Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Anwar (1986), aktivitas kehidupan di biosfer pada dasarnya digerakkan
oleh tenaga dari cahaya matahari. Secara sepintas memang tidak nampak hubungan
cahaya matahari dengan hewan yang dapat berlari dengan cepat. Namun apabila diteliti
dengan cermat akan diketahui bahwa tenaga untuk berlari itu berasal dari pemecahan
karbohidrat yang terkandung di dalam daun rerumputan yang dimakan oleh hewan
tersebut, dan karbohidrat yang dipecah berasal dari suatu reaksi kimia didalam daun
yang berlangsung dengan menggunakan energi cahaya matahari. Reaksi pembentukan
karbohidrat ini dinamakan fotosintesis (Arrizandy).
Tumbuhan yang dapat melakukan proses fotosintesis hanya tumbuhan yang
memiliki klorofil di dalam daunnya. Proses ini akan terjadi apabila terdapat cahaya dan
diperantarai oleh klorofil, keduanya akan bereaksi membentuk zat kimia yang akan
disimpan oleh tumbuhan tersebut. Faktor lain yang mempengaruhi terjadinya
fotosintesis antara lain; air (H2O), konsentrasi CO2, suhu, dll.
Pada percobaan ini, praktikan akan melakukan uji Sachs menggunakan daun
tumbuhan ketela pohon (Manihot esculenta) dan pacar air (Impatiens balsamina).
Kedua daun tersebut dipilih karena memiliki tekstur yang lunak dan tipis. Dari hasil uji
Sachs ini, praktikan dapat mengetahui kandungan amilum yang terdapat pada kedua
daun tersebut dengan pengujian menggunakan larutan lugol.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana proses reaksi gelap fotosintesis terjadi?
2. Bagaimana tumbuhan dapat menghasilkan karbohidrat?

1.3 Hipotesis
Hasil fotosintesis disebut fotosintat, biasanya dikirim ke jaringan-jaringan
terdekat terlebih dahulu. Pada dasarnya, rangkaian reaksi fotosintesis dapat dibagi
menjadi dua bagian utama; reaksi terang (memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak
memerlukan cahaya, tetapi memerlukan karbon dioksida). Reaksi terang terjadi pada

1
grana, sedangkan reaksi gelap terjadi di dalam stroma. Dalam reaksi terang, terjadi
konversi energi cahaya menjadi energi kimia dan menghasilkan oksigen (O2).
Sedangkan dalam reaksi gelap terjadi reaksi siklik yang membentuk gula dari bahan
dasar CO2 serta energi ATP dan NADPH. Energi yang digunakan dalam reaksi gelap
diperoleh dari reaksi terang. Pada proses reaksi gelap tidak dibutuhkan cahaya matahari.
Reaksi gelap bertujuan untuk mengubah senyawa yang mengandung atom karbon
menjadi molekul gula.

1.4 Variabel
Macam-macam variabel dalam percobaan :
 Variabel bebas : Reaksi terang, reaksi gelap
 Variabel terikat : Fotosintesis
 Variabel kontrol : Percobaan SACHS

