– Uji “t” atau Test “t” adalah salah satu test statistik yang
dipergunakan untukmenguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis nihil yang menyatakan bahwa diantara
dua buah mean sampel yang diambil secara random dari populasi yang sama, tidak terdapat perbedaan
yang signifikan.(Sudjiono, 2010:278).
Sebagai salah satu test statistik parametrik, Test “t” mula pertama dikembangkan oleh William Seely
Gosset pada 1915. Pada waktu itu dia menggunakan nama samaran student, dan huruf “t” yang
terdapat pada istilah Test “t” itu diambilkan huruf terakhir nama beliau. Itupun pula sebabnya mengapa
Test “t”, sering disebut dengan nama atau istilah student t.
Pangkal tolak berpikir pada Test “t” secara singkat adalah sebagai mana tergambar pada uraian berikut.
Tujuan utama kegiatan penelitian antara lain adalah menemukan prinsip yang dapat diberlakukan secara
umum atau bersifat universal. Untuk dapat mendapatkan prinsip yang berlaku universal itu, secara ideal
teoritis, seorang peneliti harusnya meneliti keseluruhan objek yang dia hadapi, dengan kata lain:
meneliti populasinya. Dengan meneliti populasinya, generalisasi yang dikemukakan oleh seorang peneliti
tidak akan jauh berbeda dengan kenyataan yang sebenarnya. Akan tetapi kenyataan menunjukkan,
meneliti populasi secara keseluruhandalam rangka membuat generalisasi itu, kecuali tidak mungkin,
juga tidak praktis, sebab kenyataan acapkali menunjukkan sangat besar atau sangat luas populasi itu.
Itulah sebabnya mengapa sebelum dilakukan pengukuran, populasi itu perlu “diubah” terlebih dahulu
kedalam populasi yang lebih kecil yang kemudian kita kenal dengan istilah sampel.
Uji t untuk satu sampel dalam istilah lain biasanya disebut dengan One Sample t-test Method,
merupakan prosedur uji t untuk sampel tunggal jika rata-rata suatu variabel tunggal dibandingkan
dengan suatu nilai konstanta tertentu. Uji t dipakai jika jumlah data sampel di bawah 30.
Syarat uji t satu sampel :
Data merupakan data kuantitatif
Memenuhi asumsi berdistribusi normal
Hipotesis
Statistik Uji
Contoh Kasus :
Studi Kasus universitas X mengadakan penelitian mengenai ratarata IQ mahasiswanya. Menurut
isu yang berkembang, IQ para mahasiswa yang menuntut ilmu di Universitas tersebut kurang
dari 140. Untuk membuktikan kebenaran isu tersebut, tim riset ingin mengambil sampel secara
acak sebanyak 50 orang mahasiswa, kemudian melakukan test IQ kepada mereka. Data hasil tes
IQ mahasiswa tersebut diperoleh data sebagai berikut:
1 154
2 140
3 138
4 134
5 141
6 140
7 144
8 139
9 149
10 141
11 141
12 143
13 140
14 138
15 137
16 145
17 132
18 143
19 141
20 141
21 135
22 145
23 138
24 144
25 143
26 147
27 146
28 144
29 143
30 138
31 135
32 139
33 140
34 145
35 134
36 136
37 142
38 138
39 148
40 142
41 136
42 148
43 141
44 139
45 141
46 135
47 135
48 149
49 143
50 140
Analisis Kasus
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis ratarata IQ para mahasiswa Universitas X.
Dalam kasus ini, tidak ada informasi apapun mengenai nilai ragam populasi dari IQ mahasiswa
di Universitas X. Oleh karena itu, statistik uji yang paling tepat adalah uji t satu sampel. Perlu
diketahui bahwa uji t mengasumsikan bahwa sampel yang diambil berasal dari populasi yang
terdistribusi atau menyebar normal (memiliki sebaran normal). Maka, harus dilakukan pengujian
mengenai asumsi kenormalan. Statistik uji untuk kenormalan data yang paling sering digunakan
untuk kasus ini adalah menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov atau juga disebut Lilliefors Test.
Uji Kenormalan Data
Kesimpulan:
TERIMA H0, karena pvalue > 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa data menyebar normal. Dengan
demikian, ujit dapat dilakukan untuk melakukan pengujian hipotesis bagi data IQ mahasiswa
Universitas X.
Pengujian hipotesis dengan 1-sampel t-test.
H0: ≥ 135 v.s.
H1: < 135 (Uji 1 arah)
α = 0.05
Hasil analisis:
One Sample t-test data: IQ
t = 1.5621, df = 49, p-value = 0.9377
alternative hypothesis: true mean is less than 140
95 percent confidence interval: -Inf 142.0732
sample estimates: mean of x 141
Kesimpulan:
TERIMA H0, karena pvalue > 0.05. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa isu yang
berkembang selama ini yang menyatakan bahwa ratarata IQ mahasiswa Universitas X kurang
dari 140 adalah tidak benar. Justru, ratarata IQ mahasiswa Universitas X lebih besar atau setidak-
tidaknya sama dengan 140.
Prinsip pengujian uji ini adalah melihat perbedaan variasi kedua kelompok data, sehingga
sebelum dilakukan pengujian, terlebih dahulu harus diketahui apakah variannya sama (equal
variance) atau variannya berbeda (unequal variance).
Homogenitas varian diuji berdasarkan rumus:
Data dinyatakan memiliki varian yang sama (equal variance) bila F-Hitung < F-Tabel, dan
sebaliknya, varian data dinyatakan tidak sama (unequal variance) bila F-Hitung > F-Tabel.
Bentuk varian kedua kelompok data akan berpengaruh pada nilai standar error yang akhirnya
akan membedakan rumus pengujiannya.
Uji t untuk varian yang sama (equal variance) menggunakan rumus Polled Varians:
Uji t untuk varian yang berbeda (unequal variance) menggunakan rumus Separated Varians:
Kesimpulan yang dapat ditarik adalah : t stat (16.4) > t tabel (2.048), yang berarti Ho ditolak dan
H1 diterima, sehingga disimpulkan bahwa : Besaran erosi lahan tanpa sistem konservasi ≠
Besaran erosi lahan pertanian dengan sistem konsrvasi terasering. Atau dengan kata lain,
Penggunaan sistem terasering mampu mereduksi laju erosi di lahan pertanian secara signifikan.