DOSEN PENGAMPU :
CICI ANDRIANI M.Pd
DISUSUN OLEH :
Lara Risandi 18075159
Lisya Febria 18075072
Rifdahul Fauzi 18075116
Syafira Afifah 18075026
Ulfa Rahmi 18075032
Vadhila Turrahmi 18075124
Vanisa Andini 18075085
Yua Nagami Nakata 18075056
Meski telah disusun secara maksimal, namun penulis sebagai manusia biasa menyadari
bahya makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Karena penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca sekalian. Oleh sebab itu, kritik, saran serta usulan demi
perbaikan makalah ini sangat kami harapkan.
Besar harapan kami makalah ini dapat berguna untuk menambah wawasan dan
pengetahuan kita tentang Kue Indonesia. Semoga makalah ini bisa dipahami dengan baik oleh
pembaca dan berguna untuk semua. Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan yang kurang
berkenan dan kami mohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk kebaikan di
masa yang akan datang.
Demikian yang bisa kami sampaikan,semoga pembaca dapat mengambil manfaat dari
karya ini.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................
B. Rumusan Masalah................................................................................
C. Tujuan……………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Kue.........................................................................................
B. Fungsi Kue..........................................................................................
C. Bahan Kue..........................................................................................
D. Jenis-Jenis Kue...................................................................................
E. Penyajian Kue.....................................................................................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kata "kue" berasal dari kata serapan dari Bahasa Hokkian: 粿 koé, hal ini menunjukkan
pengaruh seni memasak Tionghoa di Nusantara, beberapa kue memang menunjukkan asal
mulanya dari China seperti kue bakpia. Kebanyakan kue basah adalah kue
tradisional Nusantara, sementara beberapa kue lain seperti lapis legit, risoles, pastel
dan panekuk menunjukkan pengaruh Eropa, yaitu Belanda dan Portugis. Pada awalnya istilah
kue memang digunakan untuk menyebut kue tradisional dan kue peranakan Tionghoa, akan
tetapi kini dalam Bahasa Indonesia istilah ini telah meluas menjadi istilah yang memayungi
berbagai jenis makanan ringan berbahan adonan tepung, biasanya dari tepung
terigu atau tepung beras, termasuk untuk menyebut kue basah, kue kering, kue pastri (bahasa
Inggris: pastry), dan kue bolu (bahasa Inggris: cake).
Seiring berjalannya waktu, semakin banyak jenis-jenis kue yang ada, sehingga
Indonesiapun juga memiliki macam-macam kue yang beragam. Sehingga penulis memiliki
keinginan untuk menyusun makalah tentang kue di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
a. Mahasiswa mengetahu sejarah kue Indonesia
b. Mahasiswa mengetahui fungsi kue Indonesia
c. Mahasiswa mengetahui bahan-bahan kue Indonesia
d. Mahasiswa mengetahui jenis-jenis kue di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
1. Sejarah Kue
Kue
Kata "kue" berasal dari kata serapan dari Bahasa Hokkian: 粿 koé, hal ini menunjukkan pengaruh
seni memasak Tionghoa di Nusantara, beberapa kue memang menunjukkan asal mulanya dari
China seperti kue bakpia. Kebanyakan kue basah adalah kue tradisional Nusantara, sementara
beberapa kue lain seperti lapis legit, risoles, pastel dan panekuk menunjukkan pengaruh Eropa,
yaitu Belanda dan Portugis. Pada awalnya istilah kue memang digunakan untuk menyebut kue
tradisional dan kue peranakan Tionghoa, akan tetapi kini dalam Bahasa Indonesia istilah ini telah
meluas menjadi istilah yang memayungi berbagai jenis makanan ringan berbahan adonan tepung,
biasanya dari tepung terigu atau tepung beras, termasuk untuk menyebut kue basah, kue
kering, kue pastri (bahasa Inggris: pastry), dan kue bolu (bahasa Inggris: cake).
