KONTINENTAL
“ ENTREE “
DOSEN PENGAMPU :
Wiwik Indrayeni, M.Pd.
DISUSUN OLEH:
KATA PENGANTAR
Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, dan kami buat
dengan waktu yang telah di tentukan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dengan adanya
penyusunan makalah seperti ini, pembaca dapat belajar dengan baik dan benar mengenai
“Entree (Makanan Penyela)”.
Penulis mengucapkan terimah kasih kepada pihak-pihak yang telah memberi
masukan kepada kami dalam penyelesaian makalah ini. Dan tentunya penulis juga
menyadari, bahwa masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan pada makalah ini. Hal
ini karena keterbatasan kemampuan dari penulis. Oleh karena itu, penulis senantiasa menanti
kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak guna penyempurnaan makalah
ini.
Semoga dengan adanya makalah ini kita dapat belajar bersama demi kemajuan kita
dan kemajuan ilmu pengetahuan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................1
DAFTAR ISI.....................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ........................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makanan Kontinental adalah makanan yang berasal dari barat. Yaitu Eropa,
Australia dan Amerika. Perkembangan kuliner pertama kali adalah di Eropa lalu
menyebar ke beberapa benua. Perancis mulai menjadi pusat kebudayaan kuliner.
Dimulai dari abad 3 Masehi, yaitu setelah ditulisnya buku “The learned banquet” oleh
Athenaeus di Italia. Pada buku tersebut tertulis tentang beberapa “Chef ” di atena pada
waktu itu. Baru beberapa abad kemudian muncul berbagai buku, misalnya pada tahun
1375 Masehi,Guillaum Tirel dari perancis menerbitkan buku “Le Viander”, yang
memuat tentang : penggunaan roti untuk pengental saus, serta penggunaan bumbu
dan rempah, seperti jahe ,pala dan cengkeh.Bersamaan dengan kejayaan kerajaan
italia antara tahun 1450 –1500 Masehi, seni kuliner pun berkembang dengan pesat.
Pada penyelenggaraan makanan Kontinental , setiap jenis hidangan dalam satu menu
tidak disajikan bersamaan ,melainkan bergiliran berdasarkan urutan kerangka menu.
Misalnya dalam suatu giliran hidangan terdapat appetizer (makanan pembuka), entree
(makanan penyela), main course (makanan utama) dan lain-lain yang masing-masing
memiliki pembagian tersendiri. Pada makalah ini akan dijelaskan tentang makanan
penyela/antara yang disebut entree.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian entree?
2. Apa saja jenis-jenis entree?
3. Apa saja Bahan dan bumbu pembuatan Entree?
4. Apa saja Prinsip pengolahan Entree?
5. Apa saja kriteria Entree?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian entree
2. Untuk mengetahui jenis-jenis entree
3. Untuk mengetahui Bahan dan bumbu pembuatan Entree
4. Untuk mengetahui Prinsip pengolahan Entrée
5. Untuk mengetauhi kriteria Entree
D. Manfaat
Adapun manfaat makalah ini yaitu menambah ilmu pengetahuan kita tentang
makanan kontinental khususnya tentang makanan ENTREE (penyela). Bagi
mahasiswa mampu memenuhi tugas yang diberikan dosen.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Entree
Entree atau makanan penyela adalah makanan kecil bercitarasa gurih. Hidangannya
dapat berupa pie, canape, croquete, pasta, aneka pastry dengan citarasa gurih, dan lain
sebagainya. Entree atau makanan penyela disajikan setelah makanan pembuka, dan sebelum
makanan utama.
Untuk makanan entree, biasanya disajikan makanan kecil yang bercitarasa gurih.
Porsinya hanya 1 atau 2 potong makanan kecil seperti schotel, croquette, pie dengan isi
bercitarasa gurih.
B. Jenis-jenis Entree
1. Cold Entree
Adalah makanan yang diolah dari daging, ikan, atau unggas yang dimasak
dengan suhu maksimal 15oC. Contohnya : Sliced Cold Cuts with Oyster Sauce.
