Anda di halaman 1dari 11

•●•●•●•● 

Cara Kerja
Enzim ●•●•●•●•
Keseluruhan aktivitas sistem dalam tubuh kita bekerja dengan bantuan enzim
sebagai senyawa kimiawi, terlebih sistem yang mengunakan bahan dasar zat
makanan yaitu sistem pencernaan. Pernahkah saat kalian mengunyah makanan di
dalam mulut, beberapa saat kemudian akan timbul rasa manis dan makanan
tersebut mulai terasa lunak dan basah. Tahukah kalian apa yang menyebabkan itu
terjadi? Hal itu dikarenakan ada kerja enzim amilase yang dihasilkan oleh kelenjar
saliva dan berfungsi mengubah amilum menjadi maltosa (glukosa+glukosa).
Perubahan makan dalam bentuk makromolekul (amilum) menjadi mikromolekul
(maltosa) atau sebaliknya hanya bisa dilakukan oleh enzim, dan sudah dipastikan
bahwa tujuan penambahan enzim dalam proses pencernaan adalah untuk
mempercepat reaksi.

            Walaupun enzim bekerja dengan mempercepat suatu reaksi, enzim tidak akan
ikut bereaksi, maka kalian akan berpikir bahwa apakah enzim yang telah dipakai
akan berkurang jumlah nya saat bereaksi? Sudah dipastikan tidak. Hal tersebut
dikarena enzim memiliki sifat yang sejalan dengan kerja enzim sebagai
biokatalisator.

Enzim bersifat Spesifik


            Salah satu cara kerja enzim bersifat spesifik artinya satu enzim bekerja untuk
satu jenis makromolekul. Molekul yang di ubah itu disebut substrat. Jadi tidak bisa
enzim amilase mengubah protein atau pepsin mengubah amilum. Karena enzim
yang ada di mulut fungsinya tidak sama dengan kinerja enzim di lambung dan di
usus.

Cara Kerja enzim


Lock and Key
            Dari nama teori tersebut tentu kalian dapat membayangkan bentuk antara
kunci dan gembok pintu rumah. Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli yang
bernama Fisher. Menurutnya, enzim bagaikan sebuah gembok, memiliki bagian yang
berhubungan dengan kunci yang disebut lubang kunci. Bagian lubang kunci ini
diibaratkan sebagai sisi aktif enzim, yaitu suatu tempat yang spesifik untuk mengikat
substratnya. Substrat digambarkan sebagai sebuah kunci. Mata kunci memiliki
struktur yang khas dan cocok dengan struktur lubang kunci pada gembok. Apabila
sisi aktif bergabung dengan substrat maka enzim tidak aktif lagi.

            Bergabungnya enzim dengan substrat membentuk kompleks enzim substrat.


Kunci tertentu hanya cocok dengan gembok tertentu, artinya enzim tertentu hanya
bekerja pada substrat tertentu. Pada salah satu sisi enzim terdapat tempat aktif yang
memiliki bentuk yang dapat berpasangan tepat sama dengan bentuk permukaan
substrat. Substrat yang masuk kesisi aktif enzim akan diubah menjadi produk dan
produk ini akan dilepaskan dari sisi aktif enzim dan enzim siap menerima substrat
yang baru. Agar semakin jelas kalian bisa melihat gambar kerja enzim dibawah ini.
Gambar 1: TEORI KUNCI dan ANAK KUNCI (permukaan sisi aktif enzim di ikuti
susbtrat)

Teori Kecocokan yang Terinduksi


(Induced fit Theory)
            Jika kalian bisa membayangkan sifat karet yang elastis mengikuti arah yang
kalian inginkan, maka teori ini memiliki kemampuan yang sama menyatakan bahwa
enzim memiliki sisi aktif yang mudah menyesuaikan dengan bentuk substratnya.
Mengapa demikian? Karena bentuk sisi aktif enzim tidak sama dengan bentuk
substrat yang akan diuraikannya. Sehingga enzim akan berubah bentuk sesuai
bentuk substrat yang akan diuraikannya.

