Anda di halaman 1dari 12

💡💡💡 

Pembelahan Sel dan


Pewarisan Sifat 💡💡💡
Pada topik sebelumnya, kalian telah belajar tentang gen, yaitu pembawa sifat dari
satu generasi ke generasi selanjutnya. Pada topik ini, kalian akan belajar tentang
pembelahan sel dan pewarisan sifat. Bagaimana gen yang membawa sifat tersebut
diwariskan? Bagaimana hubungan antara pembelahan sel dan pewarisan sifat?
        Perhatikanlah ciri fisik anggota keluarga kalian. Adakah kemiripan antara orang
tua dan kalian? Adakah perbedaan antara orang tua dan kalian? Jika kalian
perhatikan, pasti ada persamaan dan perbedaan antara orang tua dan anak-anaknya.
Misalnya kalian mewarisi jenis rambut yang mirip dengan ibu dan mewarisi tinggi
badan mirip dengan ayah. Bagaimana sifat dari ayah dan ibu diwariskan kepada
anak-anaknya? Bagaimana proses terjadinya pewarisan sifat tersebut? simak
penjelasan berikut.

        Pewarisan sifat dari satu generasi ke generasi berikutnya disebut hereditas.


Seiring dengan perkembangan makhluk hidup, sifat dari kedua orang tua akan
diwariskan pada anak-anaknya. Makhluk hidup yang telah berkembang menjadi
dewasa, memiliki kemampuan untuk melakukan dua pembelahan sel, yaitu
pembelahan mitosis dan pembelahan meiosis. Kedua pembelahan tersebut
menghasilkan dua sel yang berbeda, yaitu sel somatik dan sel gamet.
        Pembelahan sel mitosis merupakan pembelahan yang terjadi pada sel somatik
melalui satu kali pembelahan dan menghasilkan dua sel anakan yang sifatnya sama
dengan induknya. Sel anakan yang dihasilkan dari pembelahan mitosis terdiri dari
dua set kromosom atau sering disebut 2n (diploid). Pembelahan mitosis bertujuan
untuk memperbanyak jumlah sel yang berperan dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan. Proses pembelahan mitosis terdiri dari beberapa tahapan berikut ini.

🔗 Tahap profase (fase terlama mitosis)


a. Kromatin memadat membentuk kromosom, lalu membentuk kromatid (dua
kromosom yang sama).

b. Sentrosom membelah menjadi 2 sentriol, kemudian menuju kutub yang


berlawanan.

c. Membran inti mulai menghilang.

🔗 Tahap metafase
a. Kromatid berjajar di bidang ekuator (bidang pembelahan).

b. Lalu, sentriol menjulurkan benang spindel yang berikatan dengan kromatid.

🔗 Tahap anafase
a. Kromatid berpisah dan membentuk kromosom.

b. Kemudian, kromosom ditarik oleh benang spindel menuju masing-masing kutub.


🔗 Tahap telofase
a. Inti sel mulai terbentuk.

b. Sentriol kembali menjadi sentrosom.

c. Terjadi pemisahan sitoplasma yang diawali dengan pelekukan membran sel ke


arah dalam (sitokinesis) sampai terbentuklah dua sel anakan.

        Pembelahan sel secara meiosis merupakan pembelahan yang terjadi pada sel
gamet melalui dua kali pembelahan dan menghasilkan empat sel anakan yang
sifatnya berbeda dengan induknya. Sel anakan yang dihasilkan dari meiosis terdiri
dari satu set kromosom atau sering disebut n (haploid). Pembelahan meiosis
bertujuan untuk menghasilkan sel gamet. Tahapan pembelahan meiosis terdiri atas
meiosis I dan meiosis II, masing-masing dengan tahap profase, metafase, anafase
dan telofase. Proses pembelahan meiosis I terdiri dari beberapa tahapan berikut ini.

🔗 Tahap profase I
a. Kromatin memadat membentuk kromosom, lalu membentuk kromatid (dua
kromosom yang sama).

b. Kromatid akan saling berlekatan dan menempel (sinapsis) membentuk kromosom


homolog (dua kromatid yang sama).

c. Sentrosom membelah menjadi 2 sentriol, kemudian menuju kutub yang


berlawanan.

d. Terjadi peristiwa pindah silang gen pada kromosom homolog yang menempel.
Pindah silang merupakan pertukaran gen dari satu kromosom ke kromosom lainnya.
Pindah silang menyebabkan terbentuknya sel dengan susunan gen baru. Bagian
kromosom yang mengalami pindah silang disebut kiasma.

e. Membran inti mulai menghilang.

