014
F Sig. 1.700 .402
.0057 .969
Std. Std.
B Kesalahan t Tanda. .122 B Tanda tangan.

1 (Konstan) -.247 -2.017 .044 .001 .112 .911


.068 -.229 Kesalahan t -2.091 .037
Man-Own 9.175E-5 -.308 .758 .089
.158
1.995
.574.047*
.566
.029 -3.090E-5 .110 -.042 .966
Inst-Own -.021 -.585 .559 .017 .067 .947 .002 .001 .034 .973
Comm-BS .178 .094 .061 1.180 .238
Aud-Com.S .091 .025 .080 .176 .860
Audit-IF IC-act. -.017 .036 .142 1.392 .165
.001 -.007 .026 .015 -.494 0,621
IndepAud 0,014 .132 .105 .917 .178 .118 1.512 .131
M-sendiri_Indep -.001 0,001 -1.058 0.290 0.00 0,001 0,150 0.881
Ins-own_Indep .010 .076 .133 .894 -.012 .068 -184 .854
ComBS_Indep -.087 .097 -.897 .370 -.080 .087 -.918 .359
Aucom_Indep -.056 .166 -.337 .736 -.056 .148 -.377 0,706
Aud IF_Indep .004 .030 .125 .901 -.044 .027 -1.622 .105
AIC_Indep .013 .018 .700 .484 .009 .016 .548 .584
a Prediktor: (Constant), Man-Own, Inst-Own, Comm-BS, Aud-Com.S, Audit-IF, IC-act., IndepAud, M-own_Indep, Ins-own_Indep, ComBS_Indep, Aud.com_indep,
Aud.IF_Indep
*
= signifikan pada tingkat 5%

Ketika Kualitas Laba diukur dengan pendekatan Total Accrual, hasilnya menunjukkan bahwa variabel independen
berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas laba pada tingkat 5%. Ketika Total Current Accrual digunakan
untuk mengukur Kualitas laba, variabel independen tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap kualitas laba.
Model di atas menegaskan fakta bahwa Independensi Auditor tidak memoderasi pengaruh Struktur Dewan
Komisaris, Fungsi Audit Internal, dan Aktivitas Pengendalian Internal terhadap Kualitas Laba. Pada posisi ini,
Kualitas Laba dipengaruhi secara langsung oleh Struktur Dewan Komisaris, Fungsi Audit Internal, dan Aktivitas
Pengendalian Internal tanpa moderasi Independensi Auditor.

Diskusi

Secara teoritis, keterlibatan auditor dapat mengurangi asimetri informasi dan potensi konflik kepentingan antara
manajemen perusahaan dan pengguna informasi keuangan. Oleh karena itu, kehadiran auditor harus meningkatkan
kualitas informasi keuangan yang dilaporkan oleh manajemen (Sumarwoto, 2006). Auditor akan memverifikasi
bahwa laporan laba rugi telah dibuat dengan cara yang adil dan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan
(FAS), dan juga mencerminkan "kondisi yang sebenarnya" dari aspek ekonomi dan operasional perusahaan.
Auditor juga diharuskan oleh standar audit untuk mendiskusikan dan mengomunikasikan kualitas laba yang
diinginkan dengan komite audit, dan dengan kegiatan tersebut, akan mengurangi kemungkinan manajemen laba
oportunistik dan juga risiko kesalahan penyajian material (Jerry & Mark, 2010). .

196
Machine Translated by Google

ISU KEWIRAUSAHAAN DAN KEBERLANJUTAN


ISSN 2345-0282 (online) http://jssidoi.org/jesi/
2019 Jilid 7 Nomor 1 (September)
http://doi.org/10.9770/jesi.2019.7.1(15)

Kesimpulan

Struktur Dewan Komisaris yang diukur dengan proksi independensi dewan komisaris berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Laba pada
taraf 5%. Fungsi Audit Internal dengan proksinya meliputi penjaminan mutu, tindak lanjut rutin, koordinasi dengan komite audit, dan latar
belakang pendidikan auditor internal berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Laba pada tingkat 10%. Dapat dikatakan bahwa kehadiran
auditor akan meningkatkan kualitas informasi keuangan yang dilaporkan oleh manajemen (Sumarwoto, 2006). Aktivitas Pengendalian
Internal berpengaruh positif signifikan terhadap Kualitas Laba pada taraf 10%. Efektivitas tata kelola perusahaan memiliki hubungan yang
erat dengan pengendalian internal. Perusahaan dengan tata kelola perusahaan yang lemah selalu sulit untuk mendeteksi atau
mengungkapkan kelemahan material. Bedard & Graham (2008) telah memberikan bukti bahwa manajemen perusahaan jika mereka
memiliki keterampilan yang dibutuhkan, hanya dapat mengidentifikasi sebagian kecil kelemahan pengendalian internal karena 84%
proporsi kelemahan material berhasil dideteksi oleh auditor.

Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Laba. Temuan ini didukung oleh
Arniati dan Mardiyah (2008) yang menemukan bahwa kepemilikan manajerial tidak mempengaruhi perataan laba, dan perataan laba
menandakan kualitas laba yang lebih rendah. Struktur Komite Audit yang diukur dengan proksi independensi anggota komite audit tidak
berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Laba. Temuan ini didukung oleh Amin (2014) yang menegaskan bahwa komite audit tidak
mempengaruhi kualitas laba. Dalam penelitian ini kepemilikan umum manajerial 3,14% dan kepemilikan institusional 0,69%. Terlalu kecil,
sehingga pengaruhnya terhadap kualitas laba tidak signifikan.

Dengan memasukkan Independensi Auditor ke dalam Model Good Corporate Governance, pengaruh variabel independen terhadap
kualitas laba semakin besar. Independensi Auditor tidak memoderasi pengaruh Struktur Dewan Komisaris, Fungsi Audit Internal, dan
Aktivitas Pengendalian Internal terhadap Kualitas Laba.

Hasil penelitian ini akan memberikan kontribusi teoritis yang tepat untuk prinsip-prinsip yang mendasari hubungan prinsipal-agen-
stakeholder melalui instrumen laporan laba rugi. Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan model pemantauan kualitas laba yang
paling sesuai, masing-masing model yang memprediksi bahwa perusahaan dengan tingkat akuntabilitas dan transparansi yang lebih
tinggi adalah perusahaan yang mampu menghasilkan kualitas informasi keuangan yang andal.

Keterbatasan penelitian ini adalah penulis tidak memiliki akses terhadap data mengenai struktur kepemilikan pemegang saham utama.
Oleh karena itu, penulis berada pada posisi yang sulit untuk mengukur konsentrasi kepemilikan. Selain itu, penulis juga tidak memiliki
akses terhadap data hasil rapat yang diadakan oleh Dewan Komisaris. Dengan demikian, akan membatasi kapasitas penulis untuk
mengukur majelis Dewan Komisaris dan variabel terkait lainnya.

Referensi

Allegrini, M., Greco, G. 2013. Dewan perusahaan, komite audit dan pengungkapan sukarela: Bukti dari perusahaan yang terdaftar di
Italia. Jurnal Manajemen & Tata Kelola 17(1): 187-216. https://doi.org/10.1007/s10997-011-9168-3

Amin, A., Suhardjanto, D. dan Agustiningsih, SW 2017. Interaksi Dewan-Auditor dan Manajemen Laba: Model Perusahaan dengan
Kepemilikan Terkonsentrasi. Tinjauan Riset Bisnis dan Ekonomi Integratif 6(3): 217-238.
http://buscompress.com/journal-home.html

Anuchitworawong, C. 2010. Nilai praktik tata kelola berbasis prinsip dan atenuasi asimetri informasi. Pasar Keuangan Asia Pasifik
17(2): 171-207. https://link.springer.com/article/10.1007/s10690-10-9114-4

197
Machine Translated by Google

ISU KEWIRAUSAHAAN DAN KEBERLANJUTAN


ISSN 2345-0282 (online) http://jssidoi.org/jesi/
2019 Jilid 7 Nomor 1 (September)
http://doi.org/10.9770/jesi.2019.7.1(15)

Arniati, T., Mardiyah, A. 2008. Hubungan Struktur Kepemilikan, Nilai Perusahaan, dan Perataan Laba (Studi Pada Go Public
Perusahaan). Jurnal Akuntansi dan Manajemen Bisnis 15(2): 363-380.

Bedard, JC, Graham, L. 2008. Arsip bukti proses dan hasil penilaian pengendalian internal di bawah Bagian 404 dari Sarbanes-Oxley Act.
Kertas kerja, Universitas Bentley.

