Anda di halaman 1dari 25

Identifikasi Tembaga (Cu2+)

a. Dengan Hidrogen sulfida (gas/ larutan jenuh): terbentuk endapan hitam tembaga(II) sulfida.

Cu2+ + H2S ↔ CuS↓ + 2H+

b. Dengan larutan amonia dalam jumlah yang sangat sedikit terbentuk endapan biru.

2Cu2++ SO4- + 2NH3 +2H2O →


Cu (OH)2CuSO4↓ + 2NH4+

c. Dengan larutan NaOH dalam larutan dingin terbentuk endapan biru tembaga (II) hidroksida.

Cu2++ 2OH- → Cu (OH)2↓

d. Dengan Kalium Iodida terbentuk endapan putih tembaga (II) iodida, tetapi larutannya berwarna
coklat tua karena terbentuk ion-ion tri-iodida (iod)
2Cu2+ + 5I- → 2CuI↓ + I3-

e. Dengan kalium sianida terbentuk endapan kuning tembaga(II) sianida

Cu2+ CN -→ Cu(CN)2↓

4. Identifikasi Kadmium ( Cd2+)

a. Dengan Hidrogen sulfida (gas/larutan jenuh) terbentuk endapan kuning kadmium sulfida.

Cd2+ + H2S ↔ CdS↓ + 2H+

b. Dengan larutan amonia bila ditambahkan tetes demi tetes terbentuk endapan putih

Cd2++ 2NH3 +2H2O ↔


Cd( OH)2↓ + 2NH4+
c. Dengan larutan NaOH dalam larutan dingin terbentuk endapan putih kadmium (II) hidroksida.

Cd2++ 2OH- ↔ Cd (OH)2↓

d. Dengan Kalium Iodida tidak terbentuk endapan

e. Dengan kalium sianida terbentuk endapan putih kadmium(II) sianida

Cd2++ 2 CN -→ Cd(CN)2↓
5. Identifikasi Arsenik ( As3+)

a. Dengan Hidrogen sulfida (gas/larutan jenuh) terbentuk endapan kuning arsenik (III) sulfida.

2As3+ + 3H2S → As2O3↓ + 6H+

b. Dengan larutan perak nitrat dalam larutan netral terbentuk endapan kuning

AsO33- + 3Ag+→ AsO33- + Ag2AsO3↓

c. Dengan campuran magnesia (larutan yang mengandung MgCl 2, NH4Cl dan sedikit NH3 tidak
terbentuk endapan.

d. Dengan larutan tembaga sulfat terbentuk endapan hijau tembaga arsenit

e. Dengan kalium tri-iodida larutan iod dalam kalium iodida mengoksidasikan ion arsenit sehingga
warna luntur.

AsO33- + I3- + H2O → AsO43- +3 I- + 2H+

6. Identifikasi Arsenik ( As5+)

a. Dengan Hidrogen sulfida (gas/larutan jenuh): tidak terbentuk. Jika aliran udara dite-
ruskan,campuran Arsenik (III) sulfida, A s2S3 dan belerang mengendap dengan lambat. Pe-
ngendapan akan lebih cepat dalam larutan panas.

AsO43-+ H2S → AsO33- + S↓+ H2O

2AsO33- + 3H2S + 6H+ → As2S3 ↓ + 6H2O

b. Dengan larutan perak nitrat dalam larutan netral terbentuk endapan merah kecoklatan.

AsO43-+ 3Ag2+ → Ag3AsO4↓

c. Dengan campuran magnesia (larutan yang mengandung MgCl 2, NH4Cl dan sedikit NH3) endapan
kristalin putih.

AsO43-+ 3Mg2+ + NH4 → MgNH4AsO4↓


+

d. Dengan larutan amonium molybdat dan asam nitrat berlebihan terbentuk endapan kristalin
berwarna kuning.
AsO43-+ 12MoO42- + 3NH4+ + 2H+ → (NH4)As Mo12O40↓ + 12H2O

e. Dengan larutan kalium iodida dan asam klorida pekat maka ion iod akan diendapkan..

AsO43- +2H+ + 2I- ↔ + H2O → AsO33- + I2↓ + H2O


7. Identifikasi Stibium (Sb3+)

a. Dengan Hidrogen sulfida (gas/larutan jenuh) terbentuk endapan merah stibium trisulfida.

2Sb3+ + 3H2S → Sb2S3 + 6H+

a. Dengan air terbentuk endapan putih antimonil klorida SbOCl.

b. Dengan natrium hdroksida atau amonia terbentuk endapan putih stibium (III)oksida yang larut
dalam larutan basa yang pekat membentuk antimonit.
2Sb3++6OH- → Sb2O3↓ + 3H2O

Sb2O3↓ + 2OH-→ 2SbO2-↓ + H2O

c. Dengan Zink membentuk endapan hitam yaitu stibium.


2Sb3+ + 3Zn ↓→ 2Sb↓ + 3Zn2+

d. Dengan kawat besi terbentuk endapan hitam stibium.


2Sb3+ + 3Fe→ 2Sb↓ + 3Fe2+

8. Identifikasi Stibium (Sb5+)

a. Dengan Hidrogen sulfida (gas/larutan jenuh) terbentuk endapan merah jingga stibium
pentasulfida.

2Sb5+ + 5H2S → Sb2S5↓ + 10H+

b. Dengan air (aquades) terbentuk endapan putih dengan komposisi macam-macam akhirnya akan
terbentuk asam antimonat.
2Sb5+ + 4H2O → H3SbO4↓ + 5H+

c. Dengan kalium iodide dalam larutan yang bersifat asam,iod memisah.


Sb5+ + 2I- → Sb3+ + I2(g)

d. Dengan Zink atau timah membentuk endapan hitam yaitu stibium dengan adanya asam klorida..
2Sb5+ + 5Zn ↓→ 2Sb↓ + 5Zn2+

2Sb5+ + 5Sn ↓→ 2Sb↓ + 5Sn2+

9. Identifikasi Timah (II)/ (Sn2+)

a. Dengan Hidrogen sulfida (gas/ larutan jenuh) terbentuk endapan coklat timah (II) sulfida.