🔗 Tahap metafase I
a. Kromosom homolog mulai berjajar di bidang ekuator (bidang pembelahan).

b. Lalu, sentriol menjulurkan benang spindel yang berikatan dengan tiap kromosom
homolog.

🔗 Tahap anafase I
a. Kromosom homolog ditarik benang spindel menuju masing-masing kutub.

b. Kromosom homolog tersebut terpecah menjadi kromatid.

🔗 Tahap telofase I
a. Inti sel mulai terbentuk.
b. Sentriol kembali menjadi sentromer.

c. Sitokinesis (pembelahan sitoplasma) tahap awal.

d. Pada akhir telofase terbentuk dua sel anakan yang sifatnya haploid (n).

        Pembelahan meiosis I akan dilanjutkan dengan pembelahan meiosis II yang


bertujuan untuk memperbanyak sel anak. Tahapannya sama seperti pembelahan
mitosis, yaitu sebagai berikut.

🔗 Tahap profase II
a. Terbentuknya sentriol yang berfungsi untuk menghasilkan benang spindel.

b. Kromatid hasil dari meiosis I mulai bergerak ke arah ekuator.

🔗 Tahap metafase II
a. Kromatid tersebut berjajar di bidang ekuator.

b. Kromatid tersebut tersusun atas dua kromosom yang tidak identik (berbeda)
karena adanya pindah silang yang terjadi pada tahap profase I.

🔗 Tahap anafase II
Kromatid terpisah dan menjadi kromosom karena ditarik oleh benang spindel
menuju kutub yang berlawanan.

🔗 Tahap profase II
a. Inti sel mulai terbentuk.

b. Sentriol kembali menjadi sentromer.

c. Terjadi sitokinesis.

d. Akhirnya meiosis II menghasilkan empat sel anakan dengan kromosom haploid


(n) yang berbeda secara genetik dari dari sel anak lain dan induknya.

        Siklus hidup makhluk hidup---terutama manusia---diawali saat sel gamet dari


ayah (sperma) menyatu dengan sel gamet dari ibu (ovum). Sel sperma dan sel ovum
sama-sama bersifat haploid. Jika terjadi fertilisasi, maka akan terbentuk zigot. Zigot
merupakan gabungan antara dua sel haploid untuk menjadi sel yang diploid,
sehingga zigot hasil fertilisasi memiliki setengah sifat dari ayah dan setengah sifat
dari ibu. Zigot akan terus membelah secara mitosis menjadi manusia dewasa. Kedua
set kromosom dalam zigot tersebut akan diwariskan ke dalam sel-sel tubuh manusia
dewasa. Akan tetapi, tidak semua pembelahan dalam tubuh manusia terjadi secara
mitosis. Khusus pada ovarium (wanita) dan testis (laki-laki), terjadi pembelahan
meiosis untuk menghasilkan gamet yang haploid. Sel gamet yang dihasilkan
kemudian akan bertemu dengan sel gamet lainnya dan akan menghasilkan
kombinasi sifat baru lainnya. Begitu seterusnya, sehingga tidak ada satu pun
manusia yang memiliki sifat yang sama.

💡 Contoh soal
Pembelahan sel secara meiosis akan menghasilkan sel ....

A. otot

B. usus

C. mata

D. sperma

E. jantung

Penyelesaian:

Pembelahan sel secara meiosis berlangsung di ovarium dan testis. Dalam ovarium
pembelahan meiosis menghasilkan sel ovum, sedangkan dalam testis menghasilkan
sel sperma.
✤✤✤✤ Gametogenesis pada
Hewan ✤✤✤✤
            Gametogenesis adalah proses pembentukan sel kelamin atau biasa disebut sel
gamet. Sel gamet yang dibentuk adalah gamet jantan dan betina. Pembentukan sel
gamet (gametogenesis) dilakukan melalui proses pembelahan sel. Pembelahan sel
pada gametogenesis terjadi secara mitosis dan meiosis. Setelah pembelahan meiosis
berakhir, terjadi pematangan sel (maturasi) untuk menjadikan sel gamet dewasa dan
siap untuk melakukan pembuahan.

