a. Dengan Hidrogen sulfida (gas/ larutan jenuh): terbentuk endapan hitam tembaga(II)
sulfida.
b. Dengan larutan amonia dalam jumlah yang sangat sedikit terbentuk endapan biru.
c. Dengan larutan NaOH dalam larutan dingin terbentuk endapan biru tembaga (II) hi-
droksida.
d. Dengan Kalium Iodida terbentuk endapan putih tembaga (II) iodida, tetapi larutan-
nya berwarna coklat tua karena terbentuk ion-ion tri-iodida (iod)
2Cu2+ + 5I- → 2CuI↓ + I3-
Cu2+ CN -→ Cu(CN)2↓
a. Dengan Hidrogen sulfida (gas/larutan jenuh) terbentuk endapan kuning kadmium sul-
fida.
b. Dengan larutan amonia bila ditambahkan tetes demi tetes terbentuk endapan putih
Cd2++ 2 CN -→ Cd(CN)2↓
b. Dengan larutan perak nitrat dalam larutan netral terbentuk endapan kuning
c. Dengan campuran magnesia (larutan yang mengandung MgCl 2, NH4Cl dan sedikit NH3
tidak terbentuk endapan.
e. Dengan kalium tri-iodida larutan iod dalam kalium iodida mengoksidasikan ion arsenit
sehingga warna luntur.
a. Dengan Hidrogen sulfida (gas/larutan jenuh): tidak terbentuk. Jika aliran udara
diteruskan,campuran Arsenik (III) sulfida, As2S3 dan belerang mengendap dengan
lambat. Pengendapan akan lebih cepat dalam larutan panas.
c. Dengan campuran magnesia (larutan yang mengandung MgCl 2, NH4Cl dan sedikit NH3)
endapan kristalin putih.
d. Dengan larutan amonium molybdat dan asam nitrat berlebihan terbentuk endapan
kristalin berwarna kuning.
AsO43-+ 12MoO42- + 3NH4+ + 2H+ → (NH4)As Mo12O40↓ + 12H2O
e. Dengan larutan kalium iodida dan asam klorida pekat maka ion iod akan diendapkan..
b. Dengan natrium hdroksida atau amonia terbentuk endapan putih stibium (III)oksida
yang larut dalam larutan basa yang pekat membentuk antimonit.
2Sb3++6OH- → Sb2O3↓ + 3H2O
d. Dengan Zink atau timah membentuk endapan hitam yaitu stibium dengan adanya
asam klorida..
2Sb5+ + 5Zn ↓→ 2Sb↓ + 5Zn2+
a. Dengan Hidrogen sulfida (gas/ larutan jenuh) terbentuk endapan coklat timah (II)
sulfida.
b. Dengan natrium hidroksida terbentuk endapan putih timah (II) hidroksida yang larut
dalam alkali berlebihan.
Sn2++2OH- → Sn(OH)2↓
c. Dengan larutan merkurium (II) klorida terbentuk endapan putih merkurium (I)
klorida,jika sejumlah besar reagensia ditambahkan dengan cepat.
d. Dengan larutan bismut nitrat dan natrium hidroksida terbentuk endapan hitam logam
bismut.
Bi3++ 3OH-→ Bi (OH)3↓
a. Dengan Hidrogen sulfida (gas/larutan jenuh) terbentuk endapan kuning timah (IV)
sulfida. Endapan larut dalam asam klorida pekat.
b. Dengan natrium hidroksida terbentuk endapan putih seperti gelatin yaitu timah (IV)
hidroksida.
Sn4++2OH- → Sn(OH)4↓
Sn(OH)42-↓+2OH-→Sn(OH)62↓
d. Dengan logam besi terjadi reduksi ion timah (IV) menjadi timah(II).
Sn4++ Fe → Fe2+ + Sn2+
d. Dengan larutan amonium sulfida terbentuk endapan hitam besi (II) sulfida yang
larut dengan mudah dalam larutan asam.
e. Dengan larutan kalium sianida terbentuk endapan coklat kekuningan yang larut dalam
reagensia berlebihan.
