PERALATAN HIDANG
MAKALAH
Peralatan boga
OLEH
FAKULTAS TEKNIK
OKTOBER 2018
2
Daftar isi
BAB 1............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.........................................................................................................................4
BAB 2 ...........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN............................................................................................................................5
BAB 3 ..........................................................................................................................................
PENUTUP.....................................................................................................................................
3
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, saya panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang peraltan hidang.
Makalah i ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.
Terlepas dari semua itu,saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah tentang Peralatan hidang ini dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
BAB 1
PENDAHULUAN
Bab ini membahas (1) latar belakang (2) rumusan masalah (3) tujuan. Berikut adalah penjelasan
masing masing subbahasan tersebut
Apakah
1.3 tujuan
Menejelaskan
5
BAB 2
PEMBAHASAN
Bab ini membahas (1) definisi alat hidang (2) Perlengkapan alat hidang (3) perawatan
alat hidang. Berikut adalah penjelasan masing masing subbahasan tersebut.
Pada dasarnya peralatan-peralatan yang digunakan pada setiap restoran baik yang
berada diluar maupun dalam hotel adalah sama. Dalam sebuah restoran harus tersedia
perlengkapan dan peralatan dalam jumlah yang memadai yang akan menunjang kelancaran
operasional di restoran, serta mempunyai mutu dan penampilan yang baik karena citra restoran
dapat dibangun melalui kualitas perlengkapan dan peralatan yang disediakan. Dari jumlah
peralatan yang begitu banyak dijumpai di restoran, dapat digolongkan menjadi beberapa jenis
berikut:
1. Perlengkapan Restoran
· Side stand/board adalah perlengkapan yang berbentuk meja atau lemari/ rak,sebagai alat
bantu pelayanan yaitu tempat penyimpanan pelayanan dan bumbu-bumbu.Memiliki kotak atau
laci dan dikelompokkan menurut jenisnya.
· Dispencer counter berupa sebuah meja panjang yang biasanya diletakkan ditempat yang
strategis di sudut ruangan restoran.Fungsinya juga sebagai tempat meletakkan sementara
makanan yang baru diterima dari dapur atau meletakkan peralatan kotor sebelum dikirim ke
dishwashing area.
· Gueridon adalah kereta dorong untuk membawa makanan dalam jumlah yang banyak,juga
untuk keperluan clear-up peralatan dari meja tamu.
Yang termasuk perlengkapan meja makan ini adalah salt and pepper shaker,
ashtray,flower vase, table number, creamer/milk jug, napkin, sugar bowl dan sugar
spoon,tootholder, candle holder, jam dish and spoon.
Peralatan makan yang dipergunakan pada bagian restoran cukup banyak jenisnnya
sehingga dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, yaitu :
· Silver ware/cutlery adalah alat-alat sejenis pisau yang digunakan untuk kepentingan
potong memotong. Silver ware terbuat dari bahan stainless steel atau bahan perak,bentuknya
berupa garpu,sendok makan dan pisau.
· China ware adalah peralatan pecah belah yang terbuat dari keramik, porselin atau tembikar
dan untuk keperluan operasional restoran. Pada suatu restoran digunakan satu model china ware
saja, tapi tidak tertutup kemungkinan sebuah restoran menggu nakan beberapa china ware.Alat
ini berupa piring (plate), cangkir (cup & saucer).
· Glass ware adalah peralatan restoran yang digunakan untuk minum dan terbuat dari bahan
jenis kaca. Adapun jenisnnya adalah seperti champagne, wine glass,high ball glass,water goblet.
7
Merupakan peralatan menata meja yang sangat penting dan dapat mempengaruhi penampilan
penyajian makanan dan minuman. Warna dan bentuknya harus serasi dengan alat-alat lainnya.
Barang pecah belah yang digunakan direstoran umumnya terbuat dari porselin, karena warna dan
modelnyaberaneka ragam.
Dessert Plate .
8
Dinner Plate.
Soup Bowl.
Cereal Dish .
10
Ashtray / Asbak.
Mangkok dan piring cawan yang fungsinya khusus untuk menyajikan kopi expresso dan demi
tasse coffee.
Creamer .
11
Milk Pot .
Tidak kalah pentingnya dengan alat-alat lain yang biasanya dipergunakan di restoran. Gelas
juga digunakan diruang makan ( dinning room glass) dan di bar ( bar glass ). Gelas dibuat dari
bermacam-macam bahan, yaitu kaca kali, kaca kristal, plastik, dan logam.berikut contoh
peralatan glasware:
Water Goblet .
Cocktail Glass.
Beer Glass.
13
Highball Glass.
Jenis gelas yang berfungsi untuk menyajikan minuman jenis mix drink atau bisa juga
Collins Glass.
Zombie Glass.
14
khusus yang bernama zombie dan juga bisa digunakan untuk menyajikan minuman long
drink.
Juice Glass.
Brandy Glass.
berjenis brandy.
15
CUTLERY
Cutlery terdiri dari berbagai macam pisau (knife) dan alat pemotong lainnya. Dapat terbuat dari
bahan perak, stainless steel, chrom, kuningan dan melamin. Bahan yang terbaik adalah stainless
steel karena tahan karat, kuat dan mudah dibersihkan.
Linen adalah segala macam peralatan yang terbuat dari kain, sedangkan stationary adalah
segala peralatan yang terbuat dari kertas dan alat tulis menulis lainnya. Contohnya:
Table Cloth.
Guest Napkin.
Service Cloth .
Paper Napkin.
Place Mate .
17
5. platther
Adalah piring lodor dengan berbagai ukuran yaitu small, medium dan large. Mempunyai tiga
bentuk, ada yang berbentuk lonjong (oval platter), bulat (round platter) dan persegi panjang
(rectangular platter).yang digunakan untuk membawa makanan.
Oval platte
Round platter
Rectangular platter
18
Pada dasarnya, washing (pencucian/pembersihan) perabot dapat dilaksanakan dengan dua cara,
yaitu :
1. Washing by machine
2. Washing by hand
Kedua cara mencuci diatas, akan dibahas lebih dalam pada bahasan berikut ini.
1. Washing by machine
Dalam proses pencucian ini, semua jenis alat-alat yang dipergunakan di restaurant, bar,
room service, dan out let yang lain, dicuci dengan menggunkan mesin (machine). Di hotel-hotel
yang besar (100 kamar ke atas), umumnya mempergunakan 2 jenis mesin. Dua jenis mesin ini
yang satu dengan yang lainnya dibedakan atas cara kerja mesin dan jenis alat-alat yang bisa
dibersihkan melalui proses pembersihan di dalam masing-masing mesin tersebut. Kedua mesin
itu adalah :
1) China ware
19
2) Glass ware
3) Silver ware dan beberapa alat lain seperti tray, salt, pepper shaker, dan sebagainya.
Untuk diwashing machine, secara garis besar dibedakan lagi menjadi dua jenis, yaitu :
Sesuai dengan namanya, mesin ini memiliki tiga bagian (zone) yang tergabung menjadi
satu unit mesin, yaitu :
a) Pre washing zone, yaitu bagian tempat terjadinya proses pencucian pendahuluan,
dimana peralatan yang dicuci, disemprot secara otomatis dengan air panas yang temperaturnya
berkisar diantara 30-350C. Guna penyemprotan ini adalah untuk menghilangkan sisa-sisa
makanan yang melekat, agar memudahkan proses pembersihan selanjutnya.
b) Main wahing zone, yaitu zone/bagian kelanjutan dari pre washing, dimana alat-alat
yang sudah disemprot akan dicuci sebersih-bersihnya dengan sistem penyemprot air panas (60-
700C) yang sudah bercampur dengan larutan sabun, sehingga alat-alat tersebut bebas dari
kotoran.
c) Rinsing zone, yaitu bagian terakhir, yang berfungsi untuk membersihkan sisa-sisa
sabun yang melekat.
Air yang dipakai untuk proses pembilasan, berasal dari pipa-pipa air yang sudah tersedia,
dan harus mencapai derajat kepanasan yang berkisar antara 85-900C ditambah dengan salah satu
bahan pembersih (cleaning supplies) yaitu “Rinse dry) yang berfungsi sebagai pembunuh
kuman-kuman, mempercepat proses pengeringan, maupun bahan untuk membuat alat-alat yang
dicuci agar lebih mengkilat. Penempatan dari rinse dry ini, ditampung dalam satu tempat khusus
yang ditaruh pada bagian Rinsing zone.
Proses terjadinya pergantian fungsi-fungsi di dalam mesin tersebut adalah atas dasar
pengaturan yang terbuat secara otomatis. Artinya barang-barang/peralatan yang akan dicuci
melalui mesin ini, apabila sudah selesai, akan disusun di dalam rack khusus. Conveyor (yaitu
20
pita atau alat yang dibuat dari metal yang bisa bergerak, secara terus-menerus di dalam keadaan
mesin hidup), mendorong rack tersebut masuk ke dalam mesin, dengan melalui masing-masing
dari ketiga zone tersebut di atas.
Cara-cara melakukan pembersihan ini, tidak jauh berbeda dengan tiga zone di atas.
Namun, sistem kerjanya bersifat lebih sederhana dan lebih lambat. Pre washing (proses
pencucian pendahuluan), dilakukan diluar mesin dengan cara manual, yaitu menyemprot
peralatan yang akan dicuci dengan air panas yang temperaturnya berkisar diantara 30-350C,
melalui alat khusus yang disebut “spraiyer”, atau dapat pula dilakukan dengan cara merendam
alat-alat tersebut sebelum dimasukkan ke dalam mesin. Guna penyemprotan ini adalah untuk
menghilangkan sisa-sisa makanan yang melekat, agar memudahkan proses pembersihan
selanjutnya dengan melalui mesin.
Mesin yang terdiri atas satu tangki ini, dapat berfungsi ganda, yaitu sebagai “washing”, dan
dalam waktu tertentu secara otomatis akan berubah fungsi menjadi “rinsing”. Air yang dialirkan
melalui pipa ke dalam mesin akan bersuhu 60-700C apabila berfungsi sebagai washing, dan akan
berubah suhu menjadi 85-950C, apabila mesin berfungsi sebagai rinsing (air mengalir melalui
booster/alat pemanas).
2. Washing by hand
Peralatan dan supplies (bahan-bahan pencuci) yang diperlukan adalah sebagai berikut :
a. Sink washing tub, yaitu bak yang dipergunakan sebagai tempat untuk mencuci.
c. Hand brush (hard and soft), yaitu sikat tangan yang keras dan lunak. Sikat keras
digunakan untuk membuang/menyikat sisa-sisa makanan dari piring, dan yang lunak untuk
membersihkan piring, gelas, dan sebagainya pada proses pencucian.
d. Soft cotton cloth, yaitu lap katun yang halus dan bersih untuk mengeringkan
setelah pencucian.
f. Garbage can/tempat sampah, disini diperlukan dua buah garbage can, yaitu :
1) Eatable garbage, yaitu tempat sampah yang sampahnya bisa dimakan binatang
peliharaan.
2) Un-eatable garbage, yaitu tempat sampah yang sampahnya tidak bisa dimakan.
h. Soap/sabun.
a. Soaking (merendam)
b. Sabun dimasukkan ke dalam sink dan diaduk untuk merendam alat-alat yang belum
dicuci
e. Rendam alat-alat tersebut pada sink yang telah disediakan untuk itu
g. Bilas semua peralatan yang sudah digosok/disikat pada sink pembilas, kemudian
keringkan
j. Catatan :
1) Air sabun harus diganti bila sudah kotor, tidak berbuih kembali, atau sudah
berminyak
4) Pembilasan lebih baik dilakukan dengan air keran yang panas (kalau ada), karena
sirkulasi air hanya sekali keluar dan langsung terbuang.
23
Selain melakukan pembersihan/pencucian dengan cara diatas, pada restaurant terdapat pula apa
yang disebut dengan “Polishing Restaurant Equipment”. Polishing adalah suatu proses pekerjaan
membersihkan/mengkilapkan peralatan restaurant dengan supplies yang dinamakan “Silver
polish”. Caranya yaitu dengan menggosokkan silver polish pada alat yang akan dibersihkan.
Pekerjaan ini biasanya dilakukan secara berkala, dan dilakukan apabila ada alat-alat yang sudah
buram, umumnya alat yang berasal dari silverware.
Guna menunjang kebersihan peralatan tersebut, ada juga cara/metode lain yang fungsinya untuk
mengkilpakan dan menghaluskan peralatan. Kedua metode itu adalah :
BAB 3
PENUTUP
Bab ini membahas (1) kesimpulan (2) saran . Berikut adalah penjelasan masing masing
subbahasan tersebut.
3.1 kesimpulan
3.2 saran
25
Daftar pustaka:
katrin Magdalena (2013)
Armada Tujuhdua (2016)