Anda di halaman 1dari 13

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika sebagai suatu bidang ilmu yang dipelajari oleh peserta

didik mulai dari jenjang sekolah dasar, menengah hingga perguruan tinggi

menjadi suatu bukti bahwa matematika mengambil peranan dalam memajukan

pola pikir manusia yang berimbas kepada perkembangan berbagai aspek

kehidupan manusia. Hal ini menunjukkan eratnya keterkaitan antara

matematika dengan segala sesuatu yang ada di dunia, yang mana merupakan

hasil ciptaan Allah. Eksistensi matematika tidak diragukan lagi dalam

kehidupan manusia, karena Allah SWT pun menciptakan segala sesuatu

dengan menetapkan ukuran-ukurannnya secara tepat sebagaimana firman Allah

dalam surat Al-Furqan ayat 2 berikut:

ٞ ‫ض َولَ ۡم َيت َّ ِخ ۡذ َولَدٗ ا َولَ ۡم َي ُكن لَّ ۥهُ ش َِر‬


‫يك‬ ِ ‫ت َو ۡٱۡل َ ۡر‬ َّ ‫ٱلَّذِي لَ ۥهُ ُم ۡلكُ ٱل‬
ِ ‫س َٰ َم َٰ َو‬

ٗ ‫فِي ۡٱل ُم ۡل ِك َو َخلَقَ ُك َّل ش َۡي ٖء فَقَد ََّر ۥهُ ت َ ۡقد‬


‫ِيرا‬
Artinya: “Yang memiliki kerajaan langit dan bumi, tidak mempunyai anak,
tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan(-Nya), dan Dia telah
menciptakan segala sesuatu, lalu menetapkan ukuran-ukurannya
dengan tepat.”1

1
Tim Pelaksana Penshahihan Mushaf Al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemah Mushaf
Fatimah (Jakarta: Pustaka Alfatih, 2009), hlm. 359.

1
2

Menurut NCTM (National Council of Teacher of Mathematics)

standar proses dalam pembelajaran matematika yaitu kemampuan pemecahan

masalah (problem solving), kemampuan penalaran (reasoning), kemampuan

komunikasi (communication), kemampuan membuat koneksi (connection),

dan kemampuan representasi (representation).2Menurut Permendikbud Nomor

21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah

menetapkan bahwa kompetensi yang harus dicapai pada pelajaran matematika

adalah sebagai berikut:3

1. Menunjukkan sikap logis, kritis, analitis, kreatif, cermat dan teliti,


bertanggung jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah dalam
memecahkan masalah.
2. Memiliki rasa ingin tahu, semangat belajar yang kontinu, rasa
percaya diri, dan ketertarikan pada matematika.
3. Memiliki rasa percaya pada daya dan kegunaan matematika, yang
terbentuk melalui pengalaman belajar.
4. Memiliki sikap terbuka, objektif dalam interaksi kelompok maupun
aktivitas sehari-hari.
5. Memiliki kemampuan mengkomunikasikan gagasan matematika
dengan jelas.

Berdasarkan pada pendapat yang dikemukakan NCTM dan

Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016, salah satu kemampuan yang harus

dimiliki oleh peserta didik adalah kemampuan komunikasi matematis, yaitu

kemampuan untuk mengkomunikasikan gagasan matematika dengan

jelas.Memiliki kemampuan komunikasi yang baik dapat diperoleh melalui

pengajaran, hal tersebut telah Allah firmankan dalam surah Ar-Rahman ayat

1-4, yaitu:

2
Discussion Draft, Principles and Standards for School Mathematics (NCTM: 1998)
3
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar
dan Menengah, Jakarta, 2016, hlm. 118-119.
3

َ َ‫علَّ َمهُ ا ْلبَي‬


‫ان‬ َ ‫س‬
َ , ‫ان‬ َ ‫اْل ْن‬
ِْ ‫ق‬ َ ‫علَّ َم ا ْلقُ ْر‬
َ َ‫ َخل‬. ‫آن‬ َ , ‫الر ْح َم ُن‬
َّ
Artinya: “(Allah) Yang Maha Pengasih, Yang telah mengajarkan Al-Qur’an.
Dia menciptakan manusia, mengajarnya pandai berbicara.”4
Hasil survey PISA (Program for International Students Assesment)

dalam bidang matematika Indonesia selalu urutan bawah. Pada tahun 2012

Indonesia berada di peringkat 64 dari 65 negara dan pada tahun 2015

indonesia berada di peringkat 63 dari 70 negara. Selain itu, hasil survey

TIMSS prestasi Indonesia pada peringkat 34 dari 38 negara dan tertinggal dari

Negara Malaysia, Thailand dan Singapore.5Hal ini menunjukkan kemampuan

komunikasi siswa Indonesia masih tergolong rendah.

