Anda di halaman 1dari 10

JIMKESMAS

JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT


VOL. 2.NO.6/ MEI 2017; ISSN 2502-731X,

PERILAKU KONSUMSI SERAT PADA MAHASISWA ANGKATAN 2013 FAKULTAS KESEHATAN


MASYARAKAT UNIVERSITAS HALU OLEO TAHUN 2017

Addila Dian Rahmah 2Farit Rezal 3Rasma


1

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo


123

Addiladianrahmah@gmail.com1 Farit_rez@yahoo.com2 rasmanurdin81@gmail.com3

ABSTRAK

Serat pangan merupakan makanan berbentuk karbohidrat kompleks yang banyak terdapat pada dinding sel
tanaman pangan. Serat pangan tidak dapat dicerna dan diserap oleh saluran pencernaan manusia, tetapi memiliki
fungsi yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan, pencegahan penyakit dan sebagai komponen penting
dalam terapi gizi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap, norma subyektif, persepsi kontrol, dan niat
mahasiswa angkatan 2013 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo Kendari terhadap perilaku
konsumsi serat sesuai kebutuhan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode pendekatan
fenomenologis. Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo Kendari. Teknik
pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling atau penentuan sampel dengan kriteria informan
yaitu mahasiswa yang tinggal dikos, mahasiswa aktif fakultas kesehatan masyarakat, dan bersedia menjadi
informan. Informan dalam penelitian ini terdiri dari 6 informan kunci dan 2 informan biasa. Data penelitian berupa
data primer yang dikumpulkan dengan menggunakan metode wawancara mendalam. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sikap mahasiswa angkatan 2013 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo
Kendari terhadap perilaku konsumsi serat sesuai kebutuhan adalah positif, namun tidak semua mahasiswa
memiliki norma subyektif yang mendukung untuk mengonsumsi serat sesuai kebutuhan. Mahasiswa memiliki
persepsi kontrol yang rendah dalam mengonsumsi serat sesuai kebutuhan sebab hambatan yang dialami oleh
mahasiswa adalah rasa malas dan kurangnya selera makan, minimnya ketersediaan makanan bersumber serat,
keterbasan ekonomi serta tidak semua mahasiswa yakin dapat mengatasi hambatannya untuk dapat mengonsumsi
makanan berserat sesuai kebutuhan. Sebagian besar mahasiswa angkatan 2013 Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Halu Oleo Kendari memiliki niat untuk mengonsumsi serat sesuai kebutuhan. Namun, niat ini belum
terwujud dalam perilaku nyata.

Kata Kunci: Perilaku, konsumsi serat, mahasiswa

ABSTRACT
Dietary fiber is a complex carbohydrate-shaped food that is found in the cell wall of food crops. Food fiber
cannot be digested and absorbed by the human digestive tract, but it has a very important function for
maintenance health, disease prevention and as an important component in nutritional therapy. This study aims to
determine the attitude, subjective norms, control perceptions, and intentions of student class of 2013 Faculty of
Public Health Halu Oleo University Kendari on the behavior of fiber consumption according to daily needs. This
research was a qualitative research with phenomenological approach. This research was conducted at the Faculty
of Public Health Halu Oleo University Kendari. The Sampling method was purposive sampling which sample was
determine with criteria where the informants are students who living in a rent house, an active student, and
willing to become informants. Informants in this study consisted of 6 key informants and 2 regular informants. The
primary data collected by using in-depth interview method. Result indicate that attitude of student class of 2013
Faculty of Public Health Halu Oleo University Kendari towards behavior of fiber consumption according to daily
needs was positive, but not all students had subjective norms that support to consume fiber as daily
basis. Students have a low perception of control in consuming fiber according to daily needs because the obstacles
experienced by students was the sense of laziness and lack of appetite, the lack of availability of fiber-sourced
food, economic limitations and not all students believe can overcome barriers to be able to eat fiber foods as daily
needs. Most of the student’s class of 2013 Faculty of Public Health Halu Oleo University Kendari have the intention
to consume fiber as daily needs. However, this intention has not materialized in real behavior.

