Anda di halaman 1dari 23

KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DAN

BERPIKIR REPRESENTASI MATEMATIS

MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salahsatu Tugas Mata Kuliah Model-model
Pembelajaran Matematika pada Semester Genap Tahun Akademik 2017/2018
dengan Dosen Pengampu Dr. Maulana, M.Pd.

Disusun oleh:
Kelompok 2
Kelas: Paket 3
Anggota:
1. Asih Dwi Nurjannah (19/ 1504393)
2. Latipah Purnamasari (18/ 1503888)
3. Muhamad Ramdan (28/ 1506550)
4. Riqqah Salsabila Sahmanita (17/ 1503787)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


KAMPUS SUMEDANG
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2018
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmaanirrahim,
Segala puji dan sanjungan penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT atas
segala nikmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah
ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi besar
Muhammad SAW, kepada segenap keluarganya dan seluruh pengikutnya sampai
akhir zaman.
Adapun makalah ini membahas mengenai “Kemampuan Berpikir Logis
dan Berpikir Representasi Matematis”. Makalah ini disusun untuk memenuhi
salah satu tugas Model-model Pembelajaran Matematika di Program PGSD Kelas
UPI Kampus Sumedang.
Selama penyusunan makalah ini, penyusun mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga pada kesempatan kali ini penyusun ingin mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Dr. Maulana, M.Pd., sebagai Dosen Model-model Pembelajaran Matematika;
2. Rekan-rekan PGSD Paket 3, serta seluruh pihak yang tidak dapat kami
sebutkan satu per satu.
Penyusun menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan sehingga penyusun mengharapkan kritik dan sarannya agar
menjadi lebih baik. Penyusun berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi
penyusun sendiri, teman-teman, serta orang lain yang membacanya.

Sumedang, 16 Mei 2018


Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 2
D. Sistematika Penulisan .................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 4
A. Kemampuan Berpikir Logis Matematis ....................................................... 4
1. Pengertian Kemampuan Berpikir Logis Matematis ................................. 4
2. Ciri-Ciri Kemampuan Berpikir Logis Matematis .................................... 5
3. Karakteristik Kemampuan Berpikir Logis Matematis ............................. 5
4. Jenis Kemampuan Berpikir Logis Matematis .......................................... 6
5. Indikator Kemampuan Berpikir Logis Matematis .................................... 7
6. Cara Mengukur Kemampuan Berpikir Logis Matematis ......................... 8
7. Contoh Soal Kemampuan Berpikir Logis Matematis .............................. 8
B. Berpikir Representasi Matematis ............................................................... 10
1. Pengertian Berpikir Representasi Matematis ......................................... 10
2. Bentuk Operasional Representasi Matematis ......................................... 11
3. Manfaat Berpikir Representasi Matematis ............................................. 12
4. Jenis Berpikir Representasi Matematis .................................................. 13
5. Indikator Berpikir Representasi Matematis ............................................ 13
6. Cara Mengukur Berpikir Representasi Matematis ................................. 14
7. Contoh Soal Kemampuan Berpikir Representasi Matematis ................. 14
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 17
A. Simpulan .................................................................................................... 17
B. Saran ........................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 17

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Bentuk-bentuk Operasional Kemampuan Representasi ................... 11


Tabel 2.2 Rubrik Penskoran Soal Kemampuan Representasi .......................... 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar
matematika sebagai alat untuk memberikan kesempatan kepada pesertad
didik untuk dapat mengembangkan cara berpikir, menyusun pemikiran yang
jelas, tepat dan teliti. Peserta didik sekolah dasar berada pada tahapan usia
antara 7 sampai 12 tahun, sehingga peserta didik masih berada pada tahap
berpikir operasional konkret. Pada tahapan ini peserta didik belum mampu
berpikir formal, sementara matematika sebagai suatu objek yang abstrak, hal
ini yang menyebabkan peserta didik sekolah dasar mengalami kesulitan
dalam mempelajari matematika. Oleh karena itu dalam pembelajaran
matematika diperlukan kemampuan guru untuk dapat memgaitkan proses
belajar mengajar matematika dengan mengaitkan pada suatu hal yang konkrit.
Salahsatu upaya yang dapat guru lakukan dalam menciptakan
pembelajaran bermakna yaitu dengan melakukan perencanaan pembelajaran
yang baik guru perlu menyusun strategi pembelajaran matematika. Selain itu
juga guru perlu menyadari bahwa selain peserta didik masih berada pada
tahap operasional konkrit, guru juga perlu memperhatikan kemampuan
berpikir peserta didik yang berbeda tiap individunya. Karena salahsatu tujuan
pembelajaran matematika yaitu mengembangkan kemampuan berpikir
matematis peserta didik. Di antara beberapa kemampuan berpikir matematis,
kemampuan berpikir logis dan berpikir representasi matematis harus dapat
dikembangkan oleh guru melalui pembelajaran di kelas.
Kemampuan berpikir logis matematis merupakan kemampuan berpikir
peserta didik untuk menyimpulkan dengan sah menurut aturan logika serta
dapat membuktikan bahwa simpulan itu benar sesuai dengan pengetahuan
sebelumnya yang diketahui oleh peserta didik. Sementara kemampuan
representasi menurut Rosengrant, dkk. (dalam Fauzi, 2017) merupakan proses
yang melambangkan suatu objek (benda), di mana lambang maupun simbol
yang dimaksud menciptakan hubungan juga pemahaman peserta didik
mengenai konsep matematika. Melalui pengembangan kemampuan berpikir

