http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpbsi
Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang,
Indonesia
Sejarah Artikel: Tujuan penelitian ini adalah menentukan besaran peningkatan keterampilan menulis kembali dongeng
Diterima September 2013 dengan bahasa sendiri, dan memaparkan perubahan perilaku siswa kelas VII B MTs Mu’allimin Malebo
Disetujui Oktober 2013 setelah mengikuti pembelajaran keterampilan menulis dongeng dengan media film dongeng cerita rakyat.
Proses tindakan pada siklus I dan siklus II meliputi perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Dipublikasikan
Instrumen yang digunakan, yaitu instrumen tes dan nontes.Teknik analisis menggunakan teknik kuantitatif
November 2013
dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai pra siklus sebesar 46,00 kategori kurang, siklus I
sebesar 53,33 kategori cukup dan siklus II 71,50 kategori baik. Dengan demikian terdapat perubahan positif
Keywords: perilaku siswa terhadap pembelajaran keterampilan menulis kembali dengan bahasa sendiri melalui media
Improvement, Writing film dongeng cerita rakyat.
Skills, Media Film, Folklore
Tales Abstract
The purpose of this study was to determine the amount of increase in the skill of writing back tale with its own language,
and describe changes in behavior class VII B MTs Mu'allimin Malebo after participating in learning writing skills with
the medium of film fairy tale folklore. Action process in the first cycle and second cycle including planning, action,
observation, and reflection. The instrument is used, the test instrument and nontes.Teknik analysis using quantitative and
qualitative techniques. The results showed that pre-cycle value of 46.00 is less category, the first cycle of 53.33 category and
71.50 second cycle both categories. Thus there is a positive change in the behavior of students towards learning the skills
to write back with their own language through the medium of film folklore tales.
1
Eka Harum Puspitasari / Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2 (1)
(2013)
PENDAHULUAN
Tujuan dari penelitian ini adalah dengan orang lain (Tarigan 1986:3).
cerita rakyat.
2003:31).
menulis seseorang
dapat
4
Eka Harum Puspitasari / Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2 (1)
(2013)
salah satu bentuk prosa lama. Prosa menjadi dua macam, yaitu tema
mempunyai stuktur pembangun yang mayor dan tema minor. Tema
berupa unsure intristik. Unsur intrinstik mayor ialah tema pokok, yakni
tersebut adalah tema, plot, penokohan permasalahan yang paling
(perwatakan), setting (lattar), gaya dominan menjiwai suatu karya
bahasa, dan amanat. Selain itu, sastra. Sedanngkan tema minor
Suharianto (2005:17-27) (tema bawahan) ialah
mengemukakan unsur intrinsic yaitu permasalan yang merupakan
tema, alur, penokohan, latar dan gaya cabangdari tema mayor.
bahasa. 2. Alur
1. Tema Alur atau plot, yakni cara
Tema sering disebut juga pngarang menjalin kejadian-
sebagai dasar cerita, yakni kejadian secara beruntun
pokok permasalahan yang dengan memperhatikan hukum
mendominasi suatu karya sebab akibat sehingga
sastra. Hakikatnya tema adalah merupakan kesatuan yang padu,
permasalahan yang merupakan bulat, dan utuh. Alur
titik tolak pengarang dalam dalam cerita dapat dibedakan
menyusun cerita atau karya menjadi alur lurus dan alur
sastra tersebut, sekaligus sorot balik (flashback). Suatu
merupakan permasalahan yang cerita dikatakan beralur lurus
ingin dipecahkan pengarang apabila cerita tersebut disusun
dengan karyanya. Menurut mulai kejadian awal diteruskan
jenisnya, tema dapat dibedakan dengan kejadian-kejadian
5
Eka Harum Puspitasari / Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2 (1)
(2013)
berikutnya dan berakhir pada cerita itu terjadi, melainkan juga
pemecahan permasalahan. sebagai tempat pengambilan
Apabila suatu cerita disusun nilai-nilai yang ingin
sebaliknya, yakni dari bagian diungkapkan pengarang melalui
akhir dan bergerak ke muka cerpennya.
menuju titik awal cerita, alur 5. Gaya Bahasa
cerita demikian disebut alur Bahasa dalam karya
sorot balik. sastra mempunyai fungsi ganda.