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Fotosintesis
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan untuk
memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan energi cahaya.
Fotosintesis juga dapat di artikan proses penyusunan atau pembentukan dengan
menggunakan energi cahaya atau foton. Sumber energi cahaya alami adalah matahari
yang memiliki spektrum cahaya infra merah (tak terlihat), merah, jingga, kuning, hijau,
biru, nila, ungu dan ultra ungu (Darmawan & Baharsjah, 1983).
Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang berarti
penyusunan. Jadi fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organik H2O dan
CO2 menjadi senyawa organik yang kompleks yang memerlukan cahaya. Fotosintesis
hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang mempunyai klorofil, yaitu pigmen yang
berfungsi sebagai penangkap energi cahaya matahari (Kimball, 2002)
Glukosa adalah hasil dari fotosintesis yang dilakukan tumbuhan, alga, dan
beberapa jenis bakteri dengan menggunakan zat hara, karbondioksida, dan air serta
dibutuhkan bantuan energi cahaya matahari. Hampir semua makhluk hidup bergantung
dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis, sehingga menjadi sangat penting bagi
kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang
terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis
disebut sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena
dalam fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai
molekul penyimpan energi. Cara lain yang ditempuh organisme untuk mengasimilasi
karbon adalah melalui kemosintesis, yang dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang
(Darmawan & Baharsjah, 1983).
Menurut buku Campbell, hasil fotosintesis disebut fotosintat, biasanya dikirim
ke jaringan-jaringan terdekat terlebih dahulu. Pada dasarnya, rangkaian reaksi
fotosintesis dapat dibagi menjadi dua bagian utama; reaksi terang (memerlukan cahaya)
dan reaksi gelap (tidak memerlukan cahaya, tetapi memerlukan karbon dioksida).
Reaksi terang terjadi pada grana, sedangkan reaksi gelap terjadi di dalam stroma. Dalam
reaksi terang, terjadi konversi energi cahaya menjadi energi kimia dan menghasilkan

3
oksigen (O2). Sedangkan dalam reaksi gelap terjadi reaksi siklik yang membentuk gula
dari bahan dasar CO2 serta energi ATP dan NADPH. Energi yang digunakan dalam
reaksi gelap diperoleh dari reaksi terang. Pada proses reaksi gelap tidak dibutuhkan
cahaya matahari. Reaksi gelap bertujuan untuk mengubah senyawa yang mengandung
atom karbon menjadi molekul gula.

2.2 Reaksi Terang


Menurut buku Salisbury (1995), reaksi terang adalah proses untuk menghasilkan
ATP dan reduksi NADPH2. Reaksi ini memerlukan molekul air dan cahaya matahari.
Proses diawali dengan penangkapan foton oleh pigmen sebagai antena. Reaksi terang
melibatkan dua fotosistem yang saling bekerja sama, yaitu fotosistem I dan II.
Fotosistem I (PS I) berisi pusat reaksi P700, yang berarti bahwa fotosistem ini optimal
menyerap cahaya pada panjang gelombang 700 nm, sedangkan fotosistem II (PS II)
berisi pusat reaksi P680 dan optimal menyerap cahaya pada panjang gelombang 680 nm
(Eristya).
Mekanisme reaksi terang diawali dengan tahap dimana fotosistem II menyerap
cahaya matahari sehingga elektron klorofil pada PS II tereksitasi dan menyebabkan
muatan menjadi tidak stabil. Untuk menstabilkan kembali, PS II akan mengambil
elektron dari molekul H2O yang ada disekitarnya. Molekul air akan dipecahkan oleh ion
mangan (Mn) yang bertindak sebagai enzim. Hal ini akan mengakibatkan pelepasan H +
di lumen tilakoid. Dengan menggunakan elektron dari air, selanjutnya PS II akan
mereduksi plastokuinon (PQ) membentuk PQH2. Plastokuinon merupakan molekul
kuinon yang terdapat pada membran lipid bilayer tilakoid. Plastokuinon ini akan
mengirimkan elektron dari PS II ke suatu pompa H+ yang disebut sitokrom b6-f
kompleks (Salisbury, 1995).
Sitokrom b6-f kompleks berfungsi untuk membawa elektron dari PS II ke PS I
dengan mengoksidasi PQH2 dan mereduksi protein kecil yang sangat mudah bergerak
dan mengandung tembaga, yang dinamakan plastosianin (PC). Kejadian ini juga
menyebabkan terjadinya pompa H+ dari stroma ke membran tilakoid. Elektron dari
sitokrom b6-f kompleks akan diterima oleh fotosistem I. Fotosistem ini menyerap
energi cahaya terpisah dari PS II, yang menerima elektron yang berasal dari H2O
melalui kompleks inti PS II lebih dahulu. Sebagai sistem yang bergantung pada cahaya,

