Anda di halaman 1dari 18

A.

Identifikasi Kation Golongan I


1. Identifikasi Timbal (Pb2+)
Larutan timbal nitrat (0,25 M atau timbal Asetat (0,25 M) dapat dipakai untuk
mempelajari reaksi-reaksi ini.
a. Dengan asam klorida encer terbentuk endapan putih, endapan larut dalam

NH4OH encer.
Pb2+ + 2Cl- PbCl2
Apabila ke dalam larutan yang terjadi ditambah HNO 3 encer terbentuk endapan putih.
b. Dengan Hidrogen sulfida dalam suasana netral atau asam encer terbentuk
endapan hitam timbal sulfida.
Pb2+ + H2S PbS + 2H+
c. Dengan larutan amonia terbentuk endapan putih timbal hidroksida.
Pb2+ + 2NH3 + 2H2O Pb(OH)2 + 2NH4+
d. Dengan larutan NaOH terbentuk endapan putih timbal hidroksida, endapan
larut dalam reagensia berlebih, yaitu terbentuk ion tetrahidroksiplumbat (II).
Pb2+ + 2OH- Pb(OH)2
Pb(OH)2 + 2OH- Pb(OH) 4 2e. Dengan asam sulfat encer terbentuk endapan putih timbal sulfat.
Pb2+ + SO42- Pb SO4
Pb SO4 + H2SO4 Pb2+ + HSO4-
f. Dengan Kalium Iodida terbentuk endapan kuning timbal iodida
Pb2+ + 2I - PbI2
Endapan larut dalam air mendidih menghasilkan larutan tak berwarna, setelah dingin
akan memisah membentuk keping-keping berwarna kuning keemasan.
2. Identifikasi Merkurium (I)
( Hg22+)
a. Dengan asam klorida encer atau kloridaklorida yang larut terbentuk endapan putih
kalomel.
Hg22+ + 2Cl- Hg2Cl2
b. Dengan hidrogen sulfida dalam suasana netral atau asam encer terbentuk endapan
hitam.
Hg22+ + H2S Hg + HgS + 2H+
d. Dengan larutan amonia terbentuk endapan hitam yang merupakan campuran
merkurium (I) dan merkurium (II) amidonitrat basa.

.
Hg22++ NO3-+4NH3+H2O HgOHg NH2 + 2Hg + 3NH4+NO3
e. Dengan larutan NaOH terbentuk endapan hitam Merkurium (I) oksida
Hg22+ + 2OH- Hg2O + H2O
e. Dengan Kalium Iodida terbentuk endapan hijau merkurium(I) iodida, jika ditambah
reagensia berlebihan terbentuk ion tetraiodomerkurat (II) yang larut dan merkurium
hitam yang berbutir halus.
Hg22+ + 2I - Hg2I2
Hg2I2 + 2I- - HgI42- + Hg
3. Identifikasi Perak (Ag +)
a. Dengan asam klorida encer atau kloridaklorida yang larut terbentuk endapan perak
klorida. Endapan larut dalam amonia encer dan dengan asam nitrat encer akan menetralkan kelebihan amonia sehingga akan terbentuk endapan lagi.
Ag+ + 2Cl- AgCl
Ag+ + 2NH3- [Ag (NH3)2]+ + Clb. Dengan hidrogen sulfida dalam suasana netral atau asam encer terbentuk endapan
hitam perak sulfida .
2Ag+ + H2S Ag2S + 2H+
c. Dengan larutan amonia terbentuk endapan coklat perak oksida.
2Ag+ + 2NH3 + H2O Ag2O + 2NH4+
d. Dengan larutan NaOH terbentuk endapan coklat perak oksida
2Ag+ + 2OH- Ag2O + H2O
e. Dengan Kalium Iodida terbentuk endapan kuning perak iodida, jika ditambah reagensia amonia encer/pekat endapan tidak larut. Endapan mudah larut dalam kalium sianida dan natrium tiosulfat.
Ag+ + I - AgI
AgI + 2CN - [Ag(CN)2]- + I AgI + 2S2O32 - Ag(S2O3)2 3- + I
B. Identifikasi Kation Golongan II
1. Identifikasi Merkurium (II)
a. Dengan Hidrogen sulfida (gas/larutan jenuh): dengan adanya asam klorida encer,
mula-mula akan terbentuk endapan putih merkurium (II) klorosulfida yang terurai bila
ditambahkan hidrogen sulfida lebih lanjut dan akhirnya terbentuk endapan hitam
merkuri (II) sulfida.
3Hg2+ + 2Cl- + 2H2S Hg3S2Cl2 + 4H+ + 2Clb. Dengan larutan amonia terbentuk endapan putih yang merupakan campuran
merkurium (II) oksida dan merkurium (II) amidonitrat.
2Hg2+ + NO3- + 4NH3 +H2O HgO Hg ( NH2)NO3 + 2Hg + 3NH4+
c. Dengan larutan NaOH dalam jumlah sedikit terbentuk endapan merah kecoklatan,
bila ditambahkan dalam jumlah yang stoikiometris endapan berubah menjadi kuning
terbentuk Merkurium (II) oksida
Hg2+ + 2OH- HgO + H2O
d. Dengan Kalium Iodida bila ditambahkan perlahan-lahan pada larutan terbentuk
endapan merah merkurium(II) iodida, jika ditambah reagensia berlebihan terbentuk
ion tetraiodomerkurat (II) yang larut

Hg2+ + 2I - HgI2
HgI2 + 2I- - [HgI4]2-
e. Dengan kalium sianida tidak terjadi perubahan apa-apa.