            Dengan kata lain, bentuk sisi aktif enzim bersifat fleksibel. Pada saat substrat
bertemu dengan enzim, maka sisi aktif enzim berubah sedemikian rupa sehingga
cocok dengan substrat dan terbentuklah kompleks enzim substrat. Setelah terjadi
reaksi dan produk telah terbentuk, enzim akan lepas. Hal ini akan menyebabkan
enzim kembali kebentuk semula dan akan berubah lagi jika bertemu dengan substrat
yang akan bereaksi dengan enzim tersebut. Agar lebih jelas lagi kalian bisa
memperhatikan gambar dibawah ini.
        Gambar 2: Kecocokan yang Terinduksi(permukaan sisi aktif enzim di ikuti
susbtrat)
◙◙◙◙ ENZIM DAN FUNGSINYA ◙◙◙◙
Enzim sangat diperlukan tubuh untuk mencerna makanan yang kita makan.
Pernahkah kamu makan roti tawar atau nasi tawar? Setelah dikunyah beberapa saat
kemudian, roti atau nasi tawar tersebut menjadi manis.
        Apa yang menyebabkan roti atau nasi tawar terasa manis? Di dalam air ludah
kita terdapat enzim ptialin yang dapat memecah karbohidrat menjadi gula. Enzim
sangat diperlukan untuk metabolisme tubuh. Ayo kita pelajari apa yang dimaksud
dengan enzim dan apa fungsinya.

A. Pengertian Enzim ◙◙◙◙
Enzim adalah senyawa organik atau katalis protein yang dihasilkan sel dalam suatu
reaksi. Enzim bekerja sebagai katalis dalam tubuh makhluk hidup sehingga disebut
biokatalisator. Enzim bertindak sebagai katalis, artinya enzim dapat meningkatkan
laju reaksi kimia tanpa ikut bereaksi atau dipengaruhi oleh reaksi kimia tersebut.
        Enzim memiliki sifat yang khas, artinya hanya mempengaruhi zat tertentu yang
disebut substrat. Substrat adalah molekul yang bereaksi dalam suatu reaksi kimia
dan molekul yang dihasilkan disebut produk. Contohnya enzim sukrase mengikat
substrat sukrosa. Selanjutnya, enzim sukrase memecah sukrosa menjadi glukosa dan
fruktosa sebagai produk yang dihasilkan.
1. Komponen Enzim
Enzim memiliki dua komponen yaitu komponen protein yang disebut apoenzim dan
nonprotein yang disebut kofaktor. Kofaktor berupa ion atau molekul. Contoh
kofaktor yang berasal dari molekul non-organik adalah besi, tembaga, dan zink.
Kofaktor yang terdiri atas senyawa-senyawa kompleks disebut koenzim, misalnya
NADH, FADH, koenzim A, tiamin, riboflavin, asam pantotenat, niasin, piridoksin,
asam folat, biotin, dan kobalamin.
2. Sifat Enzim
Tahukah kamu bagaimana sifat enzim? Enzim yang berfungsi sebagai katalisator
memiliki beberapa sifat sebagai berikut.
a. Enzim tidak mengubah produk akhir yang dibentuk atau mempengaruhi
keseimbangan reaksi, hanya meningkatkan laju suatu reaksi.
b. Enzim bekerja secara spesifik, artinya enzim hanya mempengaruhi substrat
tertentu saja.
c. Enzim diperlukan dalam jumlah sedikit.
d. Enzim bekerja pada suhu tertentu.
e. Enzim akan kehilangan aktivitasnya karena pH yang terlalu asam atau basa kuat
dan pelarut organik.
f. Enzim dapat terdenaturasi karena panas yang terlalu tinggi sehingga tidak dapat
berfungsi sebagai mana mestinya.
g. Kerja enzim dapat bolak-balik, artinya selain dapat memecah substrat juga dapat
membentuk substrat dari penyusunnya.
h. Enzim dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti suhu, pH, aktivator (pengaktif),
inhibitor (penghambat), dan konsentrasi substrat.

