Anda di halaman 1dari 6

Nama: Tri Indah Lestari Annas

NIM: 210105501004
Kelas: Pendidikan Kimia B

1. Respirasi aerob dan jumlah ATP yang dihasilkan.


Jawab:
Respirasi aerob adalah proses penguraian senyawa organik menggunakan oksigen bebas. Respirasi ini
berlangsung di dalam organel sel yang disebut mitokondria. Saat kamu mengonsumsi makanan yang
mengandung glukosa, misalnya nasi, setiap molekul glukosa akan dipecah melalui empat tahap sampai
dihasilkan energi.
Adapun beberapa tahapan dalam respirasi aerob yang harus kamu tahu adalah sebagai berikut.
1. Glikolisis
Glikolisis merupakan tahap pertama respirasi aerob yang terjadi di dalam sitoplasma atau sitosol. Pada
tahap ini molekul glukosa akan diuraikan menjadi senyawa yang lebih sederhana. Hasil penguraian molekul
glukosa pada glikolisis berupa 2 molekul ATP, 2 molekul asam piruvat, dan 2 molekul NADH.

Urutan proses yang terjadi pada bagan di atas adalah sebagai berikut.
▪ Glukosa diubah menjadi glukosa, 6-fosfat disertai pemecahan ATP menjadi ADP. ATP harus
dipecah menjadi ADP karena dibutuhkan sumber energi.
▪ Glukosa, 6-fosfat diubah menjadi fruktosa, 6-fosfat.
▪ Fruktosa, 6-fosfat diubah menjadi fruktosa, 1,6-bifosfat disertai pemecahan ATP menjadi ADP.
▪ Fruktosa, 1,6-bifosfat (6 atom C) dipecah menjadi 1 molekul gliseraldehid 3-fosfat atau PGAL (3
atom C) dan 1 molekul dihidroksiaseton fosfat atau DHAP (3 atom C). Molekul DHAP diubah
menjadi senyawa PGAL, sehingga terbentuk 2 molekul PGAL.
▪ Molekul PGAL diubah menjadi senyawa 1,3-bifosfogliserat dengan cara mengikat Pi (fosfat
organik). Setiap 1 molekul PGAL menghasilkan 1 NADH.
▪ 1,3-bifosfogliserat diubah menjadi 3-fosfogliserat. Pada reaksi ini, dihasilkan ATP sebagai sumber
energi.
▪ 3-fosfogliserat diubah menjadi 2-fosfogliserat.
▪ 2-fosfogliserat diubah menjadi senyawa fosfoenolpiruvat (PEP).
▪ Fosfoenolpiruvat diubah menjadi asam piruvat disertai pembentukan ATP.
ATP (adenosin trifosfat) merupakan sumber energi yang nantinya digunakan untuk transpor aktif menuju
mitokondria. Untuk 2 molekul NADH yang dihasilkan akan ditransfer ke tahap transpor elektron.

2. Dekarboksilasi Oksidatif
Tahap kedua setelah glikolisis adalah dekarboksilasi oksidatif. Tahap ini berlangsung di dalam
mitokondria. Reaksi pertama diawali dengan perubahan asam piruvat menjadi asetil koenzim A (asetil
koA). Perubahan tersebut menghasilkan molekul CO2 dan NADH. Artinya, satu molekul asam piruvat akan
menghasilkan 1 molekul asetil koA, CO2, dan NADH. Oleh karena pada tahap glikolisis dihasilkan 2 asam
piruvat, maka dekarboksilasi oksidatif menghasilkan 2 molekul asetil koA, 2 molekul CO2, dan 2 molekul
NADH.

Urutan prosesnya adalah sebagai berikut.


▪ Asam piruvat yang terbentuk pada tahap glikolisis akan melepaskan gugus karboksilat (COO–).
Gugus tersebut akan diubah menjadi CO2.
▪ Sisa atom C dalam bentuk CH3COO– akan mentransfer kelebihan elektronnya pada molekul
NAD+ menjadi NADH. Untuk CH3COO– akan diubah menjadi asam asetat.
▪ Asam asetat akan berikatan dengan koenzim A membentuk asetil koenzim A (asetil koA).

3. Siklus Krebs
Siklus Krebs adalah tahapan ketiga dari serangkaian proses respirasi aerob. Pada tahap ini akan
dihasilkan 2 molekul ATP, 6 molekul NADH, 2 molekul FADH2, dan 4 molekul CO2.
▪ Asetil koA (2 atom C) berikatan dengan asam oksaloasetat (4 atom C) membentuk asam sitrat (6
atom C). Itulah mengapa siklus Krebs biasa disebut siklus asam sitrat.
▪ Asam sitrat diubah menjadi asam isositrat.
▪ Asam isositrat (6 atom C) diubah menjadi asam α-ketoglutarat (5 atom C). Reaksi ini disertai
pelepasan CO2 dan pembentukan NADH.
▪ Asam α-ketoglutarat (5 atom C) diubah menjadi suksinil koA yang memiliki 4 atom C. Reaksi ini
juga disertai pelepasan CO2 dan pembentukan NADH.
▪ Suksinil koA yang terbentuk diubah menjadi asam suksinat (4 atom C). Reaksi ini menghasilkan
GTP. Selanjutnya, GTP diubah menjadi ATP.
▪ Lalu, asam suksinat diubah menjadi asam fumarat disertai pembentukan FADH2.
▪ Asam fumarat yang terbentuk diberi tambahan air agar berubah menjadi asam malat (4 atom C).
▪ Asam malat diubah menjadi asam oksaloasetat kembali disertai pembentukan NADH.

4. Transpor Elektron
Tahap ini merupakan tahap akhir pada respirasi aerob yang disertai pembentukan ATP paling banyak.
Transpor elektron berlangsung di dalam krista, yaitu membran dalam mitokondria. Reaksi yang
berlangsung di dalam transpor elektron adalah reaksi reduksi dan oksidasi antara senyawa NADH dan
FADH2. Kedua senyawa tersebut dihasilkan dari tahapan sebelumnya. Senyawa yang terlibat dalam
transpor elektron adalah koenzim Q, sitokrom B, sitokrom C, sitokrom A, sitokrom A3, dan oksigen. Simak
bagan berikut ini.
Adapun penjabaran bagan di atas adalah sebagai berikut.
▪ NADH mampu menghasilkan elektron berenergi tinggi melalui proses oksidasi. Lalu, elektron
tersebut ditransfer ke koenzim Q. Oleh karena tingginya energi elektron, ADP dan fosfat anorganik
bersatu membentuk ATP.
▪ Koenzim Q akan dioksidasi oleh sitokrom B. Akibatnya, koenzim Q akan melepaskan elektron dan
2 ion H+.
▪ Sitokrom B akan dioksidasi oleh sitokrom C, sehingga dihasilkan energi cukup tinggi. Akibatnya,
ADP dan fosfat anorganik akan bersatu membentuk ATP.
▪ Selanjutnya, sitokrom C akan mereduksi sitokrom A.
▪ Sitokrom A akan mengoksidasi sitokrom A3. Reaksi ini juga memicu bersatunya ADP dan fosfat
anorganik membentuk ATP.
▪ Sitokrom A3 dioksidasi oleh sebuah atom oksigen. Hasil akhir dari reaksi ini adalah terbentuknya
molekul H2O.
Transpor elektron yang melibatkan oksidasi NADH akan menghasilkan 3 ATP dan 1 H2O. Demikian halnya
dengan oksidasi FADH2. Pada oksidasi FADH2, jumlah ATP yang dihasilkan lebih sedikit, yaitu 2 ATP.
Hal itu disebabkan oleh kecilnya energi yang dihasilkan dari oksidasi FADH2. Secara ringkas, pembentukan
ATP dari NADH dan FADH2 ditulis sebagai berikut.

Dari tahapan glikolisis sampai siklus Krebs NADH dan FADH2 yang dihasilkan berturut-turut adalah 10
dan 2 molekul. Artinya,

Dengan demikian, tahap transpor elektron menghasilkan 34 ATP dan 12 H2O. Jika seluruh
ATP dijumlahkan (mulai glikolisis – transpor elektron), akan dihasilkan seperti tabel berikut.
Reaksi Jumlah
Glikolisis 2 ATP
Dekarboksilasi Oksidatif -
Siklus Krebs 2 ATP
Transpor Elektron 34 ATP
Total 36 ATP
2. Respirasi anaerob
Jawab:
Respirasi anaerob adalah proses katabolisme yang tidak memerlukan oksigen untuk menghasilkan
energi. Respirasi anaerob terjadi pada bakteri, ragi, dan organisme prokariotik ataupun makhluk hidup
uniseluler yang berada pada lingkungan dengan kadar oksigen yang rendah. Setiap tumbuhan memiliki
mekanisme dan reaksi berbeda terhadap minimnya ketersediaan oksigen. Ada beberapa tanaman yang
tidak bisa hidup sama sekali tanpa oksigen, misalnya jagung. Sedangkan ada tanaman lain yang bisa
bertahan hingga beberapa bulan tanpa oksigen, misalnya tanaman apel dan pear. Buahnya akan terus
menghasilkan gas karbon dioksida. Ini pertanda ada respirasi anaerob di sana. Pada kondisi anaerob (tidak
ada oksigen),asam piruvat dapat dilewatkan salah satu dari jalur anaerob berikut oleh organisme yaitu:
a. Fermentasi alkohol
Fermentasi alkohol merupakan proses pemebentukan alkohol dari gula Ragi,dalam kondisi
anaerob,merubah glukosa menjadi asam piruvat melalui jalur glikolisis, kemudian menuju satu tahap
lagi berikutnya, yaitu merubah asam piruvatmenjadi ethanol.
b. Fermentasi asam laktat
1) Beberapa organisme juga melakukan fermentasi asam piruvat menjadi senyawa kimia yang
lain,misalnya asam laktat.
2) Manusia melakukan fermentasi asam laktat di dalam otot yang kekurangan oksigen (kondisi
anaerobik lokal)
3) Asam laktat ini menyebabkan rasa kekakuan otot (stiffness) setelah olahraga. Stiffness akan hilang
dengan sendirinya setelah beberapa hari seteleah kondisi aerobik otot kembali, dan asam laktat
dikonversi ATP melalui jalur respirasi aerob yang normal.
3. Membandingkan jumlah energi yang dihasilkan pada respirasi aerob dan respirasi anaerob.
Jawab:
a. Respirasi anaerob adalah proses respirasi yang tidak memerlukan oksigen atau O2. Respirasi
anaerob terjadi di bagian sitoplasma yang bertujuan mengurangi senyawa organik. Hasil dari
respirasi tanpa oksigen ini adalah sejumlah energi yang lebih kecil yaitu 2 ATP. Contoh dari
respirasi anaerob, salah satunya adalah proses fermentasi yang dibantu oleh mikroorganisme seperti
bakteri dan jamur. Contoh lain adalah pada pernapasan intramolukel. Pada manusia dan dan hewan
proses respirasi anaerob ini juga bisa terjadi jika tubuh memerlukan energi secara cepat. Respirasi
anaerob dilakukan oleh mikroorganisme karena keadaan lingkungan yang tidak memungkinkan
misalnya belum memiliki sistem metabolisme yang kompleks. Proses respirasi anerob: glukosa
dipecah secara tidak sempurna menjadi komponen H2O dan CO2. Di respirasi anaerob, hidrogen
bergabung bersama sejumlah komponen yaitu Asam Piruvat, Asetaldehida yang selanjutnya
membentuk asam laktat dan etanol.
b. Respirasi aerob adalah sebuah reaksi katabolisme yang memerlukan suasana aerobic dengan proses
keberadaan oksigen (O2) sangat dibutuhkan yang menghasilkan energi dengan jumlah yang besar.
Energi tersebut dikenal dengan kode ATP. Energi ATP digunakan oleh sel dalam tubuh makhluk
hidup untuk menunjang pertumbuhan, gerak, transportasi, reproduksi dan kegiatan yang lainnya.
4. Bagian daun yang berperan dalam melakukan fotosintetis
Jawab:
Proses fotosintesis dilakukan pada bagian tumbuhan yaitu daun yang memiliki jaringan fotosintesis yang
disebut jaringan mesofil daun. Jaringan mesofil adalah jaringan yang tersusun dari sel-sel parenkim atau
jaringan dasar dan berfungsi sebagai pengisi antara jaringan lain. Karena sel parenkim adalah jaringan dasar
atau ground tissue, maka hampir di setiap bagian tumbuhan memiliki jaringan dasar ini, lalu ada jaringan
lain di dalamnya. Jaringan mesofil menjadi jaringan yang penting dalam proses fotosintesis karena di dalam
jaringan fotosintesis ini terdapat banyak klorofil. Klorofil atau zat hijau daun adalah pigmen yang
mempunyai peran penting dalam proses fotosintesis yang dilakukan oleh daun. Dengan adanya klorofil
yang memberikan warna hijau pada daun, maka memungkinkan daun untuk menyerap cahaya matahari
yang berguna sebagai energi untuk "memasak" makanannya. Jaringan mesofil daun ini kemudian dibagi
lagi menjadi dua bagian, yaitu jaringan palisade atau jaringan tiang dan jaringan bunga karang yang
mengandung klorofil dengan tingkat yang berbeda-beda.
a. Jaringan Tiang atau Jaringan Palisade
Jaringan fotosintesis yaitu mesofil terbagi menjadi dua, salah satunya adalah jaringan tiang atau jaringan
palisade. Jaringan palisade disebut juga jaringan tiang karena terdiri dari sejumlah sel yang memanjang
secara tegak lurus pada permukaan daun. Meskipun berdiri secara tegak lurus, sel-sel pada jaringan palisade
ini tidak berdiri terlalu rapat atau saling terpisah. Fungsinya adalah agar udara yang ada dalam ruang antar
sel tetap dapat mencapai sisi panjang dari sel tersebut. Jaringan tiang ini menjadi tempat di mana terdapat
banyak zat klorofil, lo, teman-teman, yang berfungsi untuk proses fotosintesis. Setiap helai daun biasanya
terdapat satu hingga dua lapisan jaringan tiang dan klorofil melekat di bagian dinding-dindingnya. Sebagai
jaringan fotosintesis yang memiliki zat klorofil paling banyak, jaringan palisade memiliki beberapa fungsi
penting bagi tumbuhan. Fungsi jaringan palisade yang pertama tentunya adalah sebagai tempat di mana
fotosintesis pada tumbuhan berlangsung. Klorofil yang jumlahnya banyak pada jaringan ini membuat
jaringan palisade bisa menyerap cahaya matahari yang berfungsi sebagai energi untuk melakukan
fotosintesis. Jaringan palisade pada daun juga berfungsi sebagai pengisi utama lapisan sel dalam daun, nih,
teman-teman. Terakhir, fungsi jaringan tiang berkaitan dengan proses transpirasi, yaitu proses keluarnya
air yang menguap dari dinding sel-sel parenkim.
b. Jaringan Spons atau Bunga Karang
Jaringan fotosintesis pada daun selain dilakukan oleh jaringan palisade juga dilakukan oleh jaringan
lain, yaitu jaringan spons atau bunga karang. Jaringan spons terletak tepat di bawah jaringan palisade dan
memiliki bentuk yang berbeda, yaitu berbentuk bola atau silinder. Selain itu, jaringan spons ini juga
memiliki bentuk yang lebih longgar dari palisade serta tidak teratur. Karena letaknya yang berada di bawah
jaringan tiang, maka jaringan bunga karang ini tidak memiliki banyak klorofil seperti jaringan tiang yang
ada di atasnya. Sebaliknya, pada jaringan bunga karang ini terdapat kantung udara berukuran besar yang
berfungsi sebagai alat pertukaran gas di antara daerah yang berbeda dari daun. Meskipun zat klorofil dalam
bagian jaringan ini lebih sedikit dibandingkan jaringan palisade, tapi jaringan bunga karang tentunya masih
memiliki fungsi untuk daun, teman-teman. Fungsi yang pertama adalah sebagai tempat pertukaran gas di
dalam daun karena jaringan ini memiliki kantung udara berukuran besar. Fungsi berikutnya adalah
sebagai jaringan yang berfungsi untuk tempat ikatan pembuluh darah dari daun. Jaringan bunga karang juga
berfungsi sebagai tempat penyimpanan hasil fotosintesis yang dihasilkan oleh jaringan fotosintesis
palisade.

Anda mungkin juga menyukai