Dosen Pengampu:
Dr. Nahor Murani Hutapea, M.Pd.
DISUSUN OLEH :
Kelompok 4
1. Amelina Putri (2105113349)
2. Kurnila Mildariah (2105124292)
3. Listria Andini (2105110875)
4. Sharla Mutiza Putri (2105124289)
5. Lola Kusuma (2105110879)
KELAS 4B
Dengan segala puja serta puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah mencurahkan segala nikmat, rahmat, hidayah, dan karunia-Nya yang
tiada tara kepada kita semua sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “Kemampuan Representasi Matematis” ini dengan penuh rasa
bangga dan tepat sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini kami buat demi menambah wawasan dan pengetahuan bagi
pembaca pada umumnya dan terkhusus bagi mahasiswa. Kami sebagai penulis
menyadari bahwa makalah ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan moril
dan materil dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada bapak Dr. Nahor
Murani Hutapea, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Keterampilan
Matematis. Kami sangat menyadari bahwasanya makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, hal ini baik dari bagian penyusunan makalah maupun dari bagian
materi yang menjadi isi makalah. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
setiap kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga kami dapat
memperbaiki dan menyempurnakan makalah ini untuk ke depannya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
penelitian Herdiman, Jayanti, Pertiwi, dan Naila menunjukkan kemampuan
representasi siswa dalam menyelesaikan soal matematika pada indikator teks tulis
sangat kurang dengan proporsi 43%, indikator simbolik masih dalam kategori
kurang dengan proporsi 34,75%, dan indikator visual berada pada kategori cukup.
yaitu 60%. Dengan demikian, representasi matematisnya masih lemah, dan siswa
belum menggunakan kemampuan representasi matematisnya secara optimal dalam
menyelesaikan masalah matematika.
B. Rumusan Masalah
Mengenai topik yang dibahas oleh penulis pada makalah ini perlu diberikan
rumusan masalah agar lebih memudahkan dan tidak terjadi kesalah pahaman
dalam menjawab permasalahannya. Sesuai dengan latar belakang yang telah
penulis sampaikan ada beberapa rumusan sebagai pertanyaan pada makalah ini.
Berikut adalah rumusan masalah dari makalah ini yaitu:
1. Apa pengertian dari kemampuan representasi matematis?
2. Bagaimana pentingnya kemampuan representasi matematis dalam
pembelajaran Matematika?
3. Apa saja jenis-jenis kemampuan representasi matematis?
4. Apa saja indikator dalam kemampuan representasi matematis?
5. Bagaimana rubrik penilaian kemampuan representasi matematis?
6. Apa saja instrumen kemampuan representasi matematis?
C. Tujuan Kajian
Adapun tujuan dari makalah ini sesuai dengan rumusan masalah yang telah
penulis berikan sebelumnya. Guna untuk memudahkan hal yang harus dilakukan
berdasarkan beberapa masalah yang akan dibahas mengenai logaritma. Tujuan
permasalahan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan definisi kemampuan representasi matematis.
2. Menjelaskan pentingnya kemampuan representasi matematis dalam
pembelajaran Matematika.
2
3. Menjabarkan jenis-jenis kemampuan representasi matematis.
4. Menjabarkan indikator dalam kemampuan representasi matematis.
5. Menjelaskan rubrik penilaian kemampuan representasi matematis.
6. Menjabarkan instrumen kemampuan representasi matematis.
D. Manfaat Kajian
Ada beberapa manfaat yang bisa didapatkan dari penulisan makalah ini,
yaitu sebagai berikut.
1. Menambah pengetahuan mengenai kemampuan pemahaman matematis
2. Meningkatkan kemampuan pemahaman matematis
3. Melatih melakukan eksplorasi, berpikir komprehenif, dan bernalar secara
4. Logis
5. Mengembangkan kemampuan komunikasi dan membentuk nilai-nilai
6. Sosial melalui kerja kelompok
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
matematis lainnya ke dalam bentuk lain. Representasi yang dimunculkan oleh
siswa merupakan ungkapan-ungkapan dari gagasan-gagasan atau ide-ide
matematis yang ditampilkan siswa dalam upayanya untuk mencari suatu solusi
dari masalah yang sedang dihadapinya.
Kemampuan representasi matematis merupakan hasil belajar pada aspek
kognitif. Kemampuan representasional siswa dapat dilihat pada hasil tes
kemampuan representasi matematis. Kemampuan representasi matematis diukur
dengan pencapaian indikator.
Meire dalam Khusna (2018) menyatakan bahwa siswa dapat meningkatkan
kemampuan untuk mengekspresikan ide mereka (Intelektual) jika mereka
memindahkan sesuatu (Somatic) untuk menghasilkan bergambar, diagram, grafik,
dan lain-lain (Visual) sambil membahas apa yang mereka lakukan (Auditory). Hal
ini diperlukan siswa dalam mengembangkan kemampuan representasi
matematisnya, dimana siswa harus mampu mengekspresikan ide mereka ke dalam
bentuk matematis lain untuk memudahkan dalam menemukan solusi dari
permasalahan yang di hadapi.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa representasi
matematis adalah kemampuan siswa dalam mengungkapkan ide atau gagasan
matematis dengan cara tertentu. Kemampuan representasi matematis merupakan
kemampuan yang dimiliki siswa dalam mengubah permasalahan matematika ke
dalam bentuk lain karena kemampuan representasi merupakan salah satu kunci
kemampuan komunikasi matematis.
5
Penulis juga menemukan pendapat lain, tentang pentingnya kemampuan
representasi matematis diungkapkan Huda (2019) sebagai komponen yang perlu
mendapat perhatian khusus karena kemampuan ini selalu ada ketika siswa belajar
matematika di setiap jenjang pendidikan.
