Anda di halaman 1dari 17

MINI RISET

MK. PERKEMBANGAN
PESERTA DIDIK
Prod. PBSI 2021
MINI RISET
KETERCAPAIAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA DI SEKOLAH
MENENGAH
Skor Nilai :

Oleh kelompok 8

REGULER E

Hanna A Sianturi Christin A Sidabutar Lilis D Anzani Arta Uli Silalahi

(2213311038) (2213111053) (2213111025) (2213311058)

DOSEN PENGAMPU : MATA KULIAH :

Dra. Nur Ajani, M. Pd Perkembangan Peserta Didik

PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021/2022

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Penelitian tentang
Ketercapaian Tugas –tugas Perkembangan Remaja di Sekolah Menengah . Laporan
Penelitian ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan Laporan Penelitian ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan Laporan Penelitian ini.

Terlepas dari itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki Laporan Penelitian yang selanjutnya akan kami susun.

Akhir kata kami berharap semoga Laporan Penelitian tentang Ketercapaian Tugas –
tugas Perkembangan Remaja di Sekolah Menengah ini dapat memberikan manfaat maupun
menambah pengetahuan dan wawasan pembaca mengenai bagaimana ketercapaian seorang
remaja terhadap tugas tugas yang ia jalani dalam perkembangannya.

Ditempat, 24 November 2021

Kelompok 8
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................................. 2
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................................... 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA


2.1 Pengertian Tugas-tugas Perkembangan.............................................................................. 3
2.2 Tugas-tugas Perkembangan Remaja.................................................................................. 4
2.3 Peranan Sekolah dalam Tugas-tugas Perkembangan....................................................... 5

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Metode Penelitian ............................................................................................................ 6
3.2 Populasi dan Sampel ........................................................................................................ 6
3.3 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................................... 7
3.4 Teknik Analasis Data ......................................................................................................... 7

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Penelitian ................................................................................................................ 8
4.2 Pembahasan Penelitian ..................................................................................................... 9

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ...................................................................................................................... 10
5.2 Saran ................................................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 11


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Mini Riset

Menurut Erikson, Hill, dan Holmbeck dalam penelitian Soenens dan


Vansteenkiste4 bahwa berkaitan dengan tugas perkembangan, tugas
perkembangan remaja berpusat pada isu-isu mengenai individuasi dan
kemandirian. Dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa kecenderungan
remaja untuk mengekspresikan keinginan mandiri dan regulasi diri
termanifestasi dalam tiga ranah kehidupan, yakni sekolah, pemilihan karir dan
kompetensi sosial. Sebagai contoh, selama masa remaja, individu mulai
membangun hubungan yang lebih intim dan personal. Remaja juga mulai
membuat rencana masa depan, seperti apa yang akan mereka lakukan setelah
lulus sekolah atau pekerjaan apa yang mereka inginkan dan cocok untuk
mereka dimasa depan.
Kebutuhan mandiri merupakan salah satu aspek yang penting dalam
determinasi diri. Teori determinasi diri adalah sebuah pendekatan terhadap
motivasi dan kepribadian manusia yang menyoroti pentingnya perkembangan
sumber daya manusia bagi perkembangan kepribadian dan regulasi diri.
Teori determinasi diri menyatakan bahwa ketika perilaku mengikuti
kebutuhan akan kompetensi, otonomi, dan keterhubungan, maka individu
mengalami motivasi intrinsik, namun ketika perilaku menunjukkan keinginan
pemenuhan nilai lain seperti reputasi, uang, persetujuan, maka perilaku
menyaring pengaruh-pengaruh lingkungan yang tidak baik yang dapat
mempengaruhi kemandirian pribadinya.
Untuk itu remaja perlu mengetahui tugas apa yang perlu dilakukannya dalam masa
perkembangan dalam dirinya. Disamping itu remaja membutuhkan peranan orang tua sebagai
model dari cara berfikir , cara menganalisis dan lain lain. Remaja tidak dapat menyelesaikan
semua tugas perkembangan dirinya tanpa bimbingan dari orang dewasa, baik itu orang tua,
saudara atau bahkan guru disekolahnya.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah remaja di sekolah menengah mengetahui ada nya tugas untuk


dirinya?
2. Apakah remaja sudah memikirkan masa depannya?
3. Apa peranan guru dan orang tua dalam mengembangkan individu remaja?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui tingkat kepekaan remaja akan tugas tugas perkembangan yang
harus segera dilakukannya dan juga agar para remaja dapat mengerti apa apa saja tugas tugas
perkembangan itu.

