Anda di halaman 1dari 4

Vina Lutfiana (20173010081) TEM C

Rancangbangun Densitometer Berbasis Arduino Untuk Pembacaan Film


Radiografi

Penelitian yang dilakukan oleh Nugroho Tri Sanyoto, Dwi Lestari, Surakhman (2016)
mengenai rancangbangun densitometer berbasis arduino sebagai pengukur densitas film
radiografi. Alat yang berbasis arduino ini dapat menampilkan nilai pengukuran dan menampilkan
film memenuhi atau tidak memenuhi standart ASME V Boiler and Pressure Vessel Code 2004.
Prinsip kerja densitometer ini yaitu densitas film dideteksi oleh sensor photodiode dan
dikondisikan oleh pengkondisi sinyal menggunakan Op-Amp LM324 kemudian dikonversi ke
digital oleh ADC yang ada pada Arduino untuk diolah dan kemudian nilai densitas ditampilkan
dalam 7 segment sedangkan status film diterima atau ditolak akan ditampilkan ke LCD 16 x 2.
Hasil pengukuran yang didapat untuk 4 kali pengukuran memiliki kesalahan 17,83% sedangkan
jika film standar diukur dengan densitometer merk X-Rite 301 didapat kesalahan 5,69%. Dari
data tersebut, kesalahan rata-rata pengukuran alat sebesar 0,1783. Tingkat kesalahan ini
disebabkan oleh ketidaksensitifitasan dari sensor photodiode yang digunakan terhadap perubahan
intensitas cahaya.

[1] Sanyoto, Nugroho Tri, dkk. 2016. Rancangbangun Densitometer Berbasis Arduino Untuk
Pembacaan Film Radiografi. Prosiding SNATIF Ke-3 Tahun 2016

Aplikasi Sensor OPT101 sebagai Pendeteksi Intensitas Cahaya untuk Rancangbangun


Densitometer Berbasis Mikrokontroler ATMega8535

Penelitian terdahulu oleh Heri Sugito, Arifin Sijabat, M. Munir (2011) tentang aplikasi
sensor OPT101 sebagai rancangbangun densitometer. Alat ini berfungsi sebagai pengukur besar
derajat kehitaman atau densitas radiograf. Metode pengujian yang dilakukan adalah dengan
melakukan perbandingan hasil ukur densitas alat dengan hasil ukur alat standar, terhadap film
standar. Sistem dibangun dengan menggunakan sensor OPT101 sebagai pendeteksi intensitas
cahaya yang diubah menjadi tegangan analog. Tegangan analog OPT101 diolah oleh
mikrokontroler ATMega8535 selanjutnya dikirim pada komputer untuk diterjemahkan menjadi
besaran densitas. Hasil penelitian yang diperoleh densitometer yang dilakukan sebanyak 12 kali
pengukuran dan dilakukan perbandingan hasil ukur dengan alat ukur standar memiliki koefisien
korelasi linear sebesar 0,99. Hal ini menunjukkan bahwa hasil perbandingan mendekati 1 atau
Vina Lutfiana (20173010081) TEM C

memiliki presisi, yang menunjukkan bahwa alat cukup baik untuk digunakan mengukur densitas
film radiograf. Akan tetapi, kekurangan pada alat ini adalah tidak portable dan untuk mengetahui
jumlah nilai densitas yang dihasilkan harus terhubung dengan personal computer terlebih dahulu.

[2] Sugito, Heri, dkk. 2011. Aplikasi Sensor OPT101 sebagai Pendeteksi Intensitas Cahaya untuk
Rancangbangun Densitometer Berbasis Mikrokontroler ATMega8535.

Rancangbangun Densitometer dan Viewer Untuk Pengujian Film Radiografi

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Akhmad Jamaluddin Al Husaini, Zaenal


Abidin, dan Nugroho Trisanyoto (2019) mengenai rancangbangun densitometer dan viewer
untuk pengujian film radiografi bertujuan untuk memudahkan operator penguji dalam melakukan
proses pengujian film radiografi. Prinsip kerja dari densitometer adalah mengukur tingkat
kehitaman suatu film radiografi dengan cara menghitung banyaknya intensitas cahaya yang dapat
lolos dari film, sedangkan prinsip kerja dari Viewer adalah menampilkan citra yang terdapat
pada film dengan memancarkan cahaya dengan intensitas yang tinggi. Penelitian dilakukan
dengan tahapan perancangan sistem densitomer dan dilanjutkan perancangan sistem viewer,
kedua system diprogram agar bisa saling terhubung dan dapat berfungsi dengan baik. Hasil
pengujian sensor suhu adalah dengan membandingkannya dengan sensor termokopel Multimeter
SANWA dan mendapat selisih maksimal ±2ºC dan terdapat perbedaan waktu respon oleh kedua
sensor. Pengujian viewer dilakukan dengan menggunakan Luxmeter, Amperemeter dan
Voltmeter diperoleh hasil bahwa Lux Maksimal relatif eksponensial sementara Lux Minimal
cenderung linier, sedangkan nilai error antara kedua sumbu grafik semakin meningkat seiring
dengan bertambahnya nilai brightness. Pengujian pada densitometer dilakukan menggunakan
Film Step Wedge didapatkan hasil keakuratan pengukuran densitas alat dan perbandingan
dengan Densitometer X-Rite dapat diketahui bahwa nilai yang terbaca oleh densitometer yang
dibuat memiliki range error dari 0% hingg 5,8% dengan rata-rata kesalahan error sebesar 2,8%.
Alat dianggap layak untuk digunakan karena syarat kesalahan densitometer tidak boleh melebihi
5% menurut persyaratan standar American Society of Mechanical Engineer (ASME) Section V
2004. Akan tetapi, alat yang bersumber tegangan dari PLN langsung membuat alat tidak portable
dan praktis untuk dapat dibawa dan daya alat yang cukup besar memakan listrik yang tidak
sedikit.
Vina Lutfiana (20173010081) TEM C

[3] Jamaluddin, Akhmad.2018. “Rancang Bangun Densitometer Dan Viewer Untuk Pengujian
Film Radiografi”. Fakultas Teknofisika Nuklir. Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir, Batan
Yogyakarta. Prosiding Pertemuan Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY

Studi Awal Rancangan Alat Colorimeter Menggunakan Sensor OPT101 Untuk


Menentukan Serapan Ekstrak Pewarna Alami Berbasis Mikrokontroler Arduino

Penelitian yang dilakukan oleh Puja Kahar, Yulkifli, dan Ramli (2019) mengenai
rancangan alat colorimeter menggunakan sensor OPT101 untuk menentukan serapan ekstrak
pewarna alami berbasis arduino. Tujuan pembuatan alat ini adalah sebagai pendeteksi zat
pewarna makanan menggunakan metode colorimeter dengan cara LED merah sebagai sumber
cahaya yang akan dipancarkan pada pewarna makanan kemudian dideteksi oleh sensor OPT101
bagaimana perbedaan warna tiap pewarna makanan dan sampel yang digunakan menggunakan
sampel pewarna sintetik, sehingga dapat dideteksi perubahan warna sampel berdasarkan
penyerapan yang dialami yang kemudian dikonversi menjadi tegangan output. Tegangan output
diperkuat oleh rangkaian penguat tegangan. Hasil dari tegangan output dikonfirmasi pada
Arduino yang kemudian ditampilkan pada LCD. Pengujian tentang besar tegangan keluaran
terhadap warna menggunakan warna merah dan orange sebagai sampel. Untuk pengujian sampel
menggunakan air dengan pewarna sebanyak 150 ml dan pengujian yang dilakukan sebanyak 5
kali perulangan. Pada sampel warna merah, didapatkan nilai rata-rata tegangan sensor yaitu
2,373 V. Pada sampel warna orange didapatkan nilai rata-rata tegangan sensor 3,133 V. Dari
hasil pembahasan dan rangkaiannya dapat menspesifikasikan performansinya serta mengetahui
cara kerja alat colorimeter pada larutan pewarna makanan serta perbandingan antara warna pada
pewarna makanan. Akan tetapi, pada rancangbangun alat colorimeter ini masih berupa analog
dan akan lebih mudah apabila dibentuk menjadi digital untuk mengatur posisi dan larutan yang
diinginkan, serta diagnosa terhadap zat pewarna makanan yang diukur, tingkat bahaya maupun
perbandingan antar warna pada pewarna makanan tersebut.

[4] Kahar, Puja, dkk.2019. Studi Awal Rancangan Alat Colorimeter Menggunakan Sensor
OPT101 Untuk Menentukan Serapan Ekstrak Pewarna Alami Berbasis Mikrokontroler
Arduino. Pillar of Physics. Volume 12(1): 1-7
Vina Lutfiana (20173010081) TEM C

Studi Pengaruh Ukuran Pixel Imaging Plate Terhadap Kualitas Citra Radiograf

Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Sudin, Hendri Widiyandari dan Zaenul Muhlisin
(2015) tentang studi pengaruh ukuran pixel imaging plate terhadap kualitas citra radiograf
bertujuan untuk mengetahui citra pada masing-masing imaging plate yang memiliki ukuran pixel
yang berbeda. Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan Pesawat sinar-X,
Computed Radiography (CR) yang digunakan dalam bidang diagnostik. Penelitian ini
menggunakan 3 imaging plate yang masing-masing mempunyai ukuran pixel 0,097 mm, 0,115
mm dan 0,168 mm dengan objek stepwedge di atasnya dan menggunakan faktor eksposi yang
sama yaitu tegangan tabung: 64,5 kV dan arus tabung waktu: 16 mAs. Pada masing-masing
imaging plate dieksposi sebanyak 3 kali dan hasil radiograf masing-masing imaging plate akan di
ukur dengan menggunakan densitometer. Dari hasil pengukuran radiograf stepwedge tersebut
maka akan diperoleh nilai densitas dan nilai kontras masing-masing imaging plate. Nilai kontras
masing-masing imaging plate akan dibandingkan sehingga akan diketahui imaging plate dengan
ukuran pixel berapa yang mempunyai nilai kontras yang lebih tinggi. Pada imaging plate ukuran
0,168 mm mempunyai nilai kontras yang lebih tinggi dan lebih banyak dibandingkan dengan
imaging plate ukuran 0,115 mm dan imaging plate ukuran 0,097 mm. Hal ini dikarenakan ukuran
pixel pada imaging plate akan menentukan besar tidaknya densitas dan kontras, sehingga
mengakibatkan meningkatnya kualitas pada citra radiograf. Dari hasil penelitian dapat ditarik
kesimpulan tiap ukuran pixel yang berbeda pada imaging plate akan menghasilkan kualitas citra
yang berbeda. Akan tetapi, pada penelitian ini tidak dapat menentukan secara langsung nilai
perbandingan yang dihasilkan pada masing-masing imaging plate yang telah diteliti.

[5] Sudin, Ahmad, dkk. 2015. Studi Pengaruh Ukuran Pixel Imaging Plate Terhadap Kualitas
Citra Radiograf. Youngster Physics Journal. Volume 4(3): 225-230.

Anda mungkin juga menyukai