            Sel gamet yang dihasilkan melalui proses gametogenesis memiliki jumlah


kromosom setengah dari jumlah kromosom sel tubuh pada umumnya. Jumlah
kromosom setengah dari jumlah kromosom sel tubuh disebut haploid (n), sedangkan
jumlah kromosom sel tubuh disebut diploid (2n). Pada manusia, jumlah kromosom
sel tubuh adalah 46 buah, sedangkan pada sel gamet manusia hanya terdapat
kromosom sebanyak 23 buah. Tujuan proses gametogenesis adalah menghasilkan sel
gamet yang memiliki jumlah kromosom haploid (n). Sel gamet haploid (n) akan
bergabung dengan sesama sel gamet yang berbeda jenis untuk menghasilkan sel
embrio yang memiliki jumlah kromosom diploid (2n).

            Proses gametogenesis terjadi pada organ reproduksi makhluk hidup


multiseluler. Pembentukan gamet jantan dilakukan di organ kelamin jantan, dan
pembentukan gamet betina dilakukan di organ kelamin betina. Nama setiap organ
kelamin berbeda pada tumbuhan dan hewan.

            Gametogenesis pada hewan jantan terjadi di organ kelamin yang disebut


testis. Proses gametogenesis pada hewan jantan disebut spermatogenesis. Sedangkan
pada hewan betina, gametogenesis terjadi di organ kelamin yang disebut ovarium.
Proses gametogenesis pada hewan betina disebut oogenesis.

Spermatogenesis
            Proses spermatogenesis menghasilkan sel sperma atau spermatozoid yang
memiliki jumlah kromosom haploid (n). Proses spermatogenesis diawali dengan
pembentukan sel induk sperma yang disebut sel spermatogonium (dalam jumlah
jamak disebut spermatogonia) oleh dinding saluran tubulus seminiferus yang
terdapat di testis. Spermatogonium yang dihasilkan memiliki kromosom diploid
(2n). Selanjutnya, sel spermatogonium melakukan pembelahan mitosis untuk
menghasilkan 2 buah sel spermatosit primer diploid (2n).

            Setelah mitosis selesai, setiap sel spermatosit primer akan membelah secara
meiosis. Pada tahap pembelahan meiosis I, setiap sel spermatosit primer akan
mengalami pengurangan jumlah kromosom, sehingga dihasilkan 2 buah sel
spermatosit sekunder yang haploid (n). Selanjutnya, 2 buah sel spermatosit sekunder
tersebut melanjutkan pembelahan meiosis II. Pada akhir meiosis II dihasilkan 4
buah sel spermatid haploid (n).
            Kemudian, setiap sel spermatid mengalami proses pematangan (maturasi)
menjadi spermatozoa (sperma). Pada proses pematangan, terjadi pembentukan
akrosom dan flagel. Akrosom dibentuk di bagian ujung (bagian kepala) setiap
spermatozoa. Akrosom berperan untuk menembus lapisan pelindung sel telur pada
saat pembuahan. Flagel berperan sebagai alat gerak sperma untuk menuju sel telur.

            Proses spermatogenesis pada individu jantan, 1 buah sel spermatogonium


menghasilkan 4 buah sel sperma yang fungsional. Lalu, sel sperma yang fungsional
dikeluarkan dari dalam testis dalam jumlah yang sangat banyak secara serentak.
Untuk memahami lagi proses pembentukan spermatogenesis, mari perhatikan
gambar dibawah ini.

            Pada manusia, proses spermatogenesis dari spermatogonium hingga menjadi


sperma matang memerlukan waktu sekitar 72 hari. Sperma yang telah matang
dilepaskan menuju epididimis. Produksi sperma pada manusia terjadi secara terus-
menerus.

Oogenesis
            Proses oogenesis menghasilkan sel telur atau ovum yang memiliki jumlah
kromosom haploid (n). Sel telur atau ovum berkembang dari sel oogonium (jamak;
oogonia) yang diploid (2n), mirip spermatogonium pada spermatogenesis. Pada
oogonium, proses mitosisnya telah terjadi pada saat individu betina masih di dalam
kandungan (sebelum individu betina dilahirkan). Setelah individu betina dilahirkan,
telah terdapat sekitar 400.000 oosit primer pada ovarium yang siap untuk
memasuki tahap meiosis.

            Pada individu betina yang masih berbentuk janin (belum dilahirkan), proses
oogenesis diawali dengan pembentukan sel oogonium oleh folikel yang terdapat di
ovarium. Oogonium yang dihasilkan memiliki kromosom diploid (2n). Selanjutnya,
sel oogonium melakukan pembelahan mitosis untuk menghasilkan 2 buah sel oosit
primer diploid (2n). Selanjutnya, sel oosit primer ini akan disimpan di ovarium
sampai individu betina dilahirkan dan menjadi individu dewasa. Setelah individu
betina mengalami pubertas (menjadi dewasa), sel oosit primer akan melanjutkan
proses pembelahan meiosis.

            Setelah individu betina dewasa, sel oosit primer diploid (2n) melakukan
pembelahan meiosis I menghasilkan 1 buah sel oosit sekunder yang haploid (n) dan 1
buah sel yang lebih kecil yang disebut badan polar I. Badan polar I selanjutnya
mengalami degenerasi (kemunduran perkembangan) sehingga memiliki ukuran
yang lebih kecil daripada sel oosit sekunder.

            Selanjutnya 1 buah sel oosit sekunder (n) melanjutkan pembelahan meiosis II


untuk menghasilkan 1 buah sel ootid haploid (n) dan 1 buah badan polar II. Badan
polar I hasil dari meiosis I juga melakukan pembelahan meiosis II untuk
menghasilkan 2 buah badan polar II. Kemudian, sel ootid akan mengalami maturasi
(pematangan) untuk menjadi sel ovum, sedangkan 3 buah badan polar akan
mengalami degenerasi (kemunduran perkembangan) dan mati.

            Pada individu betina, oogenesis hanya menghasilkan satu ovum fungsional.


Selain itu, pengeluaran sel ovum tidak terjadi secara serentak dan banyak seperti
halnya sel sperma. Sel ovum dikeluarkan satu setiap bulan. Mari perhatikan gambar
berikut.
✤✤ Gametogenesis pada Tumbuhan
Tingkat Tinggi  ✤✤
Pada topik sebelumnya, kita telah membahas mengenai gametogenesis pada hewan.
Seperti yang telah kita ketahui, proses gametogenesis bertujuan untuk menghasilkan
sel gamet dengan jumlah kromosom haploid (n). Gametogenesis pada tumbuhan
juga memiliki tujuan yang sama seperti pada hewan. Namun, proses gametogenesis
pada tumbuhan sedikit lebih kompleks dibandingkan pada hewan. Hal tersebut
disebabkan karena tahapan yang dilalui dan pembelahan sel yang dilakukan pada
gametogenesis tumbuhan lebih banyak daripada yang terjadi pada hewan. Seperti
apakah proses gametogenesis pada tumbuhan? Mari kita pelajari bersama!

Struktur Organ Kelamin Tumbuhan


Tingkat Tinggi
            Organ kelamin pada tumbuhan tingkat tinggi adalah bunga. Secara umum,
tumbuhan tingkat tinggi sering disebut sebagai tumbuhan berbunga. Pada bunga,
terdapat organ kelamin jantan dan juga betina. Organ kelamin jantan pada bunga
adalah benang sari (stamen), sedangkan organ kelamin betina pada bunga adalah
putik (pistillum).

            Benang sari (stamen) tersusun atas tangkai sari (filamen) dan kepala sari
(anther). Pada bagian kepala sari terdapat ruang-ruang sari yang menjadi tempat
butir-butir serbuk sari (polen) berkembang. Butiran serbuk sari inilah yang dikenal
sebagai sel kelamin jantan pada tumbuhan. Sel kelamin jantan (serbuk sari/polen)
ini dalam istilah biologi disebut sebagai mikrospora karena ukurannya yang lebih
kecil daripada sel kelamin betina.

            Putik (pistillum) tersusun atas kepala putik (stigma), tangkai putik (stilus) dan
bakal buah (ovarium). Pada bakal buah (ovarium) terjadi proses pembentukan sel
telur. Dalam istilah biologi, sel telur pada tumbuhan disebut sebagai megaspora
karena ukurannya lebih besar daripada sel kelamin jantan. Di dalam ovarium juga
terjadi proses pembuahan megaspora oleh mikrospora yang memasuki putik setelah
melewati kepala putik dan tangkai putik.

Struktur Organ Kelamin Tumbuhan


Tingkat Tinggi
            Organ kelamin pada tumbuhan tingkat tinggi adalah bunga. Secara umum,
tumbuhan tingkat tinggi sering disebut sebagai tumbuhan berbunga. Pada bunga,
terdapat organ kelamin jantan dan juga betina. Organ kelamin jantan pada bunga
adalah benang sari (stamen), sedangkan organ kelamin betina pada bunga adalah
putik (pistillum).

            Benang sari (stamen) tersusun atas tangkai sari (filamen) dan kepala sari
(anther). Pada bagian kepala sari terdapat ruang-ruang sari yang menjadi tempat
butir-butir serbuk sari (polen) berkembang. Butiran serbuk sari inilah yang dikenal
sebagai sel kelamin jantan pada tumbuhan. Sel kelamin jantan (serbuk sari/polen)
ini dalam istilah biologi disebut sebagai mikrospora karena ukurannya yang lebih
kecil daripada sel kelamin betina.

            Putik tersusun atas kepala putik (stigma), tangkai putik (stilus) dan bakal
buah (ovarium). Pada bakal buah (ovarium) terjadi proses pembentukan sel telur.
Dalam istilah biologi, sel telur pada tumbuhan disebut sebagai megaspora karena
ukurannya lebih besar daripada sel kelamin jantan. Di dalam ovarium juga terjadi
proses pembuahan megaspora oleh mikrospora yang memasuki putik setelah
melewati kepala putik dan tangkai putik.

Pembentukan Sel Gamet Jantan pada


Tumbuhan
            Proses pembentukan sel gamet jantan pada tumbuhan terdiri atas 2 tahap,
yaitu; mikrosporogenesis dan mikrogametogenesis. Kedua tahapan tersebut terjadi
secara berurutan dan berlangsung di dalam kantung sari yang terdapat di bagian
kepala sari.

1. Mikrosporogenesis

            Mikrosporogenesis adalah proses pembentukan mikrospora (serbuk sari). Sel


induk mikrospora diploid (2n) melakukan pembelahan meiosis untuk menghasilkan
4 sel mikrospora haploid (n). Keempat sel mikrospora tersebut masih saling
menempel satu sama lain. Kemudian, terjadi proses pemisahan. Sehingga dihasilkan
4 buah sel mikrospora haploid (n) yang telah terpisah. Sel mikrospora haploid yang
telah terpisah ini dikenal sebagai serbuk sari.

2. Mikrogametogenesis

           Setelah proses mikrosporogenesis selesai, setiap sel serbuk sari akan


melakukan pembelahan inti sel secara mitosis. Sehingga akan dihasilkan sel serbuk
sari yang memiliki 2 inti sel. Masing-masing inti sel diberi nama Inti Generatif dan
Inti Vegetatif. Selanjutnya, inti generatif akan membelah lagi secara mitosis untuk
menghasilkan 2 buah inti generatif. Sehingga, di dalam 1 sel tersebut, terdapat 3
jenis inti sel yang berbeda, yaitu; inti generatif I, inti generatif II dan inti vegetatif.
Sel yang memiliki 3 jenis inti sel ini disebut sebagai buluh serbuk sari. Dan proses
pembentukan buluh serbuk sari tersebut disebut dengan proses
mikrogametogenesis. Untuk lebih jelasnya mari perhatikan gambar berikut:
Pembentukan Sel Gamet Betina pada
Tumbuhan
            Proses pembentukan sel gamet betina pada tumbuhan juga terbagi menjadi 2
tahap, yaitu; megasporogenesis dan megagametogenesis. Kedua proses tersebut
terjadi di dalam bakal buah (ovarium) yang terdapat di putik.

1. Megasporogenesis

            Megasporogenesis adalah proses pembentukan megaspora (sel ovum). Sel


induk megaspora diploid (2n) melakukan pembelahan meiosis untuk menghasilkan
4 sel megaspora haploid (n). Dari 4 sel tersebut, hanya 1 sel megaspora yang
fungsional. Sedangkan 3 sel lainnya mengalami degenerasi dan berubah menjadi
badan polar.

2. Megagametogenesis

            Setelah proses megasporogenesis selesai, sel megaspora akan melakukan


pembelahan inti sel secara mitosis. Sel megaspora membelah secara mitosis untuk
menghasilkan 2 inti sel. Kemudian masing-masing inti sel kembali melakukan
pembelahan mitosis untuk menjadi 4 inti sel. Selanjutnya, keempat inti sel tersebut
membelah secara mitosis lagi untuk menghasilkan 8 inti sel. Terjadi 3 kali
pembelahan mitosis untuk bisa menghasilkan 8 inti sel.

            Kemudian, 8 inti sel tersebut akan berubah menjadi 7 sel berbeda dengan
salah satu sel memiliki 2 buah inti sel. Ketujuh sel tersebut terdiri atas; 3 sel
antipoda, 2 sel sinergid, 1 sel telur (ovum) dan 1 sel inti kandung lembaga sekunder
yang memiliki 2 inti sel. Nah, sekarang perhatikan gambar berikut:

Anda mungkin juga menyukai