1.4 Manfaat Penelitian

Secara teoritis, manfaat penelitian ini tertuju kepada siswa menegah baik di bangku
menegah pertama maupun menegah atas. Remaja perlu menghardik pentingnya
melaksanakan tugas tugas perkembangan remaja. Baik itu dalam pembelajaran atau bahkan
bagi masa depan remaja tersebut.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Tugas-tugas Remaja

Setiap individu tumbuh dan berkembang selama perjalanan hidupnya melalui periode
atau fase-fase perkembangan. Setiap fase perkembangan mempunyai serangkaian tugas
perkembangan yang harus diselesaikan dengan baik oleh individu. Faktor keberhasilan sangat
penting bagi individu agar kebahagiaan atau kepuasan di dalam hati diperoleh, apabila gagal
dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan pada fase tertentu maka akan berakibat tidak
baik pada kehidupan fase berikutnya. Kegagalan menyelesaikan tugas-tugas perkembangan
pada fase tertentu berakibat yang menjalar pada perjalanan individu untuk kehidupan yang
selanjutnya, dan individu akan mengalami depresi yang hebat.
Robert Havirghurst berpendapat bahwasannya tugas perkembangan adalah suatu tugas
yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang apabila tugas itu
dapat berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan
tugas berikutnya, dan apabila tugas yang dilakukan oleh individu gagal maka akan
menyebabkan kesengsaraan bagi individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakan
masyarakat, dan akan mengakibatkan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas
berikutnya. Tugas-tugas perkembangan ini berkaitan dengan sikap, perilaku, atau ketrampilan
yang seyogyanya dimiliki oleh individu, sesuai dengan usia atau fase perkembangannya.
Sedangkan menurut Hurlock tugas-tugas perkembangan ini sebagai social expectations,  yang
artinya setiap kelompok budaya mengharapkan anggotanya menguasai ketrampilan tertentu
yang penting dan memperoleh perilaku yang disetujui oleh berbagai usia sepanjang rentang
kehidupan.
Jadi tugas-tugas perkembangan adalah sebuah hal yang harus dilakukan oleh individu
yang mana menuntut keberhasilan dalam melaksanakan tugas tersebut agar tercapai kata
kebahagiaan atau kepuasan batin oleh individu, yang berkaitan dengan sikap, perilaku, dan
ketrampilan yang dimiliki oleh individu sesuai dengan jenjang usia individu tersebut.
Tugas-tugas perkembangan memiliki tiga tujuan, adalah sebagai berikut :
1.      Sebagai petunjuk bagi individu untuk mengetahui apa yang diharapkan masyarakat dari
mereka pada usia-usia tertentu.
2.      Memberikan motivasi kepada setiap individu untuk melakukan apa yang diharapkan oleh
kelompok sosial pada usia tertentu sepanjang kehidupannya.
3.      Menunjukkan kepada setiap individu tentang apa yang akan mereka hadapi dan tindakan
apa yang diharapkan dari mereka jika nantinya akan memasuki tingkat perkembangan
berikutnya.
Tugas-tugas perkembangan adakalanya yang dapat diselesaikan dengan baik, ada juga
yang mengalami hambatan. Tidak dapat diselesaikannya dengan baik suatu tugas yang
dilakukan oleh individu dapat menjadi suatu bahaya potensial. Setidaknya ada tiga macam
bahaya potensial yang menjadi penghambat penyelesaian tugas perkembangan, yaitu :
1.      Harapan-harapan kurang tepat, baik individu maupun lingkungan sosial mengharapkan
perilaku di luar kemampuan fisik maupun psikologis.
2.      Melangkahi tahap-tahap tertentu dalam perkembangan sebagai akibat kegagalan menguasai
tugas-tugas tertentu.
3.      Adanya krisis yang dialami individu karena melewati satu tingkatan ke tingkatan yang lain.
2.2 Tugas-tugas Perkembangan Remaja

