MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salahsatu Tugas Mata Kuliah Model-model
Pembelajaran Matematika pada Semester Genap Tahun Akademik 2017/2018
dengan Dosen Pengampu Dr. Maulana, M.Pd.
Disusun oleh:
Kelompok 2
Kelas: Paket 3
Anggota:
1. Asih Dwi Nurjannah (19/ 1504393)
2. Latipah Purnamasari (18/ 1503888)
3. Muhamad Ramdan (28/ 1506550)
4. Riqqah Salsabila Sahmanita (17/ 1503787)
Bismillahirahmaanirrahim,
Segala puji dan sanjungan penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT atas
segala nikmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah
ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi besar
Muhammad SAW, kepada segenap keluarganya dan seluruh pengikutnya sampai
akhir zaman.
Adapun makalah ini membahas mengenai “Kemampuan Berpikir Logis
dan Berpikir Representasi Matematis”. Makalah ini disusun untuk memenuhi
salah satu tugas Model-model Pembelajaran Matematika di Program PGSD Kelas
UPI Kampus Sumedang.
Selama penyusunan makalah ini, penyusun mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga pada kesempatan kali ini penyusun ingin mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Dr. Maulana, M.Pd., sebagai Dosen Model-model Pembelajaran Matematika;
2. Rekan-rekan PGSD Paket 3, serta seluruh pihak yang tidak dapat kami
sebutkan satu per satu.
Penyusun menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan sehingga penyusun mengharapkan kritik dan sarannya agar
menjadi lebih baik. Penyusun berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi
penyusun sendiri, teman-teman, serta orang lain yang membacanya.
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR TABEL
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar
matematika sebagai alat untuk memberikan kesempatan kepada pesertad
didik untuk dapat mengembangkan cara berpikir, menyusun pemikiran yang
jelas, tepat dan teliti. Peserta didik sekolah dasar berada pada tahapan usia
antara 7 sampai 12 tahun, sehingga peserta didik masih berada pada tahap
berpikir operasional konkret. Pada tahapan ini peserta didik belum mampu
berpikir formal, sementara matematika sebagai suatu objek yang abstrak, hal
ini yang menyebabkan peserta didik sekolah dasar mengalami kesulitan
dalam mempelajari matematika. Oleh karena itu dalam pembelajaran
matematika diperlukan kemampuan guru untuk dapat memgaitkan proses
belajar mengajar matematika dengan mengaitkan pada suatu hal yang konkrit.
Salahsatu upaya yang dapat guru lakukan dalam menciptakan
pembelajaran bermakna yaitu dengan melakukan perencanaan pembelajaran
yang baik guru perlu menyusun strategi pembelajaran matematika. Selain itu
juga guru perlu menyadari bahwa selain peserta didik masih berada pada
tahap operasional konkrit, guru juga perlu memperhatikan kemampuan
berpikir peserta didik yang berbeda tiap individunya. Karena salahsatu tujuan
pembelajaran matematika yaitu mengembangkan kemampuan berpikir
matematis peserta didik. Di antara beberapa kemampuan berpikir matematis,
kemampuan berpikir logis dan berpikir representasi matematis harus dapat
dikembangkan oleh guru melalui pembelajaran di kelas.
Kemampuan berpikir logis matematis merupakan kemampuan berpikir
peserta didik untuk menyimpulkan dengan sah menurut aturan logika serta
dapat membuktikan bahwa simpulan itu benar sesuai dengan pengetahuan
sebelumnya yang diketahui oleh peserta didik. Sementara kemampuan
representasi menurut Rosengrant, dkk. (dalam Fauzi, 2017) merupakan proses
yang melambangkan suatu objek (benda), di mana lambang maupun simbol
yang dimaksud menciptakan hubungan juga pemahaman peserta didik
mengenai konsep matematika. Melalui pengembangan kemampuan berpikir
1
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat
dirumuskan adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana kemampuan berpikir logis apabila dilihat dari segi.
a. Apa pengertian kemampuan berpikir logis matematis?
b. Apa saja ciri-ciri kemampuan berpikir logis matematis?
c. Bagaimana karakteristik kemampuan berpikir logis matematis?
d. Apa saja jenis kemampuan berpikir logis matematis?
e. Apa saja indikator kemampuan berpikir logis matematis?
f. Bagaimana cara mengukur kemampuan berpikir logis matematis?
g. Bagaimana contoh soal kemampuan berpikir logis matematis?