3. Penokohan Ia bukan hanya sebagai alat
Penokohan atau penyampai maksud pengarang,
perwatakan adalah pelukisan melainkan juga sebagai
mengenai tokoh cerita, baik penyampai perasaannya.
keadaan lahirnya maupun Dengan karyanya, seorang
bpandangan batinya yang dapat pengarang bukan hanya
berupa pandangan hidupnya, bermaksud sebagai alat
sikapnya, keyakinannya, adat- penyampai maksud pengarang,
istiadatnya, dan sebagainya. melainkan juga sebagai
4. Latar
penyampai perasaanya. Dengan
Latar atau setting yaitu
karyanya, seorang pengarang
tempat atau waktu terjadinya
bukan hanya bermaksud
cerita. Kegunaan latar atau
memberitahu, pembaca
setting dalam cerita biasanya
mengenai apa yang dilakukan,
bukan hanya sekedar sebagai
dan dialami tokoh ceritanya,
petunjuk kapan dan di mana
melainkan bermaksud pada
6
Eka Harum Puspitasari / Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2 (1)
(2013)
mengajak pembacanya ikut dengan bahasa sendiri dapat
serta merasakan apa yang ditingkatkan secara maksimal. Agar
dilakukan oleh tokoh cerita. proses pembelajaran menulis kembali
Pada dasarnya pengajaran dongeng dengan bahasa sendiri melalui
menulis mempunyai tujuan supaya prinsip pembelajaran aktif dan aktraktif
siswa memiliki keterampilan, dapat tepat guna dan siswa mudah
pengalaman, dan memanfaatkan menangkap materi yang disampaikan
keterampilan menulis dalam berbagai maka guru menggunakan media yang
keperluan. Metode pembelajaran yang dapat membantu proses latihan
digunakan oleh guru dalam pembelajaran aktif dan aktraktif
mengajarkan keterampilan menulis tersebut yaitu dengan menggunakan
kembali dengan bahasanya sendiri media film dongeng cerita rakyat.
dongeng yang pernah didengar atau Berdasarkan kerangka berpikir
dibaca masih menggunakan metode tersebut, hipotesis penelitian ini adalah
konvensional, jadi siswa kurang dapat adanya peningkatan keterampilan
mengembangkan kemampuan menulis kembali dengan bahasa sendiri
bersastranya. Upaya untuk mengatasi dongeng yang telah dibaca atau
hal tersebut adalah dengan metode didengar siswa kelas VII B MTs
pembelajaran yang tepat dalam Mu’allimin Malebo dan adanya
pembelajaran menulis kembali dengan perubahan perilaku, sikap, motivasi,
bahasa sendiri dongeng yang pernah serta minat siswa ke arah positif setelah
dibaca atau didengar. Melalui prinsip dilakukan pembelajaran menulis
pembelajaran aktif dan aktraktif, kembali dengan bahasa sendiri
keterampilan menulis kembali dongeng dongeng yang pernah dibaca atau
7
Eka Harum Puspitasari / Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2 (1)
(2013)
didengar dengan menggunakan media kelas VII B didasarkan pada
film dongeng cerita rakyat. pertimbangan hasil wawancara dengan
METODE PENELITIAN
Guru Bahasa Indonesia di sekolah
Dalam penelitian ini digunakan
tersebut. Dari hasil wawancara yang
desain penelitian tindakan kelas yang
dilakukan diperoleh informasi bahwa
lazim disebut PTK yang dilaksanakan
siswa kelas VII B MTs Mu’allimin
dalam empat tahap: perencanaan,
Malebo mempunyai masalah hasil
tindakan, observasi, dan refleksi.
belajar yang rendah akibat kejenuhan
Keempat tahapan ini digunakan secara
siswa mengikuti pelajaran. Variabel
sistematis dalam proses penelitian dan
yang diungkap dalam penelitian ini
diterapkan dalam dua siklus, yaitu
adalah keterampilan menulis kembali
proses tindakan siklus I dan proses
dongeng dengan bahasa sendiri dan
tindakan siklus II. Siklus I terdiri atas
media film dongeng cerita rakyat.
perencanaan, tindakan, observasi, dan
Instrumen penelitian yang
refleksi. Dalam proses siklus I, apabila
digunakan untuk pengumpulan data
pemecahan masalah belum
dalam penelitian tindakan kelas ini
terselesaikan, maka dapat dilanjutkan
berupa soal tes dan nontes. Soal tes
pada siklus II yang terdiri atas
digunakan untuk mengungkapkan data
perencanaan II, tindakan II, observasi
tentang kemampuan menulis kembali
II, dan refleksi II.
