Anda di halaman 1dari 10

“Analisis akurasi dan keseragaman CT Number dari citra

CT-Scan menggunakan phantom gammex”


Syamsidar1 , Bualkar Abdullah1 , Syamsir Dewang1 , Mulyadin2
Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Hasanuddin, Makassar
E-mail : syidarbahry19@gmail.com

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui nilai akurasi dan keseragaman CT


Number dari citra CT-Scan menggunakan phantom gammex di Instalasi Radiologi
Rumah Sakit Universitas Hasanuddin Makassar. Metode yang digunakan adalah
menvariasikan ketebalan slice yaitu 3 mm, 5 mm, 8 mm, dan 10 mm, tegangan tabung
120 kVp, arus tabung 100 mA, window width 100, dan window level 0 dengan waktu
scanning 2 detik, serta ROI berbentuk lingkaran dengan ukuran 2-3 cm. Dari hasil
pengukuran didapatkan nilai akurasi CT Number pada ketebalan yang berbeda yaitu -
3,8; -3,9; -3,5; dan -3,7 dengan nilai lolos uji ± 4, maka nilai akurasi CT Number
berada dalam batas toleransi -4 sampai 4. Untuk nilai akurasi keseragaman CT
Number yaitu 0,3; 0,1; 0,5; dan 0,2 dengan nilai lolos uji ≤ 2. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ketebalan slice tidak mempengaruhi nilai akurasi dan
keseragaman CT Number pada citra CT-Scan.

Kata kunci : CT-Scan, Ketebalan Slice, Akurasi dan Keseragaman, CT Number,


Phantom Gammex, ROI, Nilai lolos Uji

ABSTRACT
CT number is the coefficient value of X-ray attenuation determined by the average energy of X-
ray and absorbing atom number, this is expressed by the coefficient of attenuation. The role of
CT numbers in CT-Scan aircraft is to assess and differentiate abnormalities in human organs.
Then the diagnosis and treatment of the patient it can be errors If there is an imprecise value of
CT number, so is needed for periodic conformity testing. The test has been done to know the
accuracy and uniformity of CT Number from CT-Scan image using phantom gammex at
Radiology Installation of Hasanuddin University Hospital Makassar. The method of this
research used vary the thickness of the slice (3 mm, 5 mm, 8 mm, and 10 mm), tube voltage 120
kVp, 100 mA tube flow, window width 100, and window level 0 with 2 second scanning time and
ROI with a size of 2-3 cm. The result of the measurement obtained accuracy value CT Number
at different thickness that is -3,8; -3.9; -3.5; and -3,7 with escaped test value ± 4, then the value
of accuracy of CT Number is within tolerance limit -4 until 4. Then, for accuracy value of CT
Number is 0,3; 0.1; 0.5; and 0.2 with the test pass ≤ 2. The results showed that the slice
thickness did not affect the accuracy value and uniformity of CT number on CT-Scan image.

Keywords: CT-Scan, Slice Thickness, Accuracy and Uniformity, CT Number, Phantom


Gammex, ROI, Value Pass
PENDAHULUAN penelitian Anugrah Aryani, 2012 tentang
pengaruh perubahan tegangan tabung (kVp)
Sejak diperkenalkan untuk pertama kali
terhadap CT Number dan Uniformitasnya
pada tahun 1972, CT-Scan telah
pada pesawat CT-Scan dengan
berkembang menjadi alat pencitraan
menggunakan phantom air dan phantom
diagnostik yang sangat penting untuk
polyethylene, menyatakan bahwa setiap
beberapa aplikasi medis. Kemajuan
kenaikan tegangan tabung berpengaruh
pencitraan teknologi CT-Scan adalah
terhadap kenaikan nilai CT Number dan
perbaikan kualitas citra dan proses akuisisi
nilai Uniformity CT Number msaih dalam
data. Kualitas citra CT-Scan yang
rentang batasan toleransinya. Dan
dihasilkan pun berbeda tergantung dengan
penelitian Ali Roo’in Mas’uul dan Heri
tingkat kecanggihan modalitas yang ada..
Sutanto tentang uji kesesuaian CT Number
CT-Scan merupakan suatu sistem pada pesawat CT-Scan multi slice di unit
pencitraan medis yang cukup kompleks radiologi rumah sakit islam Yogyakarta
sehingga terdapat resiko terjadinya mis- PDHI menyatakan bahwa hasil bacaan CT
aligment, kesalahan kalibrasi, dan Number pada pesawat CT-Scan multi slice
kegagalan fungsi sistem pembangkit dan diolah dengan dua metode yaitu metode
deteksi sinar-X. Karena itu, pesawat CT- perhitungan dan metode software dari
Scan memerlukan program QC (quality BAPETEN menghasilkan kesimpulan yang
control) untuk menjamin kualitas citra CT- sama yaitu masih memenuhi syarat.
Scan dengan tetep menjaga dosis masih
Maka dilakukan penelitian analisis akurasi
berada di bawah batas yang diijinkan.
dan keseragaman CT Number dari citra CT-
Salah satu program quality control pada Scan menggunakan phantom Gammex.
pemakaian pesawat CT-Scan adalah uji Menggunakan metode scan satu rotasi
ketepatan CT Number dan uniformitas pada dalam waktu dua second dengan tegangan
berbagai posisi fantom. CT Number tabung 120 kVp dan tebal irisan 3 mm, 5
dinyatakan dalam satuan HU (Hounsfield mm, 8 mm dan 10 mm.
Unit). Sementara uniformitas dari CT
DASAR TEORI
Number dapat diartikan sebagai
keseragaman nilai CT Number dibeberapa Parameter fisik pengukuran control
titik pada citra. kualitas citra alat CT-Scan