Fe2++ 2CN- → Fe(CN)2↓
Fe(CN)2↓+4CN- → Fe(CN)64-
b. Dengan larutan natrium hidroksida terbentuk endapan coklat kemerahan besi (III)
hidroksida
Fe3+ + 3OH- → Fe(OH)3↓
c. Dengan hidrogen sulfida dalam larutan asam mereduksi ion-ion besi (III) menjadi
besi (II) dan terbentuk belerang sebagai endapan putih susu.
2Fe3++ +H2S → FeS↓
d. Dengan larutan amonium sulfida terbentuk endapan hitam yang terdiri dari besi
(II) sulfida dan belerang..
2Fe3++ 3S2- → 2FeS↓+ S↓
b. Dengan larutan natrium hidroksida terbentuk endapan putih dari aluminium hidrok-
sida
Al3+ + 3OH- → Al(OH)3↓
c. Dengan larutan amonium sulfida terbentuk endapan putih yang terdiri dari aluminium
hidroksida
Al3+ + 2S2- + 6H2O → 2Al(OH)3↓+3H2S↑
d. Dengan larutan natrium asetat tidak terbentuk endapan dalam larutan netral dingin
tetapi dengan mendidihkan dengan reagensia berlebihan terbentuk endapan.
b. Dengan larutan natrium hidroksida terbentuk endapan abu-abu hijau dari kromium
hidroksida
Cr3+ + 3OH- → Cr(OH)3↓
c. Dengan larutan natrium karbonat terbentuk endapan abu-abu hijau dari kromium hi-
droksida
2Cr3+ + 3CO32-+ 3H2O → 2Cr(OH)3↓ +3CO2↑
d. Dengan larutan amonium sulfida terbentuk endapan abu-abu hijau dari kromium hi-
droksida
2Cr3+ + 3S2- + 6H2O → 2Cr(OH)3↓+3H2S↑
e. Dengan larutan natrium asetat tidak terbentuk endapan dalam larutan netral dingin
walaupun dengan mendidihkan.
5. Identifikasi Kobalt (Co2+)
a. Dengan larutan natrium hidroksida terbentuk endapan biru
Co2+ + OH- + NO3- → Co(OH) NO3 ↓
b. Dengan larutan amonia terbentuk endapan putih. Endapan dengan cepat teroksidasi
bila terkena udara menjadi coklat
Mn2+ + 2NH3 + 2H2O →Mn(OH)2↓ + 2NH4+
c. Dengan larutan amonium sulfida terbentuk endapan merah jambu dari mangan
sulfida.
8. Dengan larutan natrium fosfat terbentuk endapan merah jambu dari mangan
amonium fosfat.
Mn2+ + 2NH3 + HPO42- →Mn(NH4) PO4 ↓
K+ + H2C4H4O6 → KH2C4H4O6 ↓ + H+
c. Dengan larutan asam perklorat terbentuk endapan putih
K+ + ClO4 - → KClO4↓
K+ + PtCl62- → KPtCl62-↓
Na++Mg2++3UO22++9CH3COO-→NaMg(3UO2)3 (CH3COO)9
ANALISIS ANION
Anion golongan A adalah jenis golongan anion yang dapat menguap bila bereaksi
dengan asam , yaitu (1) golongan anion yang menghasilakn gas bila bereaksi dengan
asam klorida encer dan asam sulfat encer seperti : karbonat, sulfit, tiosulfat, nitrit,
Hypoklorit, sianida dan sianat, dan (2) golongan anion yang menghasilkan gas bila
bereaksi dengan asam sulfat pekat seperti semua anion A(1) dan Fluorida, Klorida,
Bromida, Iodida, Nitrat, Borat, Format, Asetat, dan Oksalat, Perklorat,
Permanganat: Bromate, Heksacyanoferrat(II) dan (III), Tiosianat, Tartrat, dan
Sitrat. Anion Golongan B adalah kelompok anion yang bereaksi di dalam larutan, yaitu
(1) anion yang menghailkan reaksi pengendapan (endapan) bila bereaksi di dalam
larutannya misalnya sulfa, Fosfat, Sussinat, Arsenat, Kromat, Silikat, Salisilat,
Fosfit, Hipofosfit, Arsenit, Dikromat, dan Benzoat dan (2) anion yang menghasilkan
reaksi oksidasi dan reaksi reduksi bila bereaksi di dalam larutan seperti Manganat,
Permanganat, Kromat, Dikromat.
