Acara 4
Spektrofotometer
Disusun oleh :
Nama : Alvin Hermanto
No. Mhs : 180801895
Hari/Tanggal : Senin, 31 Agustus 2020
Asisten : Libertus Anggit M. L. P.
* Cover - -
** Kredit Nilai - -
I PENDAHULUAN
JUDUL 5
TUJUAN 5
III KESIMPULAN 15
IV DAFTAR PUSTAKA 15
*** Lampiran - -
**** Format - -
JUMLAH 100
A. Judul
Spektrofotometer.
B. Tujuan
1. Mengetahui cara penggunaan spektrofotometer.
2. Mengetahui prinsip alat spektrofotometer.
3. Mengetahui absorbansi larutan deret standar.
4. Menentukan konsentrasi cuplikan.
5. Menentukan panjang gelombang optimum suatu zat.
II. HASIL DAN PEMBAHASAN
Keterangan :
Io : intensitas sinar masuk.
It : intensitas sinar keluar.
a : tetapan absorptivitas.
b : tebal kuvet.
c : konsentrasi larutan yang diukur.
Kelebihan dari alat spektrofotometer adalah caranya yang mudah, panjang
gelombang yang berasal dari sinar putih lebih terseleksi, dan larutan yang
konsentrasinya kecil dapat dianalisa dengan alat ini. Kekurangannya adalah
absobsi larutan dipengaruhi oleh pH, suhu, dan ada atau tidaknya zat pengganggu
pada larutan, kebersihan kuvet, sinar yang dipakai harus monokormatis, hanya
dapat dipakai pada daerah ultraviolet yang panjang gelombangnya >185 nm, dan
pemakaian hanya pada gugus fungsional yang mengandung elektron valensi
dengan energi eksitasi rendah (Khopkar, 1990). Panjang gelombang maksimum
pada larutan NH4FE(S04)2 adalah 530 nm. Absorbansi dapat dipengaruhi oleh
beberapa factor yaitu berupa jenis pelarut, pH, suhu, konsentrasi, dan zat
pengganggu (Wardaniati dan Taibah, 2019)
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur serapan cahaya pada suatu
sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Spektrofotometer digunakan untuk
mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan,
atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang (Cairns, 2009). Alat yang
digunakan adalah spektrofotometer merek Spektrofotometer Thermo Scientific
Genesys 10 S UV-VIS. Pembacaan hasil spektrofotometer dipengaruhi oleh
beberapa factor yaitu berupa jenis pelarut, pH, suhu, konsentrasi, dan zat
pengganggu (Wardaniati dan Taibah, 2019).
Tahapan dalam pembuatan larutan standar adalah serbuk NH4Fe(SO4)2
ditimbang sebanyak 0,08 gram dan masukkan ke labu ukur ukuran 100 mL,
kemudian 1 mL HCl ditambahkan ke dalam labu ukur kemudian ditambah
akuades sampai tanda batas. Larutan digojog sampai homogen, kemudian larutan
dari dalam labu ukur diambil sebanyak I mL, 2 mL, 3 mL, 4 mL, dan 5 mL agar
didapatkan larutan dalam berbagai konsentrasi, kemudian dimasukkan ke dalam 5
tabung berbeda. Larutan KCNS 10% kemudian ditambah sebanyak 2,5 mL ke
dalam masing-masing tabung, lalu akuades ditambahkan ke masing-masing
tabung reaksi sehingga volume totalnya jadi 10 ml. Larutan yang sudah
ditambahkan akuades di vortex sampai homogen agar serbuk larut sempurna.
Tahapan dalam pembuatan larutan blanko adalah akuades diambil sebanyak
7,5 mL dan masukkan ke dalam tabung. Larutan KCNS 10% lalu ditambah
sebanyak 2,5 ml. Campuran kemudian di vortex hingga sempurna.
Tahapan dalam pengukuran absorbansi adalah alat dihubungkan dengan
sumber listrik, lalu tombol on/off diklik dan tunggu sampai alat menyala dengan
sempurna. Panjang gelombang lalu diatur pada alat menjadi 475 nm karena
Panjang gelombang optimum untuk larutan adalah berwarna jingga kecoklatan,
kemudian kuvet dan larutan disiapkan. Kuvet dibersihkan terlebih dahulu dengan
cara dibilas dengan larutan yang akan dianalisis, lalu setelah dibilas kuvet
dikeringankan dan diisikan dengan larutan sampai tanda batas. Larutan blanko ke
alat lalu tombol measure blank diklik hingga di display tertulis 0, lalu kuvet
diletakkan kedalam alat secara berurutan. Tombol B lalu diklik pada agar
absorbansi dapat diukur, lalu tombol 1-5 diklik secara berurutan agar absorbansi
larutan standar dapat diukur, terakhir hasil absorbansi dilihat pada display dan di
catat.
Gambar bagian alat spektrofotometer dapat dilihat pada Gambar 1 dan
Gambar 2.
Afriani, S., Idiawati, N. Desiarti, L. dan Arianie, L. 2014. Uji aktivitas antioksidan
buah asam paya (Eleidoxa conferta Burret) dengan metode DPPH dan
tiosianat. JKK 3 (1): 49 – 56.
Cairns, D. 2009. Intisari Kimia Farmasi Edisi ke-2. Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.
Jeffery, G. H., Basset, J., Mendham, J. dan Denney, R.C. 1989. Vogel’s Textbook
of Quantitatif Chemical Analysis Edisi ke-5. Longman Group, London.
Platt, G. C. 2009. Food Science and Technology. John Wiley & Sons, Oxford.
Rohman, A. 2018. Analisis Obat Dalam Sediaan Farmasi. Gadja Mada University
Press, Yogyakarta.
Wardaniati, I. dan Taibah, S. 2019. Uji aktivitas antioksidan ekstrak etanol bee
pollen lebah trigona (Trigona itama). JOPS (Journal Of Pharmacy and
Science) 3 (1): 21 – 28.
LAMPIRAN
Tabel 1. Komposisi deret standar
Volume Volum Konsent
Volum Konsentras
No Larutan e Volume rasi
e Total i Akhir
Tabung Awal KCNS Akuades Awal
(V2) (N2)
(V1) 10% (N1)
1 1 mL 2,5 mL 6,5 10 mL 10 ppm 1
2 2 mL 2,5 mL 5,5 10 mL 10 ppm 2
3 3 mL 2,5 mL 4,5 10 mL 10 ppm 3
4 4 mL 2,5 mL 3,5 10 mL 10 ppm 4
5 5 mL 2,5 mL 2,5 10 mL 10 ppm 5
Hitung N2 pake rumus V1N1 =V2N2
Perhitungan:
Tabung 1 : V1NI=V2N2
1 . 10 = 10 . N2
10 = 10. N2
1 = N2
Tabung 2 : V1N1 = V2N2
2 . 10 = 10 . N2
20 = 10.N2
2 = N2
Tabung 3 : V1N1 = V2.N2
3.10 = 10.N2
30 = 10.N2
3 = N2
Tabung 4 : V1.N1=V2.N2
4.10 = 10.N2
40 = 10.N2
4 = N2
Tabung 5 : V1.N1=V2.N2
5.10 = 10.N2
50 = 10.N2
5 = N2
y = a + bx
= 0,0148 + 0.0222. x
= 0,864
Lampiran Gambar Grafik