Terdapat beberapa faktor yang 1. CT Number


mempengaruhi nilai CT Number
Akurasi nilai CT Number dapat dibuktikan
berdasarkan penelitian sebelumnya. Pada
dengan pengujian terhadap obyek phantom
dengan parameter standar yang biasa Frekuensi pengujian terhadap uniformity
dipakai. Nilai CT Number dipengaruhi atau Flatness CT Number dilakukan
voltase tabung sinar-X, filtrasi sinar-X dan frekuensi tahunan. Batas yang diterima jika
ketebalan obyek. Nilai CT Number water CT Number berbeda lebih dari 5 dari rata-
adalah 0 HU, sedangkan nilai rata-rata CT rata, maka bayangan tidak datar. Jika CT
Number pada pusat phantom berkisar antara Number ditengah tinggi dan rendah
±4H. Kalibrasi CT Number dilakukan dipinggir diatas data image akan berbentuk
dengan frekuensi harian, dengan cupping [13].
menggunakan phantom dari akrilik
3. Rata – rata CT Number dan
berdiameter 20 cm berisi air .
Uniformity
CT Number adalah perbandingan relatif
antara nilai atenuasi sinar-X suatu voxel Uji ini bertujuan untuk mengetahui rata-rata
jaringan dengan atenuasi air. CT Number CT Number pada air dan uniformitynya
dirumuskan sebagai berikut : serta sekaligus mengetahui noise pada
𝜇𝑗−𝜇𝑎 gambaran, setelah dilakukan scan maka
CT Number = 1000 ( ) (1)
𝜇𝑎
gambaran siap dianalisa. Dengan memilih

Menurut American College of Radiology Region of Interest (ROI) pada tengah dan 4

Acceptance Criteria, Nilai rata-rata CT yang lainnya di sekeliling yaitu pada posisi

Number untuk Polyethylene antara -107 jam 12, 3, 6, 9. Dari hasil gambaran scan

dan -87 HU, untuk air antara -7 dan +7 HU, nilai dari kelima ROI disebut rata-rata CT

Nilai rata-rata CT Number untuk Acrylic Number dan uniformity. Standar nilai CT
Number pada tengah phantom
antara +110 dan +135 HU .
penyimpangan ± 4 CT Number dari nilai 0
2. Uniformity dan untuk nilai CT Number pada arah jam
12, 3, 6, 9 penyimpanan ≤ 2 dari nilai CT
Uniformity dari CT Number dapat diartikan
Number di tengah [7].
sebagai nilai keseragaman CT Number pada
sebuah citra homogen. Uniformity
berhubungan dengan nilai rata-rata CT
Number air pada obyek phantom diameter
20 cm homogen dalam area yang sempit.
Perbedaan rata-rata CT Number ditepi dan
pusat pantom homogeny kurang dari 8 HU.
Apabila perbedaannya lebih besar bisa
disebabkan karena beam hardening.
Gambar 1. CT Number dan Uniformitiy
II. 3 Phantom Akreditasi CT Gambar 3. Modul 1
b. Modul 2 digunakan untuk menilai
Phantom ACR akreditasi CT (phantom
resolusi kontras rendah. Modul ini
Gammex 464) adalah sebuah phantom
terdiri dari serangkaian silinder
padat yang berisi empat modul, dan terbuat
dengan diameter yang berbeda,
dari bahan yang setara dengan air. Setiap
semuanya memiliki perbedaan
modul berdiameter 4 cm dan berdiameter
0,6% (6 HU) dari bahan latar
20 cm. Ada tanda pelurusan eksternal yang
belakang yang memiliki nilai CT
dicoret dan dicat putih (untuk
rata-rata sekitar 90 HU.
merefleksikan lampu pelurus) pada setiap
modul untuk memungkinkan pemantulan
phantom di sumbu axial (sumbu z,
kranial/kaudal), koronal (sumbu y,
anterior/posterior), dan sagital (sumbu x,
kiri/kanan) arah .

