Anda di halaman 1dari 59

[02]

TRANSPORT TRANS MEMBRANE


Transport Sel Membran

• Transport Pasif
– Difusi
Difusi dipermudah dengan protein
Difusi dipermudah dengan protein
pembawa
– Osmosis
• Transport Aktif
Transpor Zat Melalui Membran Sel
Transpor zat yang terjadi pada sel, baik antarsel
maupun organel sel dapat melalui dua cara, yakni
transport pasif dan transpor aktif
Transpor pasif
Ad : merupakan transpor ion, molekul, senyawa
dari luar atau dalam sel tanpa memerlukan energi.
Zat-zat yang ditranspor bergerak dari daerah
berkonsentrasi tinggi hingga daerah
berkonsentrasi rendah. Proses transpor pasif ini
dapat terjadi secara difusi dan osmosis.
a. Difusi

• Difusi adalah gerakan acak partikel


partikel, atom, maupun molekul gas atau
cairan, dari daerah berkonsentrasi tinggi
menuju daerah berkonsentrasi rendah
hingga mencapai kesetimbangan. Zat-zat
tersebut akan berdifusi menurun sesuai
gradien konsentrasi.
Transpor difusi terdiri dari dua cara yaitu
difusi dipermudah dengan protein dan difusi
dipermudah dengan protein pembawa.
Kita pahami penjelasannya sebagai berikut.
1. Difusi dipermudah (difusi terfasilitasi)
2. Difusi dipermudah dengan protein
pembawa
❑ Difusi dipermudah disebut juga difusi terfasilitasi. Pada
proses difusi yang terfasilitasi oleh protein, molekul-
molekul seperti asam amino, gula, tidak dapat melalui
membran plasma.
❑ Difusi zat dipermudah dengan protein pembawa mirip
dengan proses difusi dipermudah dengan protein. Letak
perbedaannya, protein membran membentuk saluran
dan mengikat molekul yang ditranspor. Protein ini
dinamakan protein pembawa. Molekul yang ditranspor
seperti glukosa dan asam amino berdifusi dan menurun
sesuai gradien konsentrasinya.
Difusi berlangsung dipengaruh oleh
beberapa faktor, antara lain :
1. konsentrasi zat,
2. ukuran zat,
3. wujud zat,
4. dan suhu.
b. Osmosis

Selain berlangsung secara difusi, molekul


zat dapat pula bergerak secara osmosis.
Osmosis adalah perpindahan zat pelarut
melalui membran selektif permeabel dari
konsentrasi zat pelarut tinggi menuju
konsentrasi zat pelarut rendah. Zat pelarut
ini dapat keluar masuk melewati membran
secara bebas. Hanya saja zat terkecil
merupakan zat yang sudah terseleksi.
Perbedaan Difusi dan Osmosis

OSMOSIS DIFUSI
Difusi adalah gerakan acak partikelpartikel, Osmosis adalah perpindahan zat
atom, maupun molekul gas atau cairan, pelarut melalui membran selektif
dari daerah berkonsentrasi tinggi menuju permeabel dari konsentrasi zat pelarut
daerah berkonsentrasi rendah hingga tinggi menuju konsentrasi zat pelarut
mencapai kesetimbangan. rendah.