dongeng siswa. Soal nontes yang terdiri
Subjek penelitian ini yaitu
dari lembar observasi, jurnal, pedoman
keterampilan menulis dongeng siswa
wawancara, dan dokumentasi
kelas VII B MTs Mu’allimin Malebo
digunakan untuk mengungkapkan
tahun pelajaran 2012/2013 dengan
perubahan tingkah laku siswa.
jumlah siswa 30 siswa. Dipilihnya
8
Eka Harum Puspitasari / Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2 (1)
(2013)
Teknik pengumpulan data analisis data yaitu untuk mengetahui
dalam penelitian ini menggunakan secara terperinci cara memperoleh data
teknik tes dan nontes. Teknik tes dan perkembangan hasil penelitian.
digunakan untuk mengetahui
9
Eka Harum Puspitasari / Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2 (1)
(2013)
dengan kriteria ketuntasan minimal. menggunakan media film dongeng
Hasil tes siswa pada siklus I baru cerita rakyat yang akan dilaksanakan
mencapai skor 53,33 termasuk dalam pada siklus II, yaitu dengan memilih
kategori cukup. Disamping itu dari film yang lebih menarik untuk siswa
hasil observasi dapat digambarkan dengan menekankan pada pemberian
bahwa pembelajaran dongeng dengan pelatihan yang aktif, teratur, dan
bahasa sendiri menggunakan media bertahap. Hasil tes siswa pada siklus II
film dongeng cerita rakyat pada tahap mencapai skor 70,50 termasuk dalam
awal tindakan penelitian belum kategori baik dan sudah memenuhi
optimal. Hal ini terlihat dari rendahnya kriteria ketuntasan minimal (KKM).
respon siswa terhadap materi Pada siklus II pembelajaran guru
pembelajaran dan keaktifan siswa saat memberikan bantuan kepada siswa
mengikuti proses pembelajaran juga dalam menulis kembali dongeng
masih sangat kurang. Oleh sebab itu, dengan bahasa sendiri. Perubahan
sesuai dengan rancangan model tingkah laku dan respon positif siswa
penelitian maka pembelajaran akan juga mengalami peningkatan selama
dilanjutkan ke siklus berikutnya. Pada proses pembelajaran siklus II.
pembelajaran siklus II akan dilakukan Kegiatan pembelajaran
perbaikan terutama terkait dengan dilakukan melalui 2 (dua) siklus yaitu
kekurangan yang muncul pada siklus I. siklus I dan siklus II setelah melalui pra
Melalui perbaikan dengan cara siklus. Pembelajaran pada siklus I dan
merevisi dan mematangkan rencana siklus II selalu diawali dengan kegiatan
pembelajaran menulis kembali apersepsi yaitu dengan memberikan
dongeng dengan bahasa sendiri suatu masalah yang kontekstual
10
Eka Harum Puspitasari / Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2 (1)
(2013)
realistik kepada peserta didik yang Semua ini dilakukan peserta didik
akhirnya membawa peserta didik pada secara diskusi kelompok dan individu.
materi pokok. Pada kegiatan inti Hasil penemuan siswa pada kegiatan
dengan menggunakan media film inti dipresentasikan dan siswa yang lain
dongeng cerita rakyat, peserta didik memberikan tanggapan. Pada akhir
memahami materi pembelajaran pembelajaran guru mengadakan tes
menulis kembali dongeng dengan evaluasi dan refleksi terhadap proses
bahasa sendiri. Kemudian untuk latihan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
soal guru memberikan permasalahan Hasil tes evaluasi pra siklus, siklus I
sebagai penerapan kesimpulan yang dan siklus II dapat dilihat pada tabel
telah diperoleh pada kegiatan inti. berikut ini.
Tabel 1
Rata-rata Peningkatan
No Aspek
PS S1 S2 PS - S1 % S1 - S2 % PS - S2 %
1 Kesesuaian
isi dengan 13.50 15.67 18.33 2.17 16.05 2.67 17.02 4.83 35.80
dongeng
2 Alur 10.00 12.00 17.00 2.00 20.00 5.00 41.67 7.00 70.00
3 Tokoh dan
8.83 10.00 14.00 1.17 13.21 4.00 40.00 5.17 58.49
penokohan
4 Latar atau
7.00 8.50 11.17 1.50 21.43 2.67 31.37 4.17 59.52
setting
5 Bahasa 6.67 8.17 11.33 1.50 22.50 3.17 38.78 4.67 70.00
Rata-rata 9.20 10.87 14.37 1.67 18.64 3.50 33.77 5.17 58.76
11
Eka Harum Puspitasari / Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2 (1)
(2013)
9,20 menjadi 10,87. Pada siklus I ke menjadi 10. Pada siklus I ke siklus II
siklus II nilai rata-rata tes meningkat meningkat 4 dari 10 menjadi 14. Pada
3,50 dari 10,87 menjadi 14,37. Pada pra siklus ke siklus II mengalami
pra siklus ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 5,17 dari 8,83
peningkatan pada nilai rata-rata tes menjadi 14.
