Anda di halaman 1dari 14

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Kertas Rokok (Cigarette Paper)


Cigarette Paper adalah suatu jenis kertas tipis berwarna putih dengan

gramatur rendah, mempunyai formasi yang baik, digunakan sebagai

pembungkus tembakau beserta campurannya, untuk dibentuk menjadi batang

rokok (Smook, 1994).

Kertas rokok terbuat dari selulosa dan dapat menggunakan zat tambahan

untuk menjaga warna putih, membentuk abu yang baik dan menjaga

pembakaran yang baik. Bahan dasar pembuatan kertas rokok tidak jauh berbeda

dengan kertas biasa, atau produk lain yang memanfaatkan pulp, kertas rokok

juga menggunakan pulp sebagai bahan dasar pembuatannya.

Analisa kertas rokok ini mengacu kepada standar nasional Indonesia

(SNI) 3755:2009. Persyaratan mutu Cigarette Paper yang ditetapkan oleh SNI

3755:2009 dapat dilihat pada table 1 sebagai berikut:

Tabel 2.1 Persyaratan Mutu Cigarette Paper


No Parameter Satuan Persyaratan
1 Gramature g/m² 20-28
2 Tebal µm 35-50
3 Daya Tembus Udara (Coresta) CU Min, 14.5
5 Kadar CaO % Maks, 7
6 Kecepatan rambat bakar % 12-18
7 Derajat putih (d/0°) Detik/cm 3-5
8 Opasitas cetak, (d/0°) % Min 80
9 Ketahanan tarik, AM KN/m Min 1.9
10 Daya renggang % Min 1.0
CATATAN 1 Persyaratan mutu dicapai pada kondisi standar sesuai dengan
SNI 0402
CATATAN 2 toleransi gramature sesuai dengan SNI 0440
CATATAN 3 nilai daya tembus udara (Coresta) sebesar 14,5 ekivalen dengan
190ml/mnt
Sumber: Standar Nasional Indonesia (SNI) 3755:2009

PT Bukit Muria Jaya memiliki specification yang lebih ketat untuk menganalisa

kualitas kertas rokok, seperti pada table 2.2 berikut:

Tabel 2.2 Paper Specification


Result of Measurements
Parameter Unit
Proses Target Quality Control
Minimum Maksimum Maksimu Minimum
m
Brightness % 91.0 92 90.0
Opacity % 77.0 78.0 76.0
Permeability Cu 45.0 56.0 50.0 42.5 57.5
Tensile kgf 1.5 1.6 1.4
Sumber: PT BukitMuria Jaya

2.2 Komponen dan Sifat Kimia Kayu

Komponen kimia kayu mempunyai arti yang sangat penting, karena

dapat menentukan susunan jenis kayu, dengan mengetahuinya dapat

membedakan jenis-jenis kayu. Selain itu dapat menentukan pengolahan dan

pengerjaan kayu, sehingga didapat hasil yang maksimal pada setiap

pengerjaannya. Pada umumnya komponen kimia hardwood dan softwood terdiri

atas unsur :

a. Unsur karbohidrat terdiri dari selulosa dan hemiselulosa


b. Unsur non-karbohidrat terdiri dari lignin
c. Unsur yang diendapkan dari kayu selama proses pertumbuhan

dinamakan zat ekstraktif.

Secara umum, hardwood mengandung banyak selulosa, hemiselulosa, dan

ekstraktif dibandingkan dengan softwood tetapi kandungan ligninnya lebih

aktif. (G.A Smook.2002)

Tabel 2.1 Komposisi Unsur-Unsur Kimia Kayu


Unsur Komposisi
Karbon 50 %
Hidrogen 6%
Nitrogen 0,04 % - 0,10 %
Abu 0,02 % - 0,05 %
Oksigen 43,85 % - 43,94 %
Sumber: G.A Smook.2002

Secara kimia, kayu terdiri dari empat komponen yaitu selulosa,

hemiselulosa, lignin dan zat ekstraktif. Berdasarkan perbedaan empat

komponen penyusun kayu, kayu dapat digolongkan menjadi dua golongan

yaitu kayu keras (hardwood) dan kayu lunak (softwood) (G.A Smook.2002).