B. Fungsi Enzim ◙◙◙◙
Enzim berfungsi sebagai katalisator. Katalisator adalah suatu zat yang mempercepat
laju reaksi kimia pada suhu tertentu tanpa mengalami perubahan oleh reaksi
tersebut. Suatu katalis berperan dalam reaksi tetapi bukan sebagai pereaksi atau
produk. Apa peran enzim sebagai katalisator dalam reaksi tersebut?
        Suatu reaksi memerlukan energi aktivasi untuk menghasilkan produk. Tahukah
kamu apa yang dimaksud dengan energi aktivasi? Energi aktivasi merupakan energi
yang harus dilampaui agar reaksi kimia dapat terjadi. Energi aktivasi juga dapat
didefinisikan sebagai energi minimum yang dibutuhkan agar reaksi kimia tertentu
dapat terjadi. Enzim berperan untuk mengurangi energi aktivasi suatu reaksi dalam
menghasilkan produk. Jika energi aktivasi suatu reaksi dapat diturunkan maka laju
reaksi akan meningkat. Oleh karena itu, enzim dapat meningkatkan laju reaksi yang
sedang berlangsung.

C. Penamaan Enzim ◙◙◙◙
Penamaan enzim umumnya disesuaikan dengan substrat yang diuraikan, lalu
dibubuhi akhiran ase. Sebagai contoh enzim lipase bekerja menguraikan lipid
(lemak) menjadi asam lemak. Berikut ini contoh enzim berdasarkan golongannya.
◙◙◙◙ Penghambatan
Aktivitas Enzim ◙◙◙◙
Pada topik sebelumnya, kamu telah mempelajari tentang enzim dan fungsinya.
Sekarang, kamu akan mempelajari tentang Penghambatan Aktivitas Enzim.
Namun sebelumnya, kita akan mulai dengan Cara Kerja Enzim.
        Pernahkah kamu memperhatikan anak kunci dan gemboknya? Hanya anak
kunci yang cocok saja yang bisa masuk ke dalam gembok tersebut. Apa yang terjadi
jika kamu memasukkan anak kunci yang berbeda? Apakah gembok akan terbuka?
Tentu tidak bisa, bukan? Sebuah gembok memiliki anak kunci khusus untuk
membukanya. Begitu juga enzim memiliki sistem kerja seperti gembok dan anak
kunci. Enzim memiliki substrat khusus untuk menghasilkan suatu produk. Agar
kamu lebih memahaminya, ayo cermati uraian berikut.

A. Cara Kerja Enzim ◙◙◙◙


Enzim adalah senyawa organik atau katalis protein yang dihasilkan sel dalam suatu
reaksi. Enzim memiliki sisi aktif yang berfungsi sebagai katalis. Bentuk sisi aktif
sangat spesifik sehingga hanya dapat menangkap substrat yang spesifik pula.
        Substrat berikatan dengan sisi aktif suatu enzim membentuk ikatan kimia yang
lemah atau cepat terlepas. Setelah berikatan dengan bagian sisi aktif enzim, substrat
bersama-sama enzim kemudian membentuk suatu kompleks enzim-substrat.
Selanjutnya terjadi proses katalisis oleh enzim untuk membentuk produk.
        Bagaimana cara kerja enzim yang berikatan dengan substrat? Hal ini dapat
dijelaskan dengan dua teori yaitu teori gembok dan anak kunci serta teori kecocokan
yang terinduksi. Ayo amati gambar berikut.

        Dapatkah kamu menjelaskan kedua teori pada gambar di atas? Ayo baca uraian
berikut.

Teori cara kerja enzim


1. Teori gembok dan anak kunci (Lock and key theory)
Teori gembok dan anak kunci adalah salah satu teori yang menjelaskan mekanisme
kerja enzim. Teori ini dikemukakan oleh Emil Fischer pada 1894. Menurut teori ini
masing-masing enzim memiliki area spesifik tempat terpasangnya substrat tertentu.
Enzim dan substrat memiliki bentuk geometri komplemen yang sama persis
sehingga bisa saling melekat. Proses ini seperti kunci yang masuk ke dalam
gemboknya.
2. Teori kecocokan yang terinduksi (Induced fit theory)
Teori ini dikemukakan oleh Daniel Koshland pada 1958. Menurut teori kecocokan
yang terinduksi, sisi aktif enzim merupakan bentuk yang fleksibel. Ketika substrat
memasuki sisi aktif enzim, bentuk sisi aktif termodifikasi melingkupi substrat
membentuk kompleks. Ketika produk sudah terlepas dari kompleks, enzim tidak
aktif menjadi bentuk yang lepas. Akibatnya substrat yang lain kembali bereaksi
dengan enzim tersebut. Teori ini dapat menjelaskan mekanisme kerja berbagai
enzim. Teori ini pun diterima secara luas daripada teori gembok dan anak kunci.

B. Penghambat Kerja Enzim ◙◙◙◙


Kerja enzim dapat dihambat oleh suatu zat yang disebut inhibitor. Inhibitor enzim
dibagi menjadi dua, yaitu inhibitor kompetitif dan inhibitor nonkompetitif. Ayo
amati gambar berikut.

        Apa yang kamu lihat pada gambar di atas? Perhatikan sisi aktif enzim pada saat
normal dan setelah adanya inhibitor. Apakah ada perbedaan pada sisi aktif enzim?
        Kerja enzim dapat dihambat oleh inhibitor. Inhibitor ada yang berkompetisi
dengan substrat dan ada yang tidak. Inhibitor kompetitif adalah molekul
penghambat yang bersaing dengan substrat untuk mendapatkan sisi aktif enzim.
        Hal ini menyebabkan substrat tidak dapat berikatan dengan sisi aktif enzim.
Contohnya sianida bersaing dengan oksigen untuk berikatan dengan hemoglobin.
Penghambatan inhibitor kompetitif bersifat sementara dan dapat hilang dengan cara
menambah konsentrasi substrat.
        Inhibitor nonkompetitif adalah molekul penghambat enzim yang bekerja dengan
cara menempel pada luar sisi aktif enzim. Akibatnya, bentuk enzim berubah dan sisi
aktif enzim tidak dapat berfungsi seperti biasa. Inhibitor nonkompetitif
menyebabkan substrat tidak dapat masuk ke sisi aktif enzim. Penghambatan
inhibitor nonkompetitif bersifat tetap dan tidak dapat dipengaruhi oleh konsentrasi
substrat.

C. Cara Mempercepat Kerja Enzim ◙◙◙◙


Kamu telah mempelajari tentang penghambat kerja enzim. Sekarang, kamu akan
mempelajari tentang faktor yang dapat mempercepat kerja enzim.
1. Meningkatkan suhu sampai titik tertentu
Suhu sangat mempengaruhi kerja enzim. Jika kamu ingin meningkatkan laju reaksi
kamu dapat meningkatkan suhu atau menambah katalis. Setiap kenaikan suhu 10 ℃,
kecepatan enzim akan menjadi dua kali lipat sampai batas suhu tertentu.
2. pH yang optimum
Faktor lain yang mempengaruhi kerja enzim adalah pH. Apa yang terjadi dengan
enzim jika suasana lingkungan terlalu asam atau terlalu basa? Jika pH dinaikkan
atau diturunkan di luar pH optimumnya, maka aktivitas enzim akan menurun
dengan cepat. Amati gambar berikut.

        Apa yang kamu lihat pada kurva di atas? Secara umum enzim intrasel bekerja
efektif pada kisaran pH 7,0. Akan tetapi ada enzim yang memiliki pH optimum
sangat asam, seperti pepsin, dan agak basa seperti amilase dan arginase. Pepsin
memiliki pH optimum sekitar 2 (sangat asam). Sementara amilase memiliki pH
optimum sekitar 7,5 (agak basa) dan arginase sekitar 9,5.
◙◙◙◙ Anabolisme dan
Katabolisme ◙◙◙◙
Pada topik sebelumnya, kamu telah mempelajari enzim dan fungsinya serta
penghambatan aktivitas enzim. Enzim sangat dibutuhkan untuk metabolisme dalam
tubuh makhluk hidup. Metabolisme adalah semua reaksi kimia yang terjadi di dalam
tubuh organisme, termasuk yang terjadi di tingkat sel.
        Metabolisme dapat dibagi menjadi dua, yaitu katabolisme dan anabolisme.
Tahukah kamu apa yang dimaksud dengan anabolisme dan katabolisme? Kamu akan
mengetahuinya setelah mempelajari topik ini.
        Pernahkah kamu membantu ibumu memasak sayur sup di dapur? Apa saja yang
diperlukan untuk memasak sayur sup tersebut? Kamu pasti membutuhkan bahan-
bahan sup, panci, dan api untuk memasak.
        Nah, begitu juga tumbuhan saat melakukan fotosintesis membutuhkan bahan-
bahan seperti CO₂ dan H₂O serta kloroplas sebagai tempat untuk memasak dan
cahaya matahari sebagai sumber panas untuk memasak bahan-bahan tersebut
menjadi karbohidrat dan O₂ yang dibutuhkan manusia. Fotosintesis merupakan
contoh anabolisme.

A. Anabolisme ◙◙◙◙
Anabolisme adalah proses penyusunan zat dari senyawa sederhana menjadi senyawa
yang kompleks. Proses anabolisme memerlukan energi seperti cahaya atau energi
kimia. Anabolisme yang menggunakan energi cahaya disebut fotosintesis, sedangkan
anabolisme yang menggunakan energi kimia disebut kemosintesis. Sekarang kamu
akan mempelajari tentang fotosintesis secara ringkas.
        Pernahkah kamu memperhatikan daun yang terdapat pada tanaman?
Tampaknya daun tersebut tidak berarti. Akan tetapi, tahukah kamu bahwa daun
merupakan pabrik tanaman yang memproduksi bahan makanan yang dapat
disimpan tumbuhan dalam bentuk buah, umbi batang, dan umbi akar.
        Daun memiliki kloroplas yang mengandung zat hijau daun (klorofil). Klorofil
dapat menangkap sinar matahari dan menyimpannya menjadi energi kimia. Klorofil
ini berperan penting dalam fotosintesis. Proses fotosintesis dibagi menjadi dua
tahapan, yaitu reaksi terang dan reaksi gelap. Reaksi terang membutuhkan cahaya
matahari, sedangkan reaksi gelap tidak membutuhkan cahaya. Reaksi dari
fotosintesis adalah sebagai berikut.

6CO₂ + 12H₂O → C₆H₁₂O₆ + 6O₂ + 6H₂O


        Reaksi terang merupakan salah satu langkah dalam fotosintesis untuk
mengubah energi matahari menjadi energi kimia. Reaksi terang ini berlangsung di
dalam grana, sedangkan reaksi gelap di dalam stroma.

B. Katabolisme ◙◙◙◙
Katabolisme merupakan kebalikan dari anabolisme. Katabolisme merupakan reaksi
penguraian atau pemecahan senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih
sederhana untuk menghasilkan energi. Contohnya katabolisme karbohidrat, lemak,
dan protein.

1. Katabolisme Karbohidrat
Katabolisme karbohidrat makhluk hidup dibedakan menjadi respirasi aerob dan
respirasi anaerob. Ayo cermati uraian berikut.
a. Respirasi Aerob
Respirasi terjadi di dalam sel makhluk hidup. Oleh karena itu, disebut respirasi sel.
Organel sel yang berfungsi untuk respirasi sel ini adalah mitokondria. Respirasi
adalah suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber energi
melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Pada proses respirasi aerob,
terjadi perombakan. Pada respirasi ini, glukosa akan dioksidasi secara sempurna
menjadi karbondioksida dan air untuk menghasilkan energi (ATP).

C₆H₁₂O₆ + 6O₂ + 6H₂O → 6CO₂ + 12H₂O


        Respirasi aerob dibagi menjadi tiga tahap reaksi, yaitu glikolisis, siklus krebs,
dan transfer elektron. Glikolisis terjadi di dalam sitoplasma sel, menghasilkan dua
asam piruvat. Sebelum masuk ke tahap selanjutnya, di dalam mitokondria, asam
piruvat diubah menjadi senyawa Asetil KoA (reaksi dekarboksilasi oksidatif) dan
berlangsung dalam membran mitokondria.
        Asam piruvat yang diubah menjadi senyawa Asetil KoA akan masuk ke dalam
matriks mitokondria, tempat berlangsungnya daur krebs. Hasil reaksi daur krebs
akan masuk ke ruang antarmembran, tempat transpor elektron berlangsung.

Hasil akhir dari tahap glikolisis menghasilkan dua molekul asam piruvat, 2 molekul
ATP, dan 2 molekul NADH. Dekarboksilasi oksidatif menghasilkan 2 NADH + 2
CO₂. Siklus krebs akan menghasilkan 4 molekul CO₂, 6 molekul NADH₂, 2 molekul
FADH₂, dan 2 molekul ATP. Hasil akhir dari sistem transpor elektron adalah 34
molekul ATP dan 6 molekul H₂O (air).
b. Respirasi Anaerob
Saat tubuh kita melakukan pekerjaan yang berat seperti berolahraga atau membawa
beban berat, tubuh kita akan kekurangan pasokan energi. Tubuh kita melakukan
respirasi anaerob yaitu pernapasan sel tanpa oksigen. Respirasi anaerob sering
disebut dengan fermentasi. Fermentasi ini dibedakan menjadi dua macam, yaitu
fermentasi asam laktat dan fermentasi alkohol.
        Fermentasi asam laktat adalah fermentasi glukosa yang menghasilkan asam
laktat. Fermentasi asam laktat dimulai dengan glikolisis yang menghasilkan asam
piruvat, kemudian berlanjut dengan perubahan asam piruvat menjadi asam laktat.
Pada fermentasi asam laktat diperoleh 2 ATP.
        Selain fermentasi asam laktat, ada juga fermentasi alkohol. Pada fermentasi
alkohol, asam piruvat diubah menjadi etanol atau etil alkohol. Reaksi ini juga
menghasilkan 2 ATP.

2. Katabolisme Lemak
Jika kebutuhan energi dari karbohidrat tidak mencukupi maka akan terjadi oksidasi
lemak untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh. Proses oksidasi asam lemak
dinamakan oksidasi beta dan menghasilkan asetil KoA. Asetil KoA akan memasuki
siklus Krebs dan menghasilkan energi seperti karbohidrat. Asam lemak dapat
menggantikan glukosa di dalam siklus Krebs untuk menghasilkan energi.

3. Katabolisme Protein
Asam amino dihasilkan dari proses hidrolisis protein. Asam-asam amino tidak dapat
disimpan oleh tubuh. Jika jumlah asam amino dalam tubuh berlebih akan digunakan
sebagai sumber energi.
        Tidak seperti karbohidrat dan lipid, asam amino memerlukan pelepasan gugus
amina. Gugus amina ini kemudian dibuang karena bersifat toksik bagi tubuh. Setelah
gugus amina dari asam amino dibuang, beberapa asam amino diubah menjadi asam
piruvat dan ada juga yang diubah menjadi asetil koenzim A.

Anda mungkin juga menyukai