2. Fungsi kue
Di Indonesia, kue tidak disajikan bersama-sama pada waktu makan siang atau makan
malam, tetapi beberapa diantaranya dapat digunakan sebagai pengganti makan pagi. Hal ini
disebabkan sebagian masyarakat Indonesia umumnya keluarga yang tidak terbiasa makan pagi,
sehingga kue-kue disajikan sebagai pengganti makan pagi atau sarapan. Kebiasaan semacam ini
masih untuk makan pagi, dipilih kue yang sifatnya mengenyangkan. Sebagai contoh; di Jawa
Barat pengganti makan pagi dihidangkan ubi bakar, ketan urap, goreng pisang.
Fungsi kue dalam penyajian hidangan Indonesia adalah sebagai makanan
ringan/pengganjal perut untuk sementara sambil menunggu waktu makan yang sebenarnya
tiba.
Kue Indonesia dihidangkan pagi atau sore, tergantung pada kesukaan/selera atau
kesempatan masing-masing individu. Biasanya disajikan dengan minuman panas teh/kopi
atau minuman dingin.
Kue Indonesia juga sering berfungsi sebagai symbol pada perayaan/selamatan. Misalnya
Apem yang disajikan pada acara hajat atau kirim doa pada keluarga atau kerabat yang
meninggal, dll.
3. Bahan Kue
1. Bahan Utama
Bahan utama dalam pembuatan kue Indonesia adalah:
1) Padi-padian/serelia (Beras, Beras Ketan, Jagung, cantel, jali, jewawut, dll).
2) Tepung-tepungan (Tepung Beras, Tepung Beras Ketan, Tepung Hunkue, Tepung
Sagu,Tepung Terigu, dll).
3) Umbi-umbian (Singkong, Ubi Jalar, Talas, Kentang, dll)
4) Kacang-kacangan dan biji-bijian(Kacang Tanah, Kacang Merah, Kacang Hijau, dll)
5) Buah-buahan (Pisang, kelapa, sukun, durian, dll)
2. Bahan tambahan
a. Cairan
Jenis air yang digunakan:
1) Air
2) Air/Sari Buah-buahan
3) Air kaldu
4) Santan
5) Air kelapa
6) Minuman ringan/soft drink, dll
Fungsi air dalam pembuatan kue Indonesia adalah memberikan kelembaban pada adonan
sehingga rasa lezat dari kue akan timbul.
b. Bahan perasa
Bahan perasa yang digunakan untuk kue Indonesia mempunyai citarasa manis, asin dan rasa
tertentu seperti coklat dan rempah-rempah. Bahan perasa yang digunakan dalam kue Indonesia
adalah:
1) Citarasa Manis
Pemberi rasa manis yang umum digunakan dalam kue Indonesia adalah gula. Baik itu
gula pasir maupun gula merah.
Fungsi Gula:
- Melemahkan sifat kekenyalan yang dimiliki oleh tepung, hal ini tidak lain karena
kemampuan gula untuk menahan air, sehingga berguna untuk mengempukkan produk.
- Memberikan rasa manis
- Pembentukkan warna kulit
- Memberikan aroma
- Sebagai pengawet
2) Garam
Garam digunakan dalam kue Indonesia sebagai pemberi citarasa asin atau gurih. Jumlah
garam yang digunakan dalam pembuatan kue Indonesia relatif sangat sedikit 1-2%, oleh
karena itu penimbangan bahan haruslah secermat mungkin.
c. Bahan Pengembang
Bahan pengembang dalam kue Indonesia adalah untuk membantu peragian pada kue-kue
yang memerlukan fermentasi. Bahan pengembang di bagi 2, ada yang alami dan ada juga
yang buatan.
1) Bahan Pengembang Alami
- Tape
Tape yang digunakan sebagai bahan pengembang adalah tape singkong.
- Telur
Telur yang digunakan dalam kue Indonesia adalah telur ayam kampong, telur bebek
dan telur ayam negeri.
Telur yang mempunyai kulitas yang bagus (segar) memiliki ciri – ciri seperti :
Kuning telurbulat dan berada ditengah – tengah.
Putih telur lebih kental
Mempunyai lubang udara yang sangat kecil
Tidak berbau
Fungsi Telur:
Merupakan bahan pengembang, terutama pada waktu pengocokan.