Sn2+ + H2S → SnS↓ + 2H+

b. Dengan natrium hidroksida terbentuk endapan putih timah (II) hidroksida yang larut dalam alkali
berlebihan.
Sn2++2OH- → Sn(OH)2↓

Sn(OH)2↓ +2OH- → Sn(OH)42-↓

c. Dengan larutan merkurium (II) klorida terbentuk endapan putih merkurium (I) klorida,jika
sejumlah besar reagensia ditambahkan dengan cepat.

d. Dengan larutan bismut nitrat dan natrium hidroksida terbentuk endapan hitam logam bismut.
Bi3++ 3OH-→ Bi (OH)3↓

Bi (OH)3↓ + Sn(OH)42- → 2Bi↓ + 3Sn(OH)62-

10. Identifikasi Timah (IV) (Sn2+)

a. Dengan Hidrogen sulfida (gas/larutan jenuh) terbentuk endapan kuning timah (IV) sulfida.
Endapan larut dalam asam klorida pekat.

Sn4+ + 2H2S → SnS2↓ + 4H+

b. Dengan natrium hidroksida terbentuk endapan putih seperti gelatin yaitu timah (IV) hidroksida.

Sn4++2OH- → Sn(OH)4↓

Sn(OH)42-↓+2OH-→Sn(OH)62↓

c. Dengan larutan merkurium (II) klorida tidak terbentuk endapan.

d. Dengan logam besi terjadi reduksi ion timah (IV) menjadi timah(II).
Sn4++ Fe → Fe2+ + Sn2+

B. Identifikasi Kation Golongan III


1. Identifikasi Besi (II)
a. Dengan larutan natrium hidroksida terbentuk endapan putih bila tidak terdapat udara sama sekali.
Bila terkena udar akan teroksidasi menjadi besi (III) hidroksida yang berupa endapan coklat
kemerahan.
Fe2+ + 2OH- → Fe(OH)2↓

4Fe(OH)2↓ + 2H2O + O2→ 4Fe(OH)3↓

4Fe(OH)3↓ + H2O2 → 2Fe(OH)3↓

b. Dengan larutan amonia terjadi pengendapan besi (II) hidroksida.


Fe2+ + 2OH- → Fe(OH)2↓

c. Dengan hidrogen sulfida tidak terjadi pengendapan dalam larutan asam.

d. Dengan larutan amonium sulfida terbentuk endapan hitam besi (II) sulfida yang larut dengan
mudah dalam larutan asam.
Fe2++ S2- → FeS↓

FeS↓+ 2H+ → Fe2+ +H2S ↑

FeS↓+ 9O2 → 2Fe2O(SO4)2↑

e. Dengan larutan kalium sianida terbentuk endapan coklat kekuningan yang larut dalam reagensia
berlebihan.
Fe2++ 2CN- → Fe(CN)2↓

Fe(CN)2↓+4CN- → Fe(CN)64-

2. Identifikasi Besi (III) (Fe3+)


a. Dengan larutan amonia terjadi endapan coklat merah seperti gelatin dari besi (III) hi droksida
yang tidak larut dalam reagensia berlebihan tetapi larut dalam asam.
Fe3+ + 3NH3 + 3H2O → Fe(OH)3↓ + 3NH4+

b. Dengan larutan natrium hidroksida terbentuk endapan coklat kemerahan besi (III) hidroksida
Fe3+ + 3OH- → Fe(OH)3↓

c. Dengan hidrogen sulfida dalam larutan asam mereduksi ion-ion besi (III) menjadi besi (II) dan
terbentuk belerang sebagai endapan putih susu.
2Fe3++ +H2S → FeS↓

FeS↓+ 2H+ → 2Fe2++2H+ + S↓

d. Dengan larutan amonium sulfida terbentuk endapan hitam yang terdiri dari besi (II) sulfida dan
belerang..
2Fe3++ 3S2- → 2FeS↓+ S↓

e. Dengan larutan kalium sianida bila ditambahkan perlahan-lahan menghasilkan endapan coklat
kemerahan besi (III) sianida.
Fe3++ 3CN- → Fe(CN)3↓

3. Identifikasi Aluminium (Al3+)


a. Dengan larutan amonia terjadi endapan putih seperti gelatin dari aluminium hidroksida yang
larut sedikit dalam reagensia berlebihan.
Al3+ + 3NH3 + 3H2O → Al(OH)3↓ + 3NH4+

b. Dengan larutan natrium hidroksida terbentuk endapan putih dari aluminium hidroksida
Al3+ + 3OH- → Al(OH)3↓
c. Dengan larutan amonium sulfida terbentuk endapan putih yang terdiri dari aluminium hidroksida
Al3+ + 2S2- + 6H2O → 2Al(OH)3↓+3H2S↑

d. Dengan larutan natrium asetat tidak terbentuk endapan dalam larutan netral dingin tetapi dengan
mendidihkan dengan reagensia berlebihan terbentuk endapan.

Al3+ + 3CH3COO- + 2H2O → Al(OH)2CH3COO↓+CH3COOH

4. Identifikasi Kromium (Cr3+)


a. Dengan larutan amonia terjadi endapan abu-abu hijau sampai abu-abu biru seperti gelatin dari
kromium hidroksida yang larut sedikit dalam reagensia berlebihan.
Cr3+ + 3NH3 + 3H2O → Cr(OH)3↓ + 3NH4+

Cr(OH)3↓+ 6NH3 → Cr(NH3)6 3+↓ + 3OH-

b. Dengan larutan natrium hidroksida terbentuk endapan abu-abu hijau dari kromium hidroksida
Cr3+ + 3OH- → Cr(OH)3↓

c. Dengan larutan natrium karbonat terbentuk endapan abu-abu hijau dari kromium hidroksida
2Cr3+ + 3CO32-+ 3H2O → 2Cr(OH)3↓ +3CO2↑

d. Dengan larutan amonium sulfida terbentuk endapan abu-abu hijau dari kromium hidroksida
2Cr3+ + 3S2- + 6H2O → 2Cr(OH)3↓+3H2S↑

e. Dengan larutan natrium asetat tidak terbentuk endapan dalam larutan netral dingin walaupun
dengan mendidihkan.

5. Identifikasi Kobalt (Co2+)


a. Dengan larutan natrium hidroksida terbentuk endapan biru
Co2+ + OH- + NO3- → Co(OH) NO3 ↓

b. Dengan larutan amonia terjadi endapan biru.


Co2+ + NH3 + H2O + NO3- → Co(OH) NO3 ↓+ NH4+

c. Dengan larutan amonium sulfida terbentuk endapan hitam kobalt sulfida


Co2+ + S2- → CoS↓

d. Dengan larutan kalium sianida bila ditambahkan perlahan-lahan menghasilkan endapan coklat
kemerahan besi (III) sianida.
Co2++ 2CN- → Co(CN)2↓

6. Identifikasi Nikel (Ni2+)


a. Dengan larutan natrium hidroksida terbentuk endapan hijau
Ni2+ + 2OH- → Ni(OH)2↓

b. Dengan larutan amonia terjadi endapan hijau


Ni2+ + 2NH3 + 2H2O → Ni(OH)2↓ + 2NH4+

c. Dengan larutan amonium sulfida terbentuk endapan hitam nikel sulfida.


Ni2+ + S2- → NiS↓

d. Dengan larutan kalium sianida endapan hijau nikel (II) sianida.


Ni2++ 2CN- → Ni (CN)2↓

e. Dengan hidrogen sulfida (gas/ larutan air jenuh) membentuk endapan.

7. Identifikasi Mangan (Mn2+)


a. Dengan larutan natrium hidroksida terbentuk endapan putih. Endapan dengan cepat teroksidasi
bila terkena udara menjadi coklat.
Mn2+ + 2OH- → Mn(OH)2↓

b. Dengan larutan amonia terbentuk endapan putih. Endapan dengan cepat teroksidasi bila terkena
udara menjadi coklat

Mn2+ + 2NH3 + 2H2O →Mn(OH)2↓ + 2NH4+

c. Dengan larutan amonium sulfida terbentuk endapan merah jambu dari mangan sulfida.

Mn2+ + S2- → MnS↓

8. Dengan larutan natrium fosfat terbentuk endapan merah jambu dari mangan amonium fosfat.
Mn2+ + 2NH3 + HPO42- →Mn(NH4) PO4 ↓

8.Identifikasi Zink (Zn2+)


a. Dengan larutan natrium hidroksida terbentuk endapan seperti gelatin yang putih. Endapan larut
dalam asam.
Zn2+ + 2OH- → Zn(OH)2↓

Zn(OH)2↓ + 2H+ → Zn2++ 2H2O

b. Dengan larutan amonia terbentuk endapan putih.

Zn2+ + 2NH3 + 2H2O →Zn(OH)2↓ + 2NH4+

c. Dengan larutan amonium sulfida terbentuk endapan putih

Zn2+ + S2- → MnS↓

d. Dengan larutan dinatrium hidrogen fosfat terbentuk endapan putih


Zn2+ + HPO42- → Zn(PO4)2 ↓ + 2H+

C. Identifikasi Kation Golongan IV

1. Identifikasi Barium (Ba2+ )


a. Dengan larutan amonia tidak terbentuk endapan.

b. Dengan larutan amonium karbonat terbentuk endapan putih

Ba2+ + CO32- → Ba CO3 ↓

c. Dengan larutan amonium oksalat terbentuk endapan putih

Ba2+ + (COO)22-→ Ba(COO)2↓

d. Dengan asam sulfat terbentuk endapan putih

Ba2+ + SO42-→ BaSO4↓

e. Dengan kaliumkromat terbentuk endapan kuning

Ba2+ + CrO42-→ Ba CrO4↓

2. Identifikasi Calsium (Ca2+ )


a. Dengan larutan amonia tidak terbentuk endapan.

b. Dengan larutan amonium karbonat terbentuk endapan putih

Ca2+ + CO32- → CaCO3 ↓

c. Dengan larutan amonium oksalat terbentuk endapan putih

Ca2+ + (COO)22-→ Ca (COO)2 ↓

d. Dengan asam sulfat terbentuk endapan putih

Ca2+ + SO42-→ CaSO4↓

e. Dengan kalium kromat tidak terbentuk endapan.

Ca2+ + CrO42-→ CaCrO4↓

3. Identifikasi Stronsium (Sr2+)


a. Dengan larutan amonia tidak terbentuk endapan.
b. Dengan larutan amonium karbonat terbentuk endapan putih

Sr2+ + CO32- → SrCO3 ↓

c. Dengan larutan amonium oksalat terbentuk endapan putih

Sr2++ (COO)22-→ Sr (COO)2 ↓

d. Dengan asam sulfat terbentuk endapan putih

Sr2++ SO42-→ SrSO4↓

e. Dengan kalium kromat terbentuk endapan kuning

Sr2+ + CrO42-→ SrCrO4↓

f. Dengan uji nyala terjadi warna nyala merah karmin

D. Identifikasi Kation Golongan V

1. Identifikasi Magnesium (Mg2+ )


a. Dengan larutan amonia terbentuk endapan putih seperti gelatin.

Mg2++ 2NH3 + 2H2O →


Mg(OH)2↓ + 2NH4+

b. Dengan larutan natrium hidroksida membentuk endapan putih

Mg2+ + 2OH- → Mg(OH)2↓

c. Dengan larutan amonium karbonat terbentuk endapan putih

5Mg2+ + 6CO32- + 7H2O → 4MgCO3 Mg(OH)2. 5H2O + 2HCO3-

d. Dengan larutan natrium karbonat terbentuk endapan putih

Mg2+ + HPO42- → Mg(PO4)2 ↓ + 2H+

e. Dengan larutan natrium hidroksida dan reagensia difenilkarbazida terbentuk endapan lembayung
merah.

2. Identifikasi Kalium (K+ )


a. Dengan larutan Natrium heksanitritokobaltat terbentuk endapan kuning.

3K+ + Co(NO2)63- → K3Co(NO2)6↓

b. Dengan larutan asam tartrat membentuk endapan kristalin putih


K+ + H2C4H4O6 → KH2C4H4O6 ↓ + H+

c. Dengan larutan asam perklorat terbentuk endapan putih

K+ + ClO4 - → KClO4↓

d. Dengan larutan asam heksakloroplatinat terbentuk endapan kuning

K+ + PtCl62- → KPtCl62-↓

e. Dengan uji nyala terjadi warna nyala ungu

3. Identifikasi Natrium (Na+ )


a. Dengan larutan uranil magnesium asetat terbentuk endapan kristalin kuning.

Na++Mg2++3UO22++9CH3COO-→NaMg(3UO2)3 (CH3COO)9

b. Dengan larutan asam kloroplatinat tidak membentuk endapan

c. Dengan larutan asam tartrat tidak membentuk endapan

d. Dengan larutan asam p-heksanitritokobaltat tidak membentuk endapan

e. Dengan uji nyala terjadi warna nyala kuning

4. Identifikasi Amonium (NH4+ )


a. Dengan larutan natrium hidroksida dan dipanaskan keluar gas amonia.

NH4+ + OH-→ NH3+↑ + H2O

b. Dengan reagen Nessler membentuk endapan coklat

NH4+ + 2(HgI4)2- + 4OH- → HgO.Hg(NH2)I↓ + 7I- + 3H2O

c. Dengan larutan Natrium heksanitritokobaltat terbentuk endapan kuning.

3NH4+ + Co(NO2)63- → (NH4+) 3Co(NO2)6↓

d. Dengan larutan asam heksakloroplatinat terbentuk endapan kuning

2NH4+ + PtCl62- → (NH4 )2


(PtCl6)2↓

e. Dengan larutan natrium hidrogen tartrat membentuk endapan putih

NH4+ + HC4H4O6- → NH4HC4H4O6 ↓

e. Dengan larutan asam perklorat tidak terbentuk endapan.


ANALISIS ANION
Anion golongan A adalah jenis golongan anion yang dapat menguap bila bereaksi dengan asam ,
yaitu (1) golongan anion yang menghasilakn gas bila bereaksi dengan asam klorida encer dan
asam sulfat encer seperti : karbonat, sulfit, tiosulfat, nitrit, Hypoklorit, sianida dan sianat, dan (2)
golongan anion yang menghasilkan gas bila bereaksi dengan asam sulfat pekat seperti semua
anion A(1) dan Fluorida, Klorida, Bromida, Iodida, Nitrat, Borat, Format, Asetat, dan Oksalat,
Perklorat, Permanganat: Bromate, Heksacyanoferrat(II) dan (III), Tiosianat, Tartrat, dan Sitrat.
Anion Golongan B adalah kelompok anion yang bereaksi di dalam larutan, yaitu (1) anion yang
menghailkan reaksi pengendapan (endapan) bila bereaksi di dalam larutannya misalnya sulfa,
Fosfat, Sussinat, Arsenat, Kromat, Silikat, Salisilat, Fosfit, Hipofosfit, Arsenit, Dikromat, dan
Benzoat dan (2) anion yang menghasilkan reaksi oksidasi dan reaksi reduksi bila bereaksi di
dalam larutan seperti Manganat, Permanganat, Kromat, Dikromat.

Sifat-sifat anion
   Analisis kualitatif sebagian besar didasarkan pada kesetimbangan untuk memisahkan dan
mengidentifikasikan ion yang sejenis.  Kesetimbangan asam basa, kesetimbangan heterogen,
kesetimbangan redoks, dan kesetimbangan ion kompelks merupakan jenis-jenis kesetimbangan yang
sering digunakan dalam analisis kualitatif anion.

1.                        Sifat-sifat asam-basa
Suatu garam-garam yang mengalami kelarutan  dalam air yang mengandung kation basa kuat
bila berkombinasi (bergabung) dengan anion dari asam lemah menghasilkan larutan yang bersifat
basa
2.                        Sifat redoks
Kelompok anion, sebagian bersifat sebagai oksidator, sebagian reduktot, sebagian lain sifat
oksidator , reduktornya tergantung dalam suasana larutannya. NO 3- dan CrO42- merupakan oksidator
kuat dalam suasana larutan asam. Anion I -, S2- dan SO32- merupakan reduktor dalam suasana asam.
3.                        Kesetimbangan larutan
Reaksi pengendapan mengandung nilai yang sangat berarti bagi analisis anion. Beberapa
reaksi  anion dengan ion barium, Ba2+ yang digunakan sebagai uji spesifik dari anion tertentu
didasarkan pada nilai kelarutannya. Berdasarkan nilai K sp berbagai garam, hanya barium sulfat yang
dapat diendapkan dari larutan  yang dibuat asam dengan asam kuat encer. Pengendapan senyawa
ionic dari larutan mulai terjadi bila hasil kali ion-ionnya yang dihasilkan lebih besar dari nilai K sp.
Dalam keberadaan hanya sedikit asam konjugasi, konsaentrasi anion tidak cukup besar  untuk
terjadinya endapan.

Cara identifikasi anion tidak begitu sistematik seperti pada identifikasi kation. Salah satu cara penggolongan
anion adalah pemisahan anion berdasarkan kelarutan garam-garam perak, garam-garam kalsium, barium dan
seng. Selain itu ada cara penggolongan anion menurut Bunsen, Gilreath dan Vogel.
Bunsen menggolongkan anion dari sifat kelarutan garam perak dan garam bariumnya, warna, kalarutan garam
alkali dan kemudahan menguapnya. Gilreath menggolongkan anion berdasarkan pada kelarutan garam-garam
Ca, Ba, Cd dan garam peraknya. Sedangkan Vogel menggolongkan anion berdasarkan pada proses yang
digunakan dalam identifikasi anion yang menguap bila diolah dengan asam dan identifikasi anion berdasarkan
reaksinya dalam larutan. Identifikasi anion yang menguap bila diolah dengan asam dibagi dua lagi yaitu anion
membentuk gas bila diolah dengan HCl encer atau H2SO4 encer, dan anion yang membentuk gas atau uap bila
diolah dengan H2SO4 pekat. Demikian pula identifikasi anion berdasarkan reaksi dalam larutan dibagi dua yaitu
anion yang diidentifikasi dengan reaksi pengendapan dan dengan reaksi redoks.  Berikut adalah reaksi-reaksi
sampel dengan asam sulfat dingin.
Anion lainnya tidak memberikan reaksi dengan asam sulfat pekat dalam  keadaan dingin, tetapi nitrat bereaksi
menghasilkan uap coklat dari NO2 yang dihasilkan, dan asetat  memberikan bau khas cuka jika direaksikan
dengan asam sulfat pekat.

Identifikasi anion meliputi analisis pendahuluan, analisis anion dari zat asal dan analisis anion dengan
menggunakan larutan ekstra soda. Dari hasil analisis sebelumnya (data kelarutan) dan pengetahuan tentang
kation yang ada, dapat memberikan petunjuk tentang anion yang mungkin ada atau tak ada dalam larutan
sampel. Sebagai contoh, zat asal larut dalam air panas, kation yang ditemukan Pb2+, anion yang mungkin ada
adalah klorida karena PbCl2 larut dalam air panas. Tidak mungkin nitrat karena timbal nitrat mudah larut
dalam air dingin.

Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, yaitu reaksi kering dan reaksi basah. Reaksi kering dapat
digunakan pada zat padat dan reaksi basah untuk zat dalam larutan.

Untuk Reaksi Kering pemeriksaan Anion dalam sampel yang masih berbentuk zat biasanya dilakukan dengan
menggunakan larutan Ekstrak Soda (ES). Larutan ekstrak soda dibuat dengan memasak cuplikan dalam larutan
jenuh natrium karbonat selama 10 menit, lalu disaring. Filtrat yang diperoleh disebut ekstrak soda (ES).
Karena ES suasana basa maka larutan ES ini tidak dipergunakan tanpa pengaturan suasana yang tepat.
Biasanya sebelum digunakan ditambahkan dulu asam.

Fungsi larutan ekstrak soda adalah untuk mengendapkan kation logam berat dan untuk mempertinggi kelarutan
anion.. Pada pemanasan dengan penambahan Na2CO3 ion-ion logam diendapkan dalam bentuk oksida,
hidroksida, karbonat dan karbonat basa. Bila Na2CO3 yang ditambahkan banyak maka CrO42- yang dapat larut
makin banyak.
Identifikasi ion bromine - Br -
Ion Br- dengan gas Cl2 menjadikan larutan bewarna kuning. Jika larutan dikocok dengan karbon
disulfide, Br2 yang terjadi akan larut dalam karbon disulfide dan warna larutan akan berubah
menjadicokelat. 

Reaksinya identifikasinya adalah sebagai berikut: 

Cl2(g) + 2Br-(aq) --> 2Cl-(aq) [kuning] + Br2(g) 


Br2 larut dalam CS2 à warna cokelat 

Identifikasi ion chlorine - Cl -


Ion Cl- dengan larutan perak nitrat terjadi endapan putih, yang larut dalam larutan amoniak. 

Reaksi identifikasinya adalah sebagai berikut: 

Ag+(aq) + Cl-(aq) --> AgCl(s) [putih] 

AgCl(s) + 2NH3(aq) --> Ag(NH3)2 + Cl-(aq) 

Identifikasi ion karbonat - CO 3 2 -


Ion CO32- dengan larutan asam klorida menghasilkan gas karbon dioksida. Jika gas ini dialirkan ke
dalam air kapur Ca(OH)2, dapat mengeruhkan air kapur. 

Reaksi identifikasinya adalah sebagai berikut: 

2H+(aq) + CO32-(g) --> H2O(l) + CO2(g) 

CO2(g) + Ca2+(aq) + 2OH-(aq) --> CaCO3(s) [putih] + H2O(l) 

Identifikasi ion yodida - I -


Ion I- dengan gas Cl2 menjadikan larutan bewarna kuning. Jika dikocok dengan karbon disulfide,
I2yang terjadi larut dalam karbon disulfide dan warna larutan akan berubah menjadi ungu. 

Reaksi identifikasinya adalah sebagai berikut: 

Cl2(g) + 2I-(aq) --> 2Cl-(aq) [kuning] + I2(s) 

I2 larut dalam CS2 --> warna ungu 

Identifikasi ion nitrat - NO 3 -


Ion NO3- dengan asam sulfat pekat dan larutan besi(II) sulfat pekat akan menghasilkan suatu cincin
cokelat. 

Reaksi identifikasinya adalah sebagai berikut: 

NO3-(aq) + 4H+(aq) + 3e- --> NO(g) + 2H2O(l) 


3Fe2+(aq) --> 3Fe3+(aq) + e- 

---------------------------------------------------------------------------- 

NO3-(aq) + 4H+(aq) + 3Fe2+(aq) --> NO(g) + 2H2O(l) + 3Fe3+(aq) 

NO(g) + Fe2+(aq) --> FeNO2+(aq) [cokelat]

Identifikasi ion pospat - PO 4 3 -


Ion PO43- dengan larutan campuran MgCl2, NH4OH, dan NH4Cl (magnesia mixture)
menghasilkanendapan putih. 

Reaksi identifikasinya adalah sebagai berikut: 

Mg2+(aq) + NH4OH(aq) + PO43-(aq) --> MgNH4(s) [putih] + OH-(aq) 

Identifikasi ion sulfide - S 2 -


Ion S2- dengan larutan HCl terbentuk gas H2S yang berbau telur busuk. Gas ini jika dikenakan pada
kertas saring yang dicelupkan dalam timbale acetate Pb(CH 3COO)2 menyebabkan kertas saring
berubah menjadi hitam. 

Reaksi identifikasinya adalah sebagai berikut: 

2H+(aq) + S2-(aq) --> H2S(g) 

H2S(g) + Pb2+(aq) --> PbS(s) [hitam] + 2H+(aq) 

Identifikasi ion sulfite - SO 3 2 -


Ion SO32- dengan larutan asam klorida menghasilkan gas SO 2. Gas ini dikenakan pada kertas saring
yang telah dicelupkan ke dalam larutan kalium bikromat K 2Cr2O7 dan asam sulfat. Gas SO2 akan
mengubah warna kertas saring ini dari jingga menjadi hijau. 

Reaksi identifikasinya adalah sebagai berikut: 

2H+(aq) + SO32-(aq) --> H2O(l) + SO2(g) 

SO2(g) + 2H2O(l) --> SO42-(aq) + 4H+(aq) + 2e- | x 3 

Cr2O72-(aq) + 14H+(aq) + 6e- --> 2Cr3+(aq) + 7H2O(l) 


------------------------------------------------------------------------- 

Cr2O72-(aq) [jingga] + 3SO2(g) + 2H+(aq) --> 2Cr3+(aq) + 3SO42-(aq) + H2O(l) 

Identifikasi ion sulfate - SO 4 2 -


Ion SO42- dengan larutan barium klorida dan asam klorida menghasilkan endapan putih. 

Reaksi identifikasinya adalah sebagai berikut: 

Ba2+(aq) + SO42-(aq) --> BaSO4(s) [putih]

 Identifikasi Sianida (CN-)


1. A.    Uji dengan Perak Nitrat
A. Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi
B. Ditambahkan larutan AgNO3 ke dalam tabung tersebut tetes demi tetes
C. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya
D. B.     Uji dengan Asam Sulfat Pekat
i. Sedikit garam sianida dipanaskan dengan asam sulfat pekat
ii. Uji nyala dilakukan terhadap karbon monoksida yang dihasilkan
iii. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya
iv. C.    Uji Biru Prusia
a. Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi
b. Sampel dibasakan dengan larutan NaOH
c. Ditambahkan beberapa mL Larutan Fe(SO4)2
d. Campuran dididihkan
e. Campuran yang telah dingin diasamkan dan ditambahkan larutan FeCl3
f. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya
3.2  Uji Tiosulfat
1. A.    Uji dengan HCl encer
A. Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi
B. Ditambahkan HCl encer, lalu dipanaskan
C. Uji dilakukan dengan kertas saring yang telah dibasahi dengan larutan K2CrO4
D. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya
E. B.     Uji dengan Larutan Iod
i. Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi
ii. Ditambahkan larutan iod
iii. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya
iv. C.    Uji dengan Larutan PbOAc
a. Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi
b. Ditambahkan larutan Timbal secara berlebih
c. Campuran dipanaskan hingga terbentuk endapan
d. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya
3.3 Uji Nitrit
1. A.    Uji dengan HCl encer
A. Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi
B. Ditambahkan HCl encer sehingga diperoleh warna dan uap
C. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya
D. B.     Uji dengan Kalium Iodida
i. Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi
ii. Ditambahkan larutan Kalium Iodida
iii. Campuran tersebut diasamkan dengan asam asetat/asam sulfat encer
iv. Ditambahkan beberapa tetes amilum
v. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya
vi. C.    Uji dengan Kalium Permanganat
a. Larutan Kalium Permanganat yang sebelum telah diasamkan dituangkan kedalam
tabung reaksi
b. Kemudian ditambahkan Larutan sampel
c. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya
3.4  Uji Kromat dan Dikromat
1. A.    Uji dengan larutan Perak Nitrat
A. Larutan sampel dituangkan kedalam 3 tabung reaksi
B. Kemudian ditambahkan larutan AgNO3 sehingga terbentuk endapan
C. Kedalam 3 tabung tersebut ditambahkan masing-masing asam nitrat encer, ammonia dan asam
asetat.
D. Kemudian ditambahkan HCl dan dipanaskan
E. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya
F. B.     Uji dengan Timbal Asetat
i. Larutan sampel dituangkan kedalam 3 tabung reaksi
ii. Ditambahkan larutan Timbal
iii. Kedalam 3 tabung tersebut ditambahkan masing-masing asam nitrat encer, ammonia dan
NaOH
iv. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya
v. C.    Uji dengan H2O2
a. Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi
b. Sampel diasamkan dengan larutan HCl
c. Ditambahkan amil alcohol
d. Ditambahkan larutan H2O2 tetes pertetes
e. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya
 
3.5  Uji Permanganat
1. A.    Uji dengan H2O2
A. Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi
B. Sampel diasamkan dengan larutan HCl
C. Ditambahkan amil alcohol
D. Ditambahkan larutan H2O2 tetes pertetes
E. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya
F. B.     Uji dengan NaOH
i. Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi
ii. Ditambahkan larutan NaOH
iii. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya
iv. C.    Uji dengan H2SO4 encer
a. Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi
b. Ditambahkan larutan H2SO4 encer
c. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya
3.6  Uji Asetat
1. A.    Uji dengan H2SO4 encer
A. Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi
B. Ditambahkan larutan H2SO4 encer, kemudian campuran tersebut dipanaskan.
C. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya
D. B.     Uji dengan AgNO3
i. Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi
ii. Ditambahkan larutan AgNO3 ke dalam tabung tersebut tetes demi tetes
iii. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya
iv. C.    Uji dengan FeCl3
a. Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi
b. Ditambahkan larutan FeCl3
c. Campuran tersebut dipanaskan hingga terbentuk endapan
d. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya
3.7  Uji Klorida
1. A.    Uji dengan H2SO4 pekat
A. Larutan dituangkan kedalam 2 tabung reaksi
B. Ditambahkan larutan asam sulfat
C. Salah satu tabung dimasukkan kedalam penangas
D. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya
E. B.     Uji dengan AgNO3
i. Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi
ii. Ditambahkan larutan AgNO3 ke dalam tabung tersebut hingga terbentuk endapan
iii. Kemudian ditambahkan larutan Ammonia encer, Kalium sianida atau tiosulfat
iv. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya
v. C.    Uji dengan PbOAc
a. Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi
b. Ditambahkan larutan PbOAc ke dalam tabung tersebut
c. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya
3.7  Uji Sulfida
1. A.    Uji dengan HCl atau H2SO4 encer
A. Larutan dituangkan kedalam  tabung reaksi
B. Ditambahkan larutan asam klorida atau asam sulfat
C. Hasil diuji dengan kertas saring yang telah dibasahi dengan PbOAc
D. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya
E. B.     Uji dengan Perak Nitrat
i. Larutan dituangkan kedalam 2 tabung reaksi
ii. Ditambahkan larutan asam nitrat panas dan dingin kedalam masing-masing tabung
iii. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya
iv. C.    Uji dengan Timbal Asetat
a. Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi
b. Ditambahkan larutan PbOAc ke dalam tabung tersebut
c. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya

GOLONGAN KATION KE TIGA: BESI (II) DAN (III), ALUMUNIUM


KROMIUM (III) DAN (VI) NIKEL, KOBALT, MANGAN (II) DAN (VII) DAN
ZINK.
       Reagensia golongan: hydrogen sulfide (gas atau larutan air jenuh) dengan adanya
ammonia dan ammonium klorida, atau larutan ammonium sulfide.
       Reaksi golongan: endapan-endapan dengan berbagai warna: besi(II) sulfide
(hitam), aluminium hidroksida (putih), kromium(III) hidroksida (hijau), nikel sulfide
(hitam), kobalt sulfide (hitam), mangan (II) sulfide (merah jambu), dan zink sulfide
(putih).
       Logam-logam golongan ini tidak diendapkan oleh reagensia golongan untuk
Golongan I dan II, tetapi semuanya diendapkan, dengan adanya ammonium klorida,
oleh hydrogen sulfide dari larutan yang telah dijadikan basa dengan larutan amonia.
Logam-logam, ini diendapkan sebagai sulfide, kecuali alumunium dan kromium, yang
diendapkan sebagai hidroksida, karena hidrolisis yang sempurna dari sulfide dalam
larutan air. Besi, alumunium, dan kromium (sering disertai sedikit mangan) juga
diendapkan sebagai hidroksida oleh larutan ammonia dengan adanya ammonium
klorida, sedang logam-logam lain dari golongan ini tetap berada dalam larutan dan
dapat diendapkan sebagai sulfide oleh hydrogen sulfide. Maka golongan ini biasa
dibagi menjadi golongan besi (besi, alumunium, dan kromium) atau Golongan IIIA,
dan golongan zink )nikel, kobalt, mangan, dan zink) atau Golongan IIIB.

Analisa anion

1. Larutan ekstrak soda

Pembuatan Ekstrak Soda
  

11 mL sampel campuran 5 larutan ( NH4)2 SO4 4mL, KCN 1mL, Na2S2O3, 1mL, Na2S2O4 1


mL, dan ( NH4 ) NO3 4mL). Dimasukan kedalam Erlenmeyer, ditambahkan 25 mL larutan
Na2CO3 1,5 M, dididihkan 10 menit, kemudian disaring,
endapan dicucidengan akuades panas.
Uji terhadap ekstrak soda:
a.       Uji sulfat
Diambil 2 mL ekstrak soda, ditambahkan HCl encer hingga asam, diujidengan kertas lakmus,
ditambahkan HCL sampai 2 mL, dididihkan sampai 2 menit, setelah itu ditambah BaCL2.
Adanya endapan putih menunjukanpositif mengandung ion sulfat.
b.      Uji zat pereduksi
Diambil 2 mL larutan ekstrak soda, ditambahkan H2SO4 4N, di uji dengankertas lakmus,
ditambahkan 1 mL KMnO4 0,5M. jika warna KMnO4 hilangpositif mengandung anion
pereduksi, menunjukan adanya anion sepertisulfit, tiosulfat, sulfide, nitrit, sianida, bromida,
arsenit, iodida, danheksasianoferat ( II ). Jika warna KMnO4 tidak hilang, dipanaskan,
setelahdipanaskan tidak hilang menunjukan  adanya anion oksalat, formatatautartat,
atau tidak mengandung anion pereduksi
c.       Uji terhadap zat pengoksidasi
Diambil 2 mL larutan ekstrak soda, ditambahkan  2 mL difenilamin,
adanyawarna biru tua menunjukan positif adanya zat pengoksidasi.

1.      Uji Sulfat
Ekstr Perlakuan Hasil Kesimpulan
ak
Soda
1. 1. Berubah menjadi merah (asam)
Ditambahka HClencer  dan bersoda. Menunjukana
dan di uji danya ion
    2 dengan lakmus biru. 2. Larutan ekstrak soda sulfat
mL menjadi keruh ataumenandakan adanyaendapa
2. Ditambahkan n  warna putih.
BaCl2 0,1 M

2.      Uji Tergadap ZatPereduksi


Ekstrak Perlakuan Hasil Kesimpulan
Soda
1. Ditambahkan 1. Warna berubah menjadimerah (asam).
H2SO4 encersampai 
asam Positifmengandu
(dengan kertaslakm ng anion
us). pereduksi
2. Ditambahkan 1 2.
     2 mL ml kmno4 0,5 M Terbentuk endapan warnaungu lalu digoj
pertama. og dan lama-
kelamaan warnanyamenghilang.

3. Ditambahkan 1 Negative
ml kmno4 0,5 M 3. Warna larutan menjadi ungu, mengandung
kedua. lalu menjadi coklat kemerahan. anion pereduksi

4. Dipanaskan 4. Permanganate tidak hilang,


dan berwarna coklat muda

3.      Uji terhadap zat-zat pengoksidasi :


Ekstrak Perlakuan Hasil Kesimpulan
Soda
1. Ditambahkan 2
ml H2SO4 4 N
Negatif
2 mL 2. Ditambahkan 2 Warna larutan menjadi putih keruh mengandung zat
ekstrak ml difenilamin pengoksidasi
soda
3. Ditambahkan 2
ml H2SO4pekat
1. Ditambahkan 2
ml H2SO4 4 N
 2 mL Larutan menjadi kekuning- Positif
Nitrat 2. Ditambahkan 2 kuningan dan endapan menjadi biru tua mengandung  zat
ml difenilamin pengoksidasi

3. Ditambahkan 2
ml H2SO4 pekat

 ANALISA DATA
1.      Sedikit larutan ekstrak soda diasam kandengan HCl 2 N kemudian ditambahkan dengan larutan
BaCl2, apabila terbentuk endapan putih, berarti ada ion sulfat.
Sedikit larutan ekstrak soda diasamkan dengan HCl encer, kemudianditambahkan dengan larutan
CaCl2 dan dipanaskan diatas penangas air, apabilaterbentuk endapan putih, berartiada ion-
ion :fosfat, arsenat, borat, oksalat, sitrat, dan tartrat ( Yamin. 2000).
Reaksi yang terjadi adalah:
MA2 + Na2CO3    ------>       MCO3 + 2NaA

2.      Uji sulfat
Reaksi yang terjadi adalah :
Na2CO3 + 2HCl     ----->     2NaCl + CO3
Na2SO4 + BaCl2     ---->     BaSO4  + 2NaCl
                                    ( putih )

3.      Ion pereduksi
Dua ml larutan ekstrak soda diasamkan dengan H2SO4 encer berlebih, kemudiantambahkan 2-3
tetes KMnO4 0,02 N. Apabila warna KmnO4 pucat atauhilang, menandakanadanya ion
pereduksimisalnya : Sulfit, tiosianat, Nitrit, Sianida, Tiosulfit, Bromida, iodide, arsen, besi (II)
sianida. Apabila pemucatan atauhilangnya warna
KMnO4 setelah diadakan pemanasan maka larutanmengandung : Oksalat, formiat, tartrat.
Reaksi yang terjadi adalah:
KMnO4 + H2SO4      ------>    Mn2O7 + 2K+ + SO42- + H2O

4.      Ion pengoksidasi
Dua ml larutan ekstrak soda ditambahkan 1 ml HCl pekat dan 2 ml larutan jenuh
MnCl2 apabila terbentuk warna hitam (coklat) menandakan ion-ion pengoksidasimisalnya, nitrat,
nitrit, klorat, bromat, iodat, kromat, permanganate, dan besi (II) sianida.
Reaksi yang terjadi adalah:
NO3- + 2H2SO4    ----->     4NO2 + O2 +2SO42-  + 2H2O

2. Sulfit
a. Na2SO3 + AgNO3 menghasilkan endapan putih. (terbukti)
b. Na2SO3 + HCl encer menghasilkan gas CO2.(terbukti)
c. KMnO4 + H2SO4 + Na2SO3 maka warna ungu dilunturkan. (terbentuk) 
d. K2Cr2O7 + H2SO4 encer + Na2SO3 maka terbentuk warna hijau. (terbukti) 
e. I2 + H2SO4 + Na2SO3 maka warna coklat dilunturkan.(terbukti) 
f. Na2SO3 + Pb(NO3)2 terbentuk endapan putih.(terbukti)
g. Na2SO3 + BaCl2 terjadi endapan putih.(terbukti)

3. Sulfat
a. Na2SO4 + AgNO3 tidak terbentuk endapan.(terbukti)
b. Na2SO4 + BaCl2 terbentuk endapan putih.(terbukti)

4.  Sulfida
a. Na2S + AgNO3 tidak terbentuk endapan putih.(terbukti)
b. Na2S + HCl encer maka terbentuk gas.(terbukti)
c. Na2S + Pb(NO3)2 maka terbentuk endapan hitam.(terbukti)
d. Na2S + MnCl2 menghasilkan endapan merah jambu.(terbukti)
e. Na2S + Cd Asetat terbentuk endapan putih.(tidak terbukti)

5. Borat
a. B4O72- + AgNO3 terbentuk endapan putih.(terbukti)
b. Na tetraborat dikeringkan dalam cawan porselen + H2SO4 pekat + metanol +
dibakar menghasilkan nyala api berwarna hijau. (terbukti)
c. B4O72- + BaCl2 terbentuk endapan putih.(terbukti)

6. Fosfat
a. Na fosfat + AgNO3 terbentuk endapan kuning.(terbukti)
b. Na fosfat + amonium mobibdat + HNO2 + dipanaskan tidak terbentuk endapan
kuning.(terbukti)
c. Na fosfat + Mg mixtur terbentuk endapan putih.(terbukti)
7.  Asetat
a. Na Asetat + alkohol + H2SO4 pekat + dipanaskan menghasilkan bau harum dari
asetat.(terbukti)

Pembahasan
1. Sulfat (SO42-)
a) NaSO4 + AgNO3 → tidak terbentuk endapan
b) NaSO4 + BaCl2 → ↓ putih
Adanya ion sulfat SO42- dapat diidentifikasi dengan penambahan larutan BaCl2
dalam suasana asam. Pada larutan sampel pembentukan endapan putih barium
sulfat (BaSO4) menunjukkan adanya ion SO42- pada larutan sampel.
Ba2+ + SO42-(aq) → BaSO4(s).
2. Sulfida
a) Na2S2- + AgNO3 → ↓ hitam perak sulfida
Endapan tidak larut dalam asam nitrat encer dingin tetapi larut dalam asam nitrat
panas.
S2- + 2Ag+ → Ag2S ↓
b) Na2S + HCl encer → Gas H2S,
yang bisa diidentifikasi dengan :
1. Bau yang spesifik
2. Menghitamnya kertas saring yang telah dibasahi dengan larutan Pb (NO3)-.
S2- + 2H+ → Gas H2S
H2S + Pb2+ → ↓ PbS
c) Na2S + Pb (NO3)2 → ↓ hitam PbS
d) Na2S + MgCl → ↓ Merah jambu
e) Na2S + Cd asetat → ↓ kuning
3. Borat (B4O72-)
a) NaB4O72- + AgNO3 →↓putih perak metaborat (AgNO3)
B4O72- + Ag+ →↓AgBO2
b) Reaksi nyala :
NaBO4O72- dikeringkan dalam cawan porselen + H2SO4 + metanol kemudian
dibakar → api warna hijau. Nyala api hijau disebabkan oleh pembentukan metil
borat (B (O CH3)3)
c) NaBO4O72- + BaCl →↓putih Barium metaborat (Ba (BO2)2).
Dari larutan-larutan yang cukup pekat, endapan akan larut dalam regensia
berlebihan dalam asam-asam encer, dan dalam larutan garam-garam amonium.
Larutan kalsium dan sronsium klorida pun juga dapat melarutkan borax.
B4O72- + 2Ba2+ H2O →↓2Ba (BO2)2 + 2H+ 
4. Fosfat (PO43-)
a) NaPO4 + AgNO3 →↓kuning
HPO42- + 3Ag+ →Ag3PO4 ↓+ H+
Endapan larut dalam amonia dan asam nitrat encer.
↓Ag3PO4 + 2H+ →H2PO4- + 3Ag+
↓Ag3PO4 + 6NH3 →3 (Ag (NH3)2)+ + PO43-
b) Na fosfat + Ammonium molibdat + HNO3 dipanaskan →↓
Endapan kuning yang terbentuk adalah endapan ammonium fosfamolibdat yang
mempunyai rumus (NH4)3 (PMO12 O4o)
c) Na fosfat + Mg mixture →↓putih 
5. Asetat
a) Na asetat + alkohol + H2SO4 pekat + dipanaskan →bau harum yang muncul dari
etil asetat
b) Na asetat + FeCl3 →larutan coklat merah
Warna coklat merah disebabkan oleh pembentukan ion kompleks (Fe3 (OH)2
((CH3COO)6)+
6. Sulfit (SO32-)
a) NaSO32- + AgNO3 → ↓ putih
SO32- + Ag+ → (AgSO3)-
Dengan menambahkan reagensia lebih banyak maka akan terbentuk endapan
kristalin, perak sulfit :
(AgSO)- + Ag+ → ↓ Ag2SO3
b) NaSO32- + HCl encer → gas SO2- (gas tidak berwarna dan berbau seperti
belerang dibakar).
Gas SO2- dibuktikan dengan :
1. dari bau belerang terbakar
2. kertas saring yang berubah warna menjadi hijau, yang disebabkan oleh
perubahan ion-ion kromium (III) yang dihasilkan bila sehelai kertas saring dibasahi
dengan larutan KCr2O72- yang telah diasamkan, dengan cara diletakkan diatas
mulut tabung reaksi.
3SO2 + Cr2O72- + 2H+ → 2Cr3+ + 3SO42- + H2O 
c) KMnO4 + H2SO4 encer → larutan ungu + NaSO32- → warna ungu dilunturkan.
Warna ungu pada KMnO4 dilunturkan asam menjadi hilang disebabkan oleh
reduksi menjadi ion-ion mangan (II) :
5SO32- + 2MnO4- + 6H+ → 2Mn2+ + 5SO42- + 3H2O
d) KCr2O72- + H2SO4 + NaSO32- → larutan ungu
larutan berubah menjadi hijau disebabkan oleh pembentukan ion-ion kromium
(III) :
3SO32- + Cr2O72- +8H+ → 2Cr3+ + 3SO42- +4H2O
e) I2 + H2SO4 → larutan coklat → NaSO32- → warna coklat dilunturkan.
f) NaSO32- + Pb(NO2)3 → ↓ putih timbal sulfit.
SO32- + Pb2+ → ↓ PbSO3
g) NaSO32- + BaCl → ↓ putih barium sulfit
SO32- + Ba2+ → BaSO3 
http://hidayatrava.blogspot.com/2012/08/laporan-kimia-analisis-kualitatif-kation.html
http://www.ilmukimia.org/2012/12/analisis-anion-2.html
http://yi2ncokiyute.blogspot.com/2010/07/metode-analisis-kualitatif-anion.html
http://wiwiksatrianiputrijb.blogspot.com/2012/06/identifikasi-anion.html
http://sugiatazone.blogspot.com/2010/03/identifikasi-anion-pada-sampel-padat.html

Anda mungkin juga menyukai