Gambar 4. Modul 2
c. Modul 3 terdiri dari bahan seragam
yang setara dengan jaringan untuk
menilai keseragaman bilangan CT.

Gambar 2. Phantom ACR


Modul phantom ACR CT ada 4 yaitu
sebagai berikut :
a. Modul 1 digunakan untuk menilai
posisi dan keselarasan, akurasi
nomor CT, dan ketebalan slice. Gambar 5. Modul 3
d. Modul 4 digunakan untuk menilai
resolusi kontras tinggi (spasial). Ini
berisi delapan bar. Pola resolusi: 4,
5, 6, 7, 8, 9, 10 dan 12 lp /cm,
masing-masing sesuai dengan area
persegi 15 mm x 15 mm.
Phantom Gammex Merk : Gammex,
Type/ Type : 1-800-Gammex 1.

1. Sebelum dilakukan penelitian


terlebih dahulu mempersiapkan
peralatan yang digunakan untuk
penelitian berupa phantom ACR.
Head holder disiapkan untuk
menempatkan phantom di tengah
Gambar 6. Modul 4 gantry. Pesawat CT Scan
dihidupkan dan dilakukan
Ada juga tanda "HEAD", "FOOT" dan
pemanasan atau warming up
"TOP" pada phantom untuk membantu
dengan cara melakukan scanning.
penentuan posisi.
2. Setelah pesawat CT Scan
dilakukan pemanasan maka
dipastikan dapat digunakan untuk
penelitian. Phantom ditempatkan
pada head holder dan diposisikan
pada meja pemeriksaan dan tepat
pada pertengahan gantry, dengan
panduan sinar laser (aligment
system). Atur sinar aksial pada
garis circumferential section 1,
Gambar 7. "HEAD", "FOOT" dan "TOP" berikutnya mengatur sinar koronal
pada phantom pada garis horizontal pada kedua
sisi phantom dan mengatur sinar
METODE PENELITIAN
digital (yang ditembakkan ke
Penelitian ini akan dilakukan pada bagian atas phantom), berhimpit
bulan Juli - Agustus 2017, di Instalasi dengan garis vertikal bagian
Radiologi Rumah Sakit Universitas permukaan dengan phantom.
Hasanuddin Makassar menggunakan 3. Dilakukan scan satu rotasi pada

Pesawat CT-Scan Merk Alat : Siemens, 120 kVp, 2 second dan tebal
slice 3 mm, 5 mm, 8 mm dan 10
Type/model : 8402062, s/n tabung :
mm dengan Window Width 100
666421176, dan bahan yang digunakan
dan Window Level 0.
4. U n t u k Akurasi CT Number maka didapatkan hasil sebagai
dipilih gambar yang sesuai berikut:
5. Dilakukan pengamatan terhadap
citra pada layar monitor, dibuat
Regions of Interest (ROI) pada
pusat citra. ROI kurang lebih
sebuah lingkaran dengan diameter
20 mm.
6. Dicatat nilai CT Number dari
Gambar 8. Hasil citra pengujian
deviasi standar ROI.
CT Number slice 3 mm.
7. Diulangi langkah 3–4,dengan
diameter lingkaran yang sama
untuk posisi ke- empat tepi yaitu
jam 12, jam 3,jam 6 dan jam 9.
8. Dihitung selisih CT Number ke-
empat tepi terhadap CT Number
dipusat citra. Nilai CT Number
pada posisi ke-empat tepi citra
merupakan keseragaman CT Gambar 9. Hasil citra pengujian CT
Number.
Number slice 5 mm.
9. Nilai CT number dipusat citra
harus berada dalam rentang -4 ≤
CT number ≤ 4.
10. Dianailisis akurasi nilai CT
Number dan keseragaman CT
Number yang telat dicatat.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pengujian CT Number yang telah Gambar 10. Hasil citra pengujian CT
dilakukan untuk mengetahui ada Number slice 8 mm.
tidaknya penyimpinan CT Number
dengan menggunakan phantom
Gammex pada pesawat CT- Scan
di Instalasi Radiologi Rumah Sakit
Universitas Hasanuddin Makassar,
-3.0 TEPI
1 2 3 4 5