Memberikan warna dan rasa pada kue.
Menambah nilai gizi.
Memperbaiki komposisi serta kualitas kue.
Membantu menghasilkan warna yang menarik baik di bagian dalam maupun di
bagian luar.
Bertindak sebagai bahan pengikat
Membantu pengembangan terutama yang mengandung putih telur
Menghasilkan remah kue yang lebih halus
Memperlama jangka penyimpanan
d. Bahan pengempuk
Bahan pengempuk yang paling banyak digunakan antara lain:
1) Mentega
Terbuat dari lemak hewani, mengandung 82% lemak susu dan 16% air. Ada 2 jenis
mentega, yaitu yang mengandung garam (asin/salted butter) dan yang tidak mengandung
garam (tawar/unsalted butter).
2) Margarin
Merupakan mentega sintesis, terbuat dari lemak nabati. Margarine dapat digunakan
dalam jumlah yang sama dengan mentega sepanjang kadar airnya diperhatikan.
3) Minyak goreng
Digunakan sebagai pengganti margarine dan mentega, rasanya tidak harum tetapi
memiliki keuntungan yang lebih ekonomis. Minyak juga digunakan untuk kue-kue yang
memerlukan proses penggorengan.
Fungsi:
- Melembutkan adonan (remah kue jadi halus)
- Menambah nilai gizi
- Menambah rasa lezat & volume kue jadi lebih baik.
3. Gula Merah
Gula merah adalah pemanis yang banyak digunakan sebagai bahan baku kue
tradisional Indonesia. Terbuat dari air pohon aren dan dimasak dengan cara yang masih
sangat tradisional, yakni dipanaskan diatas tungku hingga kental dan berwarna cokelat.
Setelah itu, dicetak didalam batang bambu dengan tinggi sekitar 6 cm atau tempurung.
Selain manisnya pas, gula merah memiliki cita rasa yang gurih sehingga sangat cocok
dijadikan sebagai saus kinca pada kue serabi, isi dari klepon, dan mendut.
4. Santan Kelapa
Santan terbuat dari kelapa parut yang diperas dengan tambahan sedikit air. Ada
tiga macam santan yang digunakan pada resep kue tradisional berdasarkan
kekentalannya, yakni santan kental, santan sedang kentalnya, dan santan encer.
Penambahan santan pada resep akan memunculkan rasa kue yang gurih. Bila santan yang
dibuat tidak habis terpakai sebaiknya segera didihkan, didinginkan, lalu masukkan
kedalam lemari es pendingin agar lebih awet. Saat ini, santan telah dijual dalam kemasan
yang praktis misalnya saja santan kara.
5. Kelapa Parut
Selain diperas santannya, kelapa parut sering dijadikan bahan baku tambahan agar
kue yang dihasilakan lebih lezat dan tampak cantik. Kelapa parut sering dijadikan bahan
isian pada klepon dan taburan pada kue lapis. Bila yang dibuat santan kelapa yang tua,
kelapa yang dijadikan bahan tambahan adalah kelapa yang masih agak muda.
6. Daun Pandan dan Pasta Pandan
Daun pandan digunakan sebagai bahan pengharum dalam kue dan masakan
tradisional Indonesia. Memiliki aroma yang sangat khas yang mampu meningkatkan
kelezatan sebuah makanan tanpa menggunakan pengawet. Pasta pandan bisa digunakan
sekaligus sebagai bahan pewarna makanan. Selain pandan, bahan lain yang juga
digunakan bahan pengharum adalah daun jeruk, daun salam dan vanili.
7. Daun Suji
Jika melihat kue tradisional yang bewarna hijau, kemungkinan besar warna kue
tersebut berasal dari perasan daun suji. Beberapa bahan pewarna alami yang juga
digunakan dalam kue dan masakan Indonesia diantaranya kunyit untuk warna kuning dan
angkak untuk menghasilkan warna merah.
8. Pengembang
Pengembang yang digunakan dalam pembuatan kue tradisional adalah bahan
pengembang alami yang difermentasikan terlebih dahulu, seperti tape singkiong dan tuak.
