Anda di halaman 1dari 2

HUBUNGAN ANTARA LITERASI NUMERASI DENGAN KEMAMPUAN

PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA


Oleh: Naktie Saajidah

Dalam dunia pendidikan mungkin kita sudah tidak asing lagi mendengar kata “literasi
numerasi”. Lantas apa, sih, yang dimaksud dengan literasi numerasi itu?
Han dkk. (2017: 3) menyatakan bahwa:
Literasi numerasi adalah pengetahuan dan kecakapan untuk (a) menggunakan
berbagai macam bilangan dan simbol yang terkait dengan matematika dasar untuk
memecahkan masalah praktis dalam berbagai konteks kehidupan sehari-hari dan (b)
menganalisis informasi yang ditampilkan di dalam berbagai bentuk (grafik, tabel,
bagan, dan lain sebagainya) lalu menggunakan interpretasi hasil analisis tersebut
untuk memprediksi dan mengambil kesimpulan.
Berdasarkan pendapat dari Han dkk. tersebut, dapat disimpulkan bahwa literasi numerasi adalah
kemampuan dalam memahami dan mengaplikasikan konsep matematika dalam kehidupan sehari-
hari. Selain itu, literasi numerasi juga meliputi kemampuan dalam menganalisis informasi yang
disajikan dalam bentuk grafIk, tabel, dan sebagainya.
Salah satu tantangan yang kini tengah dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya
kemampuan literasi numerasi. Berdasarkan hasil tes PISA yang diselenggarakan oleh OECD
(Organisation for Economic Co-operation and Development) menunjukkan bahwa kemampuan
siswa Indonesia dalam bidang membaca dan matematika tergolong sangat rendah. Dari 79 negara
yang berpartisipasi dalam PISA 2018, Indonesia menempati peringkat ke-73 pada bidang matematika
dengan perolehan skor rata-rata 379, sedangkan pada bidang membaca Indonesia menempati
peringkat ke-74 dengan skor rata-rata 371. Angka tersebut dinilai masih sangat jauh dari skor rata-
rata OECD, yakni 489 untuk bidang matematika dan 487 untuk bidang membaca.
Kenapa, sih, literasi numerasi itu sangat penting? Tanpa kita sadari, literasi numerasi berperan
dalam segala aspek kehidupan. Dalam kehidupan sehari-hari literasi numerasi berperan dalam
kegiatan jual beli ataupun peminjaman uang di bank. Dalam kehidupan masyarakat, literasi numerasi
berfungsi untuk memudahkan seseorang dalam memahami suatu informasi. Kemampuan literasi
numerasi memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan sosial, ekonomi, dan kesejahteraan
masyarakat suatu negara. Dengan mengaplikasikan pemahaman matematika dalam berbagai konteks
kehidupan seperti ekonomi, sains, sosial, dan sebagainya akan meningkatan daya saing
ketenagakerjaan serta kesejahteraan ekonomi suatu negara.
Dalam pembelajaran matematika, permasalahan yang disajikan umumnya berbentuk soal
yang memerlukan kemampuan pemecahan masalah. Lalu apa hubungannya dengan literasi numerasi?
Jadi, biasanya soal yang memerlukan kemampuan pemecahan masalah disajikan dalam bentuk soal
cerita. Permasalahan dalam soal cerita biasanya berupa masalah-masalah yang sering dijumpai siswa
dalam kehidupan sehari-hari. Untuk dapat mengerjakan soal cerita, siswa dituntut untuk memiliki
kemampuan literasi numerasi yang baik. Tak heran jika soal cerita dianggap lebih kompleks daripada
soal matematika yang hanya menampilkan bentuk hitungan.
Biasanya dalam mengerjakan soal cerita banyak siswa yang mengalami kesulitan. Siswa
cenderung hanya bisa mengerjakan soal yang mirip dengan contoh soal yang ada dalam buku paket.
Ketika siswa diiberi model soal yang berbeda dengan contoh soal, banyak siswa yang merasa
kesulitan dalam mengerjakan soal tersebut. Lalu faktor apa, sih, yang menyebabkan siswa mengalami
kesulitan dalam memahami soal cerita? Menurut pemikiran Muncarno (dalam Sudirman dkk., 2019:
8) dapat disimpulkan bahwa siswa mengalami kesulitan memahami soal disebabkan karena siswa
kurang cermat dalam membaca dan memahami kalimat demi kalimat. Tidak dapat mengidentifikasi
hal yang diketahui, ditanyakan, serta tidak dapat menentukan cara yang tepat untuk menyelesaikan
soal. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kesulitan dalam mengerjakan soal cerita disebabkan karena
rendahnya kemampuan literasi numerasi.
Berdasarkan pemikiran Polya (1973: 5-19) ada empat tahapan dalam menyelesaikan soal
cerita, yaitu: 1) Understanding the problem, yaitu memahami masalah yang ada dalam soal. Pada
tahap ini siswa harus dapat menentukan apa yang ditanyakan dalam soal, siswa juga harus dapat
mengelola informasi yang tersedia dalam soal, seperti data yang diketahui dan data yang tidak
diketahui dari soal yang diberikan. Pada tahap ini siswa dianjurkan membuat gambaran dari
permasalahan dan menuliskan notasi yang sesuai guna mempermudah memahami soal; 2) Devising
a plan, yaitu merencanakan penyelesaian. Di tahap ini dilakukan interpretasi bahasa persoalan ke
dalam bahasa matematika. Pada tahap ini dilakukan pula pencarian hubungan antara data yang
diberikan dengan data yang diketahui, 3) Carrying out the plan, yaitu melaksanakan perencanaan
pemecahan masalah. Pada tahap ini diperlukan pemeriksaan terhadap tiap langkah yang sudah
dilakukan dan menuliskannya secara detail untuk memastikan bahwa setiap langkah yang dibuat
sudah tepat. 4) Looking back, yaitu memeriksa proses penyelesaian soal dan hasil yang dilanjutkan
dengan proses penarikan kesimpulan.
Jadi, diperlukan beberapa kemampuan untuk menyelesaikan soal cerita, diantaranya 1)
Kemampuan dalam membaca dan memahami maksud soal; 2) Kemampuan dalam mengidentifikasi
unsur-unsur dalam soal, seperti apa yang diketahui dan ditanyakan dalam soal; 3) Kemampuan dalam
mengolah data dan menyusun model matematika, 4) Kemampuan dalam melakukan perhitungan
matematika, serta 5) kemampuan untuk menarik kesimpulan.
Kesimpulannya, dengan menguasai literasi numerasi maka seorang siswa akan lebih mudah
memecahkan masalah matematika dalam soal cerita. Sebab, soal cerita tidak hanya menekankan
kemampuan berhitung, tetapi juga memerlukan kemampuan literasi numerasi yang baik.

Anda mungkin juga menyukai