CT NUMBER
-4.0

-5.0

Gambar 11. Hasil citra pengujian CT


Gambar 2. Grafik Nilai akurasi dan
Number slice 10 mm. keseragaman CT Number pada slice 5 mm

-3.0 TEPI Hasil pengukuran nilai CT Number pada


1 2 3 4 5 slice 5 mm lalu dibuat grafik yaitu
CT NUMBER

menunjukkan bahwa nilai CT Number pada


-4.0 ROI pertama atau pusat yaitu -3,9 dan nilai
CT Number pada ROI untuk tepi 1 = -3,9;
tepi 2 = -3,7; tepi 3 = -3,7 dan tepi 4= -4,0,
-5.0 maka deviasi antara keseragaman CT
Number pusat dan tepi yaitu 0,1 yang mana
Gambar 1. Grafik Nilai akurasi dan nilai tersebut tidak melebihi batas
keseragaman CT Number pada slice 3 mm toleransinya yaitu ≤ 2 dan nilai CT Number
pada pusat tidak melebihi batas toleransinya
Hasil pengukuran nilai CT Number pada
yaitu ± 4.
slice 3 mm lalu dibuat grafik yaitu
menunjukkan bahwa nilai CT Number pada
-3.0 TEPI
ROI pertama atau pusat yaitu -3,8 dan nilai 1 2 3 4 5
CT NUMBER

CT Number pada ROI untuk tepi 1 = -4,0;


tepi 2 = -4,0; tepi 3 = -3,6 dan tepi 4= -4,1,
-4.0
maka deviasi antara keseragaman CT
Number pusat dan tepi yaitu 0,3 yang mana
nilai tersebut tidak melebihi batas -5.0
toleransinya yaitu ≤ 2 dan nilai CT Number
pada pusat tidak melebihi batas toleransinya Gambar 3. Grafik Nilai akurasi dan
yaitu ± 4. keseragaman CT Number pada slice 8
mm
Hasil pengukuran nilai CT Number pada
-3.0 TEPI
slice 8 mm lalu dibuat grafik yaitu 1 2 3 4 5

CT NUMBER
menunjukkan bahwa nilai CT Number pada
ROI pertama atau pusat yaitu -3,5 dan nilai
-4.0
CT Number pada ROI untuk tepi 1 = -4,0;
tepi 2 = -3,8; tepi 3 = -3,6 dan tepi 4= -4,0, CTN 3mm
CTN 5mm
maka deviasi antara keseragaman CT CTN 8mm
-5.0
Number pusat dan tepi yaitu 0,5 HU yang CTN 10mm

mana nilai tersebut tidak melebihi batas


Gambar. 5 Grafik perbandingan Nilai CT
toleransinya yaitu ≤ 2 dan nilai CT Number
number dari ke empat slice yang berbeda
pada pusat tidak batas toleransinya yaitu ±
4. Perbandingan ke empat grafik dapat
dinyatakan bahwa keofisien atenuasi sinar x
-3.0 TEPI pada setiap daerah pada slice mendekati
1 2 3 4 5
sama sehingga uniformity citra yang
CT NUMBER

dihasilkan akan lebih baik dan nilai CT


-4.0 Number yang didapat dari setiap slice lebih
homogen serta dibuktikan dengan hasil
selisih dari ROI pusat dengan ROI tepi
-5.0
tidak melebihi ≤ 2. Dengan nilai selisih dari

Gambar 4. Grafik Nilai akurasi dan ROI pusat dengan ROI tepi pada setiap

keseragaman CT Number pada slice 10 mm slice tidak melebihi ≤ 2, dan ROI di


keempat tepi serta ROI dipusat pada setiap
Hasil pengukuran nilai CT Number pada slice yang berbeda tidak melebihi batas
slice 10 mm lalu dibuat grafik yaitu toleransinya yaitu ± 4 , maka dapat
menunjukkan bahwa nilai CT Number pada dipastikan bahwa respon detektor masih
ROI pertama atau pusat yaitu -3,7 dan nilai baik, distribusi dosis yang diterima pada
CT Number pada ROI untuk tepi 1 = -3,9; pasien merata sehingga dapat berdampak
tepi 2 = -3,7; tepi 3 = -3,6 dan tepi 4= -3,9, pada kualitas citra yang memiliki kontras,
maka deviasi antara keseragaman CT ketajaman, detail dan densitas baik
Number pusat dan tepi yaitu 0,2 HU yang direkonstruksi.
mana nilai tersebut tidak melebihi batas
toleransinya yaitu ≤ 2 dan nilai CT Number Setelah melihat nilai hasil selisih dari ROI

pada pusat tidak batas toleransinya yaitu ± pusat dengan ROI tepi tidak melebihi batas