Penelitian terdahulu juga menunjukkan bahwa kemampuan

komunikasi matematis peserta didik Indonesia masih terbilang rendah.Arifa

dan Depriwana mengemukakan bahwa sebagian besar siswa mengalami

kesulitan dalam menyelesaikan soal yang berbentuk cerita dengan benar.

Akibatnya tujuan pembelajaran matematika terutama kemampuan komunikasi

matematika belum tercapai dengan baik. 6

Hal ini diperkuat dengan hasil observasi dan tes soal peneliti di SMP

Negeri 9 Pekanbaru, yang mana peneliti memberikan soal kemampuan

komunikasi kepada siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Pekanbaru dengan materi

relasi dan fungsi. Hasil tersebut sekitar 70% siswa masih belum bisa

mengkomunikasikan soal kedalam notasi fungsi, menggambar diagram

4
Tim Pelaksana Penshahihan Mushaf Al-Qur’an, Op. Cit, hlm. 531.
5
www.oecd.org/pisa/2015/result
6
Arifa Rahmi, Depriwana Rahmi, Pengaruh Penerapan Model Missouri Mathematics
Project Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Smk Dwi Sejahtera Pekanbaru,
Suska Journal of Mathematics Education.
4

kartesius serta menyajikan hasil operasi nilai fungsi kedalam grafik fungsi.

Selain itu juga sekitar 55% siswa belum mampu membuat hasil korespondensi

satu-satu kedalam diagram panah. Selain itu juga sekitar 55% siswa

memperoleh nilai dibawah KKM dan hanya sekitar 35% siswa yang mendapat

nilai tinggi serta menyelesaikan soal-soal yang diberikan dengan benar.

Berikut gambar lembar jawaban siswa terhadap hasil ulangan harian pada

materi relasi dan fungsi.

Gambar I.1
Lembar Jawaban Siswa Soal No.1

Pada soal nomor 1 ini, 65% siswa masih menjawab belum benar, 20%

siswa menjawab salah serta hanya 15% siswa yang menjawab dengan benar.

Pada soal nomor 2, rata-rata siswa salah dalam menentukan daerah hasil

berdasarkan diagram kartesius yang diberikan. Hal ini bisa dilihat pada lembar

jawaban berikut.
5

Gambar 1.2
Lembar Jawaban Siswa Soal No.2

Selain itu juga, pada soal nomor 3, sekitar 55% siswa masih belum

bisa membuat suatu relasi berdasarkan diagram yang diberikan dan 60% siswa

masih salah membuat himpunan pasangan berurutan serta hanya 45% siswa

yang menjawab dengan benar secara keseluruhan. Hal ini bisa dilihat pada

lembar jawaban siswa pada Gambar I.3 dibawah ini. Selain itu juga, dalam

membuat grafik fungsinya, 60% siswa masih salah serta dalam menentukan

nillai x, siswa masih banyak belum mengerti. Hal ini bisa dilihat pada Gambar

I.4 dibawah ini.

Gambar I.3
Lembar Jawaban Siswa Soal No. 3
6

Gambar I.4
Lembar Jawaban Siswa Soal No. 4

Dari penjelasan mengenai beberapa hal masalah yang ditemukan,

dapat disimpulkan bahwa salah satu kesulitan untuk mempelajari matematika

adalah rendahnya kemampuan komunikasi matematik siswa. Matematika

memiliki peran sebagai bahasa simbolik yang memungkinkan terwujudnya

komunikasi secara cermat dan tepat. Mata pelajaran matematika perlu

diajarkan untuk membekali siswa dengan mengembangkan kemampuan

menggunakan bahasa matematika dalam mengkomunikasikan ide, gambar,

gagasan serta simbol matematika, membuat model matematika, membuat

pertanyaan yang dipelajari dan menyatakan peristiwa sehari-hari kedalam

model matematika.

Berdasarkan gejala-gejala tersebut, permasalahan yang muncul adalah

bagaimana guru mampu merencanakan kegiatan pembelajaran yang

memungkinkan siswa mengembangkan kemampuan komunikasi matematis dan

disposisi matematis agar tercipta pembelajaran yang maksimal. Oleh karena

itu, diperlukan suatu pendekatan yang dapat mempengaruhi komunikasi dan

disposisi matematis, Salah satu pendekatan yang cocok yaitu pendekatan open-

ended. Pendekatan open-ended merupakan pendekatan pembelajaran yang


7

berorientasi pada keterbukaan proses dan penyelesaian. Pendekatan

pembelajaran ini membawa siswa dalam menjawab permasalahan dengan

banyak cara dan mungkin banyak jawaban yang benar sehingga mengundang

potensi intelektual dan pengalaman peserta didik menemukan sesuatu yang

baru. Keterbukaan dalam penggunaan strategi atau metode penyelesaian

masalah tentunya akan mengundang beragam representasi dari suatu masalah,

sehingga dengan pembelajaran open-ended diharapkan dapat menumbuh

kembangkan kemampuan komunikasi matematik siswa.7

Pendekatan Open-ended dalam pembelajaran menyajikan suatu

permasalahan yang memiliki metode atau penyelesaian yang lebih dari

satu.Pendekatan ini memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh

pengetahuan, pengalaman menemukan, mengenali dan memecahkan masalah

dengan beberapa tehnik. Dalam prosesnya pembelajaran-pembelajaran ini

menggunakan soal-soal open-ended sebagai alat pembelajaranya.8Dengan

demikian, pembelajaran dengan pendekatan open-ended diharapkan dapat

menjadi solusi untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dan disposisi

matematis siswa. Sebagai landasan, Pendekatan open-ended dalam penelitian

yang dilakukan Memen Permata Azmi menemukan bahwa Pendekatan ini bisa

meningkatkan kemampuan komunikasi. Hal ini terbukti dengan rata-rata

pelaksanaan pendekatan open-ended dikelas eksperimen sebesar 78% dan

aktivitas siswa sebesar 80%. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada penelitian

relevan.

7
Erman Suherman, dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer,(Jakarta:
Gramedia, 2001) , hlm. 102
8
Ibid
8

Namun, yang perlu dipahami dan diperhatikan adalah bahwa

pendekatan pembelajaran bukan merupakan satu-satunya faktor yang

berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pembelajaran. Selain pendekatan

pembelajaran yang digunakan, masih terdapat banyak faktor lain yang

berpengaruh. Salah satunya adalah faktor disposisi matematis karena,

pembelajaran matematika juga perlu menumbuhkan disposisi matematis siswa.

Heris dalam buku Hard Skill dan Soft Skill menyatakan bahwa disposisi

matematis berkaitan dengan bagaimana siswa menyelesaikan masalah

matematis, apakah percaya diri, tekun, berminat, berpikir fleksibel untuk

mengeksplorasi berbagai alternatif penyelesaian masalah. Sependapat dengan

hal tersebut, Kesumawati mengungkapkan bahwa disposisi siswa terhadap

matematika akan nampak ketika siswa menyelesaikan tugas-tugas matematika.

Apakah tugas tersebut dikerjakan dengan tanggung jawab, percaya diri, tekun,

pantang menyerah, merasa tertantang, memiliki kemauan serta melakukan

refleksi terhadap cara berpikir yang telah dilakukan.9

Melalui disposisi matematis akan memperkuat keinginan, kesadaran,

kecenderungan, dan dedikasi yang kuat pada diri siswa untuk berpikir dan

berbuat secara matematis.10Disposisi matematis merupakan bagian dari Soft

Skills matematis dan Kompetensi Dasar Sikap Sosial Matematika yang perlu

mendapat perhatian guru dalam melaksanakan pembelajarannya. Rasional dari

pernyataan tersebut diantaranya adalah pernyataan tersebut sesuai dengan

9
Heris Hendriana, dkk, Hard Skills dan Soft Skills Matematik Siswa.(Bandung:Refika
Aditama, 2017), hlm. 128
10
Karunia eka lestari, Mokhammad Ridwan Yudhanegara, Penelitian Pendidikan
Matematika.(Bandung:Refika Aditama, 2015), hlm 92
9

pedoman pembelajaran matematika dalam Kurikulum 2013 yaitu pembinaan

soft skills dan Hard Skills matematis dilaksanakan secara bersamaan dan

berimbang.11

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, maka dari itu peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penerapan

Pendekatan Open-ended Terhadap Kemampuan Komunikasi Dan

Disposisi Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama”.

B. Identifikasi Masalah

Adapun yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini yang

diperoleh dari uraian latar belakang adalah:

1. Kemampuan komunikasi matematik siswa khususnya mengkomunikasikan

dalam gambar dan tulisan masih rendah.

2. Kemampuan komunikasi siswa khususnya mengkomunikasikan gambar ke

dalam bentuk tulisan atau model masih tergolong rendah

3. Siswa dalam menyajikan hasil operasi dan membuat gambar masih rendah

4. Proses pembelajaran yang kurang mendorong siswa untuk

mengekspresikan kemampuan komunikasi matematiknya, pembelajaran

yang dilakukan masih berpusat pada guru (Ekspositori).

5. Masih terdapat peserta didik yang belum mampu memberikan penjelasan

secara matematis dengan bahasa yang benar dan mudah dipahami, serta

belum mampu membuat kesimpulan.

11
Loc. cit, hlm 129
10

6. Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan

matematika yang berbentuk verbal.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian dibatasi

pada adanya Pengaruh Penerapan Pendekatan Open-ended terhadap

Kemampuan Komunikasi berdasarkan Disposisi Matematis Siswa Kelas VIII

SMP Negeri 9 Pekanbaru materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai brikut:

1. Apakah terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematis antara

siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan Open-ended

dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional ?

2. Apakah terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematis antara

siswa yang memiliki disposisi belajar tinggi, sedang dan rendah ?

3. Apakah terdapat interaksi antara Pendekatan Open-ended dan disposisi

matematis siswa dalam mempengaruhi kemampuan komunikasi matematis

siswa ?
11

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dalam penelitiann ini, adapun

tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kemampuan komunikasi

matematis antara siswa yang memperoleh pembelajaran dengan

pendekatan Open-ended dengan siswa yang memperoleh pembelajaran

konvensional

2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kemampuan komunikasi

matematis antara siswa yang memiliki disposisi belajar tinggi, sedang dan

rendah ?

3. Untuk mengetahui apakah terdapat interaksi antara pendekatan Open-

ended dan disposisi matematis siswa dalam mempengaruhi kemampuan

komunikasi matematis siswa ?

F. Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat yang peneliti harapkan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan terhadap pembelajaran matematika, yaitu sebagai tambahan

ilmu pengetahuan yang telah ada atau pun dijadikan sebagai bahan

tambahan dalam menerapkan model-model pembelajaran matematika.


12

2. Manfaat Praktis

a. Untuk sekolah; sebagai bahan pertimbangan dalam upaya memperbaiki

pembelajaran matematika guna meningkatkan mutu pendidikan.

b. Untuk guru; sebagai alternatif atau variasi dalam pemilihan model

pembelajaran matematika dalam meningkatkan kemampuan

komunikasi matematis peserta didik SMP.

c. Untuk peserta didik; sebagai pengalaman baru dalam proses belajar

dan mampu memberi dampak positif terhadap kemampuan komunikasi

matematis peserta didik.

d. Untuk peneliti; sebagai tambahan ilmu tentang penulisan karya ilmiah

dan bekal menuju guru profesional serta berguna untuk melengkapi

salah satu persyaratan memperoleh gelarsarjana pendidikan.

G. Definisi Istilah

Peneliti mengemukakan beberapa definisi istilah yang banyak

digunakan dalam penelitian ini untuk menghindari kesalahan penafsiran yang

dijelaskan secara rinci sebagai berikut.

1. Komunikasi matematis adalah suatu kemampuan untuk menyampaikan

pemahaman terhadap ide-ide matematika yang dimiliki kepada orang lain

dalam bentuk tulisan maupun lisan dengan menggunakan matematika itu

sendiri sebagai alat komunikasinya.

2. Open-ended merupakan pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada

keterbukaan proses dan penyelesaian. Pendekatan pembelajaran ini

membawa siswa dalam menjawab permasalahan dengan banyak cara dan


13

mungkin banyak jawaban yang benar sehingga mengundang potensi

intelektual dan pengalaman peserta didik menemukan sesuatu yang baru

3. Sumarno mengemukakan bahwa disposisi matematis adalah keinginan,

kesadaran, kecenderungan, dan dedikasi yang kuat pada diri siswa untuk

berpikir dan berbuat secara matematis.12 Disposisi matematis merupakan

bagian dari Soft Skills matematis dan Kompetensi Dasar Sikap Sosial

Matematika yang perlu mendapat perhatian guru dalam melaksanakan

pembelajarannya.

12
Karunia eka lestari, Mokhammad Ridwan Yudhanegara, Penelitian Pendidikan
Matematika.(Bandung:Refika Aditama, 2015), hlm 92

Anda mungkin juga menyukai