1
2

logis matematis dan representasi matematis peserta didik dalam pembelajaran


matematika di sekolah dasar diharapkan dapat membantu peserta didik dalam
melakukan pemecahan masalah matematika, dengan begitu pembelajaran
matematika menjadi lebih bermakna dan mudah dipahami oleh peserta didik.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat
dirumuskan adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana kemampuan berpikir logis apabila dilihat dari segi.
a. Apa pengertian kemampuan berpikir logis matematis?
b. Apa saja ciri-ciri kemampuan berpikir logis matematis?
c. Bagaimana karakteristik kemampuan berpikir logis matematis?
d. Apa saja jenis kemampuan berpikir logis matematis?
e. Apa saja indikator kemampuan berpikir logis matematis?
f. Bagaimana cara mengukur kemampuan berpikir logis matematis?
g. Bagaimana contoh soal kemampuan berpikir logis matematis?
2. Bagaimana berpikir representasi matematis apabila dilihat dari segi.
a. Apa pengertian berpikir representasi matematis
b. Apa saja bentuk operasional berpikir representasi matematis?
c. Apa saja manfaat berpikir representasi matematis?
d. Apa saja jenis berpikir representasi matematis?
e. Apa saja indikator berpikir representasi matematis?
f. Bagaimana cara mengukur berpikir representasi matematis?
g. Bagaimana contoh soal kemampuan berpikir representasi matematis?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan
dari pembahasan makalah ini antara lain sebagai berikut.
1. Dapat mengetahui kemampuan berpikir logis matematis, apabila dilihat
dari segi pengertian, ciri-ciri, karakteristik, jenis, indikator, cara
mengukur, dan contoh soal.
3

2. Dapat mengetahui berpikir representasi matematis apabila dilihat dari


segi pengertian, bentuk operasional, manfaat, jenis, indikator, cara
mengukur, dan contoh soal.

D. Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini, terdapat sistematika yaitu pada
halaman awal terdapat halaman judul, setelah itu kata pengantar dan daftar
isi. Makalah ini terdiri dari tiga bab. Dalam setiap bab terdapat beberapa sub-
bab sebagai penjelasan dari bab yang dimaksud. Ada pun sistematikanya
adalah sebagai berikut.
1. Pada bab 1 atau pendahuluan terdapat latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penulisan dan sistematika penulisan.
2. Pada bab 2 atau isi terdiri dari dua sub-bab yaitu membahas mengenai
kemampuan berpikir logis matematis dan berpikir representasi
matematis.
3. Pada bab 3 atau penutup terdapat simpulan dan saran.
Pada bagian akhir makalah ini terdapat daftar pustaka.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kemampuan Berpikir Logis Matematis


1. Pengertian Kemampuan Berpikir Logis Matematis
Menurut Poespoprodjo (dalam Putri, Syahrul dan Gani, 2012)
mengartikan berpikir merupakan mempertimbangkan, merenungkan,
menganalisis, membuktikan sesuatu, menunjukan alasan-alasan, menarik
kesimpulan, meneliti suatu jalan pikiran, mencari berbagai hal yang
berhubungan satu sama lain, mengapa atau untuk apa itu terjadi serta
membahas suatu realitas. Menurut Rapar (dalam Putri, Syahrul dan Gani,
2012) logis atau logika berasal dari kata Yunani kuno “logos” yang
artinya mempertimbangkan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan
dinyatakan lewat bahasa. Sebagai ilmu, logika memperlajari kecapakapan
berpikir secara lurus, tepat dan teratur. Adapun pengertian lain tentang
berpikir logis menurut Antika (2017) berpikir logis merupakan
kemampuan menjelaskan logika, sebab-akibat secara sistematis. Anak
mampu membuat penalaran logis terhadap serangkaian persamaan angka-
angka yang ada. Dalam berpikir logis tidak hanya diperlukan
keterampilan dalam operasi hitung, akan tetapi pengetahuan dasar
matematika sangat penting serta dibutuhkan, anak harus memiliki
pemahaman yang kuat terhadap konsep-konsep matematika. Dari
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa berpikir logis merupakan
kemampuan berpikir peserta didik untuk meyimpulkan dengan sah
menurut aturan logika serta dapat membuktikan bahwa simpulan itu
benar sesuai dengan pengetahuan-pengetahuan sebelumnya yang telah
diketahui.

4
5

2. Ciri-Ciri Kemampuan Berpikir Logis Matematis


Seseorang yang memiliki kemampuan berpikir logis akan
memperlihatkan ciri-ciri tertentu. Ciri-ciri tersebut tentunya berkaitan
dengan aspek kognitifnya. Ada pun beberapa ciri dari seseorang yang
memiliki kemampuan berpikir logis menurut Netriwati (t.t), di antaranya
yaitu:
a. Sering bertanya dan menuntut jawaban yang masuk akal. Orang-
orang yang memiliki kemampuan berpikir logis sangat peka terhadap
suatu permasalahan, sehingga ketika ia menemukan suatu hal yang
janggal atau tidak dimengerti akan langsung bertanya. Selain ia
sering bertanya orang yang memiliki kemampuan logis juga tidak
akan merasa puas dengan jawaban yang tidak masuk akal atau tidak
logis. Ia akan terus bertanya sebelum pertanyaan yang mereka
ajukan tersebut mendapat jawaban yang benar-benar masuk akal
menurut pemikiran mereka.
b. Ketika ditanya dapat memberikan jawaban yang logis, ketika
menjelaskan suatu masalah bisa secara logis dan sistematis. Orang-
orang dengan kemampuan berpikir logis baik ketika bertanya
maupun menjawab identetik akan memberikan respon yang logis
pula baik itu pertanyaannya maupun jawabannya. Selain itu orang-
orang yang memiliki kemampuan logis juga biasa bekerja secara
sistematis atau teratur.
c. Menyukai hal-hal yang berhubungan dengan angka. Anak mudah
mengingat angka dan memahami konsep-konsep perhitungan secara
sederhana.
d. Senang mengamati berbagai hal atau memerhatikan cara kerja suatu
benda.
3. Karakteristik Kemampuan Berpikir Logis Matematis
Menurut Netriwati (t.t), ada beberapa karakteristik dari
kemampuan berpikir logis matematis. Di antaranya yaitu:
a. Adanya pola pikir yang disebut logika. Dalam hal ini dapat
dikatakan bahwa kegiatan logis merupakan suatu proses berpikir
6

logis. Berpikir logis ini diartikan sebagai berpikir menurut suatu pola
tertentu atau menurut logika tertentu.
b. Proses berpikir bersifat analitik. Berpikir logis merupakan suatu
kegiatan yang mengandalkan diri pada suatu analitik, dalam
kerangka berpikir dipergunakan untuk analitik tersebut adalah logika
penalaran yang bersangkutan.
Di sisi lain ada juga Ni’matus (dalam Andriawan & Mega, 2014)
yang mengemukakan mengenai karakteristik kemampuan berpikir logis
matematis. Menurut Ni’matus karakteristik tersebut di antaranya terdiri
dari:
a. Keruntutan berpikir, artinya peserta didik dapat menentukan langkah
yang ditempuh dengan teratur dalam menyelesaikan permasalahan
yang diberikan dari awal perencanaan hingga didapatkan suatu
kesimpulan. Secara singkatnya anak mampu bekerja secara
sistematis atau runtut sesuai dengan prosedur.
b. Kemampuan berargumen, artinya peserta didik dapat memberikan
pendapat atau argumen secara logis sesuai dengan fakta atau
informasi yang ada terkait berbagai hal seperti misalnya dalam hal
pemecahan masalah.
c. Penarikan kesimpulan, artinya peserta didik dapat menarik suatu
kesimpulan dari suatu permasalahan yang ada berdasarkan langkah
penyelesaian yang telah ditempuh.
4. Jenis Kemampuan Berpikir Logis Matematis
Berpikir logis matematis dibagi menjadi dua jenis, yaitu berpikir
secara deduktif dan berpikir secara induktif. Floyd L. Ruch (dalam
Ismienar, L. dkk., 2009) menjelaskan berpikir deduktif dan berpikir
induktif sebagai berikut.
a. Berpikir Deduktif
Deduktif merupakan sifat deduksi, kata deduksi berasal dari
kata Latin deducere (de berarti ‘dari’, dan kata ducere berarti
‘mengantar’ atau ‘memimpin’). Dengan demikian kata deduksi dapat
diartikan ‘mengantar dari satu hal ke hal lain’. Sebagai suatu istilah
7

dalam penalaran deduksi merupakan proses berpikir (penalaran)


yang berawal dari suatu proposisi yang sudah ada, menuju proposisi
baru yang berbentuk kesimpulan.
Menurut Nitrawati (2017) kemampuan berpikir deduktif
adalah suatu proses berpikir untuk menarik kesimpulan tentang hal
khusus yang berpijak pada hal umum atau hal yang sebelumnya telah
dibuktikan kebenarannya.
b. Berpikir Induktif
Induktif artinya bersifat induksi, yaitu proses berpikir yang
bertolak dari satu atau sejumlah kejadian untuk menurunkan suatu
kesimpulan. Dengan begitu dapat dikatakan bahwa berpikir induktif
merupakan penarikan suatu kesimpulan umum dari berbagai
kejadian yang ada di sekitarnya. Menurut Nitrawati (2017)
kemampuan berpikir induktif adalah proses berpikir yang
menghubungkan fakta atau kejadian yang sudah diketahui menuju
suatu kesimpulan yang bersifat umum.
5. Indikator Kemampuan Berpikir Logis Matematis
Berdasarkan pengertian berpikir logis, menurut Saragih (dalam
Putri, dkk, 2012) menyatakan bahwa terdapat tiga indikator yang
digunakan untuk menilai kemampuan berpikir logis, di antaranya:
a. Hubungan antara fakta. Maknanya suatu permasalahan atau kondisi
yang melibatkan pemikiran logis serta menghubungkan sebuah
penalaran yang dapat dipahami oleh orang lain.
b. Memberi alasan. Maknanya berpikir logis berarti berpikir secara
tepat, baik dalam kerangka atau materi, sehingga dalam proses
berpikir logis, peserta didik dituntut untuk memberikan beragam
alasan secara jelas.
c. Kemampuan menyimpulkan. Maknanya untuk mebuat sebuah
argumen, peserta didik harus mampu berpikir logis juga dapat
menyimpulkan suatu pendapat.
Berdasarkan indikator tersebut maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa penyelesaian suatu masalah dalam matematika diperlukan
8

penggunaan berbagai fakta yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari


yang telah dimengerti serta dipahami dengan jelas. Maka, dengan
berpikir logis serta didsari oleh berbagai fakta yang ada, dapat
mempermudah peserta didik dalam memberikan alasan terhadap
permasalahan matematika tersebut, sehingga berdasarkan fakta dan
alasan yang telah dibuat dengan kemampuan berpikir logis pula peserta
didik mampu menyimpulkan pendapatnya secara jelas.
6. Cara Mengukur Kemampuan Berpikir Logis Matematis
Capie dan Tobin (dalam Samsul, 2013) mengemukakan bahwa
mengukur kemampuan berpikir logis matematis dilakukan berdasarkan
teori perkembangan mental dari Piaget melalui Test of Logical Thinking
(TOLT) yang terdiri dari lima komponen, yaitu sebagai berikut.
a. Mengontrol variabel, yaitu pemahaman dasar mengenai suatu hal
yang dianggap menarik.
b. Penalaran proporsional, yaitu kemampuan untuk menalar dan
menerjemahkan suatu hal yang telah didasari oleh hal lainnya.
c. Penalaran probabilistik, yaitu penalaran yang menggunakan
informasi untuk memutuskan kemungkinan benar atau salah dari
suatu kesimpulan.
d. Penalaran korelasional, yaitu suatu pola pikir yang digunakan
seseorang untuk memberikan keputusan hubungan timbal balik
antara dua variabel.
e. Penalaran kombinatorik, yaitu kemampuan untuk
mempertimbangkan seluruh alternatif yang mungkin dalam suatu
kondisi atau situasi tertentu.
7. Contoh Soal Kemampuan Berpikir Logis Matematis
Berikut merupakan contoh soal yang dapat mengembangkan
kemampuan berpikir logis matematis menurut Nugraha (2018).
Soal:
Dari kain-kain bekas pabrik pakaian, Pak Tito dalam sehari mampu
membuat maksimal 8 buah keset dari 2kg kain bekas tersebut. Pada suatu
hari ada dua orang memesan masing-masing 18 buah dan 10 buah keset.
9

Tentukan berapa hari Pak Tito akan membuat pesanan keset tersebut?
Jika pada hari itu Pak Tito memiliki 2kg kain bekas, berapa jumlah (kg)
kain bekas tambahan yang dibutuhkan Pak Tito?
Diketahui:
Maksimal pembuatan keset perhari adalah 8 buah. Total keset pesanan
adalah 28 buah.
Jawab:
- Jumlah hari pembuatan keset
= jumlah keset pesanan maksimal ÷ jumlah pembuatan keset maksimal
perhari
= 28 ÷ 8
= 3 ½ hari
Jadi, Pak Tito akan membuat pesanan keset tersebut dalam 3 ½ hari.
- Jumlah kain tambahan yang diperlukan Pak Tito
= jumlah pesanan ÷ jumlah maksimal keset yang dibuat dari 1kg kain
= 28 ÷ 4
= 7kg
Jadi, Pak Tito minimal membutuhkan 7kg kain bekas untuk membuat
pesanannya. Jika diketahui Pak Tito telah memiliki 2kg kain bekasnya,
maka ia memerlukan 5kg kain bekas tambahan untuk membuat pesanan
kesetnya.
10

B. Berpikir Representasi Matematis


1. Pengertian Berpikir Representasi Matematis
Menurut Sabirin (dalam Putri, 2017) representasi merupakan
bentuk interpretasi hasil pemikiran peserta didik terhadap suatu
permasalahan yang digunakan sebagai alat bantu dalam menemukan
solusi permasalahan tersebut, sehingga beberapa bentuk representasi
dapat memudahkan proses penyelesaian suatu masalah juga dapat
digunakan sebagai alat komunikasi matematis seperti kata-kata verbal,
tulisan, tabel, gambar, grafik, benda kongkret dan simbol dalam
matematika. Sama halnya dengan pendapat menurut NCTM (dalam
Putri, 2017) bahwa representasi matematis merupakan proses
penerjemahan masalah atau suatu ide ke dalam bentuk baru, proses
representasi ini termasuk suatu pengubahan dari bentuk diagram atau
model fisik ke dalam bentuk simbol atau kata-kata (verbal) selain itu
dapat digunakan untuk menganalisis suatu masalah yang sifatnya verbal,
sehingga maknanya menjadi lebih jelas. Menurut Rosengrant, dkk.
(dalam Fauzi, 2017) mengemukakan representasi matematis merupakan
proses yang melambangkan suatu objek (benda), di mana lambang
maupun simbol yang dimaksud berupa bentuk tulisan, gambar, grafik,
atau segala sesuatu yang menciptakan hubungan juga pemahaman peserta
didik mengenai konsep matematika. Dapat ditarik simpulan bahwa
kemampuan representasi matematis merupakan salahsatu tujuan dalam
pembelajaran matematika di sekolah dasar, karena kemampuan ini sangat
penting serta erat kaitannya dengan kemampuan dan komunikasi dalam
pemecahan masalah matematika.
11

2. Bentuk Operasional Representasi Matematis


Mudzakir (dalam Nurkaeti, 2015) menyebutkan bentuk-bentuk
operasional kemampuan representasi yaitu sebagai berikut.
Tabel 2.1
Bentuk-bentuk Operasional Kemampuan Representasi
No. Aspek Representasi Bentuk-bentuk Operasional
1. Representasi visual 1) Menyajikan kembali data atau informasi
a. Diagram, grafik, atau dari suatu representasi ke representasi
tabel diagram, grafik, atau tabel.
2) Menggunakan representasi visual untuk
menyelesaikan masalah.
b. Gambar 1) Membuat gambar pola-pola geometri
2) Membuat gambar baangun geometri untuk
memperjelas masalah dan memfasilitasi
penyelesaiannya.
2. Persamaan atau ekspresi 1) Membuat persamaan atau model
matematik matematika dari representasi lain yang
diberikan.
2) Membuat konjektur dari suatu pola
bilangan.
3) Penyelesaian masalah dengan melibatkan
ekspresi matematika.
3. Kata-kata atau teks 1) Membuat situasi masalah berdasarkan data
tertulis atau representasi yang diberikan.
2) Menuliskan interpretasi sari suatu
representasi.
3) Menuliskan langkah-langkah penyelesaian
masalah matematika dengan kata-kata.
4) Menyusun cerita yang sesuai dengan suatu
representasi yang disajikan.
5) Menjawab soal dengan menggunakan kata-
kata atau teks tertulis.
12

3. Manfaat Berpikir Representasi Matematis


Kemampuan representasi matematis merupakan salahsatu
keterampilan berpikir yang juga diperlukan oleh setiap peserta didik.
Kemampuan representasi memiliki peranan yang penting dalam
meningkatkan hasil belajar peserta didik oleh karena itu perlu untuk
ditingkatkan dari sejak usia sekolah dasar. Banyak manfaat yang didapat
ketika seseorang memiliki kemampuan representasi, salah satunya yaitu
dapat membantu peserta didik untuk menjelaskan suatu ide,
menggambarkan sebuah gagasan sehingga dapat mempermudah peserta
didik dalam memecahkan suatu permasalahan. Menurut Effendi (dalam
Fauzi, 2017, hlm. 35) menyatakan bahwa, “Representasi matematis
diperlukan peserta didik untuk menemukan dan membuat suatu alat atau
cara berpikir dalam mengkomunikasikan gagasan matematis dari yang
sifatnya abstrak menuju konkret, sehingga lebih mudah untuk dipahami.”
Selain itu menurut Jones (dalam Fauzi, 2017) ada beberapa alasan
yang mendasari pentingnya kemampuan representasi. Di antaranya yaitu:
a. Kelancaran dalam melakukan translasi di antara berbagai bentuk
representasi berbeda, merupakan kemampuan mendasar yang perlu
dimiliki peserta didik untuk membangun konsep dan berpikir
matematis.
b. Cara guru dalam menyajikan ide-ide matematika melalui berbagai
representasi akan memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap
pemahaman peserta didik dalam mempelajari matematika.
c. Peserta didik membutuhkan latihan dalam membangun
representasinya sendiri sehingga memiliki kemampuan dan
pemahaman konsep yang kuat dan fleksibel yang dapat digunakan
dalam memecahkan masalah.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa dengan kemampuan
representasi, peserta didik dapat menafsirkan suatu konsep gagasan
matematis secara satu kesatuan yang utuh untuk menanamkan
pemahaman konseptual matematis dengan kuat, di mana konsep yang
13

bersifat abstrak akan menjadi lebih konkret sehingga akan lebih mudah
dipahami oleh peserta didik.
4. Jenis Berpikir Representasi Matematis
Menurut Hiebert dan Carpenter (dalam Jaliah, 2017) representasi
dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu representasi internal dan
representasi eksternal. Representasi internal ialah aktivitas mental dari
seseorang dalam pikirannya, sehingga representasi ini sulit untuk diamati
secara langsung, sedangkan representasi eksternal merupakan cara yang
ikut membantu dalam mengetahui representasi internal seseorang.
Representasi eksternal ini dapat dilakukan melalui pengungkapan kata-
kata (lisan), tulisan berupa simbol, gambar, garfik, tabel ataupun melalui
alat peraga.
Representasi internal dan representasi eksternal saling berkaitan,
sehingga ketika representasi internal siswa tidak berjalan dengan baik,
maka siswa tersebut tidak memiliki gagasan untuk direpresentasikan.
Begitupun sebaliknya, ketika kemampuan representasi eksternal siswa
kurang maka apa yang telah dipikirkan tidak dapat tersampaikan dengan
baik.
5. Indikator Berpikir Representasi Matematis
Kemampuan representasi matematis ialah kemampuan dalam
membangun suatu pemahaman, adapun indikator yang tergolong dalam
representasi matematis menurut NCTM (dalam Fauzi, 2017) sebagai
berikut.
a. Use representations to model and interpret physical, social, and
mathematical phenomena,
b. Create and use representations to organize, record, and
communicate mathematical ideas, and
c. Select, apply, and translate among mathematical representation to
slove problem.
Berdasarkan uraian di atas, maka indikator kemampuan
representasi matematis di antaranya.
14

Pertama, menggunakan representasi visual untuk memodelkan


juga penafsiran fenomena fisik, sosial, dan matematika. Kedua, membuat
dan menggunakan representasi visual untuk mengorganisasikan,
mencatat dan mengkomunikasikan berbagai ide matematika. Ketiga,
memilih, mengaplikasikan, serta menerjemahkan representasi visual
matematika untuk menyelesaikan suatu masalah.
6. Cara Mengukur Berpikir Representasi Matematis
Adapun cara mengukur kemampuan representasi matematis
peserta didik menurut Safitri, Suratman dan Bistari (t.t) bahwa guru perlu
memberikan soal yang dibuat berdasarkan indikator kemampuan
representasi yang ingin dicapai, di mana soal yang diberikan berupa
uraian terbuka, sehingga dapat memberikan kebebasan kepada peserta
didik dalam mengemukakan hasil pemikirannya, agar hasilnya dapat
memberikan gambaran kemampuan dari setiap peserta didik. Setiap soal
perlu diberi alternatif jawaban lain atau bisa juga dibuat kata kuncinya
agar tidak membatasi kemungkinan jawaban dari peserta didik, dalam
penilaian kemampuan representasi matematis, pedoman penskoran
berupa angka yang dilengkapi dengan deskripsi dari setiap angka yang
ada, sehingga dapat menunjukan kemampuan peserta didik secara
signifikan.
7. Contoh Soal Kemampuan Berpikir Representasi Matematis
Dalam implementasinya, untuk mengukur kemampuan
representasi matematis peserta didik dalam pembelajaran matematika di
sekolah dasar perlu dibuatkan beberapa soal seperti yang dikemukakan
oleh Nugraha (2018) diantaranya sebagai berikut.
a. Badut sirkus memiliki dua hidung plastik berwarna merah dan biru.
Dua telinga merah besar dan dua telinga hijau yang besar. Berapa
wajah luar yang dapat digambar dengan hidung dan telinga tersebut
jika warna telinga harus sama?
b. Menurutmu apa yang akan terjadi terdapat luas daerah suatu bidang
bangun datar jika panjang sisinya menjadi dua kali panjang semula?
15

c. Di kelas 5A setelah mengadakan ulangan akhir semester dari 15


orang peserta didik diperoleh nilai seperti berikut: 5, 7, 7, 8, 9, 6, 7,
5, 7, 8, 9, 9, 10, 10, 9. Sajikanlah data tersebut ke dalam bentuk
diagram batang atau lingkaran!
d. Ganang, Rizki, dan Nurcahyo ingin pergi bersama-sama ke suatu
pulau yang tidak jauh dari rumah mereka. Tetapi mereka hanya
memiliki satu perahu kecil yang hanya mampu memuat 80kg.
Ganang dan Rizki masing-masing memiliki berat badan 40kg dan
Nurcahyo memiliki berat badan 80kg. Bagaimana mereka mencapai
pulau tersebut jika ingin menggunakan perahu?
Adapun contoh soal representasi matematis lainnya menurut
Saddam (2014) sebagai berikut.
Selesaikan soal berikut!
96 + 28 ÷ 4 − 4 × 6 = .....
Jawab :
Kedudukan +, −, × dan ÷ dalam pengerjaan hitung campuran ialah
sebagai berikut:
+ sama kedudukannya dengan –
Pengerjaannya urut dari kiri ke kanan.
× dan ÷ lebih tinggi kedudukannya daripada + dan –
Pengerjaan × dilakukan lebih dulu daripada + dan –
× sama kedudukannya dengan ÷
Pengerjaannya urut dari kiri ke kanan.
Kerjakan soal di atas sesuai urutan pengerjaan hitung. Beri tanda kurung
untuk operasi hitung yang akan dikerjakan terlebih dahulu.
Perhatikan penggunaan tanda kurung berikut.
96 + (28÷4) – (4×6) = .....
96 + 7 – 24 = .....
103 – 24 = 79
Jadi, 96 + 28 ÷ 4 − 4 × 6 = 79.
16

Alasannya, soal di atas merupakan soal representasi matematis


karena soal tersebut mewakili semua operasi bilangan hitung, yaitu
penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.
Tabel 2.2
Rubrik Penskoran Soal Kemampuan Representasi
Skor Kriteria
0 Tidak ada jawaban atau jawaban salah
1 Jawaban kurang lengkap serta kurang tepat
2 Jawaban hampir lengkap serta sebagian petunjuk soal diikuti
3 Jawaban lengkap dan jelas sesuai dengan petunjuk soal serta
hasil perhitungan benar berdasarkan prinsip dan konsep
matematika.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran

17
DAFTAR PUSTAKA

Andriawan, B. & Mega, T. B. (2014). Identifikasi kemampuan berpikir logis


dalam pemecahan masalah matematika pada siswa kelas VIII-1 SMP
Negeri 2 Sidoarjo. MATHEdunesa. 3 (2). hlm. 42-48.

Antika, A. G. (2017). Kecerdasan Logis Matematis Siswa pada Materi


Trigonometri Berdasarkan Kemampuan Matematika Siswa Kelas X Mia 2
MAN 1 Tulungagung. [Online]. Diakses dari http://repo.iain-
tulungagung.ac.id/5426/.

Fauzi, F. (2017). Pengaruh Pendekatan Kontekstual Berstrategi REACT Terhadap


Kemampuan Representasi Matematis Siswa pada Materi Bilangan Bulat.
(Skripsi). Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Kampus
Sumedang, Universitas Pendidikan Indonesia, Sumedang.

Ismienar, S., Andrianti, H., & A, Vidia S. (2009). Thinking. [Online]. Tersedia di:
http://psikologi.or.id.

Jaliah, R. (2017). Pengaruh Pendekatan Kontekstual Berstrategi Relating,


Experiencing, Applying, Cooperating, Treansferring (REACT) Terhadap
Kemampuan Representasi Matematis Siswa. (Skripsi). Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Kampus Sumedang, Universitas
Pendidikan Indonesia, Sumedang.

Netriwati. (t.t). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Logis Matematis Mahasiswa


dengan Menggunakan Rangkaian Listrik Pada Materi Logika Di IAIN
INTAN LAMPUNG. [Online]. Tersedia di
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=483083&val=9897&t
itle=MENINGKATKAN%20%20KEMAMPUAN%20BERPIKIR%20LO
GIS%20MATEMATIS%20MAHASISWA%20DENGAN%20DENGAN
%20MENGGUNAKAN%20RANGKAIAN%20LISTRIK%20PADA%20
MATERI%20LOGIKA%20DI%20IAIN%20RADEN%20INTAN%20LA
MPUNG.

Nitrawati, N. (2017). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Logis Matematis.


[Online]. Tersedia di ejournal.radenintan.ac.id/index.php/al-
jabar/article/download/52/46.

17
18

Nugraha, Trisna. (2018). Representasi Matematis dan Berpikir Logis Matematis.


[Online]. Tersedia di
http://googleweblight.com/i?u=http://diarytrisnanugraha.blogspot.com/201
8/02/representasi-matematis-dan-berpikir.html?m%3D1&hl=id-ID.

Nurkaeti, N. (2015). Efektivitas Pendekatan Generatif dalam Kemampuan


Representasi Matematis Siswa Kelas III pada Materi Jenis Dan Besar
Sudut. (Skripsi). Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Kampus
Sumedang, Universitas Pendidikan Indonesia, Sumedang.

Putri, G. R., Syahrul, R., dan Gani, E. (2012). Hubungan kemampuan berpikir
logis dengan kemampuan kemampuan menulis karangan argumentasi
siswa kelas X SMA Negeri 1 Rao Kabupaten Pasaman. 1(1). hlm.19-26.

Putri, M. L. (2017). Pengaruh Pendekatan Realistic Mathematic Education


Terhadap Kemampuan Representasi Matematis dan Motivasi Belajar
Siswa. (Skripsi). Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Kampus
Sumedang, Universitas Pendidikan Indonesia, Sumedang.

Saddam, M. I. (2014). Soal-soal Matematika Kelas III SD. [Online]. Diakses dari:
http://googleweblight.com/i?u=http://guardiancapitalizer.blogspot.com/20
14/02/soal-soal-matematika-kelas-iii-sd.html?m%3D1&hl=id-ID

Safitri, E., Suratman, B., dan Bistari. (t.t). [Online]. Diakses dari :
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://media.
neliti.com/media/publications/213020-pengembangan-instrumen-untuk-
mengukur-
ke.pdf&ved=2ahUKEwjX482zzP_aAhXDMY8KHaZOCaoQFjAAegQIC
BAB&usg=AOvVaw0tyrovA0j_nsCVqVTYLmqh.

Samsul, P. (2013). Berpikir Logis dan Pembuktian dengan Induksi Matematika.


[Online]. Tersedia di :
https://www.academia.edu/9925344/Berfikir_Logis_dan_pembuktian_den
gan_induksi_matematika.

Anda mungkin juga menyukai