4. tolerasinya yaitu ≤ 2, dan ROI dipusat dan


ROI di keempat tepi tidak melebihi
tolenrasinya yaitu ± 4 berdasarkan
pengukuran progranm BAPETEN, maka [2] Apriliyanti, D. D., ddk, 2013,
dinyatakan bahwa nilai akurasi dan Pengaruh Diameter Phantom dan
keseragaman CT Number dari citra CT Tebal Slice terhadap Nilai CTDI
Scan yang didapatkan pada penelitian ini pada Pemeriksaan menggunakan
menunjukkan nilai lolos uji. Hal ini CT Scan, Jurusan Fisika FMIPA
menunjukkan nilai lolos uji kurang dari 4 Universitas Andalas, ISSN 2301-
dapat diartikan bahwa koefisien atenuasi 8491.
sinar X untuk air sampai kedetektor masih
baik sehingga nantinya akan berdampak [3] AAPM, 2002, Quality Control in
pada pengukuran-pengukuran suatu Diagnostic Radiologi, AAPM
kelainan pada organ yang diperiksa dengan Report NO. 74, Medical Physics
hasil yang tepat. Publishing, Medison, USA.

KESIMPULAN
[4] Mutic, S., dkk, 2003, Quality
Berdasarkan hasil penelitian analisis akurasi Assurance for Computed
dan keseragaman nilai CT Number dari Tomography simulator and the
citra CT Scan menggunakan phantom Computed Simulation Process :
Gammex didapatkan kesimpulan sebagai Report of the AAPM Radiation
berikut: Nilai akurasi CT Number yang Therapy, Committee Task Grup No.
didapatkan pada ketebalan slice yang 66, Medical Physics Jurnal, 30 (10)
berbeda-beda yaitu -3,8; -3,9; -3,5 dan -3,7 2762-2792.
dengan nilai lolos uji ± 4. Nilai
keseragaman CT Numbernya yaitu 0,3; 0,1; [5] Aryani, S., Setiabudi, W., Anam,
0,5 dan 0,2 dengan nilai lolos uji ≤ 2. Maka C., 2012, Pengaruh Tegangan
dinyatakan bahwa nilai akurasi CT Number Tabung (kVp) terhadap CT Number
tersebut sesuai dengan syarat PERKA dan Uniformitasnya pada Pesawat
BAPETEN. CT Scan, Jurnal Sains dan
Matematika Universitas
DAFTAR PUSTAKA
Diponegoro, Semarang, Vol. 20 (3)

[1] Kurniawan, A. N., 2013, Penepisan : 77-80.

Artifak Logam pada Citra CT Scan


dengan Spatial Filter, Jurusan [6] Mas’ull, A.R., Sutanto, H., 2014,

Teknik Elektro FT UGM, ISSN Uji Kesesuaian CT Number pada

2301-4156. Pesawat CT Scan Multi Slice di


Unit Radiologi Rumah Sakit Islam
Yogyakarta, Youngster Physics
Journal, Jurusan Fisika, Fakultas
Sains dan Matematika, Universitas
Diponegoro, Semarang.

[7] Wibisino, N.I., 2011, Koreksi


Geometri Pengukuran Dosis pada
Phantom menggunakan Metode
CTDI, Skripsi FMIPA Departemen
Fisika, Depok.

[8] ACR, 2017., American Collega of


Radiology CT Accreditation
Program Testing Instructions,
Resivid : 1-06-2017.

[9]. Kurniawan A.N., Soesanti, I.,


Evaluasi Nilai Noise Sebelum dan
Sesudah Kalibrasi sebagai Salah
Satu Wujud Kinerja pesawat CT
Scan, Forum Teknik UGM, ISSN :
0216-7565.

[10] Peraturan Kepala Badan


Pengawas Tenaga Nuklir. Nomor 9
tahun 2011. Tenaga Uji Kesesuaian
Pesawat Sinar-X Radiologi
Diagnostik dan Intervensional.

Anda mungkin juga menyukai