4
PS I berfungsi mengoksidasi plastosianin tereduksi dan memindahkan elektron ke
protein Fe-S larut yang disebut feredoksin.
Selanjutnya elektron dari feredoksin digunakan dalam tahap akhir pengangkutan
elektron untuk mereduksi NADP+ dan membentuk NADPH. Reaksi ini dikatalisis dalam
stroma oleh enzim feredoksin NADP+ reduktase. Ion H+ yang telah dipompa ke dalam
membran tilakoid akan masuk ke dalam ATP sintase. ATP sintase akan
menggandengkan pembentukan ATP dengan pengangkutan elektron dan H+ melintasi
membran tilakoid. Masuknya H+ pada ATP sintase akan membuat ATP sintase bekerja
mengubah ADP dan fosfat anorganik (Pi) menjadi ATP. Reaksi keseluruhan yang
terjadi pada reaksi terang adalah sebagai berikut:
Sinar + ADP + Pi + NADP+ + 2H2O  ATP + NADPH + 3H+ + O2

2.3 Reaksi Gelap


Reaksi gelap terjadi pada stroma kloroplas, tumbuhan dapat mengalami dua
jalur, yaitu siklus Calvin-Benson dan siklus Hatch-Slack. Pada siklus Calvin-Benson
tumbuhan mengubah senyawa ribulosa 1,5 bisfosfat menjadi senyawa dengan jumlah
atom karbon tiga yaitu senyawa 3-phosphogliserat. Oleh karena itulah tumbuhan yang
menjalankan reaksi gelap melalui jalur ini dinamakan tumbuhan C-3. Penambatan CO 2
sebagai sumber karbon pada tumbuhan ini dibantu oleh enzim rubisco. Tumbuhan yang
reaksi gelapnya mengikuti jalur Hatch-Slack disebut tumbuhan C-4 karena senyawa
yang terbentuk setelah penambatan CO2 adalah oksaloasetat yang memiliki empat atom
karbon. Enzim yang berperan adalah phosphoenolpyruvate karboksilase (Lakitan,
2007).
Reaksi gelap menggunakan karbondioksida (CO2) untuk membentuk
gliseraldehida 3 fosfat (G3P) yang merupakan gula berkarbon 3. Dalam sekali siklus
Calvin akan dikeluarkan 1 molekul G3P, tumbuhan perlu melakukan 2 kali siklus untuk
menghasilkan 2 molekul G3P yang kemudian akan disatukan menjadi glukosa (Gula
berkarbon 6). Langkah-langkah reaksi dalam siklus Calvin terbagi menjadi 3 fase, yaitu
fiksasi, reduksi, dan regenerasi.
Fiksasi, karbondioksida akan ditangkap dan disatukan dengan ribulosa bifosfat
(RuBP) oleh enzim rubisco. Rubisco adalah protein enzim yang paling banyak terdapat
di dalam kloroplas. Dalam tahap ini ribulosa bifosfat akan mengikat karbondioksida dan

5
hasilnya adalah molekul dengan 6 karbon yang tidak stabil dan segera pecah menjadi 2
molekul 3 fosfogliserat. Dalam sekali siklus terdapat 3 molekul ribulosa bifosfat yang
menangkap 3 molekul karbondioksida dan akan diubah menjadi 3 molekul berkarbon 6
yang tidak stabil sehingga langsung pecah menjadi 6 molekul 3 fosfogliserat.
Reduksi, masing-masing molekul 3 fosfogliserat akan menerima fosfat dari ATP
sehingga berubah menjadi 1,3 difosfogliserat. Dibutuhkan 6 ATP untuk merubah 6
molekul 3 fosfogliserat menjadi 6 molekul 1,3 difosfogliserat. Molekul 1,3
difosfogliserat akan mengalami reduksi oleh NADPH sehingga berubah menjadi
gliseraldehida 3 fosfat (G3P), dibutuhkan 6 molekul NADPH dalam sekali siklus
Calvin. Hasil dari tahap reduksi adalah 6 molekul gliseraldehida 3 fosfat dengan 1
molekul tersebut akan dikeluarkan untuk bahan baku glukosa sehingga tersisa 5 molekul
G3P.
Regenerasi, tahapan ini merupakan pembuatan kembali ribulosa bifosfat
(molekul dengan 5 atom C) dari sisa gliseraldehida 3 fosfat (molekul dengan 3 atom C).
Pada tahapan ini 5 molekul gliseraldehida 3 fosfat akan diubah menjadi 3 molekul
ribulosa bifosfat yang dapat digunakan kembali untuk menangkap karbondioksida.
Dalam reaksi ini terdapat 3 molekul ATP yang mendonorkan fosfatnya. Reaksi
keseluruhan yang terjadi pada reaksi gelap adalah sebagai berikut:
CO2 + RuBP + NADPH2 + ATP → APG + ALPG + C6H12O6

6
BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Metode Penelitian


Metode penelitian dilakukan dengan cara eksperimen.

3.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan : Bahan yang digunakan :
1. Aluminium foil 1. Dua jenis daun berbeda
2. Penjepit kertas 2. Alkohol 96%
3. Gelas beker 3. Larutan lugol
4. Tabung reaksi 4. Air
5. Cawan petri
6. Penjepit
7. Pipet tetes
8. Kaki tiga dan kasa asbes
9. Bunsen

3.3 Langkah Kerja


1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Persiapkan tanaman segar yang masih hidup. Pilih daun yang akan ditutup rapat
dengan aluminium foil (rapatkan dengan solasi) sesuai dengan perlakuan
kelompok. Penutupan daun minimal sehari semalam. Pembagian perlakuan
adalah sebagai berikut:
a. Kelompok 1 : daun ketela pohon dan daun pacar air
b. Kelompok 2 : daun ketela pohon dan daun pacar air
c. Kelompok 3 : daun ketela pohon dan daun tapak dara
d. Kelompok 4 : daun ketela pohon dan daun tapak dara
e. Kelompok 5 : daun bayam dan daun bunga sepatu
f. Kelompok 6 : daun bayam dan daun bunga sepatu
g. Kelompok 7 : daun bayam dan daun bunga bougenville
h. Kelompok 8 : daun bayam dan daun bunga bougenville

7
3. Petik daun yang ditutup dan yang dibiarkan terbuka.
4. Gunting kedua daun dengan bentuk yang berbeda. Kemudian lepaskan kertas
aluminium foilnya.
= daun tertutup = daun terbuka
5. Rebus kedua daun di dalam air mendidih.
6. Masukkan kedua potongan daun ke dalam tabung reaksi yang sudah berisi
alkohol 96% sebanyak setengah dari tabung reaksi.
7. Masukkan tabung reaksi yang berisi daun dan alkohol ke dalam gelas beker yang
berisi air setengahnya. Penaskan hingga daun tampak berwarna putih pucat.
8. Ambil dau tersebut dan letakkan di dalam cawan petri.
9. Teteskan larutan lugol pada kedua daun, amati perubahan warnanya. Masukkan
data ke dalam tabel.

8
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Penelitian


Jenis daun : daun ketela pohon (1) dan pacar air (2)
Waktu penutupan : Jumat, 3 Agustus – 5 Agustus 2018

Pengamatan perubahan warna


Jenis
Direbus Direbus Kandungan
dau Keadaan Uji
Awal dalam dalam amilum
n amilum/lugol
air alkohol
Hijau Hijau Kuning Kuning
Terbuka 
layu pucat pudar berbintik coklat
1
Hijau Hijau Kuning Kuning
Tertutup 
layu pucat pudar berbintik coklat
Hijau Hijau Kuning Kuning
Terbuka 
layu pucat pudar berbintik hitam
2
Hijau Hijau Kuning
Tertutup Kuning pucat -
layu pucat pudar