2. Identifikasi Bismut (Bi3+ )


a. Dengan Hidrogen sulfida (gas/larutan jenuh): terbentuk endapan hitam bismut sulfida.
Endapan larut dalam asam klorida pekat yang mendidih, yaitu pada saat gas
hidrogen sulfida dibebaskan.
2Bi3+ + 3H2S Bi2S3 + 6H+
Bi2S3 + 6HCl 2Bi3+ + 6Cl- + 3H2S
b. Dengan larutan amonia terbentuk endapan putih
Bi3++ NO3- + 2NH3 +2H2O Bi ( OH)2NO3 + 2Hg + 2NH4+
c. Dengan larutan NaOH terbentuk endapan putih bismut hidroksida.
Bi3++ 3OH- Bi (OH)3
d. Dengan Kalium Iodida bila ditambahkan perlahan-lahan pada larutan
terbentuk endapan hitam bismut (II) iodida, jika ditambah reagensia berlebihan terbentuk ion tetraiodobismutat (II) yang berwarna jingga.
Bi3+ + I- BiI3
BiI3 + I- BiI4e. Dengan kalium sianida terbentuk endapan putih bismut hidroksida
Bi3++ 3H2O + 3CN - Bi(OH)3 + 3HCN
3. Identifikasi Tembaga (Cu2+)
a. Dengan Hidrogen sulfida (gas/ larutan jenuh): terbentuk endapan hitam tembaga(II)
sulfida.
Cu2+ + H2S CuS + 2H+
b. Dengan larutan amonia dalam jumlah yang sangat sedikit terbentuk endapan biru.
2Cu2++ SO4- + 2NH3 +2H2O
Cu (OH)2CuSO4 + 2NH4+
c. Dengan larutan NaOH dalam larutan dingin terbentuk endapan biru tembaga (II) hidroksida.
Cu2++ 2OH- Cu (OH)2
d. Dengan Kalium Iodida terbentuk endapan putih tembaga (II) iodida, tetapi
larutannya berwarna coklat tua karena terbentuk ion-ion tri-iodida (iod)
2Cu2+ + 5I- 2CuI + I3e. Dengan kalium sianida terbentuk endapan kuning tembaga(II) sianida
Cu2+ CN - Cu(CN)2
4. Identifikasi Kadmium ( Cd2+)
a. Dengan Hidrogen sulfida (gas/larutan jenuh) terbentuk endapan kuning kadmium sulfida.
Cd2+ + H2S CdS + 2H+
b. Dengan larutan amonia bila ditambahkan tetes demi tetes terbentuk endapan putih

Cd2++ 2NH3 +2H2O


Cd( OH)2 + 2NH4+
c. Dengan larutan NaOH dalam larutan dingin terbentuk endapan putih kadmium (II)
hidroksida.
Cd2++ 2OH- Cd (OH)2
d. Dengan Kalium Iodida tidak terbentuk endapan
e. Dengan kalium sianida terbentuk endapan putih kadmium(II) sianida
Cd2++ 2 CN - Cd(CN)2
5. Identifikasi Arsenik ( As 3+)
a. Dengan Hidrogen sulfida (gas/larutan jenuh) terbentuk endapan kuning arsenik (III)
sulfida.
2As3+ + 3H2S As2O3 + 6H+
b. Dengan larutan perak nitrat dalam larutan netral terbentuk endapan kuning
AsO33- + 3Ag+ AsO33- + Ag2AsO3
c. Dengan campuran magnesia (larutan yang mengandung MgCl 2, NH4Cl dan sedikit
NH3 tidak terbentuk endapan.
d. Dengan larutan tembaga sulfat terbentuk endapan hijau tembaga arsenit
e. Dengan kalium tri-iodida larutan iod dalam kalium iodida mengoksidasikan ion arsenit
sehingga warna luntur.
AsO33- + I3- + H2O AsO43- +3 I- + 2H+
6. Identifikasi Arsenik ( As 5+)
a. Dengan Hidrogen sulfida (gas/larutan jenuh): tidak terbentuk. Jika aliran udara diteruskan,campuran Arsenik (III) sulfida, As2S3 dan belerang mengendapdengan lambat.
Pengendapan akan lebih cepat dalam larutan panas.
AsO43-+ H2S AsO33- + S+ H2O
2AsO33- + 3H2S + 6H+ As2S3 + 6H2O
b. Dengan larutan perak nitrat dalam larutan netral terbentuk endapan merah
kecoklatan.
AsO43-+ 3Ag2+ Ag3AsO4
c. Dengan campuran magnesia (larutan yang mengandung MgCl 2, NH4Cl dan sedikit
NH3) endapan kristalin putih.
AsO43-+ 3Mg2+ + NH4 + MgNH4AsO4
d. Dengan larutan amonium molybdat dan asam nitrat berlebihan terbentuk
endapan kristalin berwarna kuning.
AsO43-+ 12MoO42- + 3NH4+ + 2H+ (NH4)As Mo12O40 + 12H2O
e. Dengan larutan kalium iodida dan asam klorida pekat maka ion iod akan diendapkan..
AsO43- +2H+ + 2I- + H2O AsO33- + I2 + H2O
7. Identifikasi Stibium (Sb3+)
a. Dengan Hidrogen sulfida (gas/larutan jenuh) terbentuk endapan merah stibium trisulfida.
2Sb3+ + 3H2S Sb2S3 + 6H+
b. Dengan air terbentuk endapan putih antimonil klorida SbOCl.
c.