2. Bagaimana berpikir representasi matematis apabila dilihat dari segi.
a. Apa pengertian berpikir representasi matematis
b. Apa saja bentuk operasional berpikir representasi matematis?
c. Apa saja manfaat berpikir representasi matematis?
d. Apa saja jenis berpikir representasi matematis?
e. Apa saja indikator berpikir representasi matematis?
f. Bagaimana cara mengukur berpikir representasi matematis?
g. Bagaimana contoh soal kemampuan berpikir representasi matematis?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan
dari pembahasan makalah ini antara lain sebagai berikut.
1. Dapat mengetahui kemampuan berpikir logis matematis, apabila dilihat
dari segi pengertian, ciri-ciri, karakteristik, jenis, indikator, cara
mengukur, dan contoh soal.
3
D. Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini, terdapat sistematika yaitu pada
halaman awal terdapat halaman judul, setelah itu kata pengantar dan daftar
isi. Makalah ini terdiri dari tiga bab. Dalam setiap bab terdapat beberapa sub-
bab sebagai penjelasan dari bab yang dimaksud. Ada pun sistematikanya
adalah sebagai berikut.
1. Pada bab 1 atau pendahuluan terdapat latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penulisan dan sistematika penulisan.
2. Pada bab 2 atau isi terdiri dari dua sub-bab yaitu membahas mengenai
kemampuan berpikir logis matematis dan berpikir representasi
matematis.
3. Pada bab 3 atau penutup terdapat simpulan dan saran.
Pada bagian akhir makalah ini terdapat daftar pustaka.
BAB II
PEMBAHASAN
4
5
logis. Berpikir logis ini diartikan sebagai berpikir menurut suatu pola
tertentu atau menurut logika tertentu.
b. Proses berpikir bersifat analitik. Berpikir logis merupakan suatu
kegiatan yang mengandalkan diri pada suatu analitik, dalam
kerangka berpikir dipergunakan untuk analitik tersebut adalah logika
penalaran yang bersangkutan.
Di sisi lain ada juga Ni’matus (dalam Andriawan & Mega, 2014)
yang mengemukakan mengenai karakteristik kemampuan berpikir logis
matematis. Menurut Ni’matus karakteristik tersebut di antaranya terdiri
dari:
a. Keruntutan berpikir, artinya peserta didik dapat menentukan langkah
yang ditempuh dengan teratur dalam menyelesaikan permasalahan
yang diberikan dari awal perencanaan hingga didapatkan suatu
kesimpulan. Secara singkatnya anak mampu bekerja secara
sistematis atau runtut sesuai dengan prosedur.
b. Kemampuan berargumen, artinya peserta didik dapat memberikan
pendapat atau argumen secara logis sesuai dengan fakta atau
informasi yang ada terkait berbagai hal seperti misalnya dalam hal
pemecahan masalah.
c. Penarikan kesimpulan, artinya peserta didik dapat menarik suatu
kesimpulan dari suatu permasalahan yang ada berdasarkan langkah
penyelesaian yang telah ditempuh.
4. Jenis Kemampuan Berpikir Logis Matematis
Berpikir logis matematis dibagi menjadi dua jenis, yaitu berpikir
secara deduktif dan berpikir secara induktif. Floyd L. Ruch (dalam
Ismienar, L. dkk., 2009) menjelaskan berpikir deduktif dan berpikir
induktif sebagai berikut.
a. Berpikir Deduktif
Deduktif merupakan sifat deduksi, kata deduksi berasal dari
kata Latin deducere (de berarti ‘dari’, dan kata ducere berarti
‘mengantar’ atau ‘memimpin’). Dengan demikian kata deduksi dapat
diartikan ‘mengantar dari satu hal ke hal lain’. Sebagai suatu istilah
7
Tentukan berapa hari Pak Tito akan membuat pesanan keset tersebut?
Jika pada hari itu Pak Tito memiliki 2kg kain bekas, berapa jumlah (kg)
kain bekas tambahan yang dibutuhkan Pak Tito?
Diketahui:
Maksimal pembuatan keset perhari adalah 8 buah. Total keset pesanan
adalah 28 buah.
Jawab:
- Jumlah hari pembuatan keset
= jumlah keset pesanan maksimal ÷ jumlah pembuatan keset maksimal
perhari
= 28 ÷ 8
= 3 ½ hari
Jadi, Pak Tito akan membuat pesanan keset tersebut dalam 3 ½ hari.
- Jumlah kain tambahan yang diperlukan Pak Tito
= jumlah pesanan ÷ jumlah maksimal keset yang dibuat dari 1kg kain
= 28 ÷ 4
= 7kg
Jadi, Pak Tito minimal membutuhkan 7kg kain bekas untuk membuat
pesanannya. Jika diketahui Pak Tito telah memiliki 2kg kain bekasnya,
maka ia memerlukan 5kg kain bekas tambahan untuk membuat pesanan
kesetnya.
10
bersifat abstrak akan menjadi lebih konkret sehingga akan lebih mudah
dipahami oleh peserta didik.
4. Jenis Berpikir Representasi Matematis
Menurut Hiebert dan Carpenter (dalam Jaliah, 2017) representasi
dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu representasi internal dan
representasi eksternal. Representasi internal ialah aktivitas mental dari
seseorang dalam pikirannya, sehingga representasi ini sulit untuk diamati
secara langsung, sedangkan representasi eksternal merupakan cara yang
ikut membantu dalam mengetahui representasi internal seseorang.
Representasi eksternal ini dapat dilakukan melalui pengungkapan kata-
kata (lisan), tulisan berupa simbol, gambar, garfik, tabel ataupun melalui
alat peraga.
Representasi internal dan representasi eksternal saling berkaitan,
sehingga ketika representasi internal siswa tidak berjalan dengan baik,
maka siswa tersebut tidak memiliki gagasan untuk direpresentasikan.
Begitupun sebaliknya, ketika kemampuan representasi eksternal siswa
kurang maka apa yang telah dipikirkan tidak dapat tersampaikan dengan
baik.
5. Indikator Berpikir Representasi Matematis
Kemampuan representasi matematis ialah kemampuan dalam
membangun suatu pemahaman, adapun indikator yang tergolong dalam
representasi matematis menurut NCTM (dalam Fauzi, 2017) sebagai
berikut.
a. Use representations to model and interpret physical, social, and
mathematical phenomena,
b. Create and use representations to organize, record, and
communicate mathematical ideas, and
c. Select, apply, and translate among mathematical representation to
slove problem.
Berdasarkan uraian di atas, maka indikator kemampuan
representasi matematis di antaranya.
14
17
DAFTAR PUSTAKA
Ismienar, S., Andrianti, H., & A, Vidia S. (2009). Thinking. [Online]. Tersedia di:
http://psikologi.or.id.
17
18
Putri, G. R., Syahrul, R., dan Gani, E. (2012). Hubungan kemampuan berpikir
logis dengan kemampuan kemampuan menulis karangan argumentasi
siswa kelas X SMA Negeri 1 Rao Kabupaten Pasaman. 1(1). hlm.19-26.
Saddam, M. I. (2014). Soal-soal Matematika Kelas III SD. [Online]. Diakses dari:
http://googleweblight.com/i?u=http://guardiancapitalizer.blogspot.com/20
14/02/soal-soal-matematika-kelas-iii-sd.html?m%3D1&hl=id-ID
Safitri, E., Suratman, B., dan Bistari. (t.t). [Online]. Diakses dari :
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://media.
neliti.com/media/publications/213020-pengembangan-instrumen-untuk-
mengukur-
ke.pdf&ved=2ahUKEwjX482zzP_aAhXDMY8KHaZOCaoQFjAAegQIC
BAB&usg=AOvVaw0tyrovA0j_nsCVqVTYLmqh.