 Keempat daun yang terbuka dan tertutup setelah dibuka keadaanya layu, hal ini
disebabkan karena selama waktu penutupan menggunakan aluminium foil, suhu
udara malam hingga pagi sedang rendah.
 Perebusan daun dengan air mendidih bertujuan untuk melunturkan klorofil yang
terkandung pada daun. Keempat daun setelah direbus berwarna hijau pucat dan
teksturnya semakin rapuh.
 Keempat daun setelah direbus dalam alkohol 96% berubah warna menjadi kuning
pudar. tujuan daun direbus dalam alkohol panas agar kandungan klorofil dalam daun
terlarut, dan pemanasan tidak dilakukan secara langsung (alkohol direbus) karena
jika dilakukan secara langsung tabung reaksi akan meledak.
 Saat dilakukan uji lugol, keempat daun tidak langsung berubah warna, setelah
beberapa menit, hanya daun pacar air tertutup yang tidak mengalami perubahan
warna.
 Maka, daun yang masih mengandung karbohidrat adalah daun ketela pohon yang
terbuka dan tertutup serta daun pacar air yang terbuka.

9
4.2 Pembahasan
 Proses reaksi gelap fotosintesis

Fase Fiksasi, karbondioksida akan ditangkap dan disatukan dengan ribulosa


bifosfat (RuBP) oleh enzim rubisco. ribulosa bifosfat akan mengikat
karbondioksida dan hasilnya adalah molekul dengan 6 karbon yang tidak stabil
dan segera pecah menjadi 2 molekul 3 fosfogliserat. Dalam sekali siklus terdapat
3 molekul ribulosa bifosfat yang menangkap 3 molekul karbondioksida dan akan
diubah menjadi 3 molekul berkarbon 6 yang tidak stabil sehingga langsung
pecah menjadi 6 molekul 3 fosfogliserat.
Fase Reduksi, tiap molekul 3 fosfogliserat akan menerima fosfat dari ATP
sehingga berubah menjadi 1,3 difosfogliserat. Dibutuhkan 6 ATP untuk merubah
6 molekul 3 fosfogliserat menjadi 6 molekul 1,3 difosfogliserat. Molekul 1,3
difosfogliserat akan mengalami reduksi oleh NADPH sehingga berubah menjadi
gliseraldehida 3 fosfat (G3P), dibutuhkan 6 molekul NADPH dalam sekali siklus
Calvin. Hasil dari tahap reduksi adalah 6 molekul gliseraldehida 3 fosfat.
Namun, 1 molekul tersebut akan dikeluarkan untuk bahan baku glukosa
sehingga tersisa 5 molekul G3P.

10
Fase Regenerasi, pembuatan kembali ribulosa bifosfat (molekul dengan 5 atom
C) dari sisa gliseraldehida 3 fosfat (molekul dengan 3 atom C). Pada tahapan ini
5 molekul gliseraldehida 3 fosfat akan diubah menjadi 3 molekul ribulosa
bifosfat yang dapat digunakan kembali untuk menangkap karbondioksida.
Dalam reaksi ini terdapat 3 molekul ATP yang mendonorkan fosfatnya.
 Pada tahun 1962, Gustav Julius Von Sachs, membuktikan bahwa pada
fotosintesis terbentuk karbohidrat amilum. Adanya amilum dapat dibuktikan
dengan pengujian dengan yodium, amilum dengan yodium memberikan warna
hitam. Amilum hanya terdapat pada bagian daun yang hijau dan terkena sinar.

11
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan atau energi
yaitu glukosa yang dilakukan tumbuhan menggunakan zat hara, karbondioksida,
dan air serta dibutuhkan bantuan energi cahaya matahari. Adapun persamaan reaksi
fotosintesis yaitu:
6CO2 + 6H2O + cahaya matahari + klorofil  C6H12O6 + 6O2 + Energi
2. Dari hasil percobaan Sachs dapat disimpulkan bahwa dalam proses fotosintesis
dihasilkan glukosa/ amilum.
3. Proses fotosintesis terdiri dari dua reaksi, yaitu reaksi gelap dan reaksi terang.
4. Peranan cahaya dalam fotosintesis adalah sebagai sumber energi.

5.2 Saran
 Saat melakukan penutupan daun, pastikan daun tertutup rapat sempurna, agar
didapatkan hasil pengujian yang maksimal.

12

Anda mungkin juga menyukai