Anda di halaman 1dari 9

Radiometer Sebagai Alat Ukur Iradiasi Blue Light

Pada Fototerapi Dilengkapi Sensor Ultrasound HC-SR04

Tiyas Sulistiya1, Wisnu Kartika1, Bambang Untara2


1
Program D3 Teknik Elektromedik Program Vokasi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Jl. Lingkar Selatan Tamantirto, Kasihan Bantul-DIY, Indonesia 555185
Telp. (0274) 387656 Fax (0274) 387646
2
Rumah Sakit Umum Pusat Dr Sardjito

tiyas.sulistiya.2015@vokasi.umy.ac.id1, wisnu2007@umy.ac.id1,
bambanguntara@yahoo.co.id2

ABSTRAK
Alat yang digunakan dalam terapi hyperbilirubin adalah fototerapi. Pengukuran iradiasi
sinar biru (blue light) yang dpancarkan oleh alat fototerapi sangat penting untuk mengetahui
kekuatan pada lampu fototerapi agar penyembuhan hyperbilirubin dapat berjalan optimal. Tujuan
dari penelitian ini adalah merancang alat “Radiometer sebagai Alat Ukur Iradiasi Blue Light pada
Fototerapi Dilengkapi Sensor Ultrasound HC-SR04” yang dapat digunakan dalam melakukan
proses kalibrasi ataupun perawatan alat fototerapi. Fototerapi menggunakan lampu blue light
dengan panjang gelombang 400-500 nm. Panjang gelombang tersebut dapat ditangkap oleh sensor
TCS3200. Sensor ultrasonik HC-SR04 digunakan untuk mengukur jarak secara otomatis pada saat
pengukuran nilai iradiasi lampu blue light.
Metode pengambilan data nilai radiasi blue light pada lampu fototerapi dilakukan dengan
jarak 30 cm, 40 cm, 50 cm, 46 cm didata kanan, 46 cm didata tengah, dan 46 cm didata kanan.
Kemudian hasil pengukuran iradiasi blue light akan dibandingkan dengan dengan alat kalibrator
blue yaitu Phototherapy Radiometer DALE 40 / 3728011. Berdasarkan data perbandingan nilai
iradiasi dapat disimpulkan bahwa antara modul penulis dan alat kalibrator memiliki nilai error
terkecil terletak pada jarak 46 cm didata tengah yaitu sebesar 0,57 % dengan selisih rata-rata 4,33
µW/cm2. Sedangkan error terbesar terletak pada jarak 46 cm didata kanan yaitu sebesar 4,37 %
dengan selisih rata-rata 23 µW/cm2. Hubungan antara jarak dan nilai iradiasi adalah semakin
dekat jarak pengukuran akan semakin besar nilai iradiasi dan nilai pengukuran terbesar pada data
pengukuran kiri, tengah, dan kanan adalah didata tengah. Setelah dilakukan uji coba sistem secara
keseluruhan modul penulis dapat digunakan dengan fungsi dan tujuannya.

Kata kunci : TCS3200, HC-SR04, fototerapi, blue light, kalibrator

1. PENDAHULUAN faktor utama penanganan yang cepat


dari hiperbilirubinemia. Efektifitas
Fototerapi merupakan terapi tindakan fototerapi antara lain
tindakan pertama yang dilakukan ditentukan oleh panjang gelombang
terhadap bayi baru lahir dengan sinar lampu, kekuatan lampu
hiperbilirunemia. Pemberian (irradiance), jarak antara lampu
fototerapi yang efektif merupakan dengan bayi yang terpapar sinar

1
lampu [1]. Penempatan lampu 54/Menkes/PER/IV/2015 Tentang
fototerapi tidak boleh terlalu dekat Pengujian dan Kalibrasi Alat
dengan pasien karena akan Kesehatan [4]. Proses penyembuhan
menyebabkan overheating pada bayi. pada pasien akan berjalan lebih lama
Jarak dari sumber cahaya pada jika lampu blue light tidak
fototerapi diletakan pada jarak 30 dikalibrasi, karena tidak dapat
cm, 40 cm sampai 50 cm tepat di atas diketahui berapa besar output dari
pasien. Lembar kerja kalibrasi kekuatan lampu terhadap luas
fototerapi menyatakan bahwa jarak penampangnya.
pengukuran kalibrasi blue light Pada penelitian Abi Abdillah
dilakukan hanya dengan jarak 46 cm tahun 2016 , dengan judul “Rancang
pada data kanan, tengah, dan kiri Bangun Phototherapy Radiometer
[2][3]. Menggunakan Sensor TCS3200”.
Radiometer digunakan sebagai Pada rancangan ini peneliti hanya
alat kalibrasi phototherapy. Kalibrasi menggunakan satu kelompok subyek
adalah kegiatan peneraan untuk serta melakukan pengukuran
menentukan kebenaran nilai sebelum dan sesudah pemberian
penunjukkan alat ukur dan/atau perlakuan pada subyek dengan jarak
bahan ukur [4]. Tujuan kalibrasi 10 cm, 20 cm, 30 cm, dan 50 cm.
yaitu untuk menjamin hasil Alat fototerapi yang digunakan
pengukuran sesuai dengan standar sebagai alat uji coba ukur adalah
nasional maupun internasional. Double Surface Phototherapy.
Berkaitan dengan Undang-Undang Namun menurut penulis alat tersebut
Nomor 44 Tahun 2009 Tentang masih memiki kelemahan karena alat
Rumah Sakit Bagian Ketujuh tersebut belum dilengkapi dengan
Peralatan Pasal 16 Ayat 2 dijelaskan detector jarak pada saat pengambilan
bahwa peralatan medis sebagaimana data sehingga pada saat pengukuran
dimaksud pada ayat (1) harus diuji iradiasi blue light harus dilakukan
dan dikalibrasi secara berkala oleh secara manual sehingga tidak efisien
Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan pada saat proses pengukuran [6].
dan/ atau institusi pengujian fasilitas Detektor jarak berfungsi untuk
kesehatan yang berwenang [5]. memudahkan user dalam pengukuran
Setiap alat kesehatan yang digunakan jarak secara otomatis sehingga tidak
di pelayanan fasilitas kesehatan dan perlu menggunakan alat ukur jarak
fasilitas kesehatan lainnya harus saat pengambilan data iradiasi blue
dilakukan dan/ atau kalibrasi secara light.
berkala oleh Balai Pengujian Berdasarkan kronologis diatas,
Fasilitas Kesehatan atau institusi maka penulis akan membuat alat
pengujian fasilitas kesehatan. Hal ini yang berkaitan dengan masalah
tercantum dalam Permenkes No tersebut yaitu “Radiometer sebagai
2
Alat Ukur Iradiasi Blue Light pada ditangkap kembali oleh sensor HC-
Phototherapy Dilengkapi Sensor SR04. Hasil deteksi dari sensor jarak
Ultrasound HC-SR04”. tersebut akan diproses pada
mikrokontroler. Selanjutnya sensor
2. METODE PENELITIAN TCS3200 akan menangkap cahaya
Untuk mencapai tujuan yang biru pada lampu fototerapi. Output
diinginkan maka dilakukan tahapan data dari sensor TCS3200
perancangan alat yaitu pembuatan merupakan data digital yang
perangkat keras (Hardware) yang langsung diumpankan ke
terdiri dari rangkaian sensor, mikrokontroler. Selanjutnya,
rangkaian minimum sistem dan mikrokontroler akan membaca
perangkat lunak (Software). Pada berapa frekuensi sinar blue light
Gambar 1, merupakan blok diagram yang diterima. Nilai frekueni akan
alat oxygen analyzer. dirubah menjadi satuan iradiasi
(µW/cm2) dengan program arduino
dan ditamilkan pada LCD. Tombol
reset digunakan untuk memulai
menghapus semua data pada saat
pengukuran. Setelah melakukan
pengukuran tekan power on/off
dalam posisi off agar seluruh
rangkaian dalam posisi mati.

3. HASIL PENELITIAN DAN


Gambar 1. Blok Diagram Alat PEMBAHASAN
Radiometer
3.1. Pengukuran Jarak dengan
Alat Pembanding Meteran
Cara kerja diagram blok sistem Tabel 1. Hasil Perbandingan
pada Gambar 3.2 adalah sebagai Pengukuran Jarak Terhadap Meteran
berikut: Ketika tombol power
dihidupkan atau on dan lampu
indicator baterai akan menyala,
maka supply dari baterai 5V DC
akan memberikan tegangan ke
seluruh rangkaian. Sensor HC-SR04
akan bekerja untuk memberikan
sinyal kepada penampang lampu
fototerapi berupa gelombang bunyi
dan dipantulkan kembali oleh obyek Pada Tabel 1, menunjukan
tersebut. Gelombang pantulan akan perbandingan nilai pengukuran jarak
3
pada modul penulis dengan alat µW/cm2. Kemudian nilai iradiasi
pembanding yaitu alat meteran di mengalami kenaikan yang konstan
jarak 5 cm,10 cm, 15 cm, 20 cm, 25 pada data 3 sampai data 5 yaitu 1300
cm, 30 cm, 35 cm, 40 cm, 45 cm dan µW/cm2. Selanjutnya pada data 6
50 cm dalam 6 kali pengambilan mengalami kenaikan yaitu 1319
data. Terlihat pada tabel pengukuran µW/cm2. Nilai antara alat
meteran dengan modul dapat ditarik pembanding dan modul penulis
garis yang linear dan berimpit mempunyai error sebesar 1,06 %
nilainya. Hasil pengukuran meteran dengan selisih rata-rata 13,33
dengan pengukuran rata-rata pada µW/cm2.
modul tersebut menghasilkan error
terkecil yaitu 0% pada jarak 10 cm, 3.3. Pengukuran Iradiasi dengan
15 cm, 40 cm, dan 45 cm. Sedangkan Alat Pembanding Pada Jarak 40
nilai error terbesar didapat pada cm
jarak 5 cm yaitu sebesar 3,3 %. Tabel 3. Hasil Pengukuran Iradiasi Blue
Light Pada Jarak 40 cm
3.2. Pengukuran Iradiasi dengan
Alat Pembanding Pada Jarak
30 cm
Tabel 2. Hasil Pengukuran Iradiasi Blue
Light Pada Jarak 30 cm

Pada Tabel 3, merupakan hasil


perbandingan nilai pengukuran
iradiasi blue light dengan modul
penulis dan alat kalibrator dengan
merek DALE 40 pada jarak 40 cm.
Pada Tabel 2, merupakan hasil
Dari tabel dapat dilihat nilai yang
perbandingan nilai pengukuran
ditunjukkan alat pembanding pada
iradiasi blue light dengan modul
data 1 sampai data 5 mengalami
penulis dan alat kalibrator yaitu
penurunan dari 902 µW/cm2 ke 806
DALE 40 pada jarak 30 cm. Dari
µW/cm2, sedangkan pada modul
tabel dapat dilihat nilai yang
penulis mengalami penurunan dari
ditunjukkan alat pembanding pada
920 µW/cm2 ke 780 µW/cm2.
data 1 sampai data 6 mengalami
Kemudian pada data 6 pengukuran
kenaikan dari 1145 µW/cm2 sampai
nilai iradiasi mengalami kenaikan
1312 µW/cm2 Sedangkan pada
pada alat pembanding yaitu 820
modul penulis, nilai iradsiasi pada
µW/cm2, sedangkan pada modul
data 1 dan data 2 konstan yaitu 1190
penulis mengalami kenaikan yaitu
4
840 µW/cm2. Nilai antara alat nilai iradiasi pada modul penulis di
pembanding dan modul penulis data 4 sampai data 6 tetap konstan
mempunyai error sebesar 2,29 % yaitu 680 µW/cm2. Nilai antara alat
dengan selisih pada rata-rata yaitu pembanding dan modul penulis
19,34 µW/cm2. mempunyai error sebesar 2,4 %
dengan selisih rata-rata yaitu 15,8
3.4. Pengukuran Iradiasi dengan µW/cm2.
Alat Pembanding Pada Jarak 3.5. Pengukuran Iradiasi dengan
50 cm Alat Pembanding Pada Jarak
Tabel 4.4. Hasil Pengukuran Iradiasi 46 cm didata Kanan
Blue Light Pada Jarak 50 cm Tabel 5. Hasil Pengukuran Iradiasi Blue
Light Pada Jarak 46 cm didata Kanan

Pada Tabel 4, merupakan hasil


perbandingan nilai pengukuran Pada Tabel 5, merupakan hasil
iradiasi blue light dengan modul perbandingan nilai pengukuran iradiasi
penulis dan alat kalibrator dengan blue light dengan modul penulis dan
merek DALE 40 pada jarak 50 cm. alat kalibrator dengan merek DALE 40
pada jarak 46 cm didata kanan. Dari
Dari tabel dapat dilihat nilai yang
tabel dapat dilihat nilai yang
ditunjukkan alat pembanding pada
ditunjukkan alat pembanding pada data
data 1 sampai data 4 mengalami 1 sampai data 3 mengalami penurunan
kenaikan dari 624 µW/cm2 ke 676 dari 526 µW/cm2 sampai 521 µW/cm2.
µW/cm2. Kemudian pengukuran Kemudian pada data 4 sampai
nilai iradiasi di data 4 sampai data 6 mengalami kenaikan yang konstan yaitu
pada alat pembanding mengalami 528 µW/cm2. Selanjutnya didata 6
penurunan yaitu dari 676 µW/cm2 mengalami penurunan yaitu 526
sampai 664 µW/cm2. Pada modul µW/cm2. Pada modul penulis,
penulis, pengukuran nilai iradiasi di pengukuran nilai iradiasi di data 1 yaitu
data 1 dan data 2 berada dalam 570 µW/cm2. Kemudian pada data 2
sampai data 6 nilai iradiasi mengalami
pembacaan yang stabil yaitu 680
penurunan dan konstan yaitu 545
µW/cm2. Selanjutnya mengalami
µW/cm2. Nilai antara alat pembanding
penurunan di data 3 yaitu 640 dan modul penulis mempunyai error
µW/cm2. Kemudian pengukuran
5
sebesar 4,37 % dengan selisih rata-rata sampai 735 680 µW/cm2. Nilai
yaitu 23 µW/cm2. antara alat pembanding dan modul
3.6. Pengukuran Iradiasi dengan penulis mempunyai error sebesar
Alat Pembanding Pada Jarak 0,57 % dengan selisih rata-rata yaitu
46 cm didata Tengah
4,33 µW/cm2.
Tabel 4.6. Hasil Pengukuran Iradiasi
3.7. Pengukuran Iradiasi dengan
Blue Light Pada Jarak 46 cm didata
Tengah
Alat Pembanding Pada Jarak
46 cm didata Kiri
Tabel 7. Hasil Pengukuran Iradiasi Blue
Light Pada Jarak 46 cm didata Kiri

Pada Tabel 4.7 merupakan


hasil perbandingan nilai pengukuran
iradiasi blue light dengan modul Pada Tabel 7, merupakan hasil
penulis dan alat kalibrator dengan perbandingan nilai pengukuran
merek DALE 40 pada jarak 46 cm di iradiasi blue light didata tengah.
data tengah. Dari tabel dapat dilihat Dari tabel dapat dilihat nilai yang
nilai yang ditunjukkan alat ditunjukkan alat pembanding pada
pembanding di data 1 sampai data 2 data 1 yaitu 553 µW/cm2. Kemudian
mengalami penurunan dari 773 pengukuran nilai iradiasi di data 2
µW/cm2 ke 759 µW/cm2. Kemudian sampai 5 mengalami kenaikan yaitu
pengukuran nilai iradiasi didata 3 dari 507 µW/cm2 sampai 551
pada alat pembanding mengalami µW/cm2. Selanjutnya pada data 6
kenaikan yaitu 770 µW/cm2. mengalami penurunan yaitu 542
Selanjutnya pada data 4 sampai 6 µW/cm2. Sedangkan pada modul
mengalami penurunan sampai 729 penulis, pengukuran nilai iradiasi di
µW/cm2. Pada modul penulis, data 1 sampai data 3 mengalami
pengukuran nilai iradiasi di data 1 kenaikan yaitu 488 µW/cm2 sampai
yaitu 680 µW/cm2. Kemudian 520 µW/cm2. Kemudian nilai iradiasi
mengalami kenaikan dan konstan di di data 3 dan 4 tetap yaitu 520
data 2 sampai data 4 yaitu 793 µW/cm2. Selanjutnya pada data 5
µW/cm2. Selanjutnya pada data 5 sampai 6 mengalami kenaikan dan
sampai 6 mengalami penurunan yaitu konstan yaitu 545 µW/cm2. Nilai
6
antara alat pembanding dan modul pada alat pembanding, hasil
penulis mempunyai error sebesar 2,4 pengukuran nilai error terkecil
% dengan selisih rata-rata yaitu terletak pada jarak 46 cm didata
12,83 µW/cm2. tengah yaitu sebesar 0,57 % dengan
selisih rata-rata 4,33 µW/cm2. Error
3.8. Analisis Data Pengukuran terbesar terletak pada jarak 46 cm
Iradiasi Blue Light didata kanan yaitu sebesar 4,37 %
dengan selisih rata-rata 23 µW/cm2.
Artinya modul TA penulis masih
dapat bekerja dengan baik untuk
melakukan iradiasi blue light pada
fototerapi sebagaimana fungsinya
seperti alat pembanding. Kemudian
hubungan antara jarak dan nilai
iradiasi adalah semakin dekat jarak
pengukuran akan semakin besar
nilai iradiasi dan nilai pengukuran
terbesar pada data pengukuran kiri,
tengah, dan kanan adalah didata
tengah.

Gambar 2. Hasil Pengukuran Iradiasi 4. KESIMPULAN


Blue Light Pada Jarak 30 cm, 40 cm,
50 cm, 46 cm didata kanan, 46 cm di Setelah melakukan proses
data tengah dan 46 cm didata kiri pembuatan dan study literature,
perencanaan, percobaan, pengujian
Pada Gambar 2, menunjukkan alat dan pendataan atau pengukuran,
nilai iradiasi blue light pada jarak 30 penulis dapat menyimpulkan sebagai
cm, 40 cm, 50 cm, 46 cm didata berikut :
kanan, 46 cm didata tengah, dan 46 1. Modul “Radiometer Sebagai
cm didata kiri. Hubungan antara Alat Ukur Iradiasi Blue Light
jarak dengan nilai iradiasi adalah Pada Fototerapi” dapat bekerja
semakin dekat jarak alat pengukuran dengan baik sesuai fungsinya.
dengan sumber cahaya dari lampu Rata-rata nilai iradiasi yang
blue light pada fototerapi, maka nilai terbaca selalu mendekati
iradiasi yang dihasilkan akan dengan pembacaan pada alat
semakin besar, begitu pula pembanding, hasil pengukuran
sebaliknya. Pada pembacaan modul, nilai error terkecil terletak
rata-rata nilai iradiasi yang terbaca pada jarak 46 cm dititik tengah
selalu mendekati dengan pembacaan yaitu sebesar 0,57 %.

7
Sedangkan error terbesar
terletak pada jarak 46 cm
dititik kanan yaitu sebesar 4,37 DAFTAR PUSTAKA
%.
2. Hubungan antara jarak dan [1] T. Shinta, “Fototerapi
nilai iradiasi adalah semakin Terhadap Kadar Bilirubin
Total,” Parahyangan-Jawa
dekat jarak pengukuran akan
Barat, 2008.
semakin besar nilai iradiasi
dan nilai pengukuran terbesar [2] N. Jaundice, C. Leds, and B.
pada titik pengukuran kiri, Anvisa, “Medical devices
tengah, dan kanan adalah Phototherapy for neonatal
jaundice treatment Medical
dititik tengah.
devices and eHealth
3. Pembuatan sistem minimum solutions,” Compendium of
ATMega328P dapat bekerja innovative health technologies
dengan baik sesuai dengan for low-resource settings,
sistem kerja modul yang 2005. [Online]. Available:
direncanakan. http://www.who.int/medical_d
4. Sensor TCS3200 mampu evices.
menangkap nilai iradiasi blue [3] M. Yurdakök, “Phototherapy
light dengan baik dan sensor in the newborn : what ’ s
HC-SR04 mampu mengukur new ?,” J. Pediatr. Neonatal
jarak secara otomatis dalam Individ. Med., vol. 4, no. 2,
pp. 1–26, 2015.
proses pengambilan data.
5. Rangkaian LCD karakter 2x16 [4] Menteri Kesehatan Repbulkik
bekerja dengan baik dalam Indonesia, Peraturan menteri
menampilkan hasil Kesehatan Republik Indonesia
pengukuran. Nomor 54 Tahum 2015
Tentang Pengujian dan
6. Pada sistem minimum
Kalibrasi Alat Kesehatan.
pengolahan data dengan Indonesia, 2015, p. 4.
menggunakan program
Arduino mampu bekerja dan [5] M. P. R. R. Indonesia,
eksekusi program secara baik. Undang-Undang republik
Indonesia Nomor 44 tahun
2009 tentang Rumah Sakit.
Setelah dilakukan uji coba Indonesia, 2009, p. 13.
sistem secara keseluruhan, alat
radiometer ini bekerja dengan baik [6] A. Abdillah, “Rancang
dalam pembacaan nilai ukur iradiasi Bangun Phototherapy
Radiometer Menggunakan
blue light dengan tujuan uji fungsi
Sensor TCS3200,” Poltekkes
ataupun perawatan berkala pada Kemenkes Surabaya, 2016.
fototerapi.
8
9

Anda mungkin juga menyukai