Tabel 2.2 Komponen Penyusun Kayu


% Komposisi
Komponen Kayu lunak (softwood) Kayu keras (hardwood)
Selulosa 40 – 44 43 – 47
Hemiselulosa 25 – 29 23 – 35
Lignin 25 – 31 16 – 24
Ekstraktif 1 -5 2–8
Sumber: G.A Smook.2002

1. Selulosa

Selulosa merupakan penyusun kayu dari semua tanaman, jumlah

selulosa penyusun dari semua tanaman ada dalam semua jaringan tumbuhan.
Dalam kayu tersebut molekul panjang dari selulosa menyebar dalam garis-garis

paralel untuk membentuk serat kayu, serat-serat berikatan bersama dengan

suatu senyawa organik yang disebut dengan lignin.

2. Hemiselulosa

Komponen lain dari tumbuhan adalah hemiselulosa, tersusun atas

polimer gula. Polimer penyusunnya terdiri dari 5 jenis, yaitu : glukosa, manosa,

galaktosa (tergabung sebagai heksosan), xylosa, dan arabinosa (tergabung

sebagai pentosan). Hemiselulosa (xilan) merupakan karbohidrat yang paling

luas tersebar di alam.

3. Lignin

Lignin adalah senyawa aromatis (phenil propana) yang merupakan

perekat antara serat-serat kayu dan memberikan warna kuning pada pulp. Oleh

karena itu, harus dihilangkan pada proses bleaching (pemutihan).

4. Ekstraktif

Ekstraktif adalah senyawa kimia dengan berat molekul rendah yang

dapat larut dalam air dan pelarut organik. Pada umumnya kadar ekstraktif yang

terkandung dalam bahan baku bukan kayu (non wood) lebih tinggi daripada

kayu daun (hardwood) dan kayu jarum (softwood). Masalah-masalah lain yang

disebabkan oleh ekstraktif adalah sebagai berikut :

1. Menghambat pemasakan
2. Dapat menutupi lubang-lubang serat sehingga penetrasi bahan kimia

menjadi lambat.
3. Dapat mengonsumsi bahan kimia dalam pemasakan
4. Menimbulkan korosi dalam peralatan
5. Pemakaian bahan kimia pemutih lebih banyak bila kadar ekstraktif

dalam pulp tinggi, sehingga menurunkan efisiensi pemutih.

Diharapkan jenis kayu yang digunakan untuk menghasilkan kualitas

pulp

yang bagus adalah yang mempunyai kandungan selulosa yang tinggi, lignin

yang rendah, tidak rapuh, tidak banyak getah dan tidak berkulit tebal.

2.3 Pengertian Pulp dan Kertas

Pulp adalah hasil pemisahan serat dari bahan baku berserat (kayu

maupun non kayu) melalui berbagai proses pembuatannya (mekanis,

semikimia, kimia). Pulp terdiri dari serat – serat (selulsoa dan hemiselulosa)

sebagai bahan baku kertas. Proses pembuatan pulp diantaranya dilakukan

sengan proses mekanis, kimia, dan semikimia. Prinsip pembuatan pulp secara

mekanis yakni dengan pengikisan dengan menggunakan alat seperti gerinda.

Proses semikimia merupakan kombinasi antara mekanis dan kimia.

Berdasarkan jenis tumbuhan dan proses pulping secara kimia dikenal 2

macam pulp :
1. NBKP (Needle Bleached Kraft Pulp) dan NUKP (Needle Unbleached

Kraft Pulp).
2. LBKP (Leaf Bleached Kraft Pulp) dan LUKP (Leaf Unbleached Kraft

Pulp).
NBKP adalah pulp kimia kraft yang menggunakan kayu dari tumbuhan

berjenis kayu jarum yang memiliki serat panjang dengan melalui proses

pemutihan, sehingga pulpnya berwarna putih. LBKP adalah pulp kimia kraft
yang menggunakan kayu dari tumbuhan berjenis kayu daun yang memiliki serat

pendek dengan melalui proses pemutihan, sehingga pulpnya berwarna putih.


Persamaan dari kedua jenis pulp tersebut adalah dalam proses

pemasakannya, dimana keduanya menggunakan proses sulfat/kraft. Namun

masing-masing pulp tersebut memiliki pengaruh yang berbeda terhadap kualitas

kertas yang dihasilkan. Kertas yang dihasilkan dari serat panjang memiliki

kekuatan yang tinggi namun formasinya kurang baik, sedangkan untuk kertas

yang dihasilkan dari serat pendek akan memiliki formasi yang baik namun

kekuatannya kurang baik, sehingga menghasilkan kertas dengan kekuatan yang

tinggi dan formasi yang baik maka dilakukan pencampuran antara keduanya.

Namun dalam penerapan di lapangan, serat panjang yang digunakan lebih

sedikit dibandingkan serat pendek karena harga serat panjang yang mahal.
2.4 Bahan Aditif

Bahan aditif digunakan sebagai pembantu dan digunakan untuk

mendapatkan sifat-sifat tertentu pada kertas sesuai dengan tujuan akhir yaitu

untuk pemakaian dan bertujuan untuk memperbaiki sifat buburan dan kertas,

aditif berfungsi sebagai bahan pengisi (filler), bahan penguat (strength

additive), pewarna dan sebagainya (Sungai, 2009).

Adapun bahan aditif yang digunakan adalah antara lain:

Guna filler antara lain:


1. Menghasilkan struktur atau susunan kertas yang lebih baik
2. Menggunakan tekstur agar permukaannya lebih halus dan komposisinya

lebih seragam
3. Meningkatkan opacity (daya tahan terhadap sinar ) pada kertas
4. Membuat hasil cetakan menjadi lebih baik
1. Asam Sitrat, digunakan untuk mengatur laju pembakaran kertas rokok
2. Starch (amilum atau kanji), digunakan untuk meningkatkan ikatan antar

serat dalam kertas sehingga semakin kuat.

Bahan pengisi (Filler) pada kertas rokok merupakan bahan kimia yang

mempunyai pengaruh dan fungsi tertentu di dalam pembuatan kertas yang layak

digunakan dan merupakan kualitas yang tinggi, dimana dapat meningkatkan

keputihan (terang atau putih bersih) dari kertas dan umumnya dapat

meningkatkan karakteristik kertas cetakan. Proses penambahan mineral atau

filler (pengisi) pada stock kertas menjadi bentuk helainya dilakukan pada head

of Machine (Paper Machine). Pembuatan kertas awalnya proses ini dianggap

sebagai proses dengan biaya yang murah dan beberapa kertas yang berisikan

kandungan bahan filler tersebut dianggap sebagai bahan kualitas rendah. Saat

ini dengan situasi yang berbeda manfaat filler secara umum sudah dapat

diterima oleh perusahaan-perusahaan industri yang yang memproduksi kertas,

penambahan filler Kalsium Karbonat (CaCO₃) adalah suatu bahan yang secara

integral merupakan bagian dari pembuatan kertas. Kenyataanya beberapa

berkualitas tidak dapat dicapai tanpa adanya bahan filler, ataupun lebih mahal

untuk mencapai kertas dengan kualitas uang baik tanpa adanya filler

Adapun bahan aditif yang digunakan adalah antara lain

2.4.1 Kalsium Karbonat (CaCO₃)

Kalsium Karbonat biasanya berasal dari batu kapur yang disediakan alam.

Sumber yang dominan yaitu dari fosil kulit dan kerangka bintang yang dibawa
oleh aliran dan berangsur mengendap dalam tempat yang panas dari daerah

tersebut. Batu kapur terbentuk jutaan tahun lalu.

Pembuatan kertas dengan alkali, bahan yang pengisi yang paling umum

digunakan adalah Kalsium Karbonat (CaCO₃). Kalsium Karbonat yang

digunakan yaitu produk alam yang langsung dari penggilingan batu kapur dan

produk pabrik (CaCO₃ yang terendapkan). Penggunaan Kalsium Karbonat yang

optimum berkisar antara 26-32% terhadap kertas, untuk menghasilkan lembaran

yang baik harus memenuhi syarat yaitu kadar CaCO₃, minimum 98%, kadar air

minimum 1%, pH 8-10,5 dan kelarutan dalam air maksimal 0,3%. Kalsim

Karbonat memiliki tingkat kelarutan yang rendah, namun ketika dicampur pada

kondisi asam maka CO₂ akan terlepas yang akan menimbulkan masalah baru

jika digunakan pada mesin kertas, maka dari itu diperkenalan cara dengan

sistem alkali sehingga Kalsium Karbonat memiliki peranan yang sangat besar

terhadap sifat-sifat kertas. Komponen yang bersifat asam berhubungan dengan

Karbonat tingkat pengikatan akan lemah dan pembentukan busa (foam) atau

pitch (gelembung) akan meningkat. Kalsium Karbonat memiliki tingkat

kecemerlengan pada kertas berkisar 92-97%

Pada industri kertas rokok sendiri kalsium karbonat digunakan sebagai

bahan aditif, bahan aditif itu adalah bahan yang diguakan sebagai pembantu dan

digunaka untuk mendapatkan sifat-sifat tertentu pada kertas sesuai dengan

tujuan akhir yaitu untuk pemakaian dan bertujuan untuk memperbaiki sifat
buburan dan kertas, aditif berfungsi sebagai bahan pengisi (filler), bahan

penguat (strengh additive), pewarna dan sebagainya.

Berikut ini adalah beberapa kegunaan dari filler adalah:

1. Menghasilkan struktur atau susunan kertas yang lebih baik.

2. Meningkatkan Opacity (daya tahan terhadap sinar pada kertas).

3. Membuat hasil cetakan menjadi lebih baik.

2.4.2 Asam Sitrat


Asam Sitrat merupakan asam organik lemah yang dapat ditemukan pada

daun dan buah tumbuhan genus Citrus (jeruk-jerukan). Senyawa ini merupakan

bahan pengawet yang baik dan alami, asam sitrat terdapat pada berbagai jenis

buah dan sayuran, namun ditemukan pada konsentrasi tinggi yang dapat

mencapai 8%, pada jeruk lemon dan limau (misalnya pada jeruk nipis dan jeruk

purut). Rumus kimia dari asam sitrat adalah C₆H₈O₇. Asam sitrat memiliki titik

didih 219 F dengan PH 0,6. Keasaman asam sitrat didapatkan dari tig gugus

korboksil COOH yang dapat melepas proton dalam larutan.jika hal ini terjadi

ion yang dihasilkan adalah ion sitrat. Sitrat sangat baik digunakan dalam larutan

penyangga untuk mengendalikan PH larutan. ion sitrat dapat bereaksi dengan

banyak ion logam membentuk garam sitrat dapat mengikat ion-ion logam

dengan perkelatan, sehingga digunakan sebagai pengawet dan penghilang

kesadahan air.

Gambar 2.2 Asam Sitrat


Pada Industri kertas rokok, asam sitrat itu sendiri digunakan

untuk mengatur laju pembakaran pada kertas rokok.

2.4.3 Strach (amilum atau kanji)

Amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak dapat larut dalam

air,berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau yang mempunyai rumus

molekul C₆H₁₀O₅. Dalam air dingin amilum tidak akan larut tetapi apabila

suspensi dalam air dipanaskan akan terjadi suatu larutan akan terjadi suatu

larutan koloid yang kental. Amilum digunakan sebagai bahan

untuknmemekatkan makanan cair seperti sup,an sebagainya sedangkan pada

sebuah industri amilum itu sendiri digunakan sebagai kompenen perekat

campuran kertas. Amilum sering dicampuradukan dengan kanji biasanya kanji

dijual daam bentuk tepung serbuk bewarna putih yang terbuat dari ubi kayu

sebelum dicampurkan dengan air hangat untuk dapat digunakan.

Gambar 2.3 Amilum


Jadi pada industri kertas, lebih tepatnya industri kertas rokok

penggunaan Strach digunakan untuk meningkatkan kualitas kertas dalam

penggunaanya,strach juga berfungsi untuk meningkatkan kekuatan kertas

seperti tidak mudah sobek ataupun tarikan kertas dan dapat juga meningkatkan

ikatan antar serat dalam kertas sehingga kertas dapat semakin kuat. Selain itu

juga untuk meningkatkan kehalusan pada permungkaan kertas.


2.4.4 Standard Mutu Bahan atau Produk

Pandangan konsumen (pemakai) terhadap mutu cigarette paper

menunjukkan ada 3 unsur penting yang harus diperhatikan, yaitu:

a. Kertas tahan dan tidak mudah putus dalam proses di pabrik kertas rokok

pada kecepatan tinggi.


b. Keadaan kertas putih dan bersih.
c. Pembakaranya seperti asap,abu,dan rasa.

Tabel 2.2 perbedaan kertas biasa dengan kertas rokok.

KERTAS BIASA KERTAS ROKOK


Basis Weight ± (70 gr/m2) Basis weight ± (25 gr/m2)
Porosity ± (5 – 10 cm ) Porosity ± (2 – 2,5cm)
Tensile > 5 KgF Tensile > 3 KgF
TiO2 sebagai filler CaCO3 sebagai filler

2.5 Sifat-sifat Fisika Kertas


2.5.1 Gramature (berat)
Gramature adalah ukuran berat lembar kertas, satuannya adalah luasnya

satu meter persegi (m²). Gramature berfungsi untuk mengukur berat dasar

kertas per satuan luas, dengan menggunakan alat timbang yaitu timbangan

analitik.
berat kertas(gram)
Gramature = ………….. persamaan
luas permukaaankertas (m 2)

2.5.1
2.5.2 Thickness (ketebalan)
Ketebalan kertas didefenisikan sebagai jarak antara dua permukaan yang

sejajar yang tegak lurus setelah dilakukan penekanan. Ketebalan lembaran

kertas dipengaruhi oleh beberapa factor, diantaranya jenis serat, dan bahan lain

seperti, gramature, dan lain-lain (Cassey, 1981).


Thickness berfungsi untuk mengukur jarak atau tebal dari dua

permukaan atau selembar kertas, dengan menggunakan Thickness meter,

satuannya adalah (micron).


2.5.3 Brighness (derajat putih)

Brighness adalah salah satu parameter dalam pembuatan kertas yang

berfungsi untuk mengukur tingkat kecerahan dari contoh uji, satuannya adalah

persen (%). Alat yang digunakan untuk mengukur derajat putih lembaran kertas

adalah Brightimetter micro S-55. Derajat putih merupakan pengukuran

keputihan kertas, derajat putih kertas ditentukan berdasarkan pembalikkan

cahaya pada jarak gelombang dalam spectrum biru dimana panjang gelombang

cahayanya adalah 457nm. Pengujian derajat putih digunakan untuk menentukan

kebersihan pulp yang mana kertas yang cerah adalah bebas dari kekuningan

pulp hasil dari kehadiran lignin atau bahan lain.

2.5.4 Opacity
Opacity adalah salah satu parameter dalam pembuatan kertas yang

berfungsi untuk mengukur tingkat absorbs cahaya pada kertas rokok, satuannya

adalah persen (%). Opacity adalah suatu kondisi lembar kertas yang menjelskan

bahwa hasil cetakan pada sisi lembaran yang satu tidak memberikan bayangan

pada sisi lembaran yang satu tidak memberikan bayangan pada sisi lainnya,

opacity mempunyai sifat transparansi. Opacity dan Brighntness menggunakan

alat yang sama, seperti pada gambar berikut:


2.5.5 Permeability (daya tembus udara)
Permeability berfungsi untuk mengukur banyaknya volume udara yang

melewati selembar permukaan kertas dengan tekanan 1.00kPa dan luas area

2cm² atau 10cm² pada kondisi standar, dengan satuan Cu (Coresta).


2.5.6 Combustibility
Combustibility merupakan salah satu parameter fisika terhadap kertas

yang berfungsi untuki menghitung kecepatan kertas rokok terbakar dalam

satuan detik.

2.5.7 Tensile Strength, Stretch, dan Tensile Energy Absorbtion


Ketahanan tarik kertas dapat didefinisikan sebagai kemampuan kertas

untuk mempertahankan keadannya agar tidak putus bila dikenakan regangan.

Ketahahan tarik penting dalam menentukan kemampuan kertas agar dapat

berfungsi dengan baik seperti kertas pembungkus, kertas kantong. Ketahanan

tarik sangat diperlukan untuk kertas cetakan dimana gaya tarik tinggi dapat

ditahan oleh kertas tersebut.


Tensile Strenght, Stretch, dan Tensile Energy Absorbtion nerupakan

parameter fisika yang mengukur gaya perlebaran kertas sebelum putus (Stretch

(%)). Mengukur energy yang diserap oleh kertas sampai putus (Tensile Energy

Absorbtion (kg m/m²).


2.6 Sifat-sifat Kimia Kertas
2.6.1 Ash Titrasi

Ash titrasi berfungsi untuk mengatur laju pembakaran kertas rokok

berfungsi untuk mengatur laju pembakaran kertas rokok dan juga mengontrol

kecepatan bakar pada saat rokok dibakar dengan satuannya adalah (%), hasil

yang didapatkan pada conductivity meter di konfersikan dengan rumus yang


telah ditetapkan, parameter Burning Additive mempunyai hubungan dengan

parameter Combustibility.

Anda mungkin juga menyukai