Coklat, 2004. LD, Kaylor, ML Perusahaan pemerintahan dan tegas pertunjukan. ,


http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=586423

Dechow, PM, Dichev, ID 2002. Kualitas akrual dan pendapatan: Peran kesalahan estimasi akrual. Review Akuntansi 77(s 1): 35-59. https://
doi.org/10.2308/accr.2002.77.s-1.35

Francis, JR, Reichelt, K., Wang, D. 2005. Penetapan harga reputasi nasional dan kota tertentu untuk keahlian industri dalam audit AS
pasar. Tinjauan Akuntansi 80(1): 113-136. https://doi.org/10.2308/accr.2005.80.1.113

Francis, JR dan Yu, MD 2009. Ukuran kantor 4 besar dan kualitas audit. Tinjauan Akuntansi 84(5): 1521-1552.
https://doi.org/10.2308/accr.2009.84.5.1521

Tata Kelola Metrik Internasional (GMI). 2005. Peringkat Tata Kelola Perusahaan dan Kinerja Perusahaan: Analisis Tata Kelola
Peringkat Metrics International (GMI) www.gmiratings.com

Ianniello, G., 2015. Pengaruh dewan dan independensi auditor pada kualitas laba: bukti dari Italia. Jurnal manajemen &
Pemerintahan 19(1): 229-253. https://doi.org/10.1007/s10997-013-9285-2

Ikatan Akuntan Indonesia. 2015. Kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan laba rugi. Dewan Standar Keuangan
Akuntansi, hal.78

Jennings, MM, Pany, KJ, Reckers, PMJ 2006. Tata kelola perusahaan yang kuat dan rotasi perusahaan audit: efek pada independensi hakim
persepsi dan keputusan pengadilan. Cakrawala Akuntansi 20(3): 253–270. https://doi.org/10.2308/acch.2006.20.3.253

Kothari, SP, Leone, AJ, Wasley, CE 2005. Kinerja cocok dengan ukuran akrual diskresioner. Jurnal Akuntansi Dan
Ekonomi 39(1): 163-197. https://doi.org/10.1016/j.jacceco.2004.11.002

Lin, JW, Hwang, MI 2011. Kualitas audit, tata kelola perusahaan, dan manajemen laba: Sebuah meta-analisis. Jurnal Internasional
Audit 14(1): 57-77. https://doi.org/10.1111/j.1099-1123.2009.00403.x

Larcker, DF, Richardson, SA, Tuna, I. 2007. Tata kelola perusahaan, hasil akuntansi, dan kinerja organisasi. Itu
tinjauan akuntansi 82(4): 963-1008. https://doi.org/10.2308/accr.2007.82.4.963

McNichols, MF, Stubben, SR 2008. Apakah manajemen laba mempengaruhi keputusan investasi perusahaan?. Tinjauan Akuntansi 83(6):
1571-1603. https://doi.org/10.2308/accr.2008.83.6.1571

Johnson, S., La Porta, R., Lopez-de-Silanes, F., Shleifer, A., 2000. Terowongan. Tinjauan Ekonomi Amerika 90(2): 22-27.
https://doi.org/10.1257/aer.90.2.22

Masiuleviÿius, A., Lakis, V. 2018. Diferensiasi materialitas kinerja dalam audit berdasarkan kebutuhan bisnis. Kewirausahaan dan
Masalah Keberlanjutan 6(1): 115-124. http://doi.org/10.9770/jesi.2018.6.1(9)

Marra, A., Mazzola, P., Prencipe, A. 2011. Pemantauan dewan dan manajemen laba sebelum dan sesudah IFRS. Jurnal Internasional
Akuntansi 46(2): 205-230. https://doi.org/10.1016/j.intacc.2011.04.007

Mahrani, M., Soewarno, N. 2018. Pengaruh mekanisme good corporate governance dan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap kinerja
keuangan dengan manajemen laba sebagai variabel mediasi. Jurnal Riset Akuntansi Asia 3(1): 41-60. https://doi.org/10.1108/AJAR-06-2018-0008

198
Machine Translated by Google

ISU KEWIRAUSAHAAN DAN KEBERLANJUTAN


ISSN 2345-0282 (online) http://jssidoi.org/jesi/
2019 Jilid 7 Nomor 1 (September)
http://doi.org/10.9770/jesi.2019.7.1(15)

Mulford, Ch. W. dan Eguene EC (2010), "Deteksi penipuan akuntansi: permainan angka keuangan", Penerjemah: Aurolla S.Harahap,
dan Yudith D. Anggraini, Penerbit PPM, Jakarta, hlm. 356.

Nagy, AL 2010. Bagian 404 kepatuhan dan kualitas pelaporan keuangan. Cakrawala Akuntansi 24(3): 441-454.
https://doi.org/10.2308/acch.2010.24.3.441

Pirzada, K., Mustapha, MZB, Wickramasinghe, D. 2015. Kinerja Perusahaan, Kepemilikan Institusional dan Struktur Modal: Kasus Malaysia.
Procedia-Sosial dan Ilmu Perilaku, 211: 170-176. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.11.025

Pirzada, K. dan Ahmed, M., 2013. Kualitas tata kelola perusahaan dalam organisasi dan dampaknya terhadap pemangku kepentingan utama
(Studi kasus Attock Cement Public Limited Company, Pakistan). Jurnal Riset Bisnis dan Ekonomi Global 2(5): 66-74.
https://ssrn.com/abstract=2382936

Shin, H. and Kim, SI, 2019. Pengaruh Corporate Governance Terhadap Kualitas Laba dan Reaksi Pasar Terhadap Laba Berkualitas Rendah:
Bukti Korea. Keberlanjutan 11(1): 102. ttps://doi.org/10.3390/su11010102

Solikhah, B., Della Firmansyah, N., & Pirzada, K. 2017. Pengaruh Efektif Dewan Komisaris Terhadap Pilihan Auditor. Jurnal Ilmu Sosial dan
Humaniora Pertanika 25(S): 271-280. http://www.pertanika.upm.edu.my/view_archives.php?journal=JSSH-25-S-11

Sumarwoto. 2006. Pengaruh kebijakan rotasi KAP terhadap kualitas laba http://eprints.undip.ac.id/8197/1/Sumarwoto.pdf

Scott, WR 2003. Teori Akuntansi Keuangan. Aula Prentice. Kanada, Toronto, Ontario, hal.676

Stubben, SR 2010. Pendapatan diskresi sebagai ukuran manajemen laba. Tinjauan Akuntansi 85(2): 695-717.
https://doi.org/10.2308/accr.2010.85.2.695

Tarasova, VI, Mezdrykov, YV, Efimova, SB, Fedotova, ES, Dudenkov, DA, Skachkova, RV 2018. Ketentuan metodologis untuk penilaian
risiko audit selama audit pelaporan pajak. Isu Kewirausahaan dan Keberlanjutan 6(1): 371-397. http://doi.org/10.9770/jesi.2018.6.1(23)

Teoh, SH dan Wong, TJ 1993. Kualitas auditor yang dirasakan dan koefisien respon laba. Tinjauan Akuntansi 68(2): 346-366.
https://www.jstor.org/stable/248405

Watts, RL, L. dan JL Zimmerman. 1986. Menuju Teori Positif Penetapan Standar Akuntansi. Akuntansi
Ulasan 53(1): 112-134. https://www.jstor.org/stable/245729

199
Machine Translated by Google

ISU KEWIRAUSAHAAN DAN KEBERLANJUTAN


ISSN 2345-0282 (online) http://jssidoi.org/jesi/
2019 Jilid 7 Nomor 1 (September)
http://doi.org/10.9770/jesi.2019.7.1(15)

Kashan PIRZADA, Dr. adalah Dosen Senior di Sekolah Akuntansi Tunku Puteri Intan Safinaz, Universiti Utara Malaysia, Malaysia.
Dia telah menjadi editor tamu utama untuk Elsevier Procedia of Social and Behavioral Sciences, Pertanika of Social Sciences and
Humanities, dan International Journal of Economics and Management. Publikasinya telah muncul di berbagai jurnal akademik Internasional,
seperti Elsevier Journal of Social and Behavioral Sciences, British Accounting and Finance; Jurnal Studi Manajemen Polandia; Jurnal Ilmu
Sosial dan Humaniora Pertanika, dan Jurnal Ekonomi dan Manajemen Internasional.
ID ORCID: https://orcid.org/0000-0003-1186-0631

Tutik ARNIATI
ORCID ID: https://orcid.org/0000-0003-2461-8190

Dyah Aruning PUSPITA


ID ORCID: https://orcid.org/0000-0001-5988-2544

Aminul AMIN
ID ORCID: https://orcid.org/0000-0001-9800-9238

Hak Cipta © 2019 oleh penulis dan VsI Entrepreneurship and Sustainability Center
Karya ini dilisensikan di bawah Creative Commons Attribution International License (CC BY).
http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/

200

Anda mungkin juga menyukai