Dengan natrium hdroksida atau amonia terbentuk endapan putih stibium (III)oksida
yang larut dalam larutan basa yang pekat membentuk antimonit.
2Sb3++6OH- Sb2O3 + 3H2O

Sb2O3 + 2OH- 2SbO2- + H2O


d. Dengan Zink membentuk endapan hitam yaitu stibium.
2Sb3+ + 3Zn 2Sb + 3Zn2+
e. Dengan kawat besi terbentuk endapan hitam stibium.
2Sb3+ + 3Fe 2Sb + 3Fe2+

8. Identifikasi Stibium (Sb5+)


a. Dengan Hidrogen sulfida (gas/larutan jenuh) terbentuk endapan merah jingga stibium
pentasulfida.
2Sb5+ + 5H2S Sb2S5 + 10H+
b. Dengan air terbentuk endapan putih dengan komposisi macam-macam
akhirnya akan terbentuk asam antimonat.
2Sb5+ + 4H2O H3SbO4 + 5H+
c. Dengan kalium iodide dalam larutan yang bersifat asam,iod memisah.
Sb5+ + 2I- Sb3+ + I2
d. Dengan Zink atau timah membentuk endapan hitam yaitu stibium dengan
adanya asam klorida..
2Sb5+ + 5Zn 2Sb + 5Zn2+
2Sb5+ + 5Sn 2Sb + 5Sn2+
9. Identifikasi Timah (II)/ (Sn2+)
a. Dengan Hidrogen sulfida (gas/ larutan jenuh) terbentuk endapan coklat timah (II)
sulfida.
Sn2+ + H2S SnS + 2H+
b. Dengan natrium hidroksida terbentuk endapan putih timah (II) hidroksida yang larut
dalam alkali berlebihan.
Sn2++2OH- Sn(OH)2
Sn(OH)2 +2OH- Sn(OH)42-
c. Dengan larutan merkurium (II) klorida terbentuk endapan putih merkurium (I)
klorida,jika sejumlah besar reagensia ditambahkan dengan cepat.
d. Dengan larutan bismut nitrat dan natrium hidroksida terbentuk endapan hitam
logam bismut.
Bi3++ 3OH- Bi (OH)3
Bi (OH)3 + Sn(OH)42- 2Bi + 3Sn(OH)6210. Identifikasi Timah (IV) (Sn4+)
a. Dengan Hidrogen sulfida (gas/larutan jenuh) terbentuk endapan kuning timah (IV) sulfida. Endapan larut dalam asam klorida pekat.
4+
Sn + 2H2S SnS2 + 4H+

b. Dengan natrium hidroksida terbentuk endapan putih seperti gelatin yaitu timah (IV)
hidroksida.
Sn4++2OH- Sn(OH)4
Sn(OH)42-+2OH-Sn(OH)62
c. Dengan larutan merkurium (II) klorida tidak terbentuk endapan.

d. Dengan logam besi terjadi reduksi ion timah (IV) menjadi timah(II).
Sn4++ Fe Fe2+ + Sn2+

C. Identifikasi Kation Golongan III


1. Identifikasi Besi (II)
a. Dengan larutan natrium hidroksida terbentuk endapan putih bila tidak terdapat
udara sama sekali. Bila terkena udar akan teroksidasi menjadi besi (III) hidroksida
yang berupa endapan coklat kemerahan.
Fe2+ + 2OH- Fe(OH)2
4Fe(OH)2 + 2H2O + O2 4Fe(OH)3
4Fe(OH)3 + H2O2 2Fe(OH)3
b. Dengan larutan amonia terjadi pengendapan besi (II) hidroksida.
Fe2+ + 2OH- Fe(OH)2
c. Dengan hidrogen sulfida tidak terjadi pengendapan dalam larutan asam.
d. Dengan larutan amonium sulfida terbentuk endapan hitam besi (II) sulfida yang larut
dengan mudah dalam larutan asam.
Fe2++ S2- FeS
FeS+ 2H+ Fe2+ +H2S
FeS+ 9O2 2Fe2O(SO4)2
e. Dengan larutan kalium sianida terbentuk endapan coklat kekuningan yang larut
dalam reagensia berlebihan.
Fe2++ 2CN- Fe(CN)2
Fe(CN)2+4CN- Fe(CN)642. Identifikasi Besi (III) (Fe3+)
a. Dengan larutan amonia terjadi endapan coklat merah seperti gelatin dari besi (III)
hidroksida yang tidak larut dalam reagensia berlebihan tetapi larut dalam asam.
Fe3+ + 3NH3 + 3H2O Fe(OH)3 + 3NH4+
b. Dengan larutan natrium hidroksida terbentuk endapan coklat kemerahan besi (III)
hidroksida
Fe3+ + 3OH- Fe(OH)3
c. Dengan hidrogen sulfida dalam larutan asam mereduksi ion-ion besi (III) menjadi
besi (II) dan terbentuk belerang sebagai endapan putih susu.
2Fe3++ +H2S FeS
FeS+ 2H+ 2Fe2++2H+ + S

d. Dengan larutan amonium sulfida terbentuk endapan hitam yang terdiri dari besi (II)
sulfida dan belerang..
2Fe3++ 3S2- 2FeS+ S
e. Dengan larutan kalium sianida bila ditambahkan perlahan-lahan menghasilkan endapan coklat kemerahan besi (III) sianida.
Fe3++ 3CN- Fe(CN)3
3. Identifikasi Aluminium (Al 3+)
a. Dengan larutan amonia terjadi endapan putih seperti gelatin dari aluminium
hidroksida yang larut sedikit dalam reagensia berlebihan.
Al3+ + 3NH3 + 3H2O Al(OH)3 + 3NH4+
b. Dengan larutan natrium hidroksida terbentuk endapan putih dari aluminium hidroksida
Al3+ + 3OH- Al(OH)3
c.

Dengan larutan amonium sulfida terbentuk endapan putih yang terdiri dari
aluminium hidroksida
Al3+ + 2S2- + 6H2O 2Al(OH)3+3H2S
d. Dengan larutan natrium asetat tidak terbentuk endapan dalam larutan netral dingin
tetapi dengan mendidihkan dengan reagensia berlebihan terbentuk endapan.
Al3+ + 3CH3COO- + 2H2O Al(OH)2CH3COO+CH3COOH
4. Identifikasi Kromium (Cr3+)
a. Dengan larutan amonia terjadi endapan abu-abu hijau sampai abu-abu biru
seperti gelatin dari kromium hidroksida yang larut sedikit dalam reagensia
berlebihan.
Cr3+ + 3NH3 + 3H2O Cr(OH)3 + 3NH4+
Cr(OH)3+ 6NH3 Cr(NH3)6 3+ + 3OHb. Dengan larutan natrium hidroksida terbentuk endapan abu-abu hijau dari
kromium hidroksida
Cr3+ + 3OH- Cr(OH)3
c. Dengan larutan natrium karbonat terbentuk endapan abu-abu hijau dari
kromium hidroksida
2Cr3+ + 3CO32-+ 3H2O 2Cr(OH)3 +3CO2
d. Dengan larutan amonium sulfida terbentuk endapan abu-abu hijau dari
kromium hidroksida
2Cr3+ + 3S2- + 6H2O 2Cr(OH)3+3H2S
e. Dengan larutan natrium asetat tidak terbentuk endapan dalam larutan netral dingin
walaupun dengan mendidihkan.
5. Identifikasi Kobalt (Co2+)

a. Dengan larutan natrium hidroksida terbentuk endapan biru


Co2+ + OH- + NO3- Co(OH) NO3
b. Dengan larutan amonia terjadi endapan biru.
Co2+ + NH3 + H2O + NO3- Co(OH) NO3 + NH4+
c. Dengan larutan amonium sulfida terbentuk endapan hitam kobalt sulfida
Co2+ + S2- CoS
d. Dengan larutan kalium sianida bila ditambahkan perlahan-lahan
menghasilkan endapan coklat kemerahan besi (III) sianida.
Co2++ 2CN- Co(CN)2
6. Identifikasi Nikel (Ni2+)
a. Dengan larutan natrium hidroksida terbentuk endapan hijau
Ni2+ + 2OH- Ni(OH)2
b. Dengan larutan amonia terjadi endapan hijau
Ni2+ + 2NH3 + 2H2O Ni(OH)2 + 2NH4+
c. Dengan larutan amonium sulfida terbentuk endapan hitam nikel sulfida.
Ni2+ + S2- NiS
d. Dengan larutan kalium sianida endapan hijau nikel (II) sianida.
Ni2++ 2CN- Ni (CN)2
e. Dengan hidrogen sulfida (gas/ larutan air jenuh) membentuk endapan.

7. Identifikasi Mangan (Mn2+)


a. Dengan larutan natrium hidroksida terbentuk endapan putih. Endapan dengan cepat
teroksidasi bila terkena udara menjadi coklat.
Mn2+ + 2OH- Mn(OH)2
b. Dengan larutan amonia terbentuk endapan putih. Endapan dengan cepat teroksidasi
bila terkena udara menjadi coklat
Mn2+ + 2NH3 + 2H2O Mn(OH)2 + 2NH4+
c. Dengan larutan amonium sulfida terbentuk endapan merah jambu dari mangan
sulfida.
Mn2+ + S2- MnS

8. Dengan larutan natrium fosfat terbentuk endapan merah jambu dari mangan
amonium fosfat.
Mn2+ + 2NH3 + HPO42- Mn(NH4) PO4
8.Identifikasi Zink (Zn2+)
a. Dengan larutan natrium hidroksida terbentuk endapan seperti gelatin yang
putih. Endapan larut dalam asam.
Zn2+ + 2OH- Zn(OH)2
Zn(OH)2 + 2H+ Zn2++ 2H2O
b. Dengan larutan amonia terbentuk endapan putih.
Zn2+ + 2NH3 + 2H2O Zn(OH)2 + 2NH4+
c. Dengan larutan amonium sulfida terbentuk endapan putih
Zn2+ + S2- MnS
d. Dengan larutan dinatrium hidrogen fosfat terbentuk endapan putih
Zn2+ + HPO42- Zn(PO4)2 + 2H+
D. Identifikasi Kation Golongan IV
1. Identifikasi Barium (Ba2+ )
a. Dengan larutan amonia tidak terbentuk endapan.
b. Dengan larutan amonium karbonat terbentuk endapan putih
Ba2+ + CO32- Ba CO3
c. Dengan larutan amonium oksalat terbentuk endapan putih
Ba2+ + (COO)22- Ba(COO)2
d. Dengan asam sulfat terbentuk endapan putih
Ba2+ + SO42- BaSO4
e. Dengan kaliumkromat terbentuk endapan kuning
Ba2+ + CrO42- Ba CrO4
2. Identifikasi Calsium (Ca2+ )
a. Dengan larutan amonia tidak terbentuk endapan.
b. Dengan larutan amonium karbonat terbentuk endapan putih
Ca2+ + CO32- CaCO3
c. Dengan larutan amonium oksalat terbentuk endapan putih
Ca2+ + (COO)22- Ca (COO)2
d. Dengan asam sulfat terbentuk endapan putih
Ca2+ + SO42- CaSO4
e. Dengan kalium kromat tidak terbentuk endapan.
Ca2+ + CrO42- CaCrO4
3. Identifikasi Stronsium (Sr2+)
a. Dengan larutan amonia tidak terbentuk endapan.
b. Dengan larutan amonium karbonat terbentuk endapan putih
Sr2+ + CO32- SrCO3
c. Dengan larutan amonium oksalat terbentuk endapan putih
Sr2++ (COO)22- Sr (COO)2

d. Dengan asam sulfat terbentuk endapan putih


Sr2++ SO42- SrSO4
e. Dengan kalium kromat terbentuk endapan kuning
Sr2+ + CrO42- SrCrO4
f. Dengan uji nyala terjadi warna nyala merah karmin
E. Identifikasi Kation Golongan V
1. Identifikasi Magnesium (Mg2+ )
a. Dengan larutan amonia terbentuk endapan putih seperti gelatin.
Mg2++ 2NH3 + 2H2O
Mg(OH)2 + 2NH4+
b. Dengan larutan natrium hidroksida membentuk endapan putih
Mg2+ + 2OH- Mg(OH)2
c. Dengan larutan amonium karbonat terbentuk endapan putih
5Mg2+ + 6CO32- + 7H2O 4MgCO3 Mg(OH)2. 5H2O + 2HCO3d. Dengan larutan natrium karbonat terbentuk endapan putih
Mg2+ + HPO42- Mg(PO4)2 + 2H+
e. Dengan larutan natrium hidroksida dan reagensia difenilkarbazida terbentuk endapan
lembayung merah.
2. Identifikasi Kalium (K+ )
a. Dengan larutan Natrium heksanitritokobaltat terbentuk endapan kuning.
3K+ + Co(NO2)63- K3Co(NO2)6
b. Dengan larutan asam tartrat membentuk endapan kristalin putih
K+ + H2C4H4O6 KH2C4H4O6 + H+
c. Dengan larutan asam perklorat terbentuk endapan putih
K+ + ClO4 - KClO4
d. Dengan larutan asam heksakloroplatinat terbentuk endapan kuning
K+ + PtCl62- KPtCl62-
e. Dengan uji nyala terjadi warna nyala ungu
3. Identifikasi Natrium (Na+ )
a. Dengan larutan uranil magnesium asetat terbentuk endapan kristalin kuning.
Na++Mg2++3UO22++9CH3COO-NaMg(3UO2)3 (CH3COO)9
b. Dengan larutan asam kloroplatinat tidak membentuk endapan
c. Dengan larutan asam tartrat tidak membentuk endapan
d. Dengan larutan asam p-heksanitritokobaltat tidak membentuk endapan
e. Dengan uji nyala terjadi warna nyala kuning
4. Identifikasi Amonium (NH4+ )
a. Dengan larutan natrium hidroksida dan dipanaskan keluar gas amonia.
NH4+ + OH- NH3+ + H2O
b. Dengan reagen Nessler membentuk endapan coklat

NH4+ + 2(HgI4)2- + 4OH- HgO.Hg(NH2)I + 7I- + 3H2O


c. Dengan larutan Natrium heksanitritokobaltat terbentuk endapan kuning.
3NH4+ + Co(NO2)63- (NH4+) 3Co(NO2)6

d. Dengan larutan asam heksakloroplatinat terbentuk endapan kuning


2NH4+ + PtCl62- (NH4 )2
(PtCl6)2
e. Dengan larutan natrium hidrogen tartrat membentuk endapan putih
NH4+ + HC4H4O6- NH4HC4H4O6
f. Dengan larutan asam perklorat tidak terbentuk endapan.
11.2.2 Identifikasi Anion
Secara umum anion dibagi dalam 2 golongan besar yaitu:
1. Kelas A
a. Anion yang menghasilkan gas bila direaksikan dengan HCl encer/asam sulfat encer: karbonat, bikarbonat, sulfat, tiosulfat, sulfida, nitrit, poklorit, sianida dan sianat.
b. Anion yang menghasilkan gas atau uap asam, bila direaksikan dengan larutan
asam sulfat pekat: korida, bromida, iodida, nitrat, klorat, perklorat, permanganat,
bromat, borat, heksasianoferrat (II), heksasianoferrat (III), tiosianat, format, asetat,
oksalat, tartrat dan sitrat.
2. Kelas B
a. Reaksi pengendapan: Sulfat, fosfat, fosfit, hipofosfit, arsenat, arsenit, kromat, dikromat, silikat, heksafluorosilikat.
b.Oksidasi dan reduksi dalam larutan: Manganat, permanganat, kromat dan dikromat.
Berikut ini djelaskan satu-persatu identifikasi dari masing-masing anion:
1. Identifikasi Karbonat (CO3 2-)
a. Dengan asam klorida encer terjadi penguraian yang ditandai dengan

terjadinya gelembung gas. Gas ini dapat diidentifikasi dari sifatnya yang
mengkeruhkan air kapur.
CO3 2- + 2H+ CO2 + H2O
CO2 + Ca2++ 2OH- CaCO3 + H2O
CO2 + Ba2++ 2OH- BaCO3 + H2O
b. Dengan larutan barium/kalsium klorida terbentuk endapan putih
CO3 2- + Ca2+ CaCO3
CO3 2- + Ba2+ BaCO3
c. Dengan larutan perak nitrat terbentuk endapan putih perak karbonat.
CO3 2- + 2Ag+ Ag2CO3
d. Uji karbonat- fenolphtalein terbentuk warna merah jambu pada fenolphtalein.
2. Identifikasi Hidrogen karbonat (HCO3-)
a. Dengan asam klorida encer terjadi penguraian yang ditandai dengan terjadinya
gelembung gas. Gas ini dapat diidentifikasi dari sifatnya yang mengkeruhkan air
kapur.
HCO3- + H+ CO2 + H2O
CO2 + Ca2++ 2OH- CaCO3 + H2O
CO2 + Ba2++ 2OH- BaCO3 + H2O
b. Bila dididihkan, hidrogen karbonat terurai. Karbon dioksida yang terbentuk

dapat diidentifikasi dari sifatnya yang mengkeruhkan air kapur.

2HCO3- CO3 2- + H2O + CO2


CO2 + Ca2++ 2OH- CaCO3 + H2O
CO2 + Ba2++ 2OH- BaCO3 + H2O
c. Dengan larutan magnesium sulfat tidak terbentuk endapan, bila dipanaskan

baru terbentuk endapan putih.


Mg2+ + 2HCO3- MgCO3 + H2O + CO2
d. Dengan larutan Merkurium (II) klorida tidak terbentuk endapan .
3. Identifikasi Sulfit ( SO3 2-)
a. Dengan asam klorida encer terjadi penguraian lebih cepat dengan pemanasan,
disertai pelepasan belerang dioksida. Gas ini dapat diidentifikasi dari:
(i) Bau belerang yang terbakar
(ii) Bila sehelai kertas saring yang dibasahi dengan larutan kalium dikromat yang telah
diasamkan diletakkan di atas mulut tabung uji maka kertas saring akan berwarna
hijau.
SO3 2- + H+ SO2 + H2O
3SO2 + Cr2O42- + H+ 2Cr3+ + 3SO42- + H2O
b. Dengan larutan barium/ stronsium klorida terbentuk endapan putih
SO3 2- + Ba2+ BaCO3
b. Dengan larutan perak nitrat mula-mula tidak terbentuk endapan, setelah ditambah
reagensia berlebih terbentuk endapan putih
SO3 2- + 2Ag+ (AgSO3 )(AgSO3 )- + Ag+ Ag2SO3
d. Dengan larutan kalium permanganat yang telah diasamkan dengan asam sulfat encer
maka warna ungu dari kalium permanganat luntur.
5SO3 2- + 2MnO4-+ 6H+ 2 Mn2++ 3SO42-+ 3H2O
c. Dengan larutan kalium dikromat yang telah diasamkan dengan asam sulfat

encer maka terjadi warna hijau karena terbentuknya ion-ion kromium (III).
3SO3 2- + Cr2O42- + 8H+ 2 Cr3++ 3SO42-+ 4H2O
4. Identifikasi Tiosulfat (S2O3 2- )
a. Dengan asam klorida encer tidak terjadi perubahan dengan segera, setelah diasamkan baru terjadi kekeruhan karena terjadi pemisahan belerang.
S2O3 2- +2H+ S + SO2 + H2O
c. Dengan larutan iod maka warna iod luntur karena terbentuk ion tetrationat yang tak
berwarna.
I2 + S2O3 2- 2I- + S4O6 2c. Dengan larutan barium klorida terbentuk endapan putih barium tiosulfat.

S2O3 2- + Ba2+ Ba S2O3


d. Dengan larutan perak nitrat mula-mula tidak terbentuk endapan, setelah ditambah
reagensia berlebih terbentuk endapan putih
SO3 2- + 2Ag+ (AgSO3 )- (AgSO3 )- + Ag+ Ag2SO3
5. IdentifikasiSulfida (S2-)
a. Dengan asam klorida/asam sulfat encer terjadi pelepasan gas hidrogen sulfida yang
dapat diidentifikasi dar baunya yang khas dan menghitamnya kertas saring yang dibasahi timbal asetat.
S2- + 2H+ H2S
H2S + Pb2+ PbS
.b. Dengan larutan perak nitrat terbentu endapan hitam perak sulfida.
S2- + 2Ag+ Ag2S
d. Dengan larutan barium klorida tidak terbentuk endapan.
6. Identifikasi Nitrit (NO2- )
a. Dengan asam klorida encer dengan hati-hati dihasilkan cairan biru pucat yang tidak
stabil dan dilepaskan uap nitrogen dioksida yang berwarna coklat.
NO2-+ H+ HNO2 3HNO2 HNO3 + 2NO + H2O
2NO + O2 2NO2
b. Dengan larutan besi (II) sulfat yang ditambahkan pelan-pelan melalui dinding tabung
yang telah ditambah asam sulfat/asetat encer terbentuk cincin coklat pada
perbatasan kedua larutan.
NO2- + CH3COOH HNO2 + CH3COO- 3HNO2 HNO3 + 2NO + H2O
Fe2+ + SO42- + 2NO (Fe2NO)SO4
c. Dengan larutan barium klorida tidak terbentuk endapan
d. Dengan larutan perak nitrat terbentu endapan putih perak nitrit.
NO2- + Ag+ Ag NO2
e. Dengan larutan kalium permanganat yang telah diasamkan dengan asam sulfat encer
maka warna ungu dari kalium permanganat luntur, tapi tak ada gas yang dilepaskan.
5NO2- + 2MnO4- + 6H+ 2 Mn2++ 5NO3-+ 3H2O

7. Identifikasi Sianida (CN- )


a. Dengan asam klorida encer terbentuk asam sianida.
CN- + H+ HCN
b. Dengan larutan perak nitrat terbentuk endapan putih perak sianida yang mudah larut
dalam larutan sianida berlebih.
CN- + Ag+ AgCN
AgCN + CN- Ag(CN)2-
c. Dengan asam sulfat pekat dipanaskan akan dilepaskan karbon monoksida
2KCN + 2H2SO4 + 2H2O 2CO + K2SO4 (NH4)2SO4
8. Identifikasi Tiosianat (SCN-)
a. Dengan asam sulfat pekat dihasilkan pewarnaan kuning, bila dipanaskan timbul reaksi
yaitu terbakar dengan nyala biru.

SCN- + H2SO4 + 2H2O COS + NH4+ + SO42b. Dengan larutan perak nitrat terbentuk endapan putih perak tiosianat yang larut dalam
amonia.
SCN- + Ag+ Ag SCN
Ag SCN + 2NH3 Ag(NH3)2+ + SCN+
c. Dengan larutan tembaga sulfat terbentuk warna hijau yang berubah menjadi endapan
hitam
SCN- + Cu2+ Cu
( SCN)2
e. Dengan larutan besi (III) klorida terbentuk larutan merah darah karena

terbentuknya suatu kompleks.


SCN- + Fe3+ Fe( SCN)3
9. Identifikasi Ion Ferrosianida = [Fe(CN)6]4
a. Dengan larutan Argentum nitrat terbentuk endapan putih, endapan tidak larut dalam
amonia tapilarut dalam kalium sianida dan natrium tiosulfat.
[Fe(CN)6]4+ 4Ag+ Ag4 [Fe(CN)6]
Ag4 [Fe(CN)6] + 8CN-
4 [Ag(CN)2]- + [Fe(CN)6]4
Ag4 [Fe(CN)6] + 8S2O32- 4 [Ag(S2O3)2]3- + [Fe(CN)6]4
b. Dengan larutan Ferri klorida terbentuk endapan biru prussian
3[Fe(CN)6]4 + Fe3+ Fe4[Fe(CN)6]3
c.

Dengan larutan Ferro sulfat terbentuk endapan putih yang dengan cepat menjadi
biru karena oksidasi.
[Fe(CN)6]4+ Fe2+ + 2K+ K2Fe[Fe(CN)6]

2. Dengan larutan Cupri sulfat terbentuk endapan coklat


[Fe(CN)6]4 + 2Cu2+ Cu2[Fe(CN)6]
10. Identifikasi ion Ferrisianida = [Fe(CN)6]3
a. Dengan larutan Argentum nitrat terbentuk endapan merah jingga
[Fe(CN)6]3 + 3Ag+ Ag3 [Fe(CN)6]
b. Dengan larutan Ferro sulfat terbentuk endapan biru Turnbull
[Fe(CN)6]3 + Fe2+ Fe3[Fe(CN)6]2
c. Dengan larutan Ferri klorida terbentuk larutan coklat
[Fe(CN)6]3+ Fe3+ Fe[Fe(CN)6]

d. Dengan larutan Cupri sulfat terbentuk endapan hijau


[Fe(CN)6]3+ 3Cu2+ Cu3[Fe(CN)6]2
11. Identifikasi ion Klorida (Cl)
a. Dengan larutan Argentum nitrat terbentuk endapan putih yang larut dalam larutan
amonia encer dan dengan larutan asam nitrat encer akan terbentuk endapan putih
lagi.
Endapan dikenakan sinar matahari menjadi endapan ungu
Cl + Ag+ AgCl
AgCl + 2NH3 [Ag (NH3)2]+ + Cl[Ag (NH3)2]+ + Cl- + 2H+ AgCl + 2NH4+
b. Dengan larutan Asam sulfat pekat, dipanaskan timbul gas. Gas ini dapat dibuktikan
dengan:
Bau yang merangsang
Membentuk kabut putih, jika batang pengaduk yang dibasahi dengan ammonium
hidroksida pekat didekatkan ke mulut tabung reaksi
Kertas lakmus biru
merah

Cl + H2SO4 HCl + HSO4c. Dengan larutan Plumbum nitrat terbentuk endapan putih, bila dipanaskan endapan larut dan bila didinginkan terbentuk endapan jarum
2Cl + Pb2+ PbCl2
12. Identifikasi ion Bromida ( Br )
a. Dengan larutan Argentum nitrat terbentuk endapan kuning muda.
Br+ Ag+ AgBr
AgBr + 2NH3 [Ag (NH3)2]+ + Br
AgBr + 2CN- [Ag(CN)2]- + Br
AgBr+2S2O32- [Ag(S2O3)2]3- + Br
b. Dengan larutan Asam nitrat pekat, dipanaskan terbentuk larutan coklat merah,
timbul uap coklat merah, dibuktikan dengan:
Larutan + kloroform
lapisan kloroform berwarna coklat merah
Kertas saring yang dibasahi dengan fluorescein, akan berwarna merah jingga jika diletakkan di mulut tabung reaksi
6Br + 8HNO3 3Br2 + 2NO + 6NO3- + 4H2O
c. Dengan larutan Plumbum nitrat terbentuk endapan putih, yang larut di air mendidih
2Br + Pb2+ PbBr2
13. Identifikasi ion Iodida ( I)
a. Dengan larutan Argentum nitrat terbentuk endapan kuning yang mudah larut dalam
larutan kalium sianida dan larutan natrium tiosulfat.
I + Ag+ AgI
AgI + 2CN- [Ag (CN)2]- + I

AgI + 2S2O32- [Ag(S2O3)2]3- + I


b. Dengan larutan asam sulfat pekat terbentuk timbul uap ungu, dibuktikan dengan:
Larutan + kloroform terbentuk lapisan kloroform berwarna ungu
Kertas saring yang dibasahi amylum, akan berwarna biru jika diletakkan di atas
tabung reaksi
2I- + 2H2SO4 I2+ SO42- + 2H2O
I- + H2SO4 HI+ HSO46I- + 4H2SO4 3I2+ S + 3SO42- + 4H2O
8I- + 5H2SO4 4I2+ H2S + 4SO42- + 4H2O
c. Dengan larutan Plumbum nitrat terbentuk endapan kuning yang bila diencerkan
dengan aquadest terbentuk endapan larut dan bila didinginkan terbentuk endapan
berbentuk keping-keping kuning emas seperti sisik ikan.
2I + Pb2+ PbI2
d. Dengan larutan sampel ditambah Merkuri klorida terbentuk endapan merah jingga,
jika sampel berlebih terbentuk endapan larut
2I + HgCl2 HgI2 +2Cl-

14. Identifikasi ion Borat ( BO33- , B4O72-, BO2-)


a. Dengan larutan Argentum nitrat terbentuk endapan putih, bila terhidrolisis menjadi
endapan menjadi coklat.
B4O72-+ 4Ag+ + H20 4AgBO2 + 2H+
2AgBO2+3 H20 Ag2O + 3H3BO3
b. Dengan larutan diuapkan di atas cawan porselin, setelah kering ditambah metanol,
kemudian dibakar terbentuk nyala api hijau
c.

Dengan larutan Barium klorida terbentuk endapan putih, bila ditambah larutan
Barium klorida berlebih terbentuk endapan larut
B4O72-+ 2Ba2+ + H2O 2Ba(BO2)2 + 2H+

15. Identifikasi ion Kromat atau Dikromat = CrO42 atau Cr2O72a. Dengan larutan Argentum nitrat terbentuk endapan merah coklat, endapan larut dalam asam nitrat encer dan dalam larutan amonia. Asam klorida mengubah endapan
menjadi perak klorida (putih).
CrO42 -+ 2Ag+ Ag2 CrO4
2Ag2 CrO4 + 2H+ 4Ag+ + Cr2O72- + H20

Ag2 CrO4 + 4NH3 2[Ag (NH3)2]+ + CrO42


Ag2 CrO4+2Cl- 2AgCl + CrO42
b. Dengan larutan Asam sulfat encer ditambah hidrogen peroksida terbentuk larutan
biru tua, kemudian timbul gas dan larutan menjadi hijau
c. Dengan larutan Barium klorida terbentuk endapan kuning
Cr2O4-2 + Ba+ Ba CrO4
d. Dengan larutan Plumbum nitrat terbentuk endapan kuning yang larut dalam asam
nitrat encer.
Cr2O4-2+ Pb2+ PbCrO4
2PbCrO4+ 2H+ 2Pb2+ + Cr2O72- + H20
16. Identifikasi ion Permanganat (MnO4=)
a. Dengan larutan Argentum nitrat tidak terjadi perubahan
b. Dengan larutan Kalium hidroksida pekat terbentuk larutan hijau ditambah air dan
asam sulfat encer terbentuk larutan ungu
4 MnO4- + 4OH- 4 MnO42- + O2 + 2H2O
3MnO42- + 2H2O 2 MnO4- + MnO2 + 4OHb. Dengan larutan asam sulfat encer ditambah hidrogen peroksida terbentuk timbul
gas, dan warna ungu dilunturkan
2 MnO4- + 5 H2O2 + 6H+ SO2 + 2Mn2+ + 8H2O
c.

Dengan larutan asam sulfat encer ditambah natrium nitrit warna ungu dilunturkan
2 MnO4- + 5NO2- + 6H+ 2Mn2+ + 5NO3- + 3H2O

d. Dengan larutan asam sulfat encer ditambah Ferro sulfat warna ungu dilunturkan
2MnO4- + 5Fe2+ + 8H+ 5Fe3+ + Mn2+ + 4H2O
e. Dengan larutan asam sulfat encer ditambah asam oksalat warna ungu dilunturkan
2MnO4- + 5 (COO)22- + 16H+ 10CO2 + 2Mn2+ + 8H2O

17. Identifikasi ion Asetat


( CH3COO)
a. Dengan larutan Argentum nitrat terbentuk endapan putih
CH3COO + Ag+ CH3COOAg
d. Dengan larutan Alkohol dan asam sulfat pekat terbentuk bau harum
CH3COO + C2H5OH CH3COOC2H5 + OH-

e. Dengan larutan Ferri klorida terbentuk larutan coklat merah


6CH3COO + 3Fe 3+ + 2H2O [Fe3(OH)2( CH3COO)6]+ +2H+
[Fe3(OH)2( CH3COO)6]+ + 4H2O 3Fe(OH)2 CH3COO + CH3COOH + H+

Contoh sederhana reaksi anorganik adalah penggantian ganda ketika dua garam dicampurkan
dan ion-ionnya akan saling tertukar. Perhatikan contoh berikut:
2 NaCl + H2SO4 2 HCl + Na2SO4

Anda mungkin juga menyukai