Sifat-sifat anion
Analisis kualitatif sebagian besar didasarkan pada kesetimbangan untuk
memisahkan dan mengidentifikasikan ion yang sejenis. Kesetimbangan asam basa,
kesetimbangan heterogen, kesetimbangan redoks, dan kesetimbangan ion kompelks
merupakan jenis-jenis kesetimbangan yang sering digunakan dalam analisis kualitatif
anion.
1. Sifat-sifat asam-basa
Suatu garam-garam yang mengalami kelarutan dalam air yang mengandung kation
basa kuat bila berkombinasi (bergabung) dengan anion dari asam lemah menghasilkan
larutan yang bersifat basa
2. Sifat redoks
Kelompok anion, sebagian bersifat sebagai oksidator, sebagian reduktot, sebagian
lain sifat oksidator , reduktornya tergantung dalam suasana larutannya. NO 3- dan
CrO42- merupakan oksidator kuat dalam suasana larutan asam. Anion I -, S2- dan
SO32- merupakan reduktor dalam suasana asam.
3. Kesetimbangan larutan
Reaksi pengendapan mengandung nilai yang sangat berarti bagi analisis anion.
Beberapa reaksi anion dengan ion barium, Ba2+ yang digunakan sebagai uji spesifik dari
anion tertentu didasarkan pada nilai kelarutannya. Berdasarkan nilai K sp berbagai garam,
hanya barium sulfat yang dapat diendapkan dari larutan yang dibuat asam dengan asam
kuat encer. Pengendapan senyawa ionic dari larutan mulai terjadi bila hasil kali ion-
ionnya yang dihasilkan lebih besar dari nilai K sp. Dalam keberadaan hanya sedikit asam
konjugasi, konsaentrasi anion tidak cukup besar untuk terjadinya endapan.
Cara identifikasi anion tidak begitu sistematik seperti pada identifikasi kation. Salah satu cara
penggolongan anion adalah pemisahan anion berdasarkan kelarutan garam-garam perak, garam-
garam kalsium, barium dan seng. Selain itu ada cara penggolongan anion menurut Bunsen,
Gilreath dan Vogel.
Bunsen menggolongkan anion dari sifat kelarutan garam perak dan garam bariumnya, warna,
kalarutan garam alkali dan kemudahan menguapnya. Gilreath menggolongkan anion berdasarkan
pada kelarutan garam-garam Ca, Ba, Cd dan garam peraknya. Sedangkan Vogel menggolongkan
anion berdasarkan pada proses yang digunakan dalam identifikasi anion yang menguap bila diolah
dengan asam dan identifikasi anion berdasarkan reaksinya dalam larutan. Identifikasi anion yang
menguap bila diolah dengan asam dibagi dua lagi yaitu anion membentuk gas bila diolah dengan
HCl encer atau H2SO4 encer, dan anion yang membentuk gas atau uap bila diolah dengan
H2SO4 pekat. Demikian pula identifikasi anion berdasarkan reaksi dalam larutan dibagi dua yaitu
anion yang diidentifikasi dengan reaksi pengendapan dan dengan reaksi redoks. Berikut adalah
reaksi-reaksi sampel dengan asam sulfat dingin.
Anion lainnya tidak memberikan reaksi dengan asam sulfat pekat dalam keadaan dingin, tetapi
nitrat bereaksi menghasilkan uap coklat dari NO2 yang dihasilkan, dan asetat memberikan bau
khas cuka jika direaksikan dengan asam sulfat pekat.
Identifikasi anion meliputi analisis pendahuluan, analisis anion dari zat asal dan analisis anion
dengan menggunakan larutan ekstra soda. Dari hasil analisis sebelumnya (data kelarutan) dan
pengetahuan tentang kation yang ada, dapat memberikan petunjuk tentang anion yang mungkin
ada atau tak ada dalam larutan sampel. Sebagai contoh, zat asal larut dalam air panas, kation
yang ditemukan Pb2+, anion yang mungkin ada adalah klorida karena PbCl2 larut dalam air panas.
Tidak mungkin nitrat karena timbal nitrat mudah larut dalam air dingin.
Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, yaitu reaksi kering dan reaksi basah. Reaksi
kering dapat digunakan pada zat padat dan reaksi basah untuk zat dalam larutan.
Untuk Reaksi Kering pemeriksaan Anion dalam sampel yang masih berbentuk zat biasanya
dilakukan dengan menggunakan larutan Ekstrak Soda (ES). Larutan ekstrak soda dibuat dengan
memasak cuplikan dalam larutan jenuh natrium karbonat selama 10 menit, lalu disaring. Filtrat
yang diperoleh disebut ekstrak soda (ES). Karena ES suasana basa maka larutan ES ini tidak
dipergunakan tanpa pengaturan suasana yang tepat. Biasanya sebelum digunakan ditambahkan
dulu asam.
Fungsi larutan ekstrak soda adalah untuk mengendapkan kation logam berat dan untuk
mempertinggi kelarutan anion.. Pada pemanasan dengan penambahan Na 2CO3 ion-ion logam
diendapkan dalam bentuk oksida, hidroksida, karbonat dan karbonat basa. Bila Na 2CO3 yang
ditambahkan banyak maka CrO42- yang dapat larut makin banyak.
Identifikasi ion bromine - Br -
Ion Br- dengan gas Cl2 menjadikan larutan bewarna kuning. Jika larutan dikocok dengan
karbon disulfide, Br2 yang terjadi akan larut dalam karbon disulfide dan warna larutan
akan berubah menjadicokelat.
----------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------
Analisa anion
1. Uji Sulfat
Ekst Perlakuan Hasil Kesimpulan
rak
Soda
1. 1. Berubah menjadi merah (asam)
Ditambahka HClence dan bersoda. Menunjukan
r dan di uji adanya ion
2 dengan lakmus biru. 2. Larutan ekstrak soda sulfat
mL menjadi keruh ataumenandakan adanya
2. Ditambahkan endapan warna putih.
BaCl2 0,1 M
2. Uji Tergadap ZatPereduksi
Ekstr Perlakuan Hasil Kesimpulan
ak
Soda
1. Ditambahkan 1.
H2SO4 encersampai Warna berubah menjadimerah (asam
asam ). Positifmengan
(dengan kertaslakm dung anion
us). pereduksi
2. Ditambahkan 1
2 ml kmno4 0,5 M
mL pertama. 2.
Terbentuk endapan warnaungu lalu di
gojog dan lama-
3. Ditambahkan 1 kelamaan warnanyamenghilang. Negative
ml kmno4 0,5 M mengandung
kedua. anion
3. Warna larutan menjadi ungu, pereduksi
4. Dipanaskan lalu menjadi coklat kemerahan.
4. Permanganate tidak hilang,
dan berwarna coklat muda
3. Ditambahkan
2 ml H2SO4
pekat
ANALISA DATA
1. Sedikit larutan ekstrak soda diasam kandengan HCl 2 N
kemudian ditambahkan dengan larutan BaCl2, apabila terbentuk endapan putih,
berarti ada ion sulfat.
Sedikit larutan ekstrak soda diasamkan dengan HCl encer,
kemudianditambahkan dengan larutan CaCl2 dan dipanaskan diatas penangas air,
apabilaterbentuk endapan putih, berartiada ion-ion :fosfat, arsenat, borat, oksalat,
sitrat, dan tartrat ( Yamin. 2000).
Reaksi yang terjadi adalah:
MA2 + Na2CO3 ------> MCO3 + 2NaA
2. Uji sulfat
Reaksi yang terjadi adalah :
Na2CO3 + 2HCl -----> 2NaCl + CO3
Na2SO4 + BaCl2 ----> BaSO4 + 2NaCl
( putih )
3. Ion pereduksi
Dua ml larutan ekstrak soda diasamkan dengan H2SO4 encer berlebih,
kemudiantambahkan 2-3 tetes KMnO4 0,02 N. Apabila warna
KmnO4 pucat atauhilang, menandakanadanya ion pereduksimisalnya : Sulfit,
tiosianat, Nitrit, Sianida, Tiosulfit, Bromida, iodide, arsen, besi (II) sianida.
Apabila pemucatan atauhilangnya warna
KMnO4 setelah diadakan pemanasan maka larutanmengandung : Oksalat, formiat,
tartrat.
Reaksi yang terjadi adalah:
KMnO4 + H2SO4 ------> Mn2O7 + 2K+ + SO42- + H2O
4. Ion pengoksidasi
Dua ml larutan ekstrak soda ditambahkan 1 ml HCl pekat dan 2 ml larutan jenuh
MnCl2 apabila terbentuk warna hitam (coklat) menandakan ion-ion
pengoksidasimisalnya, nitrat, nitrit, klorat, bromat, iodat, kromat, permanganate,
dan besi (II) sianida.
Reaksi yang terjadi adalah:
NO3- + 2H2SO4 -----> 4NO2 + O2 +2SO42- + 2H2O
2. Sulfit
a. Na2SO3 + AgNO3 menghasilkan endapan putih. (terbukti)
b. Na2SO3 + HCl encer menghasilkan gas CO2.(terbukti)
c. KMnO4 + H2SO4 + Na2SO3 maka warna ungu dilunturkan. (terbentuk)
d. K2Cr2O7 + H2SO4 encer + Na2SO3 maka terbentuk warna hijau.
(terbukti)
e. I2 + H2SO4 + Na2SO3 maka warna coklat dilunturkan.(terbukti)
f. Na2SO3 + Pb(NO3)2 terbentuk endapan putih.(terbukti)
g. Na2SO3 + BaCl2 terjadi endapan putih.(terbukti)
3. Sulfat
a. Na2SO4 + AgNO3 tidak terbentuk endapan.(terbukti)
b. Na2SO4 + BaCl2 terbentuk endapan putih.(terbukti)
4. Sulfida
a. Na2S + AgNO3 tidak terbentuk endapan putih.(terbukti)
b. Na2S + HCl encer maka terbentuk gas.(terbukti)
c. Na2S + Pb(NO3)2 maka terbentuk endapan hitam.(terbukti)
d. Na2S + MnCl2 menghasilkan endapan merah jambu.(terbukti)
e. Na2S + Cd Asetat terbentuk endapan putih.(tidak terbukti)
5. Borat
a. B4O72- + AgNO3 terbentuk endapan putih.(terbukti)
b. Na tetraborat dikeringkan dalam cawan porselen + H2SO4 pekat +
metanol + dibakar menghasilkan nyala api berwarna hijau. (terbukti)
c. B4O72- + BaCl2 terbentuk endapan putih.(terbukti)
6. Fosfat
a. Na fosfat + AgNO3 terbentuk endapan kuning.(terbukti)
b. Na fosfat + amonium mobibdat + HNO2 + dipanaskan tidak terbentuk
endapan kuning.(terbukti)
c. Na fosfat + Mg mixtur terbentuk endapan putih.(terbukti)
7. Asetat
a. Na Asetat + alkohol + H2SO4 pekat + dipanaskan menghasilkan bau
harum dari asetat.(terbukti)
Pembahasan
1. Sulfat (SO42-)
a) NaSO4 + AgNO3 → tidak terbentuk endapan
b) NaSO4 + BaCl2 → ↓ putih
Adanya ion sulfat SO42- dapat diidentifikasi dengan penambahan
larutan BaCl2 dalam suasana asam. Pada larutan sampel pembentukan
endapan putih barium sulfat (BaSO4) menunjukkan adanya ion SO42-
pada larutan sampel.
Ba2+ + SO42-(aq) → BaSO4(s).
2. Sulfida
a) Na2S2- + AgNO3 → ↓ hitam perak sulfida
Endapan tidak larut dalam asam nitrat encer dingin tetapi larut dalam
asam nitrat panas.
S2- + 2Ag+ → Ag2S ↓
b) Na2S + HCl encer → Gas H2S,
yang bisa diidentifikasi dengan :
1. Bau yang spesifik
2. Menghitamnya kertas saring yang telah dibasahi dengan larutan Pb
(NO3)-.
S2- + 2H+ → Gas H2S
H2S + Pb2+ → ↓ PbS
c) Na2S + Pb (NO3)2 → ↓ hitam PbS
d) Na2S + MgCl → ↓ Merah jambu
e) Na2S + Cd asetat → ↓ kuning
3. Borat (B4O72-)
a) NaB4O72- + AgNO3 →↓putih perak metaborat (AgNO3)
B4O72- + Ag+ →↓AgBO2
b) Reaksi nyala :
NaBO4O72- dikeringkan dalam cawan porselen + H2SO4 + metanol
kemudian dibakar → api warna hijau. Nyala api hijau disebabkan oleh
pembentukan metil borat (B (O CH3)3)
c) NaBO4O72- + BaCl →↓putih Barium metaborat (Ba (BO2)2).
Dari larutan-larutan yang cukup pekat, endapan akan larut dalam
regensia berlebihan dalam asam-asam encer, dan dalam larutan garam-
garam amonium.
Larutan kalsium dan sronsium klorida pun juga dapat melarutkan borax.
B4O72- + 2Ba2+ H2O →↓2Ba (BO2)2 + 2H+
4. Fosfat (PO43-)
a) NaPO4 + AgNO3 →↓kuning
HPO42- + 3Ag+ →Ag3PO4 ↓+ H+
Endapan larut dalam amonia dan asam nitrat encer.
↓Ag3PO4 + 2H+ →H2PO4- + 3Ag+
↓Ag3PO4 + 6NH3 →3 (Ag (NH3)2)+ + PO43-
b) Na fosfat + Ammonium molibdat + HNO3 dipanaskan →↓
Endapan kuning yang terbentuk adalah endapan ammonium fosfamolibdat
yang mempunyai rumus (NH4)3 (PMO12 O4o)
c) Na fosfat + Mg mixture →↓putih
5. Asetat
a) Na asetat + alkohol + H2SO4 pekat + dipanaskan →bau harum yang
muncul dari etil asetat
b) Na asetat + FeCl3 →larutan coklat merah
Warna coklat merah disebabkan oleh pembentukan ion kompleks (Fe3
(OH)2 ((CH3COO)6)+
6. Sulfit (SO32-)
a) NaSO32- + AgNO3 → ↓ putih
SO32- + Ag+ → (AgSO3)-
Dengan menambahkan reagensia lebih banyak maka akan terbentuk
endapan kristalin, perak sulfit :
(AgSO)- + Ag+ → ↓ Ag2SO3
b) NaSO32- + HCl encer → gas SO2- (gas tidak berwarna dan berbau
seperti belerang dibakar).
Gas SO2- dibuktikan dengan :
1. dari bau belerang terbakar
2. kertas saring yang berubah warna menjadi hijau, yang disebabkan
oleh perubahan ion-ion kromium (III) yang dihasilkan bila sehelai kertas
saring dibasahi dengan larutan KCr2O72- yang telah diasamkan, dengan
cara diletakkan diatas mulut tabung reaksi.
3SO2 + Cr2O72- + 2H+ → 2Cr3+ + 3SO42- + H2O
c) KMnO4 + H2SO4 encer → larutan ungu + NaSO32- → warna ungu
dilunturkan.
Warna ungu pada KMnO4 dilunturkan asam menjadi hilang disebabkan
oleh reduksi menjadi ion-ion mangan (II) :
5SO32- + 2MnO4- + 6H+ → 2Mn2+ + 5SO42- + 3H2O
d) KCr2O72- + H2SO4 + NaSO32- → larutan ungu
larutan berubah menjadi hijau disebabkan oleh pembentukan ion-ion
kromium (III) :
3SO32- + Cr2O72- +8H+ → 2Cr3+ + 3SO42- +4H2O
e) I2 + H2SO4 → larutan coklat → NaSO32- → warna coklat
dilunturkan.
f) NaSO32- + Pb(NO2)3 → ↓ putih timbal sulfit.
SO32- + Pb2+ → ↓ PbSO3
g) NaSO32- + BaCl → ↓ putih barium sulfit
SO32- + Ba2+ → BaSO3
http://hidayatrava.blogspot.com/2012/08/laporan-kimia-analisis-kualitatif-
kation.html
http://www.ilmukimia.org/2012/12/analisis-anion-2.html
http://yi2ncokiyute.blogspot.com/2010/07/metode-analisis-kualitatif-
anion.html
http://wiwiksatrianiputrijb.blogspot.com/2012/06/identifikasi-anion.html
http://sugiatazone.blogspot.com/2010/03/identifikasi-anion-pada-sampel-
padat.html