sebesar 5,17 dari 9,20 menjadi 14,37. Aspek latar atau setting dari pra
Berikut penjelasan peningkatan hasil siklus sampai siklus I meningkat 1,50
tes menulis dongeng pada setiap aspek. dari 7 menjadi 8,5. Pada siklus I ke
Aspek kesesuaian isi dengan dongeng siklus II meningkat 2,67 dari 8,50
dari pra siklus sampai siklus I menjadi 11,17. Pada pra siklus ke
meningkat 2,17 dari 13,50 menjadi siklus II mengalami peningkatan
15,67. Pada siklus I ke siklus II sebesar 4,17 dari 7,00 menjadi 11,17.
meningkat 2,67 dari 15,67 menjadi Aspek bahasa dari pra siklus sampai
18,33. Pada pra siklus ke siklus II siklus I meningkat 1,50 dari 6,67
mengalami peningkatan sebesar 4,83 menjadi 8,17. Pada siklus I ke siklus II
dari 13,50 menjadi 18,33. Aspek alur meningkat 3,17 dari 8,17 menjadi
dari pra siklus sampai siklus I 11,33. Pada pra siklus ke siklus II
meningkat 2 dari 10 menjadi 12. Pada mengalami peningkatan sebesar 4,67
siklus I ke siklus II meningkat 5 dari 12 dari 6,67 menjadi 11,33.
menjadi 17. Pada pra siklus ke siklus II
Berdasarkan hasil tes evaluasi
mengalami peningkatan sebesar 7
pada siklus I dan siklus II dapat
dari
dikatakan bahwa terjadi peningkatan
10 menjadi 17. Aspek tokoh dan
hasil belajar keterampilan siswa dalam
penokohan dari pra siklus sampai
menulis kembali dengan bahasa sendiri
siklus I meningkat 1,50 dari 8,83
12
Eka Harum Puspitasari / Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2 (1)
(2013)
melalui media film dongeng cerita pada siklus I, bahwa pada siklus I
13
Eka Harum Puspitasari / Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2 (1)
(2013)
Peserta didik tampak lebih siap sesuai dengan yang direncanakan dalam
yang semula kurang aktif menjadi lebih kepada guru. Kerjasama yang terjalin
aktif. Peningkatan aktivitas ini terjadi antar kelompok sangat baik. Siswa lebih
karena peserta didik merasa senang dan senang jika pembelajaran dilakukan
14
Eka Harum Puspitasari / Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2 (1)
(2013)
penelitian. Dengan demikian, perubahan perilaku pada diri siswa.
bahwa ada peningkatan hasil belajar dan upaya mewujudkan aktivitas belajar
aktivitas pada pembelajaran menulis pada diri siswa harus bertitik tolak pada
proses yang ditandai dengan adanya menunjukan pada siklus I siswa masih
15
Eka Harum Puspitasari / Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2 (1)
(2013)
kurang berkonsentrasi pada saat Perkembangan ini menunjukkan
menyimak film dongeng cerita rakyat keberhasilan dalam penggunaan media
yang disajikan oleh guru. Sebagian film dalam pembelajaran menulis. Hal
memahami dengan baik mengenai isi dekat dengan film yang sedang
cerita pada film dongeng cerita rakyat ditayangkan, sehingga siswa terlihat
antusias dalam mengikuti kegiatan siswa. Oleh karena itu, salah satu
karena pada siklus II guru telah dapat mencapai tujuan yang telah
mempersiapkan film yang lebih menarik ditetapkan.
16
Eka Harum Puspitasari / Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2 (1)
(2013)
melalui media film dongeng cerita
DAFTAR PUSTAKA
rakyat pada siswa kelas VII B MTs
mata pelajaran bahasa dan sastra Titik W.S., dkk. 2003. Teknik Menulis
Cerita Anak. Yogyakarta:
Indonesia agar menggunakan media Pinkbooks.
yang optimal.
17