Anda di halaman 1dari 24

Secara umum, minimal ada tujuh perbedaan antara pembelahan mitosis dan

meiosis:
Mitosis:
- Dapat terjadi pada sel-sel tubuh dan sel kelamin
- Satu sel induk menghasilkan dua sel anak
- Jumlah kromosom sel anak sama dengan jumlah kromosom sel induk
- Tidak ada perpasangan kromosom (sinapsis) pada profase
- Dalam satu siklus, hanya ada satu pembelahan
- Sel yang membelah secara mitosis dapat membelah lagi secara mitosis
- Tidak ada 'crossing over' antara 'non-sister chromatids' pada profase
Meiosis:
- Hanya terjadi pada sel-sel kelamin
- Satu sel induk menghasilkan empat sel anak
- Jumlah kromosom sel anak sama dengan setengah jumlah kromosom sel induk
- Kromosom homolog berpasangan (sinapsis) pada profase I
- Meiosis terdiri dari dua pembelahan: meiosis I dan meiosis II
- Sel yang membelah secara meiosis tidak dapat membelah lagi secara meiosis,
tetapi dapat membelah secara mitosis
- Terdapat 'crossing over' antara 'non-sister chromatids' pada profase I

PENYEIMBANG

Meiosis adalah proses seluler yang membelah sel diploid hingga membentuk sel gamet
haploid.

Meiosis adalah bentuk pembelahan inti yang sangat penting diantara reproduksi seksual
organisme.

Meiosis terjadi pada organisme ekuariot, yang selnya mengandung jumlah kromosom
diploid.

Dioploid berarti rangkap, dalam artian bahwa informasi genetik pada salah satu
kromosom dapat dijumpai pada bentuk yang sama ( atau termodifikasi) pada kromosom
kedua didalam inti.

Kedua kromosom membentuk pasangan sedemikian yang dinamakan homolog.

Sel diploid manusia mengandung 46 kromosom, atau 23 pasang homolog ke 46


kromosom dari zigote terbentuk dari fertilisasi, yang berasal dari sel sperma dan sel telur
yang masing-masing gamet memberikan satu anggotanya dari setiap pasangan
homolognya.

Pemembelahan meiosis terdiri atas 2 tahap yaitu:


1. Meiosis pertama (I)
2. Meiosis kedua (II).
Masing-masing memiliki empat fase
1. Profase
2. Metafase
3. Anafase
4. Telofase.
Istirahat antara kedua tahap disebut interkinesis.
Profase meiosis I dibagi atas 5 sub-tahap (LeZy PaDiDi)
1. Leptoten
2. Zygoten
3. Pakhiten
4. Diploten
5. Diakinesis.
Pre Meiosis I

Meiosis didahului oleh interfase ketika calon sel kelamin ( Sel induk = 2n /
Gametogonium : Spermatogonium / Oogonium ) membelah mitosis , dimana setiap
kromosom mengalami proses replikasi.

Proses ini menyerupai pada replikasi kromososm mitosis.

Untuk setiap kromosom, stiap kromatid ( anak) menyerupai sifat genetik yang sama
menambat pada sntromer.

Ada sepasang sentriol (pada sel hewan) juga mengalami replikasi untuk membentuk dua
pasang.

Profase I
Profase meiosis I dibagi atas 5 sub-tahap: Leptoten, Zygoten, Pakhiten, Diploten, dan Diakinesis.

1) Leptoten

Kromatin terpilin menjadi kromosom. Terdapat 2 pasang kromosom homolog

2) Zigoten

Kromosom homolog mengandeng; sebelah berasal dari kromosom induk (kromosom


matroklin) dan sebelah lain dari kromosom bapak (kromosom patroklin).

Dibeberapa tempat terjadi persilangan (chiasma; jamak: chiasmata).

3) Pakiten

Kromosom homolog mengandeng rapat sepanjang lengannya, dari pangkal ke ujung


terbentuk tetrade.

4) Diploten

Setiap kromosom membelah longitudinal membentuk dua kromatid, sentromer masih


satu terjadi chiasmata pada beberapa tempat natara kromatid homolog; dari chiasmata
timbul crossing over.

5) Diakinesis

Kromosam (kromatid) mencapai pilinan maksimal, sehingga mencapai besar maksimal


pula. Kromosom homolog merenggang, nukleus menghilang, selapu inti hancur, sentriol
menganda dan setiap pasang menuju kutub berseberangan.

c. Metafase I

Selaput inti menghilang, serat gelondong terbentuk anatara kedua pasang sentriol, yang
terdiri dari: mikrotubuli dan mikrofilia. Kromosom (berpasangan homolog) bergerak ke
bidang ekuator.

d. Anafase I

Sel memanjang dari kutub ke kutub. Kromosom homolog berpisah ke kutub


berseberangan dan kromatid belum terbentuk.

e. Telofase I

Selaput inti terbentuk kembali. Sepasang sentriol berada dipinggir luar selaput.
Cytokinesis terjadi, sehingga sel induk menjadi sel anak. Gametosit I pada akhir meiosis I
menjadi gametosit II.

2. Meiosis II
Gambar 7. Proses Miosis II
a. Profase II

Masanya pendek sekali. Selaput inti hilang. Sentriol mengganda dan menuju ke kutub
berseberangan inti. Kromatid disetiap kromosom belum terpia=sah. Sentromer masih
satu.

b. Metafase II

Serat gelondong terbentuk antara pasangan sentriol. Kromosom (sepasang kromatid)


yang menggatung pada serat gelondong lewat sentromer pindah ke bidang equator.

c. Anafase II

Sel memanjang dari kutub ke kutub menurut poros serat gelondong. Sentromer pada
setiap pasangan kromatid membelah sehingga kromatid bersaudara lepas. Kromatid
berpisah dan bergerak ke kutub berseberangan.

d. Telofase II

Kromatid terbuka kembali pilinannya, terlepas-lepas, menjadi jala halus: kromatin.


Selaput inti terbentuk kembali. Nucleolus muncul, melekat pada kromatin. Terjadi
sitokinesis, sehingga dari dua gametaosit II terbentuk 4 gametid. Gametid mengandung
kromosom separuh dari sel induk, dari 2N pada gametosit I, menjadi 1N pada gametid.

Dengan proses transformasi gametid nanti akan berubah menjadi gamet, yakni sel benih
matang.

Meiosis menghasilkan gamet yang mengandung bahan genetis yang:


1. Separuh dari bahan gametogonium
2. Bervariasi, karena terjadinya crossing over pada profase I
KARAKTER MEIOSIS
MIOSIS
Profase Sebentar

Tidak ada subfase

Hanya sekali Agak lama

Dibagi atas subfase pada meiosis I

2x pembelahan

Profase II kromatid tidak menggandakan lagi

Terbentuknya kromosom Awal profase Pertengahan profase: pakiten

Kromosom homolog Tidak bergandeng Bergandengan pada zigoten sampai anafase


meiosis I dan diploidTetrad, synapsis

Metafase

Tidak terbentuk Terbentuk pada pakiten dan diploid

Sentromer Membagi 2 sehingga kromatid berpisah

Metafase I: belum menbagi 2 , Metafase II: membagi 2

Anafase

Kromatid Pindah ke kutub berseberangan

Anafase I: kromosomhomolog pindah ke kutub berseberangan , Anafase II: kromatid


pindah ke kutub bersebernaga

Telofase

Terbentuk 2 sel anak masing-masing 2 n ( diploid )

Telofase I: terbentuk 2 sel anak masing-masing 2n , Telofase II: terbentuk 4 sel anak
masing-masing 1n ( haploid )

Interkinesis Tidak ada Ada, antara meiosis I dan meiosis II

Terjadi pada Jaringan Germinatif sewaktu membentuk sel kelamin ( gamet )

OK

8 KARAKTER MITOSIS
1. berlangsung pada pembentukan sel somatik ( Sel tubuh ) bukan pembentukan sel kelamin
2. menghasilkan 2 buah sel anakan yang identik dengan induknya
3. melakukan pembelahannya sekali , kemudian istirahat ( interfase)
4. antar pembelahan satu dengan yang kedua diselingi dengan fase interfase ( istirahat tidak
membelah )
5. Anakan selnya mempunyai jumlah kromosom DIPLOID yang sama dengan induk
sifatnya sama dengan induk ( 2n - 2n )
6. anakan sel mempunyai kemampuan membelah lagi, ini tidak terjadi pada anakan sel hasil
miosis Artinya setelah terbentuk anakan sel (G1) maka ia akan bisa membelah lagi
setelah mencapai G2

7. pada organisme bisa terjadi pada usia muda , dewasa , ataupun usia tua , yang pada
pembelahan miosis hanya bisa terjadi di usia dewasa tidak pada organisme yang usianya
muda ( pada bayi)
8. Tahapannya I-P-M-A-T interfase dulu baru PMAT lagi

Tujuan pembelahan mitosis ini ditujukan untuk

pertumbuhan tubuh

Perbesaran organ

Pembentukan Jaringan

Meregenerasi sel yang rusak kemudian menggantinya

Membuat Klon hasil yang seragam

Catatan :

Interfase bukan fase pembelahan mitosis karena fase ini emang sel tidak membelah , namun ia
melakukakan kegiatan fisiologis kehidupan .

untuk lebih jelas sebagai perbandingan , silahkan baca ini detail JUGA kami sampaikan detail pembelahan
miosis sebagai tandingan proses pembentukan sel kelamin. OK

Pengantar

Pertumbuhan dan perkembangan sel tidak lepas dari siklus kehidupan yang dialami sel
untuk tetap bertahan hidup.

Siklus ini mengatur pertumbuhan sel dengan meregulasi waktu pembelahan dan mengatur
perkembangan sel dengan mengatur jumlah ekspresi atau translasi gen pada masingmasing sel yang menentukan diferensiasinya.

Sel adalah unsur terkecil yang menyusun suatu organisme.

Dalam perjalanan hidupnya, sel tidaklah statis, namun ia senantiasa melakukan kegiatan
memperbayak diri Dalam konteks perkembangbiakan pembelahan sel bertujuan agar
reproduksi dan embriyogenesis dapat berkelanjutan.

Sel induk gamet (gametogonium) harus terlebih dahulu berploriferasi, setelah itu
gametosit mengalami pembelahan reduksi.

Bila pembuahan terjadi, maka embriogenesis terjadi, yang pada prinsipnya berlangsung
dengan cara perbanyakan satu sel zygot menjadi ribuan sampai milyaran sel.

Peristiwa tersebut selalu terulang dalam perjalanan hidupnya dan membentuk sebuah
siklus yang dinamakan Siklus Sel.

Pertumbuhan dan perkembangan setiap organisme hidup sangatlah bergantung pada


pertumbuhan dan perbanyakan sel itu sendiri.

Fase pada siklus sel


1. Fase S (sintesis) Tahap terjadinya replikasi DNA dimana periode S adalah periode aktif
mensintesa DNA anak yang disebut Replikasi. Lamanya juga 30-40% dari waktu satu
daur pada akhirnya terjadi penggandaan kromatin.
2. Fase M (mitotik)Tahap di mana terjadi pembelahan sel (baik pembelahan biner atau
pembentukan tunas). Pembelahan sel menampakkan keaktifan mitosis dan sitokinesis
sebagai perubahan yang terus-menerus.
MITOSIS

Mitosis memiliki beberapa fase antara lain: profase, metafase, anafase, dan telofase.

Mitosis berasal dari kata mitos yang berarti benang, disebut demikian karena dalam
prosesnya terbentuk benang-benang kromosom dalam inti.

Pembelahan semacam ini terjadi pada seluruh jaringan tubuh, baik jaringan somatic
(vegetatif) maupun jaringan germinatif (generatif).

Dalam mitosis, karyotipe yang 2 N (diploid) pada sel induk akan tetap 2 N pada sel anak.

Mitosis terjadi pada sel jaringan yang selalu bersifat muda dan mampu membelah diri
terus menerus.

Pembelahan (mitosis), memiliki 4 fase yaitu:


Profase (fase awal)

Pada periode ini terjadi perubahan pada nucleus dan sitoplasma.

Pada nucleus, nukleuli menghilang.

Serabut-serabut kromatin menjadi lebih menggulung rapat dan melipat sehingga kian
pendek dan tebal berubah menjadi kromosom, yang besar dan tampak jelas.

Kromosom kemudian berduplikasi menjadi dua kromatid anak yang sama, dan kemudian
bergabung pada sentromer.

Spindle mitosis terbentuk di sitoplasma, tersusun dari mikrotubul dan bergabung dengan
protein, tersusun teratur di antara dua sentrosom.

Selama profase sentrosom bergerak berlawanan satu sama lain dan nampaknya bergerak
sepanjang permukaan inti melalui pemanjangan berkas mikrotubul diantara dua
sentrosom.

Prometafase

Selama prometafase membrane inti terpotong-potong.

Mikrotubul dari spindle sekarang dapat masuk ke dalam inti dan berhubungan dengan
kromosom yang telah menjadi lebih padat.

Berkas mikrotubul dinamakan serabut spindel, yang meluas dari setiap kutub kea rah
ekuator sel.

Setiap kromatid dari kromosom kini memiliki struktur khusus yang dinamakan kinetokor,
yang terletak pada daerah sentromer.

Mikrotubul yang menambat pada kinetokor dinamakan mikrotubul-kinetokor.

Struktur ini menyebabkan kromosom bergerak.

Mikrotubul yang lain, mikrotubul-nonkinetokor, tersusun radier dari kutub menuju ke


ekuator sel tanpa menambat pada kromosom.

Metafase

Sentrosom berada pada kedua kutub sel yang berlawanan.

Kromosom berada pada bidang metaphase, bidang yang mempunyai jarak yang sama
antara spindle kedua kutub.

Spindel sentromer dari semua kromosom lurus satu sama lain pada bidang metaphase.

Untuk setiap kromosom, kinetokor dari permukaan kromatid anak berlawanan kutub sel.

Karena itu kromatid yang sama dari setiap kromosom menambat pada mikrotubulkinetokor yang tersusun radier dari kutub yang berlawanan dari sel induk.

Serat gelendong terbentuk sempurna antara kutub, kromosom menggantung pada serat
gelendong tersebut lewat sentromernya, dan semua bergerak ke bidang ekuator hingga
kromosom terletak pada satu bidang datar

Anafase (fase kembalinya kromosom ke kutub bersebrangan.)

Sentromer dari setiap kromosom mengganda, sehingga setiap kromatid memiliki


sentromer sendiri-sendiri.

Setiap kromatid sekarang dianggap sebagai calon kromosom.

Spindle mulai menggerakkan kromatid menuju kutub sel yang berlawanan.

Hal ini dikarenakan mikrotubul kinetokor menambat pada sentromer.

Mikrotubul kinetokor memendek ketika kromosom mendekati kutub sel.

Pada saat yang bersamaan kutub dari sel juga bergerak lebih jauh.

Akhir dari anafase kedua kutub sel sama jaraknya dan merupakan kumpulan dari
kromosom.

Telofase (fase akhir. Pada fase ini sel induk menjadi dua sel anak.)

Pada fase telofase, mikrotubul nonkinetokor selalu memanjang dan anak inti mulai
terbentuk pada kedua kutub sel, dan kromosom berada dalam keadaan terhimpun.

Membrane inti terbentuk dari potongan-potongan membrane inti sel induk dan bagian
lain dari system endomembran.

Pada fase profase dan prometafase selanjutnya nucleoli nampak kembali dan serabut
kromatin dari masing-masing kromosom menjadi kurang erat memilin.

Mitosis merupakan pembelahan dari satu inti menjadi dua inti yang secara genetic sama.

Sitokinesis

Sitokinesis terjadi setelah pembelahan karyokinesis selesai. Kemudian disusul


pembentukan sitoplasma bagi tiap inti baru.

1. Fase G (gap) Tahap pertumbuhan bagi sel.


2. Fase G0, sel yang baru saja mengalami pembelahan berada dalam keadaan diam atau sel
tidak melakukan pertumbuhan maupun perkembangan. Kondisi ini sangat bergantung
pada sinyal atau rangsangan baik dari luar atau dalam sel. Umum terjadi dan beberapa
tidak melanjutkan pertumbuhan (dorman) dan mati.
3. Fase G1, sel eukariot mendapatkan sinyal untuk tumbuh, antara sitokinesis dan sintesis.
4. Fase G2, pertumbuhan sel eukariot antara sintesis dan mitosis.

Fase tersebut berlangsung dengan urutan S > G2 > M > G0 > G1 > kembali ke S. Dalam
konteks Mitosis, fase G dan S disebut sebagai Interfase.

MIOSIS (PEMBELAHAN REDUKSI)

Selain mitosis terdapat juga meiosis, yaitu bentuk pembelahan inti yang sangat penting
diantara reproduksi seksual organisme.

Meiosis terjadi pada organisme ekuariot, yang selnya mengandung jumlah kromosom
diploid.

Diploid berarti rangkap, dalam artian bahwa informasi genetik pada salah satu kromosom
dapat dijumpai pada bentuk yang sama ( atau termodifikasi) pada kromosom kedua
didalam inti.

Kedua kromosom membentuk pasangan sedemikian yang dinamakan homolog.

Sel diploid manusia mengandung 46 kromosom, atau 23 pasang homolog ke 46


kromosom dari zigote terbentuk dari fertilisasi, yang berasal dari sel sperma dan sel telur
yang masing-masing gamet memberikan satu anggotanya dari setiap pasangan
homolognya.

Pemembelahan meiosis terdiri atas 2 tahap yaitu:

1. Meiosis pertama (I)

2. Meiosis kedua (II).

Masing-masing tahapan meiosis memiliki ke-4 fase: profase, metafase, anafase, dan
telofase. Istirahat antara kedua tahap disebut interkinesis.

Profase meiosis I dibagi atas 5 sub-tahap: leptoten, zigoten, pakiten, diloten, dan
diakinesis.

Meiosis I

Meiosis didahului oleh sel induk kelamin berupa sel tubuh ( 2n) dimana setiap kromosom
mengalami proses replikasi.

Proses ini menyerupai pada replikasi kromososm mitosis.

Untuk setiap kromosom, stiap kromatid ( anak) menyerupai sifat genetik yang sama
menambat pada sntromer.

Ada sepasang sentriol (pada sel hewan) juga mengalami replikasi untuk membentuk dua
pasang.

Profase I

Profase meiosis I dibagi atas 5 sub-tahap: leptoten, zigoten, pakiten, diloten, dan
diakinesis.

1. Leptoten
2. Zygoten
3. Pakhiten
4. Diploten
5. Diakenesis
1. Leptoten Kromatin terpilin menjadi kromosom. Terdapat 2 pasang kromosom homolog
2. Zigoten Kromosom homolog mengandeng; sebelah berasal dari kromosom induk
(kromosom matroklin) dan sebelah lain dari kromosom bapak (kromosom patroklin).
Dibeberapa tempat terjadi persilangan (chiasma; jamak: chiasmata)

3. Pakiten Kromosom homolog mengandeng rapat sepanjang lengannya, dari pangkal ke


ujung terbentuk tetrade.
4. Diploten Setiap kromosom membelah longitudinal membentuk dua kromatid, sentromer
masih satu terjadi chiasmata pada beberapa tempat natara kromatid homolog; dari
chiasmata timbul crossing over.
5. Diakinesis Kromosam (kromatid) mencapai pilinan maksimal, sehingga mencapai besar
maksimal pula. Kromosom homolog merenggang, nukleus menghilang, selapu inti
hancur, sentriol menganda dan setiap pasang menuju kutub berseberangan.
Metafase I

Selaput inti menghilang, serat gelondong terbentuk anatara kedua pasang sentriol, yang
terdiri dari: mikrotubuli dan mikrofilia.

Kromosom (berpasangan homolog) bergerak ke bidang ekuator.

Anafase I

Sel memanjang dari kutub ke kutub.

Kromosom homolog berpisah ke kutub berseberangan dan kromatid belum terbentuk.

Telofase I

Selaput inti terbentuk kembali.

Sepasang sentriol berada dipinggir luar selaput.

Cytokinesis terjadi, sehingga sel induk menjadi sel anak.

Gametosit I pada akhir meiosis I menjadi gametosit II.

Meiosis II
Profase II

Masanya pendek sekali.

Selaput inti hilang.

Sentriol mengganda dan menuju ke kutub berseberangan inti.

Kromatid disetiap kromosom belum terpia=sah.

Sentromer masih satu.

Metafase II

Serat gelondong terbentuk antara pasangan sentriol.

Kromosom (sepasang kromatid) yang menggatung pada serat gelondong lewat sentromer
pindah ke bidang equator.

Anafase II

Sel memanjang dari kutub ke kutub menurut poros serat gelondong.

Sentromer pada setiap pasangan kromatid membelah sehingga kromatid bersaudara lepas.

Kromatid berpisah dan bergerak ke kutub berseberangan.

Telofase II

Kromatid terbuka kembali pilinannya, terlepas-lepas, menjadi jala halus: kromatin.

Selaput inti terbentuk kembali.

Nucleolus muncul, melekat pada kromatin.

Terjadi sitokinesis, sehingga dari dua gametaosit II terbentuk 4 gametid.

Gametid (spermatisd , ootid) mengandung kromosom separuh dari sel induk, dari 2N
pada gametosit I, menjadi 1N pada gametid.

Dengan proses transformasi gametid nanti akan berubah menjadi gamet, yakni sel benih
matang.

Meiosis menghasilkan gamet yang mengandung bahan genetis yang:


1. Separuh dari bahan gametogonium

Bervariasi, karena terjadinya crossing over pada profase I

Proses Spermatogenesis :

Spermatogonium berkembang menjadi sel spermatosit primer.

Sel spermatosit primer bermiosis menghasilkan spermatosit sekunder, spermatosit


sekunder membelah lagi menghasilkan spermatid, spermatid berdiferensiasi menjadi
spermatozoa masak.

Bila spermatogenesis sudah selesai, maka ABP testosteron (Androgen Binding Protein
Testosteron) tidak diperlukan lagi, sel sertoli akan menghasilkan hormon inhibin untuk
memberi umpan balik kepada hipofisis agar menghentikan sekresi FSH dan LH.

Spermatozoa akan keluar melalui uretra bersama-sama dengan cairan yang dihasilkan
oleh kelenjar vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar cowper.

Spermatozoa bersama cairan dari kelenjar-kelenjar tersebut dikenal sebagai semen atau
air mani.

Pada waktu ejakulasi, seorang laki-laki dapat mengeluarkan 300 - 400 juta sel
spermatozoa.

Spermatogenesis, artinya proses pembentukan sperma. Proses ini terjadi di dalam alat
genital pria, yakni testis. Pembentukan sperma ini dimulai pada saat pubertas, ketika
produksi hormon gonadotropin sudah cukup maksimal untuk merangsang pembentukan
spermatozoa.

SPERMATOGENESIS
Spermatogenesis merupakan proses pembentukan sel spermatozoa. Dibentuk di dalam
tubula seminiferus pada testes. Dipengaruhi oleh beberapa hormon yaitu :
1. Hormon FSH yang berfungsi untuk merangsang pembentukan sperma secara
langsung. Serta merangsang sel sertoli untuk meghasilkan ABP (Androgen

Binding Protein) untuk memacu spermatogonium untuk melakukan


spermatogenesis.

2. Hormon LH yang berfungsi merangsang sel Leydig untuk memperoleh sekresi


testosterone (yaitu suatu hormone sex yang penting untuk perkembangan
sperma).

Spermatogenesis berlangsung selama 74 hari sampai terbentuknya sperma yang


fungsional. Sperma ini dapat dihasilkan sepanjang usia. Sehingga tidak ada batasan
waktu, kecuali bila terjadi suatu kelainan yang menghambat penghasilan sperma pada
pria.

Bagan/skema spermatogenesis yang terjadi didalam testis


Penjelasan tahapan spermatogenesis :
Pada testis, spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferus.

Pada dinding tubulus seminiferus telah ada calon sperma


(spermatogonium/spermatogonia) yang berjumlah ribuan.

Setiap spermatogonia melakukan pembelahan mitosis kemudian mengakhiri sel


somatisnya membentuk spermatosit primer yang siap miosis.

Spermatosit primer (2n) melakukan pembelahan meiosis pertama membentuk 2


spermatosit sekunder (n)

Tiap spermatosit sekunder melakukan pembelahan meiosis kedua, menghasilkan 2


spermatid yang bersifat haploid. (n)

Keempat spermatid ini berkembang menjadi sperma matang yang bersifat haploid yang
semua fungsional , yang berbeda dengan oogenesis yang hanya 1 yang fungsional.

Sperma yang matang akan menuju epididimis , kemudian ke vas deferens- vesicula
seminalis - urethra dan berakhir dengan ejakulasi

Setiap proses spermatogenesis memerlukan waktu 65-75 hari.

Struktur sperma matang terdiri dari kepala, leher, bagian tengah, dan ekor. Kepala sperma
tebal mengandung inti haploid yang ditutupi badan khusus yang disebut akrosom.
Akrosom mengandung enzim Hyaloronidase / Protease yang membantu sperma
menembus sel telur. Bagian tengah sperma mengandung mitokondria spiral yang
berfungsi menyediakan energi untuk gerak ekor sperma. Setiap melakukan ejakulasi,
seorang laki-laki mengeluarkan kurang lebih 400 juta sel sperma.

Pada pria dewasa, sperma dibuat terus menerus di dalam testis (buah zakar).
Proses pembuatan sperma disebut spermatogenesis.
Sel yang belum terspesialisasi memerlukan waktu sekitar 72-74 hari untuk berkembang menjadi
sel sperma yang matang.
Dari testis kiri dan kanan, sperma bergerak ke dalam epididimis (suatu saluran berbentuk
gulungan yang terletak di puncak testis menuju ke testis belakang bagian bawah) dan disimpan di
dalam epididimis sampai saat terjadinya ejakulasi .Jadi epididimis ini agar sperma menjadi
matang / mature sehingga siap bergerak ke vas deferens .
Dari epididimis, sperma bergerak ke vas deferens dan duktus ejakulatorius. Di dalam duktus
ejakulatorius, cairan yang dihasilkan oleh vesikula seminalis , kelenjar prostata dan bulbo uretra
ditambahkan pada sperma sehinngga sperma dinamai dengan semen ( benih), yang kemudian
mengalir menuju ke uretra dan dikeluarkan ketika ejakulasi.
Jalur sperma

Kesuburan seorang pria ditentukan oleh kemampuannya untuk mengantarkan sejumlah sperma
yang normal ke dalam vagina wanita.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi spermatogenesis sehingga bisa terjadi kemandulan:
1. Peningkatan suhu di dalam testis akibat demam berkepanjangan atau akibat panas yang
berlebihan bisa menyebabkan berkurangnya jumlah sperma, berkurangnya pergerakan
sperma dan meningkatkan jumlah sperma yang abnormal di dalam semen.Pembentukan
sperma yang paling efsisien adalah pada suhu 33,5 (lebih rendah dari suhu tubuh). Testis

bisa tetap berada pada suhu tersebut karena terletak di dalam skrotum (kantung zakar)
yang berada diluar rongga tubuh.
2. Faktor lain yang mempengaruhi jumlah sperma adalah pemakaian marijuana atau obatobatan (misalnya simetidin, spironolakton dan nitrofurantoin).
3. Penyakit serius pada testis atau penyumbatan atau tidak adanya vas deferens (kiri dan
kanan) bisa menyebabkan azospermia (tidak terbentuk sperma sama sekali.
4. Varikokel merupakan kelainan anatomis yang paling sering ditemukan pada kemandulan
pria. Varikokel adalah varises (pelebaran vena) di dalam skrotum.Varikokel bisa
menghalangi pengaliran darah dari testis dan mengurangi laju pembentukan sperma.
5. Ejakulasi retrograd terjadi jika semen mengalir melawan arusnya, yaitu semen mengalir
ke dalam kandung kemih dan bukan ke penis.Kelainan ini lebih sering ditemukan pada
pria yang telah menjalani pembedahan panggul (terutama pengangkatan prostat) dan pria
yang menderita diabetes.Ejakulasi retrograd juga bisa terjadi akibat kelainan fungsi saraf.
OOGENESIS

Oogenesis merupakan proses pembentukan dan perkembangan sel ovum.

Pembentukan sel telur berlangsung di ovarium.

Tidak seperti pada pria, tahap awal produksi sel telur pada wanita sudah berlangsung
sebelum dia lahir

Wanita hanya mengeluarkan satu sel telur saja selama waktu tertentu(siklus).

Pada janin wanita usia 20 minggu, proses diatas mencapai puncaknya dan terbentuk
sekitar 4 juta oosit.

Pada saat dilahirkan, jumlah oosit yang tersisa kira-kira 1 2 juta.

Masing masing akan mulai menjalani langkah pertama pembelahan meiotik dan
kemudian berhenti.

Tidak terjadi perkembangan lebih lanjut bertahun tahun sampai bayi tersebut
mendapatkan kematangan seksual dan oosit primer mulai berkembang, biasanya hanya
satu oosit primer yang mengalami perkembangan sampai matur.

Oosit primer tumbuh membesar dan menyelesaikan pembelahan meiotik pertama untuk
membentuk oosit sekunder yang besar dan polar body yang kecil .

Polar Body pertama tidak menjalani pembelahan meiotik II, proses ini terjadi pada oosit
sekunder sebagai metafase meiosis II dan kemudian proses berhenti.

Proses meiosis II akan berlangsung secara sempurna hanya bila terjadi fertilisasi.
Masuknya sperma akan mengawali perjalanan proses meiosis tersebut.

Ovulasi pada wanita berhubungan dengan siklus yang dikontrol oleh hormon(FELP)

Pada manusia dan primate siklus reproduksinya disebut siklus menstruasi. Sedangkan
pada mamalia lain disebut estrus.

Mesntruasi dapat diartikan sebagai luruhnya ovum yang tidak dapat dibuahi beserta
lapisan dinding uterus (endometrium) yang terjadi secara periodik. (28 hari sekali)

Darah menstruasi sering disertai jaringan-jaringan epithel rahim darah yang luruh karena
berkurangnya progesteron.

Oogeneis terjadi di ovarium. Di ovarium ini telah tersedia calon-calon sel telur (oosit
primer) yang terbentuk sejak bayi lahir

Oogonium ( diploid stem cell ) mengalami pembelahan mitosis untuk menghasilkan


oogonium lain dan oosit primer

Ketika masa puber, oosit primer melakukan pembelahan meiosis menghasilkan


oosit sekunder dan badan polar pertama (polosit primer). Proses ini dipengaruhi
oleh FSH (Folicel Stimulating Hormon)..

- Proses oogenensis dipengaruhi oleh beberapa hormon yaitu :


1. Hormon FSH yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan sel-sel folikel
sekitar sel ovum.dan merangsang folicle menghasilkan estrogen

2. Hormon Estrogen yang berfungsi merangsang sekresi hormone LH.dan


menghentikan LH
3. Hormon LH yang berfungsi merangsang terjadinya ovulasi (yaitu proses
pematangan sel ovum).dan merangsang keluarnya progesteron
4. Hormon Progesteron yang berfungsi untuk menghambat sekresi FSH dan LHdan
membuat endometrium menebal membentuk pembuluh darah , menguatkan
endometrium
keempat hormon yang bekerja berurutan itu saya singkat dengan FELP me
( me=menstruasi)
Selama 28 hari sekali sel ovum dikeluarkan oleh ovarium. Sel telur ini telah matang
(mengalami peristiwa ovulasi). Selama hidupnya seorang wanita hanya dapat
menghasilkan 400 buah sel ovum setelah masa menopause yaitu berhentinya seorang
wanita untuk menghasilkan sel ovum yang matang Karena sudah tidak dihasilkannya
hormone, sehingga berhentinya siklus menstruasi sekitra usia 45-50 tahun.
Nah sekarang tentu kalian sudah bisa menyimpukan dihati masing-masing kan tentang
persamaan dan perbedaan antara Spermatogenesis dan Oogenesis, berapa kali
pembelahannya, lalu berapa sel anak (hasil ) yang fertil ?
Berikut perbandingan spermatogtenesis dan Oogenesis

Proses Spermatogenesis :
Tahap pembentukan spermatozoa dibagi atas tiga tahap yaitu :
1. Spermatocytogenesis
Merupakan spermatogonia yang mengalami mitosis berkali-kali yang akan menjadi spermatosit
primer.
Spermatogonia merupakan struktur primitif dan dapat melakukan reproduksi (membelah) dengan
cara mitosis. Spermatogonia ini mendapatkan nutrisi dari sel-sel sertoli dan berkembang menjadi
spermatosit primer. Spermatogonia yang bersifat diploid (2n atau mengandung 23 kromosom
berpasangan), berkumpul di tepi membran epitel germinal yang disebut spermatogonia tipe A.
Spermatogonia tipe A membelah secara mitosis menjadi spermatogonia tipe B. Kemudian,
setelah beberapa kali membelah, sel-sel ini akhirnya menjadi spermatosit primer yang masih
bersifat diploid
Spermatosit primer mengandung kromosom diploid (2n) pada inti selnya dan mengalami
meiosis. Satu spermatosit akan menghasilkan dua sel anak, yaitu spermatosit sekunder.
2. Tahapan Meiois
Spermatosit primer menjauh dari lamina basalis, sitoplasma makin banyak dan segera mengalami
meiosis I menghasilkan spermatosit sekunder yang n kromosom (haploid). Spermatosit
sekunder kemudian membelah lagi secara meiosis II membentuk empat buah spermatid yang
haploid juga.
Sitokenesis pada meiosis I dan II ternyata tidak membagi sel benih yang lengkap terpisah, tapi
masih berhubungan lewat suatu jembatan (Interceluler bridge). Dibandingkan dengan
spermatosit I, spermatosit II memiliki inti yang gelap.
3. Tahapan Spermiogenesis
Merupakan transformasi spermatid menjadi spermatozoa yang meliputi 4 fase yaitu fase golgi,
fase tutup, fase akrosom dan fase pematangan. Hasil akhir berupa empat spermatozoa (sperma)
masak. Ketika spermatid dibentuk pertama kali, spermatid memiliki bentuk seperti sel-sel epitel.
Namun, setelah spermatid mulai memanjang menjadi sperma, akan terlihat bentuk yang terdiri
dari kepala dan ekor.

1. Sel-Sel Kelamin Primordial


Sel-sel kelamin primordial mula-mula terlihat di dalam ektoderm embrional dari saccus
vitellinus, dan mengadakan migrasi ke epitelium germinativum kira-kira pada minggu ke 6
kehidupan intrauteri (dalam kandungan). Masing-masing sel kelamin primordial (oogonium)
dikelilingi oleh sel-sel pregranulosa yang melindungi dan memberi nutrien oogonium dan secara
bersama-sama membentuk folikel primordial.
2. Folikel Primordial
Folikel primordial mengadakan migrasi ke stroma cortex ovarium dan folikel ini dihasilkan
sebanyak 200.000 buah. Sejumlah folikel primordial berupaya berkembang selama kehidupan

intrauteri dan selama masa kanak-kanak, tetapi tidak satupun mencapai pemasakan. Pada waktu
pubertas satu folikel dapat menyelesaikan proses pemasakan dan disebut folikel de Graaf
dimana didalamnya terdapat sel kelamin yang disebut oosit primer.
3. Oosit Primer
Inti (nukleus) oosit primer mengandung 23 pasang kromosom (2n). Satu pasang kromosom
merupakan kromosom yang menentukan jenis kelamin, dan disebut kromosom XX. Kromosomkromosom yang lain disebut autosom. Satu kromosom terdiri dari dua kromatin. Kromatin
membawa gen-gen yang disebut DNA.
4. Pembelahan Meiosis Pertama
Meiosis terjadi di dalam ovarium ketika folikel de Graaf mengalami pemasakan dan selesai
sebelum terjadi ovulasi. Inti oosit atau ovum membelah sehingga kromosom terpisah dan
terbentuk dua set yang masing-masing mengandung 23 kromosom. Satu set tetap lebih besar
dibanding yang lain karena mengandung seluruh sitoplasma, sel ini disebut oosit sekunder. Sel
yang lebih kecil disebut badan polar pertama. Kadang-kadang badan polar primer ini dapat
membelah diri dan secara normal akan mengalami degenerasi.
Pembelahan meiosis pertama ini menyebabkan adanya kromosom haploid pada oosit sekunder
dan badan polar primer, juga terjadi pertukaran kromatid dan bahan genetiknya.
5. Oosit Sekunder
Pembelahan meiosis kedua biasanya terjadi hanya apabila kepala spermatozoa menembus zona
pellucida oosit. Oosit sekunder membelah membentuk ootid yang akan berdiferensiasi menjadi
ovum dan satu badan polar lagi, sehingga terbentuk tiga badan polar dan satu ovum masak,
semua mengandung bahan genetik yang berbeda. Ketiga badan polar tersebut secara normal
mengalami degenerasi. Ovum yang masak yang telah mengalami fertilisasi mulai mengalami
perkembangan embrional.
PERBEDAAN SPERMATOGENESIS DAN OOGENESIS
No
1.
2.

Spermatogenesis
Pembelahan meiosisnya terjadi secara
simetris
Spermatogenesis terjadi tanpa henti

3.

Menghasilkan 4 sel sperma fungsional

4.

Sel-sel asal sperma berkembang terus


dan membelah sepanjang hidup lakilak, sehingga jumlahnya akan selalu
bertambah

Oogenesis
Pembelahan meiosinya terjadi secara
asimetris
Oogenesisnya mempunyai periode
istirahat yang penjang
Menghasilkan satu sel telur fungsional
dan 2 sel polosit
Ovariumnya mengandung semua sel
yang akan berkembang menjadi sel
telur, sehingga jumlahna akan selalu
berkurang

PERSAMAAN SPERMATOGENESIS DAN OOGENESIS


spermatogenesis adalah pembentukn gamet jantan. oogenesis pembentukan gamet betina. scara
umum prosesnya sama yaitu melalui mitosis dan miosis.

Anda mungkin juga menyukai