Keywords: Behavior, fiber consumption, students

1
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 2.NO.6/ MEI 2017; ISSN 2502-731X,
PENDAHULUAN makan dan gaya hidup modern membuat remaja
Awalnya serat dikenal oleh ahli gizi hanya lebih menyukai makan di luar rumah bersama
sebagai pencahar dan tidak memberi reaksi apapun kelompoknya. Ketidakseimbangan konsumsi
bagi tubuh. Pandangan akan serat mulai berubah, makanan disebabkan karena perilaku yang tidak
setelah dilaporkan bahwa konsumsi rendah serat tepat dalam memilih makanan sehari-hari.
menyebabkan banyak kasus penyakit kronis seperti Pola makan remaja seringkali tidak menentu
jantung koroner, apendikitis, divertikulosis dan yang merupakan risiko terjadinya masalah nutrisi.
kanker kolon, serat yang memiliki efek fisiologis Bila tidak ada masalah ekonomi ataupun
tersebut kemudian disebut sebagai serat pangan keterbatasan pangan, maka faktor psiko-sosial
atau dietary fiber 1. merupakan penentu dalam memilih makanan 6.
Serat pangan adalah makanan berbentuk Gambaran khas pada remaja yaitu : pencarian
karbohidrat kompleks yang banyak terdapat pada identitas, upaya untuk ketidaktergantungan dan
dinding sel tanaman pangan. Serat pangan tidak diterima lingkungannya, kepedulian akan
dapat dicerna dan diserap oleh saluran pencernaan penampilan, rentan terhadap masalah komersial dan
manusia, tetapi memiliki fungsi yang sangat penting tekanan dari teman sekelompok (peer group) serta
bagi pemeliharaan kesehatan, pencegahan penyakit kurang peduli akan masalah kesehatan, akan
dan sebagai komponen penting dalam terapi gizi 2 . mendorong remaja kepada pola makan yang tidak
World Health Organization (WHO) menganjurkan menentu tersebut6.
asupan serat yang baik adalah 25-30 gram per hari. Kebiasaan makan yang sering terlihat pada
Dietary Reference Intake (DRI) serat berdasarkan remaja antara lain ngemil (biasanya makanan padat
National Academy of Sciences mengemukakan kalori), melewatkan waktu makan terutama sarapan
konsumsi serat yang baik adalah 19-38 gram per hari pagi, waktu makan tidak teratur, sering makan fast
sesuai dengan umur masing-masing konsumen3. foods, jarang mengonsumsi sayur dan buah ataupun
Rata-rata konsumsi serat pangan penduduk produk peternakan (dairy foods) serta diet yang
adalah 10,5 gram perhari. Angka ini menunjukkan salah pada remaja perempuan. Hal tersebut dapat
bahwa penduduk Indonesia baru memenuhi mengakibatkan asupan makanan tidak sesuai
kebutuhan seratnya sekitar sepertiga dari kebutuhan kebutuhan dan gizi seimbang dengan akibatnya
ideal sebesar 30 gram setiap hari4. Berdasarkan hasil terjadi gizi kurang atau malahan sebaliknya asupan
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Provinsi Sulawesi makanan berlebihan menjadi obesitas. Remaja
Tenggara, hasil analisis perilaku konsumsi kurang perempuan cenderung pada asupan makanan yang
sayur dan buah pada penduduk pada tahun 2007 kurang, terlebih bila terjadi kehamilan.
sebesar 92,9% dan pada tahun 2013 menjadi 94,5% 5. Mengubah perilaku masyarakat untuk mulai
Hal ini menggambarkan bahwa pentingnya mengonsumsi makanan kaya serat memang
mengonsumsi sayur dan buah yang merupakan bukanlah perkara yang mudah. Faktor kebiasaan,
sumber serat paling banyak, masih kurang disadari lingkungan, dan gaya hidup merupakan tantangan
oleh penduduk Indonesia khususnya penduduk terbesar untuk mulai membiasakan pola konsumsi
Sulawesi Tenggara. makanan berserat setiap harinya. Dampak yang
Perubahan pola konsumsi pangan di Indonesia paling dapat dirasakan akibat kurangnya konsumsi
menyebabkan berkurangnya konsumsi sayuran dan makanan berserat adalah konstipasi yang dapat
buah-buahan hampir di semua provinsi di Indonesia. dideskripsikan sebagai suatu kondisi dimana
Keadaan tersebut diikuti juga terjadinya pergeseran intensitas buang air besar kurang dari tiga kali
atau perubahan pola penyakit penyebab mortalitas seminggu, feses keras, kering dan tidak tuntas
dan morbiditas di kalangan masyarakat, ditandai disertai mengejan saat buang air besar.
dengan perubahan pola penyakit-penyakit infeksi Adanya pengetahuan, sikap dan tindakan
menjadi penyakit-penyakit degeneratif dan melandasi perilaku yang membentuk karakter
metabolik. seseorang dalam mengkonsumsi makanan berserat,
Remaja merupakan kelompok usia yang relatif ditentukan oleh dua faktor, yaitu faktor dari luar diri
bebas, termasuk dalam memilih jenis makanan yang manusia (eksternal) dan faktor dari dalam diri
mereka konsumsi. Kecukupan asupan serat makanan manusia (internal). Faktor eksternal yang melandasi
pada remaja akan sangat menentukan taraf perilaku konsumsi adalah faktor lingkungan, dalam
kesehatan mereka pada masa selanjutnya. Di sisi bentuk sosial, budaya, ekonomi, politik, dan
lain, perilaku gizi yang salah banyak dijumpai pada sebagainya. Faktor internal yang melandasi perilaku
remaja. Adapun kecenderungan mengikuti pola

2
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 2.NO.6/ MEI 2017; ISSN 2502-731X,
konsumsi antara lain adalah perhatian, pengamatan, diantaranya adalah informasi dari pengalaman yang
persepsi, motivasi, fantasi, sugesti dan sebagainya 7. didapatkan serta informasi dari internet.
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah Sebagian besar informan sudah mengetahui
dilakukan di Fakultas Kesehatan Masyarakat informasi tetang serat adalah bagian dari tumbuhan
Universitas Halu Oleo pada hari rabu tanggal 7 yang dapat dikonsumsi yang memiliki sifat resistan
desember 2016 dari 40 mahasiswa Fakultas terhadap proses pencernaan dan serat pangan lebih
Kesehatan Masyarakat yang diwawancarai mengenai dikenal dengan manfaatnya untuk kesehatan
serat diketahui 33 mahasiswa pernah mendapatkan pencernaan. Serat banyak terkandung dalam
informasi tentang serat dan manfaatnya, namun ada makanan seperti sayur-sayuran, buah-buahan, sereal
7 mahasiswa yang sama sekali tidak mengetahui dan lain-lain.
tentang serat. Mahasiswa yang diwawancarai Secara keseluruhan, mahasiswa angkatan
sebagian besar adalah anak kos yang mengatakan 2013 fakultas kesehatan masyarakat memiliki sikap
jarang mengkonsumsi serat. Hal ini menjadi wajar yang positif terhadap perilaku konsumsi serat sesuai
karena ketika lapar yang tak terduga membuat anak kebutuhan sebab mereka percaya perilaku konsumsi
kos ini mencari cara instan untuk segera memuaskan serat akan menghasilkan dampak yang positif. .
rasa laparnya. Informan juga mengetahui dengan baik bahwa
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk keuntungan yang didapatkan ketika kebutuhan serat
melakukan penelitian mengenai perilaku konsumsi terpenuhi bisa terhindar dari penyakit degenaratif,
serat pada mahasiswa angkatan 2013 Fakultas pencernaan jadi lancar sehingga tidak susah BAB,
Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo. tidak menyebabkan obesitas, cocok untuk diet.
Gambaran Norma Subyektif Mahasiswa Angkatan
METODE 2013 Fakultas Kesehatan Masyarakat Terhadap
Jenis penelitian ini yaitu kualitatif dengan Perilaku Konsumsi Serat
metode pendekatan fenomenologis yaitu Dalam theory of planned behavior,
merupakan pendekatan yang digunakan untuk Terbentuknya norma subyektif dilandasi dari
menjelaskan atau mengungkap makna konsep atau normative beliefs tentang tingkah laku dan
fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran motivation to comply / motivasi untuk mengikutinya.
yang terjadi pada beberapa individu. Penelitian ini Untuk mengetahui gambaran norma subyektif dari
dilakukan dalam situasi yang alami, sehingga tidak mahasiswa fakultas kesehatan masyarakat terhadap
ada batasan dalam memaknai atau memahami perilaku konsumsi serat, keyakinan normatif
fenomena yang dikaji8. Informan dalam penelitian ini merupakan hal yang perlu diketahui.
adalah terdiri dari informan kunci dan informan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan
biasa. Informan kunci terdiri dari 6 orang dan 2 diketahui bahwa individu atau kelompok yang
orang informan biasa. Pengambilan sampel mempengaruhi mahasiswa untuk mengonsumsi
dilakukan dengan menggunakan purposive sampling. serat adalah kakak, orang tua, teman-teman, dosen,
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dan tetangga. Tekanan atau dukungan sosial yang
adalah data primer yang diperoleh dengan mereka dapat dari orang di sekitar mereka berupa
melakukan wawancara mendalam (indepth pesan-pesan yang mengingatkan mereka untuk
interview). Intrumen dalam penelitian ini adalah selalu mengonsumsi makanan berserat.
peneliti sendiri dengan menggunakan alat bantu Namun, dari hasil penelitian juga didapatkan
berupa panduan wawancara dan alat perekam (tape bahwa terdapat informan yang mengakui bahwa ia
recorder). tidak memiliki orang atau kelompok yang
mempengaruhi atau memberi tekanan kepadanya
HASIL untuk mengonsumsi serat.
Gambaran Sikap Mahasiswa Angkatan 2013 Selain memberikan dukungan untuk
Fakultas Kesehatan Masyarakat Terhadap Perilaku melakukan suatu perilaku, orang lain atau kelompok
Konsumsi Serat tertentu juga dapat memberikan pengaruh pada
Dalam theory of planned behavior, munculnya individu untuk tidak melakukan perilaku tersebut.
sikap didasarkan pada belief beserta evaluasinya Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
terhadap suatu obyek. Dari hasil penelitian ini, diketahui bahwa ketika mahasiswa sedang bersama
bagian dari faktor latar belakang yang memiliki teman-temannya mereka terpengaruh untuk
peran untuk membentuk behavioral belief mengikuti temannya makan-makanan yang instan
dan atau mengikuti seleranya.

3
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 2.NO.6/ MEI 2017; ISSN 2502-731X,
Gambaran Persepsi Kontrol Mahasiswa Angkatan dilakukan, sebagian besar informan memiliki niat
2013 Fakultas Kesehatan Masyarakat Terhadap yang positif untuk memiliki perilaku konsumsi serat
Perilaku Konsumsi Serat yang baik sesuai kebutuhan. Munculnya niat untuk
Sesuai dengan theory of planned behavior, mengonsumsi serat dilandaskan karena informan
persepsi kontrol merupakan salah satu faktor dari tidak ingin memiliki pengalaman yang buruk ketika
tiga yang mempengaruhi niat tingkah laku. Persepsi tidak mengonsumsi serat.
terhadap kontrol yang dimiliki seseorang merupakan Namun tidak semua informan menyatakan
hambatan yang dipersepsikan seseorang untuk ingin menerapkan tingkah laku tersebut, salah satu
menampilkan tingkah laku. Berdasarkan hasil informan menyatakan ia masih ragu-ragu .
wawancara yang dilakukan, hampir seluruh informan Pernyataan tersebut merupakan gambaran bahwa ia
mengakui bahwa mereka menyukai makanan memiliki niat yang lemah untuk mengonsumsi serat
bersumber serat seperti sayur dan buah. Dengan sesuai kebutuhan.
demikian dalam konteks ini rasa ketidak sukaan Sedangkan menurut salah satu informan yang
terhadap makanan bersumber serat bukanlah mengatakan bahwa untuk mengukur niat mahsiswa
hambatan utama untuk mereka. dapat langsung dilihat dari perkataannya untuk
Meskipun sebagian besar mahasiswa memiliki melakukan atau tidak sebuah perilaku. Sedangkan
rasa suka terhadap makanan bersumber serat, jika seseorang yang mengatakan dengan ragu, maka
mahasiswa juga mengakui bahwa makanan niat yang dimilikinya masih lemah.
bersumber serat yang mereka temui kadang
memiliki rasa yang tidak enak. Berdasarkan hasil DISKUSI
wawancara yang telah dilakukan, diketahui bahwa Sikap Mahasiswa Angkatan 2013 Fakultas
mahasiswa tidak selalu menyukai hasil pengolahan Kesehatan Masyarakat terhadap Perilaku Konsumsi
masakan yang ada diwarung. Akibatnya mahasiswa Serat
lebih memilih makanan yang instan. Sikap atau attitude merupakan suatu faktor
Hambatan lain mahasiswa dalam yang ada dalam diri seseorang yang dipelajari untuk
mengonsumsi makanan berserat yang ditemukan memberikan respon dengan cara konsisten yaitu
dalam penelitian ini adalah minimnya ketersediaan suka atau tidak suka pada penilaian terhadap suatu
makanan bersumber serat dilingkungan mereka. yang diberikan. Setiap orang yang mempunyai
Selain itu, hambatan yang dirasakan oleh perasaan positif terhadap suatu objek psikologis
mahasiswa yang tinggal kost mengalami kesulitan dikatakan menyukai objek tersebut atau mempunyai
untuk memenuhi kebutuhan serat hariannya sikap yang favorable terhadap objek tersebut,
disebabkan karena keterbasan ekonomi. sedangkan individu yang mempunyai perasaan
Keterbatasan ekonomi yang dialami mahasiswa yang negatif terhadap suatu objek psikologis dikatakan
tinggal dikost juga merupakan salah satu hambatan mempunyai sikap yang unfavorable terhadap objek
dalam membeli makanan yang bersumber serat. sikap tersebut9.
Selain mendeskripsikan faktor-faktor yang Secara keseluruhan dari hasil penelitian ini
menghambat individu dalam menampilkan sebuah diketahui bahwa mahasiswa angkatan 2013 fakultas
perilaku, persepsi kontrol juga mengukur sejauh kesehatan masyarakat memiliki sikap yang positif
mana individu percaya tentang mudah atau sulitnya terhadap perilaku konsumsi serat. Dengan
dalam mengatasi hambatan tersebut. Dengan penjelasan yang dikemukakan oleh Ajzen, sikap yang
demikian, keyakinan dalam mengatasi hambatan positif tentang dampak dari perilaku perilaku
yang dimilikinya merupakan hal yang penting untuk konsumsi serat. Keyakinan positif yang dimiliki oleh
terwujudnya suatu perilaku. mahasiswa ditandai dengan apa yang mereka
Hasil wawancara yang telah dilakukan kemukakan bahwa dampak apabila kebutuhan serat
menunjukkan sebagian besar mahasiswa merasa terpenuhi akan menguntungkan bagi tubuh dan
ragu atau menyatakan kesulitan untuk dapat sebaliknya, apabila kebutuhan serat tidak terpenuhi
mengatasi hambatan tersebut. akan menimbulkan dampak yang buruk bagi tubuh.
Gambaran Niat Mahasiswa Angkatan 2013 Fakultas Dari hasil wawancra diketahui bahwa seluruh
Kesehatan Masyarakat Terhadap Perilaku Konsumsi informan memiliki pengetahuan yang cukup baik
Serat mengenai serat, pengetahuan yang cukup baik yang
Niat adalah faktor sentral dalam theory of dimiliki oleh mahasiswa berasal dari informasi-
planned behavior untuk melakukan perilaku informasi yang mereka dapatkan dari berbagai
tertentu. Berdasarkan penelitian yang telah sumber. Rangsangan terhadap informasi yang

4
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 2.NO.6/ MEI 2017; ISSN 2502-731X,
diperoleh tersebut menjadi dasar keyakinan serta pada dasarnya merupakan konsep budaya yang
evaluasi dalam pembentukan sikap mahasiswa, bertalian dengan makanan yang banyak dipengaruhi
informasi yang didapatkan oleh mahasiswa selama oleh unsur sosial budaya yang berlaku dalam
ini diantaranya definisi serat, sumber serat serta kelompok masyarakat itu, seperti nilai sosial, norma
manfaat manfaat serat. Informasi yang didapatkan sosial, dan budaya bertalian dengan makanan,
para informan diantaranya melalui media internet, makanan apa yang dianggap baik dan tidak baik11.
buku, pengalaman yang mereka alami. Secara keseluruhan, hasil penelitian yang
Berdasarkan hasil wawancara yang telah telah dilakukan mengenai gambaran sikap
dilakukan, diketahui bahwa mahasiswa angkatan mahasiswa angkatan 2013 fakultas kesehatan
2013 mendapat pengetahuan lebih dalam mengenai masyarakat terhadap perilaku konsumsi serat adalah
serat. Pemahaman akan manfaat mengonsumsi positif. Meskipun begitu, sifat positif ini tidak selalu
serat ini akan meyakinkan mahasiswa bahwa atau optimis terwujud dalam satu praktek. Hal ini
sebenarnya mengonsumsi serat merupakan hal yang juga terlihat dalam penelitian ini bahwa mahasiswa
sangat dianjurkan dan baik untuk kesehatan tubuh. fakultas kesehatan masyarakat memiliki sikap positif,
Pengetahuan maahasiswa tentang serat merupakan tetapi tidak otomatis terwujud dalam tindakan
sebuah proses kognisi terhadap informasi yang mereka untuk mengonsumsi serat sesuai kebutuhan.
diterima. Kognisi adalah proses untuk menyimpan Hingga saat ini masih banyak juga penelitian
dan mengungkapkan setiap masukan yang datang tentang hubungan sikap dan perilaku dengan hasil
dari penginderaan manusia9. Setiap mahasiswa yang yang berbeda-beda. Ada penelitian yang
mendapatkan informasi mengenai serat melalui menyimpulkan terdapat hubungan yang positif
panca inderanya akan segera diproses, apakah antara keduanya, namun tidak sedikit pula hasil
informasi tersebut akan berdampak positif bagi penelitian yang menyimpulkan keduanya tidak
dirinya atau tidak. Oleh karena informasi tersebut terdapat hubungan. Hubungan antara sikap dan
dirasa memberi dampak positif atau manfaat bagi perilaku masih terlalu jauh dan masih ada faktor
dirinya, maka sikap mahasiswa yang terbentuk yang berperan sebagai penghubung antara sikap dan
terhadap perilaku mengonsumsi serat adalah positif. perilaku yaitu niat. Selain sikap, ada atribut lain
sikap mahasiswa yang positif tentang dalam theory of planned behavior yang juga
konsumsi serat sesuai dengan kebutuhan juga melandaskan seseorang melakukan suatu tindakan.
banyak didasari ketika mereka mengalami akibat Oleh karena itu, sikap mahasiswa yang positif tidak
kekurangan serat. Pengalaman yang dialami menjamin mahasiswa selalu mengonsumsi serat
mahasiswa ketika tidak megonsumsi serat dengan sesuai yang dianjurkan sebab ada atribut lainnya
baik dapat menyebabkan percernaan kurang lancar dalam theory of planned behavior yang juga
seperti seperti susah buang air besar, sembelit, berperan dalam membentuk perilaku mengonsumsi
perut terasa lain-lain, dan menyebabkan berat serat sesuai kebutuhan.
badan bertambah. Pengalaman susah buang air Norma Subyektif Mahasiswa Angkatan 2013
besar merupakan salah satu dampak negatif akibat Fakultas Kesehatan Masyarakat terhadap Perilaku
kekurangan serat yang paling sering dialami Konsumsi Serat
mahasiswa. Informan menyadari bahwa susah buang Norma subjektif juga diasumsikan sebagai
air besar karena kekurangan serat dan setalah suatu fungsi dari beliefs yang secara spesifik
mengalaminya biasanya akan mengonsumsi serat seseorang setuju atau tidak setuju untuk
dengan baik. Namun hal tersebut tidak berlansung menampilkan suatu perilaku.
lama, sebab pengalaman susah buang air besar Norma subyektif adalah keyakinan seseorang
dianggap sebagai sesuatu hal yang tidak mengenai apa yang harus dilakukannya menurut
meninggalkan kesan yang kuat pada mahasiswa. pikiran orang lain, beserta kekuatan motivasinya
Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian untuk memenuhi harapan tersebut. Seorang individu
ini, sebagian kecil informan memiliki rasa akan berniat menampilkan suatu perilaku tertentu
ketidaksukaan terhadap makanan bersumber serat jika ia mempersepsi bahwa orang-orang lain yang
misalnya sayur paria karena rasanya pahit, buah penting berfikir bahwa ia seharusnya melakukan hal
alvukat dari segi rasa. Dalam hal ini kebudayaan itu. Orang lain yang penting tersebut bisa orang tua,
memiliki pengaruh dalam pembentukan sikap teman, dokter, dsb12.
mahasiswa dalam mengonsumsi makanan berserat. Seperti halnya sikap, norma subyektif yang
Sehubungan dengan hal ini kebudayaan dapat dipegang seseorang juga dilatarbelakangi oleh belief.
mempengaruhi pembentukan sikap10. Pola makan Namun belief yang dimaksud disini adalah normative

5
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 2.NO.6/ MEI 2017; ISSN 2502-731X,
beliefs. Dengan kata lain mahasiswa yang percaya bagian utara. Penelitian tersebut remaja
bahwa individu atau kelompok yang cukup mengindikasikan bahwa keluarga mereka adalah
berpengaruh terhadapanya akan mendukungnya sumber utama informasi gizi dan khususnya ibu
untuk mengonsumsi serat sesuai kebutuhan, maka memiliki pengaruh paling besar dalam pemilihan
hal ini akan menjadi tekanan sosial bagi mahasiswa makanan.
tersebut untuk melakukannya. Sebaliknya jika ia Selain dukungan dari keluarga, mahasiswa
percaya orang lain yang berpengaruh padanya tidak fakultas kesehatan masyarakat dalam pemilihan
mendukung tingkah laku tersebut, maka hal ini makanan berserat juga berasal dari teman. Teman
menyebabkan ia memiliki norma subyektif untuk sebaya dapat mempengaruhi seseorang dalam
tidak melakukannya. mengkonsumsi suatu makanan. Ketika mahasiswa
Berdasarkan hasil wawancara yang telah lebih sering menghabiskan waktu dikampus atau
dilakukan, diketahui bahwa sebagian besar informan dikost, mereka akan memilih makanan yang sama
memperoleh keyakinan normatif untuk dengan temannya. Pemilihan makanan tidak lagi
menampilkan perilaku mengonsumsi serat. didasarkan pada kandungan gizi tetapi sekedar
keyakinan normatif yang berupa dukungan positif bersosialisasi, untuk kesenangan, dan supaya tidak
untuk berperilaku mengonsumsi serat sesuai kehilangan status. Pada periode remaja, pengaruh
kebutuhan berasal dari orang-orang di sekitar teman sebaya lebih terlihat dalam hal pemilihan
informan. Dengan demikian, diketahui bahwa makanan11.
informan tersebut memiliki tekanan sosial berupa Secara umum semakin individu
dukungan untuk mengonsumsi serat. Tekanan sosial mempersepsikan bahwa rujukan sosialnya
tersebut berasal dari orang-orang terdekat merekomendasikan untuk melakukan suatu perilaku
mahasiswa, yaitu kakak, orang tua, teman-teman, maka individu akan cenderung merasakan tekanan
dosen, dan tetangga. Pengaruh khusus dari sosial untuk melakukan perilaku tersebut;
lingkungan sosial yang berdampak pada perilaku sebaliknya, semakin individu mempersepsikan
makan, meliputi tekanan sosial dari lingkungan, bahwa rujukan sosialnya merekomendasikan untuk
teman, dan keluarga13. tidak melakukan suatu perilaku maka individu akan
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan cenderung merasakan tekanan sosial untuk
diketahui sebagian besar informan mendapatkan melakukan perilaku tersebut12.
dukungan dari keluarga. Keluarga adalah orang- Dalam melakukan sesuatu hal, umumnya
orang terdekat yang mempunyai potensi sebagai seseorang mempertimbangkan apa harapan orang
sumber dukungan dan senantiasa bersedia lain, khususnya orang-orang terdekat terhadap
memberikan bantuan dan dukungannya ketika dirinya. Namun, harapan orang-orang lain tersebut
individu membutuhkannya14. Keluarga dalam hal ini tidak sama pengaruhnya, ada yang berpengaruh
adalah orang tua atau kakak yang mempunyai fungsi sangat kuat dan ada yang cenderung diabaikan.
sebagai sumber dukungan utama bagi mahasiswa Begitu pula pengaruh ibu dan teman-teman dari
seperti untuk membangkitkan semangat mahasiswa fakultas kesehatan masyarakat. Sebagian
mengonsumsi serat sesuai kebutuhan. Namun besar mahasiswa mengakui bahwa tekanan yang
informan mengatakan bahwa ibu sangat diberikan oleh ibu berpengaruh besar karena ibu
berpengaruh terhadap konsumsi makanan berserat selalu mengingatkan mengonsumsi makanan yang
karena paling sering mengingatkan anaknya agar mengandung serat, meskipun jauh dari orang tua
senantiasa mengonsumsi serat. tapi mahasiswa selalu diingatkan melalui telfon.
Pesan-pesan yang disampaikan ibu Di sisi lain, dalam penelitian perilaku
merupakan salah satu bentuk dukungan sosial. konsumsi serat pada mahasiswa angkatan 2013
Dukungan keluarga adalah komunikasi verbal dan fakultas kesehatan masyarakat juga ditemukan
non verbal, saran, bantuan, yang nyata atau tingkah bahwa ada mahasiswa yang tidak begitu
laku yang diberikan oleh orang-orang yang akrab mendapatkan dukungan dari orang-orang
dengan subyek didalam lingkungan sosialnya atau disekitarnya untuk mengonsumsi serat sesuai
berupa keadiran dan hal-hal yang dapat memberikan kebutuhan. Hal ini sangat disayangkan, sebab
keuntungan emosional atau berpengaruh pada dukungan sosial berperan penting dalam
tingkah laku penerimanya14. Dukungan ibu dalam membentuk determinan norma subyektif dan
mengonsumsi serat pada mahasiswa sejalan dengan menentukan serta mengarahkan perilaku
penelitian Doyle dan Feldman (1997) tentang faktor- mahasiswa. Peranan penting dukungan sosial
faktor yang mempengaruhi gizi pada remaja di brazil ditunjukkan dengan kenyataan bahwa setiap

6
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 2.NO.6/ MEI 2017; ISSN 2502-731X,
individu selalu berusaha memperoleh keseimbangan Sejalan dengan penelitian lainnya16
dalam dirinya. Bahwa setiap bentuk dukungan sosial menggambarkan bahwa banyak faktor yang menjadi
dapat membantu bertahan terhadap tekanan sosial kendala mahasiswa dalam mengonsumsi serat
negatif yang ada. Dukungan sosial inilah yang diantaranya menu yang ada warung tidak sesuai
nantinya diharapkan membantu mahasiswa untuk selera, ketersediaan, uang saku yang terbatas,
dapat memiliki niat yang tinggi untuk mengonsumsi mahasiswa bosan menu yang itu-itu saja dan
serat sesuai kebutuhan15. preferensi terhadap sayuran tertentu.
Tidak menerima dukungan dari siapapun Hambatan lain mahasiswa dalam
dapat menyebabkan tidak terbentuknya norma mengonsumsi makanan berserat yang ditemukan
subyektif, ini dapat menjadi alasan mengapa dalam penelitian ini adalah minimnya ketersediaan
mahasiswa tersebut tidak mengonsumsi serat sesuai makanan bersumber serat dilingkungan mereka.
kebutuhan. Norma subyektif yang cenderung Minimnya ketersediaan makanan bersumber serat
negatif, dapat mempengaruhi niat mahasiswa untuk tersebut dikarenakan dikos tidak ada penyimpanan
mengonsumsi serat sesuai kebutuhan. Oleh karena dan akses penjual yang jauh. Ketersediaan dan akses
itu, orang-orang di sekitarnya seharusnya memegang peranan penting dalam pemenuhan
memberikan dukungan sosial terhadap mahasiswa pangan17.
ini untuk mengonsumsi serat sesuai kebutuhan. Hambatan yang dirasakan oleh mahasiswa
Persepsi Kontrol Mahasiswa Angkatan 2013 yang tinggal kost mengalami kesulitan untuk
Fakultas Kesehatan Masyarakat terhadap Perilaku memenuhi kebutuhan serat hariannya disebabkan
Konsumsi Serat karena keterbasan ekonomi. Dari hasil wawancara
Perceived behavioral control merupakan yang dilakukan, diketahui mahasiswa tidak selalu
salah satu faktor dari tiga yang mempengaruhi niat. dapat membeli makanan yang tinggi serat seperti
Seperti sikap dan norma subyektif, perceived buah. Seperti yang diketahui, mahasiswa yang
behavioral control juga dipengaruhi oleh belief. tinggal kost harus dapat mengelola uang jajan yang
Belief yang dimaksud dalam hal ini adalah tentang diberikan oleh orang tua mereka. Biaya makan
hadir atau tidaknya faktor yang menghambat atau mereka merupakan bagian dari uang jajan yang
mendukung performa tingkah laku (control belief)12. mereka miliki. Oleh karena itu terdapat biaya
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, pengeluaran lainnya yang lebih dianggap mendesak,
mahasiswa mengakui bahwa mereka memiliki mahasiswa sering kali tidak memperhatikan
hambatan untuk mengonsumsi serat sesuai perencanaan keuangan lainnya, khususnya
kebutuhan. perencanaan untuk kebutuhan gizi mereka.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi Uang bulanan mahasiswa memiliki hubungan
bagaimana seseorang memilih makanannya. Dari yang bermakna dengan pola makan18. Peningkatan
hasil wawancara yang telah dilakukan pada pendapatan akan mengakibatkan individu cenderung
mahasiswa, yang membuat mahasiswa merasa meningkatkan kualitas konsumsi pangannya dengan
mudah untuk memenuhi kebutuhan serat hariannya harga yang lebih mahal per unit gizinya. Besarnya
karena adanya faktor kesukaan terhadap buah dan uang bulanan bagi mahasiswa membawa dampak
sayur dan untuk memperlancar pencernaan. terhadap pola makan mahasiswa. Semakin besar
Namun selain faktor yang mendukung uang bulanan maka semakin baik kualitas makanan
mahasiswa untuk mengonsumsi serat sesuai mahasiswa dan begitu pula sebaliknya16.
kebutuhan, mahasiswa juga memiliki hambatan Berdasarkan penelitian, diketahui bahwa
untuk mengonsumsi serat setiap hari sesuai sesuai sebagian besar informan memiliki keraguan
dengan yang dianjurkan. Hambatan yang dimiliki terhadap kemampuannya untuk dapat mengonsumsi
mahasiswa adalah rasa malas dan kurangnya selera serat sesuai kebutuhan. Keyakinan yang dimiliki
makan yang dimiliki mahasiswa terhadap makanan seseoraang menunjukan anggapan bahwa dirinya
berserat. Mahasiswa mengakui bahwa menu mampu mempengaruhi dirinya sendiri untuk
makanan yang khususnya olahan sayur yang melakukan sesuatu yang sudah diniati sebelumnya 19.
disediakan diwarung kadang rasanya tidak enak. Kemampuan dari mahasiswa merupakan
Akibatnya mahasiswa lebih memilih makanan yang prasyarat untuk menetapkan niatnya dalam
instan. Selain itu, ada pula mahasiswa yang melakukan sesuatu. Apabila kemampuan itu ada,
mengatakan bahwa dia tidak terlalu menyukai maka niat untuk mengonsumsi serat sesuai
sumber serat yaitu sayuran karena sayur memiliki kebutuhan akan terbentuk. Dengan demikian, niat
rasa yang pahit. mahasiswa untuk dapat mengonsumsi serat sesuai

7
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 2.NO.6/ MEI 2017; ISSN 2502-731X,
kebutuhan didasarkan atas persepsi akan motivasi yang mempengaruhi perilaku, yang
kemampuan yang dimilikinya untuk dapat merupakan indikasi seberapa keras orang bersedia
melakukan perilaku tersebut, dimana kemampuan untuk mencoba, berapa banyak dari upaya mereka
tersebut disesuaikan pula dengan kondisi lainnya berencana untuk mengerahkan dalam rangka
yang memungkinkan mahasiswa untuk dapat mewujudkan perilaku.
mengonsumsi serat sesuai kebutuhan. Mahasiswa Sesuai dengan aturan umum, semakin kuat
yang memiliki keyakinan dan kemampuan untuk niat untuk terlibat dalam perilaku, semakin besar
dapat mengatasi hambatan yang mereka miliki, kemungkinan akan diwujudkan. Akan tetapi niat
maka akan memiliki peluang yang lebih besar untuk perilaku dapat diwujudkan dalam perilaku hanya jika
dapat memunculkan niatnya dalam mengonsumsi perilaku yang dimaksud adalah di bawah kendali
serat sesuai kebutuhan. kehendak, yaitu jika orang dapat memutuskan pada
Niat Mahasiswa Angkatan 2013 Fakultas Kesehatan kehendak untuk melakukan atau tidak melakukan
Masyarakat terhadap Perilaku Konsumsi Serat perilaku tersebut. Meskipun beberapa perilaku
Niat merupakan unsur terbaik dalam perilaku. mungkin sebenarya memenuhi persyaratan faktor
Jika ingin mengetahui apa yang akan dilakukan motivasi ini cukup baik, kinerja yang paling
seseorang maka cara untuk meramalkan adalah bergantung setidaknya pada tingkat tertentu yaitu
dengan mengetahui niat orang tersebut. Niat adalah pada faktor nonmotivasi, seperti faktor ketersediaan
suatu fungsi dari belief dan atau informasi yang peluang dan sumber daya yang diperlukan misalnya
penting mengenai kecenderungan bahwa waktu, uang, keterampilan, kerjasama orang lain.
menampilkan suatu perilaku tertentu akan Secara keseluruhan, faktor-faktor non motivasi inilah
mengarahkan pada suatu hasil yang spesifik12. yang sebenarnya mewakili kontrol atas perilaku
Hasil penelitian menunjukkan bahwa seseorang. Hingga seseorang memiliki peluang dan
sebagian besar informan memiliki niat yang positif sumber daya yang diperlukan, dan bermaksud untuk
untuk memiliki perilaku konsumsi serat yang baik melakukan perilaku, ia akan berhasil dalam
sesuai kebutuhan. Sedangkan informan ND dan mewujudkan perilaku tersebut.
informan NF memiliki niat yang lemah untuk Dalam teori yang dikemukakan oleh Ajzen,
menerapkan perilaku konsumsi serat sesuai sikap juga merupakan salah satu atribut yang
kebutuhan. berperan dalam terbentuknya sebuah niat untuk
Niat merupakan suatu kebulatan tekad untuk berperilaku. Seperti yang telah dijelaskan
melakukan aktivitas tertentu atau menghasilkan sebelumnya, sikap mahasiswa dalam penelitian ini
keadaan tertentu di masa depan. Dalam konteks ini adalah positif sehingga berpeluang memunculkan
informan ND dan informan NF belum memiliki tekad niat mahasiswa untuk mengonsumsi serat. Faktor
untuk mengonsumsi serat sesuai kebutuhan 13. yang sesuai dengan penelitian ini adalah faktor
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan ekonomi dan ketersediaan pangan. Tidak selalu
difakultas kesehatan masyarakat, dapat disimpulkan tersedianya serat merupakan hambatan yang
bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki niat yang dialami oleh mahasiswa. Sesuai yang dikemukakan
positif untuk mengonsumsi serat sesuai kebutuhan. oleh ajzen, faktor nonmotivasi berperan untuk
Akan tetapi, niat yang sudah ada belum terwujud mewujudkan niat dalam sebuah perilaku.
dalam sebuah perilaku nyata. Niat berperilaku yang Ketersediaan sumber serat dan faktor ekonomi
tidak selalu diikuti oleh tingkah laku12. (uang) merupakan bagian dari faktor nonmotivasi
Korelasi antara niat dan tingkah laku aktual yang akan menentukan niat yang dimiliki mahasiswa
tergantung pada beberapa faktor. Sebuah niat akan untuk dapat mewujudkan perilaku konsumsi serat
terwujud dalam tingkah laku yang sebenarnya, jika sesuai kebutuhan20.
individu tersebut mempunyai kesempatan yang baik
dan waktu yang tepat untuk merealisasikannya. SIMPULAN
Individu berhak memiliki pilihan untuk memutuskan 1. Sikap mahasiswa angkatan 2013 Fakultas
menampilkan perilakunya atau tidak. Sampai Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo
seberapa jauh individu akan menampilkan perilaku terhadap perilaku konsumsi serat sesuai
tergantung dari faktor-faktor motivasi dan non kebutuhan adalah positif.
motivasi12. 2. Norma subyektif yang dimiliki mahasiswa
Dalam theory of planned behavior, faktor angkatan 2013 Fakultas Kesehatan Masyarakat
sentralnya adalah niat individu untuk berperilaku. Universitas Halu Oleo dalam mengonsumsi serat
Niat diasumsikan untuk menangkap faktor-faktor sesuai kebutuhan dibentuk dari keyakinan

8
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 2.NO.6/ MEI 2017; ISSN 2502-731X,
normatif yang berasal dari keluarga namun Universitas Lampung. Skripsi. Fakultas
dalam hal ini ibu lebih berpengaruh, dan Kedokteran Universitas Lampung.
dukungan dari teman-temannya. 3. Harahap, J. 2015. Pengetahuan Mahasiswa
3. Persepsi kontrol yang dimiliki mahasiswa Kedokteran Tentang Serat Makanan Dan Perilaku
angkatan 2013 Fakultas Kesehatan Masyarakat Konsumsi Serat Makanan. Skripsi. Universitas
Universitas Halu Oleo dalam mengonsumsi serat Sumatera Utara.
sesuai kebutuhan memiliki level persepsi kontrol 4. Fitriyani. 2013. Konsumsi Pangan dan Serat
yang rendah, sebab hambatan yang dialami oleh Makanan, Serta Status Gizi dan Status Kesehatan
mahasiswa untuk mengonsumsi serat sesuai Wanita Hamil di Kota Bogor. Skripsi. Fakultas
kebutuhan adalah rasa malas dan kurangnya Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor.
selera makan, minimnya ketersediaan makanan 5. Riskesdas. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Badan
bersumber serat, keterbasan ekonomi. Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
4. Sebagian besar mahasiswa memiliki niat yang Kementerian Kesehatan RI Tahun 2013.
positif untuk mengonsumsi serat sesuai 6. IDAI. 2013. Nutrisi Pada Remaja.
kebutuhan. Akan tetapi, niat yang sudah ada http://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-
belum terwujud dalam sebuah perilaku nyata anak/nutrisi-pada-remaja.
karena mahasiswa belum konsisten 7. Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan dan
mengaplikasikan tingkah lakunya sesuai dengan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
niat yang ia miliki. 8. Saryono, M. 2010. Metodologi Penelitian
Kualitatif Dalam Bidang Kesehatan. Nuha
SARAN Medika. Yogyakarta.
1. untuk mahasiswa seharusnya dapat mengatur 9. Mardiana, N. 2016. Peran Posyandu Dalam
keuangan dan tetap mempertimbangkan Meningkatkan Kesehatan Ibu Dan Anak
pembelian makanan yang sesuai dengan Diwilayah Kerja Puskesmas Konda Kecamatan
kandugan gizi yang dibutuhkan. Konda Kabupaten Konawe Selatan.Skripsi.
2. Sebagai mahasiswa kesehatan sebaiknya saling Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu
mengingatkan dengan sesama teman dan Oleo Kendari.
orang-orang yang ada disekitarnya untuk 10.Azwar, S. 2011. Sikap Manusia. Teori dan
mengonsumsi makanan yang bersumber serat. pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
3. Mahasiswa tidak seharusnya menjadikan tugas 11.Putri, N. 2012. Analisis Pengetahuan, Sikap Dan
kampus sebagai faktor penghalang untuk Pengaruhnya Terhadap Pembentukan Intensi Dan
mengonsumsi serat sesuai kebutuhan. Perilaku Konsumsi Beras Merah (Oryza Nivara)
mahasiswa sebaiknya lebih bijak mengatur Menggunakan Pendekatan Theory Of Planned
waktu dan memilih makanan yang mengandung Behaviour.Skripsi. Fakultas Ekologi Manusia
serat. Institut Pertanian Bogor.
4. Sebagai fakultas kesehatan masyarakat 12.Ajzen, I. 2005. Attitudes, Personality and Behavior
sebaiknya melakukan promosi kesehatan (Second Edition). New York : McGraw
dengan memberikan informasi tentang Hill.https://psicoexperimental.files.wordpress.co
konsumsi pangan yang baik. Misalnya dengan m/2011/03/ajzeni-2005-attitudes-personality-
memasang beberapa media di area kampus and-behaviour-2nd-ed-open-university-press.pdf.
khususnya dikantin yang menyampaikan pesan 13.Farhatun, S. 2012. Perilaku Konsumsi Serat Pada
pemilihan makanan yang baik dan contoh menu Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu
yang dibutuhkan oleh mahasiswa. Kesehatan (FKIK) Universitas Islam Negeri (UIN)
Jakarta Tahun 2012. Skripsi. Universitas
DAFTAR PUSTAKA Muhammadiyah Malang.
1. Santoso, A. 2011. Serat Pangan (Dietary Fiber) 14.Rahayu, S, H. 2008. Hubungan Antara
dan Manfaatnya Bagi Kesehatan. Jurnal Magistra Pengetahuan Keluarga Dengan Dukungan
No. 75 Th. XXIII Maret 2011. Keluarga Dalam Perawatan Dm Di Desa
2. Basri, T, H. 2011. Hubungan Tingkat Pengetahuan Pamongan Kecamatan Guntur Kabupaten
Tentang Makanan Berserat Dengan Pola Demak.Sripsi. Universitas Muhammadiyah
Konsumsi Makanan Berserat Pada Mahasiswa Semarang.
Angkatan 2008-2011 Fakultas Kedokteran 15.Saragih, R. 2014. Hubungan Sikap, Norma
Subjektif, Dan Perceived Behavioral Control

9
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 2.NO.6/ MEI 2017; ISSN 2502-731X,
Dengan Intensi Melanjutkan Program Magister
Psikologi Profesi Di Fakultas Psikologi USU.Skripsi.
Universitas Sumatera Utara.
16.Badrialaily. 2004. Studi Tentang Pola Konsumsi
Serat Pada Mahasiswa.Skripsi.Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor.
17.Marwati, D. 2001. Strategi Ketahanan Pangan,
Ketersediaan dan Pola Konsumsi Pangan
Keluarga Buruh Tani dan Buruh Pabrik Di Desa
Kebon Dalem, Kota Cilegon. Skripsi Jurusan Gizi
Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga Fakultas
Pertanian ITB.
18.Indriyani, L. 2011. Hubungan Antara
Pengetahuan Tentang Serat Makanan,
Pendapatan Orang Tua Dan Besar Uang Saku
Dengan Konsumsi Serat Makanan (Dietary Fiber)
Pada Remaja Di Smk Dwija Dharma Boyolali.
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
19.Suci, S.2011. Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Pola Makan Mahasiswa Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Dann Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta Tahun 2011. Skripsi.
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
20.Puspita, S, D. 2014. Perilaku Konsumsi Makanan
Berserat Karyawan PT. Pertamina (Persero) Unit
Pengolahan IV Cilacap.skripsi.Universitas Negeri
Yogyakarta.

10

Anda mungkin juga menyukai