Partikelnya yang berpindah Pelarutnya yang berpindah


Tidak ada membran permeabel Adanya membran permeable

Perpindahan zat terlarut tanpa melalui Perpindahan zat pelarut melalui


membran membran
Transpor Aktif

Pada saat tertentu, sel hidup mampu


menyerap beberapa zat meskipun
konsentrasi zat di dalam selnya lebih tinggi
dibandingkan lingkungan di sekitar sel.
Artinya, sel menyerap zat berlawanan
dengan gradien konsentrasi. Sehingga,
proses tersebut membutuhkan energi.
Dinamakan Transpor Aktif.
Salah satu contoh proses transpor aktif
adalah pompa natrium kalium. Proses ini
terjadi bila konsentrasi ion kalium (K+) di
dalam sel lebih tinggi dibandingkan
sekelilingnya, sedangkan ion natrium (Na+)-
nya jauh lebih rendah. Karena itu, membran
plasma akan memompakan ion natrium
keluar sel dan kalium ke dalam sel,
sehingga diperoleh kesetimbangan.
Selain pompa natrium-kalium, proses
transpor aktif dapat pula melibatkan proses
transpor makromolekul. Proses ini terjadi
bila molekul besar melewati membran
plasma secara eksositosis dan endositosis.
Eksositosis merupakan proses pengeluaran
zat dari dalam sel atau organel sel. Misalnya
saja, pengeluaran zat saat pembentukan
dinding sel, sekresi hormon pada sel hewan,
dan pengeluaran sisa-sisa pencernaan
makanan. Proses eksositosis ini dapat
dilakukan dengan cara pembentukan vesikel
(kantong pelapis zat). Vesikel ini akan
bergerak menuju membran plasma dan
selanjutnya berdifusi ke luar sel.
Endositosis terjadi saat berbagai zat kecil dan
makromolekul masuk ke dalam sel melalui
membran. Endositosis pada sel dapat terjadi
secara fagositosis dan pinositosis. Fagositosis
merupakan proses masuknya molekul padat ke
dalam sel, sedangkan bahan cair masuk ke dalam
sel secara pinositosis.
Sebagai contoh peristiwa fagositosis adalah
proses memakan bakteri atau benda mikroskopis
lainnya oleh Amoeba, kemudian proses memakan
kuman oleh sel-sel darah putih
Selain cara tersebut, endositosis terjadi secara endositosis yang dibantu reseptor.
Prosesnya sama dengan kedua jenis endositosis di atas. Bedanya, zat yang akan
masuk ke dalam sel ditangkap terlebih dahulu oleh reseptor.
[03]

Reproduksi Sel Mitosis dan


Meiosis
• Reproduksi sel adalah proses
memperbanyak jumlah sel dengan cara
membelah diri, baik pada organisme
uniseluler maupun multiseluler. ).
Reproduksi sel Bisa dikatakan juga
sebagai proses penggandaan materi
genetik (DNA) yang terdapat di dalam
nukleus. Sehingga, menghasilkan sel-sel
anakan yang memiliki materi genetik yang
sama.
Macam – Macam Pembelahan Sel

1) Pembelahan Sel secara Langsung


2) Pembelahan Sel secara Tidak Langsung
(Mitosis dan Meiosis)
Pembelahan Sel Mitosis dan Meiosis
1) Pembelahan Sel Mitosis
2) Pembelahan Meiosis
1.Pembelahan Sel Mitosis

Mitosis adalah cara pembelahan dalam


pertumbuhan sehingga sifat sel anak sama
dengan sel induk. Setiap sel yang
membelah secara mitosis, akan menjadi dua
sel anak yang "identik". Sama bentuknya,
mungkin sama ukurannya dan yang jelas
sama kedudukan dan fungsinya
Pembelahan mitosis bertujuan untuk

1) Mengganti atau memperbaiki jaringan


tubuh yang sudah rusak atau aus,
2) Pertumbuhan ( perbanyakan sel sehingga
baik kwantitas dan kwalitasnya
bertambah).
3) Membentuk Jaringan karena produk
pembelahan ini kromosom/sifat induk
sama dengan sifat anakannya , artinya
karena membentuk jaringan baik sel baru
dan lama sama.
Tahapan Pembelahan Mitosis

Interfase Merupakan fase istirahat dari


pembelahan sel. Namun tidak berarti sel
tidak beraktifitas justru tahap ini merupakan
tahapan yang paling aktif dan penting untuk
mempersiapkan pembelahan.
Terbagi atas tiga fase, yaitu:

1) Fase G1 (growth 1/pertumbuhan 1)


2) 2. Fase S (Sintesis)
3) 3. Fase G2 (Growth 2/Pertumbuhan 2)
Pembelahan mitosis meliputi:
1.Profase
2.Metafase
3.Anafase
4.Telofase
5.sitokinesis
Interfase

Ciri-ciri fase interfase sebagai berikut


:
❑ Selaput nukleus membatasi
nukleus
❑ Nukleus mengandung satu atau
lebih nukleolus
❑ Dua sentrosom telah terbentuk
memlalaui replikasi sentrosom
tunggal
❑ Pada sel hewan, setiap sentrosom
memiliki dua sentrosom
❑ Kromosom yang diduplikasikan
selama fase S, tidak bisa dilihat
secara individual karena belum
terkondensasi.
Profase

▪ Serat-serat kromatin menjadi


terkumpar lebih rapat,
terkondensasi menjadi
kromosom diskret yang dapat
diamati dengan mikroskop
cahaya.
▪ Nukleolus lenyap
▪ Gelendong mitotik mulai
terbentuk. Gelendong ini terdiri
atas sentrsom dan mikrotubulus
yang menjulur dari sentrosom.
▪ Sentrosom-sentrosom bergerak
saling menjauhi, tampaknya
didorong oleh mikrotubulus yang
memanjang di antaranya.
Prometafase

❖ Selaput nukleus terfragmentasi


❖ Mikrotubulus yang menjulur dari
masing-masing sentrosom kini dapat
memasuki wilayah nukleus.
❖ Kromosom menjadi semakin
terkondensasi
❖ Masing-masing dari kedua kromatid
pada setiap kromosom kini memiliki
kinetokor, struktur protein
terspesialisasi yang terletak pada
sentromer.
❖ Beberapa mikrotubulus melekat pada
kinetokor menjadi mikrotubulus
kinetokor.
❖ Mikrotubulus nonkinetokor
berinteraksi dengan sejenisnya yang
berasal dari kutub gelendong yang
bersebrangan
Metafase

➢ Merupakan tahap mitosis yang


paling lama, seringkali
berlangsung sekitar 20 menit.
➢ Sentrosom kini berada pada
kutub-kutub sel yang
bersebrangan.
➢ Kromosom berjejer pada lempeng
metafase, bidang khayal yang
berada di pertengahan jarak
antara kedua kutub gelendong.
Sentromer-sentromer kromosom
berada di lempeng metafase.
➢ Untuk setiap kromosom, kinetokor
kromatid saudara melekat ke
mikrotubulus kinetokor yang
berasal dari kutub yang
bersebrangan.
Anafase

❑ Merupakan tahap mitosis


yang paling pendek,
seringkali berlangsung
hanya beberapa menit.
❑ Anafase di mulai ketika
protein kohesin terbelah.
Ini memungkinkan kedua
kromatid saudara dari
setiap pasangan
memisah secara tiba-tiba.
Setiap kromatid pun
menjadi satu kromosom
utuh.
Telofase

• Dua nukleus anakan


terbentuk dalam sel.
• Selaput nukleus
muncul dari
fragmenfragmen
selaput nukleus sel
induk dan bagian-
bagaian lain dari
system endomembran.
• Nukleolus muncul
kembali.
GAMBARAN UMUM
FASE MITOSIS
2. Pembelahan Meiosis

Pembelahan meiosis adalah pembelahan


sel dalam membentuk sel-sel kelamin yaitu
seperti sperma, tepung sari (pada
tumbuhan) dan sel telur. Dalam pembelahan
meiosis satu sel membelah menjadi 4 sel,
tetapi sifat genotipenya tinggal separuh
Tujuan pembelahan meiosis

a) Untuk membentuk sel kelamin.


b) Membentuk pengurangan jumlah
kromosom (mereduksi)
c) Untuk mencapai pembelahan meiosis
berlangsung melalui 2 pembelahan yaitu
meiosis 1 dan meiosis 2 secara langsung
tanpa penggadaan lagi karena harus ada
reduksi kromosom.
Ada 2 tahapan pembelahan meosis ,
yaitu

1. Meosis 1
2. Meosis 2
Perbedaan antara mitosis dan meiosis
Pembelahan Mitosis dan Meiosis pd
Man
▪ Gametogenesis
▪ Gamet dihasilkan dalam gonad.. Gamet jantan ;
▪ Spermatozoon ( jamak ; spermatozoa) dihasilkan
dalam gonad jantan , disebut testis. Gamet betina ;
ovum (jamak; ova) dihasilkan dalam ginad betina,
disebut ovarium.Proses menghasilkan gamet matang
sehingga mampu membuahi disebut gametogenesis,
yang dibagi atas 2 macam:
▪ Spermatogenesis, pemebentukan spermatozoa.
▪ Oogenesis, pembentukan ovum.
SISTEM PERNAPASAN
Sistem pernapasan pada manusia terdiri dari :
• Nasal (hidung),
• Laring,
• Trakea,
• Bronkus, dan
• Paru
EMBRIOLOGY SISTEM PERNAPASAN
• Pembentukan saluran pernapasan yang ada di manusia, ternyata
saluran pernapasan tidak langsung membesar seperti yang kita
rasakan saat ini.
• Saluran pernapasan sudah dimulai pembentukannya pada saat
manusia yang masih dikatakan "mudigah" kalau dalam istilah
Islamnya, kira-kira mulai dibentuk pada minggu IV.
• Pada minggu IV, di mudigah terdapat divertikulum respiratorium
yang terdapat tunas paru yang merupakan tonjolan dari dinding
ventral usus depan. Pada divertikulum respiratorium inilah
nantinya dijadikan tempat untuk menginduksikan TBX4 untuk
merangsang pembentukan tunas, pertumbuhan dan
differensiasi paru.
• Bagian epitel dalam yang ada di paru terbentuk dari endoderm,
sedangkan komponen tulang rawan, kartilago, dan otot
dibentuk dari mesoderm splanknik.
• Awalnya, tunas paru mempunyai hubungan terbuka dengan
usus depan sehingga pada saat divertikulum respiratorium
membesar ke arah kaudal, terbentuklah 2 bubungan
longitudinal yang dipisahkan oleh trakeoesophageal. Kemudian,
pada saat kedua bubungan menyatu membentuk septum
trakeoesophageal, usus depan akan terbagi menjadi usus depan
bagian dorsal dan ventral, tunas paru, trakea, dan esophagus.
• Primordium respiratorik akan mempertahankan hubungan
terbukanya dengan faring melalui aditus laringis.
1. EMBRIONALISASI LARYNX
• Laring kan terdiri atas bagian lapisan
dalam yang terbentuk dari endoderm
dan komponen kartilago dan otot
dibentuk oleh mesenkim arkus faring
ke 4 atau ke 6.
• Selanjutnya mesenkim ini akan
berpoliferasi cepat sehingga aditus
laringis akan berubah dari bentuknya
yang celah sagital menjadi berbentuk
T celahnya. Lalu, bentuk aditus
laringis dapat dikenali ketika
mesenkim dari kedua arkus berubah • Aditus laringis dan penebalan-penebalan di
sekitarnya pada tahapan perkembangan yang
menjadi kartilago tiroidea, krikoidea, berurutan, A pada usia 6 minggu dan B pada
dan aritenoidea. usia 12 minggu.
• Di saat yang sama, epitel laring juga berpoliferasi dengan
cepat sehingga terjadi oklusi lumen temporal, yang
dilanjutkan dengan vakuolisasi dan rekanalisasi yang
menghasilkan sepasang resesus lateral, ventrikulus
laringis yang dibatasi oleh lipatan jaringan yang nantinya
akan berdiferensiasi menjadi pita suara sejati dan palsu.
• Semua otot laring disarafi oleh cabang-cabang kranial ke
sepuluh nervus vagus.
2. EMBRIONALISASI TRACHEA, BROCHUS
DAN PARU
• Sewaktu berpisah dengan usus
paru, tunas paru akan
membentuk trakea dan dua
kantung luar lateral/tunas
bronkus.
• Di awal minggu V, masing-masing
tunas bronkus membesar
membentuk bronkus utama
kanan dan kiri. Bronkus utama
kanan akan membentuk tiga Tahapan perkembangan tunas paru :
bronkus sekunder, sedangkan A.5 minggu : tunas kanan 3 bronkus
yang kiri akan membentuk dua sekunder, kiri 2 bronkus sekunder.
B.6 minggu : 3 lobus di kanan dan 2 di
bronkus sekunder. kiri.
C.8 minggu
• Tunas paru berkembang ke arah kaudal dan lateral
rongga paru tubuh sehingga ruang paru, kanalis
perikardioperitonealis menjadi cukup sempit. Saluran-
saluran terletak di kesua sisi usus depan dan secara
bertahap diisi oleh tunas paru yang terus membesar.
• Seanjutnya terdapat lipatan pleuroperitoneum dan
lipatan pleuroperikardium yang memisahkan kanalis
perikardioperitonealis dari rongga peritoneum dan
rongga perikardium, dan ruang sisanya akan
membentuk rongga pleura primitif.
• Selanjutnya semakin berkembang,
mesoderm yang menutupi luar paru
akan menjadi pleura viseral dan
mesoderm yang menutupi dinding
tubuh dari bagian dalam menjadi
pleura parietal. Rongga diantara
pleura viseral dan pleura parietal
adalah rongga pleura.
• Bronkus sekunder akan membelah
berulang-ulang secara dikotomis,
membentuk sepuluh bronkus tersier
(segmentalis) di paru kanan dan
delapan bronkus tersier di paru kiri,
menciptakan segmentum
bronkuspulmonale pada paru
dewasa.
• Sampai bulan VII pranatal, pernapasan sudah dapat
berlangsung ketika sebagian sel bronkius respiratorius
yang berbentuk kuboid menjadi sel gepeng tipis.
• Selama dua bulan terakhir kehidupan pranatal dan selama
beberap tahun selanjutnya, jumlah sakus terminalis terus
meningkat yang selain itu sel-sel yang melapisi sakus yang
dikenal dengan sel epitel alveolus tipe I.
• Pada VI terbentuk jenis sel lain, yaitu sel epitel alveolus
tipe II yang menghasilkan surfaktan, suatu cairan kaya
fosfolipid yang dapat menurunkan tegangan permukaan di
pertemuan udara-alveolus.
Pematangan Paru

Perkembangan histologis dan


fungsional paru :
A. Periode kanalikular berlangsung
dari minggu ke-16 hingga ke-26
B. Periode sakus terminal dimulai
pada akhir bulan ke-6 dan awal
bulan ke- 7 pranatal
• Jaringan paru pada bayi baru
lahir. Sel epitel gepeng yang
tipis (selepitel alveolus tipe I)
serta kapiler di sekitarnya
yang menonjol ke
dalamalveolus matur.
Fase Pematangan Paru
No Periode Waktu Proses

Pembentukan cabang berlanjut


untuk membentuk bronkhiolus
1 Pseudoglandular 5-16 minggu
terminais. Belum ada bronchiolus
respiratorius atau alveolus.

Masing-masing bronchiolus
terminalis bercabang menjadi 2
atau lebih bronchiolus
2 Canalicular 16-26 minggu
respiratorius, yang selanjutnya
bercabang menjadi 3-6 ductus
alveolaris.

Terbentuk sacus terminalis


3 Saccus Terminalis 16 minggu-lahir (alveolus primitif) dan kapiler
membentuk kontak erat.

Alveolus matur telah memiliki


4 Alveolar 8 bulan-masa kanak2 kontak epitel-epitel (kapiler)
yang sempurna)
3. EMBRIONALISASI HIDUNG
A. mudigah usia 7 minggu,
promenensia maksilaris telah
menyatu dengan promenensia
nasalis.
B. mudigah usia 10 minggu
C. foto mudigah manusia pada
usia 7 minggu.
Thank You!

Anda mungkin juga menyukai