Namun, ada juga yang menggunakan ragi instan untuk kepraktisan.
KUE YANG BERASAL DARI TEPUNG BERAS
1. KLEPON
Klepon adalah kue tradisional yang rasanya manis dari gula merah cair di bagian dalam.
Klepon semakin lezat karena disajikan dengan kelapa parut.
2. KUE MANGKOK MEKAR WARNA-WARNI
Kue Mangkok adalah jajanan tradisional yang masih disukai. Si manis legit ini bisa Anda
buat dengan bahan yang mudah dicari dan murah.
3. KUE LAPIS TEPUNG BERAS
Kue lapis dengan rasa manis, gurih dan kenyal ini masih disukai. Anda bisa membuatnya
sendiri dengan resep mudah dan sederhana ini.
4. KUE DADAR GULUNG
Terkadang kangen juga ya dengan jajanan pasar seperti Dadar Gulung, misalnya.
Warnanya segar hijau dan aroma pandannya mengundang selera. Nah, mengobati rasa
rindu Anda, kami sajikan resep kue tradisional kali ini yang membahas resep dadar
gulung.
5. KUE APEM KUKUS TAPE SINGKONG
Kue ini merupakan kue tepung beras yang di padu padan kan dengan tape singkong.
6. NAGA SARI
Naga sari merupakan kue basah tradisional yang sampai sekarang masih cukup dikenal.
Jajanan pasar ini selain murah dan dibuat secara tradisioanl sehingga aman untuk
dikonsumsi untuk anak anak. Resep Kue nagasari biasanya diisi pisang di dalamnya.
7. KUE CARA BIKANG
Kue cara bikang termasuk jenis kue basah yang sampai saat ini masih diminati oleh
masyarakat indonesia karena rasanya yang enak dan empuk. Jajanan pasar ini memang
mempunyai cita rasa yang khas sampai saat ini. Kue cara bikang lebih dikenal dengan
nama kue bikang tradisional. Kue cara bikang ini rasanya dijamin mantap, empuk, manis
dan legit.
8. KUE PUTU MAYANG
Kue putu mayang adalah kue basah indonesia yang termasuk kategori jajanan pasar khas
nusantara. Keberadaan kue putu mayang ini sekarang sudah jarang ditemukan. Padahal
kue putu mayang ini enak dan dulu sangat mudah ditemukan di pasar pasar tradisional
sampai dijajakan secara kelilih.
9. KUE APEM
Paduan rasa istimewa kue apem bisa kita rasakan hanya dari melihat kue ini saja. Ingin
yang lebih manis dan legit cobalah kue apem dengan bahan gula jawa.
10. KUE PANCONG
Kue ini merupakan kue dari tepung beras dan santan,,kemudian di panggang di dalam
cetakan khusus dan diberikan taburan gula agar member rasa manis dan gurih.
1. PISANG MOLEN
Merupakan kue tradisional yang menggunakan tepung terigu pada bahan dasar kulitnya.
2. PASTEL
Jajanan pasar yang satu ini mudah membuatnya. Kali ini Vemale berbagi resep pastel isi
telur, wortel dan kentang.
3. KUE PUKIS
Kue pukis pasti sudah banyak yang tahu, kue basah asal gombong ini memang enak dan
manis. Teksturnya yang lembut dan empuk disukai anak anak sampai dewasa. Kue pukis
istimewa disajikan bersama keluarga, berikut resep kue pukis pandan istimewa.
4. KUE LUMPUR
Kue lumpur merupakan kue kukus tradisional Indonesia dengan tekstur lembut dan rasa
yang manis legit istimewa. Meskipun banyak berbagai jenis aneka roti modern
bermunculan kue lumpur tradisional ini masih terus bertahan karena memang rasanya
yang nikmat dan tak tergantikan. Kue lumpur termasuk jenis kue basah
5. KUE PUTHU AYU
Kue putu mayang adalah kue basah indonesia yang termasuk kategori jajanan pasar khas
nusantara. Keberadaan kue putu mayang ini sekarang sudah jarang ditemukan. Padahal
kue putu mayang ini enak dan dulu sangat mudah ditemukan di pasar pasar tradisional
sampai dijajakan secara kelilih. Semakin banyaknya aneka jenis kue modern yang
beredar di masyarakat membuat kue putu mayang ini semakin kurang dikenal.
6. KUE BINGKA
Kue bingka merupakan kue basah tradisional khas Banjar. Dahulu Kue bingka kentang
hanya disajikan pada saat acara acara tertentu oleh suku banjar. Rasa kue ini manis dan
legit dengan tektur yang lembut seperti bolu kemojo. Berikut cara membuat kue bingka
kentang.
7. KUE BOLU KUKUS
Bolu kukus bukan lah bolu biasa, bolu tradisional khas nusantara ini rasanya manis serta
banyak pilihan rasa yang dapat kita buat dan kreasikan. Salah satu yang enak adalah kue
bolu kukus cokelat.
KUE YANG BERASAL DARI TEPUNG KETAN
1. KUE ONDE-ONDE KACANG HIJAU
2. KUE PUTHU
3. KUE WINGKO BABAT
4. KUE KU KACANG HIJAU
Kue Ku atau kue kura kura, merupakan kue basah tradisional indonesia yang enak dengan
isi kacang hijau yang manis. Kue basah ini cukup mudah kita temukan di pasar pasar
tradisional.
5. KUE KLEPON
Klepon adalah kue tradisional yang rasanya manis dari gula merah cair di bagian dalam.
Klepon semakin lezat karena disajikan dengan kelapa parut.
6. KUE MOCHI
7. KUE PUTRI MANDI
Merupakan kue yang terbuat dari tepung j=ketan dan juga penyajiannya menggunakan
santan.
KUE YANG BERASAL DARI BERAS KETAN
1. WAJIK
Wajik ketan siapa yang tak kenal dengan makanan yang satu ini. Kue dari beras
ketan ini merupakan salah satu jajanan tradisional yang telah lama dikenal di
Indonesia terutama di jawa dan bali. Rasanya manis, legit dan lezat juga.
2. LEMPER
Lemper Ketan merupakan Makanan yang terbuat dari ketan dan biasa diisi dengan abon
berselimut daun pisang. Jajanan Tradisional ini sangat mudah kita temukan di pasar pasar
tradisional hingga toko kue modern walaupun lemper termasuk jenis.
3. SEMAR MENDEM
Semar Mendem adalah jajanan yang mirip lemper, hanya saja bagian luarnya dibungkus
adonan dadar.
a. eksistensi
1. Kue basah
Kue basah umumnya empuk, bertekstur lembut, dan tidak dapat bertahan lama (hanya bertahan
beberapa hari atau kurang). Hal ini karena umumnya kue tradisional terbuat dari tepung beras,
gula, dan santan, sehingga lekas basi. Kue basah biasanya dimasak dengan cara dikukus, direbus,
atau digoreng. Kebanyakan kue tradisional Nusantara adalah kue basah, dan umumnya dapat
ditemui di pasar tradisional di Indonesia.
2. Kue kering
Kue kering adalah kue dengan kadar air yang minimal, sehingga dapat tahan disimpan lebih
lama daripada kue basah. Kue kering biasanya bertekstur keras tetapi renyah karena dibuat
dengan cara di oven. Kue kering memiliki daya tahan yang cukup lama. Bahan yang umum
digunakan utuk pembuatan kue kering di antaranya tepung beras, tepung ketan, terigu, ataupun
sagu. Kue kering lebih dikategorikan sebagai kue yang dipanggang mirip seperti kukis. Kue
kering biasanya populer disajikan pada saat perayaan Lebaran atau Natal.
b. Bentuk/ukuran
Berdasarkan bentuk/ukurannya, kue Indonesia dibedakan menjadi kue besar dan
kue kecil.
1) Kue besar
Kue besar adalah kue dengan bentuk/ukurannya dibuat besar . Biasanya kue ini akan
disajikan utuh atau dipotong-potong. Contoh kue besar antara lain: Kue Delapan Jam, Bolu
Koja, Klappertart, dll.
2) Kue Kecil
Kue kecil adalah kue dengan bentuk/ukurannya kecil atau dibuat kecil. Kue ini bisa
dihabiskan dengan satu atau dua kali gigitan. Contoh kue-kue kecil antara lain: Kue Bugis, Kue
Nagasari, Combro, Onde-onde, Kue Mangkok, dll.
a. Teknik pengolahan
Berdasarkan teknik pengolahan, kue Indonesia dapat dibedakan pada kue dengan teknik
pengolahan direbus, dikukus, digoreng dan dibakar/dipanggang.
1. Direbus
Kue dengan teknik direbus adalah kue yang proses pengolahan dimasak dalam air yang
banyak, termasuk aneka kolak dan bubur.
Contoh: Lepet, Lopis, Klepon, Ongol-ongol, Kolak Pisang, dll.
2. Dikukus
Kue dengan teknik dikukus adalah kue yang proses pengolahan menggunakan uap panas
atau kukusan pada proses pematangannya.
Contoh: Kue Mangkok, Bolu Kukus, Bolu Sakura, dll.
3. Digoreng
Kue dengan teknik digoreng adalah kue yang proses pematangannya digoreng
menggunakan minyak banyak.
Contoh: Combro, Misro, Kembang Goyang, Rengginang, dll.
4. Dibakar/dipanggang
Kue dengan teknik dibakar/dipanggang adalah kue yang proses pengolahan dimasak di
atas bara api atau dimasukkan ke dalam oven.
Contoh: Kue Delapan Jam, Wingko Babat, Kue Sagon, dll.
5. PENYAJIAN ANEKA KUE
Penglihatan dan penciuman merupakan dua modalitas indra yang dapat menerima
rangsangan jarak jauh. Dengan mencium bau harum makanan kemudian melihat warna-warni
makanan yang menarik, seseorang akan tertarik perhatian dan tergugah seleranya untuk makan.
Sebaliknya jika penyajian tak menarik atau aroma tidak disukai, maka selera makan akan
terhambat, dan keinginan untuk mengkonsumsi makanan tersebut menurun, bahkan dapat hilang
sama sekali. Cara menyajikan dan peralatan yang digunakan dalam menghidangkan makanan
ikut berpengaruh pada penerimaan makanan tersebut. Penghidangan dan penggunaan peralatan
harus sesuai dengan tingkat sosial dari calon konsumen.
Tingkat kualitas peralatan juga harus sesuai dengan tingkat kualitas makanannya.
Pada prinsipnya penyajian kue Indonesia didasarkan pada karakteristik kue, yaitu kue basah atau
kue kering. Hal ini sangat penting karena kedua kue mempunyai karakteristik yang berbeda,
sehingga bentuk penataan dan penyajiannya juga berbeda. Alat (wadah) yang digunakan dapat
sama ataupun berbeda.
1. Kue basah
Bila diperhatikan karakteristik kue basah salah satunya yaitu mempunyai tekstur basah/lembab.
Penataan dan penyajiannya sebagai berikut:
Kue basah yang bentuknya besar dapat disajikan utuh atau telah dipotong-potong. Hal ini
disesuaikan dengan jenis dan tujuan acara. Wadah yang digunakan dapat berupa tampah
atau piring ceper besar bentuk bulat atau lonjong. Kue basah yang dipotong-potong atau
utuh dapat langsung disusun di atas tampah yang telah dialas dan dihias daun pisang
dengan bentuk yang rapi dan menarik. Diakhiri dengan memberikan hiasan (garnish).
Garnish disini harus memenuhi syarat yaitu sederhana, menarik, dan terbuat dari bahan
yang dapat dimakan seperti buah-buahan yang berasa manis misalnya buah cherry.
Bila menggunakan piring ceper besar, bentuknya tergantung dari bentuk kue yang akan
ditata. Piring ceper diberi alas daun pisang atau daun pandan, kemudian letakkan kue
diatasnya. Bila piring ceper yang digunakan polos atau tidak bermotif, maka dalam
menata kue pada piring perlu ditambahkan hiasan (garnish). Sedangkan bila
menggunakan piring ceper bermotif, maka dalam penataannya tidak perlu diberikan
hiasan (garnis) yang banyak.
Pada kue basah yang telah dikemas/dibungkus, maka penyajiannya dapat menggunakan
keranjang yang telah dihias, kemudian disusun rapi dan diberi hiasan seperti pita, bunga
atau ornamen lainnya. Pada kue basah yang bentuknya kecil-kecil dapat disajikan dengan
daun pisang yang telah dibentuk (takir dan sudi). Dimana takir dan sudi dibuat dengan
bentuk yang kecil (untuk perorangan) berukuran diameter hampir sama dengan piring
kue/ dessert plate.
2. Kue kering
Karakteristik kue kering yaitu mempunyai tekstur kering dan umumnya dengan teknik
pengolahan digoreng dan dibakar. Dalam penataan dan penyajiannya sedikit berbeda dengan kue
basah, yaitu sebagai berikut:
Pada kue kering berbentuk besar dapat disajikan utuh atau telah dipotong-potong. Hal ini
disesuaikan dengan jenis dan tujuan acara. Untuk kue yang berbentuk utuh dapat
digunakan wadah berupa tampah. Tampah terlebih dahulu diberi styrofoam dan
dibungkus dengan kertas timah (aluminium foil). Kemudian tampah dihias dengan
guntingan kertas roti yang menarik atau kertas minyak berwarna-warni. Atau dapat juga
dengan kertas dekorasi yang telah jadi dan siap beli. Bila menggunakan piring ceper
besar bermotif atau tidak bermotif,piring cukup dialas dengan kertas roti atau kertas
dekorasi siap beli. Letakkan kue utuh diatasnya, lalu di beri hiasan berupa potongan daun
pandan, daun mint atau buah cherry.
Untuk kue yang berbentuk kecil atau telah dipotong-potong, dapat digunakan tampah
atau piring ceper besar. Sebelum ditata di atas piring, kue terlebih dahulu ditempatkan
dalam paper cup yang ukurannya sesuai dengan bentuk ukuran kue. Kemudian susun kue
di atas tampah atau piring. Dalam penyajian untuk perorangan, kue dengan bentuk kecil
atau yang telah dipotong dapat langsung ditata dan disajikan menggunakan piring kue
(dessert plate). atau teman minum teh baik pada pagi maupun pada sore hari. Kue-kue
Indonesia yang dapat disajikan sebagai snack sangat banyak macamnya baik yang
mempunyai rasa manis maupun gurih.
Kue dapat didefinisikan menjadi dua yaitu kue basah dan kue kering.
Kue kering adalah kue dengan kadar air yang minimal, sehingga dapat tahan disimpan
lebih lama daripada kue basah. Kue kering biasanya bertekstur keras tetapi renyah karena dibuat
dengan cara di oven. Kue kering memiliki daya tahan yang cukup lama. Bahan yang umum
digunakan utuk pembuatan kue kering di antaranya tepung beras, tepung ketan, terigu, ataupun
sagu. Kue kering lebih dikategorikan sebagai kue yang dipanggang mirip seperti kukus. Kue
kering biasanya populer disajikan pada saat perayaan lebaran atau natal.
Berdasarkan teknik pengolahan, kue Indonesia dapat dibedakan pada kue dengan teknik
pengolahan direbus, dikukus, digoreng dan dibakar/dipanggang. Fungsi kue dalam penyajian
hidangan Indonesia adalah sebagai makanan ringan/pengganjal perut untuk sementara sambil
menunggu waktu makan yang sebenarnya tiba.
Kue Indonesia dihidangkan pagi atau sore, tergantung pada kesukaan/selera atau kesempatan
masing-masing individu. Biasanya disajikan dengan minuman panas teh/kopi atau minuman
dingin.
B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat penulis susun,tentunya makalah ini jauh dari kesempurnaan.
Kritik dan saran yang membangun sangatlah diharapkan penulis untuk memperbaiki makalah ini.
Penulis juga minta maaf apabila ada penulisan atau ulasan yang salah atau kurang.semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA