Anda di halaman 1dari 15

PROSES PEMBUATAN

CAUSTIC SODA
KELOMPOK 1:
1. NAUFAL ARIQ. H
120102017

2. REZA HANANTA
120102022

3. WAHYU SYAHRIR
120102029

Tugas AkhirSemester II:

Diagram Alir

D i s u s u n O l e h : R E Z A H A N A N TA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Caustic Soda (NaOH) adalah merupakan salah satu bahan kimia yang sangat penting untuk industri
industri lain, bahkan termasuk Heavy Chemical Industry yang diproduksi dalam volume besar.
Kebutuhan Caustic Soda (NaOH) di Indonesia dewasa ini terus meningkat terutama banyak digunakan untuk
bahan pembuatan sabun, pemurnian minyak, dan proses pengolahan minyak goreng. Kebutuhan akan Caustic
Soda (NaOH) di Indonesia pada saat ini masih ditunjang dengan import dan luar negeri, padahal Indonesia
kaya akan Calsium Karbonat yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam pembuatan NaOH dengan
proses Continous Door Causticizing. Adapun kegunaan dari Caustic Soda ( NaOH ) adalah untuk :
1. Proses pembuatan kertas.
2. Pembuatan sabun dan detergen.
3. Proses pengolahan minyak goreng.
4. Pembuatan bumbu masak.
5. Pemurnian minyak bumi.
6. Pengolahan garam NaCl, dan lain lain.

1.2. Tujuan
Penyusunan makalah ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui gambaran umum proses pembuatan NaOH.
2. Untuk memilih alternative proses pembuatan NaOH yang lebih efektif.

1.3. Manfaat
Manfaat dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Memahami konsep perancangan proses yang ada di dalam pabrik pembuatan NaOH.
2. Mengetahui serta membandingkan proses-proses dalam pembuatan NaOH
3. Dapat menganalisa proses dan memilih proses pembuatan NaOH.
BAB II
KREASI PROSES

2.1 Diagram Alir Baku Proses

Pembuatan NaOH dimulai pada tahun 1853, yaitu ketika soda mulai digunakan dalam industri secara
luas. Dalam pembuatan NaOH dikenal 2 macam proses yang umum digunakan, yaitu :
2.1.1 Proses Produksi NaOH dari Lime dan Soda Ash (Continous Door Causticizing)

Pada proses ini bahan yang digunakan adalah Soda Ash (Na 2CO3) dan Lime (Ca(OH)2). Adapun reaksi yang
terjadi adalah sebagai berikut :
Na2CO3(aq) + Ca(OH)2(s) 2NaOH(aq) + CaCO3(s)
Metode ini dilakukan sebagai berikut :
Larutan Na2CO3 dicampur dengan Ca(OH)2 yang menghasilkan larutan NaOH dan CaCO3(s). Setelah
dipisahkan maka larutan NaOH dipekatkan untuk menghasilkan konsentrasi NaOH yang diinginkan. Proses
ini dapat dilakukan secara batch maupun kontinue. Pada reaksi di atas digunakan larutan Na 2CO3 20 %,
sedangkan Ca(OH)2 yang digunakan berupa buburan. Reaksi berlangsung pada temperatur sekitar 85 oC.
Setelah diaduk selama sekitar 1 jam, kemudian diendapkan di dalam thickener. Larutan hasil pemisahan dari
thickener mengandung NaOH dengan kadar 10 12 %. Larutan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam
evaporator untuk dipekatkan kadar NaOHnya menjadi 50 % dengan konversi 95 96 %. Sedangkan endapan
yang keluar sebagai hasil bawah thickener dipompa ke thickener yang lain untuk diambil kandungan NaOH
dan Na2CO3 dengan jalan menambahkan air panas ke dalam thickener tersebut. Larutan hasil yang diperoleh
adalah larutan encer yang dipakai sebagai make up Na 2CO3 20 % (Faith and Keyes, 1957).

Na2CO3 NaOH

Continous Door Causticizing

Ca(OH)2 CaCO3

2.1.2 Proses Produksi NaOH dari Elektrolisa Garam

Pada proses pembuatan NaOH dengan cara elektrolisa, reaksi yang tejadi adalah sebagai berikut:
2NaCl + 2H2O 2NaOH + H2 + Cl2
Adapun tahapan tahapan proses elektolisa garam meliputi:
1. Proses pemurnian larutan NaCl

Sebelum NaCl dikonversikan di dalam sel elektrolisa terlebih dahulu NaCl padat tersebut dilarutkan
ke dalam sejumlah air sampai konsentrasi tertentu. Setelah itu barulah dilakukan pemurnian larutan
garam dari ion ion Mg2+, Ca2+, Fe3+, dan SO42- dengan menambahkan reagen BaCl2, NaOH, dan
Na2CO3 dalam bentuk larutan. Dengan demikian ion ion tersebut bereaksi dan menghasilkan
endapan yang dibuang pada rotary drum filter.
2. Proses elektrolisa larutan NaCl

Larutan NaCl dimasukkan ke dalam reaktor sel elektrolisa. Dalam sel elektrolisa larutan garam dialiri
arus listrik searah (DC), sehingga akan mengakibatkan terurainya NaCl menjadi Na + dan Cl-. Dengan
penambahan air akan terbentuk NaOH disertai pembentukan gas H 2.
Proses elektrolisa sendiri dapat dilakukan dengan 3 macam cara :
1. Proses elektrolisa dengan sel diaphragma

Dalam sel diphragma yang dipakai sebagai anoda adalah grafit dan sebagai katoda digunakan besi
atau platina. Diaphragma dibuat dari asbes mudah dilalui ion ion tapi sukar dilalui oleh molekul.
Diaphragma ini memisahkan memisahkan anoda dan katoda. Dengan adanya arus searah, pada anoda
diperoleh gas Cl2 dan pada katoda diperoleh gas H2
Reaksi :
NaCl Na+ + Cl -

H2O H+ + OH-
Anoda : 2Cl- Cl2 + 2e
Katoda : 2H2O + 2e H2 + 2OH-
Na+ + OH- NaOH

Konsentrasi NaCl yang diizinkan adalah 340 350 g/liter yang pada hakekatnya adalah larutan jenuh.
Sel bekerja pada suhu 85 oC (Faith and Keyes, 1972). Diaphragma umumnya diganti setiap empat kali
pergantian anoda. Umur anoda biasanya sekitar 365 hari. Pada saat ini telah digunakan diafragma dan
elektroda yang telah dimodifikasi sehingga memiliki efisiensi yang lebih tinggi dan umur penggunaan
yang lebih lama yaitu mencapai 8-10 tahun. Larutan NaOH yang dihasilkan adalah 11,3 15 %.

2. Proses sel elektrolisa dengan sel membran

Sel membran memakai membran semipermeabel untuk memisahkan anoda dan katoda. Membran ini
hanya mengijinkan ion Na+ untuk melewatinya dan mencegah ion OH-. Pemakaian ini dimaksudkan
untuk mencegah ion OH- dan Cl- masuk ke dalam ruangan katoda. Membran terbuat dari bahan
polimer seperti perfluoro sulfonie acid polimer dan perfluorocarboxylic acid polimer. Sel membran
menghasilkan NaOH yang lebih murni dan lebih tinggi konsentrasinya bila dibandingkan dengan sel
diaphragma, yaitu sebesar 28 %. Sel membran ini telah diterapkan dalam industri secara komersiil
tetapi terlalu mahal.
3. Proses elektrolisis dengan menggunakan sel merkuri

Di dalam sel mercuy, yang dipakai sebagai katoda adalah merkuri yang dialirkan pada bagian dasar
sel, sedangkan sebagai anoda dipakai grafit. Larutan NaCl yang telah dimurnikan dialirkan diantara
kedua elektroda tersebut dan membentuk NaHg pada katoda dan gas Cl 2 pada anoda.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
NaCl Na+ + Cl-
Anoda : 2Cl- Cl2
Katoda : 2Na+ + Hg+ + 2e NaHg
2NaHg + H2O 2NaOH + H2 + Hg
Larutan NaCl sebagai umpan masuk ke dalam sel elektrolisa pada suhu 60 70 oC dengan konsentrasi
NaCl 340 350 g/liter. Amalgam (NaHg) yang dihasilkan mengalir ke dekomposer dan dikontakkan
dengan air secara counter current sehingga dihasilkan NaOH 50 % dan gas H 2.

H 2O Listrik DC
H2

NaCl
Pemurnian Reaktor sel elektrolisa
NaOH
2.2 Spesifikasi Bahan Baku dan Produk
2.2.1 Proses produksi NaOH dari lime dan Soda Ash (Continous Door Causticizing)
Bahan baku yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Calsium Hidroksida ( Ca(OH)2)

Calsium Hidroksida dihasilkan dari Calcite ( CaO ) atau dolomit dengan penambahan air, sedangkan
CaO merupakan hasil kalsinasi batu kapur pada suhu tinggi antara 900 1300 C. Reaksi
terbentuknya kapur hidrat adalah sebagai berikut :
Batu kapur ( Kalsinasi )

CaCO3 CaO + CO2


CaO + H2O Ca(OH)2
Dolomit

CaO.MgO + 2H2O Ca(OH)2 + Mg(OH)2


Sifat fisika dan kimia dari Calsium Hidroksida adalah antara lain :
- Berbentuk bubuk putih halus.
- Bila dipanaskan pada suhu 450 C akan terurai menjadi CaO dan air.
- Menyerap CO2 dan membentuk calsium karbonat.
- Titik lelehnya 580 C.
- Spesifik gravity : 22.
- Berat molekul (BM) : 74,08. (Shreve, hal 67 )

2. Natrium karbonat ( Na2CO3 )

Sifat fisika dari Natrium karbonat adalah antara lain :


- Berbentuk bubuk putih keabu abuan atau seperti gumpalan yang terdiri atas 99% sodium
karbonat.
- Larut dalam air.
- Tidak larut dalam alkohol dan tidak mudah terbakar.
- Specific gravity : 1,5.
- Titik lelehnya 851 C.
- Berat molekul (BM) : 106.
- Berfungsi sebagai pengikat ion Ca2+ yang ada dalam garam karena bila ion ini berlebihan akan
mengakibatkan terbentuknya gas H2 dan mengurangi efisiensi Cl2.
Produk yang dihasilkan adalah sebagai berikut :
1. Sodium Hidroksida ( NaOH )
Sifat fisika :

- Berbentuk padatan, serbuk.


- Berwarna putih.
- Larut dalam air, alkohol, dan glycerol.
- Menyerap air dan CO2 dari udara.
- Specific gravity pada suhu 68C : 2,13.
- Titik leleh : 318 C.
- Titik didih : 1390 C.
- Bersifat korosif terhadap kulit tetapi tetap dapat digunakan untuk menyerap kelembaban dan karbon.
Sifat kimia :

- Bereaksi dengan gas CO2 dari udara sesuai reaksi sebagai berikut :
2 NaOH + CO2 Na2CO3 + H2O
- Bereaksi dengan asam lemak bebas ( FFA ) dengan konsentrasi rendah, di bawah 0,5 normal. Sesuai
dengan reaksi sebagai berikut :

- Dengan asam klorida membentuk garam sesuai denganreaksi sebagai berikut :


HCl + NaOH NaCl + H2O
Produk samping yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

Kalsium Karbonat (CaCO3)


Sifat fisika:

Fase : Padat
Warna : Putih
Kadar air : 7 10 % H2O
Bulk density : 1,3 ton/m3
Spesific gravity : 2,49 gr/cm2
Kandungan CaO : 47 56 %
Kuat tekan : 31,6 N/mm2
Silika ratio : 2,6
Alumina ratio : 2,57. (Puja Hadi Purnomo, 1994)
Sifat Kimia:

Mengalami kalsinasi, dengan reaksi:

CaCO3 CaO CO2 (R.H. Perry, 1984)


T= 700-9000C
2.2.2 Proses produksi NaOH dari Elektrolisa Garam
Bahan baku yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Natrium Klorida (NaCl)
Sifat fisika
- Berbentuk Kristal
- Tidak berwarna
- Higroskopis
- Sedikit larut dalam alkohol dan larut dalam air dan gliserol
- Memiliki berat molekul 58,44
- Berbentuk padatan putih dengan struktur bongkahan Kristal
- Titik lelehnya 800,6oC
- Titik didihnya 1,413oC
Sifat kimia
- Bisa didapat dari reaksi NaOH dan HCl sehingga pHnya netral
- Ikatan ionik kuat (Na+) + (Cl-) selisih elektronegatifnya lebih dari 2
- Larutannya merupakan elektrolit kuat karena terionisasi sempurna pada air.

2. Air (H2O)
Sifat fisika Air
- Rumus kimia : H2O
- Wujud pada suhu 30C, tekanan 1 atm : Cair
- Berat molekul : 18 g/gmol
- Kapasitas panas : 1 kal/gC
- Densitas : 1 g/cm3
- Konduktifitas panas : 726 kal/m.jK (Kirk and Othmer,1983)
Sifat kimia

Air memiliki rumus kimia H2O, satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat
secara kovalen pada satu atom oksigen. Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting,
yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garamgaram,
gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.
Produk yang dihasilkan
1. Sodium Hidroksida (NaOH)
Sama seperti yang telah dijelaskan diatas

Produk samping yang dihasilkan adalah sebagai berikut:


1. Hidrogen (H2)
Sifat Fisik :
- Rumus kimia : H2
- Berat molekul : 2,016 gr/gmol
- Fase pada temperatur kamar : gas
- Titik didih : -252,80C
- Titik lebur : -259,20C
- Kapasitas panas : 6,483 +(2,215.10-3)T +(-3,298.10-6) T2 + (1,826.10-9) T3 kkal/gmol.K
Sifat Kimia
Hidrogen merupakan unsur yang paling ringan. Molekul hidrogen meliputi dua bentuk, yaitu
ortho dan para dari orientasi spin atom tetapi sifat keduanya sama. Dalam industri hidrogen
digunakan sebagai pereduksi logam oksida seperti pada besi untuk pengelasan, serta operasi
pengerjaan logam lainnya. Beberapa proses industri yang dalam proses sintesanya
menggunakan hidrogen adalah proses amonia, asam hipoklorit, metanil dan aldehid. Selain itu
juga untuk menghidrogenasi bermacam-macam produk petroleum, edible oil dan batu bara.

2. Klorin (Cl2)
Sifat fisika:
Rumus molekul : Cl2
Berat molekul : 70,91 kg/kgmol
Titik didih (1 atm) : -34,050C
Titik beku (1 atm) : -100,980C
Wujud (250C, 1 atm) : gas
Densitas gas : 2,48 kg/m3
Densitas cairan : 3,213 kg/m3
Tekanan kritis : 7,7108 MPa
Volume kritis : 0,001745 m3/ kg
Suhu kritis : 417,15 K
Viskositas cairan : 0,34 cP
Viskositas gas : 0,014 cP
Panas laten penguapan : 287,4 J/g

Sifat Kimia
Klorin tidak bereaksi langsung dengan oksigen atau nitrogen. Pada kondisi tertentu dapat
bereaksi dengan amonia cair membentuk monokloroamin, dikloroamin atau nitrogen
triklorida, menurut reaksi sebagai berikut :
NH3 + Cl2 NH2Cl + HCl
NH3 + 2 Cl2 NHCl2 + 2 HCl
NH3 + 3 Cl2 NCl3 + 3 HCl

Klorin mempunyai afinitas yang besar terhadap hidrogen. Contoh : klorin bereaksi dengan
hidrogen sulfit membentuk hidrogen klorida, menurut reaksi sebagai berikut:
H2S + Cl2 2 HCl + S
Klorin digunakan sebagai chlorinating agent untuk beberapa senyawa organik. Klorin bereaksi
dengan beberapa hidrokarbon, memanfaatkan kembali satu atau lebih atom hidrogen dan membentuk
hidrogen klorida sebagai produk samping. Contoh : metana dapat diklorinasi membentuk metil
klorida, meskipun pada umumnya cara yang digunakan adalah hidroklorinasi dari methanol
menggunakan hidrogen klorida. Reaksi yang terjadi :

CH4 + Cl2 CH3Cl + HCl


CH3OH + HCl CH3Cl + H2O
Klorin bereaksi dengan hidrokarbon tak jenuh membentuk klorinasi hidrokarbon. Reaksi yang terjadi :
CH2 = CH2 CH + Cl2 ClCH2CH2ClCH ( Kirk & Othmer, vol. 1,1992)

2.3 Analisis Pemilihan Proses


Tabel Perbandingan pembentukan NaOH berdasarkan analisa proses

No Parameter Continuous Door Elektrolisa Continuous Elektrolisa


. Causticizing Door
Causticizing
1. Bahan baku Soda Ash (Na2CO3) NaCl + +
dan Lime (Ca(OH)2).

2. Reaktor
Bentuk CSTR Tangki Elektrolisa + -
Sifat Eksotermis Elektrik (Arus DC) + -

3. Konversi >50% 11-28% + -

4. Equipment Mudah didapat Mudah didapat + +

Berdasarkan data di atas, proses yang dipilih adalah proses no. 1, proses produksi NaOH dari lime dan soda
ash (Continuous Door Causticizing). karena konversi NaOH yang dihasilkan paling besar, yaitu 50%. Selain
itu prosesnya juga sering digunakan dalam industri dan bahan baku yang digunakan juga mudah di dapat.

2.4 Tahapan Sintesa proses


Tahapan sintesa proses pembuatan NaOH dari lime dan soda ash (Continuous Door Caustizing) adalah
sebagai berikut:
Step 2. Distribute the Chemicals
Menggunakan reactor tangki berpengaduk.
NaOH
Na2CO3
Reaktor CSTR
Ca(OH)2 CaCO3

Pada tahap ini, Na2CO3 dan Ca(OH)2 direaksikan di dalam reaktor dengan tipe CSTR. Produk keluar berupa NaOH
sebagai produk utama dan CaCO3 sebagai produk samping.
Step 3. Eliminate Differences in Composition

Pada tahap ini, produk yang keluar dari reactor berupa NaOH dan CaCO 3 kemudian dipisahkan dengan
menggunakan alat pemisah yang berupa thickener, evaporator, kristalisator, sentrifuge dan dryer.

Step 4. Eliminate Differences in Temperature, Pressure and Phase.


BAB III
FLOWSHEET
3.1 Deskripsi proses

Bahan baku berupa padatan Na2CO3 dari suplier disimpan dalam gudang penyimpanan.
Dengan menggunakan screw conveyor, Na2CO3 didistribusikan kedalam mixer untuk dicampur
dengan air dan padatan Ca(OH)2 yang berasal dari gudang penyimpanan Ca(OH) 2.

Keluaran dari mixer yaitu berupa campuran Na2CO3 dan Ca(OH)2 dipompa menuju heat
exchanger untuk menaikkan suhu dari 30OC menjadi 85OC. Larutan yang keluar dari heat
exchanger dipompa menuju reaktor.

Campuran yang sudah masuk reaktor kemudian bereaksi selama 1 jam dengan suhu 85 oC
tekanan 1 atm. Setelah diaduk selama sekitar 1 jam, kemudian diendapkan didalam thickener.
Larutan hasil pemisahan dari thickener mengandung NaOH dengan kadar 10-15%.

Endapan yang keluar sebagai hasil bawah thickener dipompa ke thickener yang lain untuk
diambil kandungan NaOH dan Na2CO3 dengan jalan menambahkan air panas ke dalam thickener
tersebut. Larutan hasil yang diperoleh adalah larutan encer yang digunakan untuk make up
Na2CO3 sedangkan padatan CaCO3 didstribusikan menuju spray dryer untuk dikeringkan dan
kemudian ditampung di tangki penampung.

Larutan NaOH dari thickener pertama dipompa menuju evaporator untuk memekatkan
larutan NaOH dengan kadar 50%. Uap air yang terbentuk dari evaporator dikondensasi menuju
ke water tank. Larutan jenuh NaOH yang keluar dari evaporator pada suhu 144oC selanjutnya
dipompa menuju cooler untuk menurunkan suhu larutan sehingga suhunya menjadi 80 oC.
Selanjutnya larutan dialirkan menuju crystallizer sedangkan uapnya dikondensasi menuju
barometric condenser. Crystallizer yang digunakan adalah swenson forced circulation
crystallizer. Mother liquor dan kristal yang terbentuk dipisahkan melalui centrifuge. Mother
liquor dipompa menuju heat exchanger untuk dinaikkan suhunya menjadi 85oC dan direcycle
untuk diproses kembali pada reaktor.

Kristal yang telah dipisahkan dari centrifuge selanjutnya dialirkan menggunakan screw
conveyor untuk dikeringkan dalam rotary dryer. Proses pengeringan dilakukan dengan
menguapkan airnya menggunakan steam yang tidak kontak langsung pada bahan. Sebagai media
pemanas dalam rotary dryer digunakan saturated steam. Kristal natrium hidroksida yang telah
kering diangkut menggunakan belt conveyor menuju gudang penyimpanan.

3.2 Heuristic Process


a. Reaction operations

Heuristic 1
Select raw materials and chemical reactions to avoid, or reduce, the handling and storage of
hazardous and toxic chemicals.
Pemilihan bahan baku berupa Na2CO3 dan Ca(OH)2 karena bahan tersebut lebih aman dan
mudah penyimpanannya dibandingkan dengan penyimpanan Hg pada proses elektrolisa.
b. Distribution of chemicals

Heuristic 6
By product that are produced in reversible reactions, in small quantities,are usually not
recovered in separators or purged. Instead, they are usually recycled to extinction.
Pada proses ini, mother liquor hasil pemisahan di centrifuge dipanaskan terlebih dahulu di
heat exchanger untuk direcycle ke reaktor. Larutan Na 2CO3 yang tidak bereaksi dan masih
terikut dalam CaCO3 dan telah dipisahkan pada thickener II dikembalikan ke mixer tank
untuk dimanfaatkan kembali.
Heuristic7
For competing reactions, both in series and parallel, adjust the temperature, pressure,
and catalyst to obtain high yields of the desired products. in the initial distribution of
chemicals, assume that these can be satisfied. Before developing a base case design,
obtain kinetics data and check this assumption
Kondisi operasi dipilih suhu reaksi pada proses pembuatan pada suhu 85 oC. Suhu ini
dipilih karena solvent akan menguap pada suhu 100 oC.
c. Separation operations liquid and vapour mixtures

Heuristc 9
Separate liquid mixtures using distillation, stripping, enhanced (extractive, azeotropic,
reactive) distillation lizuid-lizuid extraction, crystallization, and/or adsorption
Pemisahan menggunakan thickener untuk memisahkan NaOH dan Na2CO3. Sedangkan
pemisahan antara kristal NaOH dan mother liquor dilakukan dengan menggunakan
centrifuge. Untuk memekatkan larutan digunakan evaporator. Alat ini memisahkan
larutan NaOH dengan solventnya.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Daftar Produsen NaOH di Indonesia

Nama Perusahaan Lokasi Kapasitas


(ton/tahun)
DRY Cilegon 285.000
PT Asahimas Subentra Serang 215.000
Chemicals
PT Sulfindo Adiusaha
LIQUID Sidoarjo 12.000
PT Industri Soda Indonesia Medan 6.400
PT Soda Sumatera Porsea 33.000
PT Inti Indorayon Utama Riau 10.000
PT Indah Kiat Pulp and Paper Probolinggo 9.000
PT Kertas Letjes Sidoarjo 7.200
PT Tjiwi Kimia Banyuwangi 6.850
PT Kertas Basuki Rachmat Padalarang 750
PT Kertas Padalarang Mojokerto 15.000
PT Pakerin Surabaya 1.800
PT Suparma Gresik 12.000
PT Miwon Indonesia Sidoarjo 3.600
PT Sasa Fermentasi
[Sumber: CIC Indochemichal NO.300,200]

4.2 Kesimpulan
Proses pembuatan NaOH ada 2 cara, continuous door causticizing dan elektrolisis.
Berdasarkan analisa proses pembuatan NaOH tersebut, proses continuous door
causticizing yang lebih efisien dari pada proses elektrolisa. Proses continuous door
causticizing menghasilkan konversi yang lebih tinggi dibandingkan dengan proses
elektrolisa. Selain itu peralatannya mudah didapat, bahan bakunya mudah didapat. Pada
proses continuous door causticizing didapatkan produk utama NaOH dan produk samping
CaCO3.
Proses pembuatan NaOH secara continuous door causticizing menggunakan bahan baku
Na2CO3 dan CaOH2. Larutan Na2CO3 dicampur dengan Ca(OH)2 yang menghasilkan
larutan NaOH yang diinginkan. Prosesnya dapat dilakukan secara batch. Reaksi
berlangsung pada temperature 850C selama 1 jam.
4.3 Saran
Perlu adanya perancangan proses yang berbeda dengan adanya bahan baku, proses dan
peralatan yang lebih efisien serta menghasilkan produk yang lebih optimal dengan biaya
produksi yang lebih rendah.
DAFTAR PUSTAKA
Pembuatan NaOH 2, http://id.scribd.com/doc/89898248/PEMBUATAN-NaOH-2#download ,
akses: 25 Mei 2013
Flowsheet NaOH , http://id.scribd.com/doc/89900937/flowsheet-naoh , akses: 25 Mei 2013
Makalah kaustik soda atau natrium hidroksida, http://faiz-
einstein.blogspot.com/2011/04/makalah-kaustik-soda-atau-natrium.html, akses: 25 Mei 2013
Pabrik Caustic Soda Dari Limestone Dan Soda Ash Dengan Proses Continuous Dorr
Causticizing, http://eprints.upnjatim.ac.id/2320/1/File_1.pdf, akses: 1April 2012
Proses Pembuatan Caustic Soda (NaOH), http://farisarizki.blogspot.com/2010/10/proses-
pembuatan-caustic-soda-naoh.html, akses: 3 April 2012
Proses pembuatan NaOH, http://wahyutriastuti.blogspot.com/2010/07/ii-pemilihan-dan-
uraian-proses.html, akses: 1 April 2012

Anda mungkin juga menyukai