2. Hot Entree
Adalah makanan yang diolah dari daging, ikan, atau unggas yang dimasak
dengan saus dan dihidangkan panas dengan suhu 60o – 70o C.
a. Teknik Boiling
Boiling adalah mengolah bahan makanan dalam cairan yang sudah mendidih
atau memasak makanan didalam air mendidih yang jumlahnya (dalam volume) lebih
banyak dari pada makanan yang dimasak, sehingga makanan yang dimasak dapat
terendam seluruhnya. Untuk melakukan teknik boiling ada syarat tertentu yang harus
dipenuhi , yaitu sebagai berikut :
b. Teknik Poaching
Selain teknik boiling, dikenal juga teknik poaching dalam pengolahan
makanan. Poaching adalah merebus bahan makanan dibawah titik didih dalam
menggunakan cairan yang terbatas jumlahnya. Proses poaching berlangsung
sedikit lama dan suhu dalam air berkisar 83◦c – 95◦c. Untuk melakukan
poaching, perlu memperhatikan syarat berikut ini :
1. Suhu poaching dibawah titik didih berkisar 83◦c – 95◦c.
2. Cairan yang digunakan sesuai dengan banyaknya bahan makanan.
3. Makanan harus tertutup dari cairan.
4. Peralatan untuk poaching harus bersih dan tidak luntur.
Teknik dasar pengolahan poaching, dapat dilakukan untuk mengolah
berbagai jenis makanan seperti daging, unggas, otak atau pankreas binatang,
ikan, buah-buahan, dan sayur.
c. Teknik Braising
Teknik braising adalah teknik merebus bahan makanan dengan cairan
sedikit, kira-kira setengah dari bahan yang akan direbus dalam panci penutup
dan api kecil secara perlahan-lahan. Untuk melakukan teknik braising, perlu
memperhatikan beberapa hal, diantaranya sebagai berikut :
1. Teknik merebus dalam cairan yang sedikit.
2. Bahan yang diolah harus dipotong rapi dan sama besarnya.
3. Dalam pengolahan daging, caranya memasukan daging dalam
braising pan, lalu siram dengan kaldu secukupnya, jangan sampai
terendam seluruhnya.
4. Jika menggunakan sauce pan, caranya cairkan mentega dalam sauce
pan, lalu masukkan daging dan balik hingga warnanya kecoklatan.
Untuk sayuran aduk sambil dibolak – balik.
5. Jika proses pengolahan dalam oven, braising pan ditutup rapat dan
masukan dalam oven. Apabila diolah diatas kompor ( perepian ),
posisi braising pan tertutup.
Syarat –syarat menggunakan teknik braising ,yaitu sebagai berikut :
Teknik ini cocok menggunakan daging bagian paha.
Daging disaute dengan mentega hingga warnanya kecoklatan.
Cairan pada proses braising dipakai untuk saus pada saat
menghidangkan.
Selama proses braising berlangsung, boleh ditambah cairan bila
telah berkurang.
d. Teknik Stewing
Stewing ( menggulai ) adalah mengolah bahan makanan yang terlebih
dahulu ditumis bumbunya, dan direbus dengan cairan yang berbumbu dengan
api sedang. Pada proses stewing ini, cairan yang dipakai yaitu susu, santan,
dan kaldu. Cairan dapat dikentalkan sebelum atau selama proses stewing
berlangsung. Dalam pemberian garam, sebaiknya dimasukkan pada akhir
stewing, karena dalam dagin dan sayur sudah terkandung garam. Untuk
mengolah makanan dengan teknik ini, perlu memperhatikan beberapa hal,
diantaranya sebagai berikut :
1. Daging harus diblansir terlebih dahulu dalam air mendidih, agar
kotorannya hilang
2. Potongan bahan disesuaikan dengan jenis yang akan diolah.
3. Saus untuk stewing dikentalkan dengan memakai tepung maizena.
4. Pengolahan daging dengan teknik ini harus sering diaduk, sedangkan
pada ikan mengaduknya hati-hati karena ikan mudah hancur.
e. Teknik Steaming
Steaming adalah memasak bahan makanan dengan uap air mendidih.
Teknik ini bisa dikenal dengan mengukus. Bahan makanan diletakkan pada
steamer atau pengukus, kemudian uap air panas akan mengalir ke sekeliling
bahan makanan yang sedang dikukus. Untuk melakukan teknik ini perlu
memperhatikan beberapa syarat berikut :
1. Alat pengukus harus dipanaskan terlebih dahulu diatas air hingga
mendidih dan mengeluarkan uap.
2. Kapsitas alat pengukus harus disesuaikan dengan jumlah bahan yang
dikukus.
3. Makanan harus dibungkus apabila tidak membutuhkan sentuhan uap
air langsung.
4. Air untuk mengukus harus mencukupi. Jika air kukusan habis,
makanan yang dikukus akan beraroma hangus.
5. Untuk hasil yang baik, waktu pengukusan harus tepat.
b) Shallow Frying
Shallow frying adalah proses mengoreng yang dilakukan dengan cepat
dalam minyak goreng yang sedikit. Untuk melakukan teknik ini, perlu
memperhatikan beberapa syarat, yaitu sebagai berikut :
1. Dalam menggoreng, menggunakan minyak goreng berbentuk
cairan: minyak kelapa, minyak salad, minyak jagung, atau minyak
zaitun.
2. Selama proses menggoreng, menggunakan minyak yang sedikit.
3. Saat menggoreng, pastikan minyak telah panas sesuai suhu yang
diinginkan.
4. Proses menggoreng dilakukan dengan cepat.
c) Roasting
Roasting adalah teknik mengolah bahan makanan dengan cara
memanggang bahan makanan dalam bentuk besar didalam
oven. Roasting bentuk seperti oven. Sumber panasnya berasal dari kayu
bakar, arang, gas, listrik, atau micriwave oven. Waktu meroasting sumber
panas berasal dari seluruh arah oven. Selama proses meroasting berjalan,
harus disiram lemak berulaang kali untuk memelihara kelembutan daging dan
unggas tersebut.
Untuk melakukan teknik ini, perlu memperhatikan beberapa syarat,
yaitu sebagai berikut :
1. Pada saat pengolahan harus dibolak-balik agar matangnya merata.
2. Daging jenis lain jangan sering dibolak-balik untuk mencegah
pengerutan.
3. Jika pada saat meroasting makanan menjadi kering, perlu dibasahi
permukaannya dengan lemak atau cairan lemak yang keluar dari
makanan tersebut.
4. Daging ditusuk dengan alat pengukur tingkat kematangan daging
untuk mengetahui tingkat kematangan daging.
5. Daging utuh tidak berlemak, perlu dilarding.
d) Baking
Baking adalah pengolahan bahan makanan didalam oven dengan panas
dari segala arah. Dalam teknik baking ini ada yang menggunakan loyang yang
berisi air didalam oven, yaitu bahan makanan diletakkan dalam loyang.
Contoh : puding karamel, hot puding franfrurt.
Untuk melakukan teknik ini perlu memperhatikan beberapa syarat
yaitu sebagai berikut :
1. Sebelum bahan dimasukkan, oven dipanaskan sesuai suhu yang
dibutuhkan.
2. Makanan didalam oven harus diletakkan dengan posisi yang tepat.
3. Selama proses baking, suhu harus terus diperiksa.
4. Kualitas makanan akan bergantung pada penanganan selama
proses baking.
5. Sebelum diangkat dari oven, periksa kembali makanan.
Penerapan teknik dasar baking dajpat dilakukan pada berbagai bahan
makanan, diaantaranya kentang, roti, sponge, cake, biskuit, ikan, sayuran.
e) Grilling
Grilling adalah teknik mengolah makanan diatas lempengan besi panas
(gridle) atau diatas pan dadar (teflon) yang diletakkan diatas perapian. Suhu
yang dibutuhkan untuk grill sekitar 292◦c. Grill juga dapat dilakukan diatas
bara langsung dengan jeruji panggang atau alat bantu lainnya. Dalam teknik
ini, perlu diberikan sedikit minyak baik pada makanan yang akan diolah
mauoun pada alat yang digunakan.
Untuk melakukan teknik ini perlu memperhatikan beberapa syarat,
yaitu sebagai berikut :
1. Memilih bagian daging yang berkualitas dan empuk. Daging
direndam dengan bumbu (dimarinade) sebelum digrill.
2. Kemudian mengolesi permukaan gridle dan bahan makanan
dengan minyak goreng untuk menghindari lengket.
3. Pergunakan jepitan untuk membalik makanan.
Adalah hidangan pembuka panas untuk merangsang nafsu makan, berbentuk kecil. Dimulai
dengan pembuatan roux yang dapat dicampur dengan berbagai bahan daging ayam, sayuran,
telur. Kemudian dilanjutkan dengan dilapisi tepung panir, kemudian digoreng
dengan menggunakan minyak banyak lalu sajikan hangat.
Komposisi Croquette:
Bahan utama
Tepung terigu, susu, mentega.
Bahan tambahan
Bumbu, minyak goreng, bahan isi.
Bahan pelapis
Telur kocok, tepung terigu, dan tepung roti.
Syarat Croquette:
Pembuatan roux jangan terlalu lembek.
Dilapisi dengan tepung terigu, telur kocok, lalu tepung panir.
Goreng hingga berwarna coklat keemasan
Porsi Croquette
Sebagai hidangan pembuka di sajikan dengan porsi kecil/satu atau dua gigitan
(bit size). Sebagai hidangan pembuka appetizer berfungsi merangsang nafsu makan
dan disajikan sebagai hidangan pertama sebelum menikmati hidangan yang lainnya.
2. Pirogen
Pirogen biasa disebut juga dengan rogout. Rogout adalah isian yang biasa dipakai pada
makanan yang menggunakan isi seperti risoles, pastel, dan lain-lain. Pirogen biasa dibuat
agar dalam proses pembutan makanan menjadi tidak sulit dan saat memakan makanaan
tersebut isiannya tidak tumpah.
Jenis Pirogen
Pirogen bisa dibedakan berdasarkan bahan tambahannya sendiri.
Pirogen sayur
Pirogen ayam/daging
1. Karena dibuat dari tepung terigu, maka sebelum diolah menjadi ragout, tepung terigu
harus ditumis terlebih dahulu.
Misalnya mentega yang dipakai sebanyak 1 sendok makan, maka tepung terigu juga
demikian.
Masukkan cairan sedikit demi sedikit sambil diaduk dengan balon whisk sampai licin dan
tidak bergerindil.
Kalau menggunakan susu cair, rasanya akan jadi kurang gurih karena tidak ada kaldunya.
5. Agar tekstur ragout lebih enak, bisa ditambahkan bahan lain. Misalnya potongan ayam,
sayuran, kacang-kacangan, atau keju.
6. Tidak hanya sekedar enak, ragout juga bisa jadi harum. Caranya adalah dengan
menambahkan pala atau rempah lain ke dalam adonan saat dimasak.
7. Pengadukan ragout memang harus dilakukan lama. Dengan begini, tepung terigu akan
matang dan rasa ragout akan terasa lezat.
Porsi Pirogen
Sebagai hidangan pembuka di sajikan dengan porsi kecil/satu atau dua gigitan (bit
size). Sebagai hidangan pembuka appetizer berfungsi merangsang nafsu makan dan disajikan
sebagai hidangan pertama sebelum menikmati hidangan yang lainnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Entree atau makanan penyela adalah makanan kecil bercitarasa gurih. Hidangannya
dapat berupa pie, canape, croquete, pasta, aneka pastry dengan citarasa gurih, dan lain
sebagainya.
Jenis-jenis entree ada dua, yaitu cold entree dan hot entree. Sedangkan teknik
pengolahan entree juga dibagi dua, yaitu:
1. Teknik pengolahan makanan panas basah
a. Boiling
b. Poaching
c. Braising
d. Stewing
e. Steaming
2. Teknik pengolahan makanan panas kering
a. Deep frying
b. Shallow frying
c. Roasting
d. Baking
e. Grilling
Contoh masakan yang dapat dijadikan entree seperti roti gulung, cold chicken pasta,
egg tofu saus jamur inoki, beef lasagna, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous.2013.PENGERTIAN ENTRÉE.JAKARTA.
I. Standar Kompetensi
Mempraktikkan Membuat Masakan Entree
II. Kompetensi Dasar
Pembuatan croquette
III. Dasar Teori
Adalah hidangan pembuka panas untuk merangsang nafsu makan, berbentuk kecil.
Dimulai dengan pembuatan roux yang dapat dicampur dengan berbagai bahan daging
ayam, sayuran, telur. Kemudian dilanjutkan dengan dilapisi tepung panir,
kemudian digoreng dengan menggunakan minyak banyak lalu sajikan hangat.
IV. Alat / Bahan
Alat : knife, cutting board, wajan, wadah, kukusan.
Bahan :
1. Kentang
2. Ayam cincang
3. Telur
4. Tepung panir
5. Minyak wijen
6. Wortel
7. Bawang putih
8. Merica
9. Garam
10. Daun bawang
11. Saus tiram
12. Kecap
V. Keselamatan Kerja
10. Tiriskan
VII. Lampiran
VIII. Penilaian
Skor Nilai
No Aspek yang dinilai
< 7- 70 – 80 81 – 90
1. Persiapan
a. Alat
b. Bahan
2. Proses
a. Teknik Pengolahan
b. Ketetapan Penggunaan
Alat dan Bahan
3. Hasil
a. Bentuk
b. Kerapian
c. Rasa
d. Kekentalan (keutuhan)
4. Sikap
a. Kedisiplinan
b. Tanggung jawab
Peserta didik dinyatakan kompeten dengan nilai ≥ 70, apabila kurang dari 70 dinyatakan remidi
FAKULTAS PARIWISATA DAN PERHOTELAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
XV. Lampiran
XVI. Penilaian
Skor Nilai
No Aspek yang dinilai
< 7- 70 - 80 81 – 90
1. Persiapan
c. Alat
d. Bahan
2. Proses
c. Teknik Pengolahan
d. Ketetapan Penggunaan
Alat dan Bahan
3. Hasil
e. Bentuk
f. Kerapian
g. Rasa
h. Kekentalan (keutuhan)
4. Sikap
c. Kedisiplinan
d. Tanggung jawab
Peserta didik dinyatakan kompeten dengan nilai ≥ 70, apabila kurang dari 70 dinyatakan remidi