Kemampuan representasi matematis diperlukan siswa untuk memahami
konsep-konsep matematika dan untuk mengkomunikasikan ide-ide matematika.
(Novira, Mulyono, & Isnarto, 2019). Pentingnya kemampuan representasi
matematis merupakan komponen yang perlu mendapat perhatian khusus karena
kemampuan ini selalu ada pada saat siswa mempelajari matematika di setiap
jenjang pendidikan. Hal ini terlihat dari standar representasi yang dikemukan
NCTM Effendi (2012) untuk siswa taman kanak-kanak sampai tingkat SMA,
yaitu penciptaan dan pemakaian representasi dalam mengorganisasikan, mencatat
dan menyampaikan gagasan matematika; menentukan, menggunakan, dan
menafsikan representasi dalam penyelesaian masalah; serta pemanfaatan
representasi untuk memodelkan dan menerjemahkan gejala fisik, sosial dan
matematis.
Representasi sangat berperan dalam upaya mengembangkan dan
mengoptimalkan kemampuan matematika siswa. NCTM dalam Principle and
Standars for School Mathematics (Standars, 2000) mencantumkan representasi
(representation) sebagai standar proses kelima setelah problem solving, reasoning,
communication, and connection. Menurut Jones (2000) beberapa alasan penting
yang mendasarinya adalah sebagai berikut:
1. Kelancaran dalam melakukan translasi di antara berbagai bentuk representasi
berbeda, merupakan kemampuan mendasar yang perlu dimiliki siswa untuk
membangun konsep dan berpikir matematis.
2. Cara guru dalam meyajikan ide-ide matematika melalui berbagai representasi
akan memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap pemahaman siswa
dalam mempelajari matematika.
3. Siswa membutuhkan latihan dalam membangun representasinya sendiri
sehingga memiliki kemampuan dan pemahaman konsep yang kuat dan
fleksibel yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah.
6
C. Jenis-Jenis Kemampuan Representasi Matematis
7
Representasi visual ini merupakan kemampuan siswa untuk menyajikan
kembali data dari suatu representasi ke representasi lain baik berupa gambar,
grafik, ataupun tabel. Dalam representasi visual ini juga bisa dilihat dari
kemampuan siswa dalam membuat gambar pola-pola geometri dll. Representasi
visual ini juga dapat digunakan untuk menyelesaikan suatu permasalahan.
Sedangkan dalam bentuk gambar representasivisual digunakan untuk membuat
gambar pola-pola geometri, untuk memperjelas masalah dan memfasilitasi
penyelesaian.
2. Representasi simbolik (pernyataan matematika/ notasi matematika, numeric/
symbol aljabar).
Representasi Simbolik merupakan kemampuan siswa dalam membuat
persamaan atau model matematika dari representasi lain, membuat konjektur dari
suatu pola bilangan, dan menyelesaikan masalah dengan ekspresi matematis dll.
3. Representasi verbal(teks tertulis / kata-kata)
Representasi Verbal merupakan kemampuan siswa bermain dengan kata-kata
misalnya menginterpretasikan suatu representasi, menuliskan langkah-langkah
penyelesaian masalah matematika dengan kata-kata, menjawab soal dengan
menggunakan kata-kata atau teks tertulis serta membuat situasi masalah
berdasarkan representasi yang diberikan, menyusun cerita yang sesuai dengan
suatu representasi yang disajikan.
Simbol, bagan, grafik dan diagram merupakan metode yang sangat baik untuk
menyajikan ide-ide dan hubungan dalam matematika. Simbol, bersama dengan
alat peraga seperti bagan dan grafik, harus dipahami oleh siswa sebagai cara untuk
mengkomunikasikan ide-ide didalam matematika kedalam orang lain. Mengubah
satu penyajian ke dalam bentuk 16 penyajian yang lain merupakan cara yang
penting untuk menambah pemahaman terhadap suatu ide.
8
Contoh penerapan jenis-jenis kemampuan representasi matematis dalam
pembelajaran matematika (Desrianti Nasution, 2018)
memfasilitasi penyelesaiannya.
diberikan.
bilangan
9
representasi
c. Menuliskan langkah-langkah
dengan kata-kata.
10
representasi diagram, grafik, atau tabel.
memfasilitasi masalah.
diberikan .
bilangan.
representasi.
11
Selanjutnya Menurut Khoerunnisa & Maryati (2022:170) dapat dideskripsikan
kemampuan representasi matematis berdasarkan indikator-indikatornya yaitu
sebagai berikut:
1. Indikator kemampuan representasi matematis siswa bentuk visual
Kemampuan representasi matematis siswa bentuk visual menggambarkan
bahwa secara umum siswa sudah bisa menyajikan masalah ke dalam bentuk
rumus berurutan dengan benar dan lengkap. Dalam hal ini ketika siswa sudah
menguasai materi yang diberikan maka bentuk soal apapun yang diberikan oleh
guru akan mampu dikerjakan dengan baik. Hal yang bisa dilakukan guru untuk
melatih siswa dalam memahami persoalan antara lain dengan mempertanyakan
beberapa hal, seperti: bisakah kamu merepresentasikan masalah dalam bentuk
gambar, atau memanfaatkan notasi yang sesuai?
2. Indikator kemampuan representasi matematis siswa bentuk gambar
Pemahaman pada soal melalui gambar untuk mempermudah mereka dalam
menemukan pemecahan masalah yang tepat.
3. Indikator kemampuan representasi matematis siswa bentuk persamaan dan
ekspresi matematis.
Siswa sudah mengetahui bahwa cara menyelesaikan permasalahan untuk
menentukan luas daerah yang diarsir dalam tiga persegi yang telah diketahui
masing-masing panjang sisinya dengan rumus-rumus yang telah ditentukan,
namun siswa tidak paham cara menentukan luas daerah yang diarsir dengan
menggunakan rumus luas trapesium, luas segitiga, dan luas persegi panjang.
4. Indikator kemampuan representasi matematis siswa bentuk persamaan dan
ekspresi matematis.
Sudah mampu menyimpulkan jawaban dari hasil manipulasi masalah melalui
pemodelan matematika secara lengkap di lembar jawaban. siswa mampu
menjelaskan jawaban yang dibuatnya di lembar jawaban secara lengkap dan
menyeluruh terkait solusi dan pertanyaan yang peneliti berikan melalui
argumentasi yang diberikannya dan dapat menyimpulkan jawaban yang
diberikannya.
12
E. Rubrik Penilaian Kemampuan Representasi Matematis
13
kesalahan alasan.
lengkap.
14
Siswa memberikan penjelasan secara 4
logis.
mendapatkan solusi
15
Siswa menyelesaikan soal dengan 3
simbol.
16
benar.
langkah-langkah pengerjaannya.
tersusun logis.
logis.
17
Siswa menyelesaikan soal dengan 3
simbol.
benar
18
Data skor representasi matematis siswa dianalisis menggunakan rumus
persentase sebagai berikut.
NILAI KATEGORI
0% - 55% Rendah
19
digunakan untuk mempermudah seseorang dalam melaksanakan tugas atau
mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien”. Berdasarkan beberapa pendapat
ahli di atas, dapat dikatakan bahwa instrumen adalah alat bantu yang digunakan
untuk mengumpulkan informasi tentang variable yang sedang di teliti.
Menurut S. Eko Putro Widoyoko (2014: 50) tes yaitu sejumlah pertanyaan
yang membutuhkan jawaban atau sejumlah pernyataan yang harus diberi
tanggapan atau respons dengan tujuan mengukur tingkat kemampuan seseorang
atau mengungkapkan aspek tertentu dari orang yang dikenai tes (testee). Metode
instrumen tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan respresentasi
matematis mahasiswa. Langkah-langkah dalam pengambilan data meliputi:
a. Menyiapkan soal
b. Membagikan soal kepada mahasiswa
c. Mengawasi mahasiswa dalam menyelesaikan soal
d. Memeriksa hasil pekerjaan mahasiswa
e. Mengevaluasi
f. Menganalisa hasil tes
20
Memeriksa hasil jawaban angket siswa yang telah diberikan melalui
google form.
Menghitung rata-rata hasil skor setiap soal menggunakan Ms. Excel.
Menghitung nilai presentase dari jumlah skor menggunakan Ms. Excel.
Mengkategorikan nilai presentase berdasarkan pendapat Riduwan (2011).
Berikut merupakan angket non tes:
Setuju(S) 4 2
Ragu-ragu(R) 3 3
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
26
B. Saran
27
DAFTAR PUSTAKA
28
Yenni, & Sukmawati, R. (2020). Analisis Kemampuan Representasi Matematis
Mahasiswa Berdasarkan Motifasi Belajar. 255-257.
Wulandari, S. D. (2019). PROFIL REPRESENTASI MATEMATIS SISWA
DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN
MEDIA SCREENCAST O MATIC. Journal of Mathematics Education
and Science, 2(2), 83–87. https://doi.org/10.32665/james.v2i2.98.
29
LAMPIRAN
30
31
32
Materi 3 “Jenis-jenis Kemampuan Representasi Matematis” oleh Kurnila
Mildariah
33
34
Materi 4 “Indikator Kemampuan Pemahaman Matematis” oleh Listria Andini
35
36
Materi 5 “Rubrik Penilaian Kemampuan Representasi Matematis” oleh Sharla
Mutiza Putri
37
38
39
40
41
Materi “Instrumen Kemampuan Representasi Matematis” oleh Lola Kusuma
42
43
44
BERITA ACARA
Jawaban :
Untuk memenuhi tuntutan professional, guru perlu mengembangkan
kemampuan representasi matematis dalam memecahkan masalah, karena di dalam
tugasnya guru harus bisa membimbing siswanya belajar memecahkan masalah
matematika. Jadi, guru tidak hanya dituntut untuk memiliki kemampuan
pemecahan masalah untuk dirinya sendiri akan tetapi harus bisa
mengomunikasikannya kepada siswa, seperti dikemukakan dalam NCTM
Program Standards (2003) bahwa seorang calon guru matematikaharuslah mampu
mengomunikasikan pikiran matematisnya secara lisan dan tertulis kepada teman-
temannya, para dosen, dan kepada yang lainnya.
Upaya yang harus dilakukan yaitu menyajikan pembelajaran yang mampu
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggali kemampuan representasi
matematisnya serta membiasakan siswa untuk terlibat aktif dalam proses belajar
sehingga mereka akan lebih mampu membangun gagasan, ide, dan konsep
matematika, serta mengembangkan kemampuan-kemampuan yang telah
dimilikinya.Tentu saja setiap siswa mempunyai cara yang berbeda untuk
mengkontruksikan pengetahuannya. Dalam hal ini, sangat memungkinkan bagi
siswa untuk mencoba berbagai macam representasi dalam memahami suatu
konsep.
45
Berbagai cara bisa dilakukan oleh guru untuk mengembangkan kemampuan
representasi matematik. Pemilihan metode, pendekatan, strategi, maupun model
pembelajaran penting untuk dilakukan, akan tetapi tidak kalah pentingnya untuk
menyeleksi tugas-tugas yang akan diberikan harus menuntut siswa berpikir dan
bernalar tentang ide-ide dan konsep-konsep matematika, memberikan alasan
(justifikasi), membuat konjektur, menginterpretasikan, dan membuat korelasi ide-
ide matematika yang penting. Dengan tugas seperti itu pikiran siswa akan
terdorong untuk menyelesaikan masalah serta akan menciptakan representasi
yang lebih kompleks.
Guru harus merubah pola pembelajaran yang biasanya memberikan rumus-
rumus jadi tanpa memberikan pemahaman lebih lanjut, menjadi pembelajaran
yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk merepresentasikan pemahaman
akan konsepnya sendiri. Pemberian kesempatan untuk membuat representasi
informal terlebih dahulu menuju ke representasi formal akan mengarahkan dan
membimbing siswa dari situasi konkret ke situasi abstrak. Siswa diberi
kesempatan untuk mengamati pola, melihat dan membuat hubungan dalam pola,
membuat generalisasi, dan kemudian membuat ekspresi matematikanya.
Cara lain dapat dilakukan juga oleh guru dalam meningkatkan kemampuan
representasi matematik yaitu dengan memberikan soal pemecahan masalah untuk
dikerjakan dalam kelompok kecil , karena seperti diungkapkan oleh
ZawojewskidanLesh(Hyde, 2006) bahwa ketika siswa mengerjakan soal
pemecahan matematika dalam kelompok kecil dan bekerja pada masalahyang
kaya,siswa menggunakan representasinya untuk mengomunikasikan gambar
mental mereka kepada orang lain. Ketika siswa membuat dan berbagi beberapa
representasi dari masalah yang samaatau situasi, mereka terus mempertahankan
pemikirannya. Beberapa representasi dapat memberikanpemahaman yang lebih
dalam dari dasar matematika yang lebih rumit, dan memberikan wawasan baru ke
dalam masalah.
46
Sumber:
Yuniarti, Y. (2016). Peran Guru Dalam Meningkatkan Kemampuan Representasi
Matematika Dalam Pembelajaran Matematika. EduHumaniora | Jurnal
Pendidikan Dasar Kampus Cibiru 5(1). 10
https://www.researchgate.net/publication/305803397_Peran_Guru_Dalam_Menin
gkatkan_Kemampuan_Representasi_Matematika_Dalam_Pembelajaran_Matemat
ika
Jawaban:
Ketika siswa dihadapkan pada suatu situasi masalah matematika dalam
pembelajaran di kelas, mereka akan berusaha memahami masalah tersebut dan
menyelesaikannya dengan cara-cara yang mereka ketahui. Cara-cara tersebut
sangat terkait dengan pengetahuan sebelumnya yang sudah ada yang berhubungan
dengan masalah yang disajikan. Salah satu bagian dari upaya yang dapat
dilakukan siswa adalah dengan membuat model atau representasi dari masalah
tersebut. Model atau representasi yang di buat bisa bermacam-macam tergantung
pada kemampuan masingmasing individu dalam menginterpretasikan masalah
yang ada.
Pembelajaran matematika di kelas hendaknya memberikan kesempatan yang
cukup bagi siswa untuk dapat melatih dan mengembangkan kemampuan
representasi matematis sebagai bagian yang penting dalam pemecahan masalah.
Masalah yang disajikan disesuaikan dengan isi dan kedalaman materi pada
jenjang masing-masing dengan memperhatikan pengetahuan awal atau prasyarat
yang dimiliki siswa.
47
Salah satu contoh masalah matematika dalam NCTM (2000) yang terkait
dengan representasi matematis disajikan dalam contoh berikut:
”Apa yang akan terjadi terhadap luas daerah sebuah persegi panjang
jika panjang sisinya menjadi dua kali panjang semula?”
Masalah di atas menarik untuk disajikan karena siswa ditantang untuk
berpikir menggunakan informasi yang tersedia dan mengaitkannya dengan
pengetahuan yang sudah mereka miliki sebelumnya. Masalah tersebut juga
memungkinkan untuk diselesaikan dengan lebih dari satu cara. Salah satu contoh
pemecahan masalah yang mungkin dilakukan siswa adalah dengan
menyelesaikannya secara langsung yakni menggunakan representasi simbolik
sebagai berikut:
“Misalkan persegi panjang semula panjangnya a dan lebarnya b, sehingga
diperoleh luasnya adalah
L = a b =ab.
Jika panjang sisinya menjadi dua kali panjang semula, maka panjangnya 2a
dan lebarnya 2b, sehingga luasnya menjadi
L = 2a 2b = 4ab
Jadi dapat disimpulkan bahwa luas persegi panjang yang baru menjadi 4 kali
luas persegi panjang semula.”
Selain cara tersebut, sebagian siswa mungkin ada yang berfikir tergesa-gesa
dan langsung menjawab bahwa luasnya menjadi dua kali dari luas persegi panjang
semula. Mereka menduga atau berargumen bahwa jika panjang sisinya dua kali
panjang semula tentu luasnya juga akan menjadi dua kali luas persegi panjang
semula. Guru harus berusaha memberikan pemahaman yang lebih mudah
dipahami agar pemikiran siswa tidak berhenti sampai disitu, misalnya dengan
menanyakan kembali jawaban mereka atau meminta untuk berfikir kembali
menggunakan cara lain.
Masalah di atas akan lebih mudah di pahami jika disajikan dengan
menggunakan representasi gambar sebagai berikut:
48
Dari hasil representasi gambar 1 sebelumnya, terlihat bahwa penyelesaian dari
masalah yang diberikan dapat lebih mudah ditemukan dan dapat menunjukkan
dengan jelas bahwa persegi panjang yang baru besarnya empat kali ukuran
semula. Aktivitas yang terjadi dalam pembelajaran tidak hanya menunjukkan
bagaimana cara siswa menjawab tetapi juga ada proses pembenaran terhadap
jawaban siswa yang lain.
Sumber:
Sabirin, M. (2014). Representasi dalam Pembelajaran Matematika. JPM IAIN
Antasari Vol. 01 No. 2. h. 33-44
https://media.neliti.com/media/publications/121557-ID-representasi-dalam-
pembelajaran-matemati.pdf
Jawaban :
NCTM dalam Principle and Standars for School Mathematics (Standars, 2000)
mencantumkan representasi (representation) sebagai standar proses kelima setelah
49
problem solving, reasoning, communication, and connection. Menurut Jones
(2000) beberapa alasan penting yang mendasarinya adalah sebagai berikut:
1. Kelancaran dalam melakukan translasi di antara berbagai bentuk
representasi berbeda, merupakan kemampuan mendasar yang perlu
dimiliki siswa untuk membangun konsep dan berpikir matematis.
2. Cara guru dalam meyajikan ide-ide matematika melalui berbagai
representasi akan memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap
pemahaman siswa dalam mempelajari matematika.
3. Siswa membutuhkan latihan dalam membangun representasinya sendiri
sehingga memiliki kemampuan dan pemahaman konsep yang kuat dan
fleksibel yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah.
Meskipun demikian, ada beberapa keberatan dari para ahli matematika yang
berkaitan dengan dimasukkannya representasi sebagai standar proses seperti yang
diungkapkan Jones (2000) sebagai berikut:
1. Anggapan bahwa representasi adalah sinonim dengan model matematika.
Ini berarti bahwa representasi sudah merupakan bagian dari standar isi,
khususnya dalam aljabar yang berkaitan dengan rumusrumus dan fungsi
yang dideskripsikan sebagai standar bahwa ”siswa dapat menggunakan
model-model matematika dan menganalisis perubahan dalam konteks real
dan abstrak.”
2. Representasi adalah hanya bagian dari proses pemecahan masalah dan hal
ini sudah tercakup dalam standar pemecahan masalah. Selain itu,
kelebihan dari representasi sebagai standar proses tidak begitu penting.
Standar proses dari pemecahan masalah, komunikasi, penalaran dan
koneksi semua memuat standar isi yang tidak dibatasi dalam
representasinya.
3. Representasi sebagai bagian dari perkembangan kognitif tidak
memberikan jaminan memiliki peranan yang menonjol dalam
sajianmasalah matematika.
50
Menanggapi keberatan di atas, beberapa ahli pendidikan matematika dan
peneliti aliran kognitif menyatakan bahwa representasi tidak hanya membahas
terbatas pada penggunaan notasi simbol untuk menterjemahkan suatu situasi
ke langkah matematika. Representasi lebih dari sekedar produk fisik hasil
observasi. Representasi juga merupakan proses kognitif yang terjadi secara
internal. Representasi adalah suatu aktivitas interpretasi konsep atau masalah
dengan memberikan makna (Hudiono, 2007). Dalam pembelajaran, melalui
representasi eksternal siswa, guru dapat menebak apa yang sesungguhnya
terjadi yang merupakan representasi internal dalam benak siswa, sehingga
guru dapat melakukan langkah yang tepat untuk membawa siswa belajar.
Sebagai salah satu standar proses maka NCTM (2000) menetapkan standar
representasi yang diharapkan dapat dikuasai siswa selama pembelajaran di
sekolah yaitu:
1. membuat dan menggunakan representasi untuk mengenal, mencatat atau
merekam, dan mengkomunikasikan ide-ide matematika;
2. memilih, menerapkan, dan melakukan translasi antar representasi
matematis untuk memecahkan masalah;
3. menggunakan representasi untuk memodelkan dan menginterpretasikan
fenomena fisik, sosial, dan fenomena matematika.
Sumber:
Sabirin, M. (2014). Representasi dalam Pembelajaran Matematika. JPM IAIN
Antasari Vol. 01 No. 2. h. 33-44
https://media.neliti.com/media/publications/121557-ID-representasi-dalam-
pembelajaran-matemati.pdf
51
Penyaji: Kurnila Mildariah (Jenis-Jenis Kemampuan Representasi Matematis)
Penanya 1: Ira Yustika
Pertanyaan:
Dari ketiga jenis yg telah di sampaikan pemateri, apakah bisa untuk jenis visual
digabungkan dengan verbal atau simbolik maupun sebaliknya? Jika iya, berikan
contohnya!
Jawaban:
Setiap jenis Representasi matematis dapat di kolaborasikan.
Contoh : Representasi matematis yang dapat digunakan siswa dalam
menyelesaikan masalah diantaranya visual (Vs), simbolik (Si), teks tertulis (Ts),
visual dan simbolik (VsSi), visual dan teks tertulis (VsTs), simbolik dan teks
tertulis (SiTs), dan visual, simbolik, dan teks tertulis (VsSiTs). Berdasarkan
Gambar 1 secara keseluruhan ada tujuh jenis representasi yang digunakan siswa
sebagai alat bantu dalam menyelesaikan masalah matematis. Dalam hasil
penelitian ini, jenis representasi siswa yang muncul diantaranya yaitu representasi
simbolik (Si), teks tertulis (Ts), kombinasi antara representasi visual dan simbolik
(VsSi), kombinasi antara representasi visual dan teks tertulis (VsTs), kombinasi
antara representasi simbolik dan teks tertulis (SiTs), dan kombinasi antara
representasi visual, simbolik, dan teks tertulis (VsSiTs).
40
35
30 Vs
Si
25
Ts
20 VsSi
VsTs
15
SiTs
10 VsSiTs
Jumlah
5
0
Soal‐1 Soal‐2 Soal‐3
52
Sumber:
Putri, R. S., Munandar, D. R., & R. Z. (2021). Analisis Kemampuan Representasi
Matematis Siswa Kelas 11 MIPA Dalam Menyelesaikan Masalah Matematis di
SMAN 1 Setu Bekasi. 26-28.
https://ejournal.unitomo.ac.id/index.php/mipa/article/view/3337
Jawaban:
Berikut contoh yang dapat diambil dalam pembelajaran matematika.
53
Gambar tersebut adalah salah satu hasil jawaban siswa yang menggunakan
representasi simbolik (Si) dalam menyelesaikan masalah matematis
54
Jawaban:
Dalam jenis Kemampuan representasi matematis masalah yang sering digunakan
siswa salah satunya ialah dalam pembelajaran Matematika. Cara membedakan
kegiatan yang mendasari jenis jenis Kemampuan representasi matematis dapat
didasari dengan melihat pengertian dari ragam jenisnya, sebagai berikut :
1. Representasi visual termasuk mengilustrasikan, menunjukkan, atau bekerja
dengan ide-ide matematika menggunakan diagram, gambar, garis angka,
grafik, dan gambar matematika lainnya.
2. Representasi verbal termasuk menggunakan bahasa (kata dan frasa) untuk
menafsirkan, mendiskusikan, mendefinisikan atau menggambarkan ide-ide
matematika.
3. Representasi simbolik termasuk merekam atau bekerja dengan ide-ide
matematika menggunakan angka, variabel, tabel, dan simbol lainnya.
Sumber:
Wahida, D. N., & Masrukan. (2021). Kemampuan Representasi Matematis
ditinjau dari Adaptabilitas Siswa Kelas VII pada PBL dengan Performance
Assessment. PRISMA, 139-140.
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/prisma/article/view/44913
55
Penyaji: Listria Andini (Indikator Kemampuan Representasi Matematis)
Penanya 1: Ulfa Nabilah
Pertanyaan:
Menurut Khoerunnisa & Maryati (2022:170) dapat dideskripsikan kemampuan
representasi matematis berdasarkan indikator-indikatornya yaitu ada 4 . Dari
keempat indikator kemampuan tersebut, indikator manakah yang paling sulit
dicapai oleh siswa dan banyak dilakukan penelitian atau pengkajian oleh para ahli
dalam materi pembelajaran matematika?
Jawaban:
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang kemampuan representasi
matematis siswa yang saya dapat dari jurnal Pendidikan MatematikaRaflesia,
diperoleh kesimpulan bahwa siswa kemampuan representasi siswa berbeda-beda.
Ada siswa yang memenuhi ketiga indikator kemampuan representas matematis,
ada yang hanya memenuhi dua indikator dan ada yang hanya memenuhi satu
indikator. Kesulitan yang dialami siswa beragam pula, ada yang belum mampu
mengembangkan ide soal sehingga salah dalam menafsirkan pertanyaan yang
berakibat salah dalam menjawab. Kesulitan lain yaitu kekeliruan siswa dalam
menerjemahkan informasi penting berbentuk verbal menjadi aljabr mengakibatkan
informasi yang salah dan jawaban yang kurang tepat pula. Ada pula yang belum
mampu mengintepretasikan informasi yang diberikan dalam bentuk representasi
visual menjadi informasi aljabar. Kesulitan lainnya siswa masih bingung dalam
menggunakan atau melibatkan ekspresi matematika dalam menyelesaikan soal
yang diberikan.
Tapi menurut (Berta Panduwinata dkk: 2019 ) dapat menyimpulkan secara
keseluruhan, kesulitan yang dialami siswa yaitu kesulitan dalam memahami
permasalahan yang diberikan, kesulitan merepresentasikan masalah yang
diberikan kedalam bentuk matematis, sehingga prosedur penyelesaian yang dibuat
tidak jelas dan keliru dalam melakukan perhitungan.
56
Keempat yang disebutkan oleh Khoerunnisa & Maryati (2022:170) tersebut
adalah idikator yang sering digunakan, sehingga semua indikator tersebut saling
berkaitan satu sama lain dan digunakan untuk pembelajaran disekolah
Sumber :
Berta panduwinata, raudya tuzzahra, keke berlinda, dan wahyu widada. 2019.
“Analisis Kesulitan Representasi Matematis Siswa Kelas VII Sekolah Menengah
Pertama pada Materi Sistem Persamaan Linear Satu variabel” dalam: Jurnal
pendidikan matematika raflesia vol.04 no.02. Bengkulu: Program Magister
Pendidikan Matematika, Universitas Bengkulu.
Jawaban:
Berdasarkan penelitian dari sebuah jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika AL-
QALASADI Volume 3, No. 2, Desember 2019 disini dijelaskan mengenai
indikator kemampuan representasi matematis yang terbagi menjadi 3 yaitu
menyajikan data, menyelesaikan masalah dan menuliskan langkah langkah
penyelesaian masalah. Data perkembangan kemampuan representasi matematis
dengan materi bangun datar segi empat dapat dilihat dari beberapa siswa,
Kemampuan Menyajikan Data atau Informasi dari Suatu Masalah ke
Representasi Gambar, Diagram, Grafik atau Tabel
Siswa dapat menyelesaikan suatu permasalah ke dalam matematika dalam
bentuk gambar, diagram, grafik atau tabel.
Contonya: diberikan soal tentang membuat sebuah gambar persegi
57
Berdasarkan hasil jawaban siswa 1 sudah benar menggambar bangun persegi
sesuai perintah soal, sedangkan siswa 2 belum benar menggambarkan bangun
persegi melainkan mengambar bangun jajargenjang.
58
serta langkah-langkah penyelesaian juga benar. Namun, hasil satuan pengukuran
salah dan yang benar yaitu 25 m2 bukan 25 m untuk jawaban yang di gambar.
Berdasarkan hasil jawaban siswa diatas dapat disimpulkan bahwa indikator ketiga
yaitu (3) menuliskan langkah-langkah penyelesaian masalah matematika sebagian
besar siswa memenuhi indikator dan mengalami perkembangan
Sumber:
Yuni herdiana, Marwan, dan Cut mariona Zubainur. 2019. “Kemampuan
Representasi Matematis dan Self Confidence Siswa SMP melalui Penerapan
Model Problem Based Learning (PBL)” dalam Jurnal Ilmiah Pendidikan
Matematika Al-Qalasadi vol.3, no.2. Universitas Syiah Kuala.
59
maka didapatkan kesimpulan kemampuan representasi matematis siswa SMA
kelas XI MIPA 2 di salah satu SMA di Kecamatan Jatisari, Kabupaten Karawang
berada pada kategori sedang untuk materi program linear. Dimana siswa yang
memiliki kemampuan representasi matematis dengan kategori tinggi, sudah
mampu menyelesaikan soal indikator representasi simbolik dengan sangat baik,
untuk indikator representasi visual dan representai verbal dapat diselesaikan siswa
namun terdapat sedikit kesalahan. Siswa dengan kemampuan representasi kategori
sedang dapat menyelesaikan soal indikator representasi visual, representasi
simbolik dan representasi verbal namun terdapat beberapa kesalahan. Sedangkan
siswa pada kategori rendah tidak dapat menyelesaikan ketiga soal representasi
matematis dengan baik. Jadi dapat disimpulkan ada indikataor khusus yang
menilai bahwa siswa itu berada ditingkat tinggi sedang dan rendah, setiap
indikator ini berkaitan untuk menentukan kemampuan dari setia siswa.
Sumber:
Devi Aryanri, Zubaidan, dan Asep Nursangaji.(2016).Kemampuan Representasi
Matematis Menurut Tingkat Kemampuan Siswa pada Materi Segiempat di SMP.
Hal 7
60
Penyaji: Sharla Mutiza Putri (Rubrik Penilaian Kemampuan Representasi
Matematis)
Penanya 1: Melly Sartika
Pertanyaan:
Apa maksud ketidakadilan dalam penilaian (pada halaman 12) dan berikan
contoh!
Jawaban:
Menjadi seorang guru bukanlah hal yang mudah, mulai dari mengajar sampai
pada proses pemberian nilai kepada peserta didik. Ada aturan dan pedoman yang
harus dipahami oleh seorang guru terutama dalam memberikan nilai kepada
peserta didik. Memberikan nilai yang sama antara peserta didik yang pintar dan
kurang pintar adalah bentuk ketidakjujuran seorang guru kepada peserta didik.
Penilaian adalah hal yang sangat penting dalam dalam satuan pendidikan guna
untuk mengetahui tingkat pencapaian atau ketuntasan peserta didik melalui nilai
yang diperolehnya. Oleh sebab itu, berlaku adil dalam memberikan nilai adalah
salah satu bentuk membantu peserta didik agar dapat meningkatkan kemampuan
belajarnya sesuai kemampuan yang dimilikinya. Idealnya suatu penilaian
tidakboleh membedakan antara peserta didik kecuali berdasarkan kemampuan
yang dinilai.
Contoh ketidakadilan dalam penilaian yaitu:
a) ketika seorang guru memberikan nilai yang sama antara siswa yang pintar
dengan yang kurang pintar
b) guru memberi nilai yang tinggi kepada siswa yang kurang pintar hanya
karena jabatan atau profesi dari orangtua peserta didik tersebut.
Sumber:
Suci Nurhayati. 2019. Fainess dalam Penilaian Otentik Pembelajaran Matematika.
Universitas Pendidikan Indonesia.
http://repository.upi.edu/38542/2/T_MTK_1706347_Chapter1.pdf
61
Penanya 2: Nurul Hasanah
Pertanyaan:
Apa yang menjadi dasar dalam menetapkan indikator dan kemampuan pada rubrik
penilaian kemampuan representasi matematis?
Jawaban:
Menentukan indikator dalam pembuatan rubrik penilaian adalah hal yang
sangat penting. Oleh sebab itu, indikator yang dibuat harus jelas dan dapat
mencapai tujuan pembelajaran. Ada beberapa dasar dalam menetapkan indikator
rubrik penilaian, yaitu:
1) Menganalisis kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi
(IPK).
2) Menetapkan tujuan penilaian untuk kebutuhan mengetahui capaian
pembelajaran ataupun untuk memperbaiki proses pembelajaran.
Setelah itu, guru dapat menyusun indikator yang sesuai dengan capaian
pembelajaran pada suatu materi yang akan diajarkan. Guru juga dapat
mengembangkan indikator tersebut berdasarkan langkah-langkah atau proses
penyelesaian dari suatu masalah matematika.
Menurut Panduan Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi oleh Kemdikbud,
terdapat beberapa prinsip penilaian, yaitu:
1) Edukatif merupakan penilaian yang memotivasi siswa agar mampu
memperbaiki perencanaan dan cara belajar dan meraih capaian
pembelajaran lulusan.
2) Otentik merupakan penilaian yang berorientasi pada proses belajar yang
berkesinambungan dan hasil belajar yang mencerminkan kemampuan
siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.
3) Objektif merupakan penilaian yang didasarkan pada stándar yang
disepakati antara pengajar dan siswa serta bebas dari pengaruh
subjektivitas penilai dan yang dinilai.
62
4) Akuntabel merupakan penilaian yang dilaksanakan sesuai dengan
prosedur dan kriteria yang jelas, disepakati pada awal kuliah, dan
dipahami oleh siswa.
5) Transparan merupakan penilaian yang prosedur dan hasil penilaiannya
dapat diakses oleh semua pemangku kepentingan.
Jawaban:
Karakteristik peserta didik merupakan unsur pokok dalam proses pendidikan.
Memahami karakteristik peserta didik menjadi mutlak bagi pendidik, bahkan
penguasaan karakteristik peserta didik menjadi salah satu indikator profesional
atau tidaknya seorang pendidik. Jika dalam penilaian diperoleh hasil yang tidak
sesuai dengan kemampuan asli peserta didik tersebut maka guru dapat melakukan
tes secara individu pada peserta didik tersebut, misalnya dengan wawancara
ataupun tes tertulis dengan dipantau secara langsung pada saat di luar jam
pelajaran sehingga guru dapat melihat langsung letak kelemahan ataupun kendala
yang dihadapi peserta didik tersebut. Hasil yang tidak sesuai kemungkinan terjadi
karena peserta didik tersebut melakukan kecurangan atau peserta didik tersebut
63
sedang ada masalah internal. Hal itu yang menjadi tanggung jawab guru dalam
memahami karakteristik peserta didik.
Sumber:
Janawi. 2019. Memahami Karakteristik Peserta Didik dalam Proses Pembelajaran.
Tarbawy: Jurnal Pendidikan Islam. Vol. 6, No. 2, Hal 68-79
https://jurnal.lp2msasbabel.ac.id/index.php/tar/article/download/1236/457/
64
Penyaji: Lola Kusuma (Instrumen Penilaian Kemampuan Representasi
Matematis)
Penanya 1: Teza Ibnayah Fitri
Pertanyaan:
Jenis instrument kemampuan representasi matematis dengan teknik pengumpulaN
data terbagi menjadi dua yaitu metode tes dan metode non tes. Menurut penyaji
manakah yang lebih efektif antara metode tes dengan non tes? Berikan alasannya
Jawaban:
Hasan Baharun baharun (16, 2016) menyatakan metode tes adalah suatu
metode dalam evaluasi yang mengetahui hasil belajar murid dengan
mempergunakan alat tes, sehingga ini menjadi cara atau prosedur yang efektif
dalam rangka pengukuran dan penilaian hasil belajar siswa, atas dasar data yang
diperoleh dari hasil pengukuran tersebut dapat dihasilkan nilai yang
melambangkan dan tingkah laku prestasi siswa tersebut. Jadi menurut saya lebih
efektif menggunakan metode tes.
Sumber:
Hasan Baharun, ‘Penilaian Berbasis Kelas Pada Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam Di Madrasah’, MODELING: Jurnal Program Studi PGMI, 3.2 (2016), 205
https://osf.io/zr32w/download/?format=pdf
Jawaban:
Contoh menganalisa hasil tes adalah sebagai berikut.
a. Mengukur Kemampuan Siswa Dari hasil tes ini, dapat dilihat kemampuan
siswa dalam memahami dan menggunakan representasi matematis seperti
grafik, tabel, diagram, dan persamaan matematika dalam pemecahan
masalah matematika. Skor yang tinggi menunjukkan kemampuan siswa
65
yang baik dalam menggunakan berbagai jenis representasi matematis dalam
pemecahan masalah matematika, sedangkan skor yang rendah menunjukkan
adanya kelemahan dalam kemampuan tersebut.
b. Menganalisis Tingkat Kesulitan Soal Dari hasil tes ini, dapat dilihat tingkat
kesulitan soal pada instrumen kemampuan representasi matematis. Soal-soal
pada tes ini dirancang untuk mengukur kemampuan siswa secara bertahap,
mulai dari kemampuan dasar hingga kemampuan yang lebih kompleks.
Analisis lebih lanjut dapat dilakukan untuk mengetahui soal mana yang
dianggap paling sulit oleh siswa dan memberikan rekomendasi untuk
meningkatkan pembelajaran.
c. Mengetahui Penguasaan Konsep Matematika Hasil tes pada instrumen
kemampuan representasi matematis juga dapat digunakan untuk mengetahui
sejauh mana siswa menguasai konsep matematika yang diuji. Jika seorang
siswa gagal dalam memahami representasi matematis dalam soal-soal tes,
hal itu dapat mengindikasikan kekurangan dalam penguasaan konsep
matematika
d. Menyusun Rencana Pembelajaran Hasil tes pada instrumen kemampuan
representasi matematis dapat digunakan untuk menyusun rencana
pembelajaran yang lebih baik. Berdasarkan hasil tes, guru dapat menentukan
area di mana siswa membutuhkan bantuan, sehingga pembelajaran dapat
difokuskan pada topik tersebut. Selain itu, analisis hasil tes juga dapat
membantu guru dalam menentukan metode pengajaran yang lebih efektif
untuk meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa
Sumber:
Analisis Tes Penilaian Pencapaian Kompetensi pada Mahasiswa Kebidanan. Ni
Ketut Erawati.(2018)
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/PENJAKORA/article/download/17287/1
0378#:~:text=Analisis%20tes%20adalah%20salah%20satu,mutu%20tiap%20butir
%20soal%2Ftugas.
66
Penanya 3: Sherly Marshelina
Pertanyaan:
Dimakalah dijelaskan bahwa jenis instrument yang sejalan dengan teknik
pengumpulan data salah satunya metode non tes, menurut tabel instrument endah
cahya terdapat pilihan ragun-ragu, berdasarkan ahli tersebut dimana letak opsi
ragu-ragu ini pada penilaian?
Jawaban:
Opsi ragu-ragu pada penilaian biasanya ditempatkan diantara dua pilihan jawaban
yang berlawanan atau diujung pilihan jawab. Opsi ragu-ragu dapat membantu
mengukur tingkat keyakinan responden dalam menjawab pertanyaan dan
memberikan gambaran yang lebih akurat tentang kemampuan responden dalam
hal yang diukur.
Sumber:
Endang Cahya Kusumah, 2016. Peningkatan Kemampuan Representasi
Matematis Siswa Melalui Model Means-Ends Analysis dalam Pembelajaran
Matematika. UniversitasPendidikanIndonesia.
http://repository.upi.edu/25075/12/S_MAT_1200488_Appendix3.pdf
67