Tugas-tugas perkembangan merupakan suatu proses yang menggambarkan perilaku


kehidupan sosio-psikologis manusia pada posisi yang harmonis di dalam lingkungan
masyarakat yang lebih luas dan kompleks. Proses tersebut merupakan tugas-tugas
perkembangan fisik dan psikis yang harus dipelajari, dijalani, dan dikuasai oleh setiap
individu. Pada jenjang kehidupan usia sekolah menengah (remaja) seseorang telah berada
pada posisi yang kompleks karena ia telah banyak menyelesaikan tugas-tugas
perkembangannya, seperti proses mempelajari nilai dan norma pergaulan dengan teman
sebaya, menyesuaikan diri dengan ketentuan yang berlaku dan sebagainya.
Secara sadar pada akhir masa kanak-kanak, seorang individu akan berupaya untuk
bersikap dan berperilaku lebih dewasa dan intelek. Hal ini merupakan “tugas” yang cukup
berat bagi remaja untuk lebih menuntaskan tugas-tugas perkembangannya, sehubungan
dengan semakin luas dan kompleksnya kondisi kehidupan yang harus dihadapi dan
dijalaninya. Mereka tidak ingin dijuluki sebagai anak-anak, melainkan ingin dihargai dan
diakui sebagai anak yang sudah dewasa. Mereka menjalani tugas mempersiapkan diri untuk
dapat hidup lebih dewasa, dalam arti mampu menghadapi dan memecahkan masalah, bertidak
etis serta bertanggung jawab moral. Oleh karena itu, tugas perkembangan pada masa remaja
dipusatkan pada upaya untuk menganggulangi sikap dan pola kekanak-kanakan.
Tugas-tugas perkembangan oleh Havighurst dikaitkan dengan fungsi belajar karena pada
hakikatnya perkembangan kehidupan manusia dipandang sebagai upaya mempelajari nilai
dan norma kehidupan sosial budaya agar mampu melakukan penyesuaian diri dalam
kehidupan nyata  di masyarakatnya.
Untuk memahami jenis tugas perkambangan remaja, perlu dipahami hal-hal yang harus
dilakukan oleh orang dewasa. Maka “dewasa” dapat diartikan dari berbagai segi, sehingga
dikenal istilah dewasa secara fisik, dewasa secara mental, dewasa secara sosial, dewasa
secara psikologis, dewasa secara hukum dan sebagainya.
Pada umumnya orang yang telah berusia 17 tahun akan dikatakan sebagai orang yang
telah dewasa, baik dewasa secara fisik yang berarti siap untuk melaksanakan tugas-tugas
reproduksi, dewasa dari segi hukum yang berarti sudah dapat dikenai sanksi hukum, atau
dapat mempertanggung jawabkan segala perbuatannya yang sesuai dengan hukum yang
berlaku. Oleh, karena itu, jenis tugas perkembanagn remaja itu mencakup segala persiapan
diri untuk memasuki jenjang waktu yang intinya  bertolak dari tugas perkembangan fisik dan
tugas perkembangan sosio-psikologis.

Havighurst mengemukakan 10 jenis tugas perkembangan remaja, yaitu:

a.    Mencapai hubungan pertemanan dengan lawan jenis secara lebih matang


Hakikat tugas pada fase ini mempelajari anak perempuan sebagai wanita dan anak laki-laki
sebagai pria, menjadi dewasa di antara orang dewasa, belajar memimpin tanpa menekan
orang lain.
b.    Mencapai perasaan seks yang diterima sosial
Hakikat tugasnya yaitu remaja dapat menerima dan belajar peran sosial sesuai dengan jenis
kelaminnya pria atau wanita dewasa yang dijunjung tinggi oleh masyarakat.
c.    Menerima keadaan badannya dan digunakan secara efektif
Hakikat tugas pada fase ini adalah menanamkan rasa bangga (sekurang-kurangnya rasa
toleran) terhadap tubuh sendiri. Menjaga dan melindungi tubuh sendiri secara efektif.
d.   Mencapai kebebasan emosional dari orang  dewasa
Hakikat tugas pada fase ini adalah membebaskan sifat kekanak-kanakan yang selalu
menggantungkan diri pada orang tua, mengembangkan sikap perasaan tertentu kepada orang
tua tanpa menggantungkan diri padanya, dan mengembangkan sikap hormat kepada orang
dewasa tanpa menggantungkan diri padanya.
e.    Mencapai kebebasan ekonomi
Hakikat tugasnya adalah merasakan kemampuan membangun kehidupan sendiri.
f.     Memilih dan menyiapkan suatu pekerjaan
Hakikat tugasnya adalah memilih pekerjaan yang memerlukan kemampuan serta
mempersiapkan pekerjaan.
g.    Menyiapkan perkawinan dan kehidupan berkeluarga
Hakikat tugasnya adalah mengembangkan sikap yang positif terhadap kehidupan berkeluarga.
Khususnya untuk remaja putri termasuk di dalamnya kesiapan untuk memiliki anak.
h.    Mengembangkan ketrampilan dan konsep intelektual yang perlu bagi warga negara yang
berkompeten
Hakikat tugasnya adalah mengembangkan konsep tentang hukum, politik, ekonomi dan
kemasyarakatan. Berkembangnya kemampuan kejiwaan yang cukup besar dan perbedaan
individu dalam perkembangan kejiwaan yang sangat erat hubungannya dengan perbedaan
dalam penguasaan bahasa, pemaknaan, perolehan konsep-konsep, minat, dan motivasi.
i.      Menginginkan dan mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara moral dan sosial
Hakikat tugasnya adalah berpartisipasi sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab dalam
kehidupan masyarakat dan mampu menjunjung nilai-nilai masyarakat dalam bertingkah laku.
j.      Memahami suatu perangkat tata nilai yang digunakan sebagai pedoman tingkah laku.
Hakikat tugasnya adalah membentuk suatu himpunan nilai-nilai sehingga memungkinkan
remaja mengembangkan dan merealisasikan nilai-nilai, mendefinisikan posisi individu dalam
hubungannya dengan individu lainnya, dan memegang suatu gambaran dunia dan suatu nilai
untuk kepentinagn hubungan dengan individu lain.

Tugas-tugas perkembangan tersebut pada dasarnya tidak dapat dipisahkan karena remaja
adalah pribadi yang utuh secara individual dan sosial. Namun demikian, banyak hal yang
harus diselesaikan selama masa perkembangan remaja yang singkat ini. Pada tugas
perkembangan fisik, upaya untuk mengatasi permasalahan pertumbuhan yang “serba tak
harmonis” amatlah berat bagi para remaja. Hal itu dapat bertambah sulit bagi remaja yang
sejak masa anak-anak telah memiliki konsep yang mengangungkan penampilan diri pada
waktu dewasa nanti. Oleh karena itu, tidak sedikit remaja bertingkah kurang tepat (tidak
sesuai). Di lain pihak remaja telah mengantisipasi tugas-tugas perkembangan dalam
kehidupan sosial.

2.3 Peranan Sekolah dalam Tugas-tugas Perkembangan


1. Peran Sekolah Terhadap Tugas-Tugas Perkembangan

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematik melaksanakan


program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu
mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral-spiritual, intelektual,
emosional, maupun sosial.
Mengenai peranan sekolah dalam mengembangkan kepribadian anak, Hurlock
berpendapat bahwa sekolah merupakan faktor penentu bagi perkembangan kepribadian anak
(siswa), baik dalam cara berpikir, bersikap, maupun cara berperilaku. Sekolah berperan
sebagai substansi keluarga dan guru substansi orang tua. Ada beberapa alasan mengapa
sekolah memainkan peranan yang berarti bagi perkembangan kepribadian anak, yaitu :

1.      Siswa harus hadir di sekolah.


2.      Sekolah memberikan pengaruh kepada anak secara dini seiring dengan masa perkembangan
“konsep dirinya”.
3.      Anak-anak banyak menghabiskan waktunya di sekolah daripada di tempat lain di luar rumah.
4.      Sekolah memberikan kesempatan kepada siswa untuk meraih sukses.
5.      Sekolah memberikan kesempatan pertama kepada anak untuk menilai dirinya dan
kemampuannya secara realistik.
Menurut Havighurst sekolah mempunyai peranan atau taggung jawab penting dalam
membantu para siswa mencapai tugas perkembangannya. Sehubungan dengan hal ini, sekolah
seyogyanya berupaya untuk menciptakan iklim yang kondusif atau kondisi yang dapat
memfasilitasi siswa (yang berusia remaja) untuk mencapai perkembangannya. Tugas-tugas
perkembangan remaja itu menyangkut aspek-aspek kematangan dalam berinteraksi sosial,
kematangan personal, kematangan dalam mencapai filsafat hidup, dan kematangan dalam
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Implikasi Tugas-Tugas Perkembangan Terhadap Penyelenggara Pendidikan

Karena banyak faktor kehidupan yang mempengaruhi remaja, pemikiran tentang


penyelenggaraan pendidikan juga harus benar-benar memperhatikan faktor-faktor tersebut,
sekalipun dalam penyelenggaraan pendidikan diakui bahwa tidak mungkin memenuhi semua
tuntutan dan harapan tersebut.
Pendidikan yang berlaku di Indonesia, baik pendidikan yang diselenggarakan di dalam
sekolah maupun di luar sekolah, umumnya diselenggarakan dalam bentuk klasikal.
Penyelenggaraan pendidikan klasikal ini berarti memberlakuakn pola dan sistem yang sama
semua tindakan pendidikan kepada semua siswa di dalam kelas, walaupun mereka bereda-
beda. Pengakuan terhadap kemampuan individu yang beraneka ragam itu menjadi berkurang.
Oleh karena itu, yang harus mendapatkan perhatian di dalam penyelenggaraan pendidikan
klasikal adalah sifat-sifat dan kebutuhan umum remaja.
Beberapa usaha yang perlu dilakukan dalam penyelenggaraan pendidikan, sehubungan
dengan minat dan kemampuan remaja yang dikaitkan dengan cita-cita kehidupannya adalah
sebagai berikut:
a.       Bimbingan karier atau bimbingan konseling dalam upaya membimbing dan mengarahkan
siswa dalam menentukan pilihan jenis pendidikan dan pekerjaan sesuai dengan minat, bakat
dan kemampuannya.
b.      Memberikan latihan-latihan praktis yang berorientasi pada kondisi dan kebutuhan
lingkungan.
c.       Penyusunan kurikulum yang komprehensif dengan menyertakan kurikulum muatan lokal.
Keberhasilan dalam memilih pasangan hidup untuk membentuk keluarga ditentukan oleh
pengalaman dan penyelesaian tugas-tugas perkembangan pada masa-masa sebelumnya.
Untuk mengembangkan model keluarga yang ideal, perlu dilakukan hal-hal berikut ini :
a.         Bimbingan tentang tata cara bergaul dan mengajarkan etika pergaulan melalui pendidikan
budi pekerti
b.        Bimbingan pada siswa untuk memahami nilai dan norma sosial yang berlaku, baik dalam
keluarga, sekolah maupaun masyarakat.
c.         Perlu dilakukan pendidikan praktis melalui organisasi pemuda, pertemuan orang tua secara
periodik, dan pemantapan pendidikan agama, baik di dalam maupun di luar sekolah.

BAB III
METOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Adapun metode yang digunakan oleh penulis adalah metode survey melalu situs web
yaitu google formulir, metode wawancara dan metode deskriptif yaitu dengan cara
mengamati para siswa menegah di sekitaran lingkungan sekolah maupun rumah.

3.2 Populasi dan Sampel

Menurut Sugiono (2010:110) “ populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dalam karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya” . Pada penelitian ini yang menjadi
populasinya adalah siswa/i menegah yang ada di daerah Tarutung,Pematang siantar dan
Medan. Dengan sampel penelitian siswa/i yang berusia 14-18 tahun.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan ialah intervew (wawancara), penyebaran


questioner angket (daftar pertanyaan) dan obsevasi (pengamatan). Untuk wawancara penulis
hanya menggunakan kertas sebagai catatan untuk memasukkan jawaban begitu juga dengan
obsevasi dan untuk questioner menggunakan google formulir yang linknya disebar luas kan
untuk mendapatkan jawaban dari subyek yang diteliti.

3.3 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang yang digunakan dengan pembahasan kelompok untuk
mendapatkan judul penelitian lalu mengumpulkan jawaban dari setiap pertanyaan yang
disajikan oleh penulis dan di tulis ke dalam bentuk dokumen word.

BAB VI
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Setelah dilakukannya penelitian dengan media angket online oleh google formulir,
wawancara dan juga observasi atau pengamatan . Tim penyusun menerima hasil dari
pertanyaan yang telah di tuliskan yang berkenaan tentang Ketercapaian Tugas-tugas
Perkembangan Remaja terhadap siswa/i SMP dan SMA di Tarutung, Pematang Siantar dan
Medan .

 Adapun responden yang kami terima ialah 15 jawaban


 Usia rata rata narasumber atau responden ialah 14- 18 tahun
 Yang sudah mengetahui tugas tugas remaja adalah 67% dan yang tidak
sebanyak 33%
 Siswa/i masih banyak yang belum melaksanakan tugas tugas perkembangan
remaja yaitu sebanyak 89%
 Siswa/i mendapatkan edukasi seks lebih banyak dari sekolah tapi tidak dengan
dirumah. Siswa/i lebih mendapat pengeringatan berhubungan terhadap lawan
jenis.
 Siswa/i sudah memikirkan pekerjaan yang diinginkan seperti menjadi seorang
guru,tentara,polisi, pengusaha ,dokter dan masih banyak lagi.
 Siswa/i yang menerima keadaan fisiknya mencapai 99%.
 Siswa/i cenderung tidak memiliki persahabatan yang solit, melainkan hanya
berteman biasa saja.
 Siswa/i yang merasa masih bergantung kepada orang tuanya ialah sebanyak
99% dikarenakan masih bersekolah dan tidak dapat membagi waktunya.
Namun ada juga siswa/i yang ingin bekerja sambil bersekolah.
 Siswa/i di sekolah menegah cenderung sudah memiliki kekasih atau yang
biasa disebut pacar.
 Orang tua dari siswa/i kurang aktif dalam proses pelaksaan tugas tugas remaja.
4.2 Pembahasan Penelitian

Dari hasil penelitian tim penyusun/ penulis dapat meyimpulkan bahwa sebagian
siswa/i masih belum mengetahui adanya tugas tugas perkembangan remaja dan mereka masih
belum melakukan tugas tugas tersebut. Siswa/i merasa bahwa keadaan fisik bukan menjadi
masalah dalam bersosialisasi namun, tidak menutup kemungkinan diluar sana masih ada
siswa/i yang masih merasa kurang percaya diri seperti perubahan fisik yang ektrim yaitu,
berjerawat , atau bahkan mengalami menstruasi.
Orang tua siswa/i masih kurang dalam memantau pelaksaan tugas tugas remaja yang
akan dilakukan oleh anaknya sendiri. Dan tidak adanya edukasi seks yang sangat efektif,
orang tua cenderung memberikan nasihat atau bahkan larangan agar anaknya fokus dalam
belajarnya , padahal siswa/i yang sehat adalah siswa/i yang memiliki ketertarikan terhadap
lawan jenis.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian tim penyusun maka dapat disimpulkan bahwa:

 Tugas perkembangan remaja berpusat pada isu-isu mengenai individuasi dan


kemandirian.
 Teori determinasi diri adalah sebuah pendekatan terhadap
motivasi dan kepribadian manusia yang menyoroti pentingnya perkembangan
sumber daya manusia bagi perkembangan kepribadian dan regulasi diri
 Robert Havirghurst berpendapat bahwasannya tugas perkembangan adalah suatu
tugas yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang
apabila tugas itu dapat berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan
kesuksesan dalam menuntaskan tugas berikutnya, dan apabila tugas yang dilakukan
oleh individu gagal maka akan menyebabkan kesengsaraan bagi individu yang
bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat, dan akan mengakibatkan
kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas berikutnya.
 Havighurst mengemukakan 10 jenis tugas perkembangan remaja, yaitu:

a.    Mencapai hubungan pertemanan dengan lawan jenis secara lebih matang


Hakikat tugas pada fase ini mempelajari anak perempuan sebagai wanita dan anak laki-laki
sebagai pria, menjadi dewasa di antara orang dewasa, belajar memimpin tanpa menekan
orang lain.
b.    Mencapai perasaan seks yang diterima sosial
Hakikat tugasnya yaitu remaja dapat menerima dan belajar peran sosial sesuai dengan jenis
kelaminnya pria atau wanita dewasa yang dijunjung tinggi oleh masyarakat.
c.    Menerima keadaan badannya dan digunakan secara efektif
Hakikat tugas pada fase ini adalah menanamkan rasa bangga (sekurang-kurangnya rasa
toleran) terhadap tubuh sendiri. Menjaga dan melindungi tubuh sendiri secara efektif.
d.   Mencapai kebebasan emosional dari orang  dewasa
Hakikat tugas pada fase ini adalah membebaskan sifat kekanak-kanakan yang selalu
menggantungkan diri pada orang tua, mengembangkan sikap perasaan tertentu kepada orang
tua tanpa menggantungkan diri padanya, dan mengembangkan sikap hormat kepada orang
dewasa tanpa menggantungkan diri padanya.
e.    Mencapai kebebasan ekonomi
Hakikat tugasnya adalah merasakan kemampuan membangun kehidupan sendiri.
f.     Memilih dan menyiapkan suatu pekerjaan
Hakikat tugasnya adalah memilih pekerjaan yang memerlukan kemampuan serta
mempersiapkan pekerjaan.
g.    Menyiapkan perkawinan dan kehidupan berkeluarga
Hakikat tugasnya adalah mengembangkan sikap yang positif terhadap kehidupan berkeluarga.
Khususnya untuk remaja putri termasuk di dalamnya kesiapan untuk memiliki anak.
h.    Mengembangkan ketrampilan dan konsep intelektual yang perlu bagi warga negara yang
berkompeten
Hakikat tugasnya adalah mengembangkan konsep tentang hukum, politik, ekonomi dan
kemasyarakatan. Berkembangnya kemampuan kejiwaan yang cukup besar dan perbedaan
individu dalam perkembangan kejiwaan yang sangat erat hubungannya dengan perbedaan
dalam penguasaan bahasa, pemaknaan, perolehan konsep-konsep, minat, dan motivasi.
i.      Menginginkan dan mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara moral dan sosial
Hakikat tugasnya adalah berpartisipasi sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab dalam
kehidupan masyarakat dan mampu menjunjung nilai-nilai masyarakat dalam bertingkah laku.
j.      Memahami suatu perangkat tata nilai yang digunakan sebagai pedoman tingkah laku.
Hakikat tugasnya adalah membentuk suatu himpunan nilai-nilai sehingga memungkinkan
remaja mengembangkan dan merealisasikan nilai-nilai, mendefinisikan posisi individu dalam
hubungannya dengan individu lainnya, dan memegang suatu gambaran dunia dan suatu nilai
untuk kepentinagn hubungan dengan individu lain.

 Siswa/i mengerti pentingnya melaksanakan tugas tugas remaja tersebut


 Orang tua siswa/i kurang dalam memantau dan mendukung pelaksaan tugas tugas remaja

5.2 Saran

Remaja adalah generasi muda yang harusnya sudah mengerti dan melakukan 50%
tugas tugas perkembangan remaja . Sangat penting untuk memikirikan masa depan maka
orang tua haruslah berperan aktif dalam hal itu, karena guru hanyalah sebagai pendamping di
sekolah saja. Remaja juga haruslah bisa bersikap lebih dewasa lagi bukan hanya berfikir
bahwa tugasnya hanyalah belajar.
DAFTAR PUSTAKA

Dwiyono ,Yudo.2021. Perkembangan Peserta Didik.Yogyakarta: Deep Publish.

Enung ,Fatimah. 2006. Psikologi Perkembangan (perkembangan peserta didik). Bandung: Pustaka
Setia.
Mohammad Ali, Mohammad Asrori. 2005 .Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta: Bumi Aksara.
Syamsu Yusuf LN.2000.Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Zulkifli L. 2009